bab iv analisis pendekatan dan konsep …eprints.ums.ac.id/58867/7/bab iv.pdf · analisis...
TRANSCRIPT
51
BAB IV
ANALISIS PENDEKATAN DAN KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
4.1 Analisa dan Konsep Site
1. Analisa Pencapaian
Tujuan utama dari analisa pencapaian adalah untuk menentukan dimana letak
dari main entrance dan side entrance dari site. Adapun tujuan dan kriteria dari
kedua pintu masuk tersebut adalah.
Main Entrance (ditujukan untuk para pengunjung resort)
- Letaknya di jalan utama agar mudah dicapai.
- Dapat menarik pengunjung.
Side Entrance (ditujuan untuk kendaraan servis dan karyawan)
- Letaknya di jalan yang tidak terlalu ramai.
- Tersembunyi dari atau sukar dilihat leh pengunjung.
Gambar 44 Analisa Main Entrance dan Side Entrance Sumber: Analisa penulis, 2017
52
Hasil analisa:
- Pintu masuk utama (main entrance) diletakan pada Jalan Tuntang-Beringin
atau pada sisi utara site, dengan pertimbangan jalan tersebut merupakan jalan
utama untuk menuju lokasi.
- Pintu masuk sekunder (side entrance) diletakkan pada Jalan Lerak atau pada
posisi barat site, dengan pertimabangan jalan tersebut merupakan jalan desa,
sehingg tidak terlalu ramai dan jalan tersebut cukup tersembunyi dari jalan
utama.
2. Analisa Orientasi dan View
Tujuan dari analisa ini adala agar mendapatkan view atau pemandangan yang
bagus dan orientasi kawasan agar masyarakat dapat dengan mudah mengenali dan
tertarik untuk masuk ke dalam kawasan.
a. View from site
Gambar 45 Analisa view from site Sumber: Analisa penulis, 2017
53
Hasil analisa:
- Mencipkatan site tersendiri didalam kawasan, dengan alasan karena site berada
ada zona yang diperuntukan untuk pemukiman, sehingga ditautkan apabila
nanti telah terbangun resort tersebut, masyarakat akan membangun pemukiman
di sekitar site yang akan membuat pemandangan kurang nyaman.
b. View to site
Gambar 46 Analisa view to site Sumber: Analisa penulis, 2017
Hasil analisa :
- View dari luar menuju kedalam yaitu dari arah Jalan Raya Tuntang-Beringin
sehingga diharapkan nantinya nilai ekspos dari kawasan tersebut dapat menarik
banyak pengunjung (panah hijau)
3. Analisa Sinar Matahari
Matahari memiliki dampak positif, salah satunya adalah untuk memberikan
pencahayaan alami terhadap bangunan. Namun selain memiliki dampak positif,
sinar matahari juga memiliki dampak negatif, salah satunya adalah panas dan
radiasi sinar ultra violet. Pada dasarnya matahari memliki dampak positif dan
54
negatif, tergantung kita sebagai perancang untuk memanfaatkan dampak
positifnya dan mengurangi dampak negatifnya. Dasar-dasar pertimbangannya
adalah:
- Sinar matahari pagi (sebelum jam 10.00) sinar matahari tidak terlalu terik dan
baik bagi kesehatan sehingga dapat dimanfaatkan.
- Sinar matahari siang (10.00-15.00) sinar matahari memiliki suhu yang tinggi
dan menyilaukan, sehingga harus dikurangi dmpaknya terhadap bangunan dan
aktivitas.
- Sinar matahri sore (sesudah 15.00) sinar matahari pada saat ini cukup
menyilaukan dan suhu cukup tinggi, namun tidak setinggi siang hari.
Gambar 47 Analisa sinar matahari
Sumber: Analisa penulis, 2017
Hasil analisa:
Kawasan
- Pada sisi timur digunakan untuk kegiatan yang dilaksanakan pada pagi hari,
misalnya olahraga pagi.
55
- Pada sisi barat digunakan untuk zona yang bukan merupakan kegiatan
pengunjung atau wisatawan, misal parkir kendaraan.
Bangunan
- Memberikan bukaan pada sisi timur bangunan, agar sinar matahari pagi dapat
masuk ke dalam bangunan
- Memberikan bukaan pada sisi utara dan selatan bangunan, dengan tujuan agar
terik sinar matahari tidak masuk ke dalam bangunan.
- Apabila diharuskan untuk memberikan bukaan pada sisi barat, maka pada
bukaan tersebut diberikan shading. Agar sinar matahari tidak masuk secara
menyulur kedalam bangunan.
4. Analisa Kebisingan
Analisa kebsingan ini memiliki tujuan agar pengunjung tidak terganggu dari
kebisingan yang bersumber dari lingkungan sekitar site. Data yang ada di
lapangan adalah
Sebelah Utara : Jalan Raya Tuntang-Beringin (kebisingan tinggi)
Sebelah Timur : Perkebuna kopi (kebisingan rendah)
Sebelah Selatan : Persawahan (kebisingan rendah)
Sebelah Barat : Pemukiman warga (kebisingan sedang)
56
Gambar 48 Analisa kebisingan Sumber: Analisa penulis, 2017
Hasil analisa:
- Untuk area nomor 1, digunakan untuk area publik, seperti tempat parkir
kendaraa pengunjung.
- Untuk area nomor 2, digunakan untuk area servis, dan pengelolaan resort.
- Untuk area nomor 3 dan 4, digunakan untuk tempat penginapan, kolam renang,
tempat bersantai, atau kegiaan yang memerlukan ketenangan.
