bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil ...€¦ · siswa kelas 5 pada mata pelajaran ipa...
TRANSCRIPT
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Pra Siklus
Pra siklus pembelajaran IPA kelas 5 SDN Mangunsari 03 Kota Salatiga
semester II tahun pelajaran 2016/2017, permasalahan pembelajaran yang terjadi
bukan merupakan acuan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta
perangkat pembelajaran secara tertulis untuk 2 kali pertemuan dengan mengacu
pada silabus KTSP. Perangkat pembelajaran seperti ringkasan materi
pembelajaran dipersiapkan oleh guru yang diambil dari buku pendamping guru
dan buku paket BSE IPA Kelas 5 semester II. Tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan agar guru dan siswa terarah dalam kegiatan pembelajaran, meskipun
belum mengikuti model dan pendekatan tertentu. Penggunaan model
pembelajaran dan media pembelajaran harus menjadi pertimbangan seorang guru
untuk menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang tidak hanya mendengarkan
saja saat belajar di dalam kelas. Agar dapat memperlancar penyampaian pesan
dengan baik maka diperlukan suatu media dalam pembelajaran.
Pada saat kegiatan awal pembelajaran, mula-mula siswa mengucapkan
salam kepada guru dan guru menjawab salam dari siswa. Siswa dan guru memulai
pembelajaran dengan berdoa, ketua kelas memimpin doa dan siswa lain mengikuti
dengan baik. Guru kemudian melakukan absensi, semua siswa hadir dengan
jumlah 37 siswa. Guru bertanya kepada siswa, apa yang dimaksud evaporasi. Ada
beberapa siswa menjawab, sedangkan sebagian besar siswa diam dan tidak
menjawab pertanyaan. Beberapa siswa ada yang sibuk menggambar karena siswa
itu duduk dibangku belakang dan ada siswa yang duduk dengan posisi yang tidak
benar seperti; menyandarkan badan dimeja dan siswa yang berbicara dengan
teman sebangkunya saat itu. Guru kemudian menegaskan jawaban siswa yang
sudah menjawab pertanyaan, selanjutnya memperingatkan siswa lain agar
mendengarkan saat temannya menjawab. Guru tidak menyampaikan tujuan
pembelajaran IPA yang dipelajari mengenai materi siklus air.
39
Pada kegiatan inti, guru menyajikan materi dengan berceramah namun
juga menuliskan pokok-pokok materi dipapan tulis. Selanjutnya, siswa diminta
untuk membaca materi tentang pengertian evaporasi yang ada didalam buku LKS
secara bergantian. Namun, ada siswa yang ketika membaca suaranya tidak
kedengaran atau terlalu kecil, maka guru memotivasi siswa itu agar lebih nyaring
saat membaca. Guru menambah penjelasan yang ada pada buku mengenai materi
siklus air, siswa mengidentifikasi pengertian evaporasi dengan memberikan
contoh yang gambar yang relevan kepada siswa seperti; skema siklus air . Dari
penjelasan guru mengenai evaporasi,pertipasi dan kondensasi, tampak bahwa
siswa menyimak materi yang disampaikan dengan posisi duduk yang tenang,
hanya saja ada 4 siswa yang duduk tidak dengan posisi yang baik dan benar, ada
beberapa siswa yang mengobrol dengan siswa yang duduk dibagian belakang
sibuk menggambar. Kemudian guru menghampiri dan menasehati siswa tersebut
untuk duduk yang baik dan benar dan menyimak materi yang disampaikan guru
dengan baik. dan siswa pun mengikuti perintah guru. Guru tidak mendorong siswa
untuk mendiskusikan masalah yang diajukan dalam kelompok, tetapi siswa hanya
bekerja secara individual. Guru tidak mendorong siswa untuk membentuk
kelompok masing-masing 5 sampai 6 orang untuk berdiskusi, tidak ada
pengumpulan data dari masalah yang diterima oleh siswa tentang siklus air. Guru
tidak mendorong siswa untuk berdiskusi memecahkan masalah berdasarkan
analisis data, karena sebelumnya tidak dilakukan pengumpulan data/laporan.
Kegiatan pembelajaran tidak terlihat, siswa diminta untuk mengerjakan latihan
soal berbentuk essay yang dibacakan langsung oleh guru. Siswa juga tidak
diberikan suatu masalah dalam pembelajaran yang akan dipelajari, karena materi
atau permasalahan telah dibahas oleh guru kelas. Siswa tidak menerima tugas
untuk membuat laporan dan guru tidak terlihat memberikan penghargaan untuk
siswa seperti memberi ucapan selamat karena siswa sudah mengerjakan tugas
ataupun menjawab pertanyaan.
Pada akhir pembelajaran, guru tidak memberi kesempatan kepada siswa
untuk merefleksikan yang sudah siswa pelajari. Akhir pembelajaran siswa
menghitung skor hasil latihan soal dengan bimbingan guru, dan kemudian guru
40
memberikan 5 soal perbaikan untuk 21 siswa yang belum mencapai KKM.
Pengukuran hasil belajar siswa di kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga diperoleh
dari skor tes seperti gabungan dari nilai tes harian, tes tengah, akhir semester.
