bab iv program arstektur 4.1. konsep program arsitektur …repository.unika.ac.id/15431/5/13.11.0005...

24
135 BAB IV PROGRAM ARSTEKTUR 4.1. Konsep Program Arsitektur 4.1.1. Aspek Citra Citra yang ingin dibangun pada projek “Pusat Layanan Pariwisata di Semarang” ini adalah sebagai bangunan pelayanan pariwisata yang ikonik di kota Semarang. Ikonik disini memiliki makna bahwa sebagai bangunan pelayanan pariwisata secara terpadu dapat menunjang kegiatan pariwisata yang ada di Jawa Tengah, dan orang-orang, khususnya para wisatawan dengan mudah mengingat bangunan ini sebagai satu-satunya tempat sebagai fasilitas pelayanan kegiatan pariwisata. Citra arsitektur ini diciptakan setelah mengkaji beberapa studi, diantaranya: Studi kontekstual bentuk bangunan pemerintahan di Jawa Tengah. Studi ikon pariwisata Semarang dan Jawa Tengah. Studi kontekstual arsitektur sekitar. Setelah mengkaji beberapa studi di atas, ditentukanlah tema arsitektur kontekstual, karena tema inilah yang dapat mewakili citra pariwisata Jawa Tengah yang begitu beragam.

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 135

    BAB IV

    PROGRAM ARSTEKTUR

    4.1. Konsep Program Arsitektur

    4.1.1. Aspek Citra

    Citra yang ingin dibangun pada projek “Pusat Layanan

    Pariwisata di Semarang” ini adalah sebagai bangunan pelayanan

    pariwisata yang ikonik di kota Semarang. Ikonik disini memiliki

    makna bahwa sebagai bangunan pelayanan pariwisata secara

    terpadu dapat menunjang kegiatan pariwisata yang ada di Jawa

    Tengah, dan orang-orang, khususnya para wisatawan dengan

    mudah mengingat bangunan ini sebagai satu-satunya tempat

    sebagai fasilitas pelayanan kegiatan pariwisata. Citra arsitektur ini

    diciptakan setelah mengkaji beberapa studi, diantaranya:

    Studi kontekstual bentuk bangunan pemerintahan di Jawa

    Tengah.

    Studi ikon pariwisata Semarang dan Jawa Tengah.

    Studi kontekstual arsitektur sekitar.

    Setelah mengkaji beberapa studi di atas, ditentukanlah tema

    arsitektur kontekstual, karena tema inilah yang dapat mewakili

    citra pariwisata Jawa Tengah yang begitu beragam.

  • 136

    4.1.2. Aspek Fungsi

    Bangunan ini memiliki fungsi utama sebagai bangunan

    pelayanan umum di bidang pariwisata di Jawa Tengah yang

    terpadu, meliputi Pusat Informasi Pariwisata Jawa Tengah, Shuttle

    Bus antar kota, Unit Layanan Paspor, Travel dan Tour.

    Sedangkan fungsi penunjangnya mewadahi berbagai kegiatan

    atraksi budaya hingga kegiatan kepariwisataan yang dikelola

    Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, juga Dinas Pemuda Olahraga

    dan Pariwisata.

    4.1.3. Aspek Teknologi

    Secara arsitektural, bangunan ini menyediakan teknologi

    untuk fasilitas utamanya yaitu proyektor pada teater, outdoor

    building projection, dan Touch Screen Publik Interactive

    Information untuk menunjang kegiatan-kegiatan di dalamnya.

    4.2. Tujuan – Faktor – Penentu Faktor Persyaratan Perancangan

    4.2.1. Tujuan Perancangan

    - Menciptakan sebuah sarana layanan pariwisata yang terpadu,

    yang dapat melayani kebutuhan pariwisata para wisatawan

    (mancanegara dan nusantara) yang berada di Semarang,

    khususnya yang ingin berwisata ke destinasi-destinasi wisata

    yang berada di provinsi Jawa Tengah.

