bab iv (fixed)

34
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BAB IV SRATIGRAFI DAN GEOLOGI SEJARAH 4.1. Stratig rafi Stratigrafi berasal dari kata stratum yang berarti lapisan, dan graphic yang berarti pemerian. Dalam arti sempit stratigrafi berarti ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan. Dalam arti luas stratigrafi berati ilmu yang membahas aturan, hubungan dan kejadian genesa macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu. 4.1.1. Hukum-Hukum Stratigrafi Hukum-hukum stratigrafi atau lebih dikenal sebagai konsep universal. Beberapa konsep diantaranya adalah : a. Hukum Steno Steno, seorang geologist Italia merumuskan hukum Steno yang terdiri atas 3 bagian, yaitu: 1) Hukum Superposisi menyebutkan bahwa satu seri sedimentasi dalam kondisi yang belum mengalami perubahan atau deformasi secara stratigrafis lapisan batuan sedimen bagian atas mempunyai umur geologi yang relatif lebih muda dibandingkan dengan lapisan batuan sedimen yang berada dibawahnya. Fosil-fosil tertentu Kelompok IV

Upload: andrekwnkurniawan

Post on 10-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sadas

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB IV

SRATIGRAFI DAN GEOLOGI SEJARAH

4.1. Stratigrafi

Stratigrafi berasal dari kata stratum yang berarti lapisan, dan graphic yang

berarti pemerian. Dalam arti sempit stratigrafi berarti ilmu pemerian lapisan-lapisan

batuan. Dalam arti luas stratigrafi berati ilmu yang membahas aturan, hubungan dan

kejadian genesa macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu.

4.1.1. Hukum-Hukum Stratigrafi

Hukum-hukum stratigrafi atau lebih dikenal sebagai konsep universal.

Beberapa konsep diantaranya adalah :

a. Hukum Steno

Steno, seorang geologist Italia merumuskan hukum Steno yang terdiri atas 3

bagian, yaitu:

1) Hukum Superposisi menyebutkan bahwa satu seri sedimentasi dalam kondisi yang

belum mengalami perubahan atau deformasi secara stratigrafis lapisan batuan

sedimen bagian atas mempunyai umur geologi yang relatif lebih muda

dibandingkan dengan lapisan batuan sedimen yang berada dibawahnya. Fosil-fosil

tertentu antara lain pelecypoda dan amphineura serta fosil brachiopoda dapat

digunakan untuk menentukan top atau bottom dari suatu lapisan batuan sedimen.

2) Hukum Kejadian Horizontal menyebutkan bahwa pada satu seri deposisi di suatu

cekungan sedimentasi, perlapisan batuan sedimen pada saat mula terbentuk

mempunyai kedudukan horizontal. Bila perlapisan batuan sedimen tersebut sudah

membentuk sudut dengan bidang horizontal atau mempunyai kedudukan

perlapisan batuan yang miring menunjukkan bahwa perlapisan batuan sedimen

tersebut sudah mengalami perubahan atau deformasi sebagai akibat dari tenaga

endogen maupun eksogen. Tenaga endogen terbentuk sebagai akibat tektonik,

sedangkan tenaga eksogen dapat sebagai akibat longsoran.

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3) Hukum Kejadian Menerus menyebutkan bahwa dalam proses sedimentasi akan

dihasilkan perlapisan batuan yang sama tebal, dan apabila perlapisannya tidak

sama tebal maka pada cekungan sedimentasi tersebut telah mengalami gangguan.

Bila perlapisan batuan sedimen menipis ke satu arah, perlapisan tersebut dengan

istilah membaji atau wedging. Bila pembajian terjadi dua dua arah disebut dengan

istilah melensa atau lenses. Bila pembajian berulang-ulang atar dua satuan batuan

yang umurnya sama disebut bentuk hubungan menjari atau interfingering.

