bab iv penyajian data dan analisis data a. penyajian data iv.pdf · (1) paket bassic dengan total...
TRANSCRIPT
51
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Penyajian Data
1. Ketentuan Umum Bisnis dalam PayTren
PT. Veritra Sentosa Internasional (Treni) didirikan oleh Ustaz Yusuf
Mansur pada tanggal 10 Juli 2013, berdasarkan akta pendirian perseroan terbatas
No. 47 oleh Notaris/PPAT H. Wira Francisca, SH., MH., perusahaan ini beralamat
di Parahyangan Business Park, The Suites Blok E5-E7 Jalan Soekarno Hatta No.
693 Bandung, Jawa Barat, call centre 24 jam di 08112107888, email
[email protected] dan website di www.PayTren.co.id atau www.treni.co.id.
Pada tanggal 7 Agustus 2017 PayTren mendapatkan sertifikat halal bisnis dari
Dewan Syariah Nasional MUI, yang artinya PayTren ini berbasis sistem syariah.1
PT Veritra Sentosa Internasional (Treni) adalah Perusahaan Jasa Sistem
Pembayaran yang menyelenggarakan kegiatan usaha penerbit uang elektronik
server-based yang dalam menjalankan usahanya, salah satunya adalah
memasarkan lisensi penggunaan aplikasi PayTren yang memungkinkan
penggunanya untuk dapat belajar dan berlatih menjadi mitra bisnis perusahaan
yang dapat mendukung masyarakat luas dalam melakukan berbagai macam
aktivitas keseharian. Lisensi dipasarkan menggunakan jaringan pemasaran,
dikembangkan melalui kerjasama kemitraan atau mitra bisnis yang dikenal
dengan istilah direct selling atau penjualan langsung (rujukan definisi: Permendag
1https://www.treni.co.id/, diakses pada tanggal 10 Januari 2019, pukul 14.00 Wita.
52
32/M-DAG/PER/8/2008, Ketentuan Umum, Bab I, Pasal 1 ayat 1). PayTren dapat
digunakan pada semua jenis smartphone khususnya android (minimal ice cream
sandwich) agar dapat melakukan transaksi/pembayaran seperti halnya ATM,
internet/SMS/mobile banking, PPOB (payment point online bank) dan hanya
berlaku dilingkungan komunitas PayTren.
Jenis transaksi dalam PayTren meliputi: pembelian pulsa telepon seluler,
pembayaran jasa telekomunikasi (telepon dan speedy), pembayaran langsung
PLN, pembayaran PDAM, pembayaran televisi berlangganan, pembayaran
tagihan kredit kendaraan bermotor, pembayaran pada pedagang-pedagang
(merchants) tertentu, pembelian tiket pesawat dan kereta api (KA) dan lain-lain.2
Tabel 1. Paket Kemitraan PayTren3
NO NAMA PAKET TIPE USER
HARGA (Rp)
(sudah termasuk
PPN)
1. Starter Pack Calon Mitra Bisnis/
Candidate Business Partner 11.000,-
2.
Lisensi Mitra
Bisnis
Mitra bisnis Reguler/
Regular Business Partner 357.500,-
3.
Upgrade Lisensi
Mitra Bisnis
Mitra bisnis Eksekutif/
Executive Business Partner 10.725.000,-
Sumber: Market Plan PayTren, Syarat dan Ketentuan Serta Rencana Bisnis/Pemasaran (SKRB)
Mitra Bisnis, 2018.
Keterangan:
1) Mitra bisnis terbagi menjadi 2 (dua) klasifikasi :
2PT. Veritra Sentosa Internasional, Market Plan PayTren 2018, Syarat dan Ketentuan
Serta Rencana Bisnis/Pemasaran (SKRB) Mitra Bisnis (Bandung: Treni Network, 2018), hlm. 2-3.
3Ibid., hlm. 7.
53
a) Mitra bisnis Reguler (Bassic) dengan satu lisensi, adalah mitra bisnis dengan
potensi membangun hingga maksimum 1 jaringan dibawahnya.
b) Mitra bisnis Eksekutif (Titanium) dengan 31 lisensi, adalah mitra bisnis
dengan potensi membangun hingga maksimum 16 jaringan dibawahnya.
Syarat untuk menjadi mitra bisnis eksekutif adalah lulus program belajar
PayTren Academy sesuai ketentuan perusahaan dan telah memiliki
akumulasi komisi dan bonus sebesar minimal Rp5.000.000,-/bulan.
2) Mitra bisnis akan dikenakan biaya pemeliharaan sebesar Rp1.000,- (seribu
rupiah) per bulan (dipotong otomatis dari sisa top up deposit) apabila
pengguna tidak melakukan transaksi minimal 1 (satu) kali dalam bulan
berjalan.
3) Setiap pembelian Paket Lisensi Mitra bisnis akan disertai dengan NP2 (Nilai
Promo Perdana). Batas waktu maksimum klaim NP2 adalah 2 minggu sejak
tanggal aktivasi lisensi.4
Syarat, Ketentuan Jual Beli Lisensi, Sistem Komisi dan Bonus
a. Tata Cara Pembelian, Syarat dan Ketentuan Jual Beli Lisensi
1) Hak Mitra Bisnis
a) Memperoleh maksimal 1 (satu) Nomor Induk PayTren (NIP) yang sesuai
dengan identitas yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia
(KTP, KK, Akta lahir, SIUP/TDP, Yayasan, dan lain sebagainya);
b) Mendapatkan password dan PIN transaksi;
4Ibid.
54
c) Mendapatkan hak akses ke https://office.PayTren.co.id/loginstate.php
untuk melihat log/riwayat transaksi atau topup, daftar harga, dan lain-lain;
d) Mendapatkan komisi, bonus dan/atau bagi hasil dari perusahaan yang
besaran dan mekanismenya ditentukan berdasarkan kemampuan
perusahaan dan dicantumkan pada dokumen rencana bisnis/pemasaran
yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari SKRB;
e) Berpeluang mendapatkan promo-promo berjangka waktu dari perusahaan
yang besaran dan mekanismenya ditentukan berdasarkan kemampuan
perusahaan dan dicantumkan pada dokumen rencana bisnis/pemasaran
yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari SKRB;
f) Menukarkan Nilai Promo Perdana (NP2) dengan produk promo berjangka
waktu yang tercantum di situs/media sosial resmi milik Perusahaan seperti:
www.PayTren.co.id, www.TRENI.co.id, PayTren Official (Facebook/
Twitter/Instagram), dan lain lain, dengan batas waktu penukaran selama 2
minggu sejak aktivasi lisensi;
g) Dapat diwariskan sesuai perundangan yang berlaku di Indonesia.5
2) Kewajiban Mitra Bisnis
a) Tunduk pada SKRB aplikasi PayTren yang dapat ditemukan pada
www.TRENI.co.id dan/atau www.PayTren.co.id yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari dokumen Marketing Plan;
b) Memiliki nomor telepon bergerak (nomor HP) dan email yang masih
berlaku (valid);
5Ibid., hlm. 5.
55
c) Memiliki telepon seluler (handphone/smartphone) dengan sistem operasi
minimal Ice Cream Sandwich untuk Android, atau minimal iOS untuk
iphone/iPad;
d) Mengunduh aplikasi PayTren dan turunannya baik di Play Store (Android)
atau App Store (IOS);
e) Password dan PIN sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari pengguna
yang wajib dijaga kerahasiaannya;
f) Lulus program pembelajaran awal di PayTren Academy;
g) Mempelajari rencana bisnis/pemasaran dan produk perusahaan baik secara
mandiri maupun mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan perusahaan
serta mengikuti seluruh perkembangan dan perubahan dari perusahaan
melalui mentornya atau melalui situs/media sosial resmi milik perusahaan
seperti: www.PayTren.co.id, www.TRENI.co.id, PayTren Official
(Facebook /Twitter/Instagram), dan lain lain;
h) Wajib melakukan proses Know Your Customer (KYC) dengan
menggunakan Identitas yang berlaku di Indonesia (KTP, KK, Akta Lahir,
SIUP, TDP, Yayasan dan lain sebagainya) sesuai petunjuk yang berlaku;
i) Calon Mitra bisnis yang di bawah umur 17 tahun wajib menginputkan NIP
orang tua dan/atau wali. Orang tua dan/atau wali yang didaftarkan wajib
telah menjadi mitra bisnis perusahaan;
j) Mengisi data rekening bank yang pengisiannya wajib sesuai dengan data
profil pengguna;
k) Wajib melakukan (bisa bertahap dan tanpa batas waktu):
56
i. Menjadi mentor langsung untuk minimal 2 (dua) mitra bisnis;
ii. Membentuk jaringan.
l) Dalam rangka membentuk komunitas bisnis di jaringannya, wajib:
i. Melakukan koordinasi dengan mitra bisnis di mana akan ditempatkan
secara langsung bitra bisnis baru di bawah jaringannya;
ii. Menginformasikan kepada mitra bisnis baru apabila yang bersangkutan
ditempatkan bukan langsung di bawah jaringannya;
m) Menjadi mitra aktif;
n) Selain menjadi mentor yang bersangkutan harus siap untuk menjadi tentor,
mitra dalam dan mitra luar;
o) Tunduk dan patuh terhadap SKRB yang ditetapkan oleh perusahaan;
p) Jika mitra bisnis masih di bawah umur 17 tahun maka seluruh kewajiban
sebagai mitra bisnis harus dilakukan oleh orang tua dan/atau wali.6
3) Akad
a) Saat menggunakan aplikasi memakai akad wakalah, dimana pengguna
mewakilkan kepada perusahaan untuk dapat menggunakan layanan;
b) Saat topup saldo memakai akad wadiah, dimana pengguna menitipkan dana
kepada perusahaan kemudian digunakan saat transaksi aplikasi;
c) Stater pack memakai akad jual beli;
d) Pembelian atas lisensi penuh memakai akad ijarah;
e) Pengguna memakai akad wakalah bil ujrah pada saat menjadi
perpanjangan perusahaan dalam memasarkan lisensi.7
6Ibid., hlm. 6.
57
4) Skema pemasaran dan bisnis MLM PayTren
Gambar 1. Konsep Kerja PayTren8
Sumber: Market Plan PayTren, Syarat dan Ketentuan Serta Rencana Bisnis/Pemasaran (SKRB)
Mitra Bisnis, 2018. Gambar 2. Skema MLM pada Paket Bassic9
Sumber: Website www.plcnetwork.com/andriwiyasa&c=marketing-plan-paytren, 2018.
Gambar 3. Skema MLM pada Paket Titanium10
7Ibid.
8Ibid., hlm. 2.
9www.plcnetwork.com/andriwiyasa&c=marketing-plan-paytren, diakses pada tanggal 17
Februari 2019 pukul 16.00 Wita. 10Ibid.
58
Sumber: Website www.plcnetwork.com/andriwiyasa&c=marketing-plan-paytren, 2018.
b. Komisi Pemasaran sebesar Rp75.000,-
Gambar 4. Komisi Pemasaran11
Sumber: Market Plan PayTren, Syarat dan Ketentuan Serta Rencana Bisnis/Pemasaran (SKRB)
Mitra Bisnis, 2018.
c. Komisi Transaksi
Tabel 2. Prosentase untuk Maksimal 10 Generasi ke Atas12
11PT. Veritra Sentosa Internasional, op. cit., hlm. 9.
