bab iv implementasi nilai-nilai pendidikan karakter di

107
144 BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH ALIYAH NEGERI BUNTET PESANTREN CIREBON A. Pendidikan Karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia yang cerdas dan terampil serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai semangat patriotisme terhadap bangsa dan negara sesuai dengan jenis dan tingkat pendidikan masing-masing. Sekolah bisa berjalan dengan baik karena adanya guru, guru adalah orang yang diberi tugas mengajar dan mendidik di sekolah. Oleh karena itu peranan guru adalah sangat penting sekali didalam menyiapkan generasi muda guna membangun bangsa dan negara kedepan. Ditangan gurulah terletak masa depan bangsa, tanpa guru maka bangsa ini tidak akan mengalami banyak kemajuan. Oleh karena itulah guru dikatakan pahlawan tanpa tanda jasa, karena pengabdian yang dilakukan oleh guru tidak diberikan jasa berupa pangkat seperti kalangan militer. 1 Dalam dunia pendidikan semua mengetahui bahwa tugas guru bukan hanya mengajar dan memberi ilmu pengetahuan saja kepada anak 1 Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs. Jaja Harja Nugraha M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

144

BAB IV

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

DI MADRASAH ALIYAH NEGERI BUNTET PESANTREN

CIREBON

A. Pendidikan Karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan untuk

menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia yang

cerdas dan terampil serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai

semangat patriotisme terhadap bangsa dan negara sesuai dengan jenis dan

tingkat pendidikan masing-masing.

Sekolah bisa berjalan dengan baik karena adanya guru, guru adalah

orang yang diberi tugas mengajar dan mendidik di sekolah. Oleh karena itu

peranan guru adalah sangat penting sekali didalam menyiapkan generasi

muda guna membangun bangsa dan negara kedepan. Ditangan gurulah

terletak masa depan bangsa, tanpa guru maka bangsa ini tidak akan

mengalami banyak kemajuan. Oleh karena itulah guru dikatakan pahlawan

tanpa tanda jasa, karena pengabdian yang dilakukan oleh guru tidak

diberikan jasa berupa pangkat seperti kalangan militer.1

Dalam dunia pendidikan semua mengetahui bahwa tugas guru

bukan hanya mengajar dan memberi ilmu pengetahuan saja kepada anak

1 Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs. Jaja Harja Nugraha M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017

Page 2: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

145

didik tetapi lebih dari itu yakni membina karakter siswa sehingga

tercapailah kepribadian yang berakhlakul karimah. Diantara karakter baik

yang hendak dibangun dalam kepribadian peserta didik adalah bisa

bertanggung jawab, jujur, dapat dipercaya, menepati janji, ramah, peduli

kepada orang lain, percaya diri, pekerja keras, bersemangat, tekun, tidak

mudah putus asa, bisa berfikir rasional dan kritis, kreatif dan inofatif,

dinamis, bersahaja, rendah hati, tidak sombong, sabar, cinta ilmu

kebenaran, rela berkorban, berhati-hati, bisa mengendalikan diri, tidak

mudah terpengaruh oleh informasi buruk, mempunyai inisiatif, setia

menghargai waktu, dan bisa bersikap adil.2

Upaya Pembentukan Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan

guru-guru yang ada di Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren Cirebon,

diantaranya adalahKepala sekolah, beliau mengatakan bahwa, dari

madrasah sendiri sudah ada konsep dalam upaya pendidikan karakter

siswa, seperti:3

kedisiplinan yang meliputi peraturan waktu maupun

peraturan tugas, upaya meningkatkan akhlakul karimah siswa dalam

bentuk penerapan ibadah sehari-hari, kejujuran dalam hal apapun termasuk

ujian, tanggung jawab siswa, jika ada pelanggaran siwa wajib dan harus

bertanggung jawab, semua ini yang tidak kalah penting adalah upaya

2 Ibid

3 Ibid

Page 3: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

146

penyadaran siswa, karena dengan siswa sadar akan semuanya menjadi

mudah.4

Pendidikan karakter perlu ditanamkan pada peserta didik sejak dini.

Pendidikan karakter adalah segala upaya yang bisa dilakukan untuk

mempengaruhi karakter anak didik. Pendidikan karakter merupakan suatu

usaha yang disengaja untuk membantu anak didik sehingga ia dapat

memahami, memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai etika atau budi

pekerti dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi manusia yang lebih baik.

Pendidikan karakter penting bagi setiap orang, yang di mana karakter

tersebutlah yang mendominasi sifat atau identitas orang itu sendiri.

Pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat penting. Dengan

pendidikan karakter kita mampu mengenali siapa diri kita yang sebenarnya

kemudian dapat membentuk sifat yang baik, terutama dari segi etika dan

moral. Etika seseorang yang tidak mendapatkan pendidikan karakter.5

Jadi perlu dipahami, bahwasanya pendidikan karakter dalam dunia

pendidikan mengambil peranan yang penting yaitu sebagai penyeimbang

dari kecakapan kognitif dari peserta didik. Contoh nyata dari tidak

seimbangnya pendidikan kognitif dengan pendidikan karakter adalah

seringnya kita jumpai, ada pejabat atau oknum pemerintah yang

melakukan korupsi. Oleh karena itu, perlu ditanamkan pendidikan karakter

pada peserta didik yang kelak menjadi generasi penerus bangsa yang

memiliki karakter baik, berdedikasi tinggi, jujur dan amanah.

Kepala sekolah juga mengatakan bahwa setiap guru harus

menanamkan ketauladanan nilai-nilai pendidikan karakter, agar para siswa

bisa mencontoh yang dilakukan oleh gurunya. Nilai-nilai karakter yang

harus guru tauladani adalah dalam hal tanggung jawab, kebersihan,

disiplin, jujur dan shalat berjamaah.6

Contoh nilai karakter yang harus guru tauladani terdiri dari

tanggung jawab, kebersihan, kedisiplinan, jujur dan shalat berjamaah.

Adapun contoh dari tanggung jawab adalah Guru berangkat ke sekolah

4 Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs. Jaja Harja Nugraha M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017

5 Ibid

6 Ibid

Page 4: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

147

tepat waktu sebelum jam pelajaran dimulai menjadi salah satu rutinitas

seorang guru, guru bersikap baik dalam menjalankan pengajaran dan

tugas-tugas harian, guru tidak pernah terlambat “mengembalikan”

pekerjaan siswa, guru tidak lupa memberi feedback secara positif bagi

perkembangan siswanya. guru merasa bersalah dan terus mencari cara

ketika pengajarannya tidak dipahami dan dimengerti siswa.7

Contoh nilai karakter yang harus guru tauladani dalam kebersihan

adalah guru harus mencontoh membuang sampah pada tempatnya dan

guru selalu menggunakan pakaian yang rapih dan bersih. Adapun contoh

nilai karakter kedisiplinan adalah guru selalu datang di sekolah tepat pada

waktunya, guru masuk kelas tidak terlambat, dan guru keluar kelas tepat

pada waktunya.8

Contoh nilai karakter yang harus guru tauladani dalam karakter

kejujuran adalah Sejauhmana guru menilai hasil “pekerjaan” siswanya

dengan standar yang jelas, guru tidak mentolerir kebiasaan siswa dalam

mencontek dan tidak melakukannya dalam keseharian, guru dapat juga

memaparkan apa maknanya seorang siswa mengerjakan “PR”-nya sendiri

dan tepat waktu mengumpulkannya, guru mengapresiasi hasil pekerjaan

siswa yang dikerjakannya secara jujur sekalipun belum sepenuhnya

diselesaikan.9

Sedangkan contoh nilai karakter yang harus guru tauladani berupa

shalat berjamaah adalah guru selalu mengikuti shalat dzuhur berjamaah di

7 Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017

8 Ibid

9 Ibid

Page 5: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

148

sekolah, dan guru hadir tepat waktu dalam mengikuti shalat dzuhur

berjamaah di sekolah.

Wakil kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa: Perencanaan dan

pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh kepala

sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor) secara bersama-sama

sebagai suatu komunitas pendidik dan diterapkan ke dalam kurikulum

melalui hal-hal berikut ini:10

Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik

secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Kegiatan rutin adalah

kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus menerus di sekolah.

Tujuannya untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu dengan baik.

Contoh kegiatan rutin adalahberdoa sebelum memulai kegiatan,

kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik berdoa sebelum

memulia segala aktifitas, membaca Asmaul Husna Kegiatan ini bertujuan

membiasakan peserta didik untuk berdzikir, mengingat nama-nama Allah,

hormat Bendera Merah Putih dan upacara pada hari besar kenegaraan.

Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan jiwa nasionalisme dan bangga

sebagai bangsa pada peserta didik, pemeriksaan kebersihan badan (kuku,

telinga, rambut, dan lain-lain). Bertujuan agar siswa senantiasa menjaga

kebersihan anggota baannya agar menjadi siswa yang bersih dan sehat,

beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur, berdoa waktu mulai

dan selesai pelajaran, bertujuan agar siswa tertanam jiwa religiusnya, dan

mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau

teman.Bertujuan agar siswa mempunyai sifat sopan santun dimanapun

juga.

10

Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah Imam Bukhori S.Pd.I pada tanggal 2 juni 2017

Page 6: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

149

Kegiatan spontan yaituKegiatan spontan tidak saja berkaitan

dengan perilaku anak yang negatif, tetapi pada sikap atau perilaku yang

positif pun perlu ditanggapi oleh guru, sebagai penguat bahwa sikap atau

perilaku tersebut sudah baik dan perlu dipertahankan, sehingga dapat

dijadikan teladan bagi teman-temannya. Kegiatan ini dilakukan biasanya

pada saat guru dan tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya

perbuatan yang kurang baik dari peserta didik yang harus dikoreksi pada

saat itu juga.

Contoh kegiatan sepontan adalah ada siswa yang melakukan

kesalahan atau datang di sekolah terlambat, guru menegur siswa pada saat

itu juga agar tidak melakukan kesalahan atau datang terlambat lagi,

membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru, karyawan

dan sesama siswa, membiasakan bersikap sopan santun, membiasakan

membuang sampah pada tempatnya, membiasakan antri, membiasakan

menghargai pendapat orang lain, membiasakan minta izin masuk/keluar

kelas atau ruangan, membiasakan menolong atau membantu orang lain,

membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di sekolah,

seperti Majalah Dinding dan Kotak Curhat BK, dan membiasakan

konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain sesuai kebutuhan.11

Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga

kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-

tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta

didik untuk mencontohnya.

11

Ibid

Page 7: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

150

Contoh kegiatan keteladanan adalah membiasakan berpakaian rapi,

mebiasakan datang tepat waktu, membiasakan berbahasa dengan baik,

membiasakan rajin membaca, membiasakan bersikap ramah, membiasakan

disiplin, kebersihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, tata

beribadah dan kerja keras.

Pengkondisian, untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan

budaya dan karakter bangsa maka sekolah harus dikondisikan sebagai

pendukung kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-

nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan. Contoh dalam kegiatan

ini adalah kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau

dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang dilorong-lorong

kelas dan di dalam kelas.12

Masalah Siswa di Sekolah

Menurut guru PKn ada banyak prilaku yang menunjukkan sifat

percaya diri di sekolah, yaitu berani mengutarakan gagasan yang

bersumber dari diri sendiri di hadapan guru maupun siswa lain. Tidak

mencontek di saat ujian dan menjawab sesuai kemampuan diri juga adalah

perilaku yang mencerminkan percaya diri.Memiliki inisiatif, yakni

kemampuan dalam memutuskan dan melakukan sesuatu baik itu di kelas

atau di lingkungan sekolah lainnya. Berani menghadapi dan melaporkan

siswa lain yang hobi melakukan perundungan atau bullying.Selalu belajar

dari kegagalan dalam ujian sekolah misalnya. Mereka yang percaya diri

tidak akan jatuh berlama-lama melainkan segera bangkit, belajar dari

kegagalan dan kembali memaksimalkan usaha.13

Meskipun demikian masih banyak siswa yang enggan atau tidak

berani bertanya kepada guru didalam kelas, Ada beberapa faktor yang

membuat siswa enggan atau tidak berani bertanya, diantaranya adalah

12

Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah Imam Bukhori S.Pd.I pada tanggal 2 juni 2017 13

Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017

Page 8: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

151

takut dianggap bodoh atau ditertawakan teman, takut disuruh maju

menyelesaikan soal ke depan oleh guru, takut jika diminta menjelaskan

ulang materi yang baru saja disampaikan oleh guru, tidak membaca materi

pelajaran atau kurang memperhatikan guru saat pelajaran sehingga sama

sekali tidak paham materi yang akan ditanyakan, dan takut mengemukakan

pendapat karena bingung cara menyampaikannya (tidak dapat berbahasa

dengan baik).

Mengatasi rasa tidak percaya diri pada siswa di sekolah guru dapat

melakukan upaya yang dapat dipakai untuk meningkatkan rasa percaya

diri pada siswa adalah dengan mengetahui penyebab kurangnya rasa

percaya diri pada siswa, guru dapat memberikan perlakuan yang tepat

untuk siswa tersebut. Biasanya siswa akan memiliki rasa percaya diri

ketika mereka dalam situasi yang membuat mereka merasa penting. Maka,

guru harus menemukan hal yang membuat siswa merasa bernilai.14

Hampir setiap kelas memiliki siswa yang pernah menerima

penilaian negatif. Siswa ini mungkin berasal dari keluarga yang kasar dan

suka merendahkan mereka, atau mungkin berasal dari kelas sebelumnya

yang pernah memberikan penilaian negatif terhadap diri mereka. Jadi,

dukungan emosional sangat penting untuk membuat siswa kembali

mendapat rasa percaya dirinya.15

Prestasi dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa. Tidak cukup

hanya memberitahukan bahwa mereka bisa mencapai suatu prestasi, tapi

14

Ibid 15

Ibid

Page 9: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

152

guru harus membantu mereka mengembangkan kemampuannya,

memastikan bahwa prestasi benar-benar dapat dicapai.

Tidak mencontek di saat ujian dan menjawab sesuai kemampuan

diri juga adalah perilaku yang mencerminkan percaya diri

Guru aqidah akhlak, Guru memberikan contoh dalam menegakkan

disiplin dan tata tertib, misalnya hadir tepat waktu di kelas dalam kegiatan

pembelajaran dan berpenampilan rapi. Membantu peserta didik dalam

mengatasi kesulitan belajar tanpa membedakan status sosial, ekonomi, dan

keadaan fisik peserta didik. Misalnya siswa yang lambat dalam proses

belajar, ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok

siswa lain yang memiliki taraf intelektual yang sama. Memotivasi peserta

didik dalam belajar, berkarya dan berkreasi. Guru mampu berkomunikasi

dengan peserta didik untuk meningkatkan prestasinya. Mau menerima

perbedaan pendapat peserta didik dan berani mengatakan yang benar dan

yang salah tanpa menyinggung perasaan.16

Menurut guru aqidah akhlak nilai-nilai karakter yang diberikan

pada siswa MAN Buntet Pesantren Cirebon adalah, Terhadap Tuhan:

iman, taqwa, syukur, ikhlas, sabar, taat dan taubat, Terhadap diri sendiri:

berusaha keras untuk mencapai prestasi yang baik, jujur, disiplin, amanah

dan konsisten.Terhadap sesama: adil, jujur, tanggungjawab, santun, tolong

menolong, tidak egois, tertib, patuh, menjaga lingkungan dan

disiplin.Terhadap kebangsaan: setia, peduli, dan menghargai

keberagaman.17

Jadi didalam pendidikan karakter mengandung nilai-nilai karakter

baik yang berhubungan dengan Tuhan (hablumminallah), diri sendiri

(hablum minnafsi), sesama manusia (hablum minannas), lingkungan

(hablum minal’alam), dan kebangsaan.

16

Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra. Ani Asnani, pada tanggal 2 juni 2017 17

Ibid

Page 10: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

153

Guru BK, beliau mengatakan bahwa, Bimbingan dan Konseling

adalah suatu upaya untuk membantu siswa dalam menyelesaikan suatu

masalah dan memperoleh jawaban dari masalah yang sedang dihadapi oleh

siswa. Penyelesaian masalahnya dengan cara kelompok atau dengan cara

individu namun itu semua adalah proses untuk membantu siswa dalam

menemukan jawaban. Bimbingan dan Konseling juga adalah layanan yang

diberikan oleh guru BK kepada semua siswanya, disamping membimbing

juga memberikan solusi kepada siswa yang membutuhkan.18

Contoh kasus yang sering dihadapi guru BK (Bimbingan

Konseling) di MAN Buntet Pesantren Cirebon diantaranya adalah kasus

jarang masuk sekolah, membolos sekolah, sering terlambat masuk sekolah,

dan berbuat anarkis.

Kasus jarang masuk sekolah, penyelesaiannya siswa diberi

bimbingan oleh guru BK serta guru mata pelajaran dan wali kelas untuk

menasehati dan memberi motivasi agar kedewasaan dalam belajar muncul

dan hilangnya rasa takut serta munculnya tanggung jawab untuk

menghafal mata pelajaran tertentu yang sudah ditanggung jawabkan

kepada siswa.

Membolos sekolah, penyelesaiannya terkadang dalam usia yang

labil, anak-anak lebih suka bermain bersama teman-temannya dari pada

belajar. Jadi guru harus memberikan motivasi tentang pentingnya belajar

agar siswa tidak membolos lagi.

Sering terlambat masuk sekolah, penyelesaiannya siswa harus

mempunyai rasa tanggung jawab dalam belajar dan membagi waktu agar

masalah dalam keterlambatan siswa berkurang dan menjadi siswa yang

disiplin berangkat ke sekolah.

18

Hasil wawancara dengan guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017

Page 11: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

154

Berbuat anarkis, tidak menghormati guru, penyelesaiannya, dalam

kegiatan belajar mengajar guru dan siswa harus seimbang. Adanya

kerjasama yang dijalani keduanya merupakan hasil yang paling efektif,

sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan secara mulus. Siswa

menghormati guru, guru mengerti siswa dalam hal pribadi maupun dalam

hal memberi dan menerima informasi dalam belajar sehingga

kemungkinan adanya konflik semakin kecil.

Siswa bisa memiliki karakter baik atau buruk tidak terlepas dari

faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang membuat siswa

bertindak baik atau sebaliknya bertindak buruk. Menurut kepala sekolah

MAN Buntet Pesantren Cirebon, faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan karakter ada dua yaitu faktor intern dan faktor eksteren.19

1. Faktor Intern

Ada beberapa faktor intern, diantaranya adalah :

a. Insting atau Naluri

Insting adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan perbuatan

yang menyampaikan pada tujuan dengan berpikir lebih dahulu ke arah

tujuan itu dan tidak didahului latihan perbuatan.Naluri merupakan tabiat

yang dibawa sejak lahir yang merupakan suatu pembawaan yang

asli.Nurani adalah perasaan atau lubuk hati terdalam yang selalu

membisikkan dan mendorong pada kebaikan. Kata nurani biasanya

disejajarkan dengan hati, sehingga menjadi hati nurani. Karena memang

nurani erat kaitannya dengan hati (perasaan). Nurani selalu menunjuk

19

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd

Page 12: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

155

pada hal-hal yang positif, berbeda dengan hati atau perasaan yang bisa

digunakan untuk sesuatu yang positif ataupun negatif. Misalnya:

kebusukan hati, ketenangan hati, perasaan bahagia, perasaan dengki,

dan sebagainya.

b. Adat atau kebiasaaan

Kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga

gampang untuk dikerjakan atau dilaksanakan. karena kebiasaan

merupakan perbuatan yang diulang-ulang, jadi kebiasaan mudah

dikerjakan maka hendaknya siswa selalu mengulang-ulang perbuatan

baik sehingga menjadi kebiasaan dan terbentuklah akhlak (karakter)

yang baik padanya.20

c. Kehendak atau Kemauan

Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku

21adalah kehendak atau kemauan keras (azam).

d. Suara batin atau suara hati

Suara batin berfungsi memperingatkan bahaya dari perbuatan

buruk dan berusaha untuk mencegahnya, di samping dorongan untuk

melakukan perbuatan baik. Suara hati dapat terus dididik dan dituntun

akan menaiki jenjang kekuatan rohani.22

e. Keturunan

20

Ibid 21

22

ibid

Page 13: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

156

Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat memengaruhi

manusia. Sifat yang diturunkan oleh orang tua yaitu ada dua macam

yaitu: sifat jasmaniyah dan sifat ruhaniyah.23

2. Faktor Ekstern

a. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala

aspeknya. Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam

pembentukan karakter. Betapa pentingnya faktor pendidikan itu, karena

naluri yang terdapat pada seseorang dapat dibangun dengan baik dan

terarah. Oleh karena itu, pendidikan agama perlu dimanifestasikan

melalui berbagai media baik pendidikan formal di sekolah, pendidikan

informal di lingkungan keluarga, dan pendidikan nonformal yang ada

pada masyarakat.24

b. Lingkungan

Lingkungan adalah sesuatu yang melingkungi suatu tubuh yang

hidup, seperti tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara dan pergaulan

manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lain atau juga

dengan alam sekitar.Sekolah merupakan salah satu faktor lingkungan

yang mempengaruhi karakter maka sekolah bisa menjadi salah satu

tempat untuk bisa membentuk karakter siswa dengan ilmu pengetahuan

yang diajarkan oleh guru25

Penunjang Berhasilnya Pendidikan Karakter

23

Ibid 24

Hasil wawancara dengan guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017 25

Ibid

Page 14: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

157

Karakter yang ingin dibentuk kepada siswa Madrasah Aliyah

Negeri Buntet Pesantren Cirebon yaitu siswa yang Islami, berkualitas,

terampildan berdaya saing tinggi. Karakter ini diwujudkan melalui

misipendidikan terpadu antara dunia dan akhirat, yang berorientasi

mutu,berilmu, terampil, cerdas dan mandiri, sehingga mampu bersaing

didunia Internasional, di samping mengembangkan dan

memeliharanilai-nilai yang ada di madrasah, meliputi; Aqidah Islam,

Akhlaqul karimah, nilai ilmiah, kekeluargaan, kebersamaan, mandiri,

hemat,bertanggung jawab, sederhana dan kreatif.Untuk mencapai

tujuan tersebut ditunjang oleh fasilitas belajar yang cukup

seperti laboratorium, masjid, serta fasilitas lainnya yangtelah dipenuhi

oleh MAN Buntet Pesantren Cirebon.26

Di samping ituditunjang pula dengan kegiatan extra kurikuler

berupa kegiatanpramuka dan olah raga. Adapun strategi yang

dilaksanakan dalampendidikan karakter di samping dilaksanakan dalam

pembelajaran yang banyak diperankan oleh guru,

juga dilakukan melalui kegiatanrutin seperti pelaksanaan shalat

berjamaah pada waktu zuhur semuasiswa wajib melaksanakannya di

masjid, melalui kegiatan spontanseperti memberi sanksi kepada siswa

yang terlambat datang, melaluiketeladanan dan pengkondisian seperti

membuat selogan-selogan yang dapat mempengaruhi siswa untuk

memiliki karakter yang baik.

