bab iv analisa data a. dampak strategi pemasaran ...repository.radenintan.ac.id/4425/6/bab iv...

30
BAB IV ANALISA DATA A. Dampak Strategi Pemasaran Pariwisata Pantai Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Secara etimologis Labuhan Jukung berarti pelabuhan tempat bersandarnya perahu-perahu nelayan yang disebut Jukung dalam bahasa lokal. Meski tak lagi menjadi pusat bersandarnya perahu-perahu nelayan, di sekitar pantai masih ditemui sejumlah nelayan yang menyandarkan Jukungnya di pantai ini. Dan salah satu keunggulan Pantai Labuhan Jukung adalah kemudahan aksesnya, yakni terletak di pusat Kota Krui yakni Ibukota Kabupaten Pesisir Barat. Pantai ini merupakan aset milik Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat yang terus dibenahi infrastrukturnya. Karena letaknya di jalur lintas Barat Trans Sumatera, obyek wisata ini ramai dikunjungi baik untuk berwisata atau sekedar melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan. Sejarah Labuhan Jukung sendiri tercatat dalam catatan sejarah Kabupaten Pesisir Barat, yakni sekitar tahun 1883, wilayah Pantai Labuhan Jukung dan sekitarnya merupakan tanah milik pemerintah yang disewa oleh seorang keturunanan China bernama Kinseng, untuk dijadikan perkebunan kelapa. Area seluas lebih kurang 50 Ha ini kemudian dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama kebun Kinseng. Dan sejak tahun 1950 an Pantai Labuhan Jukung dikenal masyarakat sebagai pelabuhan nelayan di desa Kampung-Jawa dan sekitarnya. Pantai ini merupakan tempat masyarakat nelayan menyandarkan jukung atau kapalnya sehabis melaut. Masyarakat setempat banyak memanfaatkan pantai ini

Upload: buidung

Post on 07-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV

ANALISA DATA

A. Dampak Strategi Pemasaran Pariwisata Pantai Labuhan Jukung Krui

Kabupaten Pesisir Barat Terhadap Peningkatan Kesejahteraan

Masyarakat

Secara etimologis Labuhan Jukung berarti pelabuhan tempat bersandarnya

perahu-perahu nelayan yang disebut Jukung dalam bahasa lokal. Meski tak lagi

menjadi pusat bersandarnya perahu-perahu nelayan, di sekitar pantai masih

ditemui sejumlah nelayan yang menyandarkan Jukungnya di pantai ini. Dan salah

satu keunggulan Pantai Labuhan Jukung adalah kemudahan aksesnya, yakni

terletak di pusat Kota Krui yakni Ibukota Kabupaten Pesisir Barat. Pantai ini

merupakan aset milik Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat yang terus dibenahi

infrastrukturnya. Karena letaknya di jalur lintas Barat Trans Sumatera, obyek

wisata ini ramai dikunjungi baik untuk berwisata atau sekedar melepas lelah

sebelum melanjutkan perjalanan.

Sejarah Labuhan Jukung sendiri tercatat dalam catatan sejarah Kabupaten

Pesisir Barat, yakni sekitar tahun 1883, wilayah Pantai Labuhan Jukung dan

sekitarnya merupakan tanah milik pemerintah yang disewa oleh seorang

keturunanan China bernama Kinseng, untuk dijadikan perkebunan kelapa. Area

seluas lebih kurang 50 Ha ini kemudian dikenal oleh masyarakat setempat dengan

nama kebun Kinseng. Dan sejak tahun 1950 an Pantai Labuhan Jukung dikenal

masyarakat sebagai pelabuhan nelayan di desa Kampung-Jawa dan sekitarnya.

Pantai ini merupakan tempat masyarakat nelayan menyandarkan jukung atau

kapalnya sehabis melaut. Masyarakat setempat banyak memanfaatkan pantai ini

86

sebagai tempat membeli ikan segar yang didapat langsung dari perahu nelayan

yang minggir/ berhenti.

Pada tahun 2003 Pemerintah Kabupaten Lampung Barat secara resmi

membuka Labuhan Jukung ini sebagai kawasan objek wisata untuk masyarakat

umum. Kondisi awal, objek wisata Labuhan Jukung hanya merupa pemandangan

alami pantai, dengan keragaman flora dan biota pantainya, serta kekayaan potensi

ombak yang menawan. Wisatawan yang datang mengunjungi Labuhan Jukung

hanya untuk menikmati keindahan panorama pantai dan bermain di karang saja.

Namun mulai memasuki tahun 2005, Pantai Labuhan Jukung mulai dikenal

wisatawan mancanegara sebagai tempat untuk berselancar selain pantai Tanjung

Setia. Sejak itu pantai ini ramai dikunjungi oleh para wisatawan untuk melakukan

surfing.

Ada beberapa strategi pemasaran pariwisata Pantai Labuhan Jukung Krui

Kabupaten Pesisir Barat yang dilakukan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata

Kabupaten Pesisir Barat, yaitu sebagai berikut:

1. Strategi Product (Produk)

Tahun 2012 Kabupaten Pesisisir Barat memisahkan diri dari

Kabupaten Lampung Barat dan berdiri sebagai Kabupaten baru, dan

Labuhan Jukung dikategorikan termasuk salah satu aset daerah Kabupaten

Pesisir Barat yang secara otomatis dihibahkan kepada Kabupaten

bersangkutan untuk dikelola. Hal ini tertuang melalui keputusan Bupati

Pesisir Barat Nomor 030/272/KPTS/III. 13/2015 Tentang Penetapan Status

Penggunaan Barang Milik Daerah Kabupaten Pesisir Barat pada Dinas

Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif yang semenjak tahun 2017 berubah nama

87

menjadi Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat. Melihat besarnya

potensi yang ada, maka oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat objek

wisata ini mulai mendapat perhatian khusus. Berdasarkan Master Plan

Labuhan Jukung tahun 2014, disebutkan bahwa objek wisata ini akan

dijadikan sebagai daerah tujuan wisata nasional yang dikelola langsung

oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat.

