bab iv lokasi penelitian iv.1 gambaran · pdf filekomponen fisik-kimia seperti, tss,...

29
24 BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN UMUM Lokasi penelitian meliputi wilayah yang dialiri sungai Enim, dari daerah hulu hingga ke hilir melintasi enam kecamatan dalam wilayah administrasi Kabupaten Muara Enim, yaitu Semendo Darat Ulu, Semendo Darat Tengah, Semendo Darat Laut, Tanjung Agung, Lawang Kidul dan Muara Enim. Dengan luas 194.479 ha wilayah yang dihuni oleh 189.449 jiwa pada tahun 2006 ini termasuk Sub Sub DAS Enim dari Sub DAS Lematang yang merupakan bagian dari DAS Musi di Sumatera Selatan. Pemilihan lokasi ini karena Sungai Enim mulai dari hulu sampai ke hilir terletak dalam satu wilayah administrasi yang sama. Di wilayah ini banyak terdapat aktifitas yang mempergunakan potensi sumber daya alam secara langsung dan pembuangan limbahnya ke alam, terutama ke sungai, sehingga terlihat langsung dampaknya terhadap lingkungan hidup. Sungai Enim dahulunya juga dikenal dengan sebutan Ayek Hening (Air Bening) yang kejernihannya oleh masih banyaknya bebatuan di aliran sungai dan kondisi yang masih alami dan bersih. Sekarang keadaan tersebut telah berubah tidak lagi bersih seperti dulu. IV.2 POTENSI SUMBER DAYA ALAM Di Kabupaten Muara Enim umumnya, merupakan daerah dengan potensi yang kaya dengan sumber daya alam terbaharui dan takterbaharui. Kabupaten ini merupakan kabupaten nomer dua terkaya kandungan bahan tambangnya di Propinsi Sumatera Selatan. Di wilayah aliran Sungai Enim pun terdapat banyak lahan pertanian dan perkebunan dengan produktifitas cukup tinggi, sehingga pemerintah terpacu untuk meningkatkan produksi tersebut dalam program lumbung pangan. Demikian pula dengan sumber daya alam takterbaharui, terdapat kandungan batubara yang ditambang dekat dengan aliran Sungai Enim, sumber- sumber minyak bumi, dan bahan tambang lainnya yang belum diupayakan.

Upload: nguyentuong

Post on 28-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

24

BAB IV

LOKASI PENELITIAN

IV.1 GAMBARAN UMUM

Lokasi penelitian meliputi wilayah yang dialiri sungai Enim, dari daerah hulu

hingga ke hilir melintasi enam kecamatan dalam wilayah administrasi Kabupaten

Muara Enim, yaitu Semendo Darat Ulu, Semendo Darat Tengah, Semendo Darat

Laut, Tanjung Agung, Lawang Kidul dan Muara Enim. Dengan luas 194.479 ha

wilayah yang dihuni oleh 189.449 jiwa pada tahun 2006 ini termasuk Sub Sub

DAS Enim dari Sub DAS Lematang yang merupakan bagian dari DAS Musi di

Sumatera Selatan.

Pemilihan lokasi ini karena Sungai Enim mulai dari hulu sampai ke hilir

terletak dalam satu wilayah administrasi yang sama. Di wilayah ini banyak

terdapat aktifitas yang mempergunakan potensi sumber daya alam secara langsung

dan pembuangan limbahnya ke alam, terutama ke sungai, sehingga terlihat

langsung dampaknya terhadap lingkungan hidup. Sungai Enim dahulunya juga

dikenal dengan sebutan Ayek Hening (Air Bening) yang kejernihannya oleh masih

banyaknya bebatuan di aliran sungai dan kondisi yang masih alami dan bersih. 

Sekarang keadaan tersebut telah berubah tidak lagi bersih seperti dulu.

IV.2 POTENSI SUMBER DAYA ALAM

Di Kabupaten Muara Enim umumnya, merupakan daerah dengan potensi yang

kaya dengan sumber daya alam terbaharui dan takterbaharui. Kabupaten ini

merupakan kabupaten nomer dua terkaya kandungan bahan tambangnya di

Propinsi Sumatera Selatan. Di wilayah aliran Sungai Enim pun terdapat banyak

lahan pertanian dan perkebunan dengan produktifitas cukup tinggi, sehingga

pemerintah terpacu untuk meningkatkan produksi tersebut dalam program

lumbung pangan. Demikian pula dengan sumber daya alam takterbaharui, terdapat

kandungan batubara yang ditambang dekat dengan aliran Sungai Enim, sumber-

sumber minyak bumi, dan bahan tambang lainnya yang belum diupayakan.

Page 2: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

25

Gambar IV.1 Peta Wilayah Aliran Sungai Enim

 

Page 3: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

26

IV.2.1 Sumber Daya Alam Terbaharui

Sumber daya alam terbaharui di wilayah aliran Sungai Enim dilihat dari

pembagian fungsi lahannya terdiri dari:

Tabel IV.1 Luas lahan berdasarkan fungsi, dibagi menurut kecamatan

Fungsi Lahan Muara Enim

Lawang Kidul

Tanjung Agung

Semende Darat Laut

Semende Darat

Tengah

Semende Darat Ulu

Sawah 1.741 65 2.294 1.060 1.219 1.828 8.207 Bangunan 626 637 2.691 53 158 95 4.260 Ladang kebun 2.413 3.786 21.691 0 1.100 385 29.375 Tidak digunakan 1.145 213 2.848 0 1.369 1.730 7.305 Hutan rakyat 997 491 5.745 8.657 2.890 1.250 20.030 Hutan Negara 3.348 0 18.965 18.000 14.482 15.875 70.670 Perkebunan 5.099 0 5.622 5.325 5.495 4.510 26.051 Kolam 158 62 78 95 257 85 735 Lainnya 3.947 11.751 8.066 2.710 730 642 27.846 Total (ha) : 19.474 17.005 68.000 35.900 27.700 26.400 194.479

Sumber: BPS Kabupaten Muara Enim, 2006 diolah kembali.

IV.2.2 Sumber Air Bersih Rumah Tangga

Meningkatnya aktivitas serta derajat kehidupan di Kabupaten Muara Enim harus

diikuti oleh pemenuhan kebutuhan terhadap air bersih. Kegunaan air bersih bagi

manusia dan sebagian besar penduduk terutama untuk kepentingan rumah tangga,

industri, pertanian dan lainnya.

Sementara itu jumlah pelanggan yang telah dilayani selama tahun 2006

untuk kelompok rumah tangga tercatat 11.725 rumah tangga dengan total

kapasitas produksi air sebanyak 2.917.624 m3, dibandingkan dengan tahun 2005

terjadi peningkatan jumlah pelanggan sebesar 19,20% dan peningkatan kapasitas

produksi air sebesar 58,44%.

IV.3 PENCEMARAN LINGKUNGAN

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup, dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan pencemaran

lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi

Page 4: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

27

dan/atau komponen lain ke lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga

kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup

tidak dapat berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.

IV.3.1 Pencemaran Air

Dalam kerangka budaya masyarakat Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan,

ekosistem perairan menjadi sangat penting karena kenyataan dan alasan-alasan

berikut :

1) Sebagian besar wilayah Muara Enim merupakan DAS Enim-Lematang

2) Sebagian besar pemukiman kota dan desa berada di tepi sungai

3) Sebagian besar sumber nafkah masyarakat tergantung pada perairan baik

bagi usaha pertanian, perikanan, transportasi air dan industri.

