bab iv hasil dan pembahasan...
TRANSCRIPT
53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1. Deskripsi Penelitian 4.1.1. Profil Sekolah
SD Negeri Kemirirejo 1 terletak ditengah Kota
Magelang, letaknya sangat strategis mudah dijangkau dari
arah manapun, beralamat di Jalan Tentara Pelajar No 110 B
Magealang.SD Negeri Kemirirejo 1 berdiri pada tahun 1958
adapun penegriannya pada tahun 1985. SD Negeri
Kemirirejo1memiliki NPSN 20327660 dan Nomor Statistik
Sekolah (NSS) 101036003027, Sedangkan nilai akreditasi
sekolah terakhir mendapat nilai A.
Berdasarkan Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan
Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) diketahui
bahwa misi SD Negeri Kemirirejo 1adalah: “Unggul Dalam
Dinamika Prestasi Santun Dalam Budi Pekerti”.
Adapun misinya adalah: 1) Memberikan pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan; 2) Menumbuhkan
pola kehidupan yang berdasarkan norma agama, budaya,
estetika dan kebangsaan; 3) Menjunjung tinggi adi wiyata,
lingkungan yang bersih, hijau dan nyaman;
4)Menumbuhkembangkan budaya 3 S (Senyum, Salam,
Salim); 5) Mengembangkan budaya malu, malu terlambat,
malu melakukan kesalahan, malu tidak berprestasi; 6)
54
Meningkatkan nilai prestasi UN, KKM, dan Standar
Kelulusan 7) Meningkatkan berbudaya ibadah
Adapun tujuan sekolah yang akan dicapai sebagai berikut:
1) Menumbuhkembangkan pembelajaran PAKEM secara
menyeluruh dari 4 mata pelajaran menjadi 7 mata
pelajaran; 2) Meningkatkan nilai rata-rata kenaikan kelas I -
V dari 6,00 menjadi 6,50; 3) Meningkatkan standar
kelulusan dari 4,50 menjadi 5,00; 4) Memberdayakan
potensi guru dalam bidang akademik dari 70% menjadi
85%; 5) Meningkatkan kejuaraan bola volly mini dan sepak
takraw menjadi juara I Tingkat Jawa Tengah; 6)
Meningkatkan prestasi kepramukaan menjadi juara I
Tingkat Karesidenan; 7) Meningkatkan prestasi atletik
menjadi juara I Tingkat Jawa Tengah; 8) Meningkatkan
kuantitas kegiatan keagamaan dari 75% menjadi 90%; 9)
Meningkatkan budaya disiplin warga sekolah dari 70%
menjadi 90%; 10) Meningkatkan peran Orang Tua Murid
dari 60% menjadi 80%; 11) Meningkatkan Peran Serta
Masyarakat dari 50% menjadi 70%; 12) Meningkatkan
pemeliharaan kelas dari 70% menjadi 90%; 13)
Meningkatkan kebersihan lingkungan halaman dari 70%
menjadi 90%; 14) Meningkatkan lingkungan indah dari 60%
menjadi 80%; 15) Meningkatkan keagamaan , sholat jamaah
dhuhur, kultum Kamis pagi jam 06.45-07.15; 16)
Meningkatkan nilai kejujuran dengan adanya kantin
kejujuran
55
Pada tahun pelajaran 2014/2015 SD Negeri Kemirirejo 1
Kota Magelang memiliki peserta didik 415 siswa, yang
terbagi dalam 12 rombongan belajar, tiap kelas terdiri dari 2
rombongan belajar.
Berdasarkan identifikasi dokumen sekolah dapat
diketahui bahwa jumlah pendidik dan tenaga kependidikan
di SD Negeri Kemirirejo 1 berjumlah 22 orang dengan
rincian guru berjumlah 17 orang dan pegawai administrasi/
karyawan berjumlah 5 orang. Sedangkan guru yang
berjumlah 17 orang terdiri dari guru berstatus PNS
sebanyak 14 orang dan guru tidak tetap (GTT) sebanyak 3
orang (Profil Sekolah:2015)
Adapun guru-guru tersebut mengajar sebagai guru kelas
sebanyak 10 orang, guru olah raga 1 orang, guru agama
Islam 1 orang, guru agama Katolik 1 orang, guru agama
Kristen 1 orang.
Kepala Sekolah telah menjabat kurang lebih 6 tahun
akan tetapi di sekolah ini baru 2 tahun, walaupun belum
lama karena kekeluargaan dibangun dengan baik kepala
sekolah sudah mengetahui karakter guru-gurunya,
diketahui dari wawancara. Untuk penilaian kinerja mengajar
guru-guru di SD Negeri Kemirirejo 1 rata-rata baik.
