bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...
TRANSCRIPT
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negri 01 Trembulrejo yang beralamat di Jl.
Raya Purwodadi – Blora, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Tepatnya di desa
Trembulrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.
Jumlah murid yang ada di SD Negri 01 Trembulrejo Kec. Ngawen Kab.
Blora mulai dari kelas I sampai kelas VI sebanyak 192 siswa dengan keadaan
bakat, keterampilan, kemampuan, dan intelegensi yang berbeda – beda. Agama
yang mereka anut mayoritas adalah Islam. Diantara 192 siswa tersebur
mempunyai bakat yang berbeda dan sebagai juara perlombaan juga telah diraih.
Jumlah tenaga pendidik di SD ini ada sebanyak 16 orang.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SDN 01 Trembulrejo Kec.
Ngawen Kab. Blora. Siswa kelas IV ini umumnya berasal dari keluarga petani.
Jumlah siswa kelas IV SDN Trembulrejo keseluruhan ada 40 siswa. Untuk kelas
kelas IV A ada 18 siswa yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 10 siswa laki –
laki. Sedangkan kelas IV B ada 22 siswa yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan
12 siswa laki – laki.
Adapun alasan yang menjadikan pertimbangan penelitian memilih SDN 01
Trembulrejo adalah bahwa penelitian dengan topik pengaruh metode demonstrasi
terhadap hasil balajar dan motivasi siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV belum
pernah dilakukan di SD Negri Trembulrejo 01 Kecamatan Ngawen Kabupaten
Blora. Disini guru hanya menggunakan pembelajaran yang masih menggunakan
pembelajaran konvensional dan rata – rata hasil belajar di SDN Trembul rejo juga
masih perlu ditingkatkan.
Pekerjaan orang tua siswa mayoritas adalah petani, sebagian besar siswa
SD Negri 01 Trembulrejo tingal bersam orang tua dan juga terdapat beberapa
siswa yang tinggal bersama kakek dan nenek, karena orang tua mereka pergi
merantau keluar kota.
48
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SD Negri 01 Trembulrejo pada
semester II tahun pelajaran 2011/2012. Siswa kelas IV SD Negri 01 Trembulrejo
ada 2 kelas yaitu kelas IV A sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 18 anak
dan kelas IV B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 22 anak.
Kelompok eksperimen dan kelompok control diberikan pretest untuk menguji
kesamaan varian sehingga kedua kelompok tersebut menunjukkan keadaan kedua
kelompok yang homogen. Artinya data tersebut berdistribusi normal dan memiliki
varian yang tidak berbeda secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa sebelum
diberi perlakuan kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen mempunyai kemampuan awal yang sama. Sehingga kelompok
eksperimen dapat diberi perlakuan perlakuan yaitu dengan menggunakan motode
demonstrasi dan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran yang
konvensional. Setelah diberi perlakuan, kelas eksperimen dan kelas control
diberikan tes akhir atau posttest pada akhir pertemuan. Dalam proses
pembelajaran ini waktu yang digunakan adalah 2 kali pertemuan (4 jam
pelajaran). Dan untuk
Pada awal pelaksanaan treatment pada siswa kelas eksperimen merasa
bingung dan mereka juga merasa mendapat beban dengan adanya suatu metode
yang tidak biasa digunakan dalam proses pembelajaran yang tidak biasa mereka
dapatkan. Tapi dengan bimbingan dan penjelasan guru melalui arahan yang
dijelaskan oleh guru secara rinci, siswa mulai dapat memahami dan dapat
menyesuaikan diri dengan metode demonstrasi. Setelah mereka paham apa yang
dijelaskan oleh guru, mereka sudah tidak merasa kebingungan bagaimana
menggunakan alat peraga setelah guru memberi contoh dengan
mendemonstrasikan alat peraga. Saat pembelajaran berlangsung terkadang terjadi
kegaduhan yang menyita waktu pembelajaran, Dan ada pula siswa yang tidak
fokus saat pembelajaran berlangsung, tapi setelah diingatkan oleh teman atau
siswa yang lain siswa yang tidak fokus kembali memperhatikan dan mengikuti
proses pembelajaran dan menjadi aktif dengan kegiatan yang menyenangkan.
49
Apalagi guru memberi kesempatan siswa untuk mendemonstrasikan kembali
kegiatan yang telah di lakukan oleh guru. Akhirnya siswa menjadi aktif dan selalu
ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, dan juga siswa termotivasi
dengan adanya metode yang disajikan oleh guru. Dengan adanya kebebasan yang
lebih untuk beraktifitas, proses pembelajaran saat itu sangat terkendali karena
siswa sangat tertarik dengan penjelasan materi dengan menggunakan metode
demonstrasi. Dengan metode yang disajikan oleh guru, siswa merasa ingin
mengetahui lebih dalam dan termotivasi, yaitu dengan mencoba
mendemonstrasikan sendiri setiap kali percobaan dilakukan.
Pada kelompok kontrol, siswa diberikan pepembelajaran yang
konvensional. Karena baru pertama kalinya peneliti masuk didalam kelas dan
mengajar, semua siswa memperhatikan penjelasan guru saat kegiatan
pembelajaran berlangsung dan juga ada yang hanya diam. Setelah beberapa saat
kegiatan pembelajaran berlangsung, sebagian siswa sudah ada yang gaduh dan
ramai sendiri. Tetapi dengan teguran yang dilakukan oleh guru, keadaan kelas
akhirnya bisa terkontrol dan menjadi tenang kembali. Saat guru menjelaskan
materi, siswa terlihat bosan dan jenuh dengan pembelajaran yang disajikan dan
kurang memperhatikan dengan sungguh – sungguh. Dengan keadaan yang seperti
itu, guru menaggapi siswa dengan wajar dan menegur kembali siswa agar kembali
fokus pada pembelajaran.
