bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi...

45
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo Visi Misi, 5 Budaya Kerja, Grand Strategy dan sasaran Grandstrategy a. Visi Visi Pemerintah Kota Gorontalo 2008 2013 adalah : “KOTA ENTREPRENUER” Visi yang ditetapkan sebagai cita-cita yang ingin dicapai Pemerintah Daerah Dalam tahu 2008 2013 ini merupakan upaya mewujudkan visi jangka panjang Kota Gorontalo 2008 2027, yaitu : “TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG BERKUALITAS, MAJU DAN SEJAHTERA” b. Misi Misi Pemerintah Kota Gorontalo 2008 2013 : “mewujudkan Masyarakat Kota Gorontalo Yang Mandiri dan Religius” c. 5 nilai Budaya Kerja 1. Proaktif 2. Disiplin 3. Inovatif 4. Kerjasama

Upload: trandat

Post on 16-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo

Visi – Misi, 5 Budaya Kerja, Grand Strategy dan sasaran Grandstrategy

a. Visi

Visi Pemerintah Kota Gorontalo 2008 – 2013 adalah :

“KOTA ENTREPRENUER”

Visi yang ditetapkan sebagai cita-cita yang ingin dicapai Pemerintah Daerah

Dalam tahu 2008 – 2013 ini merupakan upaya mewujudkan visi jangka panjang

Kota Gorontalo 2008 – 2027, yaitu :

“TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG BERKUALITAS, MAJU DAN

SEJAHTERA”

b. Misi

Misi Pemerintah Kota Gorontalo 2008 – 2013 :

“mewujudkan Masyarakat Kota Gorontalo Yang Mandiri dan

Religius”

c. 5 nilai Budaya Kerja

1. Proaktif

2. Disiplin

3. Inovatif

4. Kerjasama

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

34

5. Transparan

d. Grand Strategy

1. Menyelenggarakan kepemerintahan yang entrepreneur

2. Mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya saing

3. Mewujudkan Infrastruktur perkotaan yang handal

4. Menjadikan kota gorontalo sebagai pusat perdagangan dan jasa di

kawasan teluk tomini dan sekitarnya.

e. Sasaran dan strategi

1. Menyelenggaran Kepemerintahan yang Entreprenuer :

a) Masyarakat kota gorontalo taat hokum dan memperoleh kepastian hukum

dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman.

b) Seluruh potensi dipetakan, dikembangkan dan di promosikan secara on-

line dengan alamat web site http://www.gorontalokota.go.id dan tepat

sasaran berdasarkan basis data yang akurat.

c) Setiap aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya, menerapkan etos

kerja “proaktif” Serta memperoleh pengembangan karir yang tepat waktu.

d) Setiap SKPD menjadi revenue center dengan pengelolaan keuangan yang

on-line dan akuntabel.

e) Setiap SKPD menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan

pelaporan yang tepat waktu serta terintegrasi dengan basis data yang

akurat.

f) Setiap SKPD mencapai sasaran kinerjanya serta menerapkan administrasi

yang akuntabel.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

35

2. Mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya saing :

a) Meningkatkan kualitas lulusan sekolah yang benar-benar unggul dan

memiliki daya saing. Serta didukung oleh keberadaan tenaga-tenaga guru

terseleksi, system pembelajaran yang modern serta fasilitas pendukung yang

memadai.

b) Rumah sakit, pukesmas dan jaringannya memenuhi standar mutu dan

mampu menjangkau / di jangkau oleh masyarakat di wilayahnya.

c) Seluruh kelurahan sadar gizi, ikut KB dan gemar membaca.

d) Seluruh kelurahan menjadi kelurahan siaga.

e) Setiap kecamatan memiliki sentra pelatihan produksi dan pendampinan

wirausaha yang mampu mengembangkan potensi di kecamatan.

f) Pemuda Kota Gorontalo meraih prestasi regional dan nasional di bidang

olahraga, seni budaya, iptek dan imtaq.

g) Masyarakat yang mempunyai masalah kesejahteraan sosial mendapatkan

pembinaan dari pemerintah.

3. Membangun Infrastruktur Perkotaan Yang Handal :

a) Kota Gorontalo menjadi kota yang bersih dan hijau yang bebas banjir, tanah

longsor dan abrasi pantai.

b) Seluruh sentra ekonomi memiliki sasaran transportasi yang lancar, air

bersih, listrik, irigasi dan sanitasi yang handal.

c) Seluruh kawasan pemukiman memiliki sarana transportasi yang lancar, air

bersih, listrik dan sanitasi yang handal.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

36

d) Seluruh pembangunan sesuai dengan RTRW Kota yang bernuansa budaya

dengan lingkungan sejuk ( Air mancur dan pohon).

4. Menjadikan Kota Gorontalo Sebagai Pusat Perdagangan Dan Jasa Dikawasan

Teluk Tomini dan Sekitarnya.

a) Kota Gorontalo memiliki pasar yang memfasilitasi perdagangan

komoditas diwilayah teluk tomini dan sekitarnya.

b) Memiliki pelabuhan Nusantara, pelabuhan fery dan pelabuhan perikanan.

c) Sebagai pusat perdagangan dan jasa di kawasan teluk tomini.

d) Kondisi politik yang cukup stabil, kearifan sosial yang beaker pada nilai-

nilai budaya dan agama yang kuat.

e) Kota Gorontalo cukup pangan dan seluruh masyarakat memperoleh

kebutuhan pokok dan input produksi dengan harga terjangkau.

f) Setiap kelurahan memiliki lebaga keuangan mikro yang mampu

mejamim pengembangan usaha sesuai potensi wilayahnya.

g) Setiap kecamatan memiliki komoditas unggulan yang menerapkan

teknologi dan kemasan yang unggul dengan kontinuitas produksi serta

pemasaran yang terjamin.

h) BUMD Kota Gorontalo menjadi mitra penggerak pengembangan potensi

daerah dengan rasio keuangan yang sehat.

f. Kondisi Geografis Kota Gorontalo

Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah Provinsi Gorontalo dengan

luas wilayah 64,79 Km2 atau sekitar 0,53% dari luas Provinsi gorontalo. Curah

hujan diwilayah ini tercatat 11mm sampai 266 mm pertahun. Secara umum, suhu

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

37

udara di gorontalo rata-rata pada siang hari 32 derajat Celsius, sedangkan pada

malam hari

4.1.2 Badan Perencanaan pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota

Gorontalo

Dalam rangka peningkatan keserasian pembangunan di daerah diperlukan

adanya keselarasan antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah.

Untuk menjamin laju perkembangan keseimbangan, dan kesinambungan

pembangunan di daerah diperlukan perencanaan yang lebih menyeluruh, terarah

dan terpadu, maka di kotamadya Daerah Tingkat II dibentuk Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kotamadya daerah Tingkat II sesuai dengan Keppres No.

15 tahun 1947 dan Kemudian Disempurnakan dengan Keppres No. 15 tahun

1980, Keputusan Mentri Dalam Negeri No. 185 Tahun 1980 Perda Kotamadya

Dati II Gorontalo No. 21 tahun 1992. Pada tanggal 17 Maret Tahun 2000

BAPPEDA Tingkat II diubah namanya Menjadi BAPPEDA Kota Gorontalo, hal

itu bertepatan dengan dibentuknya Provinsi Gorontalo. Peraturan daerah Nomor 2

tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja lembaga tekhnis daerah Kota

Gorontalo (lembaran daerah Kota Gorontalo tahun 2008 Nomor 2, Tambahan

lembaran daerah Kota Gorontalo Nomor 96 Seri D) Sebagaimana telah beberapa

kali diubah dengan beberapa kali di ubah dengan peraturan daerah Nomor 7 tahun

2009 (Lembaran Daerah Kota Gorontalo Tahun 2009 Nomor 7, Tambahan

Lembaran Daerah Kota Gorontalo Nomor 117 seri D).