59
Sumber: Market Plan PayTren, Syarat dan Ketentuan Serta Rencana Bisnis/Pemasaran (SKRB)
Mitra Bisnis, 2018.
Tabel 3. Komisi Transaksi Setiap Jenis Transaksi13
Sumber: Website www.plcnetwork.com/andriwiyasa&c=marketing-plan-paytren, 2018.
12Ibid., hlm. 10.
13www.plcnetwork.com/andriwiyasa&c=marketing-plan-paytren, loc. cit.
60
Jika diasumsikan seluruh mitra downline hingga 10 generasi melakukan
transaksi beli pulsa handphone Rp5000,-/minggu dan ada 4 kali transaksi dalam
satu bulan, maka passive income yang didapat sebesar:
(1) Paket bassic dengan total downline 4.094 maka mendapatkan passive
income sebesar Rp327.520,- /bulan; dan
(2) Paket titanium dengan total downline 1.398.100 maka mendapatkan
passive income sebesar Rp111.848.000,- /bulan.14
d. Bonus Kepemimpinan
Dianggarkan sebesar Rp100.000,- dari setiap lisensi terjual, dimana
besaran nilai bonus kepemimpinan ditentukan sesuai dengan indeks harian
(untuk menjaga maksimal payout sebesar 40% sesuai Permendag No. 32
Tahun 2008). Contoh perhitungan:
Gambar 5. Perhitungan Bonus Kepemimpinan15
Sumber: Market Plan PayTren, Syarat dan Ketentuan Serta Rencana Bisnis/Pemasaran (SKRB)
Mitra Bisnis, 2018.
14Ibid.
15PT. Veritra Sentosa Internasional, op. cit., hlm. 11.
61
e. Bonus Pengembangan Kepemimpinan
Perusahaan memberikan bonus pengembangan komunitas sebesar
Rp1.000,- apabila mitra bisnis dalam jaringannya (maksimal 10 generasi) berhasil
mendapatkan “Bonus Kepemimpinan”.
Tabel 4. Peringkat Bonus Kepemimpinan16
PERINGKAT PUT HADIAH
STAR
1.650
Tour the Office +
City Tour Bandung
3 hari 2 malam
Omset JARINGAN
SISI KIRI
Omset JARINGAN
SISI KANAN
32.500.000,- 32.500.000,-
BRONZE
8.250
Trip Internasional
3 hari 2 malam
Omset JARINGAN
SISI KIRI
Omset JARINGAN
SISI KANAN
195.000.000,- 195.000.000,-
JUNIOR SILVER
41.250 Motor Omset JARINGAN
SISI KIRI
Omset JARINGAN
SISI KANAN
975.000.000,- 975.000.000,-
16Ibid., hlm. 12.
62
SILVER
123.750 Umroh untuk 2
orang
Omset JARINGAN
SISI KIRI
Omset JARINGAN
SISI KANAN
3.250.000.000,- 3.250.000.000,-
GOLD
371.250 Mobil Sederhana Omset JARINGAN
SISI KIRI
Omset JARINGAN
SISI KANAN
9.750.000.000,- 9.750.000.000,-
EMERALD
1.485.000 Mobil Mewah Omset JARINGAN
SISI KIRI
Omset JARINGAN
SISI KANAN
36.562.500.000,- 36.562.500.000,-
DIAMOND
2.970.000 Bisyaroh
100Juta/Bulan
selama 12 bulan
Omset JARINGAN
SISI KIRI
Omset JARINGAN
SISI KANAN
87.750.000.000,- 87.750.000.000,-
AMBASSADOR 5.940.000 Bisyaroh
100Juta/Bulan Omset JARINGAN Omset JARINGAN
63
SISI KIRI SISI KANAN selama 24 bulan
175.500.000.000,- 175.500.000.000,-
CROWN AMBASSADOR
11.880.000 Bisyaroh
100Juta/Bulan
selama 48 bulan
Omset JARINGAN
SISI KIRI
Omset JARINGAN
SISI KANAN
351.000.000.000,- 351.000.000.000,-
Sumber: Market Plan PayTren, Syarat dan Ketentuan Serta Rencana Bisnis/Pemasaran (SKRB)
Mitra Bisnis, 2018.
Tabel 5. Prosentase Perhitungan Bonus Kepemimpinan17
Sumber: Market Plan PayTren, Syarat dan Ketentuan Serta Rencana Bisnis/Pemasaran (SKRB)
Mitra Bisnis, 2018.
Keterangan: Poin Unit Treni (PUT) yang berlaku sesuai dengan:
1) PUT hanya berlaku di PT. Veritra Sentosa Internasional dan/atau merchant
yang bekerjasama dengan perusahaan.
17Ibid., hlm. 13.
64
2) Jumlah PUT dihitung berdasarkan formula yang dibuat oleh perusahaan.
formula ini tidak dapat diganggu gugat.
a) Nilai PUT yang ditetapkan oleh TRENI adalah XX*;
b) Nilai XX bisa berubah sewaktu-waktu;
c) PUT = RpXX* (XX* Rupiah) (“Nilai PUT”).18
f. Bonus Leadership (Pasangan)
Perusahaan akan memberikan bonus leadership sebesar Rp25.000,- (yang
terdiri atas 60% tunai dan 40% topup deposit) untuk setiap pertumbuhan 1
(satu) pebisnis baru pada masing-masing grup (maksimum 2 (dua) grup).19
2. Deskripsi Kasus
Deskripsi praktik jual beli lisensi pada mitra PayTren di Banjarmasin. Dari
hasil penelitian selama tiga bulan di lapangan, maka diperoleh beberapa kasus
yang peneliti temui. Kasus tersebut akan peneliti paparkan dalam deskripsi kasus
di bawah ini, yaitu:
a. Kasus I
1) Identitas Informan
Nama : Achmad Ilham Maulana
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : MAN
Pekerjaan : Mahasiswa
18Ibid.
19Ibid., hlm. 8.
65
Alamat : Jl. Martapura Lama Kelurahan Sungai Lulut
2) Uraian Kasus
Achmad Ilham Maulana selanjutnya dipanggil Ilham yang masih tercatat
sebagai mahasiswa Fakultas Ushuludin dan Humaniora UIN Antasari
Banjarmasin dan berstatus sudah menikah, ia adalah seorang leader di PayTren
dan mempunyai sebuah kelompok khusus. Ia telah membeli lisensi bassic pada
bulan Mei 2017 dan sampai Januari 2019 ini sudah mempunyai 100 downline,
artinya sudah menjual lisensi sebanyak 100 kali.
Ilham termotivasi untuk membeli lisensi ini karena ingin meningkatkan
perekonomian keluarga dan untuk membantu orang lain agar dapat sama-sama
merasakan manfaat dari lisensi ini. Ilham memasarkan lisensi ini ada paket bassic
dan titanium, walaupun aplikasi PayTren dapat diaktifkan secara gratis namun
Ilham tetap memasarkan yang berbayar karena manfaat dari yang gratis dan
berbayar berbeda, jika berbayar maka kita dapat menjalankan bisnis MLMnya.20
Menurut Ilham lisensi adalah suatu hak usaha untuk dapat menjalankan
bisnis, dan bisnis PayTren ini seperti MLM pada umumnya namun bedanya
adalah dalam PayTren tidak ada money game. Tidak ada garansi dalam penjualan
lisensi hanya saja jika terjadi kesalahan dapat dilaporkan melalui call center
PayTren. Manfaat membeli lisensi ini adalah mendapatkan kemudahan, hemat dan
bermanfaat untuk bayar-bayar tagihan bulanan, Ilham memasarkan lisensi ini
20Achmad Ilham Maulana, Mahasiswa, Wawancara Pribadi, Banjarmasin, Desember
2018.
66
melalui akun media sosialnya dan dengan tatap muka langsung dengan cara
menjelaskan konsep dari bisnisnya kepada calon pembeli.21
Menurut Ilham lisensi ini tidaklah mahal, malah masuk dalam kategori
murah karena ketika membeli lisensi ini mitra akan mendapatkan peluang bisnis
dengan keuntungan yang sangat besar yang tidak sebanding dengan harga lisensi
yang dipasarkan, ia mendapatkan keuntungan melalui bonus-bonus dari PayTren
yaitu bonus sponsor, lidership dan bonus generasi.22
Cara mengisi saldo pada PayTren yaitu dengan cara transfer lewat ATM,
mengenai bank bukan syariah yang bekerjasama dengan PayTren menurut Ilham
hal itu tidaklah masalah dan diharapkan nantinya akan kerjasama dengan bank
yang berbasis syariah, karena masih tahap pengembangan. Kekurangan dalam
PayTren ini ialah aplikasinya masih tahap pengembangan jadi menghambat
lajunya proses penjualan lisensi, mengenai passive income yang didapat ketika
menjadi upline atas kerjanya downline itu adalah hal yang wajar dan halal
menurut Ilham karena untuk mendapatkan passive income orang harus bekerja
terlebih dahulu yaitu mencari orang untuk membeli lisensi PayTren dan akan
menjadi downlinenya jadi tidak secara instan mendapatkannya.23
21Ibid.
22Ibid.
23Ibid.
67
Mengenai halal haramnya bisnis MLM ini dasar pertimbangan Ilham
adalah berpegangan pada sertifikat halal dari DSN-MUI dan telah diawasi oleh
Bank Indonesia serta OJK, jadi bisnis ini aman dan sesuai syariah.24
b. Kasus II
1) Identitas Informan
Nama : M. Ilham
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kel. Kebun Bunga Kec. Banjarmasin Timur
2) Uraian Kasus
M. Ilham adalah seorang wiraswasta lulusan SMA dan sekarang masih
tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Syariah di UIN Antasari Banjarmasin
angkatan 2012, beralamatkan di Kelurahan Kebun Bunga, Ilham bersama teman-
temannya mempunyai usaha jasa fotokopi.
M. Ilham memulai bisnis PayTren ketika temannya Junaidi menawarkan
PayTren kepadanya dan M. Ilham pun tertarik untuk mengikuti bisnis MLM ini,
M. Ilham mengatakan dalam Bahasa Banjar “aku manukar lisensi aplikasi
PayTren ni gasan bisnis di MLMnya nang banyak peluang keuntungan bisnisnya
24Ibid.
68
soalnya aku jiwa bisnis banar jadi handak memanfaatkan peluang keuntungannya
supaya kawa sukses kenanya” yang berarti M. Ilham membeli lisensi aplikasi
PayTren ini karena sebuah bisnis di MLM PayTren yang banyak peluang
keuntungan bisnisnya yang akan didapatkan setelah bergabung di PayTren karena
M. Ilham mempunyai jiwa bisnis yang sangat besar maka M. Ilham
memanfaatkan peluang tersebut agar dapat sukses dikemudian hari. M. Ilham
membeli paket bassic dan sudah mempunyai 10 mitra kerja sebagai downlinenya
terhitung sejak ia mengikuti bisnis ini pada bulan Agustus 2018. Cara ia
memasarkan yaitu lewat media sosial miliknya, ketika memasarkan aplikasi
tersebut M. Ilham menyebutkan kelebihan-kelebihan dari aplikasi tersebut tanpa
menyebutkan apakah ada kekurangan atau tidak pada aplikasinya. Menurut M.