Setelah semua materi yang diberikan oleh guru selama 2 kali pertemuan (4
jam pelajaran), guru memberikan posttest kepada masing – masing kelas yaitu
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Saat proses pengerjaan soal, siswa
mengarjakan dengan tenang. Setelah selesai mengarjakan soal, guru kemudian
memberikan angket motivasi kepada siswa.
Untuk penilaian terhadap penggunaan metode demonstrasi pada proses
pembelajaran, maka dilakukan penilaian yang dilakukan oleh observer. Dalam
melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran observer menilai tentang
jalannya kegiatan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan penggunaan metode
demonstrasi atau bukan pada lembar pengamatan terhadap guru.
50
4.3 Uji Hasil Validitas dan Reliabilitas
4.3.1 Uji Hasil Validitas Pretest
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Pretest
Bentuk
Instrumen
Item soal Valid Tidak valid
Soal tes
(pilihan
ganda)
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,
14,15,16,17,18,19,20,21,22,2
3,24,25,
1,3,4,5,7,8,9,11,12,
13,15,16,17,18,19,
22,23,24
2,6,10,14,20,21,25
Angket
motivasi
belajar
siswa
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,
14,15,16,17,18,19,20,21,22,
23,24,25
1,2,3,4,5,7,9,11,13,
16,17,18,,19,20,23,
24
6,8,10,12,14,15,21,
22,25
4.3.2 Hasil Uji validitas Postest
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Instrumen posttest dan Angket Motivasi Belajar Siswa
Bentuk Instrumen
Item soal Valid Tidak Valid
Soal Tes (posttest)
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,111,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,
30
1,7,8,9,10,11,12,16,17,18,19,20,21,22,24,
25,29,30
2,3,4,5,6,13,14,15,23,26,27,28
Angket Motivasi Belajar Siswa
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,2
1,22,23,24,25
1,2,3,4,5,7,9,11,13,16,17,18,19,20,23,24
6,8,10,12,14,15,21,22,25
4.3.3 Hasil Uji Reliabilitas Pretest
Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas Pretest dan Angket Motivasi Belajar siswa
Bentuk Instrumen Koefisien reliabilitas (�) Kategori Soal tes 0,819 Dapat diterima Angket Motivasi Belajar Siswa
0,835 Dapat diterima
4.3.4 Hasil Uji Reliabilitas Posttest
51
Tabel 4.4
Hasil Uji Instrumen Postest dan Angket Motivasi Belajar Siswa
Bentuk Instrumen Koefisien reliabilitas (�) Kategori Soal tes 0,813 Dapat diterima Angket Motivasi Belajar Siswa
0,835 Dapat diterima
4.4 Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang terkumpul adalah data kuantitatif yaitu data
yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring)
(Sugiyono,2010). Oleh karena itu dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu
uji normalitas, homogenitas, dan dilanjutkan dengan uji beda rata- rata hasil
belajar siswa ( tes kelompok ekontrol dan eksperimen, angket kelompok control
dan eksperimen). Berikut adalah penjelasan penghitungan secara rinci.
Uji Normalitas Data Pretest dan Postest
Untuk hasil uji normalitas data hasil tes homogenitas adalah seperti table dibawah
ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji normalitas pretest kelas kontrol
Kontrol
N Mean Asymp.Sig
18 60.72 .828
Keterangan: P > .05
Tabel 4.6
Uji normalitas pretest kelas eksperimen
Eksperimen
N Mean Asymp.Sig
22 51.45 808
Keterangan: P > .05
Dari table normalitas diatas, hasil pretest dapat disimpulkan bahwa:
1) Nilai pretest kelompok kontrol dengan teknik One Sample Kolmogorof –
Smirnov Test dari table diatas Nampak tingkat signifikasi dua sisi dengan
52
taraf kepercayaan 5% ( asymp. sig. 2 – tailed) adalah 0,828 dan p > 0,05.
Pada table diatas menunjukkan bahwa p = 0,828. Artinya berdasarkan
perhitungan peluang kesalahan 5% maka p > 0,05 atau 0,828 > 0,05. Artinya
data dari nilai pretest kelompok eksperimen adalah berdistribusi normal.
2) Nilai pretest kelompok eksperimen dengan teknik One Sample Kolmogorof –
Smornov Test dari table diatas Nampak tingkat signifikansi dua sisi dengan
taraf kepercayaan 5% (asymp.sig.2 – tailed) adalah 0,808 dan p > 0,05. Pada
table diatas menunjukkan bahwa p = 0,808. Artinya berdasarkan perhitungan
peluang kesalahan 5% maka p > 0,05 atau 0,808 > 0,05. Artinya data dari
nilai pretest kelompok eksperimen adalah berdistribusi normal.
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Data Angket Pretest Kelas Kontrol
Kontrol
N Mean Asymp.Sig
18 36.22 .439
Keterangan: P > .05
Tabel 4.8
Uji normalitas Data Angket Pretest Kelas Eksperimen
Eksperimen
N Mean Asymp.Sig
22 38.77 .732
Keterangan: P > .05
Dari table di atas dapat di juelaskan bahwa:
1) Nilai Angket pretest kelompok kontrol dengan teknik One Sample Kolmogorof
– Smornov Test dari table diatas Nampak tingkat signifikasi dua sisi dengan
taraf kepercayaan 5% ( asymp. sig. 2 – tailed) adalah 0,439 dan p > 0,05.