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

38

Daftar nama Pejabat yang pernah menduduki jabatan sebagai Ketua atau Kepala

pada Bappeda Tingkat II yang di ubah menjadi Bappeda Kota Gorontalo adalah

sebagai Berikut :

Tabel 4.1

Daftar Nama Pejabat Yang Pernah Menduduki Jabatan Sebagai Kepala

Bappeda Kota Gorontalo

No Nama Pejabat Masa Kerja Lokasi

1 Drs. Kasiru Salimi 1979 s.d 1985 Balai Kartini Jl.Ahmad Yani

2 Drs. Syahrain Rauf 1985 s.d 1987 Jl. 23 Januari Kel. Ipilo

3 Drs. Yusuf N. Jantu 1987 s.d 1989 Jl. 23 Januari Kel. Ipilo

4 Drs. Hi. Moh. Nasrun Patiwiri 1989 s.d 1998 Jl. Rajawali (PUK)

5 Ir. Hi. Gusnar Ismail, MM 1998 s.d 2000 Jl. Ahmad Yani (BPKD)

6 Ir. Hi. Nurdin Mokoginta, MM 2000 s.d 2002 Jl. Ahmad Yani (BPKD)

7 Ir. Hi. Ismail Madjid, MTP 2002 s.d 2008 Jl. Arif Rahman Hakim 73

8 Drs. Hi. Darwis Salim MSc. M.Pd 2008 s.d 2010 Jl. Arif Rahman Hakim 73

9 DR. Ir Hi. Ismail Madjid, MTP 2010 s.d skrng Jl. Arif Rahman Hakim 73

Sumber data : Badan Perancangan Pembangunan daerah Kota Gorontalo

Untuk Menunjang Pencapaian Visi-Misi Pemerintah Kota Gorontalo

Tahun 2008-2013 dan program-program pembangunan daerah secara keseluruhan

maka BAPPEDA ssalah satu unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah kota

Gorontalo Telah menetapkan Visi dan Misi sebagaimana tercamtum dalam Restra

BAPPEDA Kota Gorontal Sebagai Berikut :

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

39

Visi :

Terwujudnya Bappeda sebagai Lembaga perencana yang professional dalam

rangka mengakselerasi pembangunan Kota Gorontalo.

Misi:

1. Mewujudkan Sumber daya Manusia (SDM) perencana yang Kreatif,

inovatif dan Bertanggung Jawab.

2. Mewujudkan Perencanaan Pembangunan daerah yang strategis,

Partisipatif, Transparan Dan Akuntabel.

Penjelasan :

Bappeda : Brencaadan Perencanaan Pembangunan Daerah

Propesional : Memiliki kemampuan dan keterampilan dibidang

Perencana serta ditunjang sikap yang baik.

Kreatif : senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan dan

keteampilan dan menerapkannya dalam setiap Kegiatan

Inovatif : Selalu mencari ide-ide baru serta peka terhadap

perkembangan.

Strategi : Memiliki rencana Kegiatan yang cermat untuk Mencapai

sasaran.

Partisipatif : Menerima pendapat dan saran dari stake holder dalam

setiap kegiatan perencanaan pembangunan daerah

Tansparan : Bersifat terbuka, dapat dipahami dan dimotori /diawasi

Akuntabel : Dapat dipertanggung jawabkan kepada public dan terukur

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

40

Badan perencanaan Pembangunan daerah Kota Gorontalo dalam

aktifitasnya bertujuan untuk tersusunnya perencanaan yang baik dan berkualitas

guna mendukung tercapainya tujuan pembangunan kota dengan sasaran organisasi

sebagai lembaga perencana di daerah yang mampu menghasilkan dokumen-

dokumen perencanaan yang berfungsi mendukung dan mengakselerasi

pembangunan kota.

Badan Perencanaan pembangunan daerah merupakan unsur pedukung

tugas pemerintah daerah yang dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daearah melalui Sekertaris

Daerah, berdasarkan peraturan daerah Nomor : 06 Tahun 2010.

4.1.2.1Kepegawaian

Setiap pegawai dalam mejalankan tugasnya telah dibekali dengan

pendidikan masing- masing, sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih antara

keterampilan dan keahlian yang dimiliki pada tugas ataupun pekerjaan yang

diberikan pada setiap pegawai. Aktifitas kerja pun akan lebih lancer sehingga

suasana kerja pun akan tampak lebih harmonis.

Adapun personil yang terbentuk di Kantor Badan perencanaan

pembangunan Daerah Kota Gorontalo sebagai Berikut :

a. Kepala Dinas

b. Sekertaris

c. 4 (empat) Kabid (Bidang Perencanaan Ekonomi, Bidang Perencanaan

Sosial Budaya, Bidang Perencanaan Tata ruang, Bidang Pendataan

Dan evaluasi)

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

41

d. 2 (dua) sub. Bidang

e. 3 (tiga) Kasubag

f. 15 (lima Belas) Staff

Tabel 4.2

Tabel Jumlah pegawai Negeri sipil di Kantor Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Gorontalo

No Pangkat Dan Golongan Jumlah Pegawai

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Pembina Utama Muda Tk I, IV/c 1 - 1

2 Pembina Tk I, IV/b 1 - 1

3 Pembina IV/a 1 2 3

4 Penata Tk I, III/d 1 2 3

5 Penata III/c 2 4 7

6 Penata Muda Tkt I, III/b - 5 5

7 Penata Muda, III/c 3 2 5

8 Pengatur Tk I, II/d 1 - 1

9 Pengatur II/c 3 1 4

10 Pengatur Muda Tk I, II/b 1 2 3

11 Pengatur Muda II/a 2 2 4

Jumlah 16 20 36

Sumber Data : Badan Perencanaan Pembangunan daerah Kota Gorontalo

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

42

a. Kepala Bappeda

(1) Kepala Badan Perancangan Pembangunan daerah Mempunyai Tugas :

Melaksanakan sebagian tugas pemerintahan dan pembangunan di

bidang perencanaan ekonomi, Bidang Perencanaan Sosial budaya,

Bidang Perencanaan tata ruang, Bidang penanaman modal.

(2) Dalam Melaksanakan Tugas Badan Badan perencanaan Pembangunan

daerah menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan Kebijakan Teknis perencanaan pembangunan daerah untuk

menunjang penyelenggaraan pemerintahan.

b. Penyusunan pola dasar, sebagai arah kebijaksanaan umum

pembangunan daerah

c. Penyusunan Program Pembangunan daerah (PROPEDA) Sebagai

dasar penjabaran pola dasar pembangunan daerah.

d. Penyusunan rencana pembangunan tahunan daerah (RANPETADA)

sebagai rincian dan ukuran kebijaksanaan perencanaan umum

pembangunan daerah.

e. Penyusunan rencanan anggaran pendapatan dan belanja daerah

(RAPBD) bersama-sama lembaga kemasyarakatan.

f. Pelaksanaan pelayanan teknis Administrasi dan tata usaha Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

43

b. Sekretaris

(1) Sekretaris, Mempunyai Tugas Penatausahaan dibidang perencanaan,

Program, Pelaporan, Kepegawaian, Umum dan Kearsipan

Berdasarkan peraturan Perundang-undangan untuk kelancaran

pelaksanaan tugas.

(2) Dalam melaksanakan tugas sekretaris menyelenggarakan fungsi :

a. Menghimpun Kebijakan Teknis dibidang penyusunan Program,

Keuangan, Kepegawaian, Umum dan kearsipan sesuai dengan

kebutuhan sebagai dasar pelaksanaan tugas.

b. Menyusun rencana kegiatan unit sesuai kebutuhan untuk menjadi

program unit.

c. Melaksanakan tugas pengelolaan administrasi berdasarkan pedoman

untuk peningkatan pelayanan.

d. Melaksanakan tugas pengelolaan administrasi berdasarkana pedoman

untuk tertibnya administrasi keuangan.

e. Melaksanakan tugas pengelolaan kepegawaian berdasarkan petunjuk

pelaksanaan / petunjuk teknis untuk tertibnya penataan administrasi

kepegawaian.

f. Melaksanakan tugas pengelolaan perlengkapan dan kearsipan sesuai

kebutuhan untuk kelancaran kegiatan unit.

g. Melaksanakan pembinaan pegawai secara berkala untuk peningkatan

kinerja aparatur.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

44

h. Mengkonsultasi tugas dengan atasan secara lisan maupun tulisan

untuk beroleh petunjuk.

i. Mengkoodinasikan pelaksanaan tugas dengan kepala-kepala bidangn

melalui rapat/pertemuan untuk penbyatuan pendapat.

j. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai job untuk tertibnya

pelaksanaan tugas.

k. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala sesuai bahan

evaluasi.

l. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk

kelancaran tugas kedinasan.

a. Bidang perencanaan Ekonomi

(1) Bidang perencanaan ekonomi mempunyai tugas :

Melaksanakan tugas perencanaan di Bidang ekonomi berdasarkan

peraturan perundang-undangan untuk tersusunnya rencana

pembangunan daerah dibidang perekonomian.