5. Analisa Angin
Tujuan dari analisa angin ini adalah untuk menenteukan bukaan pada
bangunan, karena angin memiliki dampak positif bagi bangunan yaitu sebagai
penghawaan alami, namun angin juga memiliki dampak negatif apabila angin
berhembus terlalu kencang.
57
Gambar 49 Analisa hembusan angin Sumber: Analisa penulis, 2017
Angin di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu angin muson barat dan angin
muson timur. Angin muuson barat terjadi pada bulan Oktober hingga Februari.
Angin muson barat sendiri mengandung banyak uap air sehingga menyebabkan
musim penghujan. Sedangkan angin muson timur terjadi pada bulan april hingga
agustus.
Hasil analisa
- Memaksimalkan bukaan bangunan yang terletak pada sisi datangnya angin
- Memberikan barrier (berupa pohon) pada sisi arah datangnya angin yang
berfungsi untuk menghambat hembusan angin sehingga kecepatan ngin tidak
mengganggu penghuni bangunan.
6. Analisa Landscape
Tujuan dari analisa landscape ini adalah untuk menjadikan kawasan menjadi
baik, indah serta untuk menjaga iklim makro. Selain itu analisa landscape ini juga
dapat menjaga pelestarian lingkungan baik flora maupun fauna. Terdapat
58
beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam analisa landscape ini, diantaranya
adalah
- Estetika Landscape
- Kondisi site
- Kondisi alam
- Fungsi arsitektur
Selain beberapa hal diatas, faktor juga yang harus dipertimbangkan adalah
konsep dari resort ini yang merupakan resort dengan konsep perkebunan kopi.
Berikut ini adalah beberapa element yang akan digunanakan dalam
perancangan resort, yaitu:
A. Softscape
Tabel 3 Analisa softscape
Jenis Tanaman Nama Tanaman Konsep
Tanaman Penunjuk
Arah
(Jalan Utama)
Pohon trembesi
Pohon trembesi dipilih
sebagai pohon penunjuk
jalan utama karena sifat
pohon yang memiliki tajuk
lebar sehingga dapat
membuat jalan utam
menjadi sejuk.
Puring
Tanaman ini diunakan
untuk penunjuk arah atau
jalan yang berada di depan
cottage, karena ketinggian
pohon ini tidak terlalu
tinggi, sehingga tidak
menghalangi
pemandangan dari dalam
cottage
Bayam merah Tanaman ini digunakan
59
Jenis Tanaman Nama Tanaman Konsep
pada samping pedestrian
di depan \ cottage.
Tanaman penyerap
kebisingan
Pohon Glodokan Tiang
Pohon ini digunakan pada
sisi luar site, selain
berfungsi sebagai tanaman
penyerap kebisingan,
tanaman ini juga dapat
berfungsi sebagai tanaman
pembatas site.
Tanaman utama
kawasan
Pohon Kopi
Pohon kopi ini digunakan
karena konsep dari resort
dan karena pohon kopi
merupakan tanaman
komoditas daerah ini.
Pohon Lamtoro
Pohon ini digunakan
sebagai peneduh pohon
kopi dan peneduh
kawasan.
Sumber: Analisa penulis, 2017
60
B. Hardscape
Tabel 4 Analisa hardscape
Nama Gambar Konsep
Jogging Track
Jogging track dibuat
mengelilingi resort
denga menggunakan
material paving block, di
samping jalan tersebut
diberikan tanaman
bayam merah.
Gazebo
Gazobo yang akan
digunakan beruba
gazebo yang terbuat dari
bambu, agar
memberikan kesan alami
pada resort. Gazebo ini
nantinya akan diletakkan
pada beberapa tempat
Lampu taman
Lampu yang akan
digunakan pada area di
dalam resort adalah
lampu taman, yang
terleta dibawah dan
berwarna kuning,
sehingga memberikan
kesan hangat.
61
Nama Gambar Konsep
Petunjuk arah
Di dalam kawasan akan
diberikan petunjuk arah,
sehingga pengunjung
akan mudah menemukan
lokas yang mereka
inginkan tanpa bertanya.
Kursi taman
Kursi ini akan diletakkan
dibeberapa tempat, dapat
difungsikan sebagai
tempat beristirahat dan
menikmati pemandanan
oleh pengunjung.
Kursi kolam
Sebagai tempat istirahat
setelah pengunjung
berenang atau sekedar
ingin menikmati kolam.
Sumber: Analisa penulis, 2017
4.2 Analisa dan Konsep Ruang
4.2.1 Analisa jenis kegiatan dan kebutuhan ruang
Pada analisa jenis kegiatan dan kebutuhan ruang Tlogo Resort didasarkan
padahal hal berikut:
1. Kelompok kegiatan
Terdapat berbagai kelompok kegiatan seperti kegiatan utama, kegiatan
penunjang, kegiatan pendukung, servis, hingga pelayanan yang dijadikan dasar
pembuatan enis kegiatan dan kebutuhan ruang di Tlogo Resort.
62
2. Jenis kegiatan
Berbagai jenis kegiatan yang dilakukanoleh pengguna, kegiatan digunakan
untuk pembentukan pola-pola kegiatan yang kemudian menjadi sebuah
program ruang.