Menurut hasil temuan di lapangan yang telah dikemukan dalam Bab

sebelumnya, Pantai Wisata Labuhan Jukung tidak dikelola sendiri oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Barat melainkan melibatkan pihak

lain dalam pengelolaannya, jadi dalam hal ini Dinas Pariwisata Kabupaten

Pesisir Barat berkerjasama dan mengawasi berjalannya aktivitas yang ada

di Pantai Wisata Labuhan Jukung. Pihak lain yang dimaksud disini yaitu

pihak yang melakukan kerjasama dibidang pengelolaan obyek wisata yaitu

pihak swasta dan masyarakat sekitar. Hubungan kerjasama pihak

pemerintah dan pihak swasta adalah meningkatkan kemajuan Pantai

Wisata Labuhan Jukung, jadi dengan adanya hubungan kemitraan antara

pihak pemerintah dan pihak swasta, diharapkan pemasaran obyek wisata

berjalan dengan baik dan akan manarik pengunjung untuk datang ke Pantai

Wisata Labuhan Jukung.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan bahwa di Pantai

Labuhan Jukung memang sudah memiliki pasar wisata, namun pasar

wisata tersebut belum memiliki lengkap seperti pasar wisata pada

umumnya. Hal ini juga ditegaskan oleh kepala Dinas Pariwisata

Kabupaten Pesisir Barat yakni Bapak Audi Marpi, yang mengatakan

88

bahwa belum tersedia pasar wisata yang lengkap di Kawasan Pantai

Labuhan Jukung. Kawasan Pantai Labuhan Jukung baru terdapat wisata

kuliner saja, belum tersedia pasar wisata yang lengkap, terutama kios-kios

cindera mata yang menjual cindera mata khas Pantai Labuhan Jukung

yang sebenarnya diinginkan oleh pengunjung. Namun pemerintah akan

segera membangun pusat jajanan kuliner dan kios cindera mata berupa

sebuah gedung. Pembangunan pusat jajanan kuliner dan kios cindera mata

ini akan membuka kesempatan bagi masyarakat untuk meningkatkan

pendapatan mereka secara ekonomi.

2. Strategi Place (Tempat)

Menurut Ardiyanto selaku petugas di Pantai Wisata Labuhan Jukung

mengatakan bahwa pengembangan yang dilakukan oleh pihak pemerintah

cukup baik. Diantara pembangunan yang menarik wisatawan adalah

pembangunan atraksi wisata. Atraksi wisata adalah daya tarik yang

memotivasi wisatawan untuk berkunjung atau berlibur, walaupun pihak

pemerintah belum dapat merealisasikan keseluruhan atraksi wisata, namun

sudah ada beberapa atraksi wisata yang dibangun sehingga dapat menarik

wisatawan datang. Atraksi bisa berupa alam seperti landskape, pantai,

pegunungan, iklim, lembah: atraksi buatan seperti kota bersejarah, taman

dan risort: atraksi budaya drama, festival, museum, geleri, dan atraksi

sosial seperti kesempatan berbaur dengan masyarakat di daerah tujuan

wisata dan ikut mengalami cara hidup bersama mereka. Atraksi perlu

dikembangkan untuk menjadi atraksi wisata.

89

Obyek wisata yang paling bisa diandalkan adalah obyek wisata yang

dapat dikunjungi setiap hari tanpa persiapan terlebih dahulu, misalnya laut,

pantai, gunung merapi, sungai, danau, kawasan lindung, pemandangan

alam dan lain-lain. Obyek wisata semacam itu sebenarnya tersedia pada

semua jenis obyek wisata (alam, budaya dan buatan). Pengembangan

atraksi wisata ini sangat penting agar obyek ini semakin berkembang,

tetapi dalam pelaksanaannya harus memperhitungkan faktor-faktor

geografis, potensi, karakteristik objek dan tingkat perkembangan.

Selain itu, berdasarkan hasil observasi penulis selama beberapa hari di

Pantai Wisata Labuhan Jukung atraksi wisata Pantai Labuhan Jukung yang

menjadi daya tarik wisatawan adalah keindahan pantainya yang masih

alami. Ketinggian ombaknya membuat pantai ini menjadi salah satu spot

terbaik untuk berselancar di Pesisir Barat, terutama untuk pemula yang

baru belajar olahraga selancar. Sehingga pantai ini menjadi salah satu

pantai favorit wisatawan. Keindahan pantainya menjadi alasan wisatawan

untuk berkunjung ke Pantai Labuhan Jukung. Keindahan Pantai Labuhan

Jukung ini menjadi daya tarik sendiri yang harus slalu dijaga keasliannya

dan tidak boleh dirusak, sehingga dapat terus menjadi daya Tarik

wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Labuhan Jukung.

Selain strategi tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam Bab

sebelumnya bahwa Pemerintah Daerah serta Dinas Pariwisata Kabupaten

Pesisir Barat sangat serius menangani masalah-masalah yang terdapat pada

obyek wisata khususnya Pantai Wisata Labuhan Jukung. Pengembangan

yang dilakukan oleh pihak Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata dari

90

sumber dana APBN dan APBD tahun anggaran 2017. Pengembangan

dilakukan dengan memperbaiki fasilitas-fasilitas yang ada dan

membangun atraksi wisata di Pantai Wisata Labuhan Jukung.

Selain komponen pengembangan di atas, komponen penting dalam

pengembangan pariwisata adalah Masyarakat penerima wisatawan yang

menyediakan akomodasi dan pelayan jasa pendukung wisata (fasilitas dan

pelayanan). Pelayanan pendukung dan fasilitas (facilitation) seperti tempat

makan dan minum, tempat belanja, fasilitas olahraga, hiburan, akomodasi

atau tempat inap atau hotel, WC umum, peta wisata, dan sebagainya.

Fasilitas-fasilitas yang telah dibangun pemerintah untuk

mengembangkan Pantai Labuhan Jukung adalah gedung serba guna, area

parkir samping GSG, gazebo, WC umum, cottage, tempat bilas, jogging

track/ bicycle track, lampu taman, plang nama Labuhan Jukung, warning

poice, dan menara pandang. Sedangkan yang akan dibangun pemerintah

dalam jangka pendek ini adalah Pusat Informasi Wisata/ TIC dan pusat

jajanan kuliner & kios cindera mata, pestival teluk stabas yang diadakan

setiap satu kali setahun. Dan untuk jangka panjang pemerintah sedang

membangun bundaran dan akan diberlakukan tiket masuk & parkir Pantai

Labuhan Jukung.

Pengembangan pariwisata harus memperhatikan kelengkapan fasilitas

dan baiknya pelayanan jasa wisata, karena hal ini merupakan salah satu

yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu obyek

wisata. Wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata tentunya

memiliki berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan makanan dan

minuman, penginapan, fasilitas-fasilitas lain seperti lapangan olahraga,

91

WC umum, dan lain-lain. Berangkat dari kebutuhan wisatawan akan

fasilitas dan pelayanan ini maka terciptalah kesempatan dan peluang untuk

masyarakat dalam meningkatan pendapatan mereka guna mencapai

kesejahteraan masyarakat seperti membuka hotel, losmen, warung makan,

bengkel, dan lainnya.

Atraksi wisata Pantai Labuhan Jukung perlu dikembangkan agar dapat

memberikan dampak positif terhadap perekonomian Kabupaten Pesisir

Barat, khususnya perekonomian masyarakat lokal sekitar Pantai Labuhan

Jukung. Berdasarkan observasi salah satu dampak pengembangan Pantai

Labuhan Jukung dari komponen atraksi wisata adalah bertambahnya

pendapatan masyarakat yang diperoleh melalui kegiatan usaha di sekirat

Pantai, seperti adanya toko surfshop, toko surfshop adalah toko yang

menjual alat-alat untuk olahraga selancar, seperti papan selancar,

sunblock, dan lain-lain.

