bab iv hasil penelitian dan...

14
27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bergas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang berlokasi di Desa Karangjati. Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu kelas VIIG untuk kelas eksperimen dan kelas VIIC untuk kelas kontrol. Di kelas eksperimen terdapat 14 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Sementara itu di kelas kontrol terdapat 16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Data siswa kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Data Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Kelas Eksperimen (kelas VIIG) 14 19 33 Kelas Kontrol (kelas VIIC) 16 20 36 Jumlah Seluruhnya 69 Pembelajaran matematika di SMP N 1 Bergas kelas VII bersifat konvensional yaitu menggunakan metode Ceramah. Siswa jarang belajar secara berkelompok untuk menyelesaikan suatu soal di kelas. Sehingga siswa kurang aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, siswa menjadi kurang fokus dan terjadi kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran matematika di kelas . Oleh karena itu peneliti memilih kelas VII SMP N 1 Bergas sebagai subyek penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode Diskusi Tipe Syndicate Group terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika. Adapun alasan yang menjadi pertimbangan peneliti memilih SMP Negeri 1 Bergas bahwa penelitian dengan topik pengaruh metode Diskusi Tipe Syndicate Group terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika belum pernah dilakukan di SMP Negeri 1 Bergas dan posisi peneliti yang dekat dengan lokasi penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan april 2013. 1. Deskripsi Nilai Pretest Penelitian ini menggunakan nilai semester 1 murni untuk mengetahui keadaan awal kedua kelas, yaitu kelas VIIG sebagai kelas ekperimen dan kelas VIIC sebagai kelas kontrol tahun ajaran 2012/2013. Deskripsi nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Deskripsi Nilai Pretest N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kontrol 36 43 86 66.42 8.946 eksperimen 33 39 86 64.16 10.849

Upload: trinhnhan

Post on 11-Jul-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3633/5/T1_202009068_BAB IV.pdfsebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai

27

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Subyek PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bergas Kecamatan Bergas

Kabupaten Semarang yang berlokasi di Desa Karangjati. Kelas yang digunakanuntuk penelitian yaitu kelas VIIG untuk kelas eksperimen dan kelas VIIC untukkelas kontrol. Di kelas eksperimen terdapat 14 siswa laki-laki dan 19 siswaperempuan. Sementara itu di kelas kontrol terdapat 16 siswa laki-laki dan 20siswa perempuan. Data siswa kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat padaTabel 4.1

Tabel 4.1Data Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kelas Laki-laki Perempuan JumlahKelas Eksperimen

(kelas VIIG) 14 19 33

Kelas Kontrol(kelas VIIC) 16 20 36

Jumlah Seluruhnya 69Pembelajaran matematika di SMP N 1 Bergas kelas VII bersifat

konvensional yaitu menggunakan metode Ceramah. Siswa jarang belajarsecara berkelompok untuk menyelesaikan suatu soal di kelas. Sehingga siswakurang aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, siswa menjadikurang fokus dan terjadi kejenuhan dalam mengikuti pembelajaranmatematika di kelas . Oleh karena itu peneliti memilih kelas VII SMP N 1Bergas sebagai subyek penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruhmetode Diskusi Tipe Syndicate Group terhadap keaktifan dan hasil belajarmatematika. Adapun alasan yang menjadi pertimbangan peneliti memilih SMPNegeri 1 Bergas bahwa penelitian dengan topik pengaruh metode Diskusi TipeSyndicate Group terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika belumpernah dilakukan di SMP Negeri 1 Bergas dan posisi peneliti yang dekatdengan lokasi penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan april 2013.1. Deskripsi Nilai Pretest

Penelitian ini menggunakan nilai semester 1 murni untukmengetahui keadaan awal kedua kelas, yaitu kelas VIIG sebagai kelasekperimen dan kelas VIIC sebagai kelas kontrol tahun ajaran 2012/2013.Deskripsi nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat padaTabel 4.2

Tabel 4.2Deskripsi Nilai Pretest

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kontrol 36 43 86 66.42 8.946eksperimen 33 39 86 64.16 10.849

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3633/5/T1_202009068_BAB IV.pdfsebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai

28

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa 33 siswa pada kelaseksperimen mempunyai skor maksimal 86, minimal 39 dan rata-ratasebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrolmempunyai skor maksimal 86, minimal 43 dan rata-rata sebesar 66,42,standar deviasi 8,946.

