bab iv hasil dan pembahasan penelitian 4.1 gambaran...

17
35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian Pada mulanya Yayasan Kemakmuran Rejeki (YKR) Salatiga berdiri mempunyai tujuan untuk membantu jemaat gereja, khususnya Gereja Kristen Jawa (GKJ) dan bukan bertujuan membangun sekolahan. Kegiatan-kegiatan yayasan yang ada pada waktu itu hanya terbatas pada kursus-kursus, antara lain kursus pertanian, ekonomi, perikanan, perkoperasian dan pertukangan. Adapun peserta kursus dari anggota-anggota gereja, karena tujuan kursus adalah membantu ekonomi jemaat. Setelah menyelesaikan kursus mereka bekerja untuk gereja sehingga ekonomi jemaat dapat meningkat dan berkembang. Tetapi lama kelamaan situasi menjadi lain dan Badan Pengurus Yayasan dibantu Pengurus Gereja memandang perlu untuk membangun sekolah. Maka pertama kali YKR mendirikan SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) pada tahun 1953 dan siswanya juga khusus dari anggota gereja. Karena anggota jemaat banyak yang tidak berminat memasukkan putra-putrinya ke SMEP, maka penerimaan siswa diselenggarakan untuk umum dalam arti dapat menerima siswa dari luar jemaat gereja. Sehingga animo ke SMEP makin banyak, untuk itu YKR jauh sebelumnya telah memikirkan bagaimana selanjutnya nanti setelah lulus dari SMEP. Maka sejak tanggal 1 Agustus 1958 didirikanlah SMEA Kristen Salatiga dengan SK Pendirian tgl. 1-8-1958 No. Pend/10/58 dengan tujuan menampung anak-anak yang telah selesai dari SMEP (yang telah diintegrasikan menjadi SMP Kristen Krida Dharma sejak tahun 1976). Setelah SMEA Kristen Salatiga berjalan 2 tahun, maka pada tanggal 1 Agustus 1960, mendapat bantuan biaya operasional dari Pemerintah dengan SK tgl. 19-9-1960 no. 79829/B.II. Lima tahun kemudian tepatnya tgl. 1-8-1965 SMEA Kristen Salatiga mendapat subsidi dari pemerintah berupa biaya operasional dan tenaga guru/pegawai subsidi, dengan SK tgl 14-6-1966 no. 1672/BS/B.II. Adapun ijin operasional dari Kanwil Depdikbud yang waktu itu sebagai Perwakilan Departemen P dan K Jawa Tengah. SMEA Kristen Salatiga

Upload: phamthuy

Post on 11-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Gambaran Objek Penelitian

Pada mulanya Yayasan Kemakmuran Rejeki (YKR) Salatiga berdiri

mempunyai tujuan untuk membantu jemaat gereja, khususnya Gereja Kristen

Jawa (GKJ) dan bukan bertujuan membangun sekolahan. Kegiatan-kegiatan

yayasan yang ada pada waktu itu hanya terbatas pada kursus-kursus, antara lain

kursus pertanian, ekonomi, perikanan, perkoperasian dan pertukangan. Adapun

peserta kursus dari anggota-anggota gereja, karena tujuan kursus adalah

membantu ekonomi jemaat. Setelah menyelesaikan kursus mereka bekerja untuk

gereja sehingga ekonomi jemaat dapat meningkat dan berkembang.

Tetapi lama kelamaan situasi menjadi lain dan Badan Pengurus Yayasan

dibantu Pengurus Gereja memandang perlu untuk membangun sekolah. Maka

pertama kali YKR mendirikan SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama)

pada tahun 1953 dan siswanya juga khusus dari anggota gereja. Karena anggota

jemaat banyak yang tidak berminat memasukkan putra-putrinya ke SMEP, maka

penerimaan siswa diselenggarakan untuk umum dalam arti dapat menerima siswa

dari luar jemaat gereja. Sehingga animo ke SMEP makin banyak, untuk itu YKR

jauh sebelumnya telah memikirkan bagaimana selanjutnya nanti setelah lulus dari

SMEP. Maka sejak tanggal 1 Agustus 1958 didirikanlah SMEA Kristen Salatiga

dengan SK Pendirian tgl. 1-8-1958 No. Pend/10/58 dengan tujuan menampung

anak-anak yang telah selesai dari SMEP (yang telah diintegrasikan menjadi SMP

Kristen Krida Dharma sejak tahun 1976).

