bab iii yang digunakan untuk mengukur kriteria ......proses prakualifikasi (hatush dan skitmore,...

60
BAB III PENGKAJIAN PARAMETER-PARAMATER PENGUKIIRAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR Untuk manperjelas peran dari masing-masing parameterpengukuran dalam menentukan kualifikasi kontraktor rmtuk msmenuhi target proyek, maka akandilakukan pernbahasan sebagai berikut : 3.1. DETILPERUSAHAAN 3.1.1. Usia Perusahaan Parameter ini dapat manunjukkan secara tidak langsung pengalaman kontraktor dalam usaha jasa konstruksi. Perusahaan kontraktor yang sudah lama berbimis (usia perusaham cukup tua), biasanya lebih dizukai karena sudah mengetahuikesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, serta dapat mengarnbil tindakan-tindakan antisipasi yang tepat unnft mengatasinya, gehingga lebih dipercaya kemampuannya untuk menangani proyek. 3.1.2. Status LegalPerusahaan Perusahaankonhaktor yang berkualifikasi harus memiliki sertifikat dan pendaftarrr legal tertentu mtuk dapat menjalankan

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III

PENGKAJIAN PARAMETER-PARAMATER PENGUKIIRANYANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA

PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR

Untuk manperjelas peran dari masing-masing parameter pengukuran

dalam menentukan kualifikasi kontraktor rmtuk msmenuhi target proyek, maka

akan dilakukan pernbahasan sebagai berikut :

3.1. DETILPERUSAHAAN

3.1.1. Usia Perusahaan

Parameter ini dapat manunjukkan secara tidak langsung

pengalaman kontraktor dalam usaha jasa konstruksi. Perusahaan

kontraktor yang sudah lama berbimis (usia perusaham cukup tua),

biasanya lebih dizukai karena sudah mengetahui kesulitan-kesulitan

yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, serta

dapat mengarnbil tindakan-tindakan antisipasi yang tepat unnft

mengatasinya, gehingga lebih dipercaya kemampuannya untuk

menangani proyek.

3.1.2. Status Legal Perusahaan

Perusahaan konhaktor yang berkualifikasi harus memiliki

sertifikat dan pendaftarrr legal tertentu mtuk dapat menjalankan

Page 2: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAIIAN PARAME'TER PENGUKURAN

usahanya dibidang konstruksi. Para evaluator prakualifikasi harus

mempelajari sernua persytratan dan sertifikat yang diperlukan. Tujuan

yang ingin dicapai adalah tanggung jawab hukum untuk

menyelesaikan proyek dan apabila terjadi masalah atau konflik, maka

penyelesaian secara hukum bisa dilalarkan. Sertifikat dan pendaftaran

legal yang disyaratkan meliputi @ipohusodo, 1996):

Aftte Mendirikan Perusahaan, lengkap dengan semua adendumnya.

Sertifikat Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)

Sertifikat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Surat Keputusan Perusahaan Ksna Pajak (PKP)

Kontrak Perjanjian Kerja Sama dengan pihak ketiga.

3. 1.3. Adanya Perusahaan Pendukung/Asosiasi

Perusahaan pendukung/asosiasi dapat membantu kontraktor

dalam menangani masalah-masalah yang menyangkut pekerjaan

maupun bisnis melalui pengalaman-pengalaman dari rekan-rekan

sesalna anggota asosiasi. selain itu kontraktor tersebut dapat

mengevaluasi diri silnpai sejauh mana perkenrbangan perusahaannya

dibandingkan dengan perusahaan kontraktor lainnya. Kontraktor dapat

pula menerima informasi-informasi, baik itu perkernbangan teknologi

maupun hal-hal yang menyangkut kendala dan keadaan bisnis

a.

b.

c.

d.

e.

f.

Page 3: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB IIT PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 45

konstruksi, sehingga dapat senantiasa mengikuti perkembangan yang

ada.

3. 1.4. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan yang dimaksud adalah fasilitas kerja yang

dimiliki oleh perusahaan kontraktor tersebut misalnya workshop,

gudang dan penampungan tenaga kerja lapangan .

3. 1.5. Kepemilikan Kantor Pemranen

Adanya kepemilikan kantor permamen dari kontraktor maka

pihak pemilik proyek dapat melihat sendiri bagaimana sistem

manajemen dan organisasi di kantor kontraklor tersebut dalam

memberikan dukungan pada kegiatan lapangan baik itu dari segi

teknik, rnanajemen dan lain-lain, melalui departernendepartemen yang

ada pada kantor tersebut.

3.2. STABILITAS FINANSIAL

3.2.1. Neraca dan laporan Rugi Laba

laporan finansial yang urmun digunakan oleh Departemen

Keuangan untuk menetapkan status finanSial kontraktor adalah:

Page 4: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKA]IAN PARAMETER PENGUKURAN 46

a. Neraca

Neraca merupakan laporan posisi finansial perusahaan pada tanggal

yang diberikan, termasuk aset yang dimiliki, liabilitas dan modal

yang disetor oleh pemilik.

b. laporan keuangan

lapor4n keuangan ini dikenal sebagai laporan rugi laba. Pemilik

proyek menggunakan laporan-laporan ini dengan tujuan

menganalisa rasio keuangan dari setiap kontraktor. Rasio ini

kemudian dilihat trennya selama periode waktu tertentu.

Beberapa juris rasio keuangan yang dipergtmakan dalam

proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat

pada tabel 3.1.

3.2.2. Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban ftsuangan dengan mengubah aset menjadi uang tunai. Rasio

keuangan yang diperlukan untuk mengukur likuiditas ini diantaranya

adalah:

a. Curcent Ratio

current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan

hutang lancar. Rasio ini me,lrunjukkan seberapa jauh tagihan para

kreditur jangka pendek bisa ditutup oleh aktiva yang bisa berubah

Page 5: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAIIAN PARAMETTR PENGUKURAN

menjadi uang tunai dalam jangka waktu yang silna dengan tagihan

tersebut (Munawir S, 1986).

b. Quick Ratio

Quick ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dikurangi

persediaan kemudian dikurangi piutang, terhadap hutang lancar.

Rasio ini dapat rnangukur kemampuan perusahaan sesunggulmya

untuk memenuhi hutang-hutangnya tepat pada waktunya. Rasio ini

lebih tajam dibanding dengan cunent ratio,karena membandingkan

aktiva yang mudah dicairkan terhadap hutang lancar (Munawir S,

1986).

3.2.3. Anmtal Turn-Ov er

Annual turn-over merupakan rasio antara jumlah aktiva yang

digrmakan dalam operasi (operating asset) terhadap jumlah kontrak

yang diperoleh selama periode tersebut. Rasio ini menunjukkan sampai

seberapa jauh aktiva telah dipergunakan didalam kegiatan perusahaan

tersebut, atau menunjukkan berapa kali operating asset berputar dalam

suahr periode tertentu , biasanya satu tahun ( Hatush dan Skitnore,

1997c). Rasio ini sebaiknya diperbandingkan selama beberapa tahun

sehingga dapat diketahui treo penggunaan opemting asset. Suatu tren

angka rasio yang cenderung naik memberikan gambaran bahwa

perusahaan tersebut s€makin efisien dalam mexrggwakan aktivanya

(Munawir S, 1986).

Page 6: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB ITI PENGKAJIAN PARAMETER PENGUKURAN 48

Ratio Formula

Liquidity Ratiosa. Current ratiob. Quick ratio

current assets/current liabilities(current assets-inventori es)/current liabilities

Efficiency Ratiosa. Average collection period

b. Inventory tumoverc. Fixed asset tu-rnoverd. Total asset turnover

average accounts receivable/(annual credit sales/360)cost of goods sold/ending inventorysaleVfixed assetssales/total assets

Leverage Ratiosa. Debt ratiob. Longtenn debt to total capitalizatianc. Times interest earned

d. Cash flow overall coverage ratio

total liabilities/total assetslong term debtltotal capitalizationnet operating income/annual interestexpense(NOI + lease expanse + depreciatior/interest + principle paymentsy(l-taxrates)

Profitable ratios:a. Gross profit marginb. Operating profit marginc. Net profit margind. Operating income return on

invesfrnente. Return on total assetf. Retum on common equity

Gross profiVsalesNet operating incorne/salesNet income /salesNet operating income/total assets

Net income/total assetsNet income available to common /conunon equiry

Tabel 3.1. Rasio-Rasio Keuangan Menurut Hatush dan Skitmore (1997c)

3 .2.4. T rq l-aporan Keuangan

Tren laporan keuangan akan menmjukkan memburuk atau

membaiknya kondisi keuangan suatu perusahaan dari waktu ke waktu,

sehingga dapat diketahui dan diprediksi tingkat kesehatan keuangan

Page 7: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB ITI PENGKAJIAN PARAMETER PENGUKURAN 49

dari kontraktor tersebut seandainya diberi proyek jangka panjang.

Laporan keuangan disini adalah neraca dan laporan rugi laba yang

digunakan untuk mengukur hasil bersih dari pengoperasian perusahaan

pada interval waktu tertentu.

3.2.5. Referensi Bank dan Bank Arangements

Pmameter ini digunakan untuk mengetahui hubungan kontraktor

dengan perbankan, sehingga dapat diketahui stabilitas keuangannya

dari sisi perbankan.

Infonnasi yallg dibutuhkan antara lain (Russell dan

Skibniewski, 1990).

a. Jumlah bank yang bekerja sama selama kunrn waktu lima tahun

terakhir

b. Jangka waktu laedit maksimurn yang diperoleh untuk proyek ini

c. Suku bunga pinjaman jangka pendek dan panjang

d. Tingkatan hutang pada banh

e. Sejarah penyitaan oleh bank

3.3. TINGKAT KREDIT YANG DIPEROLEH DAN KEWAJIBANKzuANGAN

3.3.1. Tingkat Kredit yang Diberikan oleh Subkontraktor, Suplier dan Bank

Parameter ini digunakan untuk mengukur seberapa balk

kontralctor nemenuhi kewajiban keuangan, serta memberikan indikasi

apakah kontraktor tersebut mempunyai pengalaman dalam hal

Page 8: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 50

kesulitan aliran kas untuk membayar tagihannya ke suplier dan

subkontraktor. Informasi yang dlberikan oleh suplier, subkontraktor

dan bank mungkin akan bias, karena itu perlu diperiksa ulang dengan

beberapa suplier dan subkontraktor yang lain. Tingkat laedit yang

dapat diberikan akan sangat penting, terutama apabila keadaan

keuangan kontraktor kurang mencukupi modal kerja yang menjadi

kebutuhan proyek (Russell, 1990b). Hal ini biasanya te4adi pada awal

pelaksanaan proyek dimana kontraktor harus mangeluarkan dana tmtuk

pekeiaan persiapan, pembelian material, dll.

3.3.2. Pinjaman Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Dari parameter ini dapat diketahui kewajiban-kewajiban

keuangan dari perusahaan kontraktor tersebut terhadap para

lceditonrya. Hal ini penting untuk mengetahui modal kerja yang

dimiliki oleh perusatraan rmtuk menangani proyek.

