bab i,ii,iii

73
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku hidup bersih dan sehat sangat erat kaitannya dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya yang meliputi makan dengan menu seimbang, olah raga teratur, istirahat cukup, dan kebersihan diri (notoatmojo, 2003). Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh individu dan kebiasaan. Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, di mana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan. Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan keluarga 1

Upload: dwi-pratiwi

Post on 03-Oct-2015

219 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bb

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku hidup bersih dan sehat sangat erat kaitannya dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya yang meliputi makan dengan menu seimbang, olah raga teratur, istirahat cukup, dan kebersihan diri (notoatmojo, 2003). Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh individu dan kebiasaan.Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, di mana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan. Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan keluarga akan pentingnya kebersihan diri tersebut sangat diperlukan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan pengkajian tentang kebutuhan hygiene pada pasien yang penulis angkat dalam judul Konsep Dasar serta Asuhan Keperawatan pada Kebutuhan Hygiene.

1.2 Rumusan Masalah1. Apakah pengertian personal hygiene ?2. Apakah tujuan dari personal hygiene ?3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene ?4. Apa saja macam dan jenis-jenis personal hygiene ?5. Bagaimana dampak yang sering muncul dari personal hygiene ?6. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada kebutuhan hygiene ?1.3 TujuanTujuan dari makalah ini adalah,1. Untuk mengetahui pengertian dari personal hygiene2. Untuk mengetahui tujuan dari personal hygiene3. Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene4. Untuk mengetahui macam dan jenis-jenis personal hygiene5. Untuk mengetahui dampak yang sering muncul dari personal hygiene6. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada kebutuhan hygiene

1.4 Sistematika PenulisanSistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut,BAB I PENDAHULUANBAB II PEMBAHASANBAB III PENUTUP

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Personal HygienePersonal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Menurut beberapa ahli :a. Sjarifuddin Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan. Sjarifudin. 1979 (dalam Basyar.2005) b. Efendy Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan,sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. (dalam Astutiningsih, 2006)c. Depkes Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).d. NurjannahDefisit perawatan diri adalah gangguankemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias,makan, toileting)

e. Poter. PerryMenurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah 2006 )

Hygiene (kebersihan) sangat dikaitkan pada saat seseorang sakit, karena seseorang yang sakit biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena menganggap masalah kebersihan adalah masalah kecil, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena itu hendaknya setiap orang selalu berusaha supaya personal hygiennya dipelihara dan ditingkatkan. Kebersihan dan kerapian sangat penting dan diperlukan agar seseorang disenangi dan diterima dalam pergaulan, tetapi juga karena kebersihan diperlukan agar seseorang dapat hidup secara sehat.

2.2 Tujuan Personal Hygienea. Meningkatkan derajat kesehatan seseorangb. Memperbaiki personal hygiene yang kurangc. Pencegahan penyakitd. Meningkatkan percaya diri seseorange. Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan bakterif. Menghilangkan bau badan yang berlebihang. Memelihara integritas permukaan kulith. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darahi. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien j. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.k. Menciptakan keindahan2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal HygieneSikap seseorang melakukan hygiene perorangan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti citra tubuh, praktik sosial, status sosioekonomi, pengetahuan, variabel kebudayaan, pilihan pribadi, dan kondisi fisik.a. Citra tubuhPenampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene.b. Praktik sosialKelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan. Remaja dapat menjadi lebih perhatian pada hygiene seperti ketertarikan mereka pada teman kencannya. Selanjutnya dalam kehidupan, teman-teman dan kelompok kerja membentuk harapan orang mengenai penampilan pribadi mereka dan perawatan yang dilakukan dalam mempertahankan hygiene yang adekuat. c. Status sosioekonomiSumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social klien.d. PengetahuanPengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotivasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.e. Variabel kebudayaanKepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di Amerika Utara, misalnya banyak orang menggunakan shower sehari-hari atau bak mandi. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu. Dalam merawat klien dengan praktik higienis yang berbeda, perawat menghindari menjadi pembuat keputusan atau mencoba untuk menentukan standar kebersihannya. f. Pilihan pribadiSetiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi. Klien juga memiliki pilihan mengenai bagaimana melakukan hygiene. Pilihan klien harus membantu perawat mengembangkan rencana perawatan yang lebih individu.Perawat tidak mencoba untuk mengubah pilihan klien kecuali hal itu akan mempengaruhi kesehatan klien.

g. Kondisi fisikOrang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi. Seorang klien yang menggunakan gips pada tangannya atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk mandi yang lengkap. Kondisi neurologis, paru-paru, dan metabolik yang serius dapat melemahkan atau menjadikan klien tidak mampu dan memerlukan perawat untuk melakukan perawatan higienis total.

2.4 Macam dan Jenis-jenis Personal Hygiene2.4.1 Macam-macam personal hygienea. Perawatan KulitKulit merupakan organ yang aktif yang berfungsi sebagai pelindung, sekresi, ekskresi, pengatur temperature, dan sensasi. Kulit memiliki tiga lapisan utama, yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Epidermis (lapisan luar) disusun dari beberapa lapisan tipis dari sel yang mengalami tahapan berbeda dari maturasi. Ini melindungi jaringan yang dibawahnya terhadap kehilangan cairan dan cedera mekanis maupun kimia serta mencegah masuknya mikroorganisme yang memproduksi penyakit .Pelindung paling dalam dari epidermis menghasilkan sel baru yang berpindah perlahan ke permukaan epidermal, atau lapisan atas yang disebut stratum korneum. Selain itu, epidermis juga terdiri dari melanosit yang memproduksi melanin, yang membuat beberapa orang berkulit gelap.Dermis merupakan lapisan kulit yang lebih tebal yang terdiri dari ikatan kolagen dan serabut elastik untuk mendukung epidermis. Lapisan jaringan subkutan terdiri dari pembuluh darah, saraf, limfe, dan jaringan penyambung halus yang terisi dengan sel-sel lemak. Jaringan subkutan memberikan dukungan untuk lapisan atas kulit, yang memungkinkan untuk menahan stress dan tekanan tanpa cedera.Kulit yang baik akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga perlu dirawat. Pada masa yang modern sekarang ini tersedia berbagai cara modern pula berbagai perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit, yaitu pembersihan badan dengan cara mandi. Perawatan kulitdilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.Tentu saja dengan air yang bersih. Perawatan kulit merupakan keharusan yang mendasar (Depdikbud, 1986:23).Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidakada bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur (fleksibel)

b. Perawatan rambut Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi, penyakit tertentu, serta obat-obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut dari klien imobilisasi akan terlihat menjadi kusut, karena klien tidak mampu untuk memelihara/merawat rambutnya sehari-hari. Menyikat, menyisir, dan bersampo adalah cara dasar higienis untuk semua klien. Klien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. c. Perawatan mata, hidung, dan telinga Klien yang memiliki masalah khusus yang memerlukan pembersihan mata, hidung, telinga sepanjang hari, diharapkan mendapat perhatian khusus untuk membersihkan organ tersebut dengan berpusat pada pencegahan infeksi dan pemeliharaan fungsi organ normal klien. 1). Mata Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap digunakan sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering yang tidak dapat diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka perawat dapat meletakkan kain yang lembab atau kapas pada margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan sekresi. Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan cedera serius. Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila refleks berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup total. Mata dapat dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin steril. Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh dai dokter. Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil digunakan pada mata karena dapat meyebabkan cedera kornea.

2). TelingaHygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran bila substansi lilin atau benda asing berkumpul pada kanal telinga luar yang mengganggu konduksi suara. Khususnya pada lansia rentan terkena masalah ini. Ketika merawat klien yang menggunakan alat bantu pendengaran, perawat menginstruksikan klien pada pembersihan dan pemeliharaan yang tepat seperti halnya teknik komunikasi yang meningkatkan pendengaran kata yang diucapkan.3). Hidung Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan. Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak.

d. Perawatan gigi dan mulutMulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna makanan. Mulut berupa suatu rongga yang dibatasi oleh jaringan lunak, dibagian belakang berhubungan dengan tengggorokan dan didepan ditutup oleh bibir. Lidah terdapat didasar rongga mulut terdiri dari jaringan yang lunak dan ujung-ujung syaraf pengecap. Gigi terdiri dari jaringan keras yang terdapat di rahang atas dan bawah yang tersusun rapi dalam lengkungan (Depdikbud, 1986:33).Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perlu dihaluskan. Makanan tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan sebagai pencampur makanan,penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan baik dan berperan sebagai indera perasa dan pengecap. Penampilan wajah sebagian ditentukan oleh tata letak gigi. Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, maka mulut dan gigi juga perlu perawatan yang teratur yang sudah dilakukan sejak kecil. Untuk pertumbuhan gigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineral seperti zat kapur, makanan dalam bentuk buah-buahan yang mengandung vitamin A atau C. Selain itu, menggosok gigi merupakan upaya atau cara yang terbaik untuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali dalam sehari yaitu pagi dan malah hari sebelum tidur. Dengan menggosok gigi yang teratur dan benar maka plak yang adapada gigi akan hilang. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya,gigi tidak berlubang dan didukung oleh gusi yang kencang danberwarna merah muda.

e. Perawatan perineumTujuan perawatan perineum adalah untuk mencegah dan mengontrol infeksi, mencegah kerusakan pada kulit, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan kebersihan diri. Pada wanita, perawatan perineum dilakukukan dengan membersihkan area genitalia eksterna pada saat mandi. Umumnya, wanita lebih suka melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain apabila mereka mampu secara fisik. Sedangkan pada pria, perawatan yang sama juga dilakukan dua kali sehari saat mandi, terutama pada mereka yang belum disirkimsisi. Adanya kulup pada penis menyebabkan urin mudah terkumpul disekitar glans penis. Kondisi ini lama kelamaan dapat menyebabkan berbagai penyakit, contohnya kanker penis.

f. Perawatan kaki dan kukuKaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Masalah kaki dan kuku sering terjadi karena perawatan yang salah atau kurang terhadap kuku kaki dan kuku tangan.Oleh karena itu,kuku jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor dapat menjadisarang kuman penyakit yang selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh yang lain.

2.4.2 Jenis-jenis personal hygieneMenurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya dibagi menjadi empat yaitu:a. Perawatan dini hari Merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengam-bilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak mampu ambulasi, mempersiapkan pasien dalam melakukan sarapan atau makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene, seperti mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut, b. Perawatan pagi hari Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan sarapan atau makan pagi seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB/BAK), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.c. Perawatan siang hari Merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siangdimana pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari. Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien. d. Perawatan menjelang tidurMerupakan personal hygiene yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB/BAK), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, danmemijat daerah punggung. 2.5 Dampak yang Sering Muncul dari Personal Hygienea. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah:1.Gangguan intergritas kulit2.Gangguan membrane mukosa mulut3.Infeksi pada mata dan telinga4.Gangguan fisik pada kuku.b. Dampak psikososialMasalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah : 1.Gangguan kebutuhan rasa nyaman2.Kebutuhan dicintai dan mencintai3.Kebutuhan harga diri4.Aktualisasi diri5.Gangguan interaksisosial.

2.6 Asuhan Keperawatan pada Kebutuhan Hygienea. Proses Keperawatan pada Hygiene KulitA. Pengkajian 1) Riwayat KeperawatanData mengenai praktik perawatan kulit klien memampukan perawat untuk menyertakan kebutuhan dan pilihan klien semaksimal mungkin dalam rencana asuhan. Andrews dan Boyle (2003) menyatakan bahwa orang pada kebanyakan budaya di Amerika Serikat dan Kanada mencoba menyamarkan bau tubuh alami dengan mandi yang sering dan menggunakan deodoran, kolonye, atau parfum. Imigran dari negara lain memiliki kesulitan mendapatkan sumber air sehingga mandi lebih jarang dibandingkan orang dari negara-negara yang sumber airnya lebih mudah didapatkan.Pengkajian kemampuan klien dalam melakukan perawatan diri menentukan jumlah bantuan perawatan yang diperlukan dan jenis mandi (mis., mandi di tempat tidur, di bak mandi, atau pancuran) yang paling baik untuk klien. Hal lain yang harus dipertimbangkan meliputi keseimbangan klien (jika mandi di bak mandi atau pancuran), kemampuan duduk tanpa disangga (mandi di bak mandi atau tempat tidur), toleransi aktivitas, koordinasi, kekuatan otot yang adekuat, rentang gerak sendi yang tepat, penglihatan, dan pilihan klien. Kognisi dan motivasi juga harus dipertimbangkan. Klien yang fungsi kognitifnya terganggu atau penyakitnya memengaruhi tingkat energi dan motivasi biasanya akan memerlukan bantuan yang lebih banyak. Perawat juga harus menentukan tingkat fungsional klien dan mempertahankan dan meningkatkan kemandirian klien semaksimal mungkin. Hal ini juga memampukan perawat untuk mengidentifikasi potensi klien dalam pertumbuhan dan rehabilitasi. Ada beberapa model tingkat fungsional perawatan diri.Adanya masalah kulit yang lalu atau sekarang menyadarkan perawat terhadap intervensi keperawatan yang spesifik atau perujuk yang mungin dibutuhkan klien. Banyak kondisi perawatan kulit berimplikasi dalam perawatan higienik. Klien dapat memberikan gambaran akan kondisi tersebut selama wawancara pengkajian riwayat keperawatan, atau perawat dapat mengamatinya selama pemeriksaan fisik selanjutnya. Pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan data klien tentang praktik keperawatan kulit, kemampuan merawa diri, dan masalah kulit klien ditunjukkan pada wawancara pengkajian.2) Pengkajian FisikPengkajian fisik pada kulit, yang meliputi inspeksi dan palpasi. Perawat sering memiliki kesempatan untuk mengumpulkan data mengenai warna kulit, keseragaman warna kulit, tekstur, torgor, suhu, keutuhan, dan lesi pada kulit ketika memberikan bantuan pada klien saat mandi dan saat melakukan perawatan higienik lainnya.

B. Diagnosa keperawatanDiagnosis Defisit Perawatan Diri digunakan untuk klien yang mengalami masalah perawatan higiene. Tiga dari empat diagnosis defisit perawatan diri NANDA, yaitu Defisit Perawatan Diri: Mandi/Higiene, Defisit Perawatan Diri: Berpakaian/Berias, dan Defisit Perawatan Diri: Eliminasi.Kesulitan yang dihadapi oleh klien dalam melakukan aktivitas mandi termasuk ketidakmampuan untuk membersihkan tubuh atau bagian tubuh, untuk mendapatkan atau mencapai sumber air, dan mengatur suhu atau aliran air. Kesulitan berpakaian atau berias termasuk keidakmampu-an untuk mendapatkan, mengenakan, melepaskan, mengencangkan, atau memindahkan bagian-bagian pakaian; dan untuk mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan. Masalah eliminasi mencakup kesulitan mencapai toilet atau kursi buang air atau untuk duduk dan bangun dari toilet. Selain itu, klien dapat mengalami masalah dalam memanipulasi pakaian untuk eliminasi, melakukan higiene setelah eliminasi dengan benar, atau menyiram toilet atau mengosongkan kursi buang air. Alasan (etiologi atau faktor terkait) untuk masalah ini beragam.Contoh diagnosis yang terkait antara lain:1. Defisiensi Pengetahuan yang berhubungan dengan:a. Kurang pengalaman dengan masalah kulit (jerawat) dan pentingnya mencegah infeksi sekunder.b. Regimen terapeutik yang baru untuk mengatasi masalah kulit.c. Kurang pengalaman dalam menyediakan perawatan higiene untuk orang yang bergantung.d. Tidak terbiasa dengan alat-alat yang tersedia untuk memfasilitasi duduk atau bangun dari toilet.2. Harga Diri Rendah Situasional yang berhubungan dengan:a. Masalah kulit yang tampak (mis., jerawat atau alopesia).b. Bau badan

