bab iv implementasi nilai-nilai pendidikan karakter di
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
CIREBON
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia yang
cerdas dan terampil serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai
semangat patriotisme terhadap bangsa dan negara sesuai dengan jenis dan
tingkat pendidikan masing-masing.
Sekolah bisa berjalan dengan baik karena adanya guru, guru adalah
orang yang diberi tugas mengajar dan mendidik di sekolah. Oleh karena itu
peranan guru adalah sangat penting sekali didalam menyiapkan generasi
muda guna membangun bangsa dan negara kedepan. Ditangan gurulah
terletak masa depan bangsa, tanpa guru maka bangsa ini tidak akan
mengalami banyak kemajuan. Oleh karena itulah guru dikatakan pahlawan
tanpa tanda jasa, karena pengabdian yang dilakukan oleh guru tidak
diberikan jasa berupa pangkat seperti kalangan militer. 1
Dalam dunia pendidikan semua mengetahui bahwa tugas guru
bukan hanya mengajar dan memberi ilmu pengetahuan saja kepada anak
1 Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs. Jaja Harja Nugraha M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
145
didik tetapi lebih dari itu yakni membina karakter siswa sehingga
tercapailah kepribadian yang berakhlakul karimah. Diantara karakter baik
yang hendak dibangun dalam kepribadian peserta didik adalah bisa
bertanggung jawab, jujur, dapat dipercaya, menepati janji, ramah, peduli
kepada orang lain, percaya diri, pekerja keras, bersemangat, tekun, tidak
mudah putus asa, bisa berfikir rasional dan kritis, kreatif dan inofatif,
dinamis, bersahaja, rendah hati, tidak sombong, sabar, cinta ilmu
kebenaran, rela berkorban, berhati-hati, bisa mengendalikan diri, tidak
mudah terpengaruh oleh informasi buruk, mempunyai inisiatif, setia
menghargai waktu, dan bisa bersikap adil. 2
Upaya Pembentukan Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan
guru-guru yang ada di Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren Cirebon,
diantaranya adalahKepala sekolah, beliau mengatakan bahwa, dari
madrasah sendiri sudah ada konsep dalam upaya pendidikan karakter
siswa, seperti: 3
peraturan tugas, upaya meningkatkan akhlakul karimah siswa dalam
bentuk penerapan ibadah sehari-hari, kejujuran dalam hal apapun termasuk
ujian, tanggung jawab siswa, jika ada pelanggaran siwa wajib dan harus
bertanggung jawab, semua ini yang tidak kalah penting adalah upaya
2 Ibid
3 Ibid
mudah. 4
mempengaruhi karakter anak didik. Pendidikan karakter merupakan suatu
usaha yang disengaja untuk membantu anak didik sehingga ia dapat
memahami, memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai etika atau budi
pekerti dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi manusia yang lebih baik.
Pendidikan karakter penting bagi setiap orang, yang di mana karakter
tersebutlah yang mendominasi sifat atau identitas orang itu sendiri.
Pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat penting. Dengan
pendidikan karakter kita mampu mengenali siapa diri kita yang sebenarnya
kemudian dapat membentuk sifat yang baik, terutama dari segi etika dan
moral. Etika seseorang yang tidak mendapatkan pendidikan karakter. 5
Jadi perlu dipahami, bahwasanya pendidikan karakter dalam dunia
pendidikan mengambil peranan yang penting yaitu sebagai penyeimbang
dari kecakapan kognitif dari peserta didik. Contoh nyata dari tidak
seimbangnya pendidikan kognitif dengan pendidikan karakter adalah
seringnya kita jumpai, ada pejabat atau oknum pemerintah yang
melakukan korupsi. Oleh karena itu, perlu ditanamkan pendidikan karakter
pada peserta didik yang kelak menjadi generasi penerus bangsa yang
memiliki karakter baik, berdedikasi tinggi, jujur dan amanah.
Kepala sekolah juga mengatakan bahwa setiap guru harus
menanamkan ketauladanan nilai-nilai pendidikan karakter, agar para siswa
bisa mencontoh yang dilakukan oleh gurunya. Nilai-nilai karakter yang
harus guru tauladani adalah dalam hal tanggung jawab, kebersihan,
disiplin, jujur dan shalat berjamaah. 6
Contoh nilai karakter yang harus guru tauladani terdiri dari
tanggung jawab, kebersihan, kedisiplinan, jujur dan shalat berjamaah.
Adapun contoh dari tanggung jawab adalah Guru berangkat ke sekolah
4 Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs. Jaja Harja Nugraha M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
5 Ibid
6 Ibid
tepat waktu sebelum jam pelajaran dimulai menjadi salah satu rutinitas
seorang guru, guru bersikap baik dalam menjalankan pengajaran dan
tugas-tugas harian, guru tidak pernah terlambat “mengembalikan”
pekerjaan siswa, guru tidak lupa memberi feedback secara positif bagi
perkembangan siswanya. guru merasa bersalah dan terus mencari cara
ketika pengajarannya tidak dipahami dan dimengerti siswa. 7
Contoh nilai karakter yang harus guru tauladani dalam kebersihan
adalah guru harus mencontoh membuang sampah pada tempatnya dan
guru selalu menggunakan pakaian yang rapih dan bersih. Adapun contoh
nilai karakter kedisiplinan adalah guru selalu datang di sekolah tepat pada
waktunya, guru masuk kelas tidak terlambat, dan guru keluar kelas tepat
pada waktunya. 8
kejujuran adalah Sejauhmana guru menilai hasil “pekerjaan” siswanya
dengan standar yang jelas, guru tidak mentolerir kebiasaan siswa dalam
mencontek dan tidak melakukannya dalam keseharian, guru dapat juga
memaparkan apa maknanya seorang siswa mengerjakan “PR”-nya sendiri
dan tepat waktu mengumpulkannya, guru mengapresiasi hasil pekerjaan
siswa yang dikerjakannya secara jujur sekalipun belum sepenuhnya
diselesaikan. 9
shalat berjamaah adalah guru selalu mengikuti shalat dzuhur berjamaah di
7 Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017
8 Ibid
9 Ibid
sekolah, dan guru hadir tepat waktu dalam mengikuti shalat dzuhur
berjamaah di sekolah.
pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh kepala
sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor) secara bersama-sama
sebagai suatu komunitas pendidik dan diterapkan ke dalam kurikulum
melalui hal-hal berikut ini: 10
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik
secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Kegiatan rutin adalah
kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus menerus di sekolah.
Tujuannya untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu dengan baik.
Contoh kegiatan rutin adalahberdoa sebelum memulai kegiatan,
kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik berdoa sebelum
memulia segala aktifitas, membaca Asmaul Husna Kegiatan ini bertujuan
membiasakan peserta didik untuk berdzikir, mengingat nama-nama Allah,
hormat Bendera Merah Putih dan upacara pada hari besar kenegaraan.
Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan bangga
sebagai bangsa pada peserta didik, pemeriksaan kebersihan badan (kuku,
telinga, rambut, dan lain-lain). Bertujuan agar siswa senantiasa menjaga
kebersihan anggota baannya agar menjadi siswa yang bersih dan sehat,
beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur, berdoa waktu mulai
dan selesai pelajaran, bertujuan agar siswa tertanam jiwa religiusnya, dan
mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau
teman.Bertujuan agar siswa mempunyai sifat sopan santun dimanapun
juga.
10
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah Imam Bukhori S.Pd.I pada tanggal 2 juni 2017
149
Kegiatan spontan yaituKegiatan spontan tidak saja berkaitan
dengan perilaku anak yang negatif, tetapi pada sikap atau perilaku yang
positif pun perlu ditanggapi oleh guru, sebagai penguat bahwa sikap atau
perilaku tersebut sudah baik dan perlu dipertahankan, sehingga dapat
dijadikan teladan bagi teman-temannya. Kegiatan ini dilakukan biasanya
pada saat guru dan tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya
perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dikoreksi pada
saat itu juga.
Contoh kegiatan sepontan adalah ada siswa yang melakukan
kesalahan atau datang di sekolah terlambat, guru menegur siswa pada saat
itu juga agar tidak melakukan kesalahan atau datang terlambat lagi,
membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru, karyawan
dan sesama siswa, membiasakan bersikap sopan santun, membiasakan
membuang sampah pada tempatnya, membiasakan antri, membiasakan
menghargai pendapat orang lain, membiasakan minta izin masuk/keluar
kelas atau ruangan, membiasakan menolong atau membantu orang lain,
membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di sekolah,
seperti Majalah Dinding dan Kotak Curhat BK, dan membiasakan
konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain sesuai kebutuhan. 11
Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga
kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-
tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta
didik untuk mencontohnya.
mebiasakan datang tepat waktu, membiasakan berbahasa dengan baik,
membiasakan rajin membaca, membiasakan bersikap ramah, membiasakan
disiplin, kebersihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, tata
beribadah dan kerja keras.
budaya dan karakter bangsa maka sekolah harus dikondisikan sebagai
pendukung kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-
nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan. Contoh dalam kegiatan
ini adalah kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau
dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang dilorong-lorong
kelas dan di dalam kelas. 12
Masalah Siswa di Sekolah
Menurut guru PKn ada banyak prilaku yang menunjukkan sifat
percaya diri di sekolah, yaitu berani mengutarakan gagasan yang
bersumber dari diri sendiri di hadapan guru maupun siswa lain. Tidak
mencontek di saat ujian dan menjawab sesuai kemampuan diri juga adalah
perilaku yang mencerminkan percaya diri.Memiliki inisiatif, yakni
kemampuan dalam memutuskan dan melakukan sesuatu baik itu di kelas
atau di lingkungan sekolah lainnya. Berani menghadapi dan melaporkan
siswa lain yang hobi melakukan perundungan atau bullying.Selalu belajar
dari kegagalan dalam ujian sekolah misalnya. Mereka yang percaya diri
tidak akan jatuh berlama-lama melainkan segera bangkit, belajar dari
kegagalan dan kembali memaksimalkan usaha. 13
Meskipun demikian masih banyak siswa yang enggan atau tidak
berani bertanya kepada guru didalam kelas, Ada beberapa faktor yang
membuat siswa enggan atau tidak berani bertanya, diantaranya adalah
12
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah Imam Bukhori S.Pd.I pada tanggal 2 juni 2017 13
Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017
151
menyelesaikan soal ke depan oleh guru, takut jika diminta menjelaskan
ulang materi yang baru saja disampaikan oleh guru, tidak membaca materi
pelajaran atau kurang memperhatikan guru saat pelajaran sehingga sama
sekali tidak paham materi yang akan ditanyakan, dan takut mengemukakan
pendapat karena bingung cara menyampaikannya (tidak dapat berbahasa
dengan baik).
Mengatasi rasa tidak percaya diri pada siswa di sekolah guru dapat
melakukan upaya yang dapat dipakai untuk meningkatkan rasa percaya
diri pada siswa adalah dengan mengetahui penyebab kurangnya rasa
percaya diri pada siswa, guru dapat memberikan perlakuan yang tepat
untuk siswa tersebut. Biasanya siswa akan memiliki rasa percaya diri
ketika mereka dalam situasi yang membuat mereka merasa penting. Maka,
guru harus menemukan hal yang membuat siswa merasa bernilai. 14
Hampir setiap kelas memiliki siswa yang pernah menerima
penilaian negatif. Siswa ini mungkin berasal dari keluarga yang kasar dan
suka merendahkan mereka, atau mungkin berasal dari kelas sebelumnya
yang pernah memberikan penilaian negatif terhadap diri mereka. Jadi,
dukungan emosional sangat penting untuk membuat siswa kembali
mendapat rasa percaya dirinya. 15
Prestasi dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa. Tidak cukup
hanya memberitahukan bahwa mereka bisa mencapai suatu prestasi, tapi
14
Tidak mencontek di saat ujian dan menjawab sesuai kemampuan
diri juga adalah perilaku yang mencerminkan percaya diri
Guru aqidah akhlak, Guru memberikan contoh dalam menegakkan
disiplin dan tata tertib, misalnya hadir tepat waktu di kelas dalam kegiatan
pembelajaran dan berpenampilan rapi. Membantu peserta didik dalam
mengatasi kesulitan belajar tanpa membedakan status sosial, ekonomi, dan
keadaan fisik peserta didik. Misalnya siswa yang lambat dalam proses
belajar, ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok
siswa lain yang memiliki taraf intelektual yang sama. Memotivasi peserta
didik dalam belajar, berkarya dan berkreasi. Guru mampu berkomunikasi
dengan peserta didik untuk meningkatkan prestasinya. Mau menerima
perbedaan pendapat peserta didik dan berani mengatakan yang benar dan
yang salah tanpa menyinggung perasaan.16
Menurut guru aqidah akhlak nilai-nilai karakter yang diberikan
pada siswa MAN Buntet Pesantren Cirebon adalah, Terhadap Tuhan:
iman, taqwa, syukur, ikhlas, sabar, taat dan taubat, Terhadap diri sendiri:
berusaha keras untuk mencapai prestasi yang baik, jujur, disiplin, amanah
dan konsisten.Terhadap sesama: adil, jujur, tanggungjawab, santun, tolong
menolong, tidak egois, tertib, patuh, menjaga lingkungan dan
disiplin.Terhadap kebangsaan: setia, peduli, dan menghargai
keberagaman. 17
baik yang berhubungan dengan Tuhan (hablumminallah), diri sendiri
(hablum minnafsi), sesama manusia (hablum minannas), lingkungan
(hablum minal’alam), dan kebangsaan.
16
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra. Ani Asnani, pada tanggal 2 juni 2017 17
Ibid
153
adalah suatu upaya untuk membantu siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah dan memperoleh jawaban dari masalah yang sedang dihadapi oleh
siswa. Penyelesaian masalahnya dengan cara kelompok atau dengan cara
individu namun itu semua adalah proses untuk membantu siswa dalam
menemukan jawaban. Bimbingan dan Konseling juga adalah layanan yang
diberikan oleh guru BK kepada semua siswanya, disamping membimbing
juga memberikan solusi kepada siswa yang membutuhkan. 18
Contoh kasus yang sering dihadapi guru BK (Bimbingan
Konseling) di MAN Buntet Pesantren Cirebon diantaranya adalah kasus
jarang masuk sekolah, membolos sekolah, sering terlambat masuk sekolah,
dan berbuat anarkis.
Kasus jarang masuk sekolah, penyelesaiannya siswa diberi
bimbingan oleh guru BK serta guru mata pelajaran dan wali kelas untuk
menasehati dan memberi motivasi agar kedewasaan dalam belajar muncul
dan hilangnya rasa takut serta munculnya tanggung jawab untuk
menghafal mata pelajaran tertentu yang sudah ditanggung jawabkan
kepada siswa.
labil, anak-anak lebih suka bermain bersama teman-temannya dari pada
belajar. Jadi guru harus memberikan motivasi tentang pentingnya belajar
agar siswa tidak membolos lagi.
Sering terlambat masuk sekolah, penyelesaiannya siswa harus
mempunyai rasa tanggung jawab dalam belajar dan membagi waktu agar
masalah dalam keterlambatan siswa berkurang dan menjadi siswa yang
disiplin berangkat ke sekolah.
18
Hasil wawancara dengan guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017
154
kegiatan belajar mengajar guru dan siswa harus seimbang. Adanya
kerjasama yang dijalani keduanya merupakan hasil yang paling efektif,
sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan secara mulus. Siswa
menghormati guru, guru mengerti siswa dalam hal pribadi maupun dalam
hal memberi dan menerima informasi dalam belajar sehingga
kemungkinan adanya konflik semakin kecil.
Siswa bisa memiliki karakter baik atau buruk tidak terlepas dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang membuat siswa
bertindak baik atau sebaliknya bertindak buruk. Menurut kepala sekolah
MAN Buntet Pesantren Cirebon, faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan karakter ada dua yaitu faktor intern dan faktor eksteren. 19
1. Faktor Intern
a. Insting atau Naluri
yang menyampaikan pada tujuan dengan berpikir lebih dahulu ke arah
tujuan itu dan tidak didahului latihan perbuatan.Naluri merupakan tabiat
yang dibawa sejak lahir yang merupakan suatu pembawaan yang
asli.Nurani adalah perasaan atau lubuk hati terdalam yang selalu
membisikkan dan mendorong pada kebaikan. Kata nurani biasanya
disejajarkan dengan hati, sehingga menjadi hati nurani. Karena memang
nurani erat kaitannya dengan hati (perasaan). Nurani selalu menunjuk
19
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd
155
pada hal-hal yang positif, berbeda dengan hati atau perasaan yang bisa
digunakan untuk sesuatu yang positif ataupun negatif. Misalnya:
kebusukan hati, ketenangan hati, perasaan bahagia, perasaan dengki,
dan sebagainya.
baik sehingga menjadi kebiasaan dan terbentuklah akhlak (karakter)
yang baik padanya. 20
c. Kehendak atau Kemauan
21 adalah kehendak atau kemauan keras (azam).
d. Suara batin atau suara hati
Suara batin berfungsi memperingatkan bahaya dari perbuatan
buruk dan berusaha untuk mencegahnya, di samping dorongan untuk
melakukan perbuatan baik. Suara hati dapat terus dididik dan dituntun
akan menaiki jenjang kekuatan rohani. 22
e. Keturunan
Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat memengaruhi
manusia. Sifat yang diturunkan oleh orang tua yaitu ada dua macam
yaitu: sifat jasmaniyah dan sifat ruhaniyah. 23
2. Faktor Ekstern
aspeknya. Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
pembentukan karakter. Betapa pentingnya faktor pendidikan itu, karena
naluri yang terdapat pada seseorang dapat dibangun dengan baik dan
terarah. Oleh karena itu, pendidikan agama perlu dimanifestasikan
melalui berbagai media baik pendidikan formal di sekolah, pendidikan
informal di lingkungan keluarga, dan pendidikan nonformal yang ada
pada masyarakat. 24
manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lain atau juga
dengan alam sekitar.Sekolah merupakan salah satu faktor lingkungan
yang mempengaruhi karakter maka sekolah bisa menjadi salah satu
tempat untuk bisa membentuk karakter siswa dengan ilmu pengetahuan
yang diajarkan oleh guru 25
Penunjang Berhasilnya Pendidikan Karakter
Ibid 24
Hasil wawancara dengan guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017 25
Ibid
157
Negeri Buntet Pesantren Cirebon yaitu siswa yang Islami, berkualitas,
terampildan berdaya saing tinggi. Karakter ini diwujudkan melalui
misipendidikan terpadu antara dunia dan akhirat, yang berorientasi
mutu,berilmu, terampil, cerdas dan mandiri, sehingga mampu bersaing
didunia Internasional, di samping mengembangkan dan
memeliharanilai-nilai yang ada di madrasah, meliputi; Aqidah Islam,
Akhlaqul karimah, nilai ilmiah, kekeluargaan, kebersamaan, mandiri,
hemat,bertanggung jawab, sederhana dan kreatif.Untuk mencapai
tujuan tersebut ditunjang oleh fasilitas belajar yang cukup
seperti laboratorium, masjid, serta fasilitas lainnya yangtelah dipenuhi
oleh MAN Buntet Pesantren Cirebon. 26
Di samping ituditunjang pula dengan kegiatan extra kurikuler
berupa kegiatanpramuka dan olah raga. Adapun strategi yang
dilaksanakan dalampendidikan karakter di samping dilaksanakan dalam
pembelajaran yang banyak diperankan oleh guru,
juga dilakukan melalui kegiatanrutin seperti pelaksanaan shalat
berjamaah pada waktu zuhur semuasiswa wajib melaksanakannya di
masjid, melalui kegiatan spontanseperti memberi sanksi kepada siswa
yang terlambat datang, melaluiketeladanan dan pengkondisian seperti
membuat selogan-selogan yang dapat mempengaruhi siswa untuk
memiliki karakter yang baik.
