bab iv analisis isu-isu strategis -...

26
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 120 - BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) karena menjadi dasar pemikiran dalam penajaman dan penyelarasan visi, misi dan arah pembangunan daerah. Penyajian analisis dalam bagian permasalahan pembangunan yang mengawali bagian analisis isu-isu strategis, diharapkan akan dapat menjelaskan isu-isu strategis yang akan menentukan kinerja pembangunan Kabupaten Klaten dalam kurun waktu Tahun 2016-2021. 4.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan pembangunan yang disajikan merupakan akumulasi dari berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, baik urusan wajib (berbasis Standar Pelayanan Minimal / SPM) maupun urusan pilihan (berbasis keunggulan daerah / core competence). Dari kedua urusan tersebut kemudian di analisis berbagai permasalahan yang akan menjadi dasar dalam perumusuan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan program RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021. 4.1.1 Permasalahan Pembangunan Urusan Wajib Dalam penyelenggaraan urusan wajib Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten masih dihadapkan pada permasalahan yang harus diselesaikan, diantaranya adalah : 1. Urusan Pendidikan dengan permasalahan yang dihadapi, diantaranya : a. Masih tingginya angka anak usia sekolah, tetapi tidak sekolah. b. Kwalitas kelulusan siswa belum memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan pasar kerja dan dunia usaha. c. Belum semua guru memenuhi kualifikasi standar minimal yang dipersyaratkan (D-4/S.1). d. Belum meratanya sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas. e. Belum meratanya kualitas pendidikan di semua jenjang pendidikan, dan

Upload: lylien

Post on 07-Jun-2019

238 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 120 -

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dalam dokumen Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) karena menjadi dasar

pemikiran dalam penajaman dan penyelarasan visi, misi dan arah pembangunan

daerah. Penyajian analisis dalam bagian permasalahan pembangunan yang mengawali

bagian analisis isu-isu strategis, diharapkan akan dapat menjelaskan isu-isu strategis

yang akan menentukan kinerja pembangunan Kabupaten Klaten dalam kurun waktu

Tahun 2016-2021.

4.1 Permasalahan Pembangunan

Permasalahan pembangunan yang disajikan merupakan akumulasi dari

berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, baik

urusan wajib (berbasis Standar Pelayanan Minimal / SPM) maupun urusan pilihan

(berbasis keunggulan daerah / core competence). Dari kedua urusan tersebut

kemudian di analisis berbagai permasalahan yang akan menjadi dasar dalam

perumusuan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan program RPJM Daerah

Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021.

4.1.1 Permasalahan Pembangunan Urusan Wajib

Dalam penyelenggaraan urusan wajib Pemerintah Daerah

Kabupaten Klaten masih dihadapkan pada permasalahan yang harus

diselesaikan, diantaranya adalah :

1. Urusan Pendidikan dengan permasalahan yang dihadapi,

diantaranya :

a. Masih tingginya angka anak usia sekolah, tetapi tidak sekolah.

b. Kwalitas kelulusan siswa belum memenuhi kualifikasi yang

dibutuhkan pasar kerja dan dunia usaha.

c. Belum semua guru memenuhi kualifikasi standar minimal yang

dipersyaratkan (D-4/S.1).

d. Belum meratanya sarana dan prasarana pendidikan yang

berkualitas.

e. Belum meratanya kualitas pendidikan di semua jenjang

pendidikan, dan

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 121 -

f. Masih perlunya peningkatan penanaman nilai-nilai moralitas dan

integritas bagi tenaga kependidikan.

2. Urusan Kesehatan dengan permasalahan yang dihadapi,

diantaranya :

a. Angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan penyakit

menular dan tidak menular masih ditemui, diantaranya:

kematian ibu melahirkan, kematian bayi kematian balita .

b. Angka kesakitan demam berdarah masih ditemui, penemuan

infeksi HIV dan AIDS tiap tahun cenderung meningkat, serta

adanya ancaman pandemik flu burung, serta penyakit yang

bersumber dari binatang diantaranya :

- Deman berdarah dengue .

- Malaria

- Filariatis

c. Untuk jenis penyakit menular / infeksi tertentu belum dapat

diatasi, di sisi lain angka kesakitan dan kematian beberapa

penyakit tidak menular dan degeneratif seperti Diabetes Militus

(DM), kardiovaskuler dan keganasan (kanker). Serta beberapa

penyakit yang perlu kewaspadaan dini, diantaranya:

- Penyakit menular Tuberculosis paru

- Kusta penderita PB

- Diare

- Infeksi Saluran Pernapasan atas

- HIV

- Kejadian luar biasa KIPI

d. Keadaan gizi : BB naik, BB di bawah garis merah dan Gizi buruk

e. Derajat kesehatan masyarakat perlu diantisipasi, mengingat

masih diketemukan adanya kualitas lingkungan, cakupan

sanitasi dasar seperti cakupan air bersih, cakupan jamban

keluarga, cakupan sarana pembuangan air limbah rendah, serta

proporsi rumah tangga sehat rendah.

f. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat masih

rendah, diantaranya: kebiasaan cuci tangan dengan sabun,

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 122 -

sebelum makan dan sesudah buang air besar, serta kebiasaan

merokok di masyarakat masih tinggi, dan

g. Pelaksanaan Pembiayaan Jaminan Pelayanan Kesehatan belum

optimal.

3. Urusan Pekerjaan Umum, dan Penataan Ruang menghadapi

permasalahan :

a. Infrastruktur Jalan dan jembatan banyak dalam kondisi rusak,

sebagai akibat minimnya pemeliharaan dan peningkatan

prasarana jalan dan jembatan.

b. Belum terpenuhinya semua kebutuhan pengelolaan jaringan

irigasi dan jaringan pengairan lainnya dalam mendukung

pembangunan pertanian dan penyediaan air baku.

c. Belum optimalnya fungsi sarana, prasarana dan utilitas umum (

drainase).

d. Belum optimalnya kinerja sarana dan prasarana air bersih,

sanitasi terutama, di lingkungan masyarakat berpenghasilan

rendah.

e. Rendahnya kualitas pembangunan dan pengelolaan bangunan

gedung Pemerintah diakibatkan tidak dipatuhinya NSPM dan

rendahnya sosialisasi serta pengawasan pelaksanaan NSPM.

f. Belum optimalnya kinerja tim pembina jasa konstruksi di tingkat

kabupaten dalam pembinaan sampai dengan pengawasan

pelaksanaan jasa konstruksi.

g. Kinerja Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) belum

optimal dalam memfasilitasi pemecahan permasalahan dan

pengendalian pemanfaatan ruang.

h. Peningkatan efektivitas RTRW sebagai instrumen pembangunan

secara konsisten digunakan untuk mewujudkan ruang yang

aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.

i. Pengendalian pemanfaatan ruang belum dilaksanakan secara

konsisten, hal ini disebabkan karena belum lengkapnya piranti

peraturan penunjang.

j. Belum kuatnya pengendalian pemanfaatan ruang melalui

penyusunan rencana detail, penetapan peraturan zonasi,

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 123 -

perizinan, pemberian insentif-desinsentif serta pemberian sanksi

yang tegas terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang.

k. Kurangnya pengembangan sarana informasi kepada masyarakat

di bidang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

l. Koordinasi dan kerjasama antar daerah belum optimal terutama

daerah perbatasan, dan

m. Rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam

pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya.

