bab iv hasil penelitian dan pembahasan a ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 bab 4.pdf106...

37
103 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Deskripsi Desa Pandansari Desa Pandansari terletak di wilayah administrasi kecamatan Ngantang, kabupaten Malang. Secara geografis, desa Pandansari termasuk dalam bagian Malang Barat yang berbatasan langsung dengan Waduk Selorejo. Dan, berbatasan dengan desa Kaumrejo, desa Pondokagung, dan desa Banturejo. Desa yang sedang berkembang ini menjadi lokasi PLTA dan Perhutani. Desa tersebut terdiri dari tujuh dusun dengan 24 RT yaitu Plumbang (RT 1 sampai RT 7 ), Bales (RT 8 dan RT 9), Munjung (RT 10 dan RT 11), Sambirejo (Kutut) terdiri dari RT 12 RT 15, Wonorejo (Pait) terdiri dari RT 16 RT 18, Klangon (RT 19 dan RT 20) dan Sedawun (RT 21 RT 24) yang mana tersebar berjauhan, karena faktor letak sungai yang memisahkan wilayah pemukiman warga, sungai itu adalah Sungai Sambong (jalur lahar dingin) memisahkan wilayah Dusun Plumbang dan tiga dusun (Munjung, Kutut, dan Pait). Dan, sungai Kunto membelah wilayah dusun Munjung, dusun Kutut, dusun Pait dengan dusun Klangon dan dusun Sedawun. Desa yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian buruh tani, peternak, dan pencari pasir dan batu ini bervariasi karakter dan latar belakang

Upload: votuyen

Post on 24-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

103

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Deskripsi Desa Pandansari

Desa Pandansari terletak di wilayah administrasi kecamatan Ngantang,

kabupaten Malang. Secara geografis, desa Pandansari termasuk dalam bagian

Malang Barat yang berbatasan langsung dengan Waduk Selorejo. Dan,

berbatasan dengan desa Kaumrejo, desa Pondokagung, dan desa Banturejo.

Desa yang sedang berkembang ini menjadi lokasi PLTA dan Perhutani.

Desa tersebut terdiri dari tujuh dusun dengan 24 RT yaitu Plumbang

(RT 1 sampai RT 7 ), Bales (RT 8 dan RT 9), Munjung (RT 10 dan RT 11),

Sambirejo (Kutut) terdiri dari RT 12 – RT 15, Wonorejo (Pait) terdiri dari RT

16 – RT 18, Klangon (RT 19 dan RT 20) dan Sedawun (RT 21 – RT 24) yang

mana tersebar berjauhan, karena faktor letak sungai yang memisahkan wilayah

pemukiman warga, sungai itu adalah Sungai Sambong (jalur lahar dingin)

memisahkan wilayah Dusun Plumbang dan tiga dusun (Munjung, Kutut, dan

Pait). Dan, sungai Kunto membelah wilayah dusun Munjung, dusun Kutut,

dusun Pait dengan dusun Klangon dan dusun Sedawun.

Desa yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian buruh tani,

peternak, dan pencari pasir dan batu ini bervariasi karakter dan latar belakang

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

104

pendidikan berbeda-beda. Dibandingkan dusun yang lain, dusun Plumbang

merupakan dusun yang paling maju dari segi pendidikan dan sejahtera

ekonomi, dan Bales masih perlu diperhatikan lagi kesejahteraan ekonominya.

Setelah gunung Kelud meletus (13/2/2014 lalu, banyak warga yang beralih

pekerjaan didominasi mencari pasir dan batu, karena kontur tanah belum stabil

terkena abu vulkanik pasca bencana. Sehingga, banyak ditemui remaja laki-laki

di sungai Sambong, sedangkan remaja perempuan (misalnya di Sambirejo)

paling banyak bekerja pemerah susu.

Desa Pandansari memiliki total jumlah penduduk 3120 jiwa, yang

mana sebagian dari remaja putra maupun putri setelah lulus sekolah (tamat

SD/SMP/SMA) lebih tertarik dan menjadi keistimewaan sendiri bekerja di luar

kota. Berikut tabel merinci jumlah penduduk di masing-masing dusun, yakni:

Tabel. 5

Data Penduduk Desa Pandansari Pra Erupsi Gunung Kelud

No. Nama Dusun Jumlah KK Jenis

Kelamin

Jumlah

Total

Keterangan

1. Klangon 145 L = 210

P = 206

416 Lansia = 30

Balita = 37

2. Sambirejo (Kutut) 239 L = 398

P = 350

748 Lansia = 67

Balita = 79

3. Munjung 186 L = 249

P = 401

650 Lansia = 64

Balita = 37

4. Wonorejo (Pait) 177 L = 297

P = 280

577 Lansia = 64

Balita = 37

5. Sedawun 257 L = 425

P = 473

878 Lansia = 68

Balita = 63

6. Bales 118 L = 212

P = 220

432 Lansia = 41

Balita = 37

7. Plumbang 359/330 (belum 1.076 (belum

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

105

diketahui) diketahui)

Jumlah total 1.085 3120

Kelompok

rentan:

Lansia = 370

Balita = 296

Bumil = 27

Total : 693

Produktif : 3028

(Source: Sekretaris Desa Pandansari)

Dari tabel di atas hanya diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin,

dan masa perkembangan bayi dan lansia. Untuk agama, pendidikan, masa

perkembangan remaja, dan dewasa belum diklasifikasikan, termasuk jumlah

penduduk remaja yang bekerja di luar daerah. Sebagian besar penduduk desa

Pandansari beragama Islam.

2. Sarana dan Prasarana Desa Pandansari

Terdapat beberapa sarana dan prasarana di desa Pandansari. Sarana

tersebut digunakan untuk kepentingan publik atau kegiatan para warga desa.

Diantaranya ada tempat peribadatan yakni masjid dan balai desa terdapat di

seluruh dusun, kuburan di pinggiran beberapa dusun, tiga sekolah dasar negeri

(SDN Pandansari 02,03, dan 04) dan PAUD/TK, tandon untuk persediaan air

warga karena setiap musim kemarau sering kekeringan.