2. Uji Normalitas Nilai PretestUji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah kedua

kelompok berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitianini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (uji K-S satu sampel) denganmenggunakan program SPSS 16 for windows. Untuk mengetahui hasil ujinormalitas pada penelitian ini dengan melihat tabel output Asymp. Sig (2-tailed) dengan taraf signifikasi 5%. Diambil keputusan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) > nilai taraf signifikasi, maka data berdistribusi normal.

Tabel 4.3Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest

kontrol eksperimen

N 36 33NormalParametersa

Mean 66.4222 64.1576Std. Deviation 8.94584 10.84896

Most ExtremeDifferences

Absolute .095 .105Positive .095 .064Negative -.090 -.105

Kolmogorov-Smirnov Z .572 .602Asymp. Sig. (2-tailed) .899 .861

a. Test distribution is Normal.Setelah dilakukan uji normalitas pretest yang dilakukan, diperoleh

nilai Asymp. Sig. (2-Tailed) untuk kelas eksperiman 0,861 dan untuk kelaskontrol 0,899 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal karenalebih besar dari taraf signifikasi (α) 0,05. Selain dilihat nilai Asymp. Sig (2-tailed) pada tabel, analisis uji normalitas nilai pretest kelas eksperimendan kontrol juga ditunjukkan dengan histogram.

Grafik 4.1Histogram Distribusi Normal Nilai Pretest

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3633/5/T1_202009068_BAB IV.pdfsebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai

29

3. Uji Homogenitas Nilai PretestUji homogenitas digunakan untuk menentukan bahwa dua

kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen tersebut dapatdilanjutkan sebagai subjek penelitian apa tidak. Jika mempunyai varianyang sama, maka kedua kelas tersebut dapat dilajutkan sebagai subjekpenelitian.

Untuk menentukannya maka dibutuhkan bantuan dari SPSS,kriterianya yaitu berdasarkan pendapat Priyatno (2010) yang menyatakanbahwa jika nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwavarian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama. Uji homogenitasnilai pretest dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest

Nilai Pretest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.162 1 67 .285

Setelah dilakukan uji homogenitas diperoleh bahwa dalam tabelTest of Homogeneity of Variances nilai sig lebih dari 0,05 yaitu 0,285 makakedua varian (kelas eksperimen dan kontrol) sama atau homogen.

B. Analisis Data1. Analisis Keaktifan Belajar

Hasil keaktifan belajar siswa pada kelas ekperimen dan kelas kontrolsetelah mendapat perlakuan metode Diskusi Tipe Syndicate Group denganbantuan program SPSS versi 16.0 yang dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5Deskripsi Keaktifan Belajar

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ekperimen 32 113 167 142.94 11.525kontrol 35 117 155 133.91 10.812

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari 32 kelas eksperimenmempunyai skor maksimal 167, skor minimal 113, dan rata-rata sebesar142,94, standar deviasi 11,525. Sedangkan kelas kontrol sebanyak 35mempunyai skor maksimal 155, skor minimal 117 dan rata-rata sebesar133,91 serta standar deviasi 10,812.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3633/5/T1_202009068_BAB IV.pdfsebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai

30

Penentuan interval kelas dalam kategori keaktifan belajar menurutSupranto (2008) dengan menggunakan rumus:

Interval kelas =

Pengkategorian keaktifan belajar pada penelitian ini dapat dilihatpada Tabel 4.6

Tabel 4.6Kategori Keaktifan Belajar

Interval Kategorisasi112 – 130 Rendah131 – 149 Sedang150 – 168 Tinggi

Berdasarkan acuan penilaian maka keaktifan belajar yang diprolehpada kelas ekperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7Keaktifan Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol

Interval Kategori Jml Persentase(%)

Eksperimen 112 – 130 Rendah 3 9,4131 – 149 Sedang 21 65,6150 – 168 Tinggi 8 25,0

Kontrol 112 – 130 Rendah 13 37,2131 – 149 Sedang 18 51,4150 – 168 Tinggi 4 11,4

Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa keaktifan belajar siswa pada kelaseksperimen terdapat 3 siswa yang kategori keaktifan belajar rendah, 21siswa kategori keaktifan belajar sedang dan 8 kategori keaktifan belajartinggi. Sedangkan pada kelas kontrol terdapat 13 siswa yang kategorikeaktifan belajar rendah, 18 siswa kategori keaktifan belajar sedang dan 4kategori keaktifan belajar tinggi. Siswa kelas eksperimen yang mempunyaikeakifan belajar dalam kategori sedang dan tinggi mencapai prosentase90,6%. Sedangkan pada kelas kontrol siswa yang mempunyai keaktifanbelajar dalam kategori sedang dan tinggi hanya mencapai 62,8%. Hal iniberarti siswa kelas eksperimen mempunyai keaktifan belajar yang lebihtinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3633/5/T1_202009068_BAB IV.pdfsebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai

31

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah kedua kelompokberdistribusi normal atau tidak.

Tabel 4.8Hasil Uji Normalitas Keaktifan Belajar

ekperimen kontrol

N 32 35Normal Parametersa Mean 142.94 133.91

Std. Deviation 11.525 10.812Most Extreme Differences Absolute .101 .092

Positive .072 .092Negative -.101 -.067

Kolmogorov-Smirnov Z .569 .544Asymp. Sig. (2-tailed) .903 .929

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan perhitungan uji normalitas dengan menggunakan ujikolmogorov (uji K-S satu sample) sehingga dapat diperoleh nilai Asymp. Sig.(2-Tailed) untuk kelas eksperiman 0,903 dan untuk kelas kontrol 0,929maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal karena lebih besar daritaraf signifikan (α) = 0,05. Selain dilihat nilai Asymp. Sig (2-tailed) padatabel, analisis uji normalitas nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol jugaditunjukkan dengan histogram.

Gambar 4.2Histogram Distribusi Normal Keaktifan Belajar

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3633/5/T1_202009068_BAB IV.pdfsebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai

32

Hasil uji homogenitas keaktifan belajar pada kelas ekperimen dankontrol dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.9Hasil Uji Homogenitas Keaktifan Siswa

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.012 1 65 .912

Dari Perhitungan diperoleh bahwa dalam tabel Test of Homogeneityof Variances nilai sig lebih dari 0,05 yaitu 0,912. Artinya varian (kelaseksperimen dan kontrol) sama atau homogen.

2. Analisis Nilai PosttestHasil nilai posttest siswa pada kelas ekperimen dan kelas kontrol

setelah mendapat perlakuan metode Diskusi Tipe Syndicate Group denganbantuan program SPSS versi 16.0 yang dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10Deskripsi Hasil Posttest

N Min Max Mean Std. Deviation

eksperimen 32 43 98 78.97 12.830Kontrol 36 31 97 74.50 17.392

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa 32 siswa kelaseksperimen mempunyai skor maksimal 98, skor minimal 43, dan rata-ratasebesar 78,97, standar deviasi 12,830. Sedangkan kelas kontrol sebanyak36 mempunyai skor maksimal 97, skor minimal 31 dan rata-rata sebesar74.50 serta standar deviasi 17,392.