3.3.3. Janrinan-Jaminan

Jaminan disini adalah agunan yang dipakai untuk kredit yaitu

fixed asset ymg dipakai sebagai jaminan, dimana hal ini tidak bisa

terlihat dari laporan keuangan saja. Dari parameter ini, pemilik proyek

dapat melihat kemampuan finansial kontraktor untuk membayar ganti

rugi bila tidak bisa memenuhi persyaratan kontrak.

Page 9: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAJIAN PARAMETER PENGUKURAN

3.4. PENGALAMAN PERUSAHAAN

3.4.1.Pengalaman Selama Lirna Tahun Terakhir (Tipe, Jumlah danKekompleksan proyek)

Parameter ini merupakan indikator untuk mengetahui tipe,

jumlah dan tingkat kekompleksan proyek yang pernah ditangani oleh

perusahaan kontraktor selama lima tahun terakhir (Jaselskis dan

Russell, 1992).

3.4.2. Proyek yang Saat lni sedang Dikerjakan

Parameter ini untuk mengukur sisa kapasitas kontraktor tersebut

(ditinjau dari sumber daya manusia, peralatan dan keuangan) setelah

dikurangi beban kerja saat ini (Jaselskis & Russell ,1992\.

3.4.3. Pengalaman pada Proyek dengan Pemilik Proyek yang Sama denganhoyek yang akan Dtawarkan

Biasanya bila pemilik proyek pernah bekerja sama dengan

kontraktor maka tingkat kegagalan kontraktor untuk memenuhi target

proyek lebihkecil, karerta pemilik proyek mempruryai pengalaman dan

pengetahuan aktual terhadap kemampuan kontaktor tersebut. Bila

pemilik proyek tersebut cukup puas dengan kinerja kontraktor pada

proyek sebelumnya maka konfraktor tersebut dapat dipertimbangkan

utrtuk dipakai lag menangani proyeknya Parameter ini akan

menolong pemilik proyek maupun kontraktor untuk mengurangi

konflik karena mercka sudah salingmengenal (Russell et al., 1990).

5 l

Page 10: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN

3.4.4. Pengalarnan terhadap Proyek yang Sejenis

Parameter ini perlu untuk mengsvaluasi apakah kontraktor

tersebut sudah biasa mengerjakan proyek sejenis dengan yang akan

dibangun (kesulitan-kesulitan serta cara mengatasinya), terutama untuk

proyek-proyek yang spesifik dimana penanganannya memerlukan

keahlian dan teknologi khusus, misahrya pada proyek lepas pantai,

pertambangan dan sebagainya.

3.4.5. Pengalaman di lnkasilDaerah Proyek yang Sama

KaraLleristik wilayah yang satu dengan lainnya rnemiliki sifat

yang berbeda-beda. Kontraktor dihadapkan pada resiko tenaga kerja

lapangan yang belun dikenal kemampuannya (keahlian, produktivitas

dan adat/budayanya), material yang didatangkan dari luar daerah

memerlukan konsentrasi tersendiri misalnya hambatan-hambatan

pengirimannya (rusak di perjalanan atau kualitas yang kurang sesuai

dengan permintaan), faktor alam misalnya curah hujan yang tinggi.

Hal ini harus dipertimbangkan dalam pembuatan jadwal sehingga

dapat dizusun jadwal yang layak untuk dilaksanakan. Untuk

mengantisipasi kondisi ini, dibuurhkan pengalaman kontraktor dalam

menangani proyek di lokasi yang sama atau disekitar lokasi yang akan

dibangun (Widodo, 1994).

52

Page 11: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB TII PENGKAITAN PARAMETER PENGUKURAN

3.4.6. Tingkat Teknolog yang Biasa Digunakan

. Salah satu faklor untuk bisa bersaing dalam pasar global adalah

apabila perusahaan bisa bekerja dengan efisien dan produktivitasnya

tinggr. Untulc itu diperlukan penggunaan teknologi yang tepat.

Biasanya kemajuan-kemajuan teknologi akan seiring peningkatan

efisiensi kerja. Yang dimaksud t"i.ttotogi disim adalah hal-hal yang

menyangkut metode konstruksi untuk melaksanakan pekerjaan.

Tingkatan teknologi pelaksanaan yang tepat akan membantu

pencapaian target proyek, terutama untuk proyek-proyek yang

mempunyai kompleksitas tinggr serta dituntut waktu penyelesaian

yang cepat (fta, l99a).

3.4.7. Jumlah Pekerjaan yang DiSubkontrakkan

Parameter ini perlu dievaluasi karena untuk proyek-proyek skala

besar dan kompleks dibutuhkan subkontraktor dengan spesialisasi di

bidangny4 terutarna untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu yang

memerlukan penanganan kfiusus agar hasilnya bisa maksimal. Tetapi

harus diperhatikan agm kontraktor utama tidak hanya bertindak

sebagai perantaxa saja" tapi tetap bertanggung jawab penuh terhadap

pemilik proyek serta mengkoordinasikan pekerjaan-pekedaan tersebut.

Informasi-informasi yang dibuhrhkan meliputi jenis pekerjaan,

persentasi pekerjaan yang disubkonhakkan, prosedur pemilihan

subkontraktor, konsistensi penggmaan $uttu subkontraktor,

53

Page 12: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 54

persetujuan pemilik proyek terhadap subkontraktor yang digunakan

(Sapiie, 1990). :t

3.5. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

3.5.l.Ketersediaan Berbagai Jenis Perkakas /PeralataniPerlengkapanKonstruksi

Ketersediaan dan kondisi peralatan konstruksi akan sangat

menenhrkan tingkat produktivitas dan berpengaruh terhadap jadwal

penyelesaian proyek. Kehadiran alat-alat besar dalam melaksanalian

suatu proyek konstruksi sangat membantu dalam mencapai hal-hal

berikut:

a. Mempercepat pros€s pelaksanaan pekerjaan, terutama pada

pekujaan-pekerjaan yang sedang dikejar target penyelesaiannya.

b. Melaksanakan jenis pekerjaan yang sulit atau tidak dapat dilakukan

oleh manusia

c. Karena alasan efisiensi, keterbatasan tenaga kerja, keamanan dan

faktor-faktor ekonomi lainnya.

Namun demikian, tidak sembarang alat-alat berat dapat

digunakan untuk mencapai maksud-maksud tersebut. Alat tersebut

harus dipilih yang tepat guna dan ekonomis, dimana alat tersebut harus

sesuai dengan kondisi pekerjaan, m?rmpu berproduksi tinggr dengan

biaya yang relatif rendah. Kebututran akan berbagai peralatan dan

perkakas yang diperlukan unhrk suatu proyek bisa diperoleh melalui

kepemilikan sendiri atau sewa.

Page 13: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAJTAN PARAMETER PENGUKURAN

3.5.2. Sistem Pengontrolan Terhadap Keterandalan dan Pemeliharaan dariAlat Inspeksi, Alat Ukur dan Alat Uji Konstnrksi

Sebagai alat produksi, peralatan harus selalu berada pada

kondisi prima. Secara umum pemeliharaan didefinisikan sebagai

usaha-usaha, tindakan-tindakan termasuk reparasi yang dilakukan

untuk menjaga agar kondisi dan kinerja dari alat selalu seperti kondisi

dan kinerja pada waktu masih baru, tetapi dengan biaya yang

serendah-rendahnya (Suharsono, I 994).

Penggruraan peralatan yang tidak andaVtidak ditera akan

men gakibatkan penyfunpangan-penyimpan gan.

Informasi yang dibututrkan antara lain (Wiryodiningrat et al.,

re97):

a. Prosedur pengontrolan, kalibrasi, dan pemeliharaan terhadap

peralatan, perkakas dan perlengkapan.

b. Cara unttrk melakukan kalibrasi dan menentukan tindakan yang

harus dilakukan jika hasilnya tidak memuaskan.

c. Cara penanganan, perawatan, dan penyimpanan peralatan dan suku

cadang, perkakas dan perlengfuapan secara tertulis sedemftian rupa

sehingga ketelitian dan kondisinya siap pakai.

d. Penjagaan fasilitas yang ada pada peralataq perkakas dan

perlengkapan baik itu perangkat keras maupun lunak agm alat

tersebut tujnmin dapat berfrrngsi dengan semestinya.

e. Staf yang berkualifikasi dalam halliemeliharaan peralatan.

f. Jadwal pemeliharaan berkala.

55

Page 14: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB ITI PENGKAIIAN PARAME'TER PENGUKURAN

3.6. PERSONIL

3.6.1. Ketersediaan, Tingkat Ferrdidikan dan Pangalaman Staf Lapangan

Staf disini adalah staf administrasi dan staf teknis seperti

surveyor, pelaksana, logistik, site engineer, sile manager, mekanik,

dan lain-lain.

Informasi yang dibuhrhkan antara lain (Ganda,1997).

a. Jenis dan jumlah staf yang dibutuhkan untuk proyek yang

bersangkutan.

Tingkat pendidikan yang sesuai dengan jabatan.

Pengalaman kerja staf-staf tersebut di lapangan, terutama dalam

menangani proyek sejenis.

Perilaku dari para staf.

3.6.2. Ketersediaan, Tingkat Peudidikan dan Pengalamm Tenaga Kerja Ahti

Pada pelaksanaan konstruksi khusus seperti pembuatan

terowongalL pembuatan silo, bangunan lepas pantai atau unhrk

penanganan masalah-masalah tertentu, maka diperlukan tenaga keda

ahli di bidangnya. Ketersediaan, tingkat pendidftan dan pengalarnan

tenaga ahli ini akan sangat membantu kelancman pelaksanaan proyek.

Tenaga kerja ahli ini bisa sebagar manajer teknik, manajer lapangan

maupun sebagai pekeda untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu (Ganda,

1997).

56

b,

Page 15: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB UI PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN

3.6.3. Ketersediaan, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Tenaga Desain

Meskipun tugas kontraktor hanya melaksanakmr pernbanglman

fisik bangunan, namun demikian tenaga disain tetap diperlukan unhrk

memeriksa secara garis besar desain-desain yang diterimanya apakah

dapat dilaksanakan dengan aman dan sesuai dengan persyaratan

bangrman yang ada. Disamping itu biasanya dalarn pelaksanaan

pembangunan ada sebagian pekerjaan yang dimbah, ditambah atau

dikurangi, pemilik proyek tidak perlu memanggil konsultan perencana

secara khusus rmtuk menanganinya, bisa langsung ditakukan kepada

kontraktor untuk rnendesain sekaligus mengerjakannya

(Wiryodiningrat et al., 1997).

