bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Tempat Penelitian
Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari
19 Kecamatan di Kabupaten Semarang. Secara administratif batas
wilayah Kecamatan Getasan adalah:
Sebelah Timur : Kota Salatiga
Sebelah Barat : Kabupaten Magelang
Sebelah Utara : Kecamatan Banyubiru
Sebelah Selatan : Kecamatan Tengaran
Menurut data simkab BPDAS, pada tahun 2011, jumlah penduduk di
Kecamatan Getasan yaitu sebesar 48.089 jiwa dengan luas wilayah
1023 Ha. Desa Tajuk merupakan salah satu dari 13 Desa di
Kecamatan Getasan. Desa Tajuk terdiri dari 11 Dusun yaitu
Ngaduman, Gedong, Puyang, Cingklok, Sokowolu, Pulihan,
Macanan, Tajuk, Ngroto, Banaran, dan Kaliajeng.
Di Desa Tajuk tidak terdapat rumah sakit, sarana kesehatan
terdekat yaitu Puskesmas yang berada di Kecamatan. Tenaga
kesehatan yang bertugas di Desa Tajuk adalah seorang bidan yang
menetap di Dusun Ngroto. Bidan melaksanakan posyandu di tiap
Dusun dengan dibantu oleh kader kesehatan masing-masing Dusun.
Posyandu di tiap Dusun dilaksanakan setiap bulan sekali.
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Getasan
71
4.2 Gambaran Responden Penelitian
Responden penelitian dalam penelitian ini yaitu ibu
menyusui yang mempunyai bayi berusia 0-6 bulan terhitung pada
bulan April 2012 di Desa Tajuk Kecamatan Getasan. Jumlah
responden yang diambil sebanyak 38 orang dan pengambilan
responden dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi yang
telah dibuat oleh peneliti. Responden yang memenuhi kriteria
kemudian diberikan kuesioner untuk diisi.
Dusun yang dapat dijadikan tempat penelitian hanya 8 Dusun
yaitu Cingklok, Sokowolu, Pulihan, Macanan, Tajuk, Ngroto,
Banaran, dan Kaliajeng karena 3 Dusun yang lain yaitu Ngaduman,
Gedong, Puyang tidak memenuhi kriteria inklusi yang ditetapkan oleh
peneliti. Di ketiga Dusun ini tidak terdapat ibu yang mempunyai bayi
usia 0-6 bulan.
4.3 Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang dibagikan kepada responden dengan bantuan kader
kesehatan di tiap Dusun yang bersangkutan pada tanggal 20 April
2012. Peneliti menjelaskan tentang informed consent serta cara
pengisian kuesioner kepada responden dan kader kesehatan di
masing-masing Dusun. Jumlah kuesioner yang disebarkan sesuai
dengan jumlah responden yang dibutuhkan yaitu 38 buah. Mengingat
responden yang harus bekerja maka tidak memungkinkan untuk
72
menunggu responden mengisi kuesioner sehingga responden
diberikan kesempatan untuk mengisi kuesioner yang telah dibagikan
oleh peneliti di rumah. Kuesioner diambil kembali oleh peneliti 2 hari
kemudian yaitu pada tanggal 22 April 2012. Kuesioner yang
disebarkan oleh peneliti seluruhnya dapat kembali yaitu sejumlah 38
kuesioner.
4.4 Hasil Penelitian
4.4.1 Demografi Responden Penelitian
Demografi responden penelitian bertujuan untuk melihat
distribusi frekuensi responden berdasarkan umur, pendidikan
terakhir, dan pekerjaan.
4.4.1.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur
Variabel Min Max Median Modus Std. deviation
Umur 18 41 25 25 5,610
Berdasarkan hasil distribusi pada tabel 4.1 di atas
menunjukkan bahwa umur termuda adalah 18 tahun sedangkan
yang tertua adalah 41 tahun. Umur responden yang paling banyak
adalah 25 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram batang
distribusi frekuensi responden berdasarkan umur berikut ini.
73
Diagram 4.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan
Umur
25%
33
87%
38%
0
5
10
15
20
25
30
35
Jumlah Responden
<20 20-35 >35
Rentang Umur Responden
Series1 Series2
Dari diagram 4.1 di atas, 38 responden termasuk pada
kategori kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 87% (33 orang)
sedangkan sebagian kecil umur responden termasuk pada kategori
umur <20 sebanyak 5% (2 orang) dan >35 sebanyak 8% (3 orang).
