bab iv hasil dan pembahasan -...

23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Perusahaan Gambaran umum dari perusahaan yaitu untuk mengetahui profil dari perusahaan. Gambaran umum dari perusahaan PT. Wira Mas Permai adalah sebagai berikut: 1. Sejarah Singkat Kencana Agri Limited (Kencana) adalah produsen berkembang pesat minyak sawit mentah (CPO) dan inti minyak sawit mentah (CPKO) dengan perkebunan kelapa sawit yang berlokasi strategis di daerah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi di Indonesia. Mr Henry Maknawi, Chairman dan CEO Grup, dipelopori pertumbuhan cepat Kencana dan ekspansi dari land bank awal 9.000 hektar pada tahun 1995 menjadi lebih dari 188.000 hektar dengan luas tanaman lebih dari 39.000 hektar (termasuk tanah di bawah program plasma), pada tanggal 31 Desember 2009. Sejalan dengan strategi bisnis dan rencana ekspansi di masa datang untuk menjadi produsen minyak sawit terkemuka pilihan untuk pasar lokal dan internasional, Kencana telah berhasil mencatatkan sahamnya di papan utama Bursa Efek Singapura pada tanggal 25 Juli 2008 ( SGX - ST Stock code: F9M ) . Selain itu, pada bulan Mei 2009, Kencana membentuk Joint Venture dengan Louis Dreyfus Commodities untuk mengembangkan dan mengoperasikan pelabuhan air ( diakses kapal sampai dengan 70.000 MT ) dan bulking terminal di Balikpapan , Kalimantan Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk lainnya. Ini Joint Venture menambahkan dimensi baru untuk ekspansi Kencana di Kalimantan Timur dan aliran pendapatan baru untuk model bisnis terintegrasi Kencana. Perkebunan kelapa sawit Kencana yang berlokasi strategis di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi daerah di Indonesia. Sejak dimulai pada tahun 1996 , luas tanaman Grup telah berkembang pesat dari 1.215 hektar menjadi 61.119 hektar pada tahun 2012. Grup saat ini memiliki 4 pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas pengolahan sebesar 210 ton/jam dan 2 pabrik pengolahan inti sawit dengan kapasitas 435 ton/hari. Grup akan tetap fokus dalam mengembangkan bisnis perkebunan. Grup memiliki 198.935 hektar lahan ( Inti dan Plasma ) di mana hanya 31 % ditanam dan 69 % atau 137.816 hektar areal belum ditanami, Grup bertujuan untuk meningkatkan wilayahnya ditanam oleh 5.000 hingga 8.000 hektar per tahun sehingga mencapai campuran yang lebih baik dari telapak tangan dari berbagai usia dan memastikan

Upload: hoangthuy

Post on 05-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Perusahaan

Gambaran umum dari perusahaan yaitu untuk mengetahui profil dari perusahaan. Gambaran

umum dari perusahaan PT. Wira Mas Permai adalah sebagai berikut:

1. Sejarah Singkat

Kencana Agri Limited (Kencana) adalah produsen berkembang pesat minyak sawit mentah

(CPO) dan inti minyak sawit mentah (CPKO) dengan perkebunan kelapa sawit yang berlokasi

strategis di daerah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi di Indonesia. Mr Henry Maknawi,

Chairman dan CEO Grup, dipelopori pertumbuhan cepat Kencana dan ekspansi dari land bank

awal 9.000 hektar pada tahun 1995 menjadi lebih dari 188.000 hektar dengan luas tanaman lebih

dari 39.000 hektar (termasuk tanah di bawah program plasma), pada tanggal 31 Desember 2009.

Sejalan dengan strategi bisnis dan rencana ekspansi di masa datang untuk menjadi produsen

minyak sawit terkemuka pilihan untuk pasar lokal dan internasional, Kencana telah berhasil

mencatatkan sahamnya di papan utama Bursa Efek Singapura pada tanggal 25 Juli 2008 ( SGX -

ST Stock code: F9M ) . Selain itu, pada bulan Mei 2009, Kencana membentuk Joint Venture

dengan Louis Dreyfus Commodities untuk mengembangkan dan mengoperasikan pelabuhan air (

diakses kapal sampai dengan 70.000 MT ) dan bulking terminal di Balikpapan , Kalimantan

Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk lainnya. Ini Joint Venture menambahkan

dimensi baru untuk ekspansi Kencana di Kalimantan Timur dan aliran pendapatan baru untuk

model bisnis terintegrasi Kencana.

Perkebunan kelapa sawit Kencana yang berlokasi strategis di Sumatera, Kalimantan dan

Sulawesi daerah di Indonesia. Sejak dimulai pada tahun 1996 , luas tanaman Grup telah

berkembang pesat dari 1.215 hektar menjadi 61.119 hektar pada tahun 2012. Grup saat ini

memiliki 4 pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas pengolahan sebesar 210 ton/jam

dan 2 pabrik pengolahan inti sawit dengan kapasitas 435 ton/hari. Grup akan tetap fokus dalam

mengembangkan bisnis perkebunan. Grup memiliki 198.935 hektar lahan ( Inti dan Plasma ) di

mana hanya 31 % ditanam dan 69 % atau 137.816 hektar areal belum ditanami, Grup bertujuan

untuk meningkatkan wilayahnya ditanam oleh 5.000 hingga 8.000 hektar per tahun sehingga

mencapai campuran yang lebih baik dari telapak tangan dari berbagai usia dan memastikan

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

produksi TBS yang berkelanjutan. Luas wilayah dari PT Wira Mas Permai di Kecamatan

Wanggrasi adalah 20.000 ha.

2. Visi dan Misi

Visi dari perusahaan adalah untuk menjadi produsen utama minyak kelapa sawit yang

berkelanjutan dan pemasok pilihan baik untuk pasar lokal dan global. Sedangkan misi

perusahaan yaitu untuk memperluas usaha perkebunan kami melalui praktek pengelolaan terbaik

di kelasnya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan sementara memperkuat tanggung jawab

kita sebagai warga korporasi yang baik.

3. Struktur Organisasi

Perusahaan ini mempunyai karyawan berjumlah 90 orang dengan status pegawai tidak tetap.