(2) Dalam melaksanakan tugas Bidang perencanaan Ekonomi

Melenggarakan Fungsi :

a. Menghimpun Kebijakan teknis dibidang perencanaan ekonomi sesuai

kebutuhan sebagai pedoman pelaksanaan tugas

b. Menghimpun data dibidang perekonomian melalui unit terkait untuk

mengetahui perkembangannya.

c. Menganalisa data dibidang perekonomian sesuai jenisnya sebagai

bahan perencanaan pembangunan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

45

d. Menyusun rencana kegiatan dibidang perekonomian sesuai kebutuhan

untuk menjadi program unit.

e. Mengidentifikasi rencana kegiatan dibidang perekonomian sesuai

kebijakan pengalokasian anggaran untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat

f. Merencanakan kegiatan pembangunan dibidang perekonomian sesuai

kebutuhan untuk ditetapkan dalam satuan anggaran pembangunan

daerah

g. Membuat dokumen perencanaan pembangunan dibidang ekonomi

sesuai dengan hasil identifikasi untuk menjadi bahan pertimbangan

dalam penetapan anggaran pembangunan

h. Mengsosialisasikan kebijakan perencanaan pembangunan dibidang

ekonomi secara terpadu untuk diketahui stake holder.

i. Mengkonsultasikan tugas dengan atasan secara lisan maupun tertulis

untuk beroleh petunjuk lebih langjut.

j. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sekretaris dan kepala-

kepala bidang lainya melalui rapat /pertemuan untuk penyatuan

pendapat.

k. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang untuk tertibnya

pelaksanaan tugas.

l. Menyusun laporan pelaksanaan tugas berkala sebagai bahan evaluasi.

m. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk

kelancaran tugas kedinasan.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

46

b. Bidang perencanaan Sosial Budaya

(1) Bidang perencanaan Sosial Budaya Mempunyai tugas :

Melaksanakan tugas perencanaan dibidan perencanaan social budaya

berdasarkan peraturan perundang-undangan utnuk tersusunya rencana

pembangunan dibdang social budaya.

(2) Dalam melaksanakan tugas dibidang social budaya menyelenggarakan

fungsi :

a. Menghimpun kebijakan teknis dibidang social budaya sesuai

kebutuhan sebagai pedomoan pelaksanaan tugas.

b. Menghimpun data dibidang social budaya melalui unit terkait untuk

mengetahui permasalahan pembangunan social budaya.

c. Menganalisa data dibidang social budaya sesuai jenisnya untuk

mengetahui perkembangannya.

d. Menyusun rencana kegiatan dibidang social budaya sesuai kebutuhan

untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

e. Mengidentifikasi perencanaan kegiatan soucial budaya sesuai

kebijakan pengalokasian anggaran agar tercapainya kesejahteraan

masyarakat.

f. Membuat usulan perencanaan kegiatan pembangunan dibidang sosila

budaya sesuai hasil identifikasi untuk ditetapkan dalam suatu

anggaran.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

47

g. Membuat dokumen perencanaan pembangunan social budaya sesuai

hasil identifikasi untuk menjadi bahan pertimbangan dalam

pembahasan anggaran.

h. Mengsosialiasikan perencanaan pembangunan social budaya secara

terpadu untuk diketahui oleh stake holder.

i. Mengkonsultasikan tugas dengan atasan secara lisan maupun tulisan

untuk beroleh petunjuk lanjut.

j. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sekretaris dan kepala-

kepala bidang lainya melalui rapat /pertemuan untuk penyatuan

pendapat.

k. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang untuk tertibnya

pelaksanaan tugas.

l. Menyusun laporan pelaksanaan tugas berkala sebagai bahan evaluasi.

m. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk

kelancaran tugas.

c. Bidang Perencanaan Tata Ruang

(1) Bidang perencanaan Tata Ruang Mempunyai tugas :

Melaksanakan tugas perencanaan di Bidang perencanaan Tata Ruang

berdasarkan peraturan perundang-undangan utnuk tersusunya rencana

pembangunan dibidang Tata Ruang.

(2) Dalam melaksanakan tugas dibidang Tata Ruang menyelenggarakan

fungsi :

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

48

a. Menghimpun kebijakan teknis dibidang Tata Ruang sesuai kebutuhan

sebagai pedomoan pelaksanaan tugas.

b. Menghimpun data dibidang Tata Ruang melalui unit terkait untuk

mengetahui permasalahan pembangunan social budaya.

c. Menganalisa data dibidang Tata Ruang sesuai jenisnya untuk

mengetahui perkembangannya.

d. Menyusun rencana kegiatan dibidang Tata Ruang sesuai kebutuhan

untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

e. Mengidentifikasi perencanaan kegiatan Tata Ruang sesuai kebijakan

pengalokasian anggaran agar tercapainya kesejahteraan masyarakat.

f. Membuat usulan perencanaan kegiatan pembangunan dibidang Tata

Ruang sesuai hasil identifikasi untuk ditetapkan dalam suatu

anggaran.

g. Membuat dokumen perencanaan pembangunan Tata Ruang sesuai

hasil identifikasi untuk menjadi bahan pertimbangan dalam

pembahasan anggaran.

h. Mengsosialiasikan perencanaan pembangunan Tata Ruang secara

terpadu untuk diketahui oleh stake holder.

i. Mengkonsultasikan tugas dengan atasan secara lisan maupun tulisan

untuk beroleh petunjuk lanjut.

j. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sekretaris dan kepala-

kepala bidang lainya melalui rapat /pertemuan untuk penyatuan

pendapat.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

49

k. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai bidang untuk tertibnya

pelaksanaan tugas.

l. Menyusun laporan pelaksanaan tugas berkala sebagai bahan evaluasi.

m. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk

kelancaran tugas.

d. Bidang Pendataan dan evaluasi

(1) Bidang Pendataan dan Evaluasi Mempunyai Tugas :

Melaksanakan tugas dibidang Pendataan, Penelitian, dan Pengkajian

Berdasarkan peraturan perundang undangan untuk kelancaran

pelaksanaan tugas.

(2) Dalam melaksanakan tugas dibidang pendataan dan evaluasi

menyelenggarakan fungsi :

a. Menghimpun pedoman pendataan dan evaluasi sesuai kebutuhan

sebagai dasar pelaksanaan tugas.

b. Menyusun kebijakan teknis dibidang pendataan dan evaluasi

berdasarkan pedoman untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

c. Menyusun rencana kegiatan pendataan dan evaluasi sesuai kebutuhan

sebagai acuan pelaksanaan tugas.

d. Menghimpun data perencanaan pembangunan daerah sesuai

kebutuhan sebagai bahan dokumen perencanaan.

e. Mengidentifikasi permasalahan pembangunan daerah berdasarkan data

untuk mengetahui perkembangan pembangunan.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

50

f. Melakukan kegiatan analisa dan pengkajian sesuai permasalahan

sebagai bahan perumusan kebijakan.

g. Menyajikan data sesuai kebutuhan sebagai bahan informasi.

h. Melakukan pengamanan data melalui bahan cetak dan electronic

sebagai dokumentasi.

i. Mengkonsultasikan tugas dengan atasan secara lisan maupun tulisan

untuk beroleh petunjuk lebih lanjut.

j. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sekretaris dan kepala-

kepala bidang melalui rapat/ pertemuan untuk penyatuan pendapat.

k. Mendistribusikan tugas pada bawahan sesuai job untuk tertibnya

pelaksanaan tugas.

l. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara bulanan, triwulan,

semester atau tahunan sebagai bahan evaluasi.

m. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk

mendukung kelancaran tugas kedinasan.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

