bab iv - hasil dan pembahasan

18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Angka Kejadian Hipertensi Dari data di Puskesmas Padang Selasa pada Bulan Juli 2015, diperoleh jumlah total penderita hipertensi adalah sebanyak 87 (70,2%) penderita dari 124 total responden. Hasil ini menunjukkan terjadi peningkatan angka kejadian hipertensi di Puskesmas Padang Selasa, dimana penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 memperoleh hasil sebesar 57,7%. Semakin meningkatnya angka kejadian hipertensi sebanding dengan makin meningkatnya usia harapan hidup. Distribusi penderita hipertensi di Puskesmas Padang Selasa pada Bulan Juli 2015 dapat di lihat di tabel 1. Tabel 1. Distribusi Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Selasa pada Bulan Juli 2015 (n = 124) Diagnosis N % Tidak Hipertensi 37 29,8 Hipertensi 87 70,2 Total 124 100 35

Upload: muhammadfitra

Post on 12-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

hipertensi geriatri

TRANSCRIPT

46

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Angka Kejadian Hipertensi

Dari data di Puskesmas Padang Selasa pada Bulan Juli 2015, diperoleh jumlah total penderita hipertensi adalah sebanyak 87 (70,2%) penderita dari 124 total responden. Hasil ini menunjukkan terjadi peningkatan angka kejadian hipertensi di Puskesmas Padang Selasa, dimana penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 memperoleh hasil sebesar 57,7%. Semakin meningkatnya angka kejadian hipertensi sebanding dengan makin meningkatnya usia harapan hidup.

Distribusi penderita hipertensi di Puskesmas Padang Selasa pada Bulan Juli 2015 dapat di lihat di tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Selasa pada Bulan Juli 2015 (n = 124)

DiagnosisN%

Tidak Hipertensi3729,8

Hipertensi8770,2

Total124100

4.2 Karakteristik Umum RespondenKarakteristik umum responden yang diamati pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Karakteristik umum responden dapat dilihat pada tabel 2.Tabel 2. Distribusi sampel berdasarkan karakteristik umum (n=124)SampelN%

Usia

60 653629,03

66 704536,29

71 753125

76 80129,68

Jenis Kelamin

Laki-laki7963,71

Perempuan4536,29

Pendidikan

Tidak Sekolah4536,29

SD3225,82

SMP2318,54

SMA1310,48

Sarjana118,87

Pekerjaan

Tidak Bekerja6552,42

Bekerja5947,58

Sebesar 29,03% dari sampel berada dalam kelompok usia 60-65 tahun, 36,29% kelompok usia 66-70 tahun, 25% kelompok usia 71-75 tahun dan 9,68% kelompok usia 76-80 tahun. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin didapatkan 79 (63,71%) laki-laki dan 45 (36,29%) perempuan.

Distribusi sampel berdasarkan pendidikan didapatkan sebesar 36,29% dari sampel tidak sekolah, 25,82% sampel berpendidikan Sekolah Dasar (SD), 18,54% sampel berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), 10,48% sampel berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 8,87% sampel merupakan lulusan Sarjana. Distribusi sampel berdasarkan pekerjan diperoleh sebesar 52,42% sampel tidak memiliki pekerjaan dan 47,58% sampel memiliki pekerjaan seperti berdagang, wiraswasta dan ibu rumah tangga.

Berikut tabel yang menjelaskan hasil tertinggi dari masing-masing kategori:

Tabel 3. Distribusi Hasil Tertinggi Berdasarkan Karakteristik Umum

KategoriHasil Tertinggi (%)

Usia66-70 tahun45 (36,29%)

Jenis kelaminLaki-laki79 (63,71%)

PendidikanTidak sekolah45 (36,29%)

PekerjaanTidak Bekerja65 (52,42%)

4.3 Karakteristik Klinis4.3.1 Usia

Dari 87 sampel yang terdiagnosis sebagai penderita hipertensi, terdapat 41,7% penderita hipertensi pada kelompok usia 60-65 tahun, 77,8% pada kelompok usia 66-70 tahun, 93,6% pada kelompok usia 71-75 tahun dan 66,7% pada kelompok usia 76-80 tahun. Distribusi penderita hipertensi menurut kelompok usia dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Distribusi Penderita hipertensi menurut kelompok usiaUsia Kategori

