bab iv hasil penelitian dan pembahasan...siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai...

25
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di SDN Mukiran 04, SDN Siwal 01 dan SDN Mukiran 04 gugus Sembodro, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang. Variabel yang digunakan pada penelitian ini berupa variabel independent yaitu model pembelajaran Jigsaw dan STAD, variabel dependent yaitu hasil belajar IPS dan variabel kovarian yaitu pretest. Sebelum penelitian dilakukan, instrumen yang nantinya akan digunakan dalam penelitian selanjutnya dilakukan uji kelayakan instrumen. Setelah pelaksanaan penelitian, data hasil penelitian akan dilakukan analisis untuk penarikan kesimpulan. Teknik analisis penelitian ini data terdiri dari: teknik deskriptif dan statistik. Selanjutnya Pada bab IV akan dipaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi hasil implementasi pembelajaran menggunakan model pembelajaran Jigsaw sebagai kelompok eksperimen 1 dan hasil penelitian pada implementasi menggunakan model pembelajaran STAD sebegai kelompok eksperimen 2, serta membahaas tentang deskripsi komparasi hasil pengukuran, hasil uji beda penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan dan keterbatasan penelitian. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Implementasi Pembelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw sebagai Kelompok Eksperimen 1 Terdapat banyak faktor yang memepengaruhi hasil belajar dalam penelitian. Tidak semua variabel dapat dikontrol oleh peneliti saat kegiatan penelitian. Variabel yang dapat mempengaruhi hasil penelitian daiantaranya adalah variabel eksternal maupun internal yang ada pada subjek penelitian. Hasil penelitian dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh variabel bebas yang dimanipulasi, bukan variabel lain jika hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada situasi diluar setting eksperimental. Terdapat dua kondisi yang dapat mempengaruhi kevalidan hasil penelitian yaitu validitas internal dan internal, validitas internal mengacu pada kondisi bahwa hasil yang diperoleh dapat digeneralisasikan dan dapat diterapkan dalam kelompok dan lingkungan

Upload: others

Post on 27-Mar-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di SDN Mukiran 04, SDN Siwal 01 dan SDN

Mukiran 04 gugus Sembodro, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang.

Variabel yang digunakan pada penelitian ini berupa variabel independent yaitu

model pembelajaran Jigsaw dan STAD, variabel dependent yaitu hasil belajar IPS

dan variabel kovarian yaitu pretest. Sebelum penelitian dilakukan, instrumen yang

nantinya akan digunakan dalam penelitian selanjutnya dilakukan uji kelayakan

instrumen. Setelah pelaksanaan penelitian, data hasil penelitian akan dilakukan

analisis untuk penarikan kesimpulan. Teknik analisis penelitian ini data terdiri

dari: teknik deskriptif dan statistik. Selanjutnya Pada bab IV akan dipaparkan

mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi hasil implementasi

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Jigsaw sebagai kelompok

eksperimen 1 dan hasil penelitian pada implementasi menggunakan model

pembelajaran STAD sebegai kelompok eksperimen 2, serta membahaas tentang

deskripsi komparasi hasil pengukuran, hasil uji beda penelitian, hasil uji hipotesis,

hasil pembahasan dan keterbatasan penelitian.

4.1 Hasil Penelitian4.1.1 Hasil Implementasi Pembelajaran IPS Menggunakan Model

Pembelajaran Jigsaw sebagai Kelompok Eksperimen 1

Terdapat banyak faktor yang memepengaruhi hasil belajar dalam penelitian.

Tidak semua variabel dapat dikontrol oleh peneliti saat kegiatan penelitian.

Variabel yang dapat mempengaruhi hasil penelitian daiantaranya adalah variabel

eksternal maupun internal yang ada pada subjek penelitian. Hasil penelitian

dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh variabel bebas

yang dimanipulasi, bukan variabel lain jika hasil penelitian dapat

digeneralisasikan pada situasi diluar setting eksperimental. Terdapat dua kondisi

yang dapat mempengaruhi kevalidan hasil penelitian yaitu validitas internal dan

internal, validitas internal mengacu pada kondisi bahwa hasil yang diperoleh

dapat digeneralisasikan dan dapat diterapkan dalam kelompok dan lingkungan

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

60

diluar setting eksperimental. Diperlukan adanya upaya untuk mengontrol variabel

eksternal dan variabel internal yang tidak dapat dikontrol sepenuhnya oleh peneliti

melalui upaya pemberian kovarian dalam penelitian. Fungsi kovarian dalam

penelitian ialah upaya penyamaan skor postest untuk perbedaan awal sebagai

randomisasi kelompok Gay (dalam Ezemir, 2012:71 ). Kovarian yang digunakan

pada penelitian ini ialah pemberian pretest sebelum pemberian perlakuan.

Pelaksanaan penelitian eksperimen 1 pada penelitian ini dilakukan pada

bulan Maret 2016, kelas yang digunakan sebagai penelitian ialah kelas 4 di SDN

Siwal 04 dan SDN Mukiran 04 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang,

dengan jumlah siswa 31 anak. Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam dua kali

pertemuan dengan alokasi waktu pada masing-masing pertemuan ialah 3 x 35

menit. Penelitian dilakukan dengan mengambil mata pelajaran IPS pada materi

Teknologi, Komunikasi dan Transportasi. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan

oleh peneliti sendiri sebagai penganti guru, di dalam kegiatan penelitian terdapat

juga kegiatan observasi yang digunakan dalam pengumpulan data, dimana pada

tahap observasi, observer bertugas mengamati keterlaksanaan sintak model

jigsaw. Pada tahap ini pengamatan atau observasi dilakukan oleh Daru Tyas

Suharjani sebagai wali kelas 4 SDN Siwal 01 dan Semi sebagai wali kelas 4 SDN

Mukiran 04.

4.1.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Pada

Kelompok Eksperimen 1 Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw

a. Pertemuan 1

Kegiatan penelitian dilakukan pada tanggal 22-26 Maret 2016 di SDN Siwal

01 dan SDN Mukiran 04 kegiatan pembelajaran diikiuti oleh semua siswa sesuai

dengan jumlah siswa yaitu 31 orang. Pada pertemuan pertama terdapat 4 sintak

model pembelajaran yang dilaksanakan yaitu terdiri atas masing-masing 6

langkah kegiatan guru dan 6 langkah kegiatan siswa. Pada pertemuan pertama 6

langkah kegiatan guru terlaksana 100%, sedangkan pada kegiatan siswa hanya

85% terlaksana karena terdapat 1 langkah kegiatan siswa yang tidak dilakukan

pada pertemuan pertama. Sintak yang tidak dilaksanakan ialah pada kegiatan

siswa yaitu mempelajari sub materi secara mendalam. Siswa hanya membaca

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

61

materi yang diberikan oleh guru, belum dapat mendalami materi secara lebih luas

dengan mengembangkan materi yang telah ada. Kegiatan penelitian diawali

dengan pemberian pretest kepada siswa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.

Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat

kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari.

Pembelajaran dimulai setelah semua siswa selesai mengerjakan pretest. Pada

kegiatan inti siswa membentuk kelompok secara heterogen dengan bimbingan

guru yang beranggotakan 4-5 siswa. Guru membantu siswa dalam pembentukan

kelompok, karena banyak siswa memilih-milih teman untuk dijadikan menjadi

anggota kelompok.

Siswa mulai berdiskusi dalam kelompok. Siswa kembali membentuk

kelompok dalam kelompok ahli untuk mempelajari materi secara mendalam.

Banyak siswa yang masing kebingungan saat pembentukan kelompok ahli,

sehingga suasana menjadi gaduh. Kondisi kelas mulai kondusif setelah guru

membatu membentuk kelompok. Kegiatan diskusi pada kelompok ahli terlihat

80% siswa mengikuti kegiatan diskusi secara aktif. Setiap kelompok terlihat

antusias saat kegiatan diskusi dalam kelompok dalam ahlinya. Setelah kegiatan

diskusi selesai, kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pemberian tugas rumah

untuk membuat ringkasan sub materi yang telah didiskusikan dalam kelompok

ahli, untuk dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.

b. Pertemuan 2

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ialah melanjuktan kegiatan

pembelajaran pada pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua semua siswa

masuk dengan jumlah 31 anak. Pada pertemuan kedua kegiatan pembelajaran

melanjutkan 3 sintak model pembelajaran Jigsaw, yang terdiri atas 5 langkah

kegiatan guru dan 5 langkah kegiatan siswa. Pada pertemuan kedua 5 langkah

kegiatan siswa terlaksana semua, artinya keterlaksanaan kegiatan siswa terlaksana

100 %. Untuk kegiatan guru semua kegiatan terlaksana 100%. Semua kegiatan

terlaksana dengan baik oleh guru maupun siswa. Kegiatan pembelajaran dimulai

dengan pemberian apersepsi melakukan tanya jawab kegiatan pembelajaran pada

pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua siswa berkumpul kembali dalam

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

62

kelompok asal. Siswa mulai bertukar informasi kepada teman lain sesuai sub

materinya. Kegiatan diskusi berlangsung secara kondusif dan tertib, setiap siswa

telah mempersiapkan ringkasan yang sudah dikerjakan di rumah untuk

selanjutnya diajarkan kepada teman lain.

Selesai kegiatan diskusi perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi

untuk dibahas bersama dan diberikan tanggapan oleh kelompok lain. Beberapa

kelompok memberikan jawaban yang berbeda dan memberikan tanggapan. Guru

memberikan kesimpulan dari jawaban masing-masing kelompok untuk

menyamakan jawaban. Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing untuk

mengerjakan kuis. Siswa mengoreksi kuis teman lain dengan cara ditukarkan.

Skor yang diperoleh masing-masing siswa, nantinya akan dijumlahkan dalam

kelompok awal diskusi untuk dihitung total perolehan skor kelompok. Kelompok

yang mendapakan skor tertinggi akan mendapatkan penghargaan.

4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 Kelompok Eksperimen 1

Data hasil penelitian penggunaan model jigsaw pada kelas eksperimen 1

akan dipaparkan data nilai minimun, maksimum, mean dan standart deviasi pada

nilai pretest dan posttest. Berikut ini akan dipaparkan tabel penghitungan data

deskriftif kelas eksperimen 1 pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1Tabel Deskriptif Statistik Nilai Pretest dan Posttest

Kelompok Eksperimen 1Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pretest 31 33 83 56.10 10.904

Postest 31 56 93 76.48 8.298

Valid N (listwise) 31

Pada tabel descriptive statistics dapat dilihat bahwa terdapat 31 siswa yang

mengikuti kegiatan belajar pada kelompok eksperimen 1. Pada tabel descriptive

statistics terlihat adanya peningkatan rata-rata nilai pretest dan posttest. Pada

perolehan nilai pretest terdapat peningkatan rata-rata nilai dari 56,10 menjadi

76,48 terdapat kenaikan 20,28 dari rata-rata pretest ke posttest. Kenaikan juga

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

63

terjadi pada perolehan nilai maksimum dan minimum nilai pretest dan posttest.

Kenaikan nilai minimum pada nilai pretest dan posttest yaitu nilai minimum

pretest 33 menjadi 56 pada perolehen nilai posttest, terdapat kenaikan perolehan

nilai minimum sebesar 23. Sedangkan kenaikan nilai maksimum pada perolehan

nilai pretest ke posttest yaitu perolehan nilai maksimum pretest 83 menjadi 93

pada nilai posttest terdapat kenaikan nilai maksimum sebesar 10. Terdapat

perolehan standar deviasi pada masing-masing nilai pretest dan posttest adalah

10.904 pada nilai pretest dan 8.298 untuk standart deviasi nilai pretest.

Selanjutnya, berikut ini akan dipaparkan tabel distribusi frekuensi nilai pretest dan

posttest kelompok eksperimen 1 pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest

Kelompok Eksperimen 1No

KelasKelas

IntervalNilai Pretest Kelas

IntervalNilai Posttest

Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase1. 33-41 3 9,6% 56-62 2 6,4 %2. 42-50 5 16,4% 63-69 3 9,7%3. 51-59 10 32,2% 70-76 13 41,9%4. 60-68 10 32,2% 77-83 11 35,5%5. 69-77 2 4,6% 84-90 1 6,5%6. 78-86 2 4,6% 91-97 1 3,2%Jumlah 31 100% 31 100%

Pada tabel distribusi frekuensi dapat dijelaskan bahwa kelas interval

merupakan rentang nilai yang dibuat berdasarkan dari nilai minimum sampai nilai

maksimum data. Frekuensi merupakan banyaknya siswa yang memperoleh nilai

pada kelas interval, sedangkan presentase banyaknya siswa yang memperoleh

nilai pada kelas interval yang ditunjukkan dalam bentuk persen. Penghitungan

kelas interval diperoleh dari penghitungan menggunkan rumus Sturges (Sugiyono,

2013:35) yaitu K= 1+3,3 log n. K merupakan jumlah kelas dan n adalah

banyaknya data/siswa. Dengan rumus tersebut maka diperoleh K = 1+ 3,3 log 31

= 1 + 3,3. 1,49 = 5,97 atau dibulatkan menjadi 6. Pada tabel distribusi frekuensi

diatas maka diperoleh kelas sebanyak 6 kelas dengan penghitungan kelas interval

pretest didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal-skor minimal dibagi jumlah

kelas) = 8,3 rentang interval kelas pretest adalah 8,3 dibulatkan menjadi 8,

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

64

sedangkan kelas rentang interval kelas posttest didapatkan dari 6,1.Rentang interval kelas posttest adalah 6,1 dibulatkan menjadi 6.