3.6.4. Ketersediaan dan Pengalaman Tenaga Kerja Lapangan

Tanaga kerja konstruksi menrpakan ujung tombak tercapainya

target proyek. Suatu desain yang baik, tidak menjamin terwujudnya

hasil fisik yang baik, jika tidak ditunjang oleh kualitas pekerja

lapangan yang baft. Kemampuan dan pengalaman tenaga kerja

Iaprngan sangat erat hubmgannya dengan biaya dan produktivitas,

karena itu ketersediaan dan pengalarnan tenaga kerja lapangan

merupakan faktor yang petrting bagt kontralctor dan sebaiknya tenaga

kerja tersebut menetap di perusahaan itu (tidak berpindah-pindah).

lnforrrasi yang dibtrtuhkan adalah prediksi kebutuhan tenaga

kerja melalui rencima kerja periodik (sedapat mungkin jumlah tenaga

57

Page 16: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAJIAN PARAMETER PENGUKURAN 58

kerja stabil selama periode utama dari pelaksanaiul konsUrrksi). Dari

rencana kerja dapat dilihat pekerjaan-pekerjaan apa yang akan

dikerjakan dan tenaga mana saja yang dibutuhkarf sehingga mudah

unhrk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja dengan komposisi

tertentu (Santoso. 1 994).

3.6.5. Training Tenaga Kerja l,apangan

Sumber daya manusia merupakin modal utama yang

menentukan kualifikasi kontraktor, sehingga pelatihan tenaga kerja

harus mendapat pertntian yang serius. Pelatihan bukan hanya yang

berkaitan langsung dengan teknik-teknik kerja yang benar, tetapi juga

tentang penanganan masalah-masalah yang mungkin terjadi. Untuk itu

perlu disosialisasikan kesadaran dan pengertian tentang pentingnya

pelatihan ini kepada para tsnaga kerja. Tujuannya untuk mernastikan

bahwa semua tenaga kerja yang melakukan kegiatan ymg akan

mempengaruhi target proyek telah memiliki kemampuan yang

memadai dan merata dalam bidaugnya masing-masing.

Informasi yang dibutuhkm antara lain (Wiryodiningrat et a1.,

reeT):

a. Prosedur tertulis untuk identifikasi kebutuhan pelatihan dan

memberikan pelatihan.

b. Persyaratan kemampuan yang dibututrkan untuk masing-masing

bidang pekerjaan dan tolak ukur keberhasilannya.

Page 17: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAJIAN PARAMETER PENGUKURAN 59

Pengevaluasian kemampuan tenaga kerja sesuai kemampuan yang

dibutuhkan untuk bidangyang akan manjadi tanggung jawabnya.

Penganalisaan kebutrhan pelatihan tenaga kerja, atas dasar hasil

evaluasi tersebut dan persyaratan yang dibtrhrhkan.

Pelatihan masing-masing tenaga kerja.

Pengevaluasian atas hasil pelatihan tersebut.

3.6.6. Jumlah Tenaga Kerja yang Bersertifikat

Hal yang paling sulit dijaga standamya di negara kita ini adalah

kualitas tenaga kerja- Pekerja yang berkualitas biasanya jumlahnya

sangat terbatas sehingga kalau diperlukan jumlah yang banyak pasti

akan mengalami kesulitan (Priyanto, 1998).

Kontraktor biasanya menyerahkan pekerjaan pada mandor.

Kontraktor rnencari mandor yang mempunyai keahlian tertentu sesuai

dengan kebutuhan proyek, dan kemudian mandor itu yang mencari

para pekerjanya. Jadi spesialisasi bukan pada mandor. Pada kondisi

seperti ini menjadi sulit untuk mbnentukan kualitas tukang/tenaga kerja

tersebut, kmena yang dinilai adalah hasil kerja per-grup dibawah satu

mandor. Sehingga bila pekerjaan satu gnry dianggap tidak mernenuhi

syarat, grup itu diberhentikan. Padahal, belum tentu sehruh pekerja

dalarn grup itu tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukan.

Dengan adanya sistem sertifikasi teriaga kerja maka hal-hal di atas

dapat dihindari, sehingga dapat memperlancar pelaksanaan proyek.

d.

f.

Page 18: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 60

Sertifikasi keahlian dan keffampilan kerja diperlukan dalam

rangka menciptakan tenaga kerja yang memiliki keahlian dan

ketrampilan standar, berdisiplin dan produktif untuk melaksanakan

pembangunan, karena memenuhi standar kualifikasi serta prosedur uji

keahlian, ketrampilan dan sertifikasi yang berlaku secara umum. Jadi

tujuan yang ingn didapat dari sertifikasi adalah (Priyanto, 1998):

a. Memberikan pengukuhan kemampuan atau ketrampilan tenaga kerja

kepada penerima sertifikat, serta memberi kepastian kedudukan

yang bersangkutan pada jenjang jabatan f.erja

b. Unhft munpertahankan jaminan mutu hasil akhir pekerjaan, dengan

melakukan peningkatan kemampuan, uji ketrampilan dan sertifikasi

bagi para mandorltenaga kerja agar bekerja sesuai dorgan standar

dan spesifikasi yang ditenhrkan.

c. Bagi perusatraan kontraktor, ikut menciptakan kesiapan global di

sektor jasa konsruksi dalarn menyambut AFTA 2003

3.7. PENGENDALIAN PROSES DAN HASTL KERTA

3.7.1. Prosedur Kerja ( Metode Kerja dan Urutan Kerja) sertaPengendaliannya

Setiap pelaksanaan konstruksi memiliki prosedur kerja

konstruksi yang berupa pedoman dan penmjuk kerja. Pedoman dan

petunjuk kerja tersebut hanrs menjelaskan secara detail tentang tata

cara pelaksan:un tiap eleman konstruksi dan har.m selalu sudah

disiapkan sebelum memulai suatu pekerjaan. Prosedtr kerja yang

Page 19: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 6 l

tersusun baik akan membantu kelancaran operasional kontraktor,

sehingga bila terjadi penggantian personil, prosedur kerja tenebut

tetap dapat dilaksanakan (Rantetoding, 1996): "*

Prosedur kerja yang praklis dan ekonomis akan menentukan

urutan kerja dan jenis kegiatan serta koordinasi dan alokasi dari

material, alat dan tenaga keda di lokasi proyek. Informasi yang

dibutuhkan adalah diagram alir rencana pelaksanaan proyek perperiode

tertentu.

3.7.2. Inspeksi dan Pengetesan

Dalam melaksanakan suatu proyek, seringkali ditemukan hal-hal

sebagai berikut (Wiryodiningrat et al., 1997)'.

a. Hasil inspeksi atau hasil uji dari produk tidak memenuhi

persyaratan, kmena material/bamng-barang yang diproses tidak

sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

b. Hasil dari suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan tidak memenuhi

persyaratan karena rangkaian kegiatan pelaksanaan sebelumnya

tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

c. Pada saat serah terima proyek, panilik proyek tidak dapat

menerimanya karena ada beberapa bagian yang tidak memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan.

Untuk menglrindari hal-hal tersebut di atas, evaluator harus

rnengevaluasi apakah kontraktor tersebut sudah rnemiliki prosedrn

Page 20: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAITAN PARAME-IER PENGUKURAN oz

untuk melakukan inspeksi dan pengetesan. Informasi yang dibutuhkan

berupa prosedur tertulis unruk kegiatan inspeksi dan pengetesan dalam

setiap rangkaian kegiatan pelaksanaan maupun terhadap produk akhir

sebelum diserahterimakan kepada pemilik proyek, baik itu terhadap

barang/material yang datang dari pemilik proyek, suplier maupun dari

subkontraktor sebelum barang/material tersebut diproses.

3.7.3. Program Pengontrolan terhadap Hasil Keda

Program ini merupakan pengukuran dan koreksi terhadap hasil

keda para staf untuk menjamin bahwa apa yang dilaksanakan sesuai

dengan yang direncanakan, baik itu dari segiwaktu, biaya, kualitas dan

keselamatan kerja (Joyowiyoto, 1996).

3.7.4 Seleksi Material

Material yang akan dipakai akan berakibat langsung terhadap

kualitas hasil pekerjaan yang dihasilkan. Jadi diperlukan kontrol

kualitas material yang datang di lapangan terhadap shndar/spesifikasi

yang telah dipesan. Informasi yang dibututrkan berupa prosedur

tertulis tentang kegiatan pemesanan, penerimaan dan penolakan

material di lapangan beserta alasan-alasannya (Sjachdirin, 1993).

Page 21: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN

3.7.5. Program ldentifikasi dan Penelusuran Hasil Keria

a. Identifikasi

Adakalanya dalam penyimpangan suatu hasil kerja sulit untuk

mencari atau menelusuri asal material yang dipakai, karena tidak ada

identitasnya. Dengan adanya parameter ini, maka akan ada pemastian

bahwa apabila suatu hasil kerja yang dihasilkan tidak sesuai dengan

perqyaratan yang ditetapkan, maka kontraktor dapat menelusuri sejak

penerimaan material, proses pelaksanaan sampai hasil akhirnya.

hformasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut (wiryodiningrar et

al.,1997).

l. Prosedur identifikasi dan penelusuran.

2- Pemberian identitas pada material sejak material datang, dalam

proses sampai menjadi produk akhir, agar apabila ada

penyimpangan suatu produk maka penyebabnya dapat ditelusuri.

b. Pengendalian atas hasil kerja yang tidak sesuai

Apabila telah ada hasil kerja yang ktuang sesuai, maka harus

dicegah untuk mernasuki proses selanjutnya supaya jangan sampai

hasil kerja tersebut sampai kepada pemilik proyek dan mengakibatkan

ketidakpuasan.

Informasi yang dibutuhkan antara lain (Wiryodiningrat et al.,

1997):

0-f

Page 22: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 64

a. Prosedur untuk menetapkan cara pengendalian hasil kerja yang

tidak sesuai sedemikian rupa sehingga hasil kerja yang tidak sesuai

dapat dikendalikan dan diikuti dengan tindakan perbaikan yang

dilakukan oleh petugas yang bertanggrrng jawab sesuai tingkat

penyimpangannya.

b. Penunjukan petugas yang bertanggung jawab untuk rnaninjau dan

yang berwenang untuk menentukan kesesuaian hasil kerja termasuk

kajian hasil kerja yang tidak sesuai dan menetapkan tindak

lanjutnya dengan salah satu alternatif di bawah ini:

1. Dikerjakan ulang agar memenuhi persyaratan yang telah

ditetapkan (rework).

2. Diterima dengan atau tanpa perbaikan atas keputusan konsesi

pej abat yang berwenang.

3. Diterima untuk penggunaan lain yang lebih rendah tuntutan

mutunya (down grade).

4. Ditolak dan tidak boleh dipakai(reject).

Apabila dalam dokumen kontrak ditetapkan bahwa penggunaan atau

perbaikan hasil kerja yang tidak sesuai harus diusulkan kepada pemilik

proyek maka persetujuan harus dilalarkan oleh pernilik proyek.

c. Tindakan koreksi dan pencegahan

Apabila tindakan koreksi dan pencegahan tidak dilal<ukan,

kesalahan-kesalahan yang sama akan terulang dan cara kerja yang

Page 23: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKA'IAN PARAMETER PENCUKURAN 65

kurang efektif tidak akan berubah menjadi lebih baik. Untuk itu

parameter ini disertakan dengan tujuan untuk menghilangkan

penyebab ketidaksesuaian yang terjadi dan rnungkin akan terjadi,

sesuai dengan besarnya masalah dan tingkat resiko yang dihadapi.