Penentuan interval kelas dalam kategori hasil belajar menurutSupranto (2008) dengan menggunakan rumus:

Interval kelas =

Pengkategorian hasil belajar pada penelitian ini dapat dilihat padaTabel 4.11

Tabel 4.11Kategori Hasil belajar

Interval Kategorisasi30 – 52 Rendah53 – 76 Sedang77 – 99 Tinggi

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3633/5/T1_202009068_BAB IV.pdfsebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai

33

Hasil pengukuran hasil belajar matematika terhadap subjekpenelitian seperti pada Tabel 4.12

Tabel 4.12Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol

Interval Kategori Jml Persentase (%)Eksperimen 30 – 52 Rendah 1 3,1

53 – 76 Sedang 11 34,477 – 99 Tinggi 20 62,5

Kontrol 30 – 52 Rendah 5 14,353 – 76 Sedang 9 31,477 – 99 Tinggi 22 57,1

Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada kelasekpserimen terdapat 1 siswa yang kategori hasil belajar rendah, 11 siswakategori hasil belajar sedang dan 20 kategori hasil belajar tinggi. Sedangkanpada kelas kontrol terdapat 5 siswa yang kategori hasil belajar rendah, 9siswa kategori hasil belajar sedang dan 22 kategori hasil belajar tinggi.Siswa kelas ekspermen yang mempunyai hasil belajar dalam kategorisedang dan tinggi mencapai prosentase 96,9%. Sedangkan pada kelaskontrol, siswa yang mempunyai hasil belajar dalam kategori sedang dantinggi mencapai 88,5%. Hal ini berarti hasil belajar siswa kelas eksperimenlebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Hasil uji normalitas posttest pada kelas eksperimen dan kontroldapat dilihat pada Tabel 4.13

Tabel 4.13Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest

eksperimen Kontrol

N 32 36NormalParametersa

Mean 78.97 74.50Std. Deviation 12.830 17.392

Most ExtremeDifferences

Absolute .107 .193Positive .069 .103Negative -.107 -.193

Kolmogorov-Smirnov Z .606 1.157Asymp. Sig. (2-tailed) .857 .137

a. Test distribution is Normal.Berdasarkan perhitungan uji normalitas dengan menggunakan uji

kolmogorov (uji K-S satu sample) sehingga dapat diperoleh nilai Asymp. Sig.(2-Tailed) untuk kelas eksperiman 0,857 dan untuk kelas kontrol 0,137maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal karena lebih besar dari

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3633/5/T1_202009068_BAB IV.pdfsebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai

34

taraf signifikan (α) = 0,05. Selain dilihat nilai Asymp. Sig (2-tailed) padatabel, analisis uji normalitas nilai posttest kelas eksperimen dan kontroljuga ditunjukkan dengan histogram.

Gambar 4.3Histogram Distribusi Normal Nillai Posttest

Hasil uji homogenitas hasil belajar pada kelas ekperimen dan kontroldapat dilihat pada Tabel 4.14

Tabel 4.14Hasil Uji Homogenitas Nilai Posttest

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.157 1 66 .286

Perhitungan uji homogenitas diperoleh bahwa dalam tabel Test ofHomogeneity of Variances nilai sig lebih dari 0,05 yaitu 0,286. Artinyavarian (kelas eksperimen dan kontrol) sama atau homogen.

C. Analisis Hasil PenelitianPerhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.0

menggunakan independent sample t-test bertujuan untuk melihat perbedaanrata-rata keaktifan dan hasil belajar antara siswa yang mendapat perlakuanmetode Diskusi Tipe Syndicate Group dengan siswa yang melakukanpembelajaran secara konvensional. Hasil perhitungan menunjukan uji t dapatdilihat pada Tabel 4.15

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3633/5/T1_202009068_BAB IV.pdfsebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai

35

Tabel 4.15Hasil Uji Beda Rata-Rata Keaktifan Belajar

Independent Samples Test

Levene'sTest for

Equality ofVariances t-test for Equality of Means

F Sig. t DfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std.ErrorDifference