Setelah SMEA Kristen Salatiga berjalan 2 tahun, maka pada tanggal 1

Agustus 1960, mendapat bantuan biaya operasional dari Pemerintah dengan SK

tgl. 19-9-1960 no. 79829/B.II. Lima tahun kemudian tepatnya tgl. 1-8-1965

SMEA Kristen Salatiga mendapat subsidi dari pemerintah berupa biaya

operasional dan tenaga guru/pegawai subsidi, dengan SK tgl 14-6-1966 no.

1672/BS/B.II. Adapun ijin operasional dari Kanwil Depdikbud yang waktu itu

sebagai Perwakilan Departemen P dan K Jawa Tengah. SMEA Kristen Salatiga

36

mendapat status terdaftar dengan SK tgl.1-1-1972 no.KPPE/015/CIV/III/B/72.

Kemudian mendapatkan ijin penyelenggaraan Sekolah Kejuruan dari Perwakilan

Dep. P dan K Jawa Tengah Cq. Kepala kantor Pendidikan Ekonomi tgl. 15-12-

1974 No.A-75/A-001 yang berlaku sejak tgl. 15-12-1974.

Sesuai dengan surat edaran BAKN no. 03/SE/1978 tgl. 25-3-1978 tentang

pengangkatan Guru/Pegawai Subsidi menjadi Pegawai Negeri Sipil. Maka sejak

tanggal 1 April 1978 semua Guru/Pegawai Subsidi langsung diangkat menjadi

Pegawai Negeri Sipil, (yang pada waktu itu ada 6 guru subsidi dan 4 pegawai

subsidi). Setelah itu semua guru/pegawai yang ingin menjadi PNS harus melalui

test pegawai negeri. Nomor Statistik Sekolah (NSS) dengan no.NSS 342 036 201

002 diperoleh padatahun ajaran 1979/1980. Selanjutnya pada tgl 4-11-1985

mendapat piagam Nomor Data Sekolah (NDS) sebagai tanda tercatat dengan

No.C 31014202 dari Direktorat Sekolah Swasta Jakarta.

Visi dan Misi SMK Kristen BM Salatiga :

1. Visi

Menjadi lembaga pendidikan yang menghasilkan sumber

daya manusia sebagai tenaga menengah yang bermoral, berjiwa

melayani dan profersional dalam ikut mewujudkan masyarakat

yang damai, sejahtera, adil dan makmur.

2. Misi

Mengembangkan proses belajar mengajar yang kondusif dan

menghantar siswa untuk memiliki ketrampilan serta keahlian

yang memadai dengan didukung oleh tenaga pendidikan

profesional;

Menyelenggarakan laboratorium yang relevan dengan keahlian

dan ketrampilan tenaga menengah;

Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan

mental spritual siswa.

37

4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Kristen BM

Salatiga kelas 2 yang berjumlah 90 orang terdiri. Sedangkan untuk sampel

diambil dari jumlah populasi siswa SMK Kristen BM Salatiga, teknik

pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin sehingga didapatkan

jumlah sampel siswa MK Kristen BM Salatiga sebanyak 73 orang.

Pembagian sampel ini dapat dilakukan menggunakan random sampling.

