bab iv data hasil penelitian dan pembahasan

24
46 BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian a. Sejarah SMP Pesantren Mamba’ul Ulum SMP Pesantren Mamba’ul Ulum merupakan salah satu lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Islam Mamba’ul Ulum. Terletak di desa Buaran, Mayong, Jepara. Yayasan Islam Mamba’ul Ulum didirikan sejak tahun 1946 M dibawah asuhan KH. Abdul Muhith Al-Magfurillah, dalam bentuk pondok pesantren. Pola pendidikan ponpes Mamba’ul Ulum kala itu masih menggunakan sistem wetonan dan sorogan. Setelah KH. Abdul Muhith wafat, ponpes Mamba’ul Ulum diasuh oleh putra beliau, KH. Fadhil Muhith. Masa asuhan KH. Fadhil Muhith sistem pendidikan Mamba’ul Ulum mulai dikembangkan. Madrasah diniyah Mamba’ul Ulum dibangun pada tahun 1987 dan taman pendidikan Al-qur’an pada tahun 1990. 1 Sekarang, perjuangan pengalaman ilmu di Mamba’ul Ulum dilanjutkan oleh KH. M. Amir Wildan dan K.Ustuchuri Fadhil, M.Pd.I, putra KH. Fadhil Muhith Al Magfurillah. pendidikan di Mamba’ul Ulum telah melahirkan lembaga-lembaga pendidikan baik dalam sistem formal maupun non formal, Salah satunya adalah SMP Pesantren Mamba’ul Ulum. 2 Pada tahun 2015, SMP Pesantren Mamba’ul Ulum didirikan mengusung sebuah pola pendidikan berbasis pesantren. Setiap santri-santriyah SMP Pesantren Mamba’ul Ulum tidak hanya dibekali dengan disiplin ilmu umum akan tetapi juga ilmu keagamaan. Salah satu program yang menjadi ciri khas di SMP Pesantren Mamba’ul Ulum adalah tahfidzul qur’an dan mukhadloroh. Para santri mendapat bimbingan hafalan Al-qur’an dan pendalaman kitab. 1 Data diperoleh dari dokumentasi SMP Pesantren Mamba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara, pada tanggal 17 Oktober 2019. 2 Data diperoleh dari dokumentasi SMP Pesantren Mamba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara, pada tanggal 17 Oktober 2018.

Upload: others

Post on 16-Mar-2022

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

46

BAB IVDATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian1. Gambaran Obyek Penelitian

a. Sejarah SMP Pesantren Mamba’ul UlumSMP Pesantren Mamba’ul Ulum merupakan salah satu

lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Islam Mamba’ul Ulum. Terletak di desa Buaran, Mayong, Jepara. Yayasan Islam Mamba’ul Ulum didirikan sejak tahun 1946 M dibawah asuhan KH. Abdul Muhith Al-Magfurillah, dalam bentuk pondok pesantren. Pola pendidikan ponpes Mamba’ul Ulum kala itu masih menggunakan sistem wetonan dan sorogan. Setelah KH. Abdul Muhith wafat, ponpes Mamba’ul Ulum diasuh oleh putra beliau, KH. Fadhil Muhith. Masa asuhan KH. Fadhil Muhith sistem pendidikan Mamba’ul Ulum mulai dikembangkan. Madrasah diniyah Mamba’ul Ulum dibangun pada tahun 1987 dan taman pendidikan Al-qur’an pada tahun 1990.1

Sekarang, perjuangan pengalaman ilmu di Mamba’ul Ulum dilanjutkan oleh KH. M. Amir Wildan dan K.Ustuchuri Fadhil, M.Pd.I, putra KH. Fadhil Muhith Al Magfurillah. pendidikan di Mamba’ul Ulum telah melahirkan lembaga-lembaga pendidikan baik dalam sistem formal maupun non formal, Salah satunya adalah SMP Pesantren Mamba’ul Ulum.2

Pada tahun 2015, SMP Pesantren Mamba’ul Ulumdidirikan mengusung sebuah pola pendidikan berbasis pesantren. Setiap santri-santriyah SMP Pesantren Mamba’ul Ulum tidak hanya dibekali dengan disiplin ilmu umum akan tetapi juga ilmu keagamaan. Salah satu program yang menjadi ciri khas di SMP Pesantren Mamba’ul Ulum adalah tahfidzul qur’an dan mukhadloroh. Para santri mendapat bimbingan hafalan Al-qur’an dan pendalaman kitab.

1 Data diperoleh dari dokumentasi SMP Pesantren Mamba’ul Ulum

Buaran Mayong Jepara, pada tanggal 17 Oktober 2019.2 Data diperoleh dari dokumentasi SMP Pesantren Mamba’ul Ulum

Buaran Mayong Jepara, pada tanggal 17 Oktober 2018.