Struktur organisasi dari PT Wira Mas Permai Gorontalo berbentuk garis yang lebih koordinatif

pada manajemen puncak karena telah dilakukan penataan mengenai fungsi dan peran kerja.

Struktur organisani ini menghubungkan langsung antara atasan dan bawahan. Kegiatan-kegiatan

pada PT. Wira Mas Permai dikoordinator oleh Group Manager Plantation (Manager Kelompok

Perkebunan). Gambaran Struktur Organisasi dan tugas masing-masing karyawan PT. Wira Mas

Permai Gorontalo meliputi :

GM PLANTATION

Ichwan Fauzi

GROUP MANAGER

Zulfikar Siregar

ESTATE MANAGER

Ziffiardi

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Wira Mas Permai Desa Limbula Kecamata Wanggarasai

Kabupaten Pohuwato

a. Group Manager Plantation

Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan

jalannya perusahaan.

b. Group Manager

Bertugas sebagai penghubung antara GM Plantation dan Estate Manager. GM mencakup

semua manajemen yang berada di antara estate manager dan GM paltantition.

c. Estate Manager

Bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non manajerial yang terlibat dalam proses

produksi.

d. Askep

Bertugas membantu manager dan karyawan. Dalam membantu manager askep bertugas

dalam memaksimalkan hasil perkebunan dan pengolahan, merencanakan kerja harian,

mengoptimalisasi sumber daya serta menyediakan informasi. Tugas askep dalam membantu

karyawan yaitu melatih cara kerja, memotivasi, dan menjadi mentor.

e. KTU

Bertugas mengelola kegiatan administrasi dan keuangan serta sehingga menghasilkan

laporan dan informasi yang tepat waktu, relevan dan konsisten sebagai alat pengendalian,

pengamanan aset dan sumber daya serta pengambilan keputusan.

f. Field Asisten

Bertugas dalam pengolahan sebuah produk bertanggung jawab terhadap pencapaian target

produksi sesuai bahan baku yang diterima.

ASKEP Bustanul Arifin

KTU D. Muryanto N

FIELD ASISTEN

Niko Agustian

PEMITRA

Vacant

PEMITRA

Vacant

FIELD ASISTEN

Irham

Ka. KEUANGAN

Vacant

Ka. GUDANG

Vacant

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

g. Pemitra

Bertanggung jawab dalam mengelola perkebunan plasma kemitraan perusahaan, proses

pembentukan dan mengelolaan kelembagaan koperasi termasuk legalitasnya, pertanahan,

melakukan koordinasi dan khususnya kerjasama dengan lembaga pemerintahan setempat.

h. Kepala Bagian Keuangan

Bertugas melakukan pengelolaan keuangan, administrasi keuangan, perpajakan dan asuransi

asset perusahaan serta memberi pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

(RKAP) serta Rencana Kerja Operasional (RKO).

i. Kepala Bagian Gudang

Bertanggung jawab terhadap persediaan barang gudang sesuai dengan administrasi

persediaan barang.

B. Karakteristik Petani

Identitas responden merupakan gambaran dari responden sebagai tanggapan dan dilakukan

tahap berikutnya dalam penelitian ini. Responden penelitian terdiri dari 42 orang yang terdiri dari

masyarakat petani plasma dengan pola inti plasma. Gambaran karakteristik umum meliputi:

umur, pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman bermitra.

1. Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan dalam

melakukan aktivitas kerja. Selain itu juga umur menentukan produktivitas suatu usaha. Petani

mitra yang memiliki umur relatif lebih rendah menunjukkan kerja yang lebih produktif. Kisaran

umur responden dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Karakteristik Petani Responden yang Bermitra dengan PT. Wira Mas Permai, Desa

Limbula, Kecamatan Wanggarasi, Kabupaten Pohuwato Berdasarkan Umur Tahun

2013

No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. < 20 0 0

2. 20 – 60 41 97,62

3. > 60 1 2,38

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

Data yang disajikan pada Tabel 3 menunjukkan bahwa petani mitra tidak ada yang berumur

kurang 20 tahun atau belum produktif. Petani mitra yang terbanyak adalah kategori umur 20-60

dengan jumlah 41 orang atau 97,62% dan yang terkecil adalah kategori umur > 60 dengan

jumlah 1 orang atau 2,38%. Dalam penelitian ini, petani memiliki umur produktif sehingga

mampu meningkatkan produktivitas dari kerja yang selanjutnya meningkatkan produksi dari

petani yang bermitra dan mampu meningkatkan ksejahteraan dari keluarga.

Menurut Tjiptoherijanto (2001) dalam Pasaribu (2012: 9) dalam analisis demografi, struktur

umur penduduk dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu (a) kelompok umur muda, dibawah 15

tahun; (b) kelompok umur produktif, usia 15-64 tahun; dan (c) kelompok umur tua, usia 65 tahun

ke atas.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dan merupakan kebutuhan dasar bagi

manusia karena pendidikan dapat meningkatkan potensi yang dimiliki sehingga dapat

membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Gambaran tingkat pendidikan petani mitra di

Desa Limbula, Kecamatan Wanggarsi Kabupaten Pohuwato disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Karakteristik Petani Responden yang Bermitra dengan PT. Wira Mas Permai, Desa

Limbula, Kecamatan Wanggarasi, Kabupaten Pohuwato Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Tahun 2013

No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. SD 9 21,43

2. SMP 15 35,71

3. SMA 10 23,81

4. Sarjana 8 19,05

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Jenjang pendidikan SMP mendominasi tingkat pendidikan dari responden yaitu 15 orang

(35,71%), kemudian SMA sebanyak 10 orang (23,81%), dan jenjang SD yang mempunyai

persentase yaitu 21,43% serta sarjana sebesar 19,05%. Responden masih dapat menerima

informasi secara jelas serta dapat memahaminya karena responden memiliki pendidikan SMP

dan SMA sederajat. Hal ini sesuai dengan pendapat Pasaribu (2012: 10) semakin tinggi tingkat

pendidikan maka semakin besar peluang seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan

berpenghasilan lebih tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi tingkat

kemampuan seseorang dalam bekerja dan menyerap informasi dan tekhnologi.

