bab i,ii,iii,iv

74
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat dalam rekayasa struktur dalam dua dasa warsa terakhir ini, telah memungkinkan kita untuk merencanakan bangunan- bangunan teknik berskala besar dalam tingkat kerumitan yang tinggi. Dengan kemajuan rekayasa struktur tersebut, juga pengaruh pembebanan apa pun yang bekerja pada struktur bangunan seperti gempa, angin, ledakan, akibat perubahan temperatur dan lain-lain, dapat dianalisis dengan seksama. Analisis struktur bangunan-bangunan demikian sudah tidak dapat dilakukan secara manual lagi, sehingga penggunaan komputer sebagai alat bantu tidak dapat dihindari lagi. Untuk itu harus dipakai perangkat lunak (program komputer) yang sesuai, yang pilihannya kini banyak terdapat di pasaran. Salah satu program komputer canggih yang popular dipakai dalam praktek perencanaan struktur-struktur kompleks, adalah SAP2000. SAP2000 cukup populer di Indonesia, pemakai program rekayasa dituntut untuk memahami latar belakang penyelesaian, batasan-batasan penyelesaian program dan bertanggung jawab penuh atas hasil pemakaiannya. Metoda analisis yang dipakai dalam program SAP2000 didasarkan pada metoda elemen hingga, sehingga dapat mencakup segala macam jenis struktur dengan konfigurasi serumit apa pun. Untuk dapat menggunakan program SAP2000 dengan baik, diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai programnya itu sendiri dan cara-cara menggunakannya. Tugas perancangan bangunan ini merupakan aplikasi dari materi kuliah yang telah diberikan pada mata kuliah Perencanaan Dibantu Komputer. Dalam tugas ini terdapat analisa struktur rangka bangunan sehingga digunakan program SAP 2000 versi 14.

Upload: darmawandq

Post on 06-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat dalam rekayasa struktur dalam dua dasa

    warsa terakhir ini, telah memungkinkan kita untuk merencanakan bangunan-

    bangunan teknik berskala besar dalam tingkat kerumitan yang tinggi. Dengan

    kemajuan rekayasa struktur tersebut, juga pengaruh pembebanan apa pun yang

    bekerja pada struktur bangunan seperti gempa, angin, ledakan, akibat

    perubahan temperatur dan lain-lain, dapat dianalisis dengan seksama.

    Analisis struktur bangunan-bangunan demikian sudah tidak dapat

    dilakukan secara manual lagi, sehingga penggunaan komputer sebagai alat

    bantu tidak dapat dihindari lagi. Untuk itu harus dipakai perangkat lunak

    (program komputer) yang sesuai, yang pilihannya kini banyak terdapat di

    pasaran.

    Salah satu program komputer canggih yang popular dipakai dalam

    praktek perencanaan struktur-struktur kompleks, adalah SAP2000. SAP2000

    cukup populer di Indonesia, pemakai program rekayasa dituntut untuk

    memahami latar belakang penyelesaian, batasan-batasan penyelesaian

    program dan bertanggung jawab penuh atas hasil pemakaiannya.

    Metoda analisis yang dipakai dalam program SAP2000 didasarkan

    pada metoda elemen hingga, sehingga dapat mencakup segala macam jenis

    struktur dengan konfigurasi serumit apa pun. Untuk dapat menggunakan

    program SAP2000 dengan baik, diperlukan pemahaman yang mendalam

    mengenai programnya itu sendiri dan cara-cara menggunakannya.

    Tugas perancangan bangunan ini merupakan aplikasi dari materi

    kuliah yang telah diberikan pada mata kuliah Perencanaan Dibantu Komputer.

    Dalam tugas ini terdapat analisa struktur rangka bangunan sehingga digunakan

    program SAP 2000 versi 14.

  • 2

    1.2 Tujuan Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk merencanakan bangunan

    ruko dua lantai dengan dibantu software SAP2000 Ver.14.

    1.3 Metodologi Langkah pengerjaan perancangan ini dijelaskan dalam flow chart

    berikut :

    A

    (Proses) SAP 2000

    (Input SAP) -Gambar Rencana - Material - Pembebanan

    Preliminary Desain

    (Input) -Fungsi Bangunan - Mutu Bahan - Lokasi - Gambar Rencana

    START

    B

  • 3

    FINISH

    Jumlah Tulangan Gambar

    Manual Beton 2000

    Pilih salah satu balok untuk perbandingan

    (Output) Asperlu

    Desain SAP 2000

    (Output) Gaya gaya dalam

    Lendutan Translasi

    A

    Aman Tidak

    Ya

    B

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Perencanaan Dibantu Komputer Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari

    tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung

    dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup

    manusia. Teknik Sipil memiliki cabang-cabang ilmu, diantaranya adalah

    bidang struktur. Bidang ini merupakan bidang ilmu Teknik Sipil yang paling

    banyak menggunakan perhitungan matematis dalam desain maupun analisis

    desainnya.

    Seiring dengan lajunya perkembangan teknologi informasi, saat ini

    hampir semua bidang pekerjaan memanfaatkan komputer sebagai alat bantu.

    Telebih dalam dunia perancangan konstruksi yang membutuhkan keakuratan

    tinggi serta waktu yang cukup lama dan berulang-ulang jika diolah secara

    manual menggunakan alat hitung biasa sehingga perangkat lunak komputer

    sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses dan mendapatkan hasil

    pekerjaan yang akurat. Komputer juga sangat bermanfaat untuk perhitungan-

    perhitungan sulit yang membutuhkan presisi tinggi, serta memudahkan dalam

    pembuatan jadwal. Terlebih dalam perancangan struktur bertingkat banyak

    dengan analisis bidang yang cukup rumit, namun dengan perancangan di

    bantu komputer akan menjadi lebih mudah dan cepat.

    Salah satu program komputer yang biasanya digunakan dalam

    melakukan desain teknik dan rancang bangun ini adalah Program SAP

    (Structure Analysis Program).

    Program komputer rekayasa seperti SAP2000 berbeda dengan program

    komputer umum seperti excel, AutoCAD, words, dan sebagainya, karena

    pengguna dituntut untuk memahami latar belakang metoda maupun batasan

    dari program tersebut. Bahan atau data yang diinput merupakan data yang

    didapat langsung dari lapangan, keakurasian data yang diambil akan

    berkorelasi terhadap hasil yang akan diperoleh. Untuk mengetahui keakuratan

  • 5

    suatu perencanaan dengan komputer ini biasanya digunakan suatu data

    pembanding yaitu hasil perhitungan secara manual. Pada dasarnya hasil

    perhitungan dengan aplikasi program analisis SAP ini tergantung bagaimana

    penggunanya dalam menggunakan. Dengan kata lain, brainware sangat

    diperlukan untuk perencanaan ini.