Informasi yang dibutuhkan antara lain (Wiryodiningrat et al.,

1ee7)'.

a. Prosedur penerapan tindakan koreksi yang mencakup tentang

efektifitas cara menangani keluhan dari pemilik proyek dan laporan

ketidaksesuaian produk, cara melakukan penyelidikan atas

penyebab ketidaksesuaian yang berkaitan dengan produk, proses,

dan sistem mutu, cara melakukan tindakan koreksi yang efektif

untuk menghilangkan penyebab ketidak sesuaian, cara memantau

dan mengendalikan untuk memastikan bahwa tindakan koreksi telah

dilaksanakan.

b. Penerapan tindakan pencegahan atas penyimpangan yang

diperkirakan dapat terjadi, yang mencakup cara penggunaan

strmber-srunber informasi yang sesuai untuk mendeteksi,

menganalisa dan menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang

diperkirakan akan terjadi, cara menenhrkan langkah-langkah baku

yang diperlukan untuk menyelesaikan segala masalah dalam rangka

melakukan tindakan pencegahan, cara menerapkan langkah-langkah

tersebut secara proaktif unhrk tindakan pencegahan dan

pengendalian secara efektif.

Page 24: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 66

Pembahasan tindalian koreksi dan pencegahannya di dalam

management review yang dilakukan secara periodik

3.8. MANAJEMEN KUALITAS

3.8.1. Catatan tentang Kualitas yang Dicapai

Parameter ini sangat penting dalam mengevaluasi kualitas

pekerjaan kontraktor secara langsung, misalnya prosentasi pekerjaan

yang diulang, ditolak, dll. Untuk mendapat data ini secara obyektif,

bisa menghubungi pihai<-pihai< yang pernali bekerja sama dengan

kontraktor tersebut seperti konsultan pengawas, pernilik proyek,

subkontraktor dan lain-lain (Jaselskis dan Russell . 1992\.

3.8.2. Pengalaman dan Keperdulian Manajemen Terhadap Kualitas

Pangalarnan manajemat puncak dalarn hal kualitas merupakan

hal yang sangat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan proyek. Senior

manajemen yang kurang pengalaman dapat menimbulhan kesulitan

dalam berkomunikasi dengan staf lapangan. Pada umrmrnya sistem

manajemen mutu yang dilaksanakan di lapangan dibuat untuk

memenuhi tuntutan mutu dalam doktmren kontrak. Pelaksanaan sistem

manajemen mutu sering tersendat-sendat atau hasilnya kurang

memuaskan karena antara lain (Wiryodiningrat et al., 1997):

a. Kurang pedulinya pimpinan puncak terhadap sistem manajemen

mutu, sehingga karyawan di bawahnya tidak termotivasi.

Page 25: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKAJIAN PARAME-TER PENGUKURAN 6'l

b. Ketida$elasan tanggrrng jawab dan wewenang pada susunan

organisasi dalam kaitannya dgngan sistem marajernen muru.

c. Surnber daya yang kurang memadai dalam kaitannya dengan sistem

manajemen mufu.

d. Tidak ada wakil manajemen yang khusus mengelola pelaksanaan

si stem mataj ernen rnutu.

e. Peninjauan ulang terhadap pelaksanaan sistem manajemen mutu

tidak pernah dilakukan.

Untuk memastikan bahwa kebijakan mutu dapat dipahami,

diterapkan dan dipelihara pada seluruh tingkatan dalarn orgarrisasi

maka dibutuhkan informasi-informasi antara lain (Wiryodiningrat

et al., 1997):

a. Kepedulian pimpinan puncak kontraktor yang diwujudkan dalam

kebijakar rnutu secam tertulis. Kebijakan rnutu tersebut harus

singkat, jelas, mudah dimengerti, relevan dengan tujuan

perusahaan kontraktor dan pernilik proyek, serta dapat mernotivasi

seluruh personil dari tingkat yang paling atas sampai bawah.

b. Penetapan tanggrng jawab dan wewenang serta hubturgan antar

personil yang mengelola sistem manajemen mutu dalam suatu

bentuk strukhr organisasi.

c. Sumber daya yang ditugaskan sudah terlatih dalam bidangnya

masing-masing.

Page 26: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN (r8

Penempatan wakil pimpinan puncak yang disebut Manag,ement

Representarrve untuk mangelola sistem rnauajemen mutu darr

penerapannya.

Peninjauan ulang terhadap penerapan sistem manajemen mutu

secara periodik yang dilakukan oleh pimpinan puncak.

3.8.3. Sistem Mutu (Pedoman, Prosedur, Perencanaan, Audit, ContinuousImprovement)

Apabila produk yang dihasilkan kontraktor tidak sesuai dengan

persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh pemilik proyek maka

kontraktor harus melakukan perbaikan atau mengganti bagian-bagian

yang tidak sesuai tersebut. Untuk mencegah hal ini maka sistem mutu

yang merupakan pengendalian mutu harus diarahkan pada upaya untuk

memenuhi persyaratan pemilik proyek. Pada tahap pelaksanaan

konstruksi fisilg upaya penerapan pengendalian mutu diwujudkan

melalui metode pelaksanaan konstruksi, penyeliaan, pengawasan dan

inspeksi peke{aan. Jadi pada prinsipnya maksud pengendalian mutu

adalah rnengarahkan agar pelaksanaan konstruksi sesuai dengan

spesifikasi teknis dan dokumen kontrak.

Informasi yang dibutuhkan antara lain (Wiryodiningrat et al.,

1997\.

a. Pembuatan pedoman mutu yang mencakup atau mengacu pada

prosedur sistem mutu dan menggambirkan str-oLtur

dokumentasinya, seperti kebijakan mutu, pedoman mutu, prosedur

d

Page 27: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAIIAN PAR{METER PENGUKURAN 69

mutu, rencana mufu, catatan mutu. Pedoman mutu ini harus dibuat

tertulis yang akan dipergunakan di lapangan maupuil di kantor.

b. Pembuatan perencanaan mutu sdcara teriulis untuk setiap proyek

yang akan dilaksanakannya

c. Peninjauan setiap dokunen sistem mutu yang sesuai dengan

perubahan atau perkernbengan perusahaan.

d. Audit mutu htemal yang bertujuan untuk rnemastikan bah.rva

sistem manajemen mutu dan hasil-hasilnya telah diverifiliasi sesuai

dengan rencana mutu yang telah ditetapkan dan telah diketahui

trngkat efektifi tas penerapannya.

3.9. ORGANISASI KANTOR PUSAT

3.9.1. Struktur Organisasi Kantor Pusat

Stmktur organisasi menunjukkan tingkat kominnen manajemar

untuk bermacam-macam fungsi seperti kontrol kualitas, keselamatan

kerja, dan lain-lain (Al-HammaC, 1996). Proses pengainbilan

keputusan dan bagaimana mengkomunikasikan ke berbagai tingkatan

staf konffaktor, dapat dilihat pada struktur organisa.si. Persyaratan-

persyaratan dalam penempatan suatu bagian dalam organisasi sebagai

berikut (Sapiie, 1984):

a. Bagian-bagian harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga akan

rnenciptakan fungsi saling kontrol (internal built control).

Page 28: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKAITAN PARAMETER PENGUKURAN 70

Perlu pemisahan bagian antara fungsi pembelian, fungsi pemakai

dan fungsi pemba5'ar. Penggabwrgan dari fungsi tersebut, hanya

ada pada direksi.

Adanya keseimbangan bobot pekerjaan antar bagian.

Adanya kejelasan tentang penjabaran pekerjaan masing-masing

dan tidak salin g poton g-memoton g (ov e r I a p p i n g) .

Dengan adanya struktur organisasi ini, maka pemilik proyek

dapat mengetahui dengan jelas apakah pemsahaan kontraktor

tersebut mempunyai deskripsi tugas dan tanggung jawab untuk

setiap staf secara jelas dan terstrukrur.

3.9.2. Sistem Koordinasi di Kantor Pusat

Sistem koordinasi di kantor pusat memegang peranan penting

dalam rnentmjang kelancaran proyek, sebab dalam menangani proyek

perlu ada kerja sama antara kantor pusat dan lapangan, dimana kantor

pusat memegang kendali untuk mengkoordinasi segala kebutuhan

lapangan (Sapiie, 1984).

3.9.3. Sistem Manajemen Informasi dan Komputerisasi

Pada suatu proyek konstruksi, sistem manajemen informasi

sangat diperlulian untuk memberikan informasi secara cepat dan akurat

kepada manajer proyek mauprrn direksi sehingga dapat rnengarnbil

keputusan-keputusan strategis secra tepat. Sistem manajunen

c.

d.

Page 29: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKA'IAN PARAME-TER PENGUKURAN 7 l

informasi dirnulai dari proses tender hingga pada saat pelaksanaan

provek, dan bert'rjuan rurt';k mendukung kegiatan-kegiatan di proyek

yang begitu kompleks sehingga Capat menbantu manajemen prol'sk di

lapangan.

Data-data penting yang perlu dikrrmpulkan untuk selanjutnya

diubah menjadi rnanajemen informasi yang bermanfaat bagr

pengambilan keputusan antara lain (Win, 1996):

a. Laporan kemajuan pekerjaan (progress report), mencakup

informasi mengenai status kemajuan dan biaya serta hambatan-

hambatan proyek.

b. Jadwal penyelesaian yang dikaitkan dengan target kemajuan setiap

hari, minggr-r, bulan, yang dia-rahkan pada pencapaian jadrval

proyek keseluruhan.

c- Hasil pamantauan biaya proyek rnelalui pengukuran prosentase

pengeluaran biaya setiap elemen.

d. Berbagai rekaman nilai banding atau rasio. misalryra biaya tak

langsung terhadap proyek total. biaya material terhadap biaya

proyek total dan lain-lain -vang berftmgsi sebagai fasilitator dalam

pengarnbilan kepuhrsan yang terkait dengan pengendalian kinerja.

3.9.4. Sistem Pembuatan / Pengorganisasian Perhitungan-PerhitunganTender

Sistem ini besar pengaruhnya terhadap pencapaian target

proyek, karena apabila terjadi kesalahan perhitungan baik itu volurne

Page 30: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKA'IAN PARAMETER PENGUKURAN I Z

pekerjaan maupun harga satuan maka secara tidak langsung akan

menghambat target proyek" bahkan tidak rnenutup kemungkinan

kontraktor akan mengganti spesifikasi-spesifikasi yang ada dengan

kualitas dibawah standar yang telah ditentukan (Sapiie, 1985)

Informasi yang dibuttrhkan antara lain:

Psrencauaan

a. Penunjukan personillersonil yang akan mengikuti pre-bid

meeling.

h. Pembuatan jadwal kerja.

c. Rencana peng$maan suplier dan subkontraktor beserta

alternatiftya.

d. Rencana penelitian sumber-sumber bahan beserta altematifnya.

e. Rencana pembahasan metode konstruksi beserta alternatifnya.