26
Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017
158
berdayasaing tinggi, Untuk mewujudkan visi tersebut semua guru
telahberperan dalam tugasnya selaku pendidik yang
bertanggungjawabterhadap pembinaan karakter siswa MAN Buntet
Pesantren Cirebon sertatelah ditunjang dengan fasilitas yang cukup. 27
B. Nilai-nilai Pendidikan Karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon
Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial,
peraturan atau hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah
teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai
utama. Nilai-nilai tersebut adalah perilaku manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan
lingkungan serta kebangsaan.
berdasarkan nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agamanya.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri adalah jujur,
bertangguang jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerjakeras, percaya
diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, mandiri,
ingin tahu, dan cinta ilmu.
27
Ibid
159
Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama adalah, sadar
akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan
sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, dan demokratis.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan adalah
peduli sosial dan lingkungan, nilai kebangsaan, nasionalis, menghargai
keberagaman dan nilai karakter dalam hubungannya dengan kebangsaan
adalah setia, peduli, dan menghargai keberagaman. 28
Kegiatan Penerapan Karakter Siswa di Sekolah
Berikut adalah hasil wawancara di sekolah MAN Buntet Pesantren
Cirebon mengenai bentuk-bentuk pendidikan karakter berdasarkan nilai-
nilai diatas adalah menurut Kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa:
Bentuk pendidikan karakter dalam kegiatan sehari-hari di sekolah dengan
diadakannya kegiatan pengembangan diri dimana terdapat ekstrakurikuler,
kegiatan rutin, kegiatan ini adalah upacara pada hari besar kenegaraan,
pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain).
Setiap hari Senin, beribadah bersama atau shalat bersama setiap
dhuhur, berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila
bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman. Kegiatan
spontan,kegiatan ini adalah ada siswa yang melakukan kesalahan atau
datang di sekolah terlambat, guru menegur siswa pada saat itu juga agar
tidak melakukan kesalahan atau datang terlambat lagi. Keteladanan,
kegiatan ini adalah nilai disiplin, kebersihan, kerapihan, kasih sayang,
kesopanan, perhatian, jujur, tata beribadah dan kerja keras. dan
28
Ibid
160
yang dipajang dilorong-lorong kelas dan di dalam kelas. Ada kegiatan
terprogram dalam ekstrakurikuler seperti, pramuka (mandiri dan
bertanggungjawab), palang merah remaja (kecakapan sosial dan jiwa
sosial kepada sesama), olahraga (kerja keras, semangat jiwa yang tinggi,
kebersamaan), keagamaan (tanggung jawab, toleransi, disiplin, saling
menghargai, kerja keras). 29
Buntet Pesantren dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu nilai karakter
terhadap Tuhan, nilai karakter terhadap diri sendiri, nilai karakter terhadap
sesama, nilai karakter terhadap lingkungan dan nilai karakter terhadap
kebangsaan. 30
Bentuk pelaksanaan kegiatan nilai karakter terhadap Tuhan adalah
berupa iman, taqwa, syukur, ikhlas, sabar, taat dan taubat. Adapun contoh
bentuk pelaksanaan kegiatan iman adalah mempercayai adanya Allah
SWT sebagai Tuhannya, dengan cara meyakininya didalam hati dan
ucapan serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Taqwa
contohnya Siswa selalu melaksanakan yang diperintah oleh Allah dan
menjauhi segala larangan Allah. Syukur contohnya bersyukur dan
berterimakasih kepada Allah, lega, sena yang dan menyebut nikmat yang
diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati
maupun perbuatan. Ikhlas contohnya Tidak merasa terpaksa atau terbebani
29
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017 30
Ibid
161
sungguh-sungguh. Taat contohnya melaksanakan rukun iman, dan
melaksanakan rukun islam. Taubat contohnya menyesal dengan sungguh-
sungguh atas dosa-dosa yang telah dilakukan dan meninggalkan perkara-
perkara yang mendatangkan dosa-dosa, baik itu dosa besar maupun dosa
kecil.
adalah kerja keras, jujur, disiplin, amanah dan konsisten. Kerja keras
contohnya pada saat pemberian tugas selalu menggunakan pedoman waktu
untuk ditaati dalam penyelesaian tugas, tidak boleh bersantai-santai. Jujur
contohnya menekankan kepada para siswa pentingnya kejujuran pada
waktu mengisi soal ulangan atau ujian sekolah. Disiplin contohnya
bersikap sopan santun, menghormati Ibu, Bapak guru, pegawai dan dengan
siswa yang lainnya, menggunakan artibut sekolah, hadir tepat waktu, tidak
meninggalkan kelas sekolah kecuali mendapatkan ijin dari guru kelas.
Amanah contohnya Ketika diberikan tugas oleh guru, siswa
mengerjakannya dengan baik. Dan konsisten menerapkan hidup bersih,
sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang dengan baik. 31
Bentuk pelaksanaan nilai karakter terhadap sesama adalah jujur,
tanggung jawab tolong menolong, tidak egois, tata tertib patuh dan peduli.
Jujur contohnya menekankan kepada para siswa pentingnya kejujuran
pada waktu berbicara dengan teman atau guru. Tolong menolong
contohnya Saling tolong menolong diantara semua siswa dan guru ketika
31
Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017
162
aktifitas belajar. Tidak egois contohnya memahami hak dan kewajiban diri
dan orang lain dalam pergaulan di sekolah maupun dimasyarakat dan
menghargai adanya perbedaan pendapat. Tata tertib contohnya tata tertib
sekolah berlaku untuk semua unsur yang ada di sekolah, tidak terkecuali
kepala sekolah ataupun guru atau staf harus patuh dan taat pada peraturan
sekolah yang berlaku. Patuh contohnya disiplin waktu masuk sekolah,
pulang sekolah dan menyelesaikan tugas. Mengenakan seragam sekolah
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peduli contohnya menolong teman
yang sedang kesusahan, berempati pada orang lain, berbagi pada teman
dan saling menghargai. 32
menjaga lingkungan, disiplin, tertib dan patuh. Menjaga lingkungan
contohnya siswa membuang sampah pada tempatnya, dan meningkatkan
kesadaran siswa akan pentingnya keselamatan alam. Disiplin contohnya
kerapihan dan kedisiplinan dalam menjaga lingkungan sekolah. Tertib
contohnya tertib dalam hal menjaga keamanan, kebersihan, ketertiban dan
kerukunan bersama, ikut serta dalam kegiatan kerja bakti atau gotong
royong untuk mewujudkan ertib lingkungan sampah basah dan sampah
yang kering harus dipisahkan pada kantong yang berbeda. Patuh
contohnya mematuhi peraturan-peraturan sosial yang berlaku dalam
lingkungan yang lebih luas. 33
32
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017 33
Ibid
163
setia, peduli, dan menghargai keberagamaan. Setia contohnya setia dan
taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, peduli
contohnya menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya dalam
persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Menghargai
keberagamaan contohnya menghargai keberagaman, budaya, suku, ras dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional. 34
Menurut wakil kepala sekolah MAN Buntet Pesantren Cirebon,
beliau mengatakan bahwa: dalam upaya pembentukan pendidikan karakter
siswa, dari madrasah sendiri menerapkan kegiatan-kegiatan pembiasaan
yang harus dilaksanakan oleh para siswa, yang dikendalikan oleh guru
pendidikan sekolah. Adapun kegiatannya antara lain: 35
Membaca Al-Qur’an, asmaulhusna bersama dan dilanjutkan
membaca do’a pada saat pembelajaran akan dimulai. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan tujuan agar siswa mampu membaca ayat Al-Qur’an
dengan baik dan mampu mengerti dan memahami isi Al-Qur’an serta
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari., ini adalah langkah secara
tidak langsung akan merubah karakter siswa menjadi karakter yang agamis
dan mampu mengamalkannya khususnya membaca Al-Qur’an.Membaca
Asmaulhusnah juga merupakan bentuk wirid bagi yang membacanya,
banyak manfaat dalam membaca asmaulhusnah diantaranya adalah
membuka pintu rizki, menyembuhkan penyakit, mendapat keselamatan,
mendapat ampunan, memperoleh kemudahan, menumbuhkan rasa percaya
34
Hasil wawancara dengan Guru PKN 35
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017
164
mendekatkan diri kepada Allah, menjadi muslim sejati, memperkuat
persatuan dan kesatuan dan memperkuat keimanan seorang hamba. Setiap
siswa bisa mengikuti karena siswa di MAN Buntet Pesantren Cirebon rata-
rata mereka adalah santri (tinggal di pesantren), yang tidak mengikuti ada
sangsinya seperti membaca Al-Qur’an sendirian atau membaca
Asmaulhusna sendirian setelah kegiatan selesai. 36
Shalat jamaah zuhur yang dilaksanakan secara bersama-sama
antara siswa siswi, guru dan karyawan kantor, karena diadakannya shalat
zuhur berjamaah siswa dapat saling mengenal satu dengan yang lainnya.
Sehingga dapat menumbuhkan tali silaturahmi antar sesama.Manfaat
shalat berjamaah diantaranya adalah Allah akan melipatgandakan pahala
shalat berjamaah sampai duapuluh tujuh drajat, menjauhkan diri dari sifat
munafiq, menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah, mengembangkan
disiplin dan berakhlak mulia, tumbuhnya persaudaraan dan kasih sayang
dan persamaan. Siswa yang tidak mengikuti shalat dzuhur berjamaah juga
ada, tapi kebanyakan dari mereka mengikuti kegiatannya, yang tidak
mengikuti diberi sangsi seperti membersihkan atau menyapu kelas. 37
Melalui kegiatan sholat berjama’ah maka akan menghindarkan
siswa untuk menghindari dari hal-hal yang keji dan mungkar. Begitu juga
dengan membaca Al-qur’an akan mendatangkan ketentraman, ketenangan
dan kedamaian serta rahmat Allah selalu menyertainya. Sebagimana sabda
Rasulullaah saw: “Jika adas ekelompok orang yang berkumpul di rumah
36
rahmat serta dikelilingi oleh para malaikat. Dan Allah selalu menyebut
mereka di kalangan penduduk langit (HR Muslim, Ibu Majah, Abu Daud
dan Tirmidzi).
Melakukan kegiatan peringatan hari besar islam, di madrasah ini
setiap hari besar islam selalu ada acara, seperti Isro’ Mi’roj kemudian
Maulid Nabi. Bahkan dibulan rajab pun siswa siswi disini juga melakukan
kegiatan rajaban. Manfaat mengikuti hari besar agama Islam diantaranya
adalah membuat hati kita menjadi nyaman, menjauhi aktifitas negatif,
karena kita disibukkan dengan kegiatan Islami, dan bersosialisasi sesama
muslim. 38
siswa dalam Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan remaja; Menunjukkan sikap percaya diri; Mematuhi aturan-
aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;
Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab; Menerapkan nilai-
nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik
Indonesia; dengan baik.
Dengan adanya banyak kegiatan yang dilakukan oleh siswa maka
siswa perlu menanamkan sikap atau perilaku sabar dan ikhlas. Sifat sabar
sangat diperlukan dalam melaksanakan semua kegiatan yang diadakan
disekolah. Ketika kita melaksanakannya mungkin akan banyak sekali
kesulitan yang dialami saat kita melaksanakan kegiatan. Oleh karena itu
kita harus bersabar dalam menjalaninya dan tidak mudah putus asa.
Pembelajaran Fiqih merupakan bagian dari pendidikan agama
Islam yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan,
melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik dalam aspek hukum baik yang
berupa ajaran ibadah maupun muamalah sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Menurut guru fiqih beliau mengatakan bahwa saya membiasakan
siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran dengan berdo’a,
mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran. Memberikan arahan
tentang cara berwudhu yang benar, membiasakan sholat duha. Jadi saya
sering mengadakan proses belajar mengajar di mushola. 39
Pembelajaran Fiqih diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia
yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan
untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling
39
Hasil wawancara dengan guru fiqih: Drs. Sholekhudin, pada tanggal 4 juni 2017
167
sosial.
berupaya menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif
membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam
memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu
diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan
perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup
lokal, nasional, regional maupun global.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Fiqih,
yaitu: 40
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang dilakukan secara
berencana dan sadar akan tujuan yang hendak dicapai.Peserta didik yang
hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti ada yang dibimbing,
diajari dan dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam.Pendidik atau
guru Fiqih yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan
secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan
tertentu.Kegiatan pembelajaran Fiqih diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam
dari peserta didik, di samping untuk membuat kesalehan sosial. Dengan
demikian, kualitas atau kesalehan pribadi itu diharapkan mampu
memancar keluar hubungan keseharian dengan manusia lainnya
40
Hasil wawancara dengan guru fiqih: Drs. Sholekhudin, pada tanggal 4 juni 2017
168
bernegara sehingga dapat terwujud persatuan nasional.
Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran guru fiqih harus
memperhatikan beberapa bentuk nilai-nilai pendidikan karakter siswa
dalam pembelajarannya di antaranya adalah:Setiap anak pada dasarnya
mempunyai cara belajar sendiri yang berbeda dengan anak lain. Karena
itu, kegiatan pembelajaran perlu mempertimbangkan karakter belajar ini.
Secara umum, cara belajar anak dapat dikategorikan ke dalam empat hal,
yakni cara belajar somatic, auditif, visual, dan intelektual. 41
Cara belajar somatik adalah pola pembelajaran yang lebih
menekankan pada aspek gerak tubuh atau melakukan. Anak akan cepat
belajar jika sambil mempraktekkan. Cara belajar auditif adalah cara
belajar yang lebih menekankan pada aspek pendengaran. Anak akan cepat
belajar jika materi disampaikan dengan ceramah atau alat yang dapat
didengar. Cara belajar visual adalah cara belajar yang lebih menekankan
pada aspek penglihatan. Anak akan cepat menangkap materi pelajaran jika
disampaikan dengan tulisan atau melalui gambar. Untuk itu, proses
pembelajaran hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga
memungkinkan setiap potensi kecerdasan yang dimiliki siswa tersebut
berkembang dengan baik.
41
Ibid
169
berwudlu di depan kelas, menujukkan jumlah gerakan dalam berwudlu,
menggambar urut-urutan gerakan wudlu, mendiskusikan rukun wudlu,
menuliskan pengalaman atau perasaan pribadi ketika sedang berwudlu,
dan menunjukkan jenis alat yang digunakan dalam thaharah. 42
Belajar dengan Melakukan, Melakukan aktifitas adalah bentuk
penyataan diri anak. Pada hakikatnya anak belajar sambil melakukan
aktifitas. Karena itu, siswa perlu diberi kesempatan untuk melakukan
kegiatan nyata yang melibatkan dirinya, terutama untuk mencari dan
menemukan sendiri. Dengan demikian, apa yang diperoleh siswa tidak
akan mudah dilupakan. Pengetahuan tersebut akan tertanam dalam hati
sanubari dan pikiran siswa karena ia belajar secara aktif. Siswa akan
memperoleh harga diri dan kegembiraan kalau diberi kesempatan
menyalurkan kemampuan dan melihat hasil kerjanya.
Dalam pembelajaran fiqh, mengajarkan materi sholat dengan
praktek lebih efektif dan berkesan bagi siswa ketimbang dengan
mengharuskan siswa untuk menghafal kaifiyah sholat. Demikian pula
dalam pembelajaran manasik haji, tatacara pembagian harta warisan,
pengurusan jenazah, kompetensi dasarnya akan dapat tercapai secara
efektif apabila ditempuh dengan siswa melakukannya (mempraktekan). 43
Mengembangkan Kemampuan Sosial. Sebagaimana bagian
sebelumnya, kegiatan pembelajaran tidak hanya mengoptimalkan
kemampuan individual siswa secara internal, melainkan juga mengasah
42
Ibid 43
Hasil wawancara dengan guru fiqih: Drs. Sholekhudin, pada tanggal 4 juni 2017
170
kegiatan belajar harus dikondisikan yang membuat siswa melakukan
interaksi dengan orang lain seperti antar siswa, antara siswa dengan guru,
dan siswa dengan masyarakat. Dengan pemahaman ini, guru dapat
menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang membuat siswa terlibat
dengan orang lain, misalnya diskusi, pro-kontra, sosiodrama, dan
sebagainya.
muncul semangat saling mengisi dan menghargai satu sama lain. Dengan
demikian, kegiatan pembelajaran perlu dikondisikan sebagai media
sosialisasi, menghargai perbedaan pendapat, dan bekerjasama.
Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah bertuhan.
Siswa dilahirkan dengan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah
bertuhan. Dua yang pertama merupakan modal dasar untuk bersikap peka,
kritis, mandiri, dan kreatif. sedang yang ketiga untuk beriman dan
bertakwa kepada Tuhan. Dengan pemahaman seperti ini, kegiatan
pembelajaran perlu memperhatikan rasa ingin tahu dan imajinasi siswa
serta diarahkan pada pengasahan rasa dalam beragama sesuai dengan
tingkatan usia siswa. 44
Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
memecahkan masalah. Karena itu, dalam proses pembelajaran perlu
44
Ibid
171
terhadap masalah. Kepekaan terhadap masalah dapat ditumbuhkan jika
siswa dihadapkan pada situasi yang memerlukan pemecahannya. Guru
hendaknya mendorong siswa untuk melihat masalah, merumuskannya, dan
berupaya memecahkannya sesuai dengan kemampuan siswa. Jika prinsip
ini diterapkan dalam kegiatan pembelajaran nyata di kelas, maka pintu ke
arah pembelajaran aktif siswa mulai terbuka. Untuk itu, sikap terbuka dan
cepat tanggap terhadap gejala sosial, budaya, dan lingkungan perlu
dipupuk ke arah yang positif. Dengan demikian, guru harus lebih banyak
mengajak siswa untuk mengaitkan materi pelajaran dengan permasalahan
riil di sekitarnya. Dengan cara seperti itu diharapkan setiap siswa terlibat
aktif dalam memecahkan masalah di sekitarnya dengan menggunakan
prosedur ilmiah. 45
berbeda. Perbedaan siswa terlihat dalam pola pikir, daya imajinasi, fantasi
(pengandaian) dan hasil karyanya. Karena itu, kegiatan pembelajaran perlu
dipilih dan dirancang agar memberi kesempatan dan kebebasan berkreasi
secara berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kreatifitas siswa.
Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan
teknologi.Siswa perlu mengenal penggunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi sejak dini. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak gagap terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan demikian kegiatan
pembelajaran perlu memberikan peluang agar siswa memperoleh
45
Ibid
172
penggunaan media pembelajaran. Hal ini dapat diciptakan dengan
pemberian tugas yang mengharuskan siswa berhubungan langsung dengan
teknologi, misalnya membuat laporan tentang materi tertentu dari televisi,
radio, atau bahkan internet.
Siswa perlu memperoleh wawasan dan kesadaran untuk menjadi warga
negara yang produktif dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran perlu memberikan wawasan nilai-nilai sosial yang dapat
membekali siswa agar menjadi warga masyarakat dan negara yang
bertanggung jawab. Dengan demikian menimbulkan kesadaran siswa akan
kemajemukkan bangsa, akibat keragaman latar geografis, budaya, sosial,
adat istiadat, agama, sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Kemudian kegiatan pembelajaran hendaknya mampu menggugah
kesadaran siswa akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. 46
Belajar sepanjang hayat. Dalam Islam, menuntut ilmu diwajibkan
bagi setiap orang mulai dari ayunan hingga liang lahad. Siswa
memerlukan kemampuan belajar sepanjang hayat untuk ketahanan fisik
dan mentalnya. Kegiatan pembelajaran perlu mendorong siswa untuk
dapat melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya sendiri, baik berupa
kelebihan maupun kekurangannya untuk kemudian dapat mensyukuri apa
yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya.
