bab iv pengumpulan dan pengolahan data - · pdf filebab iv pengumpulan dan pengolahan data...
TRANSCRIPT
99
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.1 PT Kereta Api
4.1.1 Profil Perusahaan PT Kereta Api (2004)
• Visi Perusahaan: “Terwujudnya Kereta Api sebagai Pilihan Utama Jasa
Transportasi dengan fokus keselamatan dan pelayanan.”
• Misi Perusahaan: “Menyelenggarakan jasa transportasi sesuai keinginan
stakeholder dengan meningkatkan keselamatan dan pelayanan serta
penyelenggaraan yang semakin efisien.”
• Budaya perusahaan merupakan pola sikap, keyakinan, asumsi dan harapan
yang dimiliki bersama dan menjadi pegangan teguh dan pedoman dalam
melakukan interaksi antar karyawan dalam usaha mencapai sasaran
perusahaan, yang disebut RELA. RELA berarti ikhlas bekerja, ikhlas
berjuang, ikhlas berkorban dan ikhlas belajar untuk kemajuan perusahaan.
RELA juga merupakan penjabaran dari:
R = Ramah
E = Efisien & Efektif
L = Lancar
A = Aman
• Tujuan Perusahaan:
1. Turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan pemerintah
dibidang ekonomi dan pembangunan nasional khususnya dibidang
transportasi.
2. Mendukung penyediaan barang atau jasa dibidang perkeretaapian yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dipasar domestik maupun
mancanegara.
3. Meningkatkan kemampuan perawatan prasarana dan sarana
perkeretaapian, serta menyelenggarakan usaha penunjang dibidang
prasarana dan sarana kereta api dan kemanfaatan umum dengan
menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.
100
• Sasaran Perusahaan:
1. Kuantitatif, secara terus menerus dan bertahap meningkatkan kinerja
pelayanan dan keuangan melalui berbagai strategi pertumbuhan, antara
lain peningkatan produktifitas, efektifitas, efisiensi serta investasi secara
selektif.
2. Kualitatif, memproyeksikan pertumbuhan angkutan penumpang rata-rata
4,68 % per tahun, sasaran kinerja tahun 2004 dapat mengangkut 241,66
juta penumpang atau 22,192 Milyar Pnp – Km, dan memproyeksikan
pertumbuhan angkutan barang rata-rata 4,29 % per tahun, sasaran kinerja
tahun 2004 dapat mengangkut 23,43 juta ton barang atau 6,341 Milyar
Ton – km.
• Sumber Daya Manusia:
Tabel IV.1 Data Sumber Daya Manusia PT KA per 2004 Pendidikan Jumlah % Usia Jumlah % Gol. Jumlah %
S2 77 0,24 18 - 25 1.162 3,66 IV 115 0,36S1 542 1,71 26 - 30 2.885 9,08 D3 659 2,07 31 - 35 2.295 7,22 III 5.094 16,04
SMU 9.594 30,20 35 - 40 3.415 10,75 SMTP 6.803 21,42 41 - 45 5.599 17,63 II 22.658 71,33SD 13.383 42,13 46 - 50 10.907 34,34
< SD 708 2,23 51 - 55 5.503 17,32 I 3.899 12,27Jumlah 31.766 100 31.766 100 31.766 100
• Kinerja Pelayanan dan Usaha:
a. Ketepatan Jadwal Perjalanan KA.
Dalam tahun 2001 jadwal perjalanan KA Penumpang rata-rata terlambat
berangkat 36,33 menit dan rata-rata terlambat datang 59,33 menit.
Sedangkan untuk KA Barang, rata-rata terlambat berangkat 66,33 menit dan
rata-rata datang 64 menit. Beberapa faktor yang mengakibatkan tidak
tepatnya jadwal perjalanan KA meliputi:
1. Adanya beberapa bagian jalan KA yang memerlukan pembatasan
kecepatan (Taspat) karena adanya pekerjaan Proyek Prasarana KA;
2. Adanya bagian jalan yang terkena bencana alam (banjir/longsor) dan
menantikan dukungan dana perbaikan melalui komitmen Net PSO, IMO
dan TAC dari Pemerintah;
3. Beberapa KA dioperasikan secara pulang pergi (V-slag), sehingga
kelambatan satu KA berakibat pada kelambatan KA berikutnya;
101
4. Meningkatnya beban lintas pada koridor tertentu, khususnya lintas bottle-
neck Cikampek - Haurgeulis;
5. Banyaknya bagian jalan yang memerlukan pembatasan kecepatan KA
akibat umur layan (lifetime) prasarana jalan KA yang telah melampaui
batas.
b. Keselamatan Perjalanan KA.
Meskipun masih terjadi kecelakaan KA, namun secara umum perjalanan KA
masih relatif lebih aman dibandingkan dengan moda angkutan darat lainnya.
c. Upaya untuk mencegah kecelakaan.
1. Jangka Pendek: Secara bertahap melengkapi fasilitas standar keselamatan
Perjalanan KA di bidang:
- Sarana, melengkapi fasilitas keselamatan berupa dead-man pedal,
spedometer, radio lok, wiper kaca dll;
- Prasarana, segera menghilangkan titik-titik pembatasan kecepatan KA
prioritas pada koridor padat frekuensi;
- SDM, meningkatkan pengawasan terhadap disiplin penggunaan
regulasi yang berlaku dalam urusan perjalanan KA dan langsiran, serta
menyelenggarakan refreshing untuk penyegaran pengetahuan SDM
terhadap regulasi yang berlaku;
2. Jangka Menengah: Percepatan penyelesaian proyek prasarana KA yang
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas lintas. Jalur ganda parsial
Cikampek - Padalarang (32 km) dan Jalur Ganda Solo - Yogyakarta (60
km).
3. Jangka Panjang: Pembangunan jalur ganda Yogya - Kroya (140 km),
tahap pertama Yogyakarta - Kutoarjo (64 km) dalam masa konstruksi,
berikutnya Kutoarjo - Kroya (76 km) menunggu sumber dana.
Penggandaan jalur Kroya - Cirebon (150 km), penggandaan jalur
Kiaracondong - Cicalengka (15 km) untuk mendukung angkutan urban
Bandung Raya, serta pembangunan jalur ganda kedua Bekasi -
Manggarai untuk mendukung angkutan KA Jabotabek.
d. Peningkatan Pelayanan.
102
- Meningkatkan kapasitas angkut dengan merencanakan armada Kereta Rel
Diesel Elektrik (KRDE) yang akan dioperasikan pada koridor Bandung -
Jakarta pp.
- Meminimalkan akses pelayanan akibat kesenjangan penawaran dan
permintaan dengan meningkatkan keandalan sistem jaringan on-line
ticketing.
- Bekerja sama dengan pihak perbankan untuk perluasan jaringan layanan
ticketing melalui ATM perbankan. Di bidang sarana, diupayakan
pemenuhan standar pelayanan minimum pada semua kelas KA,
Ekonomi, Bisnis dan Eksekutif.
e. Produksi Jasa KA.
Selama periode 1996-2001, pertumbuhan produksi KM - KA rata-rata
2,32%. Pertumbuhan tertinggi pada KM - KA penumpang rata-rata
4,92%/tahun. Sedangkan pada KM - KA barang pertumbuhan rata-rata minus
3,93%. Demikian juga halnya dengan rata-rata pertumbuhan KA - dinas.
Permasalahan yang terberat dihadapi PT. Kereta Api saat ini adalah
penurunan kondisi sarana, baik Lokomotif, Kereta maupun Gerbong. Jumlah
sarana siap operasi selama periode 1996-2001 rata-rata mengalami
pertumbuhan kecil. Lokomotif 0,59%/tahun, KRL sedikit membaik
pertumbuhannya 10,2%, tetapi sifat lebih pada public service. Demikian juga
KRD dan Kereta Lokal masing-masing dengan angka pertumbuhan 7,54%
dan 6,84%/tahun. Kereta Raya yang sebagian lebih bernilai komersial hanya
tumbuh 2,35%/tahun.
Fakta dilapangan, khususnya pada masa angkutan puncak seperti pada
musim liburan, kesenjangan antara penawaran dan permintaan sangat
dirasakan. Upaya meningkatkan kapasitas angkut, khususnya untuk angkutan
penumpang terus dilakukan. Tetapi, laju pertumbuhan pasar masih belum
dapat diimbangi dengan laju pertumbuhan pasokan tempat duduk pada KA
yang dioperasikan.
Komposisi pelayanan KA saat ini masih berat pada pelayanan publik, 80%
dari jumlah KA yang dioperasikan adalah pelayanan publik, termasuk
didalamnya KA Jabotabek. Demikian juga dengan komposisi tempat duduk,
103
90% pada KA bermisi pelayanan publik, 10% bermisi komersial. Meskipun
demikian, dikaitkan dengan rata-rata jarak tempuh penumpang, 35% tempat
duduk - kilometer dikonsumsi kelas komersial.
f. Penjualan Angkutan Penumpang.
