bab iv gambaran umum hubungan bilateral ......35 bab iv gambaran umum hubungan bilateral timor-leste...

20
35 BAB IV GAMBARAN UMUM HUBUNGAN BILATERAL TIMOR-LESTE DAN INDONESIA 1.1. Timor-Leste Sebelum Kemerdekaan Timor Timur merupakan sebuah wilayah bekas jajahan Portugis yang dianeksasi oleh militer Indonesia menjadi sebuah provinsi di Indonesia (17 Juli 1976- 19 Oktober 1999). Timor-Leste dijajah oleh Portugal selama 450 tahun dan bergabung dengan NKRI selama 24 tahun (Wastuti, 2016). Wilayah provinsi timor- timur meliputi pulau Timor, pulau Kambing, pulau Jaco dan sebuah eksklave 1 di timor barat yang dikelilingi oleh provinsi Nusa Tenggara Timur. Bergabungnya Timor Timur sebagai propinsi ke-27 Indonesia di masa pemerintahan Presiden Soeharto merupakan suatu cerita panjang bagi kesejarahan Indonesia. Dimulai pada 31 Desember 31 Mei 1976, saat itu dikeluarkan petisi yang mendesak pemerintah RI untuk secepatnya menerima dan mengesahkan integrasi Timor Timur ke dalam negara kesatuan RI tanpa referendum. Integrasi Timor Timur ke dalam wilayah RI diajukan secara resmi pada 29 Juni 1976. lalu seterusnya, Pemerintah mengajukan RUU integrasi Timor Timur ke wilayah RI kepada DPR RI. DPR melalui sidang plenonya menyetujui RUU tersebut menjadi UU Nomor 7 Tahun 1976 pada 17 Juli 1976 dan ketentuan tersebut semakin kuat setelah MPR menetapkan TAP MPR No. VI/MPR/1978, sampai pada akhirnya, Timor Timur menjadi Propinsi Indonesia yang ke-27. Saat masih bergabung dengan 1 Negara atau bagian negara yang dikelilingi oleh wilayah negara lain.

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 35

    BAB IV

    GAMBARAN UMUM

    HUBUNGAN BILATERAL TIMOR-LESTE DAN

    INDONESIA

    1.1. Timor-Leste Sebelum Kemerdekaan

    Timor Timur merupakan sebuah wilayah bekas jajahan Portugis yang

    dianeksasi oleh militer Indonesia menjadi sebuah provinsi di Indonesia (17 Juli 1976-

    19 Oktober 1999). Timor-Leste dijajah oleh Portugal selama 450 tahun dan

    bergabung dengan NKRI selama 24 tahun (Wastuti, 2016). Wilayah provinsi timor-

    timur meliputi pulau Timor, pulau Kambing, pulau Jaco dan sebuah eksklave1 di

    timor barat yang dikelilingi oleh provinsi Nusa Tenggara Timur.

    Bergabungnya Timor Timur sebagai propinsi ke-27 Indonesia di masa

    pemerintahan Presiden Soeharto merupakan suatu cerita panjang bagi kesejarahan

    Indonesia. Dimulai pada 31 Desember 31 Mei 1976, saat itu dikeluarkan petisi yang

    mendesak pemerintah RI untuk secepatnya menerima dan mengesahkan integrasi

    Timor Timur ke dalam negara kesatuan RI tanpa referendum.

    Integrasi Timor Timur ke dalam wilayah RI diajukan secara resmi pada 29

    Juni 1976. lalu seterusnya, Pemerintah mengajukan RUU integrasi Timor Timur ke

    wilayah RI kepada DPR RI. DPR melalui sidang plenonya menyetujui RUU tersebut

    menjadi UU Nomor 7 Tahun 1976 pada 17 Juli 1976 dan ketentuan tersebut semakin

    kuat setelah MPR menetapkan TAP MPR No. VI/MPR/1978, sampai pada akhirnya,

    Timor Timur menjadi Propinsi Indonesia yang ke-27. Saat masih bergabung dengan

    1 Negara atau bagian negara yang dikelilingi oleh wilayah negara lain.

  • 36

    NKRI, Timor - timur memiliki 13 kabupaten yang terdiri dari beberapa kecamatan.

    Ketigabelas kabupaten tersebut adalah Dili, Baucau, Monatuto, Lautem, Viqueque,

    Ainaro, Manufani, Kovalima, Ambeno, Bobonaru, Liquisa, Ermera dan Aileu.

    Arnaldo dos Reis Araujo dan Franxisco Xavier Lopez da Cruz saat itu diangkat oleh

    Presiden Soeharto menjadi gubernur dan wakil gubernur yang selanjutnya dilantik

    pada 3 Agustus 1976 oleh Amir Machmud yang saat itu menjabat sebagai Menteri

    Dalam Negeri Indonesia.

    Pada tahun 1998, sesudah pengunduran diri Suharto, Timor Timur ditawarkan

    autonomi di dalam negara Indonesia tetapi tidak diberikan pilihan kemerdekaan.

    Namun, pada Januari 1999 Presiden baru, Habibie menawarkan Timor Timur

    pemilihan antara autonomy dan kemerdekaan. Ini terjadi sesudah tekanan

    internasional kuat, khususnya surat ditulis oleh Perdana Menteri Australia, Jose

    Howard yang mendesak Presiden Habibie memberi Timor Timur autonomy (Liddle

    2000:40,encyclopedia.thefreedictionary.com). Pada tanggal 30 August 1999, dalam

    referendum yang dipantau oleh PBB, kebanyakan penduduk Timor Timur sebesar

    78,% memilih kemerdekaan dan namanya diganti menjadi ‘Timor Leste’ ini menjadi

    realitas waktu pasukan PBB dikelola Australia masuk pada tanggal 15 September

    (Liddle 2000:39).