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

keaktifan

Equalvariancesassumed

.012 .912 3.306 65 .002 9.02321

2.72908

3.57287

14.47356

Equalvariancesnotassumed

3.297 63.483 .002 9.02321

2.73701

3.55456

14.49187

Berdasarkan Tabel 4.15 terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,012dengan probabilitas 0,912 > 0,05, sehingga kedua populasi memiliki variansisama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Analisis uji t-test harusmenggunakan asumsi equal variance assumed. Berdasarkan Tabel 4.14terlihat bahwa nilai t adalah 3,306 dengan probalititas signifikan 0,002 < 0,05maka dapat disimpulkan bahwa “Terdapat Pengaruh Metode Diskusi TipeSyndicate Group Terhadap Keaktifan Belajar Matematika Kelas VII SMP Negeri1 Bergas”. Perbedaan rata-ratanya berkisar antara 3,57287 sampai 14,47356dengan perbedaan rata-rata 9,02321.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3633/5/T1_202009068_BAB IV.pdfsebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai

36

Tabel 4.16Hasil Uji Beda Rata-Rata Hasil Belajar

Levene'sTest for

Equality ofVariances t-test for Equality of Means

F Sig. T DfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std.ErrorDifference

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

Hasil Equalvariancesassumed

1.157 .286 1.193 66 .237 4.469 3.746 -3.010 11.948

Equalvariancesnotassumed

1.214 63.923 .229 4.469 3.681 -2.884 11.822

Berdasarkan Tabel 4.15 terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,157dengan probabilitas 0,286 > 0,05, sehingga kedua populasi memiliki variansisama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Analisis uji t-test harusmenggunakan asumsi equal variance assumed. Berdasarkan tabel terlihatbahwa nilai t adalah 1,193 dengan probabilitas signifikasi 0,237 > 0,05 makadapat disimpulkan bahwa “Tidak Terdapat Pengaruh Metode Diskusi TipeSyndicate Group Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas VII SMP Negeri 1Bergas”.

D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIANTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode diskusi

tipe Syndicate Group terhadap keaktifan dan hasil belajar matematika siswakelas VII SMP Negeri 1 Bergas Semester II Tahun Ajaran 2012/2013. Analisispelaksanaan penelitian diperlukan untuk menjelaskan tingkat keberhasilanpembelajaran dengan metode Diskusi Tipe Syndicate Group.

Pembelajaran matematika di Kelas VIIG sebagai kelas ekperimenmenggunakan metode Diskusi Tipe Syndicate Group. Siswa diarahkan untukberdiskusi secara berkelompok dimana masing-masing kelompok mendapatkansub topik yang berbeda. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogenagar memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membantu dalammemahami sub topik yang di dapat pada masing-masing kelompok.Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama masih belum maksimalkarena siswa belum terbiasa belajar secara berkelompok. Beberapa siswamasih tidak ikut terlibat aktif diskusi dengan kelompoknya masing-masing.Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dan ketiga sudah cukup baik,

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3633/5/T1_202009068_BAB IV.pdfsebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai

37

siswa sudah mulai terbiasa dengan belajar secara berkelompok. Semangat danantusias siswa dalam pembelajaran siswa dikelas ditunjukkan dengan semakinbanyak kelompok yang ikut aktif berdiskusi dan menanggapi kelompok-kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi di kelas. Proses tanya jawabdari kelompok yang berpresentasi dan kelompok lain berjalan dengan baik.Pada akhir presentasi hasil diskusi kelompok, guru bersama siswa membuatkesimpulan dari hasil diskusi. Analisis nilai hasil belajar siswa kelas eksperimendiperoleh rata-rata sebesar 78,97 dan keaktifan belajar diperoleh rata-ratasebesar 142,94.

