bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1...

38
54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar matematika pada siswa kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang. Berikut ini rincian gambaran kondisi awal pada saat dilakukan observasi awal pra siklus oleh peneliti: 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan dan wawancara hasil belajar siswa kelas 3 SD N Kaliwungu 03 khususnya mata pelajaran Matematika pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014 sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, lebih dari separuh jumlah siswa dalam satu kelas masih memperoleh nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 63. Sehingga tidak jarang ditemui siswa yang harus melakukan perbaikan dalam kegiatan ulangan harian. Beberapa faktor penyebab minimnya nilai ketuntasan belajar yang diperoleh siswa, mereka beranggapan bahwa Matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan. Pada saat kegiatan Observasi dilakukan oleh peneliti tepat pada saat pembelajaran Matematika berlangsung. Dan beberapa hal yang di dapat oleh peneliti yaitu : a. Metode pembelajaran yang diterapkan monoton karena guru hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah, sehingga membuat siswa merasa bosan dengan materi yang di sampaikan. b. Penyampaian materi Pembelajaran Matematika bersifat abstraks sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru, c. Siswa pasif dalam proses pembelajaran karena metode ceramah masih mendominasi proses pembelajaran,

Upload: dothuan

Post on 02-Aug-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

matematika pada siswa kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03, Kecamatan Kaliwungu,

Kabupaten Semarang. Berikut ini rincian gambaran kondisi awal pada saat

dilakukan observasi awal pra siklus oleh peneliti:

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan pengamatan dan wawancara hasil belajar siswa kelas 3 SD N

Kaliwungu 03 khususnya mata pelajaran Matematika pada semester 2 tahun

ajaran 2013/2014 sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, lebih dari separuh

jumlah siswa dalam satu kelas masih memperoleh nilai dibawah KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) yaitu 63. Sehingga tidak jarang ditemui siswa yang harus

melakukan perbaikan dalam kegiatan ulangan harian. Beberapa faktor penyebab

minimnya nilai ketuntasan belajar yang diperoleh siswa, mereka beranggapan

bahwa Matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan. Pada saat

kegiatan Observasi dilakukan oleh peneliti tepat pada saat pembelajaran

Matematika berlangsung. Dan beberapa hal yang di dapat oleh peneliti yaitu :

a. Metode pembelajaran yang diterapkan monoton karena guru hanya

menyampaikan materi dengan metode ceramah, sehingga membuat siswa

merasa bosan dengan materi yang di sampaikan.

b. Penyampaian materi Pembelajaran Matematika bersifat abstraks sehingga

siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru,

c. Siswa pasif dalam proses pembelajaran karena metode ceramah masih

mendominasi proses pembelajaran,

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

55

d. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang di sesuai di dalam kelas,

e. Belum diterapkannya model pembelajaran yang sesuai,

f. Rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi dibuktikan dengan hasil

belajar siswa yang rendah.

Untuk mengetahui hasil belajar Matematika peneliti meminta data ulangan

harian matematika siswa pada guru kelas 3, dari data tersebut kemudian diolah

dalam tabel ketuntasan hasil belajar Matematika pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1

Tabel Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Kelas 3 SD Negeri Kaliwungu

03 Semester 2 Tahun Pelajaran 2013-2014

No Ketuntasan Frekuensi Presentase

1 Tuntas 4 28,58%

2 Tidak Tuntas 10 71,42%

Sumber: Arsip Nilai Ulangan Harian Matematika Kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang belum tuntas

dalam mengerjakan tes ulangan harian mata pelajaran Matematika yakni sebanyak

10 siswa atau 71,42% yang belum dapat mencapai KKM (63) sedangkan siswa

yang tuntas atau sudah dapat mencapai KKM ada 4 siswa atau 28,58%.

4.1.2 Pelaksanaan Siklus 1

Praktek pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan dengan Standar

Kompetensi 3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam

pemecahan masalah dan Kompetensi Dasar 3.1 Mengenal pecahan sederhana,

dengan fokus materi Membuktikan pecahan, Menulis lambang pecahan,

Menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya, Membilang pecahan dengan

kata-kata dan Membedakan pembilang dan penyebut.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

56

4.1.2.1 Perencanaan

Perencanaan dimulai dengan meminta izin kepada kepala sekolah untuk

melakukan observasi di kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03. Setelah mendapat izin

dari kepala sekolah, peneliti melakukan wawancara dan observasi di kelas 3

khususnya pada saat mata pelajaran matematika berlangsung.

Dalam kegiatan observasi peneliti mengidentifikasi kebutuhan siswa,

mencari kendala apa saja yang dialami guru dalam mengajar matematika,

mengindentifikasi sumber belajar dan media yang guru gunakan dan meminta data

nilai hasil belajar matematika siswa kelas 3.

Berdasarkan permasalahan yang dijumpai dalam observasi, peneliti

menyiapkan teknik untuk melakukan perbaikan nilai matematika. Berikut ini

persiapan yang dilakukan peneliti pada siklus 1 adalah : a). Mempersiapkan

silabus mata pelajaran matematika kelas 3 SD semester 2 pada pokok bahasan

Pecahan Sederhana dan pada Kopetensi Dasar 3.1 Mengenal pecahan sederhana,

b). Menyiapkan materi pelajaran dan sumber belajar yang akan digunakan, c).

Menyusun RPP dengan menggunakan kolaborasi Model Pembelajaran Think Pair

Share dan Talking Stick, d). Menyiapkan sarana dan prasarana serta membuat

media/alat peraga guna mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran, e).

Membuat dan menyiapkan Lembar Kerja Siswa, f). Menyiapkan lembar observasi

kegiatan guru dan siswa, g) membuat kisi-kisi soal evaluasi hasil belajar

matematika, h) melakukan uji coba instrumen, i) menyusun soal tes hasil belajar

siswa, dan j) Mengkomunikasikan rencana pembelajaran kepada guru kelas 3.

Peneliti melakukan 2 kali pertemuan dengan guru kelas untuk

mengenalkan teknik pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.

Pertemuan pertama untuk menyerahkan Silabus dan RPP, sedangkan pertemuan

kedua untuk memantapkan kesiapan guru kelas dalam menerapkan kolaborasi

model Pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick pada pertemuan ini guru

dan peneliti melakukan sharing apa saja yang harus dilakukan oleh guru dan apa

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

57

saja yang nantinya akan masuk dalam penilaian baik itu penilaian tertulis maupun

penilaian dalam observasi.

Hal ini dilakukan karena dalam penelitian observer atau guru kelas

memiliki peran besar dalam mengobservasi keterlaksanaan sintaks agar teknik

koloborasi dari model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick dapat

digunakan sebagai upaya perbaikan nilai matematika siswa. Selain itu, untuk

keperluan tes akhir siklus peneliti melakukan uji coba instrumen. Uji coba

instrumen dilakukan di SD yang berbeda namun dengan karakteristik sekolah

yang sama, yaitu SD Negeri 1 Kembang, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.

Uji coba instrumen ini dilakukan pada kelas 4, hal ini dilakukan agar soal tes yang

digunakan benar-benar valid dan reliabel untuk mengukur kemampuan siswa

terhadap materi yang diajarkan.

4.1.2.2 Tindakan

Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2014, dalam

2x35 menit (2 jam pelajaran) adapun kegiatan yang dilaksanakan meliputi:

a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran guru melakukan serangkaian kegiatan awal.