    Kelebihan yang jelas terlihat dalam perencanaan menggunakan

    komputer adalah prosedur perancangan yang hanya memerlukan waktu proses

    yang cukup singkat sehingga dapat digunakan untuk mencoba perencanaan

    dengan berbagai kemungkinan pembebanan serta berbagai ukuran struktur,

    untuk mendapatkan struktur yang optimal. Kelebihan lain dalam

    merencanakan bangunan teknik dengan bantuan komputer dibandingkan

    secara manual adalah kemudahan dalam memperbaiki desain ataupun

    analisisnya jika ada kesalahan. Jika ada kesalahan dalam menggambar atau

    ingin membuat ulang suatu gambar dengan memberikan perubahan, tidak

    perlu berulang-ulang mengganti lembar kerja dan membuatnya dari awal,

    cukup membuka file yang telah ada lalu melakukan perubahan yang

    diinginkan dan disimpan dengan nama file yang baru dengan hasil yang lebih

    presisi.

    2.2 SAP (Structural Analysis Program) SAP 2000 merupakan program versi terakhir yang paling lengkap dari

    seri-seri program analisis struktur SAP, baik SAP80 maupun SAP90.

    keunggulan program SAP2000 antara lain ditunjukan dengan adanya fasilitas

    untuk desain elemen, baik untuk material baja maupun beton. Disamping itu

    juga adanya fasilitas disain baja dengan mengoptimalkan penampang profil,

    sehingga pengguna tidak perlu menentukan profil untuk asing-masing elemen,

    tetapi cukup memberikan data profil secukupnya, dan program akan memilih

    sendiri profil yang paling optimal atau ekonomis.

    Desain struktur adalah proses yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari

    proses analisis struktur. Gaya dalam yang ada harus mampu ditahan oleh

    elemen struktur yang direncanakan. Proses desain struktur dipengaruhi oleh

  • 6

    jenis dan kualitas material (baik baja, beton atau material yang lain) dan

    dimensi/penampang material. Semakin besar gaya dalam yang timbul, pada

    umumnya membutuhkan kualitas material yng lebih baik dan

    dimensi/penampang yang lebih besar. Dengan kata lain, kualitas dan dimensi

    material berbanding lurus dengan gaya dalam yang timbul.

    Hasil desain struktur dalam struktur beton adalah kebutuhan tulangan

    lentur, tulangan geser dan tulangan puntir, sementara hasil desain struktur baja

    adalah penampang profil beserta pengakunya.

    Menarik untuk dicermati , bahwa desain struktur lebih banyak

    dipengruhi oleh gaya dalam yang timbul pada model struktur, bukan pada

    besar kecilnya gaya luar/beban.

    Hal ini paling tidak dikarenakan 2 hal, yaitu :

    1. Meski lebih sering diasumsikan sebagai beban (gaya vertikal/horizontal),

    gaya luar tidak selalu berarti beban.

    2. Gaya dalam berbanding lurus dengan gaya luar tetapi tidak dengan beban.

    Hal ini dikarenakan beban satu ton yang ditempatkan pada tempat berbeda

    menimbulkan atau menyebabkan gaya luar yang berbeda. Sebagai contoh,

    beban satu ton pada posisi pertama menyebabkan reaksi satu ton gaya

    vertical, sementara beban satu ton kedua menimbulakan gaya vertical satu

    ton plus X tm momen.

    Memodelkan struktur sehingga didapat model yang paling ideal sangat

    penting. Hal ini dikarenakan gaya luar yang timbul dalam sebuah masa

    bangunan tergantung dari modelnya. Sebagai contoh, bangunan ruko

    sederhanapun bisa hanya dikenai beban terdistribusi saja atau dikenai beban

    terdistribusi dan terpusat, tergantung dari cara kita memodelkannya.

  • 7

    Secara umum, proses anilisis melalui tahapan berikut:

    1. Rencana dan penggambaran model struktur.

    2. Penentuan beban yang bekerja sesuai dengan model rencana. (jumlah

    beban dan nilai beban yang timbul tergantung darimodel yang kita

    rencanakan)

    3. Dimensi penampang rencana (dimensi ini menentukan kekakuan sistem

    struktur dan juga sangat tergantung dari model yang kita rencanakan).

    4. Analisa struktur atau analisis mekanika teknik (Hasil analisis ini

    dipengaruhi oleh model, pembebanan (gaya luar dan rencana penampang)

    5. Gambar gaya dalam (bidang momen, gaya lintang, gaya normal dan

    momen punter) yang bekerja.

    Setelah kita mendapatkan gaya dalam yang bekerja, kita bias

    melakukan proses desain struktur dengan mempertimbangan factor-faktor

    berikut :

    1. Mutu/kualitas material yang digunakan.

    2. Kombinasi beban rencana (tetap/sementara) yang paling kritis

    (berdasarkan analisis mekanika teknik dan peraturan kombinasi beban

    yang digunakan).

    3. Faktor reduksi kekuatan sesuai dengan peraturan yang digunakan.

    Jadi, apabila kita hanya ingin mengetahui nilai atau besarnya gaya

    dalam, mutu bahan/material bisa kita lewatkan. Begitu juga dengan kombinasi

    beban dan factor reduksi kekuatan.

    Meski nampak sederhana, rencana model struktur, gaya luar yang

    ditimbulkan, gaya dalam dan desain struktur bisa sangat kompleks dan rumit.

    Karena pokok persoalan dari sebuah analisis dan desain struktur dalah

    besarnya gaya luar yang bekerja pada model struktur, sementara gaya luar

    yang bekerja pada model struktur tergantung dari model yang direncakana,

    maka bisa dibilang pemodelan struktur adalah bagian terpenting dari proses

    analisis dan desainstruktur.

  • 8

    Kita beruntung karena saat ini sudah dikembangkan perangkat

    komputer baik keras maupun lunak yang sangat canggih sehingga sangat

    membantu kita dalam merencanakan model yang ideal.

    2.3 Beton 2000 Beton 2000 merupakan software yang dikembangkan oleh Tri Agung

    Widianto dari Universitas Gajah Mada. Sofware ini lebih cocok digunakan

    untuk Operasi Sistem Windows Xp, ketika digunakan pada Windows 7

    software ini memiliki sedikit masalah pada menu utama, namun masih dapat

    digunakan.

    Beton 2000 berupa software sederhana yang digunakan untuk

    perancangan maupun analisis suatu penampang beton bertulang. Software ini

    mengacu pada peraturan SNI 03-2847-1992. Di dalam software ini terdapat

    beberapa bagian seperti Analisa dan Perancangan Untuk Balok, Pondasi, Join,

    Kolom, Pelat.

    Pengguna dapat dengan mudah menggunakan software ini, karena

    pengguna hanya tinggal menginput data yang diperlukan, selain itu didalam

    software ini terdapat ptunjuk berupa sketsa gambar yang mempermudah

    pengguna untuk memahaminya. Namun sebelumnya pengguna harus

    mengerti terlebih dahulu mengenai dasar dasar ilmu struktur beton

    bertulang.

    Hasil output analisa berupa nilai lentur ataupun geser suatu

    penampang dari data yang diinput, sedangkan hasil output perancangan

    merupakan keamanan banyaknya tulangan yang digunakan ataupun diameter

    tulangan yang digunakan.