46
Ibid
173
dengan keterampilan belajar yang meliputi rasa percaya diri,
keingintahuan, kemampuan memahami orang lain, kemampuan
berkomunikasi dan bekerjasama supaya mendorong dirinya untuk
senantiasa belajar, baik secara formal di sekolah maupun secara informal
di luar sekolah. 47
siswa. Perlu belajar berkompetisi secara sehat, bekerjasama, dan
mengembangkan solidaritasnya. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran
perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
semangat berkompetisi secara sehat, bekerjasama dan solidaritas. 48
Menurut guru Aqidah Akhlaq, beliau mengatakan bahwa: Dalam
hal pembentukan karakter, Pendidikan Aqidah Akhlaq mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan siswa. Pendidikan Aqidah
Akhlaq berperan sebagai pengendali akhlak atau perbuatan yang terlahir
dari sebuah keinginan. Jika ajaran aqidah akhlaq sudah terbiasa
dijadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan siswa sehari-hari dan
sudah ditanamkannya sejak kecil, maka akhlak akan lebih terkendali
dalam menghadapi segala keinginannya yang timbul. 49
Kegiatan yang dilakukan guru Aqidah Akhlak untuk pendidikan
karakter adalah 50
secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum
target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan
kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Guru Aqidah Akhlak
47
Ibid 48
Ibid 49
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017 50
Ibid
174
baiknya serta tidak malas ketika menerima pelajaran. 51
Dalam kemandirian, kemandirian adalah perilaku seseorang untuk
hidup dengan usaha mandiri tidak bergantung kepada orang lain. Orang
yang mandiri identik selalu memecahkan masalahnya sendiri tanpa
meminta bantuan orang lain. Kemandirian juga hampir sama dengan
kreatif yang tidak bisa muncul begitu saja. Oleh karena itu sifat mandiri
perlu dilatih sejak dini. Guru Aqidah Akhlak memberikan motivasi peserta
didik untuk tidak bergantung pada orang lain serta memberikan tugas
mandiri. 52
akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajibannya. Guru Aqidah Akhlak selalu memberi
motivasi peserta didik untuk bertanggung jawab seperti, melaksanakan
tugas piket sesuai jadwalnya, menerima sangsi ketika melanggar
peraturannya dan mengerjakan tugas dengan baik. 53
Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Nilai-nilai yang harus di terapkan dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak di MAN Buntet Pesantren terdapat dua aspek pengajaran yang ada
dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Kedua pengajaran tersebut adalah
pengajaran Aqidah dan pengajaran Akhlak. Adapun rincian keduanya
adalah sebagai berikut:
51
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017 52
Ibid 53
adalah ikatan atau sangkutan. Dalam pengertian teknis aqidah dapat
diartikan sebagai iman atau keyakinan. Kedudukannnya menjadi sangat
fundamental karena iman atau tauhid menjadi inti dari segala
aspek.Adapun nilai-nilai yang tergambar dalam pengajaran aqidah ini
adalah rukun iman, yaitu:
kepada Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
mendirikan Sholat, menafkahkan sebagian rezeki, beriman Kepada Kita
Allah, menafkan sebagian hartanya baik disaat waktu lapang ataupun
sempit, selalu berbuat kebajikan, mampu menahan amarah, mampu
memaafkan kesalahan orang lain, melaksanakan perintah Allah dari segi
ibadah, berhenti dari perbatan keji dan tidak mengulanginya lagi,
mempercayai dengan benar rukum iman.
Iman kepada Malaikat-malaikat Allah.Ada banyak sekali contoh
perilaku iman kepada malaikat-malaikat Allah yang bisa kita lakukan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti : 54
Iman kepada Malaikat Jibril. Selalu berusaha mencari dan
memohon hidayah kepada Allah. Bersyukur dengan cara banyak berbagi
ilmu.Iman kepada Malaikat Mikail, Berusaha secara maksimal untuk
mencari rezeki yang baik dan halal.Iman kepada Malaikat Israfil, Selalu
memohon kepada Allah Swt. agar diselamatkan dalam menghadapai
musibah dan huru hara dunia, maupun saat terjadinya hari kiamat.Iman
54
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017
176
kematian. Selalu berdoa agar terhindar dari siksaan sakaratul maut (ketika
ajal menjemput kita).
Iman kepada Malaikat Munkar dan Nakir, Selalu memohon kepada
Allah Swt. agar dilapangkan di alam kubur dan diringankan dari siksa
kubur. Iman kepada Malaikat Raqib, Selalu memiliki niat baik, dalam
segala perbuatan, baik ucapan maupun perbuatan.Iman kepada Malaikat
Atid, Menjauhi niat buruk, perkataan yang kotor, perbuatan yang jelek dan
menjauhi perilaku tercela.Iman kepada Malaikat Ridwan, Selalu memohon
kepada Allah Swt. agar masuk surga dengan aman. Menciptakan
kedamaian dan ketentraman di dunia ini. Iman kepada Malaikat Malik,
Selalu memohon kepada Allah Swt.agar terhindar dari siksaan api neraka.
55
iman kepada kitab-kitab Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti : 56
Memiliki rasa hormat dan menghargai kitab suci sebagai kitab yang
memiliki kedudukan di atas segala kitab yang lain. Berusaha menjaga
kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak lain yang
meremehkannya. Mau mempelajari dengan sungguh-sungguh petunjuk
yang ada di dalam, baik dengan membaca sendiri maupun menghadiri
majlis taklim.Berusaha untuk mengamalkan petunjuk-petunjuknya sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.Berusaha untuk menyebarluaskan
55
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017 56
Ibid
177
sendiri maupun masyarakat. Berusaha untuk memperbaiki bacaannya
dengan mempelajari ilmu tajwid. Tunduk kepada hukum yang ada di
dalam kitab suci dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Iman kepada Rasul Allah.Ada banyak sekali contoh perilaku iman
kepada Rasul Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti : 57
Jujur dalam segala perbuatan, berkata baik dan benar kepada
siapa saja dan apabila tidak bisa berkata baik, maka lebih baik diam,
melaksanakan amanah dari orang tua, amanah dari guru, amanah dari
orang lain, maupun amanah agama, berusaha sekuat tenaga untuk
berjuang, menegakkan kebenaran dan berjuang untuk mencapai
kesuksessan degan penuh kesadaran dan semangat mencari Ridha Allah
swt, gemar menuntut ilmu pengetahuan agar hidupnya berkualitas, gemar
membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw, melaksanakan atau menaati
risalah yang telah disampaikan oleh para rasul.
Iman kepada hari Akhir. Ada banyak sekali contoh perilaku iman
kepada hari akhir yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti : 58
selalu berusaha menjadi lebih baik, tidak iri pada nikmat yang
diterima orang lain, menghindari sifat cinta dunia dan harta secara
berlebihan, bersikap rendah hati, tidak silau pada gemerlap dunia.
57
Iman kepada qada’ dan qadar.Ada banyak sekali contoh perilaku
iman kepada qada’ dan qadar yang bisa kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti : 59
Yakin terhadap qada dan qadar dari Allah karena pada hakikatnya
qada dan qadar tersebut sangat logis (masuk akal). Apabila kita sulit
memahaminya, maka hal tersebut berarti bahwa kita sendiri yang belum
memiliki pemahaman secara menyeluruh mengenai hal tersebut.
Pemahaman yang menyeluruh mengenai qada dan qadar akan
melahirkan pribadi yang mau bekerja keras dalam meraih sesuatu.Allah
tidak akan menyalami hukum-Nya (sunatullah) sehingga manusia harus
yakin akan kekuasaan-Nya atas hidup dan kehidupan manusia.Kita tidak
boleh sombong apabila kita berhasil meraih sesuatu karena semua itu tidak
semata-mata atas usaha kita sendiri.Tidak boleh putus asa karena
senantiasa husnuzan pada keadilan Allah.
Mampu menyusun strategi, khususnya dalam hal pekerjaan
sehingga hasilnya efektif dun efisien.Bersyukur apabila memperoleh
rezeki apa pun bentuknya dan senantiasa bersabar apabila mendapatkan
ujian atau musibah.Tanamkan keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada
Allah SWT. agar tidak mudah tergoda bujuk rayu setan. Biasakan bergaul
dengan orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat,
sehingga dapat mencontoh dan meneladani semua amal
baiknya.Tanamkan kesadaran bahwa manusia adalah makhluk
lemah.Perbanyak bersikap lapang dada, ikhlak dan berjiwa besar dalam
59
Ibid
179
Allah.Perbanyak sikap berbaik sangka terutama terhadap ketentuan Allah
yang kita terima.Berdoa kepada Allah, agar diberi kekuatan menjadi orang
yang beriman kuat, berilmu manfaat dan berakhlak mulia. 60
Pengajaran Akhlak.Akhlak secara etimologi berasal dari kata
khalaqa, yang berarti perangai, tabiat, adat, atau khalqun yang berarti
kejadian, buatan, ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak itu berarti perangai,
adat, tabiat, atau sistem penilaian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) akhlak identik maknanya dengan pekerti atau budi pekerti.
Karenanya akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung
kepada tata nilai yang dipakai sebagai landasan. Dalam pengajaran Akhlak
ada dua nilai yang kita kenal. Yakni Akhlak tercela dan Akhlak terpuji.
Dalam hal ini tentu nilai yang berusaha kita internalisasikan dalam diri
peserta didik kita adalah nilai yang berkaitan dengan akhlak terpuji
(Akhlakul Kharimah). Contoh-contoh akhlakul kharimah adalah: 61
Akhlak yang berhubungan dengan Allah; mentauhidkan Allah,
taqwa, berdoa, tawakka.Akhlak terhadap diri sendiri; sabar, syukur,
tawadhu’ (rendah hati), jujur dan amanah.Akhlak terhadap keluarga; Birrul
Walidain, adil terhadap saudara, membina dan mendidik keluarga.Akhlak
terhadap masyarakat; tolong-menolong, adil, pemurah, ukhuwah atau
persaudaraan, pemaaf, menepati janji, musyawarah.
Wali kelas, beliau mengatakan bahwa,dalam tataran nilai, budaya
religius berupa semangat berkorban, semangat persaudaraan, semangat
saling menolong dan tradisi mulia lainnya. Sedangkan dalam tataran
60
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017 61
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017
180
bersedekah, rajin belajar dan perilaku mulia lainnya.
Dengan demikian, budaya religius sekolah pada hakikatnya adalah
terwujudnya nilai-nilai ajaran agama sebagai tradisi dalam berperilaku dan
budaya organisasi yang diikuti oleh seluruh warga sekolah. Dengan
menjadikan agama sebagai tradisi dalam sekolah, maka secara sadar
maupun tidak ketika warga sekolah mengikuti tradisi yang telah tertanam
tersebut, sebenarnya warga sekolah sudah melakukan ajaran agama. Saat
ini, usaha penanaman. 62
karakter siswa diantaranya yaitu:
jarang dilakukan oleh umat manusia, jujur memang susah untuk dijalankan
tetapi kita hanya perlu melawan kesusahan itu dengan keberanian berbuat
benar dan tidak berbohong saat melakukan apapun. Jujur merupakan hal
yang mempunyai banyak pahala tetapi susah kalau kita hanya
memikirkannya tetapi kita bisa mencobanya untuk tidak berbohong dan
tidak mementingkan perkataan yang baik tapi tidak menepatinya. Wali
kelas memberikan arahan agar dalam ujian dan ulangan siswa dituntut
untuk jujur dan tidak menyontek. 63
Penanaman nilai-nilai kejujuran menuntut tata kehidupan sosial
yang merealisasikan nilai-nilai tersebut. Keteladanan yang baik dari orang
tua atau guru, akan mengantarkan anak didik untuk mendapatkan
62
Hasil wawancara dengan wali kelas: Dra. Hj. Muizzah, pada tanggal 2 juni 2017 63
Ibid
181
pribadi orang tua dan guru, boleh jadi anak didik akan
kehilangan public figure yang bisa membawa mereka menjadi manusia
seutuhnya yang berkarakter jujur. Orang bijak mengatakan bahwa
kejujuran itu berawal dari rumah dan sekolah. Hal ini mengisyaratkan
betapa pentingnya peranan orang tua dan guru dalam penanaman nilai-
nilai kejujuran itu.
dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.
Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan
hanya untuk menjaga kondisi susana belajar dan mengajar berjalan dengan
lancar, tetapi juga dengan menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap
siswa. Wali kelas juga memberikan peraturan agar siswa masuk sekolah
tepat waktu, kerapihan dalam berseragam yakni setiap siswa harus
menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan harinya. 64
Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang
mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para
guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat
meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya
kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan
perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian
64
Ibid
182
siswa di sekolah tentunya memerlukan upaya penanggulangan dan
pencegahan.
hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin, misalnya tepat waktu.
Siswa tidak akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya sendiri juga
tidak disiplin. Guru harus menghindari kebiasaan masuk menggunakan
jam karet, molor dan selalu terlambat masuk kelas.
Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga
mudah untuk diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk
belajar.Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada siswa
tentang pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil
optimal, melalui pembinaan dan yang lebih penting lagi melalui
keteladanan.
siswa merupakan salah satu bentuk kedisiplinan siswa dan setiap bulan
akan direkap dan diserahkan keorang tua siswa. Kehadiran di sekolah
bukan hanya berarti peserta didik secara fisik ada di sekolah, melainkan
ialah keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan sekolah. 65
Dalam membangun karakter atau menumbuhkan budi pekerti di
sekolah, ada tiga pilar yang perlu dijadikan pijakkan. Ketiga pilar
memadukan potensi dasar anak. Pilar yang dipakai untuk mewujudkan
sekolah berkarakter meliputi tiga hal. Pertama, membangun watak,
65
Ibid
183
Ketiga, kebermaknaan pembelajaran.
Agar ketiga pilar itu tetap pada landasan yang kokoh, maka ada
kontrol, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan. Pembangunan watak,
kepribadian, dan moral seperti sidiq yang artinya benar atau jujur dan
kepedulian dapat dijabarkan dengan memberi indikator untuk
memudahkan pengontrolan. Pengembangan kecerdasan majemuk mengacu
pada prinsip bahwa anak itu cerdas. Kecerdasan yang dimiliki setiap anak
berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu pengembangan kecerdasan pada
setiap individu. Kebermaknaan pembelajaran mengacu pada sebuah
proses. Untuk mengembangkan kecerdasan majemuk serta menanamkan
perilaku atau pembangunan watak, kepribadian, dan moral perlu
kebermaknaan pembelajaran. Pembelajaran yang dapat memberikan nilai
manfaat untuk menyiapkan kemandirian anak. Supaya tercapai semua
harapan menjadi sekolah berkarakter, diperlukan kontrol, evaluasi, dan
perbaikan berkelanjutan. Agar pembentukan karakter lebih mudah
dipantau dan dinilai, maka perlu adanya indikator. 66
Langkah-langkah dalam pembentukan karakter atau budi pekerti
adalah dengan cara memasukkan konsep karakter pada setiap kegiatan
pembelajaran, membuat slogan yang mampu menumbuhkan kebiasaan
baik dalam segala tingkah laku masyarakat di sekolah. Pemantauan secara
kontinyu. Pemantauan secara kontinyu merupakan wujud dari pelaksanaan
pembangunan karakter atau budi pekerti. Dalam pemantauan ini ada data
66
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017
184
yang dimiliki guru. Anak yang sudah melakukan pembiasaan berbuat baik,
masuk dalam penilaian afektif. Bagi anak yang belum bisa melakukan
pembiasaan berbuat baik atau masih sering melakukan aktivitas di luar
aturan, perlu langkah persuasif agar bisa melakukan ;pembiasaan yang
positif.
Selain sebagai model perilaku sehari-hari dalam bentuk perilaku yang bisa
diteladani, guru juga melakukan pemantauan secara berkelanjutan
terhadap perkembangan moral anak. Guru juga bisa membangun
komunikasi yang efektif dengan orangtua tentang perilaku anak di rumah.
Semua itu untuk menyiapkan anak-anak dalam rangka mengokohkan
konsep moral pada diri mereka, Penilaian orang tua. Orang tua memiliki
peranan yang sangat besar dalam membangun karakter anak. Waktu anak
di rumah lebih banyak daripada di sekolah dan rumah merupakan tempat
pertama anak berkomunikasi serta bersosialisasi dengan lingkungannya.
Untuk itulah, orangtua diberikan kesempatan untuk menilai anak,
khususnya dalam pembentukan moral atau budi pekerti. 67
Memasukkan konsep karakter pada setiap kegiatan pembelajaran
dengan cara, menanamkan nilai kebaikan pada anak (knowing the good).
Menanamkan konsep diri pada anak setiap akan memasuki materi
pelajaran. Baik itu dalam bentuk janji tentang karakter, maupun
pemahaman makna pada karakter yang akan disampaikan. Menggunakan
cara yang membuat anak memiliki alasan atau keinginan untuk berbuat
67
Ibid
185
tokoh-tokoh yang mudah dipahami siswa. mengembangkan sikap
mencintai perbuatan baik (loving the good). Agar anak mengembangkan
karakter yang baik, maka ada penghargaan bagi anak yang membiasakan
melakukan kebaikan. Begitu pula anak yang melakukan pelanggaran,
supaya diberi hukuman yang mendidik, melakukan perbuatan baik (acting
the good). Karakter yang sudah mulai dibangun melalui konsep
diaplikasikan dalam proses pembelajaran selama di sekolah. Selain itu,
juga memantau perkembangan anak dalam praktik pembangunan karakter
di rumah. Dalam hal, ini guru sebagai model. Guru akan banyak dilihat
siswa. Apa yang dilakukan oleh guru, dianggap benar oleh siswa. Untuk
itulah guru harus memberikan contoh yang positif.
Upaya Menanamkan Pendidikan Karakter Menerapkan Program K3
Upaya yang dilakukan oleh guru di Madrasah Aliyah Negeri Buntet
Pesantren adalah untuk menanamkan pendidikan karakter antara lain:
menerapkan program K3 (kebersihan, keindahan, dan ketertiban),
membiasakan mengkondisikan kelas sebelum memulai pembelajaran, guru
berusaha menjadi idola yang uswatun hasanah bagi siswa, guru berusaha
menjadi sahabat bagi siswanya, mengintegrasikan materi pelajaran ke
dalam kegiatan sehari-hari dan ke dalam kegiatan-kegiatan yang
diprogramkan oleh sekolah, menerapkan pendidikan holistik berbasis
karakter, dan membuat design pembelajaran yang bernuansa karakter. 68
Bila lingkungan sehat maka semua mahkluk hidup yang ada
disekeliling kita akan dapat bernafas dengan baik. Terutama kita sebagai
siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Karena bila
68
Hasil Wawancara dengan guru Pkn: Ainurrohmah S.Pd pada tanggal 6 juni 2017
186
ruangan kelas bersih, pastilah udara akan sejuk. Dan oleh karena itu otak
dapat menjalankan fungsi dan kegunaannya dengan sempurna.
Kebersihan lingkungan mendorong semangat belajar siswa
dalam setiap aspek dan perilaku siswa tentunya tampak dari kebiasaannya
setiap hari. Demikianlah dengan lingkungan kelas bahkan lingkungan
sekolah sekalipun. Bila lingkungan sekolah maupun lingkungan kelas
termasuk ruangan kelas bersih dan ditata sebaik – baiknya, maka motivasi
belajar yang timbulpun akan mengajak sahabat–sahabat untuk semangat
dalam mengikuti pembelajaran.
Kebersihan lingkungan sekolah juga berdampak dan berpengaruh
besar bagi siswa terlebih lagi bagi sekolah itu sendiri. Karena semua orang
pasti menyelidiki situasi maupun keadaan sekolah sebelum menjadi siswa
disekolah tersebut. Jadi, untuk menjaga nama baik sekolah, setiap
penggerak–penggeraknya harus menjaga kebersihan dan kenyamanan di
sekolah serta keamanan disekolah.
membantu membersihkan lingkungan sekolah jika kotor, melaksanakan
piket sesuai jadwal, siswa tidak mencoret coret tembok sekolah (agar
tembok tetap bersih) dan juga siswa jika melihat ada sampah yg
berserakan siswa wajib membuangnya ketempat sampah.