Pada table diatas menunjukkan bahwa p = 0,439. Artinya berdasarkan
perhitungan peluang kesalahan 5% maka p > 0,05 atau 0,439 > 0,05. Artinya
data dari nilai angket pretest kelompok kontrol adalah berdistribusi normal.
2) Nilai pretest kelompok eksperimen dengan teknik One Sample Kolmogorof –
Smornov Test dari table diatas Nampak tingkat signifikansi dua sisi dengan
53
taraf kepercayaan 5% (asymp.sig. 2 – tailed) adalah 0,732 dan p > 0,05. Pada
table diatas menunjukkan bahwa p = 0,732. Artinya berdasarkan perhitungan
peluang kesalahan 5% maka p > 0,05 atau 0,732 > 0,05. Artinya data dari
nilai angket pretest kelompok eksperimen adalah berdistribusi normal. Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Data Nilai Postest Kelas Kontrol
Kontrol
N Mean Asymp.Sig
18 61.61 .402
Keterangan: P > .05
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas Data Nilai Postest Kelas Eksperimen
Eksperimen
N Mean Asymp.Sig
22 75.09 .357
Keterangan: P > .05
Dari table diatas tentang uji normalitas data dapat disimpulkan bahwa:
1) Nilai tes kelompok eksperimen dengan teknik One Sample Kolmogorov-
Smirnov Test. Dari table diatas Nampak tingkat signifikansi dua sisi
dengan tara kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,357 dan p >
0,05. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa p = 0,357. Artinya
berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka p > 0,05 atau 0,357
> 0,05. Artinya data nilai tes kelompok eksperimen adalah berdistribusi
normal.
2) Nilai tes kelompok kontrol dengan teknik One Sample Kolmogorov-
Smirnov Test. Dari table diatas Nampak tingkat signifikansi dua sisi
dengan tara kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,402 dan p >
0,05. Pada table diatas menunjukkan bahwa p = 0,402. Artinya
berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka p > 0,05 atau 0,402
> 0,05. Artinya data nilai tes kelompok kontrol adalah berdistribusi
normal.
54
Tabel 4.11
Hasil Uji Nomalitas Data Angket Motivasi (Pretest)
Kontrol
N Mean Asymp.Sig
18 42.22 .636
Keterangan: P > .05
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas Data Angket Motivasi (posttest)
Eksperimen
N Mean Asymp.Sig
22 47.22 .734
Keterangan: P > .05
Dari table diatas tentang uji normalitas data dapat disimpulkan bahwa:
1) Nilai angket motivasi kelompok eksperimen dengan teknik One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Dari table diatas Nampak tingkat signifikansi
dua sisi dengan tara kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,734
dan p > 0,05. Pada table diatas menunjukkan bahwa s = p = 0,734. Artinya
berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka p > 0,05 atau 0,734
> 0,05. Artinya data angket kelompok eksperimen adalah berdistribusi
normal.
2) Nilai angket motivasi kelompok kontrol dengan teknik One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Dari table diatas Nampak tingkat signifikansi
dua sisi dengan tara kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,636
dan p > 0,05 . Pada table diatas menunjukkan bahwa p = 0,636. Artinya
berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka p > 0,05 atau 0,636
> 0,05. Artinya data angket kelompok kontrol adalah berdistribusi normal.
55
Uji Homogenitas Pretest dan Postest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen
Tabel 4.13
Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic Sig.
.523 .724
Dari data hasil tes homogenitas antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dapat dilakukan uji homogenitas. Setelah pengujian homogenitas,
dapat dilihat pada table Test of Homogeneity of Variances nilai probabilitas
(signifikansi) adalah 0,724 lebih besar dari 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa
kedua varian sama (varian kelompok kontrol dan kelompok eksperimen) jadi
dapat dilakukan tindakan pada kelompok eksperimen yaitu penggunaan metode
demonstrasi dalam pembelajaran.
Tabel 4.14
Hasil Uji Homogenitas Angket Pretest
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic Sig.
1.813 .198
Dari data hasil angket homogenitas antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dapat dilakukan uji homogenitas. Setelah pengujian
homogenitas, dapat dilihat pada table Test of Homogeneity of Variances nilai
probabilitas (signifikansi) adalah 0,198 lebih besar dari 0,05, jadi dapat
disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen) jadi dapat dilakukan tindakan pada kelompok eksperimen yaitu
penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran. Tabel 4.15
Hasil Uji Homogenitas Data Nilai Tes (Posttest)
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic Sig.
1.613 .240
56
Data dari hasil tes homogenitas antara kelompok control dan kelompok
eksperimen (dapat dilihat dilampiran) dapat dilakukan uji homogenitas. Setelah
pengujian homogenitas, dapat dilihat pada table Test of Homogeneity of Variance
nilai probabilitas (signifikansi) adalah 0,240 lebih besar dari 0,05, jadi dapat
disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen). Angka Levene Statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka
semakin besar homogenitasnya.
Tabel 4.16
Hasil Uji Homogenitas Angket Motivasi Belajar (Postest)
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic Sig.
.133 .966
Data dari hasil tes homogenitas antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen (dapat dilihat dilampiran) dapat dilakukan uji homogenitas. Setelah
pengujian homogenitas, dapat dilihat pada table Test of Homogeneity of Variance
nilai probabilitas (signifikansi) adalah 0,966 lebih besar dari 0,05, jadi dapat
disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen). Angka Levene Statistic menunjukkan semakin kecil nilainya maka
semakin besar homogenitasnya.