4.4.1.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan
Terakhir Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase
SD 15 39
SMP 16 42
SMA 5 13
D3 1 3
SARJANA 1 3
Total 38 100
74
Hasil distribusi pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa
sebagian besar pendidikan terakhir responden yaitu SMP dengan
jumlah 16 responden (42%) sedangkan sebagian kecil D3 dan
Sarjana masing-masing dengan 1 responden (3%). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini.
Diagram 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan
Pendidikan Terakhir
4.4.1.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3
Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Ibu Rumah Tangga 8 21
Tani 18 47
Guru 1 3
Swasta 11 29
Total 38 100
75
Berdasarkan hasil distribusi pada tabel 4.3 di atas
menunjukkan bahwa sebagian dari responden pekerjaannya adalah
tani dengan jumlah 18 Responden (47%) sedangkan sebagai guru
dengan jumlah 1 Responden (3%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram batang di bawah ini.
Diagram 4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan
4.4.2 Analisis Skor Pengetahuan tentang ASI Eksklusif dan Skor
Pemberian ASI Eksklusif
4.4.2.1 Analisis Skor Pengetahuan tentang ASI Eksklusif
Tabel 4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Skor
Pengetahuan
Variabel Min Max Mean Median Modus Std. deviation
Skor pengetahuan tentang ASI Eksklusif
8 17 13,25 13,50 16 2,658
76
Berdasarkan hasil distribusi pada tabel 4.4 di atas, diketahui
bahwa skor pengetahuan tentang ASI Eksklusif yang terendah
adalah 8 dan yang tertinggi adalah 17. Rata-rata skor yang
didapatkan adalah 13,25 sedangkan skor yang paling sering
didapatkan yaitu 16 dan standar deviasi sebesar 2,658. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Diagram 4.4 Diagram Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Skor
Pengetahuan
Berdasarkan penghitungan skor di atas maka skor total
pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif dipersentasekan dan
setelah itu diintepretasikan ke dalam tingkat pengetahuan. Tingkat
pengetahuan yang diperoleh setelah penghitungan di atas dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
77
Tabel 4.5 Tabel Persentase dan Intepretasi Tingkat Pengetahuan
Responden tentang ASI Eksklusif
No Skor Total Pengetahuan
Prosentase Pengetahuan
Kategori Tingkat Pengetahuan
1 16 89% Baik 2 16 89% Baik 3 16 89% Baik 4 16 89% Baik 5 8 44% Kurang 6 13 72% Cukup 7 12 67% Cukup 8 12 67% Cukup 9 13 72% Cukup 10 16 89% Baik 11 12 67% Cukup 12 8 44% Kurang 13 14 78% Baik 14 15 83% Baik 15 16 89% Baik 16 16 89% Baik 17 13 72% Cukup 18 14 78% Baik 19 11 61% Cukup 20 11 61% Cukup 21 10 56% Cukup 22 10 56% Cukup 23 14 78% Baik 24 16 89% Baik 25 8 44% Kurang 26 15 83% Baik 27 13 72% Cukup 28 14 78% Baik 29 17 94% Baik 30 16 89% Baik 31 11 81% Baik 32 17 94% Baik 33 11 61% Cukup 34 16 89% Baik 35 12 67% Cukup 36 13 72% Cukup 37 14 78% Baik 38 9 50% Kurang
78
Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang ASI
Eksklusif yang baik adalah 20 responden (53% ), tingkat
pengetahuan cukup adalah 14 responden (37%), tingkat
pengetahuan kurang adalah 4 responden (10% ) sedangkan tidak
ada responden (0%) dengan tingkat pengetahuan tidak baik. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Diagram 4.5 Diagram Lingkaran Persentase Tingkat Pengetahuan Ibu
tentangASI Eksklusif
Tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif juga
didistribusikan berdasarkan umur, pendidikan terakhir dan pekerjaan