3. Kebutuhan ruang
Kebutuhan ruang didasarkan pada pembentukan sebuah penjabaran kelompok
kegiatan dan berbagai jenis kegiatan para pengguna kegiatan yang kemudian
terbentuk menjadi sebuah program ruang
Atas dasar kebutuhan tersebut maka kebutuhan dari Tlogo Resort akan
dijabarkan pada tabel dibawah ini:
a. Zona parkir
Tabel 5 Macam kegiatan dan kebutuhan ruang parkir
No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang
1 Parkir pengunjung Tempat parkir
2 Parkir karyawan Tempat parkir
Sumber: Analisa penulis, 2017
b. Zona pengelolaan
Tabel 6 Macam kegiatan dan kebutuhan ruang pengelolaan
No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang
1 Bekerja
R. staff administrasi
R. general manager
R. wakil general manager
R. personalia manager
R. kepala resort
R. kepala restoran
R. kepala wisata
2 Rapat Ruang rapat
3 Menerima tamu Lobby
4 Menyimpan berkas/arsip R. arsip
5 Ibadah Musholla
6 Makan Pantry
63
No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang
7 Metabolisme Toilet
Sumber: Analisa penulis, 2017
c. Zona penerimaan
Tabel 7 Macam kegiatan dan kebutuhan ruang penerimaan
No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang
1 Informasi Ruang informasi
2 Administrasi Ruang administrasi
3 Penyambutan tamu Lobby
4 Menunggu Ruang tunggu
Sumber: Analisa penulis, 2017
d. Zona utama
Tabel 8 Macam kegiatan dan kebutuhan ruang utama
No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang
1 Menginap Cottage
2 Menunggu Lobby
Sumber: Analisa penulis, 2017
e. Zona bersama
Tabel 9 Macam kegiatan dan kebutuhan ruang bersama
No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang
SPA
1 Reservasi Resepsionis
2 Gant pakaian Ruang ganti
3 SPA Ruang SPA
4 Metabolisme Toilet
Restoran
1 Pemesanan dan pembayaran Kasir
2 Mencuci tangan Wastafel
3 Makan Ruang makan
4 Metabolisme Toilet
Kolam Renang
64
No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang
1 Ganti baju Ruang ganti
2 Berenang Kolam renang
3 Metabolisme Toilet
Tenis
1 Ganti baju Ruang ganti
2 Bermain tenis Lapangan tenis
3 Metabolisme Toilet
Goa Rong Tour
1 Penerimaan Resepsionis
2 Menunggu Ruang tunggu
3 Memilih kuda Kandang kuda
4 Ganti pakaian Ruang ganti
5 Meletakkan perlengkapan Ruang perlengkapan
6 Metabolisme Toilet
Sumber: Analisa penulis, 2017
f. Zona penunjang
Tabel 10 Macam kegiatan dan kebutuhan ruang pengunjung
No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang
1 Beribadah Musholla
2 Mengambil uang ATM center
Sumber: Analisa penulis, 2017
g. Zona service
Tabel 11 Macam kegiatan dan kebutuhan ruang servis
No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang
1 Mencuci pakaian Ruang loundry
2 Menyimpan barang Gudang
3 Menyimpan alat kebersihan Gudang alat kebersihan
4 Genset Ruang genset
5 ME Ruang ME
6 Keamanan Pos satpam
65
No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang
7 Metabolisme Toilet
Sumber: Analisa penulis, 2017
4.2.2 Analisa pola hubungan ruang
Gambar 50 Pola Hubungan Ruang Sumber: Analisa penulis, 2017
4.2.3 Analisa besaran ruang
Tujuan dari perhitungan besaran ruang ini adalah untuk mendapatkan besaran
ruang yang dibutuhkan dalam perancangan Tlogo Resort.
1. Dasar pertimbangannya adalah
- Jenis Ruang.
- Jumlah atau kapasitas.
- Luas standar dengn furniture yang ada.
- Flow (tergantung pada jenis kegiatan).
2. Standar besaran flow gerak
Dalam menetukan sirkulasi atau flow gerak yang dibutuhkan dalam sebuah
ruangan maupun tempat umum terdapat beberapa poin yang akan dijabarkan
sebagai berikut:
- Flow 5%-10% merupakan standar minimum.
- Flow 20% merupakan kebutuhan keleluasan sirkulasi.
- Flow 30% merupakan tuntutan kenyamanan fisik.
- Flow 40% merupakan tuntutan kenyaman psikologis.
- Flow 50% merupakan tuntutan spesifik kegiatan.
66
- Flow 1005 merupakan keterkaitan dengan banyaknya kegiatan yang diwadahi.