Ilham kekurangan dari PayTren adalah “kadadanya pilihan paket kuota nang
banyak lawan nang ada gin masih larang jua” yang berarti tidak tersedianya
pilihan penjualan paket data kuota internet yang banyak dan yang ada pun
terbilang mahal.25
Mengenai adanya passive income menurutnya yaitu “wajar ja ada passive
income tu soalnya pas kita manjual lisensi tuh ibaratnya kita menebar kabaikan
dan satu kabaikan tu pasti dibalas Allah lawan pahala sapuluh kali lipat, kaitu
jua dalam PayTren ini” yang berarti itu wajar-wajar saja karena passive income
adalah sebuah ibarat dalam menebar (PayTren) kebaikan kepada orang lain dan
mendapatkan pahala sebanyak 10 kali lipat, begitu juga dengan PayTren ketika
kita memasarkannya maka kita akan mendapat passive income sebanyak 10
25M. Ilham, Wiraswassta, Wawancara Pribadi, Banjarmasin, Oktober 2018.
69
turunan (downline), dan mengenai kerjasama PayTren dengan bank-bank
konvensional M. Ilham tidak masalah malah terbantu karena masyarakat lebih
mudah menggunakan yang konvensional. M. Ilham percaya kepada PayTren
karena sudah mempunyai sertifikat halal dari MUI, terlebih bisnis ini punya Ustaz
Yusuf Mansur dan sebelumnya M. Ilham tidak pernah mengikuti bisnis MLM
kecuali PayTren.26
c. Kasus III
1) Identitas Informan
Nama : M. Riyadhi
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kel. Kebun Bunga Kec. Banjarmasin Timur
2) Uraian Kasus
M. Riyadhi adalah seorang pemilik usaha jasa fotokopi bekerja sama
dengan beberapa temannya, Riyadhi masih terhitung sebagai mahasiswa angkatan
2012 di Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin yang beralamatkan di
Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Banjarmasin Timur.
Riyadhi mengikuti bisnis PayTren ini sejak bulan Agustus 2018 dan sudah
mempunyai 11 mitra kerja dibawahnya (downline), ia membeli paket bassic
melalui temannya yaitu Junaidi. M. Riyadhi tertarik membeli lisensi aplikasi
26Ibid.
70
PayTren ini yaitu “ulun ni handak mamakai aplikasinya tu gasan bajajualan
lawan handak mambuka loket pambayaran bulanan, itu pang niatan awal kadada
handak manjalanakan MLMnya tapi habis itu ulun tertarik ai manjalanakan
MLMnya soalnya dasar ada peluang keuntungan di situ jadi handak
memanfaatakan jua salajur” yang berarti karena bertujuan untuk memanfaatkan
fungsi dari aplikasi tersebut yaitu sebagai alat bayar-bayar tagihan bulanan yang
mudah, Riyadhi bermaksud agar dapat membuka jasa loket pembayaran tagihan
bulanan. Sebelumnya M. Riyadhi tidak ada niatan untuk memasarkan lisensi
aplikasi namun setelah memahami dan sadar bahwa PayTren ini mempunyai
peluang bisnis yang besar maka ia tertarik untuk memasarkannya, cara ia
memasarkan PayTren ini adalah dengan mempromosikan-nya lewat akun media
sosialnya dan melalui tatap muka secara lansung kepada orang lain, Riyadhi
mempromosikan kelebihan-kelebihan yang didapatkan jika bergabung dalam
bisnis ini. Menurutnya mengenai pendapatan tanpa bekerja seperti bonus passive
income yaitu “kada masalah kalau menurut ulun penghasilan passive income itu
soalnya tu imbalan kita jua pas manjual lawan kadada masalah jua mun ada
bank kovensionalnya itu wajar ja” yang berarti pendapatan itu tidak lah masalah
karena itu adalah suatu imbalan perusahaan kepada penjual yang telah
memasarkan produk PayTren ini dan kebekerjasamaan antara PayTren dengan
bank konvensional tidak ada masalah apapun dan hal yang wajar dan Dasar
pertimbangan dalam pembelian lisensi ini adalah karena milik Ustaz Yusuf
Mansur dan sudah tersertifikasi halal.27
27M. Riyadhi, Wiraswassta, Wawancara Pribadi, Banjarmasin, Oktober 2018.
71
d. Kasus IV
1) Identitas Informan
Nama : Syam’ani
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Kel. Kebun Bunga Kec. Banjarmasin
2) Uraian Kasus
Syam’ani adalah seorang mahasiswa angkatan 2017 di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin yang beralamatkan di Kelurahan
Kebun Bunga Kecamatan Banjarmasin Timur.
Kata Syam’ani dalam Bahasa Banjar “ulun manukar lisensinya ni wadah
kawan ulun Duan, jadi handak nukar ni karena mamanfaatakan aplikasinya ni
nyaman bayar-bayar kaitu nah, tapi habis nukar ni tertarik ai jua manjual
lisensinya ni pulang manjalanakan MLMnya, nukarnya ni mulai bulan Agustus
tadi ja sudah baisi dua mitra, dalam PayTren ni banyak pang peluangnya jadi
pintar-pintar kitanya ai mamanfaatakannya, biar ada nang gratis tapi lain jua
lawan nang nukar ni, ulun promosikan ini ulun jelaskan kalabihannya tu ja, mun
masalah kakurangannya ni ada pang padahal nang bank konvensional tu nah
seharusnya PayTren ni kerjasama lawan bank Syariah ja”, yang artinya ia
membeli paket bassic dari seorang temanya yang bernama Duan, Syam’ani
membeli dan bergabung di PayTren ini hanyalah bertujuan untuk memanfaatkan
72
aplikasi PayTren yaitu sebagai alat pembayaran, namun setelah mengikuti dan
bergabung dalam PayTren Syam’ani tertarik untuk menjalankan bisnis MLM dan
terhitung sejak pembeliannya pada bulan Agustus 2018 Syam’ani sudah
mempunyai 2 orang mitra sebagai downlinenya, Syam’ani mulai memandang
sebuah peluang dalam PayTren ini menurutnya semua dalam PayTren ini adalah
peluang jadi harus pandai-pandai dalam memanfaatkan peluang yang ada,
walaupun sekarang ada yang gratis namun bagi Syam’ani aplikasi gratis tersebut
tidak dapat menjalankan bisnis MLM dan secara otomatis tidak memiliki peluang
untuk memiliki lebih banyak keuntungan dan akan tetap memasarkan lisensi yang
berbayar karena peluang dalam bisnis MLM sangatlah menjanjikan, ia
menganggap bahwa uang yang dibayar sebanyak Rp350.000,- untuk membeli
lisensi sangatlah wajar dan tidak mahal karena sebanding dengan peluang
keuntungan yang sangat besar jika bergabung dalam bisnis ini. Syam’ani
memasarkan PayTren ini melewati akun media sosialnya dan juga melalui tatap
muka langsung, ia mempromosikan dengan menyebutkan kelebihan-kelebihannya
saja namun menurutnya untuk kekurangan dalam aplikasi ini adalah PayTren
bersinergi dengan bank yang bukan syariah atau bank konvensional, seharusnya
jika MLM ini syariah sudah sepatutnya harus bekerjasama dan bersinergi dengan
mitra-mitra yang juga menggunakan sistem syariah. Dasar pertimbangannya
mengenai jual beli ini adalah karena sudah terferifikasi halal dari DSN-MUI.28
28Syam’ani, Mahasiswa, Wawancara Pribadi, Banjarmasin, Oktober 2018.
73
e. Kasus V
1) Identitas Informan
Nama : Nur Faizi
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : MAN
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Bumi Indah I Komp. Bumi Mas
2) Uraian Kasus
Nur Faizi adalah seorang mahasiswa di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Antasari Banjarmasin angkatan 2015, alamat rumahnya di Jalan Bumi Indah
I Komplek Bumi Mas.
Nur Faizi membeli paket bassic melalui seorang musyrif di asrama UIN
Antasari Banjarmasin yaitu A. Ilham Maulana pada bulan November 2017 dan
hingga sekarang Nur Faizi mempunyai 4 orang mitra bisnis atau downline, tujuan
Nur Faizi mengikuti bisnis ini ialah agar mempunyai sebuah pekerjaan yang dapat
menghasilkan laba tinggi dan dapat mengurangi beban tanggungan orang tua,
harapan ia setelah membeli lisensi agar dapat berhasil dalam menjalankan bisnis
MLM dan mendapatkan peluang bonus yang besar. Nur Faizi memasarkan lisensi
dan juga membuka jasa pembayaran, walau aplikasi PayTren dapat diunduh
secara gratis dan dapat digunakan sebagai alat bayar-bayar namun ia tetap
menjalankan yang berbayar dan memasarkannya karena yang berbayar ada
kelebihannya yaitu dapat menjalankan bisnis MLM dan mempunyai peluang
74
kesuksesan yang sangat besar dikemudian hari, Nur Faizi memasarkan hanya
lewat akun media sosial dan walau tidak ada garansi saat pembelian namun lisensi
ini dijamin aman. 29
Ada dua jenis paket yang dipasarkan yaitu paket bassic dan titanium,
manfaat membeli lisensi ini adalah akan merasakan kemudahan, lebih hemat
dalam bayar-bayar tagihan dan bernilai ibadah. Ketika mempromosikan lisensi
Nur Faizi hanya menjelaskan mengenai kelebihan-kelebihan yang didapat ketika
membeli lisensi dan mengaktifkan aplikasi PayTren, walau sebenarnya menurut
Nur Faizi kekurangan dalam PayTren adalah sulit dalam mengisi deposit atau
saldo untuk bertransaksi juga menurutnya PayTren harus bersinergi pada instansi
terkait yang juga berbasis syariah termasuk kerjasama dengan bank haruslah bank
syariah dan bank konvensional ditiadakan walau Nur Faizi sering menggunakan
mobile banking BRI konvensional.30
Mengenai halal dan haramnya bisnis ini Nur Faizi percaya kepada
sertifikat halal dari MUI dan pimpinan dari PayTren adalah seorang Ustaz Yusuf
Mansur. Nur Faizi sejak kuliah semester 6 terhitung sejak bulan Januari 2018
sudah tidak aktif memasarkan lisensi dan tidak lagi memakai aplikasi karena
menurutnya untuk menjalankan bisnis MLM harus fokus dan Nur Faizi tidak bisa
fokus untuk menjalankan, artinya selama itu juga Nur Faizi vakum dalam bisnis
ini dan berniat untuk tidak melanjutkan bisnis MLM ini lagi dan hanya sebagai
pengguna pribadi saja karena ingin fokus dilain hal, tetapi Nur Faizi tidak merasa
29Nur Faizi, Mahasiswa, Wawancara Pribadi, Banjarmasin, November 2018.
30Ibid.
75
terugikan atau penyesalan telah membeli lisensi walau peluang untuk
mendapatkan bonus yang banyak belum dirasakannya.31
f. Kasus VI
1) Identitas Informan
Nama : Siti Rahmah
Umur : 25
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : S2 Pendidikan Bahasa Arab
Pekerjaan : Dosen UIN Antasari Banjarmasin
Alamat : Jl. Irigasi Kayu Bawang Gambut
2) Uraian Kasus
Siti Rahmah adalah seorang dosen di UIN Antasari Banjarmasin, beliau
membeli lisensi aplikasi PayTren sudah 2 tahun yang lalu dengan paket bassic,
sekarang beliau mempunyai 5 mitra kerja (downline).