responden. Hasil distribusi tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
79
Tabel 4.6 Gambaran Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Menyusui
tentang ASI Eksklusif berdasarkan Umur, Pendidikan Terakhir, dan Pekerjaan
Data Responden
Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif
Total Baik Cukup Kurang Tidak Baik
f % f % f % f %
Umur
<20 tahun 1 3% 1 3% 0 0% 0 0% 2
20-35 tahun 17 45% 13 34% 3 7% 0 0% 33
>35 tahun 2 5% 0 0% 1 3% 0 0% 3
Pendidikan Terakhir
SD 7 18% 7 18% 1 3% 0 0% 15
SMP 9 24% 4 11% 3 7% 0 0% 16
SMA 2 5% 3 8% 0 0% 0 0% 5
D3 1 3% 0 0% 0 0% 0 0% 1
SARJANA 1 3% 0 0% 0 0% 0 0% 1
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 4 11% 2 5% 2 5% 0 0% 8
Tani 8 21% 8 21% 2 5% 0 0% 18
Guru 1 3% 0 0% 0 0% 0 0% 1
Swasta 7 18% 4 11% 0 0% 0 0% 11
JUMLAH 20 53% 14 37% 4 10% 0 0% 38
80
4.4.2.2 Analisis Skor Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Skor
Pemberian ASI
Hasil analisis pada tabel 4.7 di atas menunjukkan skor
pemberian ASI terendah yaitu 0 dan tertinggi 4. Rata-rata skor
yang didapat adalah 2,76 dan skor yang sering didapatkan adalah
3 dengan standar deviasi sebesar 0,998. Perhitungan skor tersebut
kemudian diintepretasikan ke dalam kategori pemberian ASI
Eksklusif dan hasil yang didapatkan dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Variabel Min Max Mean Median Modus Std. deviasi
Skor pemberian ASI
0 4 2,76 3 3 0,998
81
Tabel 4.8 Tabel Kategori Pemberian ASI Eksklusif
No Resp
Skor Total Variabel Pemberian ASI Eksklusif
Kategori Pemberian ASI Eksklusif
1 3 Tidak Memberi 2 3 Tidak Memberi 3 3 Tidak Memberi 4 3 Tidak Memberi 5 0 Tidak Memberi 6 2 Tidak Memberi 7 2 Tidak Memberi 8 2 Tidak Memberi 9 3 Tidak Memberi 10 3 Tidak Memberi 11 4 Memberi 12 3 Tidak Memberi 13 3 Tidak Memberi 14 3 Tidak Memberi 15 3 Tidak Memberi 16 3 Tidak Memberi 17 3 Tidak Memberi 18 3 Tidak Memberi 19 1 Tidak Memberi 20 4 Memberi 21 3 Tidak Memberi 22 3 Tidak Memberi 23 2 Tidak Memberi 24 3 Tidak Memberi 25 1 Tidak Memberi 26 3 Tidak Memberi 27 4 Memberi 28 3 Tidak Memberi 29 3 Tidak Memberi 30 4 Memberi 31 0 Tidak Memberi 32 4 Memberi 33 2 Tidak Memberi 34 4 Memberi 35 3 Tidak Memberi 36 3 Tidak Memberi 37 4 Memberi 38 2 Tidak Memberi
82
Diagram 4.6
Diagram Lingkaran Persentase Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat diketahui
bahwa responden yang memberikan ASI Eksklusif ditandai
dengan pencapaian skor total 4 hanya 18% dengan jumlah 7
responden sedangkan yang tidak memberikan ASI Eksklusif
sebesar 82% dengan jumlah 31 responden.
Pemberian ASI Eksklusif juga didistribusikan
berdasarkan umur, pendidikan terakhir dan pekerjaan. Hasil
distribusi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
83
Tabel 4.9 Gambaran Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Umur, Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan
Data Responden Pemberian ASI Eksklusif
Total Memberi Tidak Memberi f % f %
Umur <20 tahun 1 3% 1 3% 2
20-35 tahun 6 16% 27 71% 33
>35 tahun 0 0% 3 8% 3
Pendidikan Terakhir
SD 2 5% 13 34% 15
SMP 3 8% 13 34% 16
SMA 1 3% 4 11% 5
D3 1 3% 0 0% 1
SARJANA 0 0% 1 3% 1
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 3 8% 5 13% 8
Tani 3 8% 15 39% 18
Guru 0 0% 1 3% 1
Swasta 1 3% 10 26% 11
JUMLAH 7 18% 31 82% 38
Dari setiap uraian di atas tentang demografi responden
berdasarkan umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, tingkat
pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif serta pemberian ASI
Eksklusif akan digambarkan secara ringkas dalam tabel berikut ini.