    1.2. Timor-Leste setelah Kemerdekaan

    Timor Timur merdeka secara resmi pada tanggal 20 Mei 2002

    (thefreedictionary.com). Pada saat masih bergabung dengan Indonesia nama Timur

    Leste adalah Timor-Timur dan setelah resmi membangun negara sendiri Timor-Timur

    kini berganti nama menjadi Republic Demokratik Timor-Leste. Presiden pertama

    Timor-Leste adalah Xanana Gusmao. Sebelum bergabung dengan Indonesia, Timor

    Leste berada di bawah jajahan Portugal selama berabad-abad. Penduduk Timor Leste

    sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani (Dedy, 2009:145), maka Timor-

  • 37

    Leste yang merdeka nanti harus memperkuat pertanian tradisional dengan

    penggunaan input teknologi yang tepat untuk meningkatakan hasil tanaman. Sebagian

    penduduknya bekerja di bidang pertambangan dan industri. Hasil pertaniannya

    meliputi padi, jagung, sayuran, kentang dan kacang-kacangan. Hasil peternakannya

    antara lain kuda, sapi, babi dan kambing. Hasil perkebunan meliputi kayu cendana,

    kopi, cengkeh, lada dan kelapa sawit. Hasil tambangnya antara lain minyak, emas,

    mangan, dan marmer. Jumlah penduduknya 1,2 juta jiwa (bank dunia,2016). Bahasa

    yang digunakan negara Timor-Leste ada empat,yaitu bahasa Indonesia dan Portugal,

    inggris dan Tetun (bahasa daerah Timor-Leste). Sebagian besar penduduk Timor

    Leste beragama Katolik (kemlu.go.id).

    1.2.1. Kondisi Awal Membangun Negara Baru Timor-Leste

    Sebagai negara baru, Timor Leste menghadapi banyak kesulitan. Sebuah

    Negara yang baru seumur jagung, Timor Leste mengalami penderitaan bagi

    masyarakatnya dan perusakan negaranya Salah satu masalah yang mempengaruhi

    semua bidang adalah jarak generasi. Generasi tua (1975) dididikan oleh Portugis

    menggunakan bahasa Portugis dan aktif secara politik waktu Indonesia masuk

    Generasi muda (1999) dididikan oleh Indonesia dan menggunakan bahasa Indonesia

    dan memperjuangkan kemerdekaan pada tahun 1999. Generasi tua melihat

    kehilangan kebudayaan diantara generasi muda dan mereka menyalahkan “salah

    asuhan secara budaya dan moril di bawah sistem Indonesia” (Crockford 2003:209).

    Generasi muda merasa generasi tua yang ke luar Timor Leste selama kekuasaan

    Indonesia (kebanyakan yang sekarang pemimpin) tidak sadar pada kebutuhan rakyat

    Timor Leste dan mereka mengatakan bahwa pemimpin tersebut mempunyai strategi

    untuk menjerumuskan generasi muda karena bahasa Portugis menjadi bahasa resmi

    (Crockford 2003: 210).

  • 38

    Satu hal yang tidak dapat diperdebatkan adalah pada kenyataanya bahwa

    negara Timor-Leste adalah sebuah negara kecil dan sangat miskin. Keadaan ekonomi

    negara Timor Leste secara umum masih lemah karena keadaan politik di negara ini

    masih belum stabil. Pembangunan yang dilakukan di Timor Leste tidak berkembang

    dengan baik selama 15 tahun berpisah dengan Indonesia, pembangunan di berbagai

    bidang belum mulai dirasakan oleh semua masyarakat Timor Leste. Hal ini di

    karenakan keamanan di Timor Leste belum sepenuhnya stabil, masih ada banyak

    bentrokan antara Timor Leste bagian timur dan Timor Leste bagian barat.

    Seperti dikatakan sebelumnya bahwa negara yang baru merdeka tidak mudah

    begitu saja berjalan dengan mulus namun tetap dihadapkan dengan berbagai

    permasalahan. Permasalahan yang dihapakan oleh Timor-leste tidak melulu mengenai

    ekonomi melainkan diberbagai bidang lainya. Timor-leste menghadapi beberapa

    tantangan sosial yang cukup serius. Tantangan-tantangan tersebut dibahas dengan

    perincian tertentu oleh Booth da Jones dan antara lain termasuk hal-hal berikut

    (Anne,1993):

    1. Kependudukan

    Timor Leste Memiliki luas 15.410 km2

    jumlah penduduk sebanyak 1.269.000

    juta jiwa (bank dunia,2016). Masalah kependudukan Timor Leste terjadi di daerah

    perbatasan Indonesia-Timor Leste. Penduduk di daerah perbatasan masih merasakan

    dampak masalah sosial kemiskinan dan kriminalitas sehingga memerlukan

    pengendalian sosial serta tindakan dan bantuan pemerintah setempat. Timor Leste

    adalah sebuah negara yang memiliki tingkat kesuburan yang sangat tinggi, yang

    berkontribusi ke dalam tingginya pertumbuhan. Karena kemiskinannya dan oleh

    ketidaksetujuan gereja terhadap kontrasepsi, pertumbuhan penduduk Timor Leste

    akan terus meningkat dengan cepat setiap tahunya. Hal ini akan memperlambat laju

    pembangunan ekonomi. Jones menunjuk tantangan yang mendesak akibat dari

  • 39

    meningkatnya jumlah anak muda yang berpindah atau melalui kelompok usia

    sekolah. Satu pelajaran yang berharga dari pembangunan ekonomi adalah bahwa

    modal sumber daya manusia adalah penentu kemajuan (Mankiw, 1992). Generasi

    muda Timor Leste ini perlu dididik, sehat, dan bergizi, jika ambisi pertumbuhan

    Timor Leste hendak direalisasi.

