bab iv analisa hadis tentang doa nabi terhadap …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/bab 4.pdf · hubungan...

26
73 BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP MUAWIYAH DALAM MUSNAD ABU< DA<WUD AL-T{AYA< LISI A. Kesahihan Hadis Kesahihan Hadis Tentang doa nabi terhadap muawiyah dalam musnad al-t{ayalisi ini akan dikaji dalam dua pembahasan, yaitu kesahihan sanad hadis dan kesahihan matan hadis. Lantaran sebuah hadis dapat dikatakan sahih apabila kualitas sanad dan matannya sama-sama bernilai sahih, 1. Kualitas Sanad Hadis Sebelum melakukan penelitian sanad hadis, akan dilampirkan terlebih dahulu teks hadis beserta sanadnya dari riwayat Abu> Da> wud al-T{aya>lisi No. Indeks 2869: Pada hadis di atas terlihat bahwa hadis ini di temukan beberapa perowi hadis sebagai berikut: 1) Abu> Da> wud al-T{aya>lisi 2) Hushaim dan Abu ‘Awa>nah 3) Abi> H}amzah al-Qas} s}a> b 4) Ibnu ‘Abba>s

Upload: vuonganh

Post on 08-May-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

73

BAB IV

ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP

MUAWIYAH DALAM MUSNAD ABU< DA<WUD AL-T{AYA<LISI

A. Kesahihan Hadis

Kesahihan Hadis Tentang doa nabi terhadap muawiyah dalam musnad

al-t{ayalisi ini akan dikaji dalam dua pembahasan, yaitu kesahihan sanad hadis dan

kesahihan matan hadis. Lantaran sebuah hadis dapat dikatakan sahih apabila

kualitas sanad dan matannya sama-sama bernilai sahih,

1. Kualitas Sanad Hadis

Sebelum melakukan penelitian sanad hadis, akan dilampirkan terlebih

dahulu teks hadis beserta sanadnya dari riwayat Abu> Da>wud al-T{aya>lisi No.

Indeks 2869:

Pada hadis di atas terlihat bahwa hadis ini di temukan beberapa perowi

hadis sebagai berikut:

1) Abu> Da>wud al-T{aya>lisi

2) Hushaim dan Abu ‘Awa>nah

3) Abi> H}amzah al-Qas}s}a>b

4) Ibnu ‘Abba>s

Page 2: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

74

Kritik ulama terhadap perawi-perawi tersebut dapat dipaparkan berurutan

berdasarkan mukharr@j al-hadi>th hingga perawi dari kalangan s}ahabi. Kritik

tersebut dikemukakan sebagai berikut:

1) Abu> Da>wud al-T{aya>lisi (133-204 H)1 sebagai Mukharri>j al-Hadi>th

a) Nama lengkapnya: Sulaima>n ibn Da>wud ibn al-Ja>rud al-T{ayalisi.

b) Gurunya antara lain: Shu’bah bin al-Hajja>j bin al-Wardi, Ibra>hi>m bin

Sa’d, Bist}am bin Muslim, Jari>r bin Ha>zim, Jari>r bin Abdul Hami>d,

Ja’far bin Sulaima>n al-D{uba‘y, Habi>b bin Yazi>d, Harb bin Shadda>d,

Harish bin Sulaim, Hasan bin Abi Ja’far (W. 167 H), Hakam bin

‘At}iyyah, Rabi‘ bin S}abih, al-Waddah bin Abdullah, Hushaim bin

Bashi>r bin al-Qa>sim bin Di>na>r, Sufya>n al-Tsauri, Abdullah bin Budail,

‘Abbad bin Manshu>r.

Setelah diketahui bahwa al-T{ayalisi dan Abu ‘Awa>nah (al-Waddah bin

Abdullah) dan Hushaim bin Bashi>r bin al-Qa>sim bin Di>na>r mempunyai

hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan

di antara keduanya.

c) Muridnya antara lain: Ahmad Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin

Asad al-Dzuhaili as-Saibani (W. 241 H), Ibra>hi>m bin Marzu>q al-Bas}ry,

Ahmad bin Sinan al-Qat}a>n, Mahmud bin Ghilan, ‘Abdullah bin al-

Haitham al-‘Abdiy, ‘Abdul Malik bin Marwa>n al-Ahwa>zi, Muhammad

1Jamaluddin Abi Hajjaj Yusuf al-Rozi, Tahdhi>b al-Kama>l fi> Asma>i al-Rija>l, Juz 8

(Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), 45; Ibnu Hajar al-Asqalani, Tahdhi>b al-Tahdhi>b, Juz 3

(Beirut: Da>r al-Fikr, 1995), 469

Page 3: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

75

bin Bashar Bundar, Muhammad bin Humaid al-Razi, Yu>nus bin Habi>b

al-As}bihani.

d) Lahir dan wafatnya: lahir pada tahun 133 H, dan meninggal pada tahun

204 H. Ulama sepakat menempatkannya pada t}abaqat ke-IX.

e) Kritik ulama kepadanya:

Ibn Hajar: Thiqah, Hafiz}

Amr bin Falas dan Ibnu al-Madani berkata: saya tidak melihat ulama

hadis yang lebih baik hafalannya darinya.

Waqi’ berkata: tidak ada seorangpun yang lebih baik dalam

menghafalkan hadis dari pada Abu> Da>wud, beliau juga berkata

bahwa Abu> Da>wud adalah gunungnya ilmu.

f) Si>ghah al-Tahdi>th yang dipergunakan: Haddathana>

Lambang yang digunakan adalah kata “Haddathana>” kata

tersebut menunjukkan adanya proses penerimaan hadis secara al-sama>’.

