bab iv hasil dan pembahasan - usm
TRANSCRIPT
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi objek penelitian digunakan untuk mengkaji pengaruh perputaran
kas, perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas (ROA).
Objek dalam penelitian ini adalah Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling, yaitu pengambilan
sampel berdasarkan kriteria tertentu berdasarkan tujuan penelitian. Berikut ini
adalah sampel perusahaan yang diambil dalam penelitian ini dengan kriteria-kriteria
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Penentuan Jumlah Sampel
No Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah
Perusahaan
1 Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di BEI periode 2013-2017. 42
2 Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang tidak
menerbitkan laporan keuangan selama 5 tahun berturut-
turut dari tahun 2013 sampai 2017. (20)
3 Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di BEI yang mengalami kerugian tahun berjalan. (5)
Total Sampel Penelitian 17
4 Jumlah tahun observasi untuk masing-masing tahun
penelitian dari 2013-2017. 5
Total Analisis Data 85
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2019
43
Berdasarkan uraian Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari awal jumlah populasi
adalah 42 perusahaan. Kemudian pada tahap purposive sampling, karena terdapat
perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tidak menerbitkan laporan
keuangan lengkap secara 5 tahun berturut-turut dari tahun 2013 sampai 2017
sebanyak 20 perusahaan. Sedangkan, perusahaan sektor industri barang konsumsi
yang mengalami kerugian terdapat 5 perusahaan. Adapun periode penelitian ini
adalah 5 tahun yaitu tahun 2013-2017. Berdasarkan hasil tersebut, maka data
penelitian ini berjumlah 17 data atau 85 data analisis.
Tabel 4.2
Daftar Sampel Penelitian
No Kode Sektor Industri Barang Konsumsi
1 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
2 DLTA Delta Djakarta Tbk
3 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
4 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
5 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
6 MYOR Mayora indah Tbk
7 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk
8 SKLT Sekar Laut Tbk, PT
9 ULTJ Ultrajaya Milk Industry Company Tbk
10 GGRM Gudang Garam Tbk
11 HMSP Handjaya Mandala Sampoerna Tbk
12 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk
13 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk
14 KLBF Kalbe Farma Tbk
15 MERK Merck Indonesia Tbk
16 PYFA Pyridam farma Tbk
17 TCID Mandon Indonesia Tbk
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2019
44
4.2. Analisis Data
Analisis data ini digunakan untuk menguji variabel-variabel penelitian yang
dilakukan secara deskriptif dan secara statistik untuk menguji hipotesa yang
disajikan dalam penelitian.
4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran data. Data
yang digunakan dalam penelitian ini untuk diketahui gambarannya adalah
perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang serta profitabilitas
(ROA) pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Hasil analisis statistik deskriptif
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Analisis Statistik Deskriptif
Sumber: Data Sekunder yang diolah SPSS 17, 2019
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif tersebut, dari 17 data
perusahaan nilai rata-rata perputaran kas sebesar 33,831 dengan nilai standar
deviasi sebesar 53,755. Adapun nilai minimum dari perputaran kas sebesar
1.034 dan nilai maksimum sebesar 261,309. Hasil analisis statistik deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Perputaran Kas 85 1.034 261.309 33.83118 53.755321
Perputaran Persediaan 85 1.119 27.297 5.59398 5.555427
Perputaran Piutang 85 2.872 63.352 12.79464 11.553997
Profitabilitas 85 1.539 65.720 14.16671 11.598243
Valid N (listwise) 85
45
menunjukkan data perusahaan dengan nilai rata-rata dari perputaran persediaan
sebesar 5,594 dengan nilai standar deviasi sebesar 5,555. Adapun nilai
minimum dari perputaran persediaan sebesar 1,119 dan nilai maksimum
sebesar 27,297.