    2. Kesehatan

    Timor Leste memiliki angka kematian bayi yang tinggi dan tingkat harapan hidup

    yang lebih rendah disbanding dengan negara-negara di asia Tenggara. Malaria

    merupakan penyakit penyakit yang mewabah, terutama di pantai selatan yang basah,

    demikian juga penyakit pernapasan (diantaranya TBC yang intensitasnya cukup

    tinggi) dan infeksi-infeksi gastro-intestinal.

    3. Pendidikan

    Rasio pendaftaran anak usia sekolah meningkat cukup tajam selama periode

    Indonesia, namun rasio tersebut masih tetap rendah dan kualitasnya masih minim.

    Secara umum masalah pendidikan di Timor Leste adalah bahasa fimana Timor Leste

    sendiri menambahi bahasa yang diwajibkan untuk digunakan di sekolah seolak yakni

    bahasa portugi. Sedangkan dari beberapa masyarakat baru 5 persen yang dapat

    menggunakan bahasa tersebut.

    4. Kesenjangan Gender

    Data resmi statistic menunjukkan bahwa kesenjangan gender dalam bidang

    pendidikan kurang begitu tajam. Bahkan ada sedikit perbaikan bila dibandingkan

    dengan masa-masa akhir Pemerintahan Portugis. Walaupun demikian, berdasarkan

    pengamatan sekilas hasilnya tidak selalu mendukung kesimpulan ini, khususnya pada

    tingkat SLTA dan Perguruan Tinggi.

  • 40

    5. Kesenjangan dan Kemiskinan

    Pada akhir periode Indoneisa, Timor Leste merupakan salah satu daerah yang

    mempunyai angka kemiskinan sangat tinggi. Kesenjangan antar-rumah tangga dan

    daerah juga cukup tinggi, sekurang-kurangnya dibandingkan dengan daerah-daerah

    tetangga. Kemiskinan pedesaan tampaknya sedikit diperbaiki dengan rendahnya

    jumlah orang yang tak berlahan.

    6. Urbanisasi, Dili-bias dan Relokasi Penduduk

    Seperti telah dikemukakan, peristiwa 1999 telah menyebabkan sebagian besar

    penduduk mengalami perpindahan tempat dan proses urbanisasi yang sudah mencapai

    titik jenuh. Sampai awal 2001, kendati belum dibuat pencatatan penduduk yang

    sistematik, naum diperkirakan sekitar 20-25 persen penduduk Timor Leste berada di

    Dili dan total penduduk yang hidup di kota sekitar 40 persen. Ini menimbulkan suatu

    bom waktu social akibat perbedaan pendapatan yang sangat tajam di Dili, terutama

    antara komunitas internasional dan masyarakat Timor Leste yang dibayar sangat

    rendah. Akibat urbanisasi, telah terjadi kelangkaan tenaga kerja yang serius di sektor

    pertanian. Jika permasalahan seperti ini tidak diatasi dengan segera maka manakala

    subsidi-subsidi bantuan pemulihan berakhir, generasi muda yang bermigrasi akan

    ‘terjebak’ di kota Dili dan akan menimbulkan dampak sosial yang sangat serius.2

    2 Untungnya, mengingat geografinya yang kompak dan jarringan jalan rayanya yang baik, timor leste

    tidak akan menemui persoalan separah yang dialami oleh Port, di mana kelangkaan sarana transportasi

    yang menghubungkan dengan daerah pedalaman , menyebakan banyak migrant yang dating ke

    ibukota, tidak dapat kembali ke kampong halaman mereka, hal ini pada giliranya telah mendatangkan

    bencana kerusakandan pelanggaran hokum di daerah perkotaan.

  • 41

    7. Ketidakseimbangan Pasar Tenaga Kerja

    Standar gaji telah naik secara taham sejak 1999 dan harga-harga produk

    pertanian di daerah perkotaan telah naik dua kali lipat disbanding dengan era

    Indonesia.3 Ada beberapa faktor yang dapat digunakan untuk menjelaskan hal ini:

    struktur harga yang tinggi di mana bahan dasar yang berasal dari Indonesia harganya

    menjadi dua kali lipat dari harga yang berlaku di Surabaya; upah minimum yang

    sangat tinggi di sektor publik telah mempengaruhi upah dasar di pasaran tenaga kerja

    perkotaan; dan peningkatan permintaan tenaga kerja yang melonjak cepat akibat

    derasnya aliran dana bantuan. Bahayanya adalah apabila ‘tingkat ketidakseimbangan’

    ini menjadi lebih parah dan ini mungkin saja terjadi maka dapat menyebabkan

    menurunnya daya saing Timor Leste di tingkat internasional. Dampaknya akan terjadi

    pengangguran yang tinggi bagi para pencari kerja yang tidak dapat bergabung dengan

    para kaum pekerja di tingkt ‘aristokrasi’ yang sedang tumbuh.