    - Memperkenalkan destinasi wisata dan event-event yang ada di

    Provinsi Jawa Tengah.

  • 137

    - Menumbuhkembangkan minat berwisata dalam negeri,

    terutama di Jawa Tengah sendiri.

    - Menyediakan sarana transportasi antar kota dengan destinasi

    kota yang memiliki potensi wisata di Jawa Tengah (Jogja,Solo,

    Semarang, Karimun Jawa, Magelang, Pekalongan, Jepara,

    Ambarawa, dll).

    - Menyediakan sarana untuk mewadahi kegiatan pameran

    kepariwisataan.

    - Menyediakan sarana untuk mewadahi kegiatan pertemuan

    penting berkaitan dengan kegiatan kepariwisataan seperti

    kegiatan konferensi pers, seminar kepariwisataan, dan lain-lain.

    - Menciptakan sebuah bangunan pelayanan pariwisata yang

    dapat dijadikan ikon layanan pariwisata JawaTengah.

    4.2.2. Faktor Penentu Perancangan

    Faktor Lingkungan

    Kondisi lingkungan menjadi salah satu faktor penting

    dalam perancangan gedung Pusat Layanan Pariwisata ini, baik

    karena keadaan tapaknya maupun karena bangunan di

    sekitarnya, karena bangunan ini akan menjadi sebuah pusat

    dimana turis-turis akan datang dan mencari info mengenai

    kewisataan di Jawa Tengah, sehingga pemilihan Kota

    Semarang menjadi lokasi bangunan dikarenakan Kota

    Semarang merupakan Ibu Kota dari Jawa Tengah sendiri.

  • 138

    Persyaratan Ruang dan Bangunan

    Dari studi literatur dan analisis yang telah dilakukan,

    ruang-ruang yang dihasilkan harus bisa sesuai dengan

    fungsinya dan dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna

    dalam beraktivitas.

    Faktor Peraturan

    Pertimbangan akan batasan oleh peraturan undang-

    undang berupa standar pendidikan nasional, GSB, KDB, KLB,

    dan sebagainya.

    4.2.3. Faktor Persyaratan Perancangan

    a. Persyaratan Arsitektur

    - Bentuk bangunan yang mencerminkan kepariwisataan Jawa

    Tengah, tetapi tidak mendominasi di lingkungan sekitarnya

    (serasi).

    - Persepsi arsitektur yang sesuai dengan fungsi, yaitu menjadi

    sebuah kompleks yang menyediakan layanan pariwisata.

    - Bentuk, ruang, dan tatanan yang terintegrasi; yang

    merespon iklim tropis panas lembab dan merespon

    kebudayaan setempat.

    - Konsep arsitektur yang sesuai dan jelas sehingga dapat

    dinikmati dan dikenali oleh masyarakat secara umum

    sebagai ikon pariwisata Jawa Tengah.

  • 139

    b. Persyaratan Bangunan

    - Mengutamakan pencahayaan, penghawaan alami untuk

    ruang-ruang publik.

    - Teknologi bangunan yang merespon iklim tropis panas

    lembab. Seperti teknologi penampungan air hujan,

    mencegah tempias air hujan, pemanfaatan sinar matahari,

    pencegahan cahaya matahari langsung ke dalam bangunan.

    - Penggunaan bahan bangunan yang dapat mereduksi panas

    matahari masuk ke dalam bangunan.

    - Sistem proteksi bangunan terhadap bencana, secara aktif

    maupun pasif. Pasif berupa sistem konstruksi tahan gaya

    lateral, kebakaran, emergency exit; sedangakan sistem

    proteksi aktif berupa sistem pemadam kebakaran, deteksi &

    alarm, listrik cadangan, pengendalian asap kebakaran, pusat

    pengendali kebakaran.