Kemudian, disamping kantor desa, juga memiliki beberapa organisasi

desa untuk membantu kesejahteraan warga desa Pandansari, seperti Posyandu,

Linmas, Karang Taruna, LPMD, BPD, dan PKK. Organisasi desa yang

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

106

menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna

terdapat di semua dusun, hanya saja berdasarkan pengamatan peneliti, masih

perlu diberdayakan lagi untuk meningkatkan partisipasi dan kepedulian

pemuda terutama saat pasca Kelud meletus kemarin. Dengan potensi remaja

desa Pandansari bisa diberdayakan bersama untuk saling menguatkan,

membesarkan dan memberikan energi positif demi menciptakan komunitas

resilien remaja.

3. Struktur Perangkat Desa Pandansari

Guna melancarkan roda pemerintahan desa, maka terdapat disusunlah

struktur perangkat Desa Pandansari sebagai berikut:

Tabel. 6

Struktur Perangkat Desa Pandansari

NAMA JABATAN

SITIN KEPALA DESA

YUSNA RISANDI SEKRETARIS DESA

(CARIK)

MARSUDI KUWOWO

AMANU KEBAYAN

LIA NOVI C. KAUR UMUM

SUPRIADI KASUN WONOREJO

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

107

PARNO KEPETENGAN

HARIYANTO KASUN PLUMBANG

RUMAJI MODIN

JUMALI KASUN KLANGON

LAMADI KASUN SAMBIREJO

NGADIONO KASUN MUNJUNG

IMAM KASUN SEDAWUN

4. Peta Wilayah Desa Pandansari

Gambar. 2 : Penampang desa Pandansari dari pencitraan udara melalui

satelit Google

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

108

Gambar. 3 : Penampang desa Pandansari jarak jauh dari

pencitraan udara melalui satelit Google

Gambar. 4 : Penampang desa Pandansari skala 1:6000

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

109

B. Deskripsi Penelitian

Setelah melakukan pengumpulan data, maka langkah selanjutnya

adalah uji validitas dan reliabilitas. Sebelum itu, berikut tabel data responden

yang menjadi sampel penelitian:

Tabel. 7

Data Responden Berdasarkan Asal Dusun

Asal Dusun Jumlah

Responden

1. Plumbang 9

2. Munjung 4

3. Sambirejo 9

4. Wonorejo 4

5. Klangon 2

6. Sedawun 12

7. Bales 0

Total 40

Gambar. 5 : Data Responden Berdasarkan Asal Dusun (dalam

prosentase)

Plumbang 22%

Munjung 10%

Sambirejo 23%

Wonorejo 10%

Klangon 5%

Sedawun 30%

Data Responden Berdasarkan Asal Dusun

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

110

Tabel. 8

Data Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Usia (dalam tahun) Jumlah Jenis

Kelamin

Jumlah

13 7 Perempuan 33

responden 14 9

15 5

16 6

17 4

18 2 Laki-laki 17

responden 19 3

20 1

21 3

Total 40

Gambar.6 : Data Responden Berdasarkan Usia

0 2 4 6 8 10

13 tahun

14 tahun

15 tahun

16 tahun

17 tahun

18 tahun

19 tahun

20 tahun

21 tahun

Jumlah Responden

Usi

a

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

111

Gambar. 7 : Data Responden Berdasarkan Usia (dalam prosentase)

Gambar. 8 : Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

17%

22%

12% 15%

10%

5%

8% 3%

8%

Prosentase Responden Berdasarkan Usia

13 tahun

14 tahun

15 tahun

16 tahun

17 tahun

18 tahun

19 tahun

20 tahun

21 tahun

0

5

10

15

20

25

30

35

Jum

lah

Re

spo

nd

en

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

112

Gambar. 9

Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (dalam prosentase)

1. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur

tersebut mengukur sesuatu yang seharusnya diukur, sehingga alat ukur

dikatakan baik apabila dapat berindikasi akurasi dan kecermatan hasil ukur

dari data dan variabel yang diteliti. Menurut Cronbach (dalam Azwar.

2012:10), tujuan sebenarnya tidak untuk melakukan validasi terhadap tes

melainkan melakukan validasi terhadap instrumen data yang diperoleh oleh

suatu prosedur tertentu. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan

sejauhmana data dari variabel dimaksud.

Mengenai batasan penerimaan daya beda aitem, peneliti menggunakan

batas rxy ≥ 0,25, maka aitem yang memiliki daya beda kurang dari rxy ≥ 0,25

menunjukkan aitem tersebut memiliki ukuran yang rendah sehingga perlu

dihilangkan atau gugur.

Laki-laki

17,5%

Perempuan

82,5%

Prosentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

113

a) Skala Spiritualitas

Hasil perhitungan dari uji validitas skala spiritualitas yang terdiri dari 28

aitem dan diujikan kepada 40 responden, menghasilkan 22 aitem yang

valid dan ada 6 aitem yang gugur. Perincian aitem-aitem valid dan

gugurnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 9

Hasil Uji Validitas Variabel Skala Spiritualitas

Indikator Deskriptor Aitem-aitem Aitem

Valid

Aitem

Gugur F UF

Prayer

Fulfillment

(Pengamalan

Ibadah)

a. Perasaan gembira atau

bahagia dalam beribadah.

b. Keterlibatan diri dalam

beribadah.

c. Perasaan akan kekuatan

pribadi

d. Keyakinan terhadap Tuhan

e. Perasaan mengambil manfaat

atas ibadah yang dilakukan.

1,3,5,

7,9,12

,14

11,13,

15,17,

19

1, 7, 9,

11, 12,

13, 15,

17, 19

3, 5, 14

Universality

(Universalitas)

a. Keyakinan akan kesatuan

kehidupan dan alam semesta

dengan diri.

b. Keyakinan akan makna

tujuan hidup

c. Tanggungjawab diri pada

alam semesta

d. Kesadaran akan kematian

2,4,6,

8,10

20,22,

24,26,

28

2,4,6,8,

10,20,

22,24,

26

28

Connectedness

(Keterkaitan)

a. Keyakinan terhadap realitas

yang melampaui generasi dan

kelompok tertentu.

b. Komitmen hubungan

interpersonal dengan

kelompoknya.