Adapun sarana dan prasarana SD Kemirirejo 1 cukup
karena sering mendapat bantuan dari pemerintah berupa
gedung dan alat-alat peraga.
56
Prestasi sekolah bagus utamaya bidang olah raga
sepak takraw, catur, dan Bola Volly mini hampir tiap tahun
mewakili Kota Magelang maju lomba tingkat Karesidenan
maupun tingkat Provinsi.
4.1.2. Masalah-masalah dalam Penelitian Tindakan Sekolah
RPP yang dibawa guru ke kelas untuk panduan
mengajar merupakan hasil kopi paste dan tidak disesuaikan
dengan keadaan siswa di kelas. RPP hanya sekedar
formalitas untuk memenuhi tuntutan administrasi, RPP
tidak dipelajari terlebih dahulu, padahal RPP adalah
panduan dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran
yang berlangsung terkesan seadanya. Alokasi waktu tidak
sesuai dengan RPP, terkadang pembelajaran menjadi keluar
jalur atau tidak sesuai dengan waktu yang dijadwalkan
dalam RPP sehingga tujuan pembelajaran ada yang tidak
tercapai.
Alat peraga yang digunakan hanya gambar yang ada
pada buku, alat peraga yang digunakan terkesan ala
kadarnya, padahal jika guru mau berusaha di sekolah
banyak alat peraga dari pemerintah, atau dengan cara lain
guru bisa membuat alat peraga sederhana dengan
menggunakan barang yang ada di sekitar atau bisa juga
siswa diajak ke luar kelas memanfaatkan lingkungan yang
disesuaikan dengan materi pembelajaran.
57
Akhir pembelajaran kadang guru tidak melaksanakan
evaluasi karena dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar guru kurang memperhatikan waktu yang tersedia
dan sering mengambil jam mata pelajaran lain untuk
menambah kekurangan waktunya tersebut.
4.1.3. Alternatif Pemecahan Masalah Untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
guru yang berhubungan dengan peningkatan kinerja
mengajar guru peneliti menawarkan kepada kepala sekolah
mengadakan: 1) studi banding, guru diajak ke suatu sekolah
yang lebih maju untuk melihat cara mengajar/ observasi
dengan harapan guru dapat mengambil manfaat untuk
meningkatkan kinerjanya, 2) diadakan seminar di sekolah
dengan mengundang nara sumber, 3) diadakan peer
teaching dari guru yang mengajar lebih baik dan 4)
diadakan pendampingan oleh kepala sekolah kepada guru
dengan supervisi.
Setelah dilakukan diskusi dengan kepala sekolah dan
guru SD Negeri Kemirirejo 1 Kota Magelang disepakati
mengadakan pendampingan kepala sekolah pada waktu
melaksanakan supervisi kunjungan kelas dengan
menggunakan beberapa pertanyaan yang berupa lembar
observasi dengan dua siklus.
58
4.1.3.1. Pemecahan Masalah pada Siklus 1 a. Perencanaan
Agar tujuan tindakan dapat tercapai yaitu
“peningkatan kinerja mengajar guru dalam proses
pembelajaran melalui supervisi akademik kepala
sekolah” dipersiapkan semua aspek yang berkaitan
dengan hal tersebut terutama yang berkaitan dengan
guru dan supervisor. Untuk mengukur kinerja mengajar
guru perlu dipersiapkan angket. Angket diadopsi dari
Lampiran Penilaian Kinerja Mengajar Guru. Angket ini
berisi 40 (empat puluh) deskriptor, yaitu deskriptor 1-8
berkaitan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), deskriptor 9-32 berkaitan dengan Pelaksanaan
Pembelajaran, dan descriptor 33-40 berkaitan dengan
Evaluasi Pembelajaran.
Lembar observasi ini digunakan oleh kepala
sekolah (supervisor) sebagai daftar penilaian terhadap
kinerja mengajar guru. Skala nilai adalah 1-5 dengan
ketentuan sebagai berikut: Nilai 5 jika semua deskriptor
tampak, nilai 4 jika sebagian besar deskriptor yang
tampak, nilai 3 jika hanya sebagian deskriptor yang
tampak, nilai 2 jika hanya sebagian kecil deskriptor yang
tampak, dan nilai 1 jika tidak ada deskriptor yang
tampak. Selain itu perlu dipersiapkan jadwal
pelaksanaan supervisi. Agar pelaksanaan supervisi dapat
dilaksanakan dalam waktu yang tidak lama maka jadwal
59
yang sudah ada direvisi kembali sehingga
pelaksanaannya hanya memakan waktu 1 (satu) minggu
untuk tiga orang guru.