4. Urusan Perumahan, dan Kawasan Pemukiman menghadapi

permasalahan :

a. Banyaknya rumah tidak layak huni, dan merata di setiap

kecamatan.

b. Belum optimalnya pemanfaatan lahan dengan pola pembangunan

vertikal terutama pada kawasan-kawasan permukiman yang

padat.

c. Belum optimalnya upaya pemberdayaan masyarakat dalam

meningkatkan kualitas lingkungan permukiman.

d. Belum memadainya sarana dan prasarana pendukung

permukiman (air bersih, sanitasi dan utilitas umum).

e. Masih adanya kawasan kumuh perkotaan.

5. Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan

Masyarakat menghadapi permasalahan :

a. Masih munculnya berbagai penyakit masyarakat

b. Adanya ancaman terorisme, konflik SARA (baik vertikal maupun

horizontal) dan gerakan yang bersifat radikalisme yang kadang

bersifat laten

c. Masih rendahnya kualitas pembinaan aparatur penanggulangan

bencana alam dan rendahnya managemen penanganan bencana,

dan

d. Masih rendahnya kualitas politik masyarakat.

6. Urusan Sosial, menghadapi permasalahan :

a. Masih tingginya angka kemiskinan, dan penggangguran.

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 124 -

b. Masih tingginya penyandang masalah kesejahteraan sosial ,

antara lain : kasus perjudian, narkoba, gelandangan dan praktek

prostutisi.

c. Masih rendahnya kualitas pelayanan, rehabilitasi, bantuan sosial,

dan jaminan kesejahteraan sosial bagi Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS).

d. Belum optimalnya kemudahan akses masyarakat akan pelayanan

sosial.

e. Masih rendahnya jaminan perlindungan dan bantuan sosial, serta

f. Belum optimalnya pengelolaan pola kemitraan berbasis tanggung

jawab sosial dan lingkungan perusahaan (CSR) yang sinergis dan

terpadu.

7. Urusan Ketenagakerjaan, menghadapi permasalahan:

a. Sempitnya kesempatan kerja yang disebabkan oleh: (i)

ketidakseimbangan antara kesempatan kerja yang ada dengan

kebutuhan masyarakat akan pekerjaan; dan (ii) Penyerapan

angkatan kerja yang ada tidak sebanding dengan pertumbuhan

angkatan kerja, sehingga jumlah pengangguran bertambah.

b. Peluang kerja yang relatif belum bisa menampung tenaga kerja

bagi pencari pekerjaan

c. Hambatan budaya (feodalisme), masyarakat cenderung kepada

pekerjaan kantoran (pegawai negeri, dll) sebagai pekerjaan

prestisius, sehingga mematikan kreatifitas untuk bekerja di luar

sektor jasa pemerintahan.

d. Rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja yang

disebabkan oleh: (i) Rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja;

(ii) Rendahnya ketrampilan tenaga kerja; (iii) Ketidaksesuaian

antara persyaratan kualifikasi yang dibutuhkan oleh pasar kerja

dengan kompetensi pendidikan yang dimiliki; (iv) Ketersediaan

lembaga pelatihan untuk meningkatkan kualitas pekerja juga

belum memadai.

e. Meningkatnya jumlah pencari kerja yang diakibatkan angkatan

kerja baru, tidak sebanding dengan lapangan kerja yang tersedia.

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 125 -

f. Belum optimalnya pembinaan dan pemihakan anggaran terhadap

kelompok – kelompok pengangguran untuk membuka kesempatan

kerja mandiri melalui pemberdayaan usaha ekonomi produktif .

g. Belum optimalnya pelatihan kerja bagi para angkatan kerja guna

meningkatkan keterampilan untuk mampu bersaing di pasar

kerja.

h. Belum optimalnya organisasi serikat pekerja sebagai wadah

perjuangan hak – hak pekerja.

i. Belum optimalnya proteksi dan advokasi terhadap tenaga kerja

yang berakibat kurangnya nilai tawar tenaga kerja.

j. Inkonsistensi implementasi hukum perburuhan oleh perusahaan,

seperti pelaksanaan UU No 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian

Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI), dan

k. Belum tersedianya database ketenagakerjaan.

8. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,

menghadapi permasalahan:

a. Masih perlunya peningkatan kesetaraan gender dalam kehidupan

bermasyarakat.

b. Masih kurangnya keterlibatan perempuan dalam proses

pengambilan keputusan kebijakan publik, hal ini tercermin dari

jumlah perempuan anggota DPRD Kabupaten Klaten.

c. Masih kurangnya kebijakan pembangunan yang berpihak pada

perempuan dan anak.

d. Lemahnya kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak.

e. Masih adanya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak,

dan

f. Sistem kesejahteraan dan perlindungan anak belum memadai.

9. Urusan Ketahanan Pangan, menghadapi permasalahan :

a. Belum optimalnya penerapan penelitian dan pengembangan di

bidang pertanian yang berakibat belum terwujudnya upaya

penanganan terpadu di bidang pertanian sebagai pilar penyangga

ketahanan pangan.

b. Belum optimalnya penerapan tekhnologi, rekayasa genetik,

varietas – varietas baru yang memiliki keunggulan absolut dan

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 126 -

komparatif, dan belum optimalnya intensifikasi dan diversifikasi

hasil – hasil pangan.

c. Tingginya tingkat penggunaan bahan kimia yang berakibat

menurunnya tingkat kesuburan tanah dan kekebalan hama

penyakit tanaman sehingga perlu gerakan bersama untuk

kembali ke alam (back to nature).

d. Belum optimalnya kepastian hukum dalam rangka memberikan

proteksi dan advokasi terhadap petani, demikian pula legalisasi

kepemilikan hak kekayaan intelektual ( intellectual property right )

terhadap produk – produk pangan unggulan Kabupaten Klaten.

e. Belum berkembangnya diversifikasi pangan.

f. Belum optimalnya pemanfaatan lahan dan pekarangan rumah

menuju kawasan rumah pangan lestari.

g. Belum tercapainya kemandirian dan kedaulatan pangan.

h. Belum optimalnya sinergitas antara program – program

pemerintah dengan kebutuhan riil dalam mempertahankan dan

meningkatkan ketahanan pangan, dan belum optimalnya

kemampuan dan keterampilan para penyuluh dalam

mengoptimalkan kesadaran dan keterampilan petani, dan

i. Belum terciptanya sinergitas antar Satker dalam melakukan

koordinasi terpadu dalam upaya mengoptimalkan urusan

ketahanan pangan.