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

3. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari

petani mitra. Sesuai dengan kondisi di lapangan, pekerjaan para responden yang bermitra adalah

petani seperti yang tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5. Karakteristik Petani Responden yang Bermitra dengan PT. Wira Mas Permai, Desa

Limbula, Kecamatan Wanggarasi, Kabupaten Pohuwato Berdasarkan Pekerjaan Tahun

2013

No Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. Petani 42 100

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Dari Tabel 5 terlihat jelas bahwa respon yang berada di Desa Limbula bermata pencaharian

petani yaitu sebanyak 42 orang (100%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa lahan merupakan mata

pencaharian utama masyarakat yang berada di Desa Limbula dengan petani sebagai pekerjaan

utamanya.

4. Luas Lahan

Luas lahan merupakan faktor penentu dan mejadi salah satu objek dalam penelitian. Luas

lahan responden di Desa Limbula Kabupaten Wanggrasai Kabupaten Pohuwato dapat dilihat

pada Tabel berikut.

Tabel 6. Karakteristik Petani Responden yang Bermitra dengan PT. Wira Mas Permai, Desa

Limbula, Kecamatan Wanggarasi, Kabupaten Pohuwato Berdasarkan Luas Lahan

Tahun 2013

No Luas Lahan (ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. < 2 21 50

2. 2 - 3 19 45,24

3. > 3 2 4,76

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Tabel 6 menunjukkan bahwa luas lahan petani mitra yang mendominasi adalah luas lahan < 2

ha sebesar 21 orang (50%), sedangkan jumlah yang terendah adalah adalah luas lahan > 3 ha

dengan jumlah 2 orang (4,76%). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata petani memiliki lahan

kurang dari dari 2 ha. Luas lahan petani akan mempengaruhi manfaatn dari kemitraan bagi

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

petani. Menurut Zaelani (2008:101-102), petani mitra yang merasakan kemitraan rendah

manfaatnya sebanyak 25 % dari petani mitra dengan lahan luas dan 75 % dari petani mitra dengan

lahan sempit yang merasakan kemitraan rendah manfaatnya. Petani mitra yang merasakan kemitraan

rendah manfaatnya sebanyak 25 % dari petani mitra dengan lahan luas dan 75 % dari petani mitra

dengan lahan sempit yang merasakan kemitraan rendah manfaatnya mencukupi kebutuhan untuk

membeli pupuk, benih, dan racun pengganggu tanaman. Selain itu dari modal pinjaman kredit yang

diperoleh petani mitra, masih ada kelebihan yang dipakai sebagai uang garapan. Sehingga petani

mitra dengan luas lahan yang besar lebih merasakan manfaat kemitraan daripada petani mitra yang

memiliki luas lahan sempit.

5. Pengalaman Bermitra

Pengalaman responden dalam bermitra merupakan faktor penentu dalam keberhasilan suatu

pola kemitraan. Semakin lama petani melakukan kemitraan maka akan semakin banyak

pengalaman yang diperoleh mengenai kemitraan. Pengalaman bermitra responden di Desa

Limbula Kecamatan Wanggrasi Kabupaten Pohuwato dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Karakteristik Petani Responden yang Bermitra dengan PT. Wira Mas Permai, Desa

Limbula, Kecamatan Wanggarasi, Kabupaten Pohuwato Berdasarkan Pengalaman

Bermitra Tahun 2013

No Pengalaman Bermitra (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. < 2 7 16,67

2. 2 - 3 32 76,19

3. > 3 3 7,14

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Tabel 7 menunjukkan bahwa pengalaman petani responden yang bermitra dengan PT. Wira

Mas Permai yang mendominasi adalah kategori 2-3 tahun yaitu 32 orang (76,19%) dan yang

terendah yaitu kategori > 3 tahun yaitu sebanyak 3 orang (7,14%). Pengalaman responden lebih

banyak pada kategori 2-3 tahun karena petani sudah dapat merasakan manfaat dari kemitraan.

Menurut Zaelani (2008:99), petani mitra yang memiliki sudah lama melakukan usahatani sangat

merasakan manfaat kemitraan, akan tetapi ada juga petani yang sudah lama berusahatani namun

kurang merasakan manfaat kemitraan. Sama halnya dengan petani mitra yang baru melakukan

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

usahatani, ada yang sangat merasakan manfaat kemitran tetapi ada juga yang kurang merasakan

manfaat kemitraan.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Peranan perkebunan besar sebagai lokomotif perkembangan subsektor perkebunan kelapa

sawit di Indonesia telah terbukti. Konsep pengembangan perkebunan kelapa sawit seyogyanya

mengacu pada beberapa faktor sukses kunci (Pahan, 2010:11). Deskripsi hasil penelitian

merupakan gambaran dari responden mengenai pemberdayaan petani dalam pengembangan

kelapa sawit Desa Limbula Kecamatan Wanggrasi Kabupaten Pohuwato, yaitu variabel

pemberdayaan petani, pengetahuan petani tentang budidaya kelapa sawit dan kemitraan.

Tanggapan respon dari masing-masing variable diberikan skor. Variabel pemberdayaaan petani

dan pengetahuan petani tentang budidaya kelapa sawit diberi nilai skor 1 sampai 5, dan

kemitraan diberi nilai skor 1 dan 2. Adapaun gambaran pemberdayaan petani dalam

pengembangan kelapa sawit Desa Limbula Kecamatan Wanggrasi Kabupaten Pohuwato sebagai

berikut.

1. Pemberdayaan Petani

Pemberdayaan masyarakat di ruang lingkup perkebunan perlu memperhatikan aspek

keberlanjutan usaha pertanian. Pertanian berkelanjutan merupakan suatu sistem pendekatan

yang memahami keberlanjutan baik dari segi ekonomi, masyarakat maupun pada sistem

pertanian. Pemberdayaan petani merupakan proses mengembangkan dan memandirikan para

petani di segala bidang dan sektor kehidupan. Petani yang mandiri berarti petani yang mampu

mengembangkan potensi serta mampu mengontrol. Tujuan dari pemberdayaan itu sendiri adalah

mampu memandirikan para petani dari kemiskinan dan keterbelakangan. Kemiskinan mencakup

kebutuhan dasar atau kebutuhan sehari-hari yang belum tercukupi, dan keterbelakangan

mencakup rendahnya produktivitas serta sumber daya yang dimiliki. Lokasi penelitian yakni PT.

