bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi...
TRANSCRIPT
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo
Visi – Misi, 5 Budaya Kerja, Grand Strategy dan sasaran Grandstrategy
a. Visi
Visi Pemerintah Kota Gorontalo 2008 – 2013 adalah :
“KOTA ENTREPRENUER”
Visi yang ditetapkan sebagai cita-cita yang ingin dicapai Pemerintah Daerah
Dalam tahu 2008 – 2013 ini merupakan upaya mewujudkan visi jangka panjang
Kota Gorontalo 2008 – 2027, yaitu :
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG BERKUALITAS, MAJU DAN
SEJAHTERA”
b. Misi
Misi Pemerintah Kota Gorontalo 2008 – 2013 :
“mewujudkan Masyarakat Kota Gorontalo Yang Mandiri dan
Religius”
c. 5 nilai Budaya Kerja
1. Proaktif
2. Disiplin
3. Inovatif
4. Kerjasama
34
5. Transparan
d. Grand Strategy
1. Menyelenggarakan kepemerintahan yang entrepreneur
2. Mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya saing
3. Mewujudkan Infrastruktur perkotaan yang handal
4. Menjadikan kota gorontalo sebagai pusat perdagangan dan jasa di
kawasan teluk tomini dan sekitarnya.
e. Sasaran dan strategi
1. Menyelenggaran Kepemerintahan yang Entreprenuer :
a) Masyarakat kota gorontalo taat hokum dan memperoleh kepastian hukum
dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman.
b) Seluruh potensi dipetakan, dikembangkan dan di promosikan secara on-
line dengan alamat web site http://www.gorontalokota.go.id dan tepat
sasaran berdasarkan basis data yang akurat.
c) Setiap aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya, menerapkan etos
kerja “proaktif” Serta memperoleh pengembangan karir yang tepat waktu.
d) Setiap SKPD menjadi revenue center dengan pengelolaan keuangan yang
on-line dan akuntabel.
e) Setiap SKPD menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pelaporan yang tepat waktu serta terintegrasi dengan basis data yang
akurat.
f) Setiap SKPD mencapai sasaran kinerjanya serta menerapkan administrasi
yang akuntabel.
35
2. Mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya saing :
a) Meningkatkan kualitas lulusan sekolah yang benar-benar unggul dan
memiliki daya saing. Serta didukung oleh keberadaan tenaga-tenaga guru
terseleksi, system pembelajaran yang modern serta fasilitas pendukung yang
memadai.
b) Rumah sakit, pukesmas dan jaringannya memenuhi standar mutu dan
mampu menjangkau / di jangkau oleh masyarakat di wilayahnya.
c) Seluruh kelurahan sadar gizi, ikut KB dan gemar membaca.
d) Seluruh kelurahan menjadi kelurahan siaga.
e) Setiap kecamatan memiliki sentra pelatihan produksi dan pendampinan
wirausaha yang mampu mengembangkan potensi di kecamatan.
f) Pemuda Kota Gorontalo meraih prestasi regional dan nasional di bidang
olahraga, seni budaya, iptek dan imtaq.
g) Masyarakat yang mempunyai masalah kesejahteraan sosial mendapatkan
pembinaan dari pemerintah.
3. Membangun Infrastruktur Perkotaan Yang Handal :
a) Kota Gorontalo menjadi kota yang bersih dan hijau yang bebas banjir, tanah
longsor dan abrasi pantai.
b) Seluruh sentra ekonomi memiliki sasaran transportasi yang lancar, air
bersih, listrik, irigasi dan sanitasi yang handal.
c) Seluruh kawasan pemukiman memiliki sarana transportasi yang lancar, air
bersih, listrik dan sanitasi yang handal.
36
d) Seluruh pembangunan sesuai dengan RTRW Kota yang bernuansa budaya
dengan lingkungan sejuk ( Air mancur dan pohon).
4. Menjadikan Kota Gorontalo Sebagai Pusat Perdagangan Dan Jasa Dikawasan
Teluk Tomini dan Sekitarnya.
a) Kota Gorontalo memiliki pasar yang memfasilitasi perdagangan
komoditas diwilayah teluk tomini dan sekitarnya.
b) Memiliki pelabuhan Nusantara, pelabuhan fery dan pelabuhan perikanan.
c) Sebagai pusat perdagangan dan jasa di kawasan teluk tomini.
d) Kondisi politik yang cukup stabil, kearifan sosial yang beaker pada nilai-
nilai budaya dan agama yang kuat.
e) Kota Gorontalo cukup pangan dan seluruh masyarakat memperoleh
kebutuhan pokok dan input produksi dengan harga terjangkau.
f) Setiap kelurahan memiliki lebaga keuangan mikro yang mampu
mejamim pengembangan usaha sesuai potensi wilayahnya.
g) Setiap kecamatan memiliki komoditas unggulan yang menerapkan
teknologi dan kemasan yang unggul dengan kontinuitas produksi serta
pemasaran yang terjamin.
h) BUMD Kota Gorontalo menjadi mitra penggerak pengembangan potensi
daerah dengan rasio keuangan yang sehat.
f. Kondisi Geografis Kota Gorontalo
Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah Provinsi Gorontalo dengan
luas wilayah 64,79 Km2 atau sekitar 0,53% dari luas Provinsi gorontalo. Curah
hujan diwilayah ini tercatat 11mm sampai 266 mm pertahun. Secara umum, suhu
37
udara di gorontalo rata-rata pada siang hari 32 derajat Celsius, sedangkan pada
malam hari
4.1.2 Badan Perencanaan pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota
Gorontalo
Dalam rangka peningkatan keserasian pembangunan di daerah diperlukan
adanya keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah.
Untuk menjamin laju perkembangan keseimbangan, dan kesinambungan
pembangunan di daerah diperlukan perencanaan yang lebih menyeluruh, terarah
dan terpadu, maka di kotamadya Daerah Tingkat II dibentuk Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kotamadya daerah Tingkat II sesuai dengan Keppres No.
15 tahun 1947 dan Kemudian Disempurnakan dengan Keppres No. 15 tahun
1980, Keputusan Mentri Dalam Negeri No. 185 Tahun 1980 Perda Kotamadya
Dati II Gorontalo No. 21 tahun 1992. Pada tanggal 17 Maret Tahun 2000
BAPPEDA Tingkat II diubah namanya Menjadi BAPPEDA Kota Gorontalo, hal
itu bertepatan dengan dibentuknya Provinsi Gorontalo. Peraturan daerah Nomor 2
tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja lembaga tekhnis daerah Kota
Gorontalo (lembaran daerah Kota Gorontalo tahun 2008 Nomor 2, Tambahan
lembaran daerah Kota Gorontalo Nomor 96 Seri D) Sebagaimana telah beberapa
kali diubah dengan beberapa kali di ubah dengan peraturan daerah Nomor 7 tahun
2009 (Lembaran Daerah Kota Gorontalo Tahun 2009 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Gorontalo Nomor 117 seri D).
38
Daftar nama Pejabat yang pernah menduduki jabatan sebagai Ketua atau Kepala
pada Bappeda Tingkat II yang di ubah menjadi Bappeda Kota Gorontalo adalah
sebagai Berikut :
Tabel 4.1
Daftar Nama Pejabat Yang Pernah Menduduki Jabatan Sebagai Kepala
Bappeda Kota Gorontalo
No Nama Pejabat Masa Kerja Lokasi
1 Drs. Kasiru Salimi 1979 s.d 1985 Balai Kartini Jl.Ahmad Yani
2 Drs. Syahrain Rauf 1985 s.d 1987 Jl. 23 Januari Kel. Ipilo
3 Drs. Yusuf N. Jantu 1987 s.d 1989 Jl. 23 Januari Kel. Ipilo
4 Drs. Hi. Moh. Nasrun Patiwiri 1989 s.d 1998 Jl. Rajawali (PUK)
5 Ir. Hi. Gusnar Ismail, MM 1998 s.d 2000 Jl. Ahmad Yani (BPKD)
6 Ir. Hi. Nurdin Mokoginta, MM 2000 s.d 2002 Jl. Ahmad Yani (BPKD)
7 Ir. Hi. Ismail Madjid, MTP 2002 s.d 2008 Jl. Arif Rahman Hakim 73
8 Drs. Hi. Darwis Salim MSc. M.Pd 2008 s.d 2010 Jl. Arif Rahman Hakim 73
9 DR. Ir Hi. Ismail Madjid, MTP 2010 s.d skrng Jl. Arif Rahman Hakim 73
Sumber data : Badan Perancangan Pembangunan daerah Kota Gorontalo
Untuk Menunjang Pencapaian Visi-Misi Pemerintah Kota Gorontalo
Tahun 2008-2013 dan program-program pembangunan daerah secara keseluruhan
maka BAPPEDA ssalah satu unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah kota
Gorontalo Telah menetapkan Visi dan Misi sebagaimana tercamtum dalam Restra
BAPPEDA Kota Gorontal Sebagai Berikut :
39
Visi :
Terwujudnya Bappeda sebagai Lembaga perencana yang professional dalam
rangka mengakselerasi pembangunan Kota Gorontalo.