16,18,

21

23,25,

27

16,21,

25, 27

18,23

Jumlah 15 13 22 6

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

114

b) Skala Resiliensi Pasca Bencana Erupsi Gunung Kelud

Hasil perhitungan uji validitas skala resiliensi pasca bencana erupsi

gunung Kelud yang terdiri dari 28 aitem dan diujikan pada 40 responden,

menghasilkan 21 aitem dterima dan 7 aitem gugur. Perincian aitem-aitem

valid dan tidak valid atau gugur dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 10

Hasil Uji Validitas Variabel Resiliensi Pasca Bencana Erupsi Gunung Kelud

Indikator Deskriptor Aitem-aitem Aitem

Valid

Aitem

Gugur F UF

I HAVE

(Dukungan

Eksternal/Exter

nal supports)

a. Memiliki hubungan yang

dilandasi oleh kepercayaan

penuh tanpa syarat

b. Menyesuaikan perilaku

sesuai batasan di rumah

c. Terdorong untuk mandiri

(otonomi)

d. Akses terhadap layanan

kesehatan, pendidikan,

keamanan dan kesejahteraan

1,3,5,7,

9,11,15

10 1,5,7,9,

10, 11,

15

3

I AM (Inner

Strengths)

a. Disayang dan disukai banyak

orang

b. Mencinta, empati, dan

kepedulian pada oranglain

c. Bangga dengan diri sendiri

d. Bertanggungjawab terhadap

perilaku sendiri dan

menerima konsekuensinya

e. Percaya diri, optimistik, dan

penuh harap

2,6,12,

17,21,

23,27

14,

16,

20

12, 14,

16, 17,

23, 27

2,6,20,

21

I CAN

(Interpersonal

and Problem-

a. Keterampilan berkomunikasi

b. Terampil memecahkan

masalah

c. Keterampilan mengelola

perasaan dan impuls-impuls

d. Terampil mengukur

temperamen sendiri dan

4,8,13,

18,19,

22, 25

24,

26,

28

4,8,13,

19, 22,

24, 25,

26

18,28

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

115

Solving Skills) oranglain

e. Menjalin hubungan-

hubungan yang saling

mempercayai

Jumlah 21 7 21 7

2. Uji Reliabilitas

Untuk menentukan reliabilitas suatu alat ukur agar skala menunjukkan

taraf kepercayaan dan konsisten, maka dapat dilihat dari koefisien reliabilitas.

Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx)

yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan1,00. Semakin tinggi

reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya

koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin mendekati

reliabilitasnya. Berikut tabel menerangkan standar koefisien reliabiltas:

Tabel. 11

Standar Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reliabiltas Kategori

≥ 0,900 Sangat reliabel

0,700 – 0,900 Reliabel

0,400 – 0,700 Cukup reliabel

0,200 – 0,400 Kurang reliabel

Uji reliabilitas menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Hasil

uji koefisien reliabilitas pada skala spiritualitas adalah 0,876, setelah

menggugurkan aitem tidak valid koefisien reliabilitasnya menjadi 0,910,

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

116

sedangkan pada skala resiliensi pasca bencana erupsi gunung Kelud diperoleh

hasil 0,721, setelah menggugurkan aitem tidak valid koefisien reliabilitasnya

menjadi 0,824.

Skala spiritualitas masuk kategori sangat reliabel, dan skala resiliensi

pasca bencana erupsi gunung Kelud masuk kategori reliabel, dimana (rxx) ≥

1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin

tinggi reliabilitas atau tingkat kepercayaannya berikut rangkuman uji

reliabilitas dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel. 12

Koefisien Reliabilitas Spiritualitas dan Resiliensi Pasca Bencana Erupsi

Gunung Kelud

Skala Cronbach’s Alpha Keterangan

Spiritualitas 0,910 Sangat reliabel

Resiliensi pasca bencana

erupsi gunung Kelud

0,824 Reliabel

C. Analisis Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Analisis Data Spiritualitas

Analisis data dilakukan guna menjawab rumusan masalah dan hipotesis

yang diajukan pada bab sebelumnya, sekaligus memenuhi tujuan dari

penelitian ini. Dalam menentukan kriteria analisis data dan besar frekuensi

yang ada dalam setiap penentuan kriteria maka yang harus ditentukan terlebih

dahulu mean (µ) dan standar deviasi (ơ).

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

117

Berikut cara menghitung nilai mean (µ) dan standar deviasi (ơ) pada

spiritualitas dari yang diterima 22 aitem.

a) Menghitung mean (µ) hipotetik, dengan rumus:

( )

( )

= 55

b) Menghitung standar deviasi (ơ), dengan rumus:

( )

( )

= 5,8

c) Pengkategorian

Setelah mengetahui nilai mean dan standar deviasi dari hasil tersebut,

maka langkah selanjutnya adalah mengetahui tingkat spiritualitas pada

responden. Kriteria pengukuran pada subjek penelitian dibagi menjadi tiga,

yakni tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mencari skor kategori diperoleh

dengan pembagian sebagai berikut:

1. Tinggi = X > M + 1 . SD

= X > 55 + 1 . 5,8

= X > 60,8

2. Sedang = M – 1 . SD < X ≤ M + 1 . SD

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

118

= 55 – 1 . 5,8 < X ≤ 55 + 1 . 5,8

= 49,2 < X ≤ 60,8

3. Rendah = X ≤ 55 – 1 . 5,8

= X ≤ 49,2

d) Prosentase

Nilai kategori tinggi, sedang, dan rendah telah diketahui pada pembahasan

sebelumnya. Maka, akan diketahui prosentasenya dengan rumus :

Dengan demikian, maka analisis hasil prosentase spiritualitas dapat

dijelaskan dengan tabel berikut :