Hasil analisis statistik deskriptif data perusahaan menunjukkan rata-rata
perpuaran piutang adalah sebesar 12,795 dengan nilai standar deviasi sebesar
11,554. Adapun niai minimum dari perputaran piutang sebesar 2,872 dan nilai
maksimum sebesar 63,352. Hasil analisis statistik deskriptif data perusahaan
menunjukkan rata-rata profitabilitas (ROA) adalah sebesar 14,167 dengan nilai
standar deviasi sebesar 11,598. Adapun niai minimum dari profitabilitas
(ROA) sebesar 1,539 dan nilai maksimum sebesar 65,720.
Tabel 4.4
Analisis Statistik Deskriptif (Setelah Outlier)
Sumber: Data Sekunder yang diolah SPSS 17, 2019
Berdasarkan hasil penelitian statistik deskriptif setelah data dilakukan
outlier, dari 81 perusahaan nilai rata-rata perputaran kas sebesar 34,648 dengan
nilai standar deviasi sebesar 54,9222. Adapun nilai minimum dari perputaran
kas sebesar 1,034 dan nilai maksimum sebesar 261,309. Hasil penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Perputaran Kas 81 1.034 261.309 34.64814 54.922131
Perputaran
Persediaan
81 1.119 27.297 5.49310 5.668125
Perputaran Piutang 81 2.872 63.352 12.88522 11.814619
Profitabilitas 81 1.539 39.477 12.43188 8.376912
Valid N (listwise) 81
46
deskriptif data perusahaan dengan nilai rata-rata perputaran persediaan sebesar
5,493 dengan nilai standar deviasi sebesar 5,668. Adapun nilai minimum dari
perputaran persediaan sebesar 1,119 dan nilai maksimum 27,297.
Hasil penelitian deskriptif data perusahaan dengan nilai rata-rata
perputaran piutang sebesar 12,885 dengan nilai standar deviasi sebesar
11,8146. Adapun nilai minimum dari perputaran piutang sebesar 2,872 dan
nilai maksimum sebesar 63,352. Hasil penelitian deskriptif data perusahaan
dengan nilai rata-rata profitabilitas (ROA) sebesar 12,432 dengan nilai standar
deviasi sebesar 8,377. Adapun nilai minimum dari profitabilitas (ROA) sebesar
1,539 dan nilai maksimum 39,477.
4.2.2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan perhitungan statistik linier berganda untuk
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara
bersama-sama, maka diadakan pengujian asumsi klasik. Berikut ini hasil
pengujian asumsi klasik dalam pebelitian ini adalah sebagai berikut:
4.2.2.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah data sebuah model
regresi berdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik untuk
digunakan adalah data terdistribusi secara normal atau mendekati normal.
Cara untuk mengetahui sebaran data tersebut normal atau tidak, maka
dilakukan pengujian normalitas dengan menggunakan uji statistik non-
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) serta uji probability plot (P-P).
Apabila nilai signifikan residual data lebih dari 0,05 maka
47
mengidentifikasikan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Hasil
pngujian normalitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5
Uji Normalitas
Sumber: Data Sekunder yang diolah SPSS 17, 2019
Berdasarkan hasil uji statistik non-parametrik kolmogorov-smirnov
(K-S) pada Tabel 4.5 diatas menunjukkan nilai signifikan pada kolmogorov-
smirnov adalah 0,004. Maka, dapat disimpulkan bahwa data residual tersebut
tidak terdistribusi secara normal karena nilainya dibawah 0,05. Dengan hasil
yang tidak normal tersebut, maka dilakukan outlier. Outlier adalah kasus atau
data yang memiliki karakteristik berbeda dari observasi lain dalam bentuk
nilai ekstrem (Ghozali, 2016)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 85
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 11.30880074
Most Extreme Differences Absolute .191
Positive .191
Negative -.142
Kolmogorov-Smirnov Z 1.758
Asymp. Sig. (2-tailed) .004
a. Test distribution is Normal.