Misi:
1. Mewujudkan Sumber daya Manusia (SDM) perencana yang Kreatif,
inovatif dan Bertanggung Jawab.
2. Mewujudkan Perencanaan Pembangunan daerah yang strategis,
Partisipatif, Transparan Dan Akuntabel.
Penjelasan :
Bappeda : Brencaadan Perencanaan Pembangunan Daerah
Propesional : Memiliki kemampuan dan keterampilan dibidang
Perencana serta ditunjang sikap yang baik.
Kreatif : senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan dan
keteampilan dan menerapkannya dalam setiap Kegiatan
Inovatif : Selalu mencari ide-ide baru serta peka terhadap
perkembangan.
Strategi : Memiliki rencana Kegiatan yang cermat untuk Mencapai
sasaran.
Partisipatif : Menerima pendapat dan saran dari stake holder dalam
setiap kegiatan perencanaan pembangunan daerah
Tansparan : Bersifat terbuka, dapat dipahami dan dimotori /diawasi
Akuntabel : Dapat dipertanggung jawabkan kepada public dan terukur
40
Badan perencanaan Pembangunan daerah Kota Gorontalo dalam
aktifitasnya bertujuan untuk tersusunnya perencanaan yang baik dan berkualitas
guna mendukung tercapainya tujuan pembangunan kota dengan sasaran organisasi
sebagai lembaga perencana di daerah yang mampu menghasilkan dokumen-
dokumen perencanaan yang berfungsi mendukung dan mengakselerasi
pembangunan kota.
Badan Perencanaan pembangunan daerah merupakan unsur pedukung
tugas pemerintah daerah yang dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daearah melalui Sekertaris
Daerah, berdasarkan peraturan daerah Nomor : 06 Tahun 2010.
4.1.2.1Kepegawaian
Setiap pegawai dalam mejalankan tugasnya telah dibekali dengan
pendidikan masing- masing, sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih antara
keterampilan dan keahlian yang dimiliki pada tugas ataupun pekerjaan yang
diberikan pada setiap pegawai. Aktifitas kerja pun akan lebih lancer sehingga
suasana kerja pun akan tampak lebih harmonis.
Adapun personil yang terbentuk di Kantor Badan perencanaan
pembangunan Daerah Kota Gorontalo sebagai Berikut :
a. Kepala Dinas
b. Sekertaris
c. 4 (empat) Kabid (Bidang Perencanaan Ekonomi, Bidang Perencanaan
Sosial Budaya, Bidang Perencanaan Tata ruang, Bidang Pendataan
Dan evaluasi)
41
d. 2 (dua) sub. Bidang
e. 3 (tiga) Kasubag
f. 15 (lima Belas) Staff
Tabel 4.2
Tabel Jumlah pegawai Negeri sipil di Kantor Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Gorontalo
No Pangkat Dan Golongan Jumlah Pegawai
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Pembina Utama Muda Tk I, IV/c 1 - 1
2 Pembina Tk I, IV/b 1 - 1
3 Pembina IV/a 1 2 3
4 Penata Tk I, III/d 1 2 3
5 Penata III/c 2 4 7
6 Penata Muda Tkt I, III/b - 5 5
7 Penata Muda, III/c 3 2 5
8 Pengatur Tk I, II/d 1 - 1
9 Pengatur II/c 3 1 4
10 Pengatur Muda Tk I, II/b 1 2 3
11 Pengatur Muda II/a 2 2 4
Jumlah 16 20 36
Sumber Data : Badan Perencanaan Pembangunan daerah Kota Gorontalo
42
a. Kepala Bappeda
(1) Kepala Badan Perancangan Pembangunan daerah Mempunyai Tugas :
Melaksanakan sebagian tugas pemerintahan dan pembangunan di
bidang perencanaan ekonomi, Bidang Perencanaan Sosial budaya,
Bidang Perencanaan tata ruang, Bidang penanaman modal.
(2) Dalam Melaksanakan Tugas Badan Badan perencanaan Pembangunan
daerah menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan Kebijakan Teknis perencanaan pembangunan daerah untuk
menunjang penyelenggaraan pemerintahan.
b. Penyusunan pola dasar, sebagai arah kebijaksanaan umum
pembangunan daerah
c. Penyusunan Program Pembangunan daerah (PROPEDA) Sebagai
dasar penjabaran pola dasar pembangunan daerah.
d. Penyusunan rencana pembangunan tahunan daerah (RANPETADA)
sebagai rincian dan ukuran kebijaksanaan perencanaan umum
pembangunan daerah.
e. Penyusunan rencanan anggaran pendapatan dan belanja daerah
(RAPBD) bersama-sama lembaga kemasyarakatan.
f. Pelaksanaan pelayanan teknis Administrasi dan tata usaha Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah.
43
b. Sekretaris
(1) Sekretaris, Mempunyai Tugas Penatausahaan dibidang perencanaan,
Program, Pelaporan, Kepegawaian, Umum dan Kearsipan
Berdasarkan peraturan Perundang-undangan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
(2) Dalam melaksanakan tugas sekretaris menyelenggarakan fungsi :
a. Menghimpun Kebijakan Teknis dibidang penyusunan Program,
Keuangan, Kepegawaian, Umum dan kearsipan sesuai dengan
kebutuhan sebagai dasar pelaksanaan tugas.
b. Menyusun rencana kegiatan unit sesuai kebutuhan untuk menjadi
program unit.
c. Melaksanakan tugas pengelolaan administrasi berdasarkan pedoman
untuk peningkatan pelayanan.
d. Melaksanakan tugas pengelolaan administrasi berdasarkana pedoman
untuk tertibnya administrasi keuangan.
e. Melaksanakan tugas pengelolaan kepegawaian berdasarkan petunjuk
pelaksanaan / petunjuk teknis untuk tertibnya penataan administrasi
kepegawaian.
f. Melaksanakan tugas pengelolaan perlengkapan dan kearsipan sesuai
kebutuhan untuk kelancaran kegiatan unit.
g. Melaksanakan pembinaan pegawai secara berkala untuk peningkatan
kinerja aparatur.
44
h. Mengkonsultasi tugas dengan atasan secara lisan maupun tulisan
untuk beroleh petunjuk.
i. Mengkoodinasikan pelaksanaan tugas dengan kepala-kepala bidangn
melalui rapat/pertemuan untuk penbyatuan pendapat.
j. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai job untuk tertibnya
pelaksanaan tugas.
k. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala sesuai bahan
evaluasi.
l. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk
kelancaran tugas kedinasan.
a. Bidang perencanaan Ekonomi
(1) Bidang perencanaan ekonomi mempunyai tugas :
Melaksanakan tugas perencanaan di Bidang ekonomi berdasarkan
peraturan perundang-undangan untuk tersusunnya rencana
pembangunan daerah dibidang perekonomian.