4.5 Analisis Deskriptif Setiap Variabel
4.5.1 Analisis Deskriptif Penggunaan Metode Demonstrasi Pada
Pembelajaran
Langkah pembelajaran dengan penggunaan metode demonstrasi terdiri
dari pra pembelajaran, kegiatan inti dan penutup. Penggunaan metode demonstrasi
diharapkan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran,
yaitu energi panas dan bunyi. Dan juga bermanfaat untuk siswa yaitu
mempermudah memahami konsep energy panas dan bunyi dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengamati peneliti dalam
menggunakan metode demonstrasi apakah sesuai dengan prosedur penggunaan
metode demonstrasi. Observasi dilakukan dengan indicator kinerja dalam
57
penggunaan metode demonstrasi yaitu sebesar 80%. dikatakan baik apabila
peneliti dalam menggunakan metode demonstrasi sudah melakukan minimal 80%
dengan baik (nilai 3 dan 4) dari semua prosedur penggunaan metode demonstrasi.
Hasil observasi selama 2 kali pertemuan pada kelas eksperimen tentang
langkah – langkah penggunaaan metode demonstrasidapat dilihat pada table
berikut.
Tael 4.17
Hasil Observasi Pertemuan 1
No Indikator/aspek yang diamati Skala partisipasi 4 3 2 1
I Kegiatan awal - Gemeriksa kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran - Guru melakukan apersepsi kepasa
siswa - Siswa diminta untuk mengalami
sendiri kejadian yang terkait dengan topik yang di bicarakan.
� � �
II 1.
Kegiatan inti pembelajaran Orientasi siswa pada masalah
� menyebutkan topik yang akan dipelajari dan tujuan yang akan dipelajari
� Guru mendemonstrasikan kegiatan yang berkaitan mengenai topic yang dipelajari
� Siswa mendiskusikan dan menyimpulkan kegiatan yang telah didemonstrasikan
� �
�
2. Membagi siswa kedalam kelompok dengan pertimbangan kemampuan akademis yang heterogen
� Guru membagi lembar kerja kelompok kepada siswa
�
3. Membeimbing penyelidikan individual maupun kelompok
� Guru mengontrol pelaksanaan
�
58
demonstrasi praktikum � Guru memantau kemajuan belajar
siswa selama proses pembelajaran � Guru memberi hadiah/pujian/semangat
kepada peserta didik selama proses pembelajaran
� Siswa membuat kesimpulan jawaban yang telah dilakukan selama praktikum
�
� �
4. Menyajikan hasil demonstrasi oleh siswa dalam kelompok
� Mempresentasikan hasil demonstrasi kelompok
� Mendiskusikan /memberi tanggapan hasil diskusi kelompok lain�
�
�
III Kegiatan akhir Evaluasi hasil demonstrasi
� Guru bersama siswa mengkonfirmasi dan atau memberi pengantar informasi hasil demonstrasi
� Guru bersama siswa menyimpulkan hasil demonstrasi
� Guru melakukan penilaian yaitu pada lembar kerja kelompok (lembar evaluasi)
� Pemberian hadiah pada kelompok yang menjawab benar evaluasi yang dilakukan siswa.
� � � �
Jumlah 12 5 Persentase (%) 70,6 29,4
Dari hasil observasi pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi
di kelas IV B SD Negri Trembulrejo pada pertemuan ke-1 menunjukkan bahwa
guru sudah memenuhi kriteria penggunaan metode demonstrasi dengan benar
karena terlihat pada table diatas bahwa skor 3 dan 4 sudah dilakukan 100% dari
seluruh prosedur penggunaan metode demonstrasi. Oleh karena itu pada
pertemuan ke-1, guru sudah menggunakan metode demonstrasi dengan baik dan
benar.
59
Tabel 4.18
Hasil Observasi Pertemuan 2
No Indikator/aspek yang diamati Skala partisipasi 4 3 2 1
I Kegiatan awal - Gemeriksa kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran - Guru melakukan apersepsi kepasa
siswa - Siswa diminta untuk mengalami
sendiri kejadian yang terkait dengan topik yang di bicarakan.
� � �
II 1.
Kegiatan inti pembelajaran Orientasi siswa pada masalah
� menyebutkan topik yang akan dipelajari dan tujuan yang akan dipelajari
� Guru mendemonstrasikan kegiatan yang berkaitan mengenai topic yang dipelajari
� Siswa mendiskusikan dan menyimpulkan kegiatan yang telah didemonstrasikan
� �
�
2. Membagi siswa kedalam kelompok dengan pertimbangan kemampuan akademis yang heterogen
� Guru membagi lembar kerja kelompok kepada siswa
�
3. Membeimbing penyelidikan individual maupun kelompok
� Guru mengontrol pelaksanaan demonstrasi praktikum
� Guru memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran
� Guru memberi hadiah/pujian/semangat kepada peserta didik selama proses pembelajaran
� Siswa membuat kesimpulan jawaban
� � �
�
60
yang telah dilakukan selama praktikum
4. Menyajikan hasil demonstrasi oleh siswa dalam kelompok
� Mempresentasikan hasil demonstrasi kelompok
� Mendiskusikan /memberi tanggapan hasil diskusi kelompok lain�
� �
III Kegiatan akhir Evaluasi hasil demonstrasi
� Guru bersama siswa mengkonfirmasi dan atau memberi pengantar informasi hasil demonstrasi
� Guru bersama siswa menyimpulkan hasil demonstrasi
� Guru melakukan penilaian yaitu pada lembar kerja kelompok (lembar evaluasi)
� Pemberian hadiah pada kelompok yang menjawab benar evaluasi yang dilakukan siswa.