Cara demikian ini, merupakan cara yang tinggi nilainya, menurut para

muhaddithin. Dengan demikian, periwayat al-T{ayalisi yang

mengatakan bahwa dia telah menerima riwayat hadis diatas dari Abu

‘Awa>nah dan Hushaim bin Bashi>r bin al-Qa>sim bin Di>na>r dengan cara

atau metode al-sama>’, maka hal seperti itu dapat dipercaya akan

kebenarannya. Semua itu berarti sanad antara al-T{ayalisi dan Abu

‘Awa>nah dalam keadaan bersambung (Muttas}i>l).

Page 4: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

76

2) Abu ‘Awa>nah2

a. Nama Lengkapnya: al-Wad}d}a>h bin ‘Abdullah al-Yashkuri, Abu

‘Awa>nah al-Wa>sit}i al-Bazza>z

b. Gurunya antara lain: Ibra>hi>m bin Muhammad bin al-Muntashir, Ibra>hi>m

bin Maisarah al-T}a>ifi, al-Aswad bin Qais, Ayu>b al-Sakhtiyani, Bashar

bin Numair, Buki>r bin al-Akhnas, Ja>bir bin Yazi>d al-Ju‘fi, Abi> Hamzah

al-Qas}a>b, Abi> al-Zubair al-Maki>.

Setelah diketahui bahwa Abu ‘Awa>nah dan Abi> Hamzah al-Qas}a>b

mempunyai hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya

pertemuan di antara keduanya.

c. Muridnya antara lain: Juba>rah bin al-Mughallis, Haba>n bin Hila>l, Haja>j

Ibnu Minha>l, ‘Abdurrahma>n bin Mahdi, ‘Affa>n bin Muslim, Qutaibah

bin Sa‘i>d al-Balkhi, Yazid bin Zurai‘, Abu> Da>wud al-T}aya>lisi.

d. Wafatnya: 176 H

e. Penilaian Ulama kritikus:

Abu> Zur‘ah: Thiqqah

Abu> Ha>tim: Thiqqah, S}udu>q

f. Si>ghah al-Tahdi>th yang dipergunakan: ‘An

Lambang periwayatan menggunakan huruf ‘an, Meskipun

menggunakan lafz} tersebut, tetapi mempunyai kemungkinan akan adanya

pertemuan antara mereka berdua dengan alasan di antara keduannya

2al-Rozi, Tahdhi>b al-Kama>l, Juz 30..., 442

Page 5: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

77

terjadi proses guru dan murid, sehingga sanad antara Abu ‘Awanah dan

Abu Hamzah dalam keadaan bersambung (Muttas}i>l).

3) Hushaim

a. Nama lengkapnya: Hushaim bin Bashi>r bin al-Qa>sim bin Di>na>r al-

Sulami

b. Gurunya antara lain: al-Ajlah bin ‘Abdullah al-Kindi, Isma>‘i>l bin Abi>

Kha>lid, Isma>‘i>l bin Sa>lim al-Asadi, Ash‘ath bin Sawwa>r, Ayu>b al-

Sakhtiya>ni, al-Haja>j bin Abi> Zainab, Hamzah bin Di>na>r, Kha>lid al-

Hadhdha’, Khas}i>b bin Zaid al-Tami>mi, Da>wud bin Abi> Hindun, Sufya>n

bin Husain, Sulaima>n al-A’mash, Sulaima>n al-Taimi, Shu‘bah bin al-

Haja>j, S{alih bin ‘A>mir, Abi> Hamzah al-Qas}ab, Abi> Ha>syim al-Ruma>ni.

Setelah diketahui bahwa Hushaim dan Abi> Hamzah al-Qas}a>b

mempunyai hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya

pertemuan di antara keduanya.

c. Muridnya antara lain: Ibrahim bin al-Mujashar, Ahmad bin Hanbal,

Ahmad bin Mani>‘ al-Baghawi, Ahmad bin Na>s}ih al-Mis}s}is}i, Isma>‘i>l bin

Sa>lim al-S}a>igh, Buna>n bin Ahmad al-Qat}an, Abu> Da>wud al-T}aya>lisi.

d. Wafatnya: W. 183 H

e. Penilaian Ulama kritikus:

- Abdurrahman bin Abi Hatim: Thiqqah

- Muhammad bin Sa’d: Thiqqah

f. Si>ghah al-Tahdi>th yang dipergunakan: ‘An

Page 6: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

78

Lambang periwayatan menggunakan huruf ‘an, Meskipun menggunakan

lafz} tersebut, tetapi mempunyai kemungkinan akan adanya pertemuan

antara mereka berdua dengan alasan di antara keduannya terjadi proses

guru dan murid, sehingga sanad antara Hushaim dan Abu Hamzah dalam

keadaan bersambung (Muttas}i>l).

4) Abu Hamzah3

a. Nama lengkapnya: ‘Imra>n bin Abi ‘At }a>’

b. Gurunya antara lain: Anas bin Ma>lik (W. 68 H), ‘Abdullah bin ‘Aba>s

(W. 68 H), Muhammad bin ‘Ali Ibn al-Hunafiyah, dan Abi>hi Abi> al-

‘At}a’ al-Asadi.

Setelah diketahui bahwa Abi> Hamzah al-Qas}a>b dan ‘Abdullah bin ‘Aba>s

mempunyai hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya

pertemuan di antara keduanya.

c. Muridnya antara lain: al-Khali>l bin Juwairiyah al-‘Anbari, Sufyan al-

Thauri, Shu‘bah bin al-Hajaj, Hushaim, Abu ‘Awanah al-Wad}d}a>h bin

‘Abdullah, Yunus bin ‘Ubaid.

d. Wafat:

e. Kritik ulama kepadanya:

Ibnu Hibban: Thiqah

Yahya bin Ma‘in: Thiqah

f. Si>ghah al-Tahdi>th yang dipergunakan: ‘An

3al-Rozi, Tahdhi>b al-Kama>l Juz 22..., 342

Page 7: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

79

Lambang yang digunakan adalah kata “‘An”. Dalam hal ini

Mayoritas ulama menilainya seperti al-samā’. Cara demikian ini,

merupakan cara yang tinggi nilainya, menurut para muhaddithin.

