bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi...

37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 2 SD yaitu: SDN 1 katekan, berlokasi di dusun Lamuk desa Katekan kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Siswa kelas V SD N 1 katekan yang berjumlah 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. SDN 2 katekan, berlokasi di dusun bakalan desa katekan kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Siswa kelas V SD N 2 katekan yang berjumlah 16 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Pada pembelajaran IPA, biasanya sebagian guru hanya menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran. Hal serupa juga terjadi pada pembelajaran Matematika di SDN 02 Katekan. Siswa hanya duduk, diam, mendengarkan ceramah dan penjelasan guru. Ini menyebabkan siswa kurang aktif, dan pengetahuan yang masuk dalam memori otak siswa hanya bersumber dari penjelasan guru. Ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. 4.2 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di SD N 1 Katekan dan SD N 2 katekan dapat di lihat dari tabel 4.1. Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian No Tanggal Uraian kegiatan 1 20 Februari 2012 Uji validitas instrumen di SD Katekan 3 2 27 Februari 2012 Pretest di SD N 1 Katekan 3 28 Februari 2012 Pretest di SD N 2 Katekan 4 5Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 katekan dengan materi perbandingan 5 6 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 2 katekan dengan materi sifat-sifat cahaya 6 12 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 katekan dengan materi perbandingan 36

Upload: buiduong

Post on 26-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di 2 SD yaitu:

SDN 1 katekan, berlokasi di dusun Lamuk desa Katekan kecamatan

Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Siswa kelas V SD N 1 katekan yang

berjumlah 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

SDN 2 katekan, berlokasi di dusun bakalan desa katekan kecamatan

Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Siswa kelas V SD N 2 katekan yang

berjumlah 16 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

Pada pembelajaran IPA, biasanya sebagian guru hanya menggunakan

metode ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran. Hal serupa juga terjadi pada

pembelajaran Matematika di SDN 02 Katekan. Siswa hanya duduk, diam,

mendengarkan ceramah dan penjelasan guru. Ini menyebabkan siswa kurang aktif,

dan pengetahuan yang masuk dalam memori otak siswa hanya bersumber dari

penjelasan guru. Ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian di SD N 1 Katekan dan SD N 2 katekan dapat di lihat dari

tabel 4.1.

Tabel 4.1

Pelaksanaan Penelitian

No Tanggal Uraian kegiatan

1 20 Februari 2012 Uji validitas instrumen di SD Katekan 3

2 27 Februari 2012 Pretest di SD N 1 Katekan

3 28 Februari 2012 Pretest di SD N 2 Katekan

4 5Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 katekan

dengan materi perbandingan

5 6 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 2 katekan

dengan materi sifat-sifat cahaya

6 12 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 katekan

dengan materi perbandingan

36

7 13 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 2 katekan

dengan materi sifat-sifat cahaya

8 19 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 katekan

dengan materi perbandingan

9 20 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 2 katekan

dengan materi sifat-sifat cahaya

10 26 Maret 2012 Posttest di SD N 1 Katekan

11 27 Maret 2012 Posttest di SD N 2 Katekan

4.3 Analisis Data

Penelitian ini diawali dengan melakukan uji coba instrumen penelitian di

SDN 3 katekan, ngadirejo, Temanggung. Uji coba instrumen bertujuan untuk

menguji validitas dan reliabilitas sehingga hasil pengukuran yang diperoleh dapat

dipertanggungjawabkan.

Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah

melakukan skoring untuk melakukan análisis data yang telah diperoleh. Adapun

análisis data yang dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: pengecekan kembali

data yag terkumpul, penskoran jawaban, data diinput pada komputer dan diukur

menurut tujuan análisis, penghitungan uji coba instrumen dengan menggunakan

komputer melalui program SPSS versi 17.0 dan análisis data yang telah diperoleh.

1. Analisis Validitas

Instrumen yang di uji validitas ini digunakan untuk pretes dan posttes.

Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor ítem dengan skor

total. Perhitungan dilakukan dengan bantuan SPSS versi 17.0. hasil uji validitas

instrumen dapat dilihat pada tabel 4.2.

4.3.1.1 Analisis Validitas Instrumen Pretest

Berdasarkan table 4.2 di bawah terlihat bahwa dari 35 soal 17 soal valid

indeks data diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak

dari 0,252 sampai dengan 0,650. Adapun kisi kisi soal pretest setelah di uji

validitas dapat dilihat pada tabel 4.3.

37

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Instrumen pretest (soal yang valid)

Item-Total Statistics

Corrected Item-Total

Correlation

VAR00001 .372

VAR00003 .650

VAR00004 .470

VAR00010 .252

VAR00011 .280

VAR00016 .313

VAR00017 .591

VAR00018 .510

VAR00021 .403

Item-Total Statistics

Corrected Item-Total

Correlation

VAR00023 .336

VAR00025 .274

VAR00026 .500

VAR00027 .411

VAR00030 .358

VAR00031 .356

VAR00033 .304

VAR00035 .533

Tabel 4.3

Kisi-kisi soal pretest IPA kelas V

Standar

Kompetens

i

Kompe

Tensi

Dasar

Materi

pembela

jaran

Indikator Jenis

soal

Nomor

soal

No soal

setelah

uji

validitas

5.

Memahami

hubungan

antara

gaya,

gerak, dan

energi,

serta

fungsinya

5.2 Menjelas

kan

pesawat

sederhan

a yang

dapat

membuat

pekerjaan

lebih

mudah

dan lebih

cepat

Jenis-

jenis

pesawat

sederha

na

o Mengidentifik

asi pengungkit

sebagai jenis

pesawat

sederhana

o Mengidentifik

asi

bidang miring

sebagai jenis

pesawat

sederhana

o Mengidentifik

asi katrol

sebagai jenis

pesawat

sederhana

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

1, 2*,3,

4,15*,

20*, 21,

27,33

5*, 12*,

17, 22*,

24*, 26,

34*

6*,7*,9*,

10, 13*,

14*, 18,

25, 8*,30,

31,32*

1,2, 3, 9,

13, 16

7, 12

4, 8, 11,

14, 15

38

o Mengidentifik

asi roda

sebagai jenis

pesawat

sederhana.

Pilihan

ganda

8*,11,16,

19*, 23,

29*35

5, 6, 10,

17

Keterangan : *= Nomor yang gugur

Nilai per item = 1

Nilai maksimal =100

Nilai minimal = 10

Format penilaian = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 X 100

= 17

17 X 100

Kriteria

0-5 : hampir cukup

60-69 : cukup

70-79 : lebih dari cukup

80-89 : baik

90-100 : baik sekali

Dari 17 soal valid dapat kita lihat tingkat kesukaran soal pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Tingkat kesukaran soal pretest kelas eksperimen

Kategori soal No soal

Mudah 1, 3,4,10,16,17,18,23,25,26, 33,35

Sedang 11, 21, 30

Sukar 27, 31

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 17 soal pretest yang

valid terdapat 12 soal pada kategori mudah, 3 soal pada kategori sedang dan 2 soal

pada kategori susah. Proporsi soal diatas belum ideal karena masih ada soal dalam

kategori mudah susah. Dari 17 soal di atas dapat kita lihat daya pembeda butir tes

pada tabel 4.5

Tabel 4.5

Uji daya pembeda butir soal

Kualifikasi No soal

Baik sekali

Baik 10, 11, 16, 25, 27, 31, 33,

Cukup 1, 4, 17, 18, 30, 35

Jelek 3, 21, 23, 26

Dari tabel diatas dapat dilihat daya pembeda dari 17 butir soal terdapat 7

soal yang kualifikasinya pada kategori baik, 6 soal pada kategori cukup dan 4 soal

yang kualifikasinya jelek.