84
Tabel 4.10 Tabel Ringkas Demografi Responden, Tingkat Pengetahuan Ibu Serta
Pemberian ASI Eksklusif
No Resp Umur Pendidikan
Terakhir Pekerjaan Kategori Pengetahuan
Pemberian ASI Eksklusif
1 24 SMP Swasta Baik Tidak Memberi
2 21 SMA Swasta Baik Tidak Memberi
3 18 SMP Swasta Baik Tidak Memberi
4 36 SD Tani Baik Tidak Memberi
5 22 SMP Tani Kurang Tidak Memberi
6 20 SD Tani Cukup Tidak Memberi
7 31 SMP Tani Cukup Tidak Memberi
8 29 SD Tani Cukup Tidak Memberi
9 29 SMP Tani Cukup Tidak Memberi
10 25 SMP Tani Baik Tidak Memberi
11 25 SMP Tani Cukup Memberi
12 28 SD Tani Kurang Tidak Memberi
13 20 SMP Tani Baik Tidak Memberi
14 24 SMP Tani Baik Tidak Memberi
15 25 SARJANA Guru Baik Tidak Memberi
16 33 SD Tani Baik Tidak Memberi
17 28 SD Tani Cukup Tidak Memberi
18 30 SD Tani Baik Tidak Memberi
19 30 SD Tani Cukup Tidak Memberi
20 19 SMA Swasta Cukup Memberi
21 26 SD Swasta Cukup Tidak Memberi
22 24 SMA Swasta Cukup Tidak Memberi
23 22 SMA Swasta Baik Tidak Memberi
24 21 SMP Swasta Baik Tidak Memberi
25 41 SMP Ibu Rumah Tangga Kurang Tidak Memberi
26 25 SMP Swasta Baik Tidak Memberi
27 34 SD Tani Cukup Memberi
28 36 SD Tani Baik Tidak Memberi
29 21 SD Swasta Baik Tidak Memberi
30 33 SMP Tani Baik Memberi
31 25 SD Ibu Rumah Tangga Baik Tidak Memberi
32 35 SD Ibu Rumah Tangga Baik Memberi
33 25 SMA Ibu Rumah Tangga Cukup Tidak Memberi
34 33 D3 Ibu Rumah Tangga Baik Memberi
35 21 SD Swasta Cukup Tidak Memberi
36 26 SMP Ibu Rumah Tangga Cukup Tidak Memberi
37 33 SMP Ibu Rumah Tangga Baik Memberi
38 23 SMP Ibu Rumah Tangga Kurang Tidak Memberi
85
4.4.3 Analisa Korelasi
4.4.3.1 Uji Linearitas
Untuk dapat mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan
maka dilakukan uji linearitas. Uji ini sebagai prasyarat dalam
analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian linearitas dalam
SPSS menggunakan Test for Linearity pada taraf signifikansi 0,05.
Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila
signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05. Hasil penghitungan
linearitas dengan menggunakan Test for Linearity dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.11 Hasil Uji Linearitas dengan Test for Linearity
Variabel Df (n-1) Sig. (Linearitas)
Pengetahuan Responden tentang ASI Eksklusif*Pemberian ASI Eksklusif
37 0.001
Hasil analisa pada tabel 4.11 di atas menunjukkan nilai
signifikansi pada linearity sebesar 0,001. Karena signifikansi
kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel
pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dan pemberian ASI
Eksklusif terdapat hubungan yang linear.
86
4.4.3.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui apakah
beberapa varian populasi sama atau tidak. Jika nilai signifikansi
lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau
lebih kelompok data adalah sama.
Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Oneway ANOVA (Analisa Of
Varian)
Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui signifikansi
sebesar 0,033. Karena signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data pemberian ASI Eksklusif berdasarkan
pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif mempunyai varian yang
berbeda.
4.4.3.3 Uji Normalitas
Untuk menentukan metode analisis yang digunakan maka
terlebih dahulu peneliti mengetahui data berdistribusi normal atau
tidak dengan menggunakan uji normalitas. Dalam penelitian ini
digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan taraf signifikansi 0,05. Berikut adalah tabel hasil uji
normalitas yang diperoleh oleh peneliti.