Hasil belajar yang diperoleh 21 siswa kelas 5 pada pra siklus belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM ≥75. Hasil belajar kognitif pra siklus disajikan
melalui tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar Kognitif IPA Pra Siklus
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa hasil belajar kognitif siswa pada mata
pelajaran IPA kelas 5 sebanyak 37 orang yang terdiri dari 20 siswa perempuan
dan 17 siswa laki-laki menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa
(43%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 21 siswa (57%). Adapun skor
minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata hasil belajar kognitif IPA siswa
pada pra siklus menunjukkan bahwa skor minimum hasil belajar yang dicapai
siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA Pra Siklus sebesar 45 sedangkan skor
maksimum sebesar 80 dan skor rata-rata sebesar 64.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan tahapan
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, dan tahap
refleksi. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam siklus I sebagai berikut:
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah menemukan
permasalahan pembelajaran. Berdasarkan permasalahan pembelajaran yang
ditemukan, dilakukan analisis masalah dan dari analisis masalah disusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta perangkat pembelajaran IPA dengan KD
7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
Skor Kriteria Hasil Belajar Pra Siklus
Jumlah siswa Persentase (%)
75 Tidak Tuntas 21 57%
≥ 75 Tuntas 16 43%
Jumlah 37 100%
skor maksimum 80
skor minimum 45
skor rata-rata 64
41
mempengaruhinya dengan indikator : menjelaskan evaporasi, menjelaskan
prespitasi, menjelaskan kondensasi dan menjelaskan hubungan evaporasi
presipitasi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus I disiapkan
untuk dua kali pertemuan. Selain membuat RPP guru juga menyiapkan media
gambar dan power point dan alat dan bahan dalam pembuatan siklus air.
Perangkat Pembelajaran Siklus I yang disajikan pada lampiran RPP dan
Perangkat Pembelajaran Siklus I, disajikan pada lampiran RPP dan Perangkat
Pembelajaran Siklus I, membuat penghargaan untuk siswa pada lampiran RPP,
membuat perangkat penilaian yang berupa kisi-kisi penilaian siklus I, membuat
instrumen berupa butir soal siklus I disajikan pada lampiran RPP dan Perangkat
Pembelajaran Siklus I, serta membuat rubrik pengamatan sebagai alat ukur untuk
mengetahui hasil belajar siswa siklus I, membuat lembar observasi aktivitas
tindakan pendekatan PBL dengan model pembelajaran ENE untuk guru kelas 5
siklus I, membuat lembar observasi aktivitas tindakan model pembelajaran PBL
untuk siswa kelas 5 siklus I yang disajikan pada lampiran. Buku sumber yang
mendukung dari buku paket Buku Sekolah Elektronik,IPA Salingtemas 5,
Karangan Choiril Azmiyawati, Penerbit Pusat Pembukuan Departemen
Pendidikan Nasional Tahun 2008. Diakhir pembelajaran siklus I akan
dilaksanakan evaluasi dengan menggunakan tes objektif berbentuk pilihan ganda.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Dalam siklus I dibuat 2 pertemuan, implementasi pembelajaran dalam
pertemuan pertama mata pelajaran IPA dilaksanakan pada hari selasa 25 juli 2017
selama 2 x 35 menit dengan materi Siklus air dan dampak kegiatan manusia yang
mempengaruhi daur air dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga langkah pembelajaran, yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Pada kegiatan awal, siswa mengucapkan salam kepada guru dan guru
menjawab salam dari siswa kemudian guru mengajak siswa untuk memulai
pembelajaran dengan berdoa. Guru mepersiapkan alat percobaan yang akan
digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya guru kemudian
42
melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan: "anak-anak proses
perubahan uap air menjadi awan sering juga disebut "?.
Pada kegiatan inti, pembelajarannya dilakukan sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran melalui pendekatan PBL dan model pembelajaran ENE
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan evaporasi, presipitasi dan kondensasi yang dikatakan oleh
siswa. Guru menjelaskan tentang Evaporasi adalah proses penguapan air yang ada
di permukaan bumi karena adanya energi panas dari matahari. Air dalam bentuk
cair dari beragam sumber air (seperti laut, danau, sungai, tanah, dan lain
sebagainya) berubah menjadi uap air dan naik ke atas lapisan atmosfer. Semakin
besar energi panas matahari yang sampai ke permukaan bumi, maka laju
eveporasi juga akan semakin besar, Kondensasi adalah ketika air menguap
menjadi uap air, ia akan naik ke lapisan atas atmosfer. Di ketinggian tertentu, uap
air berubah menjadi partikel es yang berukuran sangat kecil karena karena
pengaruh suhu udara yang rendah. Proses ini disebut kondensasi. Partikel-partikel
es tadi akan saling mendekati satu sama lain, bersatu kemudian membentuk awan
dan kabut di langit. Presipitasi atau pengendapan adalah Awan (uap air yang
terkondensasi) kemudian turun ke permukaan bumi sebagai hujan karena
pengaruh angin panas atau perubahan suhu. Jika suhu sangat rendah (di bawah 0
derajat), tetesan air jatuh sebagai salju atau hujan es. Melalui salah satu proses
dalam daur air ini, air kemudian masuk kembali ke lapisan litosfer.
Kemudian guru membimbing siswa dalam membuat kelompok secara
heterogen, guru membagikan lembar tugas dan alat media yaitu gelas bening,
karet gelang, plastik bening, air panas dan es batu untuk mengetahui proses atau
tahapan evaporasi, presipitasi dan kondensasi. Guru memberi petunjuk dan
memberi kesempatan kepada para siswa untuk memperhatikan dan menganalisa
cara penggunaan alat yang akan digunakan tentang evaporasi, presipitasi dan
kondensasi yang dipersiapkan oleh guru, tampak beberapa siswa nampak asik
mengobrol dengan teman sebangkunya, guru kemudian diam sambil menatap
semua siswa dan menunggu sampai siswa tenang kemudian guru menasehati
43
siswa supaya mendengarkan dan menghargai siapapun yang sedang berbicara
setelah itu siswa terlihat mengikuti yang guru katakan.