(2) Dalam melaksanakan tugas Bidang perencanaan Ekonomi
Melenggarakan Fungsi :
a. Menghimpun Kebijakan teknis dibidang perencanaan ekonomi sesuai
kebutuhan sebagai pedoman pelaksanaan tugas
b. Menghimpun data dibidang perekonomian melalui unit terkait untuk
mengetahui perkembangannya.
c. Menganalisa data dibidang perekonomian sesuai jenisnya sebagai
bahan perencanaan pembangunan
45
d. Menyusun rencana kegiatan dibidang perekonomian sesuai kebutuhan
untuk menjadi program unit.
e. Mengidentifikasi rencana kegiatan dibidang perekonomian sesuai
kebijakan pengalokasian anggaran untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat
f. Merencanakan kegiatan pembangunan dibidang perekonomian sesuai
kebutuhan untuk ditetapkan dalam satuan anggaran pembangunan
daerah
g. Membuat dokumen perencanaan pembangunan dibidang ekonomi
sesuai dengan hasil identifikasi untuk menjadi bahan pertimbangan
dalam penetapan anggaran pembangunan
h. Mengsosialisasikan kebijakan perencanaan pembangunan dibidang
ekonomi secara terpadu untuk diketahui stake holder.
i. Mengkonsultasikan tugas dengan atasan secara lisan maupun tertulis
untuk beroleh petunjuk lebih langjut.
j. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sekretaris dan kepala-
kepala bidang lainya melalui rapat /pertemuan untuk penyatuan
pendapat.
k. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang untuk tertibnya
pelaksanaan tugas.
l. Menyusun laporan pelaksanaan tugas berkala sebagai bahan evaluasi.
m. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk
kelancaran tugas kedinasan.
46
b. Bidang perencanaan Sosial Budaya
(1) Bidang perencanaan Sosial Budaya Mempunyai tugas :
Melaksanakan tugas perencanaan dibidan perencanaan social budaya
berdasarkan peraturan perundang-undangan utnuk tersusunya rencana
pembangunan dibdang social budaya.
(2) Dalam melaksanakan tugas dibidang social budaya menyelenggarakan
fungsi :
a. Menghimpun kebijakan teknis dibidang social budaya sesuai
kebutuhan sebagai pedomoan pelaksanaan tugas.
b. Menghimpun data dibidang social budaya melalui unit terkait untuk
mengetahui permasalahan pembangunan social budaya.
c. Menganalisa data dibidang social budaya sesuai jenisnya untuk
mengetahui perkembangannya.
d. Menyusun rencana kegiatan dibidang social budaya sesuai kebutuhan
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
e. Mengidentifikasi perencanaan kegiatan soucial budaya sesuai
kebijakan pengalokasian anggaran agar tercapainya kesejahteraan
masyarakat.
f. Membuat usulan perencanaan kegiatan pembangunan dibidang sosila
budaya sesuai hasil identifikasi untuk ditetapkan dalam suatu
anggaran.
47
g. Membuat dokumen perencanaan pembangunan social budaya sesuai
hasil identifikasi untuk menjadi bahan pertimbangan dalam
pembahasan anggaran.
h. Mengsosialiasikan perencanaan pembangunan social budaya secara
terpadu untuk diketahui oleh stake holder.
i. Mengkonsultasikan tugas dengan atasan secara lisan maupun tulisan
untuk beroleh petunjuk lanjut.
j. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sekretaris dan kepala-
kepala bidang lainya melalui rapat /pertemuan untuk penyatuan
pendapat.
k. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang untuk tertibnya
pelaksanaan tugas.
l. Menyusun laporan pelaksanaan tugas berkala sebagai bahan evaluasi.
m. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk
kelancaran tugas.
c. Bidang Perencanaan Tata Ruang
(1) Bidang perencanaan Tata Ruang Mempunyai tugas :
Melaksanakan tugas perencanaan di Bidang perencanaan Tata Ruang
berdasarkan peraturan perundang-undangan utnuk tersusunya rencana
pembangunan dibidang Tata Ruang.
(2) Dalam melaksanakan tugas dibidang Tata Ruang menyelenggarakan
fungsi :
48
a. Menghimpun kebijakan teknis dibidang Tata Ruang sesuai kebutuhan
sebagai pedomoan pelaksanaan tugas.
b. Menghimpun data dibidang Tata Ruang melalui unit terkait untuk
mengetahui permasalahan pembangunan social budaya.
c. Menganalisa data dibidang Tata Ruang sesuai jenisnya untuk
mengetahui perkembangannya.
d. Menyusun rencana kegiatan dibidang Tata Ruang sesuai kebutuhan
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
e. Mengidentifikasi perencanaan kegiatan Tata Ruang sesuai kebijakan
pengalokasian anggaran agar tercapainya kesejahteraan masyarakat.
f. Membuat usulan perencanaan kegiatan pembangunan dibidang Tata
Ruang sesuai hasil identifikasi untuk ditetapkan dalam suatu
anggaran.
g. Membuat dokumen perencanaan pembangunan Tata Ruang sesuai
hasil identifikasi untuk menjadi bahan pertimbangan dalam
pembahasan anggaran.
h. Mengsosialiasikan perencanaan pembangunan Tata Ruang secara
terpadu untuk diketahui oleh stake holder.
i. Mengkonsultasikan tugas dengan atasan secara lisan maupun tulisan
untuk beroleh petunjuk lanjut.
j. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sekretaris dan kepala-
kepala bidang lainya melalui rapat /pertemuan untuk penyatuan
pendapat.
49
k. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang untuk tertibnya
pelaksanaan tugas.
l. Menyusun laporan pelaksanaan tugas berkala sebagai bahan evaluasi.
m. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk
kelancaran tugas.
d. Bidang Pendataan dan evaluasi
(1) Bidang Pendataan dan Evaluasi Mempunyai Tugas :
Melaksanakan tugas dibidang Pendataan, Penelitian, dan Pengkajian
Berdasarkan peraturan perundang undangan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
(2) Dalam melaksanakan tugas dibidang pendataan dan evaluasi
menyelenggarakan fungsi :
a. Menghimpun pedoman pendataan dan evaluasi sesuai kebutuhan
sebagai dasar pelaksanaan tugas.
b. Menyusun kebijakan teknis dibidang pendataan dan evaluasi
berdasarkan pedoman untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
c. Menyusun rencana kegiatan pendataan dan evaluasi sesuai kebutuhan
sebagai acuan pelaksanaan tugas.
d. Menghimpun data perencanaan pembangunan daerah sesuai
kebutuhan sebagai bahan dokumen perencanaan.
e. Mengidentifikasi permasalahan pembangunan daerah berdasarkan data
untuk mengetahui perkembangan pembangunan.
50
f. Melakukan kegiatan analisa dan pengkajian sesuai permasalahan
sebagai bahan perumusan kebijakan.
g. Menyajikan data sesuai kebutuhan sebagai bahan informasi.
h. Melakukan pengamanan data melalui bahan cetak dan electronic
sebagai dokumentasi.
i. Mengkonsultasikan tugas dengan atasan secara lisan maupun tulisan
untuk beroleh petunjuk lebih lanjut.
j. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sekretaris dan kepala-
kepala bidang melalui rapat/ pertemuan untuk penyatuan pendapat.
k. Mendistribusikan tugas pada bawahan sesuai job untuk tertibnya
pelaksanaan tugas.
l. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara bulanan, triwulan,
semester atau tahunan sebagai bahan evaluasi.
m. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk
mendukung kelancaran tugas kedinasan.