C. PerencanaanDalam merencanakan asuhan, perawat dan, jika tepat, klien dan/atau keluarga menetapkan tujuan untuk masing-masing diagnosis keperawatan. Perawat kemudian melakukan intervensi dan tindakan keperawatan untk mencapai hasil yang diharapkan pada klien.Tindakan keperawatan yang lebih perinci dan spesifik yang dilakukan oleh perawat dapat mencakup membantu klien yang tidak mandiri untuk mandi, melakukan perawatan kulit, dan perawatan perineum; memberikan massage punggung untuk meningatkan sirkulasi; menginstruksikan klien/keluarga tentang praktikhigienik yang tepat dan metode alternatif untuk berpakaian; dan mendemontrasikan penggunaan alat bantu dan aktivitas adaptif. Meskipun intervensi keperawatan yang didiskusikan dalam bab ini berfokus pada tindakan higienik, etiologi diagnosis keperawatan yang ditegakkan dapat mengarah ke intervensi keperawatan yang lain yang dapat meningkatkan sirkulasi, meningkatkan harga diri, memperbaiki status nutrisi, mengoreksi kekurangan atau kelebihan cairan, atau mencegah masalah terkait imobilitas.Perencanaan untuk membantu klien melakukan higiene personal termasuk mempertimbangkan pilihan pribadi, kesehatan, dan keterbatasan klien; waktu yang baik untuk melakukan perawatan; perwatan, fasilitas, dan tenaga yang tersedia. Pilihan pribadi klien, contohnya menanyakan tentang kapan dan bagaimana klien mandi, harus diikuti sepanjang sesuai dengan kesehatan klien dan peralatan yang tersedia. Perawat perlu memberikan bantuan apa pun yang diperlukan klien, baik secara langsung atau dengan mendelegasikan tugas ini ke personel perawat lain.Perencanaan untuk perawatan di rumah.Untuk memberikan perawatan yang berkelanjutan, perawat harus mengkaji kemampuan klien dan keluarga dalam melakukan perawatan dan kebutuhan untuk rujukan dan layanan kesehatan di rumah. Selain itu, perawat perlu menentukan kebutuhan klien terhadap pendidikan kesehatan.

D. ImplementasiPerawat menerapkan pedoman umum perawatan kulit saat memberikan satu dari berbagai jenis mandi sesuai dengan klien.1. Pedoman Umum untuk Perawatan Kulita. Kulit sehat yang utuh adalah lini pertahanan pertama tubuh. Perawat perlu memastikan bahwa semua tindakan perawatan mencegah cedera dan iritasi. Goresan kulit oleh perhiasan, kuku jari yang panjang dan tajam harus dihindari. Gosokan kasar atau menggunakan handuk dan waslap kasar dapat menyebabkan kerusakan jaringan, terutama ketika kulit teriritasi atau ketika sirkulasi atau sensasi menghilang. Alas seprai tetap terikat dengan baik dan bebas dari kerutan untuk menurunkan gesekan dan abrasi pada kulit. Bagian atas linen tempat tidur diatur untuk mencegah tekanan pada jari kaki. Jika perlu, penyangga tempat tidur pada papan kaki digunakan untuk menjaga seprai bebas dari kaki.

b. Derajat perlindungan kulit terhadap jaringan di bawahnya dari cedera bergantung pada kesehatan umum sel-sel, jumlah jaringan subkutan, dan kekeringan kulit. Kulit yang nutrisinya buruk dan kering perlindungannya kurang dan lebih rentan terhadap cedera. Ketika kulit kering, lotion atau krim dengan lanolin dapat diberikan, dan mandi dibatasi sekali atau dua kali dalam seminggu karena mandi yang sering mengangkat minyak alami pada kulit dan menyebabkan kulit kering.

c. Kelembapan yang kontak dengan kulit dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan peningkatan pertumbuhan bakteri dan iritasi. Setelah mandi, kulit klien dikeringkan dengan hati-hati. Perhatian khusus diberikn pada area seperti aksila, selangkangan, di bawah payudara, dan di sela jari kaki, yang sangat potensial mengalami iritasi. Bedak bubuk noniritasi, seperti pati jagung, cenderung menurunkan kelembapan dan dapat diberikan pada area-area ini setelah area ini kering. Klien yang mengalami inkontinensia urine atau feses atau yang berkeringat berlebihan diberikan perawatan kulit segera untuk mencegah iritasi.

d. Bau badan disebabkan oleh kerja bakteri yang tinggal di kulit dengan sekresi tubuh. Kebersihan adalah deodoran terbaik. Deodoran dan antiperspiran komersial dapat dibersihkan setelah kulit dibersihkan. Deodoran menghilangkan bau, sementara antiperspiran menurunkan jumlah perspirasi atau keringat. Jangan memberikan deodoran dan antiperspiran baik pada area kulit yang baru dicukur, karena kemungkinan kulit mengalami iritasi, maupun pada kulit yang telah teriritasi.

e. Sensitivitas kulit terhadap iritasi dan cedera bervariasi di antara individu dan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Pada umumnya, kulit bayi, anak yang masih sangat kecil, dan orang lanjut usia lebih sensitif. Status nutrisi seseorang juga memengaruhi sensitivitas kulit. Klien yang kurus atau obesitas cenderung mengalami masalah iritasi dan cedera kulit. Kecenderungan yang sama juga terlihat pada individu dengan kebiasaan diet yang buruk dan asupan cairan yang tidak cukup. Bahkan pada orang yang sehat, sensitivitas kulit sangat bervariasi. Beberapa kulit klien sensitif terhadap bahan kimia pada agens perawatan dan kosmetik. Kosmetik dan sabun hipoalergenik atau jenis sabun pengganti hipoalergenik lainnya saat ini telah tersedia untuk klien yang sensitif tersebut. Perawat perlu memastikan apakah klien memiliki beberapa sensitivitas dan agen apa yang cocok untuk digunakan oleh klien tersebut.

f. Agens yang digunakan untuk perawatan kulit memiliki kerja dan tujuan selektif. Agens yang umum digunakan pada kulit yaitu sabun, detergen, minyak mandi, krim/lotion kulit, bedak, deodoran, dan antiperspiran.