3. Standar besaran ruang sebagai dasar pertimbangan
- DA : Data arsitek
- P : Surat keputusan Dinas Pariwisata No. 14/U/II/1988 tentang
pelaksanaan ketentuan usaha dan pengelolaan resort
- A : Asumsi
- Tugas Akhir dan Jurnal
Tabel 12 Besaran parkir resort
Jenis Ruang Kapasitas Standar Flow Total (m²)
Mobil pengunjung 100 mobil 15 m² 100% 3000 m²
Motor pengunjung 200 motor 1,6 m² 100% 640 m²
Bus pengunjung 5 bus 42,5 m² 100% 425 m²
Mobil pengelola 40 mobil 15 m² 100% 1200 m²
Motor pengelola 80 mobil 1,6 m² 100% 256 m²
Total 5521 m²
Sumber: Analisa penulis, 2017
Tabel 13 Besaran ruang pengelolaan
Jenis Ruang Kapasitas Standar Flow Total (m²)
R General Manager 3 orang 6 m² 30% 23,4 m²
R. wakil GM 3 orang 6 m² 30% 23,4 m²
R. Personalia manager 3 orang 6 m² 30% 23,4 m²
R. kepala resort 3 orang 6 m² 30% 23,4 m²
R. kepala wisata 3 orang 6 m² 30% 23,4 m²
R. kepala restoran 3 orang 6 m² 30% 23,4 m²
R. staff administrasi 10 orang 6 m² 30% 78 m²
R. staff resort 20 orang 6 m² 30% 156 m²
R. staff wisata 20 orang 6 m² 30% 156 m²
R. staff restoran 20 orang 6 m² 30% 156 m²
R. rapat 35 orang 6 m² 30% 273 m²
67
Jenis Ruang Kapasitas Standar Flow Total (m²)
R. arsip 3 orang 6 m² 30% 23,4 m²
Loker 20 orang 6 m² 30% 156 m²
R. ganti 20 orang 6 m² 30% 156 m²
Lobby 5 orang 3 m² 100% 30 m²
R. Tunggu 5 orang 3 m² 30% 19,5 m²
Pantry 10 orang 2 m² 50% 30 m²
Toilet tamu 2 orang 2,5 m² 30% 6,5 m²
Toilet pria 5 orang 2,5 m² 30% 16,25 m²
Toilet wanita 5 orang 2,5 m² 30% 16,25 m²
Total 1413,3 m²
Sumber: Analisa penulis, 2017
Tabel 14 Besaran ruang front office
Jenis Ruang Kapasitas Standar Flow Total (m²)
R. informasi 3 orang 6 m² 30% 23,4 m²
R. Administrasi 3 orang 6 m² 30% 23,4 m²
Lobby 5 orang 5 m² 100% 50 m²
R. tunggu 5 orang 3 m² 30% 19,5 m²
R. galeri 1 unit 50 m² - 50 m²
Total 96,3 m²
Sumber: Analisa penulis, 2017
Tabel 15 Besaran ruang Tlogo Standart Cottage
Jenis Ruang Kapasitas Standar Flow Total (m²)
Tlogo Standart Cottage 20 unit
Ruang tidur utama 1 unit 26 m² 30% 33,8 m²
Ruang tamu 1 unit 12 m² 30% 15,6 m²
Beranda 2 orang 3,36 m² 30% 8,74 m²
Lavatory 1 orang 2,5 m² 30% 3,25 m²
Total 1534,75 m²
Sumber: Analisa penulis, 2017
68
Tabel 16 Besaran ruang Tlogo Superior Cottage
Jenis Ruang Kapasitas Standar Flow Total (m²)
Tlogo Superior Cottage 8 unit
Ruang tidur utama 1 unit 26 m² 30% 33,8 m²
Ruang tamu 1 unit 12 m² 30% 15,6 m²
Beranda 2 orang 3,36 m² 30% 8,74 m²
Lavatory 1 orang 2,5 m² 30% 3,25 m²
Kolam renang privat 1 unit 30 m² - 30 m²
Total 1370,85 m²
Sumber: Analisa penulis, 2017
Tabel 17 Besaran ruang Tlogo Suite Cottage
Jenis Ruang Kapasitas Standar Flow Total (m²)
Tlogo Suite Cottage 6 unit
Ruang tidur utama 2 unit 26 m² 30% 67,6 m²
Ruang tamu 1 unit 12 m² 30% 15,6 m²
Beranda 2 orang 3,36 m² 30% 8,74 m²
Lavatory 1 orang 2,5 m² 30% 3,25 m²
Kolam renang privat 1 unit 40 m² - 40 m²
Total 948,43 m²
Sumber: Analisa penulis, 2017
Tabel 18 Besaran ruang fasilitas bersama
Jenis Ruang Kapasitas Standar Flow Total (m²)
SPA
Resepsionis 3 orang 4 m² 30% 15,6 m²
R. tunggu 5 orang 3 m² 30% 19,5 m²
R. ganti 5 orang 2,5 m² 30% 16,25 m²
R. SPA 10 orang 9,3 m² 40% 130,2 m²
Lavatory 4 orang 2,5 m² 30% 13 m²
Restoran
Mini dinning room 1 unit 80 m² 30% 104 m²
69
Jenis Ruang Kapasitas Standar Flow Total (m²)
Coffe shop 1 unit 65 m² 30% 84,5 m²
Kolam Renang
Kolam Renang 2 unit 450 m² 100% 900 m²
R. ganti 10 orang 2,5 m² 30% 32,5 m²
Pemancingan
Kolam ikan 1 unit 600 m² - 600 m²
Tenis & Basket
R. ganti 5 orang 2,5 m² 30% 16,25 m²
Lapangan tenis 2 unit 260,7 - 521,4 m²
Lapangan basket 1 unit 420 - 420 m²
Lavatory 4 orang 2,5 m² 30% 13 m²
Goa Rong Tour
Resepsionis 3 orang 4 m² 30% 15,6 m²
R. tunggu 5 orang 3 m² 30% 19,5 m²
R. ganti 5 orang 2,5 m² 30% 16,25 m²
R. perlengkapan 1 unit 12 m² - 12 m²
Kandan kuda 10 ekor 12 m² 100% 240 m²
Lavatory 4 orang 2,5 m² 30% 13 m²
Tambahan
Gazebo 15 unit 10 m² - 150 m²
Souvenir shop 1 unit 200 m² - 200 m²
Masjid 1 unit 200 m² - 200 m²
ATM Center 1 unit 32 m² - 32 m²
Meeting room 1 unit 200 m² - 200 m²
Gedung serba guna 150 orang 1,3 m² 50% 292,5
Total 4.277,05 m²
Sumber: Analisa penulis, 2017
70
Tabel 19 Besaran ruang area servis
Jenis Ruang Kapasitas Standar Flow Total (m²)
Ruang penampungan air bersih 1 unit 60 m² - 60 m²
Ruang penampungan air kotor 1 unit 40 m² - 40 m²
Ruang genset 1 unit 64 m² - 64 m²
Ruang AHU 1 unit 36 m² - 36 m²
Ruang chiller 1 unit 19,7 m² - 19,7 m²
Ruang pompa 1 unit 25 m² - 25 m²
Ruang panel 1 unit 25 m² - 25 m²
Ruang CCTV 1 unit 25 m² - 25 m²
Ruang housekeeping 1 unit 30 m² - 30 m²
Bengkel 1 unit 50 m² - 50 m²
Gudang perlengkapan 1 unit 20 m² - 20 m²
Total 394 m²
Sumber: Analisa penulis, 2017
Tabel 20 Total jumlah besaran ruang
Jenis Area Besaran
Parkir 5.521 m²
Pengelolaan 1.413,3 m²
Front Office 166,3 m²
Cottage 4.884,03 m²
Bersama 4.277,05 m²
Servis 394 m²
Jumlah 16.821,98 m²
Sumber: Analisa penulis, 2017
Hitungan BC (Building Coverage):
KDB max 60% : 60% x 73.000 m² = 43.800 m²
KDH min 40% : 40% x 73.000 m² = 29.200 m²
71
Jadi bangunan Tlogo Resort tidak melanggar Peraturan Pemerintah
Kabupaten Semarang, karena luas bangunan tidak melebihi KDB yang telah
ditentukan.
