bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...

23
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pelaksanaan Penelitian Secara umum, proses rancangan dan pelaksanaan dari penelitian ini dimulai sejak bulan Januari - Maret. Penelitian ini dilakukan dalam tahapan yang cukup panjang mulai dari perizinan sampai mengenalkan model yang akan diteliti kepada guru dan terakhir samapi pelaksanaan postes. Saat memohon izin dengan pihak sekolah tidak ada kendala yang terjadi. Berikut adalah jadwal kegiatan penelitian yang dilakukan di SD Negeri 01 Bonyokan : Tabel 23 Jadwal Kegiatan Penelitian di SD Negeri 01 Bonyokan No Hari, tanggal Kegiatan 1 Rabu, 7 Januari 2015 Menemui Kepala Sekolah untuk meminta izin melakukan penelitian dan observasi kondisi sekolah. 2 Selasa, 10 Februari 2015 Menemui guru untuk meminta bantuan dalam kegiatan penelitian 3 Sabtu, 28 Februari 2015 Melakukan uji soal pada 31 siswa di SDN 5 Dimoro, Grobogan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument soal tes. 4 Sabtu,7 Maret 2015 Mengenalkan model yang akan digunakan serta menjelaskan prosedur yang dilakukan dalam model yang diteliti dengan memberikan RPP yang akan digunakan untuk treatment. 5 Sabtu, 14 Maret 2015 Melakukan uji pretes di kelas eksperimen dan kelas kontrol. 6 Senin, 23 Maret 2015 Implementasi treatment pembelajaran 1 dan 2 tema 8 subtema 2 muatan IPA menggunakan model PBL di kelas eksperimen 7 Selasa, 24 Maret 2015 Implementasi treatment pembelajaran 3 dan 4 tema 8 subtema 2 muatan IPA menggunakan model PBL di kelas eksperimen 8 Rabu, 25 Maret 2015 Implementasi treatment pembelajaran 1 dan 2 tema 8 subtema 2 muatan IPA menggunakan model TPS di kelas kontrol 9 Kamis, 26 Maret 2015 Implementasi treatment pembelajaran 3 dan 4 tema 8 subtema 2 muatan IPA menggunakan model TPS di kelas kontrol 10 Sabtu, 28 Maret 2015 Melakukan postes di kelas kontrol dan eksperimen. Berpamitan dan ucapan terima kasih terhadap pihak sekolah atas dukungan terhadap kegiatan penelitian yang dilakukan.

Upload: vuongkhuong

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pelaksanaan Penelitian

Secara umum, proses rancangan dan pelaksanaan dari penelitian ini

dimulai sejak bulan Januari - Maret. Penelitian ini dilakukan dalam tahapan

yang cukup panjang mulai dari perizinan sampai mengenalkan model yang

akan diteliti kepada guru dan terakhir samapi pelaksanaan postes. Saat

memohon izin dengan pihak sekolah tidak ada kendala yang terjadi. Berikut

adalah jadwal kegiatan penelitian yang dilakukan di SD Negeri 01 Bonyokan :

Tabel 23

Jadwal Kegiatan Penelitian di SD Negeri 01 Bonyokan

No Hari, tanggal Kegiatan

1 Rabu, 7 Januari 2015 Menemui Kepala Sekolah untuk meminta izin

melakukan penelitian dan observasi kondisi sekolah.

2 Selasa, 10 Februari

2015

Menemui guru untuk meminta bantuan dalam kegiatan

penelitian

3 Sabtu, 28 Februari

2015

Melakukan uji soal pada 31 siswa di SDN 5 Dimoro,

Grobogan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas

instrument soal tes.

4 Sabtu,7 Maret 2015 Mengenalkan model yang akan digunakan serta

menjelaskan prosedur yang dilakukan dalam model

yang diteliti dengan memberikan RPP yang akan

digunakan untuk treatment.

5 Sabtu, 14 Maret 2015 Melakukan uji pretes di kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

6 Senin, 23 Maret 2015 Implementasi treatment pembelajaran 1 dan 2 tema 8

subtema 2 muatan IPA menggunakan model PBL di

kelas eksperimen

7 Selasa, 24 Maret 2015 Implementasi treatment pembelajaran 3 dan 4 tema 8

subtema 2 muatan IPA menggunakan model PBL di

kelas eksperimen

8 Rabu, 25 Maret 2015 Implementasi treatment pembelajaran 1 dan 2 tema 8

subtema 2 muatan IPA menggunakan model TPS di

kelas kontrol

9 Kamis, 26 Maret 2015 Implementasi treatment pembelajaran 3 dan 4 tema 8

subtema 2 muatan IPA menggunakan model TPS di

kelas kontrol

10 Sabtu, 28 Maret 2015 Melakukan postes di kelas kontrol dan eksperimen.

Berpamitan dan ucapan terima kasih terhadap

pihak sekolah atas dukungan terhadap kegiatan

penelitian yang dilakukan.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

60

Jadwal tersebut merupakan panduan yang digunakan dalam

pelaksanaan penelitian. Namun, jadwal tersebut sifatnya dapat menyesuaikan

dengan waktu dari pihak sekolah yang terkait. Dalam hal ini, baik kepala

sekolah maupun guru yang bersangkutan cukup kooperatif dalam membantu

mulai dari tahap awal sampai pelaksanaan kegiatan penelitian lapangan,

khususnya membantu mengkondisikan waktu dan materi.

Saat mengenalkan model yang akan digunakan dalam penelitian,

diketahui bahwa guru sudah cukup mengenal dengan baik langkah-langkah

dalam model TPS maupun PBL. Guru juga cukup kreatif dalam

mengembangkan pembelajaran dengan model dan taktik tertentu. Dengan

demikian, diharapkan guru tidak mengalami kendala dalam

mengimplementasikan pembelajaran saintifik dengan menggunakan model

PBL maupun TPS.