Perubahan kualitas sungai merupakan indikator kondisi sungai apakah masih

dalam keadaan baik atau tercemar. Pencemaran sungai didefinisikan sebagai

perubahan kualitas suatu perairan akibat kegiatan manusia, yang pada gilirannya

akan mengganggu kehidupan manusia itu sendiri ataupun makhluk hidup lainnya.

Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh senyawa yang masuk kealiran sungai

yang bergerak ke hilir bersama aliran air atau tersimpan di dasar, berakumulasi

(khususnya pada endapan) dan suatu saat dapat juga terjadi pencucian atau

pengenceran. Senyawa tersebut, utamanya yang beracun, berakumulasi dan

menjadi suatu konsentrasi tertentu yang berbahaya bagi mata rantai kehidupan.

IV.3.1.1 Sumber Pencemaran Air

Pencemaran air pada umumnya diakibatkan oleh kegiatan masyarakat. Besar

kecilnya pencemaran akan tergantung dari jumlah dan kualitas limbah yang

dibuang ke sungai, baik limbah padat maupun cair.

Berdasarkan jenis kegiatannya maka bentuk sumber pencemaran air dibedakan

menjadi :

a. Point Sources; merupakan sumber pencemar yang membuang efluen (limbah

cair) melalui pipa, selokan atau saluran air kotor ke dalam badan air pada

Page 5: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

28

lokasi tertentu. Misalnya pabrik karet,CPO, pulp, kegiatan industri rumah

tangga, serta bengkel/workshop dan lain-lain

b. Non-point sources; terdiri dari banyak sumber yang tersebar yang membuang

efluen, baik ke badan air maupun air tanah pada suatu daerah yang luas.

Contohnya adalah limpasan air dari kegiatan pertambangan, galian, ladang-

ladang pertanian, peternakan, pembangunan infrastruktur, tempat parkir dan

jalan raya.

Beberapa jenis kegiatan utama yang berpotensi menimbulkan pencemaran

sungai Enim antara lain:

(1) Kegiatan domestik; termasuk di dalamnya kegiatan kesehatan (rumah sakit)

dan food additives (seperti bahan pengawet makanan) serta kegiatan-kegiatan

yang berasal dari lingkungan permukiman baik di daerah perkotaan maupun

pedesaan. Efluen yang dibuang biasanya berupa pencemar organik, tapi ada

juga berupa senyawa anorganik, logam, garam-garaman (seperti deterjen)

yang cukup berbahaya karena bersifat patogen.

(2) Kegiatan industri dan pertambangan; mempunyai banyak sekali variasi;

bisa berupa efluen organik dari home industry makanan (tahu tempe) dan

dapat juga dari industri pengolahan maupun bengkel-bengkel, workshop.

Sedangkan efluen anorganik dihasilkan dari debu dihasilkan oleh kegiatan

industri pertambangan, juga berupa pencemaran panas (thermal) dari

pembangkit tenaga listrik.

(a) Pertambangan Batubara

Kegiatan pertambangan batubara berdampak terhadap komponen lingkungan

fisik (bentang alam) dan kimia (pH, Fe, Mn, TSS, BOD, COD), biologi

(kehidupan ekologi perairan seperti plankton dan benthos), sosekbud (persepsi

masyarakat serta konflik pemanfaatan lahan). Pencemaran air yang bersumber

dari pertambangan batubara berasal dari air limpasan atau air buangan yang

dihasilkan baik melalui atau tanpa proses Kolam Pengendap Lumpur (KPL).

Kegiatan eksploitasi bahan tambang batubara yang posisinya terletak pada sisi

Timur dan Barat sungai Enim dan sebelah Timur sungai Lematang dan

diperkirakan memiliki cadangan 6 Milyar ton. Berdasarkan data dari situs

Page 6: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

29

Departemen ESDM, produksi batubara PT. Bukit Asam Tanjung Enim pada

Tahun 2006 berjumlah 8.665.526,00 ton.

Gambar IV.2 Potensi pencemaran oleh kegiatan Pertambangan

Gambar IV.3 Potensi pencemaran oleh kegiatan Pembangkit Listrik

Tenaga Uap

Page 7: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

30

(b) Kegiatan Pembangkit Listrik

Pengaruh kegiatan PLTU Sektor Bukit Asam Tanjung Enim terhadap kualitas

air Sungai Enim yaitu pada parameter fisik kimia seperti TSS, BOD, COD, pH

serta suhu air yang meningkat. Hal ini dapat berdampak pada kualitas air serta

kehidupan perairan di sub DAS Enim.

(c) Kegiatan Pengolahan Karet dan Industri Crumb

Rubber :

Parameter buangan limbah pengolahan karet yaitu parameter Amonia, N,

BOD, COD, pH dan residu tersuspensi serta berpengaruh terhadap fisik sungai

Enim antara lain terdeteksi secara visual adanya butiran-butiran karet di unit

Water Treatment PDAM Kabupaten Muara Enim.

(d) Kegiatan Industri CPO (Crude Palm Oil)

Parameter buangan limbah pengolahan Crude Palm Oil yaitu parameter BOD,

COD, pH, residu tersuspensi, Nitrogen serta minyak dan lemak yang

berpengaruh terhadap fisik air sungai . Adanya residu yang berasal dari

kegiatan Crude Palm Oil antara lain terdeteksi secara visual adanya oil film

dan warna pekat pada beberapa anak sungai seperti di sekitar sungai Enau dan

sungai Lagan.

Page 8: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

31

Gambar IV.4 Potensi pencemaran kegiatan industri Crude Palm Oil

(e) Penambangan Galian Golongan C

Dampak penambangan galian C (batu koral dan pasir) terutama pada

perubahan bentang alam serta terjadinya penurunan kualitas air pada

komponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut

memperberat beban kerusakan Sungai Enim dan Sungai Lematang.

Selain itu aktivitas penambangan ini juga mengganggu kehidupan biota

air. Penambangan itu dilakukan oleh perusahaan swasta dan masyarakat.

Gambar IV.5 Penambangan pasir dan koral di sungai

(3) Kegiatan pertanian; terutama akibat penambahan pupuk dan pembasmi

hama, di mana senyawa-senyawa yang terdapat di dalamnya tidak mudah

terurai walaupun dalam jumlah yang sedikit, tetapi justru aktif pada

konsentrasi yang rendah. Sedimentasi yang terjadi termasuk pencemaran yang

cukup besar ketika terjadi penebangan pohon-pohonan, pembuatan parit-parit,

perambahan hutan dan lain-lain. Efluen organik yang dihasilkan juga dapat

menyebabkan pencemaran yang cukup serius. Pengaruh-pengaruh yang dapat

ditimbulkan termasuk perubahan dalam sedimen dan konsentrasi hara, garam-

garam, logam dan agrokimia oleh patogen dan perubahan temperatur.

Page 9: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

32

Pengaruh zat hara tanaman (garam-garam nitrat dan fosfat yang larut

dalam air), serta yang berasal dari penguraian limbah organik seperti limbah

cair atau pelepasan pupuk nitrat, yang jika berlebihan dapat mengakibatkan

pengkayaan unsur hara (eutrofikasi).

Gambar IV.6 Eutrofikasi pada badan air yang terjadi akibat residu

pupuk dan unsur hara lainnya.