51

Tabel 4.3

Proyeksi Berdasarkan Kegiatan Selama Tahun 2008 - 2013

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA GORONTALO

Sumber data: Bappeda Kota Gorontalo, 2013

No Kegiatan Tolok ukur kinerja Target

kinerja

Proyeksi pada tahun Tingkat

capaian

kinerja 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 Pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan

program dan kebijakan pelayanan publik

Jumlah hasil penelitian 20 - 5 - 5 - 4 70%

2 Penyusunan rancangan RPJP Daerah Jumlah dokumen 1 1 - - - - - 100%

3 Penyusunan rancangan RPJM Daerah Jumlah dokumen 1 1 - - - - 100%

4 Penyusunan Revisi RPJM Daerah Jumlah dokumen 1 - 1 - - - - 100%

5 Penyelenggaraan Musrenbang RPJM Daerah Frekuensi (kali) 2 - 1 1 - - - 100%

6 Penyusunan dan penetapan RPJM Daerah. Jumlah dokumen 1 - 1 - - - - 100%

7 Penyusunan rancangan RKPD Frekuensi (kali) 6 1 1 1 1 1 1 100%

8 Penetapan RKPD Jumlah dokumen 4 1 1 1 1 1 1 100%

9 Penyelenggaraan Musrenbang RKPD Frekuensi (kali) 6 1 1 1 1 1 1 100%

10 Penyusunan Renstra Bappeda Jumlah dokumen 2 1 - 1 - - - 100%

11 Koordinasi perencanaan bidang sosial budaya Frekuensi (kali) 6 1 1 1 1 1 1 100%

12 Koordinasi perencanaan bidang ekonomi Frekuensi (kali) 6 1 1 1 1 1 1 100%

13 Rapat koordinasi tentang rencana tata ruang Frekuensi (kali) 6 1 1 1 1 1 1 100%

14 Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana

pembangunan daerah

Frekuensi (kali) 6 1 1 1 1 1 1 100%

Capaian Kinerja Rata-Rata 97,50%

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

52

Program perencanaan pembangunan daerah yang telah dilaksanakan

selama kurun

waktu tahun 2008-2013 mencakup 14 kegiatan yaitu :

a. Pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan program

dan kebijakan pelayanan publik

b. Penyusunan rancangan RPJP Daerah

c. Penyusunan rancangan RPJM Daerah

d. Penyusunan Revisi RPJM Daerah

e. Penyusunan dan penetapan RPJM Daerah.

f. Penyelenggaraan Musrenbang RPJM Daerah

g. Penyusunan rancangan RKPD

h. Penyelenggaraan Musrenbang RKPD

i. Penetapan RKPD

j. Penyusunan Renstra Bappeda

k. Koordinasi perencanaan bidang sosial budaya

l. Koordinasi perencanaan bidang ekonomi

m. Rapat koordinasi tentang rencana tata ruang

n. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana

pembangunan daerah

Dari ke 14 kegiatan itu secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan

capaian kinerja rata-rata 97,50%. Hal tersebut memperlihatkan keberhasilan,

tetapi Kegiatan pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan program

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

53

dan kebijakan pelayanan publik belum memenuhi target, karena adanya

keterbatasan anggaran. Sedangkan kinerja masing masing kegiatan dapat dilihat

dalam tabel 4.3 diatas

Dalam program ini, yang menonjol adalah Peraturan Daerah Kota

Gorontalo Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) Kota Gorontalo Tahun 2008-2027, disamping itu juga

Ditetapkan Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 15 Tahun 2008 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Gorontalo Tahun 2008 –

2013.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Gorontalo Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang dilaksanakan dalam kurung waktu 2008-2027

sedangkan pembangunan jangka menengah dilaksanakan dalam kurung waktu

2008-2013 sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 15 Tahun

2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Gorontalo

Tahun 2008 – 2013.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pelaksanaan Fungsi Bappeda Dalam Proses Perencanaan

Pembangunan Di Kota Gorontalo

Perencanaan itu sangatlah memegang peranan penting dalam mencapai

suatu tujuan tertentu, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan di segala

bidang. Oleh sebab itu, wajar dikatakan bahwa tanpa adanya perencanaan yang

matang, maka dikhawatirkan tidak akan pernah terlaksana pembangunan yang

lancar sesuai dengan harapan.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

54

Khusus bagi Negara Republik Indonesia yang masih tergolong Negara yang

sedang berkembang dan giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala

bidang, maka sepantasnyalah dalam melaksanakan pembangunan tersebut,

terlebih dahulu diawali dengan perencanaan. Karena melalui perencanaan tersebut

dapat diambil beberapa keuntungan, dimana dengan adanya perencanaan terlebih

dahulu, jelas sudah dapat diperhitungkan apakah pelaksanaan dari pembangunan

tersebut menguntungkan atau tidak, dan akan dapat diperkirakan kapan

dilaksanakan serta upaya-upaya apa yang dapat dilakukan dengan mencapai

tujuan tersebut.

Hal ini berarti bahwa perencanaan itu memberikan jalan yang terbaik demi

mencapai suatu maksud tertentu. Kemudian dengan adanya perencanaan terlebih

dahulu, maka pembangunan itu tidak akan dilaksanakan sebelum diperhitungkan

bahwa pembangunan itu akan dapat dijalankan sebagaimana diinginkan sesuai

dengan target yang diharapkan. Pemerintah menyadari akan pentingnya

perencanaan itu diadakan sebelum sampai pada tahap pelaksanaan pembangunan

itu sendiri, terbukti dengan adanya Badan Perencanaan Pembangunan baik di

pusat maupun di daerah yang bertugas untuk menyusun perencanaan

pembangunan dan penilaian atas pelaksanaannya. Oleh karena itu pemerintah

memandang perlu untuk membentuk suatu badan tertentu sebagai badan

perencanaan pembangunan, yang dimaksudkan agar melalui pembentukan badan

ini, tugas perencanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik sehingga maksud

dan tujuan pembangunan dapat tercapai.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

55

Sebagai realisasinya di daerah dibentuk Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah yang disingkat dengan BAPPEDA yang dibentuk pertama kali

berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1974 yaitu Tentang:

”Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah” yang berlaku mulai

Tanggal 18 Maret 1974 yang kemudian dicabut dengan keluarnya Keputusan

Presiden Nomor 27 Tahun 1980 Tentang Pembentukan Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah, yang mulai berlaku pada Tanggal 29 Maret Tahun 1980.

Pembentukan BAPPEDA baik untuk Daerah Tingkat I maupun untuk Daerah

Tingkat II, diharapkan supaya daerah-daerah dapat dilaksanakan pembangunan

dengan lancar untuk mencapai tujuan negara kesatuan Republik Indonesia yaitu

menuju masyarakat adil dan makmur. Hal ini tercermin dalam Keputusan Presiden

Nomor 27 Tahun 1980 Tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah yang mengatakan bahwa: “Dalam rangka usaha peningkatan keserasian

pembangunan di daerah” , diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara

pembangunan sektoral dan pembangunan daerah, akan tetapi dikatakan “Bahwa

dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan

kesinambungan pembangunan di daerah, diperlukan perencanaan yang lebih

menyeluruh terarah dan terpadu”.

Dalam melakukan perencanaan pembangunan di daerah, ada beberapa dasar

hukum yang menjadi acuan BAPPEDA dalam melakukan fungsi perencanaan

pembangunan antara lain sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistim Perencanaan

Pembangunan Nasional;

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

56

b. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah;

d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang

Tahapan, Tata cara penyusunan, pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan

Rencanan Pembangunan Daerah.

e. Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 2 Tahun 2002 Tentang

Perencanaan Pembangunan Berbasis Masyarakat.

f. Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2008-2027.

g. Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2008-2013.

h. Peraturan daerah Nomor 2 tahun 2008 Kota Gorontalo tentang organisasi

dan tata kerja lembaga tekhnis daerah Kota Gorontalo.

i. Peraturan daerah Kota Gorontalo Nomor 6 tahun 2010 tentang Perubahan

keempat atas peraturan daerah nomor 2 tahun 2008 Tentang organisasi dan

tata kerja lembaga teknis daerah Kota gorontalo.

j. Peraturan Walikota Gorontalo Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

pelaksanaan peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Gorontalo.

Perencanaan pembangunan merupakan suatu proses yang bergerak timbal-

balik. Disatu pihak, rencana pembangunan akan menunjukkan berbagai proyek

yang harus dijalankan disuatu daerah dan ini selanjutnya menunjukkan tugas yang

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

57

harus dipikul oleh pemerintah daerah dalam usaha untuk menciptakan

pembangunan nasional. Tetapi dilain pihak, pemerintah daerah dapat pula

menunjukkan kepada pemerintah pusat tentang proyek – proyek yang sebaiknya

dilaksanakan di daerah tersebut.

Sebagai lembaga yang mendapat kepercayaan dalam proses perencanaan

pembangunan, maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota

Gorontalo wajib menjalankan tugas dan fungsinya sesuai tata kerja yang telah di

atur pada Peraturan daerah Nomor 2 tahun 2008 Kota Gorontalo tentang

organisasi dan tata kerja lembaga tekhnis daerah Kota Gorontalo.