4.2 Analisis Pendahuluan

4.2.1 Analisis Deskriptif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Kemandirian

Belajar dan Interaksi Sosial terhadap Literasi Keuangan Dikalangan Siswa Kelas

2 SMK Kristen BM Salatiga. Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas terikat.

Berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, mka dalam penelitian ini dibutuhkan

tiga macam data, yaitu :

1. Data Kemandirian Belajar sebagai variabel bebas (X1)

2. Data Interaksi Sosial sebagai variabel bebas (X2)

3. Data Literasi Keungan sebagai variabel terikat (Y)

Pada penelitian ini dilakukan analisis deskriptif dengan memberi gambaran

tentang jumlah data, range, minimum, maksismum, mean, dan standar deviasi

serta variance. Data dikumpulkan dengan menggunkan kemudian dianalisis

dengan bantuan komputer program SPSS 16.0

Tabel 4.1

Statistik Desrkriptif

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Kemandirian 73 19 14 33 24.18 4.461 19.898

Interaksi 73 20 15 35 28.32 4.362 19.024

Literasi 73 14 11 25 19.01 3.446 11.875

Valid N (listwise) 73

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

38

Berdasarkan tabel 4.1 variabel Kemandirian Belajar menunjukan bahwa

jumlah data (N) sebanyak 73 mempunyai nilai rata – rata (mean) 24,18 dengan

nilai maksimum 33 dan nilai minimum 14 serta standar deviasinya sebesar 4,461

sedangkan variancenya sebesar 19,898. Variabel Interaksi Sosial menunjukan

bahwa jumlah (N) sebanyak 73 mempunyai nilai rata – rata (mean) 28,32 dengan

nilai maksimum 35 dan nilai minimum 15 serta standar deviasinya sebesar 4.362

sedangkan variancenya sebesar 19,024. Variabel Literasi Keungan menunjukan

bhwa jumlah data (N) sebanyak 73 mempunyai nilai rata – rata (mean) 19,01

dengan nilai maksimum 25 dan nilai minimum 11 serta standar deviasinya sebesar

3,446 sedangkan variancenya sebesar 11,875. Untuk memperjelas data – data

penelitian dibuat tabel distribusi frekuendi pada masing – masing variabel sebagai

berikut :

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Variabel Kemandirian Belajar Siswa Kelas 2 SMK

Kristen BM Salatiga

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan distribusi frekuensi variabel

kemandirian belajar. Distribusi frekuensi menjelaskan bahwa 4 responden berada

pada kategori sangat rendah (5,5%) terdapat 16 responden berada dalam kategori

rendah (21,9%) terdapat 25 responden berada pada kategori sedang (34,2%)

terdapat 22 responden berada pada kategori tinggi (30,1%) dan 6 responden

berada pada kategori sangat tinggi (8,2%).

Interval

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 14-17 4 5.5 5.5 5.5

18-21 16 21.9 21.9 27.4

22-25 25 34.2 34.2 61.6

26-29 22 30.1 30.1 91.8

30-33 6 8.2 8.2 100.0

Total 73 100.0 100.0

39

Pada tabel menunjukan bahwa variabel kemandirian memiliki

kecenderungan sedang. Kecenderungan sedang terebut sebesar (34,2%) atau

sebanyak 25 siswa.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Variabel interaksi sosial Siswa Kleas 2 SMK Kristen

BM Salatiga

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan distribusi frekuensi variabel interaksi

sosial. Distri busi frekuensi menjelaskan bahwa 1 responden berada pada kategori

sangat rendah (1,4%) Terdapat 7 responden berada dalam kategori rendah (9,6%)

terdapat 38 responden berada pada kategori sedang (52%) terdapat 23 responden

berada pada kategori tinggi (31,5%) dan 4 responden berada pada kategori sangat

tinggi (5,5%).

Pada tabel menunjukan bahwa variabel interaksi sosial memiliki

kecenderungan sedang. Kecenderungan sedang terebut sebesar (52%) atau

sebanyak 38 siswa.

Interval

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 15-18 1 1.4 1.4 1.4

19-22 7 9.6 9.6 11.0

23-26 16 21.9 21.9 32.9

27-30 22 30.1 30.1 63.0

31-34 23 31.5 31.5 94.5

35-38 4 5.5 5.5 100.0

Total 73 100.0 100.0

40

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Variabel literasi Keungan Siswa Kelas 2 SMK Kristen

BM Salatiga

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan distribusi frekuensi variabel literasi

keuangan. Distri busi frekuensi menjelaskan bahwa 4 responden berada pada

kategori sangat rendah (5,5%) Terdapat 11 responden berada dalam kategori

rendah (15,1%) terdapat 23 responden berada pada kategori sedang (31,5%)

terdapat 20 responden berada pada kategori tinggi (27,4%) dan 15 responden

berada pada kategori sangat tinggi (20,5%).