2. MandiMandi dapat menghilangkan minyak, keringat, sel kulit mati, dan beberapa bakteri yang mengumpul di kulit. Perawat dapat menilai kuantitas produksi minyak dan kulit mati ketika mengobservasi klien setelah pengangkatan gips yang telah terpasang selama 6 minggu. Kulit biasanya berkrusta, mengelupas, dan kering di dalam gips. Pemberian minyak selama beberapa hari biasanya penting untuk pengangkatan debris.Mandi berlebihan, dapat mengganggu keberadaan efek pelumas pada sabum, menyebabkan kekeringan pada kulit. Hal ini penting untuk dipertimbangan, terutama untuk lansia, yang memproduksi sabum lebih sedikit.Selain untuk membersihkan kulit, mandi juga menstimulasi sirkulasi. Mandi air hangat atau panas akan mendilatasi arteriol permukaan, membawa lebih banyak darah dan nutrisi pada kulit. Gosokan yang kuat juga memiliki efek yang sama. Gosokan dengan pijatan yang panjang dan lembut dari bagian distal ke proksimal ekstremitas terutama efektif dalam memfasilitasi aliran darah vena kecuali terdapat pada beberapa kondisi yang mendasari (mis., bekuan darah) yang akan menghalangi aliran darah.Mandi juga menghasilkan rasa sejahtera. Mandi menyegarkan dan merelaksasi serta sering kali meningkatkan moral, penampilan, dan penghargaan diri. Beberapa orang melakukan mandi pagi hari untuk memperoleh efek stimulasi dan menyegarkan dari mandi. Sedangkan yang lainnya memilih mandi sore hari karena menimbulkan efek merilekskan. Efek ini lebih nyata ketika seseorang sedang sakit. Sebagai contoh, klien yang kurang istirahat atau kurang tidur di malam hari sering kali merasa rileks, nyaman, dan mengantuk setelah mandi pagi.Mandi membuka kesempatan yang sangat baik bagi perawat untuk mengkaji semua klien. Perawat dapat mengobservasi kulit klien dan kondisi fisik seperti edema sakrum atau ruam. Ketika mengkaji klien saat mandi, perawat juga dapat mengkaji kebutuhan psikososial klien, seperti orientasi terhadap waktu dan kemampuan untuk melakukan koping terhadap penyakit. Kebutuhan penyuluhan, seperti kebutuhan klien diabetik untuk mempelajari perawatan kaki, juga dapat dikaji.a. Mandi PembersihanMandi pembersihan diberikan terutama untuk tujuan higiene dan yang termasuk beberapa tipe mandi bersih adalah:1) Mandi lengkap di tempat tidur. Perawat membersihkan seluruh badan klien tirah baring yang tidak mandiri.2) Mandi mandiri di tempat tidur. Klien yang tirah baring mampu sendiri dengan bantuan dari perawat untuk membersihkan punggung dan mungkin membersihkan kaki juga.3) Mandi sebagian (mandi singkat). Hanya membersihkan bagian tubuh yang menyebabkan ketidaknyamanan atau bau, jika dibiarkan, yang dicuci: wajah, tangan, aksila, area perineal, dan punggung. 4) Mandi handuk. Adalah mandi di tempat tidur menggunakan larutan cepat kering yang mengandung desinfektan, agens pembersih, dan agens pelembut yang dicampur dengan air. Larutan komersial ini digunakan pada suhu 43,3 sampai 48,90C. Larutan mengering dalam beberapa detik, mengurangi kebutuhan untuk mengeringkan tubuh klien dan dapat mempercepat proses mandi.5) Bag bath. Adalah adaptasi dari mandi handuk. Peralatan yang diperlukan adalah kantung plastik, 10 sampai 20 waslap, dan pembersih tanpa dibilas dan air campuran. Larutan dan waslap dihangatkan dengan microwave. Waktu untuk menghangatkan adalah sekitar 1 menit, tetapi perawat harus menentukan berapa lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh suhu yang diinginkan. Masing-masing bagian tubuh dibersihkan dengan waslap yang berbeda dan kemudian biarkan tubuh kering sendiri. Karena tubuh tidak dikeringkan, emolien dalam larutan tetap tertinggal di kulit. Paket perangkat yang dipersiapkan secara komersial ini menyediakan waslap sekali pakai didalamnya yang dipanaskan dalam microwave.6) Mandi bak lebih sering dilakukan daripada mandi di tempat tidur karena lebih mudah untuk membersihkan dan membilas dalam bak. Bak juga digunakan untuk mandi terapeutik. Jumlah bantuan yang diberikan perawat bergantung pada kemampuan klien. Ada bak yang dirancang khusus untuk klien yang tidak mandiri. Bak ini sangat membantu mengurangi usaha perawat dalam membantu klien masuk dan keluar bak dan lebih bermanfaat daripada mandi spons di tempat tidur.7) Pancuran. Banyak klien yang dapat ambulasi mampu menggunakan fasilitas pancuran dan hanya memerlukan bantuan yang minimal dari perawat. Klien di tatanan perawatan jangka panjang sering diberikan mandi pancuran dengan menggunakan kursi mandi pancuran.

b. Mandi TerapeutikMandi terapeutik diberikan untuk memberikan efek fisik, seperti melunakkan kulit yang iritasi atau mengobati suatu area (mis., perineum). Obat dapat diletakkan di dalam air. Mandi terapeutik biasanya dilakukan dalam bak yang berisi air sepertiga bak atau penuh. Klien tetap berada di dalam bak selama beberapa waktu yang telah ditentukan, setelah 20 sampai 30 menit. Jika punggung, dada, atau lengan klien yang akan diobati, area-area ini perlu direndam di dalam larutan. Suhu air dalam bak biasanya 37,7 sampai 460C untuk dewasa dan 40,50C untuk bayi.

3. Tatanan Perawatan Jangka PanjangDari perspektif historis, mandi selalu menjadi bagian dari asuhan keperawatan dan dianggap sebagai komponen semi keperawatan. Namun, di dunia keperawatan saat ini, mandi dilihat sebagai dasar dan seringkali didelegasikan kepada tenaga nonprofesional (Hektor & Touhy, 1997).Meskipun prosedur memandikan sebelumnya termasuk prosedur yang memiliki nilai terapeutik, pilihan prosedur memandikan ini seringkali bergantung pada ketersediaan waktu perawat atau staf bantu yang belum memiliki izin perawat dan pada kemampuan perawatan diri klien. Perawat penulis (Brawley, 2002; Hektor & Touhy, 1997; Rader, Lavelle, Hoeffer, & McKenzie, 1996; Skewes, 1997) menantang perawat untuk melakukan perubahan pendekatan yang berpusat pada tugas menjadi pendekatan yang berpusat pada individu dan estetika terhadap prosedur memandikan, terutama untuk lansia ditatanan perawatan jangka panjang.Rutinitas mandi (mis., hari, waktu, dan jumlah per minggu) untuk klien di tatanan perawatan kesehatan seringkali ditentukan oleh kebijakan instansi, seperti mandi menjadi suatu rutinitas dan dipersonalisasi versus terapeutik, memuaskan, dan berfokus personal. Pendekatan individual yang berfokus pada hasil memandikan yang terapeutik dan nyaman harus dilakukan terutama klien yang mengidap dimensia. Milner (1997) menemukan bahwa perawatan higienik (dalam bentuk pancuran) pada orang demensia dapat menyebabkan klien cemas dan memicu perilaku agresif secara fisik terhadap staf.Memberikan perawatan higiene personal kepada klien demensia seringkali merupakan prosedur yang menantang. Bersikap sensitif terhadap irama perilaku mereka dan memerhatikan isyarat perilaku seringkali meredam yang berhubungan dengan hal ini. Klien demensia, di rumah maupun di fasilitas perawatan kesehatan, dalam satu hari sering merasa gelisah pada waktu-waktu tertentu, hindari melakukan mandi pada saat klien merasa gelisah karena akan meningkatkan rasa takut dan agitasi.

4. Perawatan Perineum-GenitalPerawatan perineum-genital juga disebut dengan perawatan perineal atau pericare. Perwatan perineal sebagai bagian dari mandi di tempat tidur merupakan prosedur yang memalukan bagi banyak klien. Awalnya, perawat juga mungkin merasa perawatan perineum sebagai hal yang memalukan, terutama pada klien yang berbeda jenis kelamin. Sebagian besar klien yang membutuhkan mandi di tempat tidur dengan bantuan perawat mampu membersihkan sendiri area genitalnya dengan bantuan minimal. Perawat mungkin membantu membasahi waslap dan sabun untuk klien, membilas waslap, dan menyediakan handuk.Perawat mungkin akan mengalami kesulitan menjelaskan apa yang diharapkan dari perawatan genital dan perineum karena beberapa klien tidak terbiasa dengan istilah untuk genital dan perineum. Namun, kebanyakan klien, dapat mengerti apa yang dimaksud oleh perawat dengan mengatakan Saya akan memberikan Anda waslap untuk menyelesaikan mandi Anda. Klien lansia mungkin terbiasa dengan istilah bagian intim. Apa pun istilah yang digunaan perawat, harus dapat dipahami klien dan nyaman untuk digunakan oleh perawat.Perawat perlu memberikan perawatan perineal secara efisien dan nyata. Perawat harus menggunakan sarung tangan saat memberikan perawatan ini untuk kenyamanan klien dan melindungi perawat sendiri dari infeksi. Penyuluhan klien, klien sering membutuhkan informasi mengenai kulit kering, ruam kulit, dan jerawat.

E. EvaluasiSelama dan pada penyelesaian mandi dan perawatan kulit klien, perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi. Perawat harus mempersiapkan untuk mengubah rencana jika hasil tidak dicapai. Untuk setiap tujuan yang dikembangkan dalam rencana perawatan, perawat mengevaluasi pencapaian dari hasil yang diharapkan. Evaluasi melibatkan tindakan pemeriksaan fisik, dan juga pertanyaan yang mengukur pengetahuan klien tentang teknik higiene.

b. Proses Keperawatan pada Hygiene RambutA. Pengkajian1) Pengkajian fisikSebelum melakukan perawatan rambut, perawat mengkaji kondisi rambut dan kulit kepala. Rambut normal adalah bersih, bercahaya, dan tidak kusut. Sedangkan kulit kepala yang normal adalah bebas dari lesi. Rambut klien berkulit gelap biasanya lebih tebal, lebih kering, dan lebih keriting daripada rambut klien berkulit terang. Kehilangan rambut (alopesia)dapat disebabkan oleh praktik yang tidak tepat atau penggunaan medikasi kemoterapi. 2) Perubahan perkembanganPerubahan rambut dalam perkembangan fisiologis pertumbuhan rambut dari usia bayi, kanak-kanak, kanak-kanak menengah sampai pubertas, remaja, dewasa, hingga lansia sangat mempengaruhi hygiene yang dibutuhkan seseorang. 3) Kemampuan perawatan-diriPerawat mengkaji kemampuan fisik klien untuk merawat rambut. Kondisi yang mengakibatkan tangan terasa sakit, seperti arthritis, pegangan tangan yang lemah, kelemahan, dan hambatan fisik merupakan kondisi yang merusak kemampuan klien dalam melakukan perawatan rambut.4) Praktik keperawatan rambut Mengkaji praktik keperawatan rambut seseorang dapat dilakukan dengan cara mengobservasi penampilan rambut. Rambut yang tidak bercahaya, kusut, dan kotor mengindikasikan perawatan rambut yang tidak tepat. Rambut yang tidak disisir mungkin karena kurangnya minat, depresi, atau ketidakmampuan fisik untuk merawat rambut. Selain itum perawat juga dapat mengkaji gaya rambut pilihan klien, tipe produk keperawatan rambut yang klien gunakan.

B. Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan NANDA untuk perawatan rambut dan kulit kepala1). Defisit perawatan-diri : berpakaian berhias yang berhubungan dengan :a. Perubahan tingkat kesadaranb. Imobilisasi fisik atau kelemahan 2). Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan : a. Laserasi kulit kepala b. Gigitan serangga3). Nyeri yang berhubungan dengan : a. Lesi kulit kepala b. Akumulasi sekresi di rambut4). Gangguan citra-diri yang berhubungan dengan : a. Penampilan fisik yang tidak disisir5). Risiko infeksi yang berhubungan dengan : a. Laserasi kulit kepala b. Gigitan serangga

C. PerencanaanSetelah penetapan diagnosa, perawat kemudian mengembangakan rencana keperawatan. Perawat harus ingat dan mengerti bahwa klien tetap sadar akan penampilan mereka setiap saat. Praktik perawatan rambut yang baik harus dilakukan secara rutin untuk memenuhi kebutuhan hygiene klien.Pemilihan faktor yang tepat berhubungan mempengaruhi rencana asuhan keperawatan. Misalnya, diagnosa kerusakan integritas kulit berhubungan dengan laserasi kulit kepala akan memerlukan tindakan untuk meningkatkan penyembuhan, seperti perawatan luka.D. Implementasia. Penyikatan dan penyisiran Penyikatan merupakan salah satu cara yang sering membantu klien untuk mempertahankan kebersihan rambut dan mendistribusi minyak secara merata sepanjang helai rambut. Untuk menyikat rambut dengan benar, perawat membagi rambut menjadi dua bagian dan kemudian memisahkan tiap bagian menjadi dua bagian lagi. Pembagian memudahkan menyikat bagian yang lebih kecil pada rambut.Penyisiran hanya membentuk gaya rambut dan mencegah rambut kusut. Sisir bergerigi pendek cukup untuk rambut pendek, tetapi sisir bergerigi panjang dipilih untuk rambut keriting. Sisir bergerigi tajam dan tidak beraturan dapat melukai kulit kepala. Perawat menyisir dari kulit kepala hingga ujung rambut. Jika ada yang kusut maka perawat menggunakan tangannya untuk memisahkan seikat rambut, genggam dengan kuat dekat kulit kepala, dan sisir dilepas pada ujung ikatan.

b. Bersampo Frekuensi bersampo tergantung pada rutinitas pribadi sehari-hari dan kondisi rambut. Perawat harus mengingatkan klien yang hospitalisasi yang tinggal di tempat tidur memerlukan kegiatan bersampo lebih sering. Untuk klien yang berada di rumah, disinilah peran perawat sangat dibutuhkan untuk menemukan cara klien bersampo tanpa cedera. Jika klien mampu untuk mandi shower atau mandi, biasanya rambut dapat dikeramas tanpa kesulitan. Untuk klien yang tidak mampu duduk, tetapi dapat bergeser, perawat dapat memindahkan klien pada brankar untuk transportasi ke bak mandi atau shower yang dilengkapi dengan semprotan yang dipegang serta meletakkan handuk atau bantal kecil dibawah kepala dan leher klien. Sedangkan untuk pasie yang tidak mampu duduk di kursi atau berpindah ke brankar, maka bersampo harus dilakukan pada klien di tempat tidur. c. PencukuranPencukuran rambut yang berada dibagian wajah dapat dilakukan setelah mandi atau bersampo. Wanita lebih menyukai untuk mencukur di kakinya atau aksila selama mandi. Ketika membantu klien, perawat harus memperhatikan untuk menghindari pemotongan dengan pisau cukur pada klien. Untuk menghindari penyebab ketidaknyamanan atau potongan pisau cukur, perawat memegang pisau cukur pada sudut 45 derajat pada kulit dan dengan halus menarik kulit tegang ketika menggunakan gerakan yang pendek, kuat searah dengan pertumbuhan rambut.

d. Perawatan kumis dan jenggotKlien pria yang berkumis atau berjenggot memerlukan perawatan sehari-hari. Menjaga kebersihan daerah tersebut penting karena partikel makanan dengan mudah berkumpul di rambut.Jika klien tidak mampu merawat diri mereka sendiri, perawat harus memotong sedikit, menyisir, atau mencuci jenggot atau kumis ketika diperlukan atau diminta. Perawat tidak pernah mencukur kumis atau jenggot tanpa izin klien.

E. EvaluasiEvaluasi tindakan asuhan keperawatan untuk perawatan rambut klien berdasarkan hasil yang diharapkan dan tujuan perawatan. Perawat menggunakan ukuran evaluative, seperti meminta klien mendemonstrasikan praktik perawatan rambut atau merawat kembali kondisi rambut dan kulit kepala untuk menentukan keberhasilan intervensi perawatan.

c. Proses Keperawatan pada Hygiene Mata, Telinga, dan HidungA. Pengkajian1) Pengkajian fisik Secara normal mata terbebas dari infeksi dan iritasi. Sklera terlihat seperti bagian putih dari mata pada anterior. Konjungtiva (garis kelopak mata) jernih, merah muda, dan tanpa inflamasi. Bulu mata harus simetris.Pengkajian struktur telinga luar meliputi pemeriksaan aurikel, kanal telinga luar, dan membrane timpani. Selama melakukan tindakan higienis, perawat lebih memperhatikan keberadaan akumulasi serumen atau drainase pada kanal telinga, inflamasi local, atau nyeri.Perawat memeriksa neres untuk tanda-tanda inflamasi , pengeluaran, luka, edema dan deformitas. Mukosa nasal secara normal merah muda, jernih dan memiliki sedikit atau tidak ada pengeluaran. Jika klien memiliki apapun bentuk selang yang keluar hidung, perawat harus melihat permukaan nares yang kontak dengan selang untuk jaringan yang mengelupas, lunak yang terlokalisasi, inflamasi, dan pendarahan.2) Penggunaan alat bantu sensorikJika klien menggunakan kacamata, lensa kontak, mata buatan, atau alat bantu pendengaran, perawat mengkaji pengetahuan klien, metode yang digunakan untuk merawat alat bantu, dan keberadaan masalah apapun yang disebabkan alat bantu. 3) Kemampuan perawatan-diriPerawat mengkaji kemampuan fisik klien untuk melakukan perawatan mata, telinga, dan hidung. Klien yang tidak mampu menggenggam benda kecil, memiliki keterbatasan mobilisasi tangan, memiliki penglihatan yang berkurang, atau kelelahan yang serius memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga. B. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan NANDA untuk masalah mata, telinga, dan hidung.1) Defisit perawatan-diri mandi/higienis yang berhubungan dengan :a. Keterbatasan fisikb. Kerusakan penglihatan2) Defisit pengetahuan higienis pribadi yang berhubungan dengan :a. Kekurangan pemaparan informasib. Kesalahan menginterpretasi informasi3) Nyeri yang berhubungan dengan :a. Iritasi fisik dari matab. Inflamasi kanal matac. Iritasi mekanis nares4) Risiko infeksi yang berhubungan dengan :a. Praktik higienis yang buruk5) Perubahan sensorik/perceptual (penglihatan,pendengaran, dan penciuman yang berhubungan dengan :a. Obstruksi kanal telingab. Obstruksi nasalc. Inflamasi mata atau infeksi mata local