  • 9

    BAB III

    PERENCANAAN DIBANTU KOMPUTER

    3.1 Data Perencanaan

    Fungsi bangunan : Ruko

    Lokasi : Banjarbaru

    Jenis Pondasi : Pondasi Dangkal

    Luas Bangunan : 12 x 16 m

    Jarak Antar portal : 4m

    Panjang Bangunan : 4 x 4m

    Mutu Bahan

    Fc : 25 Mpa

    Fy : 400 Mpa

    Fyh : 240 Mpa

    Dirancang berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002

  • 10

    3.2 Gambar Struktur Bangunan

    Gambar 3. 1 Denah Pelat lantai

  • 11

    Gambar 3. 2 Denah Pelat Dak

  • 12

    Gambar 3. 3 Rangka Portal Melintang 2D

  • 13

    Gambar 3. 4 Rangka Portal Memanjang 2D

  • 14

    Gambar 3. 5 Rangka Portal 3D

  • 15

    Gambar 3. 6 Denah Lantai Dasar

  • 16

    Gambar 3. 7 Denah Lantai Satu

  • 17

    Gambar 3. 8 Denah Dak

  • 18

    Gambar 3. 9 Tampak Depan

  • 19

    Gambar 3. 10 Tampak Samping Kiri

  • 20

    Gambar 3. 11 Tampak Samping Kanan

  • 21

    Gambar 3. 12 Tampak Belakang

  • 22

    3.3 Preliminary Desain

    3.3.1 Dimensi Balok

    Berdasarkan peraturan SNI-03-2847-2002 tebal minimum balok

    non-prategang adalah sebagai berikut:

    Tabel tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah

    bila lendutan tidak dihitung

    Komponen

    Struktur

    Tebal Minimum, h

    Dua tumpuan

    sederhana

    Satu ujung

    menerus

    Kedua ujung

    menerus Kantilever

    Komponen yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan

    partisi atau konstruksi lain yang mungkin rusak oleh lendutan

    yang besar

    Pelat masif

    satu arah l/20 l/24 l/28 l/10

    Balok atau

    pelat rusuk

    satu arah

    l/16 l/18,5 l/21 l/8

    Catatan

    Panjang bentang dalam mm.

    Nilai yang diberikan harus digunakan langsung untuk komponen struktur dengan

    beton normal (Wc = 2400 kg/m3) dan tulangan BJTD 40. Untuk kondisi lain, nilai

    di atas harus dimodifikasikan sebagai berikut :

    (a) Untuk Struktur beton ringan dengan berat jebis di antara 1500 kg/m3

    sampai 2000 kg/m3, nilai tadi harus dikalikan dengan [1,65-(0,0003)Wc adalah berat jenis dalam kg/m3 .

    (b) Untuk fy selain 400 Mpa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700)

  • 23

    Portal Melintang A1-A4 E1-E4

    Balok Lantai

    Untuk balok A1-A2 E1-E2

    = . = . = 21.62

    = = 14.41

    Diambil

    = 30 40

    Untuk balok A2-A3 E2-E3

    =

    =

    = 19.05 =

    = 12.7

    Diambil

    = 30 40

    Untuk balok A3-A4 E3-E4

    = . = . = 21.62

    = = 14.41

    Diambil

    = 30 40 Jadi dimensi balok lantai portal melintang (A1-A4 E1-E4) adalah 30 40

    Portal Melintang A1-A4 E1-E4

    Balok Dak

    Untuk balok A1-A2 E1-E2

    = . = . = 21.62

    = = 14.41

    Diambil

    = 20 30

  • 24

    Untuk balok A2-A3 E2-E3

    =

    =

    = 19.05 =

    = 12.7

    Diambil

    = 20 30

    Untuk balok A3-A4 E3-E4

    = . = . = 21.62

    = = 14.41

    Diambil

    = 20 30 Jadi dimensi balok dak portal melintang (A1-A4 E1-E4) adalah 20 30

    Portal Memanjang 1A-1E 4A-4E

    Balok Lantai

    Untuk balok cantilever

    = =

    = 18.75

    = = 12.5

    Diambil

    = 30 40

    Untuk balok 1A-1B 4A-4B

    =

    =

    = 19.05 =

    = 12.7

    Diambil

    = 30 40

    Untuk balok 1B-1C 4B-4C

    =

    =

    = 19.05

  • 25

    = = 12.7

    Diambil

    = 30 40

    Untuk balok 1C-1D 4C-4D

    =

    =

    = 19.05 =

    = 12.7

    Diambil

    = 30 40

    Untuk balok 1D-1E 4D-4E

    = . = . = 21.62

    = = 14.41

    Diambil

    = 30 40 Jadi dimensi balok lantai portal memanjang (1A-1E 4A-4E) adalah 30 40

    Portal Memanjang 1A-1E 4A-4E

    Balok Dak

    = =

    = 18.75

    = = 12.5

    Diambil

    = 20 30

    Untuk balok 1A-1B 4A-4B

    =

    =

    = 19.05 =

    = 12.7

    Diambil

    = 20 30

  • 26

    Untuk balok 1A-1B 4A-4B

    =

    =

    = 19.05 =

    = 12.7

    Diambil

    = 20 30

    Untuk balok 1A-1B 4A-4B

    =

    =

    = 19.05 =

    = 12.7

    Diambil

    = 20 30

    Untuk balok 1D-1E 4D-4E

    = . = . = 21.62

    = = 14.41

    Diambil

    = 20 30 Jadi dimensi balok dak portal memanjang (1A-1E 4A-4E) adalah 20 30

    3.3.2 Dimensi Kolom

    Ukuran panjang dan lebar kolom adalah minimum lebar balok.

    Dimensi kolom yang digunakan adalah 30 30 untuk semua kolom.

  • 27

    3.3.3 Perhitungan Tebal Pelat Lantai

    Gambar 3. 133 Nilai Pada Pelat

    Lebar Efektif Balok L

    Lebar efektif balok L diambil dari nilai yang paling kecil dari kedua

    perhitungan B efektif

    Ukuran Balok b = 300 mm, h = 400 mm dan tp = 120 mm (Asumsi)

  • 28

    Be = bw + (h-tp)

    Be = 300 + (400-120)

    Be = 580 mm

    Be = bw + 4.tp

    Be = 300 + 4.120

    Be = 780

    Sehingga Be yang digunakan adalah Be = 580 mm

    Gambar 3.14 Balok L Pelat Lantai

    Lebar efektif balok T

    Lebar efektif balok L diambil dari nilai yang paling kecil dari kedua

    perhitungan B efektif

    Ukuran Balok b = 300 mm, h = 400 mm dan tp = 120 mm (Asumsi)

    Be = bw + 2 (h-tp)

    Be = 300 + 2 (400-120)

    Be = 860 mm

    Be = bw + 8.tp

    Be = 300 + 8.120

    Be = 1260 mm

    Sehingga Be yang digunakan untuk balok T adalah Be = 860 mm

  • 29

    Gambar 3.15 Balok T Pelat Lantai

    Momen Inersia Balok dan flens

    Ki =

    ..(.

    .

    .(

    )

    .(

    )

    Balok L

    Kl =

    .

    .(.