Pada tabel menunjukan bahwa variabel literasi keuangan memiliki

kecenderungan sedang. Kecenderungan sedang terebut sebesar (31,5%) atau

sebanyak 23 siswa.

Interval

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 11-13 4 5.5 5.5 5.5

14-16 11 15.1 15.1 20.5

17-19 23 31.5 31.5 52.1

20-22 20 27.4 27.4 79.5

23-25 15 20.5 20.5 100.0

Total 73 100.0 100.0

41

4.3 Uji Asumsi

4.3.1 Uji Normalitas

Hasil dari uji normalitas data menunjukkan bahwa setiap variabel dalam

penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini ditunjukan dengan nilai Asymp. Sig

yang lebih dari 0,05. Hasil dari uji normalitas ditunjukan dengan tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Data

Pengaruh Kemandirian Belajar dan Interaksi Sosial Terhadap Literasi

Keuangan

Sumber : Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan nilai signifikansi variabel kemandirian

belajar 0,368, interaksi sosial 0,287, dan ;iterasi keuangan 0,566 lebih besar dari

alpha 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data dari

masing – masing variabel berdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kemandirian Interaksi literasi

N 73 73 73

Normal Parametersa Mean 3,02 4,04 3,80

Std. Deviation ,558 ,623 ,689

Most Extreme

Differences

Absolute .108 .115 .092

Positive .086 .063 .077

Negative -.108 -.115 -.092

Kolmogorov-Smirnov Z .919 .985 .787

Asymp. Sig. (2-tailed) .368 .287 .566

a. Test distribution is Normal.

42

4.3.2. Uji Linieritas

Tabel 4.6

Hasil Uji Linieritas Data

Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Literasi Keuangan

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

literasi *

kemandirian

Between

Groups

(Combined) 378.964 17 22.292 2.576 .004

Linearity 129.552 1 129.552 14.969 .000

Deviation from Linearity 249.412 16 15.588 1.801 .055

Within Groups 476.022 55 8.655

Total 854.986 72

Sumber: Data primer yang diolah,2017

Hasil tabel 4.6 uji analisis menunjukan bahwa variabel kemandirian

belajar memperoleh Fhitung=1,801 dengan nilai signifikansi 0,055 lebih besar

dari 0,05. Yang berarti data kemandirian belajar dan literasi keuangan dalam

penelitian ini Linier

Tabel 4.7

Hasil Uji Linieritas Data

Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Literasi Keuangan

ANOVA Table

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

literasi *

interaksi

Between

Groups

(Combined) 335.316 16 20.957 2.258 .013

Linearity 179.378 1 179.378 19.330 .000

Deviation from Linearity 155.939 15 10.396 1.120 .361

Within Groups 519.670 56 9.280

Total 854.986 72

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Hasil tabel 4.6 uji analisis menunjukan bahwa variabel kemandirian

belajar memperoleh Fhitung=1,120 dengan nilai signifikansi 0,361 lebih besar

dari 0,05. Yang berarti data interaksi sosial dan literasi keuangan dalam penelitian

ini Linier

43

4.4 Analisis Lanjutan

4.4.1 Uji Hipotesis

Pengaruh Kemandirian Belajar dan Interaksi Sosial Terhadap Literasi

Keuangan Dikalangan Siswa Kelas 2 SMK Kristen BM Salatiga. (Y= a + b1X1 +

b2X2 + e) hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh kemandirian

belajar dan interaksi sosial terhadap literasi keuangan dikalangan siswa kelas 2

SMK Kristen BM Salatiga. Untuk mengetahui besarnya kemandirian belajar (X1)

dan interaksi sosial (X2) terhadap literaksi keuangan dikalangan sisiwa kelas 2

SMK Kristen BM Salatiga digunakan analisis regresi berganda. Adapun pengujian

hipotesisnya sebagai berikut :

Ha : Terdapat pengeruh kemandirian belajar dan interaksi sosial terhadap literasi

keuangan dikalangan siswa kelas 2 SMK Kristen BM Salatiga.