� � � �
Jumlah 15 2 Persentase (%) 88,3 11,7
Pada pertemuan 2 yang dilakukan menunjukkan bahwa guru juga sudah
memenuhi kriteria penggunaan metode demonstrasi dengan benar karena terlihat
pada table diatas bahwa skor 3 dan 4 sudah diklakukan 100% dari seluruh
prosedur penggunaan metode demonstrasi pada energy panas dan bunyi. Oleh
karena itu, pada pertemuan 2 juga dapat dikatakan guru sudah menggunakan
metode demonstrasi dengan baik.
4.5.2 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa
Pada pengumpulan data hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol yaitu di SD Negri 01 Trembulrejo, peneliti menggunakan
teknik tes yaitu setelah dilakukan pembelajaran kepada kedua kelompok
kemudian diberikan tes. Intrumen tes, sebelumnya telah dilakukan uji coba pada
kelas uji coba yaitu di SD Negri 02 Trembulrejo yang selanjutnyaa dilakukan uji
validitas, uji reliabilitas dan uji tingkat kesukaran instrument dan eliminasi
61
terhadap beberapa soal yang tidak memenuhi asumsi validitas yaitu nilai koefisien
> 0,2. Selanjutnya diperoleh soal yang valid dan reliabel. Instrumen tes yang valid
dan reliabel tersebut diberikan pada SD Negri 01 Trembulrejo.
Setelah dilakukan pembelajaran selama 2 kali pertemuan pada kedua
kelompok yang berbeda tindakan (kelompok eksperimen menggunakan metode
demonstrasi dan kelompok kontrol menggunakan metode konvensional). Setelah
dilakukan tes maka diperoleh hasil dari tes pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 4.19
Rekap Nilai Tes Hasil Belajar
No Nilai Tes Eksperimen Kontrol
Jumlah % Jumlah % 1 �85 5 22,8 1 5,9 2 80-84 0 0 1 5,9 3 75-79 7 31,8 2 11,8 4 70-74 2 9 0 0 5 65-69 7 31,9 5 29,4 6 60-64 1 4,5 5 23,6 7 55-59 0 0 2 11,7 8 50-54 0 0 2 11,7 9 �49 0 0 0 0
10 Minimum 61 50 11 Maksimum 94 88 12 Std. Deviation 9,3753 18,5952 13 Mean 75,019 61,6 Tidak tuntas 1 4,5 9 48 Tuntas 21 95,5 9 52
Dapat dilihat pada table diatas tentang nilai tes hasil belajar kelompok
eksperimen dan kelompok control. Stelah diberikan tes pada kedua kelompok dan
didapatkan hasil rata – rata nilai pada kelas eksperimen sebesar 75,019 dan rata –
rata pada kelas control sebesar 61,6, dari hasil rata- rata tes pada kelas eksperimen
dan kelas control terlihat tesdapat perbedaan yang cukup berarti. Pada tingkat
ketuntasan terlihat bahwa dikelas eksperimen 21 siswa tuntas dan hanya 1 siswa
yang tidak tuntas dari KKM 64, sedangkan pada kelas kontrol terdapat 8 siswa
yang tidak tuntas dari 17 siswa dari nilai KKM. Untuk standar deviasi nilai tes
pada kelas eksperimen sebesar 0,93753 dan pada kelas control sebesar 1,85952.
62
Hal ini berarti menunjukkan terdapat pengaruh penggunaan metode demonstrasi
yang digunakan dalam menyampaikan materi terhadap hasil belajar siswa.
Tabel 4.20
Rekap Angket Motivasi Belajar Siswa
No Total Angket
Eksperimen Kontrol Jumlah % Jumlah %
1 �50 7 31,8 0 0 2 45-49 11 50 4 22 3 40-44 4 18,2 11 61 4 �39 0 0 3 17 5 Minimum 40 37 6 Maksimum 51 49 7 Std. Deviation 3,02273 3,00109 8 Mean 47,2273 42,2222
Tidak tuntas 4 18,2 14 78 Tuntas 18 81,8 4 22
Dapat dilihat pada table diatas tentang nilai angket motivasi belajar
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah diberikan angket pada
kedua kelompok dan didapatkan hasil rata – rata nilai pada kelas eksperimen
sebesar 47,2273 dan rata – rata pada kelas kontrol sebesar 42,2222, dari hasil rata-
rata angket pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat tesdapat perbedaan
yang cukup berarti. Pada tingkat ketuntasan terlihat bahwa kelas eksperimen
siswa tuntas semuanya dan dari KKM 45, sedangkan pada kelas kontrol terdapat 3
siswa yang tidak tuntas dari 18 siswa dari nilai KKM. Untuk standar deviasi nilai
tes pada kelas eksperimen sebesar 3,02273 dan pada kelas kontrol sebesar
3,00109. Hal ini berarti menunjukkan terdapat pengaruh penggunaan metode
demonstrasi yang digunakan dalam menyampaikan materi terhadap hasil belajar
siswa.