Walaupun Abu> H}amzah al-Qas}s}}a>b menggunakan lambang ‘An dalam

periwayatannya tersebut, pernyataan Abu> H}amzah al-Qas}s}}a>b yang

menyatakan bahwa dia menerima hadis dari Ibnu ‘Abba>s dapat

dipercaya, karena terdapat hubungan guru dan murid sehingga dipastikan

terdapat pertemuan di antara keduanya. Dengan demikian, sanad antara

Abu> H}amzah al-Qas}s}}a>b dan Ibnu ‘Abba>s dalam keadaan bersambung

(Muttas}i>l).

5) Ibnu ‘Abba>s4

a. Nama lengkapnya: Abdullah bin 'Abba>s bin 'Abdul Muthallib bin

Ha>syim

b. Gurunya antara lain: Nabi Saw, Ubay bin Ka‘ab, Usamah bin Zaid,

Buraidah bin al-Hus}aib al-Aslami, Tami>m ad-Daryi, Khalid bin al-

Walid, ‘Abdurrahman bin ‘Auf.

c. Muridnya antara lain: Ibrahi>m bin ‘Abdullah bin Ma‘bad bin ‘Abbas, al-

Arqam bin Shurahbi>l al-Awdiy, Isha>q bin Abdullah bin kina>nah, Isma>‘i>l

bin ‘Abdurrahman bin as-Sudi, Bakar bin ‘Abdullah al-Muzani,

tha‘labah bin al-Hakim al-Laith, Habi>b bin Abi Tha>bit, Abu> Hamzah al-

Qas}a>b.

d. wafat: 68 H

4al-Rozi, Tahdhi>b al-Kama>l Juz 15..., 154

Page 8: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

80

e. Kritik ulama kepadanya:

Ibn Hajar al-Athqalani: Sahabat

Adz-Zahabi: Sahabat

f. Si>ghah al-Tahdi>th yang dipergunakan: Anna

Ibnu ‘Abba>s adalah seorang Sahabat Rasulullah SAW, sehingga

sehingga kredibilitas periwayatannya tidak diragukan kembali,

Tingkatannya menurut Ibnu hajar adalah Shahabi>, Sedangkan menurut al-

Dhahabi> adalah Shahabi>.

Lambang yang digunakan oleh Ibnu ‘Abba>s adalah kata Anna,

Meskipun demikian, tetapi memungkinkan adanya pertemuan antara Abu

Hurairah dengan Rasulullah dengan alasan terjadi proses guru dan murid,

yang dijelaskan oleh penulis kitab tahdhi>b al-kamal. Sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari

Rasulullah itu dihukumi Muttas}i>l

Berdasarkan dari hasil penelusuran sanad hadis yang tercantum dalam

kitab Musnad al-T}ayalisi tentang doa Nabi terhadap Muawiyah, yang dari

semua perawi terdapat hubungan guru dan murid, dan juga memungkinkan

untuk adanya pertemuan, sehingga tidak diragukan lagi bahwa riwayat tersebut

bersambung (muttasil). Selain itu, setiap perowi yang meriwayatkan hadis

tersebut adalah perawi yang ‘Adil dan D}a>bit}, tidak ada kritikus yang mencela

mereka, Sehingga berdasarkan semua data yang didapat, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa hadis riwayat Abu> Da>wud al-T}aya>lisi ini berkualitas S{ahi>h

lidha>tihi.

Page 9: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

81

2. Kualitas Matan Hadis

Penelitian Selanjutnya, agar kritik matan tersebut dapat menentukan

kesahihan suatu matan yang benar-benar mencerminkan keabsahan suatu hadis,

maka tentunya harus dilakukan penelitian terhadap matan sebagaimana

dijelaskan dalam bab II dalam landasan teori, sebagai berikut:

a. Korelasi dengan al-Quran

Secara jelas di dalam ayat al-Quran tidak ditemukan ayat yang

bertentangan dengan hadis di atas. Doa Nabi terhadap Muawiyah bisa jadi

merupakan doa yang baik, karena bahwasannya Allah SWT telah

memerintahkan hamba-Nya melalui kalam-Nya sebagai berikut,

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap

(memasuki) masjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-

lebihan. Sesungguh-nya Allah tidak menyukai orang-orang yang

berlebih-lebihan.5

Ayat tersebut menunjukkan bahwasannya terdapat perintah untuk

makan dan minum sesukanya asalkan dapat menghindari beberapa hal yakni

berlebih-lebihan dan sombong. Menurut sebagian ulama ayat tersebut

mengandung perintah untuk makan dan minum dari segala sesuatu yang

direzekikan oleh Allah, maksudnya jangan memakan yang diharamkan

karena memakan yang diharamkan merupakan perbuatan yang berlebih-

5Al-Quran, 07:31

Page 10: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

82

lebihan, dan juga terdapat larangan untuk makan dan minum yang

dihalalkan dengan tidak berlebih-lebihan.6

b. Korelasi dengan hadis lain

Setelah melakukan penelitian mengenai hadis yang setema dengan

hadis yang diteliti ini, maka dapat ditemukan bahwa terdapat riwayat lain

yang meriwayatkan hadis ini selain al-T}ayalisi sebagaimana yang

desebutkan dalam bab sebelumnya, sehingga untuk mempermudah

penelitian tentang otentitas hadis maka akan dipaparkan hadis dari riwayat

lain, yakni hadis dari riwayat Imam Muslim No. Indeks 2604 sebagaimana

berikut,

7

Dibandingkan dengan hadis dari Abu> Da>wud al-T{aya>lisi

sebagaimana berikut,

6Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Katsir ad-Dimasyki, Tafsir Ibnu Katsir Juz VIII,