Sehubungan dengan itu baik dalam rangka pelaksanaan tugas – tugas umum

pemerintahan maupun dalam rangka menggerakkan dan memperlancar

pelaksanaan pembangunan mulai dari perencanaan sampai pada tahap evaluasi,

kegiatan aparatur pemerintah perlu dipadukan, diserasikan dan diselaraskan untuk

mencegah timbulnya tumpang tindih, perbenturan, kesimpangsiuran dan atau

kekacauan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan kegiatan – kegiatan pemerintahan,

koordinasi antar aparatur pemerintah harus dilakukan.

Secara umum, koordinasi dalam pelaksanaan tugas – tugas pemerintahan

pada hakekatnya merupakan upaya memadukan (mengintegrasikan),

menyerasikan dan menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan yang saling

berkaitan, beserta segenap gerak, langkah dan waktunya dalam rangka pencapaian

tujuan dan sasaran bersama. Koordinasi perlu dilaksanakan mulai dari proses

perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan dan

pengendaliannya.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

58

Salah satu tugas dan fungsi Bappeda Kota Gorontalo adalah melakukan

koordinasi. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun

2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, khususnya dalam pasal 3 huruf b yang

berbunyi “Badan perencanaan pembangunan daerah dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyelenggarakan fungsi: pengoordinasian

penyusuna perencanaan pembangunan.

Dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah di Kota Gorontalo,

Bappeda wajib untuk mengusahakan keterpaduan antara perencanaan

pembangunan nasional dan daerah, serta perencanaan pembangunan antar daerah.

Jadi, sebelum proyek-proyek Pembangunan di berbagai daerah ditentukan,

kegiatan perencanaan yang baik perlu mengadakan dialog diantara perencana

pusat dan perencana daerah. Memang pada akhirnya keputusan dalam

menentukan prioritas dari pelaksanaan proyek-proyek dan penentuan jenis proyek

yang akan dijalankan diberbagai daerah terletak ditangan pemerintah pusat. Tetapi

walaupun demikian, adanya partisipasi daerah akan banyak manfaatnya dalam

mempertinggi efisiensi alokasi sumber-sumber daya ke berbagai daerah dalam

mengusahakan alokasi yang adil ke berbagai daerah.

Untuk menunjang kelancaran perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

secara terpadu, maka Bappeda Kota Gorontalo mengadakan hubungan koordinasi

dengan dinas – dinas, instansi terkait, dan badan atau lembaga lain yang ada di

Kota Gorontalo.

Bappeda Kota Gorontalo dalam melakukan koordinasi dengan instansi

pemerintahan / dinas terkait melakukan pendekatan dengan jalan melakukan tukar

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

59

– menukar informasi dengan berbagai pihak agar dapat ditemukan titik

keterpaduan program / proyek yang akan dilaksanakan.

Fungsi koordinasi dalam proses perencanaan pembangunan daerah pada

dasarnya merupakan sinkronisasi terhadap program pembangunan dan merupakan

suatu hal sangat penting dalam proses perencanaan pembangunan daerah. Data

yang diperoleh dalam penelitian ini melalui wawancara dengan beberapa

informan. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Bappeda Kota Gorontalo Bapak Ir.

Zulbachri Josoef, MSi, yang mengatakan :

“fungsi koordinasi itu sebenarnya intinya adalah untuk melakukan

sinkronisasi terhadap program pembangunan kegiatan, kemudian

bagaimana kita menata pelaksanaan khususnya perencanaan

pembangunan daerah dengan melibatkan semua stakeholder yang ada,

kelompok kepentingan, para pemangku kepentingan yang sangat terkait

dengan pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah. Sehingga inilah

pentingnya koordinasi dalam perencanaan pembangunan, karena lebih

awal kita mampu mengklasifikasikan apa yang menjadi problem dasar

dari katakanlah pelaksanaan pembangunan daerah, apa yang menjadi

kebutuhan hidup masyarakat, kemudian apa yang diharapkan oleh

masyrakat dapat diwujudkan dalam rangka pelaksanaan pembangunan

daerah dengan mewujudkan harapan – harapan dan keinginan –

keinginan dari bawah dalam hal ini adalah masyarakat”.43

Pentingnya fungsi koordinasi dalam perencanaan pembangunan daerah

merupakan suatu hal yang wajar. Sebab daerah Kota menjadi tempat pertemuan

antara berbagai program dari berbagai sektor. Keberhasilan pembangunan

nasional tidak lepas dari pembangunan yang dilakukan secara bottom – up yang

mana perencanaan pembangunan dimulai dari bawah apa yang sangat dibutuhkan

oleh masyarakat.

43

Hasil wawancara dengan Sekretaris Bappeda Kota Gorontalo pada 08 juli 2013

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

60

Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 50

Tahun 2000 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat

Daerah, mekanisme koordinasi Pemerintahan Daerah dilakukan dengan :

1. Koordinasi Perencanaan

2. Koordinasi Pelaksanaan

3. Koordinasi Pelaporan

4. Koordinasi Pertanggung jawaban

Terkait fungsi koordinasi Bappeda dengan beberapa instansi terkait,

Bappeda Kota Gorontalo melakukan mekanisme koordinasi dengan lebih awal

menentukan atau menetapkan arah kebijakan makro, yang kemudian menjadi

pedoman bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun

rencana kerja. Namun, sebelum masuk forum SKPD sebagai konsultasi publik ada

namanya tahapan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). Disini

seluruh SKPD harus mampu menyerap apa yang menjadi pilihan masyarakat,

dengan sistem perencanaan yang partisipatif. Dari masalah itu, para SKPD

memasukkan ke dalam draft Rencana Kerja (RENJA) kemudian mereka lakukan

konsultasi publik yang dinamakan Forum SKPD.

Menurut Tajuddin Tantu.S.kom, salah satu tokoh masyarakat yang kami

wawancarai bahwa :

“pelaksanaan musrenbang pada tahun ini sudah sangat baik bila dibandingkan

pada tahun – tahun sebelumnya, karena berjalan dengan lancar, tertib”.44

4.2.1.1 Pelaksanaan Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan

Pelaksanaan rapat koordinasi perencanaan pembangunan merupakan salah

satu indikator penting dalam pelaksanaan fungsi perencanaan pembangunan. Hal

44

Wawancara pada tanggal 30 juli 2013

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

61

ini dimaksudkan untuk memberikan suatu pemahaman mengenai rencana

pembangunan ke depan. Selain itu rapat koordinasi ini bertujuan untuk menilai

dan menampung masalah – masalah dalam pelaksanaan program / proyek yang

berdasarkan masukan yang diterima dan dijadikan bahan yang dapat saling

mengisi dan menunjang berbagai sektor pembangunan dalam suatu koordinasi

perencana pembangunan, pelaksana dan pengawasan serta pengendalian

pembangunan daerah.

Rapat koordinasi dalam perencanaan pembangunan daerah merupakan

suatu tahapan yang harus dilalui sebelum masuk ke tahap penyusunan arah dan

kebijakan umum termasuk program / kegiatan pembangunan daerah.

Prioritas dan sasaran pembangunan daerah Kota Gorontalo tahun

2013 :

1. Peningkatan Kualitas SDM dengan fokus pada :

a. Pendidikan :

▪ Mendorong peningkatan APM SMP dan SMU/SMK

▪ Peningkatan Mutu Pendidikan di SMU level pendidikan (SD-SMU)

melalui pengembangan sekolah unggulan

▪ Peningkatan standar kompetensi dan kualifikasi tenaga kependidikan.

b. Kesehatan :

▪ Melalui peningkatan kualitas layanan kesehatan dasar dan rujukan

melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan,

ketersediaan sarana prasarana serta perbaikan dan peningkatan sistem

layanan kesehatan kepada masyarakat.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

62

2. Peningkatan Ketersediaan dan kualitas infra struktur Kota yang secara

sinergis mendorong pengembangan ekonomi dan juga mengatasi

permasalahan Kota melalui :

▪ Peningkatan kualitas konstruksi dan pelebaran jalan Kota

▪ Peningkatan ketersediaan air bersih, energi listrik dan persampahan

3. Penanggulangan bencana banjir Kota melalui lanjutan pembangunan dan

perbaikan drainase Kota dan penataan / normalisasi Daerah Aliran Sungai

(DAS) Bolango dan Tamalate

4. Pengembangan ekonomi kerakyatan dan penanggulangan kemiskinan

melalui:

▪ Peningkatan produksi dan produktifitas sektor kelautan dan perikanan

▪ Peningkatan usaha kecil dan menengah melalui penguatan permodalan,

skill dan peluang pasar

▪ Pengembangan sektor parawisata melalui efisiensi fungsi-fungsi obyek

wisata Gorontalo secara terintegrasi dengan usaha-usaha mikro

masyarakat

▪ Optimalisasi program-program pengentasan kemiskinan agar lebih

efektif dan fokus

Bappeda Kota Gorontalo memiliki beberapa kewenangan dalam proses

perencanaan pembangunan daerah, yaitu :

1. Bappeda memiliki kewenangan untuk mengkoordinasikan seluruh proses

tahapan perencanaan pembangunan daerah dengan melakukan kegiatan –

kegiatan yang terkait dengan koordinasi itu. Misalnya, mengundang

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

63

seluruh stakeholder yang ada, instansi terkait dengan mengadakan

pertemuan – pertemuan.