26

Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017

Page 15: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

158

Konsep pendidikan karakter yang dikembangkan di MAN

Buntet Pesantren Cirebon sebagaimana dirumuskan dalam visinya,

yaitumewujudkan siswa yang Islami, berkualitas, terampil dan

berdayasaing tinggi, Untuk mewujudkan visi tersebut semua guru

telahberperan dalam tugasnya selaku pendidik yang

bertanggungjawabterhadap pembinaan karakter siswa MAN Buntet

Pesantren Cirebon sertatelah ditunjang dengan fasilitas yang cukup.27

B. Nilai-nilai Pendidikan Karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon

Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial,

peraturan atau hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah

teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai

utama. Nilai-nilai tersebut adalah perilaku manusia dalam hubungannya

dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan

lingkungan serta kebangsaan.

Nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan tuhan adalah

pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu

berdasarkan nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agamanya.

Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri adalah jujur,

bertangguang jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerjakeras, percaya

diri, berjiwa wirausaha, berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, mandiri,

ingin tahu, dan cinta ilmu.

27

Ibid

Page 16: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

159

Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama adalah, sadar

akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan

sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, dan demokratis.

Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan adalah

peduli sosial dan lingkungan, nilai kebangsaan, nasionalis, menghargai

keberagaman dan nilai karakter dalam hubungannya dengan kebangsaan

adalah setia, peduli, dan menghargai keberagaman.28

Kegiatan Penerapan Karakter Siswa di Sekolah

Berikut adalah hasil wawancara di sekolah MAN Buntet Pesantren

Cirebon mengenai bentuk-bentuk pendidikan karakter berdasarkan nilai-

nilai diatas adalah menurut Kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa:

Bentuk pendidikan karakter dalam kegiatan sehari-hari di sekolah dengan

diadakannya kegiatan pengembangan diri dimana terdapat ekstrakurikuler,

kegiatan rutin, kegiatan ini adalah upacara pada hari besar kenegaraan,

pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain).

Setiap hari Senin, beribadah bersama atau shalat bersama setiap

dhuhur, berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila

bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman. Kegiatan

spontan,kegiatan ini adalah ada siswa yang melakukan kesalahan atau

datang di sekolah terlambat, guru menegur siswa pada saat itu juga agar

tidak melakukan kesalahan atau datang terlambat lagi. Keteladanan,

kegiatan ini adalah nilai disiplin, kebersihan, kerapihan, kasih sayang,

kesopanan, perhatian, jujur, tata beribadah dan kerja keras. dan

28

Ibid

Page 17: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

160

pengkondisian, kegiatan ini adalah kondisi toilet yang bersih, tempat

sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak

yang dipajang dilorong-lorong kelas dan di dalam kelas. Ada kegiatan

terprogram dalam ekstrakurikuler seperti, pramuka (mandiri dan

bertanggungjawab), palang merah remaja (kecakapan sosial dan jiwa

sosial kepada sesama), olahraga (kerja keras, semangat jiwa yang tinggi,

kebersamaan), keagamaan (tanggung jawab, toleransi, disiplin, saling

menghargai, kerja keras).29

Penerapan atau implementasi nilai-nilai karakter siswa di MAN

Buntet Pesantren dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu nilai karakter

terhadap Tuhan, nilai karakter terhadap diri sendiri, nilai karakter terhadap

sesama, nilai karakter terhadap lingkungan dan nilai karakter terhadap

kebangsaan.30

Bentuk pelaksanaan kegiatan nilai karakter terhadap Tuhan adalah

berupa iman, taqwa, syukur, ikhlas, sabar, taat dan taubat. Adapun contoh

bentuk pelaksanaan kegiatan iman adalah mempercayai adanya Allah

SWT sebagai Tuhannya, dengan cara meyakininya didalam hati dan

ucapan serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Taqwa

contohnya Siswa selalu melaksanakan yang diperintah oleh Allah dan

menjauhi segala larangan Allah. Syukur contohnya bersyukur dan

berterimakasih kepada Allah, lega, sena yang dan menyebut nikmat yang

diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati

maupun perbuatan. Ikhlas contohnya Tidak merasa terpaksa atau terbebani

29

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017 30

Ibid

Page 18: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

161

dalam melakukan suatu pekerjaan, mengerjakan dengan sepenuh hati dan

sungguh-sungguh. Taat contohnya melaksanakan rukun iman, dan

melaksanakan rukun islam. Taubat contohnya menyesal dengan sungguh-

sungguh atas dosa-dosa yang telah dilakukan dan meninggalkan perkara-

perkara yang mendatangkan dosa-dosa, baik itu dosa besar maupun dosa

kecil.

Bentuk pelaksanaan kegiatan nilai karakter terhadap diri sendiri

adalah kerja keras, jujur, disiplin, amanah dan konsisten. Kerja keras

contohnya pada saat pemberian tugas selalu menggunakan pedoman waktu

untuk ditaati dalam penyelesaian tugas, tidak boleh bersantai-santai. Jujur

contohnya menekankan kepada para siswa pentingnya kejujuran pada

waktu mengisi soal ulangan atau ujian sekolah. Disiplin contohnya

bersikap sopan santun, menghormati Ibu, Bapak guru, pegawai dan dengan

siswa yang lainnya, menggunakan artibut sekolah, hadir tepat waktu, tidak

meninggalkan kelas sekolah kecuali mendapatkan ijin dari guru kelas.

Amanah contohnya Ketika diberikan tugas oleh guru, siswa

mengerjakannya dengan baik. Dan konsisten menerapkan hidup bersih,

sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang dengan baik.31

Bentuk pelaksanaan nilai karakter terhadap sesama adalah jujur,

tanggung jawab tolong menolong, tidak egois, tata tertib patuh dan peduli.

Jujur contohnya menekankan kepada para siswa pentingnya kejujuran

pada waktu berbicara dengan teman atau guru. Tolong menolong

contohnya Saling tolong menolong diantara semua siswa dan guru ketika

31

Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 23 Desember 2017

Page 19: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

162

ada permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas belajar atau diluar

aktifitas belajar. Tidak egois contohnya memahami hak dan kewajiban diri

dan orang lain dalam pergaulan di sekolah maupun dimasyarakat dan

menghargai adanya perbedaan pendapat. Tata tertib contohnya tata tertib

sekolah berlaku untuk semua unsur yang ada di sekolah, tidak terkecuali

kepala sekolah ataupun guru atau staf harus patuh dan taat pada peraturan

sekolah yang berlaku. Patuh contohnya disiplin waktu masuk sekolah,

pulang sekolah dan menyelesaikan tugas. Mengenakan seragam sekolah

sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peduli contohnya menolong teman

yang sedang kesusahan, berempati pada orang lain, berbagi pada teman

dan saling menghargai.32

Bentuk pelaksanaan nilai karakter terhadap lingkungan adalah

menjaga lingkungan, disiplin, tertib dan patuh. Menjaga lingkungan

contohnya siswa membuang sampah pada tempatnya, dan meningkatkan

kesadaran siswa akan pentingnya keselamatan alam. Disiplin contohnya

kerapihan dan kedisiplinan dalam menjaga lingkungan sekolah. Tertib

contohnya tertib dalam hal menjaga keamanan, kebersihan, ketertiban dan

kerukunan bersama, ikut serta dalam kegiatan kerja bakti atau gotong

royong untuk mewujudkan ertib lingkungan sampah basah dan sampah

yang kering harus dipisahkan pada kantong yang berbeda. Patuh

contohnya mematuhi peraturan-peraturan sosial yang berlaku dalam

lingkungan yang lebih luas.33

32

Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017 33

Ibid

Page 20: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

163

Bentuk pelaksanaan nilai karakter terhadap kebangsaan adalah

setia, peduli, dan menghargai keberagamaan. Setia contohnya setia dan

taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, peduli

contohnya menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya dalam

persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Menghargai

keberagamaan contohnya menghargai keberagaman, budaya, suku, ras dan

golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional.34

Menurut wakil kepala sekolah MAN Buntet Pesantren Cirebon,

beliau mengatakan bahwa: dalam upaya pembentukan pendidikan karakter

siswa, dari madrasah sendiri menerapkan kegiatan-kegiatan pembiasaan

yang harus dilaksanakan oleh para siswa, yang dikendalikan oleh guru

pendidikan sekolah. Adapun kegiatannya antara lain:35

Membaca Al-Qur’an, asmaulhusna bersama dan dilanjutkan

membaca do’a pada saat pembelajaran akan dimulai. Kegiatan ini

dilaksanakan dengan tujuan agar siswa mampu membaca ayat Al-Qur’an

dengan baik dan mampu mengerti dan memahami isi Al-Qur’an serta

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari., ini adalah langkah secara

tidak langsung akan merubah karakter siswa menjadi karakter yang agamis

dan mampu mengamalkannya khususnya membaca Al-Qur’an.Membaca

Asmaulhusnah juga merupakan bentuk wirid bagi yang membacanya,

banyak manfaat dalam membaca asmaulhusnah diantaranya adalah

membuka pintu rizki, menyembuhkan penyakit, mendapat keselamatan,

mendapat ampunan, memperoleh kemudahan, menumbuhkan rasa percaya

34

Hasil wawancara dengan Guru PKN 35

Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017

Page 21: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

164

diri, mengendalikan nafsu, mencerdaskan otak, terhindar dari sifat lupa,

mendekatkan diri kepada Allah, menjadi muslim sejati, memperkuat

persatuan dan kesatuan dan memperkuat keimanan seorang hamba. Setiap

siswa bisa mengikuti karena siswa di MAN Buntet Pesantren Cirebon rata-

rata mereka adalah santri (tinggal di pesantren), yang tidak mengikuti ada

sangsinya seperti membaca Al-Qur’an sendirian atau membaca

Asmaulhusna sendirian setelah kegiatan selesai.36

Shalat jamaah zuhur yang dilaksanakan secara bersama-sama

antara siswa siswi, guru dan karyawan kantor, karena diadakannya shalat

zuhur berjamaah siswa dapat saling mengenal satu dengan yang lainnya.

Sehingga dapat menumbuhkan tali silaturahmi antar sesama.Manfaat

shalat berjamaah diantaranya adalah Allah akan melipatgandakan pahala

shalat berjamaah sampai duapuluh tujuh drajat, menjauhkan diri dari sifat

munafiq, menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah, mengembangkan

disiplin dan berakhlak mulia, tumbuhnya persaudaraan dan kasih sayang

dan persamaan. Siswa yang tidak mengikuti shalat dzuhur berjamaah juga

ada, tapi kebanyakan dari mereka mengikuti kegiatannya, yang tidak

mengikuti diberi sangsi seperti membersihkan atau menyapu kelas.37

Melalui kegiatan sholat berjama’ah maka akan menghindarkan

siswa untuk menghindari dari hal-hal yang keji dan mungkar. Begitu juga

dengan membaca Al-qur’an akan mendatangkan ketentraman, ketenangan

dan kedamaian serta rahmat Allah selalu menyertainya. Sebagimana sabda

Rasulullaah saw: “Jika adas ekelompok orang yang berkumpul di rumah

36

Ibid 37

Ibid

Page 22: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

165

Allah untuk membaca dan mempelajari kitabullaah, amka akan turun

kepada mereka ketentarman, kedamaian, dan mereka akan diliputi oleh

rahmat serta dikelilingi oleh para malaikat. Dan Allah selalu menyebut

mereka di kalangan penduduk langit (HR Muslim, Ibu Majah, Abu Daud

dan Tirmidzi).

Melakukan kegiatan peringatan hari besar islam, di madrasah ini

setiap hari besar islam selalu ada acara, seperti Isro’ Mi’roj kemudian

Maulid Nabi. Bahkan dibulan rajab pun siswa siswi disini juga melakukan

kegiatan rajaban. Manfaat mengikuti hari besar agama Islam diantaranya

adalah membuat hati kita menjadi nyaman, menjauhi aktifitas negatif,

karena kita disibukkan dengan kegiatan Islami, dan bersosialisasi sesama

muslim.38

Dari pembahasan pada kajian di atas, dikatakan bahwa pembiasaan

implementasi ibadah di Madrasah merupakan suatu proses yang bertujuan

untuk meningkatkan nilai-nilai karakter yang di miliki siswa, membantu

siswa dalam Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap

perkembangan remaja; Menunjukkan sikap percaya diri; Mematuhi aturan-

aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;

Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab; Menerapkan nilai-

nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik

Indonesia; dengan baik.

38

Ibid

Page 23: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

166

Dengan adanya banyak kegiatan yang dilakukan oleh siswa maka

siswa perlu menanamkan sikap atau perilaku sabar dan ikhlas. Sifat sabar

sangat diperlukan dalam melaksanakan semua kegiatan yang diadakan

disekolah. Ketika kita melaksanakannya mungkin akan banyak sekali

kesulitan yang dialami saat kita melaksanakan kegiatan. Oleh karena itu

kita harus bersabar dalam menjalaninya dan tidak mudah putus asa.

Pembelajaran Fiqih merupakan bagian dari pendidikan agama

Islam yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan,

melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

pengamalan serta pengalaman peserta didik dalam aspek hukum baik yang

berupa ajaran ibadah maupun muamalah sehingga menjadi manusia

muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya

kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan

pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Menurut guru fiqih beliau mengatakan bahwa saya membiasakan

siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran dengan berdo’a,

mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran. Memberikan arahan

tentang cara berwudhu yang benar, membiasakan sholat duha. Jadi saya

sering mengadakan proses belajar mengajar di mushola.39

Pembelajaran Fiqih diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa

agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia

yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan

untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling

39

Hasil wawancara dengan guru fiqih: Drs. Sholekhudin, pada tanggal 4 juni 2017

Page 24: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

167

menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun

sosial.

Pembelajaran Fiqih diharapkan menghasilkan manusia yang selalu

berupaya menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif

membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam

memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu

diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan

perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup

lokal, nasional, regional maupun global.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Fiqih,

yaitu:40

Pembelajaran Fiqih adalah sebagai usaha sadar, yakni suatu

kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang dilakukan secara

berencana dan sadar akan tujuan yang hendak dicapai.Peserta didik yang

hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti ada yang dibimbing,

diajari dan dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman,

penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam.Pendidik atau

guru Fiqih yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan

secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan

tertentu.Kegiatan pembelajaran Fiqih diarahkan untuk meningkatkan

keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam

dari peserta didik, di samping untuk membuat kesalehan sosial. Dengan

demikian, kualitas atau kesalehan pribadi itu diharapkan mampu

memancar keluar hubungan keseharian dengan manusia lainnya

40

Hasil wawancara dengan guru fiqih: Drs. Sholekhudin, pada tanggal 4 juni 2017

Page 25: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

168

(bermasyarakat), baik yang seagama (sesama Muslim) ataupun yang tidak

seagama (hubungan dengan non Muslim), serta dalam berbangsa dan

bernegara sehingga dapat terwujud persatuan nasional.

Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran guru fiqih harus

memperhatikan beberapa bentuk nilai-nilai pendidikan karakter siswa

dalam pembelajarannya di antaranya adalah:Setiap anak pada dasarnya

mempunyai cara belajar sendiri yang berbeda dengan anak lain. Karena

itu, kegiatan pembelajaran perlu mempertimbangkan karakter belajar ini.

Secara umum, cara belajar anak dapat dikategorikan ke dalam empat hal,

yakni cara belajar somatic, auditif, visual, dan intelektual.41

Cara belajar somatik adalah pola pembelajaran yang lebih

menekankan pada aspek gerak tubuh atau melakukan. Anak akan cepat

belajar jika sambil mempraktekkan. Cara belajar auditif adalah cara

belajar yang lebih menekankan pada aspek pendengaran. Anak akan cepat

belajar jika materi disampaikan dengan ceramah atau alat yang dapat

didengar. Cara belajar visual adalah cara belajar yang lebih menekankan

pada aspek penglihatan. Anak akan cepat menangkap materi pelajaran jika

disampaikan dengan tulisan atau melalui gambar. Untuk itu, proses

pembelajaran hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga

memungkinkan setiap potensi kecerdasan yang dimiliki siswa tersebut

berkembang dengan baik.

Dalam kegiatan pembelajaran fiqh, cara belajar dan kecerdasan

majemuk tersebut dapat dikembangkan. Misalnya, dalam materi thaharah,

41

Ibid

Page 26: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

169

anak diminta untuk mempraktekkan cara berwudlu, menjelaskan cara

berwudlu di depan kelas, menujukkan jumlah gerakan dalam berwudlu,

menggambar urut-urutan gerakan wudlu, mendiskusikan rukun wudlu,

menuliskan pengalaman atau perasaan pribadi ketika sedang berwudlu,

dan menunjukkan jenis alat yang digunakan dalam thaharah.42

Belajar dengan Melakukan, Melakukan aktifitas adalah bentuk

penyataan diri anak. Pada hakikatnya anak belajar sambil melakukan

aktifitas. Karena itu, siswa perlu diberi kesempatan untuk melakukan

kegiatan nyata yang melibatkan dirinya, terutama untuk mencari dan

menemukan sendiri. Dengan demikian, apa yang diperoleh siswa tidak

akan mudah dilupakan. Pengetahuan tersebut akan tertanam dalam hati

sanubari dan pikiran siswa karena ia belajar secara aktif. Siswa akan

memperoleh harga diri dan kegembiraan kalau diberi kesempatan

menyalurkan kemampuan dan melihat hasil kerjanya.

Dalam pembelajaran fiqh, mengajarkan materi sholat dengan

praktek lebih efektif dan berkesan bagi siswa ketimbang dengan

mengharuskan siswa untuk menghafal kaifiyah sholat. Demikian pula

dalam pembelajaran manasik haji, tatacara pembagian harta warisan,

pengurusan jenazah, kompetensi dasarnya akan dapat tercapai secara

efektif apabila ditempuh dengan siswa melakukannya (mempraktekan).43

Mengembangkan Kemampuan Sosial. Sebagaimana bagian

sebelumnya, kegiatan pembelajaran tidak hanya mengoptimalkan

kemampuan individual siswa secara internal, melainkan juga mengasah

42

Ibid 43

Hasil wawancara dengan guru fiqih: Drs. Sholekhudin, pada tanggal 4 juni 2017

Page 27: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

170

kemampuan siswa membangun hubungan dengan pihak lain. Karena itu,

kegiatan belajar harus dikondisikan yang membuat siswa melakukan

interaksi dengan orang lain seperti antar siswa, antara siswa dengan guru,

dan siswa dengan masyarakat. Dengan pemahaman ini, guru dapat

menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang membuat siswa terlibat

dengan orang lain, misalnya diskusi, pro-kontra, sosiodrama, dan

sebagainya.

Dengan kegiatan pembelajaran secara berkelompok, antar siswa

akan mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga

muncul semangat saling mengisi dan menghargai satu sama lain. Dengan

demikian, kegiatan pembelajaran perlu dikondisikan sebagai media

sosialisasi, menghargai perbedaan pendapat, dan bekerjasama.

Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah bertuhan.

Siswa dilahirkan dengan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah

bertuhan. Dua yang pertama merupakan modal dasar untuk bersikap peka,

kritis, mandiri, dan kreatif. sedang yang ketiga untuk beriman dan

bertakwa kepada Tuhan. Dengan pemahaman seperti ini, kegiatan

pembelajaran perlu memperhatikan rasa ingin tahu dan imajinasi siswa

serta diarahkan pada pengasahan rasa dalam beragama sesuai dengan

tingkatan usia siswa.44

Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah

tolak ukur kepandaian siswa banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk

memecahkan masalah. Karena itu, dalam proses pembelajaran perlu

44

Ibid

Page 28: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

171

diciptakan situasi menantang kepada pemecahan masalah agar siswa peka

terhadap masalah. Kepekaan terhadap masalah dapat ditumbuhkan jika

siswa dihadapkan pada situasi yang memerlukan pemecahannya. Guru

hendaknya mendorong siswa untuk melihat masalah, merumuskannya, dan

berupaya memecahkannya sesuai dengan kemampuan siswa. Jika prinsip

ini diterapkan dalam kegiatan pembelajaran nyata di kelas, maka pintu ke

arah pembelajaran aktif siswa mulai terbuka. Untuk itu, sikap terbuka dan

cepat tanggap terhadap gejala sosial, budaya, dan lingkungan perlu

dipupuk ke arah yang positif. Dengan demikian, guru harus lebih banyak

mengajak siswa untuk mengaitkan materi pelajaran dengan permasalahan

riil di sekitarnya. Dengan cara seperti itu diharapkan setiap siswa terlibat

aktif dalam memecahkan masalah di sekitarnya dengan menggunakan

prosedur ilmiah.45

Mengembangkan kreatifitas siswa. Siswa memiliki potensi untuk

berbeda. Perbedaan siswa terlihat dalam pola pikir, daya imajinasi, fantasi

(pengandaian) dan hasil karyanya. Karena itu, kegiatan pembelajaran perlu

dipilih dan dirancang agar memberi kesempatan dan kebebasan berkreasi

secara berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kreatifitas siswa.

Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan

teknologi.Siswa perlu mengenal penggunaan ilmu pengetahuan dan

teknologi sejak dini. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak gagap terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan demikian kegiatan

pembelajaran perlu memberikan peluang agar siswa memperoleh

45

Ibid

Page 29: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

172

informasi dari multi media setidaknya dalam penyajian materi dan

penggunaan media pembelajaran. Hal ini dapat diciptakan dengan

pemberian tugas yang mengharuskan siswa berhubungan langsung dengan

teknologi, misalnya membuat laporan tentang materi tertentu dari televisi,

radio, atau bahkan internet.

Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik.

Siswa perlu memperoleh wawasan dan kesadaran untuk menjadi warga

negara yang produktif dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, kegiatan

pembelajaran perlu memberikan wawasan nilai-nilai sosial yang dapat

membekali siswa agar menjadi warga masyarakat dan negara yang

bertanggung jawab. Dengan demikian menimbulkan kesadaran siswa akan

kemajemukkan bangsa, akibat keragaman latar geografis, budaya, sosial,

adat istiadat, agama, sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Kemudian kegiatan pembelajaran hendaknya mampu menggugah

kesadaran siswa akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.46

Belajar sepanjang hayat. Dalam Islam, menuntut ilmu diwajibkan

bagi setiap orang mulai dari ayunan hingga liang lahad. Siswa

memerlukan kemampuan belajar sepanjang hayat untuk ketahanan fisik

dan mentalnya. Kegiatan pembelajaran perlu mendorong siswa untuk

dapat melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya sendiri, baik berupa

kelebihan maupun kekurangannya untuk kemudian dapat mensyukuri apa

yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya.

46

Ibid

Page 30: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

173

Demikian juga, kegiatan pembelajaran perlu membekali siswa

dengan keterampilan belajar yang meliputi rasa percaya diri,

keingintahuan, kemampuan memahami orang lain, kemampuan

berkomunikasi dan bekerjasama supaya mendorong dirinya untuk

senantiasa belajar, baik secara formal di sekolah maupun secara informal

di luar sekolah.47

Perpaduan kompetisi, kerjasama, dan solidaritas

siswa. Perlu belajar berkompetisi secara sehat, bekerjasama, dan

mengembangkan solidaritasnya. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran

perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan

semangat berkompetisi secara sehat, bekerjasama dan solidaritas.48

Menurut guru Aqidah Akhlaq, beliau mengatakan bahwa: Dalam

hal pembentukan karakter, Pendidikan Aqidah Akhlaq mempunyai

peranan yang sangat penting dalam kehidupan siswa. Pendidikan Aqidah

Akhlaq berperan sebagai pengendali akhlak atau perbuatan yang terlahir

dari sebuah keinginan. Jika ajaran aqidah akhlaq sudah terbiasa

dijadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan siswa sehari-hari dan

sudah ditanamkannya sejak kecil, maka akhlak akan lebih terkendali

dalam menghadapi segala keinginannya yang timbul.49

Kegiatan yang dilakukan guru Aqidah Akhlak untuk pendidikan

karakter adalah50

Dalam kerja keras, kerja keras adalah kegiatan yang dikerjakan

secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum

target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan

kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Guru Aqidah Akhlak

47

Ibid 48

Ibid 49

Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017 50

Ibid

Page 31: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

174

memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas sekolah dengan sebaik-

baiknya serta tidak malas ketika menerima pelajaran.51

Dalam kemandirian, kemandirian adalah perilaku seseorang untuk

hidup dengan usaha mandiri tidak bergantung kepada orang lain. Orang

yang mandiri identik selalu memecahkan masalahnya sendiri tanpa

meminta bantuan orang lain. Kemandirian juga hampir sama dengan

kreatif yang tidak bisa muncul begitu saja. Oleh karena itu sifat mandiri

perlu dilatih sejak dini. Guru Aqidah Akhlak memberikan motivasi peserta

didik untuk tidak bergantung pada orang lain serta memberikan tugas

mandiri.52

Dalam tanggung jawab, tanggung jawab adalah kesadaran manusia

akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak

disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan

kesadaran akan kewajibannya. Guru Aqidah Akhlak selalu memberi

motivasi peserta didik untuk bertanggung jawab seperti, melaksanakan

tugas piket sesuai jadwalnya, menerima sangsi ketika melanggar

peraturannya dan mengerjakan tugas dengan baik.53

Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Nilai-nilai yang harus di terapkan dalam pembelajaran Aqidah

Akhlak di MAN Buntet Pesantren terdapat dua aspek pengajaran yang ada

dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Kedua pengajaran tersebut adalah

pengajaran Aqidah dan pengajaran Akhlak. Adapun rincian keduanya

adalah sebagai berikut:

51

Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017 52

Ibid 53

Ibid

Page 32: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

175

Pengajaran Aqidah,Aqidah dalam bahasa Arab, menurut etimologi

adalah ikatan atau sangkutan. Dalam pengertian teknis aqidah dapat

diartikan sebagai iman atau keyakinan. Kedudukannnya menjadi sangat

fundamental karena iman atau tauhid menjadi inti dari segala

aspek.Adapun nilai-nilai yang tergambar dalam pengajaran aqidah ini

adalah rukun iman, yaitu:

Iman kepada Allah, Ada banyak sekali contoh perilaku iman

kepada Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

mendirikan Sholat, menafkahkan sebagian rezeki, beriman Kepada Kita

Allah, menafkan sebagian hartanya baik disaat waktu lapang ataupun

sempit, selalu berbuat kebajikan, mampu menahan amarah, mampu

memaafkan kesalahan orang lain, melaksanakan perintah Allah dari segi

ibadah, berhenti dari perbatan keji dan tidak mengulanginya lagi,

mempercayai dengan benar rukum iman.

Iman kepada Malaikat-malaikat Allah.Ada banyak sekali contoh

perilaku iman kepada malaikat-malaikat Allah yang bisa kita lakukan

dalam kehidupan sehari-hari, seperti :54

Iman kepada Malaikat Jibril. Selalu berusaha mencari dan

memohon hidayah kepada Allah. Bersyukur dengan cara banyak berbagi

ilmu.Iman kepada Malaikat Mikail, Berusaha secara maksimal untuk

mencari rezeki yang baik dan halal.Iman kepada Malaikat Israfil, Selalu

memohon kepada Allah Swt. agar diselamatkan dalam menghadapai

musibah dan huru hara dunia, maupun saat terjadinya hari kiamat.Iman

54

Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017

Page 33: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

176

kepada Malaikat Izrail, Berusaha mempersiapkan diri untuk menghadapi

kematian. Selalu berdoa agar terhindar dari siksaan sakaratul maut (ketika

ajal menjemput kita).

Iman kepada Malaikat Munkar dan Nakir, Selalu memohon kepada

Allah Swt. agar dilapangkan di alam kubur dan diringankan dari siksa

kubur. Iman kepada Malaikat Raqib, Selalu memiliki niat baik, dalam

segala perbuatan, baik ucapan maupun perbuatan.Iman kepada Malaikat

Atid, Menjauhi niat buruk, perkataan yang kotor, perbuatan yang jelek dan

menjauhi perilaku tercela.Iman kepada Malaikat Ridwan, Selalu memohon

kepada Allah Swt. agar masuk surga dengan aman. Menciptakan

kedamaian dan ketentraman di dunia ini. Iman kepada Malaikat Malik,

Selalu memohon kepada Allah Swt.agar terhindar dari siksaan api neraka.

55

Iman kepada kitab-kitab Allah.Ada banyak sekali contoh perilaku

iman kepada kitab-kitab Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan

sehari-hari, seperti :56

Memiliki rasa hormat dan menghargai kitab suci sebagai kitab yang

memiliki kedudukan di atas segala kitab yang lain. Berusaha menjaga

kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak lain yang

meremehkannya. Mau mempelajari dengan sungguh-sungguh petunjuk

yang ada di dalam, baik dengan membaca sendiri maupun menghadiri

majlis taklim.Berusaha untuk mengamalkan petunjuk-petunjuknya sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki.Berusaha untuk menyebarluaskan

55

Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017 56

Ibid

Page 34: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

177

petunjuk-petunjuknya kepada orang lain, baik di lingkungan keluarga

sendiri maupun masyarakat. Berusaha untuk memperbaiki bacaannya

dengan mempelajari ilmu tajwid. Tunduk kepada hukum yang ada di

dalam kitab suci dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Iman kepada Rasul Allah.Ada banyak sekali contoh perilaku iman

kepada Rasul Allah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari,

seperti :57

Jujur dalam segala perbuatan, berkata baik dan benar kepada

siapa saja dan apabila tidak bisa berkata baik, maka lebih baik diam,

melaksanakan amanah dari orang tua, amanah dari guru, amanah dari

orang lain, maupun amanah agama, berusaha sekuat tenaga untuk

berjuang, menegakkan kebenaran dan berjuang untuk mencapai

kesuksessan degan penuh kesadaran dan semangat mencari Ridha Allah

swt, gemar menuntut ilmu pengetahuan agar hidupnya berkualitas, gemar

membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw, melaksanakan atau menaati

risalah yang telah disampaikan oleh para rasul.

Iman kepada hari Akhir. Ada banyak sekali contoh perilaku iman

kepada hari akhir yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari,

seperti :58

selalu berusaha menjadi lebih baik, tidak iri pada nikmat yang

diterima orang lain, menghindari sifat cinta dunia dan harta secara

berlebihan, bersikap rendah hati, tidak silau pada gemerlap dunia.

57

Ibid 58

Ibid

Page 35: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

178

Iman kepada qada’ dan qadar.Ada banyak sekali contoh perilaku

iman kepada qada’ dan qadar yang bisa kita lakukan dalam kehidupan

sehari-hari, seperti :59

Yakin terhadap qada dan qadar dari Allah karena pada hakikatnya

qada dan qadar tersebut sangat logis (masuk akal). Apabila kita sulit

memahaminya, maka hal tersebut berarti bahwa kita sendiri yang belum

memiliki pemahaman secara menyeluruh mengenai hal tersebut.

Pemahaman yang menyeluruh mengenai qada dan qadar akan

melahirkan pribadi yang mau bekerja keras dalam meraih sesuatu.Allah

tidak akan menyalami hukum-Nya (sunatullah) sehingga manusia harus

yakin akan kekuasaan-Nya atas hidup dan kehidupan manusia.Kita tidak

boleh sombong apabila kita berhasil meraih sesuatu karena semua itu tidak

semata-mata atas usaha kita sendiri.Tidak boleh putus asa karena

senantiasa husnuzan pada keadilan Allah.

Mampu menyusun strategi, khususnya dalam hal pekerjaan

sehingga hasilnya efektif dun efisien.Bersyukur apabila memperoleh

rezeki apa pun bentuknya dan senantiasa bersabar apabila mendapatkan

ujian atau musibah.Tanamkan keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada

Allah SWT. agar tidak mudah tergoda bujuk rayu setan. Biasakan bergaul

dengan orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat,

sehingga dapat mencontoh dan meneladani semua amal

baiknya.Tanamkan kesadaran bahwa manusia adalah makhluk

lemah.Perbanyak bersikap lapang dada, ikhlak dan berjiwa besar dalam

59

Ibid

Page 36: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

179

menerima segala sesuatu yang berhubungan dan qada dan qadar

Allah.Perbanyak sikap berbaik sangka terutama terhadap ketentuan Allah

yang kita terima.Berdoa kepada Allah, agar diberi kekuatan menjadi orang

yang beriman kuat, berilmu manfaat dan berakhlak mulia.60

Pengajaran Akhlak.Akhlak secara etimologi berasal dari kata

khalaqa, yang berarti perangai, tabiat, adat, atau khalqun yang berarti

kejadian, buatan, ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak itu berarti perangai,

adat, tabiat, atau sistem penilaian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) akhlak identik maknanya dengan pekerti atau budi pekerti.

Karenanya akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung

kepada tata nilai yang dipakai sebagai landasan. Dalam pengajaran Akhlak

ada dua nilai yang kita kenal. Yakni Akhlak tercela dan Akhlak terpuji.

Dalam hal ini tentu nilai yang berusaha kita internalisasikan dalam diri

peserta didik kita adalah nilai yang berkaitan dengan akhlak terpuji

(Akhlakul Kharimah). Contoh-contoh akhlakul kharimah adalah:61

Akhlak yang berhubungan dengan Allah; mentauhidkan Allah,

taqwa, berdoa, tawakka.Akhlak terhadap diri sendiri; sabar, syukur,

tawadhu’ (rendah hati), jujur dan amanah.Akhlak terhadap keluarga; Birrul

Walidain, adil terhadap saudara, membina dan mendidik keluarga.Akhlak

terhadap masyarakat; tolong-menolong, adil, pemurah, ukhuwah atau

persaudaraan, pemaaf, menepati janji, musyawarah.

Wali kelas, beliau mengatakan bahwa,dalam tataran nilai, budaya

religius berupa semangat berkorban, semangat persaudaraan, semangat

saling menolong dan tradisi mulia lainnya. Sedangkan dalam tataran

60

Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017 61

Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq, Dra. Ani Asnani, pada tanggal 4 juni 2017

Page 37: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

180

perilaku, budaya religius berupa tradisi shalat berjamaah, gemar

bersedekah, rajin belajar dan perilaku mulia lainnya.

Dengan demikian, budaya religius sekolah pada hakikatnya adalah

terwujudnya nilai-nilai ajaran agama sebagai tradisi dalam berperilaku dan

budaya organisasi yang diikuti oleh seluruh warga sekolah. Dengan

menjadikan agama sebagai tradisi dalam sekolah, maka secara sadar

maupun tidak ketika warga sekolah mengikuti tradisi yang telah tertanam

tersebut, sebenarnya warga sekolah sudah melakukan ajaran agama. Saat

ini, usaha penanaman.62

Kegiatan yang dilakukan oleh wali kelas dalam membentuk

karakter siswa diantaranya yaitu:

Dakam kejujuran, kejujuran adalah perbuatan terpuji yang semakin

jarang dilakukan oleh umat manusia, jujur memang susah untuk dijalankan

tetapi kita hanya perlu melawan kesusahan itu dengan keberanian berbuat

benar dan tidak berbohong saat melakukan apapun. Jujur merupakan hal

yang mempunyai banyak pahala tetapi susah kalau kita hanya

memikirkannya tetapi kita bisa mencobanya untuk tidak berbohong dan

tidak mementingkan perkataan yang baik tapi tidak menepatinya. Wali

kelas memberikan arahan agar dalam ujian dan ulangan siswa dituntut

untuk jujur dan tidak menyontek.63

Penanaman nilai-nilai kejujuran menuntut tata kehidupan sosial

yang merealisasikan nilai-nilai tersebut. Keteladanan yang baik dari orang

tua atau guru, akan mengantarkan anak didik untuk mendapatkan

62

Hasil wawancara dengan wali kelas: Dra. Hj. Muizzah, pada tanggal 2 juni 2017 63

Ibid

Page 38: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

181

modelling yang tepat untuk dijadikan cermin kepribadian dalam kehidupan

mereka. Tanpa menyertakan keteladanan (dalam hal ini kejujuran) pada

pribadi orang tua dan guru, boleh jadi anak didik akan

kehilangan public figure yang bisa membawa mereka menjadi manusia

seutuhnya yang berkarakter jujur. Orang bijak mengatakan bahwa

kejujuran itu berawal dari rumah dan sekolah. Hal ini mengisyaratkan

betapa pentingnya peranan orang tua dan guru dalam penanaman nilai-

nilai kejujuran itu.

Dalam kedisiplinan, kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta

dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan

nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan

hanya untuk menjaga kondisi susana belajar dan mengajar berjalan dengan

lancar, tetapi juga dengan menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap

siswa. Wali kelas juga memberikan peraturan agar siswa masuk sekolah

tepat waktu, kerapihan dalam berseragam yakni setiap siswa harus

menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan harinya.64

Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang

mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para

guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat

meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya

kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan

perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian

64

Ibid

Page 39: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

182

dari upayapendisiplinan siswa di sekolah. Semua bentuk ketidak disiplinan

siswa di sekolah tentunya memerlukan upaya penanggulangan dan

pencegahan.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan sekolah adalah:Guru

hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin, misalnya tepat waktu.

Siswa tidak akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya sendiri juga

tidak disiplin. Guru harus menghindari kebiasaan masuk menggunakan

jam karet, molor dan selalu terlambat masuk kelas.

Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga

mudah untuk diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk

belajar.Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada siswa

tentang pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil

optimal, melalui pembinaan dan yang lebih penting lagi melalui

keteladanan.

Absensi peserta didik selalu dikontrol oleh wali kelas, absensi

siswa merupakan salah satu bentuk kedisiplinan siswa dan setiap bulan

akan direkap dan diserahkan keorang tua siswa. Kehadiran di sekolah

bukan hanya berarti peserta didik secara fisik ada di sekolah, melainkan

ialah keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan sekolah.65

Dalam membangun karakter atau menumbuhkan budi pekerti di

sekolah, ada tiga pilar yang perlu dijadikan pijakkan. Ketiga pilar

memadukan potensi dasar anak. Pilar yang dipakai untuk mewujudkan

sekolah berkarakter meliputi tiga hal. Pertama, membangun watak,

65

Ibid

Page 40: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

183

kepribadian, atau moral. Kedua, mengembangkan kecerdasan majemuk.

Ketiga, kebermaknaan pembelajaran.

Agar ketiga pilar itu tetap pada landasan yang kokoh, maka ada

kontrol, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan. Pembangunan watak,

kepribadian, dan moral seperti sidiq yang artinya benar atau jujur dan

kepedulian dapat dijabarkan dengan memberi indikator untuk

memudahkan pengontrolan. Pengembangan kecerdasan majemuk mengacu

pada prinsip bahwa anak itu cerdas. Kecerdasan yang dimiliki setiap anak

berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu pengembangan kecerdasan pada

setiap individu. Kebermaknaan pembelajaran mengacu pada sebuah

proses. Untuk mengembangkan kecerdasan majemuk serta menanamkan

perilaku atau pembangunan watak, kepribadian, dan moral perlu

kebermaknaan pembelajaran. Pembelajaran yang dapat memberikan nilai

manfaat untuk menyiapkan kemandirian anak. Supaya tercapai semua

harapan menjadi sekolah berkarakter, diperlukan kontrol, evaluasi, dan

perbaikan berkelanjutan. Agar pembentukan karakter lebih mudah

dipantau dan dinilai, maka perlu adanya indikator.66

Langkah-langkah dalam pembentukan karakter atau budi pekerti

adalah dengan cara memasukkan konsep karakter pada setiap kegiatan

pembelajaran, membuat slogan yang mampu menumbuhkan kebiasaan

baik dalam segala tingkah laku masyarakat di sekolah. Pemantauan secara

kontinyu. Pemantauan secara kontinyu merupakan wujud dari pelaksanaan

pembangunan karakter atau budi pekerti. Dalam pemantauan ini ada data

66

Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017

Page 41: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

184

yang dimiliki guru. Anak yang sudah melakukan pembiasaan berbuat baik,

masuk dalam penilaian afektif. Bagi anak yang belum bisa melakukan

pembiasaan berbuat baik atau masih sering melakukan aktivitas di luar

aturan, perlu langkah persuasif agar bisa melakukan ;pembiasaan yang

positif.

