bab iv laporan hasil penelitian a. gambaran umum smp ...repository.ump.ac.id/6447/5/riyanti bab...
TRANSCRIPT
49
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Ajibarang
1. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Ajibarang
SMP Negeri 2 Ajibarang didirikan berdasarkan adanya penghapusan sekolah-
sekolah menengah pertama kejuruan bertransisi menjadi sekolah menengah
pertama. Berdasarkan SK Menteri P dan K No. 030/U/ 1979 tanggal 17 Februari
1979 terhitung mulai tanggal 1 April 1979. Berdasarkan SK tersebut pengelolaan
kegiatan belajar mengajarnyapun berubah dari guru-guru Sekolah Teknik menjadi
Sekolah Umum.
Agar tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dalam suatu proses belajar
mengajar yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ajibarang, maka SMP Negeri 2
Ajibarang membentuk visi dan misi sebagai berikut.
a. Visi Sekolah
Generasi Imani yang Berprestasi dan Berkreasi Seni, dengan indikator
sebagai berikut:
1) Unggul dalam prestasi akademik
2) Unggul dalam prestasi olah raga
3) Unggul dalam prestasi kesenian
4) Unggul dalam kegiatan keagamaan
5) Unggul dalam sikap dan perilaku
b. Misi Sekolah
1) Melaksanakan intensifikasi KBM dan bimbingan efektif, sehingga
siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
50
2) Menyediakan wahana dan sarana pengembangan prestasi dalam bidang
olah raga.
3) Menyediakan wahana dan sarana pengembangan prestasi dalam bidang
kesenian.
4) Menyediakan wahana dan sarana pengembangan prestasi dalam bidang
keagamaan.
5) Melaksanakan bimbingan secara intensif dalam bidang sikap dan
perilaku.
Adapun identitas sekolah SMP Negeri 2 Ajibarang adalah sebagai
berikut:
a. Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Ajibarang
b. Nomor Statistik Sekolah : 201 030 214 040
c. Tipe Sekolah : A2 = 21
d. Alamat : Jalan Pandansari 1044 Ajibarang Kec. Ajibarang
Kab. Banyumas Prop. Jawa Tengah Kopos. 53163
e. Telpon/Fax/HP : 0281-572318
f. Status Sekolah : Negeri
g. Status Pembinaan : Koalisi/SSN/Potensial/Rintisan
h. Luas Lahan/Tanah : 7.050 m2
i. Status Kepemilikan : SHM (Pemerintah)
j. Nama Kepala Sekolah : Hari Sri Raharjo, S.Pd.
k. Pendidikan Terakhir : S1
l. Masa Kerja Sebagai Kepsek. : 04 tahun 05 bulan
m. Nilai Akreditasi Sekolah : 93,79 (Amat Baik)
n. Jumlah Peserta UAN : 2010/2011 : 320 siswa 2011/2012 : 281
siswa
o. Persentase Lulusan : 2010/2011 : 100 % 2011/2012 : 100 %
p. Nilai Rata-rata UAN : Mata Pelajaran 2010/2011
2011/2012
Tabel 4.1
Metematika 6,19 6,72
Bahasa Inggris 6,82 6,49
Bahasa Indonesia 7,83 8,82
Ilmu Pengetahuan Alam 7,55 6,89
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
51
q. Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa :
Tabel 4.2
No. Data Kelas Rombel Jumlah Siswa
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 Kelas VII 9 104 153 257
2 Kelas VIII 9 112 139 251
3 Kelas IX 9 129 138 267
Jumlah 27 345 430 775
r. Jenjang Pendidikan dan Status Guru :
Tabel 4.3
No. Tingkat
Pendidikan
Status Jenis Kelamin Jumlah
GT GTT L P
1 S3/S2
2 S1 40 1 22 19 41
3 D4
4 D3/Sarmud 3 3 - 3
5 D2
6 D1
7 SMA
Jumlah 45 1 25 19 44
s. Rata-rata Beban Mengajar Guru : 24 jam
t. Data Jumlah Guru dan Statusnya :
Tabel 4.4
No. Mata Pelajaran Jumlah
Guru
Status Guru
PNS GTT Bantu Honor
1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 5 5
2 Matematika 5 5
3 Bahasa Indonesia 6 6
4 Bahasa Inggris 6 5 1
5 Pendidikan Agama 2 2
6 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 4 4
7 Penjaskes 3 3
8 Kesenian 2 2
9 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
52
(PKn)
10 TIK/Ketrampilan 2 2
11 Bimbingan Konseling (BK) 3 3
12 Bahasa Jawa 2 2
13 Ketrampilan Jasa 2 2
Total 44 43 1
u. Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya :
Tabel 4.5
No. Tingkat
Pendidikan
Status Kepegawaian Jenis Kelamin Jumlah Ket.
PNS Honor L P
1 S1/S2 2 2 2
2 D3/Sarmud
3 D2
4 D1
5 SMA 9 2 8 3 11
6 SMP 1 1 2 2
7 S D 2 1 3 3
Total 12 7 13 5 18
v. Tenaga Perpustakaan (Pustakawan), dan Laboratorium/Laboran :
Tabel 4.6
No. Tingkat Pendidikan
Status
Kepegawaian
Jenis
Kelamin Jumlah Ket.