Pada saat siswa sudah tenang, guru kemudian melanjutkan membantu siswa
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan tentang
(evaporasi, presipitasi dan kondensasi), dan membantu mereka untuk berbagi
tugas dengan temannya. Guru Membimbing siswa dalam membacakan lembar
kerja/ hasil diskusi tentang (evaporasi, presipitasi dan kondensasi) didepan kelas.
guru meminta siswa tersebut untuk mendeskripsikan praktikum yang telah
dilaksanakan, siswa tersebut bisa mendeskripsikan praktikum yang telah
dilakukan, hanya saja siswa tersebut tidak serius melainkan tertawa. Guru
memberikan penegasan pada semua siswa agar tenang ketika guru menyampaikan
materi dan harus bersikap serius dan menghargai satu sama lain ketika belajar.
Setelah membuat laporan siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dan
kelompok lain menanggapi dan memberi pendapat kepada kelompok yang
presentasi dan selanjutnya siswa telah mempresentasikan hasil kerja kelompok
guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu membuat
siklus air/hujan buatan.
Pada kegiatan penutup guru membimbing siswa untuk merefleksikan atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses praktikum yang telah mereka
lakukan namun yang terlihat hanya beberpa siswa yang berani menyampaikan
refleksi sedangkan siswa yang lain tidak menyampaikan Selanjutnya guru menilai
hasil kerja kelompok, kemudian guru bertanya jawab tentang materi yang baru
saja diajarkan. Kemudian siswa membuat kesimpulan tentang materi yang baru
saja diajarkan, kemudian guru menutup dan mengakhiri pembelajaran dan
menyampaikan pembelajaaran berikutnya yaitu dampak kegiatan manusia yang
mempengaruhi daur air. Saat pembelajaran siklus I pertemuan 1 berlangsung,
dilakukan pengamatan oleh 1 observer. Observer mengamati proses pembelajaran
dari awal sampai akhir pembelajaran, dengan cara mengisi lembar observasi yang
telah disediakan. Lembar observasi meliputi indikator-indikator untuk mengamati
aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan kegiatan siswa dalam
44
mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi
kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan pembelajaran siklus I, pada pertemuan ke 2 dilaksanakan pada
hari senin 31 juli 2017, dengan materi kegiatan manusia yang mempengaruhi daur
air. selama 2 x 35 menit.
Pada kegiatan awal, Guru mengajak siswa memulai pembelajaran dengan
berdoa, kemudian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya guru
mempersiapkan alat peraga yang berupa media gambar tentang kegiatan manusia
yang mempengaruhi daur air, siswa mempersiapkan diri untuk memulai
pembelajaran yang akan berlangsung, kemudian Guru menunjukan contoh
gambar tentang kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air. Guru melakukan
melakukan apersepsi “ mengapa air sangat berperan dalam kehidupan manusia”?.
Pada kegiatan inti guru membantu siswa untuk mendefenisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar daur air dapat terganggu dengan adanya kegiatan
manusia. Kegiatan manusia yang dapat menyebabkan terganggunya daur air
adalah penebangan pohon di hutan secara belebihan yang mengakibatkan hutan
menjadi gundul.. Kelangsungan daur air terkait dengan iklim. Cahaya matahari,
udara, arah angin, dan kelembapan udara, berpengaruh pada kelangsungan daur
air kemudian guru memberikan petunjuk dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memperhatikan dan menganalisa contoh gambar tentang kegiatan
manusia yang mempengaruhi daur air, kemudian guru memberikan contoh
gambar kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air yaitu penebangan hutan
secara berlebihan yang menyebabkan hutan menjadi gundul jika hutan terus
menerus akan mengakibatkan banjir dan longsor karena penebangan hutan secara
berlebihan. Kemudian siswa mengumpukan informasi tentang kegiatan manusia
yang mempengaruhi daur air, guru membagi kelompok masing-masing terdiri dari
5-6 siswa kemudian guru mengawasi siswa mengerjakan tugas kelompok yang
telah disiapkan pada lembar kerja kelompok yaitu menyebutkan kegiatan manusia
dan dampak dari kegiatan manusia kemudian siswa mempresentasikan hasil kerja
kelompok dan kelompok yang lain memberi tanggapan atau pertanyaan kepada
kelompok yang presentasi didepan kelas. Selanjutnya guru memberikan
45
penjelasan tentang hasil kerja kelompok yang telah dilakukan tentang kegiatan
manusia dan dampak kegiatan manusia yang mempengaruhinya.
Pada Pada kegiatan penutup pembelajaran, Guru membantu siswa
melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses yang mereka lakukan.
semua siswa sudah berani dan mau merefleksikan pelaksanaan pembelajaran,
namun ada sebagian siswa yang belum menyampaikan refleksi kemudian guru
memberikan evaluasi siklus I kepada siswa, siswa kemudian mengerjakan soal
dengan tenang tetap diawasi oleh guru. Pada saat siswa selesai mengerjakan
evaluasi, guru menutup dan mengakhiri pembelajaran.
Saat pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, dilakukan
pengamatan oleh 1 observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal
sampai akhir pembelajaran, dengan cara mengisi lembar observasi yang telah
disediakan. Lembar observasi meliputi indikator-indikator untuk mengamati
aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan kegiatan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi
kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.
3. Refleksi Siklus I
Tahapan selanjutnya setelah kegiatan pelaksanaan dan observasi pembelajaran
siklus 1 adalah refleksi. Tahapan ini dilakukan dengan menganalisis skor hasil
belajar kognitif IPA siswa siklus I yang disajikan pada tabel 4.2 dan hasil
observasi dari lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang disajikan.