Mengingat jadwal pelaksanaan supervisi yang
begitu padat, maka kepala sekolah dibantu oleh seorang
supervisor. Kepala sekolah melaksanakan supervisi
akademik kepada guru yang mengajar kelas rendah 1
orang, kelas tinggi 1 orang dan guru mata pelajaran 1
orang disupervisi oleh supervisor yang ditunjuk.
b. Pelaksanaan Supervisi dilaksanakan di dalam ruang kelas 1,
ruang kelas 5 dan ruang kelas 3 untuk guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Supervisi
dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)
untuk tiap-tiap guru. Pelaksanaan tindakan dimulai
minggu keempat Maret 2015.Guru mengkondisikan kelas
untuk kegiatan pembelajaran, setelah itu guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kegiatan di kelas
didominasi guru dengan metode ceramah sehingga siswa
kurang aktif, karena guru tidak menggali potensi siswa,
pengetahuan yang diterima siswa terkesan dangkal,
siswa masih kurang memperhatikan.
c. Pengamatan dan Evaluasi Pengamatan dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh
supervisor. Observer memantau secara langsung di
60
dalam ruang belajar. Observer berpedoman kepada
lembar observasi (angket) yang disediakan.
Evaluasi dilakukan setelah proses pembelajaran
selesai dengan menjumlahkan skor perolehan masing-
masing guru yang ada dalam lembar observasi yang
terdiri dari 40 butir deskriptor, masing-masing deskriptor
diberi skor/nilai 1-5.
d. Refleksi Setelah memperhatikan seluruh rangkaian
pelaksanaan tindakan pada siklus 1, terdapat beberapa
hal yang perlu mendapat perhatian, antara lain:
1) Tujuan pembelajaran yang tercantum dalam RPP
tidak semuanya tercapai oleh guru. Guru perlu
dibekali untuk menyusun RPP yang benar agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
2) Secara umum guru hanya menggunakan buku paket
sebagai media pembelajaran. Gambar-gambar yang
ada dalam buku paket pada umumnya dijadikan
sebagai media. Media kreasi guru tidak ditemukan
selama pelaksanaan tindakan siklus 1.
3) Tidak semua guru menyediakan instrumen penilaian
untuk materi pembelajaran yang diajarkannya.
Sebaiknya guru mempersiapkannya sejalan dengan
pembuatan RPP.
61
4.1.3.2. Pemecahan Masalah pada Siklus 2 a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi siklus 1, hal-hal yang
perlu disempurnakan pada siklus 2 adalah sebagai
berikut:
1) Pembekalan diberikan kepada guru untuk menyusun
RPP yang benar agar seluruh kegiatan tidak lari dari
tujuan pembelajaran. Pembekalan dilakukan secara
umum untuk seluruh guru.
2) Mengingat pentingnya media pembelajaran maka
supervisor menyarankan kepada guru agar
memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia di
sekolah dan media buatan guru.
3) Diingatkan kepada guru untuk menyusun instrumen
penilaian (soal, kunci, pedoman penskoran) sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam
RPP.
Supervisor mengumpulkan seluruh guru di kantor
guru untuk menindaklanjuti hasil refleksi siklus 1.
Supervisor menjelaskan secara umum temuan-temuan
yang diperoleh selama supervisi kelas dilaksanakan.
Supervisor mempersiapkan alat/bahan yang dibutuhkan
untuk menjelaskan hal-hal tersebut di atas, seperti
Angket (Lembar Observasi), materi dalam bentuk power
point, laptop, LCD (in focus), dan lain-lain.
62
b. Pelaksanaan Sama halnya dengan pelaksanaan pada siklus 1,
pada siklus 2 ini supervisor melaksanakan supervisi di
dalam ruang kelas selama 2 x 35 menit/ guru.
Pelaksanaan tindakan berlangsung selama satu minggu
yaitu minggu kedua April 2015. Guru lebih mampu
mengkondisikan kelas untuk kegiatan pembelajaran,
setelah itu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan di kelas sudah tidak didominasi guru dan
siswa-siswa lebih aktif, karena guru menggali potensi
siswa dengan tanya jawab dan diskusi.
Pada saat guru melaksanakan proses
pembelajaran, supervisor mengamati proses
pembelajaran dan sekaligus mengisi angket yang telah
disediakan. Supervisor mengikuti semua kegiatan guru
dan siswa, mulai dari pembukaan, pelaksanaan, sampai
dengan penutup.
c. Pengamatan dan Evaluasi Pengamatan dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh
supervisor. Observer memantau secara langsung di
dalam ruang belajar. Observer berpedoman kepada
lembar observasi (angket) yang disediakan.