Namun, sebelumnya guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

pembelajaran. Karena proses pembelajaran dilaksanakan tidak pada jam pertama

maka hal yang pertama dilakukan oleh guru adalah mengisi daftar presensi siswa

untuk mengetahui adakah siswa yang tidak dapat hadir. Kemudian, Guru

menggambarkan 3 simbol yang berbentuk kolom di papan tulis, simbol :-) : untuk

siswa yang dapat mendengarkan dengan baik dan simbol “briliant” untuk siswa

yang dapat menjawab pertanyaan yang di berikan dari guru dan yang terakhir

adalah simbol untuk siswa yang tidak dapat berkonsentrasi dengan baik. Jadi

guru akan menuliskan nama siswa sesuai dengan kolom yang ada.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

58

Tujuan dari ini adalah agar siswa dapat lebih berkonsentrasi dalam

mengikuti pembelajaran selain itu cara ini juga dapat dijadikan cara yang baik

sebagai bentuk penghargaan guru terhadap siswa. Dan cara ini akan selalu

dilakukan guru setiap kali tatap muka dengan siswa. Tak lupa guru juga

menyebutkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran

hari itu yaitu siswa dapat Membuktikan pecahan , , , Menulis

lambang pecahan, dan Menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya.

b) Kegiatan Inti

Pada tahap inilah akan terlihat pembelajaran dengan kolaborasi model

pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick. Kegiatan inti diawali

dengan memberikan persoalan yang di berikan guru dalam bentuk cerita yaitu

cerita tentang kisah pemuda tampan yang membagikan satu buah roti tawar

yang berbentuk kotak kepada seorang nenek tua yang kelaparan di hutan.

Lalu Guru memberikan pertanyaan kepada siswa “Menurut kalian bagaimana

bisa pemuda tampan itu membagikan roti tawarnya?bukannya Ia hanya

memiliki satu buah roti saja?”.

Hal ini bertujuan untuk menguji kemampuan dasar siswa tentang materi

pecahanan. Sebuah roti satu potong berbentuk kotak apabila di bagikan menjadi 2

maka masing-masing akan mendapatkan bagian yang sama yaitu setengah.

Mereka berfikir secara individu dan apabila mereka telah mendapatkan

jawabannya maka mereka di minta untuk meletakkan tangan diatas kepala dan

guru akan menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan yang di berikan

oleh guru.

Setelah itu mereka mendengarkan penjelasan dari guru terkait dari

jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Lalu guru memberikan permasalahan

baru kepada siswa namun siswa diminta untuk berfikir secara kelompok yaitu

bersama dengan teman satu bangkunya, maka guru menentukan nama kelompok

untuk siswa, permasalahan kedua yang di berikan oleh guru juga terkait dengan

pembuktian pecahan , , , dengan menunjukkan sebuah gambar.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

59

Siswa meletakkan tangan diatas kepala apabila bisa menjawab pertanyaan yang

guru berikan, setelah itu Siswa mendengarkan penjelasan dari guru terkait dengan

pembuktian pecahan , , , siswa juga diminta untuk menulis

lambang pecahan dengan melihat gambar roti yang di bawa guru, setelah itu

barulah siswa mengerjakan latihan dengan mewarnai bagian roti sesuai dengan

pecahannya.

Sebelum permainan dengan Stick dilakukan maka guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk memahami dan membaca materi kembali (dapat

di lakukan dengan bertanya apabila ada yang belum jelas). Setelah mereka selesai

memahami materi kembali maka dimulailah permainan dengan stick, Guru dan

siswa bersama-sama bernyanyi sambil memutarkan stick apabila guru mengatakan

stop dan Stick itu berhenti pada salah satu siswa maka siswa tersebut diminta maju

untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

c) Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan penutup, siswa bersama guru menyimpulkan apa saja yang

telah dipelajari pada pertemuan tersebut. Kemudian, guru menyampaikan

pelajaran yang akan dipelajari selanjutnya.

Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2014, dalam

2x35 menit (2 jam pelajaran ) adapun kegiatan yang dilaksanakan meliputi:

a) Kegiatan Awal

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat dan bahan

yang akan digunakan untuk pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan pada

jam pertama maka hal yang pertama dilakukan oleh guru adalah berdoa bersama

siswa, selanjutnya mengisi daftar presensi siswa untuk mengetahui adakah siswa

yang tidak dapat hadir. Kemudian, Guru menggambarkan 3 simbol yang

berbentuk kolom di papan tulis, dan menanyakan arti dari masing-masing simbol

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

60

tersebut, ternyata siswa masih ingat dengan arti dari masing-masing simbol

tersebut. Simbol :-) : untuk siswa yang dapat mendengarkan dengan baik dan

simbol “briliant” untuk siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang di berikan

dari guru dan yang terakhir adalah simbol untuk siswa yang tidak dapat

berkonsentrasi dengan baik. Jadi guru akan menuliskan nama siswa sesuai dengan

kolom yang ada.

Tak lupa guru juga menyebutkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

siswa dalam pembelajaran hari itu yaitu siswa dapat Membilang pecahan dengan

kata-kata dan dapat membedakan pembilang dan penyebut.

b) Kegiatan Inti

Pada tahap inilah akan kembali terlihat pembelajaran dengan kolaborasi

model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick. Guru mengingatkan

siswa terhadap materi pembelajaran sebelumnya, selanjutnya siswa menjawab

pertanyaan yang di berikan guru (menunjukkan beberapa gambar pecahan), siswa

diminta untuk berfikir secara individu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh guru, setelah itu siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai

jawaban dari pertanyaan yang diberikan.

Selanjutnya guru memberikan permasalahan baru bagaimana membilang

dengan kata-kata dalam pecahan, dan siswa diminta untuk berfikir dengan teman

sebangkunya, setelah mereka menemukan jawaban maka mereka dapat

meletakkan tangan diatas kepala mereka. Dan guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana cara membilang dalam kata-kata dalam pecahan, selanjutnya guru juga

memberikan penjelasan kepada siswa mengenai perbedaan pembilang dan

penyebut melalui sebuah alat peraga yang di buat guru. Dilanjutkan siswa bekerja

sama dengan teman satu bangkunya untuk menempelkan perbedaan pembilang

dan penyebut yang berbentuk baju dan rok.

Sebelum dimulai permainan dengan Stick maka guru memberikan

kesempatan pada siswa untuk memahami materi lebih dalam lagi, dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum

jelas. Setelah mereka selesai memahami materi dengan seksama maka permainan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

61

Stick pun siap dimulai siswa bersama-sama bernyanyi sambil memutar stick,

apabila guru mengatakan “stop” maka siswa yang terakhir kali memegang stick

berhak untuk maju dan mengerjakan soal yang di berikan oleh guru.

c). Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan penutup, siswa dan guru bersama-sama melakukan

refleksi atas apa yang telah di pelajari dalam 2 kali pertemuan, tak lupa guru juga

mengingatkan pada siswa bahwa dipertemuan mendatang akan ada tes dan

materinya adalah materi yang telah di pelajari selama 2 kali pertemuan.

Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2014, pada

pertemuan ketiga ini sekaligus di jadikan sebagai evaluasi pada siklus 1. Adapun

waktunya adalah 2x35 menit (2 jam pelajaran) kegiatan yang dilaksanakan

meliputi :

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal ini guru menyiapkan alat dan bahan yang digunakan

untuk tes, seperti lembar soal dan jawaban. Guru membuka kegiatan pembelajaran

dengan berdoa dan mengabsen siswa, setelah itu guru tetap menuliskan 3 simbol

seperti biasa agar kegiatan tes dapat berjalan dengan baik dan untuk

mengantisipasi perilaku siswa agar tetap dapat terkontrol.

b) Kegiatan Inti

Guru mengingatkan kepada siswa mengenai pembelajaran yang telah di

laksanakan dalam 2 kali pertemuan sebelumnya, materi apa saja yang telah

diajarkan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila

ada yang belum jelas terkait dengan materi yang diajarkan. Setelah itu guru

menjelaskan bagaimana peraturan dalam mengerjakan tes, termasuk berapa lama

siswa dalam mengerjaka tes. Selanjutnya siswa mengerjakan soal tes yang

diberikan oleh guru.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

62

c) Kegiatan Akhir

Setelah mereka selesai mengerjakan soal tes, selanjutnya mereka kembali

bermain dengan Stick untuk membahas soal yang ada dalam tes. Dan hasil dari

permainan tersebut ternyata ada beberapa siswa yang masih salah dalam

menjawab soal yang di berikan.