Pembelajaran dilaksanakan 4 kali sesuai banyaknya pembelajaran yang

bermuatan IPA dalam subtema 2 tema tempat tinggalku. Ada 12 Indikator yang

akan digunakan dalam 4 kali pembelajaran dalam tiap kelas. Guru dalam

mengajar menggunakan panduan dari RPP yang dibuat secara rinci oleh

peneliti. RPP dibuat dengan rinci agar tidak menimbulkan penafsiran makna

dari pihak guru

4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Treatment yang diberikan di kelas 4B sebagai kelas eksperimen adalah

pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui model PBL pada muatan

IPA subtema 2 tema tempat tinggalku. Treatment dilakukan pada hari Senin-

Selasa tanggal 23-24 Maret 2015. Berikut adalah uraian hasil pelaksanaan

treatment:

1) Hasil Implementasi pada Pembelajaran 1

Dilaksanakan pada hari Senin 23 Maret 2015 pukul 07.30-09.00 dengan

Indikator : 1) Mengidentifikasi contoh kegiatan pelestarian lingkungan yang

memanfaatkan teknologi. 2) Mengidentifikasi jenis-jenis sampah, 3)

menjelaskan proses pengolahan sampah melalui teknologi pengolahan sampah,

4)Menjelaskan manfaat teknologi pengolahan sampah bagi ingkungan dan

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

61

masyarakat. Jumlah siswa yang hadir ada 25. Materi ini mengharuskan anak

mampu membedakan jenis-jenis sampah, mampu menjelaskan teknik

pengolahan sampah berdasarkan jenisnya dan manfaat pengolahan sampah bagi

masyarakat dan lingkungan. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengamati

bungkus jajanan yang dibawa guru, Siswa diajak melakukan demonstrasi

sederhana meremas sampah untuk membedakan sampah yang mudah hancur

dan tidak hancur. Kemudian guru menggali pengetahuan siswa tentang

sampah-sampah di sekitarnya. Lalu ditampilkan video tentang bahaya sampah

berlebihan terhadap lingkungan. Setelah itu, guru menyampaikan permasalahan

yang harus dipecahkan siswa yaitu bagaimana mengatasi sampah yang ada di

lingkungan siswa agar tidak membahayakan lingkungan. Siswa kemudian

dibagi ke dalam kelompok dan melakukan pembelajaran mandiri tentang

teknik pengolahan sampah. Guru kemudian membagikan LKS yang isinya

meminta siswa membuat rencana pengolahan terhadap sampah yang ada di

sekitarnya. Siswa antusias dalam membuat rencana pengolahan sampah.

Setelah itu tiap kelompok melakukan presentasi dan guru menilai apakah

rencana pengolahan sampah yang dibuat tiap kelompok sudah benar/belum.

Sikap yang ditanamkan dalam pembelajaran ini adalah menghargai lingkungan

Secara umum, pembelajaran berlangsung kondusif.

2) Hasil Implementasi pada Pembelajaran 2

Pembelajaran 2 dilaksanakan pada hari yang sama pukul 09.30-11.00

dengan indikator : 1) Mengidentifikasi contoh pemanfaatan teknologi dalam

kegiatan pelestarian makhluk hidup, 2) Mendeskripsikan proses pembuatan

transplantasi terumbu karang, 3) Menemukan konsep teknologi di lingkungan sehari-

hari, 4) Mengidentifikasi jenis teknologi yang digunakan dalam pembuatan peralatan

sehari-hari. Ada dua pokok pembahasan yaitu tentang teknologi pelestarian

terumbu karang dan teknologi di kehidupan sehari-hari. Kegiatan pembelajaran

dimulai dengan pembahasan teknologi dalam pelestarian terumbu karang. Guru

menampilkan video tentang penangkapan ikan menggunakan bom. Setelah itu,

guru menggali pemahaman siswa tentang masalah yang ditimbulkan dari

penangkapan ikan dengan menggunakan bom. Pemahaman siswa diarahkan

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

62

menuju rusaknya terumbu karang akibat penangkapan ikan menggunakan bom.

Setelah itu guru menyampaikan permasalahan yang harus dipecahkan siswa

yaitu bagaimana cara mengembangbiakkan terumbu karang dengan cepat untuk

mengatasi kerusakan terumbu karang akibat bom. Siswa dalam kondisi masih

dalam kelompok kemudian mereka berdiskusi tentang cara

mengembangbiakkan terumbu karang. Sesuai dengan materi yang mereka

temukan, mereka berdiskusi tentang teknik transplantasi terumbu karang untuk

mengatasi permasalahan yang diajukan guru. Tiap kelompok membuat narasi

tentang transplantasi terumbu karang sesuai informasi yang mereka kumpulkan

dalam diskusi. Kegiatan dilanjutkan dengan pokok bahasan yang kedua yaitu

teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Pembahasan diawali dengan

mengamati kedelai dan tempe yang dibawa guru. Melalui pengamatan tempe

dan kedelai, siswa mendapatkan pemahaman bahwa teknologi berguna untuk

membantu manusia mengolah SDA menjadi benda yang berguna bagi

manusia. Kemudian guru menunjukkan kertas dan kursi kayu. Guru meminta

siswa menunjukkan perbedaan dari kedua benda tersebut untuk mendapatkan

definisi antara teknologi sederhana dan modern. Setelah itu, guru

menyampaikan permasalahan yang harus dipecahkan siswa yaitu menemukan

benda-benda di kelas yang dibuat dengan teknologi sederhana dan modern

beserta mengidentifikasi bahan dasarnya. Guru kemudian membagikan LKK

pada tiap kelompok. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk memecahkan

masalah yang diberikan guru. Kegiatan ini diikuti siswa dengan penuh antusias.

Mereka menjadi lebih tertarik dengan benda-benda di kelas. Kegiatan diskusi

berjalan dengan menyenangkan dan cukup kondusif. Media video dan benda

nyata sangat menunjang dalam proses pembelajaran.