IV.3.1.2 Jenis Pencemaran Air

Berdasarkan hasil pemantauan, zat pencemar utama yang terdapat pada sungai

Enim sebagai berikut:

1) Organisme patogen (bakteri, virus dan

protozoa)

2) Limbah organik biodegradable (limbah cair

domestik, limbah pertanian, limbah peternakan, limbah rumah potong hewan,

limbah industri minyak dan pertambangan).

3) Bahan anorganik yang larut dalam air (asam, garam, logam berat dan

senyawa-senyawanya, seperti sulfida, sulfit).

4) Zat hara tanaman (garam-garam nitrat dan

fosfat yang larut dalam air), yang berasal dari penguraian limbah organik

seperti limbah cair atau pelepasan pupuk nitrat, yang jika berlebihan dapat

mengakibatkan eutrofikasi.

5) Bahan-bahan kimia yang larut dan tidak larut

(minyak, plastik, pestisida, pelarut, fenol, formaldehida dan lain-lain). Zat-zat

tersebut merupakan penyebab yang sangat beracun bahkan pada konsentrasi

yang rendah (< 1 ppm).

Page 10: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

33

6) Sedimen (suspended solid); merupakan partikel

yang tidak larut atau terlalu besar untuk dapat segera larut. Jumlah (kuantitas)

sedimen mempengaruhi turbiditas air, dan kualitasnya mempengaruhi warna.

Sedimen termasuk pencemaran yang cukup besar akibat adanya erosi dari

penambangan terbuka, galian, pembuatan parit-parit, perambahan hutan, dan

lain-lain. Belum lagi, efluen organik yang dihasilkan oleh peternakan dapat

menyebabkan pencemaran yang cukup serius.

Polusi sedimen secara fisik termasuk sifat turbiditas sedimen (pembatasan

penetrasi matahari) dan sedimentasi. Polusi secara kimia oleh sedimen

misalnya pengikatan logam-logam pipa dalam saluran air yang menyebabkan

korosifitas.

7) Pencemaran thermal; dalam bentuk limbah air

panas yang berasal dari kegiatan suatu pembangkit tenaga misalnya pada

kegiatan pembangkit listrik tenaga uap dan proses-proses mesin produksi.

Pencemaran ini mengakibatkan naiknya temperatur air, meningkatkan rasio

dekomposisi dari limbah organik yang biodegradable dan mengurangi

kapasitas air untuk menahan oksigen.

Kecenderungan perubahan akibat limbah thermal dari sisa proses kegiatan

yang dibuang oleh industri umumnya memiliki temperatur yang tinggi,

terutama industri yang melakukan proses dengan temperatur air limbahnya

lebih dari 360C, tingginya temperatur ini akan berdampak pada gangguan

sistem fisiologi organisme air terutama ikan yang sangat sensitif terhadap

perubahan suhu drastis.

Beberapa pengaduan mengenai kasus dugaan pencemaran air yang masuk ke

Bapedalda antara lain adalah :

a. Pengaduan Masyarakat Desa Penyandingan Kecamatan Tanjung Agung

mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa sawit PT. Bumi

Sawindo Permai di Sungai Numan sehingga masyarakat takut mempergunakan

air untuk keperluan sehari-hari.

b. Pengaduan LSM GP3LHyang mengatakan bahwa aktivitas penambangan yang

dilakukan PT. Tambang Batubara Bukit Asam telah menyebabkan menurunnya

Page 11: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

34

kualitas air Sungai Lematang dan Sungai Enim, terutama waktu hujan dimana

kondisi airnya menjadi sangat tidak layak digunakan sebagai air baku air

minum, karena air sungai tersebut sangat keruh dan berlumpur.

IV.3.1.3 Kualitas Air Sungai Enim

Dari hasil analisis lapangan dan laboratorium sebagai penilaian terhadap kualitas

air, yaitu membandingkan beberapa ukuran/parameter kunci dengan baku mutu

yang ditetapkan maka jenis parameter kualitas air pada sungai Enim diuraikan

sebagai berikut:

1) Warna Pengamatan di lapangan terhadap warna sungai Enim adalah

jernih hingga keruh, namun pemantauan di lapangan sebagian besar air sungai

menunjukkan jernih kecuali pada titik lokasi jembatan PTBA dan setelah

PLTU yang terlihat agak keruh.

Mulai dari wilayah tengah hingga hilir Sungai Enim, titik kekeruhan

berada di sekitar area lahan terbuka yang kerapatan vegetasinya rendah. Mulai

dari pembukaan lahan untuk kepentingan pembangunan, pemukiman,

perkebunan hingga kegiatan penambangan batubara serta galian C sangat

berpotensi meningkatkan kekeruhan terutama pada musim penghujan yang

intensitas curah hujannya tinggi.

2) Temperatur Temperatur badan air dari contoh yang diambil berkisar antara

25,3°C hingga 32,4°C. Kenaikan temperatur sampai pada badan air sangat

mempengaruhi kehidupan biota perairan.

3) Derajat Keasaman (pH) pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu

larutan, melalui konsentrasi ion hidrogen (H). Hidrogen merupakan faktor utama

dalam reaksi kimia. Penurunan pH air dapat mengganggu kehidupan organisme,

proses-proses kimia dalam air dan juga laju korosi.

Toleransi organisme terhadap pH dipengaruhi oleh temperatur, kelarutan

oksigen, alkalinitas, dan adanya berbagai anion dan kation. Derajat keasaman

(pH) berada pada kisaran 6,7 hingga 7,9. Sehingga secara keseluruhan nilai

pH sebagian besar masih memenuhi Baku Mutu Air Sungai.

4) Kandungan Oksigen Terlarut (DO:Dissolved Oxygen) Nilai DO

menunjukkan kadar Oksigen (O2) di dalam air. Besarnya kandungan Oksigen

Page 12: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

35

dalam air sangat menentukan kelangsungan hidup biota air. Tercatat

kandungan oksigen terlarut dalam air Sungai Enim berkisar antara 4,34 mg/lt

hingga 6,93 mg/lt, nilai ini mendekati Standar Baku Mutu Lingkungan

menurut Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 16 Tahun 2005 untuk

Air Sungai Kelas I yang telah ditetapkan yaitu 6 mg/Lt. Menurunnya nilai DO

pada beberapa lokasi sebagian besar disebabkan karena adanya usaha-usaha

penambangan terbuka, perambahan hutan dan lain-lain.

5) Kebutuhan oksigen untuk proses biologis (BOD) Dalam air buangan terdapat

zat organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen dengan unsur

tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang, dan parameter lainnya dimana

unsur-unsur tersebut cenderung menyerap oksigen yang ada. Oksigen itu

dibutuhkan bagi mikroba untuk kehidupannya dan untuk menguraikan

senyawa anorganik tersebut, sehingga kadar oksigen yang menurun akan

menyebabkan air menjadi keruh dan berbau.

Hasil pemantauan yang dilakukan oleh Bapedalda Kabupaten Muara Enim

diketahui kandungan BOD dalam contoh air sungai berkisar 0,648 mg/lt

hingga 30,3 mg/L. Kandungan BOD dari bagian hulu sampai kebagian hilir

cenderung meningkat secara terus menerus, hal ini menunjukkan bahwa ke

bagian hilir sebagian besar kandungan oksigen terlarut semakin menurun. Hal

ini dapat mempengaruhi kehidupan biota perairan yang ada di sungai Enim.

Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa titik lokasi yang nilai BOD nya

melebihi Baku Mutu merupakan lokasi kegiatan industri, penambangan dan

air sisa kegiatan pemukiman yang dibuang ke sungai Enim.

6) Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD: Chemical Oxygen Demand) Bentuk lain

untuk mengukur kebutuhan oksigen adalah ukuran COD atau kebutuhan

oksigen kimiawi. Nilai COD ini akan menunjukan kebutuhan oksigen yang

diperlukan untuk mengurai kandungan bahan organik dalam air secara

kimiawi khususnya bagi senyawa anorganik yang tidak dapat teruraikan

melalui proses biologis, sehingga dibutuhkan bantuan pereaksi oksidator

sebagai sumber oksigen. Untuk konsentrasi COD nilainya berkisar antara

1,944 mg/lt hingga 121,5 mg/lt. Konsentrasi COD yang nilainya melebihi

baku mutu (BMA=10 mg/l) yaitu pada titik lokasi Intake PDAM Sungai Enim

Page 13: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

36

(121,5 mg/l). Tingginya nilai COD pada titik lokasi tersebut diakibatkan

terjadinya akumulasi beban limbah dari bagian hulu menuju hilir, seperti

adanya kegiatan penambangan galian C, industri, dan bengkel-bengkel yang

ada di sempadan sungai.

7) Lemak dan Minyak Pada beberapa contoh air yang dianalisis kandungan

minyak dan lemak berkisar antara 0,631 hingga 5,75 mg/l. Titik lokasi yang

nilai minyak dan lemaknya melebihi baku mutu (BMA= 1 mg/l) yaitu di

Simpang Meo, Intake PDAM Sungai Enim, hulu Desa Karang Raja.

Tingginya nilai minyak lemak pada sebagian lokasi sangat dipengaruhi oleh

kandungan minyak lemak pada sumber pencemaran baik yang sifatnya point

sources maupun non point sources.

8) Nitrogen (Kadar Nitrit (NO2) dan Nitrat (NO3) Gas yang tidak berwarna dan

tidak beracun dalam air pada umumnya terdapat dalam bentuk organik, dan

bakteri merubahnya menjadi ammonia. Dalam kondisi aerobik dan dalam

waktu tertentu bakteri dapat mengoksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat.

Pencemaran ini umumnya disebabkan oleh adanya kegiatan pertanian,

perkebunan dan kegiatan domestik. Konsentrasi Nitrit berkisar antara 0,0038

mg/l hingga 0,3062 mg/l, dimana titik lokasi yang nilai Nitrit nya melebihi

baku mutu (BMA=0,06 mg/l) yaitu di Jembatan PTBA, Intake PDAM sungai

Enim, dan hilir desa Karang Raja.

9) Total Suspended Solids (TSS) Padatan tersuspensi (SS) dalam air atau

padatan tidak terlarut dalam air adalah senyawa kimia yang terdapat dalam air

baik dalam keadaan melayang, terapung maupun mengendap. Senyawa ini

dijumpai dalam bentuk organik maupun anorganik. Padatan tidak terlarut ini

menyebabkan air berwarna keruh. Tingginya kekeruhan terutama pada daerah-

daerah yang dijadikan pembuangan limbah oleh industri, pertambangan

maupun kegiatan domestik. Buangan bahan organik yang berasal dari industri

dan domestik mengandung bahan organik yang tinggi pada perairan yang

dapat menyebabkan eutrofikasi (pengkayaan unsur hara) sehingga

menimbulkan peledakan populasi (Population Blooming) tumbuhan air seperti

algae, phytoplankton, dan eceng gondok pada beberapa lokasi perairan sungai

Enim. Untuk kandungan padatan tersuspensi (TSS) sungai sebagian besar

Page 14: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

37

masih memenuhi baku mutu yang ditetapkan (BMA=50 mg/l) yaitu berkisar

antara 0,078 mg/l hingga 25,67 mg/l.

Page 15: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

38

IV.3.2 Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi

atau komponen lain ke udara dan atau berubahnya tatanan udara oleh kegiatan

manusia atau proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu

yang menyebabkan udara menjadi kurang dan tidak dapat berfungsi lagi sesuai

dengan peruntukannya. Untuk jenis polutan udara yang bersumber pada beberapa

industri di wilayah aliran Sungai Enim dibedakan menjadi empat kelompok yaitu :

(a)

ulfur dioksida (SO2) Pencemaran gas Sulfur Oxides (SOx) pada dasarnya

terdiri dari 2 jenis gas yang tidak berwarna yaitu gas Sulfur Dioksida (SO2)

dan Sulfur Trioksida (SO3). SO3 merupakan gas yang sangat reaktif. Proses

pembakaran dari bahan yang mengandung Sulfur akan mengeluarkan gas SO2

dan SO3 dan sebagian besar gas yang terbentuk adalah SO2. Pembentukan gas

SO3 akan tergantung pada temperatur dan biasanya jumlahnya berkisar antara

1 – 10 % dari total SOx.

(b)

idrokarbon (HC) Hidrokarbon (HC) merupakan polutan primer yang terdiri

atas elemen hidrogen dan karbon. Hidrokarbon di temukan dalam tiga bentuk

yaitu gas, cair dan padat (pada suhu normal). Sumber HC berasal dari aktivitas

geotermal (gas alam, minyak bumi) dan aktivitas manusia seperti transportasi,

pembakaran gas, pembakaran minyak bumi, arang kayu, pembakaran sampah,

kebakaran hutan evaporasi pelarut organik. Selain itu juga terdapat

hidrokarbon aromatik yang lebih berbahaya apabila dibandingkan dengan

hidrokarbon alifatik dan alisiklis.

Page 16: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

39

Gambar IV.7 Pembangkit Listrik Tenaga Uap Bukit Asam

(c)

arbon Monoksida (CO) Karbon Monoksida adalah suatu pencemar udara

akibat pembakaran bahan yang mengandung karbon, proses industri, asap

rokok, kebakaran hutan dan pembusukan sampah organik.

(d) Debu/partikel Asap, abu terbang, debu dan lain-lain adalah bentuk padat

atau cairan di udara dengan ukuran yang berbeda. Kegiatan manusia yang

berpotensi mencemari seperti kegiatan konstruksi, pertambangan dan

pembangkit tenaga maupun asap akibat pembakaran yang tidak sempurna.

IV.3.2.1 Sumber Pencemaran Udara

Pencemaran udara di Kabupaten Muara Enim secara umum diakibatkan oleh tiga

jenis kegiatan yaitu industri pengolahan, transportasi, dan kegiatan rumah tangga

atau domestik.

Berdasarkan sifat kegiatannya, sumber pencemaran tersebut dibedakan menjadi :

1) Sumber Pencemaran dari Sumber Tetap

Kegiatan industri pengolahan adalah proses aktivitas industri dengan

menggunakan teknologi guna menghasilkan barang. Disamping proses

produksi yang merupakan sumber pencemaran, dalam kegiatan pembakaran,

bahan bakar yang dipergunakan untuk proses utilitas industri juga merupakan

sumber pencemaran udara.