b. Hukum Hubungan Potong Menyilang

Hukum Hubungan Potong Menyilang menyebutkan batuan yang diintrusi

umurnya relatif lebih tua dibandingkan dengan batuan yang mengintrusi. Di alam

sering dijumpai kenampakan geologi dalam bentuk suatu struktur patahan yang

dipotong oleh struktur patahan yang lain, suatu seri batuan sedimen dipotong oleh

struktur patahan, suatu seri batuan sedimrn dipotong oleh dike batuan beku, suatu

vein dipotong oleh vein yang lain. Dalam hal yang demikian dapat ditentukan proses

mana yang terjadi lebih dahulu, dan bagian mana yang mempunyai unsur geologi

relatif tua.

c. Prinsip James Hutton (1785)

Hukum atau prinsip ini lebih dikenal dengan asasnya yaitu uniformitarism,

yaitu proses-proses yang terjadi pada masa lampau mengikuti hukum yang berlaku

pada proses-proses yang terjadi sekarang. Dengan kata lain, masa kini merupakan

kunci dari masa lampau. Maksudnya adalah bahwa proses-proses geologi alam yang

terlihat sekarang ini dipergunakan sebagai dasar pembahasan proses geologi masa

lampau. Uniformitarianisme adalah peristiwa yang terjadi pada masa geologi lampau

dikontrol oleh hukum-hukum alam yang mengendalikan peristiwa pada masa kini.

Contoh dari uniformitarianisme adalah pembentukan endapan sedimen di muara

sungai yang membentuk delta. Akan dihasilkan 3 bagian yang berbeda kemiringan

lapisan batuan, maka apabila dijumpai tipe endapan yang terdiri dari top set, bottom

set, dan fore set, menunjukkan adanya proses pengendapan di muara sungai. Jadi

penentuan paleogeografi bisa ditentukan berdasar pembacaan data yang terekam pada

batuan. Dengan mudah kita dapat menentukan kedalaman lingkungan sedimen laut

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

berdasar keberadaan fosil organisme,terumbu karang, yang menunjukan laut dangkal,

dan endapan diatome untuk laut dalam.

d. Hukum Intrusi atau Penerobosan (Cross Cutting Relationship)

Hukum ini menyatakan bahwa batuan yang terpotong mempunyai umur

geologi yang lebih tua daripada yang memotong atau suatu intrusi penerobosan

adalah lebih muda daripada batuan yang diterobosnya. Prinsip-prinsip cross-cutting

relationship adalah sebagai berikut :

1) Cross-cutting relationship struktural, dimana suatu retakan yang memotong

batuan yang lebih tua.

2) Cross-cutting relationship stratigrafi, terjadi jika erosi permukaan atau

ketidakseragaman memotong batuan yang lebih tua, struktur geologi atau bentuk-

bentuk geologi yang lain.

3) Cross-cutting relationship sedimentasi, terjadi jika suatu aliran telah mengerosi

endapan yang lebih tua pada suatu tempat. Sebagai contoh suatu terusan atau

saluran yang terisi oleh pasir.

4) Cross-cutting relationship paleontologi, terjadi jika adanya aktivitas hewan dan

tumbuhan yang tumbuh. Sebagai contoh ketika jejak hewan yang terbentuk atau

terendapkan pada endapan berlebih.

5) Cross-cutting relationship geomorfologi, terjadi pada daerah yang berliku atau

bergelombang (sungai dan aliran di sepanjang lembah).

e. Hukum Urutan Fauna (Law of Fauna Succession)

Dalam urut-urutan batuan sedimen, sekelompok lapisan dapat mengandung

kumpulan fosil tertentu dengan sekelompok lapisan di atas maupun di bawahnya.

Fosil (fauna) akan berbeda pada setiap perbedaan umur geologi, fosil yang berada

pada lapisan bawah akan berbeda dengan fosil di lapisan atasnya. Fosil-fosil yang

dijumpai pada perlapisan batuan secara perlahan mengalami perubahan kenampakan

fisiknya (ekibat evolusi) dalam cara yang teratur mengikuti waktu geologi. Demikian

pula suatu kelompok organisme, secara perlahan digantikan oleh kelompok

organisme lain. Suatu perlapisan tertentu dicirikan oleh kandungan fosil tertentu.