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.530 8 28 .033
87
Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas dengan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov
Variabel Statistik df Sig. (Nilai Normalitas)
Umur Responden 0,157 8
0,019
Pengetahuan Responden tentang ASI Eksklusif
0,164 8
0,011
Pemberian ASI Eksklusif oleh Responden
0,331 8
0,000
Berdasarkan hasil pada tabel 4.13 di atas dapat kita lihat
bahwa nilai signifikansi untuk umur responden sebesar 0,019,
untuk skor pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif sebesar 0,011,
dan untuk skor pemberian ASI Eksklusif sebesar 0,000. Karena
signifikansi untuk seluruh variabel kurang dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data pada variabel umur, pengetahuan ibu
tentang ASI Eksklusif dan pemberian ASI Eksklusif tersebut
berdistribusi tidak normal. Karena didapatkan bahwa distribusi
data tidak normal maka metode analisis yang digunakan adalah
metode nonparametrik. Metode nonparametrik yang digunakan
untuk menganalisa korelasi dalam penelitian ini adalah analisa
korelasi dari Spearman’s Rho.
88
4.4.3.4 Analisa Korelasi dengan menggunakan Spearman’s Rho
Hasil analisa korelasi nonparametrik antara pengetahuan
ibu menyusui tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI
Eksklusif dengan menggunakan formula Spearman’s Rho dalam
SPSS versi 16.0 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.14 Hasil Analisa Korelasi dengan menggunakan korelasi dari
Spearman’s Rho Nonparametric Correlations Pengetahuan
Responden tentang ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif oleh Responden
p value
Pengetahuan Responden tentang ASI Eksklusif
1,000 0,474
0,003 Pemberian ASI Eksklusif oleh Responden
0,474 1,000
Berdasarkan hasil analisis korelasi sederhana didapat
koefisien korelasi (r) adalah 0,474. Sesuai dengan pedoman dari
Sugiyono, 2007 maka nilai korelasi tersebut masuk dalam kategori
hubungan tingkat sedang. Koefisien korelasi bernilai positif (nilai r
positif) berarti terdapat korelasi yang positif di antara dua variabel
tersebut yaitu dimana semakin tinggi pengetahuan ibu menyusui
tentang ASI Eksklusif maka semakin tinggi pula pemberian ASI
Eksklusif. Nilai p value (0,003 < 0,05) maka Ho ditolak, artinya
bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu menyusui
tentang ASI Eksklusif dengan pemberian ASI Eksklusif di Desa
Tajuk Kecamatan Getasan.
89
4.5 Pembahasan
4.5.1 Demografi Responden Penelitian
4.5.1.1 Umur Responden
Umur menurut KBBI adalah waktu hidup atau ada (sejak
dilahirkan atau diadakan). Umur sering digunakan sebagai
pedoman untuk menyatakan bahwa seseorang siap dan aman
untuk melakukan sesuatu hal. Salah satu contohnya adalah umur
yang aman dan dikatakan siap untuk kehamilan dan persalinan.
Rentang umur produktif yang sehat untuk kehamilan dan
persalinan yaitu umur 20-35 tahun. Jika terlalu muda atau terlalu
tua maka dapat menimbulkan resiko. Menurut Sarwono (2008),
menyatakan bahwa kematian maternal pada wanita hamil dan
melahirkan pada usia di bawah 20 tahun 2 sampai 5 kali lebih
tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20
sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah
usia 30 sampai 35 tahun.
Dalam penelitian ini, umur termuda adalah 18 tahun
sedangkan yang tertua adalah 41 tahun. Responden paling
banyak berumur 25 tahun. Jika dibandingkan dengan rentang
umur produktif yang sehat untuk kehamilan dan persalinan (20-35
tahun) maka sebagian besar responden berada pada rentang
aman yaitu 33 responden (87%). Responden yang berada pada
90
rentang tidak aman berjumlah 5 responden yaitu < 20 tahun (2
responden) dan > 35 tahun (3 responden).
4.5.1.2 Pendidikan Terakhir Responden
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pendidikan
terakhir responden yaitu SMP dengan jumlah 16 responden
(42%) sedangkan D3 dan Sarjana masing-masing dengan 1
responden (3%). Dengan pendidikan maka seseorang akan lebih
mudah untuk mengerti dan memahami serta menyaring informasi
yang diterimanya. Pendidikan juga akan membuat seseorang
terdorong untuk ingin tahu, mencari pengalaman sehingga
informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan (Azwar, 2000).