Pada tabel pretest dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai

pada interval kelas 33-41 sebanyak 3 anak dengan presentase mencapai 9,6%,

pada interval kelas 42-50 terdapat 5 anak dengan presentase 16,4%, pada interval

kelas 51-59 sebanyak 10 anak dengan presentase 32,2%, pada interval kelas 60-68

sebanyak 10 anak dengan presentase 32,2%, pada interval kelas 69-77 terdapat 2

anak dengan presentase 4,6% dan pada interval kelas 78-86 terdapat 2 anak

dengan presentase 4,6%

Tabel distribusi posttest, dapat dilihat bahwa perolehan nilai pada interval

kelas 56-62 terdapat 2 anak dengan presetase sebesar 6,4%, pada interval kelas

63-69 terdapat 3 anak dengan presentase 9,7%, pada interval kelas 70-76 terdapat

13 anak dengan presentase 41,9%, pada interval kelas 77-83 terdapat 11 anak

dengan presentase sebesar 35,5%, pada interval kelas 84-90 terdapat 1 anak

dengan presentase sebesar 6,5% dan pada interval kelas 91-97 terdapat 1 anak

dengan presentase sebesar 3,2%.

Perbandingan perolehan nilai pada nilai pretest dan posttest pada tabel

distribusi frekuensi dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil belajar dari nilai

pretest ke nilai posttest. Perolehan nilai pretest pada kelas pertama menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan kelas interval pretest dan posttest, yang mana pada

kelas interval pretest terdapat rentang nilai 31-41 sedangkan pada kelas pertama

posttest menunujukkan rentang nilai berada pada nilai 56-62. Pada kelas interval

terakhir menunjukkan bahwa terdapat adanya perbedaan rentang nilai pada kelas

interval antara pretest dan posttest yaitu perolehan kelas interval pretest berada

pada rentang 78-86 sedangkan pada kelas interval posttest berada pada interval

kelas 91-97. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajara pada

perolehan nilai pretest dan posttest yang dilihat dari tabel ditribusi frekuensi.

Berikut akan disajikan grafik berbandingan perolehan nilai pretest dan posttest di

bawah ini.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

65

Gambar 4.1Grafik Frekuensi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1

Gambar 4.2Grafik Frekuensi Nilai Posttest Eksperimen 1

4.1.2 Hasil Implementasi Pembelajaran IPS Menggunakan Model

Pembelajaran STAD sebagai Kelompok Eksperimen 2

Pelaksanaan penelitian eksperimen 2 dilakukan pada bulan Maret-April

2016, kelas yang digunakan sebagai penelitian ialah kelas 4 di SDN Mukiran 03

dan SDN Mukiran 04 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang, dengan

jumlah siswa 32 anak. Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam dua kali

pertemuan dengan alokasi waktu pada masing-masing pertemuan ialah 3 x 35

menit. Penelitian dilakukan dengan mengambil mata pelajaran IPS pada materi

Teknologi, Komunikasi dan Transportasi. Pelaksanaan penelitian terdapat dua

kegiatan yaitu: kegiatan pelaksanaan penelitian dan pengamatan penelitian.

02468

1012

33-41 42-50 51-58 59-67 68-76 77-85

Frekuensi Nilai Pretsest

FrekuensiNilai Pretsest

02468

101214

56-62 63-69 70-76 77-83 84-90 91-96

Frekuensi Nilai Posttest

FrekuensiNilai Posttest

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

66

Pelaksana penelitian dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai penganti guru,

sedangkan observer merupakan kegiatan pengamatan pada saat penelitian yang

dilakukan oleh Semi sebagai wali kelas 4 SDN Mukiran 04 dan Tutik

Sulistyaningsih sebagai wali kelas 4 SDN Mukiran 03 berperan sebagai observer

pada kegiatan penelitian.

4.1.2.1. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Pada

Kelompok Eksperimen 2 Menggunakan Model Pembelajaran STAD

a. Pertemuan 1

Kegiatan penelitian dilakukan pada tanggal 27 Maret-2 April 2016. Pada

pertemuan pertama jumlah siswa yang hadir sebanyak 32 siswa. Pada pertemuan

pertama terdapat 4 sintak model STAD yang terdiri dari 6 kegiatan siswa dan 6

kegiatan guru. Kegiatan guru pada pertemuan pertama terlaksana 100%, artinya

semua kegiatan dilakukan semua oleh guru. Pada kegiatan siswa, semua langkah

kegiatan dilaksanakan 100% oleh siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan

penelitian pada pertemuan pertama diawali dengan pemberian pretest kepada

semua siswa. Kegiatan pembelajaran dimulai setelah semua siswa selesai

mengerjakan pretest. Guru menyampaikan tujuan dan motivasi sebelum kegiatan

pembelajaran dimulai. Guru memulai kegiatan belajar dengan menyampaikan

materi secara klasikal. Siswa mendengarkan penjelasan guru sehingga suasana

kelas kondusif.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan pembentukan kelompok

heterogen yang terdiri atas 4-5 siswa. Guru membantu dalam pembentukan

kelompok, dikarena masih banyak siswa yang ingin memilih sendiri anggota

kelompoknya. Siswa berkumpul dalam kelompok untuk mengerjakan LKS dalam

kelompok. Siswa terlihat bersemangat saat menyelesaiakan tugas bersama dalam

kelompok, masing-masing kelompok mengerjakan dengan baik. Guru berkeliling

mengawasi kegiatan siswa. Siswa bertanya kepada guru pada soal yang kurang

dipahami. Selesai kegiatan diskusi, selanjutnya kegiatan pembelajaran diakhiri

dengan memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk setiap

anggotanya mencatat dan memperbaiki jawaban yang dirasa kurang lengkap

sebagai tugas rumah, untuk selanjutnya akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

67

b. Pertemuan 2

Pada pertemuan kedua jumlah siswa yang hadir masih tetap yaitu berjumlah

32 siswa. Pada pertemuan kedua terdapat 3 sintak model STAD yang terdiri dari 5

kegiatan guru dan 5 kegiatan siswa. Kegiatan guru dilaksanan 100% oleh guru

pada saat kegiatan belajar artinya 5 kegiatan guru dilaksanakan semua oleh guru.

Kegiatan siswa terlaksana 100%, semua siswa melaksanakan kegiatan dengan

baik sesuai dengan arahan guru. Kegiatan pembelajaran diawali dengan

melakukan tanya jawab megulas kembali materi pelajaran yang dipelajari pada

pertemuan sebelumnya. Kegiatan selanjutnya semua siswa kembali berkumpul

dalam kelompok yang telah dibentuk pada petemuan sebelumnya untuk

membahas hasil diskusi dalam kelompok. Perwakilan masing-masing kelompok

membacakan hasil diskusinya, sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan.