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Suatu perlapisan batuan yang mengandung fosil tertentu dapat digunakan untuk

koreksi antara suatu lokasi dengan lokasi yang lain.

f. Prinsip William Smith (1816)

Urutan lapisan sedimen dapat dilacak (secara lateral) dengan mengenali

kumpulan fosilnya yang didiagnostik jika kriteria litologinya tidak menentu. Prinsip

William Smith atau biasa dikenal dengan Hukum Faunal Succession adalah suatu

kumpulan fosil akan berubah selama suatu kurun waktu, maka setiap lapisan batuan

mengandung fosil yang bebeda. Jadi, suatu lapisan batuan di suatu tempat dapat

dikolerasikan dengan batuan di tempat lain.

g. Prinsip Kepunahan Organik oleh George Cuvier (1769-1832)

Dalam suatu urutan stratigrafi, lapisan batuan yang lebih muda mengandung

fosil yang mirip dengan makhluk yang hidup sekarang dibandingkan dengan lapisan

batuan yang umurnya lebih tua.

4.1.2.Studi Stratigrafi

a. Unsur-Unsur Stratigrafi

Di dalam penyelidikan stratigrafi ada dua unsur penting pembentuk stratigrafi

yang perlu diketahui, yakni sebagai berikut :

1) Unsur Batuan unsur batuan adalah suatu pengenalan dan pemerian litologi. Seperti

diketahui bahwa volume bumi diisi oleh 5% batuan sedimen dan 95% batuan non-

sedimen. Tetapi dalam penyebaran batuan, batuan sedimen mencapai 75% dan

batuan non-sedimen 25%. Unsur batuan terpenting pembentuk stratigrafi yaitu

sedimen di mana sifat batuan sedimen yang berlapis-lapis memberi arti kronologis

dari lapisan yang ada tentang urut-urutan perlapisan ditinjau dari kejadian dan

waktu pengendapannya maupun umur setiap lapisan. Dengan adanya ciri batuan

yang menyusun lapisan batuan sedimen, maka dapat dipermudah pemeriannya,

pengaturannya, hubungan lapisan batuan yang satu dengan yang lainnya, yang

dibatasi oleh penyebaran ciri satuan stratigrafi yang saling berhimpit, bahkan

dapat berpotongan dengan yang lainnya.

2) Unsur Perlapisan merupakan sifat utama dari batuan sedimen yang

memperlihatkan bidang-bidang sejajar yang diakibatkan oleh proses-proses

sedimetasi. Mengingat bahwa perlapisan batuan sedimen dibentuk oleh suatu

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

proses pengendapan pada suatu lingkungan pengendapan tertentu, maka Weimer

berpendapat bahwa prinsip penyebaran batuan sedimen tergantung pada proses

pertumbuhaan lateral yang didasarkan pada kenyataan, yakni sebagai berikut:

a) Akumulasi batuan pada umumnya searah dengan aliran media transport,

sehingga kemiringan endapan mengakibatkan terjadinya perlapisan selang

tindih (overlap) yang dibentuk karena tidak seragamnya massa yang

diendapkannya.

b) Endapan di atas suatu sedimen pada umumnya cenderung membentuk sudut

terhadap lapisan sedimentasi di bawahnya.

c) Dasar penyusun stratigrafi adalah sebagai berikut :

(1) Lithostratigrafi merupakan stratigrafi yang disusun berdasarkan lithologi

penyusunnya

(2) Biostratigrafi adalah berdasarkan atas kandungan Biologi atau fosil

(3) Chonostratigrafi adalah urutan kejadiannya

(4) Geochrologi adalah umur geologi batuan penyusunnya

(5) Chemostratigrafi adalah stratigrafi yang disusun berdasarkan atas sifat

kimianya.

b. Korelasi berfungsi untuk :

1) Menghubungkan titik-titik (lokasi) yang mempunyai kesamaan waktu atau umur

geologi yang sama

2) Menghubungkan satuan stratigrafi antar dua sayatan stratigrafi yang mempunyai

umur geologi sama

3) Dilakukan untuk korelasi regional antar cekungan sedimentasi

4.1.3.Penampang Stratigrafi

Penampang stratigrafi menunjukkan karakteristik dari hasil penghubungan unit

stratigrafi, seperti reservoir batupasir atau caprock dari serpih. Penampang juga

sangat penting dalam mengetahui waktu dari suatu deformasi dengan menunjukkan

sedimen yang penutup setelah pembentukan lipatan atau penyempitan suatu lapisan

setelah terbentuk patahan. Bagian dari penampang sayatan berikut akan terbentuk

jika berada pada suatu sequence.