48
Gambar 4.6
Outlier Data
Sumber: Data Sekunder yang diolah SPSS 17, 2019
Saat dilakukan outlier terdapat sebanyak 4 data ekstrem, sehingga
harus dihilangkan. Data ekstrem tersebut berada pada baris ke 5, 22, 56 dan
73. Dengan hasil tersebut, maka diperoleh normalitas sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas (Setelah Outlier)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 81
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 7.84264472
Most Extreme Differences Absolute .102
Positive .102
Negative -.083
Kolmogorov-Smirnov Z .917
Asymp. Sig. (2-tailed) .370
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data Sekunder yang diolah SPSS 17, 2019
49
Berdasarkan hasil uji statistik non parametrik Kolmogorov-
Smirnov (K-S) pada Tabel 4.7 diatas menunjukkan nilai signifikasi sebesar
0,370. Hal ini mennunjukkan bahwa data residual terdistribusi secara normal
karena nilai signifikasi lebih besar dari 0,05.
4.2.2.2. UJi Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas digunakan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel atau tidak. Gejala
Multikolonieritas dapat diketahui dengan melihat nilai variance inflation
factor (VIF). Hasil Uji Multikolonieritas dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.8
Uji Multikolonieritas dengan VIF dan Tolerance
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa
variabel independen memiliki nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas
diantara variabel independen. Sehingga, model regresi ini layak untuk
dipakai dalam penelitian.
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Perputaran Kas .871 1.148
Perputaran Persediaan .968 1.033
Perputaran Piutang .848 1.180
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Sumber: Data Sekunder diolah SPSS 17, 2019
50
4.2.2.3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi
antara variabel pengganggu pada periode pengamatan sebelumnya. Apabila
terjadi korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi sering
ditemukan pada data runtut waktu (time series). Pengujiaan autokorelasi
dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin – Watson (DW). Berikut
ini adalah kriteria pengambilan keputusan ada atau tidak autokorelasi
menggunakan tabel Durbin – Watson:
Tabel 4.9
Tabel Autokorelasi Durbin-Watson
Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negative Tolak 4 - dl < d < 4
Tidak ada korelasi negative No decision 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl
Tidak ada autokorelasi positif atau
negative Tidak ditolak du < d < 4 - du
Sumber: Aplikasi Analisis Multivariete IBM SPSS 23 (Ghozali, 2016)
Berikut ini adalah hasil pengujian Autokorelasi pada Tabel 4.10
sebagai berikut:
Tabel 4.10
Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan SPSS 17, 2019
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .222a .049 .014 11.516319 2.590
a. Predictors: (Constant), Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Perputaran Kas
b. Dependent Variable: Profitabilitas
51
Hasil pengujian pada Tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin
Watson sebesar 2,590. Apabila dibandingkan dengan nilai Durbin Watson
dengan jumlah observasi (n) adalah 81 dan jumlah variabel independen (k)
adalah 6, maka dapat diperoleh nilai tabel dl (lower) sebesar 1,5632 dan nilai
tabel du (upper) sebesar 1,7164 . Karena nilai DW sebesar 2,590, maka dapat
disimpulkan terjadi autokorelasi positif (problem autokorelasi).
Karena terdapat adanya autokorelasi maka nilai Standar Error (SE)
dan nilai t-statistik tidak dapat dipercaya sehngga diperlukan pengobatan.
Tabel 4.11
Uji Autokorelasi Setelah dilakukan Transformasi
Berdasarkan hasil diatas, nilai DW sebesar 2,259. Hasil nilai
Durbin Watson ini masuk dalam kategori du < dw < 4 – du yang artiya tidak
ada autokorelasi positif maupun negatif.