Berdasarkan hasil observasi penulis, maka terlihat bahwa komponen

yang paling berpengaruh dalam pengembangan obyek wisata Pantai

Labuhan Jukung adalah atraksi wisata. Dan menurut hasil wawancara

dengan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat mengatakan

bahwa pemerintah akan terus meningkatkan atraksi/daya tarik wisata

Pantai Labuhan Jukung. Karena tanpa adanya daya Tarik dari suatu obyek

wisata maka obyek wisata itu tidak akan pernah ada. Daya Tarik Pantai

Labuhan Jukung adalah pemandangan alam nya yang alami, dapat

menyaksikan sunset di sore hari, dan di Pantai Labuhan Jukung juga

92

terdapat ombak yang sangat menarik untuk seorang peselancar yang akan

melakukan olahraga selancar.

Selain atraksi pariwisata, Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata

Kabupaten Pesisir Barat sangat serius menangani masalah transportasi, hal

ini disebabkan karena salah satu komponen penting dalam pengembangan

pariwisata adalah transportasi. Transportasi mempunyai dampak besar

terhadap volume dan lokasi pengembangan pariwisata. Semakin baik

aksesibilitas menuju obyek wisata maka akan semakin mudah pula

wisatawan mencapai suatu obyek wisata, kadang-kadang wisatawan tidak

mau datang ke suatu tempat karena akses transportasinya yang sulit.

Sehingga untuk mengembangkan obyek Wisata Labuhan Jukung

Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat

menunjang berbagai macam transfortasi yang baik, yang dapat menjadi

pilihan bagi wisatawan yang ingin berkunjung.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa sumber data lapangan

diperoleh sebuah data bahwa Transportasi menuju Pantai Labuhan Jukung

sudah mumpuni dan mudah ditemui. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

transportasi menuju obyek wisata Pantai Labuhan Jukung sudah baik.

Transportasi yang dapat digunakan wisatawan untuk berkunjung ke Pantai

Labuhan Jukung adalah dengan menggunakan transportasi darat dan

transportasi udara. Transportasi darat yang tersedia adalah dengan

menggunakan Bus Krui Putera dari Terminal Bandar Lampung, dan saat

ini telah diresmikan Bus Trans Lampung dengan tujuan Propinsi Lampung

93

termasuk Krui. Selain menggunakan bus wisatawan juga dapat

menggunakan jasa biro perjalanan wisata. Perjalanan jalur darat

menghabiskan waktu sekitar 5 jam. Sedangkan jika ingin menggunakan

transportasi udara wisatawan dapat naik pesawat dari Bandara Raden Intan

II dan mendarat di Bandara Seray. Perjalanan menggunakan jalur udara ini

membutuhkan waktu sekitar 35 menit. Dari Bandara Seray, untuk masuk

menuju lokasi dapat ditempuh dengan jasa ojek maupun dengan agen

travel.

Perkembangan pariwisata menyebabkan kebutuhan akan transportasi

meningkat. Wisatawan yang akan berkunjung ke suatu obyek wisata

tentunya membutuhkan transportasi untuk mencapai tempat wisata

tersebut, peningkatan permintaan transportasi ini memberikan peluang

bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan pendapatan mereka,

kesempatan di bidang transportasi itu misalnya biro perjalanan wismata

dan agen perjalanan wisata.

3. Strategi Price (Harga)

Harga merupakan aspek penting dari persaingan antar tujuan wisata.

Faktor harga berhubungan dengan biaya transportasi ke dan dari tujuan

serta biaya jasa akomodasi, atraksi, makanan dan tour. Keputusan para

pendatang sebagai wisatawan juga dapat didasarkan pada fitur ekonomi

lainnya seperti nilai tukar mata uang.

Tarif retribusi masuk Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Pesisir Barat

ditetapkan berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Daerah

94

(Perda) Kabupaten Pesisir Barat. Pantai Wisata Labuhan Jukung tergolong

lebih rendah dibandingkan dengan harga rata-rata obyek wisata di

Kabupaten Pesisir Barat. Perbedaan cara penghitungan retribusi

menjadikan retribusi masuk Pantai Wisata Labuhan Jukung lebih murah

dibandingkan obyek Wisata Pantai lainnya merupakan strategi

pengembangan yang dilakukan oleh pengelola Pantai Wisata Labuhan

Jukung dan Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat. Daftar tarif retribusi

masuk Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

TABEL 5

Tarif Retribusi Masuk Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui

Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017

No Jenis Kendaraan/

Orang

Tarif Retribusi

Jumlah Tarif Retribusi

Obyek Wisata

Retribusi

Parkir

Retribusi

sampah

1. Pejalan Kaki Dewasa 3.000 - 2.000 5.000

2. Pejalan Kaki Anak-anak 2.000 - 1.000 3.000

3. Sepeda Motor 8.000 3.000 2.000 13.000

4. Mobil Pribadi 20.000 5.000 10.000 35.000

5. Bus Kecil 69.000 5.000 10.000 84.000

6. Bus Sedang 95.000 7.000 10.000 112.000

7. Bus Besar 155.000 7.000 12.000 174.000

Sumber: Data Olahan Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat, tahun 2017.

Daftar retribusi masuk Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Pesisir

Barat di atas merupakan daftar retribusi masuk sesuai dengan ketentuan

yang terdapat pada Perda Kabupaten Pesisir Barat. Sedangkan untuk

penilaian pengunjung terhadap harga tiket masuk Pantai Wisata Labuhan

Jukung Krui Pesisir Barat menurut data hasil interview, penulis dapat

menyimpulkan bahwa daftar distribusi masuk Pantai Wisata Labuhan

Jukung masih tergolong murah (62%), sedang (20%), mahal (16%) dan

95

tidak tahu harga tiket masuk (2%). Pengunjung tidak mengetahui harga

tiket masuk Pantai Wisata Labuhan Jukung karena pengunjung mengikuti

perjalanan paket wisata. Harga tiket masuk Pantai Wisata Labuhan Jukung

tergolong rendah dibandingkan obyek wisata alam di sekitarnya, sehingga

harga tiket masih bisa dijangkau konsumen dan hanya 16% pengunjung

menyatakan mahal.

Sedangkan untuk penilaian pengunjung terhadap kualitas dan harga

makanan yang dijual di Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Pesisir Barat

adalah baik dan cukup murah (42%), baik dan mahal (29%), tidak baik

tapi murah (7%), tidak baik dan mahal (7%), dan sebagian pengunjung

tidak mengetahui kualitas dan harga makanan dan minuman (15%).