Penjualan angkutan penumpang periode 1996-2001 rata-rata mengalami
pertumbuhan 0,49%/tahun, 10,61% untuk kelas komersial dan 0,95% untuk
kelas non komersial. Pertumbuhan tertinggi pada kelas komersial KA
Jabotabek 16,63%/tahun.
Pada tahun 2001, rasio penjualan dan pendapatan kelas komersial 13,33%
dan 70,32%. Artinya KA komersial mengangkut 13,33% pangsa penjualan
tetapi menghasilkan 70,32% total pendapatan. Sebaliknya, KA non komersial
mengangkut 86,67% total penjualan hanya memberikan kontribusi
pendapatan 29,68% dari total pendapatan angkutan KA.
g. Penjualan Angkutan Barang.
Secara umum terdapat 28 komoditas angkutan barang, 16 komoditas
tergolong pada barang negoisasi, yaitu tarifnya didasarkan pada negoisasi
antara PT. Kereta Api dengan pihak konsumen dan 12 komoditas jenis non-
negoisasi yang tarifnya diatur dengan Keputusan Menteri Perhubungan RI.
Dari 28 komoditas angkutan barang tersebut, dapat disederhanakan
pengelompokkannya menjadi: BBM, Industri (pupuk dan semen/klinker),
Kargo berupa angkutan peti kemas pada berbagai koridor, Agrobisnis (hasil
perkebunan, barang kayu, gula, aci, karet dan beras), serta lain-lain yang
terdiri dari jenis barang yang tidak termasuk pada kelompok sebelumnya.
h. Pendapatan Non Angkutan.
Pendapatan dalam pos ini meliputi Properti, Restorasi KA, Tuslah, Deposito
dan Jasa Giro, Angkutan Lanjutan, Sewa Kereta Makan, Operasi lainnya
(persewaan ruang, buffet, kios distasiun), biaya perawatan sarana milik pihak
ketiga (PT. Pusri) dan pendapatan lainnya.
i. Net PSO, IMO dan TAC.
Public Service Obligation (PSO) adalah kewajiban pemerintah untuk
membayar selisih antara tarif yang ditetapkan pada KA Ekonomi dengan
104
biaya yang dikeluarkan PT. Kereta Api --> Pemerintah membayar kepada
PT. KA.
Infrastructure Maintenance & Operation (IMO) adalah kewajiban
pemerintah untuk membayar biaya perawatan prasarana pokok
perkeretaapian yang sesuai UU no. 13 tahun 1992 merupakan milik
pemerintah, serta biaya pengoperasian prasarana dimaksud, karena operator
prasarana adalah karyawan PT. Kereta Api --> Pemerintah membayar kepada
PT. KA.
Track Access Charge (TAC) adalah kewajiban PT. Kereta Api membayar
sewa (charge) kepada pemerintah atas penggunaan prasarana pokok
perkeretaapian milik pemerintah untuk operasi KA --> PT. KA membayar
kepada pemerintah.
Penerimaan dari pemerintah atau disebut juga dengan Net PSO, IMO, TAC
merupakan kumulatif dari PSO + IMO - TAC, yang diterapkan sejak tahun
2000. Problemnya, besaran PSO, IMO yang diberikan pemerintah selalu
lebih kecil dari usulan dan pemberiannya dilaksanakan per triwulan.
Sehingga besaran Net PSO, IMO dan TAC selalu lebih kecil dari yang
seharusnya.
4.1.2 Pelayanan Yang Diberikan Oleh PT Kereta Api
4.1.2.1 Pelayanan Kereta Api Penumpang
Kapasitas angkut penumpang yang disediakan PT Kereta Api di Jawa dan
Sumatera adalah 106.638 tempat duduk/hari, dengan rasio kelas eksekutif (15%),
bisnis (27%) dan ekonomi (59%). Bila tempat duduk dikaitkan dengan jarak
tempuh, total kapasitas 41.528.450 tempat duduk – kilometer per hari, dengan
ratio eksekutif (17%), bisnis (25%) dan ekonomi (58%).
a. Kelas Argo
Kereta api jenis ini mulai diluncurkan tanggal 31 Juli 1995 sebagai
persembahan perkeretaapian dalam rangka memperingati “50 Tahun
Kemerdekaan RI” semula hanya dioperasikan dua kereta api, yaitu Argo
Bromo pada koridor Jakarta – Surabaya pp. dan Argo Gede Koridor Jakarta –
105
Bandung pp. saat ini, KA Argo Bromo dikembangkan menjadi Argo Bromo
Anggrek.
Seiring dengan peluncuran berbagai produk berbrand Argo, PT. Kereta Api
(Persero) telah mulai membuat deskripsi yang nyata mengenai strategi dan
taktik pemasaran yang dilakukannya terhadap pasar potensial golongan
mengengah ke atas. Deskripsi strategi pemasaran tersebut dilakukan secara
komprehensif (strategi brand), bukan strategi per produk.
Strategi peluncuran produk Argo didasari adanya sasaran perusahaan yang
akan membawa kereta api sebagai moda transportasi yang handal dan
dipercaya oleh masyarakat dengan kualitas pelayanan yang tinggi dan
menjadi alternatif utama sarana transportasi, khususnya di Wilayah Jawa.
Terkecuali itu, perusahaan ingin pula mengubah image masyarakat terhadap
moda kereta api dan PT. Kereta Api (Persero) sebagai badan usaha yang dulu
dikenal sebagai perusahaan yang hanya berorientasi bagaimana dapat
mengoperasikan sarana yang ada untuk mengangkut penumpang dan barang
menjadi perusahaan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan, tentu saja
dengan penyediaan jasa transportasi yang berkualitas dan terpercaya.
Segmenting yang mendasari peluncuran produk Argo dilakukan dengan
mengklasifikasikan pelanggan dalam beberapa tingkatan nilai (value):
- Gateway value, konsumen yang menggunakan jasa kereta api hanya
mendasarkan kepada fungsinya sebagai alat transportasi.
- Competitive value, disamping mempertimbangkan fungsi utama sebagai
alat transportasi, pelanggan mempertimbangkan pula faktor tingkat
kenyamanan dan pelayanan yang dibandingkat terhadap moda pesaing.
- Ultimate value, pelanggan tidak sekedar menuntut fungsi dan
perbandingan, melainkan juga pertimbangan-pertimbangan psikologis
yang tidak dapat diukur batasnya, misalnya gengsi, prestise dan
kepuasan.
Pasar sasaran yang dipilih adalah pelanggan yang tidak hanya sekedar
menuntut fungsi utama kereta api, akan tetapi juga pertimbangan-
pertimbangan psikologis (ultimate value), atau tepatnya pemerjalan eksekutif
106
tidak akan kehilangan prestise walau tidak naik pesawat maupun pemerjalan
non eksekutif yang ingin naik kelas sosialnya tanpa harus naik pesawat.
Positioning dilakukan dengan mempersepsikan produk Argo sebagai moda
transportasi kereta api yang terbaik, prestise, nyaman, cepat, untuk masing-
masing kelas dan koridornya.
KA Kelas Argo lainnya adalah :
- KA Argo Muria/Sindoro koridor Gambir – Semarangtawang pp.
- KA Argo Lawu koridor Gambir - Yogyakarta – Solo pp.
- KA Argo Dwipangga koridor Gambir - Yogyakarta – Solo pp.
- KA Argo Wilis koridor Bandung – Surabaya pp.
- KA Argo Jati koridor Cirebon – Gambir pp.
b. Kelas Satwa
Setingkat di bawah kelas Argo, PT Kereta Api juga menyajikan pelayanan
KA Kelas Satwa, yang pada KA tertentu menyediakan dua jenis layanan,
yaitu eksekutif dan bisnis seperti pada KA Sancaka koridor Surabaya –
Yogyakarta.
KA Kelas Satwa lainnya adalah:
- KA Jatayu koridor Surabaya – Malang,
- KA Lodaya koridor Bandung - Solo - Surabaya,
- KA Gajayana koridor Gambir - Malang,
- KA Kamandanu koridor Gambir - Semarangtawang,
- KA Gumarang koridor Jakarta - Surabaya,
- KA Bima koridor Jakarta - Yogyakarta - Surabaya,
- KA Taksaka koridor Yogyakarta – Jakarta,
- KA Sembrani koridor Jakarta – Surabaya,
- KA Merak Jaya Jakarta – Merak
- KA Turangga pada koridor Bandung – Surabaya.