Wira Mas Permai terletak di Desa Limbula Kecamatan Wanggrasi Kabupaten Pohuwato dengan

mata pencaharian penduduk pada umumnya sebagai petani. Sebagai perusahaan yang bermitra

dengan para masyakarakat maka PT. Wira Mas Permai memiliki tanggung jawab sosial pada

masyarakat atau petani yang bermitra yaitu dengan pemberdayaan petani atau melakukan

program pengembangan petani. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

Tabel 8. Pelaksanaan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Bersama Kelompok Tani dan Perusahaan

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Sangat Setuju 41 97,62

Setuju 1 2,38

Kurang Setuju 0 0

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Tabel 8 menunjukkan bahwa responden (petani mitra) sebagian besar menyatakan sangat

setuju pelaksanaan usaha perkebunan kelapa sawit bersama kelompok tani dan perusahaan yaitu

sebanyak 41 orang (97,62%) dan menyatakan setuju sebanyak 1 orang (2,38%). Hal ini

menunjukkan bahwa program pelaksanaan usaha perkebunan kelapa sawit yang dilakukan

bersama kelompok tani dan perusahaan ditanggapi secara positf karena mempermudah petani

dalam kegiatan budidaya kelapa sawit yang dilakukan secara bersama-sama. Pelaksanaan usaha

perkebunan kelapa sawit berupa revitalisasi lahan serta sosialisasi pengelolaan dan perawatan

kebun kebun kelapa sawit untuk pembangunan masyarakat perkebunan (petani plasma) melalui

usaha pokok komoditas tanaman perkebunan sebagai sasaran antara dan sasaran akhir

pembangunan kebun plasma adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat petani dan wilayah

sekitarnya.

Demikian halnya dengan penyiapan sarana dan prasarana perlu diperhatikan dalam usaha

perkebunan kelapa sawit, hal ini terlihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Penyiapan Sarana-Prasarana untuk Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Bersama Kelompok

Tani dan Perusahaan

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Sangat Setuju 42 100

Setuju 0 0

Kurang Setuju 0 0

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 9 seluruh petani mitra atau responden menyatakan sangat setuju sebanyak

42 orang (100%) dengan penyiapan sarana dan prasarana yang dilakukan bersama kelompok dan

perusahaan berupa penyediaan benih, alat untuk pengelolaan kebun, serta pengadaan modal

usaha. Hal ini menunjukkan bahwa petani sudah memperoleh sarana dan prasarana dalam

pengembangan usaha perkebunan kelapa sawit. Selain sarana dan prasarana yang dilakukan

bersama, perusahaan juga memberikan bantuan dalam pembiayaan melakukan usaha perkebunan

kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10. Bantuan dari perusahaan untuk pembiayaan usaha perkebunan kelapa sawit

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Sangat Setuju 42 100

Setuju 0 0

Kurang Setuju 0 0

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa seluruh responden atau petani mitra menyatakan

sangat setuju sebanyak 42 orang (100%) bahwa pembiayaan untuk usaha perkebunan kelapa

sawit yang dibantu perusahaan. Hal ini karena bantuan pembiayaan tersebut mempermudah

petani dalam melakukan kegiatan budidaya kelapa sawit. Selain itu, ketentuan-ketentuan yang

disampaikan penyuluh dalam usaha perkebunan kelapa sawit benar-benar dibutuhkan petani

dalam hal pemberdayaan petani, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 11. Aturan Penyuluh dalam Usaha Perkebunan Kelapa Sawit

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Sangat Setuju 0 0

Setuju 42 100

Kurang Setuju 0 0

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

Berdasarkan Tabel 11 tersebut menunjukkan bahwa seluruh responden atau petani mitra

yaitu sebanyak 42 orang (100%) menyatakan setuju dengan setiap ketentuan yang diinginkan

penyuluh. Hal ini menunjukkan bahwa responden atau petani mitra mengerti pelatihan-pelatihan

yang disampaikan oleh penyuluh. Selain itu, proses pemberdayaan dengan program-program dari

perusahaan diarahkan dalam rangka mendorong peningkatan pendapatan petani dan

memperkokoh kualitas interaksi sosial antar petani dan stakeholders lainnya, di antaranya dengan

model pemberdayaan yang digunakan oleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 12. Pemberdayaan dalam Perbaikan Jalan yang Digunakan Perusahaan untuk

Pengembangan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Sangat Setuju 42 100

Setuju 0 0

Kurang Setuju 0 0

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa sebanyak responden atau petani 42 orang

(100%) menyatakan sangat setuju dengan model pemberdayaan yang digunakan oleh perusahaan

untuk pengembangan usaha perkebunan kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan

jalan yang dilakukan oleh perusahaan sangat membantu petani. Selanjutnya dalam usaha

perkebunan kelapa sawit, model pemberdayaan tersebut sudah dapat memenuhi kebutuhan dan

ketentuan yang diharapkan, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 13. Pemberdayaan Perusahaan dalam Memenuhi Kebutuhan Petani Mitra

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Sangat Setuju 0 0

Setuju 42 100

Kurang Setuju 0 0

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan data yang ditunjukkan pada Tabel 13 bahwa seluruh responden yaitu 42 orang

(100%) menyatakan setuju dengan terhadap model pemberdayaan berupa pembiyaan usaha tani,

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

peningkatan kapasitas SDM, dan pembentukan dan pengembangan kelembagaan petani sudah

dapat memenuhi kebutuhan petani mitra dalam bidang budidaya kelapa sawit. Hal ini

menunjukkan bahwa petani menggap model pemberdayaan tersebut sangat membantu dan

mempermudah petani dalam melakukan usaha perkebunan kelapa sawit dalam meningkatkan

kesejahteraan.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan petani yang dilakukan oleh

dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Rekapitulasi dan Rangkuman Pemberdayaan Petani