Kebanyakan pengunjung menilai harga makanan dan kualitas makanan

yang dijual di Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Pesisir Barat sudah

cukup murah dan berkualitas sehingga diperlukan upaya masyarakat

sekitar pantai untuk tetap mengontrol harga dan kualitas makanan yang

ditawarkan di obyek wisata Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Pesisir

Barat.

4. Strategi Promotion (Promosi)

Adapun pelaksanaan strategi pemasaran dilakukan dengan

bekerjasama dengan pihak yang terlibat dalam pemasaran obyek wisata

seperti PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia), ASITA

(Association of The Indonesia Tours and Travel Agencies), dan pengrajin-

pengrajin yang berada di Kabupaten Pesisir Barat. Kerjasama yang

96

dilakukan adalah melakukan promosi-promosi. Promosi menurut pihak

Dinas Pariwisata adalah suatu rancangan untuk memperkenalkan atraksi

wisata yang ditawarkan dan cara bagaimana agar atraksi dapat dikunjungi.

Promosi adalah salah satu komponen penting dalam menentukan

pengembangan suatu obyek wisata. Semakin baik promosi yang dilakukan

maka suatu obyek wisata akan semakin dikenal oleh calon wisatawan.

Promosi adalah langkah awal yang harus dilakukan untuk

memperkenalkan suatu obyek wisata.

Sementara promosi yang telah dilakukan Dinas Pariwisata terhadap

Pantai Labuhan Jukung adalah: Menyebarkan pamplet dan liplet ke hotel-

hotel, pusat hiburan, dan tempat keramaian lainnya; Memperkenalkan

Labuhan Jukung saat pestival teluk stabas di Pantai Labuhan Jukung;

Kerjasama dengan biro perjalanan untuk membuat paket wisata;

Memasang bilboat di Bundaran Walikota dan di Bandara Raden Intan II;

Pelatihan POKDARWIS (Pelatihan Sadar Wisata) untuk masyarakat;

Melalui sosial media; Mengadakan atraksi seni dan budaya setiap 2 kali

dalam seminggu, namun pada tahun ini tidak diadakan lagi, dan akan

diadakan pada tahun yang akan datang.

Komponen promosi adalah komponen yang sangat penting dalam

pengembangan pariwisata, karena semakin baik promosi yang dilakukan

maka obyek wisata tersebut akan semakin dikenal oleh wisatawan.

Tentunya promosi ini tidak cukup dilakukan di dalam negeri saja namun

juga dilakukan di luar negeri yang bisa dilakukan dengan media internet.

Semakin banyak wisatawan yang mengetahui tentang obyek wisata

97

tersebut maka peluang untuk wisatawan berkunjungpun meningkat.

Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan akan berdampak pada jumlah

pengeluaran wisatawan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama

berlibur, pengeluaran wisatawan ini akan menjadi peluang untuk

masyarakat dalam mendirikan suatu unit usaha. Pendirian unit usaha ini

akan menambah pendapatan bagi masyarakat yang pada akhirnya

kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

Selain itu, dalam upaya untuk menunjang agar strategi pemasaran

berjalan dengan baik, pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat

mengatakan bahwa upaya yang dilakukan yaitu dengan cara melakukan

pertemuan rutin dengan pihak-pihak yang terlibat dalam memasarkan

obyek wisata, walaupun pertemuan rutin yang direncanakan belum

memiliki jadwal tetap untuk melakukan kordinasi dengan pihak-pihak

yang terlibat, akan tetapi upaya tersebut telah masuk dalam rancangan

perencanaan pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat dimasa

mendatang. Koordinasi pihak Dinas Pariwisata dengan pihak lain

bertujuan untuk memasarkan obyek wisata yang berada di Kabupaten

Pesisir Barat khususnya Pantai Wisata Labuhan Jukung.

Selain melakukan pemasaran pariwisata yang dilakukan yaitu dengan

cara penyebaran informasi melalui media internet, membuat tulisan-tulisan

(selebaran) tentang keindahan pantai wisata Labuhan Jukung, dan hal-hal

terkait, pihak Dinas Pariwisata juga melakukan pameran obyek wisata

(Pasar WIsata) yang di adakan pada waktu tertentu sesuai dengan

ketetapan Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat. Menurut pihak Dinas

98

Pariwisata, pasar wisata merupakan bagian yang penting. Walaupun untuk

perencanaan belum/tidak diperlukan suatu riset lengkap dan mendalam,

namun informasi mengenai trend perilaku, keinginan, kebutuhan, asal,

motivasi dan sebagainya dari wisatawan perlu dikumpulkan dari mereka

yang berlibur.

Strategi pemasaran pariwisata Pantai Labuhan Jukung Krui Kabupaten

Pesisir Barat di atas merupakan strategi yang dikembangkan oleh pihak

masyarakat pengelola Pantai Wisata Labuhan Jukung dan Dinas Pariwisata

Kabupaten Pesisir Barat. Pengelolaan strategi pemasaran tersebut memiliki

dampak yang banyak untuk masyarakat sekitar pantai. Adapun dampak pariwisata

terhadap ekonomi masyarakat lokal dan kesejahteraan masyarakat, menurut Ibu

Yunia Rahmawati selaku Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata

Kabupaten Pesisir Barat dan ibu Putri selaku pedagang di Pantai Labuhan Jukung

mengatakan bahwa salah satunya adalah dampak terhadap kesejahteraan

masyarakat sekitar pantai, itu artinya dengan adanya kegiatan pariwisata di suatu

daerah maka akan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal atau masyarakat itu

sendiri dengan cara membuka unit-unit usaha untuk memenuhi kebutuhan

wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata tersebut. Sehingga pada gilirannya

akan memberikan pendapatan ekonomi masyarakat di kawasan obyek wisata

tersebut.

Strategi pemasaran dan pengembangan pantai Wisata Labuhan Jukung

memiliki dampak dan peluang usaha bagi masyarakat sekitar Pantai. Peluang

kegiatan usaha tersebut dengan sendirinya akan meningkatkan pendapatan

99

masyarakat yang pada akhirnya kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

Adapun gambaran tentang dampak strategi pemasaran dan pengembangan

pariwisata Pantai Labuhan Jukung terhadap jumlah usaha masyarakat demi

meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kawasan Pantai Wisata Labuhan

Jukung dapat digambar pada tabel dibawah ini.