(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000), 291 7Al-Ima>mu Muslim bin al-Hajja>j al-Qushairi al-Naisa>bu>ri>, S{ah}i>h} Muslim, Juz: 8,

(Beirut: Da>rul kutub al-‘Ilmiyah, 1971), 566

Page 11: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

83

Dari pemaparan tersebut dapat ditemukan hadis yang berbeda

matannya, di antaranya hadis yang diriwayatkan oleh Abu> Da>wud al-

T{aya>lisi lebih ringkas dibanding dengan hadis yang dikeluarkan oleh Imam

Muslim, namun meski terdapat beberapa matn yang berbeda, secara prinsip

mempunyai substansi yang sama tidak ada yang bertentangan. Perbedaan

lafaz} pada matan hadis justru saling melengkapi dan memperjelas satu

dengan yang lain. Seperti halnya pada hadis riwayat imam muslim tidak

disebutkan kebutuhan Nabi mengutus Ibnu Abbas untuk memanggil

Muawiyah, sedangkan di dalam hadis riwayat Abu> Da>wud al-T{aya>lisi

disbutkan bahwasannya kebutuhan Nabi mengutus Ibnu Abbas untuk

memanggil Muawiyah yakni liyaktuba lahu. Perbedaan matan hadis tersebut

menunjukkan terjadinya periwayatan secara makna, menurut ulama hadis

perbedaan lafaz} yang tidak mengakibatkan perbedaan makna, asalkan

sanadnya sama-sama sahih, maka hal itu tetap dapat ditoleransi,8 sehingga

perbedaan tersebut tidak merubah kredibilitas hadis itu, dan juga tidak

merubah substansi pemahaman yang terkandung dalam hadis tersebut.

Pemaparan di atas tentulah dapat dipahami, bahwa tidak ditemukan

dari redaksi hadis lain yang bertentangan terhadap hadis riwayat al-T}aya>lisi

tentang doa Nabi terhadap Muawiyah,

8M. Syuhudi Isma’il, Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: PT Bulan

Bintang, 1992), 131

Page 12: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

84

c. Korelasi dengan Fakta Sejarah

Melihat fakta sejarah pada masa Nabi di mana hadis tersebut

dilontarkan adalah bahwa penyebab turunnya hadis ini adalah– sebagaimana

yang di riwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwasannya Pada suatu ketika, Ibnu

Abbas sedang bermain bersama anak-anak. Tiba-tiba Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam datang dan Ibnu Abbas langsung bersembunyi di balik

pintu. Kemudian beliau mendekat seraya menepuk pundaknya dari belakang

dan berkata: “Hai Abdullah, pergi dan panggil Mu'awiyah kemari!”, Tak

lama kemudian dia datang untuk menemui Rasul sambil berkata; “Ya

Rasulullah, Mu'awiyah sedang makan.” Setelah itu, Rasulullah

menyuruhnya kembali sambil berkata: “Pergi dan panggil Mu'awiyah untuk

datang kemari!” Kemudian Ibnu Abbas datang menemui Rasulullah dan

berkata: “Ya Rasulullah, Mua'wiyah sedang makan.” Lalu Rasulullah

berkata: “Semoga Allah tidak mengenyangkan perutnya.”

Di dalam hadis riwayat Abu> Da>wud al-T}aya>lisi menyebutkan

bahwasannya tujuan Rasulullah memanggil Muawiyah yakni untuk

menuliskan wahyu untuknya, dalam hal ini Fakta sejarah menyatakan

bahwasannya Muawiyah merupakan sekretaris atau penulis wahyu untuk

Rasullah dan ungkapan doa Nabi terhadap Muawiyah merupakan ungkapan

yang biasa diungkapkan oleh bangsa Arab.

Penjelasan di atas menunjukkan dapatlah diketahui bahwa hadis

tersebut memang dilontarkan berhubungan dengan konteks yang ada, yakni

sesuai dengan melihat latar belakang masalah yang ada, dengan demikian

Page 13: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

85

dapat dikatakan bahwa hadis ini tidak bertentangan dalam pemahamannya

bila melihat terhadap sebab turunnya hadis tersebut.

d. Korelasi dengan Akal

Menurut pandangan akal, tentunya makna yang terkandung dalam

hadis riwayat Abu> Da>wu>d al-T}a>yalisi tentang doa Nabi terhadap Muawiyah

tidaklah bertentangan dengan akal sehat. Bukankah sudah menjadi sebuah

keharusan seorang muslim untuk mendoakan muslim yang lainnya. Begitu

juga Rasulullah SAW yang mendoakan Muawiyah semoga tidak kenyang

perutnya. Dalam hal ini telah dijelaskan pada bab yang lalu bahwasannya

Muawiyah merupakan sahabat Nabi dan juga seorang penulis wahyu. Di

dalam hadis riwayat al-T}ayalisi telah disebutkan bahwasannya kebutuhan

Nabi memanggil Muawiyah yakni untuk menuliskan wahyu untuknya. Bisa

jadi karena kebanyakan makan, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu

konsentrasi Muawiyah dalam proses penulisan wahyu, karena Dengan

demikian tidak heran bila Rasulullah mendoakan Muawiyah dengan doa

beliau “Semoga Allah tidak mengenyangkan perut Muawiyah”

Menurut ahli medis terdapat beberapa efek negatif yang

ditimbulkan bagi orang yang banyak makan, di antaranya ialah9:

1. Banyak makan menyebabkan obesitas (kegemukan)

Obesitas merupakan peningkatan massa jaringan lemak pada tubuh

karena asupan energi lebih besar dari pada energi yang dikeluarkan.