39

4.3.1.2 Analisis Validitas Instrumen Posttest

Berdasarkan table 4.6 di bawah terlihat bahwa dari 35 soal 14 soal valid

indeks data diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak

dari 0,270 sampai dengan 0,634. Dari 14 soal yang valid dapat dilihat kisi-kisi

soal posttest setelah di uji validitas.

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Posttest (soal yang valid).

Item-Total Statistics

Corrected Item-

Total Correlation

VAR00002 .386

VAR00005 .393

VAR00008 .386

VAR00009 .534

VAR00015 .449

VAR00017 .605

VAR00019 .525

Item-Total Statistics

Corrected Item-

Total Correlation

VAR00022 .423

VAR00024 .541

VAR00025 .270

VAR00028 .425

VAR00030 .634

VAR00032 .597

VAR00033 .449

Tabel 4.7

Kisi-kisi soal posttest IPA kelas V setelah uji validitas

Standar

Kompetensi

Kompeten

si Dasar

Materi

pembela

jaran

Indikator Jenis

soal

Nomor soal

6. Menerapkan

sifat-sifat

cahaya melalui

kegiatan

membuat suatu

karya/model

6.1mendis

kripsikan

sifat-sifat

cahaya

Sifat-

sifat

cahaya

a. Menyebutkan

sifat-sifat

cahaya

b. Membuktikan

bahwa cahaya

dapat merambat

lurus

c. Membuktikan

bahwa cahaya

dapat

menembus

benda bening

d. Membuktikan

bahwa cahaya

dapat

dipantulkan

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

1*,2,12*,

16*

14*, 23*

33

3*, 18*,

24,25

4*,5,6*,7*,

11*,13*,

19,20*,

26*,27*,28

1

14

9,10

2, 7,

11

40

e. Membuktikan

bahwa cahaya

dapat dibiaskan

f. Membuktikan

bahwa cahaya

dapat diuraikan

menjadi

berbagai warna

(pelangi).

Pilihan

ganda

Pilihan

ganda

,29*,34*,

35*

8,15, 17,

21*,22, 30

9,10*,31*,

32

3,5, 6,

8, 12

4, 13

Keterangan : *= Nomor yang gugur

Nilai per item = 1

Nilai maksimal =100

Nilai minimal = 10

Format penilaian = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 X 100

= 14

14 X 100

Kriteria

0-5 : hampir cukup

60-69 : cukup

70-79 : lebih dari cukup

80-89 : baik

90-100 : baik sekali

Dari 14 soal valid dapat kita lihat tingkat kesukaran soal pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Tingkat kesukaran soal posttes

Kategori soal Soal no

Mudah 2, 5, 8, 25, 28, 33

Sedang 13, 17, 19, 22, 24, 30, 32

Sukar 9

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 14 soal pretest yang

valid terdapat 6 soal pada kategori mudah, 7 soal pada kategori sedang dan 1 soal

pada kategori susah. Proporsi soal diatas belum ideal karena masih ada soal dalam

kategori mudah dan susah. Dari 17 soal di atas dapat kita lihat daya pembeda

butir tes pada tabel 4.9.

41

Tabel 4.9

Uji daya pembeda butir soal

Kualifikasi Nor soal

Baik sekali 17, 24, 02

Baik 2, 28, 32

Cukup 5, 8, 9, 22, 25, 33

Jelek 13, 19

Dari tabel diatas dapat dilihat daya pembeda dari 17 butir soal terdapat 3

soal yang kualifikasinya pada kategori baik sekali, 3 soal pada kategori baik, 6

soal pada kategori cukup dan 2 soal yang kualifikasinya jelek.

4.3.1.3 .Analisis Validitas Instrumen Angket Motivasi Belajar

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Instrumen Angket (soal yang valid)

Item-Total Statistics

Corrected Item-Total Correlation

VAR00001 .701

VAR00004 .473

VAR00005 .530

VAR00008 .350

VAR00009 .283

VAR00010 .638

VAR00011 .452

VAR00012 .633

VAR00013 .251

VAR00014 .530

VAR00015 .481

VAR00016 .315

VAR00017 .586

VAR00018 .744

VAR00019 .544

VAR00020 .547

VAR00021 .609

VAR00022 .807

VAR00024 .518

42

Berdasarkan table 4.8 terlihat bahwa 19 soal valid indeks data diskriminasi

item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,251 sampai dengan

0,807. Berdasarka 19 soal yang valid dapat dilihat kisi-kisi angket motivasi setelah di

uji validita pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Kisi-kisi Angket motivasi belajar setelah uji coba

No Aspek Indikator No Item No item

setelah uji

valditas

1

2

.

Intrinsik

a. Perasaan

senang

b.kemauan

c.kecerdasan

d.kemandirian

Ektrinsik

Dorongan dari

lingkungan

sekitar

a. Senang mengikuti pelajarn IPA

b- Senang terhadap guru IPA

c- Kemauan siswa mengerjakan soal-soal IPA

d- kemauan siswa mengerjakan PR

e- kemauan siswa memperoleh nilai baik

f-kesadaran siswa untuk belajar IPA

g-kesadaran siswa untuk mendalami materi

h- kesadaran siswa untuk tidak mencontek

i-dorongan dari orang tua siswa

j- dorongan untuk berprestasi

k-keinginan untuk mendapat hadiah atau

pujian

6, 8, 10

5, 15

12*, 16,

20,17,21*

11,22*,23*

4, 13

3, 14, 24*

1, 25*

7

9,18

2, 19

1,2,3,

4,5

6

7,8

9

10,11

12,13

14

15

16,17

18,19

Keterangan : *= Nomor yang gugur

Skor tertinggi : 4 x 19 = 76

Skor terendah : 1x 19 = 19

Interval

= jumlah skor max - jumlah skor min

5

= 76-19

5

= 11,4

Rentang nilai

64,6 ≤ x <76 = sangat tinggi

53,2 ≤ x < 64,6 = tinggi

41,8 ≤ x < 53,2 = sedang

30,4 ≤ x < 41,8 = rendah

19 ≤ x ≤ 30,4 = sangat rendah

43

4.3.2 Analisis Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah subjek penelitian

merupakan kelas yang homogen.