10. Urusan Pertanahan, menghadapi permasalahan :

a. Sulitnya pengendalian penggunaan lahan, antara lain disebabkan

karena adanya persepsi bahwa kepemilikan lahan yang dimiliki

masyarakat berhak mengelola/menggunakannya sesuai dengan

keinginannya.

b. Banyaknya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian,

utamanya pada sektor perumahan/properti.

c. Penyediaan tanah untuk pemukiman atau perumahan belum

tertata sesuai kebutuhan, sehingga berkembang kawasan kumuh.

d. Belum teridentifikasinya tanah negara/tanah terlantar secara

detail (data base) belum akurat, dan

e. Belum adanya insentif dan desinsentif di bidang pertanahan.

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 127 -

11. Urusan Lingkungan Hidup, menghadapi permasalahan :

a. Kurangnya lahan terbuka hijau (RTH) dan menurunnya kualitas

RTH kota seperti taman-taman kota dan lainnya.

b. Belum optimalnya penegakan hukum di bidang lingkungan.

c. Terbatasnya lahan untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Sampah.

d. Meningkatnya produksi sampah serta sistem pengelolaan sampah

yang belum terpadu.

e. Peningkatan pencemaran air dan udara serta tingkat kebisingan.

f. Terbatasnya data dan informasi sumber daya alam dan

lingkungan hidup.

g. Banyaknya kegiatan industri atau kegiatan usaha yang belum

memilki dokumen lingkungan AMDAL, UKL-UPL , DPPL, dan

h. Banyaknya perusahaan/kegiatan industri yang belum memiliki

instalasi pengolahan limbah (IPAL).

12. Urusan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil,

menghadapi permasalahan:

a. Masih kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya

dokumen resmi kependudukan.

b. Kurangnya sinkronisasi dan koordinasi antar instansi terkait, dan

c. Belum adanya sarana informasi kependudukan dan catatan sipil

yang secara langsung bisa diakses oleh masyarakat luas.

13. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, menghadapi

permasalahan:

a. Belum terwujudnya konsep manajemen pemberdayaan

masyarakat desa yang terstruktur dan sistemik sebagai pedoman

bersama dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa.

b. Masih lemahnya penelitian dan pengembangan guna menggali

potensi masyarakat desa dan penerapan manajemen ilmiah dalam

rangka mengembangkan potensi pemberdayaan masyarakat desa,

dan.

c. Belum optimalnya pemberdayaan tekhnologi tepat guna dan

proses sosialisasi ke masyarakat dalam rangka mengembangkan

keunggulan komparatif dan kompetitif bagi masyarakat.

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 128 -

14. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,

menghadapi permasalahan :

a. Belum optimalnya pelayanan KB dan kemudahan akses bagi

semua Pasangan Usia Subur (PUS).

b. Belum memadainya sarana dan prasarana pelayanan KB.

c. Kurangnya pembinaan masyarakat mengenai penguatan keluarga

sejahtera sebagai basis ketahanan sosial masyarakat.

d. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan KB-Kesehatan, dan

e. Belum optimalnya penyelenggaraan BKB-Posyandu-PAUD.

15. Urusan Perhubungan, menghadapi permasalahan :

a. Tingginya tingkat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, tidak

sebanding dengan pertumbuhan prasarana jalan.

b. Tingginya volume pergerakan/mobilitas terutama pada jam-jam

sibuk yang tidak didukung oleh sarana prasarana jaringan jalan

sehingga mengakibatkan kecenderungan peningkatan kecelakaan

lalu lintas.

c. Pencemaran lingkungan akibat emisi gas buang oleh kendaraan

bermotor.

d. Kurangnya disiplin pengguna jalan terhadap rambu-

rambu/perlengkapan jalan dan aturan-aturan yang berlaku.

e. Kurangnya keterpaduan sistem jaringan jalan antar moda, antara

lain lintasan sebidang.

f. Lemahnya manajemen rekayasa lalu lintas.

g. Rendahnya tingkat pelayanan angkutan.

h. Kondisi terminal thype C kurang memadai.

i. Belum tersedianya terminal barang/bongkar muat barang.

j. Belum optimalnya pelayanan pengujian kendaraan bermotor, dan

k. Belum terwujudnya pengawasan optimal terhadap kelebihan

muatan.

16. Urusan Komunikasi dan Informatika, menghadapi permasalahan:

a. Masih kurangnya kualitas dan kuantitas SDM yang kompeten di

bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 129 -

b. Masih kurangnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana dan

fasilitas penunjang pengembangan di bidang Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK).

c. Masih kurangnya kualitas dan kuantitas sistem informatika yang

memadai untuk mendukung efisiensi pelayanan publik dan

transparansi.

d. Kurang efektifnya penyebarluasan sistem komunikasi, informasi,

telematika, dan media massa.

e. Belum optimalnya jangkauan dan akses komunikasi informasi

yang disebabkan masih terbatasnya sarana dan prasarana serta

pengembangan komunikasi informasi, dan

f. Belum optimalnya penelitian di bidang komunikasi dan informasi

yang disebabkan oleh belum terintegrasinya kegiatan penelitian

dalam suatu jaringan penelitian yang efektif.

17. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, menghadapi

permasalahan :

a. Rendahnya manajemen usaha terutama usaha mikro dan kecil.

b. Rendahnya produktifitas, nilai tambah dan daya saing produk

UMKM.

c. Masih lemahnya kapasitas SDM dan kelembagaan UMKM.

d. Masih lemahnya kapasitas SDM dan kelembagaan koperasi.

e. Belum optimalnya pengembangan akses sumber daya produktif

(modal, pasar dan teknologi informasi), dan

f. Belum optimalnya pembinaan koperasi, dan lemahnya monitoring

ditunjang perlunya pembentukan koperasi berbadan hukum

justru menghambat terwujudnya kinerja koperasi sebagai pilar

ekonomi.

18. Urusan Penanaman Modal, menghadapi permasalahan :

a. Kurangnya promosi terhadap investor sehingga investasi yang

masuk tidak / belum optimal;

b. Kurang optimalnya dukungan terhadap potensi investasi karena

kekurangsiapan sumberdaya dan sarana prasarana dalam

menarik investor serta karena terbatasnya lahan dan

infrastruktur.