Skor tes diperoleh dari kegiatan evaluasi akhir pembelajaran pada pertemuan 2
siklus I. Persentase hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan siswa kelas 5 siklus
1, dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :
46
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif IPA Berdasarkan
Ketuntasan Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga Semester II Tahun
Pelajaran 2016/2017 Siklus I
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 4.2, maka distribusi frekuensi hasil belajar kognitif IPA
berdasarkan ketuntasan siswa dapat disajikan dalam diagram lingkaran melalui
gambar 4.1 berikut ini :
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif IPA
Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga Semester
II Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I
Gambar 4.1 di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif IPA
berdasarkan ketuntasan siswa kelas 5, pada siklus I mencapai 68% (25 siswa dari
37 siswa) tuntas dalam belajar IPA dan 32% ( 12 siswa dari 37 siswa) tidak tuntas
dalam belajar IPA dengan KKM yang ditentukan adalah ≥ 75.
Pendekatan PBL dengan model pembelajaran ENE dalam penerapannya di
kelas sudah terlihat adanya peningkatan hasil kognitif yang signifikan disetiap
pertemuan yang dilakukan guru, lembar observasi aktivitas tindakan pendekatan
PBL dengan model ENE untuk guru kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga Siklus
I dan peningkatan aktivitas siswa yang disajikan pada lampiran, hasil belajar IPA
68%
32%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Skor Kriteria Hasil Belajar Siklus I
Jumlah siswa Persentase (%)
75 Tidak Tuntas 12 32%
≥ 75 Tuntas 25 68%
Jumlah 37 100%
skor maksimum 85
skor minimum 50
skor rata-rata 73
47
siswa kelas 5 dengan menggunakan pendekatan PBL dengan model ENE dalam
siklus I ini belum seluruhnya mencapai KKM yang ditargetkan ≥75, atau dengan
kata lain hanya 25 siswa yang tuntas (68% dari jumlah siswa keseluruhan). Oleh
karena itu, perlu dilakukan perbaikan pembelajaran IPA di siklus II melalui
pendekatan PBL dengan model ENE dengan persiapan yang lebih baik. Hasil
belajar siswa yang belum sepenuhnya mencapai KKM, yang menjadi refleksi
dalam siklus I juga mengenai siswa yang selalu bicara saat guru menyampaikan
materi. Adapun siswa yang selalu menggangu temannya, ketika ditempatkan
dalam sebuah kelompok heterogen, siswa yang bersangkutan tidak di senangi
teman kelompoknya, karena dianggap mengganggu.
Berdasarkan kedua masalah tersebut, maka perlu dilakukan pendekatan
kepada siswa untuk mengetahui yang dibutuhkan siswa tersebut dalam belajar, hal
ini akan diupayakan dengan mengacak anggota kelompok pada setiap
pertemuannya, agar semua siswa berbaur dengan siswa lain dan adapun siswa
yang suka ribut, akan diacak dan dipastikan untuk tidak berada di dalam
kelompok yang sama. Siswa yang selalu menggangu temannya, akan diawasi oleh
guru lebih dekat saat bekerja kelompok agar tidak mengganggu temannya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dalam siklus I, dapat
dikatakan bahwa pembelajaran belum berhasil sepenuhnya, masih ada kekurangan
yang harus diperbaiki seperti aktivitas guru dan siswa yang belum seluruhnya
dilaksanakan. Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah
diberikan tindakan pada siklus I, diketahui bahwa ketuntasan belajar ini belum
memberikan hasil yang diharapkan yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas
belajar atau tuntas KKM yang ditetapkan sekolah = 75. Dengan kata lain, dengan
hasil ini diperlukan lagi tindakan yang harus dilaksanakan pada siklus II.
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2
Pelaksanaan siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan tahapan
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, dan tahap
refleksi. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam siklus I sebagai berikut:
48
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari tindakan
siklus I. Perbaikan didasarkan pada hasil refleksi dan analisis hasil belajar
Kognitif IPA siswa pada siklus I. Tujuan diadakannya perbaikan pada siklus II ini
adalah untuk menyempurnakan pembelajaran pada siklus I agar tercapai hasil
belajar secara optimal dan memenuhi KKM yang telah ditentukan. Berdasarkan
kekurangan yang terdapat pada siklus I, maka disusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) beserta perangkat pembelajaran IPA siklus II yang disajikan
dengan KD 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang dan yang terjadi di
Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dalam siklus II disiapkan untuk dua kali pertemuan.
Selain membuat RPP, juga menyiapkan media pembelajaran seperti video
penanggulangan banjir dan media gambar sebagai contoh dampak akibat banjir.
Membuat instrumen berupa butir soal siklus II disajikan pada lampiran RPP
dan Perangkat Pembelajaran siklus II, serta membuat rubrik lembar pengamatan
sebagai alat ukur untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa siklus II, membuat
lembar observasi pendekatan PBL dengan model pembelajaran ENE untuk guru
kelas 5 siklus II, membuat lembar observasi aktivitas tindakan pendekatan PBL
dengan ENE untuk siswa kelas 5 siklus II. Buku Sekolah Elektronik,IPA
Salingtemas 5,Karangan Choiril Azmiyawati, Penerbit Pusat Pembukuan
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008. Diakhir pembelajaran siklus II
pertemuan 2 akan dilaksanakan evaluasi dengan menggunakan tes objektif
berbentuk pilihan ganda yang disajikan pada lampiran RPP dan Perangkat
Pembelajaran siklus II.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Dalam siklus II dibuat 2 pertemuan, implementasi pembelajaran dalam
pertemuan pertama mata pelajaran IPA dilaksanakan pada hari 3 Agustus 2017
selama 2 x 35 menit dengan KD 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi
di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan, yang telah di
rancang dan di susun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kegiatan
49
pembelajaran terdiri dari tiga langkah pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan akhir.
Pada kegiatan awal, siswa mengucapkan salam kepada guru dan guru
menjawab salam dari siswa, guru menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran
yaitu dengan meminta siswa untuk duduk tenang, kemudian siswa mengikuti.