C. PerencanaanSatu prinsip untuk dipertimbangkan dalam merencanakan perawatan adalah mata, telinga, dan hidung sensitive untuk stimulus yang mengiritasi atau menyakitkan. Perawatan ekstra harus diberikan untuk menghindari cedera pada jaringan. Tujuan perawatan untuk klien meliputi sebagai berikut.1) Mata, telinga, dan hidung klien akan bebas dari infeksi2) Klien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal3) Klien akan melakukan perawatan mata, telinga, dan hidung sehari-hari

D. Implementasi 1) Perawatan dasar mataPembesihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan dengan waslap bersih yang dilembabkan ke dalam air. Selain itu, mata juga dapat dibesihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin steril. Sabun yang menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Pada klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Membersihkan kacamata. Kacamata terbuat dari kaca yang diperkeras atau plastik yang tahan akan pengaruh untuk mencegah pecah.Air hangat dapat untuk membersihkan lensa kacamata. Kain yang lembut paling baik untuk mengeringkan sehingga mencegah goresan.Perawatan lensa kontak. Lensa kontak berbentuk bulat, kecil, transparan, dan kadang-kadang berbentuk cakram yang diletakkan di atas kornea. Lensa kontak dibentuk khusus untuk mengoreksi ketidaknormalan bentuk kornea. Langkah dasar perawatan lensa kontak meliputi membersihkan untuk melepas akumulasi dari simpanan air mata, membilas untuk mengangkat kotoran setelah pembersihan, mendesinfeksi untuk melindungi mata dari infeksi, dan melubrikasi untuk menggantikan kembali kehilangan air mata dari lensa dan air mata melalui evaporasi.Mata palsu. Mata palsu/buatan biasanya dibuat dari kaca atau plastik. Beberapa mata palsu ada yang ditanam/dipasang secara permanen, namun ada juga yang dapat dilepas untuk pembersihan rutin. Pada klien yang dijadwalkan operasi atau pasien tidak sadar, yang tidak mampu menggerakkan tangannya, kepala atau leher, perawat membantu melepaskan dan membersihkan mata buatan. Untuk melepaskan mata buatan, perawat meretraksi kelopak mata bawah dan menggunakan sedikit tekanan hanya di bawah mata. Tindakan ini menyebabkan mata buatan naik dari lekuk mata. Perawat membersihkan pinggir lekukan mata dan jaringan sekitar dengan pelembab tipis yang lembut dalam larutan garam atau air biasa yang bersih. Untuk memasukkan kembali mata, perawat meretraksi kelopak atas dan bawah lalu dengan lembut memasang mata lekukan, mencocokkan dengan rapi di bawah kelopak mata bagian atas.Peningkatan kesehatan penglihatan. Berikut beberapa cara peningkatan kesehatan penglihatan.a). Klien berusia di bawah 40 tahun harus melakukan pemeriksaan mata setiap 3 sampai 5 tahun. Pemeriksaan mata dan tes rutin untuk glaukoma disarankan setiap 2 tahun untuk semua orang dewasa berusia lebih dari 40 tahun.b). Gejala umum dari gangguan mata meliputi nyeri, fotofobia, penglihatan yang kabur, panas, gatal, air mata yang berlebihan, lingkaran cahaya disekitar cahaya, dan pengapuran.c). Klien harus menghindari obat yang dipakai di rumah untuk masalah mata atau cedera. d). Klien jangan pernah mencoba mengeluarkan benda asing dari mata, tetapi harus mencari penanganan medis segera. e).Klien harus menggunakan pelindung mata untuk perlindungan ketika terpapar zat kimia dan debu di lingkungan. 2). Membersihkan telinga Membersihkan telinga klien, oleh perawat merupakan kegiatan rutin dalam kegiatan mandi di tempat tidur. Perawat menginstruksi klien untuk tidak pernah menggunakan benda tajam seperti peniti dan tusuk gigi untuk mengeluarkan lilin telinga. Penggunaan benda itu dapat menyebabkan trauma pada kanal telinga dan ruktur membrane timfani. Penggunaan kapas bertangkai juga harus dihindari karena akan menyebabkan lilin terjepit dalam kanal.Alat bantu pendengaran adalah instrumen yang dibuat miniatur yang bekerja sama sebagai sistem untuk memperkuat suara pada perilaku terkontrol. Alat bantu pendengarann digunakan oleh kedua pendengaran yang kehilangan pendengaran ringan, sedang dan berat. Ada tiga tipe alat bantu pendengaran yang populer yaitu alat bantu dalam kanal (mempunyai pertimbangan kosmetik, mudah dimanipulasi dan diletakkan dalam telinga, tidak terpengaruh dengan penggunaan telepon), alat bantu di dalam telinga (lebih terlihat daripada alat bantu dalam kanal dan tidak direkomendasikan untuk orang yang bermasalah pada kelembaban maupun kulit di dalam kanal telinga), dan alat bantu dibelakang telinga (melingkar sekitar dan di belakang telinga yang dihubungkan dengan selang plastik pendek, jermih, pada daun telinga dimasukkan ke dalam kanal auditori).

3). Perawatan hidungPerawatan hidung oleh klien biasanya dengan cara mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan menggunakan waslap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin. Sedangkan klien yang mensekresi nasal secara berlebihan dapat dibuang dengan pengisap. Selain itu, perawatan hidung juga sangat diperhatikan pada klien yang menggunakan selang makan atau suksion yang dimasukkan ke dalam melalui hidung. Dalam hal ini perawat harus mengganti plester yang mengikat selang minimal sekali sehari.

E. Evaluasi Evaluasi perawatan mata, telinga, dan hidung harus individual pada dasar fungsi sensori klien dan hasil yang dikehendaki. Perawat memerintahkan klien untuk berusaha mendemonstrasikan perawatan mata, hidung, dan telinga. Setelah itu, perawat mengevaluasi kemampuan klien untuk mengetahui mampu atau tidaknya klien mendemonstrasikan perawatan tersebut dengan baik dan benar.

d. Proses Keperawatan pada Hygiene Kaki dan Kuku A. Pengkajian 1). Pengkajian fisikPada pengkajian kaki melibatkan pemeriksaan yang teliti tentang semua permukaan kulit, bentuk, ukuran, dan jumlah jari, bentuk kaki, dan kondisi jari kaki, menginspeksi kaki untuk melihat adanya luka dan mencatat adanya daerah yang kering, inflamasi, atau pecah-pecah, gaya berjalan klien. Kuku normal yang sehat yaitu transparan, lembut dan konveks dengan alas jari pink dan ujung putih tembus cahaya. Klien berpenyakit vascular perifer, seperti diabetes, harus dikaji keadekuatan sirkulasi kaki. Pada pasien edeme dan perubahan pada warna kulit, tekstur, dan temperature dapat mengindikasikan bahwa klien membutuhkan perawatan higienis khusus. 2). Faktor perkembanganPengkajian perawat mempertimbangkan kebutuhan khusus lansia yang seringkali tidak mampu mempertahankan perawatan kaki dan kuku yang tepat. Lansia seringkali memiliki kaki yang kering karena penurunan sekresi kelenjar sebasea, dehidrasi sel epidermis dan kondisi alas kaki yang buruk. Jika klien lansia memiliki masalah kaki yang kronis maka perawat harus mengkaji jenis pengobatan rumah yang digunakan.3). Alas kakiJenis alas kaki yang dipakai dapat mempengaruhi masalah kaki dan kuku klien. Jika klien memiliki masalah kesehatan seperti diabetes, sangatlah penting menggunakan alas kaki yang benar. Sepatu yang kebesaran dan kedalaman akan mengakomodasi ibu jari yang bengkak atau jari cakar. Bantalan alas kaki bagian dalam membantu mendistribusikan kembali tekanan kepala metatarsal.4). Pengetahuan tentang praktik perawatan kaki dan kukuPerawat menentukan pengetahuan klien tentang perawatan kaki dan kuku untuk mengkaji kebutuhan pendidikan. Penting sekali mengkaji pengetahuan klien diabetes karena mereka harus memeriksa kaki mereka setiap hari. Trauma kaki yang diabetes dengan mudah menyebabkan infeksi.