4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam
metode regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .526a .276 .248 3.96068 2.259
a. Predictors: (Constant), Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Perputaran Kas
b. Dependent Variable: Profitabilitas
Sumber: Data Sekunder diolah dengan SPSS 17, 2019
52
pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang
tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini hasil uji heteroskedastisitas
sebagai berikut:
Tabel 4.12
Uji Heteroskedastisitas menggunakan Uji Rank Spearman Correlations
Perputar
an Kas
Perputaran
Persediaan
Perputaran
Piutang
Unstandardized
Residual
Spearman's
rho
Perputaran Kas Correlation
Coefficient
1,000 ,097 .416** ,074
Sig. (2-
tailed)
,391 ,000 ,509
N 81 81 81 81
Perputaran
Persediaan
Correlation
Coefficient
,097 1,000 ,094 -,218
Sig. (2-tailed)
,391 ,404 ,051
N 81 81 81 81
Perputaran Piutang
Correlation Coefficient
.416** ,094 1,000 -,011
Sig. (2-
tailed)
,000 ,404 ,923
N 81 81 81 81
Unstandardized
Residual
Correlation
Coefficient
,074 -,218 -,011 1,000
Sig. (2-tailed)
,509 ,051 ,923
N 81 81 81 81
Sumber: Data Sekunder diolah SPSS 17, 2019
Berdasarkan Tabel 4.12 tersebut dapat terlihat bahwa keseluruhan dari
variabel independen memiliki nilai signifikansi diatas 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi adanya
heteroskedastisitas.
4.2.3. Regresi Linier Berganda
Uji regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini untuk
membuktikan hipotesis mengenai pengaruh perputaran kas, perputaran
53
persediaan, dan perputaran piutang terhadap profitabilitas (ROA) pada
perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2017. Hasil analisis uji regresi linier berganda dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,543 ,835 6,634 ,000
Perputaran Kas
,003 ,009 ,035 ,333 ,740
Perputaran Persediaan
-,226 ,079 -,281 -2,851 ,006
Perputaran Piutang
,150 ,041 ,389 3,692 ,000
a. Dependen Variabel: Profitabilitas
Sumber: Data Sekunder diolah SPSS 17, 2019
Berdasarkan Tabel 4.13 diatas, tidak semua variabel independen
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. Dari ketiga
variable independen yang dimasukkan kedalam model regresi terdapat dua
variabel independen yang memiliki pengaruh yaitu variabel perputaran
persediaan dan perputaran piutang. Hal ini ndapat dilihat pada tabel signifikan
bahwa variabel perputaran persediaan nilai signifikasinya adalah 0,006 dan
nilai signifikasi dari perputaran piutang adalah 0,000. Dengan hasil tesebut
bahwa variabel perputaran persediaan dan perputaran piutang memiliki
pengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) karena nilai signifikasi
54
dibawah 0,05. Sedangkan variabel perputaran kas tidak memiliki pengaruh
terhadap profitabilitas (ROA) karena nilai signifikasi sebesar 0,740 diatas
0,05. Dengan demikian, dapat dibuat persamaan matematisnya adalah sebagai
berikut:
Y = 5,543 + 0,003pk - 0,226pp + 0,150ppi + e
Keterangan:
Y = Profitabilitas (ROA)
Pk = Perputaran Kas
Pp = Perputaran Persediaan
Ppi = Perputaran Piutang
e = Variabel lain diluar penelitian
4.2.3.1. Uji F
Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk menunjukkan apakah
semua variabel independen dalam penelitian ini memiliki pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016) dengan nilai
signifikasi 0,05 (P < 0,05) maka model regresi yang digunakan adalah
signifikasi fit. Sedangkan nilai signifikasi diatas 0,05 (P > 0,05) maka model
regresi yang digunakan adalah tidak signifikan (tidak fit). Hasil uji F dapat
disajikan dalam tabel berikut ini:
55
Tabel 4.14
Uji Simultan F
ANOVAa
Model Sum of
Squares Df Mean
Square F Sig.
1 Regression 460,871 3 153,624 9,793 .000b
Residual 1207,898 77 15,687
Total 1668,769 80
a. Dependent Variable: Profitabilitas
b. Predictors: (Constant), Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Perputaran Kas
Sumber: Data Sekunder diolah SPSS 17, 2019
Berdasarkan hasil diatas, menunjukkan nilai F hitung sebesar 9,793
dengan nilai signifikasi probabilitas sebesar 0,000. Dalam hal ini model
regresi yang digunakan adalah model fit karena nilai signifikasi dibawah 0,05
(P < 0,05).