TABEL 6

Jumlah Usaha Pariwisata Sebelum dan Sesudah Pengembangan

Di Kawasan Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat

No. Jenis Usaha

Sebelum Pengembangan

(2003 – 2014)

Sesudah Pengembangan

(2015 – 2017)

Jumlah Usaha

(unit)

Pekerja

(jiwa)

Jumlah Usaha

(unit)

Pekerja

(jiwa)

1. Warung makan 4 7 19 37

2. Warung minum 1 2 4 8

3. Bengkel - - 1 3

4. Toko cidera mata - - 1 2

5. Warung sembako 1 1 5 5

6. Kafe 5 8 9 24

7. Hotel 1 1 2 6

8. Losmen 3 5 3 6

9. Minimarket - - 1 2

10. Toko surfshop 1 3 1 8

11. Biro Jasa Wisata 1 3 1 3

Jumlah 17 30 47 104 Sumber: Data Olahan Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat, tahun 2017.

Berdasaran tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah unit usaha yang ada

sebelum pengembangan wisata Pantai Labuhan Jukung terdapat 17 unit usaha

dengan jumlah pekerja 30 orang. kemudian setelah pengembangan wisata Pantai

Labuhan Jukung meningkat menjadi 47 unit usaha dengan jumlah yang bekerja

sebanyak 104 orang. Peningkatan peluang kerja dalam meningkatkan

kesejahteraan setelah pengembangan pariwisata adalah sebanyak 30 unit usaha

dengan peningkatan jumlah yang bekerja sebanyak 74 orang.

100

Tabel di atas juga membuktikan dengan adanya pengembangan wisata

Pantai Wisata Labuhan Jukung menunjukan bertambahnya jumlah usaha-usaha

yang berkaitan dengan pariwisata seperti jenis usaha warung makan yang sebelum

pengembangan berjumlah 4 unit dengan 7 orang pekerja, namun setelah

pengembangan Pantai Wisata Labuhan Jukung meningkat menjadi 19 unit warung

makan dengan 37 orang pekerja, begitu juga pada jenis usaha lain yang

mengalami peningkatan. Dengan adanya peningkatan tersebut, maka dengan

sendirinya pendapatan masyarakat di Sekitar Pantai Wisata Labuhan Jukung juga

akan mengalami peningkatan dan kesejahteraan masyarakat juga akan mengalami

peningkatan dari sebelumnya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa masyarakat

pedagang di sekitar Pantai Wisata Labuhan Jukung diketahui bahwa pada saat

hari-hari tertentu seperti Hari Raya Idul Fitri dan hari-hari libur seperti hari

kemerdekaan dan tahun baru penjual menambah jumlah tenaga kerja untuk

sementara karena di saat hari raya dan hari libur pengunjung di Pantai Wisata

Labuhan Jukung mengalami peningkatan. Dan pada saat hari-hari libur banyak

masyarakat yang beralih mata pencaharian dengan cara berjualan di sekitar

Kawasan Pantai Wisata Labuhan Jukung untuk mendapatkan tambahan

penghasilan dengan memanfaatkan peluang tersebut. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pengembangan pariwisata Pantai Wisata Labuhan Jukung memberikan

dampak yang positif terhadap kesejahteraan masyarakat di Kawasan Pantai Wisata

Labuhan Jukung.

Adapun gambaran tentang kesejahteraan masyarakat sekitar Pantai Wisata

Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat tergolong dalam tingkat keluarga

101

sejahtera tahap II seperti yang telah digambarkan dalam Bab II sebelumnya.

Untuk lebih jelasnya mengenai gambaran kesejahteraan masyarakat sekitar Pantai

Wisata Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

TABEL 7

Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Pantai Wisata Labuhan Jukung

Krui Kabupaten Pesisir Barat

No. Indikator Kesejahteraan

Tahap II

Terpenuhi

(KK)

Tidak

Terpenuhi

(KK)

Jumlah

(KK)

1. Anggota keluarga melaksanakan

ibadah secara teratur 21 - 21

2. Paling kurang sekali seminggu

keluarga menyediakan daging

atau ikan atau telur sebagai lauk

pauk

18 3 21

3. Seluruh anggota keluarga

memperoleh paling kurang 1 stel

pakaian setahun terakhir

21 - 21

4. Luas lantai rumah paling kurang

8 meter persegi untuk tiap

penghuni rumah

17 4 21

5. Seluruh anggota keluarga dalam

3 bulan terakhir dalam keadaan

sehat

15 6 21

6. Paling kurang 1 anggota

keluarga usia 15 tahun ke atas

mempunyai penghasilan tetap

16 5 21

7. Seluruh anggota keluarga yang

berumur 10 – 60 tahun bisa baca

tulisan latin

21 - 21

8. Seluruh anak usia 5 – 15 tahun

bersekolah pada saat ini 21 - 21

9. Bila anak hidup 2 atau lebih,

keluarga yang masih berstatus

pasangan usia subur memakai

kontrasepsi

18 3 21

Sumber: Data Olahan Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat, tahun 2017.

Gambaran di atas merupakan gambaran tingkat kesejahteraan masyarakat

di sekitar pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat. Data

102

tersebut di atas menggambarkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di

sekitar pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat sudah

tergolong dalam tingkat Keluarga Sejahteraan Tahap II sesuai dengan indikator

yang telah dijelaskan dalam Bab II sebelumnya. Peningkatan kesejahteraan

masyarakat tersebut tercapai disebabkan karena pengembangan Dinas Pariwisata

Kabupaten Pesisir Barat terhadap pantai Wisata Labuhan Jukung Krui.

Adapun gambaran data tentang pendapatan dan pengeluaran sebelum dan

sesudah pengembangan Pariwisata Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

TABEL 8

Jumlah Pendapatan dan Pengeluaran Usaha Pariwisata Sebelum dan Sesudah

Pengembangan Di Kawasan Pantai Wisata Labuhan Jukung

Krui Kabupaten Pesisir Barat

No. Jenis Usaha

Pendapatan Usaha Pengeluaran Usaha

Sebelum

Pengembangan

Sesudah

Pengembangan

Sebelum

Pengembangan

Sesudah

Pengembangan

1. Warung makan 13.500.000 24.300.000 10.800.000 16.200.000

2. Warung minum 7.200.000 15.600.000 4.500.000 9.750.000

3. Bengkel - 15.000.000 - 10.000.000

4. Toko cidera mata - 13.000.000 - 9.000.000

5. Warung sembako 12.700.000 18.000.000 10.250.000 14.500.000

6. Kafe 7.500.000 13.000.000 4.500.000 8.000.000

7. Hotel 26.250.000 45.500.000 20.000.000 25.000.000

8. Losmen 8.250.000 14.300.000 4.000.000 6.000.000

9. Minimarket - 35.000.000 - 28.000.000

10

.

Toko surfshop 9.000.000 16.700.000 7.250.000 12.000.000

11

.

Biro Jasa Wisata 32.000.000 55.000.000 20.000.000 32.000.000

Sumber: Data Olahan hasil interview dan dokumentasi pada Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir

Barat, tahun 2017.