Evaluasi dilakukan setelah proses pembelajaran
selesai dengan menjumlahkan skor perolehan masing-
masing guru yang ada dalam lembar observasi yang
63
terdiri dari 40 butir deskriptor, masing-masing deskriptor
diberi skor/nilai 1-5.
d. Refleksi Setelah memperhatikan seluruh rangkaian
pelaksanaan tindakan pada siklus 2, hal-hal yang
menjadi perhatian utama, yakni:
1) Tujuan pembelajaran yang tercantum dalam RPP
sudah tercapai oleh guru karena guru dapat
menyusun RPP yang efektif dan efisien.
2) Media kreasi guru sudah ada ditemukan selama
pelaksanaan tindakan siklus 2.
3) Semua guru telah menyediakan instrumen penilaian
untuk materi pembelajaran yang diajarkannya.
4.1.3.3. Deskripsi Hasil Penelitian a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pernyataan 1-8
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang mencakup
kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak
menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung perilaku
hasil belajar), pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan
dan karakteristik peserta didik), pengorganisasian materi
ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan
alokasi waktu), pemilihan sumber/media pembelajaran
(sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta
didik), kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah
kegiatan pembelajaran: awal, inti, dan penutup), kerincian
skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin
64
strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap),
kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran, dan
kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran).
Secara rinci tiap guru diperoleh hasil sebagai berikut.
1) Guru Kelas 1
Guru Kelas 1 memberikan gambaran dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1
diperoleh skor 34 dan siklus 2 diperoleh skor 35.Skor
maksimal dari 8 pernyataan adalah 40, sehingga
pencapaian skor 34 dan 35 diperoleh nilai 34/40= 85
dan 35/40= 87,5. Gambaran pencapaian skor siklus 1
dan 2 pada guru kelas 1 adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Kategori Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru Kelas 1 Siklus 1 dan 2
No. Skor Nilai Perolehan Siklus
2-Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
1 34 35 85,00 87,50 2,50 Sumber: Data diolah, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa guru kelas 1 dalam kegiatan rencana pelaksanaan
pembelajaran berada pada kategori kedua diantara 80-89
dan dikategorikan baik. Peningkatan rencana
pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 terjadi pada
pernyataan nomor 5, yaitu kejelasan skenario
pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
awal, inti, dan penutup).
65
2) Guru Kelas 5 Guru kelas 5 memberikan gambaran dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1
diperoleh skor 35 dan siklus 2 diperoleh skor 36. Skor
maksimal dari 8 pernyataan adalah 40, sehingga
pencapaian skor 35 dan 36 diperoleh nilai 35/40= 87,5
dan 36/40= 90. Gambaran pencapaian skor siklus 1 dan
2 pada guru kelas 5 adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Kategori Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru Kelas 5 Siklus 1 dan 2
No. Skor Nilai Perolehan Siklus 2-Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
1 35 36 87,50 90,00 2,50 Sumber: Data diolah, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa guru kelas 5 dalam kegiatan rencana pelaksanaan
pembelajaran siklus 1 berada pada kategori kedua
diantara 80-89 dan dikategorikan baik dan siklus 2
berada pada kategori pertama diantara 90-100 dan
dikategorikan sangat baik. Peningkatan rencana
pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 terjadi pada
pernyataan nomor 1, yaitu kejelasan perumusan tujuan
pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan
mengandung perilaku hasil belajar).
3) Guru Mata Pelajaran PAI
Guru mata pelajaran PAI memberikan gambaran
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1
66
diperoleh skor 36 dan siklus 2 diperoleh skor 37. Skor
maksimal dari 8 pernyataan adalah 40, sehingga
pencapaian skor 36 dan 37 diperoleh nilai 36/40= 90
dan 37/40= 92,5. Gambaran pencapaian skor siklus 1
dan 2 pada Guru mata pelajaran PAI adalah sebagai
berikut.