Penanaman moral ini dilakukan dengan cara pendampingan guru.

Selain sebagai model perilaku sehari-hari dalam bentuk perilaku yang bisa

diteladani, guru juga melakukan pemantauan secara berkelanjutan

terhadap perkembangan moral anak. Guru juga bisa membangun

komunikasi yang efektif dengan orangtua tentang perilaku anak di rumah.

Semua itu untuk menyiapkan anak-anak dalam rangka mengokohkan

konsep moral pada diri mereka, Penilaian orang tua. Orang tua memiliki

peranan yang sangat besar dalam membangun karakter anak. Waktu anak

di rumah lebih banyak daripada di sekolah dan rumah merupakan tempat

pertama anak berkomunikasi serta bersosialisasi dengan lingkungannya.

Untuk itulah, orangtua diberikan kesempatan untuk menilai anak,

khususnya dalam pembentukan moral atau budi pekerti.67

Memasukkan konsep karakter pada setiap kegiatan pembelajaran

dengan cara, menanamkan nilai kebaikan pada anak (knowing the good).

Menanamkan konsep diri pada anak setiap akan memasuki materi

pelajaran. Baik itu dalam bentuk janji tentang karakter, maupun

pemahaman makna pada karakter yang akan disampaikan. Menggunakan

cara yang membuat anak memiliki alasan atau keinginan untuk berbuat

67

Ibid

Page 42: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

185

baik (desiring the good). Memberikan beberapa contoh kepada anak

mengenai karakter yang sedang dibangun. Misalnya melalui cerita dengan

tokoh-tokoh yang mudah dipahami siswa. mengembangkan sikap

mencintai perbuatan baik (loving the good). Agar anak mengembangkan

karakter yang baik, maka ada penghargaan bagi anak yang membiasakan

melakukan kebaikan. Begitu pula anak yang melakukan pelanggaran,

supaya diberi hukuman yang mendidik, melakukan perbuatan baik (acting

the good). Karakter yang sudah mulai dibangun melalui konsep

diaplikasikan dalam proses pembelajaran selama di sekolah. Selain itu,

juga memantau perkembangan anak dalam praktik pembangunan karakter

di rumah. Dalam hal, ini guru sebagai model. Guru akan banyak dilihat

siswa. Apa yang dilakukan oleh guru, dianggap benar oleh siswa. Untuk

itulah guru harus memberikan contoh yang positif.

Upaya Menanamkan Pendidikan Karakter Menerapkan Program K3

Upaya yang dilakukan oleh guru di Madrasah Aliyah Negeri Buntet

Pesantren adalah untuk menanamkan pendidikan karakter antara lain:

menerapkan program K3 (kebersihan, keindahan, dan ketertiban),

membiasakan mengkondisikan kelas sebelum memulai pembelajaran, guru

berusaha menjadi idola yang uswatun hasanah bagi siswa, guru berusaha

menjadi sahabat bagi siswanya, mengintegrasikan materi pelajaran ke

dalam kegiatan sehari-hari dan ke dalam kegiatan-kegiatan yang

diprogramkan oleh sekolah, menerapkan pendidikan holistik berbasis

karakter, dan membuat design pembelajaran yang bernuansa karakter.68

Bila lingkungan sehat maka semua mahkluk hidup yang ada

disekeliling kita akan dapat bernafas dengan baik. Terutama kita sebagai

siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik. Karena bila

68

Hasil Wawancara dengan guru Pkn: Ainurrohmah S.Pd pada tanggal 6 juni 2017

Page 43: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

186

ruangan kelas bersih, pastilah udara akan sejuk. Dan oleh karena itu otak

dapat menjalankan fungsi dan kegunaannya dengan sempurna.

Kebersihan lingkungan mendorong semangat belajar siswa

dalam setiap aspek dan perilaku siswa tentunya tampak dari kebiasaannya

setiap hari. Demikianlah dengan lingkungan kelas bahkan lingkungan

sekolah sekalipun. Bila lingkungan sekolah maupun lingkungan kelas

termasuk ruangan kelas bersih dan ditata sebaik – baiknya, maka motivasi

belajar yang timbulpun akan mengajak sahabat–sahabat untuk semangat

dalam mengikuti pembelajaran.

Kebersihan lingkungan sekolah juga berdampak dan berpengaruh

besar bagi siswa terlebih lagi bagi sekolah itu sendiri. Karena semua orang

pasti menyelidiki situasi maupun keadaan sekolah sebelum menjadi siswa

disekolah tersebut. Jadi, untuk menjaga nama baik sekolah, setiap

penggerak–penggeraknya harus menjaga kebersihan dan kenyamanan di

sekolah serta keamanan disekolah.

Contoh kebersihan yang harus dilaksanakan siswa di sekolah

adalah siswa tidak membuang sampah sembarangan, siswa wajib

membantu membersihkan lingkungan sekolah jika kotor, melaksanakan

piket sesuai jadwal, siswa tidak mencoret coret tembok sekolah (agar

tembok tetap bersih) dan juga siswa jika melihat ada sampah yg

berserakan siswa wajib membuangnya ketempat sampah.

Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang,

hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman

persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Keindahan diartikan

Page 44: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

187

sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.

Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi

sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas

yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan

dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.69

Masyarakat yang tertib adalah masyarakat yang mampu menjaga

sikap dan perilaku mereka sesuai peraturan yang tertulis atau tidak tertulis

di dalam lingkungannya.Peraturan yang tertulis berupa hukum,seperti

undang-undang peraturan daerah,peraturan pemerintah,dan banyak lagi

jenisnya.Sedangkan peraturan tidak tertulis bisa berupa nilai-nilai yang di

anut di suatu daerah tertentu seperti kebiasaan dan tata cara.70

Untuk menilai kondisi ketertiban dalam lingkungan sekitar,ada

beberapa indicator yang bisa di pakai yaitu, ada atau tidaknya peraturan

mengenai ketertiban di lingkungan, lingkungan tersebut bebas polusi

udara,polusi suara,polusi air,dan tanah.Dampak dari ketertiban yaitu

lingkungan yang teratur, lingkungan yang dapat di nilai adalah ketertiban

di rumah, ketertiban di sekolah dan ketertiban di lingkungan sekitar

lainnya.71

JIka kita hidup di lingkungan yang bersih,maka kesehatan sebagai

harta yang paling berharga akan mudah di rasakan.Selain menjaga

kebersihan diri,maka kebersihan pada lingkungan juga patut di

perhatikan.Untuk menilai kondisi kebersiahan di lingkungan sekitar,ada

beberapa indicator yang bisa di pergunakan yaitu, lingkungan tersebut

69

Wawancara dengan guru kesenian, Uswatun Hasanah, S.Pd 70

Ibid 71

Ibid

Page 45: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

188

bebas polusi atau pencemaran lingkungan,misalnya polusi udara, suara,

dan sebagainya, lingkungan tersebut tidak memiliki wabah penyakit

menular minimal selama 2 tahun terakhir, masyarakat yang tinggal di

lingkungan tersebut memiliki kesadaran akan kebersihan dengan

memisahkan dan menangani sampah mereka.

Keindahan identik dengan sesuatu yang berbau fisik,nyata,bisa,di

lihat atau di rasakan.Indra manusia berperan besar dalam menilai sesuatu

menuntut keindahannya,mata, hidung,dan telinga, terutama untuk menilai

kondisi keindahan lingkungan di sekitarmu ada beberapa indicator yang

bisa dipakai. Lingkungan yang indah dapat dilihat secara nyata(dengan

indra manusia lainnya juga)tertata indah, manusia yang berada di

lingkungan tersebut merasa nyaman dan betah berada di

sekitarnya.lingkungan yang indah manusia yang berada di lingkungan

tersebut memiliki kualitas kehidupan lebih baik,misalnya lebih kreatif,

lebih tenang.72

Sekolah adalah tempat kita menimba ilmu, dan juga berhubungan

dengan lingkungan, jika lingkungan sekolah kita kotor, tidak tertib, tidak

terawat, maka akan memberikan kesan tidak nyaman pada saat kita

belajar. Dan disinilah kita menyadari bahwa betapa pentingmya hidup

tertib dan indah di lingkungan sekolah, jika hidup tertib bisa kita

laksanakan, maka kebersihan dan ketertiban akan terjamin keadaannya,

dan juaga memberikan kesan keindahan pada lingkungan sekolah kita.

72

Ibid

Page 46: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

189

Hal–hal yang harus diterapkan hidup tertib dan indah di lingkungan

sekolah :73

Tata tertib siswa di lingkungan sekolah contohnya

menekankan peraturan - peraturan tentang kebersihan, keindahan dan

ketertiban sepertidilarang buang sampah, merusak lingkungan sekolah,

supaya tercapai ketertiban di lingkungan sekolah.

Kebersihan dan keindahan di lingkungan sekolah contoh demi

tercapainya kebersihan dan keindahan dilingkungan sekolah, perlu

adanya mengadakan praktek pendidikan lingkungan hidup

seperti membersihkan kelas, lapangan dan kebun sekolah.

Nilai – nilai dalam ketertiban, kebersihan, dan keindahan nilai-nilai

bisa di tekankan pada masyarakat di suatu lingkungan dengan secara

bertahap, yaitu tahap pertama adalah perlu ditekanya ketertiban pada

masyarakat. ketertiban tersebut juga harus di laksanakan dari hal-hal yang

kecil terlebih dahulu seperti buang sampah pada tempatnya dan yang

lainya, sampai hal – hal yang besar lainya. Dan setelah ketertiban maka

akan tercapai kebersihan lingkungan, bersih dari sampah, pencemaran, dan

lainnya, setelah tercapai kebersihan, maka akan memberikan kesan

bernilai keindahan pada lingkungan.74

Menciptakan keindahan pada lingkungan harus ada usaha-usaha

seperti menekankan nilai-nilai K3 kepada siswa, membuat peraturan-

peraturan tentang kebersihan dan penghijauan. Penghijauan sangat

penting untuk pelestarian lingkungan, berguna untuk mengurangi

73

Ibid 74

Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017

Page 47: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

190

pencemaran udara, mencegah bencana alam seperti banjir dan longsor, dan

juga mengurangi resiko penipisan lapisan ozon.

Macam-macam Nilai Pendidikan Karakter

Nilai-nilai dalam pendidikan karakter terdapat 18 nilai diantaranya

adalah: Religius, Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama

lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Contohnya adalah

Merayakan hari-hari besar keagamaan, memiliki fasilitas yang dapat

digunakan untuk beribadah, memberikan kesempatan kepada semua

peserta didik untuk melaksanakan ibadah, berdoa sebelum dan sesudah

pelajaran, memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk

melaksanakan ibadah.75

Jujur, Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan. Jujur dari segi kognitif siswa harus mengetahui apa itu

pengertian jujur dan contoh perilaku jujur. Jujur dari segi afektif siswa

terlihat memiliki sikap dan minat yang menunjukkan kejujuran. Jujur dari

segi psikomotorik terlihatnya perbuatan, tindakan atau perilaku yang

menunjukkan kejujuran.

Contohnya adalah menyediakan fasilitas tempat temuan barang

hilang, tranparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala,

menyediakan kantin kejujuran, menyediakan kotak saran dan pengaduan,

larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian,

menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang, tempat pengumuman

75

Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, Jakarta: Amzah. 2011

Page 48: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

191

barang temuan atau hilang, tranparansi laporan keuangan dan penilaian

kelas secara berkala dan larangan menyontek.76

Toleransi, dari segi kognitif siswa sudah mengetahuia apa arti dari

toleransi, dari segi afektif siswa sudah terlihat adanya minat untuk

melakukan toleransi, dan toleransi dari segi psikomotorik terlihat Sikap

dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,

sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

Contohnya adalah menghargai dan memberikan perlakuan yang

sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama,

ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas,

memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa

membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status

ekonomi, memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas

tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status

ekonomi, memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus,

bekerja dalam kelompok yang berbeda.77

Disiplin, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu disiplin

dalam segi afektif terlihat tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Dari segi psikomotorik

siswa sudah bisa menerapkan sikap disiplin seperti tepat waktu datang

disekolah, baju seragam sekolah dipakai sesuai dengan ketentuan harinya.

Contohnya adalah memiliki catatan kehadiran, memberikan

penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin, memiliki tata tertib

sekolah, membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin, menegakkan

aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib

sekolah, menyediakan peralatan praktik, membiasakan hadir tepat waktu,

76

Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra Ani pada tanggal 10 Juni 2017 77

Ibid

Page 49: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

192

membiasakan mematuhi aturan, menggunakan pakaian praktik

penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan.78

Kerja Keras, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu

kerja keras, dari segi afektif terlihat tindakan yang menunjukkan perilaku

tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, dari segi

psikomotorik adalah menciptakan suasana kompetisi yang sehat,

menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja

keras.

Contohnya memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang

kerja, pelaksanaan di dalam kelas, menciptakan suasana kompetisi yang

sehat, menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan

belajar, mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja,

memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan

belajar.79

Kreatif, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu yang

dinamakan kreatif, dari segi afektif siswa berpikir dan melakukan sesuatu

untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

Dari segi psikomotorik adalah menciptakan situasi yang menumbuhkan

daya berpikir dan bertindak kreatif.

contohnya menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan

daya pikir dan bertindak kreatif, pemberian tugas yang menantang

munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi.

Mandiri, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu

pengertian mandiri, dari segi afektif sudah terlihat sikap dan perilaku yang

tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

Dari segi psikomotorik adalah menciptakan situasi sekolah yang

membangun kemandirian peserta didik.

Contohnya menciptakan suasana kelas yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri.80

78

Ibid 79

Ibid 80

Ibid

Page 50: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

193

Demokratis, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu

pengertian demokratis, dari segi afektif siswa sudah bisa menunjukkan

cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain. Dari segi psikomotorik adalah

melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.

Contohnya menciptakan suasana sekolah yang menerima

perbedaan, pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka, mengambil

keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat,

pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka, seluruh produk

kebijakan melalui musyawarah dan mufakat, mengimplementasikan

model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif.81

Rasa Ingin Tahu, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu

rasa ingin tahu, dari segi afektif siswa sudah mampu melakukan Sikap

dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan

meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Dari segi

psikomotorik adalah menyediakan media komunikasi atau informasi

(media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah.

Contohnya memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam

pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya, menciptakan

suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu, eksplorasi lingkungan

secara terprogram, tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak

atau media elektronik).

Semangat Kebangsaan, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui

apa itu arti semangat kebangsaan, dari segi afektif siswa bisa berpikir,

bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan

negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Dari segi psikomotorik

adalah Melakukan upacara rutin sekolah, melakukan upacara hari-hari

besar nasional.

Contohnya menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan

nasional, memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah,

81

Ibid

Page 51: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

194

mengikuti lomba pada hari besar nasional, bekerja sama dengan teman

sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi, mendiskusikan

hari-hari besar nasional.82

Cinta Tanah Air, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu

arti dari cinta tanah air, dari segi afektif Cara berpikir, bertindak, dan

berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan diri dan kelompoknya. Dari segi psikomotorik adalah

Menggunakan produk buatan dalam negeri, menyediakan informasi (dari

sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia.

Contohnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,

memajang foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang

negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia,

menggunakan produk buatan dalam negeri.83

Menghargai Prestasi, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa

itu arti menghargai prestasi, dari segi afektif Sikap dan tindakan yang

mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

Dari segi psikomotorik adalah Memberikan penghargaan atas hasil

prestasi kepada warga sekolah.

Contohnya memajang tanda-tanda penghargaan prestasi,

memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik, memajang tanda-

tanda penghargaan prestasi, menciptakan suasana pembelajaran untuk

memotivasi peserta didik berprestasi.

Bersahabat/Komunikatif, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui

apa itu pengertian bersahabat atau komunikatif, dari segi afektif Sikap dan

tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang

berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan

orang lain.Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta

didik. Dari segi psikomotorik adalah Suasana sekolah yang memudahkan

terjadinya interaksi antarwarga sekolah.

82

Ibid 83

Ibid

Page 52: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

195

Contohnya berkomunikasi dengan bahasa yang santun, saling

menghargai dan menjaga kehormatan, pergaulan dengan cinta kasih dan

rela berkorban, pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi

peserta didik, pembelajaran yang dialogis, guru mendengarkan keluhan-

keluhan peserta didik.84

Cinta Damai, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu arti

cinta damai, dari segi afektif siswa menunjukkan sikap dan tindakan yang

mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

Dari segi psikomotorik adalah Menciptakan suasana sekolah dan bekerja

yang nyaman, tenteram, dan harmonis.

Contohnya membiasakan perilaku warga sekolah yang anti

kekerasan, membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender,

perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang, menciptakan

suasana kelas yang damai, membiasakan perilaku warga sekolah yang anti

kekerasan, pembelajaran yang tidak bias gender, kekerabatan di kelas yang

penuh kasih sayang.

Gemar Membaca, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu

arti dari gemar membaca, dari segi afektif siswa menunjukkan kebiasaan

menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan

kebajikan bagi dirinya. Dari segi psikomotorik adalah Program wajib baca.

Contohnya frekuensi kunjungan perpustakaan, menyediakan

fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca, pelaksanaan di

dalam kelas, daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik, frekuensi

kunjungan perpustakaan, saling tukar bacaan, pembelajaran yang

memotivasi anak menggunakan referensi.85

84

Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra Ani pada tanggal 10 Juni 2017 85

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017

Page 53: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

196

Peduli Lingkungan, dari segi kognitif siswa sudah bisa mengetahui

apa itu arti peduli lingkungan, dari segi afektif Sikap dan tindakan yang

selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya,

dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam

yang sudah terjadi. Dari segi psikomotorik adalah Pembiasaan memelihara

kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.

Contohnya tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci

tangan, menyediakan kamar mandi dan air bersih, pembiasaan hemat

energi, membuat biopori di area sekolah, membangun saluran pembuangan

air limbah dengan baik, melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah

organik dan anorganik, penugasan pembuatan kompos dari sampah

organik, menyediakan peralatan kebersihan, membuat tandon

penyimpanan air, memrogramkan cinta bersih lingkungan, memelihara

lingkungan kelas, tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas,

pembiasaan hemat energi, memasang stiker perintah mematikan lampu

dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan.86

Peduli Sosial, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu arti

dari peduli sosial, dari segi afektif, sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Dari segi psikomotorik adalah Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial,

melakukan aksi sosial.

Contohnya menyediakan fasilitas untuk menyumbang, berempati

kepada sesama teman kelas, melakukan aksi sosial, membangun

kerukunan kelas.

Tanggung Jawab, dari segi kognitif siswa sudah mengetahui apa itu

arti dari tanggung jawab, dari segi afektif, sikap dan perilaku seseorang

untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia

lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan

budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Dari segi psikomotorik

adalah Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk

lisan maupun tertulis.

86

Ibid

Page 54: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

197

Contohnya melakukan tugas tanpa disuruh, menunjukkan prakarsa

untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat, menghindarkan

kecurangan dalam pelaksanaan tugas, pelaksanaan tugas piket secara

teratur, peran serta aktif dalam kegiatan sekolah, mengajukan usul

pemecahan masalah.

Menurut guru Pkn, penerapan pendidikan berkarakter sangatlah

baik, sebab kebanyakan dari sekarang pendidikan menerapkan sistem

militer, tpi itu sangatlah bermanfaat bagi siswa dan guru. disamping itu

juga dalam penerapan pendidikan, guru dan murid haruslah saling bekerja

sama dan saling berkomunikasi. meskipun kebanyakan siswa masih

terdapat bersifat jelek atau buruk, tpi semua itu bisa berubah menjadi baik

apabila guru bisa menerapkan penerapan pendidikan berkarakter dan juga

berkomunikasi yang baik, sehingga siswa tidak bosan dengan guru.

pendidikan berkarakter bisa ditanamkan mulai dari remaja agar kelak

ketika sudah dewasa, dapat menanamkan kepada anak-anak kita. lewat

blog ini saya pun belajar sedikit demi sedikit untuk menanamkannya pada

diri saya. meskipun kadang sedikit ada masalah yang membuat saya tidak

disiplin, melanggar aturan dll. lewat pendidikan ini saya pun belajar

bagaimana bisa menghargai guru, giat belajar, tidak melanggar aturan,

disiplin.87

C. Strategi Pendidikan Karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon

Pendidikan karakter di Era globalisasi ini memerlukan sebuah

terobosan dalam mengenovasi strategi dan metode pembelajaran yang

akan dipakai mengingat munculnya berbagai fenomena baru yang

sebelumnya tidak ada.

Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan

dan dapat berupa berbagai kegiatan yang dilakukan secara intrakurikuler

dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler terintegrasi kedalam mata

pelajaran, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan diluar jam

pelajaran.