No Indikator Pernyataan Kuisioner

Pemberdayaan Petani Menurut Item

Pernyataan

Sangat

setuju

Setuju Kurang

setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

1. Pelaksanaan usaha perkebunan

kelapa sawit bersama

kelompok tani dan perusahaan

41 1 0 0 0

2. Penyiapan sarana-prasarana

untuk usaha perkebunan kelapa

sawit bersama kelompok tani

dan perusahaan

42 0 0 0 0

3. Bantuan dari perusahaan untuk

pembiayaan usaha perkebunan

kelapa sawit

42 0 0 0 0

4. Ketentuan penyuluh sesuai

dalam usaha perkebunan

kelapa sawit

0 42 0 0 0

5. Pemberdayaan berupa

penyuluhan kelapa sawit dan

perbaikan jalan yang

digunakan perusahaan untuk

pengembangan usaha

perkebunan kelapa sawit

42 0 0 0 0

6. Pemberdayaan dalam

memenuhi kebutuhan petani 0 42 0 0 0

Total 167 85 0 0 0

Rata-rata 27,83 14,17 0 0 0 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Tabel 14 di atas, mengenai tanggapan responden yang sebagian besar menyatakan sangat

setuju dari beberapa pernyataan yang diajukan menunjukkan hasil jawaban atau tanggapan

menurut item dari responden atau petani mitra di mana ada enam pernyataan mengenai

pemberdayaan petani yang diajukan berupa pembiayaan usaha tani, peningkatan kapasitas SDM,

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

dan pembentukan dan pengembangan kelembagaan petani. Berdasarkan tabel tersebut hasil rata-

rata responden sebagian besar memberikan jawaban atau menyatakan sangat setuju dan setuju

terhadap pemberdayaan petani yaitu sebesar 42%, sehingga dapat disimpulkan bahwa

pemberdayaan petani yang dilakukan perusahaan dalam kriteria cukup. Hal ini karena

keberhasilan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat dapat diihat dari berkembangnya

kelompok masyarakat produktif mandiri dan adanya penyuluh swadaya masyarakat, tetapi perlu

ditingkatkan lagi pemberdayaan tersebut sehingga benar-benar mensejahterakan masyarakat

khususnya petani.

2. Pengetahuan Petani tentang Budidaya Kelapa Sawit

Pelaksanaan usaha perkebunan kelapa sawit di PT. Wira Mas Permai Desa Limbula

kecamatan Wanggarasi telah berkembang karena masyarakat petani yang sekaligus sebagai mitra

dari perusahaan telah memiliki sebagian besar pengetahuan yang berkenaan dengan pelaksanaan

usaha perkebunan tersebut yaitu pengelolaan dan pengembangan kelapa sawit. Pelaksanaan

usaha perkebunan kelapa sawit dengan sistem lestari berpedoman pada prinsip berkelanjutan

(sustainability) yang berwawasan lingkungan. Sistem yang dimaksud tentunya dikembangkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan dapat menjawab

berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pembangunan kelapa sawit berkelanjutan di

Indonesia serta dapat diterima oleh dunia Internasional.

Pengetahuan petani tentang budidaya kelapa sawit mempengaruhi kegiatan budidaya

tersebut. Untuk mengetahui tanggapan dari responden atau petani mitra mengenai pengetahuan

tentang budidaya kelapa sawit di PT. Wira Mas Permai Desa Limbula Kecamatan Wanggrasi

Kabupaten Pohuwato disajikan pada tabel-tabel berikut.

Tabel 15. Pengetahuan tentang pelaksanaan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Sangat Setuju 2 4,76

Setuju 40 95,24

Kurang Setuju 0 0

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

Tabel 15 menunjukkan bahwa pada umunya responden atau petani mitra menyatakan sangat

setuju dan setuju memiliki pengetahuan tentang pelaksanaan usaha perkebunan kelapa sawit

yaitu sebesar 95,24% (40 orang) dan 4,76% (2 orang) menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan

bahwa pengetahuan tentang budidaya kelapa sawit atau informasi yang diberikan penyuluh

dianggap penting oleh petani dalam menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit karena petani

mitra belum berpengalaman dalam budidaya kelapa sawit.

Selain memiliki pengetahuan tentang pelaksanaan usaha perkebunan kelapa sawit, petani

juga harus memiliki pengetahuan tentang pemanfataan usaha perkebunan kelapa sawit seperti

yang tersaji pada tabel berikut.

Tabel 16. Pengetahuan tentang Pemanfaatan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Sangat Setuju 1 2,38

Setuju 39 92,86

Kurang Setuju 1 2,38

Tidak Setuju 1 2,38

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa sebanyak 39 orang (92,86%) menyatakan setuju

dan sangat setuju sebanyak 1 orang (2,38%) memiliki pengetahuan tentang pemanfaatan usaha

perkebunan kelapa sawit dan msing-masing sebanyak 1 orang (2,38%) menyatakan kurang setuju

dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa petani menganggap penyuluh belum dapat

menyampaikan manfaat tersebut dengan baik sehingga petani tidak menganggap penting

pengetahuan tersebut, tetapi sebagai besar petani menyatakan setuju yang berarti petani

membutuhkan pengetahuan tentang pemanfaatan usaha perkebunan kelapa sawit tersebut.

Setelah memiliki pengetahuan mengenai pelaksanaan dan pemanfaatan usaha perkebunan

kelapa sawit perlu adanya implementasi di lapangan mengenai pemanfaatan pengetahuan

tersebut. Hal ini disajikan pada tabel berikut.

Tabel 17. Implementasi Penyuluhan Pengetahuan tentang Usaha Perkebunan Kelapa Sawit

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Sangat Setuju 1 2,38

Setuju 40 95,24

Kurang Setuju 0 0

Tidak Setuju 1 2,38

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 17 menunjukkan bahwa petani mitra atau responden menyatakan setuju

dan sangat setuju sudah dapat memanfaatkan pengetahuan tentang usaha perkebunan kelapa

sawit yang diberikan penyuluh sebanyak masing-masing 40 orang (95,24%) dan 1 orang

(2,38%), serta sebanyak 1 orang (2,38%) menyatakan tidak setuju. Alasannya karena petani

kurang memahami penyampaian yang disampaikan penyuluh, tetapi hasil menunjukkan bahwa

sebagain besar petani sudah dapat memanfaatkan pengetahuan tentang usaha perkebunan kelapa

sawit yang diberikan penyuluh. Dalam pelaksanaan dari pemanfaatan pengetahuan tersebut,

dampak yang dirasakan petani dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 18. Merasakan dampak dari pengetahuan usaha perkebunan kelapa sawit

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Sangat Setuju 0 0

Setuju 42 100

Kurang Setuju 0 0

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 18 menunjukkan bahwa sebanyak 42 orang (100%) menyatakan setuju

terhadap dampak yang dirasakan dari pengetahuan usaha perkebunan kelapa sawit yang dimiliki

yang diberikan penyuluh dalam bentuk berkembangnya kelompok masyarakat produktif mandiri

dan adanya penyuluh swadaya masyarakat serta meningkatnya pendapatan petani. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar petani sudah merasakan dampak dari pengetahuan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan petani mengenai usaha

perkebunan kelapa sawit yang disampaikan penyuluh cukup baik. Tabel 19 menunjukkan

tanggapan atau jawaban dari responden yang sebagian besar menyatakan setuju dari beberapa

pernyataan yang diajukan.