3) Hasil Implementasi pada Pembelajaran 3

Pembelajaran 3 dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Maret 2015 pukul

07.30-09.00 dengan indikator 1) Membandingkan pemanfaatan teknologi sederhana

dan modern, 2) Menyebutkan perbedaan teknologi sederhana dan modern. Kegiatan

pembelajaran diawali dengan menyanyi lagu prau layar kemudian dilanjutkan

kegiatan membaca berantai wacana tentang pembuatan perahu tradisional dan

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

63

kapal. Setelah itu, guru menampilkan video tentang kesulitan yang dialami

anak-anak di suatu daerah yang harus berenang menyeberangi sungai untuk

pergi ke sekolah. Setelah itu, guru mengajukan permasalahan “ apa yang akan

kamu lakukan untuk membantu anak-anak itu agar tidak perlu berenang

menyeberangi sungai untuk pergi ke sekolah?” dengan permainan Jika Aku

Menjadi. Tiap kelompok diminta berperan seolah-olah mereka adalah pemilik

perusahaan yang ingin membantu anak-anak yang kesulitan tersebut. Tiap

kelompok diminta memilih untuk membantu dengan membuatkan kapal atau

perahu lalu menceritakan proses pembuatannya. Guru juga meminta tiap

kelompok menggambar rancangan perahu/kapal yang akan mereka

sumbangkan. Selanjutnya guru meminta tiap kelompok melakukan presentasi

untuk menawarkan bantuan yang akan mereka berikan. Kegiatan ini diikuti

siswa dengan antusias. Secara tidak langsung mereka mempelajari cara

pembuatan kapal dan perahu tetapi juga berlatih sikap kepedulian terhadap

orang lain. Anak juga berlatih mempertahankan pendapatnya karena guru juga

menguji alasan mereka dalam membuat sesuatu. Melalui kegiatan ini pula,

siswa dapat menunjukkan perbedaan kapal dengan perahu dari segi teknologi

pembuatannya dan kegunaannya.

4) Hasil Implementasi pada Pembelajaran 4

Pembelajaran 4 dilaksanakan pada hari yang sama pukul 09.30-11.00

dengan indikator 1) Menyebutkan jenis teknologi yang digunakan dalam pembuatan

alat permainan tradisional, 2) Menjelaskan hubungan antara teknologi, SDA dan

lingkungan. Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan menghias layang-

layang sebagai salah satu permainan tradisional. Guru juga mengajarkan sikap

yang baik dalam bermain seperti bertanggung jawab, sportif dan berani. Lalu,

guru melakukan kuis sederhana berupa lomba menyebutkan permainan

tradisional sebanyak-banyaknya. Anak menjadi tertarik dan antusias.

Selanjutnya, guru meminta beberapa siswa menceritakan pengalamannya

bermain permainan tradisional. Guru memberikan apresiasi bagi siswa yang

bercerita dengan berani. Kemudian, guru mengajak siswa mengamati layang-

layang yang sudah mereka hias dan meminta mereka menyebutkan bahan-

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

64

bahannya. Guru mengarahkan pemahaman siswa tentang penggunaan bahan

alam dalam pembuatan permainan tradisional dengan teknologi sederhana.

Guru menyampaikan permasalahan yaitu “ dapatkan anak menemukan

permainan tradisional yang menggunakan bahan dari alam dan menjelaskan

manfaatnya bagi masyarakat.” Kegiatan ini dilakukan secara individual.

Ternyata, siswa mengalami kesulitan dalam menemukan permainan tradisional

yang menggunakan bahan dari alam. Akibatnya, suasana pembelajaran menjadi

kurang kondusif.

Secara umum dari empat pembelajaran yang sudah dilakukan, guru

menguasai langkah pembelajaran yang sudah dijelaskan secara jelas dalam

RPP. Karakter siswa yang aktif menjadikan pembelajaran PBL berjalan dengan

lancar. Kegiatan tanya jawab dalam menggiring pemahaman siswa menjadikan

anak lebih memiliki keberanian dalam mengungkapkan pendapat tentang

sesuatu. Anak juga aktif bertanya untuk sesuatu yang belum dipahami.

Kegiatan diskusi dan investigasi pemecahan masalah juga berlangsung

kondusif karena kemampuan penguasaan kelas guru yang baik. Permasalahan –

permasalahan yang ada di sekitar siswa dieksplorasi dengan baik menjadi

sumber belajar bagi anak. Dalam treatment ini, guru banyak menggunakan

media video yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Materi yang

ditampilkan dalam video itu bukan semata-mata menjadi sumber pengetahuan

yang membuat siswa tahu tentang sebuah peristiwa tetapi video tersebut

kemudian dianalisis menjadi sebuah permasalahan yang harus dipecahkan

siswa dalam kegiatan diskusi kelompok. Secara umum tingkat keterlaksanaan

treatment di kelas ekperimen dapat diamati pada tabel 24 berikut

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

65

65

Tabel 24

Keterlaksanaan Sintak di Kelas Ekperimen

SD Negeri 01 Bonyokan, Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten

Kegiatan Indikator Jumlah

Item

Pembelajaran 1 Pembelajaran 2 Pembelajaran 3 Pembelajaran 4

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1. Kegiatan

Awal/

Pendahuluan

1. Menyiapkan ruang kelas,

media dan siswa

2 2 - 2 - 2 - 2 -

2. Melakukan presensi dan

apersepsi

3 2 1 3 - 2 1 3 -

2. Kegiatan Inti Tahap 1. Pemberian informasi

awal (Mengamati)

2 2 - 2 - 2 - 2 -

Tahap 2. Orentasi siswa pada

masalah (Menanya)

2 2 - 2 - 2 - 2 -

Tahap 3. Mengorganisasi siswa

untuk belajar (mengumpulkan

Informasi)

3 2 1 3 - 2 1 3 -

Tahap 4 Membimbing

penyelidikan individu dan

kelompok

2 2 - 2 - 2 - 2 -

Tahap 5.Menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan

masalah (Mengasosiasikan)

3 2 1 2 1 3 - 3 -

Tahap 6.Mengembangkan hasil

karya dan Menyajikan hasil

karya (Mengkomunikasikan)

4 4 - 3 1 3 1 4 -

3. Kegiatan

Akhir

3. Menutup pembelajaran

4

3

1

4

0

4

0

3

1

Jumlah 25 21 4 23 2 22 3 24 1

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

66

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol

Treatment yang diberikan kepada kelas kontrol berupa penerapan

pembelajaran saintifik melalui model TPS. Penerapan treatment dilakukan

dalam 4 kali pembelajaran sama halnya dengan kelas eksperimen. Treatment

dilakukan pada hari Rabu- Kamis tanggal 25-26 Maret 2015. Berikut adalah

uraian singkat hasil pelaksanaan treatment:

1) Hasil Implementasi pada Pembelajaran 1

Pembelajaran 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Maret 2015 pukul

07.30-09.00 dengan Indikator : 1) Mengidentifikasi contoh kegiatan pelestarian

lingkungan yang memanfaatkan teknologi. 2) Mengidentifikasi jenis-jenis sampah, 3)

menjelaskan proses pengolahan sampah melalui teknologi pengolahan sampah, 4)

Menjelaskan manfaat teknologi pengolahan sampah bagi ingkungan dan masyarakat.