Di wilayah aliran Sungai Enim terdapat berbagai jenis industri yang

berpotensi mencemari udara, antara lain industri pertambangan batubara dan

agroindustri (karet dan kelapa sawit). Jumlah pemakaian bahan bakar bagi

kegiatan tungku industri besar dan sedang baik yang berbahan bakar bensin,

minyak solar, minyak diesel, minyak tanah, batubara, gas, maupun minyak

lincir (lubricant). Sumber pencemar tetap lainnya selain industri yaitu

pembangkit tenaga listrik dan tungku domestik yang disebabkan oleh

pemakaian bahan bakar minyak (BBM).

2) Sumber Pencemaran dari Sumber Bergerak

Sumber pencemaran dari sumber bergerak adalah berasal dari kendaraan

Page 17: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

40

bermotor. Berhubung Kota Muara Enim termasuk kota kecil yang tidak begitu

banyak jumlah kendaraan bermotornya, pencemaran ini belum membahayakan

namun pada beberapa titik lokasi seperti di kota Tanjung Enim, Simpang

Pendopo yang dilalui oleh kendaraan alat berat kegiatan penambangan dan

Hutan Tanaman Industri perlu mendapat perhatian karena kecenderungan

makin meningkatnya aktivitas yang berhubungan dengan aksesibilitas dari dan

menuju daerah Kabupaten Muara Enim.

3) Sumber Pencemaran dari Pembuangan Limbah Padat

Pembuangan limbah padat terutama limbah domestik yang dibakar merupakan

sumber pencemaran udara. Jenis pembakaran yaitu pembakaran terbuka dan

pembakaran yang menggunakan tungku pembakar/incinerator di rumah sakit.

IV.3.2.2 Beban Awal Pencemaran Udara dari Sumber Tetap

Perhitungan beban pencemaran udara dari sumber dipengaruhi oleh : [a] Jenis

proses dan Jumlah Produksi, [b] Konsumsi Bahan Bakar, [c] Faktor Pencemaran

udara, [d] Persentase berat kandungan debu dalam bahan bakar, [e] Persentase

Berat kandungan sulfur dalam bahan bakar, [f] Iklim, arah dan kecepatan angin,

dan [g] Tingginya cerobong.

IV.3.2.3 Pengendalian Pencemaran Udara

Pengendalian pencemaran udara adalah suatu upaya yang bermaksud menurunkan

jumlah dan kadar pencemaran udara dari sumber. Meski keadaan di Kabupaten

Muara Enim belum terlalu mengkhawatirkan seperti keadaan umum di kota-kota

besar, di beberapa lokasi, pencemaran udara sudah mulai tampak. Di sejumlah

desa telah terjadi keluhan/pengaduan atas pencemaran udara yang bersumber dari

limbah industri pengolahan. Keluhan utama adalah mengenai bau busuk yang

berasal dari industri pengolahan karet.

Masyarakat Desa Lingga Kecamatan Lawang Kidul sering merasa

terganggu oleh bau tak sedap yang berasal dari pabrik pengolahan karet PT.

Lingga Jaya. Oleh karena itu disarankan kepada PT. Lingga Jaya untuk

memperbaiki efektifitas saluran pembuangan sehingga air bahan baku tidak

mengalir ke jalan raya dan menggunakan deorub (deodorant rubber) untuk

Page 18: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

41

menyerap O2 dan menanami pohon yang menimbulkan aroma wewangian di

sekitar lokasi pabrik.

Untuk mempertahankan kualitas udara, telah ditempuh langkah-langkah

dan kebijakan yang bersifat preventif, antara lain :

- Membangun dan mengembangkan Taman/Penghijauan Kota yang akan

berfungsi sebagai paru-paru kota.

- Himbauan dan ajakan untuk mengurangi penggunaan bahan yang berpotensi

merusak kualitas udara misalnya batubara dan minyak.

- Himbauan dan ajakan untuk menurunkan kandungan zat pencemar pada gas

buangan industri/pabrik melalui aplikasi teknologi pengendalian emisi gas.

IV.3.3 Pencemaran Limbah Padat

Sumber limbah padat di wilayah aliran Sungai Enim berasal dari kegiatan industri

dan domestik. Limbah domestik merupakan limbah dalam bentuk padatan atau

cairan yang dihasilkan oleh sektor perumahan/pemukiman, perkantoran,

perniagaan, peternakan, pertanian dan lainnya. Dari komposisi limbah domestik

(sampah) secara umum terdiri dari sampah organik dan anorganik. Seiring dengan

bertambahnya penduduk dan meningkatnya pola konsumsi masyarakat serta

aktivitas lainnya maka bertambah pula timbulan sampah yang dihasilkan.

Kota Muara Enim pernah menjadi salah satu Kota terbersih yang

mendapatkan perhargaan ADIPURA dari Presiden Republik Indonesia selama 5

(lima) tahun berturut-turut yakni pada tahun 1993/1994 sampai dengan tahun

1997/1998.

Pada Tahun 2005 untuk Kota Muara Enim timbulan sampah diperkirakan

berjumlah 140,64 m3 per hari yang dihasilkan dari 49.554 orang penduduk. Jika

dibandingkan dengan Tahun 2004, maka timbulan sampah naik sebesar 0,17%.

Di kota Tanjung Enim timbulan sampah lebih banyak yaitu 155,43 m3.

IV.3.3.1 Dampak Pencemaran Limbah Padat

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa masih ada masyarakat yang

membuang sampah ke sungai. Hal ini dapat menimbulkan pencemaran air yang

bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan manusia. Pencemaran air sungai

Page 19: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

42

juga dapat menurunkan kualitas air sungai sebagai bahan baku air minum dan

menyulitkan pihak PDAM untuk mengolahnya menjadi sumber air minum.

Kualitas air baku yang sudah tercemar akan sulit diolah menjadi air yang layak

diminum, sehingga harus mencari bahan baku air minum dari sumber yang lain.

Selain itu sampah yang mengotori sungai selain mengganggu keindahan dan

kenyamanan lingkungan kota, juga dapat menjadi sumber penyakit. Sebagian

sampah yang dihasilkan masyarakat ada yang ditimbun dan ada juga yang

dibakar. Kegiatan pembakaran dan penimbunan sampah juga akan menimbulkan

pencemaran udara yang dapat mengganggu kenyamanan lingkungan. Selain itu

sampah yang menumpuk akan menjadi sumber penyakit dan mengganggu

keindahan kota.

Gambar IV.8 Sampah di bantaran Sungai Enim

Dari cara-cara penanganan sampah kota tersebut, terlihat bahwa sampah

juga mempunyai kontribusi pada pencemaran udara, pencemaran air, dan

pencemaran lingkungan umum lainnya. Hal ini menunjukkan, bahwa kesadaran

masyarakat akan kebersihan dan keindahan lingkungan masih perlu ditingkatkan.

Page 20: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

43

IV.3.3.2 Pengendalian Pencemaran Limbah Padat

Guna meningkatkan pelayanan dalam pengelolaan limbah padat domestik atau

persampahan, selama ini Pemerintah telah melakukan upaya-upaya, yaitu :

1) Membuat Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan

Persampahan/ Kebersihan

2) Membuat Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2001 tentang Retribusi

Penyedotan Kakus.

3) Membuat sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan.

4) Menambah jumlah tenaga kebersihan.

5) Menambah jam kerja penyapuan/ pembersihan jalan, semula kegiatan

pembersihan kota hanya dilaksanakan pada pagi hari, kemudian pada tahun

2002, kegiatan pembersihan dilakukan pada pagi dan sore hari.