    .

    .(

    )

    .(

    ) Kl = ,.(,,,)

    , Kl = 1,346

    Balok T

    Kt =

    .

    .(.

    .

    .(

    )

    .(

    ) Kt = ,.(,,,)

    , Kt = 1,578

    Menghitung momen Inersia Balok L dan Balok T

    Balok L = Ib1, Ib11, Ib18, Ib25, Ib26, Ib28, Ib30, Ib31, Ib24, Ib17, Ib9,

    Ib32, Ib33, Ib34, Ib35

  • 30

    Ibl = Kl. .

    Ibl = 1,346. .

    Ibl = 2135600000 mm4

    Balok T = Ib2, Ib3, Ib4, Ib5, Ib6, Ib7, Ib8,Ib10,Ib12,Ib13,Ib14, Ib15,

    Ib16, Ib20, ib21, Ib22, Ib23, Ib24, Ib27, Ib29

    Ibt = Kt. .

    Ibt = 1,578. .

    Ibt = 25254800000 mm4

    Menghitung Nilai bentang bersih Ln

    Bentang arah melintang

    Ln1 = L1 (bw1+bw2)

    Ln1 = 4000 (300+300)

    Ln1= 3700 mm

    Ln2 = L2- (bw2+bw3)

    Ln2 = 4000 (300+300)

    Ln2 = 3700 mm

    Ln3 = L3 (bw3+bw4)

    Ln3 = 4000 (300 + 300)

    Ln3 = 3700 mm

    Bentang arah memanjang

    Ln4 = L4 (bw4+bw5)

    Ln4 = 4000 (300+300)

    Ln4 = 3700 mm

  • 31

    Ln5 = L5 (bw5+bw6)

    Ln5 = 4000 (300+300)

    Ln5 = 3700 mm

    Ln6 = L6 (bw6+bw7)

    Ln6 = 4000 (300+300)

    Ln6 = 3700 mm

    Ln7 = L7 (bw7+bw8)

    Ln7 = 4000 (300+300)

    Ln7 = 3700 mm

    Menghitung nilai

    panel 1 =

    =

    = 1

    panel 2 =

    =

    = 1

    panel 3 =

    =

    = 1

    panel 4 =

    =

    = 1

    panel 5 =

    =

    = 1

    panel 6 =

    =

    = 1

    panel 7 =

    =

    = 1

    panel 8 =

    =

    = 1

    panel 9 =

    =

    = 1

    panel 10 =

    =

    = 1

    panel 11 =

    =

    = 1

    panel 12 =

    =

    = 1

    panel 13 =

    =

    = 2,467

  • 32

    panel 14 =

    =

    = 2,467

    panel 15 =

    =

    = 2,467

    Menentukan Nilai

    Gambar 3.16 Nilai Pada Pelat

  • 33

    Momen Inersia Pelat

    Untuk L = 4000 mm

    I =

    (0.5*L) tp3

    I =

    (0.5*4000) 1203

    I = 288000000 mm4

    Nilai untuk 1, 11, 18, 25, 26, 28, 30, 31, 24, 17, 9

    = .. = = 7,4152

    Nilai untuk 2, 3, 4, 5, 6 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16,

    19, 20, 21, 22, 23, 27, 29

    = .. = = 8,769

    Untuk L = 1500 mm

    I =

    (0.5*L) tp3

    I =

    (0.5*1500) 1203

    I = 108000000 mm4

    Nilai untuk 32, 33,34, 35

    = .. = = 19,774

  • 34

    Tabel 3.1 Hasil perhitungan nilai pada lantai

    No Nilai No Nilai

    1 1 7,4152 19 19 8,769

    2 2 8,769 20 20 8,769

    3 3 8,769 21 21 8,769

    4 4 8,769 22 22 8,769

    5 5 8,769 23 23 8,769

    6 6 8,769 24 24 7,4152

    7 7 8,769 25 25 7,4152

    8 8 8,769 26 26 7,4152

    9 9 7,4152 27 27 8,769

    10 10 8,769 28 28 7,4152

    11 11 8,769 29 29 8,769

    12 12 8,769 30 30 7,4152

    13 13 8,769 31 31 7,4152

    14 14 8,769 32 32 19,774

    15 15 8,769 33 33 19,774

    16 16 8,769 34 34 19,774

    17 17 7,4152 35 35 19,774

    18 18 7,4152

    m Panel 1 = (1 + 2 + 3 + 4)

    = (7,4152 + 8,769 + 8,769 + 8,769)

    = 8,43055

    m Panel 2 = (3 + 5 + 6 + 7)

    = (8,769 + 8,769 + 8,769 + 8,769)

    = 8,769

    m Panel 3 = (6 + 8 + 9 + 10)

    = (8,769 + 8,769 + 7,4152 + 8,769)

    = 8,43055

  • 35

    m Panel 4 = (2 + 11 + 12 + 13)

    = (8,769 + 7,4152 + 8,769 + 8,769)

    = 8,43055

    m Panel 5 = (5 + 13 + 14 + 15)

    = (8,769 + 8,769 + 8,769 + 8,769)

    = 8,769

    m Panel 6 = (8 + 15 + 16 + 17)

    = (8,769 + 8,769 + 8,769 + 7,4152)

    = 8,43055

    m Panel 7 = (12 + 18 + 19 + 20)

    = (8,769 + 7,4152 + 8,769 + 8,769)

    = 8,43055

    m Panel 8 = (14 + 20 + 21 + 22)

    = (8,769 + 8,769 + 8,769 + 8,769)

    = 8,769

    m Panel 9 = (16 + 22 + 23 + 24)

    = (8,769 + 8,769 + 8,769 + 7,4152)

    = 8,43055

    m Panel 10 = (19 + 25 + 26 + 27)

    = (8,769 + 7,4152 + 8,769 + 8,769)

    = 8,090

    m Panel 11 = (21 + 27 + 28 + 29)

    = (8,769 + 8,769 + 8,769 + 8,769)

    = 8,769

    m Panel 12 = (23 + 29 + 30 + 31)

    = (8,769 + 8,769 + 7,4125 + 7,4152)

    = 8,090

    m Panel 13 = 1/3 (32 + 4 + 33)

    = 1/3 (19,774 + 8,769 +19,774)

    = 16,105

    m Panel 14 = 1/3 (33 + 7 + 34)

  • 36

    = 1/3 (19,774 + 8,769 +19,774)

    = 16,105

    m Panel 15 = 1/3 (34 + 8 + 35)

    = 1/3 (19,774 + 8,769 +19,774)

    = 16,105

    Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 11.5.3

    Untuk m > 2,0 ..... tp min = 9 cm dan = 1

    h (,

    )

    . 120 mm

    (,

    ).

    120 mm (,

    )

    . 120 mm 87,703 mm .... Oke!

    Untuk m > 2,0 ..... tp min = 9 cm dan = 2,467

    h (,

    )

    . 120 mm

    (,

    ).,

    120 mm (,

    )

    ., 120 mm 67,808 mm .... Oke!