Tujuan Siti Rahmah membeli lisensi ini adalah karena aplikasi ini
memberikan kemudahan disetiap transaksi, menguntungkan, bernilai sedekah dan
sistem syariah, komunitas yang positif dan belajar terjun untuk pertumbuhan
ekonomi umat, harapan beliau ketika membeli adalah ingin membantu sesama dan
saling berbagi dengan yang lain dengan cara menjual kembali lisensi agar orang
lain dapat merasakan manfaatnya. Menurutnya manfaat dari aplikasi ini yaitu
memudahkan segala transaksi, mengembangkan bisnis secara bersama dan jelas
berbeda dari MLM yang lain, walau ada aplikasi yang gratis namun Siti Rahmah
31Ibid.
76
tetap mengunakan dan memasarkan yang berbayar, karena antara yang gratis dan
berbayar itu berbeda, jika yang gratis hanya dapat menggunakan aplikasi dan
merasakan manfaaat dari kemudahan untuk bayar-bayar saja namun jika yang
berbayar selain dapat merasakan manfaat dari aplikasinya juga dapat menjalankan
bisnis MLM-nya. 32
Sistem dari PayTren ini adalah seperti halnya sistem MLM pada umumnya
namun ada batasan-batasan yang menyesuaikan dengan sistem syariah karena
sudah terferifikasi halal oleh MUI, menurutnya ketika bergabung dibisnis ini tidak
ada yang dirugikan dan setiap mitra mendapatkan hasil berdasarkan usahanya.
Pada pembelian lisensi tidak ada garansi tapi jika terdapat kesalahan saat
penggunaan aplikasi maka dapat mengadukan ke layanan pengaduan karena
sebelum membeli lisensi terdapat beberapa kesepakatan jika setuju maka proses
berlanjut dan jika tidak maka jual beli batal.33
Penjualan lisensi ini ada dua jenis paket yaitu paket basic dan paket
titanium, Siti Rahmah dalam memasarkan kepada orang lain dengan cara
memberikan pengetahuan tentang sistem PayTren, kemudahan yang didapat,
fasilitas yang tersedia untuk setiap transaksi dan keuntungan yang diperoleh
disetiap transaksi, Siti Rahmah tidak mempermasalahkan jumlah uang yang harus
dibayar ketika membeli lisensi ini karena sebenarnya tidak mahal karena dapat
menggunakannya dalam seumur hidup, dan tentunya harga yang ditawarkan
sesuai dengan segala keuntungan baik dari pelayanan, keseriusan dalam bisnis,
keamanan, dan legalitas. Keuntungan yang didapat oleh Siti Rahmah adalah
32Siti Rahmah, Dosen, Wawancara Pribadi, Banjarmasin, Oktober 2018.
33Ibid.
77
ketika ia menjual kembali lisensi dan mendapatkan cashback yang diberikan dari
setiap transaksi yang dilakukan. Selain itu bonus yang didapat yaitu berupa PUT
(Poin Unit Treni yang dapat digunakan untuk segala transaksi tanpa mengurangi
saldo yang ada selama mencukupi), handphone, motor, mobil, umrah dan lainnya.
Pengisian saldo terus diperbaharui untuk kemudahan mitra dan tentunya
tidak lepas dengan sistem yang juga harus sesuai dengan aturan agama. Saat ini
pengisian saldo di PayTren sudah tersedia melalui bank syariah. Terus
memberikan pelayanan terbaik, termudah dan berusaha untuk memaksimalkan
kesyariahan dalam sistemnya. Dalam Islam halal dan haram tentunya berbeda,
maka ketika bisnis ini melewati berbagai cara dan persyaratan yang sesuai dengan
Islam (dengan sistem syariah) dan tentunya memberikan kemudahan bukan
kerugian maka hukum kehalalan dalam Islam terlihat jelas. Siti Rahmah
sebelumnya pernah mengikuti bisnis MLM selain PayTren namun hanya sekedar
pemakaian pribadi tidak menjalankan MLM.34
g. Kasus VII
1) Identitas Informan
Nama : Zahhir Anwari
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan Terakhir : UIN Antasari Banjarmasin
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Alalak Utara RT 16
34Ibid.
78
2) Uraian Kasus
Zahhir Anwari adalah seorang mahasiswa di Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Antasari Banjarmasin semester 7 (tujuh) yang beralamatkan di
Alalak Utara Banjarmasin. Zahhir sudah menjalankan bisnis MLM ini sejak dua
tahun yang lalu dan memiliki 44 downline.
Zahhir tertarik membeli lisensi ini karena dibisnis ini ada nilai
sedekahnya, selain itu bisnis ini mempunyai tujuan yang mulia, yaitu membeli
aset-aset Indonesia yang sudah diambil pihak asing. Menurutnya bisnis bukan
hanya soal untung rugi, tapi bisnis adalah sejauh mana keuntungan yang kita
dapatkan bermanfaat untuk orang lain, untuk bangsa dan negara. Tujuan
pembelian lisensi ini agar bisa sukses dunia dan akhirat karena bisa sukses dan
mempunyai pekerjaan yang tidak mengekang waktu untuk beribadah. Zahhir
memperjualbelikan Lisensi ada dua paket yaitu paket bassic dan titatium melalui
akun media sosial dan secara tatap muka langsung dengan menjelaskan profil
PayTren, kemudahan dan manfaat dari PayTren dan Zahhir sudah merasakannya.
Mengenai harga lisensi menurut Zahhir itu hal yang biasa, untuk mendapatkan
kesuksesan yang besar memang diperlukan modal yang besar, modal uang, modal
waktu, dan modal tenaga. Zahhir mendapat keuntungan dalam bisnis ini melalui
menjual lisensi, bonus yang didapat ialah bonus sponsor, pasangan, leadership,
cashback dan reward.35
Walaupun sekarang aplikasi PayTren dapat diaktifkan dengan gratis tanpa
membeli lisensi tersebut namun Zahhir tetap memperjualbelikan yang berbayar
35Zahhir Anwari, Mahasiswa, Wawancara Pribadi, Banjarmasin, Desember 2018.
79
karena dapat menjalankan bisnis MLM. Cara mengisi saldo di PayTren yaitu
dengan cara transfer lewat ATM, dalam hal fikih ada perbedaan pendapat
mengenai bank konvensional, tapi Zahhir mengambil pendapat yang
membolehkan dengan catatan jika ada bunga, maka bunga tersebut akan
disumbangkan. Mengenai halal dan haramnya bisnis ini Zahhir berpegangan pada
sertifikat DSN-MUI yang menyatakan kehalalan PayTren. Ketimbang aplikasi
serupa lainnya Zahhir tetap memilih PayTren karena menurutnya bisnis MLM
yang halal dan bermanfaat dan keuntungannya untuk Indonesia hanya PayTren.
Mengenai passive income yang ada pada sistem PayTren ini Zahhir berpendapat
bahwa wajar-wajar saja karena ketika seseorang merintis bisnis dari awal
kemudian suksek menjadi upline atas usahanya sendiri maka berhak menerima
upah berupa passive income dalam hal ini dapat diumpamakan sebagai amal
jariyah yang pahalanya terus menerus didapatkan walau orang tersebut meninggal
dunia begitu juga dengan mengalir terus-menerusnya passive income.36
h. Kasus VIII
1) Identitas Informan
Nama : Junaidi
Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S1 Syariah
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kel. Kebun Bunga Kec. Banjarmasin Timur
36Ibid.
80
2) Uraian Kasus
Junaidi adalah seorang lulusan sarjana hukum di Fakultas Syariah yang
bertempat tinggal di Kelurahan Kebun Bunga Banjramasin Timur, pekerjaannya
wiraswasta juga sambil bisnis PayTren dan sudah menikah.
Awal mula menjalankan bisnis ini adalah ketika Junaidi membelinya
kepada Islah Hidayat, seketika itu Junaidi menjadi mitra Islah Hidayat, pembelian
pertama adalah paket bassic namun setengah bulan kemudian setelah pembelian,
Junaidi memutuskan untuk mengupgradenya menjadi paket titanium, jika
bassic hanya mempunyai satu lisensi maka paket titanium mempunyai 31 (tiga
puluh satu) lisensi dan peluang mendapatkan keuntungan sebanyak 31 kali.
Junaidi sudah menjalankan bisnis ini sejak bulan Juni 2018 dan sudah mempunyai
100 (seratus) mitra kerja dan artinya Junaidi sudah menjadi leader PayTren serta
dapat membuat komunitas sendiri.37
Junaidi tertarik untuk menjalankan bisnis ini karena dalam aplikasi ini
memudahkan untuk bertransaksi, tujuan dalam pembelian karena kemudahan-
kemudahan yang didapat, bernilai sedekah dan ada cashback, harapan Junaidi
ketika membeli lisensi aplikasi ini adalah agar mendapatkan keuntungan yang
besar melalui peluang-peluang bisnis yang sangat menjanjian menurutnya, dalam
PayTren yang dipasarkan adalah lisensi/aplikasi, aplikasi tersebut berfungsi
sebagai alat bayar-bayar. Walaupun aplikasi PayTren sekarang ada yang dapat
diunduh secara gratis namun tidak dapat menjalankan bisnis MLM, Junaidi tetap
memilih yang berbayar karena dapat menjalankan MLM dan akan mendapatkan
37Junaidi, Wiraswassta, Wawancara Pribadi, Banjarmasin, Oktober 2018.
81
keuntungan yang jauh lebih besar dikemudian hari. Junaidi berpendapat bahwa
ketika menggunakan aplikasi PayTren maka akan lebih hemat dan mengurangi
pengeluaran, sistem dalam bisnis ini adalah seperti MLM pada umumnya yaitu
harus mencari orang sebanyak-banyaknya untuk menjadi mitranya dan agar
orang-orang juga merasakan kemudahan dalam pembayaran-pembayaran seperti
bayar listrik, PDAM, beli pulsa dan lain-lain, ketika mendapatkan mitra maka
Junaidi akan mendapatkan keuntungan berupa bonus-bonus yang diberikan oleh
pihak PayTren. Lisensi aplikasi ini tidak ada garansi tetapi mendapatkan jaminan
keamanan, karena PayTren sudah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa
Keuangan.38
Junaidi memasarkan lisensi melalui media sosial seperti facebook,
WhatsApp dan lainnya juga secara tatap muka langsung dengan teman-teman dan
orang-orang yang dijumpainya, ketika Junaidi mempromosikan lisensi ini Junaidi
menjelaskan tentang kelebihan-kelebihan aplikasi dan kemudahan yang
didapatkan dan tidak menjelaskan kekurangan-kekurangan aplikasi secara
langsung kecuali pembeli menanyakanya. Lisensi yang harganya Rp.350.000,- ini
tidaklah mahal jika melihat dari segi kemudahan dan manfaat yang akan
didapatkan serta peluang kesuksesan dikemudian harinya dan Junaidi merasakan
kemudahan dan manfaat serta peluang bisnis yang didapat dalam Aplikasi
PayTren sebaliknya dia tidak merasa rugi dan menyesal. Junaidi mendapatkan
bonus-bonus setelah merekrut mitra baru juga keuntungan dari menggunakan
aplikasi tersebut secara pribadi, namun kata Junaidi jika ingin mendapatkan
38Ibid.