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang,
hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman
persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Keindahan diartikan
187
sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi
sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas
yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan
dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya. 69
Masyarakat yang tertib adalah masyarakat yang mampu menjaga
sikap dan perilaku mereka sesuai peraturan yang tertulis atau tidak tertulis
di dalam lingkungannya.Peraturan yang tertulis berupa hukum,seperti
undang-undang peraturan daerah,peraturan pemerintah,dan banyak lagi
jenisnya.Sedangkan peraturan tidak tertulis bisa berupa nilai-nilai yang di
anut di suatu daerah tertentu seperti kebiasaan dan tata cara. 70
Untuk menilai kondisi ketertiban dalam lingkungan sekitar,ada
beberapa indicator yang bisa di pakai yaitu, ada atau tidaknya peraturan
mengenai ketertiban di lingkungan, lingkungan tersebut bebas polusi
udara,polusi suara,polusi air,dan tanah.Dampak dari ketertiban yaitu
lingkungan yang teratur, lingkungan yang dapat di nilai adalah ketertiban
di rumah, ketertiban di sekolah dan ketertiban di lingkungan sekitar
lainnya. 71
kebersihan diri,maka kebersihan pada lingkungan juga patut di
perhatikan.Untuk menilai kondisi kebersiahan di lingkungan sekitar,ada
beberapa indicator yang bisa di pergunakan yaitu, lingkungan tersebut
69
Ibid 71
menular minimal selama 2 tahun terakhir, masyarakat yang tinggal di
lingkungan tersebut memiliki kesadaran akan kebersihan dengan
memisahkan dan menangani sampah mereka.
Keindahan identik dengan sesuatu yang berbau fisik,nyata,bisa,di
lihat atau di rasakan.Indra manusia berperan besar dalam menilai sesuatu
menuntut keindahannya,mata, hidung,dan telinga, terutama untuk menilai
kondisi keindahan lingkungan di sekitarmu ada beberapa indicator yang
bisa dipakai. Lingkungan yang indah dapat dilihat secara nyata(dengan
indra manusia lainnya juga)tertata indah, manusia yang berada di
lingkungan tersebut merasa nyaman dan betah berada di
sekitarnya.lingkungan yang indah manusia yang berada di lingkungan
tersebut memiliki kualitas kehidupan lebih baik,misalnya lebih kreatif,
lebih tenang. 72
dengan lingkungan, jika lingkungan sekolah kita kotor, tidak tertib, tidak
terawat, maka akan memberikan kesan tidak nyaman pada saat kita
belajar. Dan disinilah kita menyadari bahwa betapa pentingmya hidup
tertib dan indah di lingkungan sekolah, jika hidup tertib bisa kita
laksanakan, maka kebersihan dan ketertiban akan terjamin keadaannya,
dan juaga memberikan kesan keindahan pada lingkungan sekolah kita.
72
Ibid
189
Hal–hal yang harus diterapkan hidup tertib dan indah di lingkungan
sekolah : 73
supaya tercapai ketertiban di lingkungan sekolah.
Kebersihan dan keindahan di lingkungan sekolah contoh demi
tercapainya kebersihan dan keindahan dilingkungan sekolah, perlu
adanya mengadakan praktek pendidikan lingkungan hidup
seperti membersihkan kelas, lapangan dan kebun sekolah.
Nilai – nilai dalam ketertiban, kebersihan, dan keindahan nilai-nilai
bisa di tekankan pada masyarakat di suatu lingkungan dengan secara
bertahap, yaitu tahap pertama adalah perlu ditekanya ketertiban pada
masyarakat. ketertiban tersebut juga harus di laksanakan dari hal-hal yang
kecil terlebih dahulu seperti buang sampah pada tempatnya dan yang
lainya, sampai hal – hal yang besar lainya. Dan setelah ketertiban maka
akan tercapai kebersihan lingkungan, bersih dari sampah, pencemaran, dan
lainnya, setelah tercapai kebersihan, maka akan memberikan kesan
bernilai keindahan pada lingkungan. 74
Menciptakan keindahan pada lingkungan harus ada usaha-usaha
seperti menekankan nilai-nilai K3 kepada siswa, membuat peraturan-
peraturan tentang kebersihan dan penghijauan. Penghijauan sangat
penting untuk pelestarian lingkungan, berguna untuk mengurangi
73
Ibid 74
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017
190
pencemaran udara, mencegah bencana alam seperti banjir dan longsor, dan
juga mengurangi resiko penipisan lapisan ozon.
Macam-macam Nilai Pendidikan Karakter
adalah: Religius, Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Contohnya adalah
Merayakan hari-hari besar keagamaan, memiliki fasilitas yang dapat
digunakan untuk beribadah, memberikan kesempatan kepada semua
peserta didik untuk melaksanakan ibadah, berdoa sebelum dan sesudah
pelajaran, memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk
melaksanakan ibadah. 75
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan. Jujur dari segi kognitif siswa harus mengetahui apa itu
pengertian jujur dan contoh perilaku jujur. Jujur dari segi afektif siswa
terlihat memiliki sikap dan minat yang menunjukkan kejujuran. Jujur dari
segi psikomotorik terlihatnya perbuatan, tindakan atau perilaku yang
menunjukkan kejujuran.
hilang, tranparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala,
menyediakan kantin kejujuran, menyediakan kotak saran dan pengaduan,
larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian,
menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang, tempat pengumuman
75
191
kelas secara berkala dan larangan menyontek. 76
Toleransi, dari segi kognitif siswa sudah mengetahuia apa arti dari
toleransi, dari segi afektif siswa sudah terlihat adanya minat untuk
melakukan toleransi, dan toleransi dari segi psikomotorik terlihat Sikap
dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
Contohnya adalah menghargai dan memberikan perlakuan yang
sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama,
ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas,
memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status
ekonomi, memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas
tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status
ekonomi, memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus,
bekerja dalam kelompok yang berbeda. 77
Disiplin, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu disiplin
dalam segi afektif terlihat tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Dari segi psikomotorik
siswa sudah bisa menerapkan sikap disiplin seperti tepat waktu datang
disekolah, baju seragam sekolah dipakai sesuai dengan ketentuan harinya.
Contohnya adalah memiliki catatan kehadiran, memberikan
penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin, memiliki tata tertib
sekolah, membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin, menegakkan
aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib
sekolah, menyediakan peralatan praktik, membiasakan hadir tepat waktu,
76
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra Ani pada tanggal 10 Juni 2017 77
Ibid
192
penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan. 78
Kerja Keras, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
kerja keras, dari segi afektif terlihat tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, dari segi
psikomotorik adalah menciptakan suasana kompetisi yang sehat,
menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja
keras.
kerja, pelaksanaan di dalam kelas, menciptakan suasana kompetisi yang
sehat, menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan
belajar, mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja,
memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan
belajar. 79
Kreatif, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu yang
dinamakan kreatif, dari segi afektif siswa berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Dari segi psikomotorik adalah menciptakan situasi yang menumbuhkan
daya berpikir dan bertindak kreatif.
contohnya menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan
daya pikir dan bertindak kreatif, pemberian tugas yang menantang
munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi.
Mandiri, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
pengertian mandiri, dari segi afektif sudah terlihat sikap dan perilaku yang
tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Dari segi psikomotorik adalah menciptakan situasi sekolah yang
membangun kemandirian peserta didik.
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri. 80
78
cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain. Dari segi psikomotorik adalah
melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.
Contohnya menciptakan suasana sekolah yang menerima
perbedaan, pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka, mengambil
keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat,
pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka, seluruh produk
kebijakan melalui musyawarah dan mufakat, mengimplementasikan
model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif. 81
Rasa Ingin Tahu, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
rasa ingin tahu, dari segi afektif siswa sudah mampu melakukan Sikap
dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Dari segi
psikomotorik adalah menyediakan media komunikasi atau informasi
(media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah.
Contohnya memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam
pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya, menciptakan
suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu, eksplorasi lingkungan
secara terprogram, tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak
atau media elektronik).
Semangat Kebangsaan, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui
apa itu arti semangat kebangsaan, dari segi afektif siswa bisa berpikir,
bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Dari segi psikomotorik
adalah Melakukan upacara rutin sekolah, melakukan upacara hari-hari
besar nasional.
nasional, memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah,
81
Ibid
194
mengikuti lomba pada hari besar nasional, bekerja sama dengan teman
sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi, mendiskusikan
hari-hari besar nasional. 82
Cinta Tanah Air, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
arti dari cinta tanah air, dari segi afektif Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya. Dari segi psikomotorik adalah
Menggunakan produk buatan dalam negeri, menyediakan informasi (dari
sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia.
Contohnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
memajang foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang
negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia,
menggunakan produk buatan dalam negeri. 83
Menghargai Prestasi, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa
itu arti menghargai prestasi, dari segi afektif Sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Dari segi psikomotorik adalah Memberikan penghargaan atas hasil
prestasi kepada warga sekolah.
memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik, memajang tanda-
tanda penghargaan prestasi, menciptakan suasana pembelajaran untuk
memotivasi peserta didik berprestasi.
Bersahabat/Komunikatif, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui
apa itu pengertian bersahabat atau komunikatif, dari segi afektif Sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan
orang lain.Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta
didik. Dari segi psikomotorik adalah Suasana sekolah yang memudahkan
terjadinya interaksi antarwarga sekolah.
menghargai dan menjaga kehormatan, pergaulan dengan cinta kasih dan
rela berkorban, pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi
peserta didik, pembelajaran yang dialogis, guru mendengarkan keluhan-
keluhan peserta didik. 84
Cinta Damai, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu arti
cinta damai, dari segi afektif siswa menunjukkan sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Dari segi psikomotorik adalah Menciptakan suasana sekolah dan bekerja
yang nyaman, tenteram, dan harmonis.
Contohnya membiasakan perilaku warga sekolah yang anti
kekerasan, membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender,
perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang, menciptakan
suasana kelas yang damai, membiasakan perilaku warga sekolah yang anti
kekerasan, pembelajaran yang tidak bias gender, kekerabatan di kelas yang
penuh kasih sayang.
Gemar Membaca, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
arti dari gemar membaca, dari segi afektif siswa menunjukkan kebiasaan
menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan
kebajikan bagi dirinya. Dari segi psikomotorik adalah Program wajib baca.
Contohnya frekuensi kunjungan perpustakaan, menyediakan
fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca, pelaksanaan di
dalam kelas, daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik, frekuensi
kunjungan perpustakaan, saling tukar bacaan, pembelajaran yang
memotivasi anak menggunakan referensi. 85
84
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra Ani pada tanggal 10 Juni 2017 85
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
196
Peduli Lingkungan, dari segi kognitif siswa sudah bisa mengetahui
apa itu arti peduli lingkungan, dari segi afektif Sikap dan tindakan yang
selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya,
dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi. Dari segi psikomotorik adalah Pembiasaan memelihara
kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.
Contohnya tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci
tangan, menyediakan kamar mandi dan air bersih, pembiasaan hemat
energi, membuat biopori di area sekolah, membangun saluran pembuangan
air limbah dengan baik, melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah
organik dan anorganik, penugasan pembuatan kompos dari sampah
organik, menyediakan peralatan kebersihan, membuat tandon
penyimpanan air, memrogramkan cinta bersih lingkungan, memelihara
lingkungan kelas, tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas,
pembiasaan hemat energi, memasang stiker perintah mematikan lampu
dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan. 86
Peduli Sosial, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu arti
dari peduli sosial, dari segi afektif, sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Dari segi psikomotorik adalah Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial,
melakukan aksi sosial.
kepada sesama teman kelas, melakukan aksi sosial, membangun
kerukunan kelas.
Tanggung Jawab, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
arti dari tanggung jawab, dari segi afektif, sikap dan perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Dari segi psikomotorik
adalah Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk
lisan maupun tertulis.
kecurangan dalam pelaksanaan tugas, pelaksanaan tugas piket secara
teratur, peran serta aktif dalam kegiatan sekolah, mengajukan usul
pemecahan masalah.
baik, sebab kebanyakan dari sekarang pendidikan menerapkan sistem
militer, tpi itu sangatlah bermanfaat bagi siswa dan guru. disamping itu
juga dalam penerapan pendidikan, guru dan murid haruslah saling bekerja
sama dan saling berkomunikasi. meskipun kebanyakan siswa masih
terdapat bersifat jelek atau buruk, tpi semua itu bisa berubah menjadi baik
apabila guru bisa menerapkan penerapan pendidikan berkarakter dan juga
berkomunikasi yang baik, sehingga siswa tidak bosan dengan guru.
pendidikan berkarakter bisa ditanamkan mulai dari remaja agar kelak
ketika sudah dewasa, dapat menanamkan kepada anak-anak kita. lewat
blog ini saya pun belajar sedikit demi sedikit untuk menanamkannya pada
diri saya. meskipun kadang sedikit ada masalah yang membuat saya tidak
disiplin, melanggar aturan dll. lewat pendidikan ini saya pun belajar
bagaimana bisa menghargai guru, giat belajar, tidak melanggar aturan,
disiplin. 87
Pendidikan karakter di Era globalisasi ini memerlukan sebuah
terobosan dalam mengenovasi strategi dan metode pembelajaran yang
akan dipakai mengingat munculnya berbagai fenomena baru yang
sebelumnya tidak ada.
dan dapat berupa berbagai kegiatan yang dilakukan secara intrakurikuler
dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler terintegrasi kedalam mata
pelajaran, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan diluar jam
pelajaran.
87
Hasil wawancara dengan guru Pkn: Ahmad Fikri pada tanggal 6 juni 20 17
198
dilaksanakan dengan menggunakan strategi yang tepat. Strategi yang tepat
adalah strategi yang menggunakan pendekatan kontekstual. Alasan
penggunaan strategi kontekstual adalah bahwa strategi tersebut dapat
mengajak siswa menghubungkan atau mengaitkan materi yang dipelajari
dengan dunia nyata. Dengan dapat mengajak menghubungkan materi yang
dipelajari dengan dunia nyata, berati siswa diharapkan dapat mencari
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan
pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 88
Dengan demikian dalam pendidikan karakter harus mempunyai
setrategi yang pas agar siswa bisa melaksanakan atau menjalankkan
karakter yang telah ditanamkan oleh guru di sekolah Madrasah Aliyah
Negeri Buntet Pesantren Cirebon.
sikap sebagai berikut: 89
Keteladanan, Allah dalam mendidik manusia menggunakan contoh
atau teladan sebagai model terbaik agar mudah diserap dan diterapkan para
manusia. Contoh atau teladan itu diperankan oleh para Nabi dan Rasul.
Penanaman kedisiplinan, disiplin pada hakikatnya adalah suatu
ketaatan yang sungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk
menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku sebagaiman mestinya
menurut aturan-aturan atau tata kelakuan yang seharusnya berlaku didalam
suatu lingkungan tertentu.
88
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra Ani pada tanggal 10 Juni 2017 89
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
199
Pembiasaan, terbentuknya karakter memerlukan proses yang relatif
lama dan terus menerus. Oleh karena itu, sejak dini harus ditanamkan
pendidikan karekter pada anak.Menciptakan suasana yang kondusif,
lingkungan dapat dikatakan merupakan proses pembudayaan anak
dipengaruhi oleh kondisi yang setiap saat dihadapi dan dialami anak..
demikian halnya, menciptakan suasana yang kondusif di sekolah
merupakan upaya membangun kultur atau budaya yang memungkinkan
untuk membangun karakter terutama berkaitan dengan budaya kerja dan
belajar di sekolah.
proses internalisasi nilai-nilai. Untuk itu diperlukan pembiasaan diri untuk
masuk kedalam hati agar tumbuh dari dalam. Pentingnya pendidikan atau
pembelajaran terintegrasi atau terpadu didasarkan dari beberapa asumsi
dan dasar pemikiran sebagai berikut: 90
Fenomena yang ada tidak berdiri
sendiri, memandang objek sebagai keutuhan, tidak dikotomi.
Pembinaan, untuk menjadikan seorang anak didik yang memiliki
karakter atau akhlak yang baik diperlukan pembinaan yang terus menerus
dan berkesinambungan. Untuk mewujudkan akhlak yang luhur pada diri
anak didik tidaklah mudah karena menyangkut kebiasaan hidup.
Pembinaan akan berhasil hanya dengan usaha yang keras dan kesabaran
serta dukungan dari orang tua dan masyarakat.
Berdasarkan wawancara dari kepala sekolah dan guru dari MAN
Buntet Pesantren Cirebon pelaksanaa strategi pendidikan karakter di
sekolah Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren diantaranya adalah
sebagai berikut:Kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa strategi yang
90
Ibid
200
Buntet Pesantren Cirebon diantaranya adalah: 91
Kognitif, kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk
dalam ranah kognitif. Contohnya, Siswa mampu membedakan nilai-nilai
akhlak mulia dan mengenal sosok Nabi Muhammad SAW sebagai figur
teladan akhlak mulia melalui hadits dan sunnahnya.Cara penyampaian
pembelajaran kognitif adalah sebagai berikut: adanya guru yang
memberikan arahan agar siswa tidak melakukan banyak kesalahan dalam
menggunakan kesempatannya untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman yang positif.Materi yang diberikan harus saling berkaitan
karena dengan begitu seseorang akan lebih terlatih untuk mengeksplorasi
kemampuan kognitifnya.Pembelajaran dilakukan dari pengenalan umum
kekhusus dan sebaliknya dari khusus keumum atau dari kongkrit
keabstrak. 92
Afektif, afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif mencakup watak , perilaku seperti perasaan, minat, sikap,
emosi dan nilai. Menumbuhkan rasa cinta dan rasa butuh terhadap nilai-
nilai akhlak mulia, sasaran guru di sini adalah hati dan emosional siswa.
Cara penyampaiannya adalah dengan cara:Meminta siswa menganalisis
situasi untuk menemukan isyarat-isyarat yang tersembunyi berkenaan
dengan perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain, setiap siswa
menuliskan responnya masing-masing, siswa menganalisis respon siswa
91
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, pada tanggal 2 juni 2017 92
Ibid
201
siswa untuk menentukan pilihannya sendiri. 93
Psikomotorik, psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami
sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan berprilaku). Pada siswa di lakukan dengan
pembiasaan dan pemotivasian supaya mampu mempraktikkan pendidikan
karakter dalam kehidupan sehari-hari.
pengajaran aqidah akhlak merupakan kesatuan bahan pelajaran yang
berguna dalam pembentukan prilaku dan akhlakul karimah, maka
penggunaan metode ceramah adalah sangat efektif. Selain metode
ceramah, juga menggunakan metode tanya jawab, diskusi,
penugasan,demonstrasi dan lain-lain. Penanaman akhlakul karimah juga
dapat dilakukan dengan pendekatan perorangan (individu) secara langsung
antara guru dan anak didik dengan memberikan motivasi-motivasi dan
juga contoh prilakunya dalam berinteraksi sosial dan hal ini saya biasanya
melakukan di luar kelas. 94
Dalam penyampaian pembelajaran Akhlak bisa menggunakan
melalui dua pendekatan, yaitu:
cara meningkatkan keimanan dan akhlak sebagai manivestasi dari
pembelajaran Akidah dan Akhlak diperlukan latihan dan pembiasaan
secara berulang-ulang oleh guru di sekolah maupun oleh orang tua
dirumah. karena walau bagaimanapun kecakapan hidup siswa ( life skill )
93
Ibid 94
Hasil wawancara dengan Aqidah Akhlak: Ani Asnani, pada tanggal 2 juni 2017
202
perlu dibina dan dibiasakan untuk senantiasa berpikir dan berakhlak
fositif. Disamping itu juga pembentukan akhlak al mahmudah sangatlah
sulit jika tidak dilati
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia yang
cerdas dan terampil serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai
semangat patriotisme terhadap bangsa dan negara sesuai dengan jenis dan
tingkat pendidikan masing-masing.