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 130 -

c. Belum tersedianya data base, informasi dan profil investasi.

d. Belum optimalnya pemanfaatan ruang untuk kawasan industri,

dan

e. Belum adanya jaminan kepastian dan kenyamanan berinvestasi ,

yang berakibat investor akan mengalami resiko investasi biaya

tinggi ( high cost investation ) ditunjang adanya konflik antar

urusan terutama urusan penanaman modal dengan kebijakan

sawah lestari.

19. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga, menghadapi permasalahan :

a. Belum adanya pola pembinaan yang berkelanjutan untuk

menunjang partisipasi pemuda aktif dalam pembangunan daerah.

b. Belum optimalnya prestasi keolahragaan karena rendahnya

pemihakan anggaran dari pemerintah daerah.

c. Rendahnya kualitas dan kapasitas kelembagaan/organisasi olah

raga.

d. belum optimalnya pembinaan olahraga bagi atlet difabel, dan

e. Rendahnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana olah

raga, serta masih lemahnya manajemen dan pemasyarakatan

olahraga yang berorientasi prestasi.

20. Urusan Statistik, menghadapi permasalahan:

a. Belum lengkapnya ketersediaan data statistik yang dibutuhkan

saat dipergunakan untuk menyusun perencanaan, hal ini

dikarenakan :

- Kurangnya ketersediaan data dasar yang akurat dan tepat

waktu;

- Belum optimalnya kerjasama antar SKPD dalam pengelolaan

dan penyediaan data;

- Kurangnya sistem informasi data yang baik; dan

- Data dan informasi yang digunakan seringkali belum konsisten.

b. Masih rendahnya kesadaran aparat akan pentingnya data.

21. Urusan Kebudayaan, menghadapi permasalahan:

a. Budaya daerah belum banyak mendapatkan apresiasi masyarakat

dan diberdayakan secara optimal.

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 131 -

b. Belum optimalnya pembinaan/pendidikan moral, etika dan budi

pekerti bagi remaja dan siswa sekolah.

c. Belum optimalnya pelestarian sejarah dan permuseuman.

d. Belum optimalnya promosi budaya daerah, serta belum efektifnya

sistem inventarisasi dan penyajian informasi mengenai jenis dan

ragam budaya daerah.

e. Belum optimalnya perlindungan dan pelestarian terhadap

kekayaan budaya daerah melalui kepemilikan HAKI, dan

f. Globalisasi dan perdagangan bebas memberikan ancaman nyata

terhadap sendi – sendi budaya dan kekuatan ekonomi rakyat

( pertanian, perikanan, koperasi usaha kecil menengah, industri

perdagangan dll).

22. Urusan Perpustakaan, menghadapi permasalahan :

a. Rendahnya budaya membaca masyarakat.

b. Rendahnya kualitas pelayanan perpustakaan (perpustakaan

daerah, perpustakaan khusus/instansi, perpustakaan kelurahan,

perpustakaan rumah ibadah, dan perpustakaan sekolah), dan

c. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang serah simpan karya

cetak dan karya rekam.

23. Urusan Kearsipan, menghadapi permasalahan :

a. Belum optimalnya sistem kearsipan yang disebabkan kurangnya

SDM, sarana dan prasarana kearsipan serta rendahnya perhatian

dan pengawasan terhadap pelaksanaan sistem kearsipan;

b. Belum optimalnya penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip

daerah yang disebabkan karena keterbatasan anggaran dan

prasarana yang memadai.

c. Kurangnya khasanah arsip yang disebabkan oleh kurangnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya arsip, dan

d. Belum optimalnya pelayanan informasi kearsipan daerah yang

disebabkan kurangnya sistem informasi kearsipan yang akurat.

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 132 -

4.1.2 Permasalahan Pembangunan Urusan Pilihan

Dalam penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan daerah di

Kabupaten Klaten, berbagai permasalahan yang dihadapi adalah:

1. Urusan Kelautan dan Perikanan, menghadapi permasalahan :

a. Kurangnya kompetensi sumber daya manusia di bidang perikanan.

b. Belum optimalnya ketersediaan bibit unggul perikanan.

c. Meningkatnya produksi ikan setiap tahun, namun belum mampu

mencukupi kebutuhan konsumsi ikan, sehingga harus didatangkan dari

luar Kabupaten Klaten.

d. Belum optimalnya pengelolaan perikanan budidaya secara terintegrasi

melalui sistem agrominapolitan.

e. Sarana dan prasarana perikanan yang tersedia seperti Balai Benih Ikan

(BBI), pasar ikan konsumsi dan sentra pengolahan ikan,

pemanfaatannya belum optimal, yang disebabkan: (i) Keterbatasan

lahan secara ekonomis belum tercapai, (ii) sistem pengairan yang

bersumber dari saluran irigasi kurang terawat, (iii) sarana dan

prasarana kurang memadai, (iv) struktur organisasi dan sistem

pengelolaan belum mantap, (v) dukungan tenaga pelaksana belum

optimal.

f. Adanya ketergantungan kebutuhan pakan ikan pabrikan, dan belum

berkembangnya pengolahan pakan secara alami dan tradisional.

g. Belum optimalnya pemberdayaan sebagai penopang pendapatan

masyarakat untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan, dan

h. Belum optimalnya perluasan pasar untuk benih dan produksi

perikanan baik lokal maupun luar daerah.

2. Urusan Pariwisata, menghadapi permasalahan :

a. Sumbangan sektor pariwisata terhadap PAD belum optimal. Hal ini

disebabkan karena belum optimalnya promosi yang dilakukan, sehingga

jumlah kunjungan, lama tinggal dan pengeluaran belanja wisatawan

kecil.

b. Daya saing dan daya jual destinasi pariwisata masih lemah. Hal ini

disebabkan masíh rendahnya kualitas produk dan jasa pariwisata,

kurang tersedianya sarana dan prasarana yang memadai di lingkungan

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 133 -

obyek wisata dan daya tarik wisata, masíh rendahnya kualitas SDM

pengelola obyek wisata dan daya tarik wisata, pramuwisata maupun

para pelaku pariwisata lainnya.

c. Lemahnya jejaring, kerjasama, koordinasi dan keterpaduan dalam

pengembangan pariwisata.

d. Belum berkembangnya industri pariwisata yang berbasis pada kawasan

dan potensi lokal.

e. Belum optimalnya sinergisitas antara produk pariwisata, produk

industri dan UKM unggulan , penyedia jasa , hotel dan restoran, dan

f. Belum optimalnya pemihakan anggaran dari pemerintah guna

membangun tempat – tempat wisata yang selama ini telah menjadi ikon

Kabupaten Klaten.

