bab iv hasil dan pembahasan - usm

18
42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi objek penelitian digunakan untuk mengkaji pengaruh perputaran kas, perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas (ROA). Objek dalam penelitian ini adalah Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu berdasarkan tujuan penelitian. Berikut ini adalah sampel perusahaan yang diambil dalam penelitian ini dengan kriteria-kriteria sebagai berikut: Tabel 4.1 Penentuan Jumlah Sampel No Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah Perusahaan 1 Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2013-2017. 42 2 Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang tidak menerbitkan laporan keuangan selama 5 tahun berturut- turut dari tahun 2013 sampai 2017. (20) 3 Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI yang mengalami kerugian tahun berjalan. (5) Total Sampel Penelitian 17 4 Jumlah tahun observasi untuk masing-masing tahun penelitian dari 2013-2017. 5 Total Analisis Data 85 Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2019

Upload: others

Post on 14-Apr-2022

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi objek penelitian digunakan untuk mengkaji pengaruh perputaran

kas, perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas (ROA).

Objek dalam penelitian ini adalah Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling, yaitu pengambilan

sampel berdasarkan kriteria tertentu berdasarkan tujuan penelitian. Berikut ini

adalah sampel perusahaan yang diambil dalam penelitian ini dengan kriteria-kriteria

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Penentuan Jumlah Sampel

No Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah

Perusahaan

1 Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang

terdaftar di BEI periode 2013-2017. 42

2 Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang tidak

menerbitkan laporan keuangan selama 5 tahun berturut-

turut dari tahun 2013 sampai 2017. (20)

3 Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang

terdaftar di BEI yang mengalami kerugian tahun berjalan. (5)

Total Sampel Penelitian 17

4 Jumlah tahun observasi untuk masing-masing tahun

penelitian dari 2013-2017. 5

Total Analisis Data 85

Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2019

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

43

Berdasarkan uraian Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari awal jumlah populasi

adalah 42 perusahaan. Kemudian pada tahap purposive sampling, karena terdapat

perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tidak menerbitkan laporan

keuangan lengkap secara 5 tahun berturut-turut dari tahun 2013 sampai 2017

sebanyak 20 perusahaan. Sedangkan, perusahaan sektor industri barang konsumsi

yang mengalami kerugian terdapat 5 perusahaan. Adapun periode penelitian ini

adalah 5 tahun yaitu tahun 2013-2017. Berdasarkan hasil tersebut, maka data

penelitian ini berjumlah 17 data atau 85 data analisis.

Tabel 4.2

Daftar Sampel Penelitian

No Kode Sektor Industri Barang Konsumsi

1 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

2 DLTA Delta Djakarta Tbk

3 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

4 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

5 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

6 MYOR Mayora indah Tbk

7 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk

8 SKLT Sekar Laut Tbk, PT

9 ULTJ Ultrajaya Milk Industry Company Tbk

10 GGRM Gudang Garam Tbk

11 HMSP Handjaya Mandala Sampoerna Tbk

12 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk

13 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk

14 KLBF Kalbe Farma Tbk

15 MERK Merck Indonesia Tbk

16 PYFA Pyridam farma Tbk

17 TCID Mandon Indonesia Tbk

Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2019

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

44

4.2. Analisis Data

Analisis data ini digunakan untuk menguji variabel-variabel penelitian yang

dilakukan secara deskriptif dan secara statistik untuk menguji hipotesa yang

disajikan dalam penelitian.

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran data. Data

yang digunakan dalam penelitian ini untuk diketahui gambarannya adalah

perputaran kas, perputaran persediaan, perputaran piutang serta profitabilitas

(ROA) pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Hasil analisis statistik deskriptif

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Analisis Statistik Deskriptif

Sumber: Data Sekunder yang diolah SPSS 17, 2019

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif tersebut, dari 17 data

perusahaan nilai rata-rata perputaran kas sebesar 33,831 dengan nilai standar

deviasi sebesar 53,755. Adapun nilai minimum dari perputaran kas sebesar

1.034 dan nilai maksimum sebesar 261,309. Hasil analisis statistik deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Perputaran Kas 85 1.034 261.309 33.83118 53.755321

Perputaran Persediaan 85 1.119 27.297 5.59398 5.555427

Perputaran Piutang 85 2.872 63.352 12.79464 11.553997

Profitabilitas 85 1.539 65.720 14.16671 11.598243

Valid N (listwise) 85

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

45

menunjukkan data perusahaan dengan nilai rata-rata dari perputaran persediaan

sebesar 5,594 dengan nilai standar deviasi sebesar 5,555. Adapun nilai

minimum dari perputaran persediaan sebesar 1,119 dan nilai maksimum

sebesar 27,297.