Hipertensi60-6566-7071-7576-80Total

N%N%N%N%N%

Tidak2158,31022,226,4433,33729,8

Ya1541,73577,829 93,6866,78770,2

Total36100451003110012100124100

Berdasarkan penelitian diketahui penderita hipertensi terbanyak pada kelompok usia 71-75 tahun yaitu sebanyak 29 responden (93,6%), disusul kelompok usia 66-70 tahun sebanyak 35 responden (77,8%). Diketahui bahwa faktor risiko terjadinya hipertensi adalah pada kelompok usia di atas 45 tahun. Sugioharto dkk (2003) mengatakan bahwa kejadian hipertensi berbanding lurus dengan peningkatan usia. Hal ini disebabkan karena pada usia lanjut terjadi penurunan elastisitas pembuluh darah perifer yang akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer yang pada akhirnya akan mengakibatkan hipertensi. Selain itu, pola makan masyarakat juga berperan dalam meningkatnya angka kejadian hipertensi. Dari data yang didapatkan di Puskesmas Padang Selasa, masyakarat cenderung mengkonsumsi kopi setiap hari dan banyak yang mengkonsumsi makanan yang tinggi garam, seperti ikan asin dan menggunakan garam yang berlebih didalam masakan mereka. Dikutip dari detiknews, para dokter yang tergabung dalam Indonesian Society of Hypertension (Inash) menyarankan untuk mengkonsumsi garam maksimal 2,5 sendok teh per hari.

4.3.2 Jenis Kelamin

Dari 87 sampel yang terdiagnosis sebagai penderita hipertensi,sebanyak 52 (65,8%) dari total sampel laki-laki menderita hipertensi dan 57,8% dari total sampel perempuan menderita hipertensi. Distribusi penderita hipertensi menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Penderita hipertensi menurut jenis kelaminJenis Kelamin

HipertensiLaki- LakiPerempuanTotal

n%n%N%

Tidak2734,21942,24637,1

Ya5265,82657,87862,9

Total7910045100124100

Jenis kelamin lak-laki menunjukkan angka yang lebih tinggi dari perempuan. Hal ini dapat dihubungkan dengan faktor life style yang mana laki-laki biasanya merokok, mengkonsumsi kopi dan makanan tinggi garam dimana hal itu merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi.

4.3.3 PendidikanDari 87 sampel yang terdiagnosis sebagai penderita hipertensi, sampel yang menderita hipertensi sebesar 71,1% tidak sekolah, 56,2% pada kelompok sampel berpendidikan Sekolah Dasar (SD), 56,5% pada Sekolah Menengah Pertama (SMP), 61,5% pada Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 63,6% sampel yang menderita hipertensi merupakan lulusan Sarjana. Distribusi penderita hipertensi menurut pendidikan dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Distribusi Penderita hipertensi menurut pendidikanPendidikan

HipertensiTidak SekolahSDSMPSMASarjanaTotal

N%n%N%N%n%N%

Tidak1328,91443,81043,5538,5436,44637,1

Ya3271,11856,21356,5861,5763,67862,9

Total4510032100231001310011100124100

Pendidikan yang rendah bahkan seseorang yang tidak sekola otomatis akan mempengaruhi tingkat pengetahuannya terutama mengenai hipertensi dan faktor-faktor penyebabnya. Seperti yang kita tahu salah satu dari faktor risiko hipertensi adalah gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan berlemak, merokok, dan jarangnya berolahraga. Kurangnya informasi tersebut tentu akan lebih rentan untuk terjadinya hipertensi (Zuraidah dkk,2012).