Pembelajaran matematika di kelas VIIC sebagai kelompok kontrolmenggunakan metode Ceramah. Proses pembelajaran di kelas kontrol tidakmengalami perubahan. Pada kelas kontrol kegiatan pembelajaran berlangsungseperti biasa yang didominasi oleh guru. Penyampaian materi oleh guru denganmetode ceramah, dimana siswa mendengarkan penjelasan dari guru, mencatatdan menghafalkan materi. Proses tanya jawab juga berlangsung di kelaskontrol. Siswa yang kurang memahami materi pelajaran mengacungkan tanganuntuk bertanya kepada guru, namun sebagian besar siswa memilih diamwalaupun tidak memahami materi yang disampaikan guru. Siswa tidak banyakterlibat dalam proses belajar mengajar, dan ditunjukan dengan keadaan siswayang pasif saat proses belajar mengajar. Analisis nilai hasil belajar siswa kelaskontrol diperoleh rata-rata sebesar 74,50 dan keaktifan belajar diperoleh rata-rata sebesar 133,91.

Keaktifan belajar matematika di kelas VIIG sebagai kelas eksperimenlebih baik dibandingkan dengan kelas VIIC sebagai kelas kontrol. Hal ini terlihatuji banding dua sampel, nilai t pada keaktifan belajar menunjukan sig. 0,002 <0,05, yang berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antarakeaktifan belajar matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penggunaanmetode Diskusi Tipe Syndicate Group berpengaruh terhadap keaktifan belajarsiswa kelas VII SMP Negeri 1 Bergas Kabupaten Semarang Semester II TahunAjaran 2012/2013, dibuktikan dengan adanya perbedaan keaktifan belajarsiswa antara kelas ekperimen dan kontrol. Keaktifan belajar siswa kelasekperimen lebih tinggi daripada keaktifan belajar kelas kontrol. Keaktifanbelajar siswa kelas eksperimen yaitu 142,94 sedangkan pada kelas kontrolkeaktifan belajar siswa yaitu 133,91. Perbedaan rata-rata keaktifan belajarmatematika siswa kelas eksperimen dan kontrol mencapai 9,03. BerdasarkanTabel 4.7 dapat dilihat bahwa keaktifan belajar siswa pada kelas eksperimenterdapat 3 siswa yang kategori keaktifan belajar rendah, 21 siswa kategorikeaktifan belajar sedang dan 8 kategori keaktifan belajar tinggi. Sedangkanpada kelas kontrol terdapat 13 siswa yang kategori keaktifan belajar rendah, 18siswa kategori keaktifan belajar sedang dan 4 kategori keaktifan belajar tinggi.Siswa kelas eksperimen yang mempunyai keakifan belajar dalam kategorisedang dan tinggi mencapai prosentase 90,6%. Sedangkan pada kelas kontrolsiswa yang mempunyai keaktifan belajar dalam kategori sedang dan tinggi

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3633/5/T1_202009068_BAB IV.pdfsebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai

38

hanya mencapai 62,8%. Hal ini berarti siswa kelas eksperimen mempunyaikeaktifan belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Hipotesis yang menyatakan “Metode Diskusi Tipe Syndicate Groupberpengaruh terhadap keaktifan belajar matematika siswa” diterima. Siswayang diajar dengan menggunakan metode Diskusi Tipe Syndicate Group terlihatlebih aktif dan antusias mengikuti pelajaran di kelas dibandingkan dengan siswayang diajar dengan metode Ceramah. Hal ini senada dengan pernyataanSusetyono (2010), pembelajaran dengan menggunakan metode Diskusi TipeSyndicate Group memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasisecara langsung, berpikir secara kritis, pemecahan masalah, pertukarangagasan, fakta dan pendapat antar siswa, sehingga suasana belajar lebihdinamis. Wahyono (2009) juga mengatakan kegiatan diskusi selalu diwarnaitanya jawab antar siswa. Hal ini memberikan kesempatan seluas-luasnyakepada siswa untuk menyampaikan pendapat dalam diskusi, menambah buktidan alasan, menolak suatu gagasan, memberikan pendapat dalam diskusi,memberikan tanggapan dan saran, dan partisipasi aktif lain. Di pihak lain, siswajuga dapat memperoleh informasi lengkap dan terperinci mengenai masalahyang didiskusikan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruhmetode Diskusi Tipe Syndicate Group terhadap keaktifan belajar matematikasiswa. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan “Metode Diskusi TipeSyndicate Group berpengaruh terhadap keaktifan belajar matematika siswa”diterima. Hal ini sependapat dengan penelitian Sutejo (2011) yang menyatakanbahwa penerapan metode Diskusi Tipe Syndicate Group dapat meningkatkanaktivitas belajar siswa yang meningkat menjadi 80,16% pada sikulus I dan90,87% pada siklus II.