Hasil analisis statistik deskriptif data perusahaan menunjukkan rata-rata

perpuaran piutang adalah sebesar 12,795 dengan nilai standar deviasi sebesar

11,554. Adapun niai minimum dari perputaran piutang sebesar 2,872 dan nilai

maksimum sebesar 63,352. Hasil analisis statistik deskriptif data perusahaan

menunjukkan rata-rata profitabilitas (ROA) adalah sebesar 14,167 dengan nilai

standar deviasi sebesar 11,598. Adapun niai minimum dari profitabilitas

(ROA) sebesar 1,539 dan nilai maksimum sebesar 65,720.

Tabel 4.4

Analisis Statistik Deskriptif (Setelah Outlier)

Sumber: Data Sekunder yang diolah SPSS 17, 2019

Berdasarkan hasil penelitian statistik deskriptif setelah data dilakukan

outlier, dari 81 perusahaan nilai rata-rata perputaran kas sebesar 34,648 dengan

nilai standar deviasi sebesar 54,9222. Adapun nilai minimum dari perputaran

kas sebesar 1,034 dan nilai maksimum sebesar 261,309. Hasil penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Perputaran Kas 81 1.034 261.309 34.64814 54.922131

Perputaran

Persediaan

81 1.119 27.297 5.49310 5.668125

Perputaran Piutang 81 2.872 63.352 12.88522 11.814619

Profitabilitas 81 1.539 39.477 12.43188 8.376912

Valid N (listwise) 81

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

46

deskriptif data perusahaan dengan nilai rata-rata perputaran persediaan sebesar

5,493 dengan nilai standar deviasi sebesar 5,668. Adapun nilai minimum dari

perputaran persediaan sebesar 1,119 dan nilai maksimum 27,297.

Hasil penelitian deskriptif data perusahaan dengan nilai rata-rata

perputaran piutang sebesar 12,885 dengan nilai standar deviasi sebesar

11,8146. Adapun nilai minimum dari perputaran piutang sebesar 2,872 dan

nilai maksimum sebesar 63,352. Hasil penelitian deskriptif data perusahaan

dengan nilai rata-rata profitabilitas (ROA) sebesar 12,432 dengan nilai standar

deviasi sebesar 8,377. Adapun nilai minimum dari profitabilitas (ROA) sebesar

1,539 dan nilai maksimum 39,477.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan perhitungan statistik linier berganda untuk

mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara

bersama-sama, maka diadakan pengujian asumsi klasik. Berikut ini hasil

pengujian asumsi klasik dalam pebelitian ini adalah sebagai berikut:

4.2.2.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah data sebuah model

regresi berdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik untuk

digunakan adalah data terdistribusi secara normal atau mendekati normal.

Cara untuk mengetahui sebaran data tersebut normal atau tidak, maka

dilakukan pengujian normalitas dengan menggunakan uji statistik non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) serta uji probability plot (P-P).

Apabila nilai signifikan residual data lebih dari 0,05 maka

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

47

mengidentifikasikan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Hasil

pngujian normalitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5

Uji Normalitas

Sumber: Data Sekunder yang diolah SPSS 17, 2019

Berdasarkan hasil uji statistik non-parametrik kolmogorov-smirnov

(K-S) pada Tabel 4.5 diatas menunjukkan nilai signifikan pada kolmogorov-

smirnov adalah 0,004. Maka, dapat disimpulkan bahwa data residual tersebut

tidak terdistribusi secara normal karena nilainya dibawah 0,05. Dengan hasil

yang tidak normal tersebut, maka dilakukan outlier. Outlier adalah kasus atau

data yang memiliki karakteristik berbeda dari observasi lain dalam bentuk

nilai ekstrem (Ghozali, 2016)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 85

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 11.30880074

Most Extreme Differences Absolute .191

Positive .191

Negative -.142

Kolmogorov-Smirnov Z 1.758

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

a. Test distribution is Normal.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