4.1.2.3 Observasi

Tahap observasi dilakukan setiap kali pertemuan pada saat pembelajaran

Matematika berlangsung untuk mengetahui keaktifan belajar siswa dan untuk

mengetahui apakah sintaks pembelajaran dengan kolaborasi modeI pembelajaran

Think Pair Share dan Talking Stick dapat berjalan dengan baik.

Observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi

yang telah dibuat berdasarkan sintak pembelajaran, dan selama kegiatan

pembelajaran guru kelas dapat menilai keterlaksanaan sintaks menggunakan

lembar observasi yang diberikan. Sintaks pembelajaran dibuat agar selesai tiap

kali pertemuan.

Dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pelaksanaan

pembelajaran yang telah disesuaikan dengan sintaks kolaborasi model

pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick. Adapun aspek penilaian dalam

lembar observasi ada 25. Obsrver yang tidak lain adalah guru kelas 3 mengamati

apakah sintaks pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan secara

keseluruhan atau tidak. Dari hasil observasi, berikut ini disajikan tabel

keterlaksanaan Sintaks pembelajaran Matematika dengan kolaborasi model

pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

63

Tabel 4.2

Tabel Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Think Pair Share dan

Talking Stick Siklus 1 Pertemuan Ke- 1

No Sintaks yang

harus

dilaksanakan

Sintaks

yang

terlaksana

Presentase

%

Sintaks

yang tidak

terlaksana

Presentase

%

1 25 25 100% 0 0%

Jumlah 25 25 100% 0 0%

Pada pertemuan 1 Siklus 1 seluruh sintaks dari model pembelajaran

kolaborasi Think Pair Share dan Talking Stick telah dilaksanakan semuanya.

Namun, ada beberapa sintaks yang belum dapat berjalan dengan baik, walaupun

keseluruhan sintaks telah di laksanakan.

Penelitian berikutnya yaitu pada Siklus 1 pertemuan 2. Kali ini peneliti

juga masih menggunakan lembar observasi yang sama dengan pertemuan

berikutnya. Agar keterlaksaan sintak dapat terlihat apakah sudah baik atau masih

ada yang perlu di perbaiki. Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan sintaks

pembelajaran dengan model kolaborasi Think Pair Share dan Talking Stick maka

pada pertemuan kedua siklus 1 dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

64

Tabel 4.3

Tabel Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Think Pair Share dan

Talking Stick Siklus 1 Pertemuan Ke- 2

No Sintaks yang

harus

dilaksanakan

Sintaks

yang

terlaksana

Presentase

%

Sintaks

yang tidak

terlaksana

Presentase

%

1 25 25 100% 0 0%

Jumlah 25 25 100% 0 0%

Keseluruhan sintaks dapat terlaksana , hanya saja dalam beberapa sintaks

masih dijumpai kekurangan-kekurangan. Penelitian ini berlanjut hingga ke Siklus

1 pertemuan ke 3. Pada pertemuan ketiga ini sekaligus dijadikan kegiatan evaluasi

pembelajaran pada siklus 1. Maka pada pertemuan ketiga siklus 1 dapat

digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 4.4

Tabel Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Think Pair Share dan

Talking Stick Siklus 1 Pertemuan Ke- 3

No Sintaks yang

harus

dilaksanakan

Sintaks

yang

terlaksana

Presentase

%

Sintaks

yang tidak

terlaksana

Presentase

%

1 25 20 80% 5 20%

Jumlah 25 20 80% 5 20%

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

65

Pada pertemuan ketiga ini, guru tidak melaksanakan seluruh sintaks

pembelajaran. dikarenakan ada beberapa yang terlupakan, karena pada pertemuan

ketiga ini guru terfokus pada kegiatan evaluasi pembelajaran.

4.1.2.4 Refleksi

Pada kegiatan refleksi ini observer megemukakan bahwa kegiatan

pembelajaran sudah baik, namun harapan untuk siklus ke 2 supaya hal yang sudah

baik dapat dipertahankan dan yang masih kurang baik dapat lebih ditingkatkan.

Sementara itu dari hasil refleksi yang dilakukan masih dijumpai beberapa

kekurangan diantaranya siswa masih membutuhkan waktu yang lama dalam

berfikir karena mereka masih terlihat bingung dengan persoalan yang diberikan,

suasana kelas menjadi tidak terkontrol karena pembagian kelompok yang guru

lakukan masih membuat siswa bingung, dan permainan Stick yang dilakukan

membuat siswa merasa takut jika mereka menjawab pertanyaan dengan jawaban

yang salah.

4.1.3 Pelaksanaan Siklus 2

Siklus 2 dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, dua kali pertemuan untuk

menyampaikan materi di kelas dan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes

akhir siklus.

Pelaksanaan siklus 2 di bagi menajadi empat tahapan yaitu a) perencanaan,

b) tindakan, c) observasi, dan d) refleksi. Kompetensi Dasar yang berbeda dengan

siklus 1 yaitu : 3.2 Membandingkan pecahan sederhana dengan materi pokok

membandingkan pecahan sederhana dengan dan membandingkan pecahan

sederhana dengan cara dikalikan. Adapun pelaksanaan siklus 2 rinciannya adalah

sebagai berikut :

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

66

4.1.3.1 Perencanaan

Pada siklus 2 pelaksanaan memperhatikan kekurangan-kekurangan pada

siklus 1 dengan cara memperbaikinya yaitu dengan mengubah teknik dan strategi

dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Misalnya dengan Pembagian kelompok

diskusi di buat lebih berfariatif dan permainan Stick juga dilakukan dengan

penambahan Score agar lebih berfariatif. Sebelum kegiatan pembelajaran pada

siklus 2 ini dilaksanakan, seperti biasa guru menyiapkan segala sesuatu yang

menunjang proses pembelajaran.

Mulai dari pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

Kompetensi Dasar ”Membandingkan pecahan sederhana”. Adapun tahap

persiapan pada setiap pertemuan dapat dijelaskan dengan lebih rinci sebagai

berikut :

Pertemuan Pertama

Sebelum kegiatan pembelajaran guru menyiapkan segala sesuatu yang

menunjang proses pembelajaran, seperti Stick, Absensi , Lembar Kerja Siswa,

Media yang dapat mendukung pembelajaran, dan yang tak kalah penting adalah

lembar observasi kegiatan guru dan siswa. Guru merancang Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) pada siklus 2 pertemuan 1 dengan pokok bahasan

“Membandingkan pecahan dengan menggunakan garis bilangan”.

Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan 1 merupakan lanjutan

dari pertemuan sebelumnya. Pokok bahasan pada siklus 2 pertemuan 1 ini adalah

“Membandingkan pecahan dengan cara dikalikan”. Kegiatan yang dilakukan

siswa yaitu siswa dapat mengerjakan soal yang ada di dalam amplop, yang telah

disediakan sebelumnya oleh guru. untuk itu sebelum proses pembelajaran di mulai

guru terlebih dulu menyiapkan amplop yang berisi soal untuk siswa kerjakan

nanti.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

67

Selain itu, pada pertemuan 2, guru menyiapkan segala sesuatu yang

menunjang proses pembelajaran, termasuk membagi siswa dalam 7 kelompok

yang masing-masing beranggotakan 2 siswa, dalam pembagian kelompok ini guru

sengaja membaginya terlebih dahulu agar siswa tidak mendapat patner kerja yang

sama setiap kali pembelajaran.

Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan 3 siklus 2 ini digunakan untuk kegiatan Evaluasi untuk

melihat keberhasilan kegiatan pembelajaran. Untuk itu guru menyiapkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar soal, dan tak lupa lembar observasi guru dan

siswa. Karena di akhir pertemuan guru akan melakukan penempelan hasil karya

siswa maka guru juga mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan. Seperti gunting,

lem, isolasi dll.