4.3.2.1 Homogenitas Soal Pretest

Setelah dilakukan uji homogenitas menggunakan spss 17.0 maka di

peroleh F hitung levene test sebesar 1.236 dengan probabilitas 0.271 >0.05, maka

dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan

kata lain kedua kelas homogeny. Dengan demikian analisis uji beda t-tes harus

menggunakan asumsi equal variance assumed. Nilai t adalah -0.368 dengan

probabilitas signifikasi 0.714, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan nilai pretest. Jadi kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama

maka dari itu kedua kelas boleh dilanjutkan sebagai subyek penelitian.

4.3.2.2 Homogenitas Soal motivasi awal

Setelah dilakukan uji homogenitas menggunakan spss 17.0 maka di

peroleh F hitung levene test sebesar 8.750 dengan probabilitas 0.063>0.05, maka

dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan

kata lain kedua kelas homogeny. Dengan demikian analisis uji beda t-tes harus

menggunakan asumsi equal variance assumed. Nilai t adalah – 0.346 dengan

probabilitas signifikasi 0,731 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

Tabel 4. 12

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic Sig.

1.236 .271

Tabel 4. 13

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic Sig.

3.622 .063

44

perbedaan nilai pretest. Jadi kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama

maka dari itu kedua kelas boleh dilanjutkan sebagai subyek penelitian.

4.3.3 Analisis Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrument menggunakan alpha dan cronbach dan

perhitungannya dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0.

4.3.3.1 Analisis Reliabilitas pretest

Tabel 4. 14

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.804 17

Koefisien reliabilitas instrumen pretest sebesar 0,804 termasuk dalam

kategori bagus. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument layak

digunakan untuk mengkur variable penelitian.

4.3.3.2 Analisis Reliabilitas posttest

Tabel 4. 15

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.840 14

Koefisien reliabilitas instrumen posttest sebesar 0,840 termasuk dalam

kategori bagus. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument layak

digunakan untuk mengkur variable penelitian.

4.3.3.3 Analisis Reliabilitas Angket

Tabel 4. 16

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.889 19

Koefisien reliabilitas instrumen angket sebesar 0,889 termasuk dalam

kategori bagus. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument layak

digunakan untuk mengkur variable penelitian.

45

4.4 Analisis Variabel Penelitian hasil belajar

4.4.1 Analisis pretest

4.4.1.1 Kelas Eksperimen

Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar IPA siswa digunakan

lima kategori mengikuti acuan penelitian pada SDN 2 Katekan dan SDN 1

katekan, sebagai berikut :

0-5 : hampir cukup

60-69 : cukup

70-79 : lebih dari cukup

80-89 : baik

90-100 : baik sekali

Hasil pretest siswa kelas Eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan

program SPSS versi 17.0.

Tabel 4. 17

Deskriptif statistik

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Preteseksperimen 27 29 94 68.81 16.222

Valid N (listiwise) 27 .

Dari data nilai siswa kelas eksperimen data (N) sebanyak 27 mempunyai

skor maksimal 94, skor minimal 29 dan rata-rata sebesar 68.81 serta standar

deviasi 16.222. Pengukuran hasil Pretest pada SD N 2 katekan adalah tampak

seperti pada tabel 4.18.

Tabel 4.18

Kategori hasil pretest SD N 2katekan

Nama SD Interval Kategori F %

SD NEGERI O2

KATEKAN

90-100 Baik sekali 1 4%

80-89 Baik 8 30%

70-79 Lebih dari cukup 6 22%

60-69 Cukup 5 18%

0-59 Hampir cukup 7 26%

27 100

46

Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.1.

Grafik 4.1 Nilai Pretest SDN 2 Katekan

Berdasarkan pada tabel 4.18 dan grafik 4.1 dapat dilihat bahwa hasil

Pretest SD N 2 Katekan. siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori

hamper cukup sebayak 7 siswa (26%), kategori cukup sebanyak 5 siswa (18%),

lebih dari cukup sebanyak 6 siswa (22%),baik sebanyak 8 siswa (30 %), dan baik

sekali sebanyak 1 siswa (4%). Hal ini menunjukkan bahwa nilai belajar siswa SD

N 2 Katekan masih rendah.

Untuk mengetahui kenormalan distribusi masing-masing variabel

dilakukan pengujian normalitas data. Uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji One Sample- Kolmogorov-Smirnov Test. Perhitungannya

dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0. hasil uji kenormalan dapat

dilihat pada tabel 4.19 berikut.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup

90-100 80-89 70-79 60-69 0-59

47

Tabel 4. 19

Uji normalitas

Eksperimen

N Mean Asymp.Sig

27 68.81 .125

Hasil uji normalitas Pretest pada kelas eksperimen adalah uji kolmogorov-

smirnov Z untuk Pretest kelas eksperimen yaitu sebesar 1.178 dengan p=0,125.

Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variable Pretest

kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05.

4.4.1.2 Kelas Kontrol

Tabel 4.20

Deskriptif statistik

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Preteskontrol 27 26 41 94 67.27 .206

Valid N (listiwise) 26 .

Dari data nilai siswa kelas kontrol data (N) sebanyak 26 mempunyai skor

maksimal 94, skor minimal 41 dan rata-rata sebesar 67.27 serta standar deviasi

14.206. Pengukuran hasil pretes pada SD N 1 Katekan adalah tampak seperti

pada tabel 4.21 dibawah ini.

Tabel 4.21

Kategori hasil Pretest SD N 01 katekan

Nama SD Interval Kategori F %

SD NEGERI O1

KATEKAN

90-100 Baik sekali 1 4%

80-89 Baik 4 15%

70-79 Lebih dari cukup 6 23%

60-69 Cukup 9 35%

0-59 Hampir cukup 6 23%

26 100

48

Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.2

Grafik 4.2 Nilai pretest SDN 1 Katekan

Berdasarkan pada tabel 4.21 dan grafik 4.2 dapat dilihat bahwa hasil pre

tes SD N 2 Katekan. siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori hampir

cukup sebayak 6 siswa (23%), kategori cukup sebanyak 9 siswa (35%), lebih dari

cukup sebanyak 6 siswa (23%), baik sebanyak 4 siswa (15%), dan baik sekali

sebanyak 1 siswa (4%).

Tabel 4.22

Uji normalitas

Kontrol

N Mean Asymp.Sig

26 67.27 .381

Hasil uji kolmogorov-smirnov Z untuk Pretest kelas kontrol yaitu sebesar

0.909 dengan p=0.381. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran

untuk variable Pretest kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya

lebih besar dari 0,05.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup

90-100 80-89 70-79 60-69 0-59

49

4.4.2 Analisis posttest

4.4.2.1 Kelas Eksperimen

Hasil posttes siswa SD N 2 Katekan setelah menerapkan metode

eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 17.0.

Tabel 4.23

Deskriptif statistik

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Posttestksperimen 27 71 100 85.67 10.285

Valid N (listiwise) 27 .