B. Diagnosa perawatanDiagnosa Keperawatan NANDA untuk masalah kaki dan kuku1). Nyeri yang berhubungan dengan:a. Pembentukan Kalusb. Kuku jari kaki yang tumbuh ke dalam

2). Hambatan mobilisasi fisik yang berhubungan dengan :a. Luka kaki yang menyakitkan3). Deficit perawatan-diri mandi/hygiene yang berhubungan dengan :a. Gangguan visualb. Perubahan koordinasi tangan4). Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan :a. Kerusakan perfusi arterib. Praktik pemotongan kuku yang tidak tepatc. Friksi dari sepatud. Cedera pada kuku5). Risiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan :a. Kerusakan perfusi arterib. Alas kaki yang tidak pas6). Risiko infeksi yang berhubungan dengan :a. Kulit yang rusak atau trauma7). Deficit pengetahuan perawatan kaki dan kuku yang berhubungan dengan:a. Misinterpretasi informasib. Kurang terpapar informasi

C. Perencanaan Perawat dapat memberikan perawatan kuku dan kaki selama mandi di bak atau pada waktu yang terpisah, menurut pilihan klien. Jika kuku klien sangat keras atau jika klien tidak mampu melakukan perawatan kuku pribadi maka podiatrist dapat memberikan perawatan kuku. Podiatrist dilatih dalam pengobatan masalah kuku dan kaki. Tujuan klien yang menerima perawatan kuku dan kaki meliputi hal-hal berikut.1. Klien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut.2. Klien akan mencapai rasa nyaman dan bersih.3. Klien akan berjalan dan menanggung berat badan dengan normal.4. Klien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.

D. ImplementasiPerawatan kaki dan kuku termasuk perendaman untuk melembutkan kutikula dan lapisan sel tanduk, pembersihan dengan teliti, pengeringan dan pemotongan kuku yang tepat. Perawat dapat memberikan perawatan di tempat tidur untuk klien imobilisasi atau mendudukka klien di kursi. Perawat harus menyisihkan waktu selama prosedur untuk mengajarkan klien dan keluarganya tehnik membersihkan dan pemotongan kuku yang tepat dan memberi saran untuk memilih alas kaki yang tepat. Klien diabetes atau seseorang berpenyakit vaskuler perifer beresiko untuk masalah kaki dan kuku akibat suplai darah perifer yang kurang baik ke kaki. Klien tersebut memerlukan instruksi perawatan kaki yang tepat. Banyak komplikasi dapat dihindari jika klien dimotivasi untuk melaksanakan perawatan kaki dan kuku yang tepat sebagai bagian dari higiene mereka setiap hari. Untuk membantu klien mengikuti pedoman perawatan kaki dan kuku, mungkin dapat bermanfaat untuk memasukkan hal penting lainnya dalam sesi pengajaran, terutama jika klien adalah lansia. Perawatan yang tepat membantu mereka menjadi lansia yang aktif, dengan demikian memungkinkan mereka berpartisipasi dalam meningkatkan aktivitas promosi kesehatan lain.

E. EvaluasiRespon Klien terhadap perubahan kaki dan kuku dievaluasi dengan baik selama beberapa hari atau minggu. Evaluasi berdasarkan hasil yang diharapkan memerlukan perawatan untuk menentukan keberhasilan intervensi. Misalnya, jika klien terus-menerus memiliki rasa tidak nyaman selama berjalan maka memerlukan tipe alas kaki yang berbeda. Perawat juga menginstruksi klien dengan cara mengevaluasi praktik perawat kaki dan kuku pribadi.

e. Proses Keperawatan pada Higiene Mulut dan GigiA.Pengkajian 1) Pengkajian FisikMenjelaskan rinci pengkajian perawat tentang bibir, gigi, mukosa buccal, gusi, langit-langit, dan lidah klien. Perawat memeriksa warna, hidrasi, tekstur, dan lukanya. Sangat penting mengumpulkan data dasar mengenai keadaan rongga mulut klien. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk perawatan preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatanPerubahan PerkembanganPerubahan fisiologi mempengaruhi kondisi dan penampilan struktur dalam rongga mulut. Pada anak anak terjadi karies gigi pada gigi susu karena perawatan gigi, pada remaja terjadi karies secara permanen dan memungkinkan terjadi masalah berikutnya, pada masa tua terjadi 2) Perubahan PerkembanganPerubahan fisiologi mempengaruhi kondisi dan struktur dalam rongga mulut. Pada anak dapat terjadi karies gigi susu akibat kurang perawatan gigi atau pola makan. Gigi remaja adalah permanen dan memerlukan perhatian untuk diet dan perawatan gigi dan mencegah masalah dikemudian hari. Pada saat orang bertambah tua, praktik higine mulut berubah untuk mempengaruhi gigi dan mukosa lebih lanjut. Pengajian tingat perkembangan klien membantu dalam menentukan tipe masalah higienis yng diharapkan.3) Pola MakanMengkaji pola makan klien untuk mendeteksi keberadaan iritasi lokal pada gusi atau struktur mukosa. Tanyakan klien jika ada masalah tertentu dalam mengunyah, kecocokan gigi palsu, atau menelan. Adanya bisul atau iritasi menggangu pengunyahan sehingga klien urung untuk makan. Hali ini tidak umum pada klien lansia dengan gigi palsu yang kurang pas.4) Pilihan dan Praktik HigienisPraktik gigi menghadapi tantangan baru karena penigkatan jumlah lansia dan minoritas. Penting bahwa perawat mengkaji praktik karier mulut klien untuk mengidentifikasi kesalahan dalam teknik, definisi pada tipe-tipe praktik, dan tingkat pengetahuan klien tentang perawatan gigi. Pernyataan yang menolong termasuk sebagai berikut.1. Berapa kali klien menggosok gigi?2. Pasta gigi dan pembersih gigi jenis apa yang digunakan klien?3. Apakah klien menggunakan obat kumur atau sediaan gliserin lemon?4. Apakah klien menggunakan flossing untuk gigi? Jika ya, seberapa sering?5. Kapan klien terakhir mengunjungi dokter gigi? Apa hasilnya?6. Apakah klien telah memiliki penutup gigi yang digunakan pada gigi?7. Apakah klien memiliki gigi palsu? Kapan dan bagaimana gigi itu dibersihkan?8. Seberapa sering klien mengunjungi dokter gigi?9. Apakah air yang diminum klien mengandung flourida?Minta klien untuk mendemonstrasikan teknik menggosok dan membersihkan dengan flossing berguna ketika mengembangkan rencana pengajaran5) Faktor-Faktor Risiko Untuk Masalah Higiene MulutKlien tertentu beresiko untuk naslaah mulut karena kurang pengetahuan tentang higiene oral, ketidakmampuan melakukan perawatan mulut atau perubahan interitas gigi dan mukosa akibat penyakit atau pengobatan6) Masalah Umum MulutHal ini membantu perawat untuk mengenal masalah mulut yang umum. Setiap masalah menunjukkan tanda dan gejala.Dua tipe masalah besar adalah karies gigi (lubang) dan penyakit periodontal (pyorrhea). Karies gigi merupakan masalah umum pada orang muda. Perkembangan lubang merupakan proses patologi yang melibatkan kerusakan email gigi pada akhirnya melalui kekurangan kalsium. Hal ini mengakibatkan terjadinya plak. Plak adalah transparan dan melekat pada dekat dasar dan kepala gigi pada margin gusi. Penyakit periodontal (pyorrhea) adalah penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane periodontal atau ligamen periodontal (Mosby, 1994). Halitosis (bau nafas) adalah penyakit akibat higiens mulut yang buruk, pemasukan makanan tertentu atau proses infeksi atau penyakitPerawat seringkali menghadapi keilosis pada klien. Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama pada sudut mulut. Pemberian minyak untuk melembabkan mulut juga dapat mengakibatkan kurangnya mikroorganisme berkebang.Gejala penyakit periodontal meliputi gusi yang berdarah, bengkak, jaringan yang radang, garis gusi yang menyusut, dan kehilangan gigi secara tiba-tiba. 7) Masalah Mulut LainStomatitis adalah kondisi peradangan pada mulutkerena kontak dengan pengiritasi, seperti tembakau, infeksi oleh bakteri, virus, atau jamur, atau pengobatan kemoterapi. Glositis adalah peradangan lidah karna infeksi atau cedera, seoperti luka bakar atau gigitan. Gingitivis adalah peradangan gusi karena higiens yang buruk, defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus

B. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan rongga mulut. Identifikasi diagnose yang akurat memerlukan seleksi factor yang berhubungan yang menyebabkan masalah klien. Berikut diagnosa keperawatan NANDA untuk masalah higienis.1) Perubahan membrane mukosa mulut yang berhubungan dengan : Trauma oral Asupan cairan yang terbatas Higiene mulut yang tidak efektif Trauma yang berhubungan dengan kemoterapi atau terapi radiasi pada kepala dan leher2) Nyeri yang berhubugan dengan : Gangivitis Kehilangan gigi3) Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan : Gigi palsu yang tidak pas Gingivitis4) Defisit perawatan diri mandi/higiene (oral) yang berhubungan dengan: Perubahan tingkat kesadaran Kelemahan ektremitas atas5) Gangguan gambaran diri yang berhubungan dengan : Halitosis Ketidakadaan gigi

6) Kurang pengetahuan tentang higiene-oral yang berhubungan dengan: Kesalahpahaman praktik higiene 7) Risiko infeksi yang berhubungan dengan : Trauma mukosa oral

C. Perencanaan Dalam tahap ini perawat melakukan pertimbangan pilihan, status emosional, sumber daya ekonomi, dan kemampuan fisik klien. Perawat harus menjalin hubungan baik dengan klien, karena beberapa klien sangat sensitif tentang kondisi mulut mereka dan enggan membiarkan orang lain merawat. Dalam banyak kasus, klien juga tidak sadar bahwa mereka berisiko penyakit periodontal sehingga memerlukan pendidikan ekstensif. Klien yang mengalami perubahan mukosa mulut akan memerlukan perawatan jangka panjang.keluarga memegang peranan penting dalam pembelajaran memeriksa kesehatan gigi. Tujuan klien yang membutuhkan higiene mulut meliputi sebagai berikut.1. Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik2. Klien ammpu melakukan sendiri perawatan higiene mulut dengan benar3. Klien akan mencapai rasa nyaman4. Klien akan memahami praktik higiene mulut

D. Implementasia. Hygiene mulutPerawatan mulut yang benar mengakibatkan kesehatan gigi akan menjadi optimal segingga terhindar dari penyakit mulut dan kerusakan gigi. Perawatan ini harus dilakukan secara teratur setiap hari. Frekuensi tindakan higiene bergantung pada kondisi rongga mulut klien. b. DietUntuk mencegah kerusakan gigi, klien harus mengubah kebiasaan kebiasaan makannya, mengurangi asupan karbohidrat, terutama kudapan manis. Makanan yang manis dan mengandung tepung akan menempel pada gigi dan menyebabkan plak. Memakan buah yang asam seperti apel dan sayur segar dapat mengurangi plak. Diet seimbang yang baik meningkatkan integritas jaringan mulut. c. Gosok gigi Gosok gigi dengan teliti setidanya 4 kali sehari (setelah makan dan sebelum tidur) merupakan program higiene mulut yang efektif. Sikat gigi harus diganti 3 bulan sekali. Pasta gigi berfluorida lebih disukai untuk gosok gigi. Membilas setelah menggosok penting untuk mengurangi partikel makanan yang dikeluarkan dan kelebihan pasta gigi. Beberapa orang memakai obat kumur tapi pemakaian dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan mukosa kering. Ketika mengajari klien tentang menggosok gigi sangat diharapkan agar memberitahu klien agar tidak meberbagi sikat dirumah karena dapat menyebabkan kontaminasi silang dengan mudah.d. Higiene mulut khususBeberapa klien memerlukan metode higiene yang khusus karena tingkat ketergantungan klien dengan perawat dan adanya masalah pada mukosa.Klien yang tidak sadar. Klien ini sering mengalami masalah kekeringan mukosa karena bernafas melalui mulut, tida mampu makan dan minum, serta sering memperoleh terapi oksigen. Klien tidak sadar ini juga dapat menelan mukosa dan mengumpul dalam mulut yang biasanya terdapat bakteri bakteri gram negatif yang menyebabkan pneumonia jika dihembuskan ke paru-paru. Oleh sebab itu perawat harus menjaga klien dari hambatan dan inspirasi.Klien beresiko stomatis. Klien dengan stomatis harus membilas mulutnya sebelum dan sesudah makan menggunakan larutan garam 1/2 sd 1 sendok teh baking soda sampai 1 pt air (Greifzu, Radjeski, Winnick, 1990).Klien diabetes. Kunjungan ke dokter gigi diperlukan setiap 3 atau 4 bulan sekali. Semua jaringan ditanganni dengan lembut guna mencegah trauma. Perawat mungkin perlu membantu klien diabetes karena mereka mempunyai kejadian yang meningkat penyakit periodoltal (Smeltzer, 1992)Klien infeksi mulut. Perawat memberitahu dokter jika terjadi infeksi pada mulut seperti ulserasi, ludah yang bengkak, dan ludah yang berselaput (Barkauskaz, dkk 1994). Antibiotik topical cair digunakan pada permukaan mukosa dengan spon yang lembut. Klien yang memakai gigi palsu disuruh agar melepaskan gigi palsunya dulu.e. Penggunaan flourida Klien dapat memperoleh flourida dalam bentuk obat kumur, pasta gigi, dan suplemen. Suplemen flourida dapat diberikan pada anak pada awal usia 2 minggu. Suplemen tersedia tanpa resep dan dapat diberikan dengan jus, susu, ataupun air. Flourida berlebihan menyebabkan perubahan warna pada email gigi. f. FlossingFlossing gigi sangat penting guna mengangkat plak gigi dengan efektif diantara gigi. Untuk mencegah pendarahan, klien yang menerima kemoterapi atau radiasi harus menggunakan serat halus yang tidak berlilin dan menghindari flossing yang kuat dekat garis gusi. Membersihkan dengan serat halus sehari sekali yaitu saat segera menggosok gigi. Karena hal ini penting untuk membersihkan semua permukaan gigi dengan teliti. Menem patkan kaca di depan klien membantu perawat mendemostrasikan metode yang tepat untuk flossing.g. Perawat gigi palsuKlien harus dimotivasi untuk membersihkan gigi palsunya sendiri seperti frekuensi gigi alami untuk mencegah unfeksi gingivital dan iritasi. Perawat harus membantu perawatan gigi untuk klien yang cacat, tidak berkemampuan, dan bingung. Gigi palsu itu milik pribadi klien dan harus ditangani dengan hati-hati karena mudah patah. Gigi palsu harus dilepas sebelum tidur untuk memberikan istirahat pada gusi dan mencegah gigi palsu melengkung, maka harus disimpan di air apabila tidak dipakai.

E. EvaluasiHasil yang diharapkan dari higiene mulut tidak terlihat dalam beberapa hari. Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi untuk memelihara integritas mokusa dan mencegah cedera mukosa mulut.perawat megantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi. Hal ini memerlukan beberapa minggu dari higiene yang teliti untuk mengurangi kejadian karies gigi.

BAB IIIPENUTUP

3.1 SimpulanPersonal hygiene merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Sikap seseorang melakukan hygiene perorangan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti citra tubuh, praktik sosial, status sosioekonomi, pengetahuan, variabel kebudayaan, pilihan pribadi, dan kondisi fisik.Ada berbagai macam dan jenis personal hygiene. Macam personal hygiene adalah perawatan yang mencakup seluruh bagian tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sedangkan jenis-jenisnya yaitu, perawatan dini hari, perawatan pagi hari, perawatan siang hari, serta perawatan menjelang tidur

3.2 SaranDiharapkan setiap orang selalu berusaha supaya personal hygiennya dipelihara dan ditingkatkan. Hygiene (kebersihan) sangat dikaitkan pada saat orang sakit, karena seseorang yang sakit biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Disinilah peran perawat sangat dibutuhkan untuk memberi beberapa informasi mengenai pentingnya hygiene (kebersihan) bagi kesehatan klien.

1