Usaha pariwisata yang sudah ada di Kawasan Pantai Wisata Labuhan

Jukung adalah jasa transportasi, jasa perjalanan, jasa makanan dan minuman, dan

penyediaan akomodasi seperti hotel dan losmen. Namun masih terdapat peluang/

kesempatan kerja di Kawasan Pantai Wisata Labuhan Jukung yang dibutuhkan

103

wisatawan namun belum disediakan oleh masyarakat. Berdasarkan observasi dan

wawancara dengan pengunjung peluang/ kesempatan kerja baru di Kawasan

Pantai Wisata Labuhan Jukung adalah kios yang menjual cindera mata, karena

belum terdapat kios atau toko yang menjual cindera mata khas Pantai Wisata

Labuhan Jukung, sehingga ketika pengunjung datang ke Pantai Wisata Labuhan

Jukung dan pulang dengan tidak membawa cindera mata khas Labuhan Jukung.

Kemudian di Pantai Wisata Labuhan Jukung juga masih kekurangan fasilitas

seperti tempat bilas, toilet, dan mushola, ketika pada saat pengunjung meningkat

seperti di hari raya dan hari libur seperti tahun baru, banyak pengunjung yang

merasa kesulitan sehingga di Pantai Wisata Labuhan Jukung bisa di tambah

fasilitas tempat bilas dan toilet dengan menetapkan tarif tertentu. Kemudian di

Kawasan Pantai Wisata Labuhan Jukung juga belum terdapat SPA, SPA ini sangat

dibutuhkan oleh wisatawan asing, dikarenakan mereka sering lelah setelah

melakukan olahraga selancar. Sehingga mereka memerlukan SPA untuk

mengobati rasa lelah mereka setelah seharian berlibur. Selain itu di Kawasan

Pantai Wisata Labuhan Jukung belum terdapat rental motor atau sepeda yang amat

dibutuhkan wisatawan untuk keperluan berlibur.

B. Tinjauan Ekonomi Islam tentang Strategi Pemasaran Pariwisata Pantai

Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat

Semua organisasi, baik yang berbentuk badan usaha swasta, badan yang

bersifat publik ataupun lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan, tentu

mempunyai suatu tujuan sendiri-sendiri yang merupakan motivasi dari

pendiriannya, demikian pula dengan Pantai Wisata Labuhan Jukung tentu saja

104

memiliki tujuan, strategi dan manajemen. Proses-proses manajemen, termasuk

manajemen syari’ah1 pada dasarnya adalah perencanaan segala sesuatu secara

mantap untuk melahirkan keyakinan yang berdampak pada melakukan sesuatu

sesuai dengan aturan serta memiliki manfaat. Fungsi perencanaan meliputi

strategi, dan strategi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan sutau bisnis

atau perusahaan. Demikian juga dalam pemasaran dibutuhkan suatu strategi,

terlebih lagi dalam dunia bisnis yang penuh persaingan, maka strategi sangat

penting yang kemudian disebut strategi pemasaran.

Tingkat persaingan dalam dunia bisnis menuntut setiap pemasar untuk

mampu melaksanakan kegiatan pemasarannya dengan lebih efektif dan efisien.

Kegiatan pemasaran tersebut membutuhkan sebuah konsep pemasaran yang

mendasar sesuai dengan kepentingan pemasar dan kebutuhan serta keinginan

pelanggan. Dalam hal ini, pemasaran Islami memiliki posisi yang sangat strategis,

karena pemasaran Islami merupakan salah satu strategi pemasaran yang

didasarkan pada al-Qur'an dan Sunah Rasulullah Saw. Pemasaran Islami

merupakan sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan,

penawaran, dan perubahan values (nilai) dari satu inisiator (pemrakarsa) kepada

stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad serta

prinsip-prinsip Islam dan muamalah dalam Islam.

Setiap kegiatan bisnis seperti Pantai Wisata Labuhan Jukung beroperasi

pada strategi pemasaran untuk optimalisasi dalam mencapai tujuannya. Strategi

1 Sebagaimana diketahui manajemen syari’ah menurut Sofyan Syafri Harahap adalah

sebagai suatu ilmu manajemen yang berisi struktur teori menyeluruh yang konsisten dan dapat

dipertahankan dari segi empirisnya yang didasari pada jiwa dan prinsip-prinsip Islam. Lihat

Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Pengawasan dan Manajemen dalam Perspektif Islam, (Jakarta:

Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, 2006), h. 126

105

pemasaran yang kompleks ini selalu berubah-ubah sebagai konsekuensi dari

perubahan sosial. Bagi perusahaan bisnis perubahan lingkungan dapat menjadi

tantangan yang baru bagi pemasaran usaha, sehingga hal ini memerlukan

tanggapan dan cara penyelesaian yang baru pula atau sebaliknya dapat berubah

menjadi peluang atau kesempatan mengembangkan usaha. Dengan demikian

strategi pemasaran dalam sebuah perusahaan bisnis tidak dapat dilakukan hanya

sekali proses saja, namun butuh proses panjang untuk membuat strategi

pemasaran yang sesuai dengan perusahaan tersebut.

Hal yang paling mendasar dan diperlukan dalam strategi pemasaran adalah

bagaimana cara dan upaya untuk menarik minat masyarakat/ calon konsumen agar

mau dating dan berkunjung sehingga jumlah para pendatang dapat bertahan

ataupun menambah jumlah konsumen di tempat tersebut. Dan sesuai dengan

strategi pemasaran yang telah diuraikan di bab III, maka strategi pemasaran Pantai

Wisata Labuhan Jukung dapat dilihat dari segi segmenting, targeting dan

positioning.

Segmenting (segmentasi pasar) merupakan tindakan mengidentifikasi dan

membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing

konsumen dibedakan menurut karakteristik kebutuhan produk dan bauran

pemasaran tersendiri, sedangkan targeting (target pasar) merupakan tindakan

memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Untuk target pasar dari

Pantai Wisata Labuhan Jukung adalah keseluruhan masyarakat yang ada di sekitar

Kabupaten Pesisir Barat dan Provinsi Lampung, serta masyarakat di luar Provinsi

Lampung, baik masyarakat yang melintas daerah-daerah lain di Provinsi Lampung

106

maupun Luar Daerah Provinsi Lampung (segmentasi geografis). Segmentasi

geografis adalah membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografis seperti

Negara, kota, atau komplek perumahan. Untuk pembagian pasar Pantai Wisata

Labuhan Jukung lebih kepada masyarakat yang ada di sekitar Pantai Wisata

Labuhan Jukung dan orang-orang yang melintasi Pantai Wisata Labuhan Jukung.

Positioning (penetapan posisi pasar) tujuannya adalah untuk membangun

dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam

benak konsumen (memenangkan mind-share). Strategi penentuan posisi pasar

terdiri dari: dasar atribut (harga murah atau harga mahal), menurut kelas

pengguna, kelas produk. Untuk penetapan pasar ini Pantai Wisata Labuhan

Jukung memiliki keunggulan yang membedakannya dengan pesaing lainnya

seperti adanya sarana yang nyaman dan aman. Kenyamanan pengunjung dapat

dicapai dengan kebersihan lokasi. Kebersihan adalah hal utama bagi Pantai Wisata

Labuhan Jukung.