4.1.3.2 Tindakan

Pertemuan Pertama

Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2014

dengan alokasi waktu 2x35 menit (2 jam pelajaran) terdiri dari tiga kegiatan

pembalajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

a) Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi

siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa. Guru

Menyampaikan apersepsi dengan meminta siswa untuk menirukan tepukan yang

guru lakukan.

Seperti biasa guru selalu memberikan motivasi kepada siswa dengan cara

menuliskan 3 simbol yang diberikan oleh guru untuk siswa yang dapat memenuhi

kriteria yang guru kehendaki. Misal simbol :-) : untuk siswa yang dapat

mendengarkan dengan baik dan simbol “briliant” untuk siswa yang dapat

menjawab pertanyaan yang di berikan dari guru dan yang terakhir adalah simbol

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

68

untuk siswa yang tidak dapat berkonsentrasi dengan baik. Guru akan mencatat

nama siswa yang memang memenuhi kriteria untuk ditulis namanya pada kolom-

kolom tersebut.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan Inti ini baru akan terlihat pembelajaran dengan kolaborasi

model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick. Guru memberikan 2

buah pecahan yang berbeda dan di tulis di papan tulis, siswa diminta untuk

berfikir sendiri dalam 5 menit pecahan mana yang lebih kecil dan mana yang

lebih besar dan pecahan mana yang lebih kecil.

Apabila siswa telah menemukan jawabannya maka siswa di minta untuk

berdiri, dan guru akan menunjuk siswa ecara acak. Setelah itu guru memberikan

penjelasan mengenai arti dari tanda kurang dari, lebih dari dan sama dengan.

Selanjutnya guru menunjukkan contoh dari garis bilangan pecahan, dan guru

menjelaskan urutan dari garis bilangan pecahan dan bagaimana cara membuat

garis bilangan. dilanjutkan dengan pembagian siswa ke dalam kelompok diskusi

nya dengan cara di lotre jadi 7 dari 14 siswa dalam kelas mengambil satu

gulungan kertas untuk masing-masing orang, nama yang tertulis di dalam

gulungan kertas tersebut maka dialah yang akan menjadi patner kerjanya.

Kemudian guru memberikan potongan-potongan kertas kepada masing-

masing kelompok yang bertuliskan pecahan di dalamnya, masing-masing

kelompok diminta untuk berdiskusi dengan kelompoknya mengurutkan pecahan-

pecahan tersebut dari yang terkecil hingga ke terbesar lalu menempelkan

potongan kertas kecil itu di selembar kertas besar dan membuatnya menjadi

sebuah garis bilangan. Apabila siswa telah selesai mengerjakannya maka hasilnya

di tempel di depan kelas, baru setelah itu guru menjelaskan mengenai garis

bilangan yang terbuat dari potongan-potongan kertas.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada

yang belum jelas. Setelah siswa merasa jelas dengan penjelasan yang disampaikan

barulah mereka kembali bermain dengan Stick. Permainan Stick kali ini berbeda

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

69

dengan biasanya, siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang guru berikan akan

mendapatkan nilai dan ditulis di papan tulis.

c) Kegiatan Akhir

Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Mengingatkan

kembali apabila ada materi yang belum jelas, mengaitkan materi pembelajaran

dengan kehidupan sehari-hari dan menyampaikan pokok bahasan yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya.

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1 pertemuan 2, yaitu

ketika guru memberi pertanyaan pada siswa, sebagian siswa sudah berani untuk

menjawab secara mandiri meskipun juga masih malu-malu. Pada saat guru

menjelaskan tentang materi pembelajaran sebagian besar siswa cukup antusias

memperhatikan. Pada saat kegiatan diskusi masing-masing siswa juga sudah

cukup aktif, meskipun juga tetap terlihat siswa yang masih pasif.

Dilanjukan kegiatan presentasi hasil diskusi oleh masing-masing

kelompok, ketika guru meminta siswa untuk bertanya, memberi pendapat atau

tanggapan sudah ada beberapa siswa yang berani memaparkan tanggapannya,

walaupun tanggapannya juga sama dengan apa yang telah dipaparkan oleh

kelompok yang presentasi. Pada saat di suruh memberikan kesimpulan atas

pembelajaran sudah ada beberapa siswa yang berani menyampaiakan pendapat

mereka.

Pertemuan kedua

Pertemuan ke 2 pada siklus 2 ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan

sebelumnya. Peretemuan 2 siklus 2 dilaksanakan tanggal 24 Februari 2014

dengan alokasi 2x35 menit (2 jam pelajaran), yang terdiri dari tiga kegiatan

pembelajaran yaitu kegiatan awal, inti dan akhir. Dilanjutkan siswa berfikir

sendiri dalam menyelesaikan permasalahan yang guru berikan dan siswa diskusi

mengerjakan soal yang ada dalam amplop yang masing-masing kelompok telah

dapatkan.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

70

Setelah itu siswa kembali bermain dengan Stick, guru secara acak

memberikan Stick pada salah satu kelompok, bagi kelompok yang ditunjuk maka

harus mempresentasikan hasil diskusi yang di dapatkan. Tak lupa di akhir

pertemuan pada pertemuan 2 ini siswa diingatkan kembali bahwa pada pertemuan

berikutnya akan dilaksanakan kegiatan evaluasi pembelajaran.

a) Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,

mengabsensi siswa, dan menyiapkan media dan sumber pembelajaran.

Selanjutnya guru meminta siswa menirukan apa yang guru ucapkan, ketika guru

mengucapkan : “dam dara dam dam ” maka siswa menjawab: “dam dam”. Siswa

yang dapat menirukan apa yang guru ucapkan dengan bersemangat maka akan

mendapatkan pujian.

Setelah itu seperti biasa guru menggambarkan 3 simbol yang berbentuk

kolom di papan tulis, simbol :-) : untuk siswa yang dapat mendengarkan dengan

baik dan simbol “briliant” untuk siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang di

berikan dari guru dan yang terakhir adalah simbol untuk siswa yang tidak dapat

berkonsentrasi dengan baik.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini kembali dapat terlihat bagaiamana pelaksanaan

pembelajaran dengan kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan

Talking Stick. Kegiatan inti yang pertama Guru menggambarkan 2 bentuk kartu

domino di papan tulis dilanjutkan Guru memberikan pertanyaan kepada siswa

berapa nilai pecahan yang ada pada gambar kartu domino dan manakah yang lebih

besar? Siswa kembali diminta untuk berfikir secara individu dalam waktu 5 menit

dan menjawab pertanyaan yang di berikan oleh guru (membandingkan pecahan

dengan cara dikalikan). Siswa yang mengerti jawabannya dapat berdiri disamping

tempat duduk dan guru akan menunjuk salah satu siswa untuk menjawab.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

71

Setelah itu, Guru membahas jawaban dari pertanyaan yang diberikan.

Kegiatan berikutnya yaitu siswa menjawab pertanyaan kedua yang di berikan oleh

guru terkait dengan materi (pertanyaan di berikan dalam amplop yang masing-

masing kelompok beda). Siswa berdiskusi dengan teman satu bangku untuk

menjawab pertanyaan dari guru. Pertanyaan yang ada dalam amplop masih sama

seputar domino dan siswa diminta untuk menentukan nilai pecahan dari gambar

kartu domino dan membandingkan manakah pecahan yang lebih besar dan mana

yang lebih kecil dengan mengisikan tanda kurang dari lebih dari dan sama

dengan.

Setelah mereka selesai berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing

maka guru beberapa kelompok dengan menggunakan Stick untuk

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kembali Guru memberikan

penjelasan mengenai jawaban yang paling tepat terkait dengan diskusi siswa.