82
keuntungan yang besar maka harus menjalankan bisnis MLM yaitu mengrekrut
mitra baru.39
Salah satu keuntungan yang didapatkan adalah passive income yaitu
pendapatan tanpa bekerja yang didapatkan oleh upline atas kerjanya downline
ketika downline tersebut mengoperasikan aplikasi PayTren tetapi passive income
tersebut hanya didapat dari 10 generasi donwline, tidak menerus ke downline
seterusnya yang dibawah 10 karena ini MLM syariah bukan seperti MLM
konvensional lain. Pengisian saldo harus lewat transfer ATM, ada beberapa
pilihan bank seperti bank mandiri, bank BRI, bank CMB Niaga Syariah, PayTren
bekerjasama dengan bank-bank tersebut, ada yang konvensional dan syariah,
menurut Junaidi kerjasama dengan bank-bank konvensional itu adalah agar
memudahkan orang-orang dalam bertransaksi dan mengisi saldo, dilihat dari
masyarakat yang masih lebih banyak memakai bank konvensional dan bank
kovensional lebih mudah menjumpai kantornya jadi wajar saja jika PayTren
bekerjasama dengan bank konvensional. Mengenai halal atau haramnya bisnis
MLM menurutnya PayTren sudah dipercaya kehalalannya karena sudah
mendapatkan sertifikat halal dari MUI.40
i. Kasus IX
1) Identitas Informan
Nama : Nur Azizah
Umur : 33 Tahun
39Ibid.
40Ibid.
83
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : Guru
Alamat : Banjarbaru
2) Uraian Kasus
Nur Azizah adalah seorang guru lulusan sarjana strata satu, ibu Nur sudah
menikah dan biasa menjalankan bisnis PayTren ini di wilayah Banjarmasin untuk
transaksi jual beli lisensinya. Ibu Nur membeli lisensi paket titanium PayTren ini
pada bulan Mei 2018 dan mempunyai beberapa mitra kerja.
Ibu Nur beralasan dan bertujuan membeli lisensi ini adalah ingin belajar
berbisnis yang memberikan manfaat untuk diri sendiri dan orang lain,
mendapatkan penghasilan berkah dan ingin umrah dari hasil PayTren, beliau
menjalankan bisnis ini dengan cara mempromosikannya lewat akun media sosial
dan tatap muka langsung. Kata ibu Nur PayTren adalah satu-satunya bisnis yang
sahamnya tidak dimiliki oleh pihak asing, yang dipasarkan adalah lisensi untuk
mengaktifkan aplikasi PayTren untuk merasakan manfaat dari aplikasi tersebut
seperti bayar-bayar tagihan. PayTren banyak promo dan aplikasi berlaku seumur
hidup, menurut ibu Nur PayTren sama sekali tidak terdapat kekurangan baik dari
segi sistem maupun kesyariahannya. Walau sekarang aplikasi PayTren dapat
diaktifkan secara gratis tanpa membeli lisensi Ibu Nur tetap memasarkan lisensi
yang berbayar, ibu Nur sangat merasakan manfaat dari PayTren dan tidak ada
kerugian maupun penyesalan dalam membeli lisensi, Ibu Nur pernah mengikuti
bisnis MLM jenis lain namun MLM tersebut berbeda dengan PayTren yaitu
84
perbedaan diproduk kalau yang lain berupa produk seperti obat, atau yang lainnya
jika PayTren adalah aplikasi, dalam PayTren setiap transaksi terdapat unsur
sedekah dan mendapat cahsback.41
Mengenai halal atau haramnya bisnis MLM Ibu Nur berpegangan pada
sertifikat halal PayTren dari MUI. Awalnya Ibu Nur hanya membeli lisensi paket
bassic setelah itu beliau mengupgradenya kepaket titanium dengan alasan jika
paket titanium itu bonus yang akan didapat lebih besar dan berlipat-lipat ganda
hanya mengrekrut satu mitra saja ibu Nur mendapatkan bonus berlipat ganda, jika
paket bassic hanya dapat bonus satu kali atau lebih sedikit. Mengenai bonus yang
terdapat dalam PayTren ini sangatlah banyak salah satunya adalah passive income
yang didapat oleh upline atas kerja 10 generasi downline, dan ini adalah hak dari
upline karena upline telah memperkenalkan dan menjual lisensi kepada
downline.42
Ibu Nur mengisi saldo dalam PayTren melalui transfer ATM, menurut Ibu
Nur dalam hal kerjasama antara PayTren yang bersistem syariah dengan bank
konvensional adalah tidak masalah karena PayTren dapat bekerjasama dengan
pihak manasaja tidak terkecuali bank konvensional, yang penting menurut Ibu
Nur adalah sahamnya tidak dimiliki oleh pihak asing.43
41Nur Azizah, Guru, Wawancara Pribadi, Banjarmasin, Desember 2018.
42Ibid.
43Ibid.
85
j. Kasus X
1) Identitas Informan
Nama : Iwan Rudini
Umur : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : S-1
Pekerjaan : Guru
Alamat : Sungai Lulut Banjarmasin
2) Uraian Kasus
Iwan Rudini adalah seorang guru di salah satu SMA di Banjarmasin yang
bertempat tinggal di Kelurahan Sungai Lulut Banjarmasin, Iwan Rudini membeli
paket titanium dan sudah menjalankan bisnis MLM PayTren sejak bulan April
2018.
Iwan Rudini membeli lisensi ini bertujuan untuk memanfaatkan aplikasi
PayTren dan untuk menjalankan bisnis MLM dan beliau berharap dapat sukses
menjalankan MLM, Iwan Rudini memandang bahwa banyak sekali peluang
mendapatkan bonus-bonus yang besar saat menjalankan MLM ini ditambah
dengan lisensi paket titanium, Iwan Rudini sampai sekarang sudah mempunyai 38
mitra atau downline. Iwan Rudini memasarkan dengan cara online dan tatap muka
langsung, ketika memasarkan Iwan Rudini menjelaskan mengenai sistem kerja
bisnis PayTren, manfaat aplikasi PayTren dan kelebihan-kelebihan dari PayTren
dan menurutnya dalam PayTren tidak ada kekurangan apapun. Iwan Rudini
merasakan manfaat dari PayTren semenjak membeli lisensi, seperti tranaksi bayar
86
tagihan bulanan, belanja dan sedekah, namun jika ingin mendapatkan hasil yang
lebih besar maka harus menjalankan bisnis MLM yaitu dengan memasarkan
lisensi baik paket bassic atau titanium.44
Sekarang aplikasi PayTren dapat diaktifkan secara gratis namun Iwan
Rudini tetap memasarkan yang berbayar karena menurutnya yang gratis hanya
untuk merasakan manfaat aplikasi sedangkan yang berbayar dapat menjalankan
bisnis MLM dan akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar, harga yang
dibayarkan untuk membeli lisensi ini tidak mahal menurut Iwan Rudini,
sebaliknya lisensi ini sangatlah murah karena dengan membeli lisensi nantinya
akan mendapatkan keuntungan jauh lebih besar. Mengenai passive income
menurut Iwan Rudini tidaklah ada masalah karena itu adalah salah satu
keuntungan yang akan didapatkan ketika menjual lisensi, dalam hal kehalalan
PayTren Iwan Rudini berpegangan pada sertifikat halal dari DSN-MUI, Iwan
Rudini sebelumnya pernah mengikuti bisnis MLM selain PayTren namun
menurutnya bisnis MLM yang lain tidak sama dengan PayTren karena dalam
PayTren ini bisnisnya jelas dan tidak ada sistem tutup poin.45
44Iwan Rudini, Guru, Wawancara Pribadi, Banjarmasin, Desember 2018.
45Ibid.
87
B. Matriks
Matriks I
Identitas Informan
No
Identitas Informan
Nama Umur Pendidikan
Terakhir Pekerjaan Alamat
Paket
Lisensi
1.
Achmad
Ilham
Maulana
23 MAN Mahasiswa
Jl. Martapura
Lama Kelurahan
Sungai Lulut
Bassic
2. M. Ilham 25 SMA Wiraswasta
Kel. Kebun
Bunga Kec.
Banjarmasin
Bassic
3. M. Riyadhi 25 SMA Wiraswasta
Kel. Kebun
Bunga Kec.
Banjarmasin
Bassic
4. Syam’ani 19 SMA Mahasiswa
Kel. Kebun
Bunga Kec.
Banjarmasin
Bassic
5. Nur Faizi 21 MAN Mahasiswa
Jl. Bumi Indah I
Komp. Bumi
Mas
Bassic
6. Siti Rahmah 25
S-2
Pendidikan
Bahasa
Arab
Dosen Jl. Irigasi Kayu
Bawang Gambut Bassic
7. Zahhir
Anwari 22 SMA Mahasiswa
Jl. Alalak Utara
RT 16
Banjarmasin
Bassic
8. Junaidi 26 S-1 Syariah Wiraswasta
Kel. Kebun
Bunga Kec.
Banjarmasin
Timur
Titanium
9. Nur Azizah 33 S-1 Guru Banjarbaru Titanium
10. Iwan Rudini 28 S-1 Guru Sungai Lulut
Banjarmasin Titanium
88
Matriks II
Gambaran Kasus
No. Kasus Gambaran Kasus
Gambaran Praktik Bisnis Dasar Pertimbangan
1.
I, II, V
dan
VII
Tujuan dari pembelian lisensi pada kasus ini
adalah karena memandang dari peluang bisnis
yang akan banyak mendapatkan keuntungan
dan bonus yang besar, serta ingin menjalankan
bisnis multi level marketingnya sedangkan
manfaat dari aplikasi tidak terlalu dijalankan
dengan penuh, para mitra terfokus pada
penjualan lisensi aplikasi karena disana adanya
keuntungan yang jauh lebih besar dan akan
mendapatkan passive income, dan ketika
menjual tidak menjelaskan mengenai
kekurangan dari aplikasi PayTren.
Dasar pertimbangan
dari kasus ini adalah
bisnis MLM Paytren
adalah bisnis yang
telah mendapatkan
sertifikat halal dari
DSN-MUI dan tidak
ada keraguan lagi
mengenai ke-
syariahannya dan
milik Ustaz Yusuf
Mansur.
2. III, IV
dan VI
Tujuan dari pembelian lisensi ini adalah karena
memandang dari manfaat aplikai PayTren yang
multi guna untuk pembayaran tagihan bulanan,
sedangkan dalam hal penjualan kembali lisensi
tidak terlalu fokus atau sekedarnya saja.
Bisnis ini halal
sesuai syariah
karena sudah ada
sertifikat halal DSN-
MUI dan milik
Ustaz Yusuf
Mansur.
3.
VIII,
IX dan
X
Tujuan dari pembelian lisensi pada kasus ini
adalah karena memandang dari peluang bisnis
yang akan banyak mendapatkan keuntungan
dan bonus yang sangat besar, serta ingin
menjalankan bisnis multi level marketing,
sedangkan manfaat dari aplikasi tidak terlalu
Dasar pertimbangan
dari kasus ini adalah
bisnis MLM Paytren
adalah bisnis yang
telah mendapatkan
sertifikat halal dari
89
dijalankan dengan penuh hanya digunakan
secara pribadi, para mitra terfokus pada
penjualan lisensi aplikasi karena disana adanya
keuntungan yang jauh lebih besar dan akan
mendapatkan passive income, dengan lisensi
paket titanium mereka akan mendapatkan
keuntungan yang berlipat-lipat ganda lebih
banyak dari paket bassic karena mempunyai 31
lisensi sekaligus, mereka mengatakan bahwa
tidak ada kekurangan dari PayTren yang ada
hanyalah kelebihan dan manfaat yang banyak
didapatkan.