- KA Madeks pada koridor Madiun - Surabaya
c. Kelas Ekonomi Unggulan
107
Dalam rangka pemerataan pelayanan kepada semua lapisan masyarakat,
selain mengoperasikan sejumlah KA komersial yang berfungsi sebagai
subsidi silang (cross-subsidy) pada pelayanan KA kelas ekonomi, PT. Kereta
Api juga mengoperasikan sejumlah KA kelas ekonomi unggulan. Misalnya,
KA Brantas pada koridor Tanah Abang – Kediri, KA Kaligung koridor Tegal
– Semarang, dan KA Logawa koridor Purwokerto – Surabaya.
d. Kelas Ekonomi
Kereta api kelas ekonomi tarifnya ditetapkan oleh pemerintah, sehingga
secara keseluruhan biaya operasi tidak dapat ditutup dengan tarif yang
dikenakan kepada masyarakat. Sampai saat ini, PT. Kereta Api melakukan
“subsidi silang” dari pendapatan kelas argo dan kelas satwa pada kelas
ekonomi.
e. Kereta Wisata
PT. Kereta Api juga menyediakan layanan kereta wisata yang tarifnya
disesuaikan dengan harga tiket tertinggi pada KA yang merangkaikan kereta
wisata tersebut. Kereta wisata diberi nama dengan Nusantara, Bali dan
Toraja, yang berada di Jawa. Selain itu, di Ambarawa tersedia pula kereta
wisata dengan lok uap yang berjalan pada rel bergigi. Di Solo, kereta wisata
Purwosari – Wonogiri menelusuri jalan Slamet Riyadi dikota Solo.
Sedangkan di Sumatera Selatan, tersedia kereta wisata yang diberi nama
Kereta Sultan, di Sumatera Barat tersedia pula kereta wisata ke Lembah Anai
dan Pantai Pariaman
4.1.2.2 Pelayanan Kereta Api Barang
Khusus di Jawa, pemasaran angkutan barang semula kurang diminati pasar,
karena dalam perjalanan kalah prioritas dengan KA penumpang. Tetapi, sejalan
dengan perkembangan terakhir, melalui modernisasi sarana angkutan barang,
telah dimungkinkan hadirnya KA barang dengan kecepatan yang tidak jauh
berbeda dengan KA penumpang, sehingga perjalanannya lebih lancar.
a. Baja Satwa
KA barang Baja Satwa dikhususkan bagi pengangkutan barang pada koridor
Jakarta (Kampung Bandan) - Surabaya Pasarturi pp. barang yang diangkut
108
menggunakan peti kemas, yang jenis komoditas angkutannya tidak terbatas
pada jenis tertentu.
b. Barang Cepat
Koridor layanannya sama dengan KA Antaboga, Jakarta (Kampung Bandan)
– Surabaya Pasarturi, tetapi sarana yang digunakan berupa gerbong tertutup.
Komoditas yang dapat diangkut juga variatif sesuai dengan ketersediaan
pasar.
4.1.3 Profil Kereta Api Penumpang
4.1.3.1 Kereta Api Argo Gede
KA Argo Gede pada peluncuran perdana tanggal 31 Juli 1995 diberi indeks JB-
250 yang memiliki arti bahwa perjalanan Jakarta - Bandung ditempuh dalam
waktu 2,5 jam. Diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden RI bertepatan
dengan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-50, disusul kemudian
pada tanggal 10 Mei 2001 diluncurkan KA Argo Gede II yang dioperasikan
untuk menambah frekuensi perjalanan menjadi 4 kereta api dalam satu hari, dari
Bandung - Gambir begitu juga arah sebaliknya.
Kapasitas angkut yang tersedia adalam satu kereta api ini mencapai 300 tempat
duduk (6 rangkaian kereta kelas eksekutif).
Kata Argo digunakan sebagai brand image layanan kereta api eksekutif,
sedangkan kata Gede diambil dari nama Gunung Gede (2.958 m) yang berada di
kawasan Taman Nasional Gede Pangrango di wilayah Kabupaten Bogor, Cianjur
dan Kabupaten Sukabumi. Sangat populer bagi para pendaki gunung di Jawa
Barat.
Perjalanan kereta api pada siang hari memungkinkan penumpang dapat
menikmati indahnya panorama pegunungan di Bumi Parahyangan bagian barat
dengan jalan dan jembatan kereta api yang berkelak-kelok. Selain itu penumpang
juga dapat menyaksikan hamparan Bendungan Jatiluhur.
Penumpang dapat memesan makanan dan minuman kepada
pramugara/pramugari sesuai dengan menu pilihan yang disediakan serta bisa
dinikmati baik ditempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi yang
109
didesain sebagai mini bar. Semua ini sengaja didesain untuk membuat layanan
kereta api ini lebih nyaman.
Tabel IV.2 Fasilitas dan Spesifikasi Teknis Kereta Argo Gede
Item Keterangan
Interior
Desain disesuaikan denganaspek estetika, keselamatan &kenyamanan, dilengkapiperedam suara & isolasi panastidak mudah terbakar.
Tempat Duduk
- Kapasitas 50 tempat duduk per kereta,
- Reclining dan revolving seat system,
- Dilengkapi meja lipat dan sandaran kaki,
- Desain ergonomis.
Leluasa dan nyaman.
Pintu Ruangan Sistem geser otomatis.
Jendela Kaca tetap dupleks lapisanlaminasi isolator panasdilengkapi dengan tirai.
Ukuran dan desain disesuaikan dengan aspek keselamatan dan keamanan.
Penyegar Udara 2 set Air Conditioner (AC) tiapkereta. Temperatur 21 - 26 derajat C.
Jenis Boogie
K5/TB.398 dan K8/ NT.60dengan sistem suspensiconical, ruber bounded dan coilspring dilengkapi bolsteranchor serta vertical shockabsorber.
Membuat goncangan terasa lembut.
Fasilitas Keselamatan
Tabung pemadam kebakaran,emeregency brake.
Fasilitas Lainnya Audio/video, lampu baca,toilet.
110
Tabel IV.3 Jadwal Kereta Argo Gede (Per 1 Maret 2008)
No KA BandungBr
Jatinegara GambirDa Penyedia Jasa Restorasi
Da Br
1 15 06.00 08.32 08.34 08.43 PT Reska Divisi Bandung
2 17 07.35 10.06 10.08 10.17 PT Reska Divisi Bandung
3 19 10.30 13.00 13.02 13.12 PT Panbakti
4 21 14.30 17.01 17.03 17.13 PT Reska Divisi Jakarta
5 23 16.15 18.52 18.54 19.04 PT Reska Divisi Bandung
6 25 18.30 21.01 21.03 21.13 PT Panbakti
No KA GambirBr
Jatinegara BandungDa Penyedia Jasa Restorasi
Da Br
1 16 06.15 06.26 06.28 09.03 PT Reska Divisi Jakarta
2 18 09.10 09.20 09.22 11.57 PT Reska Divisi Bandung
3 20 11.45 Ls. Ls 14.23 PT Reska Divisi Bandung
4 22 14.45 Ls. Ls 17.23 PT Panbakti
5 24 17.45 Ls. Ls 20.23 PT Reska Divisi Bandung
6 26 19.30 Ls. Ls 22.08 PT Reska Divisi Bandung
Fasilitas Tarif sudah termasuk biaya asuransi
Keterangan:Tarif Biasa Rp 75.000,-
Tarif Diskon s/d Rp. 45.000,-
Pelayanan tambahan : snack + air mineral, tissue penyegar, bantal
4.1.3.2 Kereta Api Parahyangan
KA Parahyangan mulai dioperasikan pada tanggal 31 Juli 1971 menelusuri Alam
Pegunungan Priangan Bagian Barat dari Bandung menuju Jakarta dan
sebaliknya. Perjalanan sejauh 173 km ditempuh dengan waktu rata-rata 3 jam.
Frekuensi perjalanan KA Parahyangan saat ini adalah 20 kali pada hari biasa dan
30 kali pada hari weekend dan libur. Dengan banyaknya pilihan alternatif jadwal
pemberangkatan menjadikan KA Parahyangan sangat ideal digunakan bagi para
pelaku bisnis, keluarga dan pemerjalan lainnya.
Kereta api ini menyediakan layanan kelas eksekutif dan kelas bisnis yang
memungkinkan bagi para pelanggan untuk memilih kelas sesuai selera dan daya
belinya. Dibandingkan dengan mode angkutan lainnya KA Parahyangan
111
memiliki keunggulan dari sisi kenyamanan dan waktu tempuhnya yang lebih
singkat.
Tabel IV.4 Fasilitas dan Spesifikasi Teknis Kereta Api Parahyangan
Item Kelas Eksekutif Kelas Bisnis
Interior
Desain disesuaikan dengan aspek estetika, keselamatan & kenyamanan, dilengkapi peredam suara & isolasi panas tidak mudah terbakar.
Desain disesuaikan dengan aspek estetika, keselamatan & kenyamanan, dilengkapi peredam suara & isolasi panas tidak mudah terbakar.
Tempat Duduk
- Kapasitas 52 tempat duduk per kereta,
- Reclining dan revolving seat system,
- Dilengkapi meja lipat dan sandaran kaki,
- Desain ergonomis.