    Dihadapkan pada tantangan-tantangan serius seperti ini, sungguh sulit untuk

    mengetahui dari mana harus memulai. Namun, sebagaimana ditekankan oleh Booth,

    hal yang penting adalah membuat prioritas penyelesaian masalah. Program- program

    kesehatan masyarakat patut mendapatkan prioritas utama pemerintah, ketimbang

    mendanai sebuah sektor ‘rumah sakit modern’ dengan program yang mahal, padat

    modal dan berbasis di kota. Pilihan yang terakhir ini sebaiknya dilepaskan ke pasar,

    dan para elite yang mampu membayar dapat berobat ke luar negri. Demikian juga

    investasi yang besar di sektor pendidikan dasar, dan kemungkinan juga di pendidikan

    vokasional akan memiliki daya pengambalian sosial yang tinggi dibanding dengan

    subsidi ke pendidikan tinggi. Tantangan khusus di sini adalah dengan kebijakan uang

    ketat telah menyebabkan penurunan jumlah guru dan paramedis dibandingkan dengan

    3 Ini terjadi pada kasus kopi (Pomeroy) dan untuk tingkat yang lebih rendah pada kepegawaian negri.

    Ini juga terjadi untuk industri bangunan. Pada bulan maret 2001, umpamanya, para kontraktor

    bangunan di baucau kesulitan untuk memperkerjakan buruh dengan Rp 50.000 (sekitar $5) per hari.

  • 42

    periode Indonesia. Kemandirian perempuan akan menjadi salah satu unsur kritis

    dalam proses pembangunan, bukan hanya karena alasan persamaan yang

    fundamental, tetapi juga untuk kesuksesan perencanaan keluarga, perbaikan gizi

    anak, pasar kredit pedesaan dan lain sebagainya.

    Secara umum, sektor-sektor sosial ini akan, dan diharapkan begitu, lebih

    diprioritaskan pendanaannya ketimbang memberikan subsidi untuk tenaga listrik dan

    bahan bakar (yang pada dasarnya lebih menguntungkan orang berada) dan pengajuan

    investasi komersial lainnya.

    Senjata utama yang paling ampuh dalam menghadapi kemiskinan tentunya

    adalah pertumbuhan eonomi yang berklanjutan dan berbasis padat karya. Sangat

    mengherankan betapa seringnya proposisi fundamental semacan ini diabaikan,

    kendati 40 tahun pembangunan di Asia Timur telah menunjukan kebenarannya.

    Lagipula, dan khususnya selama tahap rehabilitasi, tampaknya akan ada penekanan

    pada program-program kepegawaian di sektor publik. Sektor publik akan langsung

    menyediakan lapangan kerja dan dapat membantu rekonstruksi nasional. Barangkali

    hal-hal tersebut dapat menjadi bagian dari suatu jarring pengaman social yang luas

    dan mendasar, yang mana komponen-komponen kuncinya meliputi bahan makanan

    pokok, kesehatan masyarakat dan lapangan kerja.

    Peningkatan produktivitas pertanian merupakan salah satu alternative yang

    penting dalam mengentaskan kemiskinan, sebagaimana ditekankan oleh Timmer.

    Dalam konteks ini, adalah sangat penting untuk menghindari asgar Dili-bias tidak

    menjadi tertanam sebagai corak permanen dalam keputusan-keputusan anggaran,

    pasar kerja, prioritas-prioritas sosial dan kekuatan politik (Timmer,1997).

    Akhirnya, satu hal yang sama pentingnya adalah adanya pasar tenaga kerja

    yang terbuka dan kompetitif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan upah riil melalui

    peningkatan produktifitas kerja daripada melalui penerapan peraturan administrative.

  • 43

    Jika Timor Leste mengembangkan suatu system perburuhan yang bersifat kaku,

    dengan upah yang tinggi di kawasan perkotaan, maka konsekuensi sosial ekonominya

    akan sangat membahayakan. Hal ini akan benar terjadi, dan kelihatannya seperti itu,

    jika proses dolarisasi atau dewan mata uang yang akan terpilih, yang pada gilirannya

    akan meniadakan pilihan untuk mendapatkan fleksibilitas harga relatif lewat nilai

    tukar mata uang. Seperti telah disebutkan, dengan kekayaan sumber daya alam yang

    menjanjikan, maka pasar buruh yang terbuka akan sangat penting untuk meredakan

    ‘penyakit belanda’.

    Manajemen ekonomi Timor Leste yang buruk telah menghasilkan kelaparan,

    kemiskinan, pengangguran dan ketidakstabilan sosial. Kelaparan berhubungan

    dengan kelangkaan pangan, suatu kebutuhan yang paling fundamental dari kehidupan

    manusia. Kelaparan juga merupakan suatu indikator umum dari keterbelakangan

    penduduk pemecahannya mensyaratkan perumusan suatu strategi pembangunan

    ekonomi yang berbasis luas.

    Kemiskinan adalah kondisi hidup manusia yang tercerabut dari kebutuhan

    untuk hidup secara layak. Terdapat berbagai dimensi dari kemiskinan-ekonomi,

    budaya dan hokum. Risiko yang paling memprihatinkan dari suatu resesi ekonomi

    adalah pada negara-negara maju adalah pengangguran. Untuk negara yang miskin

    seperti Timor Leste, hal ini pertanda rendahnya kemampuan ekonomis. Pengangguran

    mengakibatkan penistaan, depresi, yang menjurus ke penggunaan obat-obat terlarang,

    kejahatan, krisis keluarga dan keputus-asaan. Hal itu menyebabkan berbagai penyakit

    psikosomatik, perubahan-perubahan psikologis dan gangguan-gangguan kepribadian.