Selanjutnya, guru mempersiapkan gambar yang berkaitan dengan materi yaitu
bencana alam banjir dan tanah longsor. Guru kemudian menulis dipapan tulis
topik yang akan dipelajari yaitu bencana alam banjir dan tanah longsor dengan
penyampaian materi. Guru kemudian melakukan apersepsi dengan memberikan
pertanyaan kepada siswa; Pernahkah kamu melihat banjir? Apa penyebabnya?
Guru memberi penguatan akan jawaban siswa dengan mengungkapkan kembali
apa yang sudah dikatakan oleh siswa.
Pada kegiatan inti, pembelajarannya dilakukan sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran melalui pendekatan PBL dengan model pembelajaran ENE
yang telah dirancang. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan
menunjukkan gambar bencana banjir guru meminta siswa memperhatikan agar
terlihat dengan jelas, guru membantu siswa mendefenisikan tugas belajar yang
berhubungan dengan banjir dan tanah longsor. Guru dan siswa bersama
mendiskusikan masalah yang terjadi dalam gambar yang telah diperlihatkan
sebelumnya. Suasana kelas menjadi ramai, karena siswa terlalu ingin menjawab
setiap pertanyaan dari guru. Guru membimbing siswa membentuk 6 kelompok
secara heterogen sesuai yang telah ditentukan oleh guru. Pada saat pembentukan
kelompok, siswa langsung bergabung bersama kelompok di meja yang ditentukan
guru. Guru kemudian memberikan masalah bencana alam banjir dan tanah longsor
untuk setiap kelompok, kelompok untuk berdiskusi untuk memecahkan masalah
bencana alam banjir dan tanah longsor yang diberikan guru, guru kemudian
berkeliling dan mengawasi setiap kelompok untuk membimbing ketika diskusi
kelompok. Pada saat tugas selesai dikerjakan oleh kelompok, siswa diminta
mengumpulkan lembar kerja kepada guru dan kemudian guru membimbing siswa
untuk mengumpulkam informasi tentang masalah yaitu bencana banjir dan tanah
longsor. Selanjutnya siswa mencatat hasil dan dicatat pada lembar kerja kelompok
50
untuk mempresentasikan hasil diskusi yang dibantu oleh guru dalam
merencanakan laporan tentang bencana alam banjir dan tanah longsor dan siswa
berbagi tugas dengan teman kelompoknya, setelah selesai membuat laporan kerja
kelompok siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok siswa yaitu cara
mengatasi banjir dan tanah longsor serta penyebab terjadinya banjir, kelompok
lain menanggapi atau memberi pendapat kepada kelompok yang sedang presentasi
didepan kelas. Mulai dari tanggapan atau pendapat kelompok lain guru mulai
menjelaskan materi tentang cara mengatasi banjir dan tanah longsor. Banjir
merupakan luapan air yang melebihi batas. Bencana banjir diawali dengan curah
hujan yang sangat tinggi. Curah hujan dikatakan tinggi jika hujan turun secara
terus-menerus dan besarnya lebih dari 50 mm per hari. Air hujan dapat
mengakibatkan banjir jika tidak mendapat cukup tempat untuk mengalir.
Seringkali sungai tidak mampu menampung air hujan sehingga air meluap
menjadi banjir. selain curah hujan tinggi juga membiarkan lahan
kosong,penebangan hutan secara terus menerus. Cara mengatasi banjir adalah
melakukan tidak membuang sampah di sungai dan melakukan reboisasi.
Sedangkan tanah longsor disebabkan oleh erosi tanah misalnya derasnya aliran
sungai yang yang menyerang kaki-kaki lereng sehingga bertambah curam,
penyebab lain juga tanah tidak padat yang berpotensi tanah longsor karena curah
hujan terlalu tinggi. Cara mencegah tanah longsor antara lain tidak membuat
sawah dilereng, tidak menebang hutan dilereng, tidak membuat bangunan
ditebing.
Pada kegiatan penutup guru membantu siswa merefleksikan kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan. Tetapi ada beberapa siswa yang diam dan
malu menyampaikan pendapatnya..
Saat pembelajaran siklus II pertemuan 1 berlangsung, dilakukan
pengamatan oleh 1 observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal
sampai akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah
disediakan. Lembar observasi meliputi indikator-indikator untuk mengamati
aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dan kegiatan siswa dalam
51
mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi dapat diketahui apa yang menjadi
kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan pembelajaran siklus II, pada pertemuan ke 2 dilaksanakan
pada hari Selasa, 9 Agustus 2017 dengan materi dampak peristiwa alam (gunung
meletus,longsor,angin puting beliung, dsb) selama 2 x 35 menit. Kegiatan
pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan memberikan apersepsi melalui
tanya jawab mengulang materi pada pertemuan pertama yaitu tentang penyebab
banjir dan tanah longsor, siswa terlihat berani menyampaikan pendapat mengenai
materi yang sudah dipelajari di pertemuan sebelumnya.
Pada kegiatan awal, siswa mengucapkan salam kepada guru dan guru
menjawab salam dari siswa, guru menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran
yaitu dengan meminta siswa untuk duduk tenang, kemudian siswa mengikuti.
Guru mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen siswa dan semua siswa hadir
saat itu. Selanjutnya, guru mempesiapkan video tsunami. Guru kemudian
melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan: pernahkan kalian melihat
video tsunami di aceh? siapa yang yang tahu tahun berapa bencana tsunami itu?
Siswa menjawab: ya, pernah. Guru kemudian memberi penguatan terhadap
jawaban siswa, dan menyampaikan kembali jawaban yang telah disampaikan oleh
siswa.