Tabel. 13

Kategori Skor Aitem Spiritualitas

Kategori Interval Nilai Frekuensi Prosentase

Tinggi/Positif X > 60,8 32 80%

Sedang 49,2 < X ≤ 60,8 8 20%

Rendah/Negatif X ≤ 49,2 0 0%

Total 40 100%

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

119

Gambar. 10 : Prosentase Tingkat Spiritualitas

2. Analisis Data Resiliensi Pasca Bencana Erupsi Gunung Kelud

Guna menentukan kriteria data dan besar frekuensi yang ada dalam

setiap penentuan kriteria maka yang harus ditentukan terlebih dahulu mean

(µ) dan standar deviasi (ơ). Berikut cara menghitung mean (µ) dan standar

deviasi (ơ) pada skala resiliensi pasca bencana erupsi gunung Kelud dan yang

diterima sebanyak 21 aitem.

a) Menghitung mean (µ) hipotetik, dengan rumus:

( )

( )

= 52,5

b) Menghitung standar deviasi (ơ), dengan rumus:

( )

( )

= 5,7

0% 20%

80%

Prosentase Tingkat Spiritualitas

Rendah

Sedang

Tinggi

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

120

c) Pengkategorian

Setelah mengetahui nilai mean dan standar deviasi dari hasil tersebut,

maka langkah selanjutnya adalah mengetahui tingkat resiliensi pasca bencana

erupsi gunung Kelud pada responden. Pengkategorian pengukuran pada subjek

penelitian dibagi menjadi tiga, yakni tinggi, sedang, dan rendah. Untuk

mencari skor kategori diperoleh dengan pembagian sebagai berikut:

1. Tinggi = X > M + 1 . SD

= X > 52,5 + 1 . 5,7

= X > 58,2

2. Sedang = M – 1 . SD < X ≤ M + 1 . SD

= 52,5 – 1 . 5,7 < X ≤ 52,5 + 1 . 5,7

= 46,8 < X ≤ 58,2

3. Rendah = X ≤ 52,5 – 1 . 5,7

= X ≤ 46,8

d) Prosentase

Nilai kategori tinggi, sedang, dan rendah telah diketahui pada

pembahasan sebelumnya. Maka, akan diketahui prosentasenya dengan rumus :

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

121

Dengan demikian, maka analisis hasil prosentase spiritualitas dapat

dijelaskan dengan tabel berikut :

Tabel. 13

Kategori Skor Aitem Resiliensi Pasca Bencana Erupsi Gunung Kelud

Kategori Interval Nilai Frekuensi Prosentase

Tinggi/Positif X > 58,2 34 85%

Sedang 46,8 < X ≤ 58,2 6 15%

Rendah/Negatif X ≤ 46,8 0 0%

Total 40 100%

Gambar. 11 : Prosentase Resiliensi Pasca Bencana Erupsi Gunung

Kelud

D. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini guna mengetahui ada atau tidak adanya hubungan

spiritualitas dengan resiliensi pasca bencana erupsi gunung Kelud, maka

dilakukan korelasi aitem total terkoreksi untuk masing-masing aitem yang

ditunjukkan oleh kolom corrected item-total correlation dalam program

85%

15%

Tingkat Resiliensi Pasca Bencana Erupsi Gunung Kelud

Tinggi

Sedang

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

122

statistik komputer SPSS. Korelasi antara spiritualitas dengan resiliensi pasca

bencana erupsi gunung Kelud dapat diketahui setelah melakukan uji

hipotesis. Guna mengetahui hipotesis pada penelitian ini akan dianalisis

dengan menggunakan product moment. Sedangkan, metode yang digunakan

untuk mengolah data menggunakan metode statistik yang dibantu program

komputer SPSS 16.0 for Windows.

Setelah dilakukan analisis dengan bantuan program SPSS 16.0 for

Windows, diketahui hasil korelasi sebagai berikut:

Tabel. 14

Korelasi Spiritualitas dengan Resiliensi Pasca Bencana Erupsi Gunung

Kelud

Correlations

Spiritualitas Resiliensi

Spiritualitas Pearson

Correlation 1 .608

**

Sig. (2-tailed) .000

N 40 40

Resiliensi Pearson

Correlation .608

** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 40 40

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil korelasi antara spiritualitas dengan resiliensi pasca bencana erupsi

gunung Kelud menunjukkan angka sebesar rxy = .603 dengan p = 0,000. Hal

ini menyatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

123

spiritualitas dengan resiliensi survivor remaja pasca bencana erupsi gunung

Kelud .

E. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Tingkat Spiritualitas

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 40 survivor

remaja di desa Pandansari,Ngantang-Malang, dapat diketahui bahwa survivor

remaja di desa Pandansari,Ngantang-Malang mempunyai tingkat spiritualitas

yang tinggi. Dari 40 survivor remaja yang dijadikan sampel penelitian,

diketahui 80% atau 32 survivor remaja mempunyai tingkat spiritualitas yang

tinggi atau baik, 20% atau 8 survivor remaja mempunyai tingkat spiritualitas

sedang, dan 0% atau tidak ada survivor remaja mempunyai tingkat

spiritualitas yang rendah.

Menurut Piedmont, spiritualitas ditunjukkan melalui beberapa aspek,

yang meliputi aspek pengamalan ibadah (prayer fulfillment), keyakinan akan

kesatuan kehidupan alam semesta (nature of life) dengan dirinya

(universality), dan keterkaitan individu yang merupakan bagian dari realitas

yang melampaui generasi dan kelompok tertentu. (connectedness). Dari

ketiga aspek tersebut menunjukkan perilaku spiritual. Hasil penelitian

menunjukkan paling banyak survivor remaja memiliki tingkat spiritualitas

yang tinggi atau baik. Hal ini menunjukkan bahwa mereka mulai berusaha

keras dalam berkesadaran spiritual, mereka meyakini akan kekuasaan Tuhan

karena peristiwa bencana erupsi gunung Kelud yang telah dialami membuat

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

124

mereka seketika mengingat akan kematian. Kemudian, berusaha

melaksanakan ibadah berdasarkan kesadaran sendiri, dan mengambil manfaat

beribadah bagi diri sendiri. Mereka mulai mengkritisi dogma-dogma di masa

kanak-kanak melalui proses pencarian dan pemahaman sendiri, hal ini

dipengaruhi oleh komitmen yang dibentuk survivor remaja dengan

kelompoknya yang kebanyakan lebih berkompromi dengan teman sebaya.