2. Bappeda memiliki kewenangan dalam menyusun perencanaan secara

makro yang dimulai dari tahapan RPJP, RPJMD, RKPD, yang kemudian

menjadi pedoman bagi seluruh instansi dalam menyusun rencana kerja.

3. Bappeda memilki kewenangan dalam merancang struktur perencanaan dari

penganggaran.

4. Bappeda memiliki kewenangan untuk melakukan pengaturan atau

penataan, apa yang harusnya menjadi prioritas masing – masing

stakeholder dalam hal ini SKPD yang terkait.

4.2.1.2 Pemberian Informasi dan Laporan

Penyusunan rencana pembangunan yang baik dan tepat memerlukan adanya

perhitungan dan pengamatan yang cermat dan akurat mengenai kondisi dan

potensi daerah yang meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat serta

permasalahan yang dihadapi oleh instansi pemerintah maupun oleh masyarakat

berdasarkan informasi dan laporan yang akurat. Data dan informasi merupakan

suatu hal yang sangat penting dalam menyusun suatu perencanaan pembangunan

daerah. Berdasarkan Undang – Undang No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Bab VII Pasal 31 mengatakan bahwa :

“Perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan

dapat dipertanggungjawabkan”.45

45

Undang – Undang No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Bab

VII Pasal 31

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

64

Kemajuan dan perkembangan suatu program / kegiatan hanya dapat diketahui

dari informasi dan laporan dari kegiatan tersebut. Pemberian informasi dan

laporan digunakan untuk merumuskan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan. Pada perumusan kebijakan, pemberian informasi dan laporan

digunakan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian

berhasil atau tidaknya pembangunan di daerah gambaran nyatanya dapat dilihat

dari pemberian informasi dan pelaporan penyusunan rencana yang lengkap dan

relevan dari keadaan pembangunan tersebut.

Jadi, untuk menentukan dan menyusun suatu rencana yang baik, realistik dan

menyeluruh diperlukan informasi dan laporan yang lengkap dan dapat dipercaya,

menurut kenyataan, cermat, tepat waktu dan berhubungan dengan masalah yang

dihadapi.

Pemberian data dan informasi yang dilakukan oleh Bappeda Kota Gorontalo

selama ini melalui beberapa cara, seperti melalui media yang ada, seperti telepon,

fax, via e – mail, Website, maupun dalam bentuk persuratan, sehingga akses untuk

mendapatkan informasi mengenai rencana program sampai pada hasil program

kegiatan pembangunan tidak dipersulit. Dalam proses perencanaan pembangunan

daerah diharapkan agar dalam penyusunan rencana program / kegiatan tidak

ditentukan apa saja yang diinginkan sehingga bukan kebutuhan masyarakat yang

terpenuhi akan tetapi faktor keinginan dari pihak tertentu.

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa terkait dalam pemberian informasi

dan laporan mengenai perencanaan pembangunan daerah yang dilakukan oleh

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

65

Bappeda Kota Gorontalo sudah terlaksana dengan baik. Menurut Kepala Bidang

Pendataan dan Evaluasi Ir. Ha. Asna Rahim :

“pemberian informasi dan laporan yang dilakukan oleh Bappeda selama

ini adalah melalui rapat monitoring dan melakukan kunjungan ke lokasi

kegiatan”.46

Tersedianya informasi dan laporan yang akurat mengenai potensi daerah

dan aspek kehidupan masyarakat akan memudahkan Bappeda Kota Gorontalo

dalam menyusun suatu arah kebijakan makro. Untuk itulah, Bapppeda sebagai

koordinator perencana pembangunan daerah senantiasa meningkatkan kerjasama

tim dalam proses perencanaan pembangunan untuk mendapatkan informasi yang

akurat kemudian dari informasi tersebut diolah menjadi sebuah arah kebijakan

makro yang nantinya akan dilaporkan kepada seluruh instansi – instansi

pemerintahan.

4.2.1.3 Kesepakatan dan Komitmen

Pada pelaksanaan koordinasi perencanaan pembangunan daerah,salah satu

hal yang sangat penting di dalamnya adalah adanya kesepakatan dan komitmen

yang disetujui dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Kesepakatan tersebut

sangat dibutuhkan dalam membuat perencanaan suatu kegiatan / program

pembangunan agar apa yang sudah disepakati akan menjadi suatu program yang

akan dilaksanakan. Adanya kesepakatan dan komitmen dalam perencanaan

pembangunan berawal dari sejauh mana proses koordinasi yang dilakukan oleh

Bappeda dengan beberapa instansi pemerintahan lainnya sehingga menjadi

komitmen untuk melaksanakan pembangunan daerah.

46

Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Pendataan dan Evaluasi pada 04 juli 2013

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

66

Kesepakatan dan komitmen mempunyai pengaruh yang sangat besar

dalam proses pelaksanaan koordinasi. Adanya kerja sama antar pihak perencana

dengan beberapa instansi pemerintahan tentu sangat membantu dalam proses

penyusunan rencana pembangunan daerah ke depan. Kesepakatan dan komitmen

itulah yang nantinya akan menjadi suatu acuan bagi SKPD dalam menyusun draft

rencana kerja (RENJA SKPD).

Kesepakatan dan komitmen antara Bappeda dengan instansi pemerintahan

yang ada di Kota Gorontalo itu tertuang ke dalam arah kebijakan umum yang pada

setiap tahun dijabarkan oleh SKPD. Salah satu penjabaran dari kesepakatan dan

komitmen tersebut adalah adanya kontrak kinerja. Kontrak kinerja tersebut

bertujuan agar dalam penyusunan rencana item kegiatan / program pembangunan

terlihat jelas apa yang ingin dicapai dari hasil keputusan itu dan tidak keluar dari

kontrak yang sudah ditetapkan bersama.

Terkait dengan mekanisme dan kesepakatan dalam proses perencanaan

pembangunan daerah, Bappeda Kota Gorontalo membuat kesepakatan dengan

mengundang seluruh SKPD agar membuat komitmen terhadap kegiatan / program

pembangunan yang akan dilakukan. Selain itu, dengan adanya kesepakatan dan

komitmen sebelumnya maka dalam membuat rencana program / kegiatan

diharapakan sudah sesuai dengan kebijakan makro yang sudah ditetapkan

sebelumnya dan tidak keluar dari apa yang sudah diputuskan bersama.

Bentuk kesepakatan dan komitmen Bappeda dengan instansi pemerintahan

di Kota Gorontalo dimulai dari proses musrenbang yang dilakukan untuk

menetapkan program / kegiatan yang dianggap prioritas, dan dibutuhkan oleh

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

67

masyarakat, sehingga inilah yang menjadi komitmen Bappeda dan SKPD untuk

membuat suatu perencanaan dalam mewujudkan pembangunan daerah.

4.2.1.4 Hubungan Kerja Bappeda Kota Gorontalo dengan instansi / dinas

terkait

Koordinasi dan hubungan kerja adalah dua hal yang saling terkait, karena

koordinasi hanya dapat dicapai sebaik-baiknya dengan melakukan hubungan kerja

yang efektif. Hubungan kerja mempunyai peranan yang sangat besar dalam proses

perencanaan pembangunan daerah, yaitu agar tercapainya kesatuan tindakan

antara unit-unit dari organisasi yang satu dengan yang lainnya, sehingga apa yang

diinginkan tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna.