Tabel 19. Rekapitulasi dan Rangkuman Pengetahuan Petani tentang Budidaya Kelapa Sawit

No Indikator Pernyataan Kuisioner

Pengetahuan Petani tentang Budidaya Kelapa

Sawit Menurut Item Pernyataan

Sangat

setuju

Setuju Kurang

setuju

Tidak

setuju

Sangat

tidak

setuju

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

1. Pengetahuan tentang

pelaksanaan usaha perkebunan

kelapa sawit

2 40 0 0 0

2. Pengetahuan tentang

pemanfaatan usaha perkebunan

kelapa sawit

1 39 1 1 0

3. Pemanfaatan pengetahuan

tentang usaha perkebunan

kelapa sawit yang diberikan

penyuluh

1 40 0 1 0

4. Dampak dari pengetahuan

usaha perkebunan kelapa sawit 0 42 0 0 0

Total 4 161 1 2 0

Rata-rata 1 40,25 0,25 0,5 0 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Tabel 19 menunjukkan hasil jawaban atau tanggapan dari empat pernyataan yang diajukan

mengenai pengetahuan petani tentang budidaya kelapa sawit. Berdasarkan tabel tersebut hasil

rata-rata responden sebagian besar memberikan jawaban atau menyatakan sangat setuju dan

setuju terhadap pemberdayaan petani sebesar 41,25%, sehingga dapat disimpulkan bahwa petani

memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan kegiatan budidaya kelapa sawit serta

keberhasilan penyuluh atau pendamping dalam menyampaikan materi cukup baik. Penyuluh atau

pendamping harus memiliki pengetahuan, memiliki ketrampilan, tulus, jujur, penuh percaya diri,

optimis, etis, disiplin, dan menguasai materi penyuluh. Dalam melaksanakan tugasnya, harus

mampu menyelenggarakan kegiatan, mengajarakan kepada petani, bekerja sama dengan pihak

lain, memimpin organisasi, dan dapat mengambil inisiatif.

3. Kemitraan

Kemitraan yang dilakukan pada PT. Wira Mas Permai adalah pola kemitraan inti plasma

manajemen satu atap dengan kriteria cukup setelah menganalisis penelitian di lapangan. Menurut

Pedoman Umum Program Revitalisasi Perkebunan yang di terbitkan oleh Dirjenbun tahun 2007

dinyatakan bahwa Pengelolaan Kebun Dalam Satu Manajemen adalah pengelolaan seluruh

kebun baik milik Mitra usaha maupun milik Plasma yang dilakukan oleh mitra usaha mulai dari

persiapan, pengelolaan kebun, pengolahan dan pemasaran atau sebagian dari kegiatan tersebut

yang disepakati oleh kedua belah pihak, yang ditujukan untuk tetap menjaga kualitas kebun dan

kesinambungan usaha.

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

Untuk melihat tanggapan responden atau petani mitra mengenai kemitraan yang dilakukan

oleh PT. Wira Mas Permai Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato

disajikan pada tabel-tabel berikut.

Tabel 20. Petani bermitra dengan PT. Wira Mas Permai

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Ya 42 100

Tidak 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 20 menunjukkan bahwa sebesar 42 orang (100%) petani mitra

menyatakan jawaban ya terhadap yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar petani bermitra dengan PT. Wira Mas Permai. Kegiatan agribisnis perkebunan

kelapa sawit berdasarkan manajemen kemitraan perkebunan dilakukan untuk menjaga stabilitas

ekonomi. PT. Wira Mas Permai juga mengembangkan program kemitraan dengan petani sebagai

plasma. Pembangunan kebun kelapa sawit plasma yang dibiayai dari Kredit Bank melalui Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) dengan tingkat bunga komersial yang dilaksanakan dengan kerjasama

saling menguntungkan antara perusahaan inti dengan masyarakat yang tergabung dalam wadah

koperasi yaitu Koperasi Indonesia.

Kemitraan antara petani dan PT. Wira Mas Permai dilakukan sejak perusahaan masuk ke

Desa Limbula Kecamatan Wanggrasi Kabupaten Pohuwato. Hal ini dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 21. Petani bermitra dengan PT. Wira Mas Permai sejak Perusahaan Masuk ke Desa

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Ya 42 100

Tidak 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 21 menunjukkan bahwa sebesar 42 orang (100%) mulai bermitra dengan

PT. Wira Mas Permai sejak perusahaan tersebut masuk ke desa (3 tahun). Hal ini menunjukkan

bahwa petani menganggap penting kemitraan atau menjalin hubungan antar dua pihak atau lebih.

PT. Wira Mas Permai mengutamakan Petani peserta sebagai pekerja dan terlibat langsung dalam

pengawasan pengelolaan kebun.

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

Kemitraan antara petani mitra dan PT. Wira Mas Permai perlu mengetahui peraturan-

peraturan dalam kemitraan khususnya para petani mitra. Mekanisme kemitraan harus memiliki

persyaratan untuk petani mitra dalam pembangunan kebun dengan pola kemitraan.Hal ini dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 22. Memiliki Pengetahuan Peraturan Kemitraan

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Ya 42 100

Tidak 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 22 menunjukkan bahwa seluruh petani mitra yaitu sebesar 42 orang

(100%) mengetahui peraturan mengenai kemitraan yang dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa

peraturan yang ditawarkan pada petani mitra dapat diberikan dengan baik. Beberapa persyaratan

yang harus dipenuhi oleh petani untuk bermitra dengan PT. Wira Mas Permai adalah sebagai

berikut.