Bahkan, mereka mulai memahami akan keyakinan diri terhadap keterkaitan

diri sendiri dengan alam semesta dan muncul rasa tanggungjawab menjaga

keseimbangan alam semesta, mulai terbentuk pemahaman tujuan hidup

walaupun belum pasti, keyakinan terhadap adanya kehidupan lain setelah

mati merupakan bentuk memaknai lebih mendalam akan asal, tujuan, dan

nasib, terlebih setelah bencana erupsi gunung Kelud. Dan, keterkaitan

individu yang merupakan bagian dari realitas yang melampaui generasi juga

mulai dipahami dengan baik. Mereka mulai bergabung menjadi anggota

kelompok tertentu juga bagian komitmennya (misal: empati dan menghargai

oranglain) juga tinggi karena mereka mengutamakan kelompok dalam

lingkungannya.

Tingginya tingkat spiritualitas pada survivor remaja dipengaruhi oleh

karakter dan inti dari jiwa manusia, yang masing-masing saling berkaitan,

serta pengalaman dari keterkaitan jiwa-jiwa tersebut, sehingga muncul

prinsip-prinsip sumber informasi dan kesadaran diri yang dimiliki oleh

individu tersebut. Pengalaman-pengalaman itu dijalani melalui komunikasi

yang berhubungan dengan Tuhan, alam semesta, dan sesama makhluk.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

125

Pengalaman-pengalaman spiritual semacam itu akan memunculkan rasa yang

sebenarnya merupakan bawaan agar diakui hebat dan muncul rasa bersyukur

atas rejeki yang diterima, hasrat hidup untuk hidup bahagia, menerima hidup

dan lebih sensitif dengan lingkungan, dan berpikir menyeluruh bukan parsial.

Piedmont (2001:5-7) mengemukakan bahwa spiritualitas membuka

pintu untuk memperluas pemahaman kita tentang motivasi manusia dan

tujuan kita, sebagai makhluk, mengejar dan berusaha untuk memuaskan diri.

Pemaknaan pribadi dalam konteks kehidupan setelah mati dalam pernyataan

Piedmont bisa diartikan bahwa survivor remaja mulai mempertanyakan

kefanaan diri yang kemudian semakin memberikan pemahaman pada diri

tentang keyakinan terhadap Tuhan, tujuan hidup, dan motivasi serta memilih

sikap dalam hidup. Karena, remaja mengalami tugas perkembangan berpikir

abstrak dan mempertanyakan kembali terhadap dogma-dogma yang diterima

semasa kecil.

Islam menganjurkan agar kita sebagai manusia agar selalu introspeksi

diri dengan mengamalkan ibadah penuh rasa gembira sebagai bukti adanya

hubungan intim dengan Allah SWT, bersikap baik pada alam semesta dan

memiliki hubungan baik dengan sesama manusia, kemudian sadar bahwa ada

kehidupan lain setelah mati tetapi Islam juga tidak menganjurkan manusia

untuk lupa diri terhadap pemaknaan asal, tujuan hidup, dan nasib, yang

menyebabkan lupa bersyukur. Sebagaimana firman Allah:

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

126

Artinya:

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu

(Muhammad) ruh (Al Qur’an) dengan perintah Kami.

Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al

Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi

Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki

dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-

hamba Kami. Dan sesungguhnya engkau benar- benar

memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS.Asy-

Sura’:52, Al Qur’an Mushaf Aisyah, 2010)

Ayat di atas menegaskan bahwa ruh ditafsirkan para ulama’

sebagai wahyu.yang mana spiritualitas itu diberikan oleh Allah untuk

memahami segala sesuatu yang dikandung Al Qur’an (wahyu),

memantapkan keimanan dan menjadi cahaya petunjuk jalan. (Aman,

2013:26)

Artinya :

“Dan apakah orang yang sudah mati

(hatinya)

kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya

cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat

berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

127

orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang

sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah

Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang

telah mereka kerjakan.” (QS. Al An’am:122, Al Qur;an

Mushaf Aisyah, 2010)

Ayat tersebut menegaskan bahwa orang mati yang dimaksudkan

adalah orang yang hidup dalam kegelapan, jauh dari cahaya Allah.

Hadirnya ruh di hadapan Allah memang sesuatu yang tidak mungkin,

karena ruh memang dari Allah dan ditiupkan langsung oleh Allah. Ruh

bisa menghadap kepada Allah, kalau pikiran seseorang bisa lepas dari

pengaruh fisik dan dunia. Pada saat itulah, seseorang mencapa

kehusyukkan yang luar biasa. Dan itu disebut dengan mi’raj. (Aman,

2013:29)

Manusia diciptakan di dunia ini bertujuan untuk beribadah pada-Nya.

Sehingga, harus selalu bersama Tuhan dan menerapkan akhlak Tuhan.

Menurut Aman (2013), sebagaimana diperlihatkan dengan usaha, sikap atau

perilaku yakni menemukan kekuatan yang Maha Besar, merasakan

kenikmatan ibadah, menemukan nilai keabadian, menemukan makna dan

keindahan hidup, membangun keharmonisan dan keselarasan diri dengan

alam, menghadirkan intuisi dan menemukan hakikat atau kebenaran yang

tersembunyi, menemukan pemahaman yang menyeluruh sehingga lahir

keridhaan dan keikhlasan, dan mengakses hal-hal yang masih ghaib.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

128

2. Tingkat Resiliensi Survivor Remaja Pasca Bencana Erupsi Gunung

Kelud

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 40 survivor

remaja di desa Pandansari,Ngantang-Malang, dapat diketahui bahwa survivor

remaja di desa Pandansari,Ngantang-Malang mempunyai tingkat resiliensi

pasca bencana erupsi gunung Kelud yang tinggi. Dari 40 survivor remaja

yang dijadikan sampel penelitian, diketahui 85% atau 34 survivor remaja

mempunyai tingkat resiliensi pasca bencana erupsi gunung Kelud yang tinggi,

dan ada 15% atau 6 survivor remaja mempunyai tingkat resiliensi pasca

bencana erupsi gunung Kelud yang sedang. Sedangkan, pada kriteria rendah

0%, artinya tidak ada survivor remaja mempunyai tingkat resiliensi pasca

bencana erupsi gunung Kelud yang rendah.