    Jadi penciptaan lapangan kerja merupakan kunci untuk mengatasi semua

    permasalahan sosial (John Paul II).

    Kelaparan, kemiskinan dan pengangguran mempunyai andil dalam proses

    dehumanisasi. Hal ini seringkali menghasilkan ketidakstabilan sosial, yang

  • 44

    merupakan salah satu tanggunan kemanusiaan terbesar dari suatu krisis ekonomi. Jadi

    kehidupan sosial dari suatu negara tidak akan berfungsi tanpa adanya suatu ekonomi

    yang stabil.

    Kegiatan ekonomi mempengaruhi segala aktivitas manusia. Saat ini, melebihi

    zaman sebelumnya, terdapat alasan yang makin kuat agar kita mengingatkan upaya

    untuk memajukan produksi pertanian dan industri, serta semua jasa pelayanan, untuk

    memenuhi kebutuhan dan aspirasi yang semakin banyak dari suatu masyarakat yang

    makin berkembang. Upaya yang lebih besar lagi harus dicurahkan untuk mendorong

    kemajuan teknologi, memacu semangat berinisiatif, menumbuh kembangkan

    kesempatan bisnis, dan mengadaptasi metode-metode produksi baru singkatnya,

    membangun semua faktor yang bermanfaat bagi pembangunan.

    1.3. Hubungan dengan Indonesia

    Kondisi awal negara Timor Leste seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

    menjelaskan bahwa Timor Leste masih perlu sebuah pembangunan yang lebih baik

    untuk negara dan kesejahteraan masyarakatnya. Untuk hal itulah disini Timor Leste

    sangat perlu melakukan sebuah hubungan kerjasama dengan negara lain dimana

    kerjasama tersebut dapat menghasilkan dampak baik bagi pembangunan Timor Leste.

    1.3.1. Alasan Memilih Indonesia

    Mengelola hubungan dengan bekas penguasa dan tetangga raksasa adalah

    salah satu tantangan tersulit bagi para pemimpin Timor Leste. kendati fokusnya di

    sini menyangkut isu-isu ekonomi, namun jalinan hubungannya akan jauh melebihi

    sekedar perdagangan dan niaga. Timor Leste perlu membina suatu kemitraan

    pembangunan yang praktis sekaligus mengelola isu politik yang kompleks tentang

    rekonsiliasi dan tindakan hukum terhadap elemen-elemen dari militer Indonesia yang

  • 45

    mendalangi beberapa pelanggaran terburuk terhadap hak-hak asasi manusia pada

    tahun 1999.

    Beberapa hal yang menguatkan untuk Timor Leste memilih Indonesia sebagai

    negara yang diajak untuk bekerjasama. Timor Leste harus berdampingan dengan

    Indonesia yang tidak stabil, dengan keadaan yang tidak dapat diprediksi. Hampir

    tidak dapat terdeteksi oleh layar radar di Jakarta, karena kepemimpinan politiknya

    terlibat dalam krisis sehari-hari. Dan, sementara Abdurrahman Wahid yang waktu itu

    mejabat Presiden kelihatannya berkehendak baik terhadap Timor Leste, namun

    banyak ‘nasionalis’ Indonesia tidaklah demikian. Kepresidenan Megawati

    umpamanya, dapat menghantar tambahan ketidakpastian bagi Timor Leste.

    Namun di dalam hubungan ini terselip pula peluang-peluang yang bagus.

    Pertama, Indonesia dapat berperan di dalam meringankan ekonomi ‘berbiaya tinggi’

    Timor Leste sekaligus mengimbangi ketergantungan kepada Australia Utara yang

    cukup mahal (soesastro,1989). Dalam konteks ini, sangatlah penting, beroperasinya

    jasa pelayaran dan angkutan perkapalan tanpa dihalangi pembatas-pembatas. Patut

    pula diusahakan agar Tmor Leste mendapat akses terhadap jasa dan keterampilan dari

    Indonesia, yang berkisar dari penyuluhan pertanian hingga pendidikan tinggi. Yang

    disebut terakhir, sesungguhnya adalah hal yang sangat mendesak mengingat ribuan

    pelajar dan mahasiswa yang studinya terhenti pada tahun 1999. Selain itu hubungan

    kerja sama masih terbuka untuk sejumlah aktivitas lain, termasuk perkapalan (Timor

    Leste sebenarnya hanya belum mampu saja mengelola periran lautannya yang luas)

    dan infrastruktur di wilayah perbatasan.

    Kedua, hubungan antara Indonesia dengan Timor Leste ibarat ayah dengan

    putranya. Ketika putranya di usia tertentu memutuskan untuk menikah, maka dia

    akan keluar dari rumah dan membentuk keluarga sendiri. Hal itu diakui oleh Menteri

    Luar Negeri dan Kerjasama Timor Leste, Jose Luis Guterres. Pria yang sebelumnya

  • 46

    pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri itu justru mengakui hubungan

    bilateral kedua negara kian meningkat. "Kami kebanyakan melakukan hubungan

    dagang masih dengan Indonesia. Kami mengimpor sekitar 80 persen produk dari

    Indonesia," (Guterres dalam VIVA, 2015).