Sekolah bisa berjalan dengan baik karena adanya guru, guru adalah
orang yang diberi tugas mengajar dan mendidik di sekolah. Oleh karena itu
peranan guru adalah sangat penting sekali didalam menyiapkan generasi
muda guna membangun bangsa dan negara kedepan. Ditangan gurulah
terletak masa depan bangsa, tanpa guru maka bangsa ini tidak akan
mengalami banyak kemajuan. Oleh karena itulah guru dikatakan pahlawan
tanpa tanda jasa, karena pengabdian yang dilakukan oleh guru tidak
diberikan jasa berupa pangkat seperti kalangan militer. 1
Dalam dunia pendidikan semua mengetahui bahwa tugas guru
bukan hanya mengajar dan memberi ilmu pengetahuan saja kepada anak
1 Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs. Jaja Harja Nugraha M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
145
didik tetapi lebih dari itu yakni membina karakter siswa sehingga
tercapailah kepribadian yang berakhlakul karimah. Diantara karakter baik
yang hendak dibangun dalam kepribadian peserta didik adalah bisa
bertanggung jawab, jujur, dapat dipercaya, menepati janji, ramah, peduli
kepada orang lain, percaya diri, pekerja keras, bersemangat, tekun, tidak
mudah putus asa, bisa berfikir rasional dan kritis, kreatif dan inofatif,
dinamis, bersahaja, rendah hati, tidak sombong, sabar, cinta ilmu
kebenaran, rela berkorban, berhati-hati, bisa mengendalikan diri, tidak
mudah terpengaruh oleh informasi buruk, mempunyai inisiatif, setia
menghargai waktu, dan bisa bersikap adil. 2
Upaya Pembentukan Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan
guru-guru yang ada di Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren Cirebon,
diantaranya adalahKepala sekolah, beliau mengatakan bahwa, dari
madrasah sendiri sudah ada konsep dalam upaya pendidikan karakter
siswa, seperti: 3
peraturan tugas, upaya meningkatkan akhlakul karimah siswa dalam
bentuk penerapan ibadah sehari-hari, kejujuran dalam hal apapun termasuk
ujian, tanggung jawab siswa, jika ada pelanggaran siwa wajib dan harus
bertanggung jawab, semua ini yang tidak kalah penting adalah upaya
2 Ibid
3 Ibid
mudah. 4
mempengaruhi karakter anak didik. Pendidikan karakter merupakan suatu
usaha yang disengaja untuk membantu anak didik sehingga ia dapat
memahami, memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai etika atau budi
pekerti dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi manusia yang lebih baik.
Pendidikan karakter penting bagi setiap orang, yang di mana karakter
tersebutlah yang mendominasi sifat atau identitas orang itu sendiri.
Pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat penting. Dengan
pendidikan karakter kita mampu mengenali siapa diri kita yang sebenarnya
kemudian dapat membentuk sifat yang baik, terutama dari segi etika dan
moral. Etika seseorang yang tidak mendapatkan pendidikan karakter. 5
Jadi perlu dipahami, bahwasanya pendidikan karakter dalam dunia
pendidikan mengambil peranan yang penting yaitu sebagai penyeimbang
dari kecakapan kognitif dari peserta didik. Contoh nyata dari tidak
seimbangnya pendidikan kognitif dengan pendidikan karakter adalah
seringnya kita jumpai, ada pejabat atau oknum pemerintah yang
melakukan korupsi. Oleh karena itu, perlu ditanamkan pendidikan karakter
pada peserta didik yang kelak menjadi generasi penerus bangsa yang
memiliki karakter baik, berdedikasi tinggi, jujur dan amanah.
Kepala sekolah juga mengatakan bahwa setiap guru harus
menanamkan ketauladanan nilai-nilai pendidikan karakter, agar para siswa
bisa mencontoh yang dilakukan oleh gurunya. Nilai-nilai karakter yang
harus guru tauladani adalah dalam hal tanggung jawab, kebersihan,
disiplin, jujur dan shalat berjamaah. 6
Contoh nilai karakter yang harus guru tauladani terdiri dari
tanggung jawab, kebersihan, kedisiplinan, jujur dan shalat berjamaah.
Adapun contoh dari tanggung jawab adalah Guru berangkat ke sekolah
4 Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs. Jaja Harja Nugraha M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
5 Ibid
6 Ibid
tepat waktu sebelum jam pelajaran dimulai menjadi salah satu rutinitas
seorang guru, guru bersikap baik dalam menjalankan pengajaran dan
tugas-tugas harian, guru tidak pernah terlambat “mengembalikan”
pekerjaan siswa, guru tidak lupa memberi feedback secara positif bagi
perkembangan siswanya. guru merasa bersalah dan terus mencari cara
ketika pengajarannya tidak dipahami dan dimengerti siswa. 7
Contoh nilai karakter yang harus guru tauladani dalam kebersihan
adalah guru harus mencontoh membuang sampah pada tempatnya dan
guru selalu menggunakan pakaian yang rapih dan bersih. Adapun contoh
nilai karakter kedisiplinan adalah guru selalu datang di sekolah tepat pada
waktunya, guru masuk kelas tidak terlambat, dan guru keluar kelas tepat
pada waktunya. 8
kejujuran adalah Sejauhmana guru menilai hasil “pekerjaan” siswanya
dengan standar yang jelas, guru tidak mentolerir kebiasaan siswa dalam
mencontek dan tidak melakukannya dalam keseharian, guru dapat juga
memaparkan apa maknanya seorang siswa mengerjakan “PR”-nya sendiri
dan tepat waktu mengumpulkannya, guru mengapresiasi hasil pekerjaan
siswa yang dikerjakannya secara jujur sekalipun belum sepenuhnya
diselesaikan. 9
shalat berjamaah adalah guru selalu mengikuti shalat dzuhur berjamaah di
7 Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017
8 Ibid
9 Ibid
sekolah, dan guru hadir tepat waktu dalam mengikuti shalat dzuhur
berjamaah di sekolah.
pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh kepala
sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor) secara bersama-sama
sebagai suatu komunitas pendidik dan diterapkan ke dalam kurikulum
melalui hal-hal berikut ini: 10
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik
secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Kegiatan rutin adalah
kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus menerus di sekolah.
Tujuannya untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu dengan baik.
Contoh kegiatan rutin adalahberdoa sebelum memulai kegiatan,
kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik berdoa sebelum
memulia segala aktifitas, membaca Asmaul Husna Kegiatan ini bertujuan
membiasakan peserta didik untuk berdzikir, mengingat nama-nama Allah,
hormat Bendera Merah Putih dan upacara pada hari besar kenegaraan.
Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan bangga
sebagai bangsa pada peserta didik, pemeriksaan kebersihan badan (kuku,
telinga, rambut, dan lain-lain). Bertujuan agar siswa senantiasa menjaga
kebersihan anggota baannya agar menjadi siswa yang bersih dan sehat,
beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur, berdoa waktu mulai
dan selesai pelajaran, bertujuan agar siswa tertanam jiwa religiusnya, dan
mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau
teman.Bertujuan agar siswa mempunyai sifat sopan santun dimanapun
juga.
10
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah Imam Bukhori S.Pd.I pada tanggal 2 juni 2017
149
Kegiatan spontan yaituKegiatan spontan tidak saja berkaitan
dengan perilaku anak yang negatif, tetapi pada sikap atau perilaku yang
positif pun perlu ditanggapi oleh guru, sebagai penguat bahwa sikap atau
perilaku tersebut sudah baik dan perlu dipertahankan, sehingga dapat
dijadikan teladan bagi teman-temannya. Kegiatan ini dilakukan biasanya
pada saat guru dan tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya
perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dikoreksi pada
saat itu juga.
Contoh kegiatan sepontan adalah ada siswa yang melakukan
kesalahan atau datang di sekolah terlambat, guru menegur siswa pada saat
itu juga agar tidak melakukan kesalahan atau datang terlambat lagi,
membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru, karyawan
dan sesama siswa, membiasakan bersikap sopan santun, membiasakan
membuang sampah pada tempatnya, membiasakan antri, membiasakan
menghargai pendapat orang lain, membiasakan minta izin masuk/keluar
kelas atau ruangan, membiasakan menolong atau membantu orang lain,
membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di sekolah,
seperti Majalah Dinding dan Kotak Curhat BK, dan membiasakan
konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain sesuai kebutuhan. 11
Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga
kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-
tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta
didik untuk mencontohnya.
mebiasakan datang tepat waktu, membiasakan berbahasa dengan baik,
membiasakan rajin membaca, membiasakan bersikap ramah, membiasakan
disiplin, kebersihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, tata
beribadah dan kerja keras.
budaya dan karakter bangsa maka sekolah harus dikondisikan sebagai
pendukung kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-
nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan. Contoh dalam kegiatan
ini adalah kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau
dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang dilorong-lorong
kelas dan di dalam kelas. 12
Masalah Siswa di Sekolah
Menurut guru PKn ada banyak prilaku yang menunjukkan sifat
percaya diri di sekolah, yaitu berani mengutarakan gagasan yang
bersumber dari diri sendiri di hadapan guru maupun siswa lain. Tidak
mencontek di saat ujian dan menjawab sesuai kemampuan diri juga adalah
perilaku yang mencerminkan percaya diri.Memiliki inisiatif, yakni
kemampuan dalam memutuskan dan melakukan sesuatu baik itu di kelas
atau di lingkungan sekolah lainnya. Berani menghadapi dan melaporkan
siswa lain yang hobi melakukan perundungan atau bullying.Selalu belajar
dari kegagalan dalam ujian sekolah misalnya. Mereka yang percaya diri
tidak akan jatuh berlama-lama melainkan segera bangkit, belajar dari
kegagalan dan kembali memaksimalkan usaha. 13
Meskipun demikian masih banyak siswa yang enggan atau tidak
berani bertanya kepada guru didalam kelas, Ada beberapa faktor yang
membuat siswa enggan atau tidak berani bertanya, diantaranya adalah
12
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah Imam Bukhori S.Pd.I pada tanggal 2 juni 2017 13
Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017
151
menyelesaikan soal ke depan oleh guru, takut jika diminta menjelaskan
ulang materi yang baru saja disampaikan oleh guru, tidak membaca materi
pelajaran atau kurang memperhatikan guru saat pelajaran sehingga sama
sekali tidak paham materi yang akan ditanyakan, dan takut mengemukakan
pendapat karena bingung cara menyampaikannya (tidak dapat berbahasa
dengan baik).
Mengatasi rasa tidak percaya diri pada siswa di sekolah guru dapat
melakukan upaya yang dapat dipakai untuk meningkatkan rasa percaya
diri pada siswa adalah dengan mengetahui penyebab kurangnya rasa
percaya diri pada siswa, guru dapat memberikan perlakuan yang tepat
untuk siswa tersebut. Biasanya siswa akan memiliki rasa percaya diri
ketika mereka dalam situasi yang membuat mereka merasa penting. Maka,
guru harus menemukan hal yang membuat siswa merasa bernilai. 14
Hampir setiap kelas memiliki siswa yang pernah menerima
penilaian negatif. Siswa ini mungkin berasal dari keluarga yang kasar dan
suka merendahkan mereka, atau mungkin berasal dari kelas sebelumnya
yang pernah memberikan penilaian negatif terhadap diri mereka. Jadi,
dukungan emosional sangat penting untuk membuat siswa kembali
mendapat rasa percaya dirinya. 15
Prestasi dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa. Tidak cukup
hanya memberitahukan bahwa mereka bisa mencapai suatu prestasi, tapi
14
Tidak mencontek di saat ujian dan menjawab sesuai kemampuan
diri juga adalah perilaku yang mencerminkan percaya diri
Guru aqidah akhlak, Guru memberikan contoh dalam menegakkan
disiplin dan tata tertib, misalnya hadir tepat waktu di kelas dalam kegiatan
pembelajaran dan berpenampilan rapi. Membantu peserta didik dalam
mengatasi kesulitan belajar tanpa membedakan status sosial, ekonomi, dan
keadaan fisik peserta didik. Misalnya siswa yang lambat dalam proses
belajar, ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok
siswa lain yang memiliki taraf intelektual yang sama. Memotivasi peserta
didik dalam belajar, berkarya dan berkreasi. Guru mampu berkomunikasi
dengan peserta didik untuk meningkatkan prestasinya. Mau menerima
perbedaan pendapat peserta didik dan berani mengatakan yang benar dan
yang salah tanpa menyinggung perasaan.16
Menurut guru aqidah akhlak nilai-nilai karakter yang diberikan
pada siswa MAN Buntet Pesantren Cirebon adalah, Terhadap Tuhan:
iman, taqwa, syukur, ikhlas, sabar, taat dan taubat, Terhadap diri sendiri:
berusaha keras untuk mencapai prestasi yang baik, jujur, disiplin, amanah
dan konsisten.Terhadap sesama: adil, jujur, tanggungjawab, santun, tolong
menolong, tidak egois, tertib, patuh, menjaga lingkungan dan
disiplin.Terhadap kebangsaan: setia, peduli, dan menghargai
keberagaman. 17
baik yang berhubungan dengan Tuhan (hablumminallah), diri sendiri
(hablum minnafsi), sesama manusia (hablum minannas), lingkungan
(hablum minal’alam), dan kebangsaan.
16
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra. Ani Asnani, pada tanggal 2 juni 2017 17
Ibid
153
adalah suatu upaya untuk membantu siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah dan memperoleh jawaban dari masalah yang sedang dihadapi oleh
siswa. Penyelesaian masalahnya dengan cara kelompok atau dengan cara
individu namun itu semua adalah proses untuk membantu siswa dalam
menemukan jawaban. Bimbingan dan Konseling juga adalah layanan yang
diberikan oleh guru BK kepada semua siswanya, disamping membimbing
juga memberikan solusi kepada siswa yang membutuhkan. 18
Contoh kasus yang sering dihadapi guru BK (Bimbingan
Konseling) di MAN Buntet Pesantren Cirebon diantaranya adalah kasus
jarang masuk sekolah, membolos sekolah, sering terlambat masuk sekolah,
dan berbuat anarkis.
Kasus jarang masuk sekolah, penyelesaiannya siswa diberi
bimbingan oleh guru BK serta guru mata pelajaran dan wali kelas untuk
menasehati dan memberi motivasi agar kedewasaan dalam belajar muncul
dan hilangnya rasa takut serta munculnya tanggung jawab untuk
menghafal mata pelajaran tertentu yang sudah ditanggung jawabkan
kepada siswa.
labil, anak-anak lebih suka bermain bersama teman-temannya dari pada
belajar. Jadi guru harus memberikan motivasi tentang pentingnya belajar
agar siswa tidak membolos lagi.
Sering terlambat masuk sekolah, penyelesaiannya siswa harus
mempunyai rasa tanggung jawab dalam belajar dan membagi waktu agar
masalah dalam keterlambatan siswa berkurang dan menjadi siswa yang
disiplin berangkat ke sekolah.
18
Hasil wawancara dengan guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017
154
kegiatan belajar mengajar guru dan siswa harus seimbang. Adanya
kerjasama yang dijalani keduanya merupakan hasil yang paling efektif,
sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan secara mulus. Siswa
menghormati guru, guru mengerti siswa dalam hal pribadi maupun dalam
hal memberi dan menerima informasi dalam belajar sehingga
kemungkinan adanya konflik semakin kecil.
Siswa bisa memiliki karakter baik atau buruk tidak terlepas dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang membuat siswa
bertindak baik atau sebaliknya bertindak buruk. Menurut kepala sekolah
MAN Buntet Pesantren Cirebon, faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan karakter ada dua yaitu faktor intern dan faktor eksteren. 19
1. Faktor Intern
a. Insting atau Naluri
yang menyampaikan pada tujuan dengan berpikir lebih dahulu ke arah
tujuan itu dan tidak didahului latihan perbuatan.Naluri merupakan tabiat
yang dibawa sejak lahir yang merupakan suatu pembawaan yang
asli.Nurani adalah perasaan atau lubuk hati terdalam yang selalu
membisikkan dan mendorong pada kebaikan. Kata nurani biasanya
disejajarkan dengan hati, sehingga menjadi hati nurani. Karena memang
nurani erat kaitannya dengan hati (perasaan). Nurani selalu menunjuk
19
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd
155
pada hal-hal yang positif, berbeda dengan hati atau perasaan yang bisa
digunakan untuk sesuatu yang positif ataupun negatif. Misalnya:
kebusukan hati, ketenangan hati, perasaan bahagia, perasaan dengki,
dan sebagainya.
baik sehingga menjadi kebiasaan dan terbentuklah akhlak (karakter)
yang baik padanya. 20
c. Kehendak atau Kemauan
21 adalah kehendak atau kemauan keras (azam).
d. Suara batin atau suara hati
Suara batin berfungsi memperingatkan bahaya dari perbuatan
buruk dan berusaha untuk mencegahnya, di samping dorongan untuk
melakukan perbuatan baik. Suara hati dapat terus dididik dan dituntun
akan menaiki jenjang kekuatan rohani. 22
e. Keturunan
Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat memengaruhi
manusia. Sifat yang diturunkan oleh orang tua yaitu ada dua macam
yaitu: sifat jasmaniyah dan sifat ruhaniyah. 23
2. Faktor Ekstern
aspeknya. Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
pembentukan karakter. Betapa pentingnya faktor pendidikan itu, karena
naluri yang terdapat pada seseorang dapat dibangun dengan baik dan
terarah. Oleh karena itu, pendidikan agama perlu dimanifestasikan
melalui berbagai media baik pendidikan formal di sekolah, pendidikan
informal di lingkungan keluarga, dan pendidikan nonformal yang ada
pada masyarakat. 24
manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lain atau juga
dengan alam sekitar.Sekolah merupakan salah satu faktor lingkungan
yang mempengaruhi karakter maka sekolah bisa menjadi salah satu
tempat untuk bisa membentuk karakter siswa dengan ilmu pengetahuan
yang diajarkan oleh guru 25
Penunjang Berhasilnya Pendidikan Karakter
Ibid 24
Hasil wawancara dengan guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017 25
Ibid
157
Negeri Buntet Pesantren Cirebon yaitu siswa yang Islami, berkualitas,
terampildan berdaya saing tinggi. Karakter ini diwujudkan melalui
misipendidikan terpadu antara dunia dan akhirat, yang berorientasi
mutu,berilmu, terampil, cerdas dan mandiri, sehingga mampu bersaing
didunia Internasional, di samping mengembangkan dan
memeliharanilai-nilai yang ada di madrasah, meliputi; Aqidah Islam,
Akhlaqul karimah, nilai ilmiah, kekeluargaan, kebersamaan, mandiri,
hemat,bertanggung jawab, sederhana dan kreatif.Untuk mencapai
tujuan tersebut ditunjang oleh fasilitas belajar yang cukup
seperti laboratorium, masjid, serta fasilitas lainnya yangtelah dipenuhi
oleh MAN Buntet Pesantren Cirebon. 26
Di samping ituditunjang pula dengan kegiatan extra kurikuler
berupa kegiatanpramuka dan olah raga. Adapun strategi yang
dilaksanakan dalampendidikan karakter di samping dilaksanakan dalam
pembelajaran yang banyak diperankan oleh guru,
juga dilakukan melalui kegiatanrutin seperti pelaksanaan shalat
berjamaah pada waktu zuhur semuasiswa wajib melaksanakannya di
masjid, melalui kegiatan spontanseperti memberi sanksi kepada siswa
yang terlambat datang, melaluiketeladanan dan pengkondisian seperti
membuat selogan-selogan yang dapat mempengaruhi siswa untuk
memiliki karakter yang baik.