Tingginya tingkat resiliensi pasca bencana erupsi gunung Kelud pada

survivor remaja dipengaruhi oleh pembentukan kepercayaan yang mana

bagaimana lingkungan mengembangkan rasa percaya sepenuhnya pada

survivor remaja terhadap orang lain mengenai hidupnya, kebutuhan dan

perasaannya, serta pada diri sendiri terhadap kemampuan, tindakan dan masa

depannya. Kemudian dorongan untuk mandiri (otonomi), yang mana survivor

remaja menyadari akan pentingnya kemandirian karena mulai sadar bahwa

sebenarnya dia terpisah dan berbeda dari lingkungan tempatnya tumbuh yang

nanti akan membentuk kekuatan pada mereka sehingga menentukan tindakan

selanjutnya. Setelah itu, adanya inisiatif menumbuhkan minat survivor remaja

dan masuk ke dalam bagian kelompok tertentu, mengembangkan

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

129

keterampilan-keterampilan sosial yang berkaitan dengan aktifitas dirinya

ketika di rumah, sekolah, dan bersosialisasi dengan teman sebaya, munculnya

perasaan bangga dengan prestasi yang dicapai, dan mampu memecahkan

masalah sendiri (industri). Serta terbentuknya identitas yang berkaitan dengan

pengembangan pemahaman survivor remaja akan dirinya sendiri, baik

mengenal fisik dan memahami psikologisnya.

Menurut Grotberg, kualitas resiliensi tidak sama pada setiap orang,

sebab kualitas resiliensi seseorang sangat ditentukan oleh salah satunya

intensitas seseorang dalam menghadapi situasi-situasi yang tidak

menyenangkan, serta seberapa besar dukungan sosial dalam pembentukan

resiliensi seseorang tersebut. Ada beberapa sebab terjadinya suatu hal pada

anak-anak dan orang dewasa menghadapi dan mengatasi kesengsaraan hidup

mereka berdasarkan fakta bahwa kenyataan mereka menyarankan mereka

akan dihadapkan pada kemalangan. Inilah beberapa pengalaman realita

orang-orang yang pernah alami. Dari hasil penelitian peneliti lebih melihat

gejala psikologis remaja korban bencana dalam menghadapi situasi yang

tidak menyenangkan (pasca erupsi gunung Kelud) yang menonjol pada

survivor remaja, yang ditunjukkan bahwa remaja korban bencana mampu

memecahkan masalah sendiri dan memiliki keterampilan sosial misalnya

berkomunikasi dengan orang lain, dan memiliki hubungan terpercaya di luar

lingkungan keluarga.

Dalam penelitian menunjukkan bahwa paling banyak survivor remaja

di desa Pandansari, Ngantang-Malang memiliki tingkat resiliensi pasca

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

130

bencana erupsi gunung Kelud yang tinggi sebesar 85%. Hal ini menunjukkan

bahwa survivor remaja di desa Pandansari, Ngantang-Malang memiliki daya

lentur dan keinginan untuk bangkit dari kondisi tidak menyenangkan yang

tinggi pasca bencana erupsi gunung Kelud.

Pada umumnya, survivor remaja rentan terkena permasalahan

psikologis dan labil emosinya pasca bencana alam yang dialami, hal tersebut

kelihatan pada hasil penelitian ini hanya sesaat saja, selepas sebulan pasca

bencana alam yang terjadi, survivor remaja mulai bangkit kembali. Karena,

survivor remaja di desa Pandansari, Ngantang-Malang memiliki resiliensi

yang tinggi.

Dalam pandangan Islam bahwa setiap manusia pasti akan diberikan

cobaan oleh Allah SWT untuk menguji kekuatan diri dan ketahanannya

ketika menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan. Senjata menghadapi

hal itu dengan bersabar dan bertawakkal, serta terus berikhtiar untuk bangkit

dan menjadi lebih baik lagi. Bencana merupakan kehendak Allah SWT

sebagai salah satu media muhasabah diri dan melatih kesabaran. Sebagaimana

firman-Nya:

Artinya:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu

dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,

jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

131

kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-

Baqarah:155, Al Qur;an Mushaf Aisyah, 2010)

Dari ayat di atas menegaskan bahwa dibalik kondisi yang tidak

menyenangkan misalnya erupsi gunung Kelud merupakan kehendak Allah

dan dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Agar manusia mengingat kembali

pada tujuan awal hidup, kekuasaan Tuhan, menambah keyakinan bahwa ada

kehidupan setelah mati, tetap mampu bangkit dan berubah menjadi lebih baik

lagi.

3. Hubungan Spiritualitas dengan Resiliensi Survivor Remaja Pasca

Bencana Erupsi Gunung Kelud

Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan, menunjukkan

bahwa adanya hubungan positif yang signifikan antara spiritualitas dengan

resiliensi survivor remaja pasca bencana erupsi gunung Kelud di Desa

Pandansari, Ngantang-Malang. Para survivor remaja memiliki tingkat

resiliensi pasca bencana erupsi gunung Kelud yang tinggi karena, didukung

oleh tingkat spiritualitas yang tinggi pula.

Peristiwa bencana erupsi telah menambah atau paling tidak

memunculkan kembali nilai-nilai spiritualitas para penyintas. Penyerahan diri

secara total kepada Tuhan menjadi sumber kekuatan yang besar bagi para

penyintas untuk bangkit tidak terlarut dalam kesedihan, trauma, dan stress

yang menjurus ke arah depresi. (Faturrochman, 2012:180)

Adanya tingkat spiritualitas survivor remaja yang tinggi terdiri dari

beberapa aspek yaitu pengamalan ibadah, universalitas atau hubungan diri

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

132

sendiri dengan alam semesta, dan keterkaitan diri dengan realitas antar-

generasi dan masa serta komitmen menjaga hubungan interpersonal dengan

oranglain. Hal ini telah dimiliki oleh sebagian besar survivor remaja. Dalam

tahap perkembangan spiritual remaja, sebenarnya survivor remaja belum

menyadari akan pentingnya memiliki spiritualitas yang baik bagi kehidupan,

karena lebih banyak dipengaruhi oleh teman sebaya dan masa

perkembangannya masih mempertanyakan segala dogma yang diterima sejak

kecil, disebabkan mulai mampu berpikir abstrak dan secara mendalam.