PNS Honor L P
1 Tenaga Perpustakaan 1 1 1
2 Tenaga Lab. IPA 1 1 1
3 Tenaga Lab. Komp.
4 Tenaga Lab. Bahasa
Total 1 1 1 1 2
w. Buku Perpustakaan
Tabel 4.7
No Jenis Buku J u m l a h
Keterangan Judul Buku Eksemplar
1 Buku Paket 69 21.059
2 Buku Bacaan 2.167 2.187
3 Buku Referensi 69 228
Total 2.305 23.474
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
53
x.Kepemilikian Ruang Belajar, Ruang Kantor, Ruang Penunjang, dan Sarana Penunjang :
Tabel 4.8
No. Jenis Ruangan/Bangunan Jml Ukuran
(P x L)
Kondisi Ruangan/ Bangunan
B C B T B A RUANG BELAJAR
1 Ruang Teori/Kelas 27 7.728
2 Ruang Perpustakaan 1 84
3 Ruang Laboratorium Bahasa 1 84 -
4 Ruang Laboratorium IPA 2 168
5 Ruang Lab. Komputer/TIK 2 148
6 Ruang Kesenian 1 65
7 Ruang Ketrampilan - - -
8 Ruang Serbaguna/Aula 1 60
9 Ruang Multi Media 1 84
B RUANG KANTOR
1 Ruang Kepala Sekolah 1 30
2 Ruang Wakil Kepala Sekolah - - -
3 Ruang Guru 1 104
4 Ruang Tata Usaha 1 60
5 Ruang Komite Sekolah 1 30
C RUANG PENUNJANG
1 Ruang Gudang 2 18,12
2 Ruang Bimbingan Konseling (BK) 1 30
3 Ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) 2 60
4 Ruang PMR/Pramuka 1 22
5 Ruang OSIS/PASKIBRA 1 30
6 Ruang Ibadah 1 72
7 Ruang KM/WC Kepala Sekolah 1 3
8 Ruang KM/WC Guru 2 8
9 Ruang KM/WC Siswa 4 32
10 Ruang Koperasi 1 30
11 Ruang Kantin 8 58
12 Rumah Penjaga Sekolah - - -
13 Pos Penjaga 1 2
14 Ruang KM/WC Perpustakaan 1 6
15 Ruang Ganti 1 30
16 Ruang Gudang Olahraga 1 17
D SARANA PENUNJANG
1 Luas Lapangan Olah Raga
a. Lapangan Sepak Bola - - -
b. Lapangan Voli 1 394
c. Lapangan Badminton/Sepak Takraw - - -
d. Lapangan Basket/Tenis 1 446
2 Luas Lapangan Upacara 1 1.025
3 Tempat Parkir 2 14
E KELENGKAPAN ALAT RUANG
1 Ruang Lab. Bahasa
2 Ruang Lab. IPA
3 Ruang Lab. Komputer, TI dan K
4 Ruang Kepala Sekolah
5 Ruang Tata Usaha
6 Ruang Multi Media
7 Ruang Kesenian/Ketrampilan
8 Ruang UKS
9 Ruang Kepala Wakill Sekolah
10 Ruang Guru
11 Ruang Kelas
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
54
2. Profil Guru PKn SMP Negeri 2 Ajibarang
Tabel 4.9
No. Nama Guru Guru Kelas Pendidikan
Terakhir
Pengalaman
Mengajar
1
2
Wasrip, S.Pd.
Afianto S.Pd
VII dan IXI
VII,VIII
S1 UNWIDA
Klaten
25 tahun
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Untuk mendapatkan data penelitian tentang kenakalan remaja di SMP Negeri 2
Ajibarang, peneliti melaksanakan observasi dan wawancara dengan guru PKn kelas
VIII dan mengajar empat kelas di kelas VII yang dalam penelitian ini disebut AF.
Serta, guru PKn kelas IX dan mengajar lima kelas di kelas VII dalam penelitian ini
disebut WS. Observasi dilakukan mulai bulan November 2012, sedangkan
wawancara lebih khususnya dengan guru PKn kelas VII dan IX dilaksanakan pada
tanggal 31 Januari 2013. Sedangkan, wawancara dengan guru PKn kelas VII dan
VIII dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2013.
Dalam mendeskripsikan hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkannya
sesuai dengan pembatasan masalah penelitian agar memudahkan dalam proses
pembahasan masalahnya.
1. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam
Menanggulangi Kenakalan Remaja
Mata pelajaran PKn, fokus utama tujuan pembelajarannya adalah
terbentuknya perilaku (sikap). Olah karena itu, setelah pembelajaran PKn
selesai diharapkan ada sikap tertentu yang tertanam dalam diri siswa.
Menyadari hal tersebut, guru PKn berupaya membina dan membentuk sikap
atau perilaku siswa salah satunya melalui proses pembelajaran PKn. Pada saat
peneliti melakukan observasi di dalam kelas, WS selaku guru PKn
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
55
menyampaikan pembelajaran PKn berdasarkan materi yang sudah ada dalam
silabus ataupun kurikulum. Pemberian materi disesuaikan pula dengan tujuan
pembelajaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Namun, dalam kegiatan
pembelajaran, WS langsung memberikan pembinaan dan nasehat-nasehat agar
siswa berperilaku lebih baik. Dalam hal ini, sebagai guru memiliki peran
sebagai penasehat.
Implementasi pendidikan kewarganegaraan untuk menanggulangi
kenakalan remaja di sekolah tidak hanya dapat dilakukan di dalam proses
pembelajaran di dalam kelas namun dapat juga dilakukan di luar jam
pelajaran, misalnya dalam kegiatan-kegiatan sekolah, kemudian guru
memberikan waktu diluar jam pelajaran sehingga, siswa lebih terbuka untuk
mengungkapkan permasalahan yang dialami, dan guru berusaha untuk
memahami siswa, dan berusaha untuk mencari solusinya.
Pembelajaran PKn yang dilakukan oleh WS dapat dikatakan telah
maksimal. Dalam menanggulangi kenakalan remaja di sekolah WS,
implementasi pembelajarannya terhadap siswa langsung dengan tindakan yang
nyata. Misalnya, untuk menanggulangi kenakalan remaja yang berkaitan
dengan terlambat datang ke sekolah, WS memberikan contoh langsung. Dalam
kesehariannya, selalu datang lebih awal dibandingkan dengan guru yang lain.
Sebagai guru PKn, dalam hal tersebut WS berperan sebagai model dan teladan
bagi siswa. Agar siswa dapat mencontoh perilaku-perilaku guru tersebut.
2. Hambatan yang Dihadapi Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam
Menanggulangi Kenakalan Remaja di Sekolah
Sebelum peneliti menguraikan hambatan yang dihadapi guru PKn
dalam menanggulangi kenakalan remaja di sekolah, terlebih dulu peneliti
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
56
menguraikan temuan di lapangan sebagai berikut: (1) jenis-jenis kenakalan
atau pelanggaran tata tertib yang sering dilakukan oleh pelajar yaitu: ada siswa
yang tidak mengikuti pelajaran dengan alasan sakit di UKS dan tiduran di
mushola, mencoret-coret tembok toilet, membawa sepeda motor ke
lingkungan sekolah, tidak mengerjakan PR, memakai seragam tidak sesuai
dengan peraturan, potongan rambut tidak sesuai dengan peraturan yang ada di
sekolah, pemalakan antar sesama siswa, pacaran, serta adu mulut sesama
siswa; (2) faktor yang menyebabkan kenakalan atau pelanggaran tata tertib
tersebut yaitu: faktor intern siswa, faktor keluarga, dan faktor lingkungan.