Materi ini mengharuskan anak mampu membedakan jenis-jenis sampah,

mampu menjelaskan teknik pengolahan sampah berdasarkan jenisnya dan

manfaat pengolahan sampah bagi masyarakat dan lingkungan. Kegiatan

pembelajaran diawali dengan melihat video cara pengolahan sampah lalu siswa

dibentuk dalam kelompok berpasangan dengan media kertas warna. Lalu guru

membagikan LKS untuk dikerjakan siswa dalam kelompok berpasangan.

Setelah itu, guru memandu demonstrasi sederhana meremas sampah daun dan

plastik untuk memudahkan pemahaman siswa tentang sampah organik dan

anorganik. Lalu siswa membuat rencana pengolahan sampah yang ada di

sekitar rumahnya secara berpasangan. Selanjutnya dilakukan presentasi tiap

pasangan untuk menyampaikan hasil diskusinya. Secara umum kegiatan

diskusi berjalan kondusif tetapi dalam diskusi pasangan terkadang ada anak

yang pasif dan bergantung pada temannya. Aktivitas tanya jawab pun

dilakukan secara aktif oleh guru untuk menggali pemahaman siswa.

2) Hasil Implementasi pada Pembelajaran 2

Pembelajaran 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Maret 2015 pukul

09.30-11.00 dengan indikator : 1) Mengidentifikasi contoh pemanfaatan teknologi

dalam kegiatan pelestarian makhluk hidup, 2) Mendeskripsikan proses pembuatan

transplantasi terumbu karang, 3) Menemukan konsep teknologi di lingkungan sehari-

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

67

hari, 4) Mengidentifikasi jenis teknologi yang digunakan dalam pembuatan peralatan

sehari-hari. Ada dua pokok pembahasan yaitu tentang teknologi pelestarian

terumbu karang dan teknologi di kehidupan sehari-hari. Kegiatan pembelajaran

diawali dengan melihat video tentang perkembangbiakan terumbu karang

kemudian dilanjutkan diskusi berpasangan untuk menceritakan proses

perkembangbiakan melalui cara transplantasi dengan mengurutkan gambar

yang ada di buku siswa. Guru kemudian meminta beberapa pasangan untuk

menceritakan hasil diskusinya tentang cara perkembangbiakan terumbu karang

dengan teknik transplantasi. Kegiatan pembelajaran kemudian dilanjutkan pada

pokok bahasan selanjutnya. Guru menunjukkan dua benda yaitu buku dan

tempe. Dari kedua benda tersebut guru menggali pengetahuan siswa dengan

tanya jawab untuk menemukan perbedaannya. Selanjutnya, siswa mampu

memperoleh definisi dari teknologi sederhana dan modern. Lalu, siswa

dibentuk kelompok secara berpasangan dan diminta untuk berdiskusi

menemukan benda-benda di kelas yang dibuat dengan teknologi sederhana dan

modern. Kemudian guru meminta beberapa pasangan menyampaikan hasil

diskusinya.

3) Hasil Implementasi pada Pembelajaran 3

Pembelajaran 3 dilaksanakan pada hari Kamis 26 Maret 2015 pukul

09.00-11.30 dengan indikator 1) Membandingkan pemanfaatan teknologi sederhana

dan modern, 2) Menyebutkan perbedaan teknologi sederhana dan modern. Kegiatan

pembelajaran diawali dengan mengamati gambar kapal dan perahu lalu

dilanjutkan membaca wacana tentang pembuatan kapal tradisional dan modern.

Guru bertanya jawab dengan siswa kemudian mengajak siswa berpikir secara

individu dalam menemukan perbedaan kapal dan perahu dari gambar yang

diamati. Lalu siswa dibentuk menjadi kelompok berpasangan dengan teman

sebangku. Mereka kemudian diberi tugas untuk berdiskusi menceritakan proses

pembuatan kapal dan perahu beserta perbedaan yang mereka temukan dari

kapal dan perahu. Kemudian beberapa pasangan diminta menyampaikan hasil

diskusinya. Pada treatment ketiga ini mulai tampak anak merasa jenuh untuk

berdiskusi berpasangan meskipun kelompok pasangannya sudah diganti

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

68

dengan teman yang lain. Hal itu dapat dilihat dari antusiasme mereka dalam

mengerjakan LKK yang berkurang.

4) Hasil Implementasi pada Pembelajaran 4

Pembelajaran 4 dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Maret 2015 pukul

11.30-13.00 dengan indikator 1) Menyebutkan jenis teknologi yang digunakan

dalam pembuatan alat permainan tradisional, 2) Menjelaskan hubungan antara

teknologi, SDA dan lingkungan. Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru

meminta beberapa siswa menceritakan pengalamannya bermain permainan

tradisional serta memperagakannya di depan teman-teman. Guru memberikan

apresiasi bagi siswa yang bercerita dengan berani. Kemudian, guru mengajak

siswa mengamati layang-layang yang dibawa guru dan meminta mereka

menyebutkan bahan-bahannya. Guru mengarahkan pemahaman siswa tentang

penggunaan bahan alam dalam pembuatan permainan tradisional dengan

teknologi sederhana. Selanjutnya, guru membagi siswa ke dalam kelompok

berpasangan kemudian meminta mereka menyebutkan 5 permainan tradisional

beserta manfaatnya bagi masyarakat. Kemudian beberapa pasangan diminta

menyampaikan hasil diskusinya.