Page 2: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

47

Kemampuan soft skill linguistik para santri juga dikembangkan melalui English day dan Arabic day.3

SMP Pesantren Mamba’ul Ulum akan terus mengabdikan diri dan menjadi salah satu lembaga pendidikan yang melahirkan tunas-tunas integritas yang berakhlakul karimah, dimana tidak hanya cerdas dalam ilmu tetapi juga berakhlakul karimah.4

b. Letak strategis SMP Pesantren Mamba’ul UlumSMP Pesantren Mamba’ul Ulum Kedungombo

Mayong Jepara merupakan pendidikan formal yang berlokasi di Jl. Mayong-Pule KM.4, Buaran, Mayong. Batasletak bangunannya adalah sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan sekolah SMK Mamba’ul Ulum, sebelah selatan berbatasan dengan persawahan dekat dengan rumah penduduk, sebelah barat berbatasan dengan Ponpes Mamba’ul Ulum Mayong Jepara, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan persawahan milik warga.5

c. Profil, Visi dan Misi, Peserta didik SMP Pesantren Mamba’ul Ulum

Profil sekolah yang mempunyai nama lengkap SMP Pesantren Manba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara, dan mempunyai nama dinas SMP Islam Manba’ul Ulum Mayong jepara, yang diasuh oleh KH. M. Amir Wildan dan K. Usturi Fadlil, M.Pd.i. Beralamatkan di Jl. Mayong-Pule Km.4 Rt1/1 Kedungombo Buaran Mayong Jepara, yang didirikan pada tahun 2014. SMP Pesantren Manba’ul Ulum mulai beroprasi pada tanggal 1 Juli 2015, yang dikelola oleh Yayasan Islam Manba’ul Ulum (YISMU) Saat ini kepala sekolah Manba’ul ulum adalah bapak Nur Hasan,

Berdiri di atas tanah seluas 10.040 m2 SMP Pesantren Manba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara mempunyai Visi Berprestasi, kreatif, terampil Qur’ani dan mandiri. Dan mempunyai misi menciptakan peserta didik yang hafal Al-qur’an al-karim serta mampu megamalkannya, mewujudkan

3 Data diperoleh dari dokumentasi SMP Pesantren Mamba’ul Ulum

Buaran Mayong Jepara, pada tanggal 17 Oktober 2019. 4 Data diperoleh dari dokumentasi SMP Pesantren Mamba’ul Ulum

Buaran Mayong Jepara, pada tanggal17 Oktober 20195 Data diperoleh dari dokumentasi SMP Pesantren Mamba’ul Ulum

Buaran Mayong Jepara, pada tanggal 17 Oktober2019.

Page 3: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

48

peserta didik yang berahlakul karimah, menyelenggarakan pendidikan yang kreatif berprestasi produktif.

SMP Pesantren Manba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara pada tahun ajaran 2019/2020 memiliki peserta didik berjumlah 550 peserta didik

Tabel 4.1 Jumlah Peserta didikKelas Jumlah

peserta didikVII A 41VII B 42VII C 40VII D 41VII E 46VII F 45VII G 45VIII A 39VIII B 38VIII C 39VIII D 39IX A 53IX B 42Total 550

d. Struktur SMP Pesantren Mamba’ul UlumStuktur SMP Pesantren Manba’ul Ulum Buaran

Mayong Jepara Pada tahun ajaran 2019/2020 sebagai berikut:6

Pengasuh :KH. MA. Wildan, K.Ustuchi Fadlil, M.Pd.I

Kepala sekolah :Ust. Nur Hasan, S.Pd.IKurikulum :Ustdh. Fita FatimahKesiswaan :Ust. Jefry Badrus. S.PdAdm. Keuangan :Ust. Moh. UlinBendahara :Ust. Luqmannul HTata Usaha :Ust. Khoirun NKantin :Ust. M. Akip, Ust. M. SubkhiPembina Santri :Ust. Ahmad Ulin Nuha Ust. M. Akip

Ust. Luqmannul H M. Subkhi

6 Data diperoleh dari dokumentasi SMP Pesantren Mamba’ul Ulum

Jepara, pada tanggal 17 Oktober 2019.

Page 4: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

49

2. Analisis Dataa. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atautidaknya suatu kuesioner. kuesioner dikatakan valid, jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur.7 Uji validitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara korelasi hitung dengan r tabel, dengan kriteria sebagai berikut :1) Jika korelasi r hitung < r tabel maka data tidak valid.2) Jika korelasi r hitung > r tabel maka data valid.Di mana R tabel = 0,361 dimana N= 30

1) Validitas Instrumen Variabel Gaya Belajar Kinestetik(X)

Tabel 4.2 Uji Validitas Instrumen Variabel Gaya Belajar Kinestetik

No. Item r hitung r tabel Keputusan1. 0,766 0.361 Valid2. 0,895 0.361 Valid3. 0,469 0.361 Valid4. 0,755 0.361 Valid5. 0,578 0.361 Valid6. 0,418 0.361 Valid7. 0,637 0.361 Valid8. 0,578 0.361 Valid9. 0,721 0.361 Valid

10. 0,617 0.361 Valid11. 0,533 0.361 Valid12. 0,743 0.361 Valid13. 0,636 0.361 Valid14. 0,789 0.361 Valid15. 0,834 0.361 Valid16. 0,615 0.361 Valid17. 0,820 0.361 Valid18. 0,706 0.361 Valid19. 0,652 0.361 Valid20. 0,833 0.361 Valid

7Masrukin, Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan Agama

Islam, (Kudus: Media Ilmu, 2012),133.

Page 5: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

50

Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisa bahwa dengan signifikan 5% harga rhitung koefisien korelasinya lebih besar dari r tabel (0,361), sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh item gaya belajar kinestetik (X) adalah valid.