Faktor intern, yaitu faktor yang muncul dari diri siswa itu sendiri yang
disebabkan karena karakter siswa tersebut, dan karena siswa tersebut masih
dalam proses pencarian jati diri. Misalnya, seorang siswa menggunakan
accesoris yang berlebihan karena siswa tersebut ingin terlihat tampil lebih
menarik oleh lawan jenis maupun karena siswa tersebut memang menyukai
barang-barang tersebut sehingga timbul keinginan untuk memakainya.
Kemudian faktor keluarga, yakni faktor yang muncul karena pengaruh
keadaan keluarganya baik dari keadaan ekonominya maupun susasana dan
kasih sayang yang orangtua dan saudaranya berikan pada siswa tersebut, atau
bahkan karena masalah-masalah yang ada dalam keluarga tersebut dan
seringkali siswa merasa terbebani oleh masalah-masalah keluarganya tersebut
dan membawanya ke sekolah sehingga siswa melampiaskannya dengan cara-
cara yang negatif yaitu dengan melakukan perilaku yang menyimpang yang
dapat disebut kenakalan.
Selanjutnya yaitu faktor lingkungan, faktor lingkungan disini bisa
dikatakan sebagai faktor yang muncul dari teman-teman sepermainannya baik
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
57
di sekolah maupun di luar sekolah.Misalnya pada jaman sekarang sudah
banyak komunitas-komunitas geng motor yang beranggotakan remaja-remaja
dan seringkali membawa pengaruh negatif diri remaja tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, WS sebagai guru PKn merasa terpanggil
untuk membentuk perilaku siswa yang baik serta memiliki akhlak yang dapat
dijadikan bekal untuk ikut serta memajukan bangsa dan negara,
menyelamatkan siswa agar tidak terpengaruh hal-hal negatif yang dapat
menjerumuskan mereka. Tetapi dalam proses menanggulangi kenakalan yang
dilakukan siswa, WS mengalami beberapa hambatan, antara lain: orang tua
siswa tidak terbuka dengan pihak sekolah; jika siswa melakukan kenakalan,
orang tua cenderung membela anaknya; orang tua terkadang tidak terlalu
menganggap penting tentang kenakalan siswa di sekolah.
Namun, ada pula faktor penghambat yang dialami oleh AF. Misalnya,
untuk memantau kegiatan siswa dalam hal penggunaan jejaring sosial AF
tidak dapat memantau setiap waktu. Hal itu dikarenakan aktivitas siswa di luar
sekolah tidak dapat terpantau terus menerus. Meskipun AF memiliki akun
facebook, tetapi hanya beberapa kali saja di buka. Dan jika menemukan
tulisan-tulisan yang kurang pantas yang ditujukan kepada guru, AF akan
menegurnya pada saat siswa tersebut di sekolah.
Adanya hambatan yang dialami WS dalam menanggulangi kenakalan
yang dilakukan oleh siswa menuntut WS selaku guru PKn untuk semaksimal
mungkin mencari cara untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, yaitu
dengan cara: setelah guru memberi teguran pada siswa yang melakukan
kenakalan, biasanya siswa melakukan perubahan yang baik, hal ini diamati
dengan cara langsung ataupun menghubungi orang tua; jika belum ada
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
58
perubahan, guru datang ke rumah dengan guru BK atau guru piket (hal ini
sering dilakukan).
Untuk mengatasi hambatan yang dihadapi WS dalam menanggulangi
kenakalan siswa, semaksimal mungkin WS mencari solusi yaitu bekerja sama
dengan guru lain seperti guru BP, wali kelas, kesiswaan, serta orang tua.
Sehingga, setiap ada informasi tentang siswa tersebut dapat terpantau dengan
baik.
Untuk mengatasi hambatan dalam menanggulangi kenakalan remaja di
sekolah, AF juga berkoordinasi dengan guru BP. Karena guru BP yang pada
akhirnya akan memberikan sangsi kepada siswa yang bermasalah. AF juga
melibatkan dan menghimbau kepada orang tua agar dapat memantau aktivitas
anak-anaknya.
3. Upaya Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Menanggulangi
Kenakalan Remaja di Sekolah
Dapat dikatakan masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-
anak menuju dewasa. Pada fase ini, banyak permasalahan yang dihadapi oleh
remaja dalam proses pencarian atau pembentukan jati diri. Dalam masa ini,
ada berbagai kemungkinan remaja terpengaruh pada hal-hal negatif. Pelajar
selaku remaja juga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan hal tersebut,
maka WS selaku guru PKn juga turut bertanggung jawab untuk
menanggulangi kenakalan-kenakalan remaja yang dilakukan di SMP Negeri 2
Ajibarang, agar hal-hal yang negatif pada pelajar dapat dicegah.
Berdasarkan hasil observasi secara keseluruhan antara kelas VII, VIII,
dan IX, dapat terlihat bahwa kenakalan-kenakalan yang sering terjadi di SMP
Negeri 2 Ajibarang kebanyakan masih dapat dikatakan pada taraf yang biasa.
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
59
Maksudnya adalah belum menjurus pada arah kriminalitas. Misalnya, ada
siswa yang tidak mengikuti pelajaran dengan alasan sakit di UKS dan tiduran
di mushola, mencoret-coret tembok toilet, membawa sepeda motor ke
lingkungan sekolah, tidak mengerjakan PR, memakai seragam tidak sesuai
dengan peraturan, potongan rambut tidak sesuai dengan peraturan yang ada di
sekolah, pemalakan antar sesama siswa, pacaran, serta adu mulut sesama
siswa.
Hasil pemantauan observasi tidak jauh berbeda dengan hasil
wawancara yang dilakukan dengan guru PKn kelas VII, VIII, dan kelas IX.