1. Adanya ketersediaan lahan yang sesuai untuk menanam kelapa sawit

2. Lahan yang tersedia harus bebas dari segala tuntutan kepemilikan dari pihak manapun

3. Adanya keinginan dari masyarakat untuk bermitra dengan Perusahaan dalam rangka

membangun kebun kelapa sawit serta memperoleh dukungan dari Pemerintah Daerah

4. Kesediaan masyarakat untuk membentuk Koperasi sebagai wadah untuk bermitra dengan

Perusahaan

5. Lahan areal Kebun Kemitraan berstatus Hak Guna Usaha (HGU) atas nama Koperasi

6. Koperasi yang dibentuk harus ber-Badan Hukum

7. Adanya Bank Pelaksana sebagai penyandang dana pembangunan kebun kelapa sawit.

Dalam pelaksanaan peraturan kemitraan, terdapat perjanjian tertulis dalam bermitra dengan

PT. Wira Mas Permai. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 23. Terdapat Perjanjian Tertulis dalam Bermitra dengan PT. Wira Mas Permai

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Ya 42 100

Tidak 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

Berdasarkan Tabel 23 menunjukkan bahwa petani mitra menyatakan ada perjanjian tertulis

dalam bermitra dengan PT. Wira Mas Permai yaitu sebesar 100% (42 orang). Hal ini

menunjukkan bahwa peraturan kemitraan yang telah ditawarkan oleh perusahaan dapat diterima

secara positif oleh petani mitra. Adanya perjanjian kerjasama antara petani peserta/koperasi

dengan mitra usaha mengenai pengelolaan satu manajemen usaha yang memuat antara lain

pengelolaan kebun, tenaga kerja, pengolahan hasil, pemasaran dan pembagian hasil, serta hak

dan kewajiban masing-masing pihak seperti angsuran kredit, pengalokasian dana untuk

peremajaan.

Perjanjian tertulis yang ditawarkan oleh perusahaan, terdapat hak dan kewajiban petani

dalam bermitra dengan PT. Wira Mas Permai. Hal ini disajikan pada tabel berikut.

Tabel 24. Hak dan Kewajiban dalam Bermitra dengan PT. Wira Mas Permai

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Ya 42 100

Tidak 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 24 menunjukkan bahwa petani mitra sebesar 42 orang (100%)

menyatakan ada hak dan kewajiban di dalam perjanjian tertulis yang bermitra dengan PT. Wira

Mas Permai. Hal ini menunjukkan bahwa hak dan kewajiban tersebut dapat menjamin petani

plasma dan keberlanjutan usaha untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit. Hak dan

kewajiban pengelolaan kebun dengan pola kemitraan yaitu disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25. Hak dan Kewajiban Pola Kemitraan antara Koperasi dan Perusahaan Inti (PT. Wira

Mas Permai)

Kewajiban Masa Pembangunan

Kebun

Kewajiban Masa Pembangunan

Kebun

Perusahaan INTI

Melaksanakan pembangunan

kebun Kemitraan selama 48

bulan sejak kelapa sawit mulai

ditanam

Mengadakan pembinaan kepada

anggota Koperasi

Koperasi

Menyerahkan hak pembangunan

kebun kemitraan kepada

Perusahaan INTI selama TBM

Mengadakan pembinaan kepada

anggota Koperasi

Hak Masa Pembangunan Kebun Hak Masa Pembangunan Kebun

Perusahaan INTI Koperasi

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

Mengelola pembangunan kebun

kemitraan

Menerima hasil buah kelapa

sawit selama masa

pembangunan (48 bulan)

Menerima pinjaman dana

pembangunan kebun dari Bank

yang dipindahbukukan secara

langsung ke rekening

Perusahaan

Kewajiban Masa Angsuran Kredit Kewajiban Masa Angsuran Kredit

Perusahaan INTI

Membeli seluruh hasil panen

dari kebun Kemitraan sesuai

dengan harga yang ditetapkan

SK Menhutbun

Melakukan pembayaran

angsuran kepada pihak Bank

dari hasil penjualan TBS

Membuat Laporan Pengelolaan

Kebun Kemitraan

Koperasi

Menyerahkan hak pengelolaan

kebun selama TM

Menjual seluruh hasil kebun

Membagikan sisa hasil

penjualan TBS setelah dikurangi

biaya pengelolaan dan angsuran

kepada anggota

Hak Masa Angsuran Kredit Hak Masa Angsuran Kredit

Perusahaan INTI

Menerima Manajemen Fee 5%

dari biaya pengelolaan

Koperasi

Menerima hasil penjualan TBS

setelah dikurangi biaya

pengelolaan dan angsuran

Menerima laporan Pengelolaan

Kebun Kemitraan

Kewajiban Masa Kredit Lunas Kewajiban Masa Kredit Lunas

Perusahaan INTI

Membeli seluruh hasil panen

dari kebun Kemitraan sesuai

dengan harga yang ditetapkan

SK Menhutbun

Melakukan pembayaran

angsuran kepada pihak Bank

dari hasil penjualan TBS

Membuat Laporan Pengelolaan

Kebun Kemitraan

Koperasi

Menyerahkan hak pengelolaan

kebun

Menjual seluruh hasil TBS

Membagikan sisa hasil

penjualan TBS setelah dikurangi

biaya pengelolaan dan angsuran

kepada anggota Mengatur dan

merencanakan dana replanting

Hak Masa Kredit Lunas Hak Masa Kredit Lunas

Perusahaan INTI

Menerima Manajemen Fee 5%

dari biaya pengelolaan

Koperasi

Menerima hasil penjualan TBS

setelah dikurangi biaya

pengelolaan dan angsuran

Menerima laporan Pengelolaan

Kebun Kemitraan

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

Berdasarkan Tabel 25 dapat disimpulkan bahwa hak dan kewajiban berpengaruh pada

kelangsungan kemitraan. Perusahaan inti bertanggung jawab untuk membangun kebun dan

menyediakan atau mencarikan dananya. Dengan demikian, fungsi dan perannya menjadi lebih

nyata (lebih bertanggung jawab sampai dengan terwujudnya kebun dan lunasnya kredit petani).