Ho : Tidak terdapat pengeruh kemandirian belajar dan interaksi sosial terhadap

literasi keuangan dikalangan siswa kelas 2 SMK Kristen BM Salatiga.

Untuk mengetahui apakah kemandirian belajarbersifat prediktif / tidak, maka

dilakukan analisis regresi berganda.

4.4.2. Analsis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh satu

variabel independen terhadap variabel dependen

4.4.2.1. Persamaan Regresi Sederhana Kemandirian Belajar Terhadap

Literasi Keuangan

Persamaan regresi sederhana yang dipakai menunjukan pengaruh

kemandirian belajar terhadap literasi keuangan siswa adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1

Akan dijekaskan pada hasil output tabel 4.8 sebagai berikut.

44

Tabel 4.8

Regresi Sederhana Kemandirian Belajar Terhadap Literasi Keuangan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 11.743 2.076 5.657 .000

Kemandirian .301 .084 .389 3.561 .001

a. Dependent Variable: literasi

Sumber: Data primer yang diolah,2017

Tabel 4.8 menunjukan regresi variabel kemandirian belajar terhadap

literasi keuanagan siswa yaitu Y = 11,743+0,301 yang berarti jika kemanidrian

belajar meningkat 1% maka akan meningkatkan literasi keuangan sebesar 0,301.

Koefisien bernilai positif berarti terjadi pengaruh yang yang positif antara

kemandirian belajar terhadap literasi keuangan siswa, semakin tinggi kemandirian

belajar maka semakin tinggi literasi keuanagn.

4.4.2.2. Persamaan Regresi Sederhana Interaksi Sosial Terhadap Literasi

Keuangan Siswa

Persamaan regresi sederhana yang dipakai untuk menunjukan pengaruh

interaksi sosial terhadap literasi keuangan adalah sebagai berikut :

Y= a+b2X2

Akan dijekaskan pada hasil output tabel 4.9 sebagai berikut.

45

Tabel 4.9

Regresi Sederhana Interaksi Sosial Terhadap Literasi Keuangan Siswa

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.767 2.387 3.672 .000

Interaksi .362 .083 .458 4.342 .000

a. Dependent Variable: literasi

Tabel 4.9 menunjukan persamaan regresi sederhana variabel interaksi

sosial terhadap literasi keuangan yitu Y= 8,767+0,362 yang berarti jika interaksi

sosial meningkat 1% maka akan meningkatkan literasi keuangan sebesar 0,362

Koefisien bernilai positif berarti terjadi pengaruh yang yang positif antara

interaksi sosial terhadap literasi keuangan sisiwa, semakin tinggi interaksi sosial

maka semakin tinggi literasi keuangan siswa.

4.4.3 Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis Teknik analisis regresi berganda bertujuan untuk mencari

besarnya pengaruh antara dua variabel bebas (X), yaitu variabel kemandirian

belajar (X1) dan interaksi sosial (X2) secara simultan (bersama – sama) dengan

variabel Y yaitu literasi keuangan. Mencari besarnya pengaruh dalam penelitian

ini menggunakan analisis regresi berganda. Persamaan dalam analisis regresi

berganda dapat ditulis sebagai berikut:

Y= a + b1X1 + b2X2

4.4.3.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ( Uji t )

Uji t merupakan pengujian untuk menunjukkan pengaruh secara individu

variabel bebas yang ada di dalam model terhadap variabel terikat. Hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel

terikat. Apabila nilai sig thitung lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikat. Penjelasan hasil uji t untuk masing-masing variabel bebas adalah sebagai

berikut:

46

Tabel 4.10 Uji t

Y= 6,420 + 0,188X1 + 0,284X2 Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Konstanta sebesar 6,420, artinya jika kemandirian belajar dan interaksi

sosial nilainya adalah 0 maka maka literasi keuangan adalah 6,420.