51
Tabel 4.3
Proyeksi Berdasarkan Kegiatan Selama Tahun 2008 - 2013
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA GORONTALO
Sumber data: Bappeda Kota Gorontalo, 2013
No Kegiatan Tolok ukur kinerja Target
kinerja
Proyeksi pada tahun Tingkat
capaian
kinerja 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan
program dan kebijakan pelayanan publik
Jumlah hasil penelitian 20 - 5 - 5 - 4 70%
2 Penyusunan rancangan RPJP Daerah Jumlah dokumen 1 1 - - - - - 100%
3 Penyusunan rancangan RPJM Daerah Jumlah dokumen 1 1 - - - - 100%
4 Penyusunan Revisi RPJM Daerah Jumlah dokumen 1 - 1 - - - - 100%
5 Penyelenggaraan Musrenbang RPJM Daerah Frekuensi (kali) 2 - 1 1 - - - 100%
6 Penyusunan dan penetapan RPJM Daerah. Jumlah dokumen 1 - 1 - - - - 100%
7 Penyusunan rancangan RKPD Frekuensi (kali) 6 1 1 1 1 1 1 100%
8 Penetapan RKPD Jumlah dokumen 4 1 1 1 1 1 1 100%
9 Penyelenggaraan Musrenbang RKPD Frekuensi (kali) 6 1 1 1 1 1 1 100%
10 Penyusunan Renstra Bappeda Jumlah dokumen 2 1 - 1 - - - 100%
11 Koordinasi perencanaan bidang sosial budaya Frekuensi (kali) 6 1 1 1 1 1 1 100%
12 Koordinasi perencanaan bidang ekonomi Frekuensi (kali) 6 1 1 1 1 1 1 100%
13 Rapat koordinasi tentang rencana tata ruang Frekuensi (kali) 6 1 1 1 1 1 1 100%
14 Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana
pembangunan daerah
Frekuensi (kali) 6 1 1 1 1 1 1 100%
Capaian Kinerja Rata-Rata 97,50%
52
Program perencanaan pembangunan daerah yang telah dilaksanakan
selama kurun
waktu tahun 2008-2013 mencakup 14 kegiatan yaitu :
a. Pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan program
dan kebijakan pelayanan publik
b. Penyusunan rancangan RPJP Daerah
c. Penyusunan rancangan RPJM Daerah
d. Penyusunan Revisi RPJM Daerah
e. Penyusunan dan penetapan RPJM Daerah.
f. Penyelenggaraan Musrenbang RPJM Daerah
g. Penyusunan rancangan RKPD
h. Penyelenggaraan Musrenbang RKPD
i. Penetapan RKPD
j. Penyusunan Renstra Bappeda
k. Koordinasi perencanaan bidang sosial budaya
l. Koordinasi perencanaan bidang ekonomi
m. Rapat koordinasi tentang rencana tata ruang
n. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana
pembangunan daerah
Dari ke 14 kegiatan itu secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan
capaian kinerja rata-rata 97,50%. Hal tersebut memperlihatkan keberhasilan,
tetapi Kegiatan pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan program
53
dan kebijakan pelayanan publik belum memenuhi target, karena adanya
keterbatasan anggaran. Sedangkan kinerja masing masing kegiatan dapat dilihat
dalam tabel 4.3 diatas
Dalam program ini, yang menonjol adalah Peraturan Daerah Kota
Gorontalo Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kota Gorontalo Tahun 2008-2027, disamping itu juga
Ditetapkan Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 15 Tahun 2008 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Gorontalo Tahun 2008 –
2013.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Gorontalo Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang dilaksanakan dalam kurung waktu 2008-2027
sedangkan pembangunan jangka menengah dilaksanakan dalam kurung waktu
2008-2013 sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 15 Tahun
2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Gorontalo
Tahun 2008 – 2013.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pelaksanaan Fungsi Bappeda Dalam Proses Perencanaan
Pembangunan Di Kota Gorontalo
Perencanaan itu sangatlah memegang peranan penting dalam mencapai
suatu tujuan tertentu, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan di segala
bidang. Oleh sebab itu, wajar dikatakan bahwa tanpa adanya perencanaan yang
matang, maka dikhawatirkan tidak akan pernah terlaksana pembangunan yang
lancar sesuai dengan harapan.
54
Khusus bagi Negara Republik Indonesia yang masih tergolong Negara yang
sedang berkembang dan giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala
bidang, maka sepantasnyalah dalam melaksanakan pembangunan tersebut,
terlebih dahulu diawali dengan perencanaan. Karena melalui perencanaan tersebut
dapat diambil beberapa keuntungan, dimana dengan adanya perencanaan terlebih
dahulu, jelas sudah dapat diperhitungkan apakah pelaksanaan dari pembangunan
tersebut menguntungkan atau tidak, dan akan dapat diperkirakan kapan
dilaksanakan serta upaya-upaya apa yang dapat dilakukan dengan mencapai
tujuan tersebut.
Hal ini berarti bahwa perencanaan itu memberikan jalan yang terbaik demi
mencapai suatu maksud tertentu. Kemudian dengan adanya perencanaan terlebih
dahulu, maka pembangunan itu tidak akan dilaksanakan sebelum diperhitungkan
bahwa pembangunan itu akan dapat dijalankan sebagaimana diinginkan sesuai
dengan target yang diharapkan. Pemerintah menyadari akan pentingnya
perencanaan itu diadakan sebelum sampai pada tahap pelaksanaan pembangunan
itu sendiri, terbukti dengan adanya Badan Perencanaan Pembangunan baik di
pusat maupun di daerah yang bertugas untuk menyusun perencanaan
pembangunan dan penilaian atas pelaksanaannya. Oleh karena itu pemerintah
memandang perlu untuk membentuk suatu badan tertentu sebagai badan
perencanaan pembangunan, yang dimaksudkan agar melalui pembentukan badan
ini, tugas perencanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik sehingga maksud
dan tujuan pembangunan dapat tercapai.
55
Sebagai realisasinya di daerah dibentuk Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah yang disingkat dengan BAPPEDA yang dibentuk pertama kali
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1974 yaitu Tentang:
”Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah” yang berlaku mulai
Tanggal 18 Maret 1974 yang kemudian dicabut dengan keluarnya Keputusan
Presiden Nomor 27 Tahun 1980 Tentang Pembentukan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, yang mulai berlaku pada Tanggal 29 Maret Tahun 1980.
Pembentukan BAPPEDA baik untuk Daerah Tingkat I maupun untuk Daerah
Tingkat II, diharapkan supaya daerah-daerah dapat dilaksanakan pembangunan
dengan lancar untuk mencapai tujuan negara kesatuan Republik Indonesia yaitu
menuju masyarakat adil dan makmur. Hal ini tercermin dalam Keputusan Presiden
Nomor 27 Tahun 1980 Tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah yang mengatakan bahwa: “Dalam rangka usaha peningkatan keserasian
pembangunan di daerah” , diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara
pembangunan sektoral dan pembangunan daerah, akan tetapi dikatakan “Bahwa
dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan
kesinambungan pembangunan di daerah, diperlukan perencanaan yang lebih
menyeluruh terarah dan terpadu”.
Dalam melakukan perencanaan pembangunan di daerah, ada beberapa dasar
hukum yang menjadi acuan BAPPEDA dalam melakukan fungsi perencanaan
pembangunan antara lain sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistim Perencanaan
Pembangunan Nasional;
56
b. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;
c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tata cara penyusunan, pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan
Rencanan Pembangunan Daerah.
e. Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Perencanaan Pembangunan Berbasis Masyarakat.
f. Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2008-2027.
g. Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2008-2013.
h. Peraturan daerah Nomor 2 tahun 2008 Kota Gorontalo tentang organisasi
dan tata kerja lembaga tekhnis daerah Kota Gorontalo.
i. Peraturan daerah Kota Gorontalo Nomor 6 tahun 2010 tentang Perubahan
keempat atas peraturan daerah nomor 2 tahun 2008 Tentang organisasi dan
tata kerja lembaga teknis daerah Kota gorontalo.
j. Peraturan Walikota Gorontalo Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
pelaksanaan peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Gorontalo.
Perencanaan pembangunan merupakan suatu proses yang bergerak timbal-
balik. Disatu pihak, rencana pembangunan akan menunjukkan berbagai proyek
yang harus dijalankan disuatu daerah dan ini selanjutnya menunjukkan tugas yang
57
harus dipikul oleh pemerintah daerah dalam usaha untuk menciptakan
pembangunan nasional. Tetapi dilain pihak, pemerintah daerah dapat pula
menunjukkan kepada pemerintah pusat tentang proyek – proyek yang sebaiknya
dilaksanakan di daerah tersebut.
Sebagai lembaga yang mendapat kepercayaan dalam proses perencanaan
pembangunan, maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota
Gorontalo wajib menjalankan tugas dan fungsinya sesuai tata kerja yang telah di
atur pada Peraturan daerah Nomor 2 tahun 2008 Kota Gorontalo tentang
organisasi dan tata kerja lembaga tekhnis daerah Kota Gorontalo.
Sehubungan dengan itu baik dalam rangka pelaksanaan tugas – tugas umum
pemerintahan maupun dalam rangka menggerakkan dan memperlancar
pelaksanaan pembangunan mulai dari perencanaan sampai pada tahap evaluasi,
kegiatan aparatur pemerintah perlu dipadukan, diserasikan dan diselaraskan untuk
mencegah timbulnya tumpang tindih, perbenturan, kesimpangsiuran dan atau
kekacauan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan kegiatan – kegiatan pemerintahan,
koordinasi antar aparatur pemerintah harus dilakukan.