72
4.3 Analisa dan Konsep Massa
4.3.1 Analisa dan konsep zona massa
Gambar 51 Analisa zona kawasan Sumber: Analisa penulis, 2017
73
4.3.2 Analisa konsep tampilan arsitektur
Analisa dan konsep tmapilan arsitektur ini menjelaskan tentang gagasan
penulis dalam merancang Tlogo Resort dalam interior maupun eksterior. Dalam
analisa ini penulis akan menjelaskan tentang
1. Interior dan eksterior
Dalam konsep perencanaan bangunan disini penekanan arsitektur kontekstual
sebagaimana membuat desain tampilan resort yang nantina akan membuat
pengunjung dapat secara langusung merasakan bahwa resort ini memiliki ciri
khas di setiap sudut interior maupun eksterior. Tlogo Resort ini nantinya akan
mengdopsi unsur arsitektur konstektual denan penddekatan bangunan tradisional
Jawa yaitu Joglo.
Gambar 52 Alternatif eksterior family cottage Sumber: http://rumahjoglosambolo.com, 2017
74
Gambar 53 Alternatif interior cottage Sumber: http://kayuarum.com, 2017
2. Analisa material bangunan
Analisa material bangunan merupakan proses untuk menetukan material yang
akan digunakan dalam perancangan resort ini. Proses ini digunakan untuk
menciptakan suassana yang dapat membuat pengunjung merasa menyatu dengan
alam. Analisa penggunaan material pada Tlogo Resort adalah sebagai berikut:
Tabel 21 Alternatif material
Elemen Arsitektur Alternatif Material Keterangan
Dinding Kayu
Hangat, alami, elegan
Anyaman
Sejuk, alami, tradisional
75
Elemen Arsitektur Alternatif Material Keterangan
Batu bata
Alami, hangat, kokoh,
praktis
Lantai Kayu
Elegan, hangat, alami
Marmer
Kuat, dingin, mewah,
bersih
Sumber: Analisa penulis, 2017
4.3.3 Analisa penerapan parameter green building
Penerapan green building pada bangunan Tlogo Resort dengan parameter
greenship new building versi 1.2 yang terdiri dari 6 (enam) katogori. Kategori
yang dimaksud adalah
1. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development/ASD)
2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficency and Conservation/EEC)
3. Konservasi Air (Water Conservation/WAC)
4. Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle/MRC)
5. Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort/IHC)
6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management/BEM)
76
Dari ke enam kategori tersebut telah diterapkan nilai greeship pada bangunan
Tlogo Resort dengan predikat gold. Berikut penjabaran dari masing-masing
kategori :
1. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development/ASD)
Tabel 22 Kategori dan Kriteria Tepat Guna Lahan
Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum Target Poin
Keterangan
Per Kategori
ASD P Area Dasar Hijau (Basic
Green Area) P P
1 kriteria
prasyarat, 7
kriteria kredit
ASD 1 Pemilihan Tapak (Site
Selection) 2 2
ASD 2 Aksesbilitas Komunitas
(Community Assesibility) 2 1
ASD 3 Transportasi Umum (Public
Transportation) 2 2
ASD 4 Fasilitas Pengguna Sepeda
(Bicycle Facility) 2 2
ASD 5 Lansekap pada Lahan (Site
Landscaping) 3 3
ASD 6 Iklim Mikro (Micro Climate) 3 1
ASD 7
Manajemen Air Limpasan
Hujan (Stormwater
Management)
3 1
Total Nilai Kategori ASD 17 13 dari 16,8%
Sumber: Analisa penulis, 2017
Pembahasan:
ASD P: Standart Persyaratan
ASD 1: Merancang Tlogo Resort dengan menyediakan prasarana sarana
kota, yaitu: jaringan jalan, jaringan penerangan dan listrik, jaringan
drainase, sistem pembuangan sampah, sistem pemadam kebakaran,
jaringan fiber optic, jalur pejalan kaki kawasan, jaringan telepon,
jaringan air bersih.
