bab iv pendekatan program perencanaan dan...

26
LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR 127/49 42 AYUTA LESTARIANI - 21020110120041 BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1 Pendekatan Aspek Fungsional 4.1.1 Pendekatan Pelaku dan Aktivitas Pendekatan Pelaku kegiatan di Sekolah Tinggi Teknik Arsitektur Yogyakarta, antara lain: 1. Mahasiswa : D3,S1 dan S2 2. Pimpinan Sekolah Tinggi dan Program Studi: terdiri dari seorang ketua sekolah tinggi dengan dibantu oleh ketus jurusan prodi beserta wakilnya. 3. Staf Edukatif : terdiri dari dosen yang merangkap sebagai koordinator akademik atau kepala laboratorium 4. Staf Non Edukatif : terdiri dari staf administrasi akademik, administrasi keuangan, staf perpustakaan, dan pengelola laboratorium yang terdiri dari kepala laboratorium, asisten (mahasiswa), dan laboran. 5. Pelaksana Servis : terdiri dari petugas kantin, petugas fotokopi dan stationary, petugas kebersihan, keamanan, teknisi dan parkir. 6. Tamu : terdiri dari tamu individu dan tamu kelompok. Pendekatan Kelompok Aktivitas di Sekolah Tinggi Teknik Arsitektur Yogyakarta, antara lain : 1. Kelompok Aktivitas Belajar Mengajar (Teaching and Learning Activities) Aktivitas belajar mengajar (teaching and learning activities) meliputi : a. Kegiatan kuliah : melibatkan dosen dan mahasiswa, terdiri dari kegiatan kuliah reguler dan kuliah bersama b. Kegiatan praktikum : melibatkan mahasiswa dan pengelola laboratorium. Meliputi kegiatan pelaksanaan praktikum dan kegiatan bimbingan mahasiswa. c. Kegiatan sidang/seminar : melibatkan mahasiswa dan dosen. Biasanya berupa kegiatan seminar dan sidang Tugas Akhir maupun Kerja Praktek d. Kegiatan perpustakaan : meliputi kegiatan baca atau peminjaman buku oleh mahasiswa atau dosen, dan kegiatan kerja staf perpustakaan. 2. Kelompok Aktivitas Non Belajar Mengajar (Non Teaching and Learning Activities) Aktivitas non-belajar mengajar (non-teaching and learning activities) meliputi : a. Kegiatan pimpinan Sekolah Tinggi dan Prodi: meliputi kegiatan kerja ketua dan sekretaris serta kegiatan penerimaan tamu b. Kegiatan kerja dosen: meliputi kegiatan kerja dosen di ruang kerja, penyimpanan arsip/dokumen, kegiatan bimbingan mahasiswa, dan kegiatan diskusi dosen c. Kegiatan administrasi: melibatkan staf administrasi akademik dan staf administrasi keuangan yang meliputi kegiatan pengolahan data administrasi akademik dan keuangan serta kegiatan pelayanan mahasiswa d. Kegiatan rapat program studi: melibatkan pimpinan program studi, staf edukatif, dan staf non edukatif untuk membahas hal-hal berkaitan dengan program studi

Upload: nguyenhanh

Post on 02-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

42

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

BAB IV

PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4.1 Pendekatan Aspek Fungsional

4.1.1 Pendekatan Pelaku dan Aktivitas

Pendekatan Pelaku kegiatan di Sekolah Tinggi Teknik Arsitektur Yogyakarta, antara lain:

1. Mahasiswa : D3,S1 dan S2

2. Pimpinan Sekolah Tinggi dan Program Studi: terdiri dari seorang ketua sekolah tinggi

dengan dibantu oleh ketus jurusan prodi beserta wakilnya.

3. Staf Edukatif : terdiri dari dosen yang merangkap sebagai koordinator akademik atau

kepala laboratorium

4. Staf Non Edukatif : terdiri dari staf administrasi akademik, administrasi keuangan, staf

perpustakaan, dan pengelola laboratorium yang terdiri dari kepala laboratorium, asisten

(mahasiswa), dan laboran.

5. Pelaksana Servis : terdiri dari petugas kantin, petugas fotokopi dan stationary, petugas

kebersihan, keamanan, teknisi dan parkir.

6. Tamu : terdiri dari tamu individu dan tamu kelompok.

Pendekatan Kelompok Aktivitas di Sekolah Tinggi Teknik Arsitektur Yogyakarta, antara lain :

1. Kelompok Aktivitas Belajar Mengajar (Teaching and Learning Activities)

Aktivitas belajar mengajar (teaching and learning activities) meliputi :

a. Kegiatan kuliah : melibatkan dosen dan mahasiswa, terdiri dari kegiatan kuliah reguler

dan kuliah bersama

b. Kegiatan praktikum : melibatkan mahasiswa dan pengelola laboratorium. Meliputi

kegiatan pelaksanaan praktikum dan kegiatan bimbingan mahasiswa.

c. Kegiatan sidang/seminar : melibatkan mahasiswa dan dosen. Biasanya berupa

kegiatan seminar dan sidang Tugas Akhir maupun Kerja Praktek

d. Kegiatan perpustakaan : meliputi kegiatan baca atau peminjaman buku oleh

mahasiswa atau dosen, dan kegiatan kerja staf perpustakaan.