3. Urusan Pertanian, menghadapi permasalahan :

a. Adanya penurunan luas lahan pertanian akibat peralihan lahan dari

lahan pertanian ke non pertanian, ditunjang penurunan tingkat

kesuburan tanah dan sempitnya kepemilikan tanah oleh petani.

b. Menurunnya debit mata air untuk pertanian serta belum optimalnya

pengelolaan dan pembangunan bendung dan saluran irigasi primer,

sekunder, tersier berakibat timbulnya hambatan irigasi pertanian .

c. Terjadinya gangguan keseimbangan ekosistem secara umum yang

mempengaruhi tingkat keseimbangan ekosistem pertanian terutama

terputusnya siklus rantai makanan dan jaring – jaring makanan yang

berpotensi berkembangnya hama penyakit tanaman.

d. Masih rendahnya produktifitas, nilia tambah dan daya saing hasil

produk pertanian.

e. Belum berkembangnya sistem pertanian terpadu menuju agropolitan.

f. Belum optimalnya peran RPH dan laboratorium Kesmavet yang

didukung dengan sarana dan prasarana belum sesuai standar.

g. Terbatasnya SDM penyuluh pertanian dan pengamat hama.

h. Belum adanya PVD berbasis tanaman pangan dan hortikultura.

i. Kurang memadainya sarana prasarana inseminasi buatan dan tenaga

teknis lapangan yang handal.

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 134 -

4. Urusan Kehutanan, menghadapi permasalahan :

a. Belum efektifnya gerakan moral secara nasional untuk menjaga

kelestarian hutan dan lahan guna mendukung keberlangsungan

pembangunan.

b. Belum optimalnya upaya melestarikan kawasan lindung dan kawasan-

kawasan lainnya yang dalam kondisi kosong (tidak/belum ditanami)

serta lahan-lahan kosong di lingkungan kantor, rumah sakit,

lingkungan, sekolah dan pekarangan rumah.

c. Masih rendahnya kesadaran untuk gemar menanam dan memelihara

pohon.

d. Masih adanya lahan kritis, dan belum optimalnya tata kelola

pengelolaan hutan berbasis agroforestry.

e. Belum berkembangnya kawasan wisata yang terpadu berbasis potensi

lokal dan agrowisata, dan

f. Belum terwujud masterplan pembangunan kehutanan.

5. Urusan ESDM, menghadapi permasalahan :

a. Belum tersedianya data base ESDM, dan

b. Belum optimalnya tata kelola pertambangan Golongan C.

c. Belum optimalnya pengelolaan energi terbarukan, dan

d. Belum optimalnya pengelolaan ESDM sebagai potensi daerah

6. Urusan Perdagangan, menghadapi permasalahan:

a. Terbatasnya akses dan perluasan pasar produk ekspor serta kurang

berkembangnya kerjasama perdagangan internasional;

b. Lemahnya daya saing dan belum optimalnya pengembangan mutu,

desain dan merk dagang beberapa produk ekspor.

c. Belum optimalnya pelaksanaan perlindungan konsumen dan

pengawasan barang beredar;

d. Terbatasnya kemampuan SDM pelaku usaha di sektor perdagangan

khususnya Usaha Dagang Kecil Menengah.

e. Masih lemahnya legalisasi hak kekayaan intelektual terhadap produk –

produk perdagangan unggulan Kabupaten Klaten.

f. Belum optimalnya fasilitasi dari pemerintah dalam rangka perbaikan

manajemen , pengembangan mutu dan desain serta pemasaran .

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 135 -

g. Belum optimalnya penataan dan pemberdayaan PKL, dan

h. Masih kurangnya ketersediaan sarana prasarana pasar yang

representatif.

7. Urusan Industri, menghadapi permasalahan :

a. Belum berkembangnya PUD berbasis IKM.

b. Masih rendahnya tingkat profesionalisme SDM di bidang Industri Kecil,

Menengah.

c. Rendahnya daya saing produk IKM dalam menghadapi dampak

globalisasi .

d. Kurangnya kesadaran pelaku usaha untuk memberikan informasi, data

dan laporan perkembangan usahanya .

e. Kurangnya inovasi dan diversifikasi produk .

f. Belum optimalnya jaringan kerjasama antara pelaku usaha dengan

pelaku usaha lainnya dalam rangka peningkatan daya saing IKM.

g. Belum semua IKM mebel memiliki SVLK.

h. Terbatasnya produk berorientasi ekspor, dan

i. Belum terwujudnya pola kemitraan antara industri besar dengan

industri kecil selain itu masih minimnya investor.

8. Urusan Ketransmigrasian, menghadapi permasalahan :

a. Masih rendahnya kualitas ketrampilan/keahlian calon transmigran, dan

b. Berkurangnya minat masyarakat di Kabupaten Klaten untuk

bertransmigrasi.

4.2 Isu-isu Strategis

Isu-isu strategis menjadi hal penting yang akan berpengaruh di masa datang

terhadap perkembangan di Kabupaten Klaten selama Tahun 2016-2021. Sehingga

pada bagian perumusan isu-isu strategis berdasarkan permasalahan-

permasalahan pembangunan yang muncul diprioritaskan, akan menjadi agenda

utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah selama

kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.

4.2.1 Isu Strategis Pembangunan di Luar Kabupaten Klaten

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 136 -

Kemajuan global makin meningkatkan keterkaitan pengaruh dunia

internasional, nasional, regional maupun lokal. Hubungan antar manusia

dengan segala kepentingan, aktivitas dan akibat atau kejadian-kejadiannya,

melahirkan isu-isu dan permasalahan strategis baik positif maupun negatif.

Beberapa kondisi yang menjadi dasar dalam analisis lingkungan strategis,

adalah sebagai berikut.

1. Lingkungan Internasional

a. Globalisasi Perdagangan dan Jasa

Perdagangan bebas memperketat persaingan sektor usaha antar

negara, sehingga dibutuhkan kualitas SDM (tenaga kerja) yang

mampu menghasilkan produk-produk ekspor (barang dan jasa) yang

unggul dan berdaya saing. Kekalahan daya saing akan berakibat

pada penurunan ekspor serta kegagalan program penempatan tenaga

kerja atau pengurangan pengangguran. Hal ini terkait pelaksanaan

MEA, dan ekspor produk mebel harus memiliki SVLK.

b. Fluktuasi Harga dan Kurs Mata Uang

Produktivitas yang tidak sebanding dengan tingginya konsumsi

mencerminkan pola hidup konsumtif yang harus dikurangi. Besarnya

konsumsi mempengaruhi daya saing rupiah terhadap mata uang

internasional dan dalam keterkaitan dengan perdagangan

internasional akan terjadi ketimpangan (defisit) Neraca Pembayaran.