Secara umum, treatment yang dilakukan dalam pembelajaran

didominasi aktivitas diskusi berpasangan dengan media yang hampir sama

dengan kelas eksperimen yaitu berupa video pembelajaran dan benda nyata.

Dalam pembelajaran ini, peranan guru sangat penting dalam memandu

aktivitas diskusi berpasangan. Hal itu mengingat karakteristik anak dalam tiap

kelompok berbeda-beda. Kendala yang ditemukan dalam implementasi

pembelajaran saintifik dengan model TPS adalah kurangnya waktu dalam

memfasilitasi anak melakukan presentasi kelompok satu persatu. Selain itu,

dalam aktivitas diskusi ada anak yang cenderung pasif dan bergantung pada

pasangannya. Ada juga yang memilih mengerjakan sendiri tanpa menghiraukan

teman pasangannya. Untuk itu, guru harus lebih intensif dalam membimbing

diskusi kelompok. Secara umum tingkat keterlaksanaan treatment di kelas

ekperimen dapat diamati pada tabel 25 berikut

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

69

Tabel 25

Keterlaksanaan Sintak di Kelas Kontrol

SD Negeri 01 Bonyokan, Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten

Kegiatan Indikator Jumlah

Item

Pembelajaran 1 Pembelajaran 2 Pembelajaran 3 Pembelajaran 4

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1. Kegiatan

Awal/

Pendahuluan

1. Menyiapkan ruang kelas,

media dan siswa 2 2 - 2 - 2 - 2 -

2. Melakukan presensi dan

apersepsi 3 2 1 3 - 2 1 3 -

2. Kegiatan Inti Tahap 1 Menyampaikan sekilas

materi dengan media tertentu.

(Mengamati)

3 3 - 2 1 3 - 2 1

Tahap 2 Menyampaikan

pertanyaan bahan diskusi

(Menanya)

3 3 - 2 1 3 - 3 -

Tahap 3 Anak berpikir secara

individu (Mengumpulkan

Informasi)

4 3 1 4 - 4 - 3 1

Tahap 4 Berdiskusi dalam

kelompok berpasangan.

(Mengasosiasikan )

3 3 - 3 0 3 - 2 1

Tahap 5 Mengkomunikasikan

hasil diskusi

(Mengkomunikasikan)

2 1 1 2 0 2 - 2 -

3. Kegiatan

Akhir

3. Menutup pembelajaran

4

3

1

4

0

3

1

4

0

Jumlah 24 20 4 22 2 22 2 21 3

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

70

4.2 Data Hasil Penelitian

4.2.1 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data hasil belajar Kelas eksperimen dan kontrol berupa hasil belajar

kognitif yang terdiri dari hasil nilai pretes dan postes. Hasil Pretes didapatkan

sebelum treatment dilakukan dan berguna untuk mengetahui apakah kedua

kelas dalam kondisi setara atau tidak. Hasil Postes didapatkan setelah treatment

dilakukan. Hasil postes berguna untuk mengetahui apakah ada perbedaan

pengaruh treatment terhadap hasil belajar kognitif siswa di kedua kelas.

4.2.1.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data pretes yang telah diperoleh terlebih dahulu dibuat tabel distribusi

frekuensi. Untuk dapat membuat tabel distribusi frekuensi terlebih dahulu

harus ditentukan banyaknya kelas yang terdapat dalam kelompok. Dalam

menentukan banyaknya kelas dalam distribusi frekuensi, peneliti menggunakan

aturan Sturges yang menjelaskan bahwa K = 1+ 3,3 log n dimana n adalah

banyaknya siswa. Dari ketentuan tersebut dapat dihitung bahwa banyaknya

kelas :

K = 1 + 3,3 log n ( jumlah siswa kelas kontrol+ kelas eksperimen)

K = 1 + 3,3 log ( 26+25 )

K = 1 + 3,3 log 51

K = 6,634981581123 dibulatkan menjadi 7

Tabel 26

Distribusi Frekuensi Nilai Pre tes

SD Negeri 01 Bonyokan Kecamatan Jatinom Kab. Klaten

Rentang Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Nilai Jumlah Presentase Jumlah Presentase

47-53 0 0% 4 15.39%

54-59 3 12% 4 15.39%

60-66 5 20% 5 19.23%

67-73 9 36% 6 23.08%

74-79 4 16% 2 7.69%

80-86 2 8% 4 15.39%

87-92 2 8% 1 3.85%

Jumlah 25 100% 26 100%

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

71

Berdasarkan tabel tersebut dapat dianalisis bahwa di kelas eksperimen

tidak ada siswa dengan hasil nilai pretes yang berada pada rentang 47-53.

Selanjutnya untuk nilai dengan rentang 54-59 ada 3 anak atau sekitar 12% dari

jumlah keseluruhan. Kemudian untuk nilai dengan rentang 60-66 ada 5 anak

atau sekitar 20% dari jumlah keseluruhan. Lalu untuk nilai dengan rentang 67-

73 ada 9 anak atau sekitar 36% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya nilai

dengan rentang 74-79 ada 4 anak atau sekitar 16% dari jumlah keseluruhan.

Kemudian nilai dengan rentang 80-86 ada 2 anak atau sekitar 8% dari jumlah

keseluruhan. Lalu nilai dengan rentang 87-92 ada 2 anak atau sekitar 8% dari

jumlah keseluruhan. Jumlah total ada 25 anak karena ada 1 anak yang tidak

masuk karena sakit.

Sedangkan untuk kelas kontrol, untuk nilai dengan pretes yang berada

pada rentang 47-53 ada 4 anak atau sekitar 15,39%. Selanjutnya untuk nilai

dengan rentang 54-59 ada 4 anak atau sekitar 15,39% dari jumlah keseluruhan.

Kemudian untuk nilai dengan rentang 60-66 ada 5 anak atau sekitar 19,23%

dari jumlah keseluruhan. Lalu untuk nilai dengan rentang 67-73 ada 6 anak

atau sekitar 23,08% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya nilai dengan rentang

74-79 ada 2 anak atau sekitar 7,69 % dari jumlah keseluruhan. Kemudian nilai

dengan rentang 80-86 ada 4 anak atau sekitar 15,39% dari jumlah keseluruhan.