Adapun hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:
Menurut WS, kenakalan yang sering terjadi di SMP Negeri 2
Ajibarang salah satunya yaitu, pacaran atau adu mulut memperebutkan pacar,
pemalakan, masalah antar siswa yang bermula di luar sekolah dan dibawa ke
lingkungan sekolah. Kenakalan tersebut merupakan kenakalan yang berkaitan
antar siswa. Selain itu, ada kenakalan yang berkaitan dengan fasilitas sekolah
antara lain, mencoret tembok toilet dan membuat gaduh dengan memukul-
mukul meja atau kursi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya
yaitu, karena faktor perhatian orang tua yang kurang. Untuk masalah
kenakalan yang berkaitan dengan guru tidak terlalu banyak. Biasanya hanya
sebatas masalah tidak mengerjakan PR.
Menurut AF, bentuk-bentuk kenakalan yang sering terjadi di SMP
Negeri 2 Ajibarang masih merupakan kenakalan yang wajar. Misalnya,
mencontek, menulis kata-kata yang tidak sopan (saru), dan terkadang ada
yang berkaitan dengan video porno. Kenakalan yang terjadi antar siswa antara
lain, adalah kasus pemalakan (masih bersifat wajar), tindak kekerasan, serta
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
60
rebutan pacar. Kemudian kenakalan remaja yang berkaitan dengan fasilitas
sekolah antara lain, merusak vas bunga dan menyalahgunakan fasilitas
sekolah. Sementara itu, untuk kenakalan yang berkaitan dengan guru dapat
dikatakan tidak ada. Biasanya siswa hanya mengungkapkan kekesalan mereka
di jejaring sosial facebook.
Setelah diadakan wawancara dengan guru PKn mengenai bentuk
kenakalan remaja di SMP Negeri 2 Ajibarang, jawaban kedua guru PKn itu
hampir sama. Bahwa bentuk kenakalan remaja di SMP Negeri 2 Ajibarang
masih dalam tahap biasa dan dapat dikatakan masih wajar, antara lain yaitu:
mencoret tembok toilet dengan kata-kata yang tidak sopan, pemalakan, adu
mulut antar siswa, berebut pacar, serta mencontek.
Selain wawancara dengan guru PKn, wawancara juga dilakukan
dengan guru BP. Hasilnyapun tidak jauh beda dengan guru PKn yaitu SM.
Menurut SM, kenakalan yang terjadi antara lain mengaktifkan HP saat
pelajaran berlangsung, tidak masuk sekolah tanpa keterangan (padahal siswa
dari rumah berangkat), meminta uang pada teman, cap kaki atau cap sepatu
menempel di tembok, serta corat-coret tembok.
Sedangkan, ketika wawancara dengan siswa yang terdiri dari siswa
kelas VII, VIII, IX, kenakalan remaja memang sering terjadi di SMP Negeri 2
Ajibarang. Kenakalan tersebut antara lain : adu mulut antar siswa baik secara
langsung ataupun di jejaring sosial, tidak ikut pelajaran dengan cara pura-pura
sakit di UKS, pulang sekolah sebelum waktunya.
Berdasarkan uraian di atas mengenai bentuk-bentuk kenakalan remaja
yang terjadi di sekolah, upaya yang dilakukan WS untuk mencegah timbulnya
kenakalan pelajar di sekolah adalah dengan cara: mengadakan razia yang
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
61
dilakukan secara mendadak; menegakkan kedisiplinan yaitu, dengan memberi
contoh kepada siswa dengan cara berangkat lebih awal dari siswa dan guru
yang lain; menciptakan kondisi kelas dan lingkungan sekolah yang kondusif
bagi siswa untuk belajar dan berkembang dengan baik; memberikan
pembinaan dan pengarahan nilai, moral, dan norma pada siswa.
Salah satu upaya yang dilakukan WS untuk menanggulangi kenakalan
yang dilakukan oleh pelajar di sekolah yaitu dengan cara sharing dengan
siswa, selain itu juga melakukan pendekatan-pendekatan kepada siswa; tidak
menghukum siswa dengan kekerasan bila melakukan kenakalan; agar siswa
lebih terbuka dan dapat mengetahui penyebab kenakalan (dengan catatan, awal
pembicaraan tidak ada tendensi apa-apa); berbicara dari hati ke hati layaknya
ayah dan anak; serta langsung mencari solusi untuk menyelesaikan
permasalahan siswa (jika memang dapat ditangani sendiri), namun jika tidak
dapat ditangani sendiri biasanya melibatkan guru BP dan orang tua.
Upaya yang dilakukan AF untuk menanggulangi kenakalan pelajar
yaitu dengan cara : terkadang memantau aktivitas siswa di jejaring sosial
facebook, bila ada siswa yang menulis kata-kata yang tidak pantas maka akan
ditegur di kelas; mengadakan pembinaan pada siswa yang melanggar atau
melakukan tindakan kenakalan di sekolah, serta bekerja sama dengan guru BP
dan kesiswaan untuk membimbing dan membina siswa yang melakukan
tindakan kenakalan.
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
62
C. Pembahasan
Dalam pembahasan sebelumnya, peneliti telah memaparkan gambaran hasil
wawancara dan observasi terhadap guru PKn SMP Negeri 2 Ajibarang dalam
kenakalan remaja di sekolah.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara terhadap guru PKn.
Kenakalan remaja yang sering terjadi di SMP Negeri 2 Ajibarang antara lain: ada
siswa yang tidak mengikuti pelajaran dengan alasan sakit di UKS dan tiduran di
mushola, mencoret-coret tembok toilet, membawa sepeda motor ke lingkungan
sekolah, tidak mengerjakan PR, memakai seragam tidak sesuai dengan peraturan,
potongan rambut tidak sesuai dengan peraturan yang ada di sekolah, pemalakan
antar sesama siswa, pacaran, serta adu mulut sesama siswa.
Dalam hal ini guru PKn melekukan beberapa usaha dalam menanggulangi
kenakalan siswa seperti memberikan teguran, berusaha melakukan pendekatan
berbicara dari hati ke hati dengan siswa, bahkan melakukan kunjungan rumah
terhadap siswa.
Faktor yang mendorong guru PKn untuk menanggulangi kenakalan remaja
yang dilakukan siswa yaitu berangkat dari tujuan PKn yaitu: untuk membentuk
perilaku pelajar yang baik (to be a good citizenship), membangun karakter bangsa
(nation and character building), dengan adanya kenakalan yang dilakukan oleh
siswa, guru PKn mempunyai tanggung jawab secara moral untuk memperbaiki atau
meluruskan perilaku-perilaku siswa tersebut. Karena guru PKn mengajarkan nilai,
moral, dan norma serta budi pekerti yang menjadi dasar bagi siswa dalam
berperilaku. Disamping itu juga merupakan suatu usaha untuk membekali diri
peserta didik dengan pengetahuan, budi pekerti, dan kemampuan dasar sebagai
warga negara yang baik. Sasaran utama guru PKn adalah membawa anak didiknya
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
63
menjadi manusia yang memiliki rasa kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai warga negara yang baik.