6) Mengadakan penyuluhan sadar kebersihan, keindahan dan ketertiban

7) Menyusun rancangan Peraturan Daerah dan Keputusan Bupati tentang

Kebersihan, keindahan dan ketertiban.

Sejak Tahun 2002, Pemerintah Kabupaten Muara Enim secara sukarela

berpartisipasi dalam Program Bangun Praja yang merupakan salah satu

Program Strategis Kementerian Lingkungan Hidup yang bertujuan untuk

mendorong kemampuan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan kepemerintahan

yang baik di bidang lingkungan hidup (Good Environmental Governance)

sekaligus dapat meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah.

Sasaran dari program ini adalah peningkatan kesadaran seluruh komponen

masyarakat, baik pemerintah, pihak swasta dan masyarakat warga kota secara

keseluruhan guna menjaga dan memelihara kebersihan, keindahan dan

kenyamanan kota.

IV.4 SUMBER DAYA ALAM

IV.4.1 Sumber Daya Lahan

Sumber daya lahan adalah potensi dan sistem ruang yang mengandung unsur-

Page 21: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

44

unsur lingkungan fisik, ekologi, kimia dan biologis yang saling berinteraksi

terhadap tataguna lahan. Sumber daya lahan menurut penggunaannya

diklasifikasikan yaitu sarana pemukiman/sosekbud, pertanian lahan kering,

pertanian lahan sawah, perkebunan, perikanan, industri, pertambangan terbuka

dan perairan.

Lahan pemukiman/sosekbud adalah tempat tinggal/halaman sekitarnya dan

tempat kegiatan penduduk serta fasilitas pelayanan jasa seperti perdagangan,

perkantoran, perpasaran, peribadatan, pendidikan, olahraga, pemakaman dan

taman. Sedangkan menurut status pemilikannya, penggunaan lahan digolongkan

menjadi 6 jenis, yaitu Tanah Negara, Hak Pakai, Hak Guna Usaha, Hak Guna

Bangunan, Hak Pengelolaan dan Tanah Milik. Peranan lahan sebagai ruang untuk

tempat tinggal, media atau tempat tumbuh tanaman serta wadah bahan

galian/mineral menunjukkan bahwa lahan mempunyai kedudukan yang sangat

penting dalam menunjang perikehidupan dan pembangunan.

Khusus di Kabupaten Muara Enim, tingginya nilai lahan sebagai akibat

pertumbuhan sektor bisnis yang cukup pesat mengakibatkan terjadinya perubahan

penggunaan lahan yang cukup berarti dari sektor yang kurang produktif seperti

pertanian ke sektor-sektor lainnya yang lebih menguntungkan, seperti sarana

pemukiman, perdagangan, industri, pertambangan, perkantoran, pariwisata dan

lain-lain. Hal ini membawa permasalahan yang cukup kompleks sehingga

peletakan perencanaan di bidang sumber daya lahan sering mengalami pergeseran.

Lahan pertanian selain mempunyai fungsi sebagai sarana penghasil komoditi

bahan makanan dan produk pertanian lainnya, juga bermanfaat sebagai ruang

terbuka hijau yang sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan

kelestarian lingkungan.

Peningkatan aktivitas ekonomi, akan mendorong meningkatnya kebutuhan

akan bahan baku dan bahan mentah, sehingga konversi penggunaan tanah dari

kawasan lindung menjadi kawasan budidaya hampir tak terelakkan. Fenomena-

fenomena itu telah menimbulkan berbagai fenomena baru seperti semakin

berkurangnya daerah resapan air, dan terjadinya pencucian tanah lapisan atas.

Akibatnya tingkat kesuburan tanah semakin berkurang. Kekeringan di kala musim

Page 22: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

45

kemarau dan banjir dikala penghujan akan tidak terhindari. Dan berujung kepada

terganggunya kelangsungan hidup flora dan fauna, termasuk manusia.

IV.4.1.1 Kondisi Potensi Sumber Daya Lahan

Berdasarkan data penggunaan lahan, pada Tahun 2004, sebagian besar lahan yang

ada di Kabupaten Muara Enim ( 62,9%) digunakan untuk pertanian yaitu

diperuntukkan untuk sawah, perkebunan, tegal/kebun ladang, dan

kolam/tebat/empang. Luas Hutan 231.169 Ha (25,52%) dan sisanya untuk

bangunan, lahan sementara tidak diusahakan dan areal lainnya.

Pengelolaan hutan yang tidak baik, adanya penebangan ilegal, perladangan

yang berpindah ,pembukaan lahan dengan pembakaran hutan yang tidak

terkendali, dan sistem perladangan di lereng-lereng perbukitan dapat

menyebabkan terjadinya kerusakan lahan yang apabila tidak segera ditangani

dengan baik akan menjadi lahan kritis. meluas apabila tidak segera dilakukan

tindakan rehabilitasi lahan. Berdasarkan Data Dinas Kehutanan yang didapat dari

Balai Pengelolaan DAS Musi, luasan lahan kritis di Kabupaten Muara Enim

adalah 172.686, 35 Ha. Upaya-upaya penanggulangan lahan kritis yang telah

dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan yaitu melalui kegiatan rehabilitasi lahan

berupa kegiatan reboisasi dan penghijauan.

Kegiatan eksploitasi tambang terbuka juga merupakan salah satu penyebab

meluasnya lahan kritis. Penambangan dan Penggalian Batubara maupun bahan

galian Golongan C bersinggungan dengan bentangan tanah di dalam perut bumi.

Bekas-bekas galian telah menimbulkan lubang galian yang cukup luas dalam

jumlah cukup banyak. Secara ekologis, hal ini akan mengganggu kelestarian

lingkungan.

Untuk itu perlu dilakukan upaya rehabilitasi dan konservasi tanah. Dengan

rehabilitasi dan konservasi tanah, bekas-bekas galian akan kembali pulih, menjadi

tanah garapan yang subur walaupun memakan waktu yang cukup lama. Biaya

rehabilitasi dan konversi sudah seharusnya dipikul oleh perusahaan yang

menggarap sumber daya mineral itu.

Tekanan terhadap lahan/tanah juga bisa disebabkan oleh adanya

pencemaran oleh limbah yang dihasilkan oleh industri/perusahaan. Pencemaran

Page 23: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

46

terhadap tanah sering terjadi akibat kelalaian perusahaan. Misalnya saja adanya

kebocoran pipa saluran pengangkutan minyak pada perusahaan pertambangan

minyak. Minyak yang tercecer dapat merusak lahan/tanah disekitarnya terutama

perusahaan yang berlokasi berdampingan dengan lahan perkebunan penduduk.

Hal ini tentu saja dapat Minyak yang tercecer dapat merusak lahan/tanah

disekitarnya terutama perusahaan yang berlokasi berdampingan dengan lahan

perkebunan penduduk. Hal ini tentu saja dapat merugikan dan meresahkan

masyarakat sekitar pabrik.