2. Kelompok Aktivitas Non Belajar Mengajar (Non Teaching and Learning Activities)

Aktivitas non-belajar mengajar (non-teaching and learning activities) meliputi :

a. Kegiatan pimpinan Sekolah Tinggi dan Prodi: meliputi kegiatan kerja ketua dan

sekretaris serta kegiatan penerimaan tamu

b. Kegiatan kerja dosen: meliputi kegiatan kerja dosen di ruang kerja, penyimpanan

arsip/dokumen, kegiatan bimbingan mahasiswa, dan kegiatan diskusi dosen

c. Kegiatan administrasi: melibatkan staf administrasi akademik dan staf administrasi

keuangan yang meliputi kegiatan pengolahan data administrasi akademik dan

keuangan serta kegiatan pelayanan mahasiswa

d. Kegiatan rapat program studi: melibatkan pimpinan program studi, staf edukatif, dan

staf non edukatif untuk membahas hal-hal berkaitan dengan program studi

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

43

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

e. Kegiatan kelembagaan mahasiswa: meliputi kegiatan himpunan mahasiswa dan

koordinasi dengan unit kegiatan mahasiswa lain yang meliputi : klub sketsa,klub

fotografi,pecinta alam dan klub olahraga(Sepakbola dan Futsal)

f. Kegiatan pertemuan: meliputi kegiatan kuliah umum (tiap tahun), seminar,

simposium, lokakarya, bedah buku, penelitian bersama, pengenalan kampus, serta

temu dosen-mahasiswa-alumni

g. Kegiatan Istirahat: meliputi kegiatan mahasiswa menunggu waktu perkuliahan, ibadah

(solat), dan kegiatan makan dan minum.

3. Kelompok Aktivitas Penunjang

Aktivitas penunjang meliputi kegiatan sirkulasi, menggunakan toilet, penyimpanan

barang, perawatan kampus, kegiatan petugas keamanan, serta kegiatan teknisi

4. Kelompok Aktivitas Luar

Kelompok aktivitas luar meliputi kegiatan sosialisasi di ruang luar, kegiatan praktikum

outdoor dan kegiatan parkir.

4.1.2 Pendekatan Kapasitas pengguna dan pengelola

Analisa kapasitas pengguna dan pengelola disesuaikan dengan hasil observasi,standart

arsitektural dan asumsi untuk kebutuhan luasan ruang yang memadai. Kapasitas mahasiswa yang

hendak ditampung adalah 310 mahasiswa tiap angkatan. Dengan rincian sebagai berikut :

1. Jenjang Diploma 3 sebanyak 3 kelas : @ 30 mahasiswa

2. Jenjang Strata 1 sebanyak 4 kelas : @ 40 mahasiswa

3. Jenjang Strata 2 sebanyak 3 kelas : @ 20 mahasiswa

Rasio Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Jenis Mata Kuliah

Dalam sistem pendidikan perguruan tinggi,penentuan jumlah mahasiswa per kelas

ditentukan berdasarkan jenis mata kuliah yang diberikan. Sekolah tinggi menerapkan sistem

pembelajaran yang meliputi mata kuliah teori dan praktik. Berdasarkan aturan DIKTI tentang rasio

jumlah mahasiswa per kelas,mata kuliah praktik dan teori memiliki perbedaan dalam kapasitas

jumlah mahasiswa. Mata kuliah praktikum harus memenuhi standar Antara 10-120 mahasiswa per

kelas. Sedangkan mata kuliah teori membutuhkan 30-40 mahasiswa per kelas.

Rasio Jumlah Dosen-Mahasiswa Berdasarkan Jenis Mata Kuliah

Secara kasar kebutuhan tenaga dosen dapat dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa

yang terdaftar dalam tiap kelas,misalnya jika dosen menginginkan perbandingan 1:10,maka untuk

mengasuh 150 mahasiswa diperlukan 15 orang dosen.Namun terdapat perbedaan Antara rasio

jumlah dosen pada mata kuliah teori dan praktik.Untuk keperluan perhitungan beban kerja dosen

dalam tugas-tugas pengajaran pada berbagai jenjang pendidikan (S0,S1,S2,S3) digunakan dasar

perhitungan menurut SK Dirjen Dikti No.48/DJ/kep/1983 sebagai berikut :