Dari data nilai posttest kelas eksperimen diketahui data (N) sebanyak 27

mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 71 dan rata-rata sebesar 85.67 serta

standar deviasi 10.284. Pengukuran hasil posttes pada SD N 2 Katekan adalah

tampak seperti pada tabel 4.14 dibawah ini.

Table 4.24

Kategori hasil posttes SD N 2 katekan

Nama SD Interval Kategori F %

SD NEGERI O2

KATEKAN

90-100 Baik sekali 13 48%

80-89 Baik 6 22%

70-79 Lebih dari cukup 8 30%

60-69 Cukup 0 0

0-59 Hampir cukup 0 0

27 100

Berdasarkan pada tabel 4.24 dapat dilihat bahwa hasil posttes SD N 2

Katekan. Siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori lebih dari cukup

sebanyak 8 siswa (30%), baik sebanyak 6 siswa (22%), dan baik sekali sebanyak

13 siswa (48%). Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat

pada grafik 4.3.

50

Grafik 4.3 Nilai posttest SD N 2 Katekan

Tabel 4.25

Uji normalitas

Eksperimen

N Mean Asymp.Sig

27 85.67 .175

Hasil uji kolmogorov-smirnov Z untuk posttest kelas eksperimen yaitu

sebesar 1.104 dengan p=0.175. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil

pengukuran untuk variable pretest kelas eksperimen adalah normal karena

probabilitasnya lebih besar dari 0,05.

4.4.2.2. Kelas kontrol

Data hasil posttest kelas kontrol dapat dideskripsikan dengan bantua

program SPSS versi 17.0.

Tabel 4.26

Deskriptif statistik

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Posttestkontrol 26 36 99 71.46 15.544

Valid N (listiwise) 26 .

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hamper cukup

90-100 80-89 70-79 60-69 0-59

51

Dari data nilai posttest kelas kontrol diketahui bahwa data (N) sebanyak

26 mempunyai skor maksimal 99, skor minimal 36 dan rata-rata sebesar 71.46

serta standar deviasi 15.544 Pengukuran hasil posttest pada SD N 1 Katekan

adalah tampak seperti pada tabel 4.27 dibawah ini:

Tabel 4.27

Kategori hasil posttest SD N 1 Katekan

Nama SD Interval Kategori F %

SD NEGERI 2

KATEKAN

90-100 Baik sekali 1 4%

80-89 Baik 6 23%

70-79 Lebih dari cukup 10 38%

60-69 Cukup 3 12%

0-59 Hampir cukup 6 23 %

26 100

Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.4

Grafik 4.4 Nilai posttest SD N 1 Katekan

Berdasarkan pada tabel 4.27 dan grafik 4.4 dapat dilihat bahwa hasil posttest SD

N 02 Katekan. siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori hampir cukup

0

2

4

6

8

10

12

Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup

90-100 80-89 70-79 60-69 0-59

52

sebayak 6 siswa (23%), kategori cukup sebanyak 3 siswa (11.5%), lebih dari

cukup sebanyak 10 siswa (38,46%), baik sebanyak 6 siswa (23%), dan baik sekali

sebanyak 1 siswa (3,84%).

Tabel 4. 28

Uji normalitas

Kontrol

N Mean Asymp.Sig

26 71.46 .328

Hasil uji normalitas posttest pada kelas eksperimen dapat diketahui hasil

uji kolmogorov-smirnov Z untuk posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 0.949

dengan p=0.328. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk

variable pre tes kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih

besar dari 0,05.

Dengan melihat data yang terdapat pada format hasil belajar dalam

prosentase keberhasilan, dapat diketahui keberhasilan metode eksperimen yang

dilakukan peneliti. Rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah diberi metode

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.29.

Tabel 4.29

Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Eksperimen Kontrol

Pretest 68.81 (cukup) pretest 67.27(Cukup)

Posttest 85.67 (Baik) posttest 71.46(Lebih dari cukup)

Tabel 4.29 menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan hasil

belajar siswa pada kelas eksperimen setelah diberikan metode eksperimen pada

pembelajara IPA. Hal itu ditunjukkan dengan rata-rata hasil belajar kelas

eksperimen pretest mencapai 68.81 dan setelah melakukan pembelajaran denagn

metode eksperimen rata-rata hasil belajarnya (posttest) menjadi 85.67. Berbeda

dengan kelas kontrol yang nilai pretesnya mencapai 67.27dan setelah melakukan

pembelajaran konvensional rata-ratanya menjadi 71.46.

53

4.4.3 Analisis deskriptif motivasi belajar

4.4.3.1 Motivasi awal kelas eksperimen

Hasil angket motivasi awal siswa SD N 2 Katekan sebelum menerapkan

menerapkan metode eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan program

SPSS versi 17.0.

Tabel 4.30

Deskriptif statistik

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Preeksperimen 27 44 64 54.74 5.467

Valid N (listiwise) 27 .

Dari data skor kelas eksperimen diketahui data (N) sebanyak 27

mempunyai skor maksimal 64, skor minimal 44 dan rata-rata sebesar 54.74 serta

standar deviasi 5.467 Pengukuran hasil motivasi awal pada SD N 02 Katekan

adalah tampak seperti pada tabel 4.31 dibawah ini.

Tabel 4.31

Kategorisasi hasil pengukuran motivasi awal kelas eksperimen

Nilai Kriteria Mean

(Stdev) N Presentase ( % )

64,6 ≤ x <76 Sangat tinggi 54.74

(5.467)

0 0

53,2 ≤ x < 64,6 Tinggi 15 55.6%

41,8 ≤ x < 53,2 Sedang 12 44.4%

30,4 ≤ x < 41,8 Rendah 0 0

19 ≤ x ≤ 30,4 Sangat rendah 0 0

Jumlah 27 100%

Keterangan : x = motivasi siswa

54

Dari tabel 4.31 diatas dapat di diskripsikan hasil angket motivas belajar

siswa kelas eksperimen pada grafik 4.5.

Grafik 4.5.hasil angket motivasi awal

Dari Tabel 4.31 dan grafik 4.5 dapat dilihat bahwa 44.4% responden

memiliki skor motivasi yang berada pada kategori sedang, 55.6% berada pada

kategori tinggi, dan tidak ada responden yang mendapat skor pada kategori sangat

tinggi, rendah dan sangat rendah. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 54.74

diketahui bahwa rata-rata skor motivasi siswa berada pada kategori tinggi. Skor

yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 44 sampai dengan

skor maksimum sebesar 64 dengan standar deviasi 5.467.

Tabel 4.32

Uji normalitas

Eksperimen

N Mean Asymp.Sig

27 54.74 .725

Hasil uji normalitas motivasi awal pada kelas eksperimen adalah uji

kolmogorov-smirnov Z untuk motivasi awal kelas eksperimen yaitu sebesar 0,692

dengan p= 0,725. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

64,6 ≤ x <76 53,2 ≤ x < 64,6 41,8 ≤ x < 53,2 30,4 ≤ x < 41,8 19 ≤ x ≤ 30,4

55

variable motivasi awal kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya

lebih besar dari 0,05.