48

Gambar 4.6

Outlier Data

Sumber: Data Sekunder yang diolah SPSS 17, 2019

Saat dilakukan outlier terdapat sebanyak 4 data ekstrem, sehingga

harus dihilangkan. Data ekstrem tersebut berada pada baris ke 5, 22, 56 dan

73. Dengan hasil tersebut, maka diperoleh normalitas sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas (Setelah Outlier)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 81

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 7.84264472

Most Extreme Differences Absolute .102

Positive .102

Negative -.083

Kolmogorov-Smirnov Z .917

Asymp. Sig. (2-tailed) .370

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Data Sekunder yang diolah SPSS 17, 2019

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

49

Berdasarkan hasil uji statistik non parametrik Kolmogorov-

Smirnov (K-S) pada Tabel 4.7 diatas menunjukkan nilai signifikasi sebesar

0,370. Hal ini mennunjukkan bahwa data residual terdistribusi secara normal

karena nilai signifikasi lebih besar dari 0,05.

4.2.2.2. UJi Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas digunakan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel atau tidak. Gejala

Multikolonieritas dapat diketahui dengan melihat nilai variance inflation

factor (VIF). Hasil Uji Multikolonieritas dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.8

Uji Multikolonieritas dengan VIF dan Tolerance

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa

variabel independen memiliki nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas

diantara variabel independen. Sehingga, model regresi ini layak untuk

dipakai dalam penelitian.

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Perputaran Kas .871 1.148

Perputaran Persediaan .968 1.033

Perputaran Piutang .848 1.180

a. Dependent Variable: Profitabilitas

Sumber: Data Sekunder diolah SPSS 17, 2019

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

50

4.2.2.3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi

antara variabel pengganggu pada periode pengamatan sebelumnya. Apabila

terjadi korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi sering

ditemukan pada data runtut waktu (time series). Pengujiaan autokorelasi

dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin – Watson (DW). Berikut

ini adalah kriteria pengambilan keputusan ada atau tidak autokorelasi

menggunakan tabel Durbin – Watson:

Tabel 4.9

Tabel Autokorelasi Durbin-Watson

Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negative Tolak 4 - dl < d < 4

Tidak ada korelasi negative No decision 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl

Tidak ada autokorelasi positif atau

negative Tidak ditolak du < d < 4 - du

Sumber: Aplikasi Analisis Multivariete IBM SPSS 23 (Ghozali, 2016)

Berikut ini adalah hasil pengujian Autokorelasi pada Tabel 4.10

sebagai berikut:

Tabel 4.10

Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson

Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan SPSS 17, 2019

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .222a .049 .014 11.516319 2.590

a. Predictors: (Constant), Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Perputaran Kas

b. Dependent Variable: Profitabilitas

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

51

Hasil pengujian pada Tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin

Watson sebesar 2,590. Apabila dibandingkan dengan nilai Durbin Watson

dengan jumlah observasi (n) adalah 81 dan jumlah variabel independen (k)

adalah 6, maka dapat diperoleh nilai tabel dl (lower) sebesar 1,5632 dan nilai

tabel du (upper) sebesar 1,7164 . Karena nilai DW sebesar 2,590, maka dapat

disimpulkan terjadi autokorelasi positif (problem autokorelasi).

Karena terdapat adanya autokorelasi maka nilai Standar Error (SE)

dan nilai t-statistik tidak dapat dipercaya sehngga diperlukan pengobatan.

Tabel 4.11

Uji Autokorelasi Setelah dilakukan Transformasi

Berdasarkan hasil diatas, nilai DW sebesar 2,259. Hasil nilai

Durbin Watson ini masuk dalam kategori du < dw < 4 – du yang artiya tidak

ada autokorelasi positif maupun negatif.