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

44

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

Tabel 4.1 Beban Kerja (dalam sks) untuk

melaksanakan kuliah/praktikum

Sumber: www.evaluasi.com

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

45

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

4.1.3 Pendekatan Kebutuhan Ruang

No Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang

1 Mahasiswa Belajar Ruang kuliah

Studio Gambar

Laboratorium Struktur

Laboratorium Perancangan

Laboratorium Urban design

Laboratorium Komputer

Ruang Audio Visual

Perpustakaan

Ruang Terbuka Hijau

Ruang workshop

Gelar Karya Ruang Pameran

Sosialisasi Kantin

Masjid

Ruang Terbuka Hijau

UKM

Hall/Auditorium

Lapangan Olahraga

Asistensi Ruang Dosen

Menunggu Dosen Ruang Tunggu

Makan dan Minum Kantin

Kegiatan Administrasi Ruang Administrasi

Keperluan metabolisme tubuh KM/WC

Beribadah Masjid/Mushola

Membaca Perpustakaan

Menghadiri Seminar Ruang Seminar

Olahraga Lapangan

Memarkir Kendaraan Tempat Parkir

2 Dosen Mengajar Ruang kuliah

Studio Gambar

Laboratorium Komputer

Laboratorium Perancangan

Laboratorium Urban Design

Laboratorium Struktur

Asistensi Mahasiswa Ruang kuliah

Kantor

Ruang Dosen

Makan dan Minum Ruang Dosen

Kantin

Keperluan metabolisme tubuh KM/WC

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

46

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

Penelitian Kantor

Laboratorium

Membaca Perpustakaan

Beribadah Masjid/Mushola

Menghadiri Seminar Ruang Seminar

Memarkir Kendaraan Tempat Parkir

3 Kepala Sekolah Tinggi Bekerja Ruang Kepala

Makan dan Minum Ruang Kepala

Kantin

Beribadah Masjid/Mushola

Sosialisasi Hall/Auditorium

Menemui Tamu Ruang Tamu

Keperluan metabolisme tubuh KM/WC

Memarkir Kendaraan Tempat Parkir

4 Kepala Jurusan Prodi

dan Wakil

Bekerja Ruang Kepala

Makan dan Minum Ruang Kepala

Kantin

Beribadah Masjid/Mushola

Sosialisasi Hall/Auditorium

Menemui Tamu Ruang Tamu

Keperluan metabolisme tubuh KM/WC

Memarkir Kendaraan Tempat Parkir

5 Karyawan Melayani

mahasiswa,dosen,dan kepala Ruang Administrasi

Makan dan Minum Kantin

Beribadah Masjid/Mushola

Memarkir Kendaraan Tempat Parkir

6 Petugas Perpustakaan Melayani Penitipan Perpustakaan

Mengatur Sirkulasi Buku

Makan dan Minum Kantin

Menaruh barang bekas Gudang perpustakaan

Keperluan metabolisme tubuh KM/WC

Beribadah Masjid/Mushola

Memarkir Kendaraan Tempat Parkir

7 Petugas Kantin Menghidangkan makanan Kantin

Memasak Dapur

Keperluan metabolisme tubuh KM/WC

Menaruh barang bekas Gudang

Melayani pembayaran Kasir

Memarkir Kendaraan Tempat Parkir

8 Petugas Kesehatan Memeriksa Klinik

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

47

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

Memberi Obat

Makan dan Minum

Keperluan metabolisme tubuh KM/WC

Memarkir Kendaraan Tempat Parkir

9 Cleaning Service

Menjaga Kebersihan

Seluruh Ruangan, Ruang

Terbuka Hijau

Makan dan Minum Kantin

Memarkir Kendaraan Tempat Parkir

Keperluan metabolisme tubuh KM/WC

10 Keamanan Menjaga Keamanan Pos Satpam

Keperluan metabolisme tubuh KM/WC

Memarkir Kendaraan Tempat Parkir

4.1.4 Pendekatan Besaran Ruang

Dasar perhitungan ruang yaitu standar ruang perkuliahan menurut sumber-

sumber literatur sebagai berikut :

Architect’s Data (AD)

Architect’s Handbook (AH)

Human Dimension and Interior Spaces (HD)

Metric Handbook Planning and Design Data (MH)

Time Saver Standard for Building Types (TS)

Studi Banding (SB)

Asumsi (AS)

Kepmendiknas No.234/U/2000 (Kepmen)

Sedangkan Standar Sirkulasi / Flow Area yang digunakan berdasarkan standar dari

Time Saver Standard for Building Types, 3rd Edition (1981), sebagai berikut:

5%-10% : Standar minimum sirkulasi

20% : Standar Kebutuhan keleluasaan sirkulasi

30% : Tuntutan kenyamanan fisik

40% : Tuntutan kenyamanan psikologis

50% : Tuntutan spesifik kegiatan

70%-100% : Terkait dengan banyak kegiatan

Tabel 4.2 Pendekatan Kebutuhan Ruang

Sumber: Hasil Analisa

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

48

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

No Jenis Ruang Kapasitas

Jum

lah Standar

Sum

ber

Luas

(m²)

Jumlah

Luas (m²)

1 Ruang Kuliah Paralel 40 org/kls 9 1 m² AH 56 504

sirkulasi

40% MH

2

Studio Gambar prodi

arsitektur bangunan

25/meja

gambar

4

stud

io

0.16

m²/meja

gambar AD 80 320

3

Studio Gambar prodi tata

kota

25/meja

gambar

4

stud

io

0.16

m²/meja

gambar AD 80 320

4 Lab.Struktur 1 ruang 1 128 m² AS 128 128

5 Ruang Pamer 3 ruang 3 96 m² SB 96 288

6 Lab.Perancangan 3 ruang 3 128 m² AS 128 384

7 Lab.Tata Kota 1 ruang 1 128 m² SB 128 128

8 Lab.Komputer 3 ruang 3 128 m² SB 128 384

9 Ruang Audio Visual 2 ruang 2 128 m² AS 128 256

10 Ruang Workshop 3 ruang 3 64 m² SB 64 192

11 Toilet 1 orang 6 1.5 m² AS 1.5 9

12 Hall Kecil 150 orang 1 1 m² AH 210 210

sirkulasi

40%

MH

13 Hall Besar/Auditorium 600 orang 1 1 m² AH 840 840

sirkulasi

40%

MH

14 Ruang Sidang/Seminar 20 orang 2 1 m² AH 28 56

sirkulasi

40%

MH

15 Gudang Ruang Kuliah 1 ruang 1 15 m²/

unit

AD 15 15

Perpustakaan

16 Loker 20 loker 20

loke

r

0.6m²/

unit

AS 12 12

17 Ruang Pelayanan dan

Administrasi

3 orang 1 16.3/unit MH 20 20

Sirkulasi

25%

18 Ruang Koleksi 5000

koleksi

buku

1 1.2

m2/200

buku

AD 31.2

5

31.25

Sirkulasi

25%

MH

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

49

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

Tabel 4.3 Kelompok Kegiatan Belajar Mengajar (Kegiatan Pokok)

Sumber : Hasil Analisa, 2014

No Jenis Ruang

Kapasit

as

Juml

ah Standar Sumber

Luas(

m²)

Jumlah Luas

(m²)