4.4.3.2 Motivasi awal siswa kelas kontrol

Hasil angket motivasi awal siswa SD N 1 Katekan sebelum menerapkan

menerapkan metode konvensional dapat dideskripsikan dengan bantuan program

SPSS versi 17.0.

Tabel 4. 33

Deskriptif statistik

N Minimum Maximum Mean Std.Deviation

Prekontrol 26 38 65 52.58 7.690

Valid N (listiwise) 26 .

Dari skor siswa kelas kontrol diketahui data (N) sebanyak 26 mempunyai

skor maksimal 65, skor minimal 38 dan rata-rata sebesar 52.58 serta standar

deviasi 7.690 Pengukuran hasil motivasi awal pada SD N 1 Katekan adalah

tampak seperti pada tabel 4.34 dibawah ini.

Tabel 4.34

Kategorisasi Hasil Pengukuran motivasi siswa awal kelas kontrol

Nilai Kriteria Mean

(Stdev) N Presentase ( % )

64,6 ≤ x <76 Sangat tinggi

52.58

(7.690 )

2 8%

53,2 ≤ x < 64,6 Tinggi 12 47%

41,8 ≤ x < 53,2 Sedang 8 30%

30,4 ≤ x < 41,8 Rendah 4 15%

19 ≤ x ≤ 30,4 Sangat rendah 0 0

Jumlah 26 100%

Keterangan : x = motivasi siswa

56

Dari tabel 4.34 diatas dapat di diskripsikan hasil angket motivasi belajar siswa

kelas eksperimen pada grafik 4.6

Grafik 4.6 Hasil angket motivasi awal kelas kontrol

Dari Tabel 4.34 dan grafik 4.6 dapat dilihat bahwa 15% responden

memiliki skor motivasi yang berada pada kategori rendah, 30% berada pada

kategori sedang, 47% berada pada kategori tinggi, 8% berada pada kategori

sangat tinggi, dan tidak ada responden yang mendapat skor pada kategori sangat

rendah. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 52.58 diketahui bahwa rata-rata skor

motivasi siswa berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak

dari skor minimum sebesar 38 sampai dengan skor maksimum sebesar 65 dengan

standar deviasi 7.690.

Tabel 4.35

Uji normalitas

Kontrol

N Mean Asymp.Sig

26 52.58 .376

Hasil uji normalitas motivas awal pada kelas eksperimen adalah uji

kolmogorov-smirnov Z untuk motivasi awal kelas eksperimen yaitu sebesar 0,912

dengan p=0,376. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk

0

2

4

6

8

10

12

14

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

64,6 ≤ x <76 53,2 ≤ x < 64,6 41,8 ≤ x < 53,2 30,4 ≤ x < 41,8 19 ≤ x ≤ 30,4

57

variable motivasi awal kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya

lebih besar dari 0,05.

4.4.3.3 Motivasi akhir kelas eksperimen

Hasil angket motivas akhir siswa SD N 2 Katekan setelah menerapkan

metode eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi

17.0.

Tabel 4.36

Deskriptif Statistik

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Posteksperimen 27 47 70 61.11 6.053

Valid N (listiwise) 27 .

Dari skor motivasi akhir kelas eskperimen diketahu bahwa data (N)

sebanyak 27 mempunyai skor maksimal 70, skor minimal 47 dan rata-rata sebesar

61.11 standar deviasi 6.053 Pengukuran hasil pre tes pada SD N 2 Katekan

adalah tampak seperti pada tabel 4.37 dibawah ini.

Tabel 4.37

Kategorisasi Hasil Pengukuran motivasi akhir siswa kelas eksperimen

Nilai Kriteria Mean

(Stdev) N Presentase ( % )

64,6 ≤ x <76 Sangat tinggi

61.11

(6.053)

9 33.3%

53,2 ≤ x < 64,6 Tinggi 16 59.3%

41,8 ≤ x < 53,2 Sedang 2 7.4%

30,4 ≤ x < 41,8 Rendah 0 0

19 ≤ x ≤ 30,4 Sangat rendah 0 0

Jumlah 27 100%

Keterangan : x = motivasi siswa

Dari tabel 4.37 diatas dapat di diskripsikan hasil angket motivas belajar

siswa kelas eksperimen pada grafik 4.7.

58

Grafik 4.7 hasil angket motivasi akhir kelas eksperimen

Dari Tabel 4.37 dan grafik 4.7 dapat dilihat bahwa 7.4% responden

memiliki skor motivasi yang berada pada kategori sedang, 59.3% berada pada

kategori tinggi, 33.3% berada pada kategori sangat tinggi, dan tidak ada

responden yang mendapat skor pada kategori rendah dan sangat rendah.

Berdasarkan skor rata-rata sebesar 61.11 diketahui bahwa rata-rata skor motivasi

siswa berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor

minimum sebesar 47 sampai dengan skor maksimum sebesar 70 dengan standar

deviasi 6.053. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rata-rata kreativitas guru

berada pada kategori tinggi. Data ini menunjukkan bahwa siswa memiliki

motivasi yang tinggi dalam belajar di kelas.

Tabel 4.38

Uji normalitas

Eksperimen

N Mean Asymp.Sig

27 61.11 .948

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

64,6 ≤ x <76 53,2 ≤ x < 64,6 41,8 ≤ x < 53,2 30,4 ≤ x < 41,8 19 ≤ x ≤ 30,4

59

Hasil uji normalitas motivasi akhir pada kelas eksperimen adalah uji

kolmogorov-smirnov Z untuk motivas akhir kelas eksperimen yaitu sebesar

0,522 dengan p=0,948. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran

untuk variable motivasi akhir kelas eksperimen adalah normal karena

probabilitasnya lebih besar dari 0,05.

4.4.3.4 Motivasi akhir siswa kelas kontrol

Hasil angket motivasi akhir siswa SD N 1 setelah menerapkan metode

konvensional dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 17.0.

Tabel 4. 39

Deskriptif statistik

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Posttkontrol 26 48 64 56.15 4.277

Valid N (listiwise) 26

Dari data skor motivasi akhir kelas kontrol diketahui bahwa data (N)

sebanyak 26 mempunyai skor maksimal 64, skor minimal 48 dan rata-rata sebesar

56.15 standar deviasi 4.277 Pengukuran hasil motivasi akhir pada SD N 01

Katekan adalah tampak seperti pada tabel 4.40 dibawah ini.

Tabel 4.40

Kategorisasi hasil pengukuran motivasi akhir siswa kelas kontrol

Nilai Kriteria Mean

(Stdev) N Presentase ( % )

64,6 ≤ x <76 Sangat tinggi

56,15

(9.33)

1 3%

53,2 ≤ x < 64,6 Tinggi 14 54%

41,8 ≤ x < 53,2 Sedang 6 23%

30,4 ≤ x < 41,8 Rendah 5 20%

19 ≤ x ≤ 30,4 Sangat rendah 0 0

Jumlah 26 100%

Keterangan : x = motivasi siswa

60

Dari tabel 4.40 diatas dapat di diskripsikan hasil angket motivas belajar siswa

kelas eksperimen pada grafik 4.8.