    Ketiga, Indonesia berperan lebih banyak dibandingkan negara lain, karena

    faktor sejarah. Selama puluhan tahun, Timor Leste sempat menjadi salah satu

    provinsi di Indonesia. Kedekatan hubungan itu masih terjalin sampai saat ini.

    1.3.1.1. Profil Indonesia

    Indonesia adalah negara yang sangat besar. Mulai dari jumlah

    penduduk sekitar 250 juta jiwa, luas wilayah, sumber daya alam

    hingga seni budaya dan adat istiadatnya. Dilihat dari Jumlah

    penduduknya, penduduk Indonesia merupakan yang keempat terbesar

    didunia, setelah Cina, India, dan Amerika (UNDP, 2018).

    Indonesia dengan kepadatan jumlah penduduknya telah berhasil

    membangun kualitas hidup manusia, dalam hal ini berarti kualitas

    hidup masyarakat/penduduk yang dijadikan sebagai salah satu ukuran

    kinerja di masing-masing daerah (christin dalam jurnal, 2014).

    Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), mengungkapkan

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia periode 2017 sebesar

    70,81. Capaian itu meningkat 0,63 poin atau tumbuh 0,90% jika

    dibandingkan dengan periode 2016.

    Kepala Badan Pusat statistik Suhariyanto mengungkapkan beberapa

    point mengenai IPM Indonesia, sebagai berikut:

  • 47

    Dalam kategori yang dibuat UNDP (United Nations

    Development Programme), IPM Indonesia tahun 2017

    dikategorikan tinggi karena berkisar antara 70 sampai 79,99.

    Dilihat dari pencapaian umur harapan hidup saat lahir

    misalnya, merupakan hasil implementasi kebijakan banyak

    pihak. Itu seperti dampak dari pola makan dan keseharian gaya

    hidup yang sehat, hingga kondisi lingkungan hidup tempat

    tinggal.

    Upaya perbaikan kualitas manusia yang dilakukan pun tidak

    sekaligus dapat dirasakan dalam jangka waktu kurang dari satu

    atau dua tahun. Kecuk lantas mencontohkan kebijakan wajib

    belajar 12 tahun yang baru berdampak kepada harapan lama

    sekolah, namun sayangnya belum berdampak kepada rata-rata

    lama sekolah. Sebagai catatan, rata-rata lama sekolah dalam

    IPM merupakan capaian sekolah bagi penduduk yg sudah

    berusia 25 tahun dan lebih.

    Di lain sisi, kebijakan wajib belajar 12 tahun juga tidak serta

    merta akan meningkatkan pendapatan yang berujung kepada

    pengeluaran per kapita. Untuk gambaran, selama periode 2010-

    2017, IPM Indonesia rata-rata tumbuh sebesar 0,89%.

    Harapan lama sekolah, anak-anak yang pada 2017 berusia 7

    tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama

    12,855 tahun (Diploma I), lebih lama 0,13% tahun jika

    dibandingkan dengan anak yang berumur sama di 2016.

    Penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata menempuh

    pendidikan selama 8,10 tahun, atau lebih lama 0,15 tahun jika

    dibandingkan dengan rata-rata tahun sebelumnya. Angka ini

    menunjukan bahwa pada tahun 2017 penduduk Indonesia

  • 48

    secara rata-rata baru mencapai tingkat pendidikan sekolah

    menengah pertama kelas IX. Selama periode 2010-2017,

    harapan lama sekolah di lndonesia telah meningkat 1,56 tahun

    atau tumbuh sebesar 1,87% per tahun. Adapun, rata-rata lama

    sekolah meningkat 0,64 tahun atau tumbuh 1,18% per tahun.

    Dari pernyataan kepala Badan Pusat Statistik tersebut dapat disimpulkan

    bahwa IPM di berbagai daerah di Indonesia cenderung membaik. Data tersebut

    seiring dengan hasil evaluasi dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-

    Bangsa (UNDP), Badan Kerja Sama Internasional Jerman (GIZ) dan Pemerintah

    Indonesia. Selama dua dekade terakhir, Indeks Pembangunan Manusia sebagai salah

    satu indikator kesejahteraan masyarakat/penduduk ternyata semakin membaik.

    Tingkat ketimpangan pembangunan manusia di Indonesia ternyata cenderung

    semakin rendah. Data dari kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional juga

    memperlihatkan bahwa Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang signifikan

    dalam setiap indikator IPM dalam 40 tahun terakhir ini. Indonesia termasuk dari

    sepuluh negara yang selama 40 tahun terakhir mengalami peningkatan secara terus

    menerus, baik dari sisi pendapatan maupun indikator IPM. Peningkatan IPM di

    Indonesia ditunjukkan oleh penuruan tingkat kemiskinan.

    Hal lain yang dapat disimpulkan dari komponen lPM adalah tingkat

    pemenuhan kebutuhan hidup. Pada 2017, masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan

    hidup dengan rata-rata pengeluaran per kapita Rp10,66 juta per tahun, meningkat Rp

    244 ribu bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan pengeluaran per

    kapita masyarakat dalam tujuh tahun terakhir sebesar 1,76% per tahun. Peningkatan

    IPM menandakan harapan untuk hidup, baik dari dimensi kesehatan, harapan hidup,

    sekolah, maupun hidup layak semakin panjang. Kualitas kesehatan, pendidikan, dan

    pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat Indonesia mengalami peningkatan.