Pada kegiatan inti, pembelajarannya dilakukan sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran melalui pendekatan PBL dengan model pembelajaran ENE
yang telah dirancang. Kegiatan yang pertama yaitu guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari yaitu tentang dampak peristiwa alam di Indonesia. Guru
menulis pokok materi di papan tulis dan mengenalkan kepada siswa tentang
gambar dampak bencana alam yang terjadi di Indonesia dan dilanjutkan dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran, siswa menyimak tujuan pembelajaran dan
tugas pembelajaran yang disampaikan dengan duduk tenang, kemudian guru
menampilkan video tsunami di Aceh . Siswa sangat antusias dan memperhatikan
video tersebut, ada siswa yang mengatakan bahwa video ditampilkan lagi, tetapi
karena mengingat waktu yang tidak cukup, maka guru tidak menampilkan
kembali. Setelah selesai gambar ditampilkan, guru melakukan tanya jawab dengan
52
siswa mengenai video yang sudah ditampilkan seperti: apa yang terjadi dalam
video tadi? Siswa sangat antusias dan aktif menjawab setiap pertanyaan dari guru.
Guru membimbing siswa membentuk 5 kelompok secara acak.
Pada saat pembentukan kelompok, siswa tertib dan bergabung dengan
anggota kelompoknya. Siswa sudah menerima teman-teman kelompoknya tanpa
protes. Guru kemudian memberikan masalah tentang dampak peristiwa alam yang
terjadi di Indonesia, kemudian berdiskusi untuk memecahkan masalah dampak
banjir, dampak gunung meletus, dampak angin puting beliung, dampak gempa
bumi dan dampak banjir, semua siswa terlihat sudah mengalami perkembangan
dan dapat mengajukan pendapat dalam kelompok, guru tetap harus membimbing
setiap kelompok, karena saat guru meninggalkan kelompok, akan ada siswa yang
mengobrol dengan temannya. Guru memberi batas waktu untuk kelompok
menyelesaikan tugas kelompok selama 25 menit. Guru mengingatkan waktu yang
tersisa, sehingga siswa bekerja dengan cepat dan tidak banyak mengobrol dengan
teman saat harus diskusi kelompok. Siswa selalu meminta penambahan waktu,
tetapi guru tetap konsisten dengan waktu yang diberikan. Pada saat tugas selesai
dikerjakan oleh kelompok, siswa diminta mengumpulkan lembar kerja kepada
guru dan kemudian guru membimbing siswa untuk membuat laporan untuk
mempresentasikan didepan kelas. Saat kelompok di depan sedang
mempresentasikan kelompok lain memberikan tanggapan tentang masalah yang
mereka bahas. Selanjutnya guru mulai menjelaskan materi berdasarkan tujuan
pembelajaran yang akan di capai yaitu dampak bencana alam dampak negatif
yang dapat ditimbulkan bencana alam dapat berupa jatuhnya korban jiwa,
rusaknya rumah dan berbagai fasilitas umum, rusaknya lahan pertanian, kematian
hewan ternak, dan lain sebagainya. Indonesia termasuk wilayah yang rawan
bencana alam. Gejala atau peristiwa alam yang sering terjadi di antara lain gunung
meletus, banjir, gempa bumi, badai atau angin topan, tsunami, kekeringan dan
tanah longsor. Dampak banjir yang ditimbulkan adalah kerusakan bangunan
termasuk jembatan, selokan bawah tanah,dan jalan raya, berkurangnya penyedian
air bersih sumber air bersih terkontaminasii oleh banjir, munculnya wabah
penyakit kulit, hasil pertanian dan persediaan makanan berkurang, kelangkaan
53
hasil pertanian disebabkan disebabkan oleh kegagalan panen.dan sebagainya.
Pada saat selesai guru menjelaskan materi siswa mengumpulkan laporan yang
telah dipresentasikan untuk diberi nilai oleh guru, siswa dibimbing untuk
merefleksikan pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan, semua siswa
sudah berani dan mau merefleksikan pelaksanaan pembelajaran bahkan suasana
kelas lebih interaktif. Diakhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi siklus II
kepada siswa, siswa kemudian mengerjakan soal dengan tenang tetap diawasi oleh
guru.
Saat pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung dilakukan pengamatan
oleh 1 observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir
pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
Lembar observasi meliputi indikator-indikator untuk mengamati aktivitas guru
dalam pengelolaan pembelajaran, dan kegiatan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan
dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.
3. Refleksi Siklus II
Tahapan selanjutnya setelah kegiatan pelaksanaan dan observasi pembelajaran
siklus 1 adalah refleksi. Tahapan ini dilakukan dengan menganalisis skor hasil
belajar kognitif IPA siswa dan hasil observasi dari lembar observasi guru yang
disajikan melalui Pendekatan PBL dengan model pembelajaran ENE dan lembar
observasi siswa. Skor tes diperoleh dari kegiatan evaluasi akhir pembelajaran pada
pertemuan 2 siklus II yang mengukur kegiatan menjelaskan penyebab dan dampak
peristiwa alam bagi kehidupan dan lingkungan (bencana alam di Indonesia)
Penilaian unjuk kerja dilakukan melalui pendekatan PBL dengan model
pembelajaran ENE, meliputi: menerima jenis permasalahan dampak peristiwa
alam yang terjadi di indonesia meliputi diskusi pemecahan masalah mengenai
dampak peristiwa alam yang terjadi di Indonesia, mendefenisikan dampak
bencana alam, membuat laporan, terampil mempresentasikan, dan terampil
merefleksi. Persentase berdasarkan ketuntasan skor hasil belajar kognitif IPA
siswa kelas 5 siklus II, dapat diketahui besarnya skor hasil belajar berupa skor
54
minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut ini.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif IPA Berdasarkan
Ketuntasan Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga Semester II Tahun
Pelajaran 2016/2017 Siklus II
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.3, maka distribusi frekuensi hasil belajar kognitif IPA
berdasarkan ketuntasan siswa dapat disajikan dalam diagram lingkaran melalui
gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar Kognitif IPA
Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga Semester
II Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus II
Mendasarkan gambar 4.2 di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar
kognitif IPA siswa yang sudah mencapai KKM ≥ 75 pada siklus II berjumlah 35
siswa atau 95% dari keseluruhan jumlah siswa dikelas 5. Namun, masih ada 2
siswa yang memperoleh skor dibawah KKM atau dengan kata lain 5% dari jumlah
keseluruhan siswa kelas 5 belum mencapai KKM. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilaksanakan dalam siklus II, dapat dikatakan bahwa aktivitas pembelajaran
guru dan siswa sudah dilaksanakan semuanya dengan baik. Hasil belajar yang
diperoleh pada siklus II ini juga mengalami peningkatan dari siklus I.