77
Gambar 54 Peta ASD 1 Tlogo Resort Sumber: Analisa penulis, 2017
Di kawasan terpilih terdapat 8 dari 12 prasarana kota yaitu
- Jaringan jalan - Jalur pejalan kaki kawasan
- Jaringan penerangan dan listrik - Jaringan telepon
- Jaringan drainase - Sistem pemadam kebakaran
- Sistem pembuangan sampah - Jaringan air bersih
ASD 2: Memilih site dengan memperhitungkan tersedianya fasilitas umum
dengan jarak pencapaian 1500m. Adapun fasilitas umum tersebut
adalah: bank, taman umum, parkir umum, warung, gedung
serbaguna, pos keamanan, tempat ibadah, rumah makan, fotokopi
umum, fasilitas kesehatan, kantor pos, stasiun, perpustakaan.
Gambar 55 Analisa ASD 2 Sumber: Analisa penulis, 2017
78
ASD 3: Memilih site dengan memperhitungkan tersedianya halte atau
stasiun transportasi dan jalur pedestrian menuju ke stasiun
transportasi.
Gambar 56 Analisa ASD 3 Sumber: Analisa penulis, 2017
Terdapat halte di depan site atau di pinggir jalan/akses utama
menuju site (warna biru)
ASD 4: Menyediakan parkir sepeda serta shower di area bangunan Tlogo
Resort.
Gambar 57 Analisa ASD 4 Sumber: Analisa penulis, 2017
Menyediakan tempat parkir sepeda serta shower pada area biru
ASD 5: Merancang area landscape berupa vegetasi (softscape) seluas 40%
dari luas lahan yang tersedia. Ini sesuai dengan peraturan
79
Pemerintah Kabupaten Semarang yang menentukan KDB
maksimal 60%.
ASD 6: Merancang bangunan dengan menggunakan berbagai material yang
dapat menghindari efek head island dan mendesain sirkulasi utama
pejalan kaki dengan vegetasi yang dapat melindungi dari panas
matahari.
- Memasang pergola pada pedestrian
- Memperbanyak tanaman
Gambar 58 Analisa ASD 6 Sumber: image.google.com, 2017
ASD 7: Merancang jalur drainase agar dapat mengurangi beban volume
limpasan air hujan ke jaringan drainase kota
Menggunakan teknologi biopori untuk mengurangi debit limpasan
air
Gambar 59 Analisa ASD 7 Sumber: image.google.com
80
2. Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficency and Conservation/EEC)
Tabel 23 Kategori dan Kriteria Efisiensi dan Konservasi Energi
Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum Target Poin
Keterangan
Per Kategori
EEC P1 Pemasangan Sub-Meter
(Electrical Sub Metering) P P
2 kriteria
prasyarat, 4
kriteria kredit,
1 kriteria
bonus
EEC P2 Perhitungan OOTV (OOTV
Calculation) P P
EEC 1
Langkah Penghematan
Energi (Energy Efficiency
Measures)
20 1
EEC 2 Pencahayaan Alami (Natural
Lighting) 4 2
EEC 3 Ventilasi (Ventilation) 1 1
EEC 4 Pengaruh Perubahan Iklim
(Climate Change Impact) 1 0
EEC 5
Energi Terbarukan Dalam
Tapak (On Site Renewable
Energy) (Bonus)
5 1
Total Nilai Kategori EEC 26 5 dari 25,7%
Sumber: Analisa penulis, 2017
Pembahasan:
EEC P1: Standart Persyaratan.
EEC P2: Standart Persyaratan.
EEC 1: Merancang penempatan tombol saklar lampu dalam jangkauan
tangan pada saat membuka pintu
81
Gambar 60 Analisa EEC 1 Sumber : Analisa penulis, 2017
EEC 2: Merancang bangunan dengan penggunaan cahaya alami secara
optimal dengan intensitas cahaya sebesar 300 lux.
Membuat jendela dengan bukaan cukup besar dengan kaca yang
telah dilapisi oleh film, sehingga panas matahari dapat dikurangi
namun cahaya yang masuk tetap banyak
Gambar 61 Kaca film V-Kool Sumber: kompasnia.com, 2017
EEC 3: Tidak menggunakan AC pada ruang WC, tangga, koridor, dan
lobby, dan dilengkapi dengan penggunaan ventilasi alami.
EEC 5: Menggunakan sumber daya energy terbaharukan (panel surya dan
kincir angin)
82
Gambar 62 Analisa EEC 5 Sumber: image.google.com, 2017
3. Konservasi Air (Water Conservation/WAC)
Tabel 24 Kategori dan Kriteria Konservasi Air
Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum Target Poin
Keterangan
Per Kategori
WAC P1 Meteran Air (Water
Metering) P P
2 kriteria
prasyarat, 6
kriteria kredit
WAC P2 Perhitungan Penggunaan Air
(Water Calculation) P P
WAC 1 Pengurangan Penggunaan
Air (Water Use Reduction) 8 8
WAC 2 Fitur Air (Water Fixtures) 3 3
WAC 3 Daur Ulang Air (Water
Recycling) 3 0
WAC 4
Sumber Air Alternatif
(Alternative Water
Resource)
2 1
WAC 5 Penampungan Air Hujan
(Rainwater Harvesting) 3 3
WAC 6 Efisiensi Penggunaan Air 2 2
83
Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum Target Poin
Keterangan
Per Kategori
Lansekap (Water Efficiency
Landscaping)
Total Nilai Kategori WAC 21 17 dari 20,8%
Sumber: Analisa penulis, 2017
Pembahasan:
WAC P1: Standart Persyaratan.
WAC P2: Standart Persyaratan.
WAC 1: Mengkonsumsi air bersih sebanyak 80% dari sumber primer.
Penggunaan air yang berasal dari sumber air sekunder, misal air
hujan, digunakan untuk air kamar mandi dan wc.