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam

metode regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .526a .276 .248 3.96068 2.259

a. Predictors: (Constant), Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Perputaran Kas

b. Dependent Variable: Profitabilitas

Sumber: Data Sekunder diolah dengan SPSS 17, 2019

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

52

pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang

tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini hasil uji heteroskedastisitas

sebagai berikut:

Tabel 4.12

Uji Heteroskedastisitas menggunakan Uji Rank Spearman Correlations

Perputar

an Kas

Perputaran

Persediaan

Perputaran

Piutang

Unstandardized

Residual

Spearman's

rho

Perputaran Kas Correlation

Coefficient

1,000 ,097 .416** ,074

Sig. (2-

tailed)

,391 ,000 ,509

N 81 81 81 81

Perputaran

Persediaan

Correlation

Coefficient

,097 1,000 ,094 -,218

Sig. (2-tailed)

,391 ,404 ,051

N 81 81 81 81

Perputaran Piutang

Correlation Coefficient

.416** ,094 1,000 -,011

Sig. (2-

tailed)

,000 ,404 ,923

N 81 81 81 81

Unstandardized

Residual

Correlation

Coefficient

,074 -,218 -,011 1,000

Sig. (2-tailed)

,509 ,051 ,923

N 81 81 81 81

Sumber: Data Sekunder diolah SPSS 17, 2019

Berdasarkan Tabel 4.12 tersebut dapat terlihat bahwa keseluruhan dari

variabel independen memiliki nilai signifikansi diatas 0,05. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi adanya

heteroskedastisitas.

4.2.3. Regresi Linier Berganda

Uji regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini untuk

membuktikan hipotesis mengenai pengaruh perputaran kas, perputaran

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

53

persediaan, dan perputaran piutang terhadap profitabilitas (ROA) pada

perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2013-2017. Hasil analisis uji regresi linier berganda dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13

Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5,543 ,835 6,634 ,000

Perputaran Kas

,003 ,009 ,035 ,333 ,740

Perputaran Persediaan

-,226 ,079 -,281 -2,851 ,006

Perputaran Piutang

,150 ,041 ,389 3,692 ,000

a. Dependen Variabel: Profitabilitas

Sumber: Data Sekunder diolah SPSS 17, 2019

Berdasarkan Tabel 4.13 diatas, tidak semua variabel independen

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. Dari ketiga

variable independen yang dimasukkan kedalam model regresi terdapat dua

variabel independen yang memiliki pengaruh yaitu variabel perputaran

persediaan dan perputaran piutang. Hal ini ndapat dilihat pada tabel signifikan

bahwa variabel perputaran persediaan nilai signifikasinya adalah 0,006 dan

nilai signifikasi dari perputaran piutang adalah 0,000. Dengan hasil tesebut

bahwa variabel perputaran persediaan dan perputaran piutang memiliki

pengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) karena nilai signifikasi

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

54

dibawah 0,05. Sedangkan variabel perputaran kas tidak memiliki pengaruh

terhadap profitabilitas (ROA) karena nilai signifikasi sebesar 0,740 diatas

0,05. Dengan demikian, dapat dibuat persamaan matematisnya adalah sebagai

berikut:

Y = 5,543 + 0,003pk - 0,226pp + 0,150ppi + e

Keterangan:

Y = Profitabilitas (ROA)

Pk = Perputaran Kas

Pp = Perputaran Persediaan

Ppi = Perputaran Piutang

e = Variabel lain diluar penelitian

4.2.3.1. Uji F

Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk menunjukkan apakah

semua variabel independen dalam penelitian ini memiliki pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016) dengan nilai

signifikasi 0,05 (P < 0,05) maka model regresi yang digunakan adalah

signifikasi fit. Sedangkan nilai signifikasi diatas 0,05 (P > 0,05) maka model

regresi yang digunakan adalah tidak signifikan (tidak fit). Hasil uji F dapat

disajikan dalam tabel berikut ini:

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

55

Tabel 4.14

Uji Simultan F

ANOVAa

Model Sum of

Squares Df Mean

Square F Sig.

1 Regression 460,871 3 153,624 9,793 .000b

Residual 1207,898 77 15,687

Total 1668,769 80

a. Dependent Variable: Profitabilitas

b. Predictors: (Constant), Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Perputaran Kas

Sumber: Data Sekunder diolah SPSS 17, 2019

Berdasarkan hasil diatas, menunjukkan nilai F hitung sebesar 9,793

dengan nilai signifikasi probabilitas sebesar 0,000. Dalam hal ini model

regresi yang digunakan adalah model fit karena nilai signifikasi dibawah 0,05

(P < 0,05).