Menurut Piaget (121) memandang perkembangan masa remaja secara

gamblang dalam Hurlock (1980) yaitu :

“Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana

individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di

masa anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang

yang lebih tua melainkan berada dalam rangkaian yang

sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi

dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek

afektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber.

Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok.

Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja

ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam

hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya

merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan

ini.”

Dalam posisi tersebut, survivor remaja berada pada kebimbangan

terhadap keyakinannya selama ini. Akan tetapi, melihat perkembangan

spiritual remaja di pedesaan yang berbeda karena tetap menjaga pemahaman

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

133

agama disebabkan lingkungan tempat yang ia tinggali mengkondisikan dalam

mempertahankan pemahaman dan tradisi agama yang ada, jadi survivor

remaja mau tidak mau tetap mengikuti norma yang dijalankan di

lingkungannya.. Selain itu, survivor remaja dalam menjalankan mulai dengan

perasaan sukarela dan bahagia dengan ditunjukkan intensitas melibatkan diri

dalam menjalankan ibadah walaupun tidak sesering saat mereka masih kanak-

kanak, perasaan memiliki kekuatan diri setelah beribadah juga mulai

dirasakan, hanya saja perlu adanya peningkatan intensitas hubungan vertikal

melalui kesadaran transendental. Kemudian, universalitas atau keterikatan diri

dengan alam semesta dengan memaknai tujuan hidup, bertanggungjawab

menjaga alam semesta, dan kesadaran akan kematian juga masih butuh proses

pemahaman lagi. Dan, survivor remaja masih perlu meyakinkan diri sendiri

tentang keterkaitan dirinya sendiri dengan generasi dan kelompok tertentu,

dan meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal.

Gambaran yang mencerminkan perilaku pasca bencana erupsi gunung

Kelud, beberapa remaja korban bencana laki-laki sepulang sekolah bahkan

setiap hari Minggu banyak yang turun ke sungai Sambong untuk mencari

plonto (batu berukuran sedang). Mereka kebanyakan meniru orangtua atau

teman sebaya mencari sumber penghasilan lain pasca erupsi gunung Kelud

karena kontur lahan pertanian yang dikelola orangtua mereka belum pulih.

Sedangkan, ketika di malam hari, banyak yang begadang di dekat balai dusun

sembari merokok, atau mencari hiburan dengan menonton atraksi jaran

kepang hingga dini hari. Sedangkan, bagi remaja perempuan menjalani

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

134

aktifitas seperti biasa dan berbeda di setiap dusun. Di dusun Plumbang masih

banyak yang melanjutkan sekolah, di Klangon, Pait, Bales dan Sedawun

sudah banyak yang menjadi ibu rumahtangga dan bekerja di luar desa, di

Kutut banyak yang menjadi buruh ternak susu.

Hasil korelasi antara spiritualitas dengan resiliensi survivor remaja

pasca bencana erupsi gunung Kelud menunjukkan angka rxy = .603 dengan p

= 0,000. Hal tersebut menyatakan bahwa hubungan antara keduanya adalah

positif dan signifikan. Dikatakan positif karena hubungan antara kedua

variabel linier atau searah, jadi jika variabel X-nya tinggi maka variabel Y-

nya tinggi pula yang dalam hal ini jika diketahui tingkat spiritualitasnya

tinggi atau baik maka tingkat resiliensi pasca bencana erupsi gunung Kelud

tinggi pula.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa spiritualitas

mempunyai hubungan positif yang signifikan terhadap resiliensi pasca

bencana erupsi gunung Kelud. Artinya, survivor remaja di desa

Pandansari,Ngantang,Malang, memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi

sehingga mengakibatkan resiliensi yang tinggi pula.

Sebagaimana dijelaskan Piedmont, spiritualitas sebagai rangkaian

karakteristik motivasional (motivational trait), kekuatan emosional umum

yang mendorong, mengarahkan, dan memilih beragam tingkah laku individu.

Jadi, jika survivor remaja hendak meningkatkan spiritualitasnya harus

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

135

termotivasi atau berasal dari motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik datang dari

kemauan diri sendiri tanpa perlu diberikan stimulus eksternal terlebih dahulu.

Spiritualitas yang matang akan mengantarkan seseorang bisa

menempatkan diri pada tempat yang sesuai atau pas dan melakukan apa yang

seharusnya dilaukan, serta mampu menemukan hal-hal yang ajaib. (Aman,

2013:25)

Maka, dapat peneliti katakan bahwa semakin tinggi atau kuat

spiritualitas akan terwujud ke dalam cara berpikir, mengolah rasa, berperilaku

melalui tindakan yang baik. Termasuk dalam kaitannya dengan kemampuan

individu untuk berada di luar pemahaman dirinya akan waktu dan tempat,

serta untuk melihat kehidupan dari perspektif yang lebih luas dan objektif

akan semakin menambah kuatnya resiliensi pasca bencana erupsi Gunung

Kelud.

Remaja dengan kebutuhan khusus memiliki ketertarikan yang sama

sebagai remaja tanpa kebutuhan khusus. Mereka menginginkan berada di atas

segalanya untuk diterima sebagai seseorang dan bukan sebagai sosok tak

berdaya. Rasa harga diri orang-orang muda lebih dari sekedar perasaan yang

baik atau rasa membanggakan diri; inilah hasil yang sedang diterima satu

sama lain, dikenal sebagai orang yang baik, terhormat dan penuh kasih

sayang. (Grotberg, 2004:7)

Pengalaman traumatis karena gunung meletus telah menggoncangkan

dan melemahkan pertahanan individu dalam menghadapi tantangan dan

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

136

kesulitan hidup sehari-hari. Apalagi kondisi trauma, kondisi fisik dan mental,

aspek kepribadian masing-masing survivor tidak sama. (Adami, 2006:2)

Sesuai dengan yang dikemukakan Wagnild (2011), walaupun dalam

hidup manusia seringkali tidak memiliki kuasa atas kejadian yang terjadi pada

dirinya seperti : kecelakaan, bencana alam, kriminalitas, hingga penyakit

yang mengarah pada kematian, tetapi setiap individu dapat memilih

bagaimana cara menghadapi kejadian tersebut. Kemampuan individu memilih

untuk bangkit dan beradaptasi dengan kondisinya ini disebut resiliensi.