2) Validitas Instrumen Variabel Motivasi Belajar (Y1)Tabel 4.3 Uji Validitas Instrumen Variabel motivasi belajar

No. Item r hitung r tabel Keputusan1. 0,636 0.361 Valid2. 0,917 0.361 Valid3. 0,466 0.361 Valid4. 0,600 0.361 Valid5. 0,721 0.361 Valid6. 0,475 0.361 Valid7. 0,727 0.361 Valid8. 0,721 0.361 Valid9. 0,660 0.361 Valid

10. 0,504 0.361 Valid11. 0,670 0.361 Valid12. 0,739 0.361 Valid13. 0,533 0.361 Valid14. 0,690 0.361 Valid15. 0,883 0.361 Valid16. 0,540 0.361 Valid17. 0,822 0.361 Valid18. 0,596 0.361 Valid19. 0,401 0.361 Valid20. 0,847 0.361 Valid

Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisa bahwa dengan signifikan 5% harga rhitung koefisien korelasinya lebih besar dari r tabel (0,361), sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh item motivasi belajar (Y1) adalah valid.

b. Uji ReliabilitasUji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur

suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal, jika jawaban seseorang terhadap kenyataan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk melakukan uji reliabilitas dapat digunakan program SPSS dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha.

Page 6: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

51

Instrumen dikatakan reliabel, apabila nilai yang didapat dalam proses pengujian dengan uji statistic Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60.8 Uji reliabilitas instrument gaya belajar kinestetik dan motivasi belajar dengan menggunakan program SPSS 17 di dapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4 Uji Realibitas Instrumen

Variabel Jumlah

item

Cronbach Alpha

Kriteria Keterangan

Gaya belajar

kinestetik

20 0,949 Cronbach Alpha> 0,60

Reliabel

Motivasi belajar

20 0,943 Cronbach Alpha> 0,60

Reliabel

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa angketgaya belajar kinestetik memiliki nilai cronbach alphasebesar 0,949 yang lebih besar dari 0,60 (0,949 > 0,60) dan angket motivasi belajar memiliki nilai cronbach alpha sebesar 0,943 yang lebih besar dari 0,60 (0,943 > 0,60), maka dikatakan reliabel. Dengan demikian syarat reliabilitas alat ukur terpenuhi.Uji Reliabilitas Instrumen dapat dilihat pada lampiran 3.

c. Uji Asumsi Klasik1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah sebaran dari masing-masing variabel mempunyai distribusi normal atau tidak. Pada penelitin ini, peneliti menguji normalitas distribusi data dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov dengan taraf signifikansi 0,05. Adapun hasil uji normalitas data gaya belajar kinestetik terhadap motivasi belajar dan hasil belajar pada mata pelajaran fiqih dapat dilihat pada tabel berikut:

8Masrukin, Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan

Agama Islam, 128.

Page 7: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

52

Tabel 4.5 Ringkasan Uji Normalitas Data

Variabel Asymp. Sig (2-tailed)

Kondisi Keterangan

distribusi data

Gaya belajar

kinestetik

0,227 Asymp. Sig > 0,05

Normal

Motivasi belajar

0,803 Asymp. Sig > 0,05

Normal

Hasil belajar mata

pelajaran fiqih

0,275 Asymp. Sig > 0,05

Normal

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17 ditemukan angka Sig = 0,227untuk variabel gaya belajar kinestetik (angka SIG 0,227> 0,05) , diperoleh SIG = 0,803 untuk variabel motivasi belajar (angka SIG 0,803> 0,05) dan juga diperoleh angka SIG = 0,275 untuk variabel hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih (angka SIG 0,275> 0,05). Dengan demikian data dari ketiga variabel tersebut H0 diterima atau sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 4.

2) Uji Linieritas DataPengujian linieritas data dapat dilakukan dengan

cara menggunakan uji linieritas data dengan scatter plot(diagram pencar) seperti yang digunakan untuk deteksi data outler, dengan memberi tambahan regresi. Kriterianya adalah: 9

a. Jika pada grafik mengarah ke kanan atas, maka data termasuk dalam kategori linier.

b. Jika pada grafik tidak mengarah ke kanan atas, maka data termasuk dalam kategori tidak linier.

Adapun hasil pengujian linieritas antara variabel gaya belajar kinestetik terhadap motivasi belajar

9Masrukin, Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan Agama Islam,

111-113

Page 8: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

53

menggunakan program bantu SPSS 17 dapat diketahui bahwa garis linieritas membentuk pola garis kekanan atas dan variabel gaya belajar kinestetik terhadap hasil belajar pada mata pelajaran fiqih menggunakan progam bantu SPSS 17 dapat diketahui bahwa garis linieritas membentuk pola garis kekanan atas, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yaitu “Variabel gaya belajar kinestetik linier dengan variabel hasil belajar dan variabel motivasi belajar linier dengan variabel hasil belajar”. Scatter plot dapat dilihat pada lampiran 5.

3) Uji Homoskedastisitas DataUji homoskedastisitas pada prinsipnya ingin

menguji apakah sebuah grup (data kategori) mempunyaivarian yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi, maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama, maka dikatakan terjadi heteroskedastisitas.10

Adapun pengujian homoskedastisitas dapat dilakukan dengan program SPSS dengan alat analisis Levane Test secara ringkas disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6 Ringkasan UJi Homoskesdastisitas DataVariabel Probabilitas

significanceKriteria Ketera

ngan

Gaya belajar

kinestetik

0,080 Probabilitas sig.> 0,05

H0 diterima

Motivasi belajar

0,066 Probabilitas sig.> 0,05

H0 diterima

Hasil belajar mata

pelajaran fiqih

0,747 Probabilitas sig.> 0,05

H0 diterima

10 Masrukin, Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan Agama

Islam, 111-113

Page 9: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

54

Berdasarkan tabel diatas gaya belajar kinestetik, motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih angka SIG sebesar 0,080, 0,066, dan 0,747. Oleh karena SIG > 0,05, maka H0 diterima yaitu: kedua variansi populasi adalah identik/homogen, Uji homoskedastisitas dapat dilihat pada lampiran 6.