DSN-MUI dan tidak
ada keraguan lagi
mengenai ke-
syariahannya.
C. Analisis Data
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh sepuluh orang
informan yang melakukan praktik jual beli lisensi aplikasi PayTren dengan sistem
pemasaran multi level marketing berhasil diwawancarai. Dari sepuluh orang
informan, peneliti mendapat tiga variasi kasus. Masing-masing kasus memiliki
pelaku yang saling berkaitan.
Penelitian ini terdapat masalah pada syarat keterikatan ketika membeli,
tujuan pembelian dan manfaat dari barang yang diperjualbelikan yaitu lisensi.
Lisensi adalah izin hak usaha untuk mengoperasikan aplikasi PayTren.
Berdasarkan data yang terkumpul melalui metode wawancara yang dilakukan
peneliti, maka dengan adanya tiga variasi kasus yang ditemukan peneliti, untuk itu
penganalisisan dilakukan terhadap hasil yang disajikan dalam penelitian ini.
90
1. Analisis pertama yaitu pada kasus I, II, V dan VII
Pada kasus I, II, V dan VII ini mereka membeli lisensi pada mitra PayTren
yang telah lebih dahulu membelinya maka mereka berdasarkan kesepakatan pada
pembelian lisensi secara otomatis akan menjadi perwakilan perusahaan untuk
menjualkan kembali lisensi aplikasi kepada orang lain. Maka di sini jelaslah ada
al-‘aqidan (pihak-pihak yang bertransaksi), dalam jual beli satu pihak selaku
penjual (al-ba’i) dan pihak lain sebagai pembeli (al-musytari), pihak-pihak yang
bertransaksi baik penjual dan pembeli telah mencukupi syarat al-‘aqidan yaitu
telah cakap hukum.
Dari segi al-ma’qud ‘alaih (objek transaksi), ada al-muṡman (barang) dan
ada aṡ-ṡaman (harga/uang). Barang (al-muṡman) yang diperjualbelikan di sini
adalah lisensi yaitu berupa Nomor Induk PayTren (NIP) dan password serta PIN
transaksi yang berfungsi untuk mengaktifkan layanan aplikasi PayTren beserta
aplikasi turunan PayTren lainnya termasuk bisnis MLMnya dan untuk mengakses
situs-situs atau alamat website PayTren. Nomor Induk PayTren adalah sebuah
nomor yang berfungsi sebagai nama pengenal atau identitas seseorang dalam
PayTren, password adalah sebuah kata sandi atau kata kunci yang berfungsi untuk
membuka aplikasi PayTren atau turunannya termasuk bisnis MLM, dan PIN
transaksi adalah sebuah angka identifikasi pribadi atau kata sandi numerik yang
digunakan untuk autentikasi saat melakukan transaksi pada layanan aplikasi
PayTren. Password dan PIN transaksi ini bersifat rahasia untuk melindungi berkas
atau data dari akses orang lain tanpa izin pemilik. Jadi lisensi di sini berupa
Nomor Induk PayTren (NIP), Password, dan PIN transaksi yang berfungsi
91
sebagai hak izin pemakaian layanan aplikasi PayTren atau aplikasi turunan lain
termasuk bisnis MLMnya.
Menurut jumhur fuqaḥa seperti Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah,
Hanabilah, Musthafa Ahmad al-Zarqa dan Muhammad Syalabi, kesimpulannya
unsur harta ada empat, yaitu46:
1) Bersifat materi (‘aniyah) atau mempunyai wujud nyata;
2) Dapat disimpan untuk dimiliki (qabilan lil-tamlik);
3) Dapat dimanfaatkan (qabilan lil-intifa’);
4) Urf (adat atau kebiasaan) masyarakat memandangnya sebagai harta.
Lisensi ini bersifat materi dan mempunyai wujud nyata berupa NIP,
password, dan PIN transaksi, dapat disimpan untuk dimiliki oleh pembeli, dapat
dimanfaatkan yaitu sebagai alat untuk pemakaian layanan aplikasi PayTren atau
aplikasi turunan lain termasuk bisnis MLMnya, dan lisensi ini dianggap mitra
PayTren sebagai harta atau objek yang lazim diperjualbelikan. Dalam Black’s
Law Dictionary makna lisensi secara tidak langsung sudah bergeser ke arah
“penjualan” izin (privilege) untuk menggunakan hak atas merek yaitu merek
dagang PayTren, pihak yang menjual lisensi disebut licensor (pemberi lisensi),
dan pihak yang membeli lisensi disebut licensee (penerima lisensi).47
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 75/DSN-
MUI/VII/2009 tentang penjualan langsung berjenjang syariah menjelaskan
mengenai beberapa syarat objek dagang yang harus dipenuhi dalam penjualan
lansung berjenjang syariah yaitu, 1) Ada objek transaksi riil yang diperjualbelikan
46Ghufaron A. Mas’adi, op. cit., hlm. 12.
47Gunawan Widjaja, op. cit., hlm. 7-9.
92
berupa barang atau produk jasa; 2) Barang atau produk jasa yang diperdagangkan
bukan sesuatu yang diharamkan dan/atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang
haram. Dari poin satu dan dua tersebut lisensi ini adalah objek yang riil dan
berupa produk yang bukan dipergunakan untuk sesuatu yang haram. Jadi lisensi
berupa NIP, password, dan PIN transaksi sebagai alat untuk mengaktifkan
layanan aplikasi PayTren ini merupakan objek yang boleh diperjualbelikan.
Syarat dari objek transaksi yaitu ada barangnya, di sini berupa lisensi
(NIP, Password dan PIN transaksi), lisensi tersebut dapat dimanfaatkan dan
bermanfaat bagi pembeli untuk pemakaian layanan aplikasi PayTren atau aplikasi
turunan lain termasuk bisnis MLMnya, setelah pembelian lisensi dapat diserahkan
pada saat akad berlangsung, jual beli lisensi ini bisa secara offline atau tatap muka
langsung dan juga secara online melalui media sosial, ketika penjual dan pembeli
sepakat untuk bertransaksi atas lisensi, lisensi berupa NIP, password dan PIN
trasnsaksi juga dapat langsung diserahkan pada saat akad berlangsung. Objek
transaksi harus milik seseorang, di sini penjual harus membeli lisensinya terlebih
dahulu kepada pihak perusahaan, setelah itu penjual menjual kembali lisensi
tersebut kepada pihak pembeli, maka lisensi tersebut adalah milik si penjual yang
setelah akad akan berpindah kepemilikannya kepada pembeli.
Syarat selanjutnya yaitu objek transaksi wajib diketahui fisik dan
spesifikasinya, di sini lisensi tersebut telah diketahui fisiknya yaitu berupa NIP,
password dan PIN transaksi yang berguna sebagai hak izin penggunaan layanan
aplikasi PayTren, dan spesifikasinya telah diketahui akan mendapatkan NIP,
password dan PIN transaksi, namun karena lisensi ini berfungsi sebagai izin untuk
93
menggunakan layanan aplikasi PayTren dan pembeli tidak dapat menggunakan
atau mengecek layanan tersebut sebelum membeli lisensi terlebih dahulu, maka
penjual juga perlu untuk menjelaskan spesifikasi dari layanan yang terdapat dalam
aplikasi PayTren tersebut, untuk menghindari adanya ketidakjelasan saat
transaksi.
Ketidakjelasan (jahalah) adalah salah satu syarat yang harus terhindar dari
jual beli.48 Rasulullah saw. bersabda:
عليه وسلهم عن بيع الغرر صله الله 49(رواه مسلم)نه رسول الله
“Nabi melarang jual beli dengan tipuan (garar).” (HR. Muslim)50
Pada ketentuan hukum fatwa DSN-MUI tentang penjualan langsung berjenjang
syariah pada poin nomor tiga menyebutkan, yaitu transaksi dalam perdagangan
tersebut tidak mengandung unsur garar, maysir, riba, ḍarar, zulm, dan maksiat.
Tujuan pembelian lisensi ini adalah untuk peluang bisnis multi level
marketingnya dan kemanfaatan dari aplikasi PayTren sebagai alat untuk
pembayaran tagihan bulanan tidak terlalu dipakai dan ketika menawarkan kepada
pembeli yang akan membeli lisensi. Mereka tidak menjelaskan mengenai
kekurangan atau kecacatan pada aplikasi tersebut dan hanya menjelaskan
kelebihan-kelebihan dari aplikasi tersebut serta pendapatan yang besar ketika
menjalankan MLM, seperti misalnya aplikasi ini mempermudah pemakai dalam
hal bayar-bayar tagihan bulanan, tidak perlu untuk pergi keluar rumah lagi untuk
membayar tagihan tersebut dan pembelian pulsa handphone atau listrik, walau
48Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Jakarta: Amzah, 2015), hlm. 190.
49al-Imam Muslim, Ibnu Sholah, asy-Syahid, loc. cit.
50Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad al-Husaini, op. cit., hlm. 191.
94
mereka juga mengetahui adanya kekurangan atau kecacatan dari aplikasi tersebut.
Kekurangan atau kecacatan tersebut antara lain adalah berupa kendala yaitu masih
tahap perkembangan, adanya yang tidak setuju dengan kerjasama dengan bank
konvensional dan sulitnya topup atau pengisian saldo, layanan pembelian tiket
kereta api hanya di wilayah jawa yang dapat menggunakan dan aplikasi ini harus
bekerjasama dengan perusahaan daerah terlebih dahulu baru layanan aplikasi di
daerah tersebut dapat digunakan seperti pembayaran PDAM tidak semua wilayah
di Indonesia dapat menggunakan layanan yang satu ini.
Tentu saja mereka mengharapkan keuntungan ketika memasarkan kembali
lisensi kepada orang lain, namun karena peluang keuntungan yang dijanjikan
kepada mereka sangat banyak, maka mereka sangat bersemangat dan antusias
dalam memasarkan lisensi sehingga mereka melebih-lebihkan aplikasinya dan
tidak memberitahukan kekurangan atau kecacatan layanan aplikasi lagi, karena
saat mereka membeli juga tidak tahu adanya kekurangan pada aplikasi, setelah
membeli baru merasakan adanya kekurangan tersebut.
Selanjutnya aṡ-ṡaman (harga/uang), harga dari barang lisensi paket bassic
di sini yaitu seharga Rp.357.500,-, jadi harga barang telah ditetapkan oleh penjual
dan jelas harganya serta dapat diserahkan pada saat akad dilangsungkan, jika
transaksi dilakukan secara online lewat media sosial maka harga atau uang
tersebut dapat ditransfer atau dikirim melalui rekening penjual, maka syarat aṡ-
ṡaman terpenuhi. Pembeli menyadari bahwa ada aplikasi serupa PayTren yang
kegunaan dan manfaat dari aplikasi serupa tersebut sama serta dapat dinikmati
secara gratis tanpa membeli lisensi terlebih dahulu namun mereka tetap memilih
95
PayTren dan membeli lisensinya karena mereka telah mempercayai aplikasi
PayTren yang keamanan saat menggunakan layanannya tersebut jelas, PayTren
sudah mendapatkan izin dari Bank Indonesia dan telah diawasi oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), terlebih telah mendapatkan sertifikasi halal bisnis dari Dewan
Syariah Nasional (DSN-MUI), pembeli mempunyai hak layanan yang sama
namun pada aplikasi terdapat kekurangan atau kendala dalam pemakaiannya dan
setiap wilayah di Indonesia berbeda layanan yang dapat dinikmati dan hal ini di
ketahui oleh pihak penjual, sehingga menyebabkan ketidakjelasan pada spesifikasi
layanan aplikasi yang akan didapatkan setelah pembelian.