Ruang Pimpinan Sekolah Tinggi

1 Ruang Ketua Sekolah Tinggi

dan 2 Kaprodi

1 3 20 m² AD 20 60

2 Ruang Sekretaris Jurusan 1 2 20 m² AD 20 40

3 Ruang Tunggu Tamu 4 1 9 m2/unit AH 9 9

4 Toilet Direksi 1 2 1.5 m² AS 1.5 3

Ruang Dosen

5 Ruang Kerja Dosen 40 1 2 m² AD 100 100

Sirkulasi 40

%

MH

6 Ruang Bimbingan (Asistensi) 6 1 11.2

m2/unit

MH 11.2 11.2

7 Ruang Diskusi Dosen 8 1 12.7 m² MH 12.7 12.7

8 Ruang Tunggu Dosen 15 1 0.7 m² MH 13.65 13.65

Sirkulasi

30%

9 Toilet Dosen 1 4 1.5 m² AS 1.5 6

Ruang Administrasi

10 Ruang Staf Administrasi

Akademik

3 1 4 m² Kepmen 18 18

Sirkulasi

50%

MH

11 Ruang Staf Administrasi

Keuangan

2 1 4 m² Kepmen 12 12

Sirkulasi

50%

MH

12 Loket Pelayanan Mahasiswa 10 1 0.7 m² MH 9 9

Sirkulasi MH

19 Ruang Baca 100 orang 1 2.5 m2/2

orang

AD 156 156

Sirkulasi

25%

MH

20 Gudang Perpustakaan 1 ruang 1 9 m² AS 9 9

Subtotal 4262.25

Sirkulasi 30 % 1278.675

Total 5540.925

Dibulatkan 5550

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

50

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

30%

13 Ruang Rapat 50 1 1.9 m² AD 133 133

Sirkulasi

30%

TS

14 Ruang Himpunan 20

orang

1 1 m²/orang AH 28 28

Sirkulasi

40%

MH

15 Mushola 30 1 0.85 m² AD 44 44

Sirkulasi

30%

TS

16 Pantry 3 orang 1 9 m² AS 9 9

Kantin

17 Area Makan 60

orang

1 3 m2/4

kursi

AD 56 56

Sirkulasi

25%

MH

18 Dapur 3

Pegaw

ai

1 0.17m²/kur

si

MH 13 13

Sirkulasi

25%

MH

19 Stationary dan Fotokopi 1

pegaw

ai

1 - SB 30 30

20 Hot Spot Area 4

orang/

meja

8 9 m² HD 93.6 93.6

Sirkulasi

30%

MH

21 Ruang UKM 20

orang

3 1 m²/orang AH 28 84

sirkulasi

40%

MH

Subtotal 785.15

Sirkulasi 30 % 235.545

Total 1020.695

Dibulatkan 1021

Tabel 4.4 Kelompok Kegiatan Aktivitas Non Belajar Mengajar

Sumber : Hasil Analisa,2014

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

51

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

No Jenis Ruang Kapasitas Jumlah Standar Sumber Luas(m²) Jumlah Luas (m²)

1 Ruang Genset 1 ruang 1 - SB 35 35

2 Ruang Panel 3 orang 3 - SB 2.25 6.75

3 Ruang Pompa 1 ruang 1 - AS 12 12

4 Ruang Teknisi 1 ruang 1 - AS 16 16

5 Pos Satpam 2 orang 1 - AS 2 2

6 Gudang 1 15 m²/ unit AD 15 15

7 Janitor 3 - AS 1.5 4.5

Sub Total 91.25

Sirkulasi 30 % 27.375

TOTAL 118.625

Dibulatkan 99

Tabel 4.5 Kegiatan Aktivitas Penunjang

Sumber : Hasil Analisa, 2014

No Jenis Ruang Kapasitas Jumlah Standar Sumber

Luas(

m²)

Jumlah Luas

(m²)

Area Lapangan

1

Lapangan

Basket 1 Lapangan

1

Lapangan

280 m²

AS 280 280

2

Lapangan

Futsal 1 Lapangan

1

Lapangan

364 m²

AD 364 364

Area Parkir

3 Parkir

Mahasiswa

300 motor 1 2 m2/unit AD

1950 1950 25 mobil 15 m2/units AD

Sirkulasi

100% TS

4 Parkir Dosen

dan

Karyawan

30 motor 1 2 m2/unit AD

570 570 15 mobil 15 m2/units AD

Sirkulasi

100% TS

Sub Total 3164

Sirkulasi 20 % 632.8

TOTAL 3796.8

Dibulatkan 3797

Tabel 4.6 Kegiatan Aktivitas Penunjang Luar Ruangan

Sumber : Hasil Analisa, 2014

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

52

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

Rekapitulasi Luas Ruang

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi hasil program ruang Sekolah Tinggi Teknik Arsitektur di

Yogyakarta

No Jenis Ruang Luas (m2)

1 Kelompok Kegiatan Belajar

Mengajar (Pokok)

5550

2 Kelompok Kegiatan Non Belajar

Mengajar

1021

3 Kelompok Kegiatan Aktivitas

Penunjang

99

Total 6670

4 Kelompok Kegiatan Aktivitas

Penunjang Luar Ruangan

3797

Tabel 4.7 Tabel Rekapitulasi Luas Ruang

Sumber : Hasil Analisa, 2014

4.1.5 Pendekatan Hubungan Ruang

Pendekatan hubungan kelompok ruang diklasifikasikan menjadi dua jenis :

1. Hubungan Kelompok Ruang Makro

Hubungan kelompok ruang makro merupakan hubungan kelompok ruang yang dibedakan

menurut jenis kegiatannya secara makro yaitu zona belajar mengajar, zona non belajar

mengajar dan zona penunjang.

Gambar 4.1 Hubungan Kelompok Ruang Makro Sumber :Hasil Analisa,2014

Keterangan ; Erat : Kurang Erat :

Zona Belajar Mengajar

Zona Non Belajar Mengajar

Zona Penunjang

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

53

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

Keterangan ; Erat : Kurang Erat :

2. Hubungan Kelompok Ruang Mikro

Hubungan kelompok ruang mikro merupakan hubungan kelompok ruang yang dibedakan

menurut jenis kegiatan mikro pada masing-masing kegiatan makro, misalnya ruang kuliah

dan ruang studio gambaryang tergolong ke dalam kelompok ruang belajar.

4.1.6 Pendekatan Sirkulasi

Pendekatan sirkulasi pada Sekolah Tinggi Teknik Arsitektur di Yogyakarta dilakukan

berdasarkan analisa kegiatan para pelaku yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan karyawan.