Lalu nilai dengan rentang 87-92 ada 1 anak atau sekitar 3,85% dari jumlah

keseluruhan. Jumlah total ada 26 anak. Untuk gambaran atas hasil pretes

tersebut dapat dilihat pada gambar 2 berikut :

Gambar 2. Diagram Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

0

2

4

6

8

10

47-53 54-59 60-66 67-73 74-79 80-86 87-92

Ekperimen

Kontrol

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

72

4.2.1.2 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data postes yang telah diperoleh terlebih dahulu dibuat tabel distribusi

frekuensi. Untuk dapat membuat tabel distribusi frekuensi terlebih dahulu

harus ditentukan banyaknya kelas yang terdapat dalam kelompok. Cara

menentukan jumlah kelas menggunakan aturan yang sama dengan distribusi

frekuensi nilai Pretes yaitu aturan Sturges.

Adapun tabel hasil distribusi frekuensi nilai postes dapat dilihat pada tabel

27 berikut ini:

Tabel 27

Distribusi Frekuensi Nilai Postes

SD Negeri 01 Bonyokan Kecamatan Jatinom Kab. Klaten

Rentang Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Nilai Jumlah Presentase Jumlah Presentase

51-56 0 0% 1 3.85%

57-62 0 0% 3 11.54%

63-68 5 20% 5 19.23%

69-74 1 4% 5 19.23%

75-80 12 48% 8 30.77%

81-86 1 4% 1 3.85%

87-92 6 24% 3 11.54%

Jumlah 25 100% 26 100%

Dari tabel diatas diketahui bahwa untuk nilai postes kelas eksperimen

tidak ada siswa yang mendapat nilai diantara 51-56 dan 57-62. Untuk skor 63-

68 ada 5 anak yang mendapatkan skor tersebut atau sekitar 20% dari jumlah

keseluruhan. Untuk skor 69-74 ada 1 anak yang mendapatkan skor tersebut

atau sekitar 4% dari jumlah keseluruhan. Untuk skor 75-80 ada 12 anak yang

mendapatkan skor tersebut atau sekitar 48% dari jumlah keseluruhan. Untuk

skor 81-86 ada 1 anak yang mendapatkan skor tersebut atau sekitar 4% dari

jumlah keseluruhan. Untuk tingkat tertinggi yaitu skor 87-92 ada 6 anak yang

mendapatkan skor tersebut atau sekitar 24% dari jumlah keseluruhan. Pada

kelas eksperimen, ada 1 siswa yang tidak masuk selama treatment dan postes

dikarenakan sakit.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

73

Sedangkan untuk kelas kontrol, Untuk skor 51-56 ada 1 anak yang

mendapatkan skor tersebut atau sekitar 3,85% dari jumlah keseluruhan. Untuk

skor 57-62 ada 3 anak yang mendapatkan skor tersebut atau sekitar 11,54%

dari jumlah keseluruhan. Untuk skor 63-68 ada 5 anak yang mendapatkan skor

tersebut atau sekitar 19,23 % dari jumlah keseluruhan. Untuk skor 69-74 ada 5

anak yang mendapatkan skor tersebut atau sekitar 19,23% dari jumlah

keseluruhan. Untuk skor 75-80 ada 8 anak yang mendapatkan skor tersebut

atau sekitar 30,77% dari jumlah keseluruhan. Untuk skor 81-86 ada 1 anak

yang mendapatkan skor tersebut atau sekitar 3,85% dari jumlah keseluruhan.

Untuk tingkat tertinggi yaitu skor 87-92 ada 3 anak yang mendapatkan skor

tersebut atau sekitar 11,54% dari jumlah keseluruhan. Untuk gambaran atas

hasil postes tersebut dapat dilihat pada gambar 3 berikut :

Gambar 3. Diagram Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

4.3 Analisis Data

4.3.1 Analisis Deskriptif Data

Setelah pelaksanaan treatment selesai dilakukan, kemudian dilakukan

postes baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen. Untuk mendapatkan

gambaran tentang hasil postes yang telah didapatkan maka perlu dilakukan

analisis deskriptif. Dengan melakukan analisis deskriptif, dapat diketahui nilai

rata-rata kelas, nilai tertinggi, nilai terendah, standar deviasi dll.

Untuk melakukan analisis deskriptif peneliti menggunakan bantuan SPSS

20 for window. Berikut adalah hasil analisis deskriptif nilai postes kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

0

2

4

6

8

10

12

51-56 57-62 63-68 69-74 75-80 81-86 87-92

Eksperimen

Kontrol

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

74

Tabel 28

Hasil Analisis Deskriptif Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol

SD Negeri 01 Bonyokan, Kabupaten Klaten

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kelaseksperimen 25 64 92 78.56 8.155

KelasKontrol 26 52 92 73.23 9.783

Valid N (listwise) 25

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa :

1) Pada Kelas Eksperimen terdapat nilai terendah 64 dan nilai teringgi 92

dengan rata-rata nilai adalah 78,56. Untuk standar deviasinya sebesar

8,155.

2) Pada kelas kontrol terdapat nilai terendah 52 dan nilai tertinggi 92.

Sedangkan untuk nilai rata-rata kelas kontrol adalah 73,23 dengan

standar deviasi sebesar 9,783.

4.3.2 Analisis Uji T

Analisis uji T dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan

pengaruh setelah dilakukan treatment terhadap hasil belajar siswa pada kedua

kelas. Untuk melakukan uji T, terlebih dahulu harus dilakukan uji prasyarat

yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas yang diukur menggunakan

nilai postes yang telah diperoleh.