Pengorganisasian

? Keterlibatae pimpinan dalam pellent_lan harga teoder.

b. Adanya pembagian h:gas yang melipu! :

1. Bagian teknik desain

Bertugas meneliti dokurnendokrmren tender proyek, untuk

mengetahui apakah ada masalah-masalah baru yang harus

diperhatikan yang dapat mempengaruhi biaya pelaksanaan.

Page 31: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN I - )

'2. Bagian teknik ketrangan

Bertugas rnengadakan perhitungarr volurne dari harga

satuan sesuai dengan harga standar yang biasa dilaksanakan

perusahaan.

3. Bagian teknik lapangan

Bettugas mengadakan perrelitian terhadap metode kerja

yang mungkin bisa berakibat kepada biaya pelaksanaan.

4. Bagian logistik

Bertugas memberikan data harga material yang dibutuhkan

oleh proyek tersebut.

5. Bagian peralatan

Bertugas rnemberikan data tentang pemakaian alat, data

mobilisasi dan demobilisasi, data produktivitas peralatan.

6. Bagian keuargar

Berhrgas memberikan perkiraan-perkiraan, valuta asing

dan bunga-bunga yang harus dibebankan.

7. Bagian personalia

Bernrgas membuat perkiraan-perkiraan over head cost

unnrk personalia yang akan bekerja di proyek tersebut.

8. Bagian pemasaran

Bertugas membuat perkiraan-perkiraan biaya promosi dan

pergaulan selama proyek tersebut.

Page 32: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB IIT PENGKAJIAN PARAME-IER PENCUKURAN

3.10. ORGANTSAST MANAIEMEN PROYEK

3.10.1. Organisasi di Laparrgarl Beserta Penjelasan Tugas dan TanggungJawabnya

Struktur organisasi manajemen lapangan beserta penjabaran

tugas dan tanggrrng jawabnya perlu ditetapkan sebelum proyek

dirnulai. Manajer proyek bertindak selaku pimpinan dan koordinator

antara kantor pusat dan lapangan. Keseluruhan kegiatan lapangan

berada di bawah tugasnya, namun demikian manajer proyek tetap

harus bertanggung jawab penuh secara fungsional kepada

pimpinannya di kantor pusat. Melalui parameter ini, pernilik proyek

dapat mengetahui pernbagian kerja di lapangan dari perusahaan

kontraktor tersebut serta kewenangan tugas di lapangan sehingga

dapat membantu kelancaran proyek (Sapiie, 1984b).

Infonnasi yang dibutuhkan antara lain:

a. Struktur organisasi dari staf/manajernen lapangan

b. Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing personil yang

tercantum dalam strukttu oreanisasi

3.1Q.2. Sistem Koordinasi ( dengan Tim Sendiri, Subkontraktor, Suplierserta dengan Kantor Pusat) dan Hubtmgan Antma Staf Lapangandengan Kantor Pusat

Manajer proyek memainkan peranan penting dalam

mengkoordinasi semua staf lapangan dan pihak-pihak lainnya, . ' c

diproyek, sehingga rnasing-rnasing pilrak dapat bekerja sama sesuai

dengan tugas dan tanggwg jawabnya dan tidak terjadi tumpang

74

Page 33: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKAJIAN PARAME-TER PENGUKURAN 75

tindih dalam pelaksanaan tugas dari masing-masing bagian tersebut.

Dengan adanya koordinasi ini rnaka kesinambungat urutan kerja

dari berbagai pihak di lapangan dapat dilakukan dengan mulus

(Whittington, 1997).

Informasi yang dibutuhkan antara lain.

a. Laporan tertulis dari manajer proyek untuk menginstruksikan

jenis-jenis pekerjaan yang harus dilakukan oleh personil-

personil beserta jadwalnya.

b. Laporan pertanggungjawaban pekerjaan oleh masing-masing

pihak ke manajer proyek.

c. laporan hasil rapat koordinasi dengan pihak-pihak di lapangan

secara periodik.

3.10.3. Sistern Dokumentasi di Proyek

Apabila tahap-tahap proses konstruksi didukung dengan sistem

dokumentasi yang lengkap dan teliti, akan sangat membantu

kelancaran dan ketertiban pelaksanaan proyek. Salah satu segi penting

adalah berkuratgnya kemungkinan rnunculnya berbagai klaim yang

tidak mendasar dan beralasan. Dari sekian banyak catatan-catatan,

surat menyurat dan laporanJaporan penting untuk didokumentasikan

secara tertib dan lengkap selama proses pelaksanaan konstruksi adalah:

a. Surat perintah kerja unttrk memulai proyek lengkap dengan surat

persetujuannya.

Page 34: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKATIAN PARAMETER PENCUKURAN 76

b.

c.

Doktrmentasi yang bertaitart dengan perintah pekedaan tambah

atau kurang yang tidak tercanturn dalarn kontrak (nerubah kontrak

awal). '. '

Dokumentasi yang berkaitan dengan kemajuan pekerjaan serta

pembayaran prestasi pekerjaan selama periode tertentu.

Dokunentasi buku harian yang berisi catatan tentang pelaksanaan

pekerjaan setiap hari, sumber daya yang digunakan, keadaan cuaca,

atau keadaan lain yang mempengaruhi kemajuan pekerjaan,

termasuk pula-hambatan, gangguan dan masalah yang dihadapi

yang terkait dengar pelaksanaan peke{aan baik untuk saat

sekarang maupun mendatang. Catatan termasuk informasi

mengenai hal-hal yang berhubungan dengan klaim-klaim penting

dari pemberi tugas.

Kumpulan memo-memo lapangan sebagai alat dan bukti

korespondensi antar pihak di lapangan. Berfungsi untuk mengirim

berita, informasi, peringatan, instruksi atau laporan sementara yang

harus dikonfirmasikan lebih lanjut. Memo-memo tersebut juga

harus diberi nomor urut untuk mernpermudah di dalam

mendokurnentasftannya.

Dokumen penerimiun atau serah terima pekerjaan yang telah

selesai dilaksanakan, yang kelengkapan prosedurnya harus

didasarkan pada surat pemberitahuan dan sertifikat penyelesaian

pekerjaan. Surat pemberitahuan penyelesaian pekedaan

Page 35: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 77

menyatakan, melaporkan dan sekaligus mohon persetujuan bahwa

pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan konqak telah selesai,

sedangkan sertifikat menerangkan bahwa semua pekerjaan telah

selesai dilaksanakan sesuai dengan rencana dan spesifikasi, untuk

dibayar sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Sering terjadi dibunrlrkan waktu yang cukup lama unhrk mencari

dokumentasi yang diperlukan, atau catatan tersebut rusak sehingga

tidak dapat digunakan, atau catatan tidak menunjukkan kesesuaian atas

persyaratan yang diminta.

Informasi yang dibuhrhkan antara lain (Wiryodiningrat et al.,

1997):

a. Prosedur penetapan cara pengidentifikasian, pengumpulan,

pemberian nomeriindeks, pengambilan, pengarsipan, penyimpanan,

pemeliharaan dan pemuvrahan catatan.

b. Prosedur penyimpanan catatan dengan baik, sehingga mudah

diambil, tidak mudah rusak, tidak mudah hilang serta mempunyai

masa simpanan.

c. Jika diatur dalam kontrak, catatan mutu harus dapat dievaluasi oleh

pemilik proyek dalam periode waktu yang telah disepakati bersama.

3.10.4. Sistem Komunikasi di Proyek

Komunikasi dalam pelaksanaan proyek adalah hal yang sangat

penting, karena kurangnya korntmikasi atau kesalahan komunikasi

Page 36: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 78

yang timbul dalarn pelaksanaan proyek akan'berakibat buruk dalam

pelaksanaannya. Hal tersebut dapat menimbulkan kesalahan

pelaksanaan, kecelakaan, perselisihan dan taiir-tain. Apabila terdapat

problem-problem yang terjadi pada tingkat bawah perlu segera

diinformasikan ke tingkat yang lebih atas untuk penyelesaian

permasalahan tersebut (Sapiie, 1 990).

Hubungan dan komunikasi yang baik antara unsur-unsur

pelaksana pembangtrnan (pemberi tugas, konsultan perencana,

konsultan pengawas dan kontraktor) atau antara pelaksana-pelaksana

proyek akan menghasilkan pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan

efisien. Sistem komunikasi ini bisa dijalankan lewat rapat-rapat selama

pelaksanaan proyek untuk membicarakan dan mengevaluasi mengenai

kualitas, produktivitas, pengeluaran biaya, kemajuan proyek,

perselisihan-perselisihan. Rapat-rapat pada umurffiya dilakukan tiap

periode tertentu. Masalah yang terjadi pada pelaksanaan proyek,

penurunan produktivitas dan lain-lain perlu dilihir dan diputuskan

pemecahannya sehingga tidak menghambat pelaksanaan proyek.

Pengelolaan korntmikasi di lapangan antara lain :

a. Antara personil atau bagian fungsional organisasi.

b. Antara anggota tim proyek dengan berbagai perusahaan seperti

subkontraktor, suplier, penyewaan dan sebagainya.

c. Antnra kantor pusat dan lapangan.

Page 37: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB TTI PENGKAITAN PARAMETER PENGUKURAN 79

d. Antara proyek dengan lembaga pemerintah/masyarakat umum

setempat.

3.10.5. Sistem Komputerisasi di Proyek untuk Perencanaan dan PengontrolanJadwal, Biaya dan Sumber Daya

Perencanaan dan pengontrolan jadwal, biaya dan sumber daya

lain yang diperlukan pada periode-periode tertentu akan lebih cepat,

akurat dan efisien apabila menggunakan sistem komputerisasi, dan

apabila diperlukan revisi maka data base akan lebih cepat untuli

ditelusuri.

3.10.6. Prosedur Kontrol Terhadap Gambar Kerja

Kontraktor dalam rangka mewujudkan dokumen perencanaan

menjadi bangunan fisik, tidak asal saja rnengikuti gambar-gambar

perencanaan, tetapi berkewajiban untuk menilai kelayakan semua

gambar perencanaan sebelum mulai melaksanakan konstruksinya.

Kontraktor harus membuat gambar-gambar keqa (shop drcwing)

terlebih dahulu untuk keperluan pelaksanaannya. Gambar kerja dibuat

berdasarkan gambar psrencanaan yang sudah tersedia. Disamping itu

spesifikasi teknis dan syarat-syarat kontrak, SPK jadwal, petrmjuk dan

pedoman metode konstruksi, pedoman pengendalian kualitas,

bernracam laporan detail proyek dan sebagainya, merupakan

dokumen-dokumen penting yang harus dikuasai oleh tim untuk

digunakan sebagai petunjuk kerja (Dipohusodo, 1996).

Page 38: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKA'IAN PARAMETER PENCUKURAN

Jika ditemukan kejanggalan atau ketidaklayakan perencanaan,

harus segera melaporkarurya dan sekaligus rnengupayakan

pembetulannya. Apabila hal semacam itu tidak segera dilaporkan,

dengan mudah akan manjadi konflik yang menyebabkan gagalnya

target proyek.