Berikut analisa pola sirkulasi pelaku pada Sekolah Tinggi Teknik Arsitektur di Yogyakarta:

1. Kelompok Mahasiswa

Gambar 4. 2 Hubungan Kelompok Ruang Mikro Sumber :Hasil Analisa, 2014

Ruang Dosen dan

Administrasi

Ruang kuliah

Ruang Himpunan

Perpustakaan,

Laboratorium

Area servis Studio Gambar

Kantin, Mushola,

Ruang Komunal

Gambar 4.3 Sirkulasi Kegiatan Kelompok Mahasiswa Sumber : Hasil Analisa,2014

ME Parkir

Kegiatan belajar mengajar: R.Kuliah,Studio Gambar,

Laboratorium, R.Bimbingan, Perpustakaan, Sidang, Seminar

Kegiatan non belajar mengajar : Loket Pelayanan mahasiswa,

R.Himpunan,R.UKM

Kantin

Mushola

Toilet

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

54

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

2. Kelompok Staff Administrasi

3. Kelompok Dosen dan Pimpinan Program Studi

4. Kelompok Staf Perpustakaan

5. Kelompok karyawan servis

Gambar 4.4 Sirkulasi Kegiatan Kelompok Staff Administrasi Sumber : Hasil Analisa, 2014

Gambar 4. 5 Sirkulasi Kegiatan Kelompok Dosen dan Pimpinan Program Studi Sumber : Hasil Analisa, 2014

ME Parkir

R. Kuliah, R. Kerja, R.

Bimbingan, Ruang

Sidang/Seminar

Ruang Rapat,, R.Tamu

Kantin

Mushola

Toilet

Gambar 4. 6 Sirkulasi Kegiatan Staf Perpustakaan Sumber : Hasil Analisa,2014

ME Parkir

Perpustakaan

Ruang Rapat, R.Fotokopi

Kantin

Mushola

Toilet

ME Parkir

Ruang Administrasi

Akademik dan Keuangan,

Loket Pelayanan

Ruang Rapat

Kantin

Mushola

Toilet

ME Parkir

Area Parkir, Pos Satpam,

Janitor, R.Genset, R. Panel, R.

Mesin

Kantin

Mushola

Toilet

Gambar 4.7 Sirkulasi Kegiatan Karyawan Servis Sumber : Hasil Analisa,2014

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

55

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

4.2 Pendekatan Aspek Kontekstual

4.2.1 Pemilihan lokasi

Faktor hubungan dengan daerah sekitar (30%)

Sebagai suatu bangunan pendidikan,maka bangunan yang direncanakan harus terletak pada

lokasi yang nyaman untuk kegiatan pembelajaran nantinya. Lokasi perencanaan hendaknya

terletak jauh dari bangunan industri atau daerah perdagangan dan jasa yang biasanya

memiliki tingkat kebisingan dan kepadatan tinggi.

Faktor aksesibilitas (30%)

Sebagai suatu bangunan pendidikan, maka bangunan yang direncanakan harus mudah

tercapai oleh pengguna bangunan tersebut. Ketentuan titik akses paling tidak terdapat 2 titik

perencanaan untuk kebutuhan pengembangan. Kemudahan pencapaian bagi pengguna

kendaraan maupun pejalan kaki perlu diperhatikan. Kenyamanan lalu lintas juga penting

dipertimbangkan untuk jalur pedestrian, mobil, bus, sepeda dan kendaraan servis.

Faktor kondisi tapak (20%)

Kondisi tapak sebaiknya mampu mendukung perencanaan dan perancangan, seperti kondisi

topografi yang tidak terlalu curam, pada tapak tidak ada genangan air diam dan terdapat

luasan area yang memungkinkan sesuai dengan pendekatan besaran ruang serta terdapat

fasilitas dan utilitas lingkungan yang lengkap

Faktor potensi pengembangan (20%)

Sebagai bangunan pendidikan, diharapkan nantinya dalam perkembangannya tidak

mengganggu eksistensi maupun pengembangan bangunan sekitarnya agar tetap tercipta

keselarasan dalam penataan komposisi bangunan dengan sekitarnya.

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

56

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

4.2.2 Pemilihan tapak

4.2.2.1 Alternatif Tapak 1

Lokasi : Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman

Luas : ± 9048 m2

Batas-batas

Utara : Lahan Kosong

Timur : Bangunan Industri

Selatan : Jl.Ring Road Utara

Barat : Kawasan Permukiman

Gambar 4.8 Alternatif Tapak 1 Sumber : Google Earth, diakses pada tanggal 25 Mei 2014

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

57

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

4.2.2.2 Alternatif Tapak 2

Lokasi : Jalan Pangeran Mangkubumi, Kecamatan Jetis, Yogyakarta

Luas : ± 10.701,89 m2

Batas-batas

Utara : Kantor PLN

Timur : Bangunan Industri

Selatan : Jl.Ring Road Utara

Barat : Kawasan Permukiman

Gambar 4.10 Alternatif Tapak 2 Sumber : Google Earth, diakses pada tanggal 25 Mei 2014

Gambar 4.11 Ukuran Alternatif Tapak 2 Analisis pribadi, 2014

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

58

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

4.2.2.3 Alternatif Tapak 3

Lokasi : Jalan Lingkar Utara, Kecamatan Ngaglik,Kabupaten Sleman

Luas : ± 13.113 m2

Batas-batas

Utara : Jalan Lingkar Utara

Timur : Lahan Kosong

Selatan : Kawasan Permukiman

Barat : Kawasan Permukiman

108 m

156,4 m

150,2 m

121,8 m Luas Tapak 1 = 13.113 m2

Gambar 4.12 Alternatif Tapak 3 Sumber : Google Earth, diakses pada tanggal 25 Mei 2014