    - Penempatan instalasi jaringan kabel listrik, telepon,

    pemipaan harus mudah diamati, dioperasikan, dipelihara,

    tidak membahayakan, mengganggu dan merugikan

    lingkungan.

    c. Persyaratan Lingkungan

    - Lingkungan yang strategis dan terintegrasi untuk kegiatan

    pariwisata.

  • 140

    - Projek sebisa mungkin berdampak positif bagi lingkungan

    sekitar; mulai dari pariwisata, perekonomian, sosial dan

    kebudayaannya.

    - Dengan adanya projek dapat memperbaiki iklim mikro

    setempat.

    - Peruntukkan fungsi lahan yang sesuai dengan RTRW

    Kabupaten/Kota dan/atau Rencana Teknis Ruang Kota.

    - Terjangkau oleh fasilitas-fasilitas kota.

    4.3. Program Arsitektur

    4.3.1. Program Kegiatan

    a. Perhitungan Luas Bangunan

    Unit Kegiatan Pelayanan Pariwisata

    No Nama Ruang Luas Total

    1 Counter Info

    Pariwisata 247 m2

    1114m2

    2 Galeri Info Pariwisata 206 m2

    3 R. Panel Info

    Pariwisata 12 m2

    4 Counter ASITA 39 m2

    5 R. Keanggo

    taan 31 m2

    6 Counter Info Shuttle 10 m2

    7 R. Loket 21 m2

    8 R. Tunggu 173 m2

    9 R. Keberang

    katan 38 m2

    10 R. Kedatangan 38 m2

  • 141

    11 Counter Info

    Semarang City Tour 10 m2

    12 R. Tunggu 58 m2

    13 Retail biro tour & travel 38 m2

    14 R. Info layanan paspor 10 m2

    15 Counter ambil tiket 6 m2

    16 R. Tunggu 150 m2

    17 R. Loket 4 m2

    18 R. Foto & Wawancara 9 m2

    19 R. Arsip 14 m2

    Unit Kegiatan Penunjang

    20 Exhibition hall 1.616 m2

    2184,2m2

    21 Panggung 120 m2

    22 R. Persiapan tampil 10,2 m2

    23 R. Ganti 6 m2

    24 Retail oleh-oleh 65 m2

    25 Retail cafe 61 m2

    26 Retail money changer 11 m2

    27 Foodcourt 225 m2

    28 ATM Corner 6m2

    29 Lounge 25 m2

    30 Musholla 30 m2

    31 Loker Penitipan 9 m2

    Unit Kegiatan Pengelola

    32 R. CEO 10 m2

    214m2 33 R. General Manager 7 m2

  • 142

    34 R. Event Manager 28 m2

    35 R. Sekretariat 28 m2

    36 R. Administrasi 14 m2

    37 R. Marketing 28 m2

    38 R. Humas 28 m2

    39 R. HRD 28 m2

    40 R. Operasional

    Bangunan 28 m2

    41 R. Tamu Pengelola 5 m2

    42 Office Lounge 5 m2

    43 Office Pantry 5 m2

    Kegiatan Service

    44 Resepsionis & Lobby

    hall 11 m2

    345m2

    45 Toilet/WC

    Pria 110 m2

    46 Toilet/WC Wanita 76 m2

    47 Toilet/WC

    Difabel 4 m2

    48 Janitor 11 m2

    49 Gudang 48 m2

    50 Keamanan 5 m2

    51 R. CCTV 25 m2

    52 R. Panel Listrik 5 m2

    53 R. Generator 12 m2

    54 R. Panel Telepon 5 m2

    55 R. Penghawaan 25 m2

    56 R. Pompa 8 m2

  • 143

    Luas Unit Kegiatan 3977m2

    Sirkulasi 10%

    Total Luas Bangunan 4375m2

    Studi Luas Lahan Parkir

    Pengelola: 292 orang per hari

    Mobil (15%) : 13 orang, (80%) = 10 mobil

    Motor (75%) : 63 orang, (60%) = 50 motor

    Kendaraan umum (10%) : 8 orang

    Pengunjung

    Pengunjung total 692 orang per hari (maks)