Penyebabnya adalah pola makan dan aktivitas fisik. Orang yang

9Abu Idris Carko, http://ackogtg.wordpress.com/2010/10/23/akibat-bila-terlalu-

banyak-makan/ “akibat bila terlalu banyak makan” (Selasa, 13 Mei 2014, 12.03)

Page 14: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

86

kelebihan makan, sementara aktivitas fisiknya sedikit, jelas akan

mengalami obesitas. Obesitas adalah sumber berbagai macam penyakit

metabolik. Penyakit-penyakit yang dapat muncul antara lain : diabetes

(penyakit gula), hipertensi (darah tinggi), penyakit jantung,

dislipidemia, stenosis hati, gangguan saluran cerna, gangguan tidur, dan

lain-lain.

2. Banyak makan menyebabkan kolesterol darah tinggi

Kolesterol dibutuhkan untuk fungsi tubuh yang normal dan merupakan

sumber kalori tubuh. Hepar (hati) memproduksi kolesterol yang cukup

untuk kebutuhan tubuh sehingga pada dasarnya kita tidak perlu

mengkonsumsi kolesterol. Bila kadar kolesterol darah tinggi, prinsip

utama mengatasinya adalah dengan mengatur pola makan,

mempertahankan berat badan normal, mengurangi kadar lemak darah,

dan melakukan aktivitas fisik yang cukup.

Orang yang kelebihan berat badan cenderung kolesterolnya tinggi

karena mengalami resistensi insulin yang menyebabkan perubahan

metabolisme lemak. Kolesterol adalah lemak dalam darah, bukan lemak

yang berada di bawah kulit. Jadi, bisa saja orang yang berbadan kurus

kolesterolnya tinggi.

Kadar kolesterol total normal adalah 200 mg/dl. Bila kadar berlebih,

akan terjadi penumpukan endapan lemak dalam pembuluh darah,

kemudian menjadi plak. Plak menyebabkan penebalan dan hilangnya

elastisitas dinding pembuluh darah. Ini dinamakan aterosklerosis. Plak

Page 15: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

87

aterosklerosis merupakan penyebab penyakit jantung koroner dan

stroke.

3. Banyak makan menyebabkan mudah lupa (pikun)

Studi yang dilakukan di Mount Sinai School of Medicine menunjukan

bahwa penderita penyakit Alzheimer (penyakit utama penyebab

kepikunan) mengalami peningkatan kadar peptid beta amyloid. Peptid

ini menyebabkan pembentukan plak di otak (ciri utama penyakit

Alzheimer) serta mengaktifkan SIRT 1 (kelompok protein yang

mempengaruhi sejumlah fungsi tubuh seperti metabolisme dan aging).

Studi ini menunjukan bahwa peptid beta amyloid di otak dapat

dikurangi dengan membatasi asupan kalori. Sebaliknya, makanan tinggi

kalori dan lemak jenuh tampak meningkatkan kadar peptid beta

amyloid.

B. Ke-hujjah-an Hadis

Suatu hadis dapat dijadikan sebagai hujjah apabila telah memenuhi

syarat kesahihan sanad dan matan hadis. Sebagaimana penjelasan di atas, bahwa

hadis yang diriwayatkan oleh al-T}ayalisi termasuk kategori hadis sahih, karena

telah memenuhi kriteria kesahihan sanad dan matan hadis, yaitu Sanadnya

bersambung dan memungkinkan adanya pertemuan, mulai dari perowi pertama

sampai perowi terakhir, diriwayatkan oleh Perowi yang adil dan dhabit}, tidak

mengandung Shadh, tidak mengandung Illat, tidak bertentangan dengan al-Quran,

tidak bertentangan dengan hadis lain yang lebih sahih, tidak bertentangan dengan

Page 16: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

88

Akal dan juga tidak bertentangan dengan fakta sejarah. Dengan demikian,

berdasarkan dari hasil penelitian tersebut, maka hadis tersebut termasuk hadis

maqbu>l ma’mu>lun bihi dan dapat dijadikan sebagai hujah.

C. Pemaknaan Hadis

Ulama telah membuat berbagai metode dalam mencoba memahami hadis,

untuk mendapatkan pemahaman yang komprehansif, akan tetapi dalam penelitian ini

tidak memakai setiap metode yang dipakai oleh ulama pada umumnya, karena

pemaknaan ini hanya terbatas pada pemaknaan lafaz} La> as}ba’allahu Bat}nahu yang

terdapat pada teks hadis. Sebelum melangkah lebih jauh dalam analisis pemaknaan

hadis, akan ditampilkan hadis riwayat al-T}aya>lisi terlebih dahulu, agar pemaknaan

lebih mudah, sebagai berikut:

Menceritakan kepada kami Hsha>m dan Abu ‘Awa>nah dari Abi> Hamzah al-

Qas}a>b dari Ibnu ‘Abba>s: Bahwasannya Rasulullah saw mengutus Ibnu Abbas

kepada Muawiyah untuk menuliskannya, kemudian berkata sesungghnya

Muawiyah sedang makan, kemudian Rasul mengutusnya kembali, kemudian

Ibnu Abbas berkata sesungguhnya ia sedang makan, kemudian Rasulullah saw

bersabda semoga Allah tidak mengenyangkan perut Muawiyah.

Sepintas, Hadis riwayat al-T}ayalisi, Menunjukkan bahwa Nabi mendoakan

buruk kepada Muawiyah. dari sini, apakah yang dimaksud hadis tersebut benar-

benar nabi mendoakan Muawiyah dengan maksud buruk, sehingga berindikasi bahwa

doa Nabi la> as}ba’allahu bat}nahu merupakan doa buruk bagi Muawiyah. Dalam hal ini

penulis mencoba memaknai hadis dengan melakukan pendekatan-pendekatan,

Page 17: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

89

sebagaimana yang dilakukan oleh Yusuf al-Qardawi dalam memaknai hadis. Setelah

menganalisa lebih lanjut dari berbagai teori ilmu ma’ani, kiranya yang mencocoki

pemaknaan dalam penelitian ini adalah, memahami as sunnah sesuai petunjuk al-

Quran.