Pengetahuan yang berawal dari diterimanya informasi tersebut
diharapkan dapat memberikan manfaat positif yang terwujud
dalam perilaku seseorang, salah satunya adalah perilaku
pemberian ASI Eksklusif. Menurut Siregar (2004), pengetahuan
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian ASI
Eksklusif di samping faktor sosial ekonomi, pekerjaan, promosi
susu formula, dan sosial budaya.
4.5.1.3 Pekerjaan Responden
Pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Orang yang bekerja akan memiliki akses yang lebih baik terhadap
berbagai informasi (Depkes RI, 1999). Bagi yang tidak bekerja
apabila informasi dari lingkungannya kurang maka
91
pengetahuannyapun kurang apalagi jika tidak aktif dalam berbagai
kegiatan maka informasi yang diterima akan lebih sedikit.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian dari
responden bekerja sebagai tani dengan jumlah 18 responden
(47%) sedangkan sebagai guru dengan jumlah 1 responden (3%).
4.5.1.4 Pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan tentang
ASI Eksklusif yang baik adalah 20 responden (53% ), tingkat
pengetahuan cukup adalah 14 responden (37%), tingkat
pengetahuan kurang adalah 4 responden (10% ) dan tidak ada
responden (0%) dengan tingkat pengetahuan tidak baik. Hal ini
terutama terlihat dari pengetahuan sebagian besar ibu terhadap
pengertian ASI Eksklusif, kandungan gizi dalam ASI, manfaat
pemberian ASI, pemberian MP-ASI, teknik menyusui dan masalah
dalam pemberian ASI serta cara mengatasinya. Di samping itu,
hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu tidak
mengetahui fakta yang benar tentang ASI. Para ibu masih percaya
dengan mitos seputar ASI Eksklusif yang beredar di masyarakat.
4.5.1.5 Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif sangat penting karena ASI adalah
satu-satunya makanan dan minuman terbaik untuk bayi dalam
masa 6 bulan pertama kehidupannya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 38 responden hanya 7 responden (18%)
92
yang memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya sedangkan yang
tidak memberikan ASI Eksklusif sebesar 82% dengan jumlah 31
responden. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pencapaian
pemberian ASI Eksklusif di Desa Tajuk Kecamatan Getasan
masih sangat rendah jika dibandingkan dengan target pemerintah
yang tercantum dalam MDGs yaitu sebesar 80%.
4.5.1.6 Hubungan pengetahuan responden tentang ASI Eksklusif
dengan Pemberian ASI Eksklusif
Banyak faktor yang mempengaruhi ibu dalam memberikan
ASI Eksklusif, menurut Soetjiningsih (1997) salah satu faktornya
yaitu pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif. Dalam penelitian ini
didapatkan hasil bahwa 7 responden yang memberikan ASI
Eksklusif kepada bayinya, 4 responden memiliki tingkat
pengetahuan baik tentang ASI Eksklusif dan 3 lainnya mempunyai
tingkat pengetahuan yang cukup. Penelitian ini menemukan
bahwa dari seluruh responden yang berpengetahuan baik tentang
ASI Eksklusif yaitu 20 responden hanya 4 responden (25%) yang
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Hal ini tidak sesuai
dengan teori Notoatmodjo (2005) dan juga Yoga (2005).
Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Yoga (2005) juga menyatakan
bahwa pada seseorang yang berpengetahuan luas akan lebih bisa
93
menerima alasan untuk memberikan ASI Eksklusif karena pola
pikirnya yang lebih realistis informasi.
Pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian ASI
Eksklusif juga dipengaruhi oleh faktor lain yang meliputi umur ibu,
pendidikan dan pekerjaan ibu (Depkes RI,1994). Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar yang
berpengetahuan baik tentang ASI Eksklusif berada pada kategori
umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 17 orang. Sedangkan sebagian
kecil yang berpengetahuan baik berada pada kelompok umur <20
tahun (1 orang) dan >35 tahun (2 orang). Responden yang
memberikan ASI Eksklusif yang berjumlah 7 orang, terdiri dari
kelompok umur 20-35 tahun (6 orang) dan kelompok umur <20
tahun (1 orang). Hal tersebut disebabkan karena pada kelompok
umur 20-35 tahun, responden banyak yang bekerja dan pada usia
tersebut responden dalam masa produktif sehingga lebih banyak
terpapar dengan informasi yang berhubungan dengan ASI
Eksklusif. Rentang umur 20-35 lebih aktif dalam kegiatan
kesehatan seperti posyandu, penyuluhan kesehatan serta kelas
ibu hamil. Di samping itu, hasil penelitian di atas tidak sesuai
dengan teori bahwa umur ibu mempengaruhi bagaimana ibu
mengambil keputusan dalam pemberian ASI Eksklusif, semakin
bertambah umur (tua) maka pengalaman dan pengetahuan
semakin bertambah (Notoatmodjo, 2003). Hal ini terlihat dari
94
responden yang masuk kategori umur >35 tahun (3 orang),
seorang responden berumur 41 tahun justru mempunyai
pengetahuan yang kurang tentang ASI Eksklusif serta tidak
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya dan 2 responden (36
tahun) mempunyai pengetahuan yang baik tentang ASI Eksklusif
namun tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Ibu pada
kategori umur >35 tahun, walaupun pengalaman ibu akan
pemberian ASI cenderung lebih banyak namun informasi yang
diperoleh tentang ASI Eksklusif sedikit karena pada usia tersebut
ibu sudah tidak seaktif usia 20-35 tahun. Ibu pada rentang umur
>35 tahun juga cenderung lebih percaya dan terikat budaya
khususnya tentang mitos seputar ASI yang akhirnya berdampak
terhadap perilaku mereka dalam pemberian ASI Eksklusif.
Tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap
pengetahuan ibu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden
yang berpengetahuan baik berada pada kategori pendidikan SD (7
dari 15 orang= 47%), SMP (9 dari 16 orang= 56%), SMA (2 dari 5
orang= 40%), dan D3 serta Sarjana yang semuanya
berpengetahuan baik tentang ASI Eksklusif. Jika dilihat dari
pemberian ASI Eksklusifnya, 7 responden yang memberikan ASI
Eksklusif dengan tingkat pendidikan SD (2 dari 15 orang= 13%),
SMP (3 dari 16 orang= 19%), SMA (1 dari 5 orang= 20%) dan D3
(1 dari 1= 100%) dan dengan pendidikan Sarjana (0%). Dari hasil
95
di atas kurang sesuai dengan teori dari Notoatmodjo (2003) bahwa
semakin tinggi pendidikan yang ditempuh oleh seseorang maka
semakin baik pengetahuan dan lebih luas dibandingkan dengan
tingkat pendidikan yang rendah. Hasil penelitian pada tingkat
pendidikan D3 dan Sarjana memang menunjukkan bahwa
terdapat kesesuaian antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan namun pada tingkat SMA justru mempunyai
pengetahuan yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat
pendidikan SD ataupun SMP.
Pekerjaan ibu juga mempengaruhi pengetahuan ibu dalam
memberikan ASI Eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian,
responden yang berpengetahuan baik sebagian besar ada pada
kategori ibu yang bekerja yaitu tani (8 dari 18 orang), Swasta (7
dari 11 orang), dan guru. Sedangkan sebagian kecil adalah dari
ibu rumah tangga yaitu 4 dari 8 orang. Di antara 7 responden yang
memberikan ASI Eksklusif, 4 adalah ibu yang bekerja (3 tani dan 1
swasta) dan 3 yang lain adalah ibu rumah tangga. Hal ini
disebabkan karena ibu yang bekerja mempunyai lingkup ruang
yang lebih luas untuk dapat bertukar informasi termasuk informasi
tentang ASI Eksklusif dibanding dengan ibu yang tidak bekerja.
Hal ini sesuai dengan Purwanti (2004) bahwa ibu yang tidak
bekerja kurang mendapatkan informasi tentang ASI Eksklusif
disebabkan karena ibu kurang memiliki kesempatan untuk
96
mendapatkan pertukaran informasi dan pengalaman baik dari
lingkungan kerja maupun dari luar.
Soetjiningsih (1997) mengatakan bahwa tidak hanya
pengetahuan yang mempengaruhi seseorang dalam memberikan
ASI Eksklusif. Pemberian ASI Eksklusif dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti faktor sosial budaya misalnya meniru
teman atau tetangga yang memberikan susu botol, faktor
psikologis dimana ibu tidak menyusui karena takut kehilangan
daya tarik sebagai seorang wanita. Selanjutnya faktor kurangnya
petugas kesehatan dalam memberikan informasi atau penyuluhan
serta dorongan untuk memberikan ASI Eksklusif kepada
masyarakat. Faktor lain yang berpengaruh yaitu maraknya
promosi susu formula sebagai pengganti ASI.