Sebagaimana yang diketahui bahwanya Islam tidak pernah memisahkan

ekonomi dengan etika. Manusia muslim, baik individu maupun kelompok dalam

lapangan ekonomi dan bisnis disatu sisi diberi kebebasan untuk mencari

keuntungan yang sebesar-besarnya, namun disisi lain, ia terikat dengan iman dan

etika sehingga tidak bias bebas mutlak dalam menginvestasikannya. Begitu juga

dengan pemasaran, nilai etika keislaman tidak bias dipisahkan dengan

keseluruhaqn media pemasaran dalam rangka memasarkan produk yang berupa

jasa kepada calon konsumen.

Pemasaran yang dilakukan oleh Pantai Wisata Labuhan Jukung Pesisir

Barat dalam memasarkan produk jasa Pantai berada dalam koridor-koridor

107

syari’ah yang mengacu pada al-Qur’an dan hadis sebagai sumber utama. Dalam

arti pemasaran yang dilakukan oleh Pantai Wisata Labuhan Jukung tidak akan

merugikan salah satu pihak karena dilandasi dengan nilai-nilai kejujuran, amanah

(tanggung jawab), dan empati yang dijalankan dengan prinsip keadilan, wajar dan

rasional, sehingga terwujud pemberdayaan ekonomi umat. Contohnya dalam

menawarkan obyek wisata sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, tapi

memberikan iming-iming yang tidak ada di Pantai Wisata Labuhan Jukung.

Jika melihat pemasaran yang dijalankan oleh pihak pengelola Pantai

Wisata Labuhan Jukung, setidaknya ada 4 komponen penting, yaitu strategi

produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi. Adapun gambaran

strategi pemasaran tersebut dalam perspektif Ekonomi Islam dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Strategi Product (Produk)

Strategi produk Pantai Wisata Labuhan Jukung berusaha untuk

memberikan pelayanan dan produk yang terbaik bagi para wisatawan,

yaitu dengan menjaga kualitas sarana dan prasarana di Pantai Wisata

Labuhan Jukung, sehingga para wisatawan tetap menaruh kepercayaan

kepada Pantai Wisata Labuhan Jukung.

Perlu diketahui di sini bahwa produk yang ditawarkan oleh Pantai

Wisata Labuhan Jukung adalah produk yang sesuai dengan kebutuhan

wisatawan dan pendatang serta penikmat Pantai Wisata Labuhan Jukung.

Serta produk yang ditawarkan yang dapat dinikmati di kawasan Pantai

Wisata Labuhan Jukung merupakan barang yang halal. Karena pengelola

108

dan masyarakat sekitar Pantai Wisata Labuhan Jukung merupakan

masyarakat yang beragama Islam sehingga hanya menjual barang-barang

yang dihalalkan oleh agama Islam. Dan dalam hal pelayanan masyarakat

sekitar kawasan Pantai Wisata Labuhan Jukung memberikan pelayanan

yang terbaik bagi para wisatawan, hal ini sesuai dengan ajaran Islam

dimana Islam menganjurkan kepada umatnya agar memberikan sesuatu

yang terbaik bagi sesamanya, serta berlomba-lomba meningkatkan kualitas

dan kuantitas jasa yang berikan tanpa adanya unsur penipuan.

Islam memandang kerja sebagai unsur produksi, dimana manusia

bertanggung jawab untuk memakmurkan dunia dan juga bertanggung

jawab untuk menginvestasikan dan mengembangkan harta yang

diamanatkan Allah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Semua

kekayaan alam tidak berguna bila tidak dikelola oleh manusia. Alam telah

memberikan kekayaan yang tidak terhitung tetapi tanpa usaha manusia

semua akan tersimpan.

Islam mendorong umatnya untuk bekerja dan memproduksi, bahkan

menjadikannya sebagai sebuah kewajiban terhadap orang-orang yang

mampu, lebih dari itu Allah akan memberi balasan yang setimpal yang

sesuai dengan amal/ kerja sebagaimana firman Allah SWT. dalam QS. an-

Nahl ayat 97, yaitu:

109

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki

maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan

kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan

kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa

yang Telah mereka kerjakan.(Qs. An-Nahl: 97).

Perintah bekerja dalam Islam juga disebutkan dalam Firman Allah

SWT. dalam surat At-Taubah ayat 105, yaitu:

Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-

Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu

akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan

yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu

kerjakan. (Qs. At-Taubah: 105).

Allah SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 14 yang berbunyi:

Artinya: Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu),

agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan

kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu

melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari

(keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. (Qs. An-

Nahl:14).

Ayat al-Qur’an surat an-Nahl ayat 97 menjelaskan balasan yang

diberikan Allah SWT. kepada hambanya yang yang melakukan pekerjaan

yang baik atau melakukan amal shaleh. Ayat ke 14 dari surat an-Nahl ini

menyebutkan tentang nikmat adanya laut dan pengaruhnya dalam berbagai

110

kehidupan manusia. Sementara manusia dituntut oleh Allah untuk

memanfaatkan segala nikmat yang ada dengan baik dan benar serta tidak

lupa untuk mensyukuri-Nya.

2. Strategi Place (Tempat)

Allah SWT menciptakan lautan sebagai bentuk karunia-Nya agar

manusia dapat mengambil manfaat dari lautan untuk memenuhi kebutuhan

hidup dan agar manusia itu bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah

SWT. berikan. Laut sebagai bentuk karunia Allah SWT. yang luar biasa

menyimpan banyak sekali manfaat dalam kehidupan manusia, laut

menyediakan ikan untuk nelayan secara gratis tanpa harus

dikembangbiakan, lautan juga menyimpan begitu banyak keindahan di

dalamnya seperti mutiara, dan lautan juga adalah tempat kapal berlayar

atau jalan transportasi yang tersedia dengan sendirinya, selanjutnya yang

merupakan karunia dari Allah SWT. pula lautan bisa dijadikan sebagai

obyek wisata oleh manusia. Suatu obyek wisata yang tercipta dengan

sendirinya, keindahan yang terdapat di dalam lautan yaitu ikan-ikan kecil,

hewan-hewan laut yang beraneka ragam yang memliki keindahan yang

luar biasa, suasana pinggir laut yang mendamaikan, dan ombak yang dapat

menambah keindahan serta manfaat bagi manusia. Begitu besar nikmat

Allah yang Dia berikan melalui diciptakannya lautan, agar manusia yang

melakukan perjalanan atau berwisata mengambil pelajaran (taddabur

alam) dari setiap kejadian dan agar manusia tidak lupa mensyukuri

nikmat-nikmat Allah.