Kelompok lain yang memiliki jawaban berbeda merespon jawaban kelompok,

sehingga suasana kelas menjadi gaduh karena mereka saling mempertahankan

jawaban masing-masing. Peneliti sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran

berusaha meluruskan jawaban masing-masing kelompok sehingga kelas kembali

kondusif.

Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing untuk mengerjakan soal

evaluasi. Masing-masing siswa mendapatkan soal evaluasi untuk dikerjakan.

Siswa mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh. Siswa mengoreksi soal

evaluasi dengan cara ditukar dengan temannya. Kegiatan pembelajaran kemudian

diakhiri dengan menghitung skor masing-masing jawaban yang dikoreksi siswa.

Siswa yang mendapatkan skor tertinggi akan diberikan penghargaan oleh guru

pada akhir kegiatan belajar. Siswa merasa senang karena telah memperoleh nilai

yang tinggi dan mendapatkan penghargaan.

4.1.2.2 Tingkat Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 Kelompok Eksperimen 2

Data hasil penelitian penggunaan model STAD pada kelas eksperimen 2

maka akan dipaparkan data nilai minimun, maksimum, mean dan standart deviasi

pada nilai pretest dan posttest. Di bawah ini akan dipaparkan tabel penghitungan

data deskriftif kelas eksperimen 2 pada tabel 4.3 berikut ini.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

68

Tabel 4.3Tabel Deskriptif Statistik Nilai Pretest dan Posttest

Kelompok Eksperimen 2Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Pretest 32 33 90 60.84 13.702

Posttest 32 46 90 71.19 12.579

Valid N (listwise) 32

Pada tabel distrbusi descriptive statistics dapat dilihat bahwa terdapat 32

siswa yang mengikuti kegiatan belajar pada kelompok ekperimen 2. Adanya

peningkatan rata-rata nilai pretest dan posttest yaitu rata-rata pretest dari 60,84

menjadi 71,19. Peningkatan perolehan nilai maksimum pretest dan posttest yaitu

minimun rata-rata pada nilai posttest, dengan standar diviasi masing-masing pada

nilai pretest dan posttest yaitu 13,703 dan 12.579.

Tabel 4.4Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest

Kelompok Eksperimen 2No

KelasKelas

IntervalNilai Pretest Kelas

IntervalNilai Posttest

Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase1. 33-43 5 15,6% 44-51 5 15,6%2. 44-54 4 12,4% 52-59 0 0%3. 55-65 10 31,3% 60-67 6 18,7%4. 66-76 10 34,2% 68-75 6 18,7%5. 77-87 2 6,2% 76-83 11 34,4%6. 88-98 1 3,1% 84-91 4 12,45%Jumlah 32 100% 32 100%

Pada tabel distribusi frekuensi dapat dijelaskan bahwa kelas interval

merupakan rentang nilai yang dibuat berdasarkan dari nilai minimum sampai nilai

maksimum data. Frekuensi merupakan banyaknya siswa yang memperoleh nilai

pada kelas interval, sedangkan presentase banyaknya siswa yang memperoleh

nilai pada kelas interval yang ditunjukkan dalam bentuk persen. Penghitungan

kelas interval diperoleh dari penghitungan menggunkan rumus Sturges (Sugiyono,

2013:35) yaitu K= 1+3,3 log n. K merupakan jumlah kelas dan n adalah

banyaknya data/siswa. Dengan rumus tersebut maka diperoleh K = 1+ 3,3 log 32

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

69

= 1 + 3,3. 1,5 = 5,96 atau dibulatkan menjadi 6. Sedangkan interval kelas

didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal-skor minimal dibagi jumlah kelas).

Kelas interval perolehan nilai pretest = 9,5. Sehingga rentang kelas

interval pada nilai pretest adalah 9,5 atau dibulatkan menjadi 10, sedangkan kelas

interval pada nilai posttest adalah = 7,3 kelas interval nilai posttest adalah

7,3 atau dibulatkan menjadi 7.

Pada tabel distribusi frekuensi nilai pretest di atas dapat dilihat bahwa

jumlah siswa yang memperoleh nilai pada kelas interval 33-44 sebanyak 5 anak

dengan presentase 15,6%, kelas interval 44-54 terdapat 4 anak dengan presentase

12,4%, kelas interval 55-65 terdapat 10 anak dengan presentase 31,3%, kelas

interval 66-76 terdapat 10 anak dengan presentase 34,2%, interval kelas 77-87

terdapat 2 anak dengan presentase 6,2% dan pada kelas interval 88-98 terdapat 1

anak dengan presentase 3,1%.

Tabel distribusi frekuensi nilai posttest dapat dilihat bahwa terdapat 5 anak

pada kelas interval 44-51 dengan presentase 15,6%, tidak ada siswa yang

memperoleh nilai pada kelas interval 52-59. Terdapat 6 anak yang memperoleh

nilai pada kelas interval 60-67 dengan presentase 18,7%, pada kelas inteval 76-83

terdapat 6 siswa dengan presentase 18,7%, pada kelas interval 84-91 terdapat 11

siswa dengan presentase 34,4% dan pada kelas interval 84-91 terdapat 4 anak

dengan presentase 12,45%.

Perbandingan perolehan nilai pada nilai pretest dan posttest dapat dilihat

bahwa terdapat perbedaan perolehan nilai, pada kelas interval pertama

menunjukkan bahwa pada kelas pretest terdapat kelas antara 33-43 sedangkan

pada kelas pertama posttest menunjukkan adanya kelas interval anatara 44-51.

Pada kelas interval terakhir interval kelas juga menunjukkan adanya perolehan

nilai, pada kelas tarakhir interval kelas pretest berada pada nilai maksimum 88-98

dengan frekuensi sebanyak 1 anak, sedangkan pada kelas interval posttest berada

pada 84-91 dengan frekuensi sebanyak 4 anak. Perbedaan nilai pretest dan

posttest akan digambarkan pada gambar grafik frekuensi nilai pretest dan posttest

di bawah ini.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

70

Gambar 4.3Grafik Frekuensi Nilai pretest Eksperimen 2

Gambar 4.4Grafik Frekuensi Nilai posttest Eksperimen 2

4.1.3 Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran

Deskripsi komparasi merupakan perbandingan hasil pengukuran antara

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 berdasarkan nilai pretest dan

posttest. Deskrispi komparasi kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen

2 berdasarkan nilai pretest dan posttest berikut akan disajikan dalam bentuk tabel

dan grafik sebagai berikut.

0

2

4

6

8

10

12

33-43 44-54 55-65 66-76 77-87 88-98

Frekuensi Nilai Pretest

Frekuensi NilaiPretest

0

2

4

6

8

10

12

44-51 52-59 60-67 68-75 76-83 84-91

Frekuensi Nilai Posttest

Frekuensi NilaiPosttest

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

71

Tabel 4.5Komparasi Hasil Pengukuran

Kelompok Eksperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

TahapPengukuran

Rerata skor (mean) Kelompok Keterangan SelisihSkor

Eksperimen 1 Eksperimen 2

PretestPosttest

56,1076,48

60,8471,19

4,745,29

Dari tabel komparasi kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2

dapat dilihat bahwa ada peningkatan perolehan nilai pretest dan nilai posttest.