  • 37

    3.3.4 Perhitungan Tebal Pelat Dak

    Gambar 3.17 Nilai Pada Dak

    Lebar Efektif Balok L

    Lebar efektif balok L diambil dari nilai yang paling kecil dari kedua

    perhitungan B efektif

    Ukuran Balok b = 300 mm, h = 400 mm dan tp = 100 mm (Asumsi)

    Be = bw + (h-tp)

    Be = 300 + (400-100)

    Be = 600 mm

    Be = bw + 4.tp

    Be = 300 + 4.100

    Be = 700

  • 38

    Sehingga Be yang digunakan adalah Be = 600 mm

    Gambar 3.18 Balok L Pada Dak

    Lebar efektif balok T

    Lebar efektif balok L diambil dari nilai yang paling kecil dari kedua

    perhitungan B efektif

    Ukuran Balok b = 300 mm, h = 400 mm dan tp = 100 mm (Asumsi)

    Be = bw + 2 (h-tp)

    Be = 300 + 2 (400-100)

    Be = 900 mm

    Be = bw + 8.tp

    Be = 300 + 8.100

    Be = 1100 mm

    Sehingga Be yang digunakan untuk balok T adalah Be = 900 mm

  • 39

    Gambar 3.19 Balok T Pada Dak

    Momen Inersia Balok dan flens

    Ki =

    ..(.

    .

    .)

    .(

    )

    Balok L

    Kl =

    .

    .(.

    .

    .

    )

    .(

    ) Kl = ,.(,,,)

    , Kl = 1,353

    Balok T

    Kt = 19003001.100400.(46.1004004.10040029003001.1004003)

    19003001.(100400) Kt = 10,25.(41,50,250,03125)

    10,5 Kt = 1,130

  • 40

    Menghitung momen Inersia Balok L dan Balok T

    Balok L = Ib1, Ib11, Ib18, Ib25, Ib26, Ib28, Ib30, Ib31, Ib24, Ib17, Ib9,

    Ib32, Ib33, Ib34, Ib35

    Ibl = Kl. .312

    Ibl = 1,353. 300.400312

    Ibl = 2164800000 mm4

    Balok T = Ib2, Ib3, Ib4, Ib5, Ib6, Ib7, Ib8,Ib10,Ib12,Ib13,Ib14, Ib15,

    Ib16, Ib20, ib21, Ib22, Ib23, Ib24, Ib27, Ib29

    Ibt = Kt. .312

    Ibt = 1,130. 300.400312

    Ibt = 1808000000 mm4

    Menghitung Nilai bentang bersih Ln

    Bentang arah melintang

    Ln1 = L1 (bw1+bw2)

    Ln1 = 4000 (300+300)

    Ln1= 3700 mm

    Ln2 = L2- (bw2+bw3)

    Ln2 = 4000 (300+300)

    Ln2 = 3700 mm

    Ln3 = L3 (bw3+bw4)

    Ln3 = 4000 (300 + 300)

    Ln3 = 3700 mm

  • 41

    Bentang arah memanjang

    Ln4 = L4 (bw4+bw5)

    Ln4 = 4000 (300+300)

    Ln4 = 3700 mm

    Ln5 = L5 (bw5+bw6)

    Ln5 = 4000 (300+300)

    Ln5 = 3700 mm

    Ln6 = L6 (bw6+bw7)

    Ln6 = 4000 (300+300)

    Ln6 = 3700 mm

    Ln7 = L7 (bw7+bw8)

    Ln7 = 4000 (300+300)

    Ln7 = 3700 mm

    Menghitung nilai

    panel 1 =

    =

    = 1

    panel 2 =

    =

    = 1

    panel 3 =

    =

    = 1

    panel 4 =

    =

    = 1

    panel 5 =

    =

    = 1

    panel 6 =

    =

    = 1

    panel 7 =

    =

    = 1

    panel 8 =

    =

    = 1

    panel 9 =

    =

    = 1

    panel 10 =

    =

    = 1

  • 42

    panel 11 =

    =

    = 1

    panel 12 =

    =

    = 1

    panel 13 =

    =

    = 2,467

    panel 14 =

    =

    = 2,467

    panel 15 =

    =

    = 2,467

    Menentukan Nilai

    Gambar 3.20 Nilai Pada Dak

  • 43

    Momen Inersia Pelat

    Untuk L = 4000 mm

    I = 112

    (0.5*L) tp3

    I = 112

    (0.5*4000) 1203

    I = 288000000 mm4

    Nilai untuk 1, 11, 18, 25, 26, 28, 30, 31, 24, 17, 9

    = .. = 2164800000288000000 = 7,516

    Nilai untuk 2, 3, 4, 5, 6 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16,

    19, 20, 21, 22, 23, 27, 29

    = .. = 1808000000288000000 = 6,27

    Untuk L = 1500 mm

    I = 112

    (0.5*L) tp3

    I = 112

    (0.5*1500) 1203

    I = 108000000 mm4

    Nilai untuk 32, 33,34, 35

    = .. = 2164800000108000000 = 20,044

  • 44

    Tabel 3.2 Hasil perhitungan nilai pada lantai

    No Nilai No Nilai

    1 1 7,516 19 19 6,27

    2 2 6,27 20 20 6,27

    3 3 6,27 21 21 6,27

    4 4 6,27 22 22 6,27

    5 5 6,27 23 23 6,27

    6 6 6,27 24 24 7,516

    7 7 6,27 25 25 7,516

    8 8 6,27 26 26 7,516

    9 9 7,516 27 27 6,27

    10 10 6,27 28 28 7,516

    11 11 6,27 29 29 6,27

    12 12 6,27 30 30 7,516

    13 13 6,27 31 31 7,516

    14 14 6,27 32 32 20,044

    15 15 6,27 33 33 20,044

    16 16 6,27 34 34 20,044

    17 17 7,516 35 35 20,044

    18 18 7,516

    m Panel 1 = (1 + 2 + 3 + 4)

    = (7,516 + 6,27 + 6,27 + 6,27)

    = 6,5815

    m Panel 2 = (3 + 5 + 6 + 7)

    = (6,27 +6,27 + 6,27 + 6,27)

    = 6,27

    m Panel 3 = (6 + 8 + 9 + 10)

    = (6,27 + 6,27 + 7,516 + 6,27)

    = 6,5815

  • 45

    m Panel 4 = (2 + 11 + 12 + 13)

    = (6,27+ 7,516 + 6,27 + 6,27)

    = 6,27

    m Panel 5 = (5 + 13 + 14 + 15)

    = (6,27 +6,27 + 6,27 + 6,27)

    = 6,27

    m Panel 6 = (8 + 15 + 16 + 17)

    = (6,27 + 6,27 + 7,516 + 6,27)

    = 6,27

    m Panel 7 = (12 + 18 + 19 + 20)

    = (6,27+ 7,516 + 6,27 + 6,27)

    = 6,5815

    m Panel 8 = (14 + 20 + 21 + 22)

    = (6,27 +6,27 + 6,27 + 6,27)

    = 6,27

    m Panel 9 = (16 + 22 + 23 + 24)

    = (6,27 +6,27 + 6,27 + 7,516)