IV.4.1.2 Pengelolaan Sumber Daya Lahan

Mengingat jumlah luasan lahan/tanah yang bersifat statis dan semakin langkanya

luasan lahan yang subur dan bisa dimanfaatkan untuk keperluan produksi pangan

guna mengimbangi pertambahan penduduk , maka pemerintah Kabupaten Muara

Enim menggalakkan kegiatan rekalamasi dan rehabilitasi lahan bagi lahan bekas

tambang. Di Kabupaten Muara Enim, usaha penggalian bahan tambang Batubara

di lakukan oleh PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. dan PT. Bukit

Kendi beserta kontraktor-kontraktornya. Di PT. BA sendiri, setelah + 23 tahun

beroperasi, sampai saat ini baru + 849,5 Ha yang direvegetasi dari lahan yang

dibuka seluas 3.019 Ha dan kegiatan revegetasi itu belum pernah dievaluasi.

IV.4.2 Sumber Daya Hutan

Sumber daya hutan adalah segala potensi yang terkandung dan dapat

dimanfaatkan dari hutan. Sesuai dengan karakteristik/ciri khasnya dan untuk

kepentingan masyarakat lokal maupun nasional, berdasarkan peruntukan/fungsi

utamanya, hutan di Kabupaten Muara Enim diklasifikasikan menjadi:

(a) Hutan Produksi, adalah hutan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan sebagai

penghasil komoditi kayu serta hasil hutan lainnya.

(b) Hutan Lindung, adalah hutan yang karena sifat alamnya diperuntukan secara

khusus untuk melindungi tata air, pencegahan erosi, banjir, serta pelindung

terhadap tiupan angin.

(c) Hutan Konservasi, adalah hutan yang karena sifat-sifatnya diperuntukan

sebagai pelindung dan pelestarian bagi flora dan fauna, atau untuk pelindung

Page 24: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

47

suatu ekosistem.

(d) Hutan Konversi, adalah hutan produksi yang dicadangkan untuk dilepas guna

memenuhi kepentingan diluar kehutanan seperti untuk pertanian, perkebunan,

pertambangan, industri atau pemukiman

Hutan memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat

Kabupaten Muara Enim. Hutan memberikan perlindungan terhadap kestabilan

tanah dan menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna. Hutan juga dapat

menyerap karbondioksida (CO2) di atmosfer sehingga mengurangi pemanasan

global. Oleh karena itu hutan juga perlu dikelola dengan baik agar fungsinya

terjaga.

IV.4.2.1 Kondisi Sumber Daya Hutan

Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan Kabupaten Muara Enim, diperoleh

informasi mengenai luas kawasan hutan di Kabupaten Muara Enim sebagaimana

tercantum pada Tabel. Tekanan terhadap sumber daya hutan antara lain berupa

penebangan hutan secara liar, pembukaan lahan dengan pembakaran hutan secara

tidak terkendali, dan lain sebagainya.

Sedangkan Hutan kota yang luasnya mencapai + 6 Ha ini keadaannya

kurang terawat. Mengingat pentingnya peranan Hutan Kota sebagai Paru-paru

kota, pemerintah kabupaten telah mencadangkan beberapa lokasi untuk

dikembangkan menjadi hutan kota sebagai pengganti hutan yang telah beralih

fungsi untuk kegiatan olahraga dan telah menyisihkan sebagian anggaran untuk

pemeliharaan hutan kota.

IV.4.2.2 Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Hutan

Berbagai peraturan telah dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim

untuk mengendalikan dan menjaga kelestarian hutan antara lain :

1. Peraturan Daerah Kabupaten Muara Enim Nomor 18 Tahun 2001 tentang Izin

Pemanfaatan Hasil Hutan Non Kayu.

2. Peraturan Daerah Kabupaten Muara Enim Nomor 19 Tahun 2001 tentang Izin

Pemanfaatan Kayu pada Hutan Rakyat atau Pada Tanah Milik.

Page 25: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

48

3. Keputusan Bupati Muara Enim Nomor 71 Tahun 2001 tentang Prosedur

Pemrosesan Izin Pemanfaatan Kayu pada Hutan Rakyat atau pada Tanah

Milik.

4. Keputusan Bupati Muara Enim Nomor 72 Tahun 2001 tentang Prosedur

Pemrosesan Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Non Kayu.

5. Keputusan Bupati Muara Enim Nomor 301/Hut/2005 Tanggal 8 Maret 2005

tentang Pembentukan Petugas Patroli Pengamanan Hutan, Hasil Hutan dan

Perambahan Hutan dalam Kabupaten Muara Enim.

IV.4.3 Sumber Daya Air

Semakin besar intensitas kegiatan pembangunan, maka terjadi pula peningkatan

eksploitasi sumberdaya alam yang bersifat multi-use (pertanian, perikanan,

pariwisata, industri, pertambangan, sehingga terjadi konflik kepentingan yang

memicu kerusakan lingkungan.

Secara kuantitas potensi sumberdaya air di DAS Enim Lematang

bervariasi dan hal ini tergantung pada musim serta kondisi tata ruang setempat.

Dengan mengetahui kondisi tata ruang maka dapat diketahui pula besar

pemakaian air untuk tiap penggunaan lahan terutama yang berhubungan dengan

pemakaian atau penggunaan air sungai maupun air tanah. Sehingga tiap

wilayah mempunyai kondisi spesifik untuk penggunaan air sungai maupun air

tanah.

Hingga saat ini belum ada data penelitian yang secara akurat

menjelaskan distribusi volume air tanah. Namun dengan mengetahui tata ruang

dan peta penggunaan lahan dapat diketahui data awal tentang tingkat atau

besarnya kepentingan penggunaan air sungai maupun air tanah.

IV.4.3.1 Kondisi Sumber Daya Air

Daerah Aliran Sungai (DAS) Enim mengalir dari wilayah Kabupaten Muara Enim

yang berasal dari beberapa anak sungai di sekitarnya dengan pola pengaliran di

daerah perbukitan cenderung dendritik (bentuk ranting-ranting) dan pola

pengaliran di daerah dataran berkelok-kelok yang mengalir ke arah Sungai Musi

hingga ke laut di Selat Malaka. Cakupan DAS Enim cukup luas, mulai dari

Page 26: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

49

beberapa anak sungai yang berada di Kabupaten Muara Enim, bertemu pada

daerah hulu yang berada di daerah Semende hingga akhirnya menuju wilayah

DAS Lematang.

Kabupaten Muara Enim memiliki sumber daya air permukaan yang cukup

besar dan banyak yaitu Sungai Lematang, Sungai Enim dengan anak-anak sungai

seperti Sungai Lengi, Sungai Rambang, Sungai Lawai, Sungai Niru, Sungai Abab,

Sungai Kiahan, Sungai Belida dan beberapa anak sungai lainnya.

Tantangan yang ada sekarang adalah mengenai masalah pengelolaan

kualitas air, karena bagaimanapun antara kuantitas ketersediaan air sangat

berkaitan dengan kualitas air yang dibutuhkan dan peruntukannya. Sehingga

persoalan pengelolaan sumberdaya air di masa datang akan semakin kompleks

karena bukan saja disebabkan faktor jumlah penggunaan namun disebabkan

bagaimana cara penggunaannya. Dan bila kita kaji lebih dalam semua itu tidak

terlepas dari unsur manusia yang ada dan memanfaatkan sumberdaya air

tersebut.

Komponen yang ada di dalam sistem DAS Enim secara umum dapat

dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu:

(1) Komponen Input (masukan), yaitu iklim khususnya curah hujan,

(2) Komponen Output yaitu debit aliran dan polusi.

(3) Komponen Proses, yaitu manusia, vegetasi, tanah, iklim, dan topografi.