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Penampang stratigrafi terukur (measured stratigraphic section) adalah suatu

penampang atau kolam yang menggambarkan kondisi stratgrafi suatu jalur yang

sengaja telah di pilih yang telah di ukur untuk mewakili daerah dilakukannya

pengukuran tersebut. Jalur yang diukur tersebut meliputi formasi batuan atau lebih.

4.2. Geologi Sejarah

Geologi sejarah pada hakekatnya adalah ilmu yang mempelajari sejarah

perkembangan bumi melalui kajian terhadap pembentukan batuan-batuan yang ada di

bumi dalam kontek ruang dan waktu. Dengan demikian maka geologi sejarah adalah

menguraikan kapan suatu batuan terbentuk (umur batuan), dimana batuan tersebut

terbentuk (lingkungan pengendapan), dan proses-proses geologi apa saja yang telah

terjadi pada batuan tersebut (gaya-gaya endogen dan eksogen) serta bagaimana

kondisi batuan saat ini (proses-proses dan jentera geomorfik). Dengan kata lain,

mempelajari geologi sejarah tidak lain adalah menguraikan tentang proses dan

perkembangan cekungan, proses dan perkembangan tektonik, dan proses

perkembang dan bentang alamnya.

4.2.1.Proses dan Perkembangan Geologi Sejarah

Sejarah geologi dibahas menurut urut-urutan waktu dari yang tertua ke yang

paling muda disusun secara naratif dan membahasan dari setiap zaman yang meliputi

proses sedimentasi, proses tektonik dan proses geologi.

a. Proses dan Perkembangan Cekungan (Sejarah Sedimentasi)

Proses dan perkembangan cekungan adalah suatu uraian tentang sejarah

sedimentasi dari batuan-batuan yang diendapkan dalam satu cekungan. Sejarah

sedimentasi suatu cekungan dapat berupa perulangan dari proses transgresi dan

regresi dari endapan batuannya dalam rentang waktu geologi tertentu.

b. Proses dan Perkembangan Tekntonik (Sejarah Tektonik)

Proses dan perkembangan tektonik adalah uraian tentang sejarah kejadian

tektonik dalam suatu cekungan yang menyangkut orogenesa (pembentukan

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

pegunungan, perlipatan, pensesaran, dan atau aktivitas magmatis) yang melibatkan

batuan-batuan yang ada dalam suatu cekungan dalam rentang waktu geologi.

c. Proses dan Perkembangan Bentangalam (Paleogeografi)

Proses dan perkembangan bentangalam adalah uraian tentang sejarah

perkembangan bentuk bentangalam dalam suatu cekungan, yang terdiri dari proses-

proses geomorfologi (pelapukan, erosi, sedimentasi), stadia erosi dan jentera (stadia)

geomorfologi. Proses dan perkembangan bentangalam harus menjelaskan tentang

proses-proses geomorfologi apa saja yang terjadi dan jentera atau stadia

bentangalamnya.

4.2.2.Skala Waktu Geologi

Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan lain untuk

menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah

Bumi. Peristiwa-peristiwa yang terjadi sepanjang 650 juta tahun lalu pada skala

waktu geologi, yaitu dimulai dengan kemunculan dan kepunahan jejak-jejak binatang

hingga peristiwa evolusi manusia.

Waktu geologi bumi disusun menjadi beberapa satuan menurut peristiwa yang

terjadi pada setiap zaman. Masing-masing zaman pada skala waktu biasanya ditandai

dengan peristiwa besar geologi atau paleontologi, seperti kepunahan massal. Sebagai

contoh adalah batas antara zaman Kapur dan Paleogen didefinisikan dengan

peristiwa kepunahan dinosaurus dan berbagai spesies laut. Periode yang lebih tua,

yang tak memiliki peninggalan fosil yang dapat diandalkan perkiraan usianya,

didefinisikan dengan umur absolut. Rentang waktu geologi diklasifikasikan dari

yang terbesar hingga yang terkecil adalah Eon, Era, Period, Epoch, dan Stage.