Pembangunan daerah yang dilaksanakan dalam hubungan kerjanya

melibatkan beberapa instansi pemerintah, lembaga – lembaga swasta serta

masyarakat dimana antara satu sama lainnya tidak berdiri sendiri melainkan

memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya dan saling mempengaruhi.

Hubungan ini senantiasa harus dilakukan agar pelaksanaan pembangunan daerah

selalu terarah dan terpadu, sehingga perlunya koordinasi antar unsur – unsur yang

terlibat dalam pembangunan harus dilaksanakan.

Setiap perencanaan yang disusun oleh dinas daerah dan instansi lainnya

senantiasa dikoordinasikan oleh Bappeda Kota Gorontalo dan selalu diarahkan

kepada pelaksanaan yang telah ditetapkan dan disesuaikan dengan kemampuan

daerah serta diarahkan pula pelaksanaan pembangunan sektoral yang berlangsung

di daerah.

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

68

Pembangunan daerah yang dilaksanakan di Kota Gorontalo tentunya selalu

diorientasikan kepada kepentingan masyarakat yang telah menjadi tujuan

nasional, sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah Kota Gorontalo,

pemilihan sektor – sektor program yang konsisten dan terpadu (program prioritas),

terarah serta saling menunjang sektoral dan daerah sebagai sasarannya.

Dalam melaksanakan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Gorontalo

maka Bappeda Kota Gorontalo menempuh beberapa tahapan kerja. Tahapan –

tahapan kerja di dalam merencanakan Pembangunan Daerah Kota Gorontalo

adalah sebagai berikut :

Tahapan Pertama

Dalam tahapan ini diadakan terlebih dahulu penyusunan rencana yang

dilaksanakan melalui proses musrenbang untuk menghasilkan rancangan lengkap

suatu rencana yang siap untuk ditetapkan yang terdiri dari 4 (empat) langkah:

1. Pertama adalah penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat

teknokratif, menyeluruh, dan terukur.

2. Masing-masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja

dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan.

3. Melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan rencana

pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui

musyawarah perencanaan pembangunan.

4. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

69

Tahapan kedua

Kemudian berdasarkan hasil penyusunan rencana yang sudah dikerjakan

pada tahapan pertama tersebut diatas, maka disusunlah suatu penetapan rencana

yang menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak untuk

melaksanakannya. Menurut Undang undang No. 25 Tahun 2009 ini, rencana

pembangunan jangka panjang daerah ditetapkan sebagai Peraturan Daerah,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ditetapkan oleh

Kepala Daerah dan rencana pembangunan tahunan daerah ditetapkan oleh Kepala

Daerah.

Tahapan Ketiga

Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk

menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam

rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan

rencana tersebut oleh satuan kerja perangkat daerah, selanjutnya, kepada Bappeda

menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana

pembangunan dari masing-masing satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan

tugas dan kewenangannya.

Tahapan keempat

Evaluasi pelaksanaan rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan

pembangunan yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan

informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan.

Jadi, hubungan kerja yang dilakukan oleh Bappeda dengan instansi pemerintahan

di Kota Gorontalo dimulai dari proses perencanaan pembangunan. Dari proses

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

70

perencanaan tersebut dalam hal ini adalah melalui Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (Musrenbang), akan ditetapkan suatu keputusan bahwa kegiatan /

program tersebut menjadi rencana kerja bagi SKPD. Koordinasi merupakan salah

satu hal penting dalam terciptanya suatu hubungan kerja dalam proses

perencanaan pembangunan. Fungsi koordinasi sangat dibutuhkan untuk saling

memberi informasi dan laporan mengenai rencana kerja pemerintah daerah

sehingga dengan adanya hubungan kerja yang baik melalui koordinasi tersebut

maka proses pembangunan daerah akan terlaksana dengan baik.

Koordinasi merupakan salah satu hal penting dalam terciptanya suatu

hubungan kerja dalam proses perencanaan pembangunan. Fungsi koordinasi

sangat dibutuhkan untuk saling memberi informasi dan laporan mengenai rencana

kerja pemerintah daerah sehingga dengan adanya hubungan kerja yang baik

melalui koordinasi tersebut maka proses pembangunan daerah akan terlaksana

dengan baik. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai hubungan kerja yang

dilakukan oleh Bappeda beberapa tahun ini sudah terjalin cukup baik. Menurut

Kepala Bidang Perencanaan Sosial Budaya, Ir. Ha.Rahmawaty Dj. Noer. Msi

bahwa :

“hubungan kerja yang kami lakukan selama ini sangat baik karena instansi terjun

secara langsung dalam proses perencanaan seperti musrenbang kecamatan, kota

yang termasuk di dalamnya adalah forum SKPD. Dari hal inilah sehingga mulai

terjalin hubungan kerja antara Bappeda dengan SKPD, kecamatan melalui proses

tersebut. Selain itu kami juga senantiasa berkonsultasi dengan Bappeda Provinsi

terkait program / kegiatan pembangunan”.47

Bappeda Kota Gorontalo senantiasa melakukan konsultasi dengan

Bappeda Provinsi, SKPD dan instansi kecamatan serta lembaga – lembaga

47

Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Perencanaan Sosial Budaya pada 04 Juli 2013

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

71

masyarakat terkait perencanaan kegiatan / program yang akan dilakukan. Proses

konsultasi tersebut dilakukan dengan :

1. Koordinasi

Bappeda Kota Gorontalo senantiasa berkoordinasi mengenai kegiatan /

program yang akan dilaksanakan sesuai dengan RPJMD. RPJMD inilah yang

dijadikan “kitab suci” dari Bappeda yang tidak boleh lepas dari RPJMD tersebut

karena merupakan kegiatan, target yang mau dicapai oleh Walikota sebagai

otoritas penyelenggara.

2. Integrasi

Integrasi yang dilakukan oleh Bappeda Kota Gorontalo adalah berusaha

untuk mempertemukan apa yang sudah menjadi kebijakan sebelumnya dengan

disinkronkannya aspirasi – aspirasi dari bawah sehingga tercapai suatu kesatuan

yang utuh.

3. Implementasi

Terkait implementasi, Bappeda Kota Gorontalo memberikan pemahaman

kepada SKPD untuk merumuskan kegiatan / program yang aka dilaksanakan.

Setelah itu, masing – masing SKPD melaksanakan apa yang sudah menjadi

program kerja mereka sesuai dengan apa yang sudah disepakati pada proses

Musrenbang Kota.

4. Tahap Evaluasi

Salah satu hal yang sangat penting dalam proses pembangunan daerah

adalah adanya tahap evaluasi dan pengendalian. Hal ini dilakukan untuk

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

72

mengevaluasi apa yang sudah dilakukan terkait program / kegiatan pembangunan

daerah sesuai dengan target yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan hal tersebut, jelas tampak adanya suatu kerjasama antara

Bappeda Kota Gorontalo dengan instansi pemerintahan lainnya sehingga tanpa

hubungan kerjasama tersebut tidak mungkin pembangunan dapat dilaksanakan.

Kewenangan yang dimiliki Bappeda Kota Gorontalo dalam menentukan

kebijakan dibidang perencanaan pembangunan, mempunyai mekanisme dalam

rangka mengkoordinasi rencana – rencana pembangunan tersebut. Konstruksi ini

memberikan koordinasi dalam usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari suatu

rencana kerja sehingga rencana pembangunan tersebut diharapkan dapat

menjamin adanya kerjasama dengan instansi lainnya yang serasi antara keduanya

guna mencapai tertib Pemerintahan Daerah.

Pelaksanaan tugas dan fungsi koordinasi dalam proses perencanaan

pembangunan daerah oleh Bappeda Kota Gorontalo telah memperlihatkan

keberhasilannya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai koordinator

perencana daerah dimana koordinasi senantiasa dimulai dari proses perencanaan,

pelaksanaan kegiatan / program sampai pada tahap evaluasi. Selain itu, terkait

kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan koordinasi

perencanaan pembangunan daerah seperti yang telah digambarkan di atas bahwa

sudah terlaksana dengan baik.

Terkait pelaksanaan fungsi dalam proses perencanaan pembangunan di Kota

Gorontalo, Berikut digambarkan table analisis Terkait pelaksanaan fungsi

perencanaan pembangunan di Kota Gorontalo ditunjukkan pada table 4.4.