b. Koefisien regresi variabel kemandirian belajar sebesar diperoleh nilai

thitung(2,168) > ttabel(1,994) dengan nilai signifikansi t sebesar 0,034 < 0,05

dan koefisien regresi (b1) sebesar 0,188. Karena nilai signifikansi t < 0,05

maka hipotesis pertma berbunyi “terdapat pengaruh positif dan signifikan

kemandirian belajar terhadap literasi keuangan dikalan siswa SMK Kristen

BM Salatiga. Artinya semakin besar nilai pengaruh kemandirian belajar,

maka nilai literasi kaungan siswa semakin besar.

c. Koefisisen regresi variabel interaksi sosial diperoleh nilai thitung(3,195) >

ttabel(1,994) dengan nilai signifikansi t sebesar 0,002 < 0,05 dan koefisien

regresi (b2) sebesar 0,284. Karena nilai signifikansi t < 0,05 maka

hipotesisnya berbunyi “ terdapat pengaruh positif dan signifikan interaksi

sosial terhadap literasi keuangan dikalan siswa SMK Kristen BM Salatiga.

Artinya semakin besar nilai pengaruh interaksi sosial, maka nilai literasi

kaungan siswa semakin besar.

4.4.3.2 Uji Hipotesis Secara Simultan ( Uji F )

Uji hipotesis secara simultan (uji F ) bertujuan untuk mengetahui apakah

variabel independen secara bersama –sama berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen. Kriteria dari uji F yaitu apabila Fhitung>Ftabel maka Ho ditolak

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.420 2.567 2.501 .015

Kemandirian .188 .087 .244 2.168 .034

Interaksi .284 .089 .359 3.195 .002

a. Dependent Variable: literasi

47

(menerima Ha) yang berarti variabel kemandirian belajar dan interaksi sosial

secara bersama – sama mempengaruhi litersi keuangan dan sebaliknya apabila

Fhitung<Ftabel maka Ho diterima (Ha ditolak) yang berarti kemandirian belajar dan

interaksi sosial secara bersama – sama tidak mempengaruhi kinerja karyawan.

Hasil analisis uji F sebagai berikut :

Tabel 4.11 Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 221.886 2 110.943 12.267 .000a

Residual 633.100 70 9.044

Total 854.986 72

a. Predictors: (Constant), interaksi, kemandirian

b. Dependent Variable: literasi

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan data hasil perhitungan secara silmutan pengaruh kemandirian

belajar dan interaksi sosial terhadap literasi keuangan dengan menggunakan

program SPSS 16.0 diperoleh Fhitung sebesar (12,267) sedangkan Ftabel untuk nilai

n= 73 sebesar (3,13) didapatkan Fhitung>Ftabel, maka dari itu Fhitung (12,267) > Ftabel

(3,13) hipotesis berbunyi “secara bersama—sama terdapat pengaruh positif antar

kemandirian belajar (X1) dan interaksi sosial (X2) terhadap literasi keuangan

dikalangan siswa kelas 2 SMK Kristen BM Salatiga.

4.4.3.3 Koefisien Diterminasi (R2)

Koefisien determinasi menyatakan presentase total variasi dari variabel

dependen yang dijelaskan oleh variabel independen dallam R berkisar antara 0 –

1. Apabila R mendekati 1 ini menunjukan variasi variabel dpenden dapat

dijelaskan dengan variabel lain.

48

Tabel 4.12

Koefisien Ditermiasi Kemandirian Belajar dan Interaksi Sosial terhadap

Literasi Keuangan

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .509a .260 .238 3.00737

a. Predictors: (Constant), interaksi, kemandirian

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.10 besarnya pengaruh kemandirian belajar dan

interaksi sosial terhadap literasi keuangan dapat diketahui melalui koefisien

determinan Rsquare. Hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh sebesar

Rsquare 0,260 atau 26%. Dapat dikatakan bahwa sebesar 26% literasi keuangan

dapat dipengaruhi oleh kemandirian belajar dan interaksi sosial , sedangkan

sisanya sebesar 74% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian

ini .