Dalam bahasa Indonesia, Eon diterjemahkan menjadi Masa, Era dengan Kurun,

Period diterjemahkan menjadi Zaman, sedangkan Epoch diterjemahkan menjadi

Kala.

Tabel 4.1.

Skala Waktu Geologi

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber : Anonim, 2014

Table 4.2.Skala Waktu Geologi Relatif

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber : Anonim, 2014

a. Arkeozoikum

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Arkeozoikum (4,5 - 2,5 milyar tahun lalu) merupakan masa awal

pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi

protokontinen. Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim

disebut kraton atau perisai benua. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira

3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal terbentuknya Indrorfer dan

Atmosfer serta awal munculnya kehidupan primitif di dalam samudera berupa

mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah

fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.2.Kurun Arkezoikum

1) Zaman Prakambrium adalah nama informal untuk kurun-kurun pada skala waktu

geologi yang terjadi sebelum kurun Fanerozoikum saat ini. Periodenya dimulai

dari pembentukan Bumi sekitar 4500 juta tahun yang lalu hingga evolusi hewan

makroskopik bercangkang keras, yang menandai dimulainya. Kambrium, periode

pertama dari masa pertama (Paleozoikum) kurun Fanerozoikum, sekitar 542 juta

tahun yang lalu. Umumnya Prakambrium dianggap terdiri dari kurun

Arkeozoikum dan kurun Proterozoikum.

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.1.Zaman Prakambrium

b. Proterozoikum (2,5 milyar - 290 juta tahun lalu)

Proterozoikum awal terbentuknya hidrosfir dan atmosfir. Pada masa ini

kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak

(enkaryotes dan prokaryotes). Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks,

jenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul

di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.3.Kurun Preterozoikum

c. Paleozoikum

Paleozoikum berasal dari bahasa Yunani, yaitu palaio yang artinya tua atau

purba dan zoion yang artinya hewan. Dengan demikian paleozoikum mengacu pada Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

kehidupan purba. Paleozoikum adalah masa pertama dari tiga masa pada kurun

Fanerozoikum. Masa ini berlangsung pada kurang lebih 542 sampai 251 juta tahun

yang lalu dan dibagi menjadi enam periode, berturut turut dari yang paling tua

adalah Kambrium, Ordovisium, Silur, Devon, Karbon dan Perm.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.4.Kurun Paleozoikum

1) Zaman Kambrium adalah periode pada skala waktu geologi yang dimulai pada

sekitar 542 ± 1,0 juta tahun yang lalu di akhir kurun Proterozoikum dan berakhir

pada sekitar 488,3 ± 1,7 juta tahun yang lalu dengan dimulainya zaman

Ordovisium. Zaman ini merupakan periode pertama masa Paleozoikum dari kurun

Fanerozoikum. Nama Kambrium berasal dari Cambria, nama klasik untuk Wales,

wilayah asal batuan dari periode ini pertama kali dipelajari.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.5.

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Zaman Kambrium

2) Zaman Ordovisium adalah suatu periode pada kurun Paleozoikum yang

berlangsung antara 488,3 ± 1,7 hingga 443,7 ± 1,5 juta tahun lalu. Zaman ini

melanjutkan zaman Kambrium dan diikuti oleh periode Silur. Zaman yang

namanya diperoleh dari salah satu suku di Wales, Ordovices, ini didefinisikan

oleh Charles Lapworth pada tahun 1879 untuk menyelesaikan persengketaan

antara pengikut Adam Sedgwick dan Roderick Murchison yang masing-masing

mengelompokkan lapisan batuan yang sama di Wales utara masuk dalam periode

Kambrium dan Silur. Lapworth mengamati bahwa fosil fauna pada strata yang

dipersengketakan ini berbeda dengan fauna pada periode Kambrium maupun

Silur sehingga seharusnya memiliki periode tersendiri.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.6.Zaman Ordovisium