Perubahan komponen DAS di daerah hulu akan sangat mempengaruhi komponen

DAS pada daerah hilirnya, oleh sebab itu perencanaan DAS bagian hulu menjadi

sangat penting dan harus ada koordinasi antar kabupaten yang dikenal dengan One

River- One Plan-One Integrated Management.

IV.5 KEANEKARAGAMAN HAYATI

Tekanan atas sumberdaya alam sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk

dengan kompleksitas kegiatan masyarakat secara tidak langsung telah

menimbulkan perubahan habitat. Dampaknya dapat berupa perubahan komposisi

jenis dan gangguan terhadap flora dan fauna. Berbagai kegiatan manusia yang

dapat menimbulkan dampak langsung terhadap flora dan fauna yaitu :

Page 27: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

50

a. Penambangan bahan galian akan menghilangkan vegetasi penutup (flora) yang

juga akan menimbulkan kerusakan lahan dan habitat dari flora dan fauna.

b. Eksploitasi hutan yang berlebihan telah menciutkan areal hutan sebagai habitat

dari satwa liar sehingga menjadi sempit. Bagi fauna, kerusakan hutan ini telah

mengancam kelangsungan hidupnya sehingga banyak jenis hewan yang

terancam kepunahannya.

c. Konversi hutan menjadi areal pemukiman dan perkebunan juga telah

menimbulkan dampak terhadap flora dan fauna asli pada area yang dikonversi.

Hilangnya flora dan fauna oleh kegiatan ini berlangsung pada saat pembukaan

lahan, untuk mengubah ekosistem alami menjadi ekosistem binaan. Perubahan

ini menimbulkan perubahan keanekaragaman hayati dari yang tinggi ke yang

rendah.

d. Kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan kualitas udara,

tanah dan air secara tidak langsung akan mempengaruhi lingkungan hayati.

Misalnya beberapa kegiatan industri yang menggunakan atau menghasilkan

Bahan Berbahaya Beracun (B3), penggunaan pestisida untuk membasmi hama

dan penyakit dalam kegiatan pertanian juga dapat menimbulkan kontaminasi

terhadap flora dan fauna.

e. Perburuan satwa liar yang tergolong langka oleh penduduk di pinggiran hutan

juga telah mempercepat kepunahan jenis atau spesies.

IV.6 BENCANA LINGKUNGAN

IV.6.1 Banjir

Secara umum kejadian yang terjadi disebabkan oleh faktor alami dan intervensi

perbuatan masyarakat. Curah hujan yang tinggi, perubahan tata guna lahan yang

tidak sesuai peruntukannya, penyimpangan Izin Mendirikan Bangunan serta

pendangkalan atau perubahan penampang sungai yang ada. Pada awal tahun 2005,

permasalahan bencana alam banjir menjadi salah satu isi pokok lingkungan hidup

yang cukup penting, dimana 9 wilayah Kecamatan dalam Kabupaten Muara Enim

terkena banjir yaitu Kecamatan Muara Enim, Ujanmas, Benakat, Gunung

Megang, Tanah Abang, Rambang Dangku, Sungai Rotan dan Lubai. Banjir terjadi

Page 28: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

51

sebagai akibat turunnya hujan terus menerus sepanjang bulan Januari 2005

sehingga menimbulkan genangan air setinggi 1 – 1,5 m selama 1-2 minggu.

Bencana alam banjir juga mengakibatkan terkikisnya dinding sungai.

Kondisi terkikisnya dinding sungai terjadi karena beberapa faktor antara lain :

- Debit banjir dengan kecepatan arus yang cukup besar terutama pada daerah

tikungan.

- Kondisi tanah dinding sungai termasuk tanah lunak/lembek dengan nilai

kohesi kecil sehingga mudah tererosi.

- Kondisi tebing sangat labil dan mudah longsor karena faktor stabilitas yang

terendah

- Tebing pada tikungan luar sungai dengan kemiringan hampir tegak.

- Pengikisan pada tebing luar maupun dalam sungai.

Kerugian material secara keseluruhan akibat musibah banjir diperkirakan sebesar

Rp.57.012.258.750,00

IV.6.2 Tanah Longsor

Terjadinya longsor di beberapa titik lokasi yang ada di wilayah sungai Enim

secara umum disebabkan hilangnya lapisan permukaan tanah dan akan

mengakibatkan lahan kritis, erosi dan rawan lonsor. Tingkat bahaya erosi

merupakan salah satu indikator dalam menentukan besarnya potensi tanah

longsor. Longsor disebabkan juga karena laju infiltrasi dan kemampuan tanah

menahan air berkurang, kerusakan struktur tanah serta akibat pengelolaan lahan

yang tidak sesuai peruntukkan dan melanggar kaidah konservasi.

Gambar IV.9 Lokasi rawan longsor di Hulu DAS Enim

Page 29: BAB IV LOKASI PENELITIAN IV.1 GAMBARAN · PDF filekomponen fisik-kimia seperti, TSS, kekeruhan, dan sedimentasi sehingga turut ... mengenai dugaan pencemaran limbah pabrik minyak kelapa

52

Sehingga kejadian longsor ini sangat erat kaitannya dengan faktor laju

erosi tanah (ton/ha/tahun), indeks erosiviti hujan, indeks eridibiliti tanah, indeks

kemiringan lereng dan panjang lereng, faktor tindakan konservasi/pengelolaan

serta faktor penutupan lahan. Selama tahun 2004 – 2005 kejadian tanah longsor di

Kabupaten Muara Enim paling banyak ditemui di daerah hulu DAS Enim yang

merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian dan kemiringan lereng yang

sangat berpotensi rawan longsor. Pembukaan lahan kritis pada area dinding

tebing atau tanah yang tingkat agregatnya rendah seperti di Kecamatan Tanjung

Agung, Lawang Kidul dan Kecamatan Muara Enim telah mengakibatkan

longsoran terutama kawasan penambangan batubara maupun galian C di

sepanjang alur Sungai Enim.

IV.6.3 Kebakaran Hutan dan Lahan

Sumber utama penyebab kebakaran hutan dan lahan adalah aktifitas manusia

untuk berbagai tujuan yang erat kaitannya dengan kegiatan ekonomi. Praktek

pembakaran lahan untuk tujuan demikian ini sudah berlangsung lama secara turun

temurun dan menjadi bagian dari budaya masyarakat. Api digunakan untuk

membersihkan lahan. Sampai saat ini belum ditemukan alternatif lain yang lebih

efektif, murah dan memungkinkan dilakukan oleh masyarakat lokal. Alasan

lainnya adalah adanya keterbatasan modal dan pengetahuan yang dimiliki

masyarakat, atau dengan kata lain masyarakat lokal dianggap belum memiliki

kemampuan melaksanakan pembukaan lahan tanpa bakar. Pembakaran yang

dilakukan oleh perusahaan untuk konversi lahan menjadi hutan tanaman atau

perkebunan juga memainkan peranan penting atas terjadinya kebakaran selama

ini. Upaya penyadaran publik tidak cukup hanya memberikan pemahaman tentang

dampak kebakaran hutan terhadap kehidupan masyarakat dan kondisi lingkungan,

tetapi yang lebih penting adalah memberikan solusi usaha alternatif yang lebih

menjanjikan secara finansial dibandingkan cara-cara yang mereka lakukan selama

ini yang danggap tidak ramah lingkungan.