Untuk mengatasi hambatan dalam menaggulangi kenakalan remaja di sekolah
guru PKn menggunakan berbagai cara yaitu: melakukan pendekatan-pendekatan
kepada siswa; tidak menghukum siswa dengan kekerasan bila melakukan
kenakalan; melakukan pemanggilan terhadap siswa untuk diajak sharing misalnya
di ruang OSIS, agar siswa lebih terbuka dan dapat mengetahui penyebab kenakalan
(dengan catatan, awal pembicaraan tidak ada tendensi apa-apa); berbicara dari hati
ke hati layaknya ayah dan anak; serta langsung mencari solusi untuk
menyelesaikan permasalahan siswa (jika memang dapat ditangani sendiri), namun
jika tidak dapat ditangani sendiri biasanya melibatkan guru BK dan orang tua,
terkadang memantau aktivitas siswa di jejaring sosial facebook, bila ada siswa
yang menulis kata-kata yang tidak pantas maka akan ditegur di kelas; mengadakan
pembinaan pada siswa yang melanggar atau melakukan tindakan kenakalan di
sekolah, serta bekerja sama dengan guru BP dan kesiswaan untuk membimbing
dan membina siswa yang melakukan tindakan kenakalan.
Untuk mendapatkan data penelitian tentang bentuk kenakalan remaja di SMP
Negeri 2 Ajibarang, peneliti melaksanakan observasi dan wawancara dengan guru
PKn kelas VII, VIII, dan IX. Dari hasil wawancara tersebut, semua guru PKn
mengatakan bahwa kenakalan remaja yang terjadi di SMP Negeri 2 Ajibarang
merupakan kenakalan yang masih dalam tahap yang masih biasa, maksudnya
belum menjurus tindakan kriminalitas.
Kenakalan remaja yang sering terjadi di SMP Negeri 2 Ajibarang antara lain:
ada siswa yang tidak mengikuti pelajaran dengan alasan sakit di UKS dan tiduran
di mushola, mencoret-coret tembok toilet, membawa sepeda motor ke lingkungan
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
64
sekolah, tidak mengerjakan PR, memakai seragam tidak sesuai dengan peraturan,
potongan rambut tidak sesuai dengan peraturan yang ada di sekolah, pemalakan
antar sesama siswa, pacaran, serta adu mulut sesama siswa. Hal itu senada dengan
yang dikemukakan oleh Singgih dan Gunarsa (2001: 20), mengenai kenakalan
yang dilakukan oleh remaja dilihat dengan adanya gejala: “Berbohong, membolos,
kabur dari rumah tanpa ijin orang tua, kabur keluyuran, memiliki dan membawa
benda yang membahayakan orang lain, membaca buku cabul, menyontek,
berpakaian tidak pantas, minum-minuman keras”.
Beberapa perilaku pelajar yang dianggap sebagai kenakalan remaja di atas,
sesuai dengan pernyataan Kartono (2003), bahwa kenakalan remaja didefinisikan
sebagai perilaku menyimpang atau tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial
sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal. Pada dasarnya kenakalan remaja
menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-
norma yang hidup di dalam masyarakat. Status remaja sebagai pelajar jika
melakukan pelanggaran atau tindakan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat,
maka dapat dikatakan telah melakukan kenakalan.
Kenakalan-kenakalan remaja di atas masih tergolong pada kenakalan yang
biasa. Hal sesuai dengan pendapat Sunarwiyati (1985), bahwa salah satu bentuk
kenakalan remaja yang masih dalam tingkatan kenakalan biasa adalah suka
berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, dan pergi dari rumah tanpa pamit.
Menurut penelitian yang dilakukan terhadap siswa, memang kenakalan tersebut
banyak terjadi di SMP Negeri 2 Ajibarang. Tetapi melihat beberapa kejadian
tersebut, guru tidak membiarkan. Hal ini terlihat jika ada salah seorang siswa yang
melakukan pelanggaran, maka wali kelas atau guru BP langsung memanggilnya.
Siswa tersebut diberi hukuman sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya.
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
65
Menurut pendapat dari beberapa siswa, kenakalan tersebut dipengaruhi olah faktor
lingkungan.
Dengan melihat dari bentuk kenakalan yang dilakukan oleh siswa, menurut
peneliti memang perlu untuk menanganinya lebih cepat. Jika hal itu dibiarkan dan
dilakukan terus menerus, maka bisa saja siswa dapat melakukan tindakan
kenakalan yang lebih berat. Faktor lingkungan keluarga, pergaulan, dan faktor diri
siswa sendiri merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Pasalnya,
kenakalan remaja pada siswa dapat dipengaruhi oleh faktor tersebut. Faktor
lingkungan keluarga yang tidak kondusif dan tidak harmonis, dapat memicu
perilaku kenakalan remaja pada siswa. Pergaulan yang salah atau salah memilih
teman juga memiliki potensi yang besar pada kenakalan remaja di sekolah.
Misalnya, di luar sekolah siswa bergaul dengan anak-anak yang tidak sekolah dan
memiliki perilaku yang tidak baik.
Faktor perkembangan teknologi dapat juga menjadi penyebab kenakalan
remaja. Misalnya, siswa yang melampiaskan kekesalannya di jejaring sosial
(facebook) dengan kalimat yang tidak pantas terhadap guru atau teman. Perilaku
tersebut dapat dikarenakan sifat remaja yang masih labil. Hal itu sesuai dengan
pendapat Singgih dan Gunarsa (2001: 22-23), bahwa latar belakang dari kenakalan
remaja salah satunya adalah dari perkembangan teknologi yang menimbulkan
keguncangan dalam remaja atau yang belum memiliki kekuatan mental untuk
menerima perubahan-perubahan.