3) Zaman Silur adalah periode pada skala waktu geologi yang berlangsung mulai

akhir zaman Ordovisium, sekitar 443,7 ± 1,5 juta tahun lalu, hingga awal zaman

Devon, sekitar 416,0 ± 2,8 juta tahun yang lalu. Seperti periode geologi lainnya,

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

lapisan batuan yang menentukan awal dan akhir periode ini teridentifikasi

dengan baik, tapi tanggal tepatnya memiliki ketidakpastian sebesar 5-10 juta

tahun. Awal zaman Silur ditentukan pada suatu peristiwa kepunahan besar

60% species laut (peristiwa kepunahan Ordovisium-Silur).

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.7.Zaman Silur

4) Zaman Devon adalah zaman pada skala waktu geologi yang termasuk dalam

kurun Paleozoikum dan berlangsung antara 416 ± 2,8 hingga 359,2 ± 2,5 juta

tahun yang lalu. Namanya berasal dari Devon, Inggris, tempat pertama kalinya

batuan Exmoor yang berasal dari periode ini dipelajari. Semasa zaman Devon,

ikan pertama kali berevolusi dan memiliki kaki serta mulai berjalan di darat

sebagai tetrapoda sekitar 365 juta tahun yang lalu.

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.8.Zaman Devon

5) Zaman Karbon adalah suatu zaman dalam skala waktu geologi yang berlangsung

sejak akhir periode Devon sekitar 359,2 ± 2,5 juta tahun yang lalu hingga awal

zaman Perm sekitar 299,0 ± 0,8 juta tahun yang lalu. Seperti halnya zaman

geologi yang lebih tua lainnya, lapisan batuan yang menentukan awal dan akhir

zaman ini teridentifikasi dengan baik tapi tanggal tepatnya memiliki

ketidakpastian sekitar 5-10 juta tahun. Nama karbon diberikan karena adanya

lapisan tebal gamping pada periode ini yang ditemukan di Eropa Barat. Dua

pertiga masa awal periode ini disebut subperiode Mississippian dan sisanya

disebut subzaman Pennsylvanian. Tumbuhan berdaun konifer muncul pada zaman

yang penting ini.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.9.Zaman Karbon

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

6) Zaman Perm adalah zaman dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara

299,0 ± 0,8 hingga 251,0 ± 0,4 juta tahun yang lalu. Periode ini merupakan

periode terakhir dalam era Paleozoikum.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.10.Zaman Perm

d. Mesozoikum

Mesozoikum berasal dari bahasa Yunani yaitu meso artinya antara dan zoon

yang artinya hewan dengan demikian mesozoikum berarti hewan pertengahan. Kurun

Mesozoikum adalah salah satu dari tiga kurun geologi pada masa Fanerozoikum.

Pembagian waktu menjadi era ini diawali oleh Giovanni Arduino pada abad ke-18,

walaupun nama asli yang diberikannya untuk Mesozoikum adalah Sekunder

(menjadikan kurun modern menjadi Tersier). Kurun yang berlangsung antara

Paleozoikum dan Kenozoikum ini sering pula disebut Zaman Kehidupan Pertengahan

atau Zaman Dinosaurus mengikuti nama fauna yang dominan pada masa itu.

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.11.Kurun Mesozoikum

1) Zaman Trias

Zaman Trias adalah suatu zaman dalam skala waktu geologi yang berlangsung

antara 251 ± 0,4 hingga 199,6 ± 0,6 juta tahun yang lalu. Awal dan akhir zaman

Trias masing-masing ditandai dengan peristiwa kepunahan besar. Peristiwa

kepunahan yang mengakhiri zaman Trias baru-baru ini berhasil ditentukan waktunya

secara lebih akurat tapi sebagaimana halnya dengan zaman geologi lain yang lebih

tua, lapisan batuan yang mencirikan awal dan akhir teridentifikasi dengan baik tapi

waktu persis awal dan akhir periode ini memiliki ketidakpastian sebanyak beberapa

juta tahun.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.12.Zaman Trias

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2) Zaman Jura adalah suatu zaman utama dalam skala waktu geologi yang

berlangsung antara 199,6 ± 0,6 hingga 145,4 ± 4,0 juta tahun yang lalu setelah

zaman Trias dan mendahului zaman Kapur. Lapisan batuan yang mencirikan awal

dan akhir zaman ini teridentifikasi dengan baik, tapi waktu tepatnya mengandung

ketidakpastian sebesar 5 hingga 10 juta tahun. Jura merupakan periode

pertengahan kurun Mesozoikum, yang dikenal juga dengan Zaman Dinosaurus.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.13.Zaman Jura