Tabel 4. Kategori Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru Mata Pelajaran PAI Siklus 1 dan 2
No. Skor Nilai Perolehan Siklus 2-Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
1 36 37 90,00 92,5 2,50 Sumber: Data diolah, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa guru mata pelajaran PAI dalam kegiatan rencana
pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dan 2 berada pada
kategori pertama diantara 90-100 dan dikategorikan
sangat baik. Peningkatan rencana pelaksanaan
pembelajaran pada siklus 2 terjadi pada pernyataan
nomor 5, yaitu kejelasan skenario pembelajaran
(langkah-langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti, dan
penutup).
b. Pelaksanaan Pembelajaran pernyataan 9-32 Pelaksanaan pembelajaran mencakup 24 penilaian
yang terdiri dari memeriksa kesiapan siswa, melakukan
kegiatan apersepsi, menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran, mengaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan, menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai
67
dengan hierarki belajar, mengaitkan materi dengan realitas
kehidupan, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai, melaksanakan
pembelajaran secara runtut, menguasai kelas,
melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual,
melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif, melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan,
menggunakan media secara efektif dan efisien,
menghasilkan pesan yang menarik, melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media, menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran, menunjukkan sikap terbuka terhadap
respons siswa, menumbuhkan keceriaan dan antusisme
siswa dalam belajar, memantau kemajuan belajar selama
proses, melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan), menggunakan bahasa lisan dan tulis
secara jelas, baik, dan benar, menyampaikan pesan dengan
gaya yang sesuai, melakukan refleksi atau membuat
rangkuman dengan melibatkan siswa, melaksanakan tindak
lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau
tugas sebagai bagian remidi/pengayaan. Secara rinci tiap
guru diperoleh hasil sebagai berikut.
1) Guru Kelas 1
Guru Kelas 1 memberikan gambaran dalam
pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 diperoleh skor
100 dan siklus 2 diperoleh skor 102. Skor maksimal dari
68
24 pernyataan adalah 120, sehingga pencapaian skor
100 dan 102 diperoleh nilai 100/120= 83,33 dan
102/120= 85,00. Gambaran pencapaian skor siklus 1
dan 2 pada guru kelas 1 adalah sebagai berikut.
Tabel 5. Kategori Pelaksanaan Pembelajaran Guru Kelas 1 Siklus 1 dan 2
No. Skor Nilai Perolehan Siklus 2-Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
1 100 102 83,33 85,00 1,67 Sumber: Data diolah, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa guru kelas 1 dalam kegiatan pelaksanaan
pembelajaran siklus 1 dan 2 berada pada kategori kedua
diantara 80-89 dan dikategorikan baik. Peningkatan
rencana pembelajaran pada siklus 2 terjadi pada
pernyataan nomor 20, yaitu Melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan dan
nomor 27, yaitu Memantau kemajuan belajar selama
proses.
2) Guru Kelas 5
Guru kelas 5 memberikan gambaran dalam
pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 diperoleh skor
99 dan siklus 2 diperoleh skor 104. Skor maksimal dari
24 pernyataan adalah 120, sehingga pencapaian skor 99
dan 104 diperoleh nilai 99/120= 82,50 dan 104/120=
86,67. Gambaran pencapaian skor siklus 1 dan 2 pada
guru kelas 5 adalah sebagai berikut.
69
Tabel 6. Kategori Pelaksanaan Pembelajaran Guru Kelas 5 Siklus 1 dan 2
No. Skor Nilai Perolehan Siklus 2-Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
1 99 104 82,50 86,67 4,17 Sumber: Data diolah, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa guru kelas 5 dalam kegiatan pelaksanaan
pembelajaran siklus 1 dan 2 berada pada kategori kedua
diantara 80-89 dan dikategorikan baik. Peningkatan
rencana pembelajaran pada siklus 2 terjadi pada
pernyataan nomor 9, yaitu memeriksa kesiapan siswa,
nomor 11, yaitu menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran, nomor 17, yaitu menguasai kelas, dan
nomor 26, yaitu menunjukkan sikap terbuka terhadap
respons siswa.
3) Guru Mata Pelajaran PAI
Guru mata pelajaran PAI memberikan gambaran
dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 diperoleh
skor 98 dan siklus 2 diperoleh skor 99. Skor maksimal
dari 24 pernyataan adalah 120, sehingga pencapaian
skor 98 dan 99 diperoleh nilai 98/120= 86,70 dan
99/120= 82,50. Gambaran pencapaian skor siklus 1 dan
2 pada guru mata pelajaran PAI adalah sebagai berikut.
70
Tabel 7. Kategori Pelaksanaan Pembelajaran Guru Mata Pelajaran PAI Siklus 1 dan 2
No. Skor Nilai Perolehan Siklus 2-Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
1 98 99 81,67 82,50 0,83 Sumber: Data diolah, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa guru mata pelajaran PAI dalam kegiatan
pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dan 2 berada pada
kategori kedua diantara 80-89 dan dikategorikan baik.