Secara umum, koordinasi dalam pelaksanaan tugas – tugas pemerintahan
pada hakekatnya merupakan upaya memadukan (mengintegrasikan),
menyerasikan dan menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan yang saling
berkaitan, beserta segenap gerak, langkah dan waktunya dalam rangka pencapaian
tujuan dan sasaran bersama. Koordinasi perlu dilaksanakan mulai dari proses
perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan dan
pengendaliannya.
58
Salah satu tugas dan fungsi Bappeda Kota Gorontalo adalah melakukan
koordinasi. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, khususnya dalam pasal 3 huruf b yang
berbunyi “Badan perencanaan pembangunan daerah dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi: pengoordinasian
penyusuna perencanaan pembangunan.
Dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah di Kota Gorontalo,
Bappeda wajib untuk mengusahakan keterpaduan antara perencanaan
pembangunan nasional dan daerah, serta perencanaan pembangunan antar daerah.
Jadi, sebelum proyek-proyek Pembangunan di berbagai daerah ditentukan,
kegiatan perencanaan yang baik perlu mengadakan dialog diantara perencana
pusat dan perencana daerah. Memang pada akhirnya keputusan dalam
menentukan prioritas dari pelaksanaan proyek-proyek dan penentuan jenis proyek
yang akan dijalankan diberbagai daerah terletak ditangan pemerintah pusat. Tetapi
walaupun demikian, adanya partisipasi daerah akan banyak manfaatnya dalam
mempertinggi efisiensi alokasi sumber-sumber daya ke berbagai daerah dalam
mengusahakan alokasi yang adil ke berbagai daerah.
Untuk menunjang kelancaran perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
secara terpadu, maka Bappeda Kota Gorontalo mengadakan hubungan koordinasi
dengan dinas – dinas, instansi terkait, dan badan atau lembaga lain yang ada di
Kota Gorontalo.
Bappeda Kota Gorontalo dalam melakukan koordinasi dengan instansi
pemerintahan / dinas terkait melakukan pendekatan dengan jalan melakukan tukar
59
– menukar informasi dengan berbagai pihak agar dapat ditemukan titik
keterpaduan program / proyek yang akan dilaksanakan.
Fungsi koordinasi dalam proses perencanaan pembangunan daerah pada
dasarnya merupakan sinkronisasi terhadap program pembangunan dan merupakan
suatu hal sangat penting dalam proses perencanaan pembangunan daerah. Data
yang diperoleh dalam penelitian ini melalui wawancara dengan beberapa
informan. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Bappeda Kota Gorontalo Bapak Ir.
Zulbachri Josoef, MSi, yang mengatakan :
“fungsi koordinasi itu sebenarnya intinya adalah untuk melakukan
sinkronisasi terhadap program pembangunan kegiatan, kemudian
bagaimana kita menata pelaksanaan khususnya perencanaan
pembangunan daerah dengan melibatkan semua stakeholder yang ada,
kelompok kepentingan, para pemangku kepentingan yang sangat terkait
dengan pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah. Sehingga inilah
pentingnya koordinasi dalam perencanaan pembangunan, karena lebih
awal kita mampu mengklasifikasikan apa yang menjadi problem dasar
dari katakanlah pelaksanaan pembangunan daerah, apa yang menjadi
kebutuhan hidup masyarakat, kemudian apa yang diharapkan oleh
masyrakat dapat diwujudkan dalam rangka pelaksanaan pembangunan
daerah dengan mewujudkan harapan – harapan dan keinginan –
keinginan dari bawah dalam hal ini adalah masyarakat”.43
Pentingnya fungsi koordinasi dalam perencanaan pembangunan daerah
merupakan suatu hal yang wajar. Sebab daerah Kota menjadi tempat pertemuan
antara berbagai program dari berbagai sektor. Keberhasilan pembangunan
nasional tidak lepas dari pembangunan yang dilakukan secara bottom – up yang
mana perencanaan pembangunan dimulai dari bawah apa yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat.
43
Hasil wawancara dengan Sekretaris Bappeda Kota Gorontalo pada 08 juli 2013
60
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 50
Tahun 2000 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah, mekanisme koordinasi Pemerintahan Daerah dilakukan dengan :
1. Koordinasi Perencanaan
2. Koordinasi Pelaksanaan
3. Koordinasi Pelaporan
4. Koordinasi Pertanggung jawaban
Terkait fungsi koordinasi Bappeda dengan beberapa instansi terkait,
Bappeda Kota Gorontalo melakukan mekanisme koordinasi dengan lebih awal
menentukan atau menetapkan arah kebijakan makro, yang kemudian menjadi
pedoman bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun
rencana kerja. Namun, sebelum masuk forum SKPD sebagai konsultasi publik ada
namanya tahapan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). Disini
seluruh SKPD harus mampu menyerap apa yang menjadi pilihan masyarakat,
dengan sistem perencanaan yang partisipatif. Dari masalah itu, para SKPD
memasukkan ke dalam draft Rencana Kerja (RENJA) kemudian mereka lakukan
konsultasi publik yang dinamakan Forum SKPD.
Menurut Tajuddin Tantu.S.kom, salah satu tokoh masyarakat yang kami
wawancarai bahwa :
“pelaksanaan musrenbang pada tahun ini sudah sangat baik bila dibandingkan
pada tahun – tahun sebelumnya, karena berjalan dengan lancar, tertib”.44
4.2.1.1 Pelaksanaan Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan
Pelaksanaan rapat koordinasi perencanaan pembangunan merupakan salah
satu indikator penting dalam pelaksanaan fungsi perencanaan pembangunan. Hal
44
Wawancara pada tanggal 30 juli 2013
61
ini dimaksudkan untuk memberikan suatu pemahaman mengenai rencana
pembangunan ke depan. Selain itu rapat koordinasi ini bertujuan untuk menilai
dan menampung masalah – masalah dalam pelaksanaan program / proyek yang
berdasarkan masukan yang diterima dan dijadikan bahan yang dapat saling
mengisi dan menunjang berbagai sektor pembangunan dalam suatu koordinasi
perencana pembangunan, pelaksana dan pengawasan serta pengendalian
pembangunan daerah.
Rapat koordinasi dalam perencanaan pembangunan daerah merupakan
suatu tahapan yang harus dilalui sebelum masuk ke tahap penyusunan arah dan
kebijakan umum termasuk program / kegiatan pembangunan daerah.
Prioritas dan sasaran pembangunan daerah Kota Gorontalo tahun
2013 :
1. Peningkatan Kualitas SDM dengan fokus pada :
a. Pendidikan :
▪ Mendorong peningkatan APM SMP dan SMU/SMK
▪ Peningkatan Mutu Pendidikan di SMU level pendidikan (SD-SMU)
melalui pengembangan sekolah unggulan
▪ Peningkatan standar kompetensi dan kualifikasi tenaga kependidikan.
b. Kesehatan :
▪ Melalui peningkatan kualitas layanan kesehatan dasar dan rujukan
melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan,
ketersediaan sarana prasarana serta perbaikan dan peningkatan sistem
layanan kesehatan kepada masyarakat.
62
2. Peningkatan Ketersediaan dan kualitas infra struktur Kota yang secara
sinergis mendorong pengembangan ekonomi dan juga mengatasi
permasalahan Kota melalui :
▪ Peningkatan kualitas konstruksi dan pelebaran jalan Kota
▪ Peningkatan ketersediaan air bersih, energi listrik dan persampahan
3. Penanggulangan bencana banjir Kota melalui lanjutan pembangunan dan
perbaikan drainase Kota dan penataan / normalisasi Daerah Aliran Sungai
(DAS) Bolango dan Tamalate
4. Pengembangan ekonomi kerakyatan dan penanggulangan kemiskinan
melalui:
▪ Peningkatan produksi dan produktifitas sektor kelautan dan perikanan
▪ Peningkatan usaha kecil dan menengah melalui penguatan permodalan,
skill dan peluang pasar
▪ Pengembangan sektor parawisata melalui efisiensi fungsi-fungsi obyek
wisata Gorontalo secara terintegrasi dengan usaha-usaha mikro
masyarakat
▪ Optimalisasi program-program pengentasan kemiskinan agar lebih
efektif dan fokus
Bappeda Kota Gorontalo memiliki beberapa kewenangan dalam proses
perencanaan pembangunan daerah, yaitu :
1. Bappeda memiliki kewenangan untuk mengkoordinasikan seluruh proses
tahapan perencanaan pembangunan daerah dengan melakukan kegiatan –
kegiatan yang terkait dengan koordinasi itu. Misalnya, mengundang
63
seluruh stakeholder yang ada, instansi terkait dengan mengadakan
pertemuan – pertemuan.