Infonnasi yang dibutuhkan antara lain adalah format-format

tentang (Dpohusodo, 1996):

a. Pemeriksaan gambar kerja terhadap spesifikasi teknis yang

disyaratkan

b. Perneriksaan girmbar kerj a terhadap konstnrktabilitas (kemampuan

unnrk dapat dilaksanakan).

c. Jadwal penyelesaian gambar kerja proyek.

d. Nama-nama personil yang berwewenang untuk membuat,

memeriksa dan mensahkan gambar kerja.

e. Persehrjuan dari punilik proyek atau wakilnya terhadap gambar

kerja yang dibuat.

3.10.7. Peraturan dan Kebijaksanaan Kerja di Lapangan

Dari parameter ini dapat dilihat tingkat disiplin kerja yang

diterapkan di lapangan, serta sanksi-sanksi apa yang dikenakannya.

Peraturan-peraturan dan kebijaksaninn kerja tersebut harus mengacu

kepada situasi dan kondisi dari masing-masing proyek, menghgat

80

Page 39: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB TII PENGKAITAN PARAMETER PENGUKURAN

proyek konstruksi mempunyai sifat trnik dan tidak persis sama dengan

proyek sebelunnya.

Informasi yang dibutuhkan antara lain:

a. Jam kerja normal dan jam kerja lembur

b. Tata tertib yang berlaku di lapangan, misalnya surat ijin tidak

masuk kerja, surat ijin sakit, sanksi unhrk keterlarnbatan jam kerja,

surat ijin pengeluaran barangikendaraan dari lokasi proyek

c. Ketentuan telnis pelahsanaan pekerjaan, misalnya metode

konstruksi yang- di gunakan

d. Jadwal rapat berkala proyek

e. Peraturan untuk kelestarian lingkungan hidup, misalnya lokasi

pembuangan sampah

3.10.8. Tingkat Keterlibatan Manajer Proyek

Trngkat keterlibatan mmajer proyek adalah rasio lamanya

manajer proyek terlibat dalam pelaksanaan konstruksi dibagi dengan

durasi proyek yang direncanakan. Keterlibatan manajer proyek sejak

awal maka akan membantu kelancaran pelaksanaan proyek, karena dia

mengetahui sejarah pelaksanaan proyek tersebut, baik itu dalam hal

material yang diminta, jadwal kerja, kualitas kerja yang diminta dan

lain-lain.

8 1

Page 40: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAITAN PARAMETER PENCUKURAN

3.10.9. Wawancara Terhadap Staf Utama yang Akan Ditugaskan SelamaProyek Berlangsung

Parameter ini berfujuan untuk mangevaluasi secara langsrurg

kualifikasi dari staf utama yang akan menangani proyek, baik dari segi

teknik maupun non teknik.

3.10.10. Beban Pekerjaan yang Masih Dtangani oleh Staf Utama

Seringkali dijumpai perusahaan kontraklor memberikan susunan

struftlur organisasi dengan staf-staf tertentu yang akan ditempatkan di

proyek yang baru, namun demikian sebagian staf tersebut belum

menyelesaikan tugasnya atau masih menangani pekerjaan di proyek

lainnya. Hal ini akan merugikan pemilik proyek yang baru tersebut,

karena perhatian dan waktu yang diberikan turtuk proyek yang baru ini

tidak bisa penuh, sehingga akibatnya target proyek tidak bisa tercapai

(Russell dm Skibniewski, 1990a).

3. 1 0. I 1. Prosedur Memilih Subkontraktor

Prosedur ini untuk mengevaluasi kinerja subkontraktor yang

akan merealisasi peke{aan-pekerjaan tertentu. Parameter ini perlu

diketahui karena seringkali dijumpai hasil pekerjaan subkontraktor

tersebut tidak sesuai dengan persyaratan atau bahkan subkontraktor

melepaskan tanggung jawabnya. Tujuannya adalah urtuk memastrkan

bahwa mutu pekerjiun yang disubkontralkan akan dikerjakan sesuai

dengan persyaratan yang diminta.

82

Page 41: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB TII PENCKAIIAN PARAMETER PENGUI(URAN 83

lnformasi yang dibuhrhkan antara lain (Wiryodiningrat et al.,

1997):

a. Prosedur kegiatan pengadaan subkontraktor melalui seleksi

kemampuan dasarnya baik dari segi teknis maupun non teknis.

b. Pemberian penjelasan secara periodik dan mendetail tentang

syarat-syarat pekerjaan yang diminta, evaluasi dan porgendalian

pekerjaan yang dilaksanakan oleh subkontraktor. Evaluasi kinerja

subkontraktor meliputi mutu hasil kerja, ketepatan waktu

pelaksanaan, keharmonisan hubungan keda dengan pihak-pihak

lain, tanggapan terhadap keluhan pemilik proyek sehubungan

dengan subkontraklor tersebut

3. 1 0. I 2.. Sistem ranard dan puni shment kepada Para Staf

Sistern reward adalah sistem penghargaan yang diberikan

kepada para staf dalam bentuk uang atau fasilitas-fasilitas lainnya

sehubungan dengan prestasi ke{anya yang memuaskan dan

menguntungkan perusahaan. Tujuannya agar mereka dapat termotivasi

dalam bekerja yang menjadi tanggung jawabnya. Sistem punishment

adalah suatu sistern hukuman atau pinalti yang diberikan ke,pada para

staf baik itu berupa sanksi keuangan, kedudukan, atau fasilitas-

fasilitas lainnya (Sapiie, 1991).

Page 42: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB TII PENGKAJIAN PARAMETER PENGUKURAN 84

Informasi yang dibutuhkan adalah kebijaksanaan perusahaan

yang berupa nohrlen rapat intern perusahaan atau keterangan-

keterangan dari para staf perusahaan tersebut.

3.10.13. Prosentasi Pergantian Tim dalam Proyek (Turn Over\

Pergantian tim dalam proyek akan mengganggu kesinambungan

pekerjaan. Sebab tim yang baru membutuhkan waktu untuk

mempelajari sisa pekerjaan yang ditinggalkan tim sebelumnya. Selain

itu tim yang baru perlu menyesuaikan diri dengan suasana kerja yang

sudah terbenruk dalam proyek. Untuk itu sebaiknya dihindari

pergantian tim dalam proyek bila keadaan tidak sangat mendesak

(Scheifer dalam Russell, 1996).

3.10.14. Program Perencanaan Ulang (Mikro) di Lapangan Apabila TeryadiPerubahan Pelaksanaan

Penyrsunan rencana proyek selunrhnya didasarkan pada logika

tahapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Meskipun dernikian, bila

memang diperlukan, dapat membuat perubahan teknis tahapan

pekerjaan mtuk pencapaian target jmrgka pendek, tehpi harus terikat

pada rangkaian jadwal panjangnya. Jika suatu pelaksanaan pekerjaan

meleset dari rencana, sudah tentu akan mengancam ketepatan jadwal,

sehingga perlu dilakukan perubahan-perubahan meski hanya

menyangkut perencanaan jangka pendek. Jikalau beberapa kegiatan

tertunda, maka harus diimbangi dengan mempercepat atau

Page 43: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB ITI PENGKAJIAN PARAMETER PENGUKURAN 85

mendahulukan kegiatan-kegiatan lainnya dalarn rangka

mempertahankan j adwal secara keseluruhan (Sj achdirin, 1 992 ).

3. t 0. 1 5. Supervisi/Pengawasan

Yang dimaksud dengan pengawasan adalah pengawasan

terhadap para pekerja yang melalarkan kegiatar-kegiatan pelaksanaan

konstruksi. Pengawasan ini diperlukan mengingat pada dasarnya

manusia itu akan selalu berusaha untuk bekerja dengan cara yang

mudah dan cepat sehingga kadang-kadang melupakan akibatnya.

Kesalahan-kesalahan akibat hal tersebut, hanya bisa dicegah dengan

adanya pengawasan yang baik terhadap semua bagian pekerjaan yang

sedang dilaksanakan. Untuk itu pengawas seharusnya memiliki

pengetahuan dan pengalaman yang melebihi pengetahuan dan

pengalaman dari orang-orang yang diawasinya, sehingga dia bisa

menunjukkan hal-hal yang salah atau memberikan petunjuk-petunjuk

cara pelaksanaan yang baik.

Melalui pengawasan yang baik akan didapatkan pencapaian

kualitas yang tinggr tanpa harus menyebabkan kenaikan biaya,

misalnya biaya mtuk pekerjaan ulang dan lain-lain (Sapiie, 1990).

3.10.16. Pelayanan Selama Masa Pemeliharaan

Pelayanan selama masa pemeliharaan adalah pelayanan yang

masih dilakukan setelah bangunan diserahterimakan pertama kali.

Page 44: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKAIIAN PARAMETER PENCUKURAN 86

Pelayanan ini meliputi masalah-masalah teknis yang disebabkan

karena hdak semprtrnanya pekerjaan, tetapi bukan karena kesalahan

pengguna. fuiuannya adalah untuk memberi jhminan bahwa mutu

hasil kerja kontraktor tersebut berlmalitas, dan seandainya kalau masih

ada sebagian kecil yang kurang sempurna maka penyempurnaan

tersebut masih rnenjadi tanggung jawab kontraktor, sehingga pada

waktu penyerahan kedua pemilik proyek puas dengan mutu bangunan

tersebut.

3. 1 1 . PENGETAHUAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

3. I 1. 1. Sistern Penjadwalan dan Pengontrolannya

Penjadwalan

Adanya jadwal pelaksanaan berarti kita mengetahui pula

kapan harus rnernpersiapkam tenaga kerja, peralatan, material, dana

yang dibutuhkan sebelum saat pelaksanaannya tiba. Kalau kita

membuat kekeliruan dalam penentuan jadwal tersebut, pasti akan

berakibat buruk pada saat pelaksanaannya" antara lain:

a. Pemborosan biaya alat, karena banyak alat menganggur.

b. Tidak meratanya kesibukan kerja, yang berakibat kepada tidak

meratanya penggunaan tenaga kerja. Tidak meFatanya

penggunaan tenaga tersebut akan sangat merugikan peke{aan

karena kesulitan mencari tambahan tenaga kerja, tingginya biaya

mobilisasi dan akomodasi.

Page 45: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 87

Jadwal rencana kerja berlaku sebagai kerangka induk unhrk

dijabarkan lebft rinci dalam bentuk jadwal pengadaan material, alat

kerja, tenaga kerja, penyusunan arus kas.

Pengontrolan

Dalarn tahap konsffuksi, manajer proyek harus selalu

memantau jadwal pelaksanamr proyek, sehingga dapat diketahui

kemajuan atau keterlambatan pelaksanaan pekedaan. Berdasarkan

hasil pemantauan, manajer proyek akan mengetahui hambatan-

hambatan pelaksanaan proyek serta mengevalusi penyebab-penyebab

keterlambatan tersebut, misalnya penurunan produktivitas kerja yang

disebabkan material terlambat, alat rusak, penempatan material yang

tidak teratur dan lain-lain.