Tuntas ; 95%
Tidak Tuntas
; 5%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Tuntas Tidak Tuntas
Skor Kriteria Hasil Belajar Siklus II
Jumlah siswa Persentase (%)
75 Tidak Tuntas 2 5 %
≥ 75 Tuntas 32 95 %
Jumlah 35 100
skor maksimum 100
skor minimum 65
skor rata-rata 79
55
Pendekatan PBL dengan model pembelajaran ENE dalam penerapannya di
kelas sudah terlihat bahwa semua skor aktivitas guru dan skor aktivitas siswa
sudah terlaksana seluruhnya dengan baik. Peningkatan juga terlihat dari aktifitas
siswa siklus II juga meningkat dari setiap pertemuan termasuk juga siswa yang
memiliki masalah dikelas seperti yang dijelaskan pada refleksi siklus I. Hasil
belajar IPA siswa kelas 5 dengan menggunakan pendekatan PBL dengan model
pembelajaran ENE dalam siklus II ini sudah mencapai KKM yang ditargetkan
≥75, walaupun belum 100% tuntas, tetapi peningkatan jumlah siswa yang tuntas
pada siklus II ini lebih besar persentasenya dibandingkan dengan jumlah siswa
tuntas pada siklus I. Adapun siswa yang tidak tuntas pada siklus II berjumlah 2
orang siswa, tetapi nilai yang dicapai oleh kedua siswa ini hampir mencapai
KKM.
Berdasarkan hasil belajar yang dicapai oleh siswa pada siklus I dan siklus
II, yang terlihat adanya peningkatan ketuntasan skor hasil belajar pada siklus I
sebesar 68% meningkat menjadi 95% untuk kategori siswa yang tuntas mencapai
KKM. Maka, dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan PBL dengan model pembelajaran ENE dapat meningkatkan hasil
belajar kognitif siswa, selain juga dapat membuat siswa lebih aktif dan guru lebih
mudah dalam penciptaan suasana belajar yang menyenangkan. Berikut disajikan
perbandingan distribusi frekuensi hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan siswa
siklus I dan siklus II melalui tabel 4.4.
Tabel 4.4 Perbandingan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif IPA
Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga Semester
II Tahun Pelajaran 2016/2017 Siklus I dan Siklus II
Sumber: Data Primer
Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
Tuntas 16 43 25 68 35 95
Belum Tuntas 21 57 12 32 2 5
Jumlah 37 100 37 100 37 100
skor maksimum 80 85 100
skor minimum 45 50 65
skor rata-rata 64 71 79
56
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, menunjukkan bahwa adanya peningkatan
hasil belajar kognitif IPA siswa dari pra siklus, siklus I ke siklus II dengan
ditunjukkan siswa yang tuntas pra siklus adalah 16 siswa (43%), pada siklus I
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa (68%), sedangkan pada siklus II
jumlah siswa tuntas sebanyak 35 (95%). Berdasarkan tabel 4.8 diatas,
menunjukkan bahwa yang tidak tuntas pra siklus sebanyak 21 siswa (57%),siklus
I sebanyak 12 siswa (32%), dan siklus II sebanyak 2 siswa (5%). Adapun
perolehan skor maksimum pada pra siklus 80, siklus I 85 dan siklus II sebesar
100. Skor minimum pada pra siklus 45, siklus 1 sebesar 50 dan pada siklus 2
sebesar 65. Sedangkan skor rata-rata pada pra siklus 64, siklus 1 sebesar 71 dan
pada siklus 2 sebesar 79. Dapat dikatakan bahwa skor minimum, skor maksimum,
dan skor rata-rata dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan. Berdasarkan
tabel 4.7 perbandingan distribusi berdasarkan ketuntasan skor hasil belajar
kognitif IPA siswa antara pra siklus, siklus I dan siklus II, terlihat adanya
peningkatan yang cukup besar dari 9 siswa tuntas meningkat menjadi 35 siswa
tuntas.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian tindakan ini adalah peningkatan hasil belajar kognitif IPA siswa
kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga melalui pendekatan PBL dengan model
pembelajaran ENE. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas
tindakan pendekatan PBL dengan model pembelajaran ENE yang dilakukan oleh
guru pada siklus I dengan lembar observasi, aktivitas tindakan yang dilakukan
oleh guru dengan menggunakan pendekatan PBL dengan model pembelajaran
ENE, menunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas tindakan yang dilakukan oleh
guru di siklus I pada pertemuan pertama guru kurang optimal membimbing siswa
dalam kelompok untuk mengumpulkan data pemecahan masalah ketika proses
pembelajaran berlangsung. Namun, pada pertemuan 2 guru sudah dapat
melaksanakan semua aktivitas berdasarkan indikator. Aktivitas tindakan
menggunakan pendekatan PBL dengan model pembelajaran ENE yang dilakukan
oleh guru kelas 5 pada siklus I, juga dilakukan oleh guru pada siklus II.