2. Bappeda memiliki kewenangan dalam menyusun perencanaan secara
makro yang dimulai dari tahapan RPJP, RPJMD, RKPD, yang kemudian
menjadi pedoman bagi seluruh instansi dalam menyusun rencana kerja.
3. Bappeda memilki kewenangan dalam merancang struktur perencanaan dari
penganggaran.
4. Bappeda memiliki kewenangan untuk melakukan pengaturan atau
penataan, apa yang harusnya menjadi prioritas masing – masing
stakeholder dalam hal ini SKPD yang terkait.
4.2.1.2 Pemberian Informasi dan Laporan
Penyusunan rencana pembangunan yang baik dan tepat memerlukan adanya
perhitungan dan pengamatan yang cermat dan akurat mengenai kondisi dan
potensi daerah yang meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat serta
permasalahan yang dihadapi oleh instansi pemerintah maupun oleh masyarakat
berdasarkan informasi dan laporan yang akurat. Data dan informasi merupakan
suatu hal yang sangat penting dalam menyusun suatu perencanaan pembangunan
daerah. Berdasarkan Undang – Undang No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional Bab VII Pasal 31 mengatakan bahwa :
“Perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan”.45
45
Undang – Undang No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Bab
VII Pasal 31
64
Kemajuan dan perkembangan suatu program / kegiatan hanya dapat diketahui
dari informasi dan laporan dari kegiatan tersebut. Pemberian informasi dan
laporan digunakan untuk merumuskan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan. Pada perumusan kebijakan, pemberian informasi dan laporan
digunakan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian
berhasil atau tidaknya pembangunan di daerah gambaran nyatanya dapat dilihat
dari pemberian informasi dan pelaporan penyusunan rencana yang lengkap dan
relevan dari keadaan pembangunan tersebut.
Jadi, untuk menentukan dan menyusun suatu rencana yang baik, realistik dan
menyeluruh diperlukan informasi dan laporan yang lengkap dan dapat dipercaya,
menurut kenyataan, cermat, tepat waktu dan berhubungan dengan masalah yang
dihadapi.
Pemberian data dan informasi yang dilakukan oleh Bappeda Kota Gorontalo
selama ini melalui beberapa cara, seperti melalui media yang ada, seperti telepon,
fax, via e – mail, Website, maupun dalam bentuk persuratan, sehingga akses untuk
mendapatkan informasi mengenai rencana program sampai pada hasil program
kegiatan pembangunan tidak dipersulit. Dalam proses perencanaan pembangunan
daerah diharapkan agar dalam penyusunan rencana program / kegiatan tidak
ditentukan apa saja yang diinginkan sehingga bukan kebutuhan masyarakat yang
terpenuhi akan tetapi faktor keinginan dari pihak tertentu.
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa terkait dalam pemberian informasi
dan laporan mengenai perencanaan pembangunan daerah yang dilakukan oleh
65
Bappeda Kota Gorontalo sudah terlaksana dengan baik. Menurut Kepala Bidang
Pendataan dan Evaluasi Ir. Ha. Asna Rahim :
“pemberian informasi dan laporan yang dilakukan oleh Bappeda selama
ini adalah melalui rapat monitoring dan melakukan kunjungan ke lokasi
kegiatan”.46
Tersedianya informasi dan laporan yang akurat mengenai potensi daerah
dan aspek kehidupan masyarakat akan memudahkan Bappeda Kota Gorontalo
dalam menyusun suatu arah kebijakan makro. Untuk itulah, Bapppeda sebagai
koordinator perencana pembangunan daerah senantiasa meningkatkan kerjasama
tim dalam proses perencanaan pembangunan untuk mendapatkan informasi yang
akurat kemudian dari informasi tersebut diolah menjadi sebuah arah kebijakan
makro yang nantinya akan dilaporkan kepada seluruh instansi – instansi
pemerintahan.
4.2.1.3 Kesepakatan dan Komitmen
Pada pelaksanaan koordinasi perencanaan pembangunan daerah,salah satu
hal yang sangat penting di dalamnya adalah adanya kesepakatan dan komitmen
yang disetujui dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Kesepakatan tersebut
sangat dibutuhkan dalam membuat perencanaan suatu kegiatan / program
pembangunan agar apa yang sudah disepakati akan menjadi suatu program yang
akan dilaksanakan. Adanya kesepakatan dan komitmen dalam perencanaan
pembangunan berawal dari sejauh mana proses koordinasi yang dilakukan oleh
Bappeda dengan beberapa instansi pemerintahan lainnya sehingga menjadi
komitmen untuk melaksanakan pembangunan daerah.
46
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Pendataan dan Evaluasi pada 04 juli 2013
66
Kesepakatan dan komitmen mempunyai pengaruh yang sangat besar
dalam proses pelaksanaan koordinasi. Adanya kerja sama antar pihak perencana
dengan beberapa instansi pemerintahan tentu sangat membantu dalam proses
penyusunan rencana pembangunan daerah ke depan. Kesepakatan dan komitmen
itulah yang nantinya akan menjadi suatu acuan bagi SKPD dalam menyusun draft
rencana kerja (RENJA SKPD).
Kesepakatan dan komitmen antara Bappeda dengan instansi pemerintahan
yang ada di Kota Gorontalo itu tertuang ke dalam arah kebijakan umum yang pada
setiap tahun dijabarkan oleh SKPD. Salah satu penjabaran dari kesepakatan dan
komitmen tersebut adalah adanya kontrak kinerja. Kontrak kinerja tersebut
bertujuan agar dalam penyusunan rencana item kegiatan / program pembangunan
terlihat jelas apa yang ingin dicapai dari hasil keputusan itu dan tidak keluar dari
kontrak yang sudah ditetapkan bersama.
Terkait dengan mekanisme dan kesepakatan dalam proses perencanaan
pembangunan daerah, Bappeda Kota Gorontalo membuat kesepakatan dengan
mengundang seluruh SKPD agar membuat komitmen terhadap kegiatan / program
pembangunan yang akan dilakukan. Selain itu, dengan adanya kesepakatan dan
komitmen sebelumnya maka dalam membuat rencana program / kegiatan
diharapakan sudah sesuai dengan kebijakan makro yang sudah ditetapkan
sebelumnya dan tidak keluar dari apa yang sudah diputuskan bersama.
Bentuk kesepakatan dan komitmen Bappeda dengan instansi pemerintahan
di Kota Gorontalo dimulai dari proses musrenbang yang dilakukan untuk
menetapkan program / kegiatan yang dianggap prioritas, dan dibutuhkan oleh
67
masyarakat, sehingga inilah yang menjadi komitmen Bappeda dan SKPD untuk
membuat suatu perencanaan dalam mewujudkan pembangunan daerah.
4.2.1.4 Hubungan Kerja Bappeda Kota Gorontalo dengan instansi / dinas
terkait
Koordinasi dan hubungan kerja adalah dua hal yang saling terkait, karena
koordinasi hanya dapat dicapai sebaik-baiknya dengan melakukan hubungan kerja
yang efektif. Hubungan kerja mempunyai peranan yang sangat besar dalam proses
perencanaan pembangunan daerah, yaitu agar tercapainya kesatuan tindakan
antara unit-unit dari organisasi yang satu dengan yang lainnya, sehingga apa yang
diinginkan tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna.
Pembangunan daerah yang dilaksanakan dalam hubungan kerjanya
melibatkan beberapa instansi pemerintah, lembaga – lembaga swasta serta
masyarakat dimana antara satu sama lainnya tidak berdiri sendiri melainkan
memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya dan saling mempengaruhi.