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

59

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

Alternative tapak 1 Alternative tapak 2 Alternative tapak 3

KDB : 50%

KLB : 0,8-2

Lantai maksimal : 4 lantai

KDB : 80%

KLB : 3,9

Lantai maksimal : 5 lantai

KDB : 50%

KLB : 1,2-2,0

Lantai maksimal : 4 lantai

Pencapaian mudah Pencapaian mudah Pencapaian mudah

Topografi tidak berkontur Topografi tidak berkontur Topografi tidak berkontur

Lingkungan sekitar

merupakan permukiman

yang padat

Lingkungan sekitar

didominasi kawasan

perdagangan yang padat

Lingkungan sekitar

merupakan permukiman

yang tidak terlalu padat

Utilitas kota tersedia Utilitas kota tersedia Utilitas kota tersedia

Arus lalu lintas tidak padat Arus lalu lintas cukup

padat

Arus lalu lintas tidak

padat

Dekat dengan fasilitas

pendukung yang lain, a.l:

industri,permukiman

Dekat dengan fasilitas

pendukung, seperti

perdagangan dan jasa

Dekat dengan fasilitas

pendukung yang lain, a.l :

permukiman,pendidikan

No

Kriteria Bob

ot

Alternative tapak 1 Alternative tapak 2 Alternative tapak 3

Kondisi N B.N Kondisi N B.N Kondisi N B.N

1. Peruntukan

Lahan

30% Kawasan

pengembang

an

pendidikan

dan

permukiman

9 2,7 Kawasan

pengembangan

perdagangan

dan jasa

7 2,1 Kawasan

pengembangan

pendidikan dan

permukiman

9 2,7

2. Atmosfer

lingkungan

pendidikan

20% Dekat

dengan

permukiman

tidak padat

penduduk

8 1,6 Dekat dengan

pusat

perdagangan

dan jasa

6 1,2 Dekat dengan

permukiman

padat penduduk

7 1,2

Sumber : Analisa, 2014

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

60

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

3. Aksesibilitas

kendaraan

pribadi

20% Padat,

merupakan

jalur padat

kendaraan

7 1,4 Sangat padat,

merupakan jalur

padat

kendaraan

6 1,2 Padat,

merupakan jalur

padat kendaraan

7 1,4

3. Fasilitas

Penunjang

10% Dekat

dengan

fasilitas

pendidikan

9 0,9 Dekat dengan

pusat

perdagangan

dan jasa

7 0,7 Dekat dengan

fasilitas

pendidikan

9 0,9

5. Jaringan

utilitas kota

10% Tersedia

jaringan

utilitas

9 0,9 Tersedia

jaringan utilitas

9 0,9 Tersedia jaringan

utilitas

9 0,9

6. Topografi dan

Kondisi Tapak

10% Lahan tidak

berkontur,Lu

as ± 9048 m2

7 0,7 Lahan tidak

berkontur,Luas

± 10.701,89 m2

8 0,8 Lahan tidak

berkontur,Luas ±

13.113 m2

9 0,9

Jumlah 100

%

8,20 6,90 8,00

Berdasarkan penghitungan di atas maka terlihat bahwa tapak yang lebih potensial adalah

tapak alternatif 1. Berikut rincian peraturan penggunaan tapak:

Luas Tapak : ± 9048 m2

Garis Sempadan Bangunan (GSB) : 23 m

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 50 %

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 0,8-2,0 % (4 lantai)

Luas bangunan : ± 6670 m2

Luas area Luar : ± 3797 m2

Luas area yang boleh dibangun : 50% x 9048 = 4524 ≈ ± 4524 m2

Lahan yang tidak boleh dibangun : ±4524 m2 ≈ ± 4524 m2

Untuk memenuhi ketentuan tersebut maka pembangunan Sekolah Tinggi Arsitektur

direncanakan setinggi 3 lantai, sesuai batas maksimal jumlah lantai pada Fakultas Teknik dengan

luas lantai dasar bangunan 2214,3 ≈ ± 2214 m2 . Sisa lahan sebesar 6834 m

2 digunakan untuk

kebutuhan ruang luar, parkir, dan taman.

Sumber : Analisa, 2014

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

61

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

4.3 Pendekatan Aspek Kinerja

4.3.1 Sistem Pencahayaan

Sumber pencahayaan dibagi menjadi 2, yaitu:

Pencahayaan alami

­ Tergantung iklim dan waktu

­ Dapat dimanfaatakn secara maksimal pada bangunan dengan memperhatikan besar

lubang ventilasi

­ Menggunakan atap penutup tembus pandang untuk penerangan/pencahayaan di

atrium/hall

­ Pemanfaatan cahaya matahari langsung

Pencahayaan buatan

­ Tidak tergantung iklim dan waktu

­ Merupakan media untuk mendapatkan cahaya yang merata didalam ruangan

­ Dapat menambah kesan khusus pada interior bangunan

­ Pencahayaan dapat diatur sesuai kebutuhan

Keuntungan : efek cahaya dapat diatur, tidak tergantung cuaca.

Kerugian : mata mudah lelah karena retina yang selalu berubah,

cenderung mengubah citra warna dari suatu obyek (pada tujuan tertentu hal ini menjadi

keuntungan).

4.3.2 Sistem Penghawaan/Pengkondisian Ruang

Dalam suatu ruangan diperlukan adanya aliran udara sehingga ruangan akan selalu

mendapat pergantian udara yang segar. Untuk mencapai kondisi yang diinginkan dapat

dilakukan pengaturan penghawaan ruang, antara lain dengan cara:

Penghawaan alami

Dengan menggunakan system silang (cross ventilation) pergerakan hawa udara akan

lancar sirkulasinya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat bukaan dinding pada sisi

yang berhadapan.

Penghawaan buatan

Dengan menggunakan AC penghuni dapat mengatur suhu ruangan yang diinginkan.

Exhaustfan dapat juga digunakan, dengan prinsip menarik keluar udara dari dalam

ruangan atau sebaliknya.

4.3.3 Sistem Jaringan Air Bersih

Kebutuhan air bersih dibangunan sekolah adalah 75 liter/orang/hari, dengan sumber

air bersih berasal dari PAM dan sumur artesis. Penggunaannya untuk lavatory, sevice, kantin

dan pemadam kebakaran.

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

62

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

Air bersih diperoleh dari sumber PAM dan sumur artesis dengan 2 metode ditribusi:

a. Up Feed Distribution

Dari sumber air dialokasikan kedalam reservoir, lalu dipompa ke atas untuk

dikonsumsi.