- Kapasitas 52 tempat duduk per kereta,- Reversing seat system, - Desain ergonomis.
Pintu Ruangan Sistem geser manual. Sistem geser manual.
Jendela Kaca tetap dupleks lapisan laminasi isolator panas dilengkapi dengan tirai.
Ukuran dan desain disesuaikan dengan aspek keselamatan dan keamanan.
Penyegar Udara 2 set Air Conditioner (AC) tiap kereta. Kipas angin (fan).
Jenis Boogie
K5/ TB.398 dengan sistem suspensi double, ruber paddan coil spring dilengkapi bolster anchor serta vertical shock absorber (memperhalus guncangan).
K5/ TB.398 dengan sistem suspensi double, ruber paddan coil spring dilengkapi bolster anchor serta vertical shock absorber (memperhalus guncangan).
Fasilitas Keselamatan
Tabung pemadam kebakaran, emeregency brake.
Tabung pemadam kebakaran, emeregency brake.
Fasilitas Lainnya Toilet. Toilet.
112
Tabel IV.5 Jadwal Kereta Api Parahyangan (Per 1 Maret 2008)
No KA Gambir Br
Jatinegara BandungDa Keterangan
Da Br
1 52 05.15 05.26 05.28 08.25 Berhenti di Bekasi, Purwakarta
2 54 07.45 07.55 07.57 10.38 Senin/stlh libur
3 56 08.30 08.40 08.42 11.19
4 58 10.45 10.55 10.57 13.33 Berhenti di Cimahi
5 60 13.30 13.40 13.42 16.22 Berhenti di Cimahi, Purwakarta
6 62 16.30 16.40 16.42 19.24 Berhenti di Cimahi
7 64 20.30 20.43 20.45 23.19 Minggu/Hari Libur
No KA Bandung Br
Jatinegara GambirDa Keterangan
Da Br
1 51 04.00 06.34 06.36 06.45 Senin & Stlh libur
2 53 05.00 07.35 07.37 07.47 Berhenti di Purwakarta
3 55 06.30 09.03 09.05 09.14
4 57 08.45 11.25 11.27 11.36 Berhenti di Cimahi
5 59 13.00 15.43 15.45 15.54 Berhenti di Cimahi, Bekasi
6 61 17.15 19.56 19.58 20.07 Berhenti di Cimahi, Bekasi
7 63 19.30 22.13 22.15 22.24 Minggu/Hari Libur
Fasilitas Tarif sudah termasuk biaya asuransi Semua Penyedia Jasa Restorasi dilayani oleh PT Reska
Keterangan:Tarif Eksekutif
Biasa Rp 65.000,-Diskon s/d Rp. 35.000,-
Tarif BisnisBiasa Rp. 45.000,-
Diskon s/d Rp. 20.000,-
Pelayanan tambahan : (Eksekutif)snack+air mineral,
bantal;(Bisnis) permen & tissue penyegar
4.2 Kecukupan Sampel
4.2.1 Kecukupan Sampel dari Pengguna Jasa
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel probabilitas/acak,
dengan metoda Stratifikasi (Stratified Random Sampling). Metoda ini dilakukan
karena keterbatasan waktu dan dana penelitian.
Kuesioner yang dapat diolah adalah kuesioner yang diisi dengan lengkap.
Pendidikan minimal responden yang dianggap layak untuk disertakan dalam
penelitian ini adalah setingkat SLTA. Usia responden minimal responden 17
113
tahun. Jenis kuesioner yang dibagikan untuk pengguna jasa adalah Kuesioner A.I
(Identifikasi Responden), Kuesioner A.II (Ekspektasi Pengguna Jasa), dan
Kuesioner A.III (Persepsi Pengguna Jasa).
Dengan beberapa asumsi diatas, maka disusun populasi sebagai berikut:
- Konfigurasi rangkaian standar (staamformatie) KA Argo Gede :
1 BP(Bagasi+Pembangkit) + 3 K1(Eksekutif) + 1 M1(Restorasi)
- Konfigurasi rangkaian standar (staamformatie) KA Parahyangan :
1 BP(Bagasi+Pembangkit) + 2 K1(Eksekutif) + 3 K2(Bisnis) + 1 KMP2
(Restorasi+Bisnis)
- Kapasitas penumpang kelas eksekutif KA Argo Gede = 50 orang
- Kapasitas penumpang kelas eksekutif dan bisnis KA Parahyangan = 52 orang
- Jumlah penumpang 1 rangkaian KA Argo Gede = 3 X 50 = 150 orang
- Jumlah penumpang 1 rangkaian KA Parahyangan = 2 X 52 + 3 X 52
= 260 orang
- Populasi diambil dari 1 rangkaian KA yang terbesar = 260 orang
Berdasarkan Tabel Krejcie, untuk populasi sebesar 260 maka sampel yang
dibutuhkan untuk 95% tingkat keyakinan adalah 155 orang. Tabel Krejcie
selengkapnya tercantum dalam bagian lampiran.
Jika diasumsikan 60% kuesioner yang disebar kembali dan memenuhi syarat,
maka jumlah kuesioner minimum yang disebar = 100/60 X 155 = 258,333 ~ 255
Waktu dan jumlah penyebaran kuesioner dilakukan pada jadwal kereta api secara
acak.
Berdasarkan jadwal yang diberikan oleh pejabat pendamping dari PT KAI, maka
penelitian dilakukan pada hari Kamis tanggal 13 Maret 2008 dengan
menggunakan KA 53 berangkat dari Bandung pukul 05.00, dan balik lagi ke
Bandung menggunakan rangkaian KA yang sama (KA 56) berangkat dari Jakarta
pukul 08.30.
KA 53 pada saat penelitian dilakukan mengangkut 34 orang penumpang kelas
eksekutif dan 133 orang penumpang kelas bisnis. Sehingga okupansinya
(34+133)/260 = 64,23%. Karena kereta berangkat pagi hari (05.00) sehingga
114
DIREKTUR UTAMA
PT KERETA API
DIREKTUR OPERASI
DIREKTUR TEKNIK
DIREKTUR PERSONALIA DAN UMUM
DIREKTUR PENGEMBANGAN
USAHA
KAPUSDIKLAT
KAPUSRENBANG
SATUAN PENGAWAS
INTERN
SEKRETARIS PERUSAHAAN
KASUBDIT NIAGA
KASI PELAYANAN PENUMPANG
HIERARKI ORGANISASI YANG BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN
LAYANAN PENUMPANG
penyebaran kuesioner tidak dapat diberikan kepada setiap penumpang. Dari 99
lembar kuesioner yang diberikan kepada penumpang, hanya 88 lembar yang
dapat ditarik kembali dan memenuhi syarat atau 88/(34+133) = 52,69%.
KA 56 pada saat penelitian dilakukan mengangkut 32 orang penumpang kelas
eksekutif dan 82 orang penumpang kelas bisnis. Sehingga okupansinya
(32+82)/260 = 43,85%. Hal ini disebabkan kereta berjalan pada saat jam kerja.
Dari 80 lembar kuesioner yang diberikan kepada penumpang, hanya 74 lembar
yang dapat ditarik kembali dan memenuhi syarat atau 74/(32+82) = 64,91%.
Sehingga total kuesioner yang siap untuk diolah adalah 162 > 155, sehingga
menurut tabel Krejcie jumlah data mempunyai tingkat keyakinan > 95%.
4.2.2 Kecukupan Sampel dari Manajemen
Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan istilah Manajemen adalah para
personil PT Kereta Api yang berada pada tingkatan Direksi, Kepala Sub
Direktorat, Kepala Seksi dan Kepala Sub Seksi, yang berhubungan langsung
dengan pelayanan penumpang KA. Diketahui bahwa populasi Manajemen
adalah 16 orang.
Selengkapnya dapat dilihat pada Bagan Organisasi berikut
a. Di Kantor Pusat
Gambar IV.1 Bagan Organisasi di tingkat Kantor Pusat PT KAI
115
b. Di Daerah Operasi 1 Jakarta dan Daerah Operasi 2 Bandung
Gambar IV.2 Bagan Organisasi di tingkat Daerah Operasi PT KAI
c. Di Stasiun Bandung dan Stasiun Gambir
Gambar IV.3 Bagan Organisasi di tingkat Stasiun Besar
Kuesioner yang dapat diolah adalah kuesioner yang diisi dengan lengkap.
Pendidikan minimal responden yang dianggap layak untuk disertakan dalam
penelitian ini adalah setingkat SLTA. Usia responden minimal 21 tahun dan
responden yang bersangkutan telah bekerja di PT Kereta Api minimal selama 12
bulan. Berdasarkan Tabel Krejcie, untuk populasi sebesar 16 maka sampel yang
dibutuhkan untuk 95% tingkat keyakinan adalah 15. Kuesioner yang disebarkan
adalah Kuesioner B.I (Identifikasi Manajemen) dan Kuesioner B.II (Persepsi
Manajemen Mengenai Ekspektasi Pengguna Jasa).