Hubungan ini senantiasa harus dilakukan agar pelaksanaan pembangunan daerah
selalu terarah dan terpadu, sehingga perlunya koordinasi antar unsur – unsur yang
terlibat dalam pembangunan harus dilaksanakan.
Setiap perencanaan yang disusun oleh dinas daerah dan instansi lainnya
senantiasa dikoordinasikan oleh Bappeda Kota Gorontalo dan selalu diarahkan
kepada pelaksanaan yang telah ditetapkan dan disesuaikan dengan kemampuan
daerah serta diarahkan pula pelaksanaan pembangunan sektoral yang berlangsung
di daerah.
68
Pembangunan daerah yang dilaksanakan di Kota Gorontalo tentunya selalu
diorientasikan kepada kepentingan masyarakat yang telah menjadi tujuan
nasional, sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah Kota Gorontalo,
pemilihan sektor – sektor program yang konsisten dan terpadu (program prioritas),
terarah serta saling menunjang sektoral dan daerah sebagai sasarannya.
Dalam melaksanakan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Gorontalo
maka Bappeda Kota Gorontalo menempuh beberapa tahapan kerja. Tahapan –
tahapan kerja di dalam merencanakan Pembangunan Daerah Kota Gorontalo
adalah sebagai berikut :
Tahapan Pertama
Dalam tahapan ini diadakan terlebih dahulu penyusunan rencana yang
dilaksanakan melalui proses musrenbang untuk menghasilkan rancangan lengkap
suatu rencana yang siap untuk ditetapkan yang terdiri dari 4 (empat) langkah:
1. Pertama adalah penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat
teknokratif, menyeluruh, dan terukur.
2. Masing-masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja
dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan.
3. Melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan rencana
pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui
musyawarah perencanaan pembangunan.
4. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.
69
Tahapan kedua
Kemudian berdasarkan hasil penyusunan rencana yang sudah dikerjakan
pada tahapan pertama tersebut diatas, maka disusunlah suatu penetapan rencana
yang menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak untuk
melaksanakannya. Menurut Undang undang No. 25 Tahun 2009 ini, rencana
pembangunan jangka panjang daerah ditetapkan sebagai Peraturan Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ditetapkan oleh
Kepala Daerah dan rencana pembangunan tahunan daerah ditetapkan oleh Kepala
Daerah.
Tahapan Ketiga
Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk
menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam
rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan
rencana tersebut oleh satuan kerja perangkat daerah, selanjutnya, kepada Bappeda
menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana
pembangunan dari masing-masing satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan
tugas dan kewenangannya.
Tahapan keempat
Evaluasi pelaksanaan rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan
pembangunan yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan
informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan.
Jadi, hubungan kerja yang dilakukan oleh Bappeda dengan instansi pemerintahan
di Kota Gorontalo dimulai dari proses perencanaan pembangunan. Dari proses
70
perencanaan tersebut dalam hal ini adalah melalui Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang), akan ditetapkan suatu keputusan bahwa kegiatan /
program tersebut menjadi rencana kerja bagi SKPD. Koordinasi merupakan salah
satu hal penting dalam terciptanya suatu hubungan kerja dalam proses
perencanaan pembangunan. Fungsi koordinasi sangat dibutuhkan untuk saling
memberi informasi dan laporan mengenai rencana kerja pemerintah daerah
sehingga dengan adanya hubungan kerja yang baik melalui koordinasi tersebut
maka proses pembangunan daerah akan terlaksana dengan baik.
Koordinasi merupakan salah satu hal penting dalam terciptanya suatu
hubungan kerja dalam proses perencanaan pembangunan. Fungsi koordinasi
sangat dibutuhkan untuk saling memberi informasi dan laporan mengenai rencana
kerja pemerintah daerah sehingga dengan adanya hubungan kerja yang baik
melalui koordinasi tersebut maka proses pembangunan daerah akan terlaksana
dengan baik. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai hubungan kerja yang
dilakukan oleh Bappeda beberapa tahun ini sudah terjalin cukup baik. Menurut
Kepala Bidang Perencanaan Sosial Budaya, Ir. Ha.Rahmawaty Dj. Noer. Msi
bahwa :
“hubungan kerja yang kami lakukan selama ini sangat baik karena instansi terjun
secara langsung dalam proses perencanaan seperti musrenbang kecamatan, kota
yang termasuk di dalamnya adalah forum SKPD. Dari hal inilah sehingga mulai
terjalin hubungan kerja antara Bappeda dengan SKPD, kecamatan melalui proses
tersebut. Selain itu kami juga senantiasa berkonsultasi dengan Bappeda Provinsi
terkait program / kegiatan pembangunan”.47
Bappeda Kota Gorontalo senantiasa melakukan konsultasi dengan
Bappeda Provinsi, SKPD dan instansi kecamatan serta lembaga – lembaga
47
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Perencanaan Sosial Budaya pada 04 Juli 2013
71
masyarakat terkait perencanaan kegiatan / program yang akan dilakukan. Proses
konsultasi tersebut dilakukan dengan :
1. Koordinasi
Bappeda Kota Gorontalo senantiasa berkoordinasi mengenai kegiatan /
program yang akan dilaksanakan sesuai dengan RPJMD. RPJMD inilah yang
dijadikan “kitab suci” dari Bappeda yang tidak boleh lepas dari RPJMD tersebut
karena merupakan kegiatan, target yang mau dicapai oleh Walikota sebagai
otoritas penyelenggara.
2. Integrasi
Integrasi yang dilakukan oleh Bappeda Kota Gorontalo adalah berusaha
untuk mempertemukan apa yang sudah menjadi kebijakan sebelumnya dengan
disinkronkannya aspirasi – aspirasi dari bawah sehingga tercapai suatu kesatuan
yang utuh.
3. Implementasi
Terkait implementasi, Bappeda Kota Gorontalo memberikan pemahaman
kepada SKPD untuk merumuskan kegiatan / program yang aka dilaksanakan.
Setelah itu, masing – masing SKPD melaksanakan apa yang sudah menjadi
program kerja mereka sesuai dengan apa yang sudah disepakati pada proses
Musrenbang Kota.
4. Tahap Evaluasi
Salah satu hal yang sangat penting dalam proses pembangunan daerah
adalah adanya tahap evaluasi dan pengendalian. Hal ini dilakukan untuk
72
mengevaluasi apa yang sudah dilakukan terkait program / kegiatan pembangunan
daerah sesuai dengan target yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Berdasarkan hal tersebut, jelas tampak adanya suatu kerjasama antara
Bappeda Kota Gorontalo dengan instansi pemerintahan lainnya sehingga tanpa
hubungan kerjasama tersebut tidak mungkin pembangunan dapat dilaksanakan.
Kewenangan yang dimiliki Bappeda Kota Gorontalo dalam menentukan
kebijakan dibidang perencanaan pembangunan, mempunyai mekanisme dalam
rangka mengkoordinasi rencana – rencana pembangunan tersebut. Konstruksi ini
memberikan koordinasi dalam usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari suatu
rencana kerja sehingga rencana pembangunan tersebut diharapkan dapat
menjamin adanya kerjasama dengan instansi lainnya yang serasi antara keduanya
guna mencapai tertib Pemerintahan Daerah.
Pelaksanaan tugas dan fungsi koordinasi dalam proses perencanaan
pembangunan daerah oleh Bappeda Kota Gorontalo telah memperlihatkan
keberhasilannya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai koordinator
perencana daerah dimana koordinasi senantiasa dimulai dari proses perencanaan,
pelaksanaan kegiatan / program sampai pada tahap evaluasi. Selain itu, terkait
kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan koordinasi
perencanaan pembangunan daerah seperti yang telah digambarkan di atas bahwa
sudah terlaksana dengan baik.
Terkait pelaksanaan fungsi dalam proses perencanaan pembangunan di Kota
Gorontalo, Berikut digambarkan table analisis Terkait pelaksanaan fungsi
perencanaan pembangunan di Kota Gorontalo ditunjukkan pada table 4.4.