Untuk memahami hadis tersebut dengan benar agar terhindar dari

penyimpangan, pemalsuan, serta takwil yang buruk, hendaknya hadis tersebut

dipahami berdasarkan petunjuk al-Quran yang sudah pasti kebenarannya dan

keadilannya. Dalam hal ini hadis tersebut akan disesuaikan dengan ayat al-quran

berikut ini,

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki)

masjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya

Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Ayat tersebut terdapat seruan untuk memakan makanan yang halal, enak,

bermanfaat lagi bergizi, berdampak baik serta meminum apa saja yang disukai

selama tidak memabukkan, tidak mengganggu kesehatan dan tidak berlebihan.

Karena sesungguhnya Allah SWT tidak melimpahkan rahmat dan ganjaran bagi

orang yang berlebih-lebihan dalam hal apapun.10

Makna israf merupakan tindakan

melampaui batas dan mengharamkan yang halal.11

Perintah makan dan minum yang tidak berlebih-lebihan yakni tidak

melampaui batas, merupakan tuntunan yang harus disesuaikan dengan kondisi

10

Quraish Shihab, Tafsir al-Misba>h; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran, Vol.

5, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 75 11

Sayyid Quthb, Fi Zilalil-Quran, Jilid 4, (Jakarta: Gema Insani Pres, 2002), 305

Page 18: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

90

orang. Hal ini dikarenakan bahwa kadar tertentu yang dinilai cukup untuk

seseorang, boleh jadi telah dinilai cukup untuk orang lain. Atas dasar tersebut,

dapat dikatakan bahwasannya penggalan ayat tersebut mengajarkan sikap

proporsional dalam makan dan minum.12

Dalam konteks berlebih-lebihan ditemukan pesan Nabi saw: “Tidak ada

wadah yang dipenuhkan manusia lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi putra-

putri adam beberapa suap yang dapat menegakkan tubuhnya. Kalaupun harus

memenuhkan perut, maka hendaklah sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk

minumannya dan sepertiga untuk pernafasannya.” (HR. Al-Tirmidzi, Ibn Ma>jah

dan Ibn Hibban melalui miqdam Ibn Ma ‘dikarib). Ditemukan juga pesan yang

menyatakan: ‘Termasuk berlebih-lebihan bila anda makan apa yang tidak tertuju

kepadanya.13

Sikap Muawiyah Dalam hadis tersebut sangatlah berlebih-lebihan,

dikarenakan Muawiyah yang tetap saja melanjutkan makannya dari pada

memenuhi perintah rasulnya yang kebutuhannya yakni untuk menulis wahyu,

sebagaimana yang telah disebutkan pada bab III bahwasannya Muawiyah

merupakan penulis wahyu. padahal hal ini telah disebutkan di dalam firman Allah

Ta’ala sebagai berikut;

Hai orang-orang yang beriman, perkenankanlah seruan Allah dan

seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi

12

Shihab, Tafsir al-Misba>h..., 76 13

Ibid

Page 19: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

91

kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi

antara manusia dan hatinya dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan

dikumpulkan. 14

Ayat ini terdapat tuntutan untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya agar

manusia tidak bergabung dengan orang-orang kafir dan tidak dibangkitkan

bersama mereka.15

Ayat di atas juga menjelaskan bahwasannya manusia dituntut

untuk membuktikan pengakuan beriman dengan memperkenankan dengan

sungguh-sungguh seruan Allah dan Rasul apabila Rasul menyeru siapapun kepada

ajakan apapun.16

Makna kalimat idha> da’a>kum (apabila dia menyeru kamu) bahwasannya

redaksinya berbentuk tunggal (dia). Padahal kalimat sebelumnya menunjukkan

kepada dua pihak yaitu Allah dan Rasul. Dapat dikatakan bahwasannya seruan

Rasul saw sama dengan seruan Allah SWT demikian juga sebaliknya karena

tujuan kedua seruan sama sehingga ia sebenarnya hanya satu.

Ibnu ‘Asyu>r dan T{aba’t}aba‘i berpendapat bahwa yang dimaksud oleh kata

dia ialah Raasulullah saw. Agaknya pendapat ini lebih tepat, apalagi jika dikaitkan

dengan hadis yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzi melalui Abu> Hurairah bahwa

suatu ketika Ubay Ibnu Ka’ab yang sedang shalat dipanggil oleh Rasul, Ubay

sekedar menoleh dan melanjutkan shalatnya walau dengan mempercepatnya. Lalu

ia menghadap kepada Rasul saw sambil mengucap salam. Nabi saw menjawab

salamnya lalu bersabda: “Hai Ubay, apa yang menghalangimu sehingga tidak

memperkenankan panggilanku?” Ubay menjawab: “Aku sedang shalat” Nabi saw

14

Al-Quran, 8:24 15

Shihab, Tafsir al-Misba>h..., Vol. 5, 410 16

Ibid..., 411

Page 20: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

92

menegurnya: “Tidakkah engkau mendapatkan pada wahyu yang diwahyukan

kepadaku ‘perkenankanlah Allah dan Rasul jika dia mengajak kamu kepada apa

yang menghidupkan kamu?” Ubay menjawab: “Aku mendapatkan yang demikian,

karena itu aku tidak akan mengulangi lagi (kesalahanku tidak memenuhi

panggilanmu walaupun aku sedang shalat).17

Kasus serupa terjadi juga pada sahabat Nabi yang lain Hudzaifah al-

Yamani. Ini menunjukkan bahwa kata dia yang dimaksud ialah Rasul SAW di sisi

lain, ini juga menunjukkan bahwa terdapat kekhususan bagi Rasul SAW yang

harus mendapat perhatian umatnya. Hal ini dikarenakan memperkenankan seruan

Allah tidak dapat dipahami kecuali dalam arti majaz bukan hakiki. Ia hanya dapat

dipahami dalam arti menaati perintah-Nya tidak dalam arti benar-benar secara

hakiki mendengar dengan telinga seruannya tersebut. Berbeda dengan Rasul SAW

ketika turunnya ayat ini seseorang dapat mendengar seruannya dalam arti hakiki,

dan dalam saat yang sama kini sebagian kaum muslimin pada masa Nabi SAW

hidup, kata tersebut juga dapat dipahami juga dalam arti majaz yakni menaati

perintah beliau.18

Jelas adanya bahwasannya ayat tersebut menuntut kaum muslimin untuk

memenuhi seruan Rasulnya. Telah disebutkan dalam sebuah hadis sebagaimana

berikut,

17

Ibid.., 412 18

Ibid...,413

Page 21: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

93

19

Dan telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan

kepada kami Ismail bin Ulayyah. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah

menceritakan kepada kami Syaiban bin Abu Syaibah telah menceritakan

kepada kami Abdul Warits keduanya dari Abdul Aziz dari Anas dia berkata,

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang hamba

beriman (dan dalam hadits Abdul warits 'seorang laki-laki) hingga aku lebih

dia cintai daripada keluarga dan hartanya serta manusia semuanya'."

Terdapat hadis lain yang telah menceritakan tentang kecintaan sahabat

kepada Rasulnya, di mana seruan Rasulnya ia utamakan daripada melanjutkan

kegiatan bersama istrinya, sebagaimana berikut,

Dan dari Rofi’ bin Khadiej, ia berkata: Aku pernah dipanggil Rasulullah

SAW, padahal aku sedang di atas perut istriku, lalu aku berdiri dan aku belum

mengeluarkan mani, kemudian aku mandi, lalu ia bersabda: “kamu tidak

wajib mandi, sebab mandi itu karena keluar mani.” Rafi’ berkata: kemudian

Rasulullah SAW sesudah itu memerintahkan kami mandi. HR Ahmad.20

Hadis di atas menceritakan bahwasannya Rafi’ selaku sahabat Nabi

tersebut lebih mementingkan seruan Rasulnya daripada meneruskan kegiatannya

bersama istrinya. Hal ini menunjukkan bahwasannya Rafi’ merupakan sahabat

Rasul yang taat kepada Rasul-Nya. Berbeda dengan Muawiyah ketika dia

dipanggil oleh Rasul untuk menuliskan sesuatu untuknya, Muawiyah lebih

19

Imam an-Nawawi, Syarh al-Nawawi ‘ala Muslim, Jilid I (tk : Mu’assisah al-

Qurt}ubah, 1994), 58 20

Muammal Hamidy, Imron AM dkk, Terjemahan Nailul Authar; Himpunan

Hadis-hadis hukum, Jilid: 1, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2001), 189

Page 22: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

94

memilih untuk meneruskan makannya dari pada memenuhi seruan Rasul-Nya,

sehingga menjadikan Nabi mendoakan Muawiyah La> As}ba’alla>hu bat}nahu.

Nabi merupakan manusia biasa, sehingga tidak menutup kemungkinan

untuk berbuat layaknya manusia lainnya.21

Sebagaimana dijelaskan di dalam kitab

syarh al-Nawa>wi bahwasannya Nabi telah memohon kepada Tuhannya, dengan

berkata, bahwa sesungguhnya Nabi hanyalah manusia biasa, dia ridho atau rela

seperti halnya manusia ridho atau rela, Nabi marah, seperti halnya manusia

marah.22

maka siapapun dari umatnya yang beliau doakan keburukan bagi

umatnya, padahal umatnya tidak berhak untuk didoakan, maka doa tersebut akan

menjadi pembersih dosa-dosa umat yang didoakan tersebut dan akan menjadi

penyuci baginya serta akan menjadi suatu qurbah yang akan mendekatkan dia

kepada Allah pada hari kiamat kelak.

Terdapat juga di dalam hadis Nabi yang lain, bahwasannya telah penulis

paparkan dalam bab II terkait orang-orang yang didoakan Nabi salah satunya

yakni hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, sebagaimana berikut:

21

Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi, Asbabul Wurud 1; Latar Belakang

Timbulnya Hadis-Hadis Rasul, ter. Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim, (Jakarta: Kalam

Mulia, 1997), 318 22

Imam an-Nawawi, Syarh al-Nawawi ‘..., 135

Page 23: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

95

Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb, Telah menceritakan

kepada kami Jarir dari Al A’masy dari Abu Adh Dhuha dari Masruq dari

‘Aisyah dia berkata; “Pada suatu hari, ada dua orang yang bertamu kepada

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian kedua orang tersebut

membicarakan sesuatu yang tidak saya ketahui kepada Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam, hingga membuat beliau marah. Tak lama kemudian, saya

mendengar Rasulullah melaknat dan mencaci mereka. Setelah kedua laki-laki

itu keluar, saya pun bertanya kepada beliau; Ya Rasululah, sepertinya dua

orang laki-Iaki tadi tidak memperoleh kebaikan, sebagaimana yang diperoleh

oleh orang lain. RasuluIIah balik bertanya: Apa maksudnya ya Aisyah?

Aisyah menjawab; Maksud saya, engkau telah melaknat dan mencaci-maki

kedua orang tersebut. Lalu Rasulullah bersabda: Hai Aisyah, tidak tahukah

kamu apa yang pernah saya syaratkan kepada Tuhanku? Sesungguhnya aku

telah memohon: Ya Allah, aku hanyalah seorang manusia. Jika ada seorang

muslim yang aku laknat atau aku maki, maka jadikanlah hal tersebut sebagai

pelebur dosa dan pahala baginya. Telah menceritakannya kepada kami Abu

Bakr bin Abu Syaibah dan Abu Kuraib keduanya berkata; Telah

menceritakan kepada kami Abu Muawiyah; Demikian juga diriwayatkan dari

jalur lainnya, Dan telah menceritakannya kepada kami Ali bin Hujr As Sa'idi

dan Ishaq bin Ibrahim serta Ali bin Khasyram -secara keseluruhan- dari Isa

bin Yunus keduanya dari Al A’masy melalui jalur ini yang serupa dengan

Hadis Jarir dan dia berkata; di dalam Hadits 'Isa; keduanya lalu berpaling dari

Rasulullah, hingga akhirnya beliau memakinya dan melaknatnya serta

mengusir keduanya.