Peningkatan perolehan nilai pada kelompok eksperimen 1 mengalami

pengingkatan dari rata-rata 56,10 menjadi 76,48, Sedangkan pada kelas

eksperimen 2 juga mengalami kenaikan nilai pretest ke posttest yaitu dari 60,84

menjadi 71,19, untuk lebih jelasnya berikut akan disajikan grafik komparasi nilai

pretest dan postest.

Gambar 4.5

Grafik Komparasi Eksperimen 1 dan Eksperimen 2

56,1

76,48

60,84

71,19

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Awal Akhir

Grafik Komparasinilai Pretest dan Posttest

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

72

4.1.4 Hasil Uji Perbedaan Rerata Hasil Belajar IPS

Dalam hasil uji beda rerata penelitian dipaparkan mengenai teknik analisis

data dengan menggunakan uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji prasyarat terdiri atas

uji normalitas, uji homogenitas dan uji homogenitas koefisien regresi linier.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji ancova. Pengujian

menggunakan ancova dapat dilaksanakan apabila ketiga uji prasyarat telah

terpenuhi yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji homogenitas koefisien

regresi linier.

4.1.4.1 Uji Normalitas Data

Uji normallitas merupakan pengujian data hasil peenlitian apakah setiap

data yang diperoleh pada penelitian di masing-masing kelas eksperimen

mempunyai data normal atau tidak. Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika

diperoleh angka signifikansi p > 0,05. Berikut dipaparkan hasil uji normalitas

pada tabel 4.6

Tabel 4.6Tabel Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretest

eksperimen1

Posttest

eksperimen1

Pretrest

eksperimen2

Posttest

eksperimen2

N 31 31 32 32

Normal

Parametersa

Mean 56.10 76.58 60.84 71.19

Std. Deviation 10.904 8.274 13.702 12.579

Most

Extreme

Differences

Absolute .134 .122 .100 .121

Positive .134 .122 .079 .110

Negative -.130 -.112 -.100 -.121

Kolmogorov-Smirnov Z .748 .680 .568 .686

Asymp. Sig. (2-tailed) .631 .744 .903 .734

a. Test distribution is Normal.

Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig.(2-tailed) hasil pretest

dan posttest kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen adalah 0.631 dan

0744, sedangkan hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen 2

menunjukkan hasil 0.903 dan 0.734. Nilai signifikasi/probabilitas data rata-rata >

0,05 maka dapat simpulkan bahwa sampel data hasil pretest dan posttest

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

73

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen berdistribusi normal. Setelah

dilakukan pengujian normalitas terhadap data pretest dan posttest pada kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, kemudian dilanjutkan dengan

pengujian homogenitas.

4.1.4.2 Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah varian kedua

kelompok eksperimen homogen atau tidak. Data dikatakan homogen apabila nilai

signifikansi p > 0,05. Berikut akan dipaparkan hasil uji homogenitas pada kedua

kelas eksperimen pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.7Tabel Uji Homogenitas Pretest

Eksperimen 1 dan Eksperimen 2Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Pretest Based on Mean 2.276 1 61 .137

Based on Median 2.287 1 61 .136

Based on Median and with adjusted

df

2.287 1 60.37

4

.136

Based on trimmed mean 2.288 1 61 .136

Berdsarkan tabel 4.7 dapat diketahui hasil output test of Homogenity

Variance nilai pretest menunjukkan nilai signifikansi untuk based on Mean =

0,137, untuk based on median = 0,136, Based on Median and with adjusted df

=0,136, Based on trimmed mean = 0,136, serta Based on trimmed mean = 0,136

Kesimpulan dari data yang diperoleh adalah homogen karena nilai p > 0,05.

Tabel 4.8Tabel Uji Homogenitas Posttest

Eksperimen 1 dan Eksperimen 2Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Posttest Based on Mean 1.258 1 61 .266

Based on Median 1. 081 1 61 .303

Based on Median and with

adjusted df

1.081 1 60.807 .303

Based on trimmed mean 1.234 1 61 .271

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

74

Berdsarkan tabel 4.8 dapat diketahui hasil output test of Homogenity

Variance nilai posttest menunjukkan nilai signifikansi untuk based on Mean =

0,266, untuk based on median = 0303, Based on Median and with adjusted df =

0,303, Based on trimmed mean=0,271, serta Based on trimmed mean = 0,271.

Kesimpulan dari data yang diperoleh adalah homogen karena nilai p > 0,05.

4.1.4.3 Uji Homogenitas Koefisien Regresi Linier Data

Uji homogenitas regresi linier data bertujuan untuk mengetahui apakah

terdapat hubungan antara variabel bebas (X1), variabel (X2) variabel kovarian dan

variabel terikat (Y). Berikut akan dipaparkan hasil uji homogenitas koefisien

regresi linier pada tabel 4.9.Tabel 4.9

Tabel Uji Homogenitas Koefisien Regresi LinierParameter Estimates

Dependent Variable: posttest

Parameter BStandarart

ErrorT Sig.

95% Confidence

IntervalPartial

Eta

SquaredLower

Bound

Upper

Bound

Intercept 10.454 3.584 2.917 .005 3.285 17.623 .124

pretest .701 .047 19.271 .000 .815 1.004 .861

[Jigsaw ] 1.291 .607 2.128 .037 .078 2.505 .070

[stad] 0a . . . . . .

Berdasarkan uji homogenitas regresi linier pada kedua kelas eksperimen

menunjukkan bahwa nilai beta 0,71 > 0,6 dan nilai signifikansi t < 0,05 sehingga

dapat dikatakan koefisien regresi linier homogen, maka dapat disimpulkan bahwa

pretest (X2) kelompok ekperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 linier dengan

hasil belajar (Y). Ketiga uji prasyarat ancova yaitu uji normalitas, uji

homogenitas, uji homogenitas koefisien regresi linier, seluruh varian data telah

terpenuhi, maka penarikan kesimpulan hipotesis dapat dilakukan dengan

menggunakan uji ancova.

4.1.4.4 Uji Kovarian Ancova

Uji ancova adalah penggabungan antara uji komparatif dan korelasional.

Anacova digunakan untuk membandingkan variabel tergantung (Y) yaitu hasil

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

75

belajar ditinjau dari variabel bebas (X1) yaitu model pembelajaran sekaligus

menghubungkan variabel tergantung (Y) hasil belajar, dengan variabel bebas

lainnya (X2). Variabel (X2) dipakai untuk memprediksi hubungan variabel bebas

dan variabel tergantung yang dinamakan sebagai kovarian. Dengan menggunakan

ancova maka peran variabel bebas dengan variabel tergantung, baik melalui

komparasi maupun prediksi dapat dilakukan secara bersamaan (simultan).