d. Analisis Data1) Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan ini akan dideskripsikan tentang data variabel gaya belajar kinestetik (X), dan motivasi belajar siswa (Y1) pada mata pelajaran fiqihdiambil melalui angket atau kuisioner yang dibagikan dan dijawab oleh responden. Sedangkan hasil belajar siswa (Y2) diambil melalui nilai ulangan harian.Adapun populasi pada penelitian ini adalah kelas VIII SMP Pesantren Manba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara yang bejumlah 77 siswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Jumlah sampelnya yaitu 62 siswa.

Angket tentang gaya belajar kinestetik pada mata pelajaran fiqih 20 item, dan angket tentang motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih terdiri dari 20item, kemudian tiap-tiap item disajikan 4 option pilihan jawaban. Tahap pertama yang dilakukan untuk mengolah angket yang terkumpul adalah memberikan skor terhadap jawaban yang diberikan responden dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Untuk pilihan jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) skor 1

b) Untuk pilihan jawaban TS (Tidak Setuju) skor 2c) Untuk pilihan jawaban S (Setuju) skor 3d) Untuk pilihan jawaban SS (Sangat Setuju) skor 4

Langkah selanjutnya mengelompokkan nilai skor tersebut menjadi tiga kelompok. Yang pertama adalah kelompok nilai dari gaya belajar kinestetik pada mata pelajaran fiqih sebagai variabel (X), yang kedua adalah motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih sebagai variabel (Y1), dan yang ketiga adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih sebagai variabel (Y2). Untuk menentukan nilai kuantitatif gaya belajar kinestetik terhadap motivasi dan hasil belajar

Page 10: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

55

siswa pada mata pelajaran fiqih adalah menjumlahkan skor jawaban dan nilai tiap-tiap responden.a) Analisis data gaya belajar kinestetik SMP

Manba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara (X)Peneliti menyajikan data yang diperoleh dari

penyebaran angket tentang gaya belajar kinestetik kemudian dihitung nilai rata-rata (mean) dari data yang terkumpul melalui angket variabel X yang terdiri dari 20 item soal dengan rumus sebagai berikut:

n

fx XM

=4155 62 = 67,02Keterangan :

XM : Nilai rata-rata variabel X∑ fx : Jumlah nilai XN : Jumlah responden

Berdasarkan dari nilai mean tersebut, maka dilakukan dengan membuat kategori dengan langkah-langkah sebagai berikut.(1) Mencari nilai tertinggi (H) dan nilai terendah

(L) H = Jumlah nilai skor tertinggi dari

kemungkinan jawaban angket, yaitu sebesar 80L = Jumlah nilai skor terendah dari

kemungkinan jawaban angket, yaitu sebesar 20

(2) Mencari nilai Range (R)R = H – L + 1 = 80 – 20 + 1 = 61

(3) Mencari nilai Interval (I)

I = K

R

= 61 4= 15,25 dibulatkan menjadi 15

Page 11: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

56

Keterangan:I = Interval kelasR = RangeK=Jumlah kelas (berdasarkan multiple choice)Berdasarkan data di atas diperoleh mean

dengan nilai 67,02, nilai tertinggi kemungkinan jawaban yaitu 80, nilai terendah kemungkinan jawaban yaitu 20, range dengan nilai 61, dan interval dengan nilai 15. Sehingga, interval yang diambil adalah kelipatan sama dengan nilai 15, untuk kategori nilai interval dapat diperoleh sebagai berikut.Tabel 4.7 Nilai Interval Gaya Belajar Kinestetik

Hasil data di atas menunjukkan mean dengan nilai 67,02, dari hasil gaya belajar kinestetik berada pada interval (65-80). Maka, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar kinestetik SMP Pesantren Manba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara ada pada kategori “sangat baik”.b) Analisis data motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran fiqih SMP Pesantren Manba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara

Peneliti menyajikan data yang diperoleh dari penyebaran angket tentang motivasi belajarkemudian dihitung nilai rata-rata (mean) dari data yang terkumpul melalui angket variabel Y1 yang terdiri dari 20 item soal dengan rumus sebagai berikut:

n

fy1 YM

= 4359 62

= 70,31

M Y : Nilai rata-rata variabel Y1

∑fy1 : Jumlah nilai Y1

No Interval Kategori

1. 65-80 Sangat Baik2. 50-64 Baik3. 35-49 Cukup4. 20-34 Kurang

Page 12: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

57

N : Jumlah responden Berdasarkan dari nilai mean tersebut, maka

dilakukan dengan membuat kategori dengan langkah-langkah sebagai berikut.(1)Mencari nilai tertinggi (H) dan nilai terendah

(L) H = Jumlah nilai skor tertinggi dari

kemungkinan jawaban angket, yaitu sebesar 80

L = Jumlah nilai skor terendah dari kemungkinan jawaban angket, yaitu sebesar 20

(2)Mencari nilai Range (R)R = H – L + 1 = 80 – 20 + 1 = 61

(3)Mencari nilai Interval (I)

I = K

R

= 61

4= 15,25 dibulatkan menjadi 15

Keterangan:I = Interval kelasR = Range K = Jumlah kelas (berdasarkan multiple

choice)Berdasarkan data di atas diperoleh mean dengan

nilai 70,31, nilai tertinggi kemungkinan jawaban yaitu 80, nilai terendah kemungkinan jawaban yaitu 20, range dengan nilai 61, dan interval dengan nilai 15. Sehingga, interval yang diambil adalah kelipatan sama dengan nilai 15, untuk kategori nilai interval dapat diperoleh sebagai berikut.