Fluktuasi negatif ataupun penurunan nilai rupiah yang signifikan

mengakibatkan instabilitas APBN yang selanjutnya akan mengurangi

besaran dana perimbangan (DAU, DAK dan lainnya) yang akan

diterima pemerintah kabupaten.

c. Degradasi Lingkungan

Pemanasan global berdampak pada terjadinya pencairan

es/salju yang menambah kenaikan permukaan air laut (rob). Akibat

lainnya adalah terjadinya anomali musim, bencana alam dan

kerusakan alam yang menurunkan produktivitas pertanian. Krisis

pangan dunia mesti disikapi dengan peningkatan swasembada

pangan guna terpenuhinya kebutuhan pangan nasional.

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 137 -

d. Komitmen Internasional

Kesepakatan antar negara khususnya yang telah ditandatangani

(disepakati) oleh Pemerintah Indonesia perlu didukung oleh seluruh

masyarakat (Pemerintah Daerah). Komitmen internasional tersebut

diantaranya adalah Millenium Development Goals (MDG’s) tentang

paradigma pembangunan global, Protokol Kyoto tentang pengurangan

emisi gas rumah kaca, Convention on the Elimination of All Form of

Discrimination Against Women (CEDAW) tentang pembangunan dan

Pemberdayaan perempuan, Hyogo Framework tentang peredaman

bencana, Ecolabelling atau sertifikasi produk dan sebagainya.

2. Lingkungan Nasional

a. Kemiskinan dan Pengangguran

Jumlah penduduk miskin di Indonesia dengan kriteria MDG’s yaitu

yang berpenghasilan kurang dari 1 US$ lebih kurang sebanyak 16,5

juta jiwa atau 7,5%.

b. Krisis Energi

Sumber energi yang digunakan saat ini sebagian besar bersumber

dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Keterbatasan

energi fosil memicu terjadinya krisis energi yang lebih lanjut akan

berpengaruh pada produktivitas masyarakat utamanya dunia usaha.

Penggunaan energi alternatif perlu diupayakan guna memenuhi

kebutuhan energi masyarakat.

c. Tuntutan Pemerintahan yang Bersih dan Profesional

Kenyataan yang melekat beberapa periode terdahulu hingga saat ini

adalah banyaknya korupsi, kolusi dan nepotisme yang merambah di

semua tingkatan aparatur. Selain itu birokrasi yang dinilai kurang

profesional tidak sejalan dengan kebutuhan dan pengetahuan

masyarakat yang terus berkembang. Kebijakan Reformasi Birokrasi

dilakukan secara menyeluruh dari tatanan kelembagaan,

manajemen, pengembangan SDM, penegakan hukum demokrasi dan

lain-lain dalam rangka peningkatan pelayanan publik yang makin

berkualitas.

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 138 -

d. Bencana Alam

Degradasi lingkungan sebagaimana halnya masalah internasional

strategis juga dirasakan secara nasional. Indonesia sebagai negara

maritim memiliki potensi lebih besar akan intensitas terjadinya

bencana alam berupa gempa, tsunami, letusan gunung berapi,

banjir, angin, kebakaran dan tanah longsor. Pelaksanaan tanggap

darurat dan rehabilitasi-rekonstruksi merupakan hal penting yang

harus dilakukan oleh jajaran pemerintah hingga masyarakat.

e. Kemampuan Keuangan Negara

Pembangunan menyeluruh membutuhkan dana pembiayaan yang

besar, sementara kemampuan keuangan negara sangat terbatas

sehingga negara masih terbelit hutang luar negeri yang cukup besar

pula. Setiap daerah harus berupaya meningkatkan kemandirian

keuangan daerah (tidak hanya bergantung pada bantuan dari

Pemerintah Pusat) dengan cara meningkatkan penggalian

pendapatan asli daerah dan investasi. Dalam RPJM Nasional 2014-

2018 disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional berkisar 6%,

padahal pembangunan yang inklusif membutuhkan pertumbuhan

ekonomi di atas 6,5% per tahun. Pertumbuhan ekonomi ini dapat

terwujud manakala terjadi peningkatan produktivitas dunia usaha

yang signifikan terhadap ekspor. Di sisi lain proporsi belanja daerah

didominasi oleh belanja pegawai dan belanja tidak langsung, harus

diimbangi dengan efisiensi dan efektivitas tinggi agar dana yang ada

dapat didayagunakan dengan sebaik-baiknya.

f. Stabilitas Keamanan dan Ketentraman

Salah satu dampak buruk kemajuan iptek adalah makin canggihnya

kejahatan, diawali dari tumbuhnya keinginan dan ketidakpuasan,

persaingan dan kecemburuan sosial sehingga mendorong orang

untuk berperilaku melawan, merugikan dan meresahkan.

g. Hambatan Perdagangan antar Daerah

Hambatan perdagangan antar daerah biasanya berkaitan dengan

perijinan, transportasi, komunikasi, informasi dan sarana prasarana

pendukung. Hal yang dirasakan oleh dunia usaha khususnya usaha

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 139 -

kecil dan menengah adalah kurangnya akses ke pasar di luar daerah

maupun ekspor.

h. Keadilan dan Kesetaraan Gender

Indikator pembangunan gender secara resmi adalah Gender-related

Development Index (GDI) dan Gender Empowerment Measurement

(GEM). Dua indikator tersebut menghendaki adanya peningkatan

peran dan kesempatan bagi perempuan sebagaimana peran dan

kesempatan yang dimiliki laki-laki. Kesempatan tersebut adalah

kesempatan dalam berusaha, pendidikan dan lain-lain serta dalam

menduduki jabatan/posisi strategis tertentu.

i. Perlindungan dan Kesejahteraan Anak

Tujuan dari isu ini adalah untuk menjamin dan melindungi anak

akan haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan

berpartisipasi secara optimal sesuai harkat dan martabat

kemanusiaan, serta terlindungi dari segala bentuk kekerasan,

perlakuan salah, penelantaran dan eksploitasi. Kasus gizi buruk,

partisipasi sekolah, putus sekolah, kekerasan terhadap anak, pekerja

anak, anak jalanan dan lain-lain adalah fakta yang menunjukkan

belum terpenuhinya perlindungan dan kesejahteraan anak.

j. Daya Saing Teknologi dan Industri

Dominasi ekspor Indonesia adalah ekspor bahan mentah yang

bersumber dari kekayaan alam yang belum diolah, sehingga memiliki

nilai ekonomis yang rendah. Penyebabnya adalah kurangnya

kemampuan iptek dalam mengolahnya menjadi barang setengah jadi

maupun produk akhir serta kurangnya kemampuan iptek dalam

menciptakan dan membuat produk yang berkualitas. Budaya iptek

yang kreatif dan inovatif harus difasilitasi.