    = 6,5815

    m Panel 10 = (19 + 25 + 26 + 27)

    = (6,27+ 7,516 + 6,27 + 7,516)

    = 6,893

    m Panel 11 = (21 + 27 + 28 + 29)

    = (6,27+ 7,516 + 6,27 + 6,27)

    = 6,27

    m Panel 12 = (23 + 29 + 30 + 31)

    = (6,27+ 7,516 + 6,27 + 7,516)

    = 6,893

    m Panel 13 = 1/3 (32 + 4 + 33)

    = 1/3 (20,044 + 7,516 +20,044)

    = 15,868

    m Panel 14 = 1/3 (33 + 7 + 34)

  • 46

    = 1/3 (20,044 + 7,516 +20,044)

    = 15,868

    m Panel 15 = 1/3 (34 + 8 + 35)

    = 1/3 (20,044 + 7,516 +20,044)

    = 15,868

    Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pasal 11.5.3

    Untuk m > 2,0 ..... tp min = 9 cm dan = 1

    h Ln(0,81500)

    369. 100 mm

    3700(0,8 4001500)369.1

    100 mm 3700(0,8 4001500)

    369.1 100 mm 87,703 mm .... Oke!

    Untuk m > 2,0 ..... tp min = 9 cm dan = 2,467

    h Ln(0,81500)

    369. 120 mm

    3700(0,8 4001500)369.2,467

    120 mm 3700(0,8 4001500)

    369.2,467 120 mm 67,808 mm .... Oke!

  • 47

    Tabel 3.3 Hasil Preliminary Desain

    No Perhitungan Dimensi

    B (cm) H (cm)

    1 Balok lantai 30 40

    2 Balok dak 20 30

    3 Kolom 30 30

    4 Pelat Lantai Tebal = 12 Cm

    5 Pelat Dak Tebal = 10 Cm

  • 48

    3.4 Perhitungan Pembebanan

    Gambar 3.21 Diagram Pembebanan Pada Pelat Lantai

    Perhitungan pembebanan portal arah melintang dan memanjang

    Beban pada Balok Lantai

    Pembebanan pada pelat dipengaruhi oleh:

    Beban mati

    Berat sendiri pelat lantai (t=12 cm) = 0.12 x 2400 = 288 kg/m2

    Berat sendiri ubin dan plesteran = 24 + 21 = 45 kg/m2

    Berat plafond + penggantung = 11 + 7 = 18 kg/m2

    qDL = 351 kg/m2

  • 49

    Beban hidup

    Beban hidup untuk ruko = 250 kg/m2 +

    qLL = 250 kg/m2

    Beban ultimit yang bekerja pada pelat lantai:

    q pelat = 1.2 qDL + 1.6 qLL

    = 1.2 (351) + 1.6 (250)

    = 821.2 kg/m2

    1. Beban dari pelat lantai

    Intensitas beban segitiga

    Pelat tipe P1, ukuran 4mx4m:

    q = q pelat x Lx = (821.2) 4 = 1642.4 kg/m

    2. Beban dari Cantilever

    Intensitas beban segitiga

    Pelat tipe P2 ukuran 4m x 1,5m:

    q = q pelat x Lx = (821.2) 1,5 = 615.9 kg/m

    Intensitas beban Trapesium

    q = q pelat x Lx = (821.2) 1,5 = 615.9 kg/m

    3. Beban dinding setengah bata (h=4m)

    q = 1.2 (250(4-0.35)) = 1245 kg/m

    4. Berat sendiri balok (30/40)

    q = 1.2 (0.3(0.4-0.12)2400) = 241.92 kg/m

    Beban pada Balok Atap

    Pembebanan pada pelat dipengaruhi oleh:

    Beban mati

    Berat sendiri pelat lantai (t=12 cm) = 0.12 x 2400 = 288 kg/m2

    Berat plafond + penggantung = 11 + 7 = 18 kg/m2

    Waterproofing = 0.01 x 2200 = 22 kg/m2 +

    qDL = 328 kg/m2

  • 50

    Beban hidup

    Beban air hujan = 40 kg/m2

    Beban hidup = 100 kg/m2 +

    qLL = 140 kg/m2

    Beban ultimit yang bekerja pada pelat dak:

    q pelat = 1.2 qDL + 1.6 qLL

    = 1.2 (328) + 1.6 (140)

    = 617.6 kg/m2

    1. Beban dari pelat dak

    Intensitas beban segitiga

    Pelat tipe P1, ukuran 4mx4m:

    q = q pelat x Lx = (617.6) 4 = 1235.2 kg/m

    2. Beban dari Cantilever

    Intensitas beban segitiga

    Pelat tipe P2 ukuran 4m x 1,5m:

    q = q pelat x Lx = (617.6) 1,5 = 463,2 kg/m

    Intensitas beban Trapesium

    q = q pelat x Lx = (617.6) 1,5 = 463.2 kg/m

    3. Berat sendiri balok (20/30)

    q = 1.2 (0.2(0.3-0.10)2400) = 115.2 kg/m

  • 51

    Gambar 3.22 Rangka Portal Melintang (Portal A1-A4)

    Pembebanan pada portal tepi arah melintang (Portal A1-A4) dipengaruhi

    oleh:

    Lantai

    1. Beban merata dari dinding dan berat sendiri balok:

    qu1 = 1245 + 241.92 = 1486.92 kg/m

    2. Beban segitiga dari pelat lantai

    qu2 = 1642.4 kg/m

  • 52

    3. Beban dari kantilever

    qu3 = 615.9 kg/m

    Dak

    1. Berat sendiri balok:

    qu1 = 115.2 kg/m

    2. Beban segitiga dari pelat dak

    qu2 = 1235.2 kg/m

    3. Beban dari kantilever

    qu3 = 463.2 kg/m

    Gambar 3.23 Rangka Portal (Portal E1-E4)

  • 53

    Pembebanan pada portal tepi arah melintang (Portal E1-E4) dipengaruhi

    oleh:

    Lantai

    1. Beban merata dari dinding dan berat sendiri balok:

    qu1 = 1245 + 241.92 = 1486.92 kg/m

    2. Beban segitiga dari pelat lantai

    qu2 = 1642.4 kg/m

    Dak

    1. Berat sendiri balok:

    qu1 = 115.2 kg/m

    2. Beban segitiga dari pelat dak

    qu2 = 1235.2 kg/m

  • 54

    Gambar 3.24 Portal Melintang (Portal B1-B4; C1-C4;D1-D4)

    Pembebanan pada portal tengah arah melintang (Portal B1-B4 ; C1-C4 ; D1-

    D4) dipengaruhi oleh:

    Lantai

    1. Beban merata dari dinding dan berat sendiri balok:

    qu1 = 1245 + 241.92 = 1486.92 kg/m

    2. Beban segitiga dari pelat lantai

    qu2 = 1642.4 kg/m

    3. Beban segitiga dari pelat lantai

  • 55

    qu3 = 1642.4 kg/m

    Dak

    1. Berat sendiri balok:

    qu1 = 115.2 kg/m

    2. Beban segitiga dari pelat dak

    qu2 = 1235.2 kg/m

    3. Beban segitiga dari pelat dak

    qu3 = 1235.2 kg/m

    Gambar 3.25 Rangka Portal Memanjang (Portal 1A-1E; 4A-4E)