Keuntungan tidak membutuhkan tangki penyimpanan diatas bangunan, namun

kerugiannya aliran air tidak dapat mengalir bila listrik padam, dibutuhkan beberapa poma

tekan otomatis kekuatan tinggi dan umumnya pada daerah teratas kekuatan air relatif kecil.

b. Down Feed Distribution

Dari sumber air dipompa keatas, ditampung dalam roof tank, lalu dikonsumsikan di

level bangunan dibawahnya. Keuntungannya adalah kelangsungan air terjamin meskipin

listrik padam dan kekuatan air disetiap lantai sama.

4.3.4 Sistem Pembuangan Air Kotor

Air buangan ada tiga jenis, yaitu :

a. Air kotor yang berasal dari kamar mandi, wastafel, dan kantin.

b. Air hujan yang jatuh keatap bangunan atau tapak bangunan dapat dibuang ke saluran

kota.

c. Air kotor yang berasal dari buangan WC, urinoir dan air buangan tanaman (yang

mengandung tanah) diairkan dulu ke septictank kemudian ke sumur peresapan.

Sumber

Air Bersih

Ground

Reservoir

Pompa

Roof Tank

Lantai 3

Lantai 2

Lantai 1

Sumber Air

Bersih

Ground

Reservoir

Pompa

Lantai 3

Lantai 2

Lantai 1

Gambar 4.13 Sistem Distribusi air bersih 1 Sumber : Analisa, 2014

Gambar 4.14 Sistem Distribusi air bersih 2 Sumber : Analisa, 2014

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

63

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

4.3.5 Sistem Jaringan Listrik

Jaringan listrik diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penunjang kegiatan belajar,

sebagai sumber penerangan buatan, pompa, AC dan peralatan mekanikal elektrikal lainnya.

4.3.6 Sistem Pembuangan Sampah

Pembuangan sampah harus memperhatikan sifat, jumlah dan sistem pembersihan,

frekuensi dan waktu pengumpulan, alat, serta jalur pengumpulan.

Sistem pembuangan sampah, dengan pengelompokkan jenis sampah, yaitu sampah

basah dan sampah kering yang kemudian ditampung dalam bak sementara yang selanjutnya

dibuang ke TPA kota.

4.3.7 Sistem Pencegahan Kebakaran

a. Alat Pendeteksi Kebakaran (fire alarm)

Heat Detector, yaitu alat untuk mendeteksi panas dalam ruangan. Apabila panas /

suhu dalam ruangan telah melampaui ambang 57O, maka heat detector akan

mengirimkan sinyal tanda bahaya di papan kontrol di ruang kontrol engineering.

Air Kotor Peresapan

Air Hujan

Saluran

Pembuangan Kota

Bak Kontrol

PLN

Trafo Automatic

Transfer

Switch

Main

Distribution

Panel

Sub

Panel

Genset

et

sist.nan

Ruang

Ruang

Gambar 4.15 Sistem Distribusi air kotor Sumber : Analisa, 2014

Gambar 4.15 Sistem Distribusi Listrik Sumber : Analisa, 2014

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

64

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

Smoke Detector, yaitu alat pendeteksi asap dalam ruangan. Apabila asap yang ada

di dalam ruangan melampaui konsentrasi (kepekatan) yang disyaratkan maka

smoke detector akan mengirimkan sinyal ke papan kontrol di ruang panel.

Manual Alarm, yaitu berupa tombol bunyi tanda bahaya. Apabila terdapat tanda-

tanda kebakaran (terjadi kebakaran), tombol dapat ditekan untuk membunyikan

tanda bahaya.

b. Alat Pemadam Kebakaran

Sprinkler, yaitu alat pemadam kebakaran otomatis, yang bekerja karena

pengaruh panas dalam ruangan. Panas / suhu ruangan yang telah melampaui

ambang akan dapat melelehkan penutup spuyer (ozle), sehingga air dapat

menyembur keluar untuk memadamkan api. Air sprinkler berasal dari roof

reservoir yang dialirkan dengan prinsip gravitasi atau air dapat berasal dari ground

reservoir yang dialirkan dengan pompa secara langsung.

Hydrant Box, yaitu berupa selang yang tergulung rapi dalam box. Panjang selang

maksimum 25 m dan diletakkan pada tempat-tempat tertentu di dalam

bangunan. Selang akan dapat mengalirkan air setelah kran (valve) dibuka.

Fire Extinguisher, alat pemadam kebakaran yang menggunakan bahan kimia

(karbondioksida) dalam bentuk cairan berbusa sebagai bahan pemadamnya. Alat

ini bisa dijinjing (portable) dan tidak dihubungkan dengan sistem jaringan. Biasa

diletakkan ditempat-tempat yang strategis.

Hydrant Pile, yaitu tiang hydrant yang diletakkan diluar bangunan. Hydrant pile

dapat dipakai untuk memadamkan api kebakaran dari luar dengan menggunakan

selang. Air hydrant Box dan hydrant pile berasal dari ground reservoir yang

dialirkan secara langsung oleh pompa. Dalam keadaan tertentu, air kolam renang

bisa dialirkan ke hydrant.

4.3.8 Sistem Komunikasi

Berdasarkan penggunaannya, sistem telekomunikasi dapat dibedakan dalam dua

jenis :

Komunikasi Internal

Komunikasi yang terjadi dalam satu bangunan. Alat komunikasi ini antara lain intercom,

handy talky (untuk penggunaan individual dua arah). Biasanya digunakan untuk

komunikasi antar pengelola/bagian keamanan

Komunikasi Eksternal

Komunikasi dari dan ke luar bangunan. Alat komunikasi ini dapat berupa telepon maupun

faximile. Biasanya digunakan untuk komunikasi penghuni.