4.5 Pembahasan Hasil Analisis

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Owen

(Romadoni,2015) “Menyatakan bahwa untuk memiliki ketrampilan mengelola

keuangannya sendiri dengan baik, paling tidak anak harus dilatih dalam hal

menabung, mengelola uang saku, melakukan pekerjaan ringan di luar rumah,

berderma dan berinvestasi”. Dengan demikian siswa diharapkan mampu belajar

secara mandir tentang mengelola keuangan pribadinya tanpa ada paksaan dari

dalam maupundari luar diri siswa, sehingga siswa mempunyai kesadaran bahwa

literasi keuangan sangat penting untuk dipelajari supaya siswa dapat mengelola

kuangan pribadinya guna keberlangsungan hidup mendatang. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh

kemandirian belajar terhadap literasi keuangan.

Berdasarkan analisis regresi sederhana menjunjukan variabel kemandirian

belajar terhadap literasi keuangan siswa yaitu Y=11,743+0,301 berarti jika

kemandirian belajar meningkat 1% maka akan meningkatkan literasi keuangan

49

sebesar 0,301. Koefisien bernilai positif berarti terjadi pengaruh yang positif

antara kemandirian belajar terhadap literasi keuangan siswa, semakin tinggi

kemandirian belajar maka semakin tinggi literasi keuangan.

Berdasarkan hasil penelitian regresi berganda kemandirian belajar

diperoleh nilai thitung(2,168) > ttabel(1,994) dengan nilai signifikansi t sebesar 0,034

dan koefisien regresi (b1) sebesar 0,188. Karena nilai signifikansi (0,034) < 0,05

dan koefisien regresi mempunyai nilai positif, maka dapat disimpikan bahwa

terdapat pengaruh positif dan signifikan kemandirian belajar terhadap literasi

keuangan dikalan siswa kelas 2 SMK Kristen BM Salatiga. Artinya semakin besar

nilai pengaruh kemandirian belajar, maka nilai literasi kaungan semakin besar.

Semaksin mandiri dalam blajar tentang keungan maka siswa semakin memahami

pentingnya literasi keuangan oleh sebab itu siswa mampu mengelola keuangannya

sendiri untuk kebutuhan jangka panjang dan kebutuhan yang mendesak.

Interaksis sosial sangat penting bagi siswa dilah dari banyaknya waktu

yang dihabiskan untuk berinteraksi dengan teman sebaya semakin terpengaruh

oleh kelompok teman sebaya itu. Kondisi tersebut sedikit banyak berpengaruh

terhadap perilaku pengelolaan uang mereka seperti berhemat dan menabung.

Penelitian ini sejalan dengan Mendari dan Kewal (2013) “Edukasi financial

adalah proses panjang yang memacu individu untuk memiliki rencana keuangan

di masa depan demi mendapatkan kesejahteraan sesuai dengan pola dan gaya

hidup yang dijalani”. Rencana keuangan tidak hanya untuk individu saja namun

juga terlekat pada masyarakat luas karena adanya interaksi sosial. Keeratan

hubungan antar siswa mampu mempengaruhi siswa liain dalam mengelola

keuangannya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan hasil penelitian ini

menunjukan adanya pengaruh interaksi sosil terhadap literasi keuangan.

Berdasarkan analisis regresi sederhana menunjukan variabel interaksi

sosial terhadap literasi keuangan yaitu Y=8,767+0,362 yang berarti jika interaksi

meningkat 1% maka akan meningkatkan literasi keuangan sebersar 0,362.

Koefisien bernilai positif berarti terjadi pengaruh yang positif antara interaksi

sosial terhadap literasi keuangan siswa, semakin tinggi interaksi sosial maka

semakin tinggi literasi keuangan siswa.