Selanjutnya siswa diberikan waktu beberapa menit untuk membaca dan

memahami ulang materi sebelum dimulainya permainan Stick. Setelah siswa siap

bermain dengan Stick maka permainan stick bisa dimulai. Siswa bermain dengan

menggunakan Stick (siswa bersama-sama bernyanyi sambil memutarkan Stick,

apabila guru mengatakan “Stop” maka siswa yang terakhir kali memegang Stick

berhak untuk maju dan mengerjakan soal yang di berikan oleh guru).

c) Kegiatan Akhir

Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Siswa dan guru

bersama-sama melakukan refleksi atas apa yang telah di pelajari dalam 2 kali

pertemuan, tak lupa guru juga mengingatkan pada siswa bahwa dipertemuan

mendatang akan ada tes dan materinya adalah materi yang telah di pelajari selama

2 kali pertemuan.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

72

Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2014, pada

pertemuan ketiga ini sekaligus di jadikan sebagai evaluasi pada siklus 1. Adapun

waktunya adalah 2x35 menit (2 jam pelajaran) kegiatan yang dilaksanakan

meliputi :

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal ini guru menyiapkan alat dan bahan yang digunakan

untuk tes, seperti lembar soal dan jawaban. Guru membuka kegiatan pembelajaran

dengan berdoa dan mengabsen siswa, setelah itu guru tetap menuliskan 3 simbol

seperti biasa agar kegiatan tes dapat berjalan dengan baik dan untuk mengantisipasi

perilaku siswa agar tetap dapat terkontrol. Dan tak lupa guru juga menyampaikan

tujuan pembelajaran yang hendak di capai.

b) Kegiatan Inti

Guru mengingatkan kepada siswa mengenai pembelajaran yang telah di

laksanakan dalam 2 kali pertemuan sebelumnya, materi apa saja yang telah

diajarkan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada

yang belum jelas terkait dengan materi yang diajarkan. Setelah itu guru

menjelaskan bagaimana peraturan dalam mengerjakan tes, termasuk berapa lama

siswa dalam mengerjakan tes. Selanjutnya siswa mengerjakan soal tes yang

diberikan oleh guru.

Setelah mereka selesai mengerjakan soal tes maka guru kembali

memberikan permasalahan kepada siswa dan siswa berfikir secara Individu

dilanjutkan dengan siswa di bagi ke dalam kelompok diskusi untuk berdiskusi

bersama teman satu bangkunya untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

Guru memantau jalannya diskusi ini, Selanjutnya guru membahas apa

yang telah mereka diskusikan dan guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya, dan mempelajari ulang materi.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

73

c). Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir mereka kembali bermain dengan Stick untuk

membahas soal yang ada dalam tes. Dan hasil dari permainan tersebut ternyata

siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan.

4.1.3.3 Observasi

Tahap observasi dilakukan setiap kali pertemuan pada saat pembelajaran

Matematika berlangsung untuk mengetahui keaktifan belajar siswa dan untuk

mengetahui apakah sintaks pembelajaran dengan kolaborasi modeI pembelajaran

Think Pair Share dan Talking Stick dapat berjalan dengan baik. Observasi

dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi yang telah dibuat

berdasarkan sintak pembelajaran, dan selama kegiatan pembelajaran guru kelas

dapat menilai keterlaksanaan sintaks menggunakan lembar observasi yang

diberikan.

Sintaks pembelajaran dibuat agar selesai tiap kali pertemuan. Dengan

menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pelaksanaan pembelajaran yang

telah disesuaikan dengan sintaks kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share

dan Talking Stick. Adapun aspek penilaian dalam lembar observasi ada 25.

Observer yang tidak lain adalah guru kelas 3 kembali mengamati jalannya

pembelajaran di dalam kelas. Apakah sintaks pembelajaran dapat dilaksanakan

dengan baik dan secara keseluruhan atau tidak. Dari hasil observasi, berikut ini

disajikan tabel keterlaksanaan Sintaks pembelajaran Matematika dengan

kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

74

Tabel 4.5

Tabel Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Think Pair Share dan

Talking Stick Siklus 2 Pertemuan Ke- 1

No Sintaks yang

harus

dilaksanakan

Sintaks

yang

terlaksana

Presentase

%

Sintaks

yang tidak

terlaksana

Presentase

%

1 25 25 100% 0 0%

Jumlah 25 25 100% 0 0%

Pada pertemuan 1 Siklus 2 seluruh sintaks dari model pembelajaran

kolaborasi Think Pair Share dan Talking Stick telah dilaksanakan semua. Aspek

Penilaian lainnya yang tidak termasuk dalam sintaks juga dapat terlaksana tanpa

ada yang terlewatkan.

Penelitian berikutnya yaitu pada Siklus 2 pertemuan 2. Kali ini peneliti

juga masih menggunakan lembar observasi yang sama dengan pertemuan

berikutnya. Agar keterlaksaan sintak dan aspek penilaian lainnya dapat terlihat

apakah sudah ada perbedaan dari siklus sebelumnya atau sebaliknya.

Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran dengan

model kolaborasi Think Pair Share dan Talking Stick maka pada pertemuan kedua

siklus 2 dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

75

Tabel 4.6

Tabel Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Think Pair Share dan

Talking Stick Siklus 2 Pertemuan Ke- 2

No Sintaks yang

harus

dilaksanakan

Sintaks

yang

terlaksana

Presentase

%

Sintaks

yang tidak

terlaksana

Presentase

%

1 25 25 100% 0 0%

Jumlah 25 25 100% 0 0%

Pada pertemuan ke 2 Siklus 2 ini seluruh sintaks telah guru lakukan

dengan baik, keseluruhan aspek penilaian dan sintaks pembelajaran telah

dilaksanakan guru dan siswa dengan baik.

Penelitian ini berlanjut hingga ke pertemuan terakhir di siklus 2.

Pertemuan terakhir ini sekaligus dijadikan evaluasi pembelajaran pada siklus 2.

Maka pada pertemuan ketiga dapat digambarkan pada tabel berikut ini :

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

76

Tabel 4.7

Tabel Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Think Pair Share dan

Talking Stick Siklus 2 Pertemuan Ke- 3

No Sintaks yang

harus

dilaksanakan

Sintaks

yang

terlaksana

Presentase

%

Sintaks

yang tidak

terlaksana

Presentase

%

1 25 25 100% 0 0%

Jumlah 25 25 100% 0 0%

Pada pertemuan ketiga ini merupakan puncak dari keberhasilan penerapan

model Think Pair Share dan Talking Stick. Guru melaksanakan seluruh sintak

pembelajaran dengan baik tanpa ada yang terlewatkan. Kegiatan evaluasi berjalan

dengan baik, siswa mengerjakan soal dengan memanfaatkan waktu dengan tepat.

4.1.3.4 Refleksi

Penerapan kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking

Stick dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru. Siswa kelas 3 SD Negeri

Kaliwungu 03 juga terlihat dapat mengikuti jalannya pembelajaran dengan baik,

Selain itu siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang

diterapkan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan yang terjadi pada

setiap siklusnya.

Meskipun demikian masih ada siswa yang mengobrol dengan teman

sebangkunya ketika guru menjelaskan materi di depan kelas dan untuk mengatasi

hal tersebut maka guru menegur dan menasehati siswa dengan mengatakan bahwa

akan ada nilai tambahan yang di tulis di depan kelas bagi anak yang dapat

mendengarkan penjelasan dari guru dan menjawab pertanyaan dengan baik. Selain

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

77

itu, pada siklus 2 ini siswa sudah berani dengan lebih percaya diri menjawab

pertanyaan dari guru dan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

Permainan Talking Stick juga berjalan dengan baik siswa sudah tidak memiliki

ketakutan dalam menjawab pertanyaan.

4.2 Hasil Penelitian

Selama penelitan berlangsung peneliti mengumpulkan data-data yang

diperlukan dalam pelaporan hasil penelitian tindakan kelas ini. Cara

mengumpulkan hasil penelitian dengan melakukan tes akhir siklus dan observasi

saat pembelajaran berlangsung.