    Mobil (10%): 70 orang

    2 penumpang (40%) : 14 mobil

    4 penumpang (60%) : 11 mobil

    Motor (60%) : 415 orang, (60%) 249 motor

    Kendaraan umum (20%) : 138 orang

    Total Kebutuhan Parkir Kendaraan

    Motor pengelola (NAD)

    Total Luas Lahan Parkir

    Tabel 4.1. Perhitungan program ruang

    Sumber : Analisis pribadi, 2017

  • 144

    1.188 m2 + sirkulasi 20% = 1.426 m2

    b. Perhitungan Luas Lahan

    Regulasi Semarang Tengah (BWK I)

    KDB 60%, Bangunan Pelayanan Umum maks. 3 lantai dan

    KLB 1,8, GSB 23 meter.

    Luas Kebutuhan Tapak

    = Luas Total Bangunan : KLB

    = 4.375 m2 : 1,8

    = 2.431 m2

    Luas Lantai Dasar

    = KDB 60% x Luas Kebutuhan Tapak

    = 0,6 x 2.431 m2

    = 1.458,6 m2

    Luas Ruang Terbuka

    = Luas kebutuhan tapak – Luas lantai dasar

    = 2.431 m2 – 1.458,6 m2

    = 972,4 m2

    Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH)

    = 40% x Luas Ruang Terbuka

    = 0,4 x 972,4 m2

    = 388,96 m2

    Luas Kebutuhan Ruang Parkir Tambahan

    = Luas Ruang Parkir – (Ruang Terbuka – RTH)

  • 145

    = 1.426 m2 – (972,4 m2 – 388,96 m2)

    = 842,56 m2

    4.3.2. Program Sistem Struktur

    Pemilihan struktur dan material bangunan berdasarkan pada

    kondisi eksisting di lapangan tempat perancanaan bangunan

    Pusat Layanan Pariwisata dan kesesuaiannya terhadap faktor

    kenyamanan, keamanan, dan kebutuhan dari pelakunya sendiri.

    Sistem Struktur Sistem Enclosure

    Sub – Structure

    Pondasi Lajur batu

    kali

    Pondasi Footplat

    (low rise building)

    Lantai Keramik

    Vinyl Laminate Floor

    Lantai Tegel

    Middle – Structure

    Struktur Dinding

    Struktur Rangka

    Beton

    Bata Ringan

    Batu Bata

    Papan Kalsiboard

    Dinding Kaca

    Dinding ACP

    Upper – Structure Rangka Baja

    Dak Beton

    Plafond Gypsum

    Plafond Kalsiboard

    Genteng tanah liat

    glazur.

    4.3.3. Program Sistem Utilitas

    Sistem jaringan air bersih menggunakan sistem downfeed

    system, sumber dari PDAM Kota Semarang, dan sumber air

    lain seperti polder.

    Tabel 4.2. Program sistem struktur

    Sumber : Analisis pribadi, 2017

  • 146

    Perhitungan kebutuhan air bersih

    Fungsi Bangunan Unit Kebutuhan

    (liter/hari)

    Apartemen Orang 135-225

    Bioskop/Teater Kursi 15

    Hotel Orang 185-225

    Kantor Orang 45-90

    Restoran/Kafetaria Kursi 70

    Rumah sakit Tempat tidur 280-470

    Sekolah tanpa

    asrama Murid 45-90

    Sekolah berasrama Murid 135-225

    a. Kebutuhan air bersih harian

    Q = n x kebutuhan air per hari

    Gambar 4.1. Sistem jaringan air bersih pada bangunan bertingkat.