Berikut hasil uji ancova yang akan disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.10Hasil Uji Ancova

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Postest

Source

Type III Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Partial Eta

Squared

Corrected Model 6077.943a 2 3038.971 30.494 .000 .504

Intercept 2955.316 1 2955.361 29.655 .000 .331

Pretest 2492.099 1 2492.099 25.006 .000 .294

model 2425.916 1 2425.916 24.343 .000 .289

Error 5979.486 60 99.658

Total 268189.000 63

Corrected Total 12057.429 62

a. R Squared = ,504 (Adjusted R Squared = ,488)

Dalam penelitian eksperimen ini peneliti menguji efektifitas perlakuan yang

diberikan. Perlakuan diaktakan efektif jika terdapat perubahan skor antara

kelompok eksperimen 1 dan kelmpok eksperimen 2. Acuan analisis kovarian

adalah jika nilai probabilitas/signifikansi < 0,05. Berdasarkan hasil uji ancova

menggunakan sofware SPSS 16.0 for windows di atas dapat dilihat bahwa:

corrected model menunjukkan angka singnifikansi 0,000 < 0,05 artinya pretest

dan model pembelajaran secara stimultan berbeda dampaknya terhadap hasil

belajar. Intercept menunjukkan nilai kontanta dengan signifikansi 0,000 < 0,05

dengan sumbangan dampak perlakuan terhadap hasil belajar sebesar 33,1 persen.

Nilai signifikansi pretest menunjukkan 0,000 < 0,05 artinya pretest memliki

dampak terhadap hasil belajar. Model pembelajaran menunjukkan nilai

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

76

signifikansi 0,000 < 0,05 artinya kedua model pembelajaran memiliki perbedaan

yang signifikan terhadap hasil belajar.

4.1.5 Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji ancova maka penelitian ini dirumuskan dua hipotesis

sebagai berikut :

1. H0: μ1 = μ2 artinya, tidak ada perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan

pada siswa kelas 4 SD antara yang memperoleh pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan model STAD di Gugus

Sembodro, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang.

2. Ha: μ1 ≠ μ2 artinya, ada perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan pada

siswa kelas 4 SD antara yang memperoleh pembelajaran menggunakan

model pembelajaran Jigsaw dan model STAD di Gugus Sembodro,

Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang.

Berdasarkan hasil uji ancova maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan

Ha diterima. Ha diterima karena probabilitas/signifikansi < 0,05. Hal ini berarti

terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen 1 dengan

menggunakan model Jigsaw dan kelas eksperimen 2 dengan menggunakan model

STAD.

4.2 Pembahasan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah pada bab I yaitu apakah terdapat perbedaan

hasil belajar menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan STAD, maka

dilakukanlah penelitian penggunaan model pembelajaran menggunakan model

Jigsaw dan STAD (Student Teams Achievement Division) melalui pelaksanaan

proses pembelajaran IPS di kelas 4 dengan materi “Perkembangan Teknologi,

Transportasi dan Komunikasi”, dengan memberikan perlakuan yang berbeda.

Perlakuan dengan menggunakan model Jigsaw diberikan sebagai kelompok

eksperimen 1 dan STAD diberikan perlakuan untuk kelompok eksperimen 2.

Berdasarkan uji hipotesis penelitian menunjukkan bahwa H0 ditolak dan

diterima Ha artinya bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada

penerapan kedua model pembelajaran dalam penelitian. Penelitian yang telah

dilakukan pada kedua kelas eksperimen dengan memberikan perlakuan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

77

menggunakan model Jigsaw dan STAD dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar yang signifikan pada hasil penelitian. Hal ini dapat dilihat pada data

deskriptif yang menunjukkan bahwa terdapat nilai rata-rata model Jigsaw dengan

model STAD serta hasil komparasi kedua model menunjukkan terdapat perolehan

perbedaan hasil belajar pada penggunaan model pembelajaran Jigsaw dan STAD.

Model pembelajaran Jigsaw dan STAD dipilih sebagai perlakuan untuk

membandingkan perbedaan hasil belajar IPS karena kedua model tersebut

memiliki kesamaan karakteristik pembelajaran IPS yaitu mengandung unsur sosial

dalam belajar bersama. Penggunaan model pembelajaran tersebut dapat melatih

siswa untuk saling berinteraksi dengan teman lain dalam kegiatan belajar bersama

dalam kelompok. Siswa didorong untuk menyelesaikan tugas bersama dalam

kelompoknya. Kedua model pembelajaran memiliki kelebihan yang relatif sama

salah satunya ialah dalam hal kegiatan belajar bersama dan menyelesaikan

masalah bersama dalam kelompok serta saling ketergantungan positif dalam

kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Melalui kegiatan belajar dalam

kelompok siswa didorong untuk belajar mandiri dengan menyelesaikan masalah

bersama teman lainnya dalam kelompok. Guru berlaku sebagai fasilitator dalam

kegiatan belajar, sehingga siswa dapat bertanya jika dalam belajar mengalami

kesulitan atau kurang memahami materi. Selama kegiatan belajar berlangsung

siswa tidak merasa bosan karena siswa aktif dalam kegiatan belajar. Siswa akan

cenderung merasa bosan jika belajar hanya dengan mendengarkan penjelasan dari

guru. Meskipun memiliki karakteristik yang relatif sama, namun antara model

Jigsaw dan STAD memiliki sintak yang berbeda dalam pelaksanaannya serta

memliki dampak yang berbeda dalam pengaruhnya terhadap siswa. Berikut akan

dijelaskan secara singkat sintak kedua model pembelajaran serta dampak yang

diperoleh setelah perlakuan penggunaan dua model.

Sintak pertama model Jigsaw ialah pembentukan kelompok, sedangkan

pada model STAD adalah penyampaian tujuan dan motivasi siswa. Kegiatan yang

dilakukan pada sintak pertama Jigsaw ialah siswa membentuk kelompok secara

heterogen untuk memulai kegiatan belajar secara mandiri dalam kelompok. Pada

kegiatan pembentukan kelompok ini akan melatih kegiatan kerjasama siswa

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

78

khususnya dalam kegiatan belajar. Pada sintak pertama STAD siswa

mendengarkan penyampaian tujuan dan motivasi yang diberikan oleh guru, pada

kegiatan ini siswa akan termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Sintak kedua dalam model Jigsaw ialah pembagian materi yang telah dibagi

ke dalam sub-sub topik, sedangkan pada STAD penyampaian materi Pada sintak

Jigsaw kegiatan yang dilakukan ialah setiap siswa dalam kelompok membagi

masing-masing sub topik kepada setiap anggota kelompok, pembagian sub topik

pada masing-masing siswa akan melatih siswa untuk saling toleransi antar teman

yang lain dalam membagai sub topik secara adil. Kegiatan yang dilakukan dalam

sintak model STAD adalah siswa diberikan penjelasan materi secara garis

besarnya oleh guru selanjutnya siswa mempelajarinya lebih mendalam dalam

kelompok. Pemberian materi menumbuhkan rasa ingin tahu pada diri siswa. Siswa

akan terpacu untuk menggali pengalamannya sesuai dengan materi yang sedang

dibahas, hal ini nantinya akan menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk

mempelajari materi secara lebih mendalam.