  • 49

    Dalam paradigm SBY, manusia dan pembangunan haruslah selaras dan

    berbarengan. Manusia bukan sekedar obyek pembangunan, namun subyek

    pembangunan itu sendiri. SDM memegang peran penting dalam proses

    pembangunan, sehingga dapat dibangun kualitas kehidupan manusia Indonesia

    menuju lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberhasilan peningkatan IPM

    ini tidak terlepas dari peran pemimpin Indonesia pada saat itu bapak SBY dimana

    SBY berhasil menciptakan pendidikan yang baik untuk Indonesia. Pendidikan

    tersebutlah yang akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk

    Indonesia.

    1.3.2. Kerjasama Timor Leste dengan Indonesia

    Meskipun masa lalu Timor Leste dengan Indonesia traumatis, namun saat

    ini hubungan dengan Indonesia sangat baik. Indonesia sejauh ini merupakan mitra

    dagang terbesar Timor Timur (Sekitar 70-80 dari impor, 2005) dan terus meningkat

    saham (kemenlu, 2016).

    Masalah yang harus diatasi meliputi, East Timor-Indonesia Batas rapat

    Komite untuk survey dan membatasi batas tanah; dan Indonesia sedang mencari

    penyelesaian pengungsi Timor Timur di Indonesia. Sudah selayaknya dua Negara

    yang berdampingan menjalin kerjasama yang baik, begitu pula yang terjadi antara

    Indonesia dengan Timor Leste. Kerjasama tersebut menjadi harapan bagi Timor Leste

    untuk menjadikan negaranya lebih baik kedepanya. Dibawah ini beberapa bentuk

    kerjasama Timor Leste dengan Indonesia di segala sektor;

    1. Bidang Kebudayaan

    Hubungan RI-Timor Leste terlihat secara nyata dengan didirikannya

    Pusat Kebudayaan Indonesia (PBI) di Dilli. Di PBI diselenggarakan pelatihan

    Bahasa Indonesia, komputer dan perpustakaan. Berdirinya Pusat Kebudayaan

  • 50

    Indonesia di Timor Leste membuat warga Indonesia yang bertempat tinggal

    disana bisa melepas rindu pada kampung halaman dan bagi orang Timor Leste

    dapat belajar lebih mendalam tentang kebudayaan Indonesia. Sehingga masa

    lalu yang tarumatis antara kedua negara, dan dipererat dengan adanya

    hubungan di sektor kebudayaan ini.

    2. Bidang Ekonomi

    Sementara itu di bidang ekonomi dan perdagangan, Indoneisa menjadi

    eksportir terdepan untuk Timor Leste. 75 persen kebutuhan pokok Timor

    Leste diimpor dari Indonesia. Selain itu, tak kurang dari 3000 WNI menjadi

    pengusaha, kontraktor dan banyak lagi. Indonesia dan Timor Leste

    membentuk Komite Koordinasi Bersama untuk mengembangkan koperasi dan

    UKM di kedua Negara. Komite Kebijakan Bersama ini berfungsi untuk

    mengembangkan dan membahas kemungkinan bidang bidangkerjasama atas

    persetujuan dua Negara. MoU pembentukan komite itu telah ditandatangani

    Sjarifuddin mewakili Indonesia dan Menteri Ekonomi dan Pembagunan

    Republik Demokratik Timor Leste Joao Mendes Goncalves. Kedua negara

    dan akan bertugas mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan hal-hal

    yang berkaitan dengan KUKM. Komite ini akan melaporkan secara berkala

    kepada menteri terkait yang bertanggung jawab dala pengembangan KUKM.

    Komite Koordinasi Bersama KUKM itu akan melakukan pertemuan setahun

    sekali di RI dan Republik Demokratik Timor Leste. Komite itu terdiri dari

    perwakilan pemerintah yang terkait dengan KYKM serta perwakilan KUKM.

    Kerjasama diantaranya menyangkut program kebijakan pengembangan

    KUKM, fasilitasi promosi dagang, pemasaran, kemitraan usaha, pelatihan

  • 51

    keterampilan manajerial dan teknis, symposium bilateral, seminar, konferensi,

    dan pembukaan akses pasar di kedua negara.

    3. Bidang Pendidikan

    Secara umum kerjasama di sektor pendidikan antara Timor Leste dengan

    Indonesia adalah dengan pertukaran pelajar atau memberikan beasiswa.

    pemerintah Indonesia tengah memproses pemberian kemudahan izin bagi

    pelajar Timor Leste yang ingin bersekolah di Indonesia dan visa kunjungan

    untuk warga Timor Leste. Timor Leste menjalin kerjasama di sejumlah

    sekolah yakni dengan Muhamadiyah, khususnya bidang pendidikan dan

    keagamaan. Salah satu kerja sama yang akan dilakukan adalah penerimaan

    mahasiswa asal Timor Leste di universitas-universitas Muhammadiyah di

    Indonesia. Yaitu di antaranya Universitas Muhammadiyah di Kupang yang 60

    persen mahasiswanya justru merupakan non-muslim. Kerjasama inilah yang

    semakin menonjolkan hubungan yang semakin erat antara kedua negara.

    4. Bidang Militer

    Dalam kunjungan Duta Besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh

    (LBBP) Timor Leste untuk Indonesia Manuel de Araujo Serrano bertujuan

    untuk meningkatkan hubungan kerjasama militer melalui latihan dan

    pendidikan yang akan direalisasikan setelah adanya perjanjian pertahanan dan

    disalahkan perjanjian antara kedua negara tersebut. Selain itu, juga sebagai

    bukti pentingnya kerjasama militer dan pertahanan antara dua negara.