Selain itu kebanggaan terhadap produk dalam negeri kurang

tertanam dalam diri warga negara Indonesia, image yang berkembang

adalah bahwa produk dalam negeri selalu lebih jelek daripada produk

luar negeri. Pencintaan terhadap produk tradisional (batik, dll)

merupakan satu bentuk local genius yang baik untuk dikembangkan,

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 140 -

khususnya di dalam negeri dan sebaiknya dipromosikan/dipasarkan

ke luar negeri.

3. Kondisi Lingkungan Regional Jawa Tengah

Kondisi nasional sebagian adalah cermin dari kondisi regional yang

memiliki kesamaan kasus dan masalah. Isu strategis dalam

pembangunan Provinsi Jawa Tengah sebagaimana tertuang dalam

RPJMD Jawa Tengah tahun 2003-2018 secara ringkas, adalah sebagai

berikut:

a) Tingginya Jumlah Penduduk Miskin

Upaya pengurangan kemiskinan sangat tidak mudah, terlihat bahwa

selama 5 (lima) tahun (2003-2008) jumlah penduduk miskin Jawa

Tengah hanya berkurang 1,29%.

b) Tingginya Jumlah Penganggur

Jumlah penganggur Jawa Tengah dalam 5 (lima) tahun telah

meningkat sebanyak 49% yang disebabkan meningkatnya jumlah

angkatan kerja dan terjadinya PHK.

c) Tingginya Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Non Pertanian

Alih fungsi lahan pertanian 2% per tahun berdampak pada

berkurangnya luas areal produktif dan ketersediaan pangan. Hal ini

sejalan dengan kemajuan peradaban yang merubah pola kerja sektor

primer ke sekunder dan tersier.

d) Belum Meratanya Pelayanan Kesehatan Dasar

Keterbatasan anggaran daerah belum mampu menjangkau seluruh

keluarga miskin akan kebutuhan pelayanan kesehatan.

e) Rendahnya Realisasi Penanaman Modal

f) Rendahnya Akses Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan

Koperasi terhadap Permodalan dan Pasar Ekspor UMKM adalah basis

perekonomian yang cukup tangguh di Jawa Tengah, namun beberapa

di antaranya mengalami kesulitan memperoleh akses permodalan dan

kesulitan menembus pasar ekspor yang disebabkan kualitas produk

kalah bersaing dan keterbatasan transportasi/distribusi.

g) Belum Optimalnya Penyelenggaraan Tata Kepemerintahan yang

Amanah (Good Governance).

h) Reformasi tata kepemerintahan tidak hanya perlu dilakukan oleh

negara saja (legislatif, eksekutif, dan yudikatif), tetapi juga dunia

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 141 -

usaha/swasta (corporates) dan masyarakat luas (civil society) yang

mampu mendukung terwujudnya Good Governance.

i) Bencana Alam

j) Dengan disusunnya Rencana Aksi Daerah - Pengurangan Resiko

Bencana (RAD-PRB) diharapkan berbagai resiko bencana dapat

diantisipasi sebelumnya (mitigasi bencana).

k) Masalah Penegakan Hukum

l) Belum Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender

4.2.2 Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Klaten

Isu strategis adalah suatu kondisi yang bersifat penting, mendasar,

mendesak, berkepanjangan dan terkait dengan pencapaian tujuan di masa

mendatang, khususnya selama periode 5 (lima) tahun ke depan. Pemilihan

isu strategis di Kabupaten Klaten, mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:

(i) merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Klaten; (ii)

besarnya dampak yang ditimbulkan terhadap publik; (iii) tingkat

kemungkinan/ kemudahan penanganan; (iv) memiliki pengaruh yang

besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan; (v) memiliki

daya ungkit terhadap pencapaian untuk pembangunan daerah; (vi) janji

politik yang harus diwujudkan.

Dengan berdasar pada pertimbangan di atas, isu-isu strategis yang

menjadi prioritas pembangunan bagi pemerintah Kabupaten Klaten untuk

periode 5 (lima) tahun mendatang, adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Untuk Semua dan Peningkatan Moralitas

Pendidikan memiliki dua mata pisau, di satu sisi berorientasi

pada kecerdasan dan iptek guna kemudahan dalam pemenuhan

kebutuhan jasmaniah, di sisi lain berorientasi pada kecerdasan

emosional dan spiritual guna kedamaian hidup, solidaritas dan

kepedulian sosial. Penunjang sisi yang pertama adalah adanya

kesempatan dalam memperoleh pendidikan, sarana dan prasarana yang

memadai, serta tenaga kependidikan yang berkualitas. Kesempatan

yang sama tersebut berlaku baik laki-laki-perempuan, tua-muda, kaya

maupun miskin, yang artinya bisa dijangkau oleh semua lapisan

masyarakat. Menuju pendidikan Wajib belajar 12 tahun di Kabupeten

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 142 -

Klaten, Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pembangunan

gedung dan prasarana lainnya, merupakan contoh riil perhatian

pemerintah terhadap pendidikan. Agar pendidikan bisa bermanfaat,

kurikulum pendidikan juga harus mempertimbangkan kebutuhan dunia

usaha dan spesifikasi potensi setiap pelaku/siswa.

Penunjang sisi yang kedua adalah pembentukan karaktek manusia

yang berbudi, agar mampu memilih yang baik, menghindari/mencegah

perilaku yang salah.

2. Pelayanan Kesehatan

Percepatan SDG”s dan pencapain target indikator kinerja SPM

Kesehatan belum tercapai. Angka kematian bayi dan balita, status Gizi

masyarakat, endemi Demam Berdarah, Flu Burung dan Chikungunya,

angka kesakitan dan kematian diabetes militus, kardiovaskuler dan

keganasan (kanker), kebiasaan merokok serta pola hidup tidak sehat

lainnya menjadi sebagian dari masalah yang harus ditangani.

Kesehatan merupakan hak dasar yang harus dipenuhi, jaminan

pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi semua warga negara.

Subsidi silang pun harus disadari oleh semua pengguna layanan

kesehatan bahwa tanggung jawab pembangunan tidak hanya pada

pemerintah, tetapi seluruh komponen masyarakat/swasta sesuai

dengan kemampuannya.

3. Belum Optimalnya Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Upaya untuk memperbaiki tata kepemerintahan dilakukan

dalam seluruh aspek manajemen (perencanaan, kelembagaan dan

ketatalaksanaan, pendayagunaan aparatur, pelaporan dan

pertanggungjawaban) dengan pengertian:

- Dalam sistem perencanaan, kebijakan harus sinergis sejalan dengan

kebutuhan dan kemampuan, terukur, efektif dan dapat

dipertanggungjawabkan.