Maka pada kasus I, II, V dan VII ini setelah al-Ṣigah atau pernyataan
persetujuan dari masing-masing penjual dan pembeli untuk bertransaksi. Pembeli
meridakannya saja karena setelah pembelian tidak ada pembeli yang
mempermasalahkan harga dari lisensi tersebut, tidak ada batasan dalam penetapan
harga dalam jual beli, dan tidak ada mempermasalahkan kecacatan atau
kekurangan tersebut kepada pihak penjual, tidak ada khiyar ataupun garansi dalam
jual beli ini namun jika terdapat masalah dalam pembelian, pembeli dapat
melaporkan kepada call center perusahaannya langsung. Firman Allah swt. dalam
Q.S. an-Nisa/4: 29.
موالكم بينكم باكلوا أ
ين آمنوا ل تأ ها اله ي
ن تكون تارة عن يا أ
لاطل إله أ كن بكم رحيما نفسكم إنه الله
تراض منكم ول تقتلوا أ
“Wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang
96
berlaku atas suka sama-suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.”51
Rasulullah saw. bersabda:
ب سعيد الدريه قل عليه و :عن أ صله الله انهما اليع عن :سلهم قل رسول الله 52(رواه مسلم) .تراض
“Dari Abu Sa’id al-Khudri, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya
jual beli itu adalah berdasarkan asas rida (kerelaan hati).” 53 (HR. Muslim)
Asas saling rida atau suka sama suka dalam jual beli haruslah terhindar
dari penipuan, agar suka sama suka tersebut tidak berdasarkan sebuah tipuan.
Pihak penjual tidak menjelaskan mengenai kekurangan atau kecacatan maupun
kendala yang didapatkan setelah pemakaian layanan aplikasi PayTren tersebut
walau seperti itu ini belum termasuk pada ketidakjelasan tingkat yang besar pada
aplikasi setelah jual beli lisensi, sehingga belum termasuk pada garar berat atau
penipuan, karena kecacatan tersebut tidak dapat terhindar dan menjadi resiko
pembeli saat membeli lisensi, pada layanan tersebut yang belum sepenuhnya
dapat dipakai karena aplikasi PayTren masih tahap perkembangan. Walau tujuan
pembelian lisensi ini untuk mengikuti bisnis MLMnya dan kemanfaatan layanan
aplikasi PayTren tidak terlalu terpakai namun hal tersebut tidak menjadi masalah
karena setelah pembelian lisensi hak dari pembeli lisensi adalah mendapatkan
layanan yaitu berupa aplikasi multi guna sebagai alat pembayaran bulanan,
mengakses situs web PayTren dan dapat menjalankan bisnis multi level
51Ibid., hlm. 153.
52Al-Imam Muslim, Ibnu Sholah, asy-Syahid, Matan Shahih Muslim, Pentahqiq: Abu
Shuhaib al-Karomi (Riyadh: Baitul Afkar ad-Dauliyyah, 1998), hlm. 614.
53Muhammad Nashiruddin al-Albani, loc. cit.
97
marketingnya. Jadi sah-sah saja mereka menggunakan lisensi untuk salah satu
layanan atau semua layanan tersebut.
Garar yang diharamkan dan membuat suatu akad jual beli menjadi fasid
adalah garar yang berat, jika terjadi pada objek maka pada inti objek akad yang
diperjualbelikan, sebagaimana larangan pada hadis Nabi di atas mengenai jual beli
garar. Dalam kaidah fikih menyebutkan:
ا ه يقتض الفساد مطلقاصل ف اله ل
“Larangan itu pada dasarnya menentukan kerusakan secara mutlak.”54
صل ف الهه للتحريم ال
“Pada dasarnya larangan itu untuk mengharamkan.”55
Karena garar berat tersebut merugikan salah satu pihak, sedangkan garar yang
terjadi pada pelengkap objek akad itu dibolehkan, yang menjadi objek jual di sini
adalah lisensi dan layanan aplikasi adalah sebuah pelengkap dalam arti setelah
pembelian lisensi baru mengaktifkan aplikasi layanan tersebut menggunakan
lisensi yang dibeli, maka ini tidak merusak akad karena unsur ketidakjelasan
spesifikasi barang terletak bukan pada objek akad (lisensi), tetapi pada layanan
aplikasi yang tidak dijelaskan secara rinci. Ketentuan ini sesuai kaidah fikih yang
menyebutkan:
يغتفر ف اتلهوابع مال يغتفر ف غيها
“Kesalahan dalam hal-hal pelengkap itu ditolerir, berbeda kesalahan pada inti
akad, maka tidak ditolerir.”56
54Abdul Hamid Hakim, al-Bayan, Juz 3 (Jakarta: Maktabah as-Sa’adiyah Putra, tt), hlm.
32.
55Abdul Hamid Hakim, op. cit., hlm. 30.
56Adiwarman A. Karim, Oni Sahroni, op. cit., hlm. 84.
98
Jadi menurut peneliti pada kasus I, II, V dan VII ini rukun dan syarat dari
jual beli lisensi telah terpenuhi maka jual beli ini sah dan boleh.
2. Analisis kedua yaitu pada kasus III, IV dan VI
Pada kasus III, IV dan VI ini mereka membeli lisensi paket bassic pada
mitra PayTren yang telah lebih dahulu membelinya maka mereka berdasarkan
kesepakatan pada pembelian lisensi secara otomatis akan menjadi perwakilan
perusahaan untuk menjualkan kembali lisensi aplikasi kepada orang lain. Dalam
hal penjualan kembali lisensi mereka tidak terlalu fokus atau sekedarnya saja,
karena saat pembelian mereka hanya ingin memanfaatkan lisensi sebagai
pengaktifan layanan aplikasi PayTren dan akan memanfaatkan layanan
aplikasinya saja, jadi ketika orang ingin membeli lisensi pada mereka baru mereka
menjualnya dan mempromosikan lisensi ini seadanya hanya untuk menjalankan
perpanjangan tangan dari perusahaan atau sebagai perwakilan perusahaan untuk
menjual kembali lisensi. Mereka menjelaskan mengenai sistem, keuntungan dan
manfaat dari aplikasi PayTren kepada pembeli lisensi dan menjelaskan mengenai
kekurangan atau kecacatan dari aplikasi PayTren yang mereka ketahui jika
mereka ditanyai tentang hal tersebut.
Berdasarkan gambaran praktik jual beli pada kasus III, IV dan VI ini maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa dari segi rukun al-‘aqidan (pihak-pihak yang
bertransaksi), al-ma’qud ‘alaih (objek transaksi) yaitu lisensi untuk mengaktifkan
aplikasi PayTren, dan al-ṣigah telah terpenuhi. Dari segi syarat barangnya ada,
bermanfaat dapat diserahkan dan diketahui fisik serta spesifikasinya juga telah
terpenuhi, dan tidak ada unsur-unsur yang menyebabkan keharaman dalam jual
99
beli ini. Masalah mereka ingin menjual kembali lisensi atau tidak itu adalah hak
mereka, karena tidak ada kewajiban mitra PayTren sebagai perpanjangan tangan
dari perusahaan untuk menjual kembali lisensi tersebut.
Maka kesimpulan peneliti jual beli pada kasus III, IV dan VI ini rukun dan
syarat jual beli telah terpenuhi maka jual belinya sah dan boleh.
3. Analisis ketiga yaitu pada kasus VIII, IX dan X
Pada kasus VIII, IX dan X ini para mitra memperjualbelikan lisensi paket
titanium dan dalam memperjualbelikan lisensi ini mereka bertujuan untuk
menjaring mitra baru atau pembeli sebanyak-banyaknya dengan menjalankan
MLM, mereka memanfaatkan peluang bisnis yang terdapat dalam sistem MLM
tersebut sehingga mereka sangat antusias dan bersemangat dalam
mempromosikan lisensi tersebut karena setelah menjual lisensi pasti akan banyak
mendapatkan keuntungan dan bonus yang sangat besar. Ketika mempromosikan
aplikasi mereka mengganggap bahwa tidak ada kekurangan dalam PayTren dan
hanya terdapat manfaat serta kelebihan setelah membeli lisensi aplikasi PayTren,
walaupun pada nyatanya aplikasi PayTren masih terdapat kekurangan atau
kecacatan karena masih tahap perkembangan. Namun setelah pembelian tidak ada
pembeli yang mempermasalahkan atau merasa terugikan atas jual beli lisensi ini.
Berdasarkan analisis pertama pada kasus I, II, V dan VII, maka kasus VIII, IX dan
X ini praktik jual belinya diperbolehkan saja.
Fatwa DSN-MUI tentang penjualan langsung berjenjang menentukan
syarat harga objek jual beli yaitu harus tidak ada harga/biaya yang berlebihan
(excessive mark up), sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan dengan
100
kualitas/manfaat yang diperoleh. Lisensi titanium yang diperjualbelikan pada
kasus ini adalah seharga Rp. 10.725.000,-, hal ini jauh lebih mahal ketimbang
lisensi paket bassic. Setelah pembelian lisensi paket titanium yang didapatkan
adalah satu Nomor Induk PayTren (NIP), satu password dan satu PIN transaksi,
sama halnya apa yang didapatkan setelah pembelian paket bassic, layanan dalam
mempergunakan aplikasi PayTren pun sama halnya dengan yang didapat pada
paket bassic namun bedanya adalah pada layanan sistem MLMnya yang akan
mendapatkan bonus lebih banyak dari pada lisensi paket bassic, yaitu jika paket
bassic hanya berkesempatan mendapatkan bonus dan hadiah atau reward satu kali
dan mempunyai jaringan (downline) satu saja, namun pada paket titanium akan
berkesempatan mendapatkan bonus dan hadiah atau reward sebanyak 31 (tiga
puluh satu) kali dan langsung mempunyai jaringan (downline) sebanyak 31 (tiga
puluh satu) jaringan juga. Layanan ini lah yang membuat lisensi paket titanium ini
menjadi lebih mahal. Jadi objek yang diperjualbelikan adalah barangnya sama
antara lisensi paket titanium dengan paket bassic namun kegunaan serta manfaat
setelah pembelian tersebut mempunyai perbedaan.
Mark up harga adalah tambahan atas harga pokok produksi atau harga
pembelian barang dan menjadi bagian tak terpisahkan yang harus dilakukan oleh
pelaku usaha. Tidak ada standar baku untuk mengukur tinggi rendahnya mark up
harga atas sebuah produk dan tidak ada ketentuan baku yang membatatasi
maksimal keuntungan yang boleh diraih, asalkan harga tersebut jelas, sesuai
kualitas dan kuantitas barang serta dapat diserahterimakan pada majelis akad
101
maka boleh saja, selagi pihak penjual ataupun pembeli meridainya dan tidak ada
pihak yang terugikan atas harga tersebut. Rasulullah saw. bersabda:
ب سعيد الدريه قل عليه وسلهم :عن أ صله الله انهما اليع عن :قل رسول الله 57(رواه مسلم) .تراض
“Dari Abu Sa’id al-Khudri, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya
jual beli itu adalah berdasarkan asas rida (kerelaan hati).” 58 (HR. Muslim)
Pada kasus VIII, IX dan X ini pihak pembeli tidak mempermasalahkan
jika ada kecacatan dalam layanan aplikasi yang didapat setelah pembelian aplikasi
dan tidak terugikan atas biaya atau harga yang jauh lebih mahal karena sesuai
dengan layanan yang akan didapatkan, baik pihak penjual atau pihak pembeli
sama-sama meridakannya saja, maka berdasarkan gambaran praktik pada kasus
VIII, IX dan X ini maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa rukun maupun
syarat dalam jual beli ini telah terpenuhi dan sah atau boleh dilakukan.