4.2.3.2. Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien detereminasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel sangat
terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu menyatakan bahwa variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen. Hasil uji Determinasi dapat dilihat pada
Tabel 4.16 sebagai berikut:
56
Tabel 4.15
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan pada hasil data diatas, menunjukkan bahwa
profitabilitas dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu perputaran kas, perputaran
persediaan, dan perputaran piutang dengan nilai adjusted R square sebesar
0,248 atau 24,8 persen sedangkan sisanya 75,2 persen depengaruhi oleh
variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.
4.2.3.3. Uji Hipotesis Secara Parsial (t-Test)
Uji hipotesis T digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
linier antara variabel independent dengan variabel dependen. Hasil pengujian
parsial tersebut dapat dijelaskan pada table 4.17 dibawah ini:
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watso
n
1 .526a .276 .248 3.96068 2.259
a. Predictors: (Constant), Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Perputaran Kas
b. Dependent Variable: Profitabilitas
Sumber: Data Sekunder diolah SPSS 17, 2019
57
Tabel 4.16
Uji Parsial (Uji T)
Coefficientsa
a. Dependen Variabel: Profitabilitas
Sumber: Data Sekunder diolah SPSS 17, 2019
Berdasarkan Hasil Uji Parsial (Uji T) diatas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. H1 menyatakan bahwa perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas
dengan nilai thitung sebesar 0,333 lebih kecil dari ttabel sebesar 1,9912 dengan
tingkat signifikan sebesar 0, 740 lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan
bahwa variable perputaran kas tidak berpengaruh dan tidak signifikan
terhadap profitabilitas.
2. H2 menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh terhadap
profitabilitas, dengan nilai thitung sebesar -2,851 lebih kecil dari ttabel sebesar
1,9912 dengan tingkat signifikan sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05. Dapat
disimpulkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap profitabilitas.
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,543 ,835 6,634 ,000
Perputaran Kas
,003 ,009 ,035 ,333 ,740
Perputaran Persediaan
-,226 ,079 -,281 -2,851 ,006
Perputaran Piutang
,150 ,041 ,389 3,692 ,000
58
3. H3 menyatakan bahwa perputaran piutang berpengaruh terhadap
profitabilitas, dengan nilai thitung sebesar 3,692 lebih besar dari ttabel sebesar
1,9912 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dapat
disimpulkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas .
4.3 Pembahasan
4.3.1. Pengaruh Perputaran Kas terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa perputaran kas tidak berpengaruh
dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan uji yang dilakukan
secara parsial tingkat perputaran kas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas
(ROA) pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Hal ini disebabkan karena dalam perusahaan
manufaktur, investasi pada modal kerja dominan pada piutang dan persediaan
sehinggan pengaruh perputaran kas sangat kecil atau tidak signifikan. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Sufiana dan Purnawati, 2016)
yang menyatakan bahwa perputaran kas tida berpengaruh terhadap
profitabilitas.
4.3.2. pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa perputaran persediaan berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Salah satu komponen modal
kerja yang selalu dalam keadaan berputar adalah persediaan. Adanya pengaruh
59
yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran persediaan
maka akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal ini dikarenakan
persediaan yang diinvestasikan oleh perusahaan harus tepat sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, sehingga biaya bunga berkurang dan memperkecil biaya
penyimpanan dan pemeliharaan di Gudang. Sehingga, memperbesar volume
penjualan dan profit yang diperoleh perusahaan akan semakin besar. Hal ini
didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh (Nurainun Bangun, et al, 2018)
yang menyatakan bahwa perutaran persediaan berpengaruh negative signifikan
terhadap profitabiitas.
4.3.3. pengaruh Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa perputaran piutang berpengaruh
positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Dalam penelitian ini adanya
pengaruh yang positif berarti bahwa semakin cepat perputaran piutang maka
akan semakin kecil risiko manajemen dalam menginvestasikan dananya dalam
bentuk piutang. Hal ini menandakan bahwa peningkatan penjualan akan selalu
diikuti oleh penerimaan kas, dimana kondisi kesehatan kas digunakan sebagai
acuan dalam profitabilitas perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh (Satriya dan Letari, 2010) menyatakan bahwa perputaran piutang
berpengaruh positif signifikan terhadap profitabiitas.