3) Zaman Kapur atau Cretaceous adalah salah satu zaman pada skala waktu geologi

yang bermula pada akhir periode Jura dan berlangsung hingga awal Paleosen atau

sekitar 145.5 ± 4.0 hingga 65.5 ± 0.3 juta tahun yang lalu. Zaman ini merupakan

periode geologi yang paling lama dan mencakup hampir setengah dari kurun

Mesozoikum. Akhir zaman ini menandai batas antara Mesozoikum dan

Kenozoikum.

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.14.Zaman Kapur

e. Kenozoikum

Kenozoikum berasal dari bahasa Yunani yaitu kainos yang artinya baru dan zoe

yang artinya kehidupan, atau dengan kata lain Kenozoikum berarti kehidupan baru.

Kurun Kenozoikum adalah kurun terakhir dari tiga kurun dalam skala waktu geologi.

Kurun ini berlangsung selama 65,5 juta tahun sampai sekarang, setelah peristiwa

kepunahan massal zaman Kapur ke zaman Tersier pada akhir zaman Kapur yang

menandai punahnya dinosaurus tanpa bulu dan berakhirnya kurun Mesozoikum.

Kurun Kenozoikum dikelompokan menjadi dua zaman yang setara, yaitu zaman

Tersier yang mencakup hampir seluruh kurun Kenozoikum dan zaman Kuarter yang

mencakup kuranglebih 1 juta tahun yang lalu. Lebih dari 95% kurun Kenozoikum

kepunyaan zaman Tersier. Dari tahun 1760-1770, Giovanni Arduino sebagai

inspektur tambang di Tuscany dan professor mineralogi dari Padua, membagi skala

waktu geologi menjadi 4 kelas berdasarkan urutan batuan yang ada di Bumi, yaitu

dengan istilah Primitif, Primer, Sekunder, dan Tersier. Selama abad ke 18 istilah

Primer, Sekunder dan Tersier diberikan terhadap urut-urutan lapisan batuan, dimana

Primer merupakan batuan batuan yang paling tua sedangkan Tersier untuk batuan-

batuan yang lebih muda atau paling muda. Pada tahun 1829 P.G. Desnoyers

menambahkan pembagian skala waktu geologi yaitu dengan yang ke empat, yaitu

Kuarter. Pembagian ini kemudian ditinggalkan, dimana Primitif dan Primer menjadi

kurun Paleozoikum, sedangkan Sekunder menjadi kurun Mesozoikum, tetapi istilah

Tersier dan Kuarter masih tetap dipakai Untuk dua tahapan utama dalam kurun Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Kenozoikum. Kurun Kenozoikum dimulai kurang lebih 65 juta tahun yang lalu

dengan punahnya Dinosaurus dan berlanjut hingga saat ini. Selama 65 juta tahun

terakhir, benua Pangea mengalami pemecahan menjadi beberapa benua dan pecahan

pecahan benua ini saling bergerak hingga keposisi seperti yang kita lihat saat ini.

Pada awal kurun Kenozoikum, Greenland mulai memisahkan diri dari Eropa,

Antartika dari Australia, serta Afrika dan India juga memisahkan diri. Lautan

Atlantik mengalami pemekaran melalui suatu lembah yang sempit yang dikenal saat

ini sebagai punggung tengah samudra. India bergerak melewati samudra India dan

bertabrakan dengan benua Asia membentuk pegunungan Himalaya. Sistem rangkaian

pegunungan Alpine – Himalaya terbentuk Rifting yang berasosiasi dengan aktivitas

gunungapi terjadi di Afrika, Eropa, Asia, dan Antartika. Amerika Utara dan Amerika

Selatan bergerak kearah barat melewati sebagian samudra Pasifik. Pergerakan ini

menimbulkan tekanan yang menyebabkan pantai bagian barat kedua benua (Amerika

Utara dan Amerika Selatan) terbentuk pegunungan Rocky dan pegunungan Andes.