Mata pelajaran PKn merupakan salah satu wadah untuk membangun karakter
bangsa (nation and character building) yang berbudaya Indonesia dan berperilaku
yang baik. Pendidikan nilai, moral, dan norma memang sangat dibutuhkan dalam
rangka membangun karakter generasi bangsa yang berkualitas. PKn merupakan
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
66
mata pelajaran untuk membentuk perilaku siswa yang baik (to be a good
citizenship) dan bertanggung jawab yang bisa berpartisipasi dalm kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
PKn bertujuan meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan
memahami, menghayati, dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman
berperilaku dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat diandalkan.
PKn juga bertujuan untuk membelajarkan siswa menjadi warga Negara yang baik,
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki rasa kebangsaan
yang kuat dan mantap, sadar dan mampu membina serta melaksanakan hak dan
kewajibannya sebagai warga masyarakat dan warga Negara.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti terhadap
guru PKn SMP Negeri 2 Ajibarang diperoleh data bahwa dalam membentuk
perilaku siswa yang baik, peran guru PKn adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pembina dan penyuluh
Dalam menanggulangi siswa yang terlambat datang ke sekolah, guru PKn
datang di sekolah lebih awal dari siswa. Hal itu juga untuk memberikan contoh
kepada siswa tentang disiplin waktu. Kedua, apabila ada siswa yang melakukan
kenakalan maka guru PKn memberikan waktu untuk sharing. Siswa dipanggil
untuk ditanyai dari hati ke hati tentang alasan mengapa melakukan tindakan
kenakalan. Peran guru PKn disini ialah berusaha memberikan contoh perilaku yang
baik dengan berusaha datang ke sekolah lebih awal daripada siswanya. Selain itu,
dengan melakukan sharing dengan siswa, guru PKn berusaha mendampingi
siswanya agar mampu melakukan kegiatan yang lebih baik dalam hal belajar
maupun kegiatan yang lain kedepannya.
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
67
2. Guru selaku orang yang melakukan tugas peranan diagnosa
Guru PKn beserta guru BK atau guru piket melakukan kunjungan ke rumah
siswa. Hal itu untuk mengetahui kondisi keluarga yang mungkin saja merupakan
salah satu pemicu siswa melakukan tindakan kenakalan di sekolah. Kemudian,
apabila tindakan kenakalan siswa sudah sulit ditangani maka guru akan memnggil
orang tuanya ke sekolah. Upaya tersebut dilakukan guru PKn untuk mengamati
siswa serta bagaimana kehidupannya diluar sekolah dan apa permasalahan yang
dihadapi siswa. Dengan melakukan hal tersebut, guru dapat menentukan langkah
atau solusi atas permasalahan terhadap siswa yang bermasalah.
Dari penjelasan di atas, sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Djahiri dan Ma‟mun (1978) bahwa fungsi guru dewasa ini antara lain:
a. Guru sebagai perencana, disini guru melakukan tugas peranan sebagai
orang yang mencari, memilih dan menetapkan apa-apa yang akan disajikan
kepada siswanya.
b. Guru selaku orang yang melakukan tugas peranan diagnosa, guru disini
mengamati murid serta kehidupannya, permasalahan yang dihadapi siswa
dan mencari serta menetapkan jenis pengetahuan serta langkah usaha
kearah terbinanya siswanya menurut kepatutannya.
c. Guru selaku penyuluh dan pembina, tugas guru disini ialah berusaha
memimpin dan membina siswanya agar dia mampu belajar, guru
mendampingi siswa supaya dia mampu melakukan kegiatan dan keputusan-
keputusan yang bijaksana baik dalam hal belajar maupun mempersiapkan
hari esoknya.
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
68
d. Guru selaku evaluator (orang yang melakukan evaluasi).
Dalam hal ini sangat terlihat bahwa guru PKn memiliki tugas dan peran yang
lebih tinggi dari guru mata pelajaran yang lain. Hal ini berkaitan dengan tanggung
jawabnya untuk membentuk perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari sebagai
warga Negara yang baik. Tugas guru PKn bukan hanya memberikan pengetahuan
saja, tetapi juga memberikan nilai-nilai yang diharapkan dapat dipahami, disadari,
dan diwujudkan dalam perilaku siswa. Hal ini senada dengan pendapat Somantri
(1976: 35), bahwa guru PKn harus banyak berusaha agar siswa-siswanya memiliki
sikap yang baik, kecerdasan yang tinggi, serta keterampilan yang bermanfaat. Oleh
karena itu guru PKn harus dapat memanfaatkan fungsinya sebagai penuntun moral,
sikap serta memberi dorongan kearah yang lebih baik.
Sejalan dengan pendapat Rusyan (1990: 14) bahwa fungsi dan peran guru
adalah sebagai berikut:
a. Guru sebagai pendidik dan pengajar.
b. Guru sebagai anggota masyarakat guru harus pandai bergaul dengan
masyarakat.
c. Guru sebagai pemimpin guru harus pandai memimpin.
d. Guru sebagai pelaksana administrasi akan dihadapkan kepada
administrasi-administrasi yang harus dikerjakan di sekolah.
e. Guru sebagai pengelola PBM, harus menguasai situasi belajar mengajar
baik dalam kelas maupun diluar kelas.
Sejauh ini kinerja pihak sekolah sudah baik, khususnya guru PKn dalam
menanggualngi kenakalan-kenakalan tersebut. Hal ini terlihat dari berkurangnya
siswa yang melakukan kenakalan. Selain itu, pihak sekolah juga berupaya
melakukan penanggulangan terhadap kenakalan siswa. Yaitu dengan melakukan
penanganan pelanggaran tata tertib siswa yang dilaksanakan dan dicatat oleh guru
BP. Dalam hal ini guru BP mencatat siswa dan mengumpulkan poin yang telah
diperoleh siswa berdasarkan bentuk pelanggaran yang telah dilakukan oleh siswa
tersebut.
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
69
Adapun indeks pelanggaran tata tertib atau disiplin siswa di SMP Negeri 2
Ajibarang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
No. Jenis Pelanggaran Point Ket
I. KEHADIRAN
1. Tidak masuk tanpa keterangan
2. Terlambat hadir ke sekolah tanpa alasan yang
dapat dipertanggung jawabkan.