73
Tabel 4.4
Analisis Data Terhadap Pelaksanaan Fungsi Bappeda Dalam Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Gorontalo
No Indikator
Pelaksanaan
Informan Penilaian
(1) (2) (3) (4) 1 Pelaksanaan Rapat
Koordinasi
Kepala
Bappeda
Tahapan / sistem koordinasi yang dilakukan
setiap tahun dalam menyusun rencana
kegiatan / program
Sekretaris
Bappeda
Unsur – Unsur yang terlibat antara lain:
SKPD,
LSM, tokoh masyarakat, camat, organisasi
pemuda, dsb. Sudah berjalan dengan baik
dan
sangat direspon baik oleh pihak yang terlibat
di
dalamnya.
Kabid
Perencanaan
Ekonomi
Penentuan jadwal pelaksanaan dan mengirim
undangan kepada seluruh stakeholder.
Tokoh
Masyarakat
Penentuan tim delegasi dari masyarakat yang
ditentukan pada saat musrenbang kecamatan.
2 Pemberian
informasi dan
laporan
Kabid
Pendataan
dan
Evaluasi
Melalui rapat monitoring dan kunjungan
lokasi
kegiatan.
3 Kesepakatan dan
komitmen
Sekretaris
Bappeda
Usulan yang dianggap prioritas melalui hasil
sistem skoring baik ditingkat desa sampai
kecamatan.
4 Hubungan Kerja
Bappeda
dengan
instansi / dinas
Kabid
Bidang
Perencanaan
Sosial
Budaya
Instansi / dinas terkait terjun secara langsung
dalam proses perencanaan, seperti
musrenbang kecamatan, Forum SKPD dan
musrenbang kota. Selain itu, senantiasa
berkonsultasi mengenai program / kegiatan
pembangunan dengan Bappeda Provinsi
Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2013
74
4.2.2 Faktor-faktor yang menghambat BAPPEDA dalam melaksanakan
fungsi perencanaan pembangunan di Kota Gorontalo
Dalam pelaksanaan Fungsi perencanaan pembangunan yang dilakukan oleh
Bappeda Kota Gorontalo walaupun terbilang sudah terlaksana dengan baik
namun, terdapat beberapa faktor yang menghambat . Faktor – faktor tersebut
adalah sebagai berikut :
4.2.2.1 Keterampilan dan pengalaman aparat Bappeda Kota Gorontalo
Dalam penyusunan rencana pembangunan dibutuhkan perencana yang
realistis dan rasional. Olehnya dibutuhkan kemampuan, keahlian dan kecakapan
ilmu pengetahuan serta pemanfaatan pengalaman – pengalaman yang pernah
dijalani.
Satu dari beberapa aspek keberhasilan pembangunan adalah tersedianya
Sumber Daya Manusia (SDM) pembangunan yang dapat diandalkan dan memiliki
pengetahuan dan komprehensif tentang berbagai masalah pembangunan dalam
perencanaan dalam bidang pembangunan daerah.
Bertitik tolak dari hal di atas, maka aparat perencana dilingkungan
Bappeda Kota Gorontalo dituntut untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
sehingga dapat lebih tanggap dan reponsif serta profesional di bidangnya.
Pendidikan yang dimiliki oleh Bappeda Kota Gorontalo bisa dikatakan
sangat memadai dalam pelaksanaan fungsi dalam proses perencanaan
pembangunan daerah, Namun keterampilan serta pengalaman yang dimiliki aparat
yang ada di Bappeda Kota Gorontalo masih kurang.
75
Hal ini terlihat pada pemanfaatan teknologi dan informasi masih terbatas,
sehingga menghambat pelaksanaan fungsi koordinasi dalam merencanakan
kegiatan / program pembangunan. Selain itu, pengelolaan website yang dimiliki
oleh Pemerintah Kota Gorontalo yang dikelola oleh Bappeda Kota Gorontalo
juga belum maksimal dilakukan, sehingga penyebaran informasi mengenai
perencanaan, pelaksanaan dan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah
akan terhambat.
Untuk itu, Bappeda Kota Gorontalo berupaya untuk meningkatkan
keterampilan yang dimiliki oleh staffnya untuk melaksanakan tugas dan fungsi
sebagai aparat perencana melalui pelatihan – pelatihan, dan kursus – kursus dalam
memanfaatkan teknologi yang ada.
4.2.2.2 Sarana Dan Prasarana
Bappeda Kota Gorontalo sebagai salah satu organisasi pemerintah yang
bergerak dibidang perencanaan pembangunan daerah sudah selayaknya dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang memadai. Dengan semakin meningkatnya
volume pekerjaan dari tahun ke tahun, menuntut semakin disediakannya fasilitas
kerja yang mendukung guna kelancaran pelaksanaan tugas yang diemban oleh
aparat perencana terutama dalam proses pelaksanaan koordinasi dalam
perencanaan pembangunan daerah.
Menurut Kepala Bappeda Kota Gorontalo, Dr. Ir. Ismail Madjid, MTP bahwa :
“salah satu yang menghambat kami dalam pelaksanaan tugas dan fungsi kami di
Bappeda adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang masih kurang, ada
beberapa ruangan yang masih ditempati dua kepala bidang dan itu sangat tidak
efektif dalam pelaksanaan tugas”.48
48
Hasil wawancara dengan Kepala Bappeda Kota Gorontalo pada 08 Juli 2013
76
4.2.2.3 Pemahaman Antar SKPD
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan fungsi koordinasi
dalam proses perencanaan pembangunan daerah di Kota Gorontalo yang
dilaksanakan oleh Bappeda adalah pemahaman SKPD terhadap pelaksanaan
fungsi koordinasi dalam proses perencanaan pembangunan.
Namun dalam pelaksanaan fungsi koordinasi perencanaan pembangunan
daerah masih ada beberapa SKPD belum memahami betapa pentingnya koordinasi
ini misalnya rapat koordinasi hanya mengirim atau mengutus bawahannya untuk
menghadiri rapat koordinasi tersebut. Kehadiran kepala dinas dalam pelaksanaan
rapat koordinasi sangat menentukan apa yang akan dilakukan dalam penyusunan
rencana pembangunan daerah. Selain itu, kehadirannya sangat diperlukan untuk
mengetahui permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh instansinya
sehingga bisa dicarikan jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut.
Namun kenyataannya, bahwa kehadiran SKPD yang hanya diwakili oleh
instansinya saja kerap terjadi pada saat proses pelaksanaan rapat koordinasi
perencanaan pembangunan daerah di Kota Gorontalo.
Menurut Kepala Bidang Perencanaan Tata ruang Heru Z. Talib. SP. MTP, bahwa :
“kehadiran beberapa SKPD pada saat rapat koordinasi yang hanya diwakili oleh
stafnya saja membuktikan bahwa beberapa SKPD tidak memahami betapa
pentingnya pelaksanaan rapat tersebut untuk melaksanakan kegiatan / program
yang akan dilaksanakan”.49
Untuk itu, Bappeda Kota Gorontalo berusaha untuk meningkatkan
komunikasi dengan beberapa SKPD dalam memberikan pemahaman mengenai
pentingnya fungsi koordinasi dalam proses perencanaan pembangunan daerah
49
Hasil wawancara dengan Sub bidang Pendataan Bappeda Kota Gorontalo pada 09 Juli 2013
77
serta kehadiran kepala dinas pada saat pelaksanaan rapat koordinasi. Sehingga ke
depan pelaksanaan rapat koordinasi betul – betul dapat terlaksana dengan baik
dengan kehadiran seluruh pimpinan SKPD sehingga apa yang di rencanakan
untuk memajukan pembangunan daerah di Kota Gorontalo dapat terwujud.
4.2.2.4 Hambatan lain yang dihadapi oleh Bappeda Kota Gorontalo adalah
berupa hambatan dari luar (eksternal)
Hambatan lain yang dihadapi oleh Bappeda Kota Gorontalo adalah berupa
hambatan dari luar (eksternal), Hambatan tersebut antara lain :
1. Rendahnya penyampaian data dari perangkat dinas tepat waktu. Hal ini
menyebabkan perencanaan pembangunan menjadi terlambat.
2. Kurangnya peran serta masyarakat dalam menyampaikan usulan
pembangunan ke Bappeda Kota Gorontalo. Hal ini membuat perencanaan
yang dilakukan oleh Bappeda Kota Gorontalo tidak seusuai dengan
keinginan masyarakat.