Tabel 4.8 Nilai Interval Motivasi BelajarNo Interval Kategori

1. 65-80 Sangat Baik2. 50-64 Baik

3. 35-49 Cukup4. 20-34 Kurang

Page 13: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

58

Hasil tabel di atas menunjukkan mean dengan

nilai 70,31, dari hasil motivasi belajar berada pada interval (65-80). Maka, dapat disimpulkan bahwamotivasi belajar SMP Pesantren Manba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara ada pada kategori “sangat baik”.

c) Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih SMP Pesantren Manba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara (Y2)

Peneliti menyajikan data yang diperoleh dari nilai Ulangan harian pada mata pelajaran fiqih kemudian dihitung nilai rata-rata (mean) dari data yang terkumpul melalui variabel Y2, dengan rumus sebagai berikut:

n

fY YM

= 5157 62

= 83,18

M Y : Nilai rata-rata variabel Y2

∑fy : Jumlah nilai Y2

N : Jumlah responden Berdasarkan nilai mean hasil belajar siswa pada

mata pelajaran fiqih sebesar 83,18. Adapun kategori hasil belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 4.9 Nilai Kategori Interval Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Fiqih

No. Interval

Katagori Kode

1. 91-100 Sangat Baik

A

2. 83-90 Baik B

3. 75-82 Cukup C

4. ≤ 74 Kurang D

Hasil diatas menunjukkan Mean dengan nilai 83,18. Dari hasil belajar siswa berada pada interval 83-90 dan termasuk dalam kategori “Baik”.

Page 14: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

59

e. Uji Hipotesis Asosiatif1) Analisis Uji Hipotesis X terhadap Y1

Analisis uji hipotesis asosiatif ini digunakan untuk menguji hipotesis yang berbunyi “H0 : Tidak ada pengaruh gaya belajar kinestetik terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Pesantren Manba’ul Ulum Mayong Jepara” dan ”Ha : Ada pengaruh positif gaya belajar kinestetik terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Pesantren Manba’ul Ulum Mayong Jepara”

Peneliti menggunakan uji F untuk menguji penelitian ini, Pengujian hipotesis 1 dilakukan dengan menggunakan analisis bivariate, yaitu analisis regresi sederhana 1 prediktor. Data diolah dengan bantuan program komputer SPSS 17. Adapun perhitungan selengkapanya dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini disajikan tabel ringkasan hasil regresi sederhana 1 prediktor antara X terhadap Y1:

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Regresi X terhadap Y1

Variabel Koefisien

X / b (gaya belajar kinestetik)

0,361

Konstanta / a 46,106

rhitung 0,453

r2 0,206

F hitung 15,531

F tabel 4,00

Berdasarkan tabel diatas selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis 1. langkah-langkah dalam melakukan pengujian hipotesis 1 adalah sebagai berikut:a) Membuat persamaan garis regresi 1 prediktor

(Regresi Sederhana)Nilai variabel X dan konstanta pada persamaan

garis regresi diperoleh dengan mengolah data menggunakan bantuan program SPSS 17. Selanjutnya dituangkan dalam persamaan persamaan regresi sebagai berikut:

Page 15: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

60

Ŷ1 = a + bXŶ1 = 46,106 + 0,361 X

Persamaan diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien prediktor X sebesar 0,361. Artinya apabila nilai gaya belajar kinestetik (X) meningkat 1 poin maka akan menyebabkan naiknya nilai motivasi belajar siswa (Y1) sebesar 0,361. Nilai konstanta persamaan regresi sebesar 46,106 yang artinya apabila nilai gaya belajar kinestetik (X) adalah 0 (nol). Maka nilai motivasi belajar siswa (Y1) sebesar 46,106.

b) Mencari koefisien korelasi antara prediktor X dengan kriterium Y1

Koefisien korelasi (rx.y1) dicari dengan mengujji hipotesis 1 dengan melihat seberapa besar hubungan antara gaya belajar kinestetik (X) dengan motivasi belajar siswa (Y1). berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan bantuan program SPSS 17. Di dapatkan koefisien korelasi antara X terhadap Y1 sebesar 0,453 dan rtabel sebesar 0,244, rhitung lebih besar dari rtabel ( 0,453 > 0,244) maka H0 ditolak dan Ha ditrima, sehingga ada pengaruh positif antara gaya belajar kinestetik terhadap motivasi belajar. Nilai koefisien korelasi tersebut selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 4.11 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi X

terhadap Y111

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah0,20 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,799 Kuat0,80 – 1,000 Sangat Kuat

11 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan RDB). 257.

Page 16: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

61

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara gaya belajar kinestetik (X) terhadap motivasi belajar (Y1) siswa pada mata pelajaran fiqih SMP Pesantren Manba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara sebesar 0,453 tergolong “sedang” yaitu terletak pada interval (0,40-0,599).

c) Mencari koefisien Determinasi (r2)Koefisien determinasi menunjukkan tingkat

ketepatan garis regresi. Garis regresi digunakan untuk menjelaskan proporsi dari ragam variabel terikat yang diterangkan oleh variabel bebasnya. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunkan bantuan SPSS 17. Didapatkan r2 sebesar 0,206. Nilai tersebut berarti variabel motivasi belajar siswa (Y1) pada mata pelajaran fiqih SMP Pesantren Manba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara dapat ditentukan oleh 20,6 % variabel gaya belajar kinestetik (X).