Grafik 4.8. Hasil angket motivasi akhir kontrol

Dari Tabel 4.40 dan grafik 4.8 dapat dilihat bahwa 20% responden memiliki

skor motivasi yang berada pada kategori rendah, 23% berada pada kategori

sedang, 54% berada pada kategori tinggi, 3% berada pada kategori sangat tinggi,

dan tidak ada responden yang mendapat skor pada kategori sangat rendah.

Berdasarkan skor rata-rata sebesar 52.81 diketahui bahwa rata-rata skor motivasi

siswa berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor

minimum sebesar 36 sampai dengan skor maksimum sebesar 65 dengan standar

deviasi 9.33 . Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rata-rata kreativitas guru

berada pada kategori rendah. Data ini menunjukkan bahwa menurut siswa kurang

memiliki motivasi dalam belajar di kelas.

Tabel 4.41

Uji normalitas

Kontrol

N Mean Asymp.Sig

27 56.11 .571

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

64,6 ≤ x <76 53,2 ≤ x < 64,6 41,8 ≤ x < 53,2 30,4 ≤ x < 41,8 19 ≤ x ≤ 30,4

61

Hasil uji normalitas motivasi akhir pada kelas eksperimen adalah uji

kolmogorov-smirnov Z untuk motivasi akhir kelas eksperimen yaitu sebesar

0,724 dengan p=0,671. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran

untuk variable motivasi akhir kelas eksperimen adalah normal karena

probabilitasnya lebih besar dari 0,05.

4.5 Analisis uji hipotesis

4.5.1 Uji Perbedaan Rata-Rata Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 17.0

menggunakan independent sampel-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-

rata hasil belajar IPA antara siswa yang dikenai metode eksperimen dengan siswa

yang melakukan pembelajaran secara konvensional.

Tabel 4. 42

Uji hipotesis hasil belajar

Kontrol Eksperimen

N Mean N Mean T tStat P

26 71.46 27 85.67 -2.008 -3.938 0.000

Berdasarkan tabel 4.42 output independent samples t-test diperoleh angka

sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Oleh karena signifikasi 0,000< 0,05, maka uji t

menggunakan Equal Variances Not Assumed dan diperoleh –t hitung sebesar -

3.938 dan –t tabel adalah -2.008, oleh karena –t hitung < -tabel yakni -3.063 < -

2.008 maka dapat disimpulkan bahwa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

mempunyai perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan

metode eksperimen dengan kelas kontrol yang melakukan pembelajaran secara

konvensional. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar posttest, pada

kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata posttest 85,67 dan dikelas kontrol

dengan rata-rata nilai posttest sebesar 71,46. Dengan hasil tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar untuk pembelajaran dengan

menggunakan metode eksperimen dengan yang menggunakan metode

konvensional.

62

4.5.2 Uji Perbedaan Rata-Rata Motivasi Belajar akhir Kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol

Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 17.0

menggunakan independent sampel-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-

rata motivasi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol antara siswa yang dikenai

metode eksperimen dengan siswa yang melakukan pembelajaran secara

konvensional.

Tabel 4.43

Uji hipotesis motivasi siswa

Kontrol Eksperimen

N Mean N Mean T tStat P

26 56.11 27 61.11 2.008 3.453 0.001

Berdasarkan tabel di atas diperoleh sig. (2-tailed) sebesar 0,001< 0,05,

dengan nilai t hitung 3,453 dan t tabel yaitu 2,008. Karena t hitung > t tabel yaitu

3,453>2,008 dan nilai signifikasi 0,001<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan rata-rata/ skor motivasi akhir antara kelas eksperimen setelah

menggunakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dengan

kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran secara konvensional atau dengan

kata lain metode eksperimen berpengaruh terhadap keaktifan belajar siswa.

4.6 Analisis Lembar Observasi

Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen merupakan

metode pembelajaran yang mengutamaka keaktifan siswa dalam percobaan.

Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode eksperimen ini sangat

membantu siswa dalam proses pembelajaran, siswa mampu mempelajari materi

dengan baik karena siswa akan melakukan percobaan lagsung dengan alat yang

tersedia sehimgga siswa akan membuktikan sendiri tentang materi yang selama

ini belum pernah diketahui oleh murid.

Keberhasilan penggunaan metode eksperimen dapat dilihat dari lembar

observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses belajar mengajar

berlangsung. Hasil penilaian kegiatan belajar mengajar melalui penerapan metode

eksperimen terdapat pada tabel dibawah ini:

63

Tabel 4.44

Hasil observasi guru

No Aspek penilaian Skor

1 2 3 4 5

Pertemuan 1

I Pra pembelajaran

1. Guru menyiapkan ruang, alat dan media

pembelajaran

2. Guru mengatur siswa menempati tempat

duduknya masing-masing.

3. Guru memeriksa kesiapan siswa menerima

pembelajaran

II Kegiatan awal pembelajaran

1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi

kepada siswa

III Kegiatan inti

1 Guru menjelaskan tentang eksperimen

kepada siswa.

2 Guru menyampaikan kompentensi (tujuan)

yang akan dicapai.

3 Sebelum eksperimen berlangsung guru

membagi siswa menjadi beberapa

kelompok.

4 Masing masing kelompok mengambil alat

yang telah disiapkan oleh guru.

5 Guru membahas dan memastikan siswa

memahami langkah-langkah yang harus

ditempuh dalam percobaan.

6 Siswa melakukan percobaan di dalam

kelompok.

7 Guru mengawasi kegiatan selama siswa

melakukan percobaan.

8 Tiap kelompok mencatat hasil percobaan. √

9 Di dalam kelompok siswa membuat

kesimpulan.

10 Setiap kelompok menyampaikan hasil

percobaan secara klasikal.

11 Selama kegiatan presentasi hasil belajar

berlangsung kelompok yang lain

mendengarkan, memberi masukan atau

bertanya.

12 Guru dan siswa menyimpulkan dan

menkonfirmasi hasil percobaan dari semua

kelompok untuk mengecek keakuratan

informasi yang disimpulkan dari

percobaan.

III Kegiatan akhir

64

1. Guru memberikan kesimpulan terhadap

materi yang telah disampaikan

2. Guru memberikan soal-soal kepada siswa √

Pertemuan 2

I Pra pembelajaran

1. Guru menyiapkan ruang, alat dan media

pembelajaran

2. Guru mengatur siswa menempati tempat

duduknya masing-masing.

3. Guru memeriksa kesiapan siswa menerima

pembelajaran

II Kegiatan awal pembelajaran

1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi

kepada siswa

III Kegiatan inti

1 Guru menjelaskan tentang eksperimen

kepada siswa.

2 Guru menyampaikan kompentensi (tujuan)

yang akan dicapai.