3. Meninggalkan pelajaran tanpa izin
4
2
10
KRJ
KRJ
KRJ
II. PAKAIAN
1. Berpakaian tanpa atribut sekolah tidak lengkap
2. Seragam tidak sesuai dengan ketentuan
sekolah/ tidak lengkap (warna sepatu tidak
hitam dan tidak bertali, kaos kaki, pakaian
olah raga, topi saat upacara)
3. Berpakaian tidak semestinya (rok terlalu
pendek, panjang celana tidak sesuai dengan
ketentuan: anak putra 10 cm di atas lutut, anak
putri lk 5 cm dibawah lutut)
4. Pakaian terlalu ketat
5. Pakaian dicorat-coret
6. Baju tidak dimasukkan ke dalam
7. Celana, rok, baju tidak dikelim (dijahit
bawahnya) sobek dengan sengaja
8. Memakai aksesoris berlebihan dan tidak
semestinya
a. Putra : memakai anting, kalung, gelang,
tindikan, tato.
b. Putri : memakai gelang kaki, tindikan lebih
dari sepasang.
9. Tidak memakai sabuk
10. Memakai sabuk selain hitam atau lebar lebih
dari 3 cm
1-6
4
10
3
4
3
4
4-10
4
3
KRP
KRP
KRP
KRP
KRP
KRP
KRP
KRP
KRP
KRP
III. RAMBUT
1. Anak putra berambut gondrong/ tidak
mencerminkan seorang siswa.
2. Rambut disemir.
3. Potongan rambut gundul.
4. Anak putri yang rambutnya tidak
mencerminkan seorang siswi.
5
10
3
4
KRP
KRP
KRP
KRP
IV. PELANGGARAN
1. Melakukan tindakan yang benar-benar
mengacaukan KBM.
2. Mencontek saat ulangan harian/ tes
pengendalian mutu (TPM).
4
3
KRP
KLK
V. KEPATUHAN TERHADAP TUGAS SEKOLAH
1. Tidak mengikuti upacara tanpa alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
4
TJ
TJ
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
70
No. Jenis Pelanggaran Point Ket
2. Tidak mengerjakan tugas pekerjaan rumah
(PR).
3. Tidak melaksanakan tugas piket.
4. Tidak mengikuti Senam Indonesia Bergerak
Tes Kesegaran Jasmani (TKJ).
5. Melalaikan tugas Jumat bersih dan membuang
samapah tidak pada tempatnya.
6. Tidak mengikuti ekstra kurikuler.
7. Tidak mengembalikan barang milik sekolah/
buku perpustakaan.
8. Siswa mengganggu jalannya upacara.
9. Tidak membawa buku paket.
10. Tidak mengikuti jam tambahan (les).
11. Tidak menjalankan tugas yang dipercayakan
untuk mengikuti mewakili kegiatan
sekolahtanpa keterangan (karnaval, lomba,
dsb).
4
4
4
4
4
5
4
3
5
5
TJ
TJ
TJ
TJ
TJ
TJ
TJ
KLK
TJ
TJ
TJ
VI. PELANGGARAN ADMINISTRASI SEKOLAH
1. Memalsukan tanda tangan/ administrasi
sekolah.
2. Mengganti nilai raport
3. Menyalahgunakan uang sekolah.
4. Mengubah absen tanpa sepengetahuan wali
kelas.
15
15
15
15
KLK
KLK
KLK
KLK
VII. TINDAK PENGRUSAKAN
1. Merusak sarana dan prasarana sekolah atau
milik orang lain.
2. Corat-coret tembok, bangku, dan barang
inventaris sekolah lainnya.
15-50
15
KLK
KLK
VIII. TINDAK KRIMINAL
1. Biang keladi perkelahian dengan teman
sekolah.
2. Biang keladi perkelahian dengan pihak luar
sekolah/ tawuran.
3. Berkelahi dengan teman sekolah.
4. Berkelahi dengan pihak luar sekolah.
5. Membawa senjata tajam, kecuali untuk
keperluan sekolah.
6. Memukul/ mencederai orang lain.
7. Menggunakan senjata tajam untuk melukai
orang lain.
8. Mencuri atau dan terlibat pencurian/
kenakalan yang menjurus tindakan kriminal.
9. Berjudi di dalam sekolah atau pada saat
kegiatan sekolah.
10. Melakukan tindakan pemerasan
11. Melakukan tindakan intimidasi atau
mengancam.
12. Melakukan tindakan pemerasan.
100
100
50-100
50-100
20
75
75
75
50
100
50-75
50
KLK
KLK
KLK
KLK
KLK
KLK
KLK
KLK
KLK
KLK
KLK
KLK
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
71
No. Jenis Pelanggaran Point Ket
IX. ROKOK DAN NARKOBA
1. Membawa, menyimpan, dan atau merokok di
sekolah.
2. Membawa, menggunakan, dan atau
mengedarkan minuman keras.
3. Membawa, mengedarkan, mengkonsumsi zat
adiktif (narkoba, cimeng, kecubung, ganja, pil
koplo, ekstasi, dan lain-lain).
4. Membawa dan menyembunyikan petasan.
20
100
100
25
KLK
KLK
KLK
KLK
X. ETIKA
1. Berkata tidak senonoh/ kasar.
2. Bertingkah laku tidak sopan, menghina
kepala sekolah, guru, karyawan secara
lisan atau tulisan.
3. Melawan secara fisik terhadap guru atau
karyawan.
4. Melompat jendela atau pagar sekolah.
5. Membawa, melihat gambar-gambar porno.
10
5-100
100
15
50-75
KLK
KLK
KLK
KLK
KLK
XI. KENDARAAN, VCD, WALKMAN, HP
1. Membawa kendaraan ke sekolah
2. Membawa vcd, Walkman ke sekolah
3. Mengaktifkan HP pada saat jam pelajaran
15
15
10
KLK
KLK
KLK
XII. KESUSILAAN
1. Melakukan hubungan asmara/ tindakan asusila
pada saat jam sekolah atau pada saat kegiatan
sekolah di lingkungan sekolah di luar batas
kewajaran.
2. Melakukan tindakan tidak senonoh
3. Melakukan perzinaan dan atau menikah dan
atau hamil/ menghamili.