    Sumber : https://junaidawally.blogspot.co.id/2015/11/sistem-

    plambing-air-minum.html

    Tabel 4.3. Kebutuhan air berdasarkan satuan fungsi bangunan

    Sumber : Jimmy S. Dan Juwana, 2005

  • 147

    Ket: Q= kebutuhan air bersih rata-rata per hari (lt/hr), n=

    jumlah pengguna bangunan dalam satu hari

    Q total = Q kantor + Q pengunjung

    = (292 orang x 60 liter) + (692 orang x 15 liter)

    = 27.900 liter/hari

    Asumsi kebutuhan air tambahan 20% untuk mengatasi

    kekurangan, bocor, penyiraman tanaman, dan lain-lain

    dengan perhitungan sebagai berikut:

    Qd = (100% + 20%) x Q

    = 120% x 27.900 lt/hari

    = 33.480 lt/ hari

    = 33,48 m3/hari

    b. Kebutuhan air bersih rata-rata per jam

    Qh = Qd/T

    Keterangan: Qh = kebutuhan air bersih rata-rata per jam

    (lt/menit), T = Rentang waktu pemakaian setiap 1 jam.

    Qh = 33,48 m3/1

    Qh = 33.480 liter/menit

    c. Kebutuhan air pada jam puncak

    Qhmax = C x Qh

    Keterangan: Qhmax = Kebutuhan air jam puncak (lt/menit), C

    = Koefisien maksimum 1,5-2,0.

    Qhmax = 1,5 x 33.480 lt/menit

  • 148

    = 50,22 m3/menit

    d. Volume ground tank

    Vgt = 40% x Qd

    = 0,4 x 33.480 liter

    = 13,392 m3

    e. Volume kebutuhan tandon atas

    Vta = 15% x Qd

    = 15% x 33.480 liter

    = 5,022 m3

    Menerapkan sistem limbah blackwater dan greywater

    treatment.

    Sistem pengolahan sampah menggunakan corong

    pembuangan sampah yang dibuat serong ke bawah agar

    sampah yang dibuang dari atas tidak masuk ke lantai di

    bawahnya (Shaft sampah)

    Gambar 4.2. Sistem limbah black water & grey water

    Sumber : http://slideplayer.info/slide/2983192/

  • 149

    Sumber tenaga listrik berasal dari PLN dan genset ketika listrik

    padam.

    Perhitungan kebutuhan listrik

    Untuk bangunan kegiatan sosial dan pelayanan umum, standar

    penyediaan listrik hingga 80 kVA/Ha (Standar Kebijakan

    Penyediaan Listrik, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik

    PT PLN 2013-2022). Dari sumber lain (Rencana

    Pengembangan Tata Ruang Kawasan Kota Terpadu Mandiri,

    2011) kebutuhan listrik maksimum 40-60 watt/m2 atau 25%

    dari seluruh kebutuhan rumah tangga.

    Perkiraan kebutuhan listrik:

    Luas ruang x kebutuhan listrik per m2

    4.375 m2 x 60 watt/m2

    262,5 kW :24 jam 10,9375 kW/jam.

    Gambar 4.3. Shaft sampah (trash chute’)

    Sumber : kompasiana.com

  • 150

    Jaringan telepon dan kabel fiber optik berasal dari Telkom.

    Pencahayaan alami berupa bukaan-bukaan jendela, roster.

    Pencahayaan buatan dengan memaksimalkan penggunaan

    lampu LED untuk menghemat listrik.

    Memberi bukaan dinding untuk memaksimalkan penghawaan

    alami berupa ventilasi, lubang roster, dan lainnya. Dan

    didukung dengan penghawaan buatan berupa AC maupun

    kipas angin.

    Pemanfaatan teknologi seperti Outdoor Building Projection dan

    Touch Screen Public Interactive Information.