Sebagian dari dasar samudra Pasifik menyusup kedalam benua Amerika yang

menyebabkan pelelehan dan membentuk gunungapi Cascade dan Andes di

permukaan yang mewakili busur gunungapi baru yang saling berasosiasi dengan

struktur yang lama. Busur gunungapi hingga saat ini tetap aktif.

(Anonim, 2014).

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.15Kurun Kenozoikum

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

4.2.3. Jenis Fosil dan Tipe Pengawetan

Berdasarkan tipe pengawetannya fosil dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,

yaitu:

a. Fosil tak terubah organisme atau hewan yang terawetkan, komposisi semula tidak

berubah. Misalnya, cangkang kerang yang terawetkan pada batu lempung

komposisinya tetap CaCO3.

b. Fosil terubah, perubahannya dapat berupa:

1) Permineralisasi, bagian organisme asli yang porous terisi pleh mineral– mineral

sekunder. Akibat dari penambahan mineral sekunder.

2) Replacement (penggantian), mineral–mineral sekunder mengganti semua

material fosil asli.

3) Rekristalisasi di dalam proses ini setiap butiran yang sangat halus dari material

asli dari bagian yang keras mengalami reorganisasi (penyusunan kembali) ke

dalam kristal–kristal yang lebih besar dari material sebelumnya.

c. Fosil berupa fragmen, fosil berupa fragmen–fragmen , dan fragmen dapat terubah

dapat tidak.

d. Fosil berupa jejak atau bekas, tidak semua fosil terawetkan dalam bentuk yang

siap dikenal, sering hanya bukti – bukti tidak langsung dari jejak fosil yang ada

untuk diintepretasikan , macamnya yaitu :

1) Mold, cast dan imprint. Bila bagian keras dari hewan semuanya terlarutkan,

lubangnya tinggal batuan sedimen yang melingkunginya, cetakan tersebut disebut

Mold, sedangkan bila bagian dalam disebut internal mold. Mold dapat terisi oleh

mineral sekunder membentuk jiplakan yang secara kasat mata sama dengan fosil

asli, Cetakan tersebut disebut Cast. Bila yang tertcetak bagian luar disebut

external cast, sedang bila di bagan dalam disebut internal cast. Imprint biasanya

terbentuk bila organisme tercetak di dalam sedimen halus, atau Lumpur, dan

akhirnya terlepas.

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.16.Mold

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.17.Cast

Sumber : Anonim, 2014

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 4.18.Imprint

2) Track, trail dan burrow. Track ialah jejak berupa tapak sama dengan trail namun

ukurannya lebih besar. Trail ialah berupa jejak kehidupan binatang purba yang

menimbulkan kenampakan yang lebih halus. Burrow merupakan jejak dari

organisme penggali lubang tempat tinggal yang ditinggalkan binatang purba yang

sering terawetkan oleh pengisian sedimen denan komposisi yang berbeda. Track

dan Trail terbentuk karena perpindahan organisme di atas permukaan sedimen-

sedimen lunak. Track adalah jejak berupa tapak , sedangkan trail adakah jejak

berupa seretan. Burrow adalah jejak dari organisme penggali. Lubang yang

ditinggalkan oleh organisme sering terawetkan oleh pengisian lubang dengan

sedimen dengan komposisi berbeda.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.19.Track

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.20.Trail

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.21.Burrow

3) Coprolite, adalah fosil yang berupa kotoran hewan. Digunakan oleh hli geologi

untuk menentukan tempat hidupnya, apa makanannya, dan ukuran relatifnya.

Sumber : Anonim, 2014

Kelompok IV

PRAKTIKUM GEOLOGI DASARLABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 4.22.Coprolite

4) Fosil kimia, jejak asam organik seperti dijumpai dalam sedimen Prakambrium

dipandang sebagai fosil kimia.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 4.23.Fosil Kimia

Kelompok IV