Gambar 63 Skema pengolahan air hujan Sumber: kelair.bppt.go.id, 2017
WAC 2: Penggunaan fitur air yang sesuai dengan kapasitas buangan
maksimum kemampuan alat keluaran air, sejumlah minimal 75%
dari total pengadaan fitur air.
No Alat Keluaran
1 Kloset <6 liter/flash
84
2 Urinal flush <4 liter
3 Keran wasafel <8 liter/menit
4 Shower <9 liter/menit
No. Jenis Kapasitas
1 Caroma Sydney Smart Back Outlet
4,8 liter/flush
2 American Standart seri A-5900-01N
3,8 liter/flush
3 Caroma Liano Semi-Recessed 4,8 liter/menit
85
No. Jenis Kapasitas
4 Caroma Flow
5,7 liter/menit
WAC 4: Merancang sistem pemanfaatan air hujan agar digunakan kembali
sebagai air bersih.
Menggunakan kembali (setelah pengolahan) air hujan, air bekas
wudhu sebagai sumber air alternatif
86
Gambar 64 Skema pengolahan air hujan Sumber: kelair.bppt.go.id, 2017
WAC 5: Menyediakan instalasi penampungan air hujan berkapasitas 50%
dari curah hujan dengan intensitas 50 mm/hari.
Perhitungan Curah Hujan
Curah Hujan = Luas Area x Curah Hujan
Curah Hujan = 73.000 m² x 50 mm
Curah Hujan = 73.000 m² x 0,05 m
Curah Hujan = 3650 m³
Maka apabila dibutuhkan tangki berkapasitas 50% persen dari
jumlah curah hujan diatas maka volume tangki yang diperlukan
adalah 1825 m³
WAC 6: Menyediakan tempat air yang digunakan sebagai irigasi gedung
dan menerapkan teknologi yang dapat mengontrol kebutuhan air
untuk landsekap yang tepat.
4. Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle/MRC)
Tabel 25 Kategori dan Kriteria Sumber dan Siklus Material
Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum Target Poin
Keterangan
Per Kategori
MRC P Refigeran Fundamental
(Fundamental Refrigerant) P P
1 kriteria
prasyarat, 6
kriteria kredit
MRC 1
Penggunaan Gedung dan
Material Bekas (Building
and Material Reuse)
- -
MRC 2
Material Ramah Lingkungan
(Environmentally Friendly
Material)
- -
MRC 3 Penggunaan Refrigeran 2 2
87
Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum Target Poin
Keterangan
Per Kategori
tanpa ODP (Non ODP
Usage)
MRC 4 Kayu Bersertifikat (Certified
Wood) - -
MRC 5 Material Prafabrikasi
(Prefab Material) - -
MRC 6 Material Regional (Regional
Material) - -
Total Nilai Kategori MRC 2 2 dari 13,9%
Sumber: Analisa penulis, 2017
Pembahasan:
MRC P: Standart Persyaratan.
MRC 3: Tidak menggunakan bahan perusak ozon pada sistem pendingin.
Menggunakan produk AC yang ramah lingkungan, yang tidak
mengandung Hydrochlorofluorocarbon (non-HCFC), misal AC
Panasonic R32
Gambar 65 AC Panasonic R32 Sumber: bukalapak.com, 2017
5. Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort/IHC)
Tabel 26 Kategori dan Kriteria Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang
Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum Target Poin
Keterangan
Per Kategori
IHC P Introduksi Udara Luar
(Outdoor Air Introduction) P P
1 kriteria
prasyarat, 7
kriteria kredit IHC 1 Pemantauan Kadar CO2 1 0
88
Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum Target Poin
Keterangan
Per Kategori
(CO2 Monitoring)
IHC 2
Kendali Asap Rokok di
Lingkungan (Environmental
Tobacco Smoke Control)
2 2
IHC 3 Polutan Kimia (Chemical
Pollutan) - -
IHC 4 Pemandangan ke luar
Gedung (Outside View) 1 1
IHC 5 Kenyamanan Visual (Visual
Comfort) - -
IHC 6 Kenyamanan Thermal
(Thermal Comfort) 1 1
IHC 7 Tingkat Kebisingan
(Acoustic Level) - -
Total Nilai Kategori IHC 5 4 dari 9,9 %
Sumber: Analisa penulis, 2017
Pembahasan:
IHC P: Standart Persyaratan.
IHC 2: Memasang tanda area “Dilarang Merokok” di seluruh area gedung.
Gambar 66 Tanda dilarang merokok Sumber: dikeslobar.wordpress.com, 2017
IHC 4: Merancang gedung dengan pemandangan visual keluar yang baik.
ICH 6: Merencanakan kondisi termal ruangan secara umum pada suhu 25º
C dan kelembapan relative 60%.
89
6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management/BEM)
Tabel 27 Kategori dan Kriteria Manajemen Lingkungan Bangunan
Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum Target Poin
Keterangan Per
Kategori
BEM P Dasar Pengelolaan Sampah
(Basic Waste Management) P P
1 kriteria
prasyarat, 7
kriteria kredit
BEM 1
GP Sebagai Anggota Tim
Proyek (GP as a Member of
Project Team)
1 1
BEM 2
Polusi dari Aktivitas
Konstruksi (Pollution of
Construction Activity)
- -
BEM 3
Pengelolaan Sampah
Tingkat Lanjut (Advance
Waste Management)
2 2
BEM 4
Sistem Komisioning yang
Baik dan Benar (Proper
Commisioning)
3 3
BEM 5
Penyerahan Data Green
Buiding (Green Building
Submission Data)
- -
BEM 6
Kesepakatan dalam
Melakukan Aktivitas Fit Out
(Fit Out Agreement)
- -
BEM 7 Survei Pengguna Gedung
(Occupant Survey) - -
Total Nilai Kategori BEM 6 6 dari 12,9 %
Sumber: Analisa penulis, 2017
Pembahasan:
BEM P: Standart Persyaratan.