4.6 Analisis Hasil Penelitian
Berdasarkan kondisi semula, kondisi siswa yaitu antara kelompok control
dan kelompok eksperimen diukur menggunakan tes homogenitas menunjukkan
kedua kelompok adalah homogen, selanjutnya diberikan treatmen pada kedua
kelompok akan tetapi treatmennya berbeda. Untuk kelas IV A menggunakan
pembelajaran konvensional sedangkan untuk kelas IV B menggunakan
pembelajaran dengan metode demonstrasi. Kemudian masing – masing kelompok
63
di berikan soal tes dan angket motivasi belajar dimana instrument tes dan angket
adalah sama. Setelah dilakukan koreksi hasil belajar siswa kelompok eksperimen
menunjukkan nilai lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Sedangkan rata- rata
tes hasil belajar yang diperoleh pada kelompok eksperimen mencapai 7,5019 dan
kelompok kontrol sebesar 6,1611. Kemudian nilai rata – rata angket dari
kelompok eksperimen mencapai 47,2273 dan kelompok control sebesar 42,2222.
Setelah dilihatdari nilai rata – rata antara hasil tes dan motivasi belajar siswa,
kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok control. Oleh
karena itu disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat berpengaruh
terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran
IPA. Kemudian pada uji normalitas bahwa data yang diperoleh adalah
berdistribusi normal karena dilihat pada nilai sig dalam table menunjukkan data
tes homogenitas kelompok eksperimen 0,808 dan tes homogenitas kelompok
control 0,828, selanjutnya angket motivasi homogenitas untuk kelompok
eksperimen 0,732 dan kelompok control 0,439. Kemudian nilai test kelompok
eksperimen 0,357 dan kelompok control 0,402, selanjutnya untuk angket motivasi
belajar siswa untuk kelompok eksperimen 0,734 dan kelompok control 0,636.
Dilihat bahwa pengambilan keputusan, jika data berdistribusi normal adalah nilai
sig > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data nilai tes dan motivasi pada uji
homogenitas dan tes, antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
memiliki data yang berdistribusi normal.
Dari hasil uji normalitas dan homogenitas yang telah disimpulkan bahwa
data hasil belajar siswa dan motivasi belajar pada kelompok eksperimen dan
kelompok control berdistribusi normal dan kedua kelompok adalah homogeny,
berdasarkan asumsi tersebut maka dapat dilanjutkan dengan uji hipotesis.
4.7 Hasil Uji Hipotesis
Dari hipotesis yang sudah dirumuskan pada bab II yaitu:
Yaitu rata - rata hasil belajar kelas eksperimen dan motivasi belajar kelas
Kelas IV B eksperimen dan kelas control kelas IV A, artinya terdapat pengaruh
penggunaan metode demonstrasi terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa.
64
Maka dapat dilakukan uji hipotesis untuk menguji hipotesis. Untuk
menguji hipotesis digunakan uji beda rata – rata yaitu Independent Sample T-Test,
sedangkan untuk pengambilan keputusan apakah hipotesis diterima atau ditolak
maka menggunakan taraf signifikansi > 0,05 jadi hipotesis diterima, jika
signifikansi < 0,05 maka hipotesis ditolak.
Setelah dilakukan uji perbedaan rata – rata dengan Independent Sample
T-Test, maka diperoleh output sebagai berikut.
Tabel 4.21
Hasil Uji Hipotesis Nilai Tes
kontrol Ekperimen N Mean N Mean t tStat p 22 61,611 18 75,019 -1,686 -3,357 0,002 Note: maximum score possible = 100 p=�.05
Berdasarkan table output dari penghitungan uji beda rata – rata hasi belajar
kelompok eksperimen yaitu SD Negri 01 Trembulrejo kelas IV B yang
menggunakan metode demonstrasi dan kelompok kontrol yaitu kelas IV A dengan
pembelajaran secara konvensional maka dapat dilihat pada table group statistics
bahwa mean atau rata – rata hasil belajar, kelompok eksperimen memiliki mean
sebesar 75,019 sedangkan kelompok kontrol sebesar 61,611. Jadi rata rata
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok control. Pada kolom T-Test
For Equality Of (p) diperoleh nilai 0,002, jika pada rumusan hipotesis: p< 0,05
artinya terdapat perbedaan hasil belajar kelas kontrol dan kelass eksperimen
(terdapat pengaruh penggunaan metode demonstrasi). Maka dari hasil output
disimpulkan bahwa hipotesis diterima karena p < 0,05 yaitu 0,002 < 0,05 artinya
bahwa hasil belajar siswa kelompok eksperimen yaitu kelas IV B menggunakan
metode demonstrasi berbeda dengan kelompok kontrol yang pembelajaran secara
konvensional (biasa). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
metode demonstrasi dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada materi
energy panas dan bunyi.
65
Tabel 4.22
Hasil Uji Hipotesis Angket
Kontrol Eksperimen N Mean N Mean t tStat p 22 45.6 18 57.5 -1,686 -4,624 0.000 Note: maximum score possible = 100 p=�.05
Berdasarkan table output dari penghitungan uji beda rata – rata dari angket
motivasi belajar siswa kelompok eksperimen yaitu SD Negri 01 Trembulrejo
kelas IV B yang menggunakan metode demonstrasi dan kelompok kontrol yaitu
kelas IV A dengan pembelajaran cesara konvensional maka dapat dilihat pada
table group statistics bahwa mean atau rata – rata motivasi belajar, kelompok
eksperimen memiliki mean sebesar 47,2273 sedangkan kelompok kontrol sebesar
42,222. Jadi rata rata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok
kontrol. Pada kolom T-Test For Equality Of diperoleh nilai 0,000, jika pada
rumusan hipotesis yaitu : p < 0,05 artinya terdapat perbedaan motivasi belajar
kelas kontrol dan kelass eksperimen (terdapat pengaruh penggunaan metode
demonstrasi). Maka dari hasil output disimpulkan bahwa hipotesis diterima karena
p< 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 artinya bahwa motivasi belajar siswa kelompok
eksperimen yaitu kelas IV B menggunakan metode demonstrasi berbeda dengan
kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran secara konvensional (biasa).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi
dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar IPA pada materi energi panas dan
bunyi.