87

Hasil wawancara dengan guru Pkn: Ahmad Fikri pada tanggal 6 juni 20 17

Page 55: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

198

Penerapan pendidikan karakter pada pelaksanaan pembelajaran

dilaksanakan dengan menggunakan strategi yang tepat. Strategi yang tepat

adalah strategi yang menggunakan pendekatan kontekstual. Alasan

penggunaan strategi kontekstual adalah bahwa strategi tersebut dapat

mengajak siswa menghubungkan atau mengaitkan materi yang dipelajari

dengan dunia nyata. Dengan dapat mengajak menghubungkan materi yang

dipelajari dengan dunia nyata, berati siswa diharapkan dapat mencari

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan

pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.88

Dengan demikian dalam pendidikan karakter harus mempunyai

setrategi yang pas agar siswa bisa melaksanakan atau menjalankkan

karakter yang telah ditanamkan oleh guru di sekolah Madrasah Aliyah

Negeri Buntet Pesantren Cirebon.

Strategi dalam pendidikan karakter dapat dilakukan melalui sikap-

sikap sebagai berikut:89

Keteladanan, Allah dalam mendidik manusia menggunakan contoh

atau teladan sebagai model terbaik agar mudah diserap dan diterapkan para

manusia. Contoh atau teladan itu diperankan oleh para Nabi dan Rasul.

Penanaman kedisiplinan, disiplin pada hakikatnya adalah suatu

ketaatan yang sungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk

menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku sebagaiman mestinya

menurut aturan-aturan atau tata kelakuan yang seharusnya berlaku didalam

suatu lingkungan tertentu.

88

Hasil wawancara dengan guru Aqidah Akhlak: Dra Ani pada tanggal 10 Juni 2017 89

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017

Page 56: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

199

Pembiasaan, terbentuknya karakter memerlukan proses yang relatif

lama dan terus menerus. Oleh karena itu, sejak dini harus ditanamkan

pendidikan karekter pada anak.Menciptakan suasana yang kondusif,

lingkungan dapat dikatakan merupakan proses pembudayaan anak

dipengaruhi oleh kondisi yang setiap saat dihadapi dan dialami anak..

demikian halnya, menciptakan suasana yang kondusif di sekolah

merupakan upaya membangun kultur atau budaya yang memungkinkan

untuk membangun karakter terutama berkaitan dengan budaya kerja dan

belajar di sekolah.

Integrasi dan internalisasi, pendidikan karakter membutuhkan

proses internalisasi nilai-nilai. Untuk itu diperlukan pembiasaan diri untuk

masuk kedalam hati agar tumbuh dari dalam. Pentingnya pendidikan atau

pembelajaran terintegrasi atau terpadu didasarkan dari beberapa asumsi

dan dasar pemikiran sebagai berikut:90

Fenomena yang ada tidak berdiri

sendiri, memandang objek sebagai keutuhan, tidak dikotomi.

Pembinaan, untuk menjadikan seorang anak didik yang memiliki

karakter atau akhlak yang baik diperlukan pembinaan yang terus menerus

dan berkesinambungan. Untuk mewujudkan akhlak yang luhur pada diri

anak didik tidaklah mudah karena menyangkut kebiasaan hidup.

Pembinaan akan berhasil hanya dengan usaha yang keras dan kesabaran

serta dukungan dari orang tua dan masyarakat.

Berdasarkan wawancara dari kepala sekolah dan guru dari MAN

Buntet Pesantren Cirebon pelaksanaa strategi pendidikan karakter di

sekolah Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren diantaranya adalah

sebagai berikut:Kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa strategi yang

90

Ibid

Page 57: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

200

diterapkan agar memaksimalkan penerapan pendidikan karakter di MAN

Buntet Pesantren Cirebon diantaranya adalah: 91

Kognitif, kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental

(otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk

dalam ranah kognitif. Contohnya, Siswa mampu membedakan nilai-nilai

akhlak mulia dan mengenal sosok Nabi Muhammad SAW sebagai figur

teladan akhlak mulia melalui hadits dan sunnahnya.Cara penyampaian

pembelajaran kognitif adalah sebagai berikut: adanya guru yang

memberikan arahan agar siswa tidak melakukan banyak kesalahan dalam

menggunakan kesempatannya untuk memperoleh pengetahuan dan

pengalaman yang positif.Materi yang diberikan harus saling berkaitan

karena dengan begitu seseorang akan lebih terlatih untuk mengeksplorasi

kemampuan kognitifnya.Pembelajaran dilakukan dari pengenalan umum

kekhusus dan sebaliknya dari khusus keumum atau dari kongkrit

keabstrak.92

Afektif, afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Ranah afektif mencakup watak , perilaku seperti perasaan, minat, sikap,

emosi dan nilai. Menumbuhkan rasa cinta dan rasa butuh terhadap nilai-

nilai akhlak mulia, sasaran guru di sini adalah hati dan emosional siswa.

Cara penyampaiannya adalah dengan cara:Meminta siswa menganalisis

situasi untuk menemukan isyarat-isyarat yang tersembunyi berkenaan

dengan perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain, setiap siswa

menuliskan responnya masing-masing, siswa menganalisis respon siswa

91

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, pada tanggal 2 juni 2017 92

Ibid

Page 58: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

201

lain, mengajak siswa melihat konswekensi dari tiap tindaknya, meminta

siswa untuk menentukan pilihannya sendiri.93

Psikomotorik, psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang

menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini

sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami

sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk

kecenderungan-kecenderungan berprilaku). Pada siswa di lakukan dengan

pembiasaan dan pemotivasian supaya mampu mempraktikkan pendidikan

karakter dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut guru Aqidah Akhlak, beliau mengatakan bahwa:

pengajaran aqidah akhlak merupakan kesatuan bahan pelajaran yang

berguna dalam pembentukan prilaku dan akhlakul karimah, maka

penggunaan metode ceramah adalah sangat efektif. Selain metode

ceramah, juga menggunakan metode tanya jawab, diskusi,

penugasan,demonstrasi dan lain-lain. Penanaman akhlakul karimah juga

dapat dilakukan dengan pendekatan perorangan (individu) secara langsung

antara guru dan anak didik dengan memberikan motivasi-motivasi dan

juga contoh prilakunya dalam berinteraksi sosial dan hal ini saya biasanya

melakukan di luar kelas.94

Dalam penyampaian pembelajaran Akhlak bisa menggunakan

melalui dua pendekatan, yaitu:

Rangsangan-jawaban (stimulus-renspon) dapat dilakukan dengan

cara meningkatkan keimanan dan akhlak sebagai manivestasi dari

pembelajaran Akidah dan Akhlak diperlukan latihan dan pembiasaan

secara berulang-ulang oleh guru di sekolah maupun oleh orang tua

dirumah. karena walau bagaimanapun kecakapan hidup siswa ( life skill )

93

Ibid 94

Hasil wawancara dengan Aqidah Akhlak: Ani Asnani, pada tanggal 2 juni 2017

Page 59: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

202

perlu dibina dan dibiasakan untuk senantiasa berpikir dan berakhlak

fositif. Disamping itu juga pembentukan akhlak al mahmudah sangatlah

sulit jika tidak dilatih dan dibiasakan. Peranan orang tua dan lingkungan

akan sangat menentukan sekali dalam hal ini. Jika siswa hidup dalam

keluarga yang kurang baik akhlaknya, maka pendidikan disekolah

mengenai akhlak tidak bisa terealisasikan karena anak akan melihat akhlak

orang tua atau saudaranya yang lain, begitupun lingkungan. Oleh karena

itu kerja sama antara sekolah, orang tua siswa, dan para tokoh-tokoh

masyarakat sangatlah diperlukan dalam pembinaan dan pembiasaan akhlak

al mahmudah ini.95

Metode tanya jawab didesain untuk meningkatkan kreatifitas siswa

serta tanggung jawabnya terhadap pembelajaran sendiri dan juga

pembelajaran orang lain. Dengan demikian siswa saling tergantung dengan

yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari

materi yang ditugaskan. Dalam pembelajaran menggunakan metode tanya

jawab ini yang berperan aktif adalah guru dan siswa, guru sebagai

motivator siswa dan siswa mengarahkan kegiatan belajar mengajar.96

Metode simulasi ( contoh / suri tauladan ) adalah metode yang

sangat tepat dalam pembelajaran Akidah Akhlak ini, karena walau

bagaimanapun akhlak kita sebagai seorang pendidik akan menjadi contoh

yang berarti untuk peserta didik. Sebagaimana Rosulpun memberi contoh

kepada umatnya dalam gerak gerik kehidupan.

95

Hasil wawancara dengan Aqidah Akhlak: Ani Asnani, pada tanggal 2 juni 2017 96

Ibid

Page 60: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

203

Kognitif yaitu penyampaian informasi secara teoritis yang dapat

dilakukan antara lain melalui dakwah,97

untuk mantapnya strategi dakwah,

maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen

yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus

Lasswell,who? (Siapa da'i atau penyampai pesan dakwahnya?), says

What? (Pesan apa yang disampaikan?), In Which Channel? (Media apa

yang digunakan?), To Whom? (Siapa Mad'unya atau pendengarnya?),

With what Effect? (Efek apa yang diharapkan?)

Sejak zaman Rasulullah Saw, metode ceramah merupakan cara

yang paling awal yang dilakukan Rasulullah Saw dalam menyampaikan

wahyu kepada umat. Karakteristik yang menonjol dari metode ceramah

adalah peranan guru tampak lebih dominan. Sementara siswa lebih banyak

bersifat pasif dan menerima dengan baik terhadap apa yang disampaikan

oleh guru.98

Metode diskusi hampir semua mata pelajaran di MTs biasa

mengunakan metode tersebut. Metode diskusi adalah suatu metode yang

dilakukan dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untuk memecah

masalah secara bersama-sama dengan mengemukakan jawaban-jawaban

yang setepat-tepatnya, dimana dalam penyajian materi guru memberikan

kesempatan kepada siswa secara berkelompok untuk mengadakan

97

Ibid 98

ibid

Page 61: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

204

perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan

atau menyusunan berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah.99

Menurut Guru BK, beliau mengatakan bahwa, Strategi yang

dilakukan dalam membentuk karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon

yaitu dengan cara terus menerus dimulai di awal masuk sampai para siswa

lulus sesuai dengan karakteristik masing-masing anak. Terkadang juga

masih ada diantara alumni yang masih menjalin komunikasi dan

bimbingan dengan guru BK yang ada di sekoleh tersebut. Pembentukan

karakter yang dilakukan secara terus menerus walaupun pelan pastinya

akan diperoleh perubahan yang luar biasa walaupun pada kenyataannya

tidak tahu pastinya kapan. Dalam hal ini yang seharusnya ditanamkan

supaya tidak kecewa dengan hasi adalah ketabahan dan kesabaran. Apalagi

selama tiga tahun lamanya harus mengamati satu demi satu siswa yang ada

di sekolahan itu. Apalagi dalam menghadapi siswa yang satu dengan siswa

yang lain dalam menanganinya berbeda beda, ini disebakan oleh karaketr

setiap siswa yang unik dengan ciri khas masing-masing.Strategi bimbingan

dan konseling dapat dilihat juga dari fungsi bimbingan dan konseling

karena bimbingan dan konseling di sekolah adalah untuk memberikan

wadah dan solusi bagi semua siswa yang membutuhkan, ataupun siswa

yang hanya sekedar ingin cerita yang tidak penting kepada guru BK,

karena bisa jadi menurut guru itu tidak penting namun belum tentu tidak

penting menurut siswa, karena bisa jadi menurut siswa adalah hal yang

sangat penting.100

Memperhatikan hal-hal di atas, tujuan pengembangan diri juga

berkenaan dengan masalah kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan,

kemampuan sosial, keandirian, dan kemampuan memecahkan masalah.

Maka, dalam hal ini pendidikan karakter diintegrasikan dalam konseling

serta dalam pembiasaan. Untuk itu pelaksanaannya sebagai berikut:

Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik

secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan

berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan

pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir,

99

Ibid 100

Hasil wawancara dengan Guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017

Page 62: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

205

melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan

norma-norma yang berlaku.101

Dalam konseling harus ditetapkan terlebih dahulu masalah yang

akan dikonsulkan oleh peserta didik pada guru kelas yang memerankan

guru konseling khususnya yang menyangkut perilaku masalah kompetensi

dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan sosial, keandirian, dan

kemampuan memecahkan masalah.

Karena arah pemberian konseling memberikan solusi berdasarkan

norma-norma yang berlaku, masalah-masalah yang teridentifikasi

kemudian ditegrasikan dengan nilai-nilai yang ada dalam pendidikan

karakter.

Metode pembelajaran yang yang dapat digunakan dalam

membentuk karakter siswa diantaranya berdasarkan persoalan sederhana

yang memiliki dilema moral dengan menggunakan metoda diskusi

kelompok. Pelaksanaan kegiatan diskusi ini hendaknya diawali dengan

penyajian cerita yang mengandung dilema. Dalam proses keterlibatan

diskusi tersebut, siswa didorong untuk berani menentukan posisi apa yang

seharusnya dipilih dan dilakukan oleh orang yang terlibat serta alasan-

alasan apa saja yang mendasari pemilihan pertimabangan tersebut.

Akhirnya setelah siswa mendiskusikan tentang alasan-alasan tersebut

bersama kelompoknya, mereka diminta untuk menyampaikan pandangan

101

Hasil wawancara dengan Guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017

Page 63: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

206

sikapnya yang disertai dengan argumentasi di hadapan teman-teman yang

lainnya.102

Ada enam unsur yang sangat penting dalam usaha menciptakan

budaya moral yang baik di sekolah. Enam unsur tersebut adalah:

kepemimpinan moral dan akademis dari kepala sekolah, disiplin dalam

seluruh lingkungan sekolah yang memberi teladan, mendorong, dan

menjunjung tinggi nilai-nilai moral, kesadaran komunitas di seluruh

lingkungan sekolah, organisasi siswa yang melibatkan para siswa dalam

mengurus diri sendiri dan menumbuhkan perasaan handarbeni terhadap

sekolah, sebuah atmosfer moral yang di dalamnya terdapat sikap saling

menghormati, keadilan, dan kerja sama yang terwujud dalam semua

bentuk hubungan antar individu. menjunjung arti penting moralitas dengan

memberi waktu khusus untuk penanganan masalah moral.

Secara garis besar, pendidikan karakter dilaksanakan melalui dua

strategi, yaitu strategi intervensi dan strategi habituasi. Strategi intervensi

dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah dikembangkan melalui

suasana interaksi pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mencapai

tujuan pembentukan karakter dengan menerapkan pengalaman belajar

yang terstruktur. Agar proses pembelajaran tersebut berhasil guna, peran

guru sebagai sosok panutan sangat penting dan menentukan. Strategi

intervensi meliputi penguatan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa pada

102

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017

Page 64: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

207

pengembangan kurikulum, pendahuluan KTSP, visi dan misi sekolah,

mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri.103

Strategi habituasi dilaksanakan untuk menciptakan situasi dan

kondisi serta penguatan yang memungkinkan peserta didik pada satuan

pendidikannya, di rumahnya, di lingkungan masyarakatnya membiasakan

diri berperilaku sesuai nilai yang telah menjadi karakter dirinya, karena

telah diinternalisasi dan dipersonalisasi dari dan melalui proses intervensi.

Proses pembudayaan dan pemberdayaan yang mencakup pemberian

contoh, pembelajaran, pembiasaan, dan penguatan harus dikembangkan

secara sistemik, holistik, dan dinamis. Strategi habituasi meliputi

implementasi nilai-nilai pendidikan karakter bangsa pada budaya sekolah,

peraturan dan pengaturan sekolah/kelas, keteladanan, dan pembiasaan

warga sekolah.104

Tak dapat dipungkiri bahwa guru memiliki peran yang sangat

sentral dalam pembentukan karakter siswa. Guru dituntut untuk melihat

signifikansi moral dari interaksi sosial, bahkan pada hal-hal kecil

sekalipun; membayangkan pengaruh jangka panjang dari pengalaman

anak-anak di sekolah terhadap nilai dan karakter mereka, serta masyarakat

seperti apakah yang kelak akan mereka hadapi.

Pengembangan karakter di sekolah dapat dibagi menjadi empat

pilar, yaitu kegiatan pembelajaran di kelas, kegiatan keseharian dalam

103

IBID 104

Ibid

Page 65: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

208

bentuk budaya sekolah, kegiatan kokurikuler dan atau ekstrakurikuler,

serta kegiatan keseharian di rumah dan masyarakat. Keempat pilar itu

dapat digambarkan sebagai berikut:105

Paradigma lama menganggap bahwa pendidikan karakter

merupakan tanggung jawab mata pelajaran agama dan PKn, namun

perlahan paradigma semacam ini mulai terkikis. Perlahan mulai muncul

kesadaran bahwa pendidikan karakter merupakan ”kewajiban” semua

komponen sekolah.

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada

setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma

atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan,

dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran

kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam

kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.

Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran

dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

pembelajaran pada semua mata pelajaran. Prinsip-prinsip yang dapat

diadopsi dalam membuat perencanaan pembelajaran (merancang kegiatan

pembelajaran dan penilaian dalam silabus, RPP, dan bahan ajar),

melaksanakan proses pembelajaran, dan evaluasi adalah prinsip-prinsip

105

Ibid

Page 66: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

209

pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Prinsip-

prinsip pembelajaran kontekstual tersebut antara lain:106

Konstrukstivisme adalah teori belajar yang menyatakan bahwa

orang menyusun atau membangun pemahaman mereka dari pengalaman-

pengalaman baru berdasarkan pengetahuan awal dan kepercayaan

mereka. Seorang guru perlu mempelajari budaya, pengalaman hidup dan

pengetahuan, kemudian menyusun pengalaman belajar yang memberi

siswa kesempatan baru untuk memperdalam pengetahuan tersebut.

Memori siswa akan lebih mudah memahami informasi baru yang

mengandung elemen yang telah diketahuinya sebelumnya.

Penggunaan pertanyaan untuk menuntun berpikir siswa lebih baik

daripada sekedar memberi siswa informasi untuk memperdalam

pemahaman siswa. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang

fenomena, belajar bagaimana menyusun pertanyaan yang dapat diuji, dan

belajar untuk saling bertanya tentang bukti, interpretasi, dan penjelasan.

Pertanyaan digunakan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai

kemampuan berpikir siswa. Dengan melibatkan siswa dalam pengambilan

keputusan juga menanamkan pada mereka tentang tanggung jawab dalam

keputusan tersebut, seperti menggunakan pertemuan dalam kelas untuk

membicarakan tentang suatu kasus moral yang terjadi di sekolah.107

106

Hasil wawancara denganWali Kelas: Dra. Hj. Muizzah, pada tanggal 2 juni 2017 107

Ibid

Page 67: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

210

Inkuiri adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi

pemahaman, yang diawali dengan pengamatan dari pertanyaan yang

muncul. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut didapat melalui siklus

menyusun dugaan, menyusun hipotesis, mengembangkan cara pengujian

hipotesis, membuat pengamatan lebih jauh, dan menyusun teori serta

konsep yang berdasar pada data dan pengetahuan. Siswa belajar

menggunakan keterampilan berpikir kritis saat mereka berdiskusi dan

menganalisis bukti, mengevaluasi ide dan proposisi, merefleksi validitas

data, memproses, membuat kesimpulan. Kemudian menentukan

bagaimana mempresentasikan dan menjelaskan penemuannya, dan

menghubungkan ide-ide atau teori untuk mendapatkan konsep.108

Komunitas belajar adalah sekelompok siswa yang terikat dalam

kegiatan belajar agar terjadi proses belajar lebih dalam. Semua siswa harus

mempunyai kesempatan untuk bicara dan berbagi ide, mendengarkan ide

siswa lain dengan cermat, dan bekerjasama untuk membangun

pengetahuan dengan teman di dalam kelompoknya. Konsep ini didasarkan

pada ide bahwa belajar secara bersama lebih baik daripada belajar secara

individual.109

Siswa belajar tentang moral dengan cara mempraktikkannya.

Untuk itu, mereka harus berada dalam sebuah komunitas dimana mereka

dapat berinteraksi, menjalin hubungan, menyelesaikan masalah,

108

Ibid 109

Ibid

Page 68: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

211

berkembang sebagai sebuah kelompok, dan belajar langsung dari

pengalaman sosial yang mereka rasakan sendiri secara langsung.

Pemodelan adalah proses penampilan suatu contoh agar orang lain

berpikir, bekerja, dan belajar. Pada saat pembelajaran, sering guru

memodelkan bagaimana agar siswa belajar. Guru menunjukkan bagaimana

melakukan sesuatu untuk mempelajari sesuatu yang baru guru bertindak

sebagai pengasuh, teladan moral, dan pembimbing etis.110

Keteladanan merupakan cara terbaik untuk mengajarkan moral

pada orang lain, karena mencontoh adalah karakter dasar dan awal dari

manusia. Profil dan penampilan guru hendaknya dapat membawa karakter

kuat pada siswa.