BEM 1: Merancang instalasi pemilahan sampah secara sederhana.
BEM 3: Mengolah limbah organik gedung secara mandiri maupun bekerja
sama dengan pihak ketiga.
BEM 4: Melaksanakan komisioning yang baik dan benar pada bangunan
agar kinerja sesuai dengan perencanaan awal.
90
Untuk mengetahui hasil dari seluruh perhitungan analisa tolo ukur kriteria
dan kategori diatas daat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 28 Ringkasan Tabel Hasil Pengamatan
Kategori Jumlah Poin Kriteria
Prasyarat Kredit Bonus
ASD - 13 -
EEC - 5 -
WAC - 17 -
MRC - 2 -
IHC - 4 -
BEM - 6 -
Jumlah - 47 -
Sumber: Analisa penulis, 2017
Dari penjelasan tabel diatas diperoleh nilai penerapan greenship untuk Tlogo
Resort adalah pada predikat Gold (dengan nilai 47 poin)
Tabel 29 Tingkat pedikat Greenship New Building Design Recognition
Predikat Minimum Poin Presentase (%)
Platinum 56 73
Emas 43 57
Perak 35 35
Perunggu 27 27
Sumnber: gbcindonesia.org, 2017
4.4 Analisa dan Konsep Struktur Utilitas
4.4.1 Konsep struktur
Konsep struktur yang akan digunakan pada Tlogo Resort ini harus memenhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
- Mampu memenuhi keamana fisik bangunan seperti kekuatan, kekakuan, dan
kestabilan.
- Memenuhi fungsi sebagai tumpuan bangunan dalam merespon beban hidup
maupun beban mati.
- Mendukung fasad bangunan.
91
- Pemilihan bahan yang sesuai dengan keadaan lingkungan di sekitar, khususnya
kondisi dan daya dukung tanah.
- Adanya pemeliharaan struktur yang relatif mudah dan efisien.
1. Struktur pondasi
Pada perancangan Tlogo Resort ini akan menggunakan beberapa jenis
pondasi, tergantung dari beban yang akan di tumpu oleh pondasi.
- Pondasi batu kali
Pondasi ini akan digunakan pada bangunan kecil dan berlantai satu, misalkan
cottage.
Gambar 67 Pondasi batu kali Sumber: http://hdesignideas.com, 2017
- Pondasi foot plat
Pondasi ini akan digunakan pada bangunan yang cukup besar dan luas,
misalkan pada gedung pertemuan
92
Gambar 68 Pondasi foot plat Sumber: http://proyeksipil.blogspot.co.id, 2017
2. Struktur atap
Struktur atap yang akan digunakan pada bangunan Tlogo Resort ini adalah
baja ringan. Pada baja ringan memiliki banyak kelebihan diantaranya adalah kuat,
tidak lapuk, ringan, dan tidak merusak alam.
Gambar 69 Kontruksi atap baja ringan Sumber: https://jayatrussindo.wordpress.com, 2017
4.4.2 Konsep utilitas
1. Jaringan air bersih
Untuk memenuhi atau menyebarkan air bersih, pada Tlogo Resort ini akan
menggunakan sistem distribusi down feed karena penggunaanya yang mudah,
hemat dan efisien.
93
Gambar 70 Skema distribusi air bersih Sumber: Analisa penulis, 2017
2. Jaringan kotor
Pada dasarnya pembuangan air kotor terbagi menjadi 2 jenis, yaitu black
water dan grey water. Black water adala limbah yang berasal dari wc, sedangkan
grey water adalah limbah yang berasal dari wastafel, dapur, dan lain-lain.
Gambar 71 Skema jaringan black water Sumber: Analisa penulis, 2017
Gambar 72 Skema jaringan grey water Sumber: Analisa penulis, 2017
3. Sistem listrik
Sumber utama energi listrik pada bangunan resort ini bersumber dari PLN
namun resort ini juga akan menyediakan genset untuk digunakan apabila suatu
saat pasokan listrik dari PLN padam ataupun terjadi gangguan
94
Gambar 73 Skema distribusi listrik Sumber: Analisa penulis, 2017
4. Sistem penanggulangan kebakaran
Sistem ini digunakan untuk menanggulangi apabila terjadi kebakaran di
dalam resort. Terdapat beberapa alat yang digunakan dalam penanggulangan
kebakaran diantanya hydrant gedung, hydrant halaman, dan apar. Setiap alat
pemadam kebakaran tersebut memiliki persyaratan tersendiri.
Persaratan jarak
- Hydrant halaman, jarak maksimal setiap hydran tidak boleh lebih dari 50
meter.
- Hydrant gedung, jarak maksimal setiap hydran tidak boleh lebih dari 35 meter.
- Apar, jarak maksimal setiap apar tidak boleh lebih dari 24 meter.
Persyaratan penempatan
- Mudah dijangkau
- Berwarna mencolok (merah)
- Mudah ditemukan,dll
95
Gambar 74 Hydrant halaman Sumber: https://multiteknikgroup.wordpress.com, 2017
Gambar 75 Hydrant gedung Sumber: http://aloekmantara.blogspot.co.id, 2017
Gambar 76 Apar Sumber: http://posdamkarcibadak.blogspot.co.id, 2017