    Gambar 4.4. Fiber To

    The Office (FTTO)

    system

    Sumber :

    microsens.com

  • 151

    4.3.4. Program Lokasi dan Tapak

    Lokasi tapak: Jl. Pengapon, Kelurahan Tanjung Mas,

    Kecamatan Semarang Utara, Bagian Wilayah Kota III, Semarang.

    Batas tapak sebelah utara adalah Jl. Pengapon yang merupakan

    jalan arteri sekunder, batas sebelah timur merupakan TK-PG

    Marsudirini Fatima, sebelah selatan merupakan lahan kosong,

    Gambar 4.5. Outdoor Projection salah satu bangunan di Buckingham

    Palace, London

    Sumber : theprojectionstudio.com

    Gambar 4.6. Touch screen public intractive

    information

    Sumber : http://www.oskglobal.com/

  • 152

    sebelah barat adalah Jl. Cendrawasih yang merupakan jalan

    kolektor.

    Gambar 4.7. Peta tapak terpilih di kelurahan Tanjung Mas (arsir)

    Sumber : CAD Kota Semarang

    KETERANGAN:

    = Stasiun Besar

    Semarang Tawang

    = Polder Tawang

    = Hotel Pelangi Indah

    = TK-PG Marsudirini

    = Sekolah Tinggi

    Pastoral

    = Lokasi Tapak

    = Jl. Ronggowarsito

    arah pelabuhan Tanjung Mas

    Semarang

    = Jl. Pengapon arah Jl.

    Kaligawe dan Tol Tanjungmas-

    Srondol

    = Jl. Tawang arah

    menuju Jl. Pemuda

  • 153

    Foto-foto eksisting:

    Gambar 4.8. Jl. Tawang

    arah menuju ke Jl.

    Cendrawasih

    Sumber : Dokumen

    Pribadi, 2016

    Gambar 4.9. Jl.

    Cendrawasih

    Sumber : Dokumen

    Pribadi, 2016

    Gambar 4.10. Jl.

    Pengapon

    Sumber : Dokumen

    Pribadi, 2016

  • 154

    ASPEK KEKUATAN ALAMI

    Iklim Iklim tropis panas lembab, suhu rata-rata 25-34oC

    Topografi Kemiringan: datar

    Vegetasi Ketapang, trembesi, glodok, asam

    Potensi Sumber Air PDAM, sumur

    Arah Angin Tenggara-Barat laut/ Barat laut-Tenggara

    Keadaan Lingkungan

    Tapak merupakan dealer mobil dan tanah kosong

    ASPEK KEKUATAN BUATAN

    Peraturan Pemerintah

    Perda kota Semarang no. 14 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Semarang tahun 2011-2031, Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) no. 8 tahun 2004 tentang BWK III (Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Barat) tahun 2000 – 2010, RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Jawa Tengah 2013-2018, RPJMD kota Semarang tahun 2016-2021 mengenai rencana pembangunan kepariwisataan.

    Regulasi

    KDB : max. 60% KLB : 1,8 GSB Jl. Pengapon : 23 m GSB Jl. Cendrawasih: 12 m

    Gambar 4.11. Jl. Merak

    Sumber : Dokumen

    Pribadi, 2016

  • 155

    Fungsi dan Hirarki

    Pusat perkantoran, perdagangan, dan jasa.

    Pusat transportasi udara dan transportasi laut. Pusat pelayanan kota. Sub pusat pelayanan kota ; perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, peribadatan, pelayanan umum.

    ASPEK AMENITAS ALAMI

    View

    View from site: polder Tawang, stasiun Tawang, Alun-alun Tawang View to site: SD Marsudirini, Jl. Pengapon, Jl. Cendrawasih.

    Topografi Jenis tanah aluvium muda abu-abu

    Air

    Curah hujan sebesar 126 m3 per tahun dan tingkat kelembaban 50% hingga 70%. Dengan periode bulan basah bulan November hingga bulan April.