26
Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017
158
berdayasaing tinggi, Untuk mewujudkan visi tersebut semua guru
telahberperan dalam tugasnya selaku pendidik yang
bertanggungjawabterhadap pembinaan karakter siswa MAN Buntet
Pesantren Cirebon sertatelah ditunjang dengan fasilitas yang cukup. 27
B. Nilai-nilai Pendidikan Karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon
Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial,
peraturan atau hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah
teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai
utama. Nilai-nilai tersebut adalah perilaku manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan
lingkungan serta kebangsaan.
berdasarkan nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agamanya.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri adalah jujur,
bertangguang jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerjakeras, percaya
diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, mandiri,
ingin tahu, dan cinta ilmu.
27
Ibid
159
Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama adalah, sadar
akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan
sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, dan demokratis.
Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan adalah
peduli sosial dan lingkungan, nilai kebangsaan, nasionalis, menghargai
keberagaman dan nilai karakter dalam hubungannya dengan kebangsaan
adalah setia, peduli, dan menghargai keberagaman. 28
Kegiatan Penerapan Karakter Siswa di Sekolah
Berikut adalah hasil wawancara di sekolah MAN Buntet Pesantren
Cirebon mengenai bentuk-bentuk pendidikan karakter berdasarkan nilai-
nilai diatas adalah menurut Kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa:
Bentuk pendidikan karakter dalam kegiatan sehari-hari di sekolah dengan
diadakannya kegiatan pengembangan diri dimana terdapat ekstrakurikuler,
kegiatan rutin, kegiatan ini adalah upacara pada hari besar kenegaraan,
pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain).
Setiap hari Senin, beribadah bersama atau shalat bersama setiap
dhuhur, berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila
bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman. Kegiatan
spontan,kegiatan ini adalah ada siswa yang melakukan kesalahan atau
datang di sekolah terlambat, guru menegur siswa pada saat itu juga agar
tidak melakukan kesalahan atau datang terlambat lagi. Keteladanan,
kegiatan ini adalah nilai disiplin, kebersihan, kerapihan, kasih sayang,
kesopanan, perhatian, jujur, tata beribadah dan kerja keras. dan
28
Ibid
160
yang dipajang dilorong-lorong kelas dan di dalam kelas. Ada kegiatan
terprogram dalam ekstrakurikuler seperti, pramuka (mandiri dan
bertanggungjawab), palang merah remaja (kecakapan sosial dan jiwa
sosial kepada sesama), olahraga (kerja keras, semangat jiwa yang tinggi,
kebersamaan), keagamaan (tanggung jawab, toleransi, disiplin, saling
menghargai, kerja keras). 29
Buntet Pesantren dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu nilai karakter
terhadap Tuhan, nilai karakter terhadap diri sendiri, nilai karakter terhadap
sesama, nilai karakter terhadap lingkungan dan nilai karakter terhadap
kebangsaan. 30
Bentuk pelaksanaan kegiatan nilai karakter terhadap Tuhan adalah
berupa iman, taqwa, syukur, ikhlas, sabar, taat dan taubat. Adapun contoh
bentuk pelaksanaan kegiatan iman adalah mempercayai adanya Allah
SWT sebagai Tuhannya, dengan cara meyakininya didalam hati dan
ucapan serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Taqwa
contohnya Siswa selalu melaksanakan yang diperintah oleh Allah dan
menjauhi segala larangan Allah. Syukur contohnya bersyukur dan
berterimakasih kepada Allah, lega, sena yang dan menyebut nikmat yang
diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati
maupun perbuatan. Ikhlas contohnya Tidak merasa terpaksa atau terbebani
29
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017 30
Ibid
161
sungguh-sungguh. Taat contohnya melaksanakan rukun iman, dan
melaksanakan rukun islam. Taubat contohnya menyesal dengan sungguh-
sungguh atas dosa-dosa yang telah dilakukan dan meninggalkan perkara-
perkara yang mendatangkan dosa-dosa, baik itu dosa besar maupun dosa
kecil.
adalah kerja keras, jujur, disiplin, amanah dan konsisten. Kerja keras
contohnya pada saat pemberian tugas selalu menggunakan pedoman waktu
untuk ditaati dalam penyelesaian tugas, tidak boleh bersantai-santai. Jujur
contohnya menekankan kepada para siswa pentingnya kejujuran pada
waktu mengisi soal ulangan atau ujian sekolah. Disiplin contohnya
bersikap sopan santun, menghormati Ibu, Bapak guru, pegawai dan dengan
siswa yang lainnya, menggunakan artibut sekolah, hadir tepat waktu, tidak
meninggalkan kelas sekolah kecuali mendapatkan ijin dari guru kelas.
Amanah contohnya Ketika diberikan tugas oleh guru, siswa
mengerjakannya dengan baik. Dan konsisten menerapkan hidup bersih,
sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang dengan baik. 31
Bentuk pelaksanaan nilai karakter terhadap sesama adalah jujur,
tanggung jawab tolong menolong, tidak egois, tata tertib patuh dan peduli.
Jujur contohnya menekankan kepada para siswa pentingnya kejujuran
pada waktu berbicara dengan teman atau guru. Tolong menolong
contohnya Saling tolong menolong diantara semua siswa dan guru ketika
31
Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017
162
aktifitas belajar. Tidak egois contohnya memahami hak dan kewajiban diri
dan orang lain dalam pergaulan di sekolah maupun dimasyarakat dan
menghargai adanya perbedaan pendapat. Tata tertib contohnya tata tertib
sekolah berlaku untuk semua unsur yang ada di sekolah, tidak terkecuali
kepala sekolah ataupun guru atau staf harus patuh dan taat pada peraturan
sekolah yang berlaku. Patuh contohnya disiplin waktu masuk sekolah,
pulang sekolah dan menyelesaikan tugas. Mengenakan seragam sekolah
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peduli contohnya menolong teman
yang sedang kesusahan, berempati pada orang lain, berbagi pada teman
dan saling menghargai. 32
menjaga lingkungan, disiplin, tertib dan patuh. Menjaga lingkungan
contohnya siswa membuang sampah pada tempatnya, dan meningkatkan
kesadaran siswa akan pentingnya keselamatan alam. Disiplin contohnya
kerapihan dan kedisiplinan dalam menjaga lingkungan sekolah. Tertib
contohnya tertib dalam hal menjaga keamanan, kebersihan, ketertiban dan
kerukunan bersama, ikut serta dalam kegiatan kerja bakti atau gotong
royong untuk mewujudkan ertib lingkungan sampah basah dan sampah
yang kering harus dipisahkan pada kantong yang berbeda. Patuh
contohnya mematuhi peraturan-peraturan sosial yang berlaku dalam
lingkungan yang lebih luas. 33
32
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017 33
Ibid
163
setia, peduli, dan menghargai keberagamaan. Setia contohnya setia dan
taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, peduli
contohnya menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya dalam
persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Menghargai
keberagamaan contohnya menghargai keberagaman, budaya, suku, ras dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional. 34
Menurut wakil kepala sekolah MAN Buntet Pesantren Cirebon,
beliau mengatakan bahwa: dalam upaya pembentukan pendidikan karakter
siswa, dari madrasah sendiri menerapkan kegiatan-kegiatan pembiasaan
yang harus dilaksanakan oleh para siswa, yang dikendalikan oleh guru
pendidikan sekolah. Adapun kegiatannya antara lain: 35
Membaca Al-Qur’an, asmaulhusna bersama dan dilanjutkan
membaca do’a pada saat pembelajaran akan dimulai. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan tujuan agar siswa mampu membaca ayat Al-Qur’an
dengan baik dan mampu mengerti dan memahami isi Al-Qur’an serta
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari., ini adalah langkah secara
tidak langsung akan merubah karakter siswa menjadi karakter yang agamis
dan mampu mengamalkannya khususnya membaca Al-Qur’an.Membaca
Asmaulhusnah juga merupakan bentuk wirid bagi yang membacanya,
banyak manfaat dalam membaca asmaulhusnah diantaranya adalah
membuka pintu rizki, menyembuhkan penyakit, mendapat keselamatan,
mendapat ampunan, memperoleh kemudahan, menumbuhkan rasa percaya
34
Hasil wawancara dengan Guru PKN 35
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017
164
mendekatkan diri kepada Allah, menjadi muslim sejati, memperkuat
persatuan dan kesatuan dan memperkuat keimanan seorang hamba. Setiap
siswa bisa mengikuti karena siswa di MAN Buntet Pesantren Cirebon rata-
rata mereka adalah santri (tinggal di pesantren), yang tidak mengikuti ada
sangsinya seperti membaca Al-Qur’an sendirian atau membaca
Asmaulhusna sendirian setelah kegiatan selesai. 36
Shalat jamaah zuhur yang dilaksanakan secara bersama-sama
antara siswa siswi, guru dan karyawan kantor, karena diadakannya shalat
zuhur berjamaah siswa dapat saling mengenal satu dengan yang lainnya.
Sehingga dapat menumbuhkan tali silaturahmi antar sesama.Manfaat
shalat berjamaah diantaranya adalah Allah akan melipatgandakan pahala
shalat berjamaah sampai duapuluh tujuh drajat, menjauhkan diri dari sifat
munafiq, menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah, mengembangkan
disiplin dan berakhlak mulia, tumbuhnya persaudaraan dan kasih sayang
dan persamaan. Siswa yang tidak mengikuti shalat dzuhur berjamaah juga
ada, tapi kebanyakan dari mereka mengikuti kegiatannya, yang tidak
mengikuti diberi sangsi seperti membersihkan atau menyapu kelas. 37
Melalui kegiatan sholat berjama’ah maka akan menghindarkan
siswa untuk menghindari dari hal-hal yang keji dan mungkar. Begitu juga
dengan membaca Al-qur’an akan mendatangkan ketentraman, ketenangan
dan kedamaian serta rahmat Allah selalu menyertainya. Sebagimana sabda
Rasulullaah saw: “Jika adas ekelompok orang yang berkumpul di rumah
36
rahmat serta dikelilingi oleh para malaikat. Dan Allah selalu menyebut
mereka di kalangan penduduk langit (HR Muslim, Ibu Majah, Abu Daud
dan Tirmidzi).
Melakukan kegiatan peringatan hari besar islam, di madrasah ini
setiap hari besar islam selalu ada acara, seperti Isro’ Mi’roj kemudian
Maulid Nabi. Bahkan dibulan rajab pun siswa siswi disini juga melakukan
kegiatan rajaban. Manfaat mengikuti hari besar agama Islam diantaranya
adalah membuat hati kita menjadi nyaman, menjauhi aktifitas negatif,
karena kita disibukkan dengan kegiatan Islami, dan bersosialisasi sesama
muslim. 38
siswa dalam Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan remaja; Menunjukkan sikap percaya diri; Mematuhi aturan-
aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;
Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab; Menerapkan nilai-
nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik
Indonesia; dengan baik.
Dengan adanya banyak kegiatan yang dilakukan oleh siswa maka
siswa perlu menanamkan sikap atau perilaku sabar dan ikhlas. Sifat sabar
sangat diperlukan dalam melaksanakan semua kegiatan yang diadakan
disekolah. Ketika kita melaksanakannya mungkin akan banyak sekali
kesulitan yang dialami saat kita melaksanakan kegiatan. Oleh karena itu
kita harus bersabar dalam menjalaninya dan tidak mudah putus asa.
Pembelajaran Fiqih merupakan bagian dari pendidikan agama
Islam yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan,
melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik dalam aspek hukum baik yang
berupa ajaran ibadah maupun muamalah sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Menurut guru fiqih beliau mengatakan bahwa saya membiasakan
siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran dengan berdo’a,
mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran. Memberikan arahan
tentang cara berwudhu yang benar, membiasakan sholat duha. Jadi saya
sering mengadakan proses belajar mengajar di mushola. 39
Pembelajaran Fiqih diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia
yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan
untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling
39
Hasil wawancara dengan guru fiqih: Drs. Sholekhudin, pada tanggal 4 juni 2017
167
sosial.
berupaya menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif
membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam
memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu
diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan
perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup
lokal, nasional, regional maupun global.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Fiqih,
yaitu: 40
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang dilakukan secara
berencana dan sadar akan tujuan yang hendak dicapai.Peserta didik yang
hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti ada yang dibimbing,
diajari dan dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam.Pendidik atau
guru Fiqih yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan
secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan
tertentu.Kegiatan pembelajaran Fiqih diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam
dari peserta didik, di samping untuk membuat kesalehan sosial. Dengan
demikian, kualitas atau kesalehan pribadi itu diharapkan mampu
memancar keluar hubungan keseharian dengan manusia lainnya
40
Hasil wawancara dengan guru fiqih: Drs. Sholekhudin, pada tanggal 4 juni 2017
168
bernegara sehingga dapat terwujud persatuan nasional.
Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran guru fiqih harus
memperhatikan beberapa bentuk nilai-nilai pendidikan karakter siswa
dalam pembelajarannya di antaranya adalah:Setiap anak pada dasarnya
mempunyai cara belajar sendiri yang berbeda dengan anak lain. Karena
itu, kegiatan pembelajaran perlu mempertimbangkan karakter belajar ini.
Secara umum, cara belajar anak dapat dikategorikan ke dalam empat hal,
yakni cara belajar somatic, auditif, visual, dan intelektual. 41
Cara belajar somatik adalah pola pembelajaran yang lebih
menekankan pada aspek gerak tubuh atau melakukan. Anak akan cepat
belajar jika sambil mempraktekkan. Cara belajar auditif adalah cara
belajar yang lebih menekankan pada aspek pendengaran. Anak akan cepat
belajar jika materi disampaikan dengan ceramah atau alat yang dapat
didengar. Cara belajar visual adalah cara belajar yang lebih menekankan
pada aspek penglihatan. Anak akan cepat menangkap materi pelajaran jika
disampaikan dengan tulisan atau melalui gambar. Untuk itu, proses
pembelajaran hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga
memungkinkan setiap potensi kecerdasan yang dimiliki siswa tersebut
berkembang dengan baik.
41
Ibid
169
berwudlu di depan kelas, menujukkan jumlah gerakan dalam berwudlu,
menggambar urut-urutan gerakan wudlu, mendiskusikan rukun wudlu,
menuliskan pengalaman atau perasaan pribadi ketika sedang berwudlu,
dan menunjukkan jenis alat yang digunakan dalam thaharah. 42
Belajar dengan Melakukan, Melakukan aktifitas adalah bentuk
penyataan diri anak. Pada hakikatnya anak belajar sambil melakukan
aktifitas. Karena itu, siswa perlu diberi kesempatan untuk melakukan
kegiatan nyata yang melibatkan dirinya, terutama untuk mencari dan
menemukan sendiri. Dengan demikian, apa yang diperoleh siswa tidak
akan mudah dilupakan. Pengetahuan tersebut akan tertanam dalam hati
sanubari dan pikiran siswa karena ia belajar secara aktif. Siswa akan
memperoleh harga diri dan kegembiraan kalau diberi kesempatan
menyalurkan kemampuan dan melihat hasil kerjanya.
Dalam pembelajaran fiqh, mengajarkan materi sholat dengan
praktek lebih efektif dan berkesan bagi siswa ketimbang dengan
mengharuskan siswa untuk menghafal kaifiyah sholat. Demikian pula
dalam pembelajaran manasik haji, tatacara pembagian harta warisan,
pengurusan jenazah, kompetensi dasarnya akan dapat tercapai secara
efektif apabila ditempuh dengan siswa melakukannya (mempraktekan). 43
Mengembangkan Kemampuan Sosial. Sebagaimana bagian
sebelumnya, kegiatan pembelajaran tidak hanya mengoptimalkan
kemampuan individual siswa secara internal, melainkan juga mengasah
42
Ibid 43
Hasil wawancara dengan guru fiqih: Drs. Sholekhudin, pada tanggal 4 juni 2017
170
kegiatan belajar harus dikondisikan yang membuat siswa melakukan
interaksi dengan orang lain seperti antar siswa, antara siswa dengan guru,
dan siswa dengan masyarakat. Dengan pemahaman ini, guru dapat
menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang membuat siswa terlibat
dengan orang lain, misalnya diskusi, pro-kontra, sosiodrama, dan
sebagainya.
muncul semangat saling mengisi dan menghargai satu sama lain. Dengan
demikian, kegiatan pembelajaran perlu dikondisikan sebagai media
sosialisasi, menghargai perbedaan pendapat, dan bekerjasama.
Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah bertuhan.
Siswa dilahirkan dengan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah
bertuhan. Dua yang pertama merupakan modal dasar untuk bersikap peka,
kritis, mandiri, dan kreatif. sedang yang ketiga untuk beriman dan
bertakwa kepada Tuhan. Dengan pemahaman seperti ini, kegiatan
pembelajaran perlu memperhatikan rasa ingin tahu dan imajinasi siswa
serta diarahkan pada pengasahan rasa dalam beragama sesuai dengan
tingkatan usia siswa. 44
Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
memecahkan masalah. Karena itu, dalam proses pembelajaran perlu
44
Ibid
171
terhadap masalah. Kepekaan terhadap masalah dapat ditumbuhkan jika
siswa dihadapkan pada situasi yang memerlukan pemecahannya. Guru
hendaknya mendorong siswa untuk melihat masalah, merumuskannya, dan
berupaya memecahkannya sesuai dengan kemampuan siswa. Jika prinsip
ini diterapkan dalam kegiatan pembelajaran nyata di kelas, maka pintu ke
arah pembelajaran aktif siswa mulai terbuka. Untuk itu, sikap terbuka dan
cepat tanggap terhadap gejala sosial, budaya, dan lingkungan perlu
dipupuk ke arah yang positif. Dengan demikian, guru harus lebih banyak
mengajak siswa untuk mengaitkan materi pelajaran dengan permasalahan
riil di sekitarnya. Dengan cara seperti itu diharapkan setiap siswa terlibat
aktif dalam memecahkan masalah di sekitarnya dengan menggunakan
prosedur ilmiah. 45
berbeda. Perbedaan siswa terlihat dalam pola pikir, daya imajinasi, fantasi
(pengandaian) dan hasil karyanya. Karena itu, kegiatan pembelajaran perlu
dipilih dan dirancang agar memberi kesempatan dan kebebasan berkreasi
secara berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kreatifitas siswa.
Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan
teknologi.Siswa perlu mengenal penggunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi sejak dini. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak gagap terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan demikian kegiatan
pembelajaran perlu memberikan peluang agar siswa memperoleh
45
Ibid
172
penggunaan media pembelajaran. Hal ini dapat diciptakan dengan
pemberian tugas yang mengharuskan siswa berhubungan langsung dengan
teknologi, misalnya membuat laporan tentang materi tertentu dari televisi,
radio, atau bahkan internet.
Siswa perlu memperoleh wawasan dan kesadaran untuk menjadi warga
negara yang produktif dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran perlu memberikan wawasan nilai-nilai sosial yang dapat
membekali siswa agar menjadi warga masyarakat dan negara yang
bertanggung jawab. Dengan demikian menimbulkan kesadaran siswa akan
kemajemukkan bangsa, akibat keragaman latar geografis, budaya, sosial,
adat istiadat, agama, sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Kemudian kegiatan pembelajaran hendaknya mampu menggugah
kesadaran siswa akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. 46
Belajar sepanjang hayat. Dalam Islam, menuntut ilmu diwajibkan
bagi setiap orang mulai dari ayunan hingga liang lahad. Siswa
memerlukan kemampuan belajar sepanjang hayat untuk ketahanan fisik
dan mentalnya. Kegiatan pembelajaran perlu mendorong siswa untuk
dapat melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya sendiri, baik berupa
kelebihan maupun kekurangannya untuk kemudian dapat mensyukuri apa
yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya.