    Pembebanan pada portal tepi arah memanjang (Portal 1A-1E ; 4A-4E)

    dipengaruhi oleh:

  • 56

    Lantai

    1. Beban merata dari dinding dan berat sendiri balok:

    qu1 = 1245 + 241.92 = 1486.92 kg/m

    2. Beban segitiga dari pelat lantai

    qu2 = 1642.4 kg/m

    3. Beban dari kantilever

    qu3 = 615.9 kg/m

    4. Beban titik dari kantilever

    P = 1000.8375 kg

    Dak

    1. Berat sendiri balok:

    qu1 = 115.2 kg/m

    2. Beban segitiga dari pelat dak

    qu2 = 1235.2 kg/m

    3. Beban dari kantilever

    qu3 = 463.2 kg/m

    4. Beban titik dari kantilever

    P= 752.7 kg

  • 57

    Gambar 3.26 Rangka Portal Memanjang (Portal 2A-2E; 3A-3E)

    Pembebanan pada portal tengah arah memanjang (Portal 2A-2E ; 3A-3E)

    dipengaruhi oleh:

    Lantai

    1. Beban merata dari dinding dan berat sendiri balok:

    qu1 = 1245 + 241.92 = 1486.92 kg/m

    2. Beban segitiga dari pelat lantai

    qu2 = 1642.4 kg/m

    3. Beban segitiga dari pelat lantai

    qu3 = 1642.4 kg/m

    4. Beban dari kantilever

    qu4 = 615.9 kg/m

  • 58

    Dak

    1. Berat sendiri balok:

    qu1 = 115.2 kg/m

    2. Beban segitiga dari pelat dak

    qu2 = 1235.2 kg/m

    3. Beban segitiga dari pelat dak

    qu3 = 1235.2 kg/m

    4. Beban dari kantilever

    qu4 = 463.2 kg/m

    3.5 Perhitungan Analisa Struktur Menggunakan SAP 2000 Versi 14 3.5.1 Asumsi Asumsi Dasar dalam Analisa Struktur menggunakan

    Software SAP 2000 Versi 14

    a. Pada perhitungan analisa struktur menggunakan bantuan software

    SAP 2000 Versi 14, portal dianalisa sebagai dua dimensi, dan

    diambil bentang tengah baik melintang maupun memanjang,

    karena pada bentang tengah tersebut merupakan pembebanan yang

    paling besar sehingga tentunya akan mengakibatkan nilai momen

    yang terbesar.

    b. Digunakan hanya satu Load Pattern yaitu Ultimit Load dan tidak

    dicantumkan Modal pada Load Case. Pada Load Combination

    hanya terdapat satu kombinasi yaitu Ultimit Load dengan Intensitas

    1. Dasar dari pengambilan asumsi tersebut dikarenakan pada

    perhitungan sebelumnya telah dilakukan perhitungan mengenai

    pembebanan yang mencakup berat balok itu sendiri, beban mati

    dan beban hidup yang bekerja (telah difaktorkan).

    c. Pada input Section Properties diasumsikan bahwa untuk balok nilai

    ds = 40 mm, diameter tulangan sengkang = 10 mm, diameter

    tulangan utama = 16 mm

  • 59

    d. Pada input Section Properties diasumsikan bahwa untuk kolom

    nilai ds = 40 mm, diameter tulangan sengkang = 10 mm, diameter

    tulangan utama = 16 mm dan jarak antar sengkang = 150 mm.

    3.5.2 Langkah Analisa Struktur Menggunakan SAP 2000 Versi 14

    Langkah pengerjaan perancangan ini adalah:

    1. Membentuk geometri

    2. Menentukan bahan/material

    3. Menentukan bentuk penampang yang digunakan

    4. Menentukan kondisi pembebanan

    5. Mengaplikasikan penampang pada geometri

    6. Mengaplikasikan pembebanan.

    7. Running

    8. Membaca Output

    3.6 Hasil Output Analisis Struktur Hasil Output Analisis Struktur yang didapatkan berupa nilai Joint

    Output, Frame Output, Element Output, yang selengkapnya akan ditampilkan

    pada lampiran.

  • 60

    Gambar Input Pembebanan

    Gambar 3.27 Pembebanan Portal Melintang

    Satuan dalam KNm

    Gambar 3.28 Pembebanan Portal Memanjang

    Satuan dalam KNm

  • 61

    Hasil Output gaya-gaya dalam :

    Gambar 3.29 Diagram Momen Portal Melintang

    Satuan dalam KNm

    Gambar 3.30 Diagram Lintang Portal Melintang

    Satuan Dalam KNm

  • 62

    Gambar 3.31 Diagram Normal Portal Melintang

    Satuan Dalam KNm

    Gambar 3.32 Reaksi Perletakan Portal Melintang

    Satuan Dalam KNm

  • 63

    Gambar 3.33 Deformasi Portal Melintang

    Satuan Dalam KNm

    Didapat Nilai ledutan maximum yaitu 1,035 mm.

    Gambar 3.34 Diagram Momen Portal Memanjang

    Satuan dalam KNm

  • 64

    Gambar 3.35 Diagram Lintang Portal Memanjang

    Satuan dalam KNm

    Gambar 3.36 Diagram Normal Portal Memanjang

    Satuan dalam KNm

  • 65

    Gambar 3.37 Reaksi Perletakan Portal Melintang

    Satuan Dalam KNm

    Gambar 3.38 Deformasi Portal Melintang

    Satuan Dalam KNm

    Didapat nilai lendutan maximum yaitu = 1,042 mm

  • 66

    3.7 Desain Beton Bertulang Menggunakan SAP 2000 Versi 14 3.7.1 Asumsi Asumsi Dasar dalam perancangan dengan Software SAP

    2000 Versi 14

    Pada View/Revise Preference digunakan peraturan ACI 318-99

    karena peraturan perencanaan di Indonesia (SNI 03-2847-2002)

    mengadopsi pperauturan tersebut. Terdapat bebarapa nilai yang diubah

    yaitu Phi (Bending - Tension) = 0,8 , Phi (Compression Tied) = 0,65 ,

    Phi (Compression Spiral) = 0,7 , Phi (Shear) = 0,75.

    3.7.2 Langkah Desain Menggunakan SAP 2000 Versi 14

    Langkah pengerjaan perancangan ini adalah:

    1. Run Analisis

    2. View/Revise Preference

    3. Select All

    4. View/Revise Overwrites (pilih Sway Ordinary)

    5. Start Desain

    6. Verify All Members passed

    7. Jika poin 4 tidak terpenuhi, maka perlu dilakukan perubahan pada

    frame section

    3.8 Hasil Output Desain Hasil Output desain berupa AS perlu tulangan yang diperlukan, yang

    selengkapnya akan ditampilkan pada lampiran.