4.2.1 Deskripsi Data

Pada penelitian tindakan kelas ini data yang dicari adalah data hasil

belajar matematika siswa selama penerapan kolaborasi model pembelajaran Think

Pair Share dan Talking Stick di dalam kelas. Adapun deskripsi data untuk setiap

siklus adalah sebagai berikut :

4.2.1.1 Data Siklus 1

Data yang ditulis dalam setiap siklus yaitu data hasil belajar Matematika

siswa kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten

Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014. Data hasil belajar matematika

siswa diperoleh pada tes hasil belajar di setiap akhir siklus.

Dengan nilai tertinggi adalah 90 sedangkan nilai terendah adalah 50.

Dan siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar (KKM=63) adalah sebanyak 9

siswa atau sekitar 64,28%, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan

belajar sebanyak 5 siswa atau sekitar 35,72%. Untuk lebih jelasnya maka dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

78

Tabel 4.8

Tabel Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1 Siswa Kelas 3 SD

Negeri Kaliwungu 03 Semester 2 Tahun Pelajaran 2013-2014

No Ketuntasan Frekuensi Presentase

1 Tuntas 9 64,28%

2 Tidak Tuntas 5 35,72%

4.2.1.2 Data Siklus 2

Dalam siklus 2 data yang diambil sama dengan siklus 1, yaitu nilai hasil

belajar Matematika. Data tersebut diperoleh setelah mereka mengerjakan hasil

evaluasi pembelajaran dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Think

Pair Share dan Talking Stick. Siswa yang sudah dapat mencapai KKM yang

ditentukan sebanyak 12 siswa dan 2 siswa yang lain belum dapat mencapai

standar KKM yang ditentukan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dengan melihat

tabel dibawah ini :

Tabel 4.9

Tabel Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 2 Siswa Kelas 3 SD

Negeri Kaliwungu 03 Semester 2 Tahun Pelajaran 2013-2014

No Ketuntasan Frekuensi Presentase

1 Tuntas 12 85,71%

2 Tidak Tuntas 2 14,29%

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

79

4.2.2 Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data, yaitu analisis

ketuntasan dan analisis deskriptif komparatif. Adapun penjelasan lebih rinci

adalah sebagai berikut:

4.2.2.1 Analisis Ketuntasan

Ketuntasan hasil belajar siswa berdasarkan Tabel Siklus 1 yang telah ditulis dapat

diukur dengan menggunakan KKM 63 maka yang telah mencapai KKM adalah 9

siswa atau 64,28% sedangkan yang nilainya dibawah KKM adalah 5 siswa atau

35,72%. Nilai Maksimum 90, nilai minimum 50, dan rata-ratanya adalah 70.

Berikut ini tabel ketuntasan belajar siswa siklus 1 :

Tabel 4.10

Tabel Analisis Ketuntasan Belajar Siklus 1 Mata Pelajaran Matematika

Siswa Kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03 Semester 2

Tahun Pelajaran 2013-2014

Ketuntasan belajar Jumlah Presentase

Tuntas 9 64,28%

Belum Tuntas 5 35,72%

Jumlah 14 100%

Nilai Maksimum 90

Nilai Minimum 50

Rata-Rata 70

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

80

Ketuntasan hasil belajar siswa berdasarkan Tabel Siklus 2 juga dapat

diukur dengan menggunakan KKM 63 maka yang telah mencapai KKM adalah 12

siswa atau 64,28% sedangkan yang nilainya dibawah KKM adalah 2 siswa atau

35,72%. Nilai Maksimum 100, nilai minimum 60, dan rata-ratanya adalah 80.

Berikut ini tabel ketuntasan belajar siswa siklus 2 :

Tabel 4.11

Tabel Analisis Ketuntasan Belajar Siklus 2 Mata Pelajaran Matematika

Siswa Kelas 3 SD Negeri Kaliwungu 03 Semester 2

Tahun Pelajaran 2013-2014

Ketuntasan

belajar

Jumlah Presentase

Tuntas 12 85,71%

Belum Tuntas 2 14,29%

Jumlah 14 100%

Nilai Maksimum 100

Nilai Minimum 60

Rata-Rata 80

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat jumlah siswa yang tuntas adalah 12

siswa atau 85,71% sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM 63 sebanyak 2

siswa atau 14,29% dengan nilai maksimum 100 dan nilai minimum 60. Rata-rata

nilai kelas adalah 80.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

81

4.2.2.2 Analisis Deskriptif Komparatif

Untuk mengetahui apakah ada perubahan hasil belajar Matematika siswa

pada setiap siklus maka data dapat dilihat pada tabel perbandingan ketuntasan

hasil belajar Matematika Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 berikut ini :

Tabel 4.12

Tabel Perbandingan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra

Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2

Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2

No Nilai Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Jumlah

siswa

Persen

(%)

Jumlah

siswa

Persen

(%)

Jumlah

siswa

Persen

(%)

1 Tuntas 4 28,57% 9 64,28% 12 85,71%

2 Tidak

Tuntas

10 71,43% 5 35,72% 2 14, 29%

Jumlah 14 100% 14 100% 14 100%

Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel dapat dilihat

adanya peningkatan jumlah ketuntasan hasil belajar siswa kelas 3 dalam mata

pelajaran Matematika, terbukti untuk hasil ketuntasan belajar sebelum tindakan

hanya ada 4 siswa yang tuntas, keempat siswa ini pada dasarnya memang

tergolong siswa yang cerdas sehingga mereka dapat memahami pelajaran

meskipun dalam guru menjelaskan menggunakan model konvensional.

Namun, setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menerapkan

kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick terjadi

peningkatan dimana siswa yang tuntas menjadi 9 siswa atau 64,28% yang artinya

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

82

9 siswa ini telah mampu menyerap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada

siklus 1. Sementara pada siklus 2 jumlah siswa yang tuntas berjumlah 12 siswa

atau 85,71%. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan kolaborasi

model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick dpat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi yang akhirnya dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 15 berikut ini :

Gambar.4.1

Gambar Diagram Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus

1, dan Siklus 2 SDNegeri Kaliwungu 03

Berdasarkan pada Gambar diatas terlihat bahwa pembelajaran dengan

menggunakan kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick

dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD Negeri Kaliwungu

03, Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran

2013/2014. Pada pra siklus prosentase siswayang mencapai KKM 63 adalah 40%

sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 71,42%.

Kemudian guru mulai menerapkan pembelajaran dengan Kolaborasi

model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick pada siklus 1 siswa yang

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

83

belum tuntas adalah 35,72% sedangkan siswa yang tuntas dalam belajarnya

sebanyak 64,28%, yang artinya indikator kinerja dalam siklus 1 belum mencapai

indikator kinerja yang di tetapkan yaitu 80% dari jumlah siswa memperoleh nilai

di atas 63. Sehingga pembelajaran berlanjut ke siklus 2 dengan menerapkan

kembali kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick.

Sehingga, pada siklus 2 dengan menerapkan kolaborasi model

pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick pada pembelajaran yang

berlangsung maka siswa yang tuntas menjadi 85,71% dan yang belum tuntas

adalah 14,29%. Dengan demikian, pada proses pembelajaran pada siklus 2 ini

sudah mencapai indikator kerja yang ditetapkan yaitu 80% dari jumlah siswa yang

mendapatkan nilai diatas 63, sehingga tampak jelas bahwa kegiatan penelitian ini

harus dihentikan pada siklus 2.

4.3 Pembahasan

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas 3 SD Negeri

Kaliwungu 03, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang Semester 2 tahun

pelajaran 2013/2014 dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Think

Pair Share dan Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SD Negeri

Kaliwungu 03, Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.

Pada pra siklus persentase siswa yang mencapai KKM 63 adalah 29%

sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 71%. Artinya hanya ada 4 siswa

yang berhasil mencapai KKM yang ditetapkan. Dan 10 diantaranya belum bisa

mencapai KKM yang ditetapkan.

Hal ini disebabkan karena ke empat siswa yang dapat mencapai KKM

memang siswa yang memiliki daya tangkap yang cepat terhadap materi, selain itu

mereka juga rajin untuk selalu berlatih mengerjakan soal yang diberikan guru.