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

73

Tabel 4.4

Analisis Data Terhadap Pelaksanaan Fungsi Bappeda Dalam Proses

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Gorontalo

No Indikator

Pelaksanaan

Informan Penilaian

(1) (2) (3) (4) 1 Pelaksanaan Rapat

Koordinasi

Kepala

Bappeda

Tahapan / sistem koordinasi yang dilakukan

setiap tahun dalam menyusun rencana

kegiatan / program

Sekretaris

Bappeda

Unsur – Unsur yang terlibat antara lain:

SKPD,

LSM, tokoh masyarakat, camat, organisasi

pemuda, dsb. Sudah berjalan dengan baik

dan

sangat direspon baik oleh pihak yang terlibat

di

dalamnya.

Kabid

Perencanaan

Ekonomi

Penentuan jadwal pelaksanaan dan mengirim

undangan kepada seluruh stakeholder.

Tokoh

Masyarakat

Penentuan tim delegasi dari masyarakat yang

ditentukan pada saat musrenbang kecamatan.

2 Pemberian

informasi dan

laporan

Kabid

Pendataan

dan

Evaluasi

Melalui rapat monitoring dan kunjungan

lokasi

kegiatan.

3 Kesepakatan dan

komitmen

Sekretaris

Bappeda

Usulan yang dianggap prioritas melalui hasil

sistem skoring baik ditingkat desa sampai

kecamatan.

4 Hubungan Kerja

Bappeda

dengan

instansi / dinas

Kabid

Bidang

Perencanaan

Sosial

Budaya

Instansi / dinas terkait terjun secara langsung

dalam proses perencanaan, seperti

musrenbang kecamatan, Forum SKPD dan

musrenbang kota. Selain itu, senantiasa

berkonsultasi mengenai program / kegiatan

pembangunan dengan Bappeda Provinsi

Sumber: Hasil Analisis Data Primer, 2013

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

74

4.2.2 Faktor-faktor yang menghambat BAPPEDA dalam melaksanakan

fungsi perencanaan pembangunan di Kota Gorontalo

Dalam pelaksanaan Fungsi perencanaan pembangunan yang dilakukan oleh

Bappeda Kota Gorontalo walaupun terbilang sudah terlaksana dengan baik

namun, terdapat beberapa faktor yang menghambat . Faktor – faktor tersebut

adalah sebagai berikut :

4.2.2.1 Keterampilan dan pengalaman aparat Bappeda Kota Gorontalo

Dalam penyusunan rencana pembangunan dibutuhkan perencana yang

realistis dan rasional. Olehnya dibutuhkan kemampuan, keahlian dan kecakapan

ilmu pengetahuan serta pemanfaatan pengalaman – pengalaman yang pernah

dijalani.

Satu dari beberapa aspek keberhasilan pembangunan adalah tersedianya

Sumber Daya Manusia (SDM) pembangunan yang dapat diandalkan dan memiliki

pengetahuan dan komprehensif tentang berbagai masalah pembangunan dalam

perencanaan dalam bidang pembangunan daerah.

Bertitik tolak dari hal di atas, maka aparat perencana dilingkungan

Bappeda Kota Gorontalo dituntut untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

sehingga dapat lebih tanggap dan reponsif serta profesional di bidangnya.

Pendidikan yang dimiliki oleh Bappeda Kota Gorontalo bisa dikatakan

sangat memadai dalam pelaksanaan fungsi dalam proses perencanaan

pembangunan daerah, Namun keterampilan serta pengalaman yang dimiliki aparat

yang ada di Bappeda Kota Gorontalo masih kurang.

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

75

Hal ini terlihat pada pemanfaatan teknologi dan informasi masih terbatas,

sehingga menghambat pelaksanaan fungsi koordinasi dalam merencanakan

kegiatan / program pembangunan. Selain itu, pengelolaan website yang dimiliki

oleh Pemerintah Kota Gorontalo yang dikelola oleh Bappeda Kota Gorontalo

juga belum maksimal dilakukan, sehingga penyebaran informasi mengenai

perencanaan, pelaksanaan dan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah

akan terhambat.

Untuk itu, Bappeda Kota Gorontalo berupaya untuk meningkatkan

keterampilan yang dimiliki oleh staffnya untuk melaksanakan tugas dan fungsi

sebagai aparat perencana melalui pelatihan – pelatihan, dan kursus – kursus dalam

memanfaatkan teknologi yang ada.

4.2.2.2 Sarana Dan Prasarana

Bappeda Kota Gorontalo sebagai salah satu organisasi pemerintah yang

bergerak dibidang perencanaan pembangunan daerah sudah selayaknya dilengkapi

dengan sarana dan prasarana yang memadai. Dengan semakin meningkatnya

volume pekerjaan dari tahun ke tahun, menuntut semakin disediakannya fasilitas

kerja yang mendukung guna kelancaran pelaksanaan tugas yang diemban oleh

aparat perencana terutama dalam proses pelaksanaan koordinasi dalam

perencanaan pembangunan daerah.

Menurut Kepala Bappeda Kota Gorontalo, Dr. Ir. Ismail Madjid, MTP bahwa :

“salah satu yang menghambat kami dalam pelaksanaan tugas dan fungsi kami di

Bappeda adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang masih kurang, ada

beberapa ruangan yang masih ditempati dua kepala bidang dan itu sangat tidak

efektif dalam pelaksanaan tugas”.48

48

Hasil wawancara dengan Kepala Bappeda Kota Gorontalo pada 08 Juli 2013

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

76

4.2.2.3 Pemahaman Antar SKPD

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan fungsi koordinasi

dalam proses perencanaan pembangunan daerah di Kota Gorontalo yang

dilaksanakan oleh Bappeda adalah pemahaman SKPD terhadap pelaksanaan

fungsi koordinasi dalam proses perencanaan pembangunan.

Namun dalam pelaksanaan fungsi koordinasi perencanaan pembangunan

daerah masih ada beberapa SKPD belum memahami betapa pentingnya koordinasi

ini misalnya rapat koordinasi hanya mengirim atau mengutus bawahannya untuk

menghadiri rapat koordinasi tersebut. Kehadiran kepala dinas dalam pelaksanaan

rapat koordinasi sangat menentukan apa yang akan dilakukan dalam penyusunan

rencana pembangunan daerah. Selain itu, kehadirannya sangat diperlukan untuk

mengetahui permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh instansinya

sehingga bisa dicarikan jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut.

Namun kenyataannya, bahwa kehadiran SKPD yang hanya diwakili oleh

instansinya saja kerap terjadi pada saat proses pelaksanaan rapat koordinasi

perencanaan pembangunan daerah di Kota Gorontalo.

Menurut Kepala Bidang Perencanaan Tata ruang Heru Z. Talib. SP. MTP, bahwa :

“kehadiran beberapa SKPD pada saat rapat koordinasi yang hanya diwakili oleh

stafnya saja membuktikan bahwa beberapa SKPD tidak memahami betapa

pentingnya pelaksanaan rapat tersebut untuk melaksanakan kegiatan / program

yang akan dilaksanakan”.49

Untuk itu, Bappeda Kota Gorontalo berusaha untuk meningkatkan

komunikasi dengan beberapa SKPD dalam memberikan pemahaman mengenai

pentingnya fungsi koordinasi dalam proses perencanaan pembangunan daerah

49

Hasil wawancara dengan Sub bidang Pendataan Bappeda Kota Gorontalo pada 09 Juli 2013

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/7656/9/2013-2-74201-271409015-bab4... · dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman. b) Seluruh

77

serta kehadiran kepala dinas pada saat pelaksanaan rapat koordinasi. Sehingga ke

depan pelaksanaan rapat koordinasi betul – betul dapat terlaksana dengan baik

dengan kehadiran seluruh pimpinan SKPD sehingga apa yang di rencanakan

untuk memajukan pembangunan daerah di Kota Gorontalo dapat terwujud.

4.2.2.4 Hambatan lain yang dihadapi oleh Bappeda Kota Gorontalo adalah

berupa hambatan dari luar (eksternal)

Hambatan lain yang dihadapi oleh Bappeda Kota Gorontalo adalah berupa

hambatan dari luar (eksternal), Hambatan tersebut antara lain :

1. Rendahnya penyampaian data dari perangkat dinas tepat waktu. Hal ini

menyebabkan perencanaan pembangunan menjadi terlambat.

2. Kurangnya peran serta masyarakat dalam menyampaikan usulan

pembangunan ke Bappeda Kota Gorontalo. Hal ini membuat perencanaan

yang dilakukan oleh Bappeda Kota Gorontalo tidak seusuai dengan

keinginan masyarakat.