4.3.2.1.Uji Prasyarat

A. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan suatu uji prasyarat yang diperlukan untuk

mengetahui apakah kelas dalam kondisi berdistribusi normal. uji normalitas

menggunakan patokan taraf kesalahan (α) adalah 5% atau 0,05. Untuk kelas

4A, saat pretes dilakukan kehadiran siswa mencapai 100%. Sedangkan saat 4B

ada satu siswa yang tidak hadir. Analisis normalitas menggunakan teknik

analisis dengan metode Kolmogorov-Smirnov mengingat jumlah sampel ada 51

yang artinya n >50. Analisis menggunakan SPSS 20 for windows. Adapun

hasil uji normalitas hasil postes dapat diamati pada tabel 29 berikut :

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

75

Tabel 29

Hasil Uji Normalitas Postes Kelas Kontrol dan Eksperimen

SD Negeri 01 Bonyokan, Kabupaten Klaten

Kelas Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Nilai Kelas Eksperimen .150 25 .151

Kelas Kontrol .119 26 .200*

Ho = Kelas berdistribusi Normal, Sig > α

Ha = Kelas berdistribusi tidak normal, Sig < α

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilakukan uji

Kolmogorov Smirnov terhadap hasil postes didapatkan level signifikan untuk

kelas eksperimen adalah 0,151 dan kelas kontrol 0,200. Level signifikan dari

kedua kelas menggunakan metode Kolmogorov Smirnov sudah melebihi α yang

ditentukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelas dalam kondisi

berdistribusi normal. Untuk melihat grafik normalitas hasil postes pada kela

eksperimen dapat dilihat pada gambar 4 berikut:

Gambar 4. Grafik Uji Normalitas Hasil Postes Kelas Eksperimen

Adapun untuk grafik hasil uji normalitas hasil postes kelas kontrol

dapat diamati pada gambar 5 berikut :

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

76

Gambar 5. Grafik Uji Normalitas Hasil Postes Kelas Kontrol

B. Uji Homogenitas

Setelah dilakukan dilakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji

homogenitas. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kelas memiliki

kondisi yang homogen atau tidak dilihat dari hasil postes yang diperoleh.

Patokan α yang digunakan sama dengan uji normalitas yaitu 5% atau 0,05. Uji

homogenitas hasil postes untuk kelas 4A dan 4B menggunakan uji Levene

yang hasilnya dapat diamati pada tabel 30 berikut.

Tabel 30

Hasil Uji Homogenitas Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

SD Negeri 01 Bonyokan, Kabupaten Klaten

Test of Homogeneity of Variances

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.472 1 49 .495

Ho = Kelas homogen, Sig > α

Ha = Kelas tidak homogen, Sig < α

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat pada kolom Sig menunjukkan

level signifikansi adalah 0,495. Itu berarti level signifikansi > α. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa kondisi kedua kelas baik kelas kontrol maupun kelas

eksperimen adalah homogen. Dengan begitu, kedua uji prasyarat sudah

terpenuhi.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

77

4.3.2.2 Hasil Uji T

Selanjutnya dilakukan analisis perbedaan pengaruh treatment terhadap

hasil belajar anak yang dilakukan dengan metode uji t yang jenisnya

Independent Sample T Test. Metode tersebut dipilih karena populasi yang satu

tidak dipengaruhi atau tidak berhubungan dengan populasi yang lain. Dengan

menggunakan metode ini, peneliti dapat mengetahui adanya perbedaan

pengaruh dengan membandingkan nilai rata-rata hasil tes setelah treatment

dilakukan. Untuk patokan signifikansi yang digunakan dalam uji T ini adalah

sebesar 5% atau 0,05. Jika signifikansi lebih dari 0,05 maka Ho diterima dan

Ha ditolak. Sebaliknya, jika signifikansi kurang dari 0,05 Ho ditolak dan Ha

diterima. Analisis uji t dilakukan dengan menggunakan SPSS 20 for Windows.

Berikut adalah hasil uji t yang dilakukan terhadap hasil tes kelas kontrol dan

kelas eksperimen.

Tabel 31

Hasil Uji T Nilai Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

SD Negeri 01 Bonyokan, Kabupaten Klaten

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai

Equal

variances

assumed

.472 .495 2.109 49 .040 5.329 2.527 .251 10.408

Equal

variances

not

assumed

2.116 48.050 .040 5.329 2.518 .266 10.392

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

78

Kondisi kelas diasumsikan setara sehingga hasil uji t diamati pada baris

Equal Variances Assumed. Dari baris tersebut menunjukkan bahwa

Signifikansi (2 tailed ) menunjukkan nilai sebesar 0,040 yang artinya lebih

kecil dari 0,05 (0,040 < 0,05). Nilai df menunjukkan angka 49 artinya 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =

2.009. Pada tabel diatas 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2.109. Jadi 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ( 2.109 >

2.009). Perbedaan rata-rata nilai antara kelas kontrol dan eksperimen adalah

sebesar 5,329.

4.3.3 Analisis Uji Hipotesis

Adapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Ho = 𝜇1 = 𝜇2

tidak ada perbedaan pengaruh antara penerapan pendekatan saintifik

melalui model PBL dengan model TPS terhadap hasil belajar muatan

IPA Subtema 2 tema 8 pada siswa kelas 4 SD.

b. Ha = 𝜇1 ≠ 𝜇2

ada perbedaan pengaruh antara penerapan pendekatan saintifik melalui

model PBL dengan model TPS terhadap hasil belajar muatan IPA

Subtema 2 tema 8 pada siswa kelas 4 SD.

Kriteria pengujian hipotesis didasarkan pada patokan signifikansi yang

digunakan yaitu sebesar 5% atau 0,05. Adapun acuan interpretasi uji hipotesis

adalah sebagai berikut :

Sig.(2 Tailed) > 0,05 artinya Ho diterima dan Ha ditolak

Sig.(2 Tailed) < 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima

Dari hasil uji beda melalui uji t yang dihitung dengan SPSS 20 for

windows menunjukkan bahwa nilai sig (2 tailed) adalah 0,040 yang artinya

0,040 < 0,05. Dengan demikian berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi

terdapat perbedaan pengaruh signifikan antara penerapan pendekatan saintifik

melalui model PBL dengan model TPS terhadap hasil belajar muatan IPA

Subtema 2 tema 8 pada siswa kelas 4 SDN 01 Bonyokan Klaten.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