57
Berdasarkan lembar observasi aktivitas tindakan menggunakan pendekatan
PBL dengan model pembelajaran ENE yang dilakukan oleh guru kelas 5 pada
siklus II, menunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas tindakan yang dilakukan oleh
guru pada setiap pertemuan di siklus II sudah terlaksana semua sudah
dilaksanakan oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus II ini
aktivitas tindakan yang guru laksanakan sudah lebih baik dari siklus I. Aktivitas
tindakan menggunakan pendekatan PBL dengan model pembelajaran ENE yang
dilakukan oleh guru, aktivitas tindakan juga dilakukan oleh siswa kelas 5.
Berdasarkan aktivitas tindakan menggunakan pendekatan PBL dengan model
pembelajaran ENE yang dilakukan oleh siswa kelas 5 pada siklus I, menunjukkan
bahwa pelaksanaan aktivitas tindakan yang dilakukan oleh siswa sudah
dilaksanakan oleh siswa, pada saat diskusi pemecahan masalah siswa belum
melaksanakannya ketika proses pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan kedua
sudah nampak siswa melaksanakan semua aktivitas berdasarkan indikator.
Pada lembar observasi aktivitas tindakan model pembelajaran pendekatan
PBL dengan model pembelajaran ENE yang dilakukan oleh Siswa kelas 5 Siklus
II, menunjukkan bahwa pelaksanaan aktivitas tindakan yang dilakukan oleh siswa
pada setiap pertemuan di siklus II sudah terlaksana dari seluruh indikator sudah
dilaksanakan oleh siswa ketika proses pembelajaran berlangsung, pada siklus II
ini aktivitas tindakan yang siswa laksanakan sudah lebih baik dari siklus I.
Peningkatan aktivitas guru dan siswa kelas 5 dalam kegiatan pembelajaran
melalui pendekatan PBL dengan model pembelajaran ENE, juga terjadi
peningkatan hasil belajar kognitif IPA siswa kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga
semester II tahun pelajaran 2016/2017. Perbandingan ketuntasan skor hasil belajar
kognitif IPA yang dicapai berdasarkan KKM ≥75 antara siswa yang tuntas pra
siklus adalah 16 siswa (57%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I terjadi
peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 25 siswa (68%). Setelah diberikan
tindakan pada siklus II, terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 32
siswa (95%). Siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 21
siswa (43%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I, berkurang menjadi 12
siswa (32%). Setelah dilaksanakan lagi tindakan pada siklus II, menjadi 2 siswa
58
(5%) yang belum tuntas, pada pra siklus nilai maksimum 80, siklus I 85 dan siklus
II 100. Adapun nilai minimum pra siklus 45, siklus I 50 dan siklus II 65, dengan
nilai rata-rata pra siklus 64, siklus I 71 dan siklus II 79. maka telah memenuhi
syarat penelitian dengan indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 80%. Pelaksanaan
perbaikan siklus ini dapat diakhiri pada siklus 2. Setelah melakukan wawancara
dengan guru kelas dan pengamatan ketika pembelajaran maka dapat diketahui
bahwa dua siswa tersebut dalam pembelajaran sehari-hari memang memiliki
kemampuan yang rendah dalam memahami dan menguasai materi pembelajaran
dibandingkan dengan teman-temannya. Terhadap 2 siswa yang nilai ulangannya
belum mencapai kriteria ketuntasan minimal disebabkan karena anak tersebut
kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal maupun tugas yang diberikan oleh
guru rendah sekali, Siswa tersebut diminta untuk mengerjakan soal yang sama
dengan soal tes untuk dikerjakan dirumah dengan bimbingan orang tua. Nilai hasil
soal yang dikerjakan di rumah tersebut digunakan untuk memperbaiki Nilai tes
formatif setara dengan standar Nilai kriteria ketuntasan minimal. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Muhammad Nurtanto,
(2015) Implementasi Problem-Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kognitif, Psikomotor, Dan Afektif Siswa di SMK dan penelitian yang telah
dilakukan oleh Penelitian Gd. Gunantara, (2014) Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas V. menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem-
Based Learning dapat meningkatkan Kognitif, Psikomotor, Dan Afektif Siswa
Dan Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa selain itu,
penelitian tindakan yang dilakukan oleh Nurul Astuty Yensy. B,(2012) Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples Non Examples Dengan
Menggunakan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas
VIII SMP N 1 Argamakmur dan Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad
Ridwan (2012) Penerapan Model Example Non Example dalam Meningkatkan
Kemampuan Menulis Berita pada Siswa Kelas VIII Mts Ash-Shoheh Citeureup
menunjukkan bahwa model pembelajaran Examples Non Examples dapat
meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dan Kemampuan Menulis Berita. Selain
59
mendukung dua hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini juga mendukung
pernyataan teoritis menurut Sanjaya (2010:214) mengatakan bahwa pendekatan
Problem Based Learning (PBL) adalah rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah dan
Hamzah B. Uno (2012:117) mengatakan bahwa model pembelajaran examples
non examples adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh-contoh
melalui kasus atau gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar. Melalui
model pembelajaran ini siswa diharapkan dapat memilih dan menyesuaikan
contoh-contoh yang ada melalui gambar tersebut sehingga diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dengan menerapkan langkah
pendekatan PBL dengan model pembelajaran ENE dengan tepat, dan dengan
memperhatikan karakateristik siswa, kemudian dibagi dengan belajar tim yang
menerapkan unsur orientasi siswa pada masalah kemudian mengorganisasi siswa
untuk belajar selanjutnya membimbing pengalaman individual/kelompok dengan
memberikan kesempatan siswa dalam mengembangkan dan menyajikan hasil
karya selanjutnya siswa bersam dengan guru menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah. Dengan demikian pendekatan PBL dengan model
pembelajaran ENE mampu meningkatkan ketuntasan hasil belajar pada mata
pelajararn IPA, materi siklus air dan dampak peristiwa alam pada siswa kelas 5
SDN Mangunsari 03 Kota Salatiga, Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017.