4.2.3.2. Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien detereminasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel sangat

terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu menyatakan bahwa variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen. Hasil uji Determinasi dapat dilihat pada

Tabel 4.16 sebagai berikut:

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

56

Tabel 4.15

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan pada hasil data diatas, menunjukkan bahwa

profitabilitas dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu perputaran kas, perputaran

persediaan, dan perputaran piutang dengan nilai adjusted R square sebesar

0,248 atau 24,8 persen sedangkan sisanya 75,2 persen depengaruhi oleh

variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.

4.2.3.3. Uji Hipotesis Secara Parsial (t-Test)

Uji hipotesis T digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

linier antara variabel independent dengan variabel dependen. Hasil pengujian

parsial tersebut dapat dijelaskan pada table 4.17 dibawah ini:

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Durbin-

Watso

n

1 .526a .276 .248 3.96068 2.259

a. Predictors: (Constant), Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Perputaran Kas

b. Dependent Variable: Profitabilitas

Sumber: Data Sekunder diolah SPSS 17, 2019

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

57

Tabel 4.16

Uji Parsial (Uji T)

Coefficientsa

a. Dependen Variabel: Profitabilitas

Sumber: Data Sekunder diolah SPSS 17, 2019

Berdasarkan Hasil Uji Parsial (Uji T) diatas dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. H1 menyatakan bahwa perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas

dengan nilai thitung sebesar 0,333 lebih kecil dari ttabel sebesar 1,9912 dengan

tingkat signifikan sebesar 0, 740 lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan

bahwa variable perputaran kas tidak berpengaruh dan tidak signifikan

terhadap profitabilitas.

2. H2 menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh terhadap

profitabilitas, dengan nilai thitung sebesar -2,851 lebih kecil dari ttabel sebesar

1,9912 dengan tingkat signifikan sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05. Dapat

disimpulkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap profitabilitas.

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5,543 ,835 6,634 ,000

Perputaran Kas

,003 ,009 ,035 ,333 ,740

Perputaran Persediaan

-,226 ,079 -,281 -2,851 ,006

Perputaran Piutang

,150 ,041 ,389 3,692 ,000

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

58

3. H3 menyatakan bahwa perputaran piutang berpengaruh terhadap

profitabilitas, dengan nilai thitung sebesar 3,692 lebih besar dari ttabel sebesar

1,9912 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dapat

disimpulkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas .

4.3 Pembahasan

4.3.1. Pengaruh Perputaran Kas terhadap Profitabilitas

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa perputaran kas tidak berpengaruh

dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan uji yang dilakukan

secara parsial tingkat perputaran kas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas

(ROA) pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Hal ini disebabkan karena dalam perusahaan

manufaktur, investasi pada modal kerja dominan pada piutang dan persediaan

sehinggan pengaruh perputaran kas sangat kecil atau tidak signifikan. Hal ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Sufiana dan Purnawati, 2016)

yang menyatakan bahwa perputaran kas tida berpengaruh terhadap

profitabilitas.

4.3.2. pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa perputaran persediaan berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Salah satu komponen modal

kerja yang selalu dalam keadaan berputar adalah persediaan. Adanya pengaruh

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - USM

59

yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran persediaan

maka akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal ini dikarenakan

persediaan yang diinvestasikan oleh perusahaan harus tepat sesuai dengan

kebutuhan perusahaan, sehingga biaya bunga berkurang dan memperkecil biaya

penyimpanan dan pemeliharaan di Gudang. Sehingga, memperbesar volume

penjualan dan profit yang diperoleh perusahaan akan semakin besar. Hal ini

didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh (Nurainun Bangun, et al, 2018)

yang menyatakan bahwa perutaran persediaan berpengaruh negative signifikan

terhadap profitabiitas.

4.3.3. pengaruh Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas

Hasil penelitian ini diperoleh bahwa perputaran piutang berpengaruh

positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Dalam penelitian ini adanya

pengaruh yang positif berarti bahwa semakin cepat perputaran piutang maka

akan semakin kecil risiko manajemen dalam menginvestasikan dananya dalam

bentuk piutang. Hal ini menandakan bahwa peningkatan penjualan akan selalu

diikuti oleh penerimaan kas, dimana kondisi kesehatan kas digunakan sebagai

acuan dalam profitabilitas perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh (Satriya dan Letari, 2010) menyatakan bahwa perputaran piutang

berpengaruh positif signifikan terhadap profitabiitas.