    ASPEK AMENITAS BUATAN

    Jaringan Kota/Kawasan

    Listrik PLN, air PDAM, sumber air polder Tawang, telepon PT. Telkom, trayek bus antar kota, BRT, stasiun Tawang, pelabuhan Tanjung Mas, jalur pantura, pusat wisata sejarah kawasan Kota Lama Semarang.

    Citra Arsitektural Arsitektur kolonial dengan atap pelana, limasan.

    Potensi: Rute yang terintegrasi dengan sistem pariwisata

    Jawa Tengah dan Semarang, jalur dilalui moda transportasi antar

    kota di Jawa Tengah, akses ke jalan tol langsung, pelabuhan dan

    jalur Pantura yang memudahkan perjalanan antar kota di Jawa

    Tengah, Kota Lama ditargetkan menjadi warisan budaya

    UNESCO tahun 2020.

    Kendala: Rob dan banjir musiman terutama musim hujan.

    Tabel 4.4. Amenitas alami dan buatan tapak

    Sumber : Analisis pribadi, 2017

  • 156

    Untuk area hijau baik di dalam tapak maupun di dalam

    bangunan akan dipilih beberapa jenis vegetasi yang dapat

    mengurangi jumlah polutan udara dan rindang sehingga kompleks

    bangunan pelayanan pariwisata ini bisa lebih teduh dan juga

    tanaman sebagai elemen estetis tapak.

    No Jenis Vegetasi Deskripsi

    Vegetasi Peneduh

    1 Pohon Ketapang

    Pohon Ketapang

    Sumber:

    https://jualbibittanaman.files

    .wordpress.com/

    Pohon Ketapang merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara dan cukup umum ditemukan. Pohon ini memiliki tajuk yang cukup lebar dan daunnya tidak mudah rontok sehingga cocok

    untuk peneduh.

    2 Pohon Trembesi

    Pohon Trembesi

    Sumber: http://baltyra.com/

    Pohon ini merupakan pohon yang besar dengan ketinggian mencapai 20 meter dan memiliki tajuk yang lebar. Pohon ini juga memiliki

    jaringan akar yang luas.

    Vegetasi Penghias

    3 Bunga Bougenville

    Digunakan sebagai alternatif tanaman hias

  • 157

    Bunga Bougenville Sumber :

    https://id.pinterest.com/

    4 Kamboja Jepang

    Kamboja Jepang

    Sumber :

    https://id.pinterest.com/

    Digunakan sebagai alternatif tanaman hias

    5 Tanaman Pucuk Merah

    Tanaman Pucuk Merah

    Sumber :

    https://id.pinterest.com/

    Digunakan sebagai alternatif tanaman hias

    6 Daun Puring

    Daun Puring

    Sumber :

    ensaflora.blogspot.co.id

    Digunakan sebagai alternatif tanaman hias

    Vegetasi Interior

    7 Tanaman Bonsai Digunakan sebagai alternatif tanaman hias interior

  • 158

    Bonsai

    Sumber : https://id.pinterest.com/

    8 Snake Plant

    Snake Plant

    Sumber : https://id.pinterest.com/

    Cukup umum dijadikan vegetasi penghias interior dan pada Digunakan sebagai alternatif tanaman hias interior

    tanaman dewasa berdaun 4/5

    helai memiliki kemampuan

    menyegarkan udara dalam

    ruangan seluas 20m2.

    Tabel 4.5. Ragam vegetasi untuk landscaping tapak

    Sumber : Analisis pribadi, 2017

    COVER.pdfHalaman Pengesahan ii.pdfHalaman Pengesahan iii.pdfHalaman Pernyataan iv.pdfPRAKATA v.pdfDAFTAR ISI vi.pdfBAB I.pdfBAB II.pdfBAB III.pdfBAB IV.pdfBAB V.pdfDAFT PUST.pdfLAMP.pdfPLAGSCAN Lampiran.pdfPLAGSCAN Lampiran1.pdf