79

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini dimulai dengan membahas hasil

keterlaksanaan treatment dalam pembelajaran. Secara umum, treatment yang

dilakukan di kelas eksperimen berupa penerapan pendekatan saintifik dengan

model PBL dan di kelas kontrol berupa penerapan pendekatan saintifik dengan

model TPS dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan RPP yang telah

dibuat. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan treatment, acuan yang

digunakan adalah lembar observasi. Dari hasil observasi tersebut, dapat

disimpulkan bahwa guru mampu melakukan pembelajaran sesuai langkah-

langkah model PBL dan TPS dengan baik. Setelah treatment selesai kemudian

dilakukan postes di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Selanjutnya pembahasan hasil analisis uji t yang dilakukan dengan

menggunakan SPSS 20 for windows. Dari hasil uji beda dengan menggunakan

uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah 0,040 yang artinya 0,040 <

0,05. Selain itu, Nilai df menunjukkan angka 49 artinya 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2.009. Pada

tabel output hasil uji t diketahui bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2.109. Jadi 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

(2.109>2.009). Dengan demikian berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi

terdapat perbedaan pengaruh signifikan antara penerapan pendekatan saintifik

melalui model pembelajaran PBL dengan model TPS terhadap hasil belajar

muatan IPA Subtema 2 tema 8 pada siswa kelas 4 SDN 01 Bonyokan Klaten.

Dengan demikian berarti hipotesis telah menjawab rumusan permasalahan

yang diajukan.

Berdasarkan hasil uji hipotesis didapatkan kesimpulan jika terdapat

perbedaan pengaruh signifikan antara penerapan pendekatan saintifik melalui

model PBL dengan model TPS terhadap hasil belajar muatan IPA Subtema 2

tema 8 pada siswa kelas 4 SDN 01 Bonyokan Klaten. Pengaruh terhadap hasil

belajar tersebut juga dapat diamati dari nilai postes yang didapatkan siswa. Jika

dilihat dari rata-rata nilai postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil postes kelas eksperimen lebih tinggi

dari pada kelas kontrol. Nilai rata-rata hasil postes kelas eksperimen adalah

sebesar 78,56 sedangkan nilai rata-rata hasil postes kelas kontrol adalah 73,23.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

80

Hal tersebut berarti penerapan pendekatan saintifik melalui model PBL dapat

memberikan pengaruh positif yang lebih baik bagi hasil belajar kognitif anak

siswa kelas 4 SD pada materi muatan IPA subtema 2 tema 8 dibandingkan

dengan penerapan pendekatan saintifik melalui model TPS .

Sesuai dengan pendapat Suyadi (2013: 142) menjelaskan bahwa

keunggulan PBL adalah dapat memberikan keleluasaan bagi peserta didik

dalam mempelajari pengetahuan baru serta membantu peserta didik dalam

mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan

nyata. Selanjutnya, Fogarty (dalam Hillman, 2003:2) menjelaskan bahwa PBL

dapat mempengaruhi siswa dalam membangkitkan minat, meningkatkan

kecerdasan inkuiri yang nyata dan sesuai serta memberikan kesempatan pada

siswa untuk belajar dari situsi dalam kehidupan mereka. Ketika dilakukan

implementasi penerapan pendekatan saintifik melalui model PBL dalam

pembelajaran IPA, anak diberikan stimulus berupa permasalahan yang harus

diselesaikan berupa masalah-masalah yang biasa muncul di kehidupan sehari-

hari. Lalu, siswa merespon dengan mencari jalan keluar sesuai pengetahuannya

sendiri secara mandiri dengan berkelompok/individual. Kemudian, kegiatan

belajar dilakukan dengan mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Dalam

presentasi ini, anak dilatih untuk mempertahankan argumennya terhadap

permasalahan. Jadi, tingkat pemahaman anak menjadi meningkat. Selain itu,

anak melakukan sendiri aktivitas belajar sesuai pemikirannya dengan

bimbingan dari guru.

Pada pembelajaran di kelas kontrol, aktivitas diskusi, berpikir dan

presentasi kelompok juga dilakukan. Kegiatan diskusi berpasangan mampu

membuat anak belajar mengungkapkan pendapatnya dalam kelompok kecil.

Anak juga dilatih menyampaikan hasil diskusinya kepada teman di kelas.

Tetapi, kegiatan diskusi berpasangan ini menjadi tidak efektif ketika ada anak

yang lebih mendominasi dan anak yang pasif. Selain itu, kesempatan untuk

melakukan presentasi tiap kelompok berpasangan pun terbatas sehingga

banyak kelompok yang tidak mendapat kesempatan presentasi.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15965/4/T1_292011035_BAB IV...HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... adalah jadwal kegiatan

81

Secara umum, hasil penelitian ini mendukung pendapat bahwa

penerapan PBL dalam pembelajaran dapat memberi pengaruh positif terhadap

hasil belajar IPA. Adanya pengaruh positif terjadi karena keterlibatan anak

dalam pembelajaran meningkat dibandingkan pembelajaran dengan model

laim. Seperti penelitian yang dilakukan Meksi Ritasty, Nur Muzidah, Prisky

Chitika, Merinda Dian P. dan Yunita Dewi yang menunjukkan bahwa model

pembelajaran PBL memberikan pengaruh terhadap hasil belajar anak .

Penelitian ini memiliki kelebihan karena dengan penerapan pendekatan

saintifik dengan model PBL menjadikan anak aktif dalam pembelajaran. Hal

itu dapat dilihat dari keaktifan anak dalam bertanya, menyelesaikan tugas,

mengumpulkan informasi, bekerja kelompok dan melakukan presentasi dengan

benar. Hal itu merupakan unsur-unsur penting yang harus ada dalam sebuah

pembelajaran agar siswa menjadi subjek belajar yang sesungguhnya.

Namun, disisi lain penelitian ini tetap memiliki beberapa keterbatasan

diantaranya yaitu sangat bergantung pada kemampuan guru, karakteristik siswa

dan jenis materi. Guru harus dapat merangsang anak untuk memiliki rasa ingin

tahu dan minat untuk menyelesaikan masalah yang diajukan. Siswa harus

memiliki karakter aktif, disiplin berani dan bertanggung jawab agar dapat

menyelesaikan permasalahan yang diajukan. Selain itu, tidak semua materi

cocok dengan pendekatan saintifik melalui model PBL. Jadi sebelum

diterapkan di dalam kelas, perlu adanya seleksi materi yang sesuai dengan

pendekatan saintifik melalui model PBL.