Kemudian guru mulai menerapkan pembelajaran dengan Kolaborasi

model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick pada siklus 1 dan siklus

2. Dengan diterapkannya model pembelajaran kolaborasi Think Pair Share dan

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

84

Talking Stick ternyata mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri

Kaliwungu 03. Berikut adalah diskripsi dari pembelajaran Siklus 1 pertemuan 1

hingga siklus 2 pertemuan ke 3.

4.3.1. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1

Pelaksanaan pembelajaran pada Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan, 2 kali

pertemuan guna menyampaikan materi pembelajaran dan 1 kali pertemuan diakhir

Siklus digunakan untuk tes akhir Siklus 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

penjelasan masing-masing pertemuan berikut ini :

1. Pertemuan pertama

Pada pertemuan 1 Siklus 1 seluruh sintaks dan aspek penilaian yang ada

pada lembar observasi dari model pembelajaran kolaborasi Think Pair Share dan

Talking Stick telah dilaksanakan secara keseluruhan. Mulai dari pembukaan

pembelajaran hingga kegiatan akhir atau penutup dari pembelajaran pada siklus 1.

Hanya saja masih ditemui beberapa kendala dalam pembelajaran, diantaranya

yaitu ketika guru memberikan permasalahan kepada siswa, siswa masih terlihat

bingung dan tak tahu apa yang harus dilakukan, hal ini terjadi karena siswa

merasa asing dengan model pembelajaran yang diterapkan siswa dituntut aktif

dalam berfikir, tentu saja permasalahan itu membuat siswa menjadi tidak

berkonsentrasi dengan pelajaran dan menyita banyak waktu.

Meskipun demikian guru dapat mengatasi nya dengan menjelaskan

secara berulang-ulang agar siswa lebih paham dan mengerti apa yang harus

dilakukan. Selain itu kendala yang kedua yaitu pada sintaks menjawab

permasalahan yang guru berikan siswa juga masih terlihat pasif dan jawaban

mereka juga belum tertuju atau sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh guru.

Hal ini disebabkan karena siswa memang tidak terbiasa sama sekali untuk tunjuk

jari dan menjawab pertanyaan tanpa rasa malu dan takut, Sehingga guru meminta

siswa untuk meletakkan tangan diatas kepala apabila siswa mengetahui jawaban

dari pertanyaan yang diberikan guru, dengan cara ini dirasa mampu mengurangi

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

85

rasa malu, dan takut siswa, serta agar dapat membiasakan siswa lebih aktif di

dalam kelas.

Selain itu, pada sintaks diskusi bersama dengan teman satu bangkunya

masih dijumpai siswa yang asik mengobrol dengan teman, sehingga

mengakibatkan hasil diskusi yang di peroleh juga kurang maksimal. Setelah

mereka berdiskusi lalu guru memberikan penjelasan terkait materi dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca ulang materi sebelum

mereka bermain Talking Stick, pada tahap ini juga masih terlihat beberapa siswa

justru melamun dan tidak melaksanakan apa yang guru perintahkan. Guru kembali

memberikan penjelasan berulang-ulang agar siswa lebih mengerti apa yang harus

dilakukan. Selanjutnya pada tahap permainan dengan Stick juga ditemui kendala,

ini merupakan pertama kalinya siswa bermain Talking Stick sehingga mereka

merasa bingung dan takut dalam menjawab, selain itu guru juga kurang

mempersiapkan alat yang dibutuhkan seperti tipe recorder. Guru berfikir bahwa

di sekolah sudah disediakan tipe yang dapat digunakan di dalam kelas namun

ternyata sekolah tidak memiliki tipe yang dapat digunakan guru di dalam kelas,

dan dari kekurangan inilah maka guru memutuskan bahwa cara dalam permainan

Talking Stick sedikit berbeda dari biasanya, siswa kelas 3 diminta untuk bernyanyi

lagu yang mereka tentukan sambil menggulirkan Stick dari teman satu ke teman

yang lain. Guru pun memutuskan bahwa permainan Talking Stick dengan metode

siswa bernyanyi akan selalu di terapkan hingga penelitian ini selesai pada akhir

Siklus 2. Itulah beberapa kendala yang ditemui pada pertemuan pertamama.

Peneliti akan melakukan perbaikan pada pertemuan berikutnya.

2. Pertemuan Kedua

Keseluruhan sintaks dapat terlaksana dengan baik, hanya saja ketika guru

mencoba membagi kelompok dengan cara berhitung, siswa kembali mulai terlihat

bingung, karena pembelajaran sebelumnya bersama dengan guru kelas 3 mereka

jarang sekali belajar dengan metode diskusi sehingga hal tersebut menyulitkan

siswa dalam membentuk kelompok. Namun peneliti dapat mengatasi hal ini

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

86

dengan membagi kelompok secara acak. Pembelajaran pada pertemuan 2 ini

dimulai dari guru memberikan permasalahan kepada siswa dan siswa diminta

untuk berfikir secara individu dalam menyelesaikan persoalan yang guru berikan,

pada tahap ini siswa sudah mulai mengerti dan melaksanakan apa yang

diperintahkan guru, meskipun demikian namun masih juga dijumpai siswa yang

tidak mendengar apa yang di perintahkan guru karena melamun. Pada sintaks

diskusi dengan teman satu bangku siswa mulai terlihat aktif mencari solusi atas

persoalan yang guru berikan.

Siswa jugamulai terlihat aktif ketika menyampaikan hasil diskusi dengan

teman satu bangkunya, hal ini di karenakan guru memberikan motivasi dengan

poin. Sehingga mereka akan mendapat poin 10 setiap menjawab pertanyaan

dengan benar, hal ini dilakukan agar siswa menjadi lebih aktif dari biasanya.

Ternyata memang benar siswa menjadi lebih aktif dalam menjawab pertanyaan

meskipun juga masih terlihat malu dan canggung. Kendala lain yang dijumpai

juga masih kendala yang sama yaitu rasa takut dalam bermain Talking Stick.

Mereka masih takut salah dalam menjawab pertanyaan yang guru berikan.

Seluruh kendala akan dijadikan bahan evaluasi oleh guru agar, pelaksanaan

pembelajaran berikutnya menjadi lebih baik.

3. Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga ini, guru tidak melaksanakan seluruh sintaks

pembelajaran. dikarenakan ada beberapa yang terlupakan karena pada pertemuan

ketiga ini guru terfokus pada kegiatan evaluasi pembelajaran. sebelum permainan

dengan talking stick guru lupa tidak memberikan waktu kepada siswa untuk

memahami ulang materi, namun meskipun demikian hanya dijumpai 2 orang

siswa saja yang tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru, selain itu hal lain

yang terlupakan adalah guru hanya meminta siswa untuk berfikir secara individu

tanpa dilibatkan dalam kelompok diskusinya.

Meskipun sintaks pembelajaran tidak di lakukan secara keseluruhan sama

seperti pertemuan sebelumnya, dikarenakan siswa harus melaksanakan kegiatan

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

87

evaluasi siklus 1 namun pada pertemuan ketiga ini siswa sudah mulai terlihat

tidak canggung dan grogi lagi dalam menyampaikan pendapatnya di depan kelas.

Kegiatan evaluasi juga berjalan dengan baik, tanpa terlihat sedikitpun siswa

berdiskusi dalam proses pelaksanaan tes.

Sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus 1 meningkat dari

perolehan hasil belajar sebelumnya. Meskipun belum seluruh siswa dapat

mencapai KKM, siswa yang belum tuntas adalah 35,72% sedangkan siswa yang

tuntas dalam belajarnya sebanyak 64,28%, walaupun belum bisa mencapai

indikator yang ditetapkan yaitu 80% , Namun terjadinya peningkatan jumlah

ketuntasan siswa yang semula hanya ada 4 siswa yang tuntas namun setelah

kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick ini diterapkan

menambah jumlah ketuntasan siswa yaitu menjadi 9 siswa yang mampu mencapai

KKM.