4. Analisis Praktik Bisnis Multi Level Marketing Pada Mitra PayTren di
Banjarmasin
Setelah pembelian lisensi PayTren ini selanjutnya para mitra akan
menjalankan bisnis secara MLM yaitu pembeli secara otomatis menjadi wakalah
(perwakilan) perusahaan untuk menjual kembali lisensi dan berhak mendapatkan
ujrah (komisi) maupun jualah (bonus) sesuai prestasi kerjanya dan membentuk
jaringan. Pada Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No.75/DSN/VII/2009 tentang
Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS) atau MLM Syariah ada dua belas
ketentuan mengenai bisnis MLM yang sesuai dengan prinsip syariah, yaitu:
57al-Imam Muslim, Ibnu Sholah, asy-Syahid, loc. cit.
58Muhammad Nashiruddin al-Albani, loc. cit.
102
a. Ada objek transaksi riil yang diperjualbelikan berupa barang atau produk
jasa;
b. Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang
diharamkan dan atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang haram;
c. Transaksi dalam perdagangan tersebut tidak mengandung unsur garar,
maysir, riba, ḍarar, zulm, maksiat;
Dari penjelasan di atas mengenai objek yang diperjualbelikan adalah objek
riil dan sesuatu yang boleh diperjualbelikan, hanya saja pada transaksi
perdagangan terdapat garar ringan namun tidak mempengaruhi keabsahan jual
beli tersebut.
d. Tidak ada harga/biaya yang berlebihan (excessive markup), sehingga
merugikan konsumen karena tidak sepadan dengan kualitas/manfaat yang
diperoleh;
Dari penjelasan harga/biaya berlebih di atas, di sini para mitra PayTren
tidak mempermasalahkan harga jual, karena tidak ada ketentuan mengenai
batasan dalam menetapkan harga, dan harga lisensi sesuai dengan manfaat yang
didapatkan setelah membelinya serta sudah diawasi oleh Bank Indosesia, OJK
dan DSN-MUI.
e. Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota baik besaran
maupun bentuknya harus berdasarkan pada prestasi kerja nyata yang terkait
langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang atau produk jasa,
dan harus menjadi pendapatan utama mitra usaha dalam PLBS;
103
Pada ketentuan nomor lima ini para mitra PayTren mendapatkan komisi
atau bonus karena berdasarkan prestasi kerja mereka, semakin banyak mereka
menjual lisensi maka semakin banyak juga mereka akan mendapatkan komisi
dan bonus.
f. Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) harus
jelas jumlahnya ketika dilakukan transaksi (akad) sesuai dengan target
penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan oleh perusahaan;
Pada saat transaksi mereka akan menyetujui syarat dan ketentuan sebagai
mitra PayTren dan telah dijelaskan mengenai besaran bonus yang akan didapatkan
para mitra jika mereka memasarkan lisensi tersebut.
g. Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh secara reguler
tanpa melakukan pembinaan dan/atau penjualan barang dan/atau jasa;
Pada PayTren setelah pembelian lisensi lalu menjalankan bisnis MLM
maka akan mendapatkan banyak komisi dan bonus, diantaranya yaitu: komisi
pemasaran, komisi transaksi, bonus kepemimpinan, bonus pengembangan
kepemimpinan, bonus leadership (pasangan). Dari komisi dan bonus tersebut
besar jumlah yang akan didapatkan telah diketahui jelas dan mereka akan
mendapatkan setelah menjual lisensi PayTren, komisi pemasaran sebagai upah
penjualan lisensi, bonus kepemimpinan, pengembangan kepemimpinan dan
pasangan adalah bonus atau upah atas pembinaan para mitra di bawah atau
downline, dan komisi transaksi adalah komisi yang didapatkan oleh mitra di atas
atau upline atas transaksi yang dilakukan oleh downline tanpa upline mengerjakan
suatu apapun, besaran komisi berbeda-beda berdasarkan transaksi yang dilakukan
104
oleh dowline pada layanan aplikasi PayTren. Misalnya downline memanfaatkan
layanan aplikasi untuk menjual pulsa maka downline tersebut akan mendapatkan
komisi transaksi pribadi sebesar Rp75,- seterusnya mitra sponsornya (upline yang
menjual lisensi kepada downline) akan mendapatkan komisi transaksi juga sebesar
Rp50,- dan para upline atau mitra di atasnya lagi dari yang kedua sampai dengan
sepuluh upline juga akan mendapatkan komisi transaksi Rp25,- secara otomatis
atas transaksi yang dilakukan oleh downline tersebut dan didapatkan secara
reguler. Dalam hal ini dikategorikan sebagai passive income, jika diasumsikan
seluruh mitra downline hingga 10 generasi melakukan transaksi beli pulsa
handphone Rp5000,-/minggu dan ada 4 kali transaksi dalam satu bulan, maka
passive income yang didapat secara reguler sebesar:
(1) Paket bassic dengan total downline 4.094 maka mendapatkan passive
income sebesar Rp327.520,- /bulan; dan
(2) Paket titanium dengan total downline 1.398.100 maka mendapatkan
passive income sebesar Rp111.848.000,- /bulan.59
Walau pada akad jual beli kedua belah pihak sepakat dan rida atas komisi tersebut
namun menurut peneliti ini tetap saja tidak boleh karena menyalahi syariat Islam.
Dalam kaidah fikih disebutkan bahwa:
ة أ جر لع قدر المشقه ل
“Ujrah/kompensasi sesuai dengan tingkatan kesulitan (kerja).”60
59Ibid. 60Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Fatwa Nomor 75/DSN-MUI/VII/
2009 tentang Pedoman Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS) (Jakarta: DSN-MUI,
2009), hlm. 5.
105
Pada PayTren ada beberapa komisi dan bonus, menurut peneliti komisi
dan bonus yang telah disebutkan di atas adalah sesuai dan tidak menyalahi syariat
Islam karena komisi dan bonus diberikan sesuai dengan hasil atau prestasi
kerjanya berdasarkan tingkat kesulitan kerjanya kecuali pada komisi transaksi
yang didapatkan upline atas hasil kerja downline, yang mana ini didapatkan tanpa
upline bekerja dan yang bekerja adalah downline, jadi passive income ini adalah
bukan hasil pekerjaan upline. Mereka beranggapan bahwa passive income tersebut
adalah ibarat jika seseorang melakukan satu kebaikan maka Allah akan membalas
dengan sepuluh kebaikan, begitulah ketika mereka menjual satu lisensi maka
berhak mendapat passive income dari sepuluh turunan generasi (downline).
Firman Allah swt. dalam Q.S. an-Nisa/4: 29.
ن تكون تارة عن موالكم بينكم بالاطل إله أ
كلوا أ
ين آمنوا ل تأ ها اله ي
يا أ
كن بكم رحيما نفسكم إنه الله تراض منكم ول تقتلوا أ
“Wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang
berlaku atas suka sama-suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.”61
Rifa’ah bin Rafi’ menceritakan bahwa Nabi saw. pernah ditanya orang,
apakah usaha yang paling baik? Jawab beliau:
ور 62(رواه الزبار و صححه احلاكم)عمل المرء بيده وك بيع مب
“Usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang halal.” (HR.
al-Bazar dan Hakim)
61Ibid., hlm. 153.
62al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram 1, terj. Kahar Masyhur (Jakarta:
Rineka Cipta, 1992), hlm. 407.
106
Jadi pekerjaan yang baik adalah hasil dari usahanya sendiri. Jika pekerjaan
telah selesai dilaksanakan maka berhak mendapatkan ujrah, ujrah berdasarkan
hasil pekerjaan sendiri, namun jika tidak ada pekerjaan yang dikerjakan maka
tidak ada ujrah.
h. Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha)
tidak menimbulkan igra’.
Igra’ atau daya tarik luar biasa yang menyebabkan orang lalai terhadap
kewajibannya demi melakukan hal-hal atau transaksi dalam rangka mempereroleh
bonus atau komisi yang dijanjikan, dalam hal ini para mitra PayTren lebih
menjual karena merupakan milik Ustaz Yusuf Mansur, mereka hanya menjelaskan
mengenai kelebihan lisensi dan tidak menjelaskan kekurangan lisensi, karena
tujuannya untuk mendapatkan bonus yang dijanjikan.
i. Tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian bonus antara
anggota pertama dengan anggota berikutnya;
Para mitra PayTren akan mendapatkan bonus sebanyak sepuluh regenerasi
atau sampai pada sepuluh downline saja, di bawah dari itu maka mereka tidak lagi
mendapatkannya, jadi bonus yang mereka dapatkan terbatas sampai dengan
sepuluh turunan saja.
j. Sistem perekrutan keanggotaan, bentuk penghargaan dan acara seremonial
yang dilakukan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan aqidah,
syariah dan akhlak mulia, seperti syirik, kultus, maksiat dan lain-lain;
107
Pada poin ini para mitra membentuk komunitas yan positif dan tidak
bertentangan dengan syariat, mereka akan mengadakan acara kumpul-kumpul
seperti diskusi atau seminar untuk menaikkan penjualan atau promosi.
k. Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan keanggotaan berkewajiban
melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggota yang direkrutnya
tersebut;
Para mitra PayTren berkewajiban membimbing mitra di bawahnya atau
downlinenya dan harus melayani jika ada dowline yang bertanya sesuatu.
l. Tidak melakukan kegiatan money game.
Pada fatwa dijelaskan, money game adalah kegiatan penghimpunan dana
masyarakat atau penggandaan uang dengan praktik memberikan komisi dan bonus dari
hasil perekrutan/pendaftaran mitra usaha yang baru/bergabung kemudian dan bukan dari
hasil penjualan produk, atau dari hasil penjualan produk namun produk yang dijual
tersebut hanya sebagai kamuflase atau tidak mempunyai mutu/kualitas yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Money game dapat juga diartikan sebagai cara bisnis yang tidak wajar dan
cenderung menipu yang dilakukan oleh perusahaan investasi palsu, dengan cara
menawarkan produk investasi yang dijamin pasti aman dan pasti untung serta
memberikan bagi hasil yang sangat tinggi dalam waktu yang singkat.63
Pada mitra PayTren mereka akan mendapatkan bonus ketika mereka
memperjualbelian lisensi, semakin banyak mereka menjual lisensi maka semakin
banyak pula bonus yang akan didapatkan dan ada produk berkualitas yang
diperjualbelikannya yaitu berupa lisensi untuk mengaktifkan layanan-layanan
63Kuswara, op. cit., hlm. 31.
108
pada PayTren, bisnis MLM ini telah mendapat izin dari bank Indonesia dan
pengawasan dari Otoritas Jasa Keuanan, serta mempunyai perusahaan yang legal.
Jadi pada praktik bisnis multi level marketing mitra PayTren di
Banjarmasin masih ada beberapa yang tidak sesuai dengan fatwa DSN-MUI yaitu
pada ketentuan hukum nomor tujuh dan delapan.