- Dalam hal kelembagaan, organisasi pemerintah daerah dibentuk

secara ramping namun mampu mencakup keseluruhan

urusan/kepentingan yang menjadi tanggung jawab pemerintah, jelas,

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 143 -

tidak tumpang tindih dan memungkinkan kemudahan akses

pelayanan terhadap publik.

- Penanganan berbagai permasalahan pemerintahan dan

pembangunan yang sangat kompleks membutuhkan penempatan

aparatur yang sesuai baik secara kualitas kompetensi maupun

kuantitasnya. Pembinaan terhadap aparatur mesti terus dilakukan

agar mampu menyikapi dinamika yang terjadi, responsif dengan

dedikasi dan integritas yang tinggi untuk semata-mata kepentingan

umum. Selain itu, pembangunan juga membutuhkan aparatur

dengan daya inisiasi dan inovasi yang baik untuk dapat mengejar

ketertinggalan dan mengatasi keterpurukan atas kemiskinan dan

instabilitas yang terjadi.

- Kelemahan SKPD dalam pelaporan dan pertanggungjawaban

biasanya terletak dalam kemampuan penyediaan data, analisa dan

model laporan yang tidak simpel. Kesadaran akan pentingnya data

yang lengkap dan akurat hingga kearsipan sebagai dokumen

pembuktian harus ditingkatkan. Sistem manual harus segera

dirubah dengan sistem komputer, sehingga lebih efisien, cepat dan

mudah dalam operasionalnya.

4. Keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Sejalan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah bahwa Pemerintah

Daerah harus berupaya meningkatkan pendapatan asli daerah dan

mengurangi ketergantungan dari pemerintah pusat. Peningkatan

pendapatan daerah diupayakan melalui intensifikasi pemungutan

pajak/retribusi, penggalian potensi pendapatan dan perwujudan

realisasi investasi, namun tidak memberatkan dunia usaha dan

masyarakat.

5. Kemiskinan dan Pengangguran

Kemiskinan terjadi karena rendahnya kemampuan ekonomi

masyarakat. Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Klaten yang

masih rendah di banding dengan rerata Jawa Tengah, sementara tingkat

inflasi yang masih relatif tinggi sangat memungkinkan terjadinya

penurunan terus menerus dalam daya beli masyarakat, sehingga

menimbulkan beban berat bagi masyarakat miskin. Langkah preventif

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 144 -

dalam bentuk pemberdayaan dan langkah kuratif dalam bentuk

jaminan sosial atas kebutuhan dasar mesti dilakukan. Penduduk

miskin di Kabupaten Klaten pada saat ini (tahun 2015) sebanyak

175.480 jiwa (13,46%). Dan sisi lain, masih terjadinya kesenjangan

antar wilayah kecamatan yang memerlukan perhatikan semua pihak.

Tingkat pengangguran terbuka yang terus meningkat selain

disebabkan oleh dampak berkepanjangan krisis ekonomi dan bencana

alam, juga disebabkan oleh rendahnya kualitas angkatan kerja yang

tidak mampu bersaing dan tidak mampu menciptakan lapangan kerja

mandiri. Disamping itu, lapangan kerja yang akan terus bertahan

adalah terciptanya pangsa pasar yang besar dan memiliki daya saing

produk, maka penerapan iptek dalam produksi dan bisnis serta

peningkatan hubungan antara produsen lokal dengan pasar yang luas

harus menjadi perhatian.

6. Ancaman Kerusakan Lingkungan, Permukiman Tak Sehat, dan

Bencana Alam

Menurunnya tingkat kesuburan tanah dan kerusakan

lingkungan hidup di kawasan penambangan bahan galian golongan C,

dan menurunnya daya dukung lingkungan, kelestarian fungsi dan

manfaat sumber daya alam adalah sebagai akibat kurangnya

pengendalian para pemangku-kepentingan (pemerintah, masyarakat

maupun swasta) dalam pemanfaatan, dan penataan struktur ruang.

Kesalahan dalam tata guna lahan, bangunan, rumah tidak layak huni,

lingkungan pemukiman kumuh utamanya pada kawasan padat,

penghijauan dan resapan air ke tanah serta penertiban perijinan perlu

makin diperhatikan.

Dampak dari kesalahan tersebut akan meningkatnya potensi

kerusakan lingkungan dan bencana non alam, bencana alam dan

bencana sosial, menuntut kesiap-siagaan penanganan bencana dan

dukungan sarana-prasarana makin dibutuhkan. Terutama perlunya

pengelolaan Sumber daya alam dan lingkungan yang selaras dengan

daya dukung dan daya tampung, mendesak hal yang mendesak untuk

dilakukan.

Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 - 145 -

7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Perempuan

Isue adanya kekerasan dalam rumah tangga yang merebak

akhir-akhir ini menyebabkan perlunya perlindungan anak dan

perempuan, apalagi untuk mewujudkan Kabupaten Klaten LAYAK ANAK

menjadi tantangan tersendiri. Kondisi tersebut dilatar-belakangi masih

kurangnya keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan

keputusan kebijakan publik, masih kurangnya kebijakan pembangunan

yang berpihak pada perempuan dan anak, lemahnya kelembagaaan

pengarusutamaan gender dan anak, serta sistem kesejahteraan dan

perlindungan anak belum memadai.

9. Tuntutan Peningkatan Kualitas Pelayanan publik

Tujuan diselenggarakannya pemerintahan dan pembangunan

adalah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat, sehingga

pemerintah dituntut untuk dapat menunjukkan kinerja terbaik yakni

kemajuan pembangunan dan pelayanan yang dapat memuaskan publik.

Berbagai kebijakan baru pemerintah telah dikeluarkan dan harus

dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka menyikapi

tuntutan tersebut.

Standar pelayanan (SPM, SPP, SOP) harus diterapkan, baik yang

menyangkut sarana-prasarana, mekanisme/prosedur, SDM,

keterbukaan informasi dan lain-lain. Kemudahan perizinan,

transparansi/kejelasan SOP, tidak adanya pungutan liar dan iklim yang

kondusif, akan sangat menunjang kegairahan dalam berinvestasi.

10. Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan

Penggunaan lahan di Kabupaten Klaten setiap tahunnya selalu berubah

seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, aktifitas penduduk dan

perluasan kegiatan perekonomian. Perubahan tata guna lahan dari

tanah pertanian berubah ke non pertanian, mengingat Kabupaten

Klaten dinyatakan sebagai daerah penyangga pangan, maka kebutuhan

untuk mempertahankan posisi sawah lestari menjadi mendesak.

Adapun sawah lestari ditetapkan seluas 32.451 Ha yang tersebar di

wilayah Kabupaten Klaten.