Peningkatan rencana pembelajaran pada siklus 2 terjadi
pada pernyataan nomor 29, yaitu menggunakan bahasa
lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar.
c. Evaluasi Pembelajaran pernyataan 33-40 Evalusi pembelajaran terdiri dari 8 item penilaian
yang meliputi, penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan, mencantumkan bentuk evaluasi,
mencantumkan jenis evaluasi, disesuaikan dengan alokasi
waktu yang tersedia, evaluasi disesuaikan dengan kaidah
evaluasi, penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP,
menggunakan rubrik penilaian yang tepat, memberikan
tugas (remedial/enrichment) kepada siswa baik secara
individu maupun kelompok. Secara rinci gambaran
perolehan penilaian kijerna guru tentang evaluasi
pembelajaran adalah sebagai berikut.
71
1) Guru Kelas 1
Guru Kelas 1 memberikan gambaran dalam
evaluasi pembelajaran pada siklus 1 diperoleh skor 32
dan siklus 2 diperoleh skor 34. Skor maksimal dari 8
pernyataan adalah 40, sehingga pencapaian skor 32 dan
34 diperoleh nilai 32/40= 80,00 dan 34/40= 85,00.
Gambaran pencapaian skor siklus 1 dan 2 pada guru
kelas 1 adalah sebagai berikut.
Tabel 8. Kategori Evaluasi Pembelajaran Guru Kelas 1 Siklus 1 dan 2
No. Skor Nilai Perolehan Siklus 2-Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
1 32 34 80,00 85,00 5,00 Sumber: Data diolah, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa guru kelas 1 dalam kegiatan evaluasi
pembelajaran siklus 1 dan 2 berada pada kategori kedua
diantara 80-89 dan dikategorikan baik. Peningkatan
rencana pembelajaran pada siklus 2 terjadi pada
pernyataan nomor 36, yaitu disesuaikan dengan alokasi
waktu yang tersedia.
2) Guru Kelas 5
Guru Kelas 5 memberikan gambaran dalam
evaluasi pembelajaran pada siklus 1 diperoleh skor 34
dan siklus 2 diperoleh skor 35. Skor maksimal dari 8
pernyataan adalah 40, sehingga pencapaian skor 34 dan
35 diperoleh nilai 34/40= 85,00 dan 35/40= 87,50.
72
Gambaran pencapaian skor siklus 1 dan 2 pada guru
kelas 5 adalah sebagai berikut.
Tabel 9. Kategori Evaluasi Pembelajaran Guru Kelas 5 Siklus 1 dan 2
No. Skor Nilai Perolehan Siklus 2-Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
1 34 35 85,00 87,50 2,50 Sumber: Data diolah, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa guru kelas 5 dalam kegiatan evaluasi
pembelajaran siklus 1 dan 2 berada pada kategori kedua
diantara 80-89 dan dikategorikan baik. Peningkatan
rencana pembelajaran pada siklus 2 terjadi pada
pernyataan nomor 34, yaitu mencantumkan bentuk
evaluasi.
3) Guru Mata Pelajaran PAI
Guru mata pelajaran PAI memberikan gambaran
dalam evaluasi pembelajaran pada siklus 1 diperoleh
skor 33 dan siklus 2 diperoleh skor 34. Skor maksimal
dari 8 pernyataan adalah 40, sehingga pencapaian skor
33 dan 34 diperoleh nilai 33/40= 82,50 dan 34/40=
85,00. Gambaran pencapaian skor siklus 1 dan 2 pada
guru mata pelajaran PAI adalah sebagai berikut.
73
Tabel 10. Kategori Evaluasi Pembelajaran Guru Mata Pelajaran PAI Siklus 1 dan 2
No. Skor Nilai Perolehan Siklus 2-Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
1 33 34 82,50 85,00 2,50 Sumber: Data diolah, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa guru mata pelajaran PAI dalam kegiatan evaluasi
pembelajaran siklus 1 dan 2 berada pada kategori kedua
diantara 80-89 dan dikategorikan baik. Peningkatan
rencana pembelajaran pada siklus 2 terjadi pada
pernyataan nomor 36, yaitu disesuaikan dengan alokasi
waktu yang tersedia.
4.2. Pembahasan 4.2.1. Pendampingan Supervisi Kunjungan Kelas
Berdasarkan hasil penelitian dari ketiga guru
diperoleh hasil bahwa rata-rata perolehan skor kinerja
mengajar guru baik dari segi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajar dan Evaluasi
Pembelajaran dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat
dari hasil skor yang diperoleh dari beberapa pernyataan.
Rincian hasil perolehan penilaian kinerja mengajar guru dari
ketiga guru adalah sebagai berikut.