4.3.4 Pekerjaan

Dari 87 sampel yang terdiagnosis sebagai penderita hipertensi, diperoleh sebesar 64,6% menderita hipertensi dari total sampel yang tidak memiliki pekerjaan, dan 59,3% memiliki pekerjaan seperti pedagang, wiraswasta dan ibu rumah tangga. Distribusi penderita hipertensi menurut pekerjaan dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Distribusi Penderita hipertensi menurut pekerjaanPekerjaan

HipertensiTidak bekerjaBekerjaTotal

N%n%n%

Tidak2335,42440,74737,9

Ya4264,63559,37762,1

Total6510059100124100

Data tersebut menunjukkan bahwa angka tertinggi terjadi pada sampel yang tidak memiliki pekerjaan. Kurangnya beraktivitas merupakan salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi. Pada penelitian yang dilakukan Zuraidah dkk (2012) mengatakan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan atau aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi, dimana pada responden yang tidak memiliki pekerjaan lebih tinggi untuk mengalami kejadian hipertensi.4.3.5 Derajat Hipertensi

Dari 124 sampel, 37 orang tidak hipertensi dan 87 hipertensi. Dari 37 sampel yang terdiagnosis tidak hipertensi, 15 orang (12,2%) normal dan 22 orang (17,7%) prehipertensi. Dari 87 yang terdiagnosis sebagai penderita hipertensi, 21 orang (16,9%) hipertensi tahap 1, 23orang (18,5%) hipertensi tahap 2 dan 43 orang (34,7%) hipertensi sistolik terisolasi. Distribusi penderita hipertensi menurut derajat hipertensi dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Penderita hipertensi menurut derajat hipertensiKlasifikasiN%

Normal1512,2

Pre hipertensi2217,7

Hipertensi Tahap 12116,9

Hipertensi Tahap 22318,5

Hipertensi Sistole Terisolasi4334,7

Total124100

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kejadian hipertensi tertinggi terdiagnosis sebagai hipertensi sistolik terisolasi. Hipertensi sistolik terisolasi sering terjadi pada usia lanjut karena pembuluh darah arteri mengalami penurunan elastisitas atau kekakuan sehingga respons pembuluh darah untuk membesar atau mengecil menjadi berkurang. Gangguan elastisitas pembuluh darah ini menyebabkan tekanan darah sistolik meningkat sehingga volume darah di aorta (pembuluh darah dari jantung ke seluruh tubuh) berkurang yang pada akhirnya menyebabkan tekanan darah diastolik menjadi menurun. Semakin besar perbedaan antara tekanan darah sistolik dan diastolik, semakin besar pula resiko komplikasi ke pembuluh darah jantung dan akibatnya akan mempengaruhi organ-organ seperti jantung, otak dan ginjal.

4.3.6 Lama Hipertensi

Dari 87 sampel yang terdiagnosis sebagai pendeita hipertensi 36,8% tidak tahu bahwa menderita hipertensi, 24,1% kurang dari 1 tahun, 20,7% 1-5 tahun dan 18,4% menderita hipertensi lebih dari lima tahun. Distribusi penderita hipertensi menurut lama hipertensi dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Distribusi Penderita hipertensi menurut lama hipertensiKlasifikasiN%

Tidak tahu3236,8

< 1 tahun2124,1

1 5 tahun1820,7

> 5 tahun1618,4

Total87100

4.3.7 Gejala Klinis

Dari 87 sampel yang terdiagnosis sebagai penderita hipertensi, sebanyak 32,2% dari sampel mengeluh sakit kepala, 14,9% cepat marah, 9,2% susah tidur, 5,7% kaki bengkak, 29,9% rasa berat ditengkuk dan 8,1% mata berkunang-kunang. Distribusi penderita hipertensi menurut gejala yang dirasakan dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Distribusi Penderita hipertensi menurut gejala klinis yang dirasakanKlasifikasiN%

Sakit kepala2832,2

Cepat marah1314,9

Susah tidur89,2

Kaki bengkak55,7

Rasa berat di tengkuk2629,9

Mata berkunang-kunang78,1

Total87100

4.3.8 Riwayat Dalam KeluargaDari 87 sampel yang terdiagnosis sebagai penderita hipertensi, 35,6% dari sampel tidak tahu mengenai riwayat hipertensi dalam keluarga, 26,4% mengaku tidak memiliki riwayat hipertensi, 21,9% memiliki ayah dengan hipertensi, 6,8% memiliki ibu dengan hipertensi dan 9,3% memiliki ayah dan ibu dengan hipertensi. Distribusi penderita hipertensi menurut riwayat hipertensi dalam keluarga dapat dilihat pada tabel 11.Tabel 11. Distribusi Penderita hipertensi menurut riwayat hipertensi keluargaKlasifikasiN%