    Pemerintah RDTL akan mengangkat seorang Atase Pertahanan yang akan

    berkedudukan di Jakarta.

  • 52

    5. Bidang Kesehatan

    Salah satu bentuk kerjasama yang meningkatkan kualitas sumber daya

    manusia di Indonesia dan Timor Leste dalam bidang kesehatan. Ruang

    lingkup kerjasama yaitu pelayanan kesehatan rumah sakit meliputi system

    rujukan dan sister hospoital, di bidang farmasi dan alat kesehatan,

    pengembangan sumber daya manusia meliputi pendidikan dan pelatihan,

    dibidang penyakit menular terutama di daerah perbatasan dan kesiapsiagaan

    menghadapi pandemic, di bidang kesehatan ibu dan anak meliputi imunisasi

    dan gizi, penelitian dan pengembangan kesehata, serta bidang-bidang lain

    yang dianggap perlu oleh kedua belah pihak. Penanda tanganan MOU

    menunjukkan keinginan yang kuat untuk mengembangkan stabilitas,

    persabahatan, dan hubungan bertetangga yang saling menguntungkan dan

    bermanfaat di antara kedua negara. Selain itu juga menjadi dasar untuk

    membangun kerjasama terutama pada bidang kesehatan. Kerjasama ini

    berlaku untuk jangka waktu 3 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka

    waktu yang sama

    6. Bidang Kehutanan

    Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Demokratik Timor Leste sepakat

    melakukan kerjasama bilateral dalam bidang kehutanan. Kerjasama tersebut

    akan dituangkan dalam bentuk nota kesepakantan (MoU), yang ditandatangani

    pada tanggal 29 Oktober 2008 di Jakarta. Pemerintah Indonesia akan diwakili

    oleh Menteri Kehutanan RI, H.M.S. Kaban, dan pemerintah Demokratik

    Timor Leste akan diwakili oleh Menteri Pertanian dan Perikanan, Mariano

    Assanami Sabino.

    Kerjasama Bilateral bidang kehutanan tersebut akan mencakup

    kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

  • 53

    - Reforestation and forest rehabilitation (Agro forestry and community

    forestry)

    - Research, extension, education and sharing onforetry database

    - Watershed Management

    - Forest production, utilization, protection and national park management

    - Forest inventory

    - Environmental protection and management related to forestry

    - Combinating illegal logging and cross boundary illegal markets

    - Investment on industrial forest plantation

    Salah satu hal yang melatarbelakangi kesepakatan kerjasama ini adalah

    karena sampai saat ini, antara Indonesia dengan Timor Leste belum ada

    kerjasama bilateral di bidang kehutanan. Indonesia sebagai negara tetangga

    dinilai memiliki peran penting dalam kemajuan negara Timor Leste.

    Keinginan pemerintah Timor Leste menjalin kerjasama bilateral bidang

    kehutanan dengan Indonesia, disampaikan oleh Direktur Penanaman,

    Direktorat Kehutanan Timor Leste, pada kunjungannya di Departemen

    Kehutanan pada bulan Juli 2008.

    7. Bidang Industri

    Pemerintah Indonesia dan Timor Leste sepakat mendorong perkembangan

    ekonomi bilateral agar lebih pesat lagi, terutama dalam sektor industri,

    perdagangan dan investasi. Melalui kerjasama ini diharapkan membawa

    manfaat besar bagi kesejahteraan kedua negara. Di bidang industri, cakupan

    kerja sama yang akan dibangun kedua negara meliputi peningkatan kapasitas

    sumber daya manusia (SDM), peningkatan kemampuan institusional, program

    pelatihan di bidang industri tertentu, pertukaran informasi, pelatihan teknis,

  • 54

    bantuan tenaga ahli, serta promosi produk industri dan kegiatan lainnya yang

    disepakati kedua belah pihak.

    “Dalam upaya peningkatan kapasitas SDM, kami telah berkomitmen

    untuk mendukung Pemerintah Timor Leste dengan nilai sebesar USD 6

    juta yang dilaksanakan sejak tahun 2013-2017 melalui program kerja

    sama teknik luar negeri yang dilakukan oleh berbagai Kementerian dan

    Lembaga terkait,” (Menperin,2016)

    Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan kerjasama teknik sektor industri,

    Kemenperin memiliki berbagai unit kerja di bawah koordinasi Badan

    Penelitian dan Pengembangan Industri yang kompeten di bidangnya masing-

    masing dan telah berpengalaman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

    berskala internasional. Lembaga litbang itu, antara lain: Balai Besar Keramik;

    Balai Besar Tekstil; Balai Besar Pulp dan Kertas; Balai Besar Bahan dan

    Barang Teknik; Balai Besar Logam dan Mesin; Balai Besar Kulit, Karet dan

    Plastik; Balai Besar Kerajinan dan Batik; Balai Besar Teknologi Pencegahan

    Pencemaran Industri; Balai Besar Industri Hasil Perkebunan; Balai Besar

    Kimia dan Kemasan, serta Balai Besar Industri Agro. Sejak tahun 2011-2016,

    Kemenperin melalui Balai Besar tersebut telah mengimplementasikan

    sebanyak 15 pembangunan kapasitas di berbagai sektor, antara lain:

    pengolahan makanan, tekstil, pengelasan, keramik, kerajinan batok kelapa,

    serta magang dalam bidang tenun, alas kaki, dan pengolahan makanan.