3.11.2. Sistem Kontrol Biaya

Sistem kontrol biaya adalah pengontrolan terhadap setiap

pengeluaran selama pelaksanaan proyek. Data-data pernastil<an bisa

berupa data harian atau data periode-periode tertentu, sehingga

dengan adanya sistem ini akan diketahui dengan mudah biaya-biaya

yang telah dikeluarkan berdasarkan laporan tersebut. Cara

pengontnolan biaya yang baik bisa berupa :

a. Pengontrolan langsung

Page 46: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKAITAN PARAMETER PENGUKURAN 88

Setiap rencana yang mengakibatkan pengeluaran biaya harus

diteliti dulu anggaran yang tersedia dan ltams diusahakan bahwa

anggaran-tersebut tidak dilarnpaui.

b. Pengontrolan tidak langstng

- Setiap penggun:nn material dan tenaga keda tidak melampaui

junlah yang ditetapkan.

- Setiap target penyelesaian suatu bagian pekerjaan harus tepat

pada waktunya.

Setiap alat harus menghasilkan produktivitas sesuai dengan

yang telah ditentukan.

- Setiap bagian pekerjaan harus dipecah dalam satuan-satuan

biaya yainn biaya bahan, alat, pekerja, dll.

- Setiap pengeluaran biaya hams jelas terdapat dalam rencana

anggaran biaya (tidak boleh ada pengeluaran tanpa anggaran).

3.I1.3. Sistem Manajemen Material

Sistem marrajemen material adalah suatu sistem perenmnaan

dan pengonffolan dalam pengadaan material agar material sampai di

proyek te,pat waktu dan kualitasnya sesuai dengan spesifikasi yang

ditetapkan (Sjachdirin, 1993).

Kegiatan ini meliputi:

Page 47: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB n; PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 89

a. Perencanaan

Perencanaan pengadaan material meliputi survei ketersediaan

material di pasiran, perencanaan jadwal pengadaan yang

didasarkan pada jadwal pelaksanaan, perencanaan penempatan

material pada lapangan yang terbuka.

b. Pengriman dan pangangkutan material

Pengiriman material perlu diperhatikan agar dapat tiba di

lapangan tepat pada waktunya.

c. Pengontrolan material

Material yang datang di lokasi proyek perlu diuji atau dikontrol

terlebih dahulu kualitasnya. Pengontrolan ini meliputi jumlah,

bentulgukuran, kecacatan, warna, kekuatan.

Informasi yang dibutuhkan antara lain:

a. Prosedur kegiatan pembelian.

b. Penunjukan suplier harus melalui seleksi.

c. Diagram alir untuk permintaan pembelian material, mulai dari

penyerahan material ke pemilik proyek untuk mendapat

persetujuan sampai ke pengiriman material ke lapangan.

d. Penjelasan secara mendetail mengenai perqyaratm material yang

diminta yang dituangkan dalam surat pemesanan.

e. Verifikasi terhadap material yang datang.

f. Jangka waktu peninjauan kembali sistem pembelian material.

Page 48: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKA'IAN PARAMETER PENGUKURAN

3.1 1.4. Tingkat fuset dan Pengembangan

fuset dan pengembangan bertujuan mtuk mencapai efisiensi

pelaksanaan proyek il."ou dapat mendorong perbaikan metode-

metode konstruksi tradisional, sehingga kebutuhan akan pelaksanaan

konstruksi tepat waktu, efisien biaya dan berkualitas dapat tercapai.

fuset dan pengembangan ini akan memberikan kontribusi secara

langsung atau tidak langsung terhadap keuntungan jangka pendek

dan panjang perusahaan, produktivitas perusahaan. Keuntungan lain

adalah reputasi perusahaan, dimana perusahaan tersebut memiliki

posisi yang lebih baik untuk memperoleh proyek-proyek skala besar

yang memerlukan teknologi baru (Ota, 1994).

3. I 1.5. Program Peningkatan Produktivitas

Produktivitas dalam dunia konstruksi pada dasamya

merupakan pendekatan cara pengukuran efektifitas ketrampilan

manajemen, pekerja, material, mesin dan peralatan, urtuk menunjang

kegiatan dalam penyelesaian bangunan dengan biaya yang paling

mengmtungkan @ipohusodo, I 996).

Unfirk meningkatkan produktivitas tersebut peranan

manajemen sangat menenhrkan. Peranan tersebut pada intinya adalah

bagaimana merencanakan dan menerapkan program peningkatan

produktivitas sehingga dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

Infonnasi yang dibutuhkan antara lain: .

90

Page 49: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB ITT PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 91

a. Komitmen peningkatan produktivitas, khususnya dalam hal

pengembarrgan, penerapail dan monitoring di setiap level

orgarusasl.

Bagaimana pertangggungiawaban manajer lapangan dalam

mangatur, mendukung dan meningkatkan efisiensi pekerjaan dan

kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan produktivitas.

Teknik peningkatan produktivitas di lapangan.

3. 1 1 .6. Pemahaman terhadap Dokumen Kontrak

Parameter ini perlu karena dalam pelaksanaan proyek,

kontraktor seringkali kurang peduli dan kurang teliti terhadap konsep

kontrak yang akan ditandatanganinya. Perbedaan pengertian antara

perqyaratan yang diminta dalam kontrak dengan yang ditawarkan,

dapat menimbulkan perselisihan dan menyebabkan tidak tercapainya

target proyek. Untuk menghindari hal tersebut di atas maka perlu

pemahaman terhadap dolnrmen kontrak yaitu pemahaman setiap item

yang tercantum di dalam dokumen kontrak yang disepakati kedua

belah pihak, baik itu material, peralatan, metode kda, cara

pembayaran, jadwal kerja dan syarat-syarat lain yang tercantum dalam

kontrak (Wiryodiningrat et al., l99Z).

Informasi yang dibutuhkan antara lain:

a. Prosedur finjauan kontrak serta koordinasi kegiatan-kegraan

lainnya.

b.

U.

Page 50: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKAJIAN PARAMETER PENGUKURAN 92

b. Tinjaun terhadap dokumen tender dan dokumen kontrak beserta

arnandemen kontrak sejak proses tender, proses klarifikasi, proses

penandatanganan kontrak untuk memastikan bahwa:

1. Persyaratannya sudah dipahami oleh kontraktor dengan jelas.

2. Persyaratan tertulis yang diajukan kontralstor telah disetujui oleh

pemilik proyek.

3. Tiap perbedaan antara persyaratan dalam dokumen tender dan

persyaratan-persyaratan yang diminta dalam klarifikasi, proses

penandatanganan kontrak, pekerjaan tambah dan lain-lain, telah

diselesaikan.

4. Kontraktor berkemampuan untuk memenuhi persyaratan yang

dimint4 baik dari segi kemampuan administrasi, keuangan,

sumber daya manusi4 teknis, penyediaan alat maupun

pengalaman pekedaan.

5. Kontraktor harus meninjau amandemen kontrak terhadap kontrak

induknya dan mengidentifikasi serta menginformasikan secara

benar kepada bagian terkait dalam organisasi kontraktor

3. I 1.7. Manajemen Resiko

Manajemen resiko adalah pengidentifikasian, analisa dan

bagaimana penanganan serta antisipasinya yang perlu dilalnrkan

terhadap resiko-resiko yang mungkin terjadi selama pelaksanaan

proyek antam lain (Sapiie, 1996):

Page 51: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB TTI PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 93

l e .

Resiko dalam pengadaan material, misalnya kerntrngkinan

kenaikan harga, kesulitan "dalam ffansportasi, kesalaharr waktu

pengiriman, kesalahan jumlah, kerusakan, dan lain-lain.

Resiko dalam menghadapi alam yang sulit untuk diramalkan

dengan tepat, misalnya banjir, hujan tanah longsor, ketidak

cocokan antara data yang ada dengan kenyataan.

Resiko dalam hal tenaga kerja yang dibutuhkan, misalnya

kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang dibutuhkan, kesulitan

memelihara mental karyawan agar betah di tempat kerjanya,

kesulitan men ghadapi perahrran-peraturan ketenagakerj aan.

Resiko di bidang keuangan, antara lain keterlambatan pembayaran

dari pemilik proyek, resiko kehrangan modal kerja, manipulasi

keuangan, tindakan moneter, kenaikan BBM, ketidak lancaran

dalam pengurusirn berita acara yang dapat melernahkan keuangan

perusahaan.

Resiko di bidang peralatan yang dibutuhkan oleh proyek, antara

lain ketidakcocokan tipe, kapasitas ala! kerusakarr alat,

kekurangan suku cadang, ketidaksempurnaan pemeliharaan dan

perbaikan alat, yang bisa menghambat kernajuan pekerjaan di

lapangan.

Resiko di bidang teknik, mrsalnya ketidakcocokan gambar

rencana dengan kondisi alam yang dihadapi, perubahan-perubahan

yang diperlukan karena ftktor-faktor teknik yang tidak dapat

Page 52: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 94

dihindari, ketidakcocokan metode konstruksi dan metode kerja

yang direncanakan semula yang bisa menyebabkan keterlambatan

penyelesaian proyek.

Tujuan dari adanya parameter ini adalah agar para evaluator

prakualifikasi mempunyai acuan dalam menilai bagaimana cara

kontraktor tersebut dalam menangani resiko-resiko tersebut di atas,

sehingga resiko-resiko tersebut bisa diantisipasi dan target proyek

dapat dicapai.

3.12. MANAJEMEN KESELAMATAN KEzuA

3.12.1. Catatan Kecelakaan dan Keselamatan Kerja

Catatan ini berfrrngsi unhrk memperlihatkan keadaan

keselamatan kerja yang ada, menentukan lokasi berbahaya yang

dapat moryebabkan terjadinya kecelakaan dan rmtuk mengetahui

perkembangan keadaan keselamatan kerja. (Hinze, 1997). Hasil

pencatatan ini sangat berguna bagi perba** ra.Tnudap

program

keselamataq kerja yang telah ada.

3.12.2. Prosedur Penanganan Kecelakaan Kerja

Perusahaan kontraktor harus menetapkan prosedur

penanganan kecelakaan kerja apabila terjadi kecelakaan kerja.

Prosedur ini bisa berupa penyelidikan-penyetidikan bila terjadi

kecelakaan kerja. Adapm tahapan-tahapan dalam prosedur

Page 53: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 95

penanganan kecelakaan kerja adalah sebagai berikut (Du-Pont,

lees):

a. Menumpulkan fakta, yang berupa wawancara terhadap pekerja

yang terluka, wawancara terhadap saksi mata, pemeriksaan

lingkungan di sekitar kejadian.

b. Menenhrkan sebab terjadinya kecelakaan.

Rekomendasi.

Laporan kecelakaan.

3 .12.3 . Kebijakan Keselarnatan Kerja Perusahaan

Parameter ini bertujuan agar program keselamatan kerja

benar-benar dijalankan dengan penuh kesadaran oleh semua pihak.