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

65

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

4.3.9 Sistem Penangkal Petir

Penangkal petir harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimum

bangunan 2 lantai (terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya)

Ada beberapa sistem instalasi penangkal petir, antara lain :

Sistem Konvensional/Franklin

Batang yang runcing dari bahan copper spit dipasang paling atas dan dihubungkan dengan

batang tembaga menuju ke elektroda yang ditanahkan. Sistem ini cukup praktis dan

biayanya murah, tetapi jangkauannya terbatas. Namun demikian sistem ini merupakan

penangkal petir non radioaktif sehingga tidak membahayakan lingkungan sekitar

Sistem sangkar Faraday

Sistem ini merupakan sistem penangkal petir yang biasa digunakan di Indonesia.

Bentuknya berupa tiang setinggi 30 cm, kemudian dihubungkan dengan kawat menuju ke

ground. Memiliki jangkauan yang luas.

Sistem Radioaktif atau sistem Thomas

Sistem ini baik sekali untuk bangunan tinggi dan besar. Pemasangan tidak perlu dibuat

tinggi karena sistem payung yang digunakan dapat melindunginya. Bentangan

perlindungan yang cukup besar sehingga dalam satu bangunan cukup menggunakan satu

tempat penangkal petir. Namun sifat menolak petir membahayakan lingkungan sekitar.

4.3.10 Sistem Transportasi Vertikal

Kemungkinan jumlah lantai yang tercipta adalah lebih dari 1 lantai, maka alternatif

sistem transportasi vertical yang digunakan adalah:

Otomatis :

Escalator : - Tidak efektif untuk orang cacat

- Tidak membutuhkan ruang yang luas

Moving Slide Walk : - Lebih efektif untuk orang cacat

- Membutuhkan ruang yang luas

Lift : - Tidak efektif untuk bangunan 2 lantai

- Sangat efektif intuk rang cacat

Manual :

Tangga/Ramp : - Murah, perawatan mudah dan murah

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

66

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

4.4 Pendekatan Aspek Teknis

4.4.1 Sistem Struktur

Pendekatan sistem struktur berdasarkan pertimbangan:

1. Kondisi pada lingkungan sekitar. Karena letaknya di daerah pinggir kota yang merupakan

kawasan pengembangan kota, yang akan dipadati bangunan pada tahun mendatang,

maka bangunan sekolah dituntut memiliki kekuatan struktur dan fisik bangunan, meliputi:

kekakuan, kestabilan, tahan gempa, angin, petir dan lain sebagainya.

2. Tuntutan terhadap fungsi bangunan itu sendiri.

3. Pertimbangan material struktur yaitu: ekonomis, perawatan mudah, dan daya tahan

terhadap cuaca.

4. Pondasi yang digunakan adalah pondasi sumuran. Pondasi ini dapat menahan gaya

vertikal dan horisontal dengan daya tekan besar. Pondasi ini juga memiliki waktu

pengerjaan yang relatif lebih cepat daripada pondasi tiang pancang.

5. Middle structure menggunakan sistem rangka kaku (rigid frame system) dengan bahan

beton bertulang. Konstruksi ini dipilih karena kuat dan dapat diaplikasikan dalam

desain bangunan bentang lebar. Konstruksi ini juga tahan api, air dan cuaca.

4.4.2 Sistem Modul

Modul merupakan angka (ukuran) baku yang menjadi patokan untuk menentukan

ukuran-ukuran lebar, tinggi, jarak, elemen-elemen ruangan atau bangunan misalnya: lebar

koridor, tinggi lantai, jarak kolom, dan lain sebagainya.

Terdapat bermacam-macam penentuan modul, diantaranya dari pemakai dan

aktifitasnya, utilitas yang ada dan hal-hal yang bersifat khusus pada obyek perencanaan.

Secara garis besar dikelompokkan menjadi :

1. Modul vertikal

Yang dimaksud adalah jarak antara dua elemen penyusun ruang, yaitu antara lantai

dengan plafond atau lantai dengan lantai yang ada di atasnya. Jarak atau tinggi antar lantai

terdiri dari:

a. Tinggi lantai ke plafond

Jarak ini dihitung dari permukaan lantai ke permukaan bawah dari plafond. Jarak ini

merupakan tinggi efektif ruangan.

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

127/49

67

AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

b. Jarak plafond dengan lantai yang ada diatasnya.

Ruang antara plafond dengan lantai yang ada diatasnya, biasanya digunakan untuk

tempat jaringan utilitas bangunan. Jaringan utilitas itu seperti: ducting AC, pipa-pipa

plumbing, kabel-kabel listrik, kabel telepon, sound system dan lain-lain.

2. Modul horizontal

Yang dimaksud adalah menyangkut ukuran-ukuran panjang dan lebar. Ukuran-ukuran

tersebut akan menentukan luas ruangan. Hal-hal yang menentukan luas ruangan diantaranya

adalah:

a. Aktifitas yang dilakukan dalam ruangan tersebut.

b. Perlengkapan (perabot) yang dipakai.

4.5 Pendekatan Aspek Visual Arsitektural

Pendekatan arsitektural pada Sekolah Tinggi Teknik Arsitektur ini didasarkan prinsip

arsitektur modern sebagai berikut:

4.5.1 Penampilan Bangunan

a. Bentuknya yang asimetris, atap datar, bentuk kotak, sudut lengkung dan halus.

b. Pencitraan bangunan sebagai bangunan pendidikan dengan penciptaan ruang-ruang

yang mengutamakan kenyamanan dalam kegiatan belajar mengajar

c. Penciptaan tampilan bangunan simple,tanpa banyak ornament sehingga menjadikan

fasad bangunan tersebut bersih

d. Fasad bangunan biasanya mengekspos struktur yang digunakannya utuk mempertegas

keberadaan bangunan

e. Pemilihan material bangunan yang biasanya banyak didominasi dengan kaca yang bias

juga berfungsi sebagai struktur bangunan

4.5.2 Orientasi Bangunan

a. Orientasi bangunan diarahkan agar tetap berkomunikasi dengan bangunan

b. Orientasi bangunan diarahkan untuk memanjang pada lintasan matahari yaitu arah

timur-barat sehingga permukaan yang lebih luas berorientasi ke utara-selatan dimana

efek radiasi panas lebih sedikit.