Dikatakan belum berhasil karena memang pada saat pelaksanaan siklus 1

guru masih menemui banyak kekurangan diantaranya siswa tidak terbiasa dengan

permainan, dan bekerja pada kelompok diskusi pada saat pembelajaran

berlangsung, siswa bingung apa yang harus dilakukan, belum dapat berfikir kritis

dan memberikan jawaban sesuai dengan apa yang diinginkan guru. Sehingga

berakibat siswa belum mampu menyerap materi dengan baik.

4.3.2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2

Pelaksanaan Siklus 2 tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pada Siklus 1.

Perbedaan antara Siklus 1 dan Siklus 2 ini adalah pada Siklus 1 masih ditemui

beberapa kerurangan-kekurangan, namun dalam Siklus 2 guru sudah belajar dari

kekurangan pada Siklus 1 sehingga pada Siklus 2 pembelajaran yang dilaksanakan

sudah lebih baik dibandingan dengan Siklus sebelumnya. Berikut adalah

penjelasan lebih rinci pada tiap-tiap pertemuan di Siklus 2.

1. Pertemuan pertama

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

88

Pada pertemuan 1 Siklus 2 seluruh sintaks dan aspek penilaian yang ada di

lembar observasi dari model pembelajaran kolaborasi Think Pair Share dan

Talking Stick telah dilaksanakan seluruhnya oleh peneliti. Ada 25 aspek yang

dinilai pada lembar observasi dan termasuk didalamnya adalah sintaks dari model

pembelajaran kolaborasi Think Pair Share dan Talking Stick. Mulai dari

pemberian permasalahan di awal pembelajaran hingga presentasi hasil diskusi

oleh siswa dengan melalui permainan Stick.

Guru memulai pembelajaran dengan memberikan persoalan atau

permasalahan kepada siswa dilanjutkan siswa berfikir secara individu untuk

menjawab pertanyaan yang guru berikan. Pada tahap ini siswa sudah mulai

terlihat tidak bingung seperti pada siklus 1, sedikit demi sedikit siswa mulai

terbiasa dengan tahapan-tahapan dalam model pembelajaran. Selanjutnya guru

membagi siswa dalam kelompok, dalam pembagian kelompok ini guru

membaginya secara berfariatif sehingga siswa tidak jenuh dan bosan dengan

patnernya.

Satu kelompok 2 orang mereka berdiskusi untuk menyelesaikan

permasalahan yang sama, guru memantau bagaimana jalannya diskusi, kemudian

Guru memberikan Stick pada salah seorang kelompok dimana siapa yang

mendapatkan Stick maka diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil

diskusinya, dalam tahapan ini siswa sudah tidak terlihat malu dan canggung dalam

berpendapat di depan kelas. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk memahami ulang materi sebelum dilaksanakannya permainan Stick.

Ketika mereka sudah siap, barulah permainan Stick dapat dimulai, Ini pertama

kalinya permainan Stick dengan modifikasi di terapkan, yaitu dengan pemberian

score pada siswa yang mampu menjawab.

Meskipun masih terlihat agak takut namun setidaknya cara ini dapat

memberikan siswa motivasi dalam menjawab. Pada akhir pembelajaran guru

memberikan refleksi mengenai bagaimana pembelajaran yang telah dilaksanakan

di dalam kelas.

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

89

2. Pertemuan kedua

Pada pertemuan ke 2 Siklus 2 ini seluruh sintaks telah guru lakukan

dengan baik, siswa juga sudah terlihat berantusias dapat menjawab pertanyaan

dari guru. Selain itu siswa juga mulai senang belajar dengan teman satu

bangkunya sehingga mereka dapat saling bertukar pendapat dalam menyelesaikan

soal yang diberikan guru. Bahkan motivasi dan antusiasme siswa mulai terlihat di

pertemuan 2 siklus 2 ini. Keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab

pertanyaan meningkat dari pertemuan sebelumnya dimana siswa harus di pancing

dengan poin 10 barulah siswa mau bertanya. Namun pada pertemuan dua ini

peneliti sudah tidak menggunakan cara itu lagi siswa sudah dengan otomatis aktif

bertanya dan menjawab.

Tanpa di ingatkan mereka meminta guru dengan segera memulai

permainan Talking Stick itu berarti siswa telah terbiasa dengan proses

pembelajaran dengan kolaborasi model Think Pair Share dan Talking Stcik di

dalam kelas. Hanya saja pada pertemuan kali ini kekurangan nya adalah Guru

tidak meneliti kembali bahan yang digunakan untuk pembuatan media

pembelajaran sehingga ada 2 anak yang terpaksa menggunakan kertas yang

berwarna berbeda dalam pembuatan media pembelajaran.

Pada akhir pembelajaran guru dan siswa memberikan refleksi secara

bersama-sama. Dan penelitian ini berlanjut hingga ke pertemuan terakhir di siklus

2. Pada pertemuan terakhir ini juga guru jadikan sebagai evaluasi pembelajaran

pada siklus 2.

3. Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga ini merupakan puncak dari keberhasilan penerapan

model Think Pair Share dan Talking Stick. Guru melaksanakan seluruh sintak

pembelajaran dengan baik tanpa ada yang terlewatkan. Kegiatan evaluasi berjalan

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

90

dengan baik, siswa mengerjakan soal dengan memanfaatkan waktu dengan tepat.

Rasa canggung dalam berpendapat sudah tidak lagi dijumpai pada siswa,

ketakutan dalam bermain Stick serta proses diskusi pembagian kelompok pun

berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Maka dapat dikatakan bahwa pertemuan

terakhir ini adalah puncak keberhasilan dari kolaborasi model pembalajaran Think

Pair Share dan Talking Stick.

Pada siklus 2 jumlah siswa yang tuntas adalah 12 siswa atau 85,71% dan

yang belum tuntas hanya ada 2 siswa atau 14,29%. Jika dibandingkan dengan

indikator kinerja 80% siswa tuntas, persentase ketuntasan pada siklus 2 ini lebih

besar dari indikator kinerja, oleh karena itu pembelajaran pada siklus 2 ini dapat

dikatakan berhasil dan penelitian dapat dihentikan pada siklus 2. Pelaksanaan

sintaks pembelajaran pada siklus 2 juga dapat berjalan dengan baik.

Siswa yang tuntas dapat menyerap materi pembelajaran dengan baik

dikarenakan pada siklus 2 siswa sudah terbiasa dengan kolaborasi model

pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick dengan belajar dari siklus1,

sedangkan 2 orang siswa yang tidak tuntas dikarenakan mereka belum bisa

menyerap materi yang disajikan dengan pembelajaran yang diterapkan, karena hal

ini belum terbiasa mereka lakukan.

Penerapan kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking

Stick dapat meningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan

guru pada saat pembelajaran berlangsung. Secara bertahap siswa menjadi lebih

aktif dalam kegiatan di kelas, siswa tidak hanya duduk diam mendengarkan materi

pelajaran dari guru, namun dengan pembelajaran ini siswa dituntut untuk dapat

berfikir kritis, menyelesaikan permasalahan yang guru berikan dengan teman

sebangkunya, mengungkapkan pendapatnya dan menjawab pertanyaan dari guru

di depan kelas, dan mempresentasikan hasil diskusi.

Disamping itu, mereka juga dapat saling bertukar pikiran bersama dengan

teman satu kelompoknya. Selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

penerapan kolaborasi model pembelajaran Think Pair Share dan Talking Stick

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8262/4/T1_292010503_BAB IV.pdfPenelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal hasil belajar

91

juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, tidak hanya belajar matematika

dengan angka namun dengan diskusi, presentasi, berfikir kristis dalam

menyelesaikan permasalahan, mengembangkan kreativitas, dan permainan.

Dengan cara ini siswa dapat belajar berpikir secara analitis, dan sistematis.

Serta dapat menumbuhkan kepedulian setiap anggota kelompok untuk saling

bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Sehingga dari beberapa efek

positif tersebut maka hasil belajar siswa pun menjadi meningkat.