Metode Diskusi Tipe Syndicate Group berpengaruh terhadap keaktifanbelajar matematika siswa, namun tidak terdapat pengaruh yang signifikanterhadap hasil belajar matematika siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji bedarata-rata, nilai t pada hasil belajar menunjukan sig. 0,237 < 0,05, yang berartitidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara hasil belajar matematikakelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil belajar siswa kelas eksperimen yaitu78,97 sedangkan pada kelas kontrol hasil belajar siswa yaitu 74,50, terlihatrata-rata hasil belajar kelas ekperimen lebih baik dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar kelas kontrol. Perbedaan rata-rata nilai siswa hanyamencapai 4,47. Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswapada kelas ekpserimen terdapat 1 siswa yang kategori hasil belajar rendah, 11siswa kategori hasil belajar sedang dan 20 kategori hasil belajar tinggi.Sedangkan pada kelas kontrol terdapat 5 siswa yang kategori hasil belajarrendah, 9 siswa kategori hasil belajar sedang dan 22 kategori hasil belajartinggi. Siswa kelas eksperimen yang mempunyai hasil belajar dalam kategorisedang dan tinggi mencapai prosentase 96,9%. Sedangkan pada kelas kontrol,siswa yang mempunyai hasil belajar dalam kategori sedang dan tinggi

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3633/5/T1_202009068_BAB IV.pdfsebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai

39

mencapai 88,5%, terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baikdibandingkan kelas kontrol walaupun perbedaan rata-rata hasil belajar hanyamencapai 4,47.

Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode DiskusiTipe Syndicate Group mempunyai perbedaan rata-rata yang tidak signifikandibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode Ceramah.Metode Diskusi Tipe Syndicate Group memerlukan waktu yang lebih lamasehingga dalam proses pembelajaran di kelas kurang memberikan hasil belajaryang maksimal. Pemilihan metode mengajar harusnya tepat sehingga siswadapat menerima, memahami, menguasai dan mengembangkan bahanpelajaran. Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa ditemukan bahwabanyak siswa yang mengikuti bimbingan belajar di luar jam sekolah sehinggapenerapan metode Diskusi Tipe Syndicate Group tidak memberikan pengaruhyang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Proses pembelajaran dikelas siswa berpartisipasi aktif mengikuti pembelajaran, sebagian besar siswaaktif berdiskusi antar kelompok, namun masih ada beberapa siswa yang belumterbiasa untuk mengeluarkan pendapat, menanggapi pendapat teman dalamkelompok sehingga proses diskusi antar kelompok belum maksimal. Hal inisejalan dengan pendapat Slameto (2010) yang menyatakan bahwa Selainfaktor internal juga terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajaryaitu faktor sekolah, yang mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi gurusiswa, sarana dan sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapatpengaruh penerapan metode Diskusi Tipe Syndicate Group terhadap hasilbelajar matematika siswa. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakanMetode Diskusi Tipe Syndicate Group berpengaruh terhadap hasil belajarmatematika siswa” ditolak.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3633/5/T1_202009068_BAB IV.pdfsebesar 64,16, standar deviasi 10,849. Sedangkan pada kelas kontrol mempunyai

40