50

berdasarkan hasil penelitian interaksi sosial diperoleh nilai thitung(3,195) >

ttabel(1,994) dengan nilai signifikansi t sebesar 0,002 dan koefisien regresi (b2)

sebesar 0,284. Karena nilai signifikansi 0,002 < 0,05 dan koefisien regresi

mempunyai nilai positif, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif

dan signifikan interaksi sosial terhadap literasi keuangan dikalan siswa kelas 2

SMK Kristen BM Salatiga. Artinya semakin besar nilai pengaruh interaksi sosial,

maka nilai literasi kaungan semakin besar. Menunjukan bahwa interaksi sosial

memegang peran yang cukup penting dalam literasi keuanagn. Banyaknya waktu

yang dihabiskan dan interaksi yang dilakukan bersama teman sebaya maka

semakin berpengaruh. Kondisi tersebut sedikit banyak berpengaruh pengaruh

terhadap literasi keuangan dan kemudiang mengarah pada perilaku pengelolaan

keuangaan pribadinya.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan

pengujian secara statistik yaitu pengujin regresi sederhana dan berganda dengan

menggunakan bantuan program komputer SPPP 16.0 for winndows diperoleh hasil

uji regresi berganda sebagai berikut Y= 6,420 + 0,188X1 + 0,284X2 maka

persamaan tersebut dapat diartikan bahwa nilai hasil kemandirian belajar 0,188

dan interaksi sosial 0,284 dan konstanta 6,420. Jika kemandirian belajar dan

interaksi sosial sebesar 0 maka literasi keuangan siswa adalah sebesar 6,420.

Koefisien regresi dari masing-masing variabekl independen bernilai positif,

artinya varibale kemandirian belajar dan interaksi sosila secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap literasi keuangan siswa. Dibandingkan regresi

berganda nilai β untuk variabel kemandirian belajar dan interaksi sosial sebesar

11,743 dan 8,767 regresi sederhana lebih besar untuk setiap masing-masig

vaiabel.

Meningkatkan literasi keungan bagi individu apalagi dikalangan siswa

yang menginginkam mencapai kehidupan yang sejahtera. Menurut Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) “kemampuan mengelola dana yang dimiliki agar berkembang

dan hidup bisa lebih sejahtera dimasa yang akan datang”. Kewajiban

meningkatkan literasi keuangan perlu dilakukan secara mandiri, terencana dan

diawali dari niat untuk belajar meningkatkan literasi keuangan sejak dini karena

51

dapat berpengaruh pada pengelolaan uang yang tepat, proteksi, meningkatkan

tabungan dan mampu mengelola pengeluaran, siswa juga bisa bertukar pikiran

dengan teman tentang cara pengelolaan keuangan yang baik. Literasi keuangan

dikalangan siswa kelas 2 SMK Kristen BM Salatiga sudah dikatakan baik yaitu

(31,5%). Pengelolaan keuangan yang baik perlu adanya pemahaman tentang

literasi keuangan. Kemandirian belajar dan interaksi sosial merupakan salah satu

faktor penting dalam literasi keuangan dikalangan siswa. Berdasarkan penelitian

yang telah dilakukan hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh

kemandirian belajar dan interaksi sosil terhadap literasi keuangan.

Kemandirian belajar dan interaksi sosial secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap literasi keuangan dikalangan siswa kelas 2

SMK Kristen BM Salatiga. Hal ini ditunjukan dengan hasil pengujian dengan uji

F yang diperoleh nilai Fhitung sebesar (12,267) dengan nilai signifikan F sebesar

(0,000) sedangkan Ftabel untuk nilai n= 73 sebesar (3,13) didapatkan Fhitung>Ftabel

dan nilai signifikansinya <α (0,05) maka dari itu Fhitung (12,267) > Ftabel (3,13)

sedangkan nilai signifikansinya (0,000) <α (0,05), maka hal ini berarti bahwa

kemandirian belajar dan interaksi sosial secara bersama-sama berpengaruh

terhadap literasi keuangan dikalangan sisiwa kelas 2 SMK Kristen BM Salatiga.

Hasil pengujian regresi berganda menunjukan bahwa pengujian uji R

square besarnya pengaruh kemandirian belajar dan interaksi sosial terhadap

literasi keuangan dapat diketahui melalui koefisien determinasi (R2). Hasil

perhitungan koefisien determinasi diperoleh sebesar (R2) 0,260 atau 26%. Jadi

dapat dikatakan bahwa sebesar 26% literasi keuangan dapat dipengaruhi oleh

kemandirian belajar dan interaksi sosial , sedangkan sisanya sebesar 74%

dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.