2) Uji Hipotesis X terhadap Y2

Analisis uji hipotesis asosiatif ini digunakan untuk menguji hipotesis yang berbunyi “Ho : Tidak ada pengaruh gaya belajar kinestetik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Pesantren Manba’ul Ulum Mayong Jepara” dan “Ha : Adanya pengaruh yang positif gaya belajar kinestetikterhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Pesantren Manba’ul Ulum Mayong Jepara”

Peneliti menggunakan uji F untuk menguji penelitian ini, Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan menggunakan analisis bivariate, yaitu analisis regresi sederhana 1 prediktor. Data diolah dengan bantuan program komputer SPSS 17. Adapun perhitungan selengkapanya dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini disajikan tabel ringkasan hasil regresi sederhana 1 prediktor antara X terhadap Y2:

Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Uji Regresi X terhadap Y2

Variabel Koefisien

X / b (gaya belajar kinestetik)

1,147

Page 17: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

62

Variabel Koefisien

Konstanta / a 6,317

rhitung 0,666

r2 0,443

F hitung 47,812

F tabel 4,00

Berdasarkan tabel diatas selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis 2. langkah-langkah dalam melakukan pengujian hipotesis 2 adalah sebagai berikut:a) Membuat persamaan garis regresi 1 prediktor

(Regresi Sederhana)Nilai variabel X dan konstanta pada

persamaan garis regresi diperoleh dengan mengolah data menggunakan bantuan program SPSS 17. Selanjutnya dituangkan dalam persamaan persamaan regresi sebagai berikut:Ŷ = a + bXŶ = 6,317 + 1,147 X

Persamaan diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien prediktor X sebesar 1,147. Artinya apabila nilai gaya belajar kinestetik (X) meningkat 1 poin maka akan menyebabkan naiknya nilai hasil belajar siswa (Y2) sebesar 1,147. Nilai konstanta persamaan regresi sebesar 6,317 yang artinya apabila nilai gaya belajar kinestetik (X) adalah 0 (nol). Maka nilai hasil belajar siswa (Y2) sebesar 6,317.

b) Mencari koefisien korelasi antara prediktor X dengan kriterium Y2

Koefisien korelasi (rx.y1) dicari dengan mengujji hipotesis 2 dengan melihat seberapa besar hubungan antara gaya belajar kinestetik (X) dengan hasil belajar siswa (Y2). berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunakan bantuan program SPSS 17. Di dapatkan koefisien korelasi antara X terhadap Y2 sebesar 0,666 dan rtabel sebesar 0,244, rhitung lebih besar dari rtabel (0,666>0,244) maka

Page 18: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

63

H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga ada pengaruh positif antara gaya belajar kinestetik terhadap hasil belajar. Nilai koefisien korelasi ini selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 4.13 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi X

Terhadap Y212

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah0,20 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,799 Kuat0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara gaya belajar kinestetik (X) terhadap hasil belajar (Y2) siswa pada mata pelajaran fiqih SMP Pesantren Manba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara sebesar 0,666 tergolong “kuat” yaitu terletak pada interval (0,60 – 0,799).

c) Mencari koefisien Determinasi (r2)Koefisien determinasi menunjukkan tingkat

ketepatan garis regresi. Garis regresi digunakan untuk menjelaskan proporsi dari ragam variabel terikat yang diterangkan oleh variabel bebasnya. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menggunkan bantuan SPSS 17. Didapatkan r2

sebesar 0,443. Nilai tersebut berarti variabel hasil belajar siswa (Y2) pada mata pelajaran fiqih SMP Pesantren Manba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara dapat ditentukan oleh 44,3 % variabel gaya belajar kinestetik (X).

12 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan RDB, 257.

Page 19: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

64

f. Analisis Lanjut1) Pengaruh Gaya Belajar Kinestetik (X) Terhadap

Motivasi Belajar Siswa (Y1) Pada Mata Pelajaran FiqihTingkat signifikansi dari pengaruh yang signifikan

gaya belajar kinestetik (X) terhadap motivasi belajar(Y1) pada mata pelajaran fiqih maka dilakukan uji signifikansi dengan menggunakan bantuan komputer SPSS 17 sebagai berikut:

Tabel. 4.14 Ringkasan Uji F X terhadap Y1Uji F Df F

hitung F

tabel Keterangan

N1 N2X

terhadap Y1

1 60 15,531 4,00 Signifikan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai Freg

sebesar . Nilai tersebut kemudiandikonsultasikan dengan nilai Ftabel agar dapat menguji hipotesis yang diajukan. a) Apabila Fhitung lebih besar daripada Ftabel, maka

hipotesis diterima b) Apabila Fhitung lebih kecil daripada Ftabel, maka

hipotesis ditolak Nilai Ftabel dicari berdasarkan db= m yaitu 1, lawan

N-m-1 dengan hasil 62-1-1=60, jadi hasilnya adalah 1 lawan 60, sehingga harga Ftabel 5%= 4,00. Nilai tersebut diketahui bahwa Fhitung lebih besar dari pada Ftabel

( > 4,00), maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa “Ada pengaruh positif dan signifikan gaya belajar kinestetik terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Pesantren Manba’ul Ulum Mayong Jepara”.