Refleksi memungkinkan cara berpikir tentang apa yang telah siswa

pelajari dan untuk membantu siswa menggambarkan makna personal siswa

sendiri. Di dalam refleksi, siswa menelaah suatu kejadian, kegiatan, dan

pengalaman serta berpikir tentang apa yang siswa pelajari, bagaimana

merasakan, dan bagaimana siswa menggunakan pengetahuan baru

tersebut. Refleksi dapat ditulis di dalam jurnal, bisa terjadi melalui diskusi,

atau merupakan kegiatan kreatif seperti menulis puisi atau membuat karya

seni. Refleksi moral sangat penting untuk membangun sisi kognitif

110

Ibid

Page 69: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

212

karakter sehingga mampu membuat pertimbangan moral terhadap perilaku

sendiri dan orang lain.111

Salah satu strategi pengembangan pendidikan karakter adalah

melalui transformasi budaya sekolah (school culture) dan habituasi.

Strategi habituasi karakter melalui budaya sekolah ini dianggap lebih

efektif daripada mengubah kurikulum dengan menambahkan materi

pendidikan kaarakter ke dalam muatan kurikulum.

Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang

dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan

di dalam atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka

memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan

menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-norma

sosial baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk insan yang

paripurna. Dengan kata lain, ekstrakurikuler merupakan kegiatan

pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu

perkembangan peserta didik, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan

minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh

pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan

berkewenangan di sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah

merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan

111

Hasil wawancara dengan Guru Al-Qur’an Hadits: Dra. Hj. Muizzah, pada tanggal 2 juni 2017

Page 70: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

213

peningkatan mutu akademik peserta didik. Melalui kegiatan

ekstrakurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa

tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.112

Kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi sebagai berikut:

Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan

potensi, bakat dan minat.Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler

untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial

peserta didik.Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi

peserta didik yang menunjang proses perkembangan.Persiapan karir, yaitu

fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir

peserta didik.113

Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah perlu didukung oleh

penggunaan strategi yang relevan dengan situasi dan kondisi sekolah serta

perkembangan peserta didik. Pemilihan dan penggunaan suatu strategi

pembinaan, akan sangat bergantung kepada faktor penentu sebagai berikut:

pemahaman pendidik terhadap kondisi obyektif siswa, tingkat penguasaan

kompetensi pendidik, tujuan yang akan dicapai, proses pelaksanaan yang

direncanakan, materi kegiatan yang dikembangkan, dan dukungan

kelembagaan sekolah, baik berupa tenaga, dana, maupun sarana dan

prasarana.

112

Ibid 113

Ibid

Page 71: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

214

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, pendidikan karakter

memang bukan sepenuhnya ranah sekolah dan lembaga pendidikan formal

saja melainkan juga dalam ranah keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Namun sekolah juga dapat mengupayakan program-program yang juga

dapat menjangkau keseharian peserta didik ketika berada di rumah dan

lingkungannya.

Salah satu upaya sekolah adalah pembiasaan peserta didik untuk

mengikuti kegiatan keagamaan di lingkungannya, dibuktikan dengan buku

catatan ibadah, sebagaimana telah banyak diterapkan saat bulan

Ramadhan. Sekolah (dalam hal ini, guru) juga dapat menstimulus peserta

didik untuk aktif dalam kegiatan organisasi di lingkungannya dengan

memberikan poin nilai untuk setiap kegiatan yang diikuti.114

D. Materi Ajar Pendidikan Karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon

Penyajian materi berkaitan dengan penyajian tujuan pembelajaran,

keteraturan urutan penyajian dari aspek yang mudah kepada yang sulit,

pengurutan penugasan kepada siswa, hubungan antarbahan, dan hubungan

teks dengan latihan dan soal. Hal ini senada dengan hasil dari wawancara

penulis di MAN Buntet Pesantren Cirebon, isi dari wawancaranya adalah

sebagai berikut:

Menurut Kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa: Dalam

lingkup intrakurikuler, pendidikan karakter diimplementasikan melalui

perangkat pembelajaran yang terintegrasi pada semua bidang mata

pelajaran.

114

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017

Page 72: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

215

Pengelolaan tersebut dilaksanakan secara intensif dengan

menggunakan perencanaan pendidikan karakter, pelaksanaan pendidikan

karakter, dan evaluasi pendidikan karakter. Pertama, perencanaan

pendidikan karakter di MAN Buntet Pesantre Cirebon

dilakukanketikapenyusunan rencana pembelajaran, yakni silabus dan RPP.

Seluruh silabus dan RPP dipastikan telah memasukkan muatan-muatan

pendidikan karakter.115

Contoh materi Pkn diantaranya perlindungan dan pemajuan HAM,

partisipasi, aktif dalam perdamaian dunia, hak dan kewajiban warga

negara Indonesia, menghargai persamaan kedudukan warga negara

Indonesia.

Kedua, Pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan melalui tatap

muka di dalam kelas dan kegiatan mandiri di luar kelas. Ketiga, evaluasi

pelaksanaan pendidikan karakter dilaksanakan dengan cara menilaisikap

siswa selama di sekolah, ketaatan siswa dalam memenuhi tata tertib

sekolah, kedisiplinan dalam mengikuti upacara bendera, kedisiplinan

dalam mengikuti senam pagi, kedisiplinan dalam mengikuti gotong royong

di sekolah, kedisiplinan dalam mengikuti ibadah secara berjamaah dan

kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.116

Kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi bervariasi baik

ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti

ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok,

115

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017 116

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017

Page 73: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

216

pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen,

observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya

jawab, atau simulasi.Pembelajaran di luar kelas juga membutuhkan

ketrampilan guru. Bila guru tidak trampil, alih-alih menyenangkankan,

kalau tidak direncana dan didesain dengan baik, justru yang terjadi adalah

keributan yang tak terkendali karena tempatnya luas, tidak seperti di kelas

umumnya yang hanya berukuran 55 m, itupun harus dipenuhi bangku-

bangku.117

Sikap keseharian di luar kelas terbentuk karena pembiasaan siswa

dan guru sama-sama menjadikan kebiasaan. Yang terpenting adalah sikap

saling menghormati dan toleransi. Selain itu, bekerja sama antara guru dan

siswa menjadi hal yang biasa. Semua dilakukan dengan komitmen

bersama-sama, komunikasi setiap saat, dan pembiasaan yang akan

menguatkan pendidikan karakter siswa.

Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi

oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran),

guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama siswa di luar jam

pelajaran) yang ditulis dalam buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal).

Jurnal berisi catatan anekdot (anecdotal record), catatan kejadian tertentu

(incidental record), dan informasi lain yang valid dan relevan. Jurnal tidak

hanya didasarkan pada apa yang dilihat langsung oleh guru, wali kelas,

dan guru BK, tetapi juga informasi lain yang relevan dan valid yang

diterima dari berbagai sumber. Selain itu, penilaian diri dan penilaian

antarteman dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan

karakter siswa, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data

konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.118

Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa lembar

observasi atau jurnal. Lembar observasi atau jurnal tersebut berisi kolom

117

Ibid 118

Hasil wawancara dengan kepala sekolah, Drs. Jaja Harja Nugraha,M.PD pada tanggal 2 juni 2017

Page 74: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

217

catatan perilaku yang diisi oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru

BK berdasarkan pengamatan dari perilaku siswa yang muncul secara alami

selama satu semester. Perilaku siswa yang dicatat di dalam jurnal pada

dasarnya adalah perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik yang

berkaitan dengan indikator dari sikap spiritual dan sikap sosial. Setiap

catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan waktu dan

tempat teramatinya perilaku tersebut. Catatan tersebut disusun berdasarkan

waktu kejadian.

Apabila seorang siswa pernah memiliki catatan sikap yang kurang

baik, jika pada kesempatan lain siswa tersebut telah menunjukkan

perkembangan sikap (menuju atau konsisten) baik pada aspek atau

indikator sikap yang dimaksud, maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa

sikap siswa tersebut telah (menuju atau konsisten) baik atau bahkan sangat

baik. Dengan demikian, yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap

kurang baik dan sangat baik, tetapi juga setiap perkembangan sikap

menuju sikap yang diharapkan.

Tata tertib sekolah merupakan salah satu bentuk aturan yang harus

ditaati dan dilaksanakan oleh siswa, sebagai satu perwujudan kehidupan

yang sadar akan hukum dan aturan. Tata tertib sekolah adalah rambu-

rambu kehidupan bagi siswa dalam melaksanakan kehidupan dalam

masyarakat sekolah.119

Dari hasil penelitian, kita dapat mengetahui bahwa tingkat

kedisiplinan setiap siswa ternyata berbeda-beda, perlu usaha yang lebih

serius dari pihak sekolah dalam upaya meningkatkan kesadaran siswa

terhadap kedisiplinan. Bukan hanya dengan peraturan yang terkesan

mengikat siswa, kedisiplinan bisa tumbuh bila siswa sering diberikan

119

Hasil wawancara denganWali Kelas: Dra. Hj. Muizzah, pada tanggal 2 juni 2017

Page 75: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

218

penyuluhan dan pengarahan-pengarahan oleh berbagai pihak terutama

lingkungan sekolah.

Seluruh nilai tersebut dikurangi dengan jumlah pelanggaran yang

dilakukan siswa, seperti jumlah terlambat masuk sekolah, jumlah

meninggalkan sekolah tanpa izin, dan jumlah pelanggaran terhadap tata

tertib sekolah lainnya.120

Pelaksanaan pendidikan karakter dilaksanakan dengan cara menilai

sikap siswa selama di sekolah, adapun sikap siswa selama disekolah

adalah menghormati guru di manapun dia berada, mengucapkan salam

seraya menyapa dengan hormat saat berpapasan dengan guru, tidak

bermalas-malasan dalam belajar, berusaha menjadi lebih baik dari hari

kehari. Ketaatan siswa dalam memenuhio tata tertib sekolah memakai

seragam sekolah sesuai jadwal atau hari, datang dan pulang tepat waktu,

memperhatikan guru ketika mengajar atau menjelaskan, belajar dengan

tertib di kelas, ematuhi tata tertib yang berlaku. Kedisiplinan dalam

mengikuti upacara bendera, bersunggug-sungguh mengikuti upacara

bendera, mengikuti upacara bendera dari awal sampai selesai, datang tepat

waktu saat akan upacara, tidak bercerita dengan teman saat upacara sedang

berlangsung. Kedisiplinan dalam mengikuti senam pagi, bersungguh-

sungguh mengikuti senam pagi, mengikuti senam pagi dari awal sampai

akhir, datang tepat waktu saat akan senam pagi, tidak bercerita dengan

teman saat senam pagi berlangsung. Kedisiplinan dalam mengikuti

kegiataan ekstrakurikuler, siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang

berlaku dan iswa tetap mematuhi peraturan.

120

Hasil wawancara dengan kepala sekolah, Drs. Jaja Harja Nugraha,M.PD pada tanggal 2 juni 2017

Page 76: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

219

Guru aqidah akhlak, beliau mengatakan bahwa: dalam pelaksanaan

penerapan pendidikan karakter saya gabungkan dengan mata pelajaran

yang saya ajarkan dalam setiap pokok bahasan, dicantumkan ke silabus

dan rancangan pelaksanaan pembelajaran. Dimana menghubungkan atau

mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari sehingga

dapat diterapkan. Saya menggunakan buku sebagai komponen

pembelajaran yang dapat membantu proses kegiatan pembelajaran dikelas.

Saya menggunakan pendekatan kontektual sebagai proses belajar

mengajar.121

Materi Aqidah Akhlak dalam silabus berupa prinsip aqidah yaitu

syahadat tauhid, tentang kebenaran agama Islam, Al-Qur’an kitab terakhir

sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya, Nabi Muhammad sebagai

penutupsegenap Nabi dan Rasul. Prinsip aqidah yang meliputi syahadat

tauhid, tentang kebenaran agama Islam, Al-Qur’an kitab terakhir sebagai

penyempurna kitab-kitab sebelumnya, Nabi Muhammad sebagai

penutupsegenap Nabi dan Rasul, emahami makna tauhid dan istilah-

istilahnya, Deskripsi tentang syirik, pengertian dan ruang lingkup akhlak,

persamaan antara akhlak, etika, moral dan budi pekerti, macam-macam

metode peningkatan kualitas akhlak.

Guru Qur’an Hadits, beliau mengatakan bahwa: Bahan ajar di

MAN Buntet Pesantren Cirebon yang berada di bawah naungan Menteri

Agama, maka bahan ajarnya mengacu pada bahan ajar dari Menteri

Agama yaitu buku tentang Aqidah dan Akhlak yang terbitkan langsung

dari menteri agama. Sedangkan materi penunjang bagi para guru bisa

mengambil dari 7 sumber-sumber yang lain seperti Lks, Al-Qur’an dan

Hadits, dan buku-buku yang berkaitan dengan akhlak/karakter tetapi tetap

tidak boleh keluar dari konsep bahan ajar yang telah ditetapkan oleh

Menteri Agama.122

Materi Qur’an Hadits yang terkait dengan pendidikan karakter

adalah Sikap untuk menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman

121

Hasil wawancara dengan Guru Aqidah Akhlak: Dra. Hj. Ani Asnani, pada tanggal 2 juni 2017 122

Hasil wawancara dengan Guru Al-Qur’an Hadits: Dra. Hj. Muizzah, pada tanggal 2 juni 2017

Page 77: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

220

hidup meliputi perilaku orang yang mencintai Al-Qur’an dan Hadits,

menulis Al-Qur’an dan Hadits tentang ciri iman dan ibadah yang diterima

oleh Allah. Menterjemahkan Al-Qur’an dan hadits tentang ciri ibadah yang

diterima oleh Allah.Contoh perilaku orang yang beriman dan tidak

beriman.

Pembelajaran Karakter di Dalam Kelas

Pelaksanaan pendidikan karakter dalam kegiatan belajar mengajar

di dalam kelas hampir sama dengan kegiatan pembelajaran biasanya,

namun lebih ditekankan pada penanaman karakter pada siswa. Dalam

setiap pembelajaran pastinya ada tahap-tahap atau langkahlangkah

pembelajaran. Adapun langkahnya adalah sebagai berikut: 123

Kegiatan Awal,merupakan kegiatan pendahuluan dalam suatu

pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi

dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran. Kegiatan pendahuluan ini dapat dilakukan dengan

berbagai macam cara, antara lain: Guru mengucapkan salam menanamkan

karakter religious, guru mengawali pembelajaran dengan basmalah

menanamkan karakter religious, melaksanakan apersepsi atau penilaian

kemampuan awal.

Kegiatan Inti, merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

123

Observasi pembelajaran di kelas pada tanggal, 2 juni 2017

Page 78: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

221

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Dalam kegiatan inti ini guru memberikan langkah

sebagai berikut: Guru mereview materi sebelumnya, guru memberikan

muqodimah tentang materi yang akan disampaikan sesuai dengan bahan

aja dan dapat mengaplikasikan di dalam kehidupan keseharian siswa

menanamkan karakter religious, dalam pembelajaran, guru memanggil

siswa sesuai dengan nomor urutnya yang dibuat acak kemudian disuruh

untuk membaca materi yang ada dibuku pegangan, menanamkan karakter

percaya diri, intelectualitas, respect atau perhatian dan rasa hormat,

kemudian guru mengelompokkan menjadi tiga kelompok pembelajaran.124

Penutup,merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri

aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman

atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

Kegiatan penutup ini antara lain: melaksanakan penilaian akhir dan

mengkaji hasil penilaian, melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan

alternatif kegiatan diantaranya: memberikan tugas atau latihan-latihan,

menugaskan mempelajari materi pelajaran tertentu, dan memberikan

motivasi atau bimbingan belajar, mengakhiri proses pembelajaran dengan

menjelaskan atau memberi tahu materi pokok yang akan dibahas pada

pelajaran berikutnya.125

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Pkn

pengalaman tahun lalu masalah yang dihadapi disekolah cukup banyak

diantaranya kurangnya siswa yang mampu mengemukakan pendapat dan

124

Ibid 125

Ibid

Page 79: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

222

bertanya apabila tidak mengerti dan kurang paham tentang materi yang

diajarkan pada waktu belajar mengajar berlangsung, biar pun ada itu

karena disuruh guru pengajar, tidak ada inisiatif dari siswa itu sendiri atau

bisa dikatakan siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Kurangnya keaktifan siswa ini bisa mengakibatkan siswa hanya menghafal

informasi yang disampaikan oleh guru atau pengajar tanpa memahami

informasi itu.hal ini berimbas pada nilai yang dibawah Keteria ketuntasan

minimum karena pembelajaran yang tidak optimal baik dari segi

pemahaman dan penggunaan pada kehidupan sehari – hari.

Dengan adanya keadaan siswa seperti itu maka siswa harus

memikiki sifat atau nilai keberanian dalam bertanya didepan kelas.Guru

harus memotivasi siswanya agar terbiasa bertanya, karena hal itu penting

bagi perkembangan kepribadian dan penambah pengetahuan. Dan sebagai

orang yang menginginkan keberhasilan dalam mengajar, guru harus selalu

mempertahankan agar umpan balik selalu berlangsung dalam diri

siswanya. Umpan balik itu tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga

dalam bentuk sikap mental yang selalu berproses untuk menyerap bahan

pelajaran yang diberikan. Bertanya adalah salah satu umpan balik yang

diberikan siswa pada guru. Guru yang hanya mengajar dan tanpa

memperhatikan mengerti tidaknya siswa terhadap bahan pelajaran yang

disampaikan, akan mendapat reaksi negatif dari siswa. Siswa cenderung

menunjukkan sikap acuh tak acuh atas apa yang disampaikan, ia juga bisa

melakukan kegiatan lain yang terlepas dari masalah pelajaran.

Page 80: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

223

Cara Meningkatkan Keberanian Bertanya pada Guru di Kelas

Salah satu hal yang membuat kita tidak berani mulai bicara adalah karena

ada ketakutan-ketakutan dalam diri kita. Kita memiliki beberapa ketakutan

dalam berbicara di depan umum, antara lain takut dikritik atau dinilai,

ketakutan ini sangat menyiksa. Kita jadi tidak pernah mencoba karena kita

merasa bahwa apa pun yang akan kita lakukan tidak akan cukup baik.

Kadang kita juga takut terlihat ”berbeda” dari kebanyakan orang lain.126

Takut dipermalukan atau dihina, kadang kita takut kalau pendapat

kita tidak bagus, kita akan mempermalukan diri sendiri. Hal ini juga bisa

bersumber dari pengalaman trauma masa lalu. Seorang teman pernah

menceritakan mengapa dia takut berbicara di depan umum. ”Saya selalu

salah mengucapkan kata tertentu, jadi guru saya memaksa saya berdiri di

depan kelas dan mengangkat satu kaki sambil terus mengucapkan kalimat

itu berulang-ulang sampai saya bisa…,” katanya.

Takut secara emosional, ini juga bisa berhubungan dengan

pengalaman buruk masa lalu. Bisa saja karena siswa pernah mencoba

bicara di hadapan orang lain, tetapi malah ditertawakan. Akhirnya ini

membekas dalam diri siswa.Siswa memiliki pilihan-pilihan tentang

bagaimana dia akan menangani masannya. Meskipun ketakutan-ketakutan

yang ada terasa mendalam, tetapi siswa bisa mengubahnya saat ini jika

mau. Caranya, dengan memberikan fokus perhatian siswa pada

126

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017

Page 81: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

224

keuntungan yang akan didapatkan. Siswa dapat mencoba jurus jitu agar

berani bicara di hadapan orang lain.127

Temukan apa yang menjadi hambatan siswa dan akui supaya siswa

bisa menetapkan rencana untuk ”mengatasinya”. siswa bisa mulai berlatih

dengan menuliskan sebanyak mungkin kemungkinan terburuk yang akan

terjadi jika siswa bicara.

Ini bukan tentang penting atau tidaknya isi pembicaraan siswa,

tetapi tentang sesuatu yang jauh lebih penting. Tuliskan ketakutan

mengenai kemungkinan terburuk yang akan terjadi, lalu baca berulang-

ulang. Sesudah itu, tuliskan daftar perubahan yang ingin siswa capai.

Pahami, bangkitkan, dan rasakan motivasi untuk berubah.

Banyak mitos yang ada di benak siswa yang menghambat siswa

untuk berani bersuara, seperti kegugupan adalah pertanda kelemahan,

semua yang siswa katakan harus penting, semua berakhir kalau siswa

melakukan satu kesalahan. Siapa pun yang akan menjadi pusat perhatian

punya kemungkinan untuk ditolak. Jadi, wajar siswa merasa gugup.

Kegugupan hanyalah tanda kelebihan energi yang harus dipelajari cara

menguasai dan mengendalikannya.

Semua orang yang siswa lihat terampil bicara saat ini juga nervous

waktu berbicara pertama kalinya. siswa harus mulai, harus ada praktik

yang pertama untuk melakukannya. Cobalah, karena kalau siswa tidak

pernah mencoba, siswa tidak akan pernah belajar.