Sintak ketiga dalam model Jigsaw ialah mempelajari sub topik, sedangkan

pada sintak STAD ialah pembetukan kelompok secara heterogen. Kegiatan yang

dilakukan pada sintak ketiga Jigsaw ialah mempelajari materi masing-masing sub

topik secara individu dalam kelompok, kegiatan dalam sintak ini akan melatih

siswa untuk bertanggung jawab terhadap materi yang dipelajarainya serta bersikap

kritis dalam mempelajari materi. Kegiatan yang dilakukan pada sintak STAD

adalah siswa memulai membentuk kelompok secara heterogen untuk memulai

kegiatan belajar bersama dalam menyelesaikan masalah dalam kelompok, dalam

pembentukan kelompok siswa akan didorong untuk melakukan kerjasama dalam

kegiatan belajar.

Sintak keempat model pembelajaran Jigsaw ialah berkumpul dalam tim ahli,

sedangkan sintak pada model STAD ialah kerja kelompok. Kegiatan yang

dilakukan dalam sintak keempat model Jigsaw ialah siswa kembali membentuk

kelompok sesuai dengan sub topik yang sama untuk bergabung menjadi satu

kelompok dalam kelompok ahli untuk membahas secara lebih mendalam sub

materi yang sedang dipelajarinya, dalam kegiatan ini siswa akan dituntut belajar

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

79

kritis dalam membahas materi secara lebih dalam dengan kelompoknya. Kegiatan

yang dilakukan dalam sintak model STAD siswa menyelesaikan tugas dalam

kelompok sesuai dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru pada awal

kegiatan pembelajaran dan membacakan hasil diskusi untuk diberikan tanggapan

oleh kelompok lain. Kegiatan dalam sintak ini mengajarkan siswa untuk kritis

dalam menyelesaikan masalah bersama dalam kelompok, menumbuhkan

kerjasama dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas serta melatih sikap

demokrasi artinya siswa dapat menghargai perbedaan pendapat dalam kelompok.

Sintak kelima pada model pembelajaran Jigsaw ialah instruksi rekan,

sedangkan sintak pada model STAD ialah tes individu. Kegiatan yang dilakukan

siswa dalam Jigsaw ialah siswa dalam kelompok ahli kembali kepada kelompok

asal untuk saling bertukar informasi atau materi sesuai dengan sub materi masing-

masing yang telah dibahas dalam tim ahli, dalam kegiatan sintak kelima ini siswa

dituntut untuk bertanggung jawab terhadap sub materinya yang akan diajarkan

dengan teman lainnya dalam kelompok asal. Kegiatan yang dilakukan dalam

model STAD ialah ialah siswa mulai mengerjakan tes secara individu untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari,

kegiatan dalam sintak ini melatih siswa untuk mandiri dengan mengerjakan soal

secara individu sesuai kemampuan yang dimilikinya setelah melakukan kegiatan

belajar dalam kelompok.

Sintak keenam dalam model pembelajaran Jigsaw adalah kuis individu,

sedangkan pada sintak STAD ialah penghitungan skor. Kegiatan yang dilakukan

dalam sintak keenam Jigsaw ialah siswa diberikan tes secara individu untuk

selanjutnya dikerjakan secara mandiri dan dikoreksi bersama setalah semua siswa

selesai mengerjakan soal, kegiatan dalam sintak kelima ini akan menumbuhkan

minat siswa dalam belajar karena siswa dilibatkan dalam pemberian nilai.

Kegiatan yang dilakukan dalam sintak keenam STAD ialah siswa menukarkan tes

individu kepada teman lain dan mengoreksi jawaban teman untuk selanjutnya

dilakukan penghitungan perolehan skor, kegiatan dalam ini akan menumbuhkan

minat siswa dalam belajar karena siswa dilibatkan dalam pemberian nilai.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

80

Sintak ketujuh dalam model pembelajaran Jigsaw ialah pemberian

penghargaan kelompok. Sintak ke tujuh dalam model STAD pemberian

penghargaan. Kegiatan dalam sintak Jigsaw ialah menjumlahkan semua skor

yang diperoleh anggota dalam kelompok untuk mengetahui kelompok yang

memperoleh skor tertinggi akan mendapatkan penghargaan, kegiatan pada sintak

terakhir ini akan mendorong motivasi dan minat siswa dalam megikuti kegiatan

belajar dan dapat memotivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar. Kegiatan yang

dilakukan pada sintak ketujuh STAD adalah kegiatan pembelajaran diakhiri

dengan pemberian penghargaan kepada siswa yang memeperoleh skor tertinggi,

kegiatan ini akan menumbuhkan minat siswa untuk lebih giat belajar agar

mendapatkan nilai yang memuaskan.

Apabila dibandingkan sintak dari kedua model terdapat kesamaan, namun

penempatannya urutan sintaknya yang tidak sama. Perbedaan dari kedua sintak

model terletak pada model Jigsaw, yaitu pada kegiatan pembentukan kelompok

ahli yang tidak terdapat pada sintak model STAD. Kedua model Jigsaw dan STAD

selanjutnya dilakukan penelitian dengan diberikan perlakuan pada kedua kelas

eksperimen yaitu kelompok eksperimen 1 diberi perlakuan dengan menggunakan

model Jigsaw dan pada kelompok kelas eksperimen 2 diberikan perlakuan model

STAD dengan mengumpulkan data dari kedua model. Pengumpulan data yang

dimaksud ialah hasil belajar IPS yang diukur dengan menggunakan instrumen tes

(posttest) yang dilakukan setelah pemberian perlakuan. Nilai (posttest) inilah yang

selanjutnya dikenakan uji ancova sebagai penentu penarikan kesimpulan

ada/tidaknya perbedaan hasil belajar menggunakan model pembelajaran Jigsaw

dan STAD di Gugus Sembodro, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN Siwal 01, SDN

Mukiran 04 dan SDN Mukiran 03 di Gugus Sembodro, Kecamatan Kaliwungu,

Kabupaten Semarang, pada bulan Maret-April 2016 diperoleh nilai rata-rata

posttest untuk kelompok eksperimen 1 yang diberikan perlakuan model Jigsaw

sebesar 76,48 sedangkan untuk kelompok eksperimen 2 yang diberikan perlakuan

model STAD diperoleh nilai rata-rata sebesar 71,19. Hasil perolehan postest

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

81

selanjutnya dikenakan uji ancova untuk mengetahui ada/tidaknya perbedaan yang

signifikan dari perlakuan kedua model.