Dari 16 kuesioner yang disebarkan, 15 kuesioner memenuhi syarat untuk diolah
lebih lanjut sehingga tingkat keyakinan 95% dapat tercapai.
116
4.2.3 Kecukupan Sampel dari Petugas Pelayanan
Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan Petugas Pelayanan adalah Pengatur
Perjalanan Kereta Api (PPKA), Petugas Loket/Reservasi, Polisi Khusus Kereta
Api (Polsuska), Manajer KA, Kondektur Pemimpin, Teknisi Mekanik dan
Listrik, Pemimpin Awak Restoran (PAR), Restoratur, Koki, OTC, dan
Pramugara/ri (Prama-Prami).
Kuesioner yang dapat diolah adalah kuesioner yang diisi dengan lengkap dan
responden (petugas pelayanan) yang bersangkutan telah bekerja sebagai petugas
pelayanan minimal selama 12 bulan. Kuesioner yang disebarkan adalah
Kuesioner C.I (Identifikasi Petugas Pelayanan), Kuesioner C.II (Persepsi Petugas
Pelayanan Mengenai Faktor-Faktor Anteseden Gap 3 dan Gap 4), dan Kuesioner
B.II (Persepsi Petugas Pelayanan Mengenai Ekspektasi Pengguna Jasa).
Berdasarkan Tabel Krejcie, untuk populasi sebesar 40 maka sampel yang
dibutuhkan untuk 95% tingkat keyakinan adalah 36.
Dari 40 kuesioner yang disebarkan, 38 kuesioner memenuhi syarat untuk diolah
lebih lanjut sehingga tingkat keyakinan 95% dapat tercapai.
4.2.4 Kecukupan Sampel dari Pendapat Ahli (Judgement Expert)
Untuk menguji kesahihan dari tingkat kepentingan kualitas pelayanan dari
petugas pelayanan digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Para ahli
diminta pendapatnya tentang alat ukur yang telah disusun tersebut. Jumlah
tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan pada umumnya mereka yang
telah bergelar pascasarjana sesuai dengan lingkup yang diteliti, dalam hal ini
pelayanan penumpang kereta api (Sugiyono, 1999).
Pada penelitian ini, yang dimaksud sebagai ahli adalah karyawan PT KA senior,
minimal bergelar S2, dengan pengalaman di bidang pelayanan penumpang kereta
api minimal 9 tahun (setingkat kategori ahli utama untuk konsultan menurut
peraturan Bappenas).
Dari pengamatan terhadap kuesioner yang telah disebar kepada petugas
pelayanan dan manajemen dank arena keterbatasan biaya dan waktu, maka
diputuskan untuk memilih 4 orang yang memenuhi krteria tersebut di atas, yang
kebetulan berasal dari kalangan manajemen. Sebetulnya untuk memberikan
117
bobot kepentingan yang mewakili semua pakar seharusnya responden diambil
juga dari kalangan akademisi dan konsultan.
4.3 Statistika Deskriptif
4.3.1 Statistik Deskriptif Identifikasi Responden (Penumpang)
Tabel IV.5 : Jumlah Responden (Penumpang) Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin
1 Laki-Laki 114 70,37%
2 Perempuan 48 29,63% Total 162 100,00%
Tabel IV.6 : Jumlah Responden (Penumpang) Menurut Status Pernikahan
Status Pernikahan 1 Belum Menikah 45 27,78% 2 Menikah 115 70,99%
3 Janda/Duda 2 1,23% Total 162 100,00%
Tabel IV.7 : Jumlah Responden (Penumpang) Menurut Usia
Usia 1 Kurang dari 17 Tahun 0 0,00%
2 Samadengan atau Lebih dari 17 Tapi Kurang dari 23 Tahun 22 13,58% 3 Samadengan atau Lebih dari 23 Tapi Kurang dari 30 Tahun 37 22,84% 4 Samadengan atau Lebih dari 30 Tapi Kurang dari 40 Tahun 28 17,28% 5 Samadengan atau Lebih dari 40 Tapi Kurang dari 55 Tahun 44 27,16%
6 Samadengan atau Lebih dari 55 Tahun 31 19,14% Total 162 100,00%
Tabel IV.8 : Jumlah Responden (Penumpang) Menurut Pekerjaan
Pekerjaan 1 Tidak Bekerja 11 6,79% 2 Pelajar / Mahasiswa / Santri 16 9,88%
3 Wiraswasta / Pedagang 39 24,07% 4 Tani 1 0,62% 5 Pegawai Negeri Sipil 24 14,81% 6 Anggota TNI / POLRI 3 1,85% 7 Pensiunan 16 9,88% 8 Karyawan Swasta 40 24,69% 9 Profesional (Pengacara/Notaris/Dokter/Seniman, dsb.) 4 2,47%
118
Pekerjaan 10 Lain-lain 8 4,94%
Total 162 100,00%
Tabel IV.9 : Jumlah Responden (Penumpang) Menurut Pendidikan
Pendidikan Terakhir Yang Telah Diselesaikan 1 Tidak Tamat Sekolah Dasar 1 0,62% 2 SD / Setingkat 3 1,85% 3 SLTP / Setingkat 8 4,94%
4 SLTA / Setingkat 49 30,25% 5 Diploma 29 17,90% 6 Sarjana (S-1) 61 37,65% 7 Pascasarjana (S-2 ; S-3) 11 6,79%
8 Lainnya 0 0,00% Total 162 100,00%
Tabel IV.10 : Jumlah Responden (Penumpang) Menurut Intensitas
Intensitas 1 Baru pertama kali 19 11,73% 2 1 tahun – 6 bulan sekali 34 20,99% 3 5 bulan - 1 bulan sekali 46 28,40%
4 Lebih dari satu kali per bulan 63 38,89% Total 162 100,00%
Tabel IV.11 : Jumlah Responden (Penumpang) Menurut Kelas Kereta
Kelas Kereta 1 Argo Gede 0 0,00% 2 EXA Parahyangan 73 45,06% 3 Bisnis 89 54,94%
4 Kereta Makan 0 0,00% Total 162 100,00%
Tabel IV.12 : Jumlah Responden (Penumpang)
Menurut Keperluan Bepergian Keperluan
1 Bisnis/Usaha 86 53,09% 2 Wisata 5 3,09% 3 Pribadi/keluarga 60 37,04%
4 Lain-Lain 11 6,79% Total 162 100,00%
119
4.3.2 Statistik Deskriptif Identifikasi Responden (Petugas Pelayanan)
Tabel IV.13 : Jumlah Responden (Petugas Pelayanan) Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin 1 Laki-Laki 30 78,95% 2 Perempuan 8 21,05%
Total 38 100,00%
Tabel IV.14 : Jumlah Responden (Petugas Pelayanan)
Menurut Status Pernikahan Status Pernikahan
1 Belum Menikah 14 36,84% 2 Menikah 24 63,16% 3 Janda/Duda 0 0,00%
Total 38 100,00%
Tabel IV.15 : Jumlah Responden (Petugas Pelayanan)
Menurut Usia Usia
1 Kurang dari 21 Tahun 0 0,00% 2 Samadengan atau Lebih dari 21 Tapi Kurang dari 30 Tahun 14 36,84% 3 Samadengan atau Lebih dari 30 Tapi Kurang dari 40 Tahun 8 21,05% 4 Samadengan atau Lebih dari 40 Tapi Kurang dari 55 Tahun 16 42,11% 5 Samadengan atau Lebih dari 55 Tahun 0 0,00% Total 38 100,00%
Tabel IV.16 : Jumlah Responden (Petugas Pelayanan)
Menurut Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Yang Telah Diselesaikan
1 SLTA / Setingkat 32 84,21% 2 Diploma 4 10,53% 3 Sarjana (S-1) 2 5,26% 4 Pascasarjana (S-2 ; S-3) 0 0,00% 5 Lainnya 0 0,00%
Total 38 100,00%
Tabel IV.17 : Jumlah Responden (Petugas Pelayanan) Menurut Lama Bekerja sebagai Petugas Pelayanan
Lama Kerja sebagai Petugas Pelayanan 1 Kurang dari 12 Bulan 1 2,63% 2 Samadengan atau Lebih dari 12 Tapi Kurang dari 24 Bulan 0 0,00% 3 Samadengan atau Lebih dari 24 Tapi Kurang dari 36 Bulan 22 57,89% 4 Samadengan atau Lebih dari 36 Tapi Kurang dari 60 Bulan 2 5,26% 5 Samadengan atau Lebih dari 60 Bulan 13 34,21% Total 38 100,00%
120
Tabel IV.18 : Jumlah Responden (Petugas Pelayanan) Menurut Lama Bekerja sebagai Karyawan Tetap PT KAI
Lama Kerja di PT KA 1 Kurang dari 12 Bulan 16 42,11% 2 Samadengan atau Lebih dari 12 Tapi Kurang dari 24 Bulan 4 10,53% 3 Samadengan atau Lebih dari 24 Tapi Kurang dari 36 Bulan 4 10,53% 4 Samadengan atau Lebih dari 36 Tapi Kurang dari 60 Bulan 2 5,26% 5 Samadengan atau Lebih dari 60 Bulan 12 31,58% Total 38 100,00%