  • 67

    Gambar 3.9.1 Hasil Desain Portal Melintang

    Satuan dalam Nmm

    Gambar 3.9.2 Hasil Desain Portal Memanjang

    Satuan Dalam Nmm

  • 68

    3.9 Perhitungan Jumlah Tulangan Pada perhitungan penulangan hanya diambil satu balok, sehingga

    dipilih balok lantai tepi pada portal melintang. Telah disebutkan sebelumnya

    jika pada desain akan didapatkan As perlu penulangan, selanjutnya untuk

    menghitung jumlah tulangan yang dipakai.

    As perlu = 354 mm2

    Diameter tulangan (t) = 16 mm (asumsi awal)

    Perhitungan jumlah tulangan :

    n = ,..

    n = ,..

    n = 1,76 buah tulangan

    Sehingga n yang digunakan = 2 buah tulangan

    As terpasang = 2. 0,25..t2

    = 2. 0,25. .162 = 402,124 mm2

    Kontrol Kapasitas Momen

    Kt = . . ,.

    Kt = ,. . ,.

    Kt = 0,0737

    Mnt = Ast.fy.d.(1- .k)

    Mnt = 402,124.400.342(1- .0,0737)

    Mnt = 52983423,95 Nmm

    Mnt = 52,983 KNm > 33,57 KNm. (OKE!)

  • 69

    3.10 Perhitungan Perbandingan Dengan Menggunakan Beton 2000 Pada perhitungan penulangan salah satu balok dengan menggunakan

    bantuan software Beton 2000, didapatkan As perlu = 347,470 mm2. Terjadi

    sedikit perbedaan nilai As perlu terhadap perhitungan dengan SAP 2000

    V.14 yaitu nilai As perlu = 354 mm2. Nilai As perlu pada penggunaan

    software Beton 2000 tersebut terjadi karena, masih menggunakan peraturan

    terdahulu yaitu SNI 03-2847-1992. Sedangkan pada perencanaan dibantu

    software SAP 2000 V.14 ini, preference telah disesuaikan dengan SNI 03-

    2847-2002. Namun jika dihitung jumlah tulangannya akan dihasilkan

    jumlah tulangan sebanyak 2 buah.

    3.12 Perhitungan Perbandingan dengan Cara Manual

    Pada perhitungan secara manual, perlu didapatkan terlebih dahulu

    momen desain, yaitu :

    Mdesain = Mult 1/6.Q.a

    Dimana :

    Mult = Momen ultimit (KN.m)

    Q = Gaya Lintang (KN)

    a = 0,3 (Konstanta)

    Mdesain = 33570223 1/6. 54644,22.0,3

    = 33567490,79

    a. Menghitung nilai 1

    1 = 0.85 ; untuk fc30 MPa

    b. Menentukan momen nominal maksimum (Mn1)

    - Menghitung nilai kmaks

    kmaks = 0,75 (1 ) = 0,75 (0,85

    )

    = 0,3825

  • 70

    - Menghitung kapasitas momen Mn1

    Mn1 = 0,85. . ...(1 ) =0,85.25.300. 342.0,3825.(1- 0,3825) = 230663105,3 Nmm

    c. Analisis apakah perlu tulangan rangkap

    - Menghitung nilai momen nominal (Mn)

    Mn = ()

    = 33567490,79,

    = 41959363,49

    Mn2 = Mn Mn1

    = 41959363,49-230663105,3

    =-188703741,5

    Mn2 < 0 ; cukup dipakai tulangan tunggal

    d. Menghitung nilai kperlu

    kperlu = 1 1 .. .. = 1 1 .,

    .... = 0,0579

    e. Menghitung luas tulangan tarik perlu (Asperlu)

    Asperlu =

    ..(

    ) = ,

    ..(,

    ) =315,864

  • 71

    f. Pilih tulangan dengan syarat Ast Asperlu

    Digunakan tulangan D16

    n =

    .. =,

    ..

    = 1,570

    Jadi digunakan 2D16 ; Ast = 402,124

    Ast Asperlu (oke!)

    g. Menghitung perlu

    perlu = .

    = ,.

    = 0,00032

    h. Menghitung nilai rasio tulangan maksimum

    maks = 0.75 b

    b = ..

    . . ( )

    = ..

    . 0,85. (

    ) = 0,0270

    maks = 0,75.0,0270

    =0,0203

    i. Menghitung nilai rasio tulangan minimum

    - Untuk fc30 MPa

    min = .

    = .

    = 0,0035

  • 72

    erlu < min ; maka :

    * =

    =

    . 0,00032 = 0,000426

    * >< perlu Jadi = 0,0035

    j. Kontrol kapasitas momen, syarat: Mnt Mn

    kt = . .. = ..

    = 0,0035 ..

    = 0,00658

    Mnt = Ast.fy.d.(1 2 ) = 402,124.400.342.(1-0.00658/2)

    = 53198450,53 Nmm

    Mnt > Mn

    53198450,53 > 41959363,49 (Oke!)

    h. Kontrol syarat daktalitas

    min maks

    0,0035 0,0035 0,0203 (Oke!)

    Pada perbandingan perhitungan secara manual didapatkan As perlu

    = 315,864 mm2, nilai tersebut lebih kecil dari pada nilai As perlu yang

    dihasilkan oleh perhitungan menggunakan SAP2000 V.14 yaitu = 354 mm2.

    Hal tersebut seharusnya tidak terjadi, pada perhitungan manual ataupun

    input data mungkin terjadi sedikit kesalahan, namun jumlah tulangan yang

    digunakan tetap sama yaitu berjumlah dua buah.

  • 73

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Kesimpulan SAP 2000 merupakan program versi terakhir yang paling lengkap

    dari seri-seri program analisis struktur SAP, baik SAP80 maupun SAP90.

    keunggulan program SAP2000 antara lain ditunjukan dengan adanya

    fasilitas untuk desain elemen, baik untuk material baja maupun beton.

    Penggunaan SAP2000 dapat mempermudah perancangan suatu

    bangunan, dan hasil yang didapat dari perhitungannya cukup akurat, dalam

    perhitungan sebelumnya terdapat pembuktian mengenai hal ini, meskipun

    terjadi sedikit perbedaan mengenai As perlu namun jumlah tulangan yang

    digunakan tetap sama.

    4.2 Saran Pada desain dengan menggunakan bantuan software SAP2000 harus

    diperhatikan mengenai preference, harus disesuaikan dengan peraturan

    pembangunan yang berlaku (SNI 03-3847 -2002).

    Momen yang dihasilkan pada perhitungan anakisa struktur dalam

    SAP merupakan momen ultimit sehingga harus difaktorkan lagi untuk

    mencari momen desain apabila hendak dilakukan perhitungan secara

    manual untuk mendapatkan nilai ASperlu.

  • 74

    DAFTAR PUSTAKA

    Pramono, Hadi. 12 Tutorial dan Latihan Desain Konstruksi dengan SAP2000 Versi 9.0. Yogyakarta: Penerbit ANDI.2007

    Wigroho, Haryanto Y. Analisis dan Perancangan Struktur Frame Menggunakan SAP2000 Versi 7.42.Yogyakarta: Penerbit ANDI. 2001.