Pengelolaan seluruh kebun, baik milik perusahaan inti maupun milik petani plasma mendapat

perlakuan yang sama, mulai dari persiapan penanaman, pengelolaan kebun, hingga pengolahan

hasil. Pengelolaan kebun plasma selama satu siklus tanaman melibatkan petani semaksimal

mungkin, sehingga stabilitas produksi, usaha tani, dan pendapatan petani plasma lebih

diprioritaskan.

Dalam pelaksanaan kemitraan, PT. Wira Mas Permai memberikan pelatihan pada petani

mitra. Pelatihan ini dapat membantu petani dalam melaksanakan kegiatan usaha perkebunan

kelapa sawit. Hal ini disajikan pada tabel berikut.

Tabel 26. PT. Wira Mas Permai memberikan Pelatihan

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Ya 42 100

Tidak 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 26 menunjukkan bahwa responden sebesar 42 orang (100%) menyatakan

ya mengenai pelatihan yang diberikan oleh PT. Wira Mas Permai. Hal ini menunjukkan bahwa

pada pengetahuan dan pemanfaatan petani dalam melakukan kegiatan usaha perkebunan kelapa

sawit. Dalam pelaksanaanya, penyuluh sekaligus menjadi pendamping petani sehingga kagiatan

dari petani mitra lebih dapat terlaksana dengan optimal. Selain pemberian pelatihan, terdapat

pula pembagian resiko antara petani dan PT. Wira Mas Permai. Hal ini disajikan pada tabel

berikut.

Tabel 27. Pembagian Resiko antara Petani dan PT. Wira Mas Permai

Jawaban Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

Ya 42 100

Tidak 0 0

Total 42 100 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

Berdasarkan Tabel 27, responden menyatakan adanya pembagian resiko antara petani dengan

PT. Wira Mas Permai sebesar 42 orang (100%). Hal ini menunjukkan bahwa pembagian resiko

tersebut sudah optimal. Pembagian resiko salah satunya mengenai angsuran kredit, apabila hasil

kebun kemitraan ternyata tidak mencukupi untuk membayar angsuran sesuai yang ditetapkan

oleh Bank, maka Koperasi harus mencari pinjaman dari pihak lain untuk memenuhi jumlah

angsuran tersebut.

Pembagian resiko yang diterapkan pada PT. Wira Mas Permai yaitu dengan tanggung

renteng. Tanggung renteng merupakan tanggung jawab bersama, dibagi rata, baik hasilnya

maupun beban kreditnya untuk seluruh petani anggota dalam wadah koperasi. Tanggung renteng

ini diharapkan akan dapat menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan usaha tani dan

memberdayakan lembaga tersebut. Pelunasan biaya pembangunan kebun plasma dilakukan oleh

petani secara mencicil melalui pemotongan sebagian (30%) dari hasil penjualan produksi

kebunnya setiap bulan hingga terlunasi seluruhnya.

Menurut Sunarko (2009:17), kelembagaan petani yang kuat akan memudahkan perusahaan

inti bekerja sama dengan petani atau kelompok tani dalam pencarian potensi kebun dan

memperlancar angsuran kredit petani, yakni melalui pendekatan, pendampingan, dan

pemberdayaan kelembagaan petani. Dengan demikian, perusahaan inti mendapat jaminan

prouksi TBS untuk PKS dan kelancaran angsuran kredit. Sementara itu, petani memiliki jaminan

pendapatan, baik dari adanya kesempatan bekerja di kebun inti maupun pendapatan dari hasil

kebun setelah panen. Selain itu, program revitalisasi perkebunan mendapat subsidi bunga

perbankan dari pemerintah sehingga beban petani dapat lebih ringan. Selisih antara bunga

komersial dengan bunga yang ditetapkan pemerintah untuk petani sebesar 10%.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemitraan menganai usaha perkebunan

kelapa sawit yang disampaikan penyuluh cukup baik. Tabel 28 menunjukkan tanggapan atau

jawaban dari responden yang sebagian besar menyatakan setuju dari beberapa pernyataan yang

diajukan.

Tabel 28. Rekapitulasi dan Rangkuman Kemitraan

No Indikator Pertanyaan Kuisioner

Kemitraan Menurut Item

Pernyataan

Tidak Ya

1. Apakah Bapak/Ibu bermitra dengan PT. Wira

Mas Permai? 0 42

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7335/5/2013-2-54201-614409009-bab4...Timur untuk sumber dan perdagangan CPO dan produk ... memiliki 4 pabrik pengolahan

2. Apakah Bapak/Ibu bermitra dengan PT. Wira

Mas Permai sejak perusahaan masuk ke desa? 0 42

3. Apakah dalam kemitraan ini Bapak/Ibu

mengetahui peraturan kemitraan? 0 42

4. Apakah ada perjanjian tertulisa dalam bermitra

dengan PT. Wira Mas Permai?

0 42

5. Apakah di dalam perjanjian tertulis tersebut

terdapat hak dan kewajiban petani dalam bermitra

dengan PT. Wira Mas Permai?

0 42

6. Apakah PT. Wira Mas Permai memberikan

Pelatihan? 0 42

7. Apakah ada pembagian resiko petani dengan PT.

Wira Mas Permai 0 42

Total 0 294

Rata-rata 0 42 Sumber: Data primer diolah tahun 2013

Tabel 28 menunjukkan bahwa tanggapan dari tujuh pertanyaan yang diajukan mengenai

pengetahuan petani tentang budidaya kelapa sawit, rata-rata jawaban yang dinyatakan adalah ya

yaitu sebesar 42%, sehingga dapat disimpulkan bahwa petani melakukan kemitraan dengan PT.

Wira mas Permai terdapat kerjasama saling menguntungkan antara perusahaan INTI dengan

masyarakat yang tergabung dalam wadah Koperasi. Hal ini memberikan jaminan kepada para

petani plasma pada kepastian keberlanjutan usaha serta pengembangan perkebunan yang

leibatkan mitra usaha. Kebun petani plasma akan dikelola oleh perusahaan dan petani akan

menerima hasil, di mana koperasi menjadi wadah bagi petani plasma.