3 Sebelum eksperimen berlangsung guru

membagi siswa menjadi beberapa

kelompok.

4 Masing masing kelompok mengambil alat

yang telah disiapkan oleh guru.

5 Guru membahas dan memastikan siswa

memahami langkah-langkah yang harus

ditempuh dalam percobaan.

6 Siswa melakukan percobaan di dalam

kelompok.

7 Guru mengawasi kegiatan selama siswa

melakukan percobaan.

8 Tiap kelompok mencatat hasil percobaan. √

9 Di dalam kelompok siswa membuat

kesimpulan.

10 Setiap kelompok menyampaikan hasil

percobaan secara klasikal.

11 Selama kegiatan presentasi hasil belajar

berlangsung kelompok yang lain

mendengarkan, memberi masukan atau

bertanya.

12 Guru dan siswa menyimpulkan dan

menkonfirmasi hasil percobaan dari semua

kelompok untuk mengecek keakuratan

informasi yang disimpulkan dari

percobaan.

III Kegiatan akhir

1. Guru memberikan kesimpulan terhadap

materi yang telah disampaikan

65

2. Guru memberikan soal-soal kepada siswa √

Pertemuan 3

I Pra pembelajaran

1. Guru menyiapkan ruang, alat dan media

pembelajaran

2. Guru mengatur siswa menempati tempat

duduknya masing-masing.

3. Guru memeriksa kesiapan siswa menerima

pembelajaran

II Kegiatan awal pembelajaran

1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi

kepada siswa

III Kegiatan inti

1 Guru menjelaskan tentang eksperimen

kepada siswa.

2 Guru menyampaikan kompentensi (tujuan)

yang akan dicapai.

3 Sebelum eksperimen berlangsung guru

membagi siswa menjadi beberapa

kelompok.

4 Masing masing kelompok mengambil alat

yang telah disiapkan oleh guru.

5 Guru membahas dan memastikan siswa

memahami langkah-langkah yang harus

ditempuh dalam percobaan.

6 Siswa melakukan percobaan di dalam

kelompok.

7 Guru mengawasi kegiatan selama siswa

melakukan percobaan.

8 Tiap kelompok mencatat hasil percobaan. √

9 Di dalam kelompok siswa membuat

kesimpulan.

10 Setiap kelompok menyampaikan hasil

percobaan secara klasikal.

11 Selama kegiatan presentasi hasil belajar

berlangsung kelompok yang lain

mendengarkan, memberi masukan atau

bertanya.

12 Guru dan siswa menyimpulkan dan

menkonfirmasi hasil percobaan dari semua

kelompok untuk mengecek keakuratan

informasi yang disimpulkan dari

percobaan.

III Kegiatan akhir

2. Guru memberikan kesimpulan terhadap

materi yang telah disampaikan

3. Guru memberikan soal-soal kepada siswa √

66

Dari hasil observasi di atas dapat diperoleh nilai rata-rata yaitu 68 yaitu

pada kategori baik. Ini berarti cara mengajar guru dengan menggunakan metode

eksperimen berkategori baik.

4.7 Pembahasan hasil penelitian

Penelitian ini dilakukan Gugus Sindoro yaitu di SD N 2 Katekan pada

kelas V semester II pada tahun ajara 2011/2012 yang berjumlah 27 siswa dan di

SD N 01 Katekan yang berjumlah 26 siswa. SD N 2 Katekan ditetapkan sebagai

kelas eksperimen dan SD N 01 Katekan sebagai kelas kontrol.

Hasil pengamatan awal yang dilakukan di SDN Katekan 2 Ngadirejo

Temanggung pada kelas V mata pelajaran IPA masih banyak mengalami

kesulitan. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai mata pelajaran IPA yaitu rata-rata

nilai 55 sedangkan KKM yang ditentukan guru adalah 65. Berdasarkan hasil

observasi di SDN 2 Katekan ditemukan bahwa pada saat proses belajar mengajar

guru lebih banyak menggunakan metode ceramah bervariasi. Guru juga kurang

memaksimalkan alat peraga. Hal ini memaksa siswa untuk berpikir abstrak

sehingga siswa merasa kurang termotivasi untuk belajar, siswa bermain dengan

teman sebelah, bercerita sendiri, dan siswa bingung dalam menerima informasi.

Sebelum pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

terlebih dahulu kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dan angket

motivasi belajar yang kemudian dilakukan uji homogenitas dan normalitas data

hasil pretest dan angket motivasi belajar awal sebagai uji pra syarat untuk

melaksanakan penelitian selanjutnya. Hasil analisis prasyarat kedua kelas yakni

nilai Berdasarkan uji t-tes hasil t-hitung menunjukkan -3,938 dengan p value

0,000<0,05 hal ini berarti terdapat pengaruh hasil belajar dengan menggunakan

metode eksperimen di SDN 2 Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten

Temanggung. rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan

dengan rata-rata nilai kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan

67

rata-rata nilai siswa Kelas eksperimen sebesar 71.46 dan kelas kontrol sebesar

85.67.

Rata-rata nilai pretest siswa SDN 2 Katekan sebagai kelas eksperimen

pada mata pelajaran IPA sebesar 68,81 termasuk dalam kategori lebih dari

cukup. Rata-rata nilai pretest siswa SDN 1 Katekan sebagai kelas kontrol adalah

67,27 dan masuk kedalam kategori cukup. Nilai rata-rata posttest siswa SDN 2

Katekan sebagai kelas eksperimen setelah dilakukan pembelajaran dengan

menggunakan metode group investigation adalah 85,67, tersebut masuk kedalam

kategori baik. Di SD kontrol yaitu SDN 1 Katekan, Rata-rata posttest siswa

dengan menggunakan pembelajaran konvensioanl sebesar 71,46 dan masuk

kedalam kategori lebih dari cukup.

Dalam aspek motivasi siswa, dengan pengolahan menggunakan SPSS

versi 17 didapati hasil bahwa nilai signifikasinya adalah 0,001<0,05, maka dari

hasil tersebut terdapat perbedaan motivasis siswa antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Perbedaan tersebut dideskripsikan dengan rata-rata motivasi siswa

siswa di SDN 2 Katekan mencapai 54,74 masuk kedalam kategori tinggi, dan

setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen rata-

rata motivasi siswa naik menjadi 61,11 dan termasuk dalam kategori tinggi. Rata-

rata skor motivasi siswa kelas kontrol yaitu SDN 2 Katekan mencapai 52,58

masuk kedalam kategori keaktifan sedang, dan setelah dilakukan pembelajaran

secara konvensional, maka rata-rata 52,81 tersebut masuk dalam kategori sedang.

Penelitian ini telah dikatakan berhasil karena berdasarkan indikator

kinerja pertama yaitu 80% siswa di kelas eksperimen mendapatkan nilai ≥ 70,

maka sudah tercapai yaitu 100% siswa di kelas eksperimen mendapatkan nilai

≥70. Artinya indikator keberhasilan pertama telah tercapai dan berarti metode

eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa Sekolah Dasar.