Berdasarkan hasil uji ancova yang telah dilakukan terdapat nilai posttest

dari kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima, karena nilai signifikansi pada corrected model, 0,000 < 0,05 artinya

pretest dan model pembelajaran secara stimultan memiliki dampak yang berbeda

terhadap hasil belajar. Intercept menunjukkan nilai kontanta dengan signifikansi

0,000 < 0,05 yang artinya sumbangan dampak perlakuan terhadap hasil belajar.

Nilai signifikansi pretest menunjukkan 0,000 < 0,05 artinya pretest memiliki

dampak yang signifikan terhadap hasil belajar dan pemberian perlakuna model

dengan 0,000 < 0,05 artinya model pembelajaran berdampak yang signifikan

terhadap hasil belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan antara penggunaan model Jigsaw dan STAD terhadap hasil

belajar.

Temuan penelitian yang dilakukan oleh Pancer Samosir dan Abdul Muin

Sibuea (2014), tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Tipe

Kepribadian Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu". Populasi penelitian

ialah semua siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Paranginan Kecamatan Paranginan

Kabupaten Humbangan. Hasil penelitian menemukan penggunaann model Jigsaw

dan STAD terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan dengan perolehan hasil

nilai rata-rata Jigsaw ialah 83,88 sedangkan model STAD diperoleh 77,12.

Penelitian yang dilakukan Ida Novianti (2012), tentang “Eksperimentasi

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw pada Pokok Bahasan

Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau dari Motivasi belajar”. Penelitian

dilakukan dengan dengan mengambil populasi siswa SMP negeri se-Surakarta

sebanyak 27 SMP . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil

belajar antara model STAD dan Jigsaw. Perolehan nilai rata-rata menggunakan

model STAD yaitu 64,29 dan perolehan rata-rata nilai penggunaan model Jigsaw

adalah 59,71.

Penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Sudareny (2013), tentang

“Implementasi Beberapa Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

82

VII SMP N 3 Mendoyo”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan hasil belajar. Rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti model

pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw sebesar 82,94, STAD sebesar 81,35 dan

model pembelajaran konvensional sebesar 66,82

Penelitian yang dilakukan oleh Ully Yulianita, Yon Rizal dan Tedi Rusman

(2014) , tentang “ Hasil Belajar IPS Terpadu Model STAD dan Jigsaw SMPN 5

Bandar Lampung”. Kegiatan penelitian dilakukan dengan mengambil populasi

siswa kelas VIII SMPN Bandar Lampung. Hasil peelitian menunjukkan terdapat

perbedaan hasil belajar menguunakan model STAD dan Jigsaw. Hal ini dapat

dilihat melalui hasil belajar menggunakan model STAD dengan skor rata-rata

pretest 64,88 dibandingkan tes hasil belajar menggunakan model Jigsaw dengan

skor rata-rata pretest 42,70.

Temuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ully Yulianita, Yon Rizal

dan Tedi Rusman (2014) dan Ida Novianti (2012), menemukan bahwa

penggunaan model STAD lebih efektif berdampak yang signifikan terhadap hasil

belajar IPS dibandingkan model Jigsaw, dikarenakan model STAD lebih mudah

diterapkan oleh siswa dalam jumlah siswa banyak maupun sedikit. Siswa juga

lebih memahami materi yang akan dipelajari dikarenakan siswa mendapatkan

informasi materi dari guru selebihnya siswa hanya memperdalam materi dalam

kelompok dengan mengerjakan soal yang telah diberikan oleh guru untuk

diselesaikan bersama dalam kelompok. Namun demikian peran guru memiliki

fungsi yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, baik dalam

penyampaian materi maupun dalam memfasilitasi siswa dalam kelompok untuk

mendalami materi serta menyelesaikan soal dalam kelompok.

Namun hasil temuan lain yang dilakukan oleh Ni Putu Sudareny (2013), dan

Pancer Samosir dan Abdul Muin Sibuea (2014) menunjukkan bahwa model

Jigsaw lebih efektif berdampak yang signifikan terhadap hasil belajar IPS

dibandingkan dengan model STAD, temuan ini sesuai dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan bahwa penggunaan model Jigsaw

memiliki dampak yang lebih tinggi terhadap hasil belajar,lain yang menemukan

bahwa model pembelajaran Jigsaw lebih efektif memperoleh hasil belajar yang

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...Siswa mengerjakan pretest dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa pada materi yang nanti akan dipelajari

83

lebih tinggi dibandingkan STAD sejalan dengan temuan yang dilakukan oleh

peneliti karena dalam sintak model Jigsaw Setiap siswa dalam kelompok hanya

memperoleh sub materi dari keseluruhan materi yang sedang dipelajari untuk

selanjutnya dipelajari secara mendalam dalam kelompok baik secara mandiri

ataupun bersama-sama dalam kelompok. Siswa diberikan kebebasan dalam

berpikir dan menggunakan caranya sendiri dalam belajar mempelajari materi yang

telah diperolehnya melalui pemahamannya sendiri. Siswa juga akan mempelajari

sub materinya kembali secara lebih mendalam dalam kelompok ahli, kelompok

ahli merupakan kelompok yang dibentuk sesuai dengan sub materi masing-masing

siswa untuk berkumpul menjadi satu dalam satu kelompok. Guru akan

memberikan fasilitas kepada semua siswa dalam kelompok dalam mengarahkan

serta membimbing belajar siswa untuk dapat mendalami materinya secara tuntas.

Pembelajaran menggunakan model Jigsaw akan berjalan secara efektif apabila

guru mampu membimbing dan mengarahkan siswa untuk bersungguh-sungguh

dalam mengikuti kegiatan belajar. Hal ini yang menjadikan model pemebalajaran

Jigsaw memiliki dampak yang lebih tinggi pada perolehan hasil belajar siswa

dibandingkan penggunaan model STAD. Selanjutnya yang memperkuat Jigsaw

memiliki dampak yang lebih baik daripada STAD ialah siswa akan kembali

membahas dan mengulang meteri yang telah dipelajarinya dalam kelompok ahli

untuk selanjutnya diinformasikan kepada teman lain dalam kelompok asal untuk

saling bertukar informasi sub materi lain yang telah dipelajari temannya.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti menyadari bahwa masih banyak

kekurangan yang mengakibatkan kurang sempurnanya penelitian ini. Kekurangan

tersebut meliputi, teknik pengambilan sampel yang tidak dapat dilakukan secara

random tetapi menggukan teknik clauster sampling. Alasan peneliti menggunakan

teknik clautser sampling di dalam pengambilan smapel ialah keterbatasan peneliti

dalam masalah biaya, waktu, dan masalah ketelitian. Selain itu keterbatasan

peneliti yang tidak dapat mengendalikan variabel-variabel ekstrenal dan internal

yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.