127

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017

Page 82: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

225

Bulatkan tekad, ”Saya harus berani mencoba! Biar saja, mungkin

saya merasa terhina seminggu atau sebulan daripada seumur hidup enggak

pernah bisa.” siswa bisa berlatih sendiri di rumah di depan cermin atau

bersama teman dan minta teman memberikan masukan. Bicara langsung di

hadapan orang lain adalah latihan yang paling ampuh.

Inti dari bicara (komunikasi) adalah menyampaikan pesan atau

informasi. Jadi, setiap saat pelajari informasi yang siswa butuhkan dalam

hidup sisw, termasuk informasi-informasi lainnya yang berpengaruh

terhadap siswa. Punya banyak informasi juga akan membantu siswa untuk

jadi lebih percaya diri.128

Pendidikan karakter siswa dalam keterpaduan pembelajaran dengan

semua mata pelajaran sasaran integrasinya adalah materi pelajaran,

prosedur penyampaian, serta pemaknaan pengalaman belajar para siswa.

Konsekuensi dari pembelajaran terpadu, maka modus belajar para siswa

harus bervariasi sesuai dengan karakter masing-masing siswa. Variasi

belajar itu dapat berupa membaca bahan rujukan, melakukan pengamatan,

melakukan percobaan, mewawancarai nara sumber, dan sebagainya

dengan cara kelompok maupun individual.

Terselenggaranya variasi modus belajar para siswa perlu ditunjang

oleh variasi modus penyampaian pelajaran oleh para guru. Kebiasaan

penyampaian pelajaran secara eksklusif dan pendekatan ekspositorik

hendaknya dikembangkan kepada pendekatan yang lebih beragam seperti

diskoveri dan inkuiri. Kegiatan penyampaian informasi, pemantapan

128

Ibid

Page 83: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

226

konsep, pengungkapan pengalaman para siswa melalui monolog oleh guru

perlu diganti dengan modus penyampaian yang ditandai oleh pelibatan

aktif para siswa baik secara intelektual (bermakna) maupun secara

emosional (dihayati kemanfaatannya) sehingga lebih responsif terhadap

upaya mewujudkan tujuan utuh pendidikan. Dengan bekal varisai modus

pembelajaran tersebut, maka skenario pembelajaran yang di dalamnya

terkait pendidikan karakter bangsa dapat dilaksanakan lebih bermakna.129

Setiap mata palajaran mempunyai nilai-nilai tersendiri yang akan

ditanamkan dalam diri anak didik. Hal ini disebabkan oleh adanya

keutamaan fokus dari tiap mata pelajaran yang tentunya mempunyai

karakteristik yang berbeda-beda. Pada prinsipnya, pengembangan budaya

dan karakter bangsa tidak dimasukan sebagai mata pelajaran monolitik,

melainkan terintegrasi kedalam mata pelajaran. Dimana jika kita lihat isi

kurikulum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

sebenarnya ada ruang khusus untuk pendidikan karakter, yaitu melalui

pengembangan diri. Oleh Karena itu guru dan sekolah perlu

mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya

dan karakter kedalam KTSP.

Kegiatan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren

Cirebon yang menggunakan persentase waktu, perhatian dan energi

terbanyak adalah proses pembelajaran berbagai mata pelajaran. Oleh

karena itu proses pembelajaran adalah wahana yang tepat untuk

melakukan rekayasa mental agar terjadi internalisasi nilai-nilai budaya

129

Ibid

Page 84: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

227

bangsa pada diri para siswa. Pada setiap mata pelajaran guru perlu

memiliki misi untuk menyisipkan atau menyampaikan pesan-pesan moral

yang berdasar pada nilai-nilai budaya dasar bangsa.130

Nilai-nilai tersebut bisa disampaikan secara intelektualistik pada

saat mengawali atau mengakhiri proses pembelajaran yang salah satu

kegiatannya adalah guru memberikan wawasan, motivasi dan penguatan

pada siswa. Dapat juga disisipkan di sela-sela penyampaikan materi ajar.

Misalnya dalam pelajaran kimia ketika menjelaskan tentang senyawa-

senyawa karbon dapat disampaikan agar siswa mengurangi emisi karbon

dioksida dengan tidak membakar sampah, menghemat bahan bakar, dan

ikut aktif dalam penghijauan. Hal ini untuk menanamkan nilai-nilai cinta

lingkungan. Dalam pelajaran biologi misalnya menjelaskan karbohidrat

sebagai sumber energi, dapat diberikan wawasan bahwa Indonesia kaya

umbi-umbian sumber karbohidrat yang semakin ditinggalkan masyarakat

yang justru semakin tergantung pada gandum import. Dengan mempelajari

dan memelihara keanekaragaman tanaman sumber pangan akan

memperkuat ketahanan pangan sebagai bagian dari ketahanan nasional.

Implementasi ini akan memberikan hasil optimal apabila integrasi pada

proses pembelajaran telah dirancang dalam perangkat pembelajaran secara

eksplisit dan selanjutnya dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan.

Kegiatan ekstrakurikuler pada umumnya merupakan kegiatan

pilihan yang disukai oleh siswa. Pada kegiatan ini sangat tepat jika

diintegrasikan nilai-nilai budaya dasar bangsa. Nilai-nilai rasa cinta tanah

130

Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 4 juni 2017

Page 85: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

228

air, kecintaan dan apresiasi terhadap budaya daerah dan nasional,

kebersamaan dan kerja sama, kemasyarakatan, sportivitas, kejujuran, sikap

ilmiah, kepemimpinan dan kewirausahaan dapat ditanamkan secara

optimal melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Misalnya nilai-nilai

cinta tanah air, kedisiplinan, dan kesiap-siagaan dapat ditanamkan pada

bidang-bidang Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (Upacara, PKS,

Pramuka, Pecinta Alam). Nilai-nilai sportivitas, kerja sama, dan semangat

pantang menyerah dapat ditanamkan melalui ekstra kurikuler bidang olah

raga. Bidang seni, untuk menumbuhkan kecintaan dan apresiasi pada hasil-

hasil karya budaya bangsa, bidang ilmiah untuk menanamkan sikap ilmiah

serta bidang kewirausahaan untuk menanamkan jiwa enterpreneurship.131

Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dapat melalui beberapa

cara yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan pemahaman dan

pelaksanaan langsung terkait dengan pendidikan karakter itu sendiri, di

antaranya materi, silabus, media, pedagogi dan evaluasi.

Pertama melalui materi, Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter

melalui mata pelajaran Agama Islam salah satunya melalui materi mata

pelajaran fiqih. Materi fiqih mempunyai karakteristik yaitu materi fiqih

mempelajari tentang thoharoh, cara-cara shalat, muamalah dan zakat.

Berdasarakan hasil penelitian menyatakan bahwa nilai-nilai karakter yang

dilaksanakan oleh guru mata pelajaran fiqih adalah religius, rasa ingin

tahu, jujur, disiplin, tangguh, santun, komunikatif, toleransi, demokratis,

peduli sosial, tanggung jawab, nasionalisme. Nilai-nilai itulah yang tersirat

131

Ibid

Page 86: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

229

atau yang menjadi salah tujuan yang harus tersampaikan pada pendidikan

karakter melalui salah satunya materi fiqih.132

Aspek kedua untuk pendidikan karakter adalah silabus. Silabus

merupakan acuan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata

pelajaran tertententu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan,

pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan

berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. Berdasarkan hasil

analisis disimpulkan bahwa pengembangan silabus dalam pengintegrasian

nilai-nilai karakter pada perangkat pembelajaran khususnya Silabus oleh

guru mata pelajaran fiqihyaitu Bapak Fathurrohim S.pdi dengan cara

menambahkan kolom nilai-nilai karakter setelah kolom materi pada silabus

itu sendiri.

Nilai-nilai karakter yang diintegrasikan kedalam silabus tersebut

masih bersifat umum belum secara spesifik. Artinya nilai-nilai karakter

yang ada di dalam silabus masih keseluruhan dari nilai-nilai karakter yang

dianalisis berdasarkan karakteristik mata pelajaran fiqih, bukan

berdasarkan materi bahan ajar. Jadi kesimpulan pengembangan silabus

yang dilakukan oleh Bapak Fathurrohim S.Pd.I selaku guru mata pelajaran

secara keseluruhan yaitu: penulisan identitas mata pelajaran, perumusan

standar kompetensi, penentuan kompetensi dasar, penentuan materi pokok

dan uraiannya, penentuan nilai-nilai karakter yang diintegrasikan,

pengalaman belajar, penentuan alokasi waktu, dan penentuan sumber

bahan.

132

Hasil wawancara dengan guru fiqih: Fathurrohim Sp, dI, pada tanggal 4 juni 2017

Page 87: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

230

Nilai-nilai karakter yang terdapat pada pengembangan silabus yang

dibuat: religius, rasa ingin tahu, jujur, disiplin, tangguh, santun,

komunikatif, toleransi, demokratis, peduli sosial, tanggung jawab,

nasionalisme. Nilai-nilai karakter itulah yang nantinya masih akan

dianalisis untuk pengintegrasian nilai-nilai karakter ke dalam RPP.

Perencanaan pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) merupakan rancangan awal kegiatan tahap demi tahap

apa yang akan dilakukan guru dengan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran untuk setiap kali pertemuan pada suatu pokok bahasan

tertentu. Perencanaan tersebut disusun oleh guru agar kegiatan

pembelajran dapat tertata dengan baik, meskipun pada prakteknya tidak

selalu sama persis dengan apa yang sudah di konsep dalam RPP.133

Hakikatnya apa yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik

agar sesuatu yang akan disampaikan dapat ditransfer dan diterima oleh

peserta didik dengan mudah. Sebagai upaya untuk mewujudkan hal

tersebut, maka diperlukan suatu persiapan yang matang sebelum

melaksanakan kegiatan. Menentukan metode yang akan digunakan

melainkan disesuaikan dengan materi ajar yang akan disampaikan dan

tidak lupa pemilihan metode pembelajaran tersebut juga disisipi dengan

nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan.

Pada materi ajar di RPP, secara lebih detail juga diintegrasikan

nilai-nilai karakter melalui materi pelajaran fiqih. Pada materi RPP yang

dibuat buat oleh Bapak Fathurrohim S.Pd.I juga ditambah dengan nilai-

133

Ibid

Page 88: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

231

nilai karakter yang ada. Sehingga tidak hanya di silabus dan RPP saja

pengintegrasian nilai-nilai karakter yang ada melainkan juga pada bahan

ajar atau materi ajar yang akan digunakan.134

Nilai karakter ini di peroleh berdasarkan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang sudah dianalisis di kelas X yaitu meliputi Standar

Kompetensi memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai-dan

norma yang berlaku dalam masyarakat. Berdasarkan Standar Kompetensi

tersebut membuat individu untuk dapat menjadi anggota msyarakat yang

baik, bapat menghayati nilai-nilai yang ada di masyarakat,

mengembangkan jiwa sosial yang tinggi dalam berperilaku sehari-hari

sehingga dapat menjadi masayarakat yang berkarakter nantinya.

Berikut beberapa metode yang digunakan Bapak Fathurrohim

S.Pd,I selaku guru mata pelajaran fiqih dalam melakukan penanaman nilai-

nilai pendidikan karakter baik didalam kelas maupun di luar kelas,

diantaranya: ceramah, keteladanan, penanaman kedisiplinan dan

pembiasaan. Proses penanaman nilai-nilai karakter juga dapat diberikan

melalui metode ceramah.

Ceramah dapat diberikan dengan menggunakan contoh kasus

ataupun nasehat-nasehat yang diberikan ketika peserta didik melakukan

suatu kesalahan. Pemilihan metode ceramah ini didasarkan pada pemikiran

bahwa peserta didik lebih menyerap hukuman yang berupa nasehat-

nasehat oleh guru daripada hukuman-hukuman yang sifatnya mental dan

fisik.

134

Ibid

Page 89: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

232

Keteladanan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam

mendidik karkter. Keteladanan guru dalam berbagai aktivitasnya akan

menjadi cerminan peserta didiknya. Sosok guru yang bisa diteladani

peserta didik sangat penting. Guru dapat menjadi tokoh idola dan panutan

bagi anak. Oleh karena itu, dituntut ketulusan, keteguhan dan konsisten

sikap dari seorang guru.135

Kedisiplinan menjadi alat yang ampuh dalam mendidik karakter.

Banyak orang sukses karena menegakkan kedisiplinan. Sebaliknya,

banyak upaya membangun sesuatu tidak berhasil karena kurang atau tidak

disiplin. Menanamkan prinsip agar peserta didik memiliki pendirian yang

kokoh merupakan bagian yang sangat penting dari strategi menegakkan

kedisiplinan.

Mulai dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran.

Pendidikan karakter tidak cukup hanya diajarkan melalui mata pelajaran di

kelas, tetapi juga harus diterapkan melalui suatu pembiasaan. Kegiatan

pembiasaan secara spontan dapat dilakukan misalnya saling menyapa, baik

antar teman, antar guru maupun antar guru dan peserta didik.

Pembiasaan diarahkan pada upaya pembudayaan pada aktivitas

tertentu sehingga menjadi aktivitas yang terpola atau tersistem.Penciptaan

suasana kondusif di dalam kelas merupakan hal utama yang harus

diciptakan terlebih dahulu guna ingin mencapai tujuan pembelajaran yang

akan menjadi target nantinya. Suasana yang gaduh, tidak tenang, banyak

masalah antar peserta didik akan menjadi hambatan dalam proses belajar

135

Ibid

Page 90: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

233

mengajar baik guru mentansfer ilmu atau mendidik peserta didik itu

sendiri. sehingga diperlukan sekali penciptaan suasana yang kondusif

dalam mendukung atau agar penyampaian nilai-nilai karakter yang

menjadi tujuan dapat tersampaikan dengan baik dan tepat sasaran.

Aspek berikutnya dalam pendidikan karakter adalah media

pembelajaran. Media yang digunakan oleh guru mata pelajaran fiqih ada di

antaranya seperti hal yang sudah dipaparkan di atas yaitu media yang

digunakan oleh Bapak Fathurrohim S.Pd.I dalam menunjang proses

pembelajaran Fiqih dan penanaman nilai-nilai pendidikan karakter,

diantaranya: Gambar dan Foto, Film, Televisi, VCD (CompactVideo

Disc), LCD.136

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai dan

manfaat media pembelajaran dalam mempertinggi proses belajar peserta

didik karena: pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik

sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar menumbuhkan nilai

karakter rasa ingin tahu, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya

sehingga dapat lebih dipahami oleh para peserta didik dan memungkinkan

peserta didik menguasai tujuan pengajaran yang lebih baik sehingga dapat

menumbuhkan nilai karaker rasa ingin tahu atau cerdas, metode mengajar

akan lebih bervariasi sehingga merangsang anak untuk dapat lebih kreatif

dalam berbagai hal dan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan

belajar menumbuhkan nilai karakter aktif, berfikir kritis dan lain-lain.

136

Ibid

Page 91: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

234

Aspek berikutnya adalah evaluasi. Penilaian pendidikan karakter

dititikberatkan kepada keberhasilan penerapan nilai-nilai dalam sikap dan

perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai karakter yang diterapkan

dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis penilaian dapat

berbentuk penilaian sikap dan perilaku, baik individu maupun kelompok.

Berdasarkan rapat bersama ada dua format penilaian yang dapat digunakan

oleh guru dalam menilai perilaku peserta didik.

Cara penilaian atau evaluasi pendidikan karakter di Madrasah

Aliyah Negeri Buntet Pesantren Cirebon dilakukan oleh semua guru. Hasil

penilaian diinformasikan secara terkoordinasi kepada guru, wali kelas,

guru Bimbingan Konseling dan Kepala Sekolah. Penilaian dilaksanakan

setiap saat, baik pada jam perlajaran dan pada setiap tempat baik di kelas

maupun di luar kelas, dengan cara pengamatan dan pencatatan.137

Hasil penilaian pendidikan karakter ditunjukkan untuk

mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang nilai-nilai karakter yang

telah ditanamkan kepada peserta didik yang tercermin dalam kualitas

hidup sehari-hari, bukan nilai-nilai berbentuk kuantitatif. Informasi yang

diperoleh melalui hasil penilaian dapat memberikan gambaran perilaku

peserta didik secara individual. Semua informasi ini digunakan hanya

untuk perbaikan tingkah laku peserta didik (diagnostik). Hasil penilaian

tersebut diharapkan perilaku yang mencerminkan karakter peserta didik

senantiasa dapat diketahui dan diperbaiki. Informasi yang diperoleh dari

berbagai teknik penilaian kemudian dianalisis oleh guru untuk

137

Ibid

Page 92: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

235

memperoleh gambaran tentang pendidikan karakrter yang telah

dilaksanakan. Gambaran menyeluruh tersebut dilaporkan sebagai

suplemen buku rapor oleh wali kelas.138

E. Relevensi dan Dampak pada perilaku sosial keagamaan siswa

Penerapan pendidikan karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon

ternyata memiliki dampak positif bagi seluruh civitas sekolah. Antara lain

meningkatnya pengendalian diri siswa. Maksud dari pengendalian diri

disini adalahsuatu aktivitas pengendalian tingkah laku dengan melakukan

pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bertindak.

Dengan meningkatnya pengendalian diri siswa berarti secara tidak

langsung mengurangi dengan tindakan-tindakan yang dilarang bagi para

siswa. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh kepala sekolah dan

guru-guru yang ada di MAN Buntet Pesantren Cirebon yaitu:

Menurut Kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa: Dampak

pelaksanaan pendidikan karakter di MAN Buntet Pesantren Cirebon sangat

baik bagi siswa. Siswa dapat merasakan dampak positif, yaitu: 139

motivasi

yang tinggi untuk selalu berbuat jujur setiap saat, tidak berbohong dengan

siapa pun, selalu menghormati yang lebih tua dan menyayangi sesama,

mensyukuri atas apa yang telah diterima, beribadah secara berjamaah,

menghargai karya orang lain, terlatih menjadi pemimpin masa depan yang

kuat, terlatih untuk mengerjakan tugas secara kreatif, terbiasa berpikir

mandiri, terlatih peduli lingkungan, terbiasa membantu teman yang

membutuhkan bantuan.

Menurut Wakil kepala sekolah, “beliau mengatakan bahwa: kalau

dari yang saya amati karakter yang nampak dari siswa itu mereka jadi

memiliki tatakrama yang baik dengan orang lain dan memilikikejujuran

dalam kehidupan sehari-hari”.140

138

Ibid 139

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017 140

Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 2 juni 2017

Page 93: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

236

Contoh tatakrama dengan teman sebaya adalah berkata jujur dan

bersikap ikhlas. Perkataan jujur dalam komunikasi dengan teman sebaya,

penting untuk diterapkan karena dapat meningkatkan kepercayaan dalam

persahabatan. Ikhlas menerima teman sebaya apa adanya, tanpa syarat atau

mengharapkan imbalan atas kebaikan yang diberikan pada teman sebaya,

menghantarakan individu pada hubungan yang lebih harmonis.Berpikir

positif terhadap teman sebaya. Berpikir positif dimaksudkan tidak berburuk

sangka terhadap teman sebaya. Menasehati satu sama lain. Artinya dalam

hubungan teman sebaya, pentingnya saling menasehati satu sama lain dalam

hal kebaikan, sehingga mengajak teman kita untuk senantiasa berbuat baik

pada sesama manusia.Mengucapkan salam jika bertemu dengan teman

sebaya. Mengucapkan salam pada teman sebaya, berarti kita menerima

kehadirannya dihadapan kita dan menghargai adanya dirinya dan untuk

meningkatkan rasa kekerabatan di antara keduanya.Tidak mengumpat atau

berbicara tentang hal buruk mengenai teman sebaya. Individu tidak

diperbolehkan untuk membicarkan hal-hal buruk dari teman sebaya, apalagi

jika sampai membicarakan sesuatu yang tidak benar mengenai temannya atau

menceritakan rahasia teman sebayanya ke orang lain.Menghormati sudut

pandang teman sebaya. Artinya menghargai cara pandang teman terhadap

suatu persoalan yang mungkin berbeda dengan pendapat kita.

Tata krama yang ditunjukkan terhadap orang tua, contohnya adalah

menyayangi kedua orang tua dengan tulus. Individu perlu untuk menyayangi

dan mengasihi kedua orang tuanya dan menerima kondisi kedua orang

tuanya secara apa adanya.Membantu meringankan beban kedua orang tua.

Page 94: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

237

Meringankan beban kedua orang tua dapat dilakukan salah satunya dengan

cara membantu membersihkan rumah, merawat saudara kandung dengan

baik, dan menjaga rumah dengan baik.Menghormati kedua orang tua.