4.3.3 Statistik Deskriptif Identifikasi Responden (Manajemen)
Tabel IV.19 : Jumlah Responden (Manajemen) Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin
1 Laki-Laki 15 100,00% 2 Perempuan 0 0,00%
Total 15 100,00%
Tabel IV.20 : Jumlah Responden (Manajemen) Menurut Status Pernikahan
Status Pernikahan 1 Belum Menikah 0 0,00% 2 Menikah 15 100,00% 3 Janda/Duda 0 0,00%
Total 15 100,00%
Tabel IV.21 : Jumlah Responden (Manajemen) Menurut Usia
Usia 1 Kurang dari 21 Tahun 0 0,00% 2 Samadengan atau Lebih dari 21 Tapi Kurang dari 30 Tahun 0 0,00% 3 Samadengan atau Lebih dari 30 Tapi Kurang dari 40 Tahun 3 20,00% 4 Samadengan atau Lebih dari 40 Tapi Kurang dari 55 Tahun 11 73,33% 5 Samadengan atau Lebih dari 55 Tahun 1 6,67% Total 15 100,00%
Tabel IV.22 : Jumlah Responden (Manajemen) Menurut Jabatan
Jabatan 1 Direksi 0 0,00% 2 Kepala Sub Direktorat 1 6,67% 3 Kepala Seksi 3 20,00% 4 Lain-lain 11 73,33%
Total 15 100,00%
121
Tabel IV.23 : Jumlah Responden (Manajemen) Menurut Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Yang Telah Diselesaikan 1 SLTA / Setingkat 0 0,00% 2 Diploma 3 20,00% 3 Sarjana (S-1) 8 53,33% 4 Pascasarjana (S-2 ; S-3) 4 26,67% 5 Lainnya 0 0,00%
Total 15 100,00%
Tabel IV.24 : Jumlah Responden (Manajemen)
Menurut Lama Kerja di PT KA Lama Kerja di PT KA
1 Kurang dari 5 tahun 0 0,00% 2 Samadengan atau Lebih dari 5 Tapi Kurang dari 10 Tahun 0 0,00% 3 Samadengan atau Lebih dari 10 Tapi Kurang dari 20 Tahun 10 66,67% 4 Samadengan atau Lebih dari 20 Tapi Kurang dari 30 Tahun 4 26,67% 5 Samadengan atau Lebih dari 30 Tahun 1 6,67% Total 15 100,00%
4.4 Pengujian Kesahihan dan Keandalan Alat Ukur Penelitian
4.4.1 Uji Kesahihan Alat Ukur Penelitian
Uji kesahihan alat ukur penelitian menggunakan korelasi Product Moment
dilakukan secara langkah per langkah dengan bantuan perangkat lunak Microsoft
Excel 2007. Contoh perhitungannya, dengan menggunakan data mentah Persepsi
Manajemen Mengenai Besarnya Gap 1 Pada Pelayanan Petugas Pelayanan
adalah sebagai berikut :
1. Menyusun matriks data mentah yang dilengkapi dengan jumlah skor total
untuk tiap item (ΣX), jumlah skor total untuk tiap responden (Y) dan jumlah
skor total untuk seluruh responden (ΣY)
Tabel IV.25 : Matriks Data Persepsi Manajemen Mengenai Gap 1 Yang digunakan untuk Metoda Product Moment
X Penampilan Keandalan Ketanggapan Jaminan Empati Y
Resp1 7,00 7,00 7,00 7,00 7.00 35,00 Resp2 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 Resp3 6,00 6,00 6,00 7,00 6,00 31,00 Resp4 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 Resp5 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 Resp6 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 Resp7 7,00 6,00 6,00 6,00 6,00 31,00
122
X Penampilan Keandalan Ketanggapan Jaminan Empati Y Resp8 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 Resp9 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00
Resp10 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 Resp11 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 30,00 Resp12 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 Resp13 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 Resp14 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 Resp15 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 30,00
ΣX 102,00 101,00 101,00 102,00 101,00 507,00
2. Menyusun matrik X^2 (matriks berisi kuadrat skor data mentah)
Tabel IV.26 : Tabel IV.25 yang dikuadratkan tiap sel-nya
X X2 Y2
R1 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 1225,00 R2 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 1225,00 R3 36,00 36,00 36,00 49,00 36,00 961,00 R4 49,00 49,00 49,00 49,00 49.00 1225,00 R5 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 1225,00 R6 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 1225,00 R7 49,00 36,00 36,00 36,00 36,00 961,00 R8 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 1225,00 R9 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 1225,00 R10 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 1225,00 R11 36,00 36,00 36,00 36,00 36,00 900,00 R12 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 1225,00 R13 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 1225,00 R14 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 1225,00 R15 36,00 36,00 36,00 36,00 36,00 900,00
ΣX2 696,00 683,00 683,00 696,00 683,00 17197,00
3. Menyusun matriks XY (matriks berisi hasil kali antara skor tiap butir dengan
jumlah skor keseluruhan untuk masing-masing responden)
Tabel IV.27 : Matriks Hasil Kali Skor Data Mentah Dengan Skor Total Masing-Masing Subyek
X XY R1 245,00 245,00 245,00 245,00 245,00 R2 245,00 245,00 245,00 245,00 245,00 R3 186,00 186,00 186,00 217,00 186,00
123
X XY R4 245,00 245,00 245,00 245,00 245,00 R5 245,00 245,00 245,00 245,00 245,00 R6 245,00 245,00 245,00 245,00 245,00 R7 217,00 186,00 186,00 186,00 186,00 R8 245,00 245,00 245,00 245,00 245,00 R9 245,00 245,00 245,00 245,00 245,00 R10 245,00 245,00 245,00 245,00 245,00 R11 180,00 180,00 180,00 180,00 180,00 R12 245,00 245,00 245,00 245,00 245,00 R13 245,00 245,00 245,00 245,00 245,00 R14 245,00 245,00 245,00 245,00 245,00 R15 180,00 180,00 180,00 180,00 180,00
ΣXY 3458,00 3427,00 3427,00 3458,00 3427,00
4. Misalkan yang ingin dicari adalah besarnya korelasi Product Moment untuk
item dimensi penampilan.
Persamaan yang digunakan untuk mencari besarnya korelasi Product Moment
adalah :
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
−=
∑∑∑∑
∑ ∑ ∑
====
= = =
2
11
22
11
2
1 1 1
.
.
n
ii
n
ii
n
ii
n
ii
n
i
n
i
n
iiiii
YYnXXn
YXYXnr
Angka-angka yang digunakan adalah : n = 15 ; Σ XY = 3458,00; Σ X = 102,00; (Σ X)2 = 10404,00 ; Σ (X2) = 696,00; Σ Y = 507,00; (Σ Y)2 = 257049,00 dan Σ (Y2) =.17197,00
Sehingga persamaan menjadi :
[ ] [ ](15 3458) (102 507) 51870 51714
36. 90615 696 10404 . 15 17197 257049r × − × −= =
× − × −
r = (156 / 180.599) = 0,86379 (bila ditulis dalam 3 desimal menjadi 0,864)
Diketahui dari tabel koefisien korelasi Product Moment, untuk n = 15 didapat r
tabel adalah 0,514. Maka dapat dinyatakan bahwa item pertanyaan adalah sahih
karena r hitung > r tabel.
124
Setelah koefisien korelasi dihitung, maka pengujian dilanjutkan dengan
melakukan uji keberartian koefisien korelasi menggunakan Uji t (dengan taraf
signifikansi 5%). Persamaan yang digunakan adalah :
( )21
2
r
nrt
−
−=
untuk derajat kebebasan (degree of freedom, dof) = n – 2
( )2
0,864 15 2 3,5623 7,07510,50351 0,864
t−
= = =−
Keputusan Uji :
Untuk n=15 dan α =0,05 didapat nilai t tabel adalah 2,132. Maka koefisien
korelasi dikatakan signifikan karena thitung lebih besar dari ttabel.