Tidak tahu3135,6

Tidak ada2326,4

Ayah1921,9

Ibu66,8

Ayah & Ibu89,3

Total87100

Dalam populasi umun peranan genetik dalam angka kejadian hipertensi sebenarnya masih sulit dipahami. Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa genetik tidak memiliki peran yang berarti dalam peningkatan angka kejadian hipertensi. Gaya hidup yang konsumtif, kurang aktivitas dan faktor usia merupakan penyebab hipertensi banyak terjadi pada responden yang tidak memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga.4.3.9 Kepatuhan Kontrol

Dari 87 sampel yang terdiagnosis sebagai penderita hipertensi, sebanyak 46 sampel (52,9%) tidak pernah kontrol hipertensi dan 41 sampel (47,1%) pernah kontrol hipertensi. Distribusi penderita hipertensi menurut kepatuhan kontrol sampel dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Distribusi Penderita hipertensi menurut kepatuhan kontrol sampelKlasifikasiN%

Tidak Pernah4652,9

Pernah4147,1

Teratur2629,9

Tidak teratur1517,2

Total87100

4.3.10 Obat

Dari 87 sampel yang terdiagnosis sebagai penderita hipertensi, sebanyak 37,9% tidak minum obat, 21,8% meminum catopril, 24,1% meminum Amlodipine 5mg, 5,8% meminum V-Block, 3,5% herbal dan 6,9% tidak tahu jenis obat yang diminum. Distribusi penderita hipertensi menurut obat-obatan yang dikonsumsi dapat dilihat pada tabel 13.Tabel 13. Distribusi penderita hipertensi menurut obat-obatan yang dikonsumsiObatN%

Tidak minum obat3337,9

Catopril1921,8

Amlodipine 5mg2124,1

V-Block55,8

Herbal hipertensi33,5

Tidak tahu66,9

Total87100

4.3.11 Komplikasi

Dari 87 sampel yang terdiagnosis sebagai penderita hipertensi, sebanyak 27 sampel (31,1%) tidak tahu apakah menderita komplikasi akibat hipertensi, 27,6% mengaku tidak memiliki komplikasi, 26,4% menderita stroke ringan, 2,3% mengaku memiliki penyakit ginjal akibat hipertensi, dan 12,6% memiliki penyakit jantung. Distribusi penderita hipertensi menurut komplikasi akibat hipertensi dapat dilihat pada tabel 14.Tabel 14. Distribusi Penderita hipertensi menurut komplikasi akibat hipertensiKlasifikasiN%

Tidak ada2427,6

Stroke2326,4

Ginjal22,3

Jantung1112,6

Tidak tahu2731,1

Total87100

4.3.12 Tingkat PengetahuanDari delapan pertanyaan yang ditanyakan kepada responden untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap hipertensi, sebanyak 67 responden (54,1%) memiliki pengetahuan yang cukup mengenai hipertensi, 39 responden (31,5%) masih kurang dan 18 responden (14,4%) berpengetahuan baik mengenai hipertensi. Distribusi pengetahuan responden dengan metode pengukuran kuesioner dapat dilihat pada tabel 15.Tabel 15. Distribusi Pengetahuan Responden mengenai hipertensi PengetahuanN%

Buruk3931,5

Sedang6754,1

Baik1814,4

Total124100

Dari 87 sampel yang terdiagnosis sebagai penderita hipertensi, sebanyak 30 sampel (34,5%) memiliki pengetahuan yang kurang mengenai hipertensi, 51,7% berpengetahuan sedang, dan 13,8% memiliki pengetahuan yang baik mengenai hipertensi. Distribusi penderita hipertensi menurut pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Distribusi Penderita Hipertensi menurut pengetahuan respondenPengetahuanN%

Buruk3034,5

Sedang4551,7

Baik1213,8

Total87100

35