Artinya individu diminta untuk mendengarkan nasehat orang tua dengan baik

dan melaksanakannya, tidak berbicara dengan nada yang kasar dan

tinggi.Mendoakan kedua orang tua dengan ikhlas dan baik. Sebagai seorang

anak yang berbakti pada kedua orang tua, penting bagi anak untuk

mendoakan kebaikan pada kedua orang tuanya.141

Peran sekolah dalam pendidikan karakter siswa adalah sekolah

seharusnya memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan

kemampuan mereka, hal itu akan menjadi modal siswa untuk

meningkatkan rasa percaya diri. Bukan hanya kemampuan belajar di

dalam kelas saja, tapi juga kemampuan mereka di luar kelas, misal saat

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, berorganisasi, maupun saat jam

istirahat.

Semua siswa terlahir dengan mempunyai bakat mereka masing-

masing. Akan tetapi tidak semua siswa mengetahui bakat yang mereka

miliki, walaupaun ada beberapa yang sudah mengetahui bakat mereka

sejak kecil. Bagi siswa yang belum mengetahui bakat mereka, guru di

sekolah berkewajiban membekali mereka dengan ilmu pengetahuan yang

ada, agar siswa mampu menggali bakat mereka.

Saat berada di sekolah anak tidak hanya berinteraksi dengan guru

dan siswa yang lain. Siswa juga akan berinteraksi dengan orang-orang

141

Ibid

Page 95: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

238

yang termasuk bagian dari sekolah, seperti petugas kebersihan, satpam,

pesuruh sekolah, bapak ibu kantin, dan juga tukang jajanan di lingkungan

sekolah. Dengan berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai kalangan

akan membantu siswa untuk belajar lebih menghargai apapun profesi

orang itu.

Menurut guru Pkn, beliau mengatakan bahwa: “seluruh guru dan

wali kelas disini diharuskan selalu memantau tingkah laku peserta

didiknya selama di lingkungan sekolah. Hal ini dilakukan agar kita

mengetahui bagaimana sebenarnya perilaku mereka dan hasil dari

pemantauan selama ini jarang sekali ditemukan sisa yang memiliki

perilaku menyimpang adalah satu dua tetapi itu disebabkan karena faktor

diluar sekolah”.142

Contoh perilaku siswa yang sesuai dengan pancasila

Sila kesatu, selalu tertib dalam menjalankan ibada dantidak

mengganngu teman yang sedang beribadah. Sila kedua, menolong teman

yang sedang kesusahan, mau mengajari teman yang belum paham pada

pelajaran tertentu, meminta maaf atau apabila mempunyi kesalahan,

hormat dan patuh kepada guru, tidak membentak-bentak. Sila ketig,

mengikuti upacara bendera dengan tertib, bergotong royong membersihkan

lingkungan sekolah.Sila keempat, membiasakan diri bermusyawarah

dengan teman-teman apabila ada permasalahan, memberikan suara ketika

ada pemilihan kelas dan ketua osis, menerima kekalahan dengan ikhlas

apabila kalah bersaing dengan teman lain.Sila kelima, berlaku adil kepada

siapapun, berbagi kepada teman lain dengan sama rata, tidak pilih-pilih

dalam berteman, memberi sumbangan.

142

Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 4 juni 2017

Page 96: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

239

Menurut wali kelas, beliau mengatakan bahwa, sudah bagus sih

sebenarnya, dimana yang satu dalam kondisi anak yang memiliki

penanganan agak sulit dan yang satu lagi sudah bagus.143

Contoh permasalahan yang dihadapi didalam kelas adalah siswa

ada yang tidak berdoa sebelum belajar, berdoa tidak sungguh-sungguh,

dan bercanda ketika teman yang lain berdo’a. ada siswa yang tidak

mendengarkan penjelasan yang diberikan guru, tidak menghormati guru,

tidak menghormati teman dan bermain-main dikelas. berkelahi dengan

teman dan membeda-bedakan teman, memaksakan kehendak diri sendiri

tidak mau bermusyawarah, tidak peduli terhadap teman, tidak jujur kepada

guru dan teman, tiswa lain bekerja keras tapi ada siswa yang cuek.

Menurut guru BK, semakin mampu individu mengendalikan

perilakunya, maka semakin mungkin menjalani hidupnya secara efektif

dan terhindar dari situasi yang dapat mengganggu perjalanan hidupnya.144

Seorang anak yang tidak bisa mempelajari dan membedakan

tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan

terseret pada perilaku “nakal”. Begitupun bagi mereka yang telah

mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa

mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan

pengetahuannya.

Siswa yang masih membandel sekitar 15%, siswa tetap membandel

bisa diakibatkan karena kurangnya perhatian dari lingkungan keluarga atau

lingkungan sekolah, dan yang menyebabkannya siswa tetap membandel

adalah dari lingkungan keluarga, mislnya orang tua yang terlalu sibuk

143

Hasil wawancara denganWali Kelas: Dra. Hj. Muizzah, pada tanggal 2 juni 2017 144

Hasil wawancara dengan Guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017

Page 97: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

240

dengan pekerjaannya sering kali menyebabkan kurang perhatian kepada

anaknya. Saat disekolah ia akan berulah macam-macam untuk mendapat

perhatian dari orang lain, termasuk pada gurunya.

Sedangkan penyebab siswa tetap membandel dari lingkungan

sekolahsiswa sebagai pihak yang tidak punya hak tawar menawar dan

tidak berdaya, guru menjadi pihak yang sangat berkuasa. Jenis hukuman

tergantung guru, apabila guru sedang senang maka siswa yang

terlambatpun tidak akan ditegur atau dihukum. Guru cenderung memberi

cap buruk bagi anak yang sering melanggar.

Cara mengatasi siswa yang nakal adalah Sekolah mempersiapkan

anak untuk suatu pekerjaan sekolah memberikan keterampilan dasar,

sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib, sekolah menyediakan

tenaga pembangunan, sekolah memecahkan masalah-masalah sosial,

sekolah membentuk manusia yang sosial.145

Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan

karakter menunjukkan penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang

dapat menghambat keberhasilan akademik.

Salah satu usaha untuk mengaplikasikan pendidikan karakter ini

adalah di lingkungan sekolah yang cakupannya dibidang pengetahuan

(Kognitif), kesadaran ataupun kemauan (Afektif), dan tindakan untuk

melaksanakan nilai-nilai tersebut (Psikomotorik).

Secara umum pendidikan karakter ini bertujuan untuk

meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang

145

Ibid

Page 98: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

241

mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia

peserta didik atau siswa secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan

standar kompetensi kelulusan.146

Jadi berdasarkan pemaparan diatas diharapkan kedepannya

pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren Cirebon lebih

menjadikan pendidikan karakter menjadi pendidikan utama, karena

pendidikan tanpa pendidikan karakter tidak akan menghasilkan individu

yang berkompeten nantinya.

siswa merupakan individu yang memiliki potensi kognitif yang

sedang dan akan terus tumbuh dan berkembang. Karena itu, melalui

pendekatan ini siswa didorong untuk membiasakan berpikir aktif tentang

seputar masalah-masalah moral yang hadir di sekeliling mereka di mana

siswa dilatih untuk belajar dalam membuat keputusan-keputusan moral.

Pada gilirannya diharapkan keputusan yang diambilnya dapat melatih anak

untuk bertanggungjawab terhadap keputusan yang diambilnya.

Melalui pendekatan ini, tujuan yang ingin dicapai antara lain

sebagai berikut. Pertama, sesuai dengan tingkat perkembangannya, siswa

dibantu untuk mampu membuat pertimbangan moral mulai dari yang

paling sederhana menuju tingkatan yang lebih kompleks berdasarkan

kepada tata nilai yang lebih tinggi. Kedua, siswa berikutnya didorong

untuk mendiskusikan rasionalisasi atau alasan-alasan terhadap nilai yang

dipilih kaitannya dengan masalah masalah moral.

Menurut kepala sekolah beliau mengatakan bahwa, siswa Madrasah

Aliyah Negeri sudah mampu membiasakan diri mempertimbangkan moral

146

Ibid

Page 99: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

242

mulia dari yang paling sederhana sampai ketingkat yang lebih kompleks

berdasarkan tata nilai yang lebih tinggi.147

Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui

pencapaian indikator oleh peserta didik yang mengamalkan ajaran agama

yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja, memahami

kekurangan dan kelebihan diri sendiri, menunjukkan sikap percaya diri,

mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih

luas, menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan

sosial ekonomi dalam lingkup nasional, mencari dan menerapkan

informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis,

kritis, dan kreatif, menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif,

dan inovatif, menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai

dengan potensi yang dimilikinya, menunjukkan kemampuan menganalisis

dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, mendeskripsikan

gejala alam dan sosial, memanfaatkan lingkungan secara bertanggung

jawab, menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan

dalam negara kesatuan Republik Indonesia, menghargai karya seni dan

budaya nasional, menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan

untuk berkarya, menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan

memanfaatkan waktu luang dengan baik, berkomunikasi dan berinteraksi

secara efektif dan santun, memahami hak dan kewajiban diri dan orang

lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan

147

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017

Page 100: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

243

pendapat, menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek

sederhana, menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca,

dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana,

menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan

menengah, memiliki jiwa kewirausahaan.

Menurut guru Qur’an Hadits, setiap sekolah pasti memiliki

berbagai macam peraturan dan ingin siswa dan siswinya menaati peraturan

itu. Banyak yang berfikir apabila siswa diberi sanksi atas pelanggaran yg

dilakukannya, mereka akan jera. Tapi pada kenyataannya, tanpa adanya

kesadaran dari diri masing-masing, peraturan dan sanksi sebanyak apapun

takkan ada gunanya. Namun, apabila guru dapat ikut menaati peraturan itu.

Kesadaran diri pada siswa siswi akan timbul sedikit demi sedikit. Harus

ada yang memberikan contoh yang baik. Jadi mereka tidak akan merasa

hanya mereka saja yang diberi peraturan. Namun semua yang berada di

sekolah itu ikut melaksanakannya. Intinya guru harus bisa menyadarkan

siswa siswi. Bukan hanya lewat perkataan, namun sikap dan tingkah laku

guru bisa menjadi panutan buat siswa siswinya. Dan pada akhirnya

pendidikan berkarakter di sekolah itu dapat terwujud.148

Contoh peraturan yang berlaku di Madrasah Aliyah Negeri Buntet

Pesantren Cirebon adalah engikuti upacara setiap hari Senin, datang tepat

waktu, disiplin dalam berpakaian. menghormati guru dan menyayangi

teman, buang sampah pada tempatnya, tidak membawa makanan di dalam

kelas, merawat dan menjaga tanaman yang ada di sekolah.

Ketika sebuah peraturan dibuat, tidak jarang ada pelanggaran yang

mengikutinya, baik sengaja maupun “terpaksa”. Apalagi jika peraturan itu

dirasakan tidak sesuai dengan keinginan para siswa yang diatur, berbagai

alasan akan muncul untuk memberikan pembenaran terhadap si pelanggar.

Padahal pada prinsipnya, sebuah peraturan diberlakukan untuk melindungi

148

Wawancara dengan guru Qur’an Hadits: Dra. Muizzah pada tanggal 7 juni 2017

Page 101: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

244

pihak yang diaturnya. Pendapat pun muncul; aturan dibuat untuk

dilanggar.149

Menurut Kepala Madrasah Aliyah Negeri Buntet Pesantren

Cirebon, kewajiban siswa memenuhi ketentuan berseragam sebenarnya

bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari pendidikan.

Akan tetapi banyak siswa yang menganggap bahwa peraturan perturan

dasar yang ada di sekolah adalah “peraturan yang tidak relevan, tidak

penting buat di taaati.”Lebih baik memperhatikan nilai nilai pelajaran dari

pada peraturan-peraturan dasar yang ada di sekolah.Tapi apabila kita tilik

lebih dalam lagi peraturan-peraturan yang ada di sekolah di buat untuk

membentuk kepribadian siswa, supaya siswa mempunyai watak taat pada

peraturan.Apabila para siswa sudah dapat menaati peratutan-peraturan

yang sederhana maka kelak siswa akan dapat menaati hal-hal yang lebih

besar lagi, sehingga dapat membantu diri mereka sendiri.150

Segala peraturan yang diberikan kepada siswa juga sangat

berpengaruh pada kehidupan sosial dan kepribadiannya, maka guru juga

harus tanggap dalam pengembangan yang di alami pada muridnya. karena

hal-hal seperti yang di bahas di atas haruslah juga menjadi keprihatinan

yang di pahami oleh guru-guru,saat murid melakukan suatu kesalahan atau

kecerobohan yang membuatnya melanggar aturan,guru haruslah menjadi

penopang dan pembimbing yang baik agar murid tersebut tidak melakukan

hal-hal yang lebih parah/buruk yang membuat semua di rugikan. jadi peran

guru sangatlah penting bagi pelaksanaan peraturan,terkadang murid

149

Ibid 150

Hasil wawancara dengan kepala sekolah: Drs, Jaja Harja Nugraha, M.Pd, pada tanggal 2 juni 2017

Page 102: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

245

memberitahu/melapor itu di karenakan murid tersebut mengalami suatu

masalah,sebagai guru haruslah peduli. agar para murid merasa lebih di

perhatikan dan dapat menjauhi hal-hal seperti tawuran,narkoba,merokok,

minum minuman keras. Sebagai guru harus menjadi panutan jadi peraturan

yang di berikan untuk siswa harus juga di laksanakan oleh para guru agar

tidak terjadi kecemburuan sosial kepada para guru. semoga komentar saya

ini dapat membangun pengertian lebih antar guru dan siswa.

Masih susah siswa-siswi untuk menerapkan karakter-karakter yang

baik dan menaati peraturan-peraturan yang di terapkan di sekolah, karena

karakter-karakter siswa-siswi berbeda-beda. Tapi kita sebagai siswa-siswi

wajib mempunyai karakter-karakter seperti itu dan menaati peraturan-

peraturan yang di buat sekolah, tapi peraturan yang di buat di sekolah di

anggap remeh. salah satu contoh karakter siswa antar lain merusak fasilitas

sekolah. itu contoh karakter siswa-siswi. padahal sekolah memberikan

fasilitas untuk dinikmati bukan di rusak kalau fasilitas kurang memuaskan

siswa-siswi mengeluh. maka dari itu kita sebagai siswa-siswi dan guru

harus berkerja sama agar karakter-karakter yang bermoral baik itu tercipta.

Menurut guru BK siswa mempunyai sifat yang berbeda,begitu juga

dengan cara guru untuk mengarahkan muridnya agar bisa menjadi siswa

yang berkualitas. Dengan cara mengetahui sifat dan karakter siswa

masing-masing akan lebih mudah untuk menjalankan proses perubahan

karakter siswa disekolah. memang sulit untuk mengetahui karakter siswa

masing-masing,agar bisa mudah mengetahui karakter siswa masing-

masing guru juga harus melakukan pendekatan kepada wali atau orang tua

murid. Dengan begitu proses perubahan karakter disekolah akan berjalan

lancar dan sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah.151

151

Hasil wawancara dengan Guru BK: Dra. Jubaidah, pada tanggal 4 juni 2017 327 ibid

Page 103: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

246

Data tentang bentuk-bentuk karakter siswa yang mempunyai

masalah disekolah diantaranya adalah masalah siswa suka merokok

disekolah terdiri dari 30%, siswa yang terlambat masuk sekolah 10%,

siswa yang suka bolos sekolah atau pada saat jam pelajaran ada di kantin

sekolah sekitar 15%, siswa yang suka mencontek ketika ulangan masih

banyak yaitu sekitar 50%.327

Dari data tersebut pihak sekolah masih melakukan upaya agar

seluruh siswa tidak lagi melakukan pelanggaran atau kesalahan dengan

cara pendekatan dengan siswa atau memberikan nasehat agar tidak

mengulanginya lagi.

Mengenal dan mendalami karakter siswa, memberikan manfaat yg

tidak sedikit baik bagi siswa sendiri ataupun bagi guru yg berperan

mendampingi mereka. Bagi peserta didik, mereka bakal mendapat layanan

prima, perlakuan yg adil, tak ada diskriminasi, merasakan bimbingan yg

maksimal & menyelesaikan masalah anak didik bersama memperhatikan

karakternya.

Bagi guru, manfaat mengenal serta mendalami karakter siswa yakni

guru dapat sanggup memetakan keadaan siswa pas bersama karakternya

masing-masing.Guru akan memberikan layanan prima & berikan

pekerjaan pas bersama kepentingan & kesanggupan peserta didiknya.

Bersama begitu guru akan mengembangkan potensi yg dipunyai mereka

berupa kesukaan, bakat & kegemarannya & mengusahakan menekan

potensi negatif yg bisa saja muncul dari karakter anak didik yg tak baik yg

dimilikinya.

Page 104: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

247

Demikian pentingnya mengenal & mendalami karakter siswa

sehingga seseorang guru mesti meluangkan waktunya dengan peserta didik

& memberikan perhatian yg maksimal terhadap peserta didik dalam

membimbing mereka kepada tercapainya maksud

pendidikan.Sesungguhnya keberadaan & kesunguhan guru dalam

melakukan pekerjaan bakal memberikan energi positif bagi peserta

didiknya dalam wujudkan angan-angan indah mendapatkan angan-angan

yg luar biasa. Mudah-mudahan.152

Dalam mengenal dan memahami peserta didik, guru hendaknya

dibekali dengan Ilmu Psikologi Pendidikan, Ilmu Psikologi Anak dan Ilmu

Psikologi Perkembangan. Dalam ketiga Ilmu tersebut terdapat konsep-

konsep dasar tentang perkembangan kejiwaan peserta didik yang sangat

membantu guru dalam mendampingi mereka. Disiplin ilmu ini sudah

mulai dilupakan atau kurang diperhatikan guru sehingga kesulitan demi

kesulitan dialami guru ketika berhadapan dengan peserta didik. Banyak

masalah yang dihadapai peserta didik yang tidak terlalu berat tetapi karena

kurang tepatnya pendekatan dan terapi yang digunakan guru dalam

menyelesaikan masalah itu. Hal ini tidak menghasilkan penyelesaian

secara tuntas dan masalah itu tetap menyelimuti peserta didik yang

memberatkan langkahnya dalam meraih cita-cita.153

Untuk itu seorang guru juga harus berperan sebagai Psikolog, yang

dapat mendidik dan membimbing peserta didiknya dengan benar,

memotivasi dan memberi sugesti yang tepat, serta memberikan solusi yang

152

Ibid 153

Ibid

Page 105: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

248

tuntas dalam menyelesaikan masalah anak didik dengan memperhatikan

karakter dan kejiwaan peserta didiknya. Guru juga hendaknya mampu

berperan sebagai seorang dokter yang memberikan terapi dan obat pada

pasiennya sesuai dengan diagnosanya. Salah diagnosa maka salah juga

terapi dan obat yang diberikan sehingga penyakitnya bukannya sembuh

tetapi sebaliknya semakin parah.154

Demikian juga guru dalam menyelesaikan masalah anak, harus

mengetahui akar masalah sehingga dapat menentukan terapi dan solusi

yang tepat dalam menyelesaikan masalah tersebut. Disamping itu guru

juga dapat berperan sebagai seorang ulama yang dapat membimbing dan

menuntun batin atau kejiwaan peserta didik, memberikan pencerahan yang

menyejukkan dan menyelesaikan masalahnya dengan pendekatan agama

yang hasilnya akan lebih baik.

Mengenal dan mememahami peserta didik dapat dilakukan dengan

cara memperhatikan dan menganalisa tutur kata (cara bicara ), sikap dan

prilaku atau perbuatan anak didik, karena dari tiga apek di atas setiap

orang (anak didik ) mengekspresikan apa yang ada dalam dirinya (karakter

atau jiwa). Untuk itu seorang guru harus secara seksama dalam

berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik dalam setiap aktivitas

pendidikan.

Pendidikan karakter sangat penting bagi siswa karena dapat

membentuk pribadi yang lebih baik. tapi itu semua kembali lagi pada

murid, guru dan orang tua. jika tidak ada kerjasama diantara ketiganya

154

Hasil wawancara dengan guru pkn, Dra. Nur Bahiyyah, pada tanggal 4 juni 2017

Page 106: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

249

tidak akan pernah terwujud, karena karakter siswa itu berbeda-beda, jadi

harus diarahkan secara perlahan. guru dan orang tua juga harus

bekerjasama dalam pembentukan karakter siswa agar ada keseimbangan

dalam pendidikan kepribadian, baik dari pihak sekolah maupun dari

rumah.

Menjadi pribadi yang baik dapat dimulai dengan cara mengenali

diri sendiri, mengenali bagian dari diri kita sendiri, terkadang kita hidup

dikendalikan oleh ego, amarah dan keinginan kita snediri. Ketiga hal

tersbeut sangat mendasar, jika ketiga hal tersbeut dapat ditata maka

pikiranpun akan bisa menjadi selalu positif, jika positif maka kehidupan

pun akan menjadi baik. Jika kita bisa mengenali diri dan menatanya, maka

karakter kita akan menjadi menarik dan menyenangkan sekaligus kuat

menghadapi segala kondisi yang muncul. Ketika itulah maka kita bisa

menyebarkan kebaikan kepada seluruh alam semesta.155

155

Ibid

Page 107: BAB IV IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI

250