74
Tabel 11. Rekapitulasi Skor Kinerja mengajar Guru Siklus 1 dan 2
No. Guru
Skor Nilai Perolehan Siklus 2-Siklus
1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1 34 35 85,00 87,50 2,50 2 35 36 87,50 90,00 2,50 3 36 37 90,00 92,50 2,50
Rata-rata 35,00 36,00 87,50 90,00 2,50
Pelaksanaan Pembelajaran 1 100 102 83,33 85,00 1,67 2 99 104 82,50 86,67 4,17 3 98 99 81,67 82,50 0,83
Rata-rata 99,00 101,67 82,50 84,72 2,22
Evaluasi Pembelajaran 1 32 34 80,00 85,00 5,00 2 34 35 85,00 87,50 2,50 3 33 34 82,50 85,00 2,50
Rata-rata 33,00 34,33 82,50 85,83 3,33
Sumber: Data diolah, 2015
Berdasarkan hasil penelitian pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran diperoleh nilai 87,50 pada siklus
1 dengan kategori baik dan nilai 90,00 pada siklus 2
kategori sangat baik. Rata-rata peningkatan sebesar 2,50%.
Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
baik sangat penting karena rencana pelaksanaan
pembelajaran memuat tentang tujuan dari pembelajaran
yang mana setiap pokok bahasan akan memiliki tujuan
yang berbeda. Selain itu RPP juga memuat tentang
75
perencanaan bahan, perencanaan alat peraga, metode
pengajaran dan prosedur-prosedur pembelajaran. Minimal
dengan guru membuat RPP guru akan tau materi apa yang
akan ia ajarkan untuk siswa-siswinya esok hari. Maka dari
itu setiap guru, dalam kondisi dan situasi bagaimanapun,
guru tetap harus membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), karena perencanaan merupakan
pedoman pembelajaran. Dalam mengajar Guru boleh tidak
membuat kurikulum, boleh juga tidak membuat alat peraga,
bahkan dalam hal tertentu tidak melakukan penilaian,
tetapi tidak boleh tidak membuat perencanaan.
Demikian pentingnya perencanaan bagi guru,
sehingga salah kalau ada anggapan bahwa guru cukup
mengembangkan silabus. Silabus itu masih umum dan
masih perlu dijabarkan ke dalam perencanaan atau RPP
yang lebih khusus. Dalam hal ini, silabus belum memuat
secara rinci apa yang harus dilakukan oleh peserta didik,
apa yang harus dilakukan guru dalam membantu peserta
didik membentuk kompetensi, apa yang harus digunakan,
bagaimana caranya, serta berapa lama waktu yang
diperlukan. Oleh karena itu, dalam setiap implementasi
kurikulum, guru tetap dituntut dan harus membuat RPP,
hanya caranya bisa lebih disederhanakan.
Dengan demikian, RPP merupakan upaya untuk
memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran. Upaya tersebut perlu dilakukan
76
untuk mengkoordinasikan komponen-komponen
pembelajaran, yakni kompetensi dasar, materi standar,
indikator hasil belajar, dan penilaian berbasis kelas (PBK).
Berdasarkan hasil penelitian pada Pelaksanaan
Pembelajaran diperoleh nilai 82,50 pada siklus 1 dengan
kategori baik dan nilai 84,72 pada siklus 2 kategori baik.
Rata-rata peningkatan sebesar 2,22%.
Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi
dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari
perencanaan pengajaran/ pembelajaran/ pembelajaran yang
sudah dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaannya akan
sangat tergantung pada bagaimana perencanaan pengajaran
sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum.
Pemeriksaan kesiapan siswa, melakukan kegiatan
apersepsi, menunjukkan penguasaan materi pembelajaran,
mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan,
menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan
hierarki belajar, mengaitkan materi dengan realitas
kehidupan, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai, melaksanakan pembelajaran
secara runtut, menguasai kelas, melaksanakan
pembelajaran yang bersifat kontekstual, melaksanakan
pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan
positif, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan, menggunakan media secara
efektif dan efisien, menghasilkan pesan yang menarik,
77
melibatkan siswa dalam pemanfaatan media,
menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran,
menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa,
menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam
belajar, memantau kemajuan belajar selama proses,
melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan), menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
baik, dan benar, menyampaikan pesan dengan gaya yang
sesuai, melakukan refleksi atau membuat rangkuman
dengan melibatkan siswa, melaksanakan tindak lanjut
dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas
sebagai bagian remidi/pengayaan. Kaitannya dengan
kinerja, guru harus mampu melaksanakan semua proses
pelaksanaan pembelajaran agar kinerja mengajar guru
dapat dikatakan baik atau bahkan sangat baik.