46
Ibid
173
dengan keterampilan belajar yang meliputi rasa percaya diri,
keingintahuan, kemampuan memahami orang lain, kemampuan
berkomunikasi dan bekerjasama supaya mendorong dirinya untuk
senantiasa belajar, baik secara formal di sekolah maupun secara informal
di luar sekolah. 47
siswa. Perlu belajar berkompetisi secara sehat, bekerjasama, dan
mengembangkan solidaritasnya. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran
perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
semangat berkompetisi secara sehat, bekerjasama dan solidaritas. 48
Menurut guru Aqidah Akhlaq, beliau mengatakan bahwa: Dalam
hal pembentukan karakter, Pendidikan Aqidah Akhlaq mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan siswa. Pendidikan Aqidah
Akhlaq berperan sebagai pengendali akhlak atau perbuatan yang terlahir
dari sebuah keinginan. Jika ajaran aqidah akhlaq sudah terbiasa
dijadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan siswa sehari-hari dan
sudah ditanamkannya sejak kecil, maka akhlak akan lebih terkendali
dalam menghadapi segala keinginannya yang timbul. 49
Kegiatan yang dilakukan guru Aqidah Akhlak untuk pendidikan
karakter adalah 50
secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum
target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan
kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Guru Aqidah Akhlak
47
Ibid 48
Ibid 49
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017 50
Ibid
174
baiknya serta tidak malas ketika menerima pelajaran. 51
Dalam kemandirian, kemandirian adalah perilaku seseorang untuk
hidup dengan usaha mandiri tidak bergantung kepada orang lain. Orang
yang mandiri identik selalu memecahkan masalahnya sendiri tanpa
meminta bantuan orang lain. Kemandirian juga hampir sama dengan
kreatif yang tidak bisa muncul begitu saja. Oleh karena itu sifat mandiri
perlu dilatih sejak dini. Guru Aqidah Akhlak memberikan motivasi peserta
didik untuk tidak bergantung pada orang lain serta memberikan tugas
mandiri. 52
akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajibannya. Guru Aqidah Akhlak selalu memberi
motivasi peserta didik untuk bertanggung jawab seperti, melaksanakan
tugas piket sesuai jadwalnya, menerima sangsi ketika melanggar
peraturannya dan mengerjakan tugas dengan baik. 53
Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Nilai-nilai yang harus di terapkan dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak di MAN Buntet Pesantren terdapat dua aspek pengajaran yang ada
dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Kedua pengajaran tersebut adalah
pengajaran Aqidah dan pengajaran Akhlak. Adapun rincian keduanya
adalah sebagai berikut:
51
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017 52
Ibid 53
adalah ikatan atau sangkutan. Dalam pengertian teknis aqidah dapat
diartikan sebagai iman atau keyakinan. Kedudukannnya menjadi sangat
fundamental karena iman atau tauhid menjadi inti dari segala
aspek.Adapun nilai-nilai yang tergambar dalam pengajaran aqidah ini
adalah rukun iman, yaitu:
kepada Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
mendirikan Sholat, menafkahkan sebagian rezeki, beriman Kepada Kita
Allah, menafkan sebagian hartanya baik disaat waktu lapang ataupun
sempit, selalu berbuat kebajikan, mampu menahan amarah, mampu
memaafkan kesalahan orang lain, melaksanakan perintah Allah dari segi
ibadah, berhenti dari perbatan keji dan tidak mengulanginya lagi,
mempercayai dengan benar rukum iman.
Iman kepada Malaikat-malaikat Allah.Ada banyak sekali contoh
perilaku iman kepada malaikat-malaikat Allah yang bisa kita lakukan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti : 54
Iman kepada Malaikat Jibril. Selalu berusaha mencari dan
memohon hidayah kepada Allah. Bersyukur dengan cara banyak berbagi
ilmu.Iman kepada Malaikat Mikail, Berusaha secara maksimal untuk
mencari rezeki yang baik dan halal.Iman kepada Malaikat Israfil, Selalu
memohon kepada Allah Swt. agar diselamatkan dalam menghadapai
musibah dan huru hara dunia, maupun saat terjadinya hari kiamat.Iman
54
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017
176
kematian. Selalu berdoa agar terhindar dari siksaan sakaratul maut (ketika
ajal menjemput kita).
Iman kepada Malaikat Munkar dan Nakir, Selalu memohon kepada
Allah Swt. agar dilapangkan di alam kubur dan diringankan dari siksa
kubur. Iman kepada Malaikat Raqib, Selalu memiliki niat baik, dalam
segala perbuatan, baik ucapan maupun perbuatan.Iman kepada Malaikat
Atid, Menjauhi niat buruk, perkataan yang kotor, perbuatan yang jelek dan
menjauhi perilaku tercela.Iman kepada Malaikat Ridwan, Selalu memohon
kepada Allah Swt. agar masuk surga dengan aman. Menciptakan
kedamaian dan ketentraman di dunia ini. Iman kepada Malaikat Malik,
Selalu memohon kepada Allah Swt.agar terhindar dari siksaan api neraka.
55
iman kepada kitab-kitab Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti : 56
Memiliki rasa hormat dan menghargai kitab suci sebagai kitab yang
memiliki kedudukan di atas segala kitab yang lain. Berusaha menjaga
kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak lain yang
meremehkannya. Mau mempelajari dengan sungguh-sungguh petunjuk
yang ada di dalam, baik dengan membaca sendiri maupun menghadiri
majlis taklim.Berusaha untuk mengamalkan petunjuk-petunjuknya sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.Berusaha untuk menyebarluaskan
55
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017 56
Ibid
177
sendiri maupun masyarakat. Berusaha untuk memperbaiki bacaannya
dengan mempelajari ilmu tajwid. Tunduk kepada hukum yang ada di
dalam kitab suci dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Iman kepada Rasul Allah.Ada banyak sekali contoh perilaku iman
kepada Rasul Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti : 57
Jujur dalam segala perbuatan, berkata baik dan benar kepada
siapa saja dan apabila tidak bisa berkata baik, maka lebih baik diam,
melaksanakan amanah dari orang tua, amanah dari guru, amanah dari
orang lain, maupun amanah agama, berusaha sekuat tenaga untuk
berjuang, menegakkan kebenaran dan berjuang untuk mencapai
kesuksessan degan penuh kesadaran dan semangat mencari Ridha Allah
swt, gemar menuntut ilmu pengetahuan agar hidupnya berkualitas, gemar
membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw, melaksanakan atau menaati
risalah yang telah disampaikan oleh para rasul.
Iman kepada hari Akhir. Ada banyak sekali contoh perilaku iman
kepada hari akhir yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari,
seperti : 58
selalu berusaha menjadi lebih baik, tidak iri pada nikmat yang
diterima orang lain, menghindari sifat cinta dunia dan harta secara
berlebihan, bersikap rendah hati, tidak silau pada gemerlap dunia.
57
Iman kepada qada’ dan qadar.Ada banyak sekali contoh perilaku
iman kepada qada’ dan qadar yang bisa kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti : 59
Yakin terhadap qada dan qadar dari Allah karena pada hakikatnya
qada dan qadar tersebut sangat logis (masuk akal). Apabila kita sulit
memahaminya, maka hal tersebut berarti bahwa kita sendiri yang belum
memiliki pemahaman secara menyeluruh mengenai hal tersebut.
Pemahaman yang menyeluruh mengenai qada dan qadar akan
melahirkan pribadi yang mau bekerja keras dalam meraih sesuatu.Allah
tidak akan menyalami hukum-Nya (sunatullah) sehingga manusia harus
yakin akan kekuasaan-Nya atas hidup dan kehidupan manusia.Kita tidak
boleh sombong apabila kita berhasil meraih sesuatu karena semua itu tidak
semata-mata atas usaha kita sendiri.Tidak boleh putus asa karena
senantiasa husnuzan pada keadilan Allah.
Mampu menyusun strategi, khususnya dalam hal pekerjaan
sehingga hasilnya efektif dun efisien.Bersyukur apabila memperoleh
rezeki apa pun bentuknya dan senantiasa bersabar apabila mendapatkan
ujian atau musibah.Tanamkan keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada
Allah SWT. agar tidak mudah tergoda bujuk rayu setan. Biasakan bergaul
dengan orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat,
sehingga dapat mencontoh dan meneladani semua amal
baiknya.Tanamkan kesadaran bahwa manusia adalah makhluk
lemah.Perbanyak bersikap lapang dada, ikhlak dan berjiwa besar dalam
59
Ibid
179
Allah.Perbanyak sikap berbaik sangka terutama terhadap ketentuan Allah
yang kita terima.Berdoa kepada Allah, agar diberi kekuatan menjadi orang
yang beriman kuat, berilmu manfaat dan berakhlak mulia. 60
Pengajaran Akhlak.Akhlak secara etimologi berasal dari kata
khalaqa, yang berarti perangai, tabiat, adat, atau khalqun yang berarti
kejadian, buatan, ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak itu berarti perangai,
adat, tabiat, atau sistem penilaian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) akhlak identik maknanya dengan pekerti atau budi pekerti.
Karenanya akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung
kepada tata nilai yang dipakai sebagai landasan. Dalam pengajaran Akhlak
ada dua nilai yang kita kenal. Yakni Akhlak tercela dan Akhlak terpuji.
Dalam hal ini tentu nilai yang berusaha kita internalisasikan dalam diri
peserta didik kita adalah nilai yang berkaitan dengan akhlak terpuji
(Akhlakul Kharimah). Contoh-contoh akhlakul kharimah adalah: 61
Akhlak yang berhubungan dengan Allah; mentauhidkan Allah,
taqwa, berdoa, tawakka.Akhlak terhadap diri sendiri; sabar, syukur,
tawadhu’ (rendah hati), jujur dan amanah.Akhlak terhadap keluarga; Birrul
Walidain, adil terhadap saudara, membina dan mendidik keluarga.Akhlak
terhadap masyarakat; tolong-menolong, adil, pemurah, ukhuwah atau
persaudaraan, pemaaf, menepati janji, musyawarah.
Wali kelas, beliau mengatakan bahwa,dalam tataran nilai, budaya
religius berupa semangat berkorban, semangat persaudaraan, semangat
saling menolong dan tradisi mulia lainnya. Sedangkan dalam tataran
60
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017 61
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017
180
bersedekah, rajin belajar dan perilaku mulia lainnya.
Dengan demikian, budaya religius sekolah pada hakikatnya adalah
terwujudnya nilai-nilai ajaran agama sebagai tradisi dalam berperilaku dan
budaya organisasi yang diikuti oleh seluruh warga sekolah. Dengan
menjadikan agama sebagai tradisi dalam sekolah, maka secara sadar
maupun tidak ketika warga sekolah mengikuti tradisi yang telah tertanam
tersebut, sebenarnya warga sekolah sudah melakukan ajaran agama. Saat
ini, usaha penanaman. 62
karakter siswa diantaranya yaitu:
jarang dilakukan oleh umat manusia, jujur memang susah untuk dijalankan
tetapi kita hanya perlu melawan kesusahan itu dengan keberanian berbuat
benar dan tidak berbohong saat melakukan apapun. Jujur merupakan hal
yang mempunyai banyak pahala tetapi susah kalau kita hanya
memikirkannya tetapi kita bisa mencobanya untuk tidak berbohong dan
tidak mementingkan perkataan yang baik tapi tidak menepatinya. Wali
kelas memberikan arahan agar dalam ujian dan ulangan siswa dituntut
untuk jujur dan tidak menyontek. 63
Penanaman nilai-nilai kejujuran menuntut tata kehidupan sosial
yang merealisasikan nilai-nilai tersebut. Keteladanan yang baik dari orang
tua atau guru, akan mengantarkan anak didik untuk mendapatkan
62
Hasil wawancara dengan wali kelas: Dra. Hj. Muizzah, pada tanggal 2 juni 2017 63
Ibid
181
pribadi orang tua dan guru, boleh jadi anak didik akan
kehilangan public figure yang bisa membawa mereka menjadi manusia
seutuhnya yang berkarakter jujur. Orang bijak mengatakan bahwa
kejujuran itu berawal dari rumah dan sekolah. Hal ini mengisyaratkan
betapa pentingnya peranan orang tua dan guru dalam penanaman nilai-
nilai kejujuran itu.
dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.
Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan
hanya untuk menjaga kondisi susana belajar dan mengajar berjalan dengan
lancar, tetapi juga dengan menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap
siswa. Wali kelas juga memberikan peraturan agar siswa masuk sekolah
tepat waktu, kerapihan dalam berseragam yakni setiap siswa harus
menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan harinya. 64
Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang
mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para
guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat
meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya
kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan
perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian
64
Ibid
182
siswa di sekolah tentunya memerlukan upaya penanggulangan dan
pencegahan.
hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin, misalnya tepat waktu.
Siswa tidak akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya sendiri juga
tidak disiplin. Guru harus menghindari kebiasaan masuk menggunakan
jam karet, molor dan selalu terlambat masuk kelas.
Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga
mudah untuk diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk
belajar.Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada siswa
tentang pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil
optimal, melalui pembinaan dan yang lebih penting lagi melalui
keteladanan.
siswa merupakan salah satu bentuk kedisiplinan siswa dan setiap bulan
akan direkap dan diserahkan keorang tua siswa. Kehadiran di sekolah
bukan hanya berarti peserta didik secara fisik ada di sekolah, melainkan
ialah keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan sekolah. 65
Dalam membangun karakter atau menumbuhkan budi pekerti di
sekolah, ada tiga pilar yang perlu dijadikan pijakkan. Ketiga pilar
memadukan potensi dasar anak. Pilar yang dipakai untuk mewujudkan
sekolah berkarakter meliputi tiga hal. Pertama, membangun watak,
65
Ibid
183
Ketiga, kebermaknaan pembelajaran.
Agar ketiga pilar itu tetap pada landasan yang kokoh, maka ada
kontrol, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan. Pembangunan watak,
kepribadian, dan moral seperti sidiq yang artinya benar atau jujur dan
kepedulian dapat dijabarkan dengan memberi indikator untuk
memudahkan pengontrolan. Pengembangan kecerdasan majemuk mengacu
pada prinsip bahwa anak itu cerdas. Kecerdasan yang dimiliki setiap anak
berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu pengembangan kecerdasan pada
setiap individu. Kebermaknaan pembelajaran mengacu pada sebuah
proses. Untuk mengembangkan kecerdasan majemuk serta menanamkan
perilaku atau pembangunan watak, kepribadian, dan moral perlu
kebermaknaan pembelajaran. Pembelajaran yang dapat memberikan nilai
manfaat untuk menyiapkan kemandirian anak. Supaya tercapai semua
harapan menjadi sekolah berkarakter, diperlukan kontrol, evaluasi, dan
perbaikan berkelanjutan. Agar pembentukan karakter lebih mudah
dipantau dan dinilai, maka perlu adanya indikator. 66
Langkah-langkah dalam pembentukan karakter atau budi pekerti
adalah dengan cara memasukkan konsep karakter pada setiap kegiatan
pembelajaran, membuat slogan yang mampu menumbuhkan kebiasaan
baik dalam segala tingkah laku masyarakat di sekolah. Pemantauan secara
kontinyu. Pemantauan secara kontinyu merupakan wujud dari pelaksanaan
pembangunan karakter atau budi pekerti. Dalam pemantauan ini ada data
66
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017
184
yang dimiliki guru. Anak yang sudah melakukan pembiasaan berbuat baik,
masuk dalam penilaian afektif. Bagi anak yang belum bisa melakukan
pembiasaan berbuat baik atau masih sering melakukan aktivitas di luar
aturan, perlu langkah persuasif agar bisa melakukan ;pembiasaan yang
positif.
Selain sebagai model perilaku sehari-hari dalam bentuk perilaku yang bisa
diteladani, guru juga melakukan pemantauan secara berkelanjutan
terhadap perkembangan moral anak. Guru juga bisa membangun
komunikasi yang efektif dengan orangtua tentang perilaku anak di rumah.
Semua itu untuk menyiapkan anak-anak dalam rangka mengokohkan
konsep moral pada diri mereka, Penilaian orang tua. Orang tua memiliki
peranan yang sangat besar dalam membangun karakter anak. Waktu anak
di rumah lebih banyak daripada di sekolah dan rumah merupakan tempat
pertama anak berkomunikasi serta bersosialisasi dengan lingkungannya.
Untuk itulah, orangtua diberikan kesempatan untuk menilai anak,
khususnya dalam pembentukan moral atau budi pekerti. 67
Memasukkan konsep karakter pada setiap kegiatan pembelajaran
dengan cara, menanamkan nilai kebaikan pada anak (knowing the good).
Menanamkan konsep diri pada anak setiap akan memasuki materi
pelajaran. Baik itu dalam bentuk janji tentang karakter, maupun
pemahaman makna pada karakter yang akan disampaikan. Menggunakan
cara yang membuat anak memiliki alasan atau keinginan untuk berbuat
67
Ibid
185
tokoh-tokoh yang mudah dipahami siswa. mengembangkan sikap
mencintai perbuatan baik (loving the good). Agar anak mengembangkan
karakter yang baik, maka ada penghargaan bagi anak yang membiasakan
melakukan kebaikan. Begitu pula anak yang melakukan pelanggaran,
supaya diberi hukuman yang mendidik, melakukan perbuatan baik (acting
the good). Karakter yang sudah mulai dibangun melalui konsep
diaplikasikan dalam proses pembelajaran selama di sekolah. Selain itu,
juga memantau perkembangan anak dalam praktik pembangunan karakter
di rumah. Dalam hal, ini guru sebagai model. Guru akan banyak dilihat
siswa. Apa yang dilakukan oleh guru, dianggap benar oleh siswa. Untuk
itulah guru harus memberikan contoh yang positif.
Upaya Menanamkan Pendidikan Karakter Menerapkan Program K3
Upaya yang dilakukan oleh guru di Madrasah Aliyah Negeri Buntet
Pesantren adalah untuk menanamkan pendidikan karakter antara lain:
menerapkan program K3 (kebersihan, keindahan, dan ketertiban),
membiasakan mengkondisikan kelas sebelum memulai pembelajaran, guru
berusaha menjadi idola yang uswatun hasanah bagi siswa, guru berusaha
menjadi sahabat bagi siswanya, mengintegrasikan materi pelajaran ke
dalam kegiatan sehari-hari dan ke dalam kegiatan-kegiatan yang
diprogramkan oleh sekolah, menerapkan pendidikan holistik berbasis
karakter, dan membuat design pembelajaran yang bernuansa karakter. 68
Bila lingkungan sehat maka semua mahkluk hidup yang ada
disekeliling kita akan dapat bernafas dengan baik. Terutama kita sebagai
siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Karena bila
68
Hasil Wawancara dengan guru Pkn: Ainurrohmah S.Pd pada tanggal 6 juni 2017
186
ruangan kelas bersih, pastilah udara akan sejuk. Dan oleh karena itu otak
dapat menjalankan fungsi dan kegunaannya dengan sempurna.
Kebersihan lingkungan mendorong semangat belajar siswa
dalam setiap aspek dan perilaku siswa tentunya tampak dari kebiasaannya
setiap hari. Demikianlah dengan lingkungan kelas bahkan lingkungan
sekolah sekalipun. Bila lingkungan sekolah maupun lingkungan kelas
termasuk ruangan kelas bersih dan ditata sebaik – baiknya, maka motivasi
belajar yang timbulpun akan mengajak sahabat–sahabat untuk semangat
dalam mengikuti pembelajaran.
Kebersihan lingkungan sekolah juga berdampak dan berpengaruh
besar bagi siswa terlebih lagi bagi sekolah itu sendiri. Karena semua orang
pasti menyelidiki situasi maupun keadaan sekolah sebelum menjadi siswa
disekolah tersebut. Jadi, untuk menjaga nama baik sekolah, setiap
penggerak–penggeraknya harus menjaga kebersihan dan kenyamanan di
sekolah serta keamanan disekolah.
membantu membersihkan lingkungan sekolah jika kotor, melaksanakan
piket sesuai jadwal, siswa tidak mencoret coret tembok sekolah (agar
tembok tetap bersih) dan juga siswa jika melihat ada sampah yg
berserakan siswa wajib membuangnya ketempat sampah.