Ada berbagai bentuk kebijakan perusahaan terhadap keselamatan

kerja, yang antara lain meliputi (Du-Pont, 1998):

a. Komitmen untuk turut bertanggung jawab dan dengan aktif

rnendukung kegiatan-kegratan usalra kg;elamatan kerja.

b. Adanya progam mandiri untuk pemeriksaan, perbaikan dan

penciptaan kondisi-kondisi pekerjaan maupun tindak pd<erjaan

yang aman pada semua pekerjaaan yang dilalnrkan.

c. Adanya progftrn pelatihan yang bertujuan untuk memberikan

latihan kepada petugas keselamatan kerja dan pada pma pengawas

mengenai cara melalflrkan pengawasan terhadap pekerja serta

melatih pekerja mengenai cara bekerja yang bbnar dan aman.

c.

d.

Page 54: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB TTI PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 96

d. Mempunyai prosedur untuk memastikan bahwa semrra pekerja

memahami dan rnelaksanakan persyaratan keselanatan kerja di

lokasi pekerjaan.

e. Kampanye keselamatan kerja.

3.12.4. Sistern Informasi Keselarnatan Ke{a pada Staf dan Tenaga Ke{a

Sistem informasi ini bisa dilakukan dengan melakukan

pengarahan setiap hari sebelum pekerjaan dimulai, untuk

memberikan penjelasan mengenai bahaya yang mungkin timbul

berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilakukan hari itu dan cara-

cara untuk mengatasi apabila terjadi kecelakaan kerja.

3.12.5. Personil yang Bertanggung Jawab terhadap Pelaporan KecelakaanKerja

Pelaporan terjadinya kecalakaan kerja harus ditangani melalui

bagan organisasi yang diwakili oleh personil tertentu. Fungsinya agar

tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja tersebut segera bisa

ditangani secara bertanggung jawab.

3.72.6. Frekuensi Rapat Keselamatan Kerja

Secara berkala perlu diadakan rapat keselamatan ke{a dengan

selnua pihak yang terlibat di proyek, yang bertujuan untuk

menanamkan kesadaran akan pentingnya tindakan pencegahan agar

trdak terjadi kecelakam saat bekerja. Semua pihak harus hadir dalam

Page 55: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAIIAN PARAMETER PENGUKURAN 97

pertemuan tersebut sehingga bisa saling membagi pengalaman agar

kecelakaan kerja yarg pemah terjadi tidak terulang lagr.

3.12.7 . Frekuensi Pemeriksaan Keselamatan Kerja

Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan oleh semua orang dalam

organisasi keselamatan kerja (safety committee meeting\ untuk

mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin tedadi selama proses

konstruksi pada seluruh lokasi kerja.

3.12.8. Keikutsertaan dalam Program Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK)

Asuransi tenaga kerja adalah jaminan bagi tenaga keria

terhadap kecelakaan kerja yang terjadi selama pelaksanaan proyek.

Pada perahran Departemen Tenaga Kerja, setiap pembangunan yang

melibatkan banyak pekerja harus dilindtrngi oleh asuransi. Hal ini

diwajibkan dengan alasan bila terjadi sesuatu hal yang tidak

diinginkan terhadap keselamatan kerja, maka beban tenaga kerja

yang menjadi kortan dapat diringankan dgngan mendapat sanhrnan

yang besar kecilnya sesuai dengan tingkat kecelakaan yang dialami.

3.13. KEGAGALAN DIMASA LALU

3.13.1. Pengalaman Berhubungan dengan Tuntutan Atau Klaim

Klaim atau tuntutan merupakan masalah yang serius dan

penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Pekerjaan tambah dan

Page 56: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKAFAN PARAMETER PENCUKURAN 98

perubahan yang tidak diselesaikan melalui prosedw perintah yang

benar, cendenng mengakibatkan munculnya klaim, dan seringkali

membawa perselisihan. Suatu klaim merupakan permohonan

kebutuhan berupa kompensasi biaya atau perpanjangan waktu atau

keduanya unttrk merailr kembali suatu kerugian. Jadi dengan adanya

klaim, maka dengan sendirinya target proyek tidak dapat dicapar.

Tujuan dari parameter ini untuk memeriksa kine{a kontraktor

sebagai referensi yang akan digunakan untuk manyelidiki

kemungkinan perselisihan di masa yang akan datang (Al-Hammad,

1996). Apabila kontraktor tersebut kurang berkualifikasi maka akan

sering kena klaim oleh pemilik proyek, atau sebaliknya suka

mengklaim dengan alasan yang dibuat-buat, sehingga menyebabkan

pembengkakan biaya proyek s€rta tertundanya jadwal penyelesaian

proyek.

Berbagai situasi yang berpotensi sebagai p'enyebab timbulnya

klaim antara lain (Dipohusodo, 1996) .

a. Keterlambatan dalam penyerahan gambar-gambar dan klarifikasi.

b. Terdapat cacat dalam spesifikasi yang diterima, cacat dalam

persetujuan kontrak atau penyimpangan volurne pekerjaan yang

ketentuannya tidak terdapat dalam persetujuan kontrak.

c. Keterlambatan dalam penyerahan material, cacat pabrik pada

material atau peralatan yang merupakan bagan dari barang-

barang yang disediakan oleh pihak perrilik proyek.

Page 57: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAFAN PARAMETER PENGUKURAN 99

e.

Perubahan hukum, tata cara atau peraturan yang berhubungan

dengan penunjukan pemenang lelang. Perubahan mungkin dapat

berupa peningkatan standar bobot upah sesuai dengan peraturan

atau perubahan di bidang perpajakan.

Perubahan atau penyimpangan kondisi lapangan yang berbeda

dengan informasi semula.

Penundaan atau pemberhentian pekedaan karena proses

pelaksanaan pekerjaan kontraktor lain atau penahanan laju

pekerjaan oleh pemilik proyek demi unhrk kepentingannya.

Upaya mempercepat penyelesaian pekerjaan diluar jadwal dalam

rangka memenuhi kebutuhan pemilik proyek diluar kesepakaan

yang telah disetujui.

Keterlambatan yang cukup berarti dalam membayar pekerjaan,

memberikan ijin, penetujuan, keputusan perintah perubahan dan

tanggapan atas klaim.

Penundaan yang terlalu lama dalam penyerahan lapangan atau

keputusan akhir kontrak yang mengilmbang dari pemilik proyek.

Kegagalan pemilik proyek dalam men$alankan tugas dan

frmgsinya.

Penolakan yang tak beralasan atas hasil peke{aan yang sudah

sesuai dengan spesifikasi atau yang seharusnya sudah dapat

diterima.

h.

l .

J .

Page 58: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENCKAIIAN PARAME"TER PENCUKURAN loo

I Penjadwalan ulang atau perpanjangan waktu pelaksanaan

pekerjaan karena alasan penyediaan keuangan atau sebab lain

yang semacam.

Pekerjaan tambah yang muncul selama masa pemeliharaan yang

tidak tercakup sebagai kewajiban kontraktor.

Ketentuan spesifikasi yang tidak jelas, seperti penggunaan

kalimat atau yang setara dengan merek tertentu dan sebagaimana

mungkin dipgrlukan yang terkait dengan material.

Kdtsntuan yang cenderung mengarah kepada ketidakmungkinan

untuk memenuhi atau tidak sesuai dengan pekerjaan kontrak.

Saiap kondisi atau kejadian dalam bentuk force majeure yang

diluar kekuasaan dan kendali kontraklor, yang mengakibatkan

peningkatan biaya.

3.13.2. Frekuensi Kegagalan dalam Memenuhi Kontrak Tepat Waktu danPinalti Kzuangan Karena Gagal Mernenuhi Kontrak

Pengertian kegagalan disini afu1a6 kegagalan yang disebabkan

karena kesalahan kontraktor itu sendiri, bukan karena faktor

eksternal sep€rti perubahan desain, bencana ala4 kebijakan

moneter, kelangkaan material dipasaran dan lain-lain. Parameter ini

merupakan indikator yang paling mudah dideteksi terhadap

pencapaian target proyek tepat waktu. Apabila frekuensi ini tinggr,

maka dapat diketahui bahwa kontraktor ini mempunyai kelemahan

dalam memenuhi tarset waktu.

o.

p.

Page 59: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB III PENGKAIIAN PARAMETER PENGUI(URAN t 0 l

Informasi yang dibuhrhkan diperoleh berdmarkan survei

terliadap pihak-piiiak yang pernah bekerja sama dengan kontraktor

tersebut.

3. 1 3.3. Frekuensi Kontrak yang Dibatalkan

Dari pmameter ini bisa dinilai kompetensi dan kualifikasi dari

perusahaan kontraklor. Bila perusahaan pernah mengalami

pembatalan kontrak, maka perlu diperiksa alasan panbatalan

tersebut, apakah karena kesalahan kontraktor atau karena

ketidakrnampuan pernilik proyek tmtuk melanjutkan kontrak.

Parameter ini sangat penting karena suatu perusahaan yang pernah

mengalami kegagalan dalam melaksanakan proyek tanpa alasan yang

dapat dipertanggungiawabkan sebaiknya dihindari (Russell, 1 996 ).

Infomrasi yang dibutuhkan diperoleh dari hasil survei terhadap

pihak-pihak yang pernah bekerja sama.

3.14. HUBUNGAN PEMILIK PROYEK dengan KONTRAKTOR

3 . I 4. I . Jarak dari Proyek yang Ditawarkan Ke Kantor Pusat

Parameter ini bertujuan untuk memudahkan mobilisasi dan

komunikasi ke lokasi proyek (Al-Hamad, 1996). Jika lokasi proyek

relatif dekat dengan kantor pusat, maka jika terdapat masalah-

masalah administrasi, keuangan dan lain-lain akan lebih cepat

ditangani karena mobilisasinya mudah, sehingga dapat membantu

Page 60: BAB III YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR KRITERIA ......proses prakualifikasi (Hatush dan Skitmore, 199Tc) dapat dilihat pada tabel 3.1. 3.2.2. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan

BAB TII PENCKAIIAN PARAMETER PENGUI(URAN t02

kelancaran pelaksanaan proyek dibandingkan apabila lokasi proyek

jauh dan kantor pusat.

3.l4.2.Frekuensi Memenangkan Tender pada Undangan-UndanganSebelumnya

Perusahaan kontraktor yang sering kali gagal dalam tender

yang dilakukan oleh pemilik proyek yang sama dengan proyek yang

akan ditawarkan, sebaiknya dipertimbangkan lagi untuk diundang

dalam tender. Hal ini untuk memberikan kesempatan kepada

perusahaan lain unttrk ikut berpartisipasi (Russ ell, 1992).

3. 1 5. HUBUNGAN/REFERENSI DENGAN PIHAK-PIHAK LAIN TERKAIT

3.15.1. Hubungan dengan Suplier, Subkontraktor, Desainer, pengawas,Tenaga Kerja dan Hukum serta Pemilik Proyek

Dari keharrnonisan hubungan ini dapat diketahui kualifikasi

kontraklor dari segi kewajiban keuangannya, tingkat kerja sama

dengan pihak terkait, tingkat kemanrpuan manajemen dan tingkat

kepatuhan terhadap