Berdasarkan hasil penelitian pada Evaluasi
Pembelajaran diperoleh nilai 82,50 pada siklus 1 dengan
kategori baik dan nilai 85,83 pada siklus 2 kategori baik.
Rata-rata peningkatan sebesar 3,33%.
Evaluasi proses pembelajaran merupakan tahap yang
perlu dilakukan oleh guru untuk menentukan kualitas
pembelajaran. Kegiatan ini sering disebut juga sebagai
refleksi proses pembelajaran, karena kita akan menemukan
kelebihan dan kekurangan dari proses pembelajaran yang
telah dilakukan. Dalam Permen No. 41 tahun 2007 tentang
Standar proses dinyatakan bahwa evaluasi proses
78
pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas
pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap
perencanaan poses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi
proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: (a)
membandingkan poses pembelajaran yang dilaksanakan
guru dengan standar proses dan (b) mengidentifikasi kinerja
mengajar guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan
kompetensi guru. Evaluasi pembelajaran setidaknya
memenuhi penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan, mencantumkan bentuk evaluasi,
mencantumkan jenis evaluasi, disesuaikan dengan alokasi
waktu yang tersedia, evaluasi disesuaikan dengan kaidah
evaluasi, penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP,
menggunakan rubrik penilaian yang tepat, memberikan
tugas (remedial/enrichment) kepada siswa baik secara
individu maupun kelompok.
Secara keseluruhan penilaian kinerja mengajar guru
dari skor perolehan pada siklus 2 lebih tinggi bila
dibandingkan dengan perolehan pada siklus 1 seperti
terlihat pada tabel 2 berikut.
79
Tabel 12. Rekapitulasi Skor Kinerja Mengajar Guru Secara Umum Siklus 1 dan 2
No. Guru
Skor Nilai Perolehan Siklus 2-Siklus
1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2 1 166 171 83,00 85,50 2,50 2 168 175 84,00 87,50 3,50 3 167 170 83,50 85,00 1,50
Rata-rata 167,00 172,00 83,50 86,00 2,50
Sumber: Data diolah, 2015
Pada tabel di atas kelihatan bahwa rata-rata skor
pada siklus 1adalah 167 dan nilai perolehan adalah 83,5
(Baik). Sedangkan rata-rata skor pada siklus 2 adalah 172
dan nilai perolehan 86 (Baik). Terdapat selisih antara kedua
siklus sebesar 2,5 yang berarti bahwa perolehan pada siklus
2 lebih tinggi dari siklus 1.
Berdasarkan hasil tersebut di atas, disimpulkan
bahwa kemampuan kinerja mengajar guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran di SD Negeri Kemirirejo
1 Kota Magelang dapat ditingkatkan melalui supervisi
kunjungan kelas oleh kepala sekolah.
Hasil penelitian di atas mendukung pendapat
Sahertian (2008:49) bahwa, standar kinerja mengajar guru
itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan
tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual,
(2) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3)
pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa
dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan
80
yang aktif dari guru. Penelitian Hasanah dan Sholen (2014)
juga menyimpulkan bahwa persepsi guru terhadap
pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah mendapat
tanggapan yang positif karena dengan persepsi dari berbagai
faktor yang diterima guru, mempengaruhi kinerja pada
proses pembelajaran. Hasil penelitian ini sejalan dengan Lili
Ng Chui Mi dan Regina (2013) serta Obiweluozor dkk (2013)
yang menyimpulkan bahwa kegiatan supervisi adalah untuk
mempertahankan standar yang diperlukan pendidikan dan
meningkatkan pertumbuhan profesional guru.
4.2.2. Peningkatan Kemampuan Proses Pembelajaran di Kalangan Guru SD Negeri Kemirirejo 1 Kota Magelang
Sisi lain yang perlu dikembangkan dalam teknik
kunjungan kelas dan observasi menurut Sahertian
(2008:56) yakni menghilangkan hal-hal adanya kesan
atasan dan bawahan, sebab kesan ini akan menimbulkan
kesan negatif baik bagi yang melaksanakan observasi
ataupun yang diobservasi itu sendiri, akan tetapi hubungan
yang harus dikembangkan adalah atas dasar kerjasama dan
profesionalisme antara guru, kepala sekolah dan supervisor
itu sendiri. Penelitian yang dilakukan sebelumnya yang
dilakukan oleh Rahmayanti, Khairuddin & Nasir Usman
(2014) memfokuskan pada supervisi pengajaran dan
supervisi klinis, perbedaan dengan penelitian ini adalah
dengan supervisi kunjungan kelas.