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Trembulrejo Kecamatan Ngawen
Kabupaten Blora pada kelas IV semester II tahun pelajaran 2011/2012 yang
berjumlah 40 siswa yaitu kelas IVA sebanyak 18 siswa sebagai kelas kontrol dan
kelas IV B 22 siswa sebagai kelas eksperimen.
Hasil pengamatan awal yang dilakukan di SD N 01 Trembulrejo
Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora pada kelas IV mata pelajaran IPA masih
banyak mengalami kesulitan, hal ini terlihat dari rendahnya nilai mata pelajaran
66
IPA yaitu rata rata nilai 51 yang diambil dari nilai kelas IV B sedangkan KKM
yang ditentkan guru adalah 64. Berdasarkan hasil observasi di SD N 01
Trembulrejo ditemukan bahwa pada saat proses belajar mengajar, guru lebih
banyak menggunakan metode konvensional atau biasa. Hal ini dapat
memungkinkan siswa untuk berfikir abstrak sehingga siswa kurang termotivasi
untuk belajar. Dengan keadaan yang seperti itu, siswa berbicara dengan teman
sebelah, dan informasi yang didapat sangat kurang.
Sebelum pelaksanaan penelitian kedua kelas yaitu kelas IV A sebagai
kelas kontrol dan kelas IV B sebagai kelas eksperimen terlebih dahulu diberi
pretest dan angket motivasi belajar. Setelah kedua kelas diberi pretest kemudian
dilakukan uji homogenitas dengan syarat sig > 0,05, hasil dari uji homogeniitas
menunjukkan untuk nilai hasil belajar 0,724. dan untuk hasil motivasi belajar
menunjukkan 0,198. Itu berarti kedua kelas tersebut homogen.
Untuk mengetahui nilai rata – rata siswa dengan bantuan SPSS 19,0 dapat
diketahui yaitu, rata – rata nilai pretest siswa kelas IV B sebagai kelas eksperimen
pada mata pelajaran IPA sebesar 5,1450, sedangkan nilai pretest untuk kelas IV A
sebagai kelas kontrol dengan nilai rata rata 6,0722. Nilai rata - rata posttest untuk
kelas IV B sebagai kelas eksperimen sebesar 7,5091, sedangkan nilai posttest IV
A sebagai kelas control sebesar 6,1611.
Dalam aspek motivasi siswa, dalam pengolahan data menggunakan SPSS
19,0 dapat diketahui nilai rata rata angket pretest kelas eksperimen sebesar
38,7727, sedangkan nilai angket pretest kelas kontrol sebesar 36,2222. Nilai rata –
rata angket posttest kelas eksperimen sebesar 47,2273 sedangkan nilai angket
posttest kelas kontrol sebesar 42,2222.hasil Berdasarkan indikator kinerja yang dilakukan peneliti dan diperoleh hasil
dari rekap nilai tes hasil belajar menunjukkan bahwa nilai kelas eksperimen siswa
yang tuntas sebanyak 21 yaitu 95,5 % siswa tuntas dengan penggunaan metode
demonstrasi dan yang tidak tuntas hanya 1 anak. Sedangkan untuk kelompok
kontrol siswa yang tuntas sebanyak 9 yaitu 52% dan yang tidak tuntas 9 siswa.
Kemudian untuk hasil angket motivasi belajar menunjukkan bahwa nilai kelas
eksperimen siswa tuntas sebanyak 18 yaitu 81,8% siswa tuntas dengan
penggunaan metode demonstrasi dan yang tidak tuntas hanya 4 anak. Sedangkan
67
untuk kelompok kontrol siswa yang tuntas hanya 4 siswa yaitu 22% dan yang
tidak tuntas sebanyak 14 siswa. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode demonstrasi pada kelas eksperimen sudah mencapai target
yang diinginkan yaitu lebih dari 80% siswa tuntas dalam pembelajaran.
Pada penelitian ini peneliti mengembangkan langkah – langkah metode
demonstrasi menurut Moedjiono dan Dimyati yaitu pada kegiatan pembelajran
guru pertama kali memperagakan alat untuk didemonstrasikan kemudian
memberikan penjelasan tentang prosedur pelaksanaan. Kemudian siswa mencoba
melakukan kegiatan demonstrasi. Setelah itu, siswa berdiskusi mengenai proses
atau tindakan yang telah dilakukan. Setelah itu guru bersama siswa
mengkonfirmasi jawaban yang telah disimpulkan.
Salah satu instrument dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar
observasi ini diisi oleh observer. Dari hasil observasi dapat dilihat bahwa dalam
pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
sudah termasuk dalam kategori baik. Perbedaan perlakuan yang diterapkan di kelas eksperimen dan kelas
kontrol membuat rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari
kelas kontrol. Itu dapat dilihat pada uji beda rata- rata nilai tes kelompok
eksperimen yaitu dengan rata- rata 75,019 dan kelompok kontrol rata – rata
nilainya 61,611 kemudian hasil uji beda rata - rata angket motivasi kelompok
eksperimen yaitu 47,2273 dan kelompok kontrol rata – rata nilainya 42,222. Dan
pengujian dilakukan dengan Independent Sample T-Test yang menunjukkan nilai
sig pada nilai tes adalah 0,002 yang artinya perbedaan rata – rata nilai kedua
kelompok sangat signifikan. Dan juga nilai pada angket motivasi adalah 0,000
yang artinya perbedaan rata- rata nilai kedua kelompok juga sangat signifikan.