111

Obyek wisata harus dikelola dengan bijak, yaitu dengan

mengembangkan obyek wisata dengan tetap menjaga keindahan alam dan

bukan merusaknya. Pengembangan obyek wisata ini dilakukan haruslah

dengan niat dan tujuan yang baik, yaitu dengan memfokuskan agar

pengembangan pariwisata memiliki dampak positif yang besar dan

menghindari dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari

pengembangan pariwisata. Bagaimana cara menghindari dampak negatif

tersebut adalah dengan menjaga nilai-nilai agama dan budaya di daerah

tersebut. Pengembangan pariwisata yang memasukkan nilai-nilai agama ke

dalam konsep pengembangan pariwisatanya adalah konsep pariwisata

syari’ah.

Pariwisata syari’ah merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah, akan tetapi tanpa

meninggalkan syari’ah Islam. Konsep pariwisata syari’ah tidak terbatas

pada wisata religi saja, tetapi meluas kesegala bentuk pariwisata kecuali

yang bertentangan dengan nilai-nilai syari’ah Islam. Pariwisata syariah

adalah segala macam jenis pariwisatayang menanamkan prinsip-prinsip

syari’ah di dalamnya dan dapat diperuntukan kepada siapa saja.

Pariwisata syari’ah dalam perspektif masyarakat pada umumnya

berupa wisata ziarah makam ulama, masjid-masjid peninggalan sejarah,

haji, dan lain-lain. Sebenarnya pariwisata syari’ah bukan hanya wisata

ziarah dan semua yang disebutkan tersebut, melainkan pariwisata syari’ah

adalah trend baru pariwisata dunia yang dapat berupa wisata alam, wisata

112

budaya, maupun wisata buatan yang keseluruhannya dibingkai dalam

nilai-nilai Islam. Sejalan dengan tujuan dijalankannya syari’ah, yaitu

memelihara kesejahteraan manusia yang mencakup perlindungan terhadap

keimanan, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda. Maka prinsip

dalam pariwisata syari’ah harus didasarkan pada tujuan untuk

meningkatkan semangat keberagaman dengan cara yang menghibur.

3. Strategi Price (Harga)

Jika dilihat dari strategi harga, Islam membolehkan penetapan harga

jual jasa dalam kegiatan bisnis, asalkan dalam hal jual beli jasa terjadi rela

sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan

transaksi pada tingkat harga tersebut. Pantai Wisata Labuhan Jukung

dalam menawarkan dan menetapkan harga jasa tidak selalu harus lebih

rendah dari harga pesaingnya, karena nanti dapat merusak harga yang telah

ada di pasar. Manajemen Pantai Wisata Labuhan Jukung telah

memperhitungkan berbagai hal dalam menentukan harga dengan cara

memperhitungkan berbagai hal dalam menentukan harga dengan cara

melihat segmen mereka yang menengah ke bawah, serta strategi harga

ditetapkan sesuai dengan keadaan sarana yang telah disiapkan oleh Pantai

Wisata Labuhan Jukung, sehingga tidak ada masalah selama kegiatan

tersebut dilaksanakan rela sama rela.

Selain itu, strategi harga yang dilaksanakan oleh Pantai Wisata

Labuhan Jukung merupakan strategi harga berdasarkan peraturan

pemerintah daerah dan berdasarkan pembentukan harga secara alami

113

terhadap kebutuhan pasar dan kesesuai sarana yang telah dipersiapkan

demi tercapainya kenyamanan para wisatawan. Dengan demikian

penentuan harga yang dilaksanakan oleh Pantai Wisata Labuhan Jukung

telah sesuai dengan ketentuan harga dalam perspektif ekonomi Islam.

Islam memberikan gambaran tentang penentuan harga berdasarkan

pembentukan harga alami antara permintaan dan penawaran. Hal ini bisa

terlihat dari hadits dari Rasulullah dimana pada saat itu harga-harga

melonjak pada masa Rasulullah Saw., kemudian para sahabat berkata

kepada Rasulullah “wahai Rasulullah, tentukanlah harga untuk kami”.

Rasulullah Saw. menjawab : Sesungguhnya Allah-lah yang menentukan

harga,yang mencabut, yang membentangkan, dan yang memberi rezeki.

Saya sungguh berharap dapat bertemu Allah dalam keadaan tidak

seorang pundari kalian yang menuntut kepadaku karena kezaliman dalam

darah dan harta. (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidz, Ibnu Majah, Darami,

dan Abu Yakla).

4. Strategi Promotion (Promosi)

Adapun strategi promosi yang dilakukan oleh Pantai Wisata Labuhan

Jukung dengan berbagai macam media iklan dan publisitas. Iklan yang

dibuat oleh Pantai Wisata Labuhan Jukung berisi kebenaran dan tidak ada

yang berlebih-lebihan, hanya saja tulisannya yang dibuat semenarik

mungkin. Dalam hal promosi tersebut adalah sah dilakukan selama

penyampaian dan isi dari promosi tersebut jujur, benar, tidak banyak

sumpah dan menipu. Dan bila ditinjau lebih lanjut, menurut penulis

114

strategi pemasaran yang disampaikan kepada wisatawan adalah memang

benar-benar terbukti kebenarannya atau istilah promosi tersebut dilakukan

dengan jujur, benar dan tidak menipu.

Sedangkan dilihat dari strategi distribusi yang dilakukan Pantai Wisata

Labuhan Jukung adalah distribusi langsung. Aspek lain dari distribusi adalah

lokasi, kebersihan dan kenyamanan. Karena Islam memandang kebersihan itu

sebagian dari iman. Adapun pelayanan yang diberikan oleh Pantai Wisata

Labuhan Jukung melalui karyawannya kepada para wisatawannya dilakukan

dengan ramah, jadi boleh dikatakan pihak manajemen Pantai Wisata Labuhan

Jukung tidak menghalalkan segala cara terhadap pesaing lain dalam rangka

memperluas jangkauan pemasarannya.

Selain itu, strategi pemasaran tersebut bertujuan untuk mengembangkan

pariwisata yang pada akhirnya berdampak positif terhadap perluasan kesempatan

kerja dan usaha. Peluang/ kesempatan kerja lahir akibat adanya permintaan

wisatawan. Permintaan wisatawan inilah yang membuka peluang/ kesempatan

kerja baru bagi masyarakat. Datangnya wisatawan ke suatu daerah wisata akan

memerlukan pelayanan untuk menyediakan kebutuhan, keinginan dan harapan

wisatawan yang berbagai macam, sehingga pariwisata telah memberi serta

menambah lapangan dan kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar obyek

wisata tersebut. Kesempatan kerja yang tercipta dalam pariwisata ini hendaknya

dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

dengan cara bekerja.