(dalam Rosyani, C.Rizky.2012:5)

Bangsa ini tidak menghendaki kalau rakyat korban bencana terjebak

dalam frustasi atau gangguan kejiwaan (mental disorder) akut akibat gagal

memaknai penderitaan pasca bencana. (Mahpur&Habib, 2006:172-173)

Memiliki resiliensi begitu penting, karena hal itu merupakan kapasitas

manusia untuk menghadapi, mengatasi dan menjadi lebih kuat atau mampu

berubah atas kemalangan atau kesengsaraan dalam hidup. (Grotberg, 1995:3)

Senada dengan pendapat Corner yang mengatakan bahwa untuk

mengatasi, stress, depresi, dan kecemasan dibutuhkan sikap resilien. Setiap

individu mempunyai kemampuan untuk tangguh (resilien) secara alami, tetapi

hal tersebut harus dipelihara dan diasah. Jika tidak dipelihara, maka

kemampuan tersebut akan hilang. (dalam Dewi dkk, 2004:103)

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

137

Faktor yang mempunyai pengaruh pada tinggi rendahnya tingkat

resiliensi survivor remaja salah satunya spiritualitas, dalam hal ini survivor

remaja memiliki spiritualitas yang tinggi.

Menurut Jackson (2004:15), remaja harus memiliki kemampuan untuk

tetap positif memandang masa depan dan bersikap realistis dalam

perencanaannya. (dalam Pasudewi, 2012:15)

Menurut Grotberg (2004:17), resiliensi dipandang pentingnya

meningkatkan kesejahteraan anak-anak dan keluarga ketika seorang anak atau

remaja memiliki kebutuhan spesial. Dengan menguji kebutuhan ayah sebagai

pemberi perhatian, stres dalam pemberian perhatian, dan remaja dengan

kebutuhan khusus, peran resiliensi dapat dipandang sebagai bagian kritis

dalam mengatasi permasalahan yang lekat dalam sebuah anggota keluarga

dengan kebutuhan khusus.

Resiliensi menjadi penting untuk dimiliki karena individu tidak dapat

menghindari tantangan dan masalah, namun individu yang resilien dapat

kembali berfungsi dengan baik setelah masalah berlalu. (dalam Sidabutar,

2011:3)

Grotberg (2004:12-13) menjelaskan tanda atau gejala pembentuk

resiliensi dalam diri individu yang mampu beresilien berdasarkan hasil

penelitiannya. Pertama, I HAVE representasi dari dukungan eksternal,

ditandai dengan adanya kepercayaan penuh tanpa syarat dari anggota

keluarga maupun di luar keluarga pada dirinya, membatasi perilakunya,

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

138

orang-orang yang mendukungnya menjadi independen, memiliki panutan

yang baik, akses kesehatan, pendidikan dan pelayanan sosial dan keamanan

yang dibutuhkannya, dan keseimbangan dalam keluarga dan komunitas.

Kedua, I AM merupakan representasi kekuatan internal dalam diri individu,

yang ditandai dengan menjadi seseorang yang disukai oranglain, secara

umum tetap tenang dan alami, peraih prestasi yang merencanakan masa

depan, seseorang yang hormat dengan diri sendiri dan oranglain, empati dan

peduli satu sama lain, bertanggungjawab atas perilaku diri sendiri dan

menerima segala konsekuensi, percaya diri, optimis, dapat diandalkan,

dengan keyakinan agama. Ketiga, I CAN, merupakan representasi

kemampuan interpersonal dan penyelesaian masalah yang ditandai dengan

melahirkan ide-ide baru atau cara untuk melakukan segala hal, tuntas dalam

menyelesaikan tugas, humoris dalam hidup dan menggunakannya untuk

mengurangi ketegangan, kecepatan berpikir dan perasaan dalam

berkomunikasi dengan oranglain, menyelesaikan masalah dalam beberapa

segi seperti akademik, hubungan pekerjaan, pribadi dan sosial. Mengatur

perilaku diri meliputi perasaan, gerak, tindakan. Dan meminta pertolongan

saat dibutuhkan.

Pada dasarnya, seperti yang dikemukakan Grotberg (2001) tentang

sumber-sumber resiliensi salah satunya ialah I AM, yang mana merupakan

pengembangan kekuatan batin mencakup intensitas beribadah yang lebih

sering sehingga menunjukkan religiusitas yang tinggi. (Pasudewi, 2012:19)

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...etheses.uin-malang.ac.id/772/10/07410003 Bab 4.pdf106 menaungi karya para pemuda (remaja) ialah Karang Taruna. Karang Taruna terdapat di

139

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam ajaran Islam bahwasannya

setiap individu memiliki daya lentur (resiliensi) ketika menghadapi

permasalahan atau kondisi yang tidak menyenangkan. Seperti dalam firman

Allah SWT sebagai berikut:

Artinya :

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu

mengikutinya secara bergiliran, di muka dan di belakangnya,

mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya, Allah

tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, dan apabila Allah

menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada

yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi

mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra;du:11, Al Qur’an Mushaf Aisyah)

Ayat tersebut menegaskan bahwa dengan mendekatkan diri pada

Allah SWT dan sadar akan hikmah permasalahan hidup, maka Allah SWT

akan mengubah nasib nya. Jadi, ketika mengalami bencana alam tidak serta

merta menganggap hidup tidak ada artinya lagi, mencoba melihat lingkungan

sekitar dan keluarga maka akan semakin yakin pada takdir-Nya.