Hadis Nabi tentang doa Nabi terhadap Muawiyah tidaklah mengurangi

kemaksuman Nabi, dikarenakan di dalam syarh al-Nawa>wi ‘ala Muslim

bahwasanya apa-apa yang didoakan oleh rasul dan lain sebagainya tidaklah

bermaksud untuk menghina dan mengutuknya, akan tetapi hal tersebut terjadi

karena faktor budaya orang arab yang mayoritas berbicara secara spontan tanpa

ada maksud apa2, seperti contoh ungkapan “perlihatkan sumpahmu” atau “leherku

seperti gelang, atau dalam sebagian hadits disebutkan ungkapan tidak baik seperti

contoh “umurmu tidak akan bertahan lama”, atau seperti hadis yang penulis bahas

terkait hadis tentang doa Nabi terhadap Muawiyah disebutkan “semoga allah tidak

Page 24: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

96

pernah mengenyangkan perutnya” dan ungkapan lainnya yang tidak bermasud

mendoakan keburukan. kemudian nabi takut akan terjadi sesuatu atas apa yang

beliau doakan karena didengar oleh allah, maka kemudian Nabi memohon kepada

Allah agar supaya doa-doa spontan yang tidak baik itu, digantikan dengan rahmat,

penghapus dosa, lebih dekat dengan Allah, penyucian diri, dan pahala bagi

mereka.23

Hal tersebut terjadi sangat jarang sekali pada masa-masa itu, karena

rosulullah bukanlah pribadi yang buruk, dan tidak suka membuat keburukan, juga

beliau bukanlah pribadi yang suka mengutuk, juga bukanlah pribadi yang suka

membalas dendam karena masalah pribadi.

Rasulullah marah, seperti halnya manusia biasa marah. Pernah dikatakan

bahwa apakah benar bahwa salah satu alasan seseorang menghina yang lain

adalah karena dia sedang marah. Jawabannya adalah, seperti yang dinyatakan oleh

Imam Al-Maziry, dengan berkata: ada kemungkinan bahwa rosulullah ingin dari

doa-doanya, hinaannya, atau pukulannya tersebut adalah sesuatu yang dipilihnya

lantaran dua hal; pertama, memang hal tersebutlah yg beliau kehendaki, dan kedua

menggantinya dengan sesuatu yang lain, maka dari hal tersebut menjadikan nabi

marah karena Allah, terhadap dua hal pilihannya tersebut, lalu kemudia dia

menghina kaumnya, mengutuknya, dan memukulnya, namun demikian, hal

tersebut tidak melanggar hukum syariat.

Adapun sabda atau doa Rasul yang berbunyi “Semoga Allah tidak pernah

mengenyangkan perutnya” merupakan istilah yang telah dikemukakan

23

Ibid..., 136

Page 25: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

97

sebelumnya, yang mana doa atau ucapan tersebut bukanlah merupakan maksud

yang diinginkan kejadiannya oleh Rasul, serta tidak terdapat maksud tertentu agar

doa atau ucapan tersebut dikabul atau diterima oleh Allah, walaupun secara

implisit, ucapan tadi mengandung unsur doa, namun kemungkinan besar ucapan

tersebut hanyalah dalam konteks sebatas berandai-andai belaka, yang secara

realita, sangat mustahil untuk dikabul oleh Allah. Karena pada konteks ucapan

tersebut, Rasul hanya menginginkan ucapan tersebut terjadi atau dijawab seketika

pada waktu beliau berdoa. Adapun inti dari doa yang diucapkan Rasul tadi

hanyalah menginginkan objek yang didoakan rasul agar lapar, ketakutan, atau

makanannya rusak, maka dari definisi ini, sebagian sahabat dan ahli hadits

memasukkannya dalam konteks keutamaan-keutamaan yang dimiliki oleh sabahat

Muawiyah, yang mana tidaklah termasuk dalam kategori doa untuk keburukan

umatnya, sebagaimana yang telah disebutkan dalam salah satu hadits yang

berbunyi “Ya Allah barang siapa yang aku doakan buruk dari umatku, sedangkan

mereka tidak berhak atas doa buruk tersebut, maka jadikanlah doa tersebut

sebagai penyuci, pembersih dosanya, dan jadikanlah dengannya kedekatan nanti

di hari kiamat.24

Selepas peristiwa ini Muawiyah tidak pernah kenyang seberapapun banyak

dan seringnya ia makan. Ibnu Katsir dalam Al Bidayah menyebutkan kalau

Muawiyah makan sampai tujuh kali dalam sehari. Bisa dibayangkan jika

seseorang terjebak dalam keadaan seperti ini maka semakin lama tubuhnya akan

semakin gemuk dan perutnya semakin lama akan semakin besar. Fakta sejarah

24

al-Naisa>bu>ri>, S{ah}i>h} Muslim..., 567

Page 26: BAB IV ANALISA HADIS TENTANG DOA NABI TERHADAP …digilib.uinsby.ac.id/1182/9/Bab 4.pdf · hubungan guru dengan murid, maka dapat dipastikan adanya pertemuan di antara keduanya. c)

98

membuktikan memang begitulah kondisi Muawiyah bahkan karena tubuhnya

yang seperti itu, ia mengalami kesulitan untuk menyampaikan khutbah di hadapan

kaum muslimin. Sehingga masyhur dalam sejarah kalau Muawiyah adalah orang

yang pertama kali menyampaikan khutbah sambil duduk karena tubuhnya yang

kegemukan dan perutnya yang besar.25

25

Lihat Bab III hal. 60