2) Pengaruh Gaya Belajar Kinestetik (X) TerhadapHasil Belajar (Y2) Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih

Tingkat signifikansi dari pengaruh yang signifikangaya belajar kinestetik (X) terhadap hasil belajar (Y2) siswa pada mata pelajaran fiqih maka dilakukan uji signifikansi dengan menggunakan bantuan komputer SPSS 17 sebagai berikut:

Page 20: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

65

Tabel. 4.15 Ringkasan Uji F X terhadap Y2 Uji F Df F

hitung

F tabel

Keteranga

n N1 N2

X terhadap Y2

1 60 47,812

4,00 Signifikan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai Freg

sebesar . Nilai tersebut kemudiandikonsultasikan dengan nilai Ftabel agar dapat menguji hipotesis yang diajukan. a) Apabila Fhitung lebih besar daripada Ftabel, maka

hipotesis diterima.b) Apabila Fhitung lebih kecil daripada Ftabel, maka

hipotesis ditolak Nilai Ftabel dicari berdasarkan db= m yaitu 1, lawan

N-m-1 dengan hasil 62-1-1=60, jadi hasilnya adalah 1 lawan 60, sehingga harga Ftabel 5%= 4,00. Dari nilai tersebut diketahui bahwa Fhitung lebih besar dari pada Ftabel ( > 4,00), maka H0 ditolak dann Ha diterima yang berarti bahwa “Adanya pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar kinestetik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Pesantren Manba’ul Ulum Mayong Jepara”.

B. Pembahasan Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti di SMP

Pesantren Manba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara tentang pengaruh gaya belajar kinestetik terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih, maka dapat dilakukan pembahasan sebagai hasil penelitian sebagai berikut:1. Pengaruh Gaya Belajar Kinestetik (X) Terhadap Motivasi

Belajar (Y1)Tidak semua orang mempunyai gaya belajar yang sama,

sekalipun mereka bersekolah di sekolah dan bangku yang sama, belum tentu mempunyai kemampuan dalam menyerap dan memahami pelajaran yang sama. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang lambat. Karena mereka sering kali menempuh

Page 21: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

66

cara yang berbeda untuk bisa memahami sebuah pelajaran.13

Hasil belajar yang baik tentunya dipengaruhi bagaimana guru mengetahui gaya belajar yang sesuai dengan siswa dan guru mampu menumbuhkan motivasi yang besar pada siswa

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsic berupa hasrat dan keinginan berhasil. Sedangkan faktor ekstrisic yaitu adanya penghargaan, kegiatan belajar yang menarik, dan lain sebagainya. Seperti pendapat yang dikemukakan Sumiati dan Asra yang dikutip Ratih Endang Palupi dan Rini Endah Sugiharti,”Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong siswa untuk berperilaku yang langsung menyebabkan munculnya perilaku dalam belajar.14

Hasil penelitian ini di dapatkan nilai koefisien determinasi yang pertama tentang gaya belajar kinestetik terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih adalah 20,6 %. Ini berarti, bahwa varians yang terjadi pada variabel motivasi belajar (Y1) adalah 20,6 % ditentukan oleh varians yang terjadi pada variabel gaya belajar kinestetik (X). Diperoleh persamaan Ŷ = 46,106 + 0,361 X. Persamaan tersebut dapat diketahui bahwa nilai koefisien prediktor X sebesar 0,361. Artinya apabila nilai gaya belajar kinestetik (X) meningkat 1 poin maka akan menyebabkan naiknya nilai motivasi belajar siswa (Y1) sebesar 0,361. Nilai konstanta persamaan regresi sebesar 46,106 yang artinya apabila nilai gaya belajar kinestetik (X) adalah 0 (nol). Maka, nilai motivasi belajar siswa (Y1) sebesar 46,106. Langkah selanjutnya dilakukan uji keberartian terhadap koefisien regresi dengan menggunakan uji F. Nilai Ftabel dicari berdasarkan db= m yaitu 1, lawan N-m-1 dengan hasil 62-1-1=60, jadi hasilnya adalah 1 lawan 60, sehingga harga Ftabel

5%= 4,00. Nilai tersebut diketahui bahwa Fhitung lebih besar dari pada Ftabel (15,531 > 4,00), H0 ditolak dan Ha diterima yaitu “Ada pengaruh positif dan signifikan gaya belajar kinestetik terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Pesantren Manba’ul Ulum Mayong Jepara”. Kesimpulan dari hasil tersebut yang berarti bahwa “Ada

13 M. Nur Ghufron, Rini Risnawati, “Gaya Belajar Kajiran

Teoritik”,Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2014, 3814 Ratih Endang Palupi, Rini Endah Sugiharti, Hubungan

Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas Dengan Motivasi Belajar Siswa, Jurnal Pedagogik Vol. II, No. 2, September 2014, 40.

Page 22: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

67

pengaruh positif dan signifikan gaya belajar kinestetik terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Pesantren Manba’ul Ulum Mayong Jepara”.

Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Asti Widya Putri, 2013. Yang berjudul “Pengaruh Gaya Belajar siswa (Visual, Audiovisual dan Kinestetik) Pada Mata Pelajaran Mengelola Peralatan Kantor Terhadap Hasil Belajar”. Hasil gaya belajar siswa kelas X di SMK Barunawati Surabaya tergolong cukup. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden sebanyak 55,6% memiliki gaya belajar visual sedang terhadap mata pelajaran mengelola peralatan kantor. Sedangkan 65,3% memiliki gaya belajar auditorial sedang terhadap hasil belajar. yang terakhir sebesar 68,1% memiliki gaya belajar kinestetik sedang terhadap hasil belajar.15 Penelitian yang dilakukan oleh Happy Ayu Agmil. 2015 dengan judul “Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta didik MIN Jati Pandansari Ngunut Tulungagung Dalam Belajar Matematika” berdasarkan penelitian tersebut ada pengaruh yang signifikan gaya belajar terhadap motivasi peserta didik dalam belajar matematika berdasarkan nilai signifikansi 0,803 ≥ 0,05.

2. Pengaruh Gaya Belajar Kinestetik (X) Terhadap Hasil Belajar (Y2)

Gaya belajar sangat berkaitan erat dengan pribadi seseorang, yang tentu dipengaruhi oleh pendidikan dan riwayat perkembangannya, dengan mengetahui gaya belajar peserta didiknya, pendidik dapat menyesuaikan gaya mengajarnya dengan kebutuhan peserta didiknya, sehingga prserta didik semuanya dapat memperoleh cara yang efektif baginya. Khususnya jika dengan menggunakan pegajaran individual, gaya belajar peserta didik dapat diketahui. Agar dapat memperhatikan gaya belajar peseta didik. Pendidik harus menguasi keterampilan dalam berbagai dalam mengajar dan harus sanggup menjalankan berbagai peranan, misalnya sebagai ahli bahan pengajaran dan sumber informasi. Ia harus sanggup

15 Asti Widiya Putri, “Pengaruh Gaya Belajar siswa (Visual, Audiovisual

dan Kinestetik) pada mata Pelajaran Mengelola Peralatan Kantor Terhadap Hasil Belajar”(Skripsi, UIn Sunan Ampel Surabaya, 2013). 60.

Page 23: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

68

menggunakan metode balajar yang paling serasi, menurut gaya belajar masing-masing individu.16

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Salah satu bentuk interaksi antar faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah antara metode pembelajaran dan kepribadian siswa.17 Hasil belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan hasil dalam perilakunya. Hasil belajar adalah aktivitas mental berlangsung aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran seberapa jauh individu menguasai bahan yang sudah diajakan.18

Hasil penelitian ini di dapatkan nilai koefisien determinasiyang kedua tentang variabel gaya belajar kinestetik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih SMP Pesantren Manba’ul Ulum Buaran Mayong Jepara adalah 44,3 %. Ini berarti, bahwa varians yang terjadi pada variabel hasil belajar (Y2) adalah 44,3 % ditentukan oleh varians yang terjadi pada variabel gaya belajar kinestetik (X). Sedangkan sisanya 55,7% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor diluar penelitian ini.Diperoleh persamaan Ŷ = 6,317 + 1,147 X. Persamaan tersebut dapat diketahui bahwa nilai koefisien prediktor X sebesar 1,147. Artinya apabila nilai gaya belajar kinestetik (X) meningkat 1 poin maka akan menyebabkan naiknya nilai hasil belajar siswa (Y2) sebesar 1,147. Nilai konstanta persamaan regresi sebesar 6,317 yang artinya apabila nilai gaya belajar kinestetik (X) adalah 0 (nol). Maka nilai hasil belajar siswa (Y2) sebesar 6,317.

Langkah selanjutnya dilakukan uji keberartian terhadap koefisien regresi dengan menggunakan uji F. Nilai Ftabel dicari berdasarkan db= m yaitu 1, lawan N-m-1 dengan hasil 62-1-1=60, jadi hasilnya adalah 1 lawan 60, sehingga harga Ftabel 5%= 4,00. Nilai tersebut diketahui bahwa Fhitung lebih besar dari pada Ftabel ( > 4,00), maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu

16 Dr, Arief s. Sadiman. Msc, “Media Pendidikan Pengertian

Pengembangan dan pemanfaatanya”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 107.

17 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 142.

18 Purwanto, “Evaluasi Hasil Belajar”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011). 38.

Page 24: BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

69

“Adanya pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajarkinestetik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Pesantren Manba’ul Ulum Mayong Jepara”. Kesimpulan dari hasil tersebut yaitu “Adanya pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar kinestetik terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Pesantren Manba’ul Ulum Mayong Jepara”

Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Suyono yang berjudul ”Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Akuntansi XI IPS SMA N 3 Tapung Tahun Ajaran 2017/2018” dengan hasil terdapat pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar terhadap hasil belajar akuntansi. Hal ini dibuktikan Fhitung > Ftabel (4,812 > 3,106) dan nilai signifikansi 0,011 < 0,05 maka dapat disimpulka gaya belajar berpengaruh terhadap hasil belajar.19

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Dina Safitri “Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X IPS Program Unggulan Di MAN Kota Malang” dengan hasil Terdapat Pengaruh positif signifikan antara gaya belajar kinestetik (X3) terhadap hasil belajar siswa (Y), yakni sebesar 0,423 atau 42,3% dengan taraf signifikansi 0,000 (< 0,05).20

19 Akhmad Suyono, “”Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar

Pada Mata Pelajaran Akuntansi XI IPS SMA N 3 Tapung Tahun Ajara 2017/2018” Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi Vol.6, No.1,2018,9.

20 Siti Dina Safitri “Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X IPS Program Unggulan Di MAN Kota Malang” (Skripsi, UIN maulana Malik Ibrahim Malang, 2017),80.