Maka dapat disimpulakan bahwa penggunaan metode demonstrasi dalam kegiatan
pembelajaran dapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar dan
motivasi siswa kelas IV B pada materi IPA.
Peningkatan hasil belajar IPA tersebut relevan dengan penelitian yang
dilakukan Rachmawati (2011) Pengaruh Penggunaan metode demonstrasi pada
mata pelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD N karanggeneng 1
68
Kec. Kunduran Kab. Blora tahun pelajaran 2010/2011. Hasilnya yaitu: Metode
demonstrasi terhadap hasil belajar IPA pokok bahasan Energi panas dan Energi
bunyi pada siswa kelas IV SD N Karanggeneng 1 Kec kunduran kab, blora
semester II Tahun Pelajaran 2010/2011. Disini kelas IV A sebagai kelas
eksperimen (menggunakan treatmen metode demonstrasi) dan Kelas IV B sebagai
kelas control( tanpa menggunakan treatment). Analisis perbedaan menggunakan
analisis uji t, uji t ini di gunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata – rata
kelas eksperimen dan kelas control. Hasil analisis pada kelas eksperimen
perhitungan menunjukkan bahwa nilai T hitung sebesar 3.474 dan f table sebesar
0.676, jadi T hitung > Ftabel (3.474>0.676), dan nilai probabilitas (0,001<0,05)
maka Ho ditolak, jadi ada perbedaan penggunaan metode demonstrasi dengan
pembelajaran tanpa menggunakan metode demonstrasi artinya metode
demonstrasi berpengaruh positif dalam pembelajaran terhadap hasil belajar IPA
pokok bahasan energy panas dan energy bunyi pada siswa kelas IV SD N
Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora pada semester II Tahun Pelajaran
2010/2011.
7. � �������� ���� �� � ���� ��� !���� � ���� !�"�#�$��� %&'� ��$����$ ��� !���"������ (���
$�"����� (��� ��"� ) ��� Atminah (2010) Upaya Pemberian Motivasi Belajar
Siswa untuk Meningkatkan Penguasaan Kompetensi Pembuatan Suatu
Karya/Model Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD N Wateshaji Kec.
Pucakwangi Kab. Pati Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010. Hasil
penelitian ini adalah terjadi peningkatan kompetensi membuat suatu
karya/model. Peningkatan ketuntasan prestasi belajar siswa tersebut terjadi
secara bertahap, dimana pada kondisi awal hanya terdapat 6 siswa (28,57%)
yang telah tuntas dalam belajarnya, pada Siklus I melalui 3 pertemuan
ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 21 siswa (100%) yang telah
tuntas, dan pada Siklus II melalui 1 pertemuan ketuntasan belajar siswa tetap
100%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian motivasi belajar
dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pembuatan suatu karya/model
pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD N Wateshaji Kec. Pucakwangi
Kab. Pati Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.
69
Dengan melalui metode demonstrasi pada materi “Energi panas dan Energi
bunyi” dikelas IV B mengalami peningkatan pada hasil belajar dan motivasi
siswa. Melalui metode demonstrasi, siswa mampu membuktikan energy panas dan
energy bunyi secara langsung melalui percobaan. Berdasarkan pembahasan diatas,
maka didapatkan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa.
Dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran dikelas IV
B. Seluruh siswa dikelas eksperimen mengalami peningkatan pada hasil belajar
dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Dengan begitu maka dapat
dijelaskan beberapa implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
a. Setelah membendingkan metode demonstrasi dengan poenelitian ini
hasilnya adalah sejalan dan saling melengkapi. Setelah pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi disesuaikan dengan standar proses/EEK,
maka metode pembelajaran demonstrasi mengalami perubahan dari teori
aslinya. Guru menjadi lebih mudah dalam menggunakan metode demonstrasi
dan hasilnya dengan menggunakan metode demonstrasi hasil belajar siswa
dapat meninkat.
b. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa motivasi siswa
merupakan salah satu aspek dari karakter. Motivasi siswa adalah salah satu
aspek penting untuk mendorong siswa agar memiliki kemauan untuk belajar
dikelas. Dalam penelitian ini terbukti bahwa metode demonstrasi dapat
meningkatkan motivasi siswa.
2. Implikasi Praktis
a. Pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat digunakan sebagai salah
satu metode pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti yang menyatakan
bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar. Dalam metode
demonstrasi guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
demonstrasi. Setiap siswa harus turut aktif dalam percobaan demonstrasi.
70
Dalam percobaan ini guru membimbing dan mengarahkan jalannya
demonstrasi dengan mengawasi pekerjaan siswa. Guru juga member saran
atau pertanyaan yang akan menunjang kesempurnaan jalannya demonstrasi.
Dengan begitu kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif. Siswa terlibat
aktif dalam pembelajaran dan bisa menguasai materi dengan baik. Maka
gunakan metode demonstrasi jika siswa di kelas pasif dalam kegiatan
pembelajaran, dengan begitu siswa akan menjadi aktif dan hasilnya akan
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Pembelajaran dengan metode eksperimen dapat digunakan sebagai metode
yang dapat meningkatkan motivasi siswa. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Atminah pada mata pelajaran IPA dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi siswa adalah bagian
terpenting yang harus dimiliki siswa agar siswa mau belajar dan ikut aktif di
kelas. Karakteristik siswa yang memiliki motivasi adalah siswa yang mau
belajar dan mau melakukan apa yang di minta guru dalam proses belajar
mengajar.