Berdasarkan indikator kinerja kedua yaitu 80 % siswa di kelas eksperimen

mendapatkan skor angket motivasi ≥ 53,2, maka sudah tercapai yaitu 89% siswa

kelas eksperimen mendapatkan skor ≥ 53,2. Artinya indikator kinerja yang sudah

direncanakan tercapai, selain itu juga keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa

metode eksperimen berpengrauh terhadap motivasi siswa Sekolah Dasar.

68

Pada penelitian ini peneliti mengembangkan langkah-langkah metode

eksperimen menurut roestiyah yaitu pada kegiatan eksplorasi guru menjelaskan

kepada siswa tentang eksperimen kemudian guru menyampaikan kompetensi

yang akan dicapai dan guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setelah

itu masing-masing kelompok menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam

percobaan.kemudian guru membahas dan memastikan siswa memahami langkah-

langkah yang harus ditempuh. Kemudian siswa melakukan percobaan didalam

kelompok dengan pengawasan guru. Setiap kelompok mencatat hasil percobaanya

dan membuat kesimpulan. Pada kegiatan elaborasi setiap kelompok

menyampaikan hasil percobaan secara klasikal dan kelompok yang lain

mendengarkan, memberi masukan atau bertanya selama presentasi berlangsung.

Pada kegiatan konfirmasi guru dan siswa menyimpulkan dan mengkonfirmasi

hasil percobaan dari semua kelompok untuk mengecek keakuratan informasi yang

disampaikan dari percobaan.

Salah satu instrument dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar

observasi ini diisi oleh peneliti bersama dengan guru lain selama guru kelas lima

melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Dari

hasil lembar observasi ini dapat dilihat bahwa proses pembelajaran dengan

menggunakan eksperimen oleh guru kelas lima termasuk dalam kategori baik.

Melalui pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada

materi Sumber Daya Alam di kelas V SD Negeri 2 Katekan, maka siswa kelas V

mengalami peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Dengan

digunakannya metode ekpserimen siswa akan melakukan percobaan secara

langsung dan akan membuktikan sendiri tentang sifat-sifat cahaya. Dilihat dari

jumlah soal antara pretest dan posttest yaitu 17 soal pretest dan 14 soal posttest,

jumlah soal pretest yang lebih banyak maka hal tersebut menjadi faktor

pendukung keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.

Hal ini disebabkan meskipun jumlah soal posttes lebih sedikit dari pretest tetapi

siswa dapat memperoleh nilai rata-rata yang lebih besar dari rata-rata nilai

pretest. Perbedaan perlakuan yang diterapkan di kelas eksperimen dan kelas

69

kontrol membuat rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari

kelas kontrol.

Peningkatan hasil belajar IPA tersebut relevan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Arifin (2011) berjudul Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui

Metode Eksperimen Dengan Memanfaatkan Kit Ipa Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Di Kelas V Sd Negeri 1 Perboto Kecamatan Kalikajar

Kabupaten Wonosobo Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/ 2011 Program Pgsd

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Peningkatan ketuntasan hasil belajar

tersebut terjadi secara bertahap, pada siklus 1 mengalami peningkatan yaitu

terdapat 12 siswa atau 40% siswa yang telah mencapai ketuntasan dalam belajar.

siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat yaitu 28 siswa atau 93,3% siswa

telah dapat mencapai ketuntasan belajar.

Penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas V SDN

2 Katekan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Dalam

pembelajaran ini siswa akan memiliki motivasi seperti kemauan untuk belajar di

kelas. Berdasarkan pembahasan tersebut, maka metode eksperimen dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

motivasi siswa meningkat dengan pembelajaran dengan menggunakan

metode eksperimen relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohmad

(2012) berjudul Usaha meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dengan

menggunakan metode eksperimen yang dibantu media animasi komputer pada

materi cahaya di SMP Negeri 1 Tulungagung/ Rohmad. Motivasi siswa

berdasarkan observasi terjadi peningkatan yaitu siklus I sebesar 77,15% (kategori

baik) dan siklus II sebesar 86,05% (kategori sangat baik),

Dengan melalui metode eksperimen pada materi “cahaya dan sifat-

sifatnya“ di kelas V SDN 2 Katekan Kabupaten Temanggung, siswa kelas V

mengalami peningkatan pada hasil belajar dan motivasi siswa. Melalui metode

eksperimen siswa mampu membuktikan sifat-sifat cahaya secara langsung karena

siswa secara langsung mengadakan percobaan. Berdasarkan pembahasan di atas,

maka didapatkan bahwa pembelajaran dengan metode eksperimen dapat

meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa.

70

Dengan menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran di kelas V

SD N 2 Katekan, Seluruh siswa di kelas eksperimen mengalami peningkatan pada

hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Dengan begitu maka dapat dijelaskan

beberapa implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis:

a. Setelah membandingkan metode eksperimen dengan penelitian ini

hasilnya adalah sejalan dan saling melengkapi. Setelah pembelajaran

metode eksperimen disesuaikan dengan standar proses/ EEK, maka

metode pembelajaran eksperimen mengalami perubahan dari teori

aslinya. Guru menjadi lebih mudah dalam menggunakan metode

eksperimen dan hasilnya dengan menggunakan metode eksperimen

hasil belajar siswa dapat meningkat.

b. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa motivasi

siswa merupakan salah satu aspek dari karakter. Motivasi siswa

adalah salah satu aspek penting untuk mendorong siswa agar

memiliki kemauan untuk belajar di kelas. Dalam penelitian ini

terbukti bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan motivasi

siswa.

2. Implikasi Praktis

a. Pembelajaran dengan metode eksperimen dapat digunakan sebagai

salah satu metode pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

winarsih yang menyatakan bahwa metode eksperimen dapat

meningkatkan hasil belajar. Dalam metode eksperimen guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan

dengan kelompok. Setiap siswa dalam kelompok harus turut aktif

dalam percobaan. Dalam percobaan ini guru membimbing dan

mengarahkan jalannya eksperimen dengan mengawasi pekerjaan

siswa. Guru juga member saran atau pertanyaan yang akan

menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. Dengan begitu

kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif. Siswa terlibat aktif

71

dalam pembelajaran dan bisa menguasai materi dengan baik. Maka

gunakan metode eksperimen jika siswa di kelas pasif dalam kegiatan

pembelajaran, dengan begitu siswa akan menjadi aktif dan hasilnya

akan meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Pembelajaran dengan metode eksperimen dapat digunakan sebagai

metode yang dapat meningkatkan motivasi siswa. Penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan rohmad tentang

penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran dapat

meningkatkan motivasi siswa. Motivasi siswa adalah bagian

terpenting yang harus dimiliki siswa agar siswa mau belajar dan ikut

aktif di kelas. Karakteristik siswa yang memiliki motivasi adalah

siswa yang mau belajar dan mau melakukan apa yang di minta guru

dalam proses belajar mengajar.

72