100
25-100
100
KLK
KLK
KLK
XIII. KRITERIA SANGSI PELANGGARAN TATA
SEKOLAH
TERTIB/ DISIPLIN
1. Nilai 0-20
2. Nilai 25
3. Nilai 50
4. Nilai 70
5. Nilai 80
6. Nilai 90
7. Nilai 100/ lebih
KRITERIA NILAI BUDI PEKERTI
(KELAKUAN
KERAPIHAN, DAN TANGGUNG JAWAB
KERAJI NAN,
1. Nilai 0-2
2. Nilai 2-50
3. Nilai 51-75
4. Nilai 76-100
A
B
C
D
XIV. CATATAN:
1. DALAM HAL SISWA MERUSAK/
MENGHILANGKAN BARANG MILIK
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
72
No. Jenis Pelanggaran Point Ket
SEKOLAH/ ORANG LAIN,
DIWAJIBKAN UNTUK MENGGANTI
2. DALAM HAL MELUKAI/
MENCIDERAI ORANG LAIN
DIWAJIBKAN MENGGANTI BIAYA
PENGOBATAN
KETERANGAN:
KRJ : Kerajinan
KRP : Kerapihan
KLK : Kelakuan
TJ : Tanggung Jawab
Selain itu juga dalam membentuk perilaku siswa yang baik, guru PKn
melakukan beberapa usaha yaitu merencanakan dan menyiapkan PBM guru PKn
selalu membuat silabus dan rencana pelaksanaan pengajaran yang meliputi tujuan
pengajaran. Dalam membuat dan menyiapkan komponen tersebut guru harus
memperhatikan aspek psikologi siswa, aspek kehidupan sosiologi (aspek
lingkungan sekolah). Selain itu juga harus memperhatikan kebudayaan sekolah dan
lingkungan sekolah serta masyarakat (muatan lokal), keadaan pemerintah yang
disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari, life skill, materi pelajaran, status sosial
ekonomi siswa, program kelas, dan karakter siswa. Faktor-faktor yang diperhatikan
guru PKn SMP Negeri 2 Ajibarang dalam membuat dan menyiapkan komponen-
komponen tersebut dengan maksud agar PBM dapat berjalan dengan baik dan
memberikan nilai tambah serta membekali siswa dengan perilaku yang baik,
pengetahuan, dan kompetensi dasar untuk diaplikasikan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
73
Hal itu sesuai dengan Depdiknas (2004) bahwa pengembangan standar
kompetensi guru perlu didasarkan pada (1) landasan konseptual, landasan teoritik,
dan peraturan perundangan yang berlaku; (2) landasan empiric dan fenomena
pendidikan yang ada, kondisi, strategi, dan hasil di lapangan, serta kebutuhan
stakeholder; (3) jabatan tugas dan fungsi guru; merancang, melaksanakan, dan
menilai pembelajaran, serta mengembangkan pribadi peserta didik; (4) jabaran
indikator standar kompetensi;rumpun kompetisi, butir kompetensi, dan indikator
kompetensi; dan (5) pengalaman belajar dan asesmen sebagai tagihan konkret yang
dapat diukur dan diamati untuk setiap indikator kompetensi.
Dalam mengembangkan materi pelajaran guru PKn selalu mengaitkannya
dengan nilai, moral, dan norma serta lingkungan terdekat siswa, sehingga dengan
demikian siswa bisa menerima dan menghayati pesan-pesan yang tersirat dalam
materi yang disampaikan dan akan menjadi pedoman bagi pelajar untuk
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam PBM guru PKn selalu menerapkan disiplin yang tegas, sehingga apabila
ada siswa yang melanggar disiplin, akan diberi teguran, diperingatkan dan diberi
sangsi namun yang bersifat mendidik. Penerapan disiplin ini dilaksanakan supaya
siswa terbiasa untuk hidup berdisiplin yang akan diimplementasikan baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Guru PKn menyadari bahwa tugas mereka bukan sekedar pemberi materi saja
tapi juga mempunyai tanggung jawab dalam membimbing dan membina perilaku
siswa kea rah yang lebih baik. Dalam membimbing dan membina perilaku siswa,
guru PKn SMP Negeri 2 Ajibarang bekerjasama dengan guru BP, kesiswaan, wali
kelas, dan orang tua siswa.
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
74
Dengan demikian upaya guru PKn dalam membentuk perilaku siswa yang baik
untuk menghindari kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa adalah dengan
cara merencanakan, menyiapkan, dan melaksanakan proses belajar mengajar
mengarah pada penanaman nilai, moral, dan norma, menegakkan disiplin yang
tegas menjadi teladan yang baik bagi siswa dalam berperilaku, memberikan
bimbingan pelayanan dan konsultasi bagi siswa yang mempunyai masalah
pelajaran maupun masalah pribadi, menciptakan suasana kelas yang komunikatif
dan harmonis antara guru dan siswa serta semua unsur yang ada di sekolah.
Faktor yang mendorong guru PKn untuk menanggulangi kenakalan remaja
yang dilakukan siswa berpijak pada tujuan PKn yaitu: untuk membangun karakter
bangsa (nation and character building) yang berbudaya Indonesia dan berperilaku
yang baik. Pendidikan nilai, moral, dan norma memang sangat dibutuhkan dalam
rangka membangun karakter generasi bangsa yang berkualitas. PKn merupakan
mata pelajaran untuk membentuk perilaku siswa yang baik (to be a good
citizenship) dan bertanggung jawab yang bisa berpartisipasi dalm kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Hal itu sesuai dengan tujuan dari mata pelajaran PKn SMP dan MTS (2006: 2)
antara lain:
1) Berfikir kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta arti
korupsi.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa-bangsa lainnya.
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013
75
4) Berinteraksi dengan bangsa bangsa lain dalam peraturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
Terdapat beberapa faktor penghambat yang dialami oleh guru PKn dalam
menanggulangi kenakalan remaja di sekolah. Tetapi, dalam mengatasi hambatan
tersebut, guru PKn bekerjasama dengan guru BP, kesiswaan, wali kelas, serta
orang tua siswa. Bahkan guru PKn juga melakukan kunjungan rumah terhadap
siswa yang bermasalah. Sehingga, dapat mengetahui kondisi keluarga yang
mungkin menjadi penyebab siswa melakukan kenakalan di sekolah.
Dengan adanya kerjasama yang efektif dan aktif dari semua pihak yang terkait,
upaya yang dilakukan guru PKn untuk mengatasi hambatan dalam menanggulangi
kenakalan remaja di sekolah akan terbantu.
Peranan Guru Pendidikan..., Riyanti, FKIP UMP, 2013