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang,
hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman
persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Keindahan diartikan
187
sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi
sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas
yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan
dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya. 69
Masyarakat yang tertib adalah masyarakat yang mampu menjaga
sikap dan perilaku mereka sesuai peraturan yang tertulis atau tidak tertulis
di dalam lingkungannya.Peraturan yang tertulis berupa hukum,seperti
undang-undang peraturan daerah,peraturan pemerintah,dan banyak lagi
jenisnya.Sedangkan peraturan tidak tertulis bisa berupa nilai-nilai yang di
anut di suatu daerah tertentu seperti kebiasaan dan tata cara. 70
Untuk menilai kondisi ketertiban dalam lingkungan sekitar,ada
beberapa indicator yang bisa di pakai yaitu, ada atau tidaknya peraturan
mengenai ketertiban di lingkungan, lingkungan tersebut bebas polusi
udara,polusi suara,polusi air,dan tanah.Dampak dari ketertiban yaitu
lingkungan yang teratur, lingkungan yang dapat di nilai adalah ketertiban
di rumah, ketertiban di sekolah dan ketertiban di lingkungan sekitar
lainnya. 71
kebersihan diri,maka kebersihan pada lingkungan juga patut di
perhatikan.Untuk menilai kondisi kebersiahan di lingkungan sekitar,ada
beberapa indicator yang bisa di pergunakan yaitu, lingkungan tersebut
69
Ibid 71
menular minimal selama 2 tahun terakhir, masyarakat yang tinggal di
lingkungan tersebut memiliki kesadaran akan kebersihan dengan
memisahkan dan menangani sampah mereka.
Keindahan identik dengan sesuatu yang berbau fisik,nyata,bisa,di
lihat atau di rasakan.Indra manusia berperan besar dalam menilai sesuatu
menuntut keindahannya,mata, hidung,dan telinga, terutama untuk menilai
kondisi keindahan lingkungan di sekitarmu ada beberapa indicator yang
bisa dipakai. Lingkungan yang indah dapat dilihat secara nyata(dengan
indra manusia lainnya juga)tertata indah, manusia yang berada di
lingkungan tersebut merasa nyaman dan betah berada di
sekitarnya.lingkungan yang indah manusia yang berada di lingkungan
tersebut memiliki kualitas kehidupan lebih baik,misalnya lebih kreatif,
lebih tenang. 72
dengan lingkungan, jika lingkungan sekolah kita kotor, tidak tertib, tidak
terawat, maka akan memberikan kesan tidak nyaman pada saat kita
belajar. Dan disinilah kita menyadari bahwa betapa pentingmya hidup
tertib dan indah di lingkungan sekolah, jika hidup tertib bisa kita
laksanakan, maka kebersihan dan ketertiban akan terjamin keadaannya,
dan juaga memberikan kesan keindahan pada lingkungan sekolah kita.
72
Ibid
189
Hal–hal yang harus diterapkan hidup tertib dan indah di lingkungan
sekolah : 73
supaya tercapai ketertiban di lingkungan sekolah.
Kebersihan dan keindahan di lingkungan sekolah contoh demi
tercapainya kebersihan dan keindahan dilingkungan sekolah, perlu
adanya mengadakan praktek pendidikan lingkungan hidup
seperti membersihkan kelas, lapangan dan kebun sekolah.
Nilai – nilai dalam ketertiban, kebersihan, dan keindahan nilai-nilai
bisa di tekankan pada masyarakat di suatu lingkungan dengan secara
bertahap, yaitu tahap pertama adalah perlu ditekanya ketertiban pada
masyarakat. ketertiban tersebut juga harus di laksanakan dari hal-hal yang
kecil terlebih dahulu seperti buang sampah pada tempatnya dan yang
lainya, sampai hal – hal yang besar lainya. Dan setelah ketertiban maka
akan tercapai kebersihan lingkungan, bersih dari sampah, pencemaran, dan
lainnya, setelah tercapai kebersihan, maka akan memberikan kesan
bernilai keindahan pada lingkungan. 74
Menciptakan keindahan pada lingkungan harus ada usaha-usaha
seperti menekankan nilai-nilai K3 kepada siswa, membuat peraturan-
peraturan tentang kebersihan dan penghijauan. Penghijauan sangat
penting untuk pelestarian lingkungan, berguna untuk mengurangi
73
Ibid 74
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017
190
pencemaran udara, mencegah bencana alam seperti banjir dan longsor, dan
juga mengurangi resiko penipisan lapisan ozon.
Macam-macam Nilai Pendidikan Karakter
adalah: Religius, Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Contohnya adalah
Merayakan hari-hari besar keagamaan, memiliki fasilitas yang dapat
digunakan untuk beribadah, memberikan kesempatan kepada semua
peserta didik untuk melaksanakan ibadah, berdoa sebelum dan sesudah
pelajaran, memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk
melaksanakan ibadah. 75
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan. Jujur dari segi kognitif siswa harus mengetahui apa itu
pengertian jujur dan contoh perilaku jujur. Jujur dari segi afektif siswa
terlihat memiliki sikap dan minat yang menunjukkan kejujuran. Jujur dari
segi psikomotorik terlihatnya perbuatan, tindakan atau perilaku yang
menunjukkan kejujuran.
hilang, tranparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala,
menyediakan kantin kejujuran, menyediakan kotak saran dan pengaduan,
larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian,
menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang, tempat pengumuman
75
191
kelas secara berkala dan larangan menyontek. 76
Toleransi, dari segi kognitif siswa sudah mengetahuia apa arti dari
toleransi, dari segi afektif siswa sudah terlihat adanya minat untuk
melakukan toleransi, dan toleransi dari segi psikomotorik terlihat Sikap
dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
Contohnya adalah menghargai dan memberikan perlakuan yang
sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama,
ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas,
memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status
ekonomi, memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas
tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status
ekonomi, memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus,
bekerja dalam kelompok yang berbeda. 77
Disiplin, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu disiplin
dalam segi afektif terlihat tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Dari segi psikomotorik
siswa sudah bisa menerapkan sikap disiplin seperti tepat waktu datang
disekolah, baju seragam sekolah dipakai sesuai dengan ketentuan harinya.
Contohnya adalah memiliki catatan kehadiran, memberikan
penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin, memiliki tata tertib
sekolah, membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin, menegakkan
aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib
sekolah, menyediakan peralatan praktik, membiasakan hadir tepat waktu,
76
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra Ani pada tanggal 10 Juni 2017 77
Ibid
192
penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan. 78
Kerja Keras, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
kerja keras, dari segi afektif terlihat tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, dari segi
psikomotorik adalah menciptakan suasana kompetisi yang sehat,
menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja
keras.
kerja, pelaksanaan di dalam kelas, menciptakan suasana kompetisi yang
sehat, menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan
belajar, mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja,
memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan
belajar. 79
Kreatif, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu yang
dinamakan kreatif, dari segi afektif siswa berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Dari segi psikomotorik adalah menciptakan situasi yang menumbuhkan
daya berpikir dan bertindak kreatif.
contohnya menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan
daya pikir dan bertindak kreatif, pemberian tugas yang menantang
munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi.
Mandiri, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
pengertian mandiri, dari segi afektif sudah terlihat sikap dan perilaku yang
tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Dari segi psikomotorik adalah menciptakan situasi sekolah yang
membangun kemandirian peserta didik.
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri. 80
78
cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain. Dari segi psikomotorik adalah
melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.
Contohnya menciptakan suasana sekolah yang menerima
perbedaan, pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka, mengambil
keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat,
pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka, seluruh produk
kebijakan melalui musyawarah dan mufakat, mengimplementasikan
model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif. 81
Rasa Ingin Tahu, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
rasa ingin tahu, dari segi afektif siswa sudah mampu melakukan Sikap
dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Dari segi
psikomotorik adalah menyediakan media komunikasi atau informasi
(media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah.
Contohnya memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam
pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya, menciptakan
suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu, eksplorasi lingkungan
secara terprogram, tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak
atau media elektronik).
Semangat Kebangsaan, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui
apa itu arti semangat kebangsaan, dari segi afektif siswa bisa berpikir,
bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Dari segi psikomotorik
adalah Melakukan upacara rutin sekolah, melakukan upacara hari-hari
besar nasional.
nasional, memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah,
81
Ibid
194
mengikuti lomba pada hari besar nasional, bekerja sama dengan teman
sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi, mendiskusikan
hari-hari besar nasional. 82
Cinta Tanah Air, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
arti dari cinta tanah air, dari segi afektif Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya. Dari segi psikomotorik adalah
Menggunakan produk buatan dalam negeri, menyediakan informasi (dari
sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia.
Contohnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
memajang foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang
negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia,
menggunakan produk buatan dalam negeri. 83
Menghargai Prestasi, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa
itu arti menghargai prestasi, dari segi afektif Sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Dari segi psikomotorik adalah Memberikan penghargaan atas hasil
prestasi kepada warga sekolah.
memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik, memajang tanda-
tanda penghargaan prestasi, menciptakan suasana pembelajaran untuk
memotivasi peserta didik berprestasi.
Bersahabat/Komunikatif, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui
apa itu pengertian bersahabat atau komunikatif, dari segi afektif Sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan
orang lain.Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta
didik. Dari segi psikomotorik adalah Suasana sekolah yang memudahkan
terjadinya interaksi antarwarga sekolah.
menghargai dan menjaga kehormatan, pergaulan dengan cinta kasih dan
rela berkorban, pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi
peserta didik, pembelajaran yang dialogis, guru mendengarkan keluhan-
keluhan peserta didik. 84
Cinta Damai, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu arti
cinta damai, dari segi afektif siswa menunjukkan sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Dari segi psikomotorik adalah Menciptakan suasana sekolah dan bekerja
yang nyaman, tenteram, dan harmonis.
Contohnya membiasakan perilaku warga sekolah yang anti
kekerasan, membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender,
perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang, menciptakan
suasana kelas yang damai, membiasakan perilaku warga sekolah yang anti
kekerasan, pembelajaran yang tidak bias gender, kekerabatan di kelas yang
penuh kasih sayang.
Gemar Membaca, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
arti dari gemar membaca, dari segi afektif siswa menunjukkan kebiasaan
menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan
kebajikan bagi dirinya. Dari segi psikomotorik adalah Program wajib baca.
Contohnya frekuensi kunjungan perpustakaan, menyediakan
fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca, pelaksanaan di
dalam kelas, daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik, frekuensi
kunjungan perpustakaan, saling tukar bacaan, pembelajaran yang
memotivasi anak menggunakan referensi. 85
84
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra Ani pada tanggal 10 Juni 2017 85
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
196
Peduli Lingkungan, dari segi kognitif siswa sudah bisa mengetahui
apa itu arti peduli lingkungan, dari segi afektif Sikap dan tindakan yang
selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya,
dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi. Dari segi psikomotorik adalah Pembiasaan memelihara
kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.
Contohnya tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci
tangan, menyediakan kamar mandi dan air bersih, pembiasaan hemat
energi, membuat biopori di area sekolah, membangun saluran pembuangan
air limbah dengan baik, melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah
organik dan anorganik, penugasan pembuatan kompos dari sampah
organik, menyediakan peralatan kebersihan, membuat tandon
penyimpanan air, memrogramkan cinta bersih lingkungan, memelihara
lingkungan kelas, tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas,
pembiasaan hemat energi, memasang stiker perintah mematikan lampu
dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan. 86
Peduli Sosial, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu arti
dari peduli sosial, dari segi afektif, sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Dari segi psikomotorik adalah Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial,
melakukan aksi sosial.
kepada sesama teman kelas, melakukan aksi sosial, membangun
kerukunan kelas.
Tanggung Jawab, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu
arti dari tanggung jawab, dari segi afektif, sikap dan perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Dari segi psikomotorik
adalah Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk
lisan maupun tertulis.
kecurangan dalam pelaksanaan tugas, pelaksanaan tugas piket secara
teratur, peran serta aktif dalam kegiatan sekolah, mengajukan usul
pemecahan masalah.
baik, sebab kebanyakan dari sekarang pendidikan menerapkan sistem
militer, tpi itu sangatlah bermanfaat bagi siswa dan guru. disamping itu
juga dalam penerapan pendidikan, guru dan murid haruslah saling bekerja
sama dan saling berkomunikasi. meskipun kebanyakan siswa masih
terdapat bersifat jelek atau buruk, tpi semua itu bisa berubah menjadi baik
apabila guru bisa menerapkan penerapan pendidikan berkarakter dan juga
berkomunikasi yang baik, sehingga siswa tidak bosan dengan guru.
pendidikan berkarakter bisa ditanamkan mulai dari remaja agar kelak
ketika sudah dewasa, dapat menanamkan kepada anak-anak kita. lewat
blog ini saya pun belajar sedikit demi sedikit untuk menanamkannya pada
diri saya. meskipun kadang sedikit ada masalah yang membuat saya tidak
disiplin, melanggar aturan dll. lewat pendidikan ini saya pun belajar
bagaimana bisa menghargai guru, giat belajar, tidak melanggar aturan,
disiplin. 87
Pendidikan karakter di Era globalisasi ini memerlukan sebuah
terobosan dalam mengenovasi strategi dan metode pembelajaran yang
akan dipakai mengingat munculnya berbagai fenomena baru yang
sebelumnya tidak ada.
dan dapat berupa berbagai kegiatan yang dilakukan secara intrakurikuler
dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler terintegrasi kedalam mata
pelajaran, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan diluar jam
pelajaran.
87
Hasil wawancara dengan guru Pkn: Ahmad Fikri pada tanggal 6 juni 20 17
198
dilaksanakan dengan menggunakan strategi yang tepat. Strategi yang tepat
adalah strategi yang menggunakan pendekatan kontekstual. Alasan
penggunaan strategi kontekstual adalah bahwa strategi tersebut dapat
mengajak siswa menghubungkan atau mengaitkan materi yang dipelajari
dengan dunia nyata. Dengan dapat mengajak menghubungkan materi yang
dipelajari dengan dunia nyata, berati siswa diharapkan dapat mencari
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan
pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 88
Dengan demikian dalam pendidikan karakter harus mempunyai
setrategi yang pas agar siswa bisa melaksanakan atau menjalankkan
karakter yang telah ditanamkan oleh guru di sekolah Madrasah Aliyah
Negeri Buntet Pesantren Cirebon.
sikap sebagai berikut: 89
Keteladanan, Allah dalam mendidik manusia menggunakan contoh
atau teladan sebagai model terbaik agar mudah diserap dan diterapkan para
manusia. Contoh atau teladan itu diperankan oleh para Nabi dan Rasul.
Penanaman kedisiplinan, disiplin pada hakikatnya adalah suatu
ketaatan yang sungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk
menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku sebagaiman mestinya
menurut aturan-aturan atau tata kelakuan yang seharusnya berlaku didalam
suatu lingkungan tertentu.
88
Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra Ani pada tanggal 10 Juni 2017 89
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017
199
Pembiasaan, terbentuknya karakter memerlukan proses yang relatif
lama dan terus menerus. Oleh karena itu, sejak dini harus ditanamkan
pendidikan karekter pada anak.Menciptakan suasana yang kondusif,
lingkungan dapat dikatakan merupakan proses pembudayaan anak
dipengaruhi oleh kondisi yang setiap saat dihadapi dan dialami anak..
demikian halnya, menciptakan suasana yang kondusif di sekolah
merupakan upaya membangun kultur atau budaya yang memungkinkan
untuk membangun karakter terutama berkaitan dengan budaya kerja dan
belajar di sekolah.
proses internalisasi nilai-nilai. Untuk itu diperlukan pembiasaan diri untuk
masuk kedalam hati agar tumbuh dari dalam. Pentingnya pendidikan atau
pembelajaran terintegrasi atau terpadu didasarkan dari beberapa asumsi
dan dasar pemikiran sebagai berikut: 90
Fenomena yang ada tidak berdiri
sendiri, memandang objek sebagai keutuhan, tidak dikotomi.
Pembinaan, untuk menjadikan seorang anak didik yang memiliki
karakter atau akhlak yang baik diperlukan pembinaan yang terus menerus
dan berkesinambungan. Untuk mewujudkan akhlak yang luhur pada diri
anak didik tidaklah mudah karena menyangkut kebiasaan hidup.
Pembinaan akan berhasil hanya dengan usaha yang keras dan kesabaran
serta dukungan dari orang tua dan masyarakat.
Berdasarkan wawancara dari kepala sekolah dan guru dari MAN
Buntet Pesantren Cirebon pelaksanaa strategi pendidikan karakter di
sekolah Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren diantaranya adalah
sebagai berikut:Kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa strategi yang
90
Ibid
200
Buntet Pesantren Cirebon diantaranya adalah: 91
Kognitif, kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk
dalam ranah kognitif. Contohnya, Siswa mampu membedakan nilai-nilai
akhlak mulia dan mengenal sosok Nabi Muhammad SAW sebagai figur
teladan akhlak mulia melalui hadits dan sunnahnya.Cara penyampaian
pembelajaran kognitif adalah sebagai berikut: adanya guru yang
memberikan arahan agar siswa tidak melakukan banyak kesalahan dalam
menggunakan kesempatannya untuk memperoleh pengetahuan dan
pengalaman yang positif.Materi yang diberikan harus saling berkaitan
karena dengan begitu seseorang akan lebih terlatih untuk mengeksplorasi
kemampuan kognitifnya.Pembelajaran dilakukan dari pengenalan umum
kekhusus dan sebaliknya dari khusus keumum atau dari kongkrit
keabstrak. 92
Afektif, afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif mencakup watak , perilaku seperti perasaan, minat, sikap,
emosi dan nilai. Menumbuhkan rasa cinta dan rasa butuh terhadap nilai-
nilai akhlak mulia, sasaran guru di sini adalah hati dan emosional siswa.
Cara penyampaiannya adalah dengan cara:Meminta siswa menganalisis
situasi untuk menemukan isyarat-isyarat yang tersembunyi berkenaan
dengan perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain, setiap siswa
menuliskan responnya masing-masing, siswa menganalisis respon siswa
91
Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, pada tanggal 2 juni 2017 92
Ibid
201
siswa untuk menentukan pilihannya sendiri. 93
Psikomotorik, psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami
sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan berprilaku). Pada siswa di lakukan dengan
pembiasaan dan pemotivasian supaya mampu mempraktikkan pendidikan
karakter dalam kehidupan sehari-hari.
pengajaran aqidah akhlak merupakan kesatuan bahan pelajaran yang
berguna dalam pembentukan prilaku dan akhlakul karimah, maka
penggunaan metode ceramah adalah sangat efektif. Selain metode
ceramah, juga menggunakan metode tanya jawab, diskusi,
penugasan,demonstrasi dan lain-lain. Penanaman akhlakul karimah juga
dapat dilakukan dengan pendekatan perorangan (individu) secara langsung
antara guru dan anak didik dengan memberikan motivasi-motivasi dan
juga contoh prilakunya dalam berinteraksi sosial dan hal ini saya biasanya
melakukan di luar kelas. 94
Dalam penyampaian pembelajaran Akhlak bisa menggunakan
melalui dua pendekatan, yaitu:
cara meningkatkan keimanan dan akhlak sebagai manivestasi dari
pembelajaran Akidah dan Akhlak diperlukan latihan dan pembiasaan
secara berulang-ulang oleh guru di sekolah maupun oleh orang tua
dirumah. karena walau bagaimanapun kecakapan hidup siswa ( life skill )
93
Ibid 94
Hasil wawancara dengan Aqidah Akhlak: Ani Asnani, pada tanggal 2 juni 2017
202
perlu dibina dan dibiasakan untuk senantiasa berpikir dan berakhlak
fositif. Disamping itu juga pembentukan akhlak al mahmudah sangatlah
sulit jika tidak dilati