4.4.2 Uji Keandalan Alat Ukur Penelitian
Uji keandalan alat ukur penelitian ini menggunakan Metoda Alpha-Cronbach
Dengan Bantuan Perangkat Lunak SPSS 16.0. Contoh perhitungannya, dengan
menggunakan data mentah Persepsi Manajemen Mengenai Besarnya Gap 1 Pada
Pelayanan Petugas Pelayanan, adalah sebagai berikut :
1. Menyusun matriks data mentah yang dilengkapi dengan jumlah skor total
untuk tiap item (Sum X), jumlah skor total untuk tiap responden (Xt) dan
jumlah skor total untuk seluruh responden (Sum Xt)
Tabel IV.28 : Matriks Data Persepsi Manajemen Mengenai Gap 1 yang digunakan untuk Metoda Alpha-Cronbach
X Penampilan Keandalan Ketanggapan Jaminan Empati Xt Xt2
R1 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 1225,00 R2 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 1225,00 R3 6,00 6,00 6,00 7,00 6,00 31,00 961,00 R4 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 1225,00 R5 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 1225,00 R6 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 1225,00 R7 7,00 6,00 6,00 6,00 6,00 31,00 961,00 R8 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 1225,00 R9 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 1225,00
R10 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 1225,00 R11 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 30,00 900,00 R12 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 1225,00
125
X Penampilan Keandalan Ketanggapan Jaminan Empati Xt Xt2
R13 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 1225,00 R14 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 35,00 1225,00 R15 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 30,00 900,00
Sum(X) 102,00 101,00 101,00 102,00 101,00 507,00 17197,00
(Sum X)^2 10404,00 10201,00 10201,00 10404,00 10201,00 JKs 51411.00
JKs = Jumlah kuadrat subyek = 51411,00
Σ (Xt2) = 17197,00
Σ Xt = 507 ; (Σ Xt)2 = 257049
maka : st2 = 2
22 )(nX
nX tt ∑∑ −
= 17197 257049 1146,467 1142,440 4,027
15 225− = − =
2. Menyusun matrik X^2 (matriks berisi kuadrat skor data mentah)
Tabel IV.29 : Skor Data Mentah Persepsi Manajemen Mengenai Gap 1 Yang Dikuadratkan
X X2
R1 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 R2 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 R3 36,00 36,00 36,00 49,00 36,00 R4 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 R5 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 R6 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 R7 49,00 36,00 36,00 36,00 36,00 R8 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 R9 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00
R10 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 R11 36,00 36,00 36,00 36,00 36,00 R12 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 R13 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 R14 49,00 49,00 49,00 49,00 49,00 R15 36,00 36,00 36,00 36,00 36,00
Sum(X2) 696,00 683,00 683,00 696,00 683,00 Jki 3441,00
126
JKi = Jumlah Kuadrat-seluruh-skor-item = 3441,00
Σsi2 = Jumlah varians butir
= 2nJK
nJK si −
= 3441 51411 229,400 228,493 0,90715 225
− = − =
3. Menghitung besarnya koefisien Alpha Cronbach dengan persamaan :
⎪⎭
⎪⎬⎫
⎪⎩
⎪⎨⎧−
−= ∑
2
2
1)1( t
ii s
sk
kr
{ }5 0,907 51 1 0,225 0,968(5 1) 4,027 4ir
⎧ ⎫= − = − =⎨ ⎬− ⎩ ⎭
4.4.3 Uji Konsistensi Alat Ukur Penelitian (AHP)
Uji konsistensi alat ukur penelitian (AHP) menggunakan perhitungan CR
(Consistency Ratio) secara langkah per langkah dengan bantuan perangkat lunak
Microsoft Excel 2007 dan Expert Choice 2000 Second Edition. Contoh
perhitungannya, dengan menggunakan data mentah AHP Responden 1 adalah
sebagai berikut :
1. Menyusun matriks data berpasangan [A] yang dilengkapi dengan jumlah skor
total untuk setiap kolom
Tabel IV.30 : Matriks Berpasangan [A] untuk 5 Dimensi Kualitas Pelayanan
DIMENSI [A] Penampilan Keandalan Ketanggapan Jaminan Empati
Penampilan 1 1/7 1/7 1/7 1/9 Keandalan 7 1 7 7 7 Ketanggapan 7 1/7 1 5 5 Jaminan 7 1/7 1/5 1 3
Empati 7 1/7 1/5 1/3 1
TOTAL 29,0000 1,5714 8,5429 13,4762 16,1111
2. Normalisir setiap kolom sehingga total per kolom adalah 1 dengan membagi
setiap dimensi suatu kolom dengan jumlah per kolom.
Contohnya: untuk dimensi penampilan pada kolom ke-1 = 1/29 = 0,0345
127
Kemudian jumlahkan setiap baris dan normalisir sehingga didapat
eigenvector bobot (ω) dengan total bobot = 1
Tabel IV.31 : Eigenvector [ω] sebagai hasil normalisir
matriks berpasangan [A]
DIMENSI [A] Penampilan Keandalan Ketanggapan Jaminan Empati TOTAL BOBOT(ω)
Penampilan 0,0345 0,0909 0,0167 0,0106 0,0069 0,1596 0,0319
Keandalan 0,2414 0,6364 0,8194 0,5194 0,4345 2,6511 0,5302
Ketanggapan 0,2414 0,0909 0,1171 0,3710 0,3103 1,1307 0,2261
Jaminan 0,2414 0,0909 0,0234 0,0742 0,1862 0,6161 0,1232
Empati 0,2414 0,0909 0,0234 0,0247 0,0621 0,4425 0,0885
TOTAL 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 5,0000 1,0000
3. Kalikan matriks [A] dengan eigenvector [ω], kemudian hasilnya dibagi
dengan eigenvector [ω] sehingga akan didapat λmax
Contoh :
Untuk dimensi penampilan
Aω = 1*0,0319 + 1/7*0,53 + 1/7*0,2261 + 1/7*0,1232 + 1/9*0,0885
= 0,1674
Kemudian dibagi dengan eigenvector dimensi penampilan
Aω/ω = 0,1674/0,0319
= 5,2443
Cari nilai Aω/ω dari keempat dimensi lainnya sehingga didapat nilai λmax
yang merupakan nilai rata-rata dari Aω/ω semua dimensi
Tabel IV.32 : Nilai λmax dari 5 Dimensi Kualitas Pelayanan
DIMENSI (A) Aω Aω/ω
Penampilan 0,1674 5,2443
Keandalan 3,8187 7,2023 Ketanggapan 1,5840 7,0042
Jaminan 0,7332 5,9498 Empati 0,4740 5,3559
λmax = 6,1513
4. Menghitung besarnya Consistency Index (CI) dengan persamaan:
n = ordo matriks = 5
128
max 6,1513 5 0,28781 5 1
nCIn
λ − −= = =
− −
5. Menghitung besarnya Consistency Ratio (CR) dengan persamaan:
Dari tabel II.20 untuk n=5 Random Index (RI) = 1,12
0,2878 25,70%1,12
CICRRI
= = =
Menurut Saaty untuk nilai CR>10% kadang-kadang masih bisa diterima
konsistensinya sepanjang tidak lebih dari 90% yang merupakan suatu matriks
berpasangan yang sangat acak. Jika CR<10% maka matriks berpasangan sangat
konsisten.
4.5 Pengolahan Data Hasil Penelitian
4.5.1 Perhitungan Bobot Kepentingan Kualitas Pelayanan
Tabel IV.33 : Nilai Bobot Kepentingan Kualitas Pelayanan Rata-rata
DIMENSI RESP.1 RESP.2 RESP.3 RESP.4 RATA-RATA PRIORITAS
Penampilan 0,0319 0,0334 0,0323 0,0348 0,0331 5 Keandalan 0,5302 0,4964 0,5037 0,5028 0,5083 1
Ketanggapan 0,2261 0,1841 0,2036 0,2602 0,2185 2 Jaminan 0,1232 0,2214 0,1812 0,1344 0,1650 3 Empati 0,0885 0,0647 0,0792 0,0678 0,0750 4
TOTAL 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000
CR 25,70% 14,07% 21,82% 5,42% 16,75%
4.5.2 Perhitungan Nilai SERVQUAL Tak-terbobot Untuk Gap 5
Tabel IV.34 : Nilai SERVQUAL Gap 5 Tak-Terbobot Rata-rata Tiap Dimensi Kualitas Pelayanan Untuk Masing-Masing Responden
(Penumpang) Penampilan Keandalan Ketanggapan Jaminan Empati
Minimum -4,00 -5,00 -5,75 -5,50 -4,67 Maksimum 1,00 0,40 1,50 1,00 1,00 Rata-rata -0,63 -0,89 -0,97 -0,89 -1,04
129
4.5.3 Perhitungan Nilai SERVQUAL Terbobot Untuk Gap 5
Tabel IV.35 : Nilai SERVQUAL Gap 5 Terbobot Rata-rata Tiap Dimensi Kualitas Pelayanan Untuk Masing-Masing Responden
(Penumpang) Penampilan Keandalan Ketanggapan Jaminan Empati
Minimum -0,13 -2,54 -1,26 -0,91 -0,35 Maksimum 0,03 0,20 0,33 0,17 0,08 Rata-rata -0,02 -0,45 -0,21 -0,15 -0,08
4.5.4 Perhitungan Nilai SERVQUAL Tak-terbobot Untuk Gap 1
Tabel IV.36 : Perhitungan Nilai SERVQUAL Gap 1 Tak-terbobot (Petugas Pelayanan)
Dimensi
Sub- NRPPP NREP UWSQ1PP
Dimensi Per Sub-Dimensi
Per Per Sub-Dimensi
Per Per Sub-Dimensi
Per
Dimensi Dimensi Dimensi
(a) (b) (c) (d) (a-c) (b-d)
Penampilan P1 6,61
6,54 6,70
6,66 -0,09
-0,12 P2 6,47 6,63 -0,16
Keandalan
A1 6,55
6,52
6,49
6,48
0,06
0,05
A2 6,50 6,52 -0,02
A3 6,47 6,58 -0,11
A4 6,63 6,38 0,26
A5 6,45 6,40 0,05
Ketanggapan
T1 6,45
6,46
6,16
6,39
0,29
0,07 T2 6,47 6,52 -0,05
T3 6,42 6,47 -0,05
T4 6,50 6,40 0,10
Jaminan
J1 6,34
6,43
6,54
6,48
-0,19
-0,05 J2 6,42 6,57 -0,15
J3 6,53 6,52 0,00
J4 6,42 6,28 0,14
Empati
E1 6,58
6,46
6,38
5,73
0,20
0,73 E2 6,47 5,44 1,04
E3 6,32 5,37 0,95 Keterangan :
NRPPP = Nilai rata-rata persepsi petugas pelayanan terhadap ekspektasi penumpang
untuk masing-masing pernyataan
NREP = Nilai rata-rata ekspektasi penumpang untuk masing-masing pernyataan UWSQ1PP = Skor SERVQUAL Gap 1 Tak-terbobot berdasarkan persepsi petugas
pelayanan
130
Tabel IV.37 : Perhitungan Nilai SERVQUAL Gap 1 Tak-terbobot (Manajemen)
Dimensi
Sub- NRPM NREP UWSQ1M
Dimensi Per Sub-Dimensi
Per Per Sub-Dimensi
Per Per Sub-Dimensi
Per
Dimensi Dimensi Dimensi
(a) (b) (c) (d) (a-c) (b-d)
Penampilan P1 6,80
6,80 6,70
6,66 0,10
0.14 P2 6,80 6,63 0,17
Keandalan
A1 6,73
6,73
6,49
6,48
0,24
0.26
A2 6,73 6,52 0,21
A3 6,73 6,58 0,15
A4 6,73 6,38 0,36
A5 6,73 6,40 0,33
Ketanggapan
T1 6,73
6,73
6,16
6,39
0,57
0.34 T2 6,73 6,52 0,21
T3 6,73 6,47 0,26
T4 6,73 6,40 0,33
Jaminan
J1 6,80
6,80
6,54
6,48
0,26
0.32 J2 6,80 6,57 0,23
J3 6,80 6,52 0,28
J4 6,80 6,28 0,52
Empati
E1 6,73
6,73
6,38
5,73
0,35
1.00 E2 6,73 5,44 1,30
E3 6,73 5,37 1,36 Keterangan :
NRPM = Nilai rata-rata persepsi manajemen terhadap ekspektasi penumpang
untuk masing-masing pernyataan
NREP = Nilai rata-rata ekspektasi penumpang untuk masing-masing pernyataan UWSQ1M = Skor SERVQUAL Gap 1 Tak-terbobot berdasarkan persepsi manajemen
4.5.5 Perhitungan Nilai SERVQUAL Terbobot Untuk Gap 1
Skor Terbobot untuk Gap 1 (Petugas Pelayanan)
Tabel IV.38 : Skor Terbobot untuk Gap 1 (Petugas Pelayanan)
Dimensi NRPPP NREP BOBOT NRTPPP NRTEP WSQ1PP
(a) (b) (c) d=(a)*(c) e=(b)*(c) (d-e)
Penampilan 6,54 6,66 0,03 0,22 0,22 0,00
Keandalan 6,52 6,48 0,51 3,31 3,29 0,02
Ketanggapan 6,46 6,39 0,22 1,41 1,40 0,02
131
Dimensi NRPPP NREP BOBOT NRTPPP NRTEP WSQ1PP
Jaminan 6,43 6,48 0,17 1,06 1,07 -0,01
Empati 6,46 5,73 0,08 0,48 0,43 0,05
Total = Σ ( d – e ) = 0,08 Keterangan :
WSQ1PP = (NRTPPP) – (NRTEP)
WSQ1PP = Skor Terbobot untuk Gap 1 (Petugas Pelayanan)
NRTPPP = Skor Persepsi Petugas Pelayanan terhadap Ekspektasi Penumpang Mengenai
Pelayanan Petugas Pelayanan Terbobot
NRTEP = Skor Ekspektasi Penumpang Mengenai Pelayanan Petugas Pelayanan
Terbobot
Skor Terbobot untuk Gap 1 (Manajemen)
Tabel IV.39 : Skor Terbobot untuk Gap 1 (Manajemen)
Dimensi NRPM NREP BOBOT NRTPM NRTEP WSQ1M
(a) (b) (c) d=(a)*(c) e=(b)*(c) (d-e)
Penampilan 6,80 6,66 0,03 0,23 0,22 0,00
Keandalan 6,73 6,48 0,51 3,42 3,29 0,13
Ketanggapan 6,73 6,39 0,22 1,47 1,40 0,08
Jaminan 6,80 6,48 0,17 1,12 1,07 0,05
Empati 6,73 5,73 0,08 0,51 0,43 0,08
Total = Σ ( d – e ) = 0,34 Keterangan :
WSQ1PP = (NRTPM) – (NRTEP)
WSQ1PP = Skor Terbobot untuk Gap 1 (Manajemen)
NRTPM = Skor Persepsi Manajemen terhadap Ekspektasi Penumpang Mengenai
Pelayanan Petugas Pelayanan Terbobot
NRTEP = Skor Ekspektasi Penumpang Mengenai Pelayanan Petugas Pelayanan
Terbobot
4.5.6 Persepsi Petugas Pelayanan Mengenai Faktor-faktor Anteseden Gap 3
dan Gap 4
Tabel IV.40 : Persepsi Petugas Pelayanan Mengenai Faktor Peran Ganda
Pada Gap 3 Pelayanan Petugas Pelayanan RA1 RA2 RA3 RA4 RA5 RA6 RA7 Rata-rata 2,21 2,18 6,16 5,92 1,87 1,84 1,79 Rata2/Faktor 3,00
132
Tabel IV.41 : Persepsi Petugas Pelayanan Mengenai Faktor Konflik Peran Pada Gap 3 Pelayanan Petugas Pelayanan
RC1 RC2 RC3 RC4 RC5 RC6 RC7 Rata-rata 5,55 5,18 5,76 2,00 5,95 5,92 5,84 Rata2/Faktor 5,17
Tabel IV.42 : Persepsi Petugas Pelayanan Mengenai Faktor Kesesuaian Antara Pekerja dengan Pekerjaannya
Pada Gap 3 Pelayanan Petugas Pelayanan EF1 EF2 EF3 Rata-rata 6,00 6,00 1,89 Rata2/Faktor 4,63
Tabel IV.43 : Persepsi Petugas Pelayanan Mengenai Faktor Kesesuaian Antara Teknologi dengan Pekerjaan
Pada Gap 3 Pelayanan Petugas Pelayanan TF1 TF2 Rata-rata 2,08 6,08 Rata2/Faktor 4,08
Tabel IV.44 : Persepsi Petugas Pelayanan Mengenai Faktor Sistem Pengendalian dan Pengawasan Pada Gap 3 Pelayanan Petugas Pelayanan
SC1 SC2 SC3 SC4 Rata-rata 6,21 5,53 2,00 5,32 Rata2/Faktor 4,76
Tabel IV.45 : Persepsi Petugas Pelayanan Mengenai Faktor Kontrol Sebagaimana Dirasakan Pada Gap 3 Pelayanan Petugas Pelayanan
PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 Rata-rata 5,42 5,95 6,29 6,00 6,05 Rata2/Faktor 5,94
Tabel IV.46 : Persepsi Petugas Pelayanan Mengenai Faktor Kerjasama Tim Pada Gap 3 Pelayanan Petugas Pelayanan
TW1 TW2 TW3 TW4 TW5 Rata-rata 6,00 2,26 5,50 6,13 6,00 Rata2/Faktor 5,18
Tabel IV.47 : Persepsi Petugas Pelayanan Mengenai Faktor Ketidakcukupan Komunikasi Horizontal Pada Gap 4 Pelayanan Petugas Pelayanan
HC1 HC2 HC3 HC4 Rata-rata 5,61 1,97 5,47 5,97 Rata2/Faktor 4,76
133
Tabel IV.48 : Persepsi Petugas Pelayanan Mengenai Faktor Kecenderungan untuk Membuat Janji yang Berlebihan
Pada Gap 4 Pelayanan Petugas Pelayanan PO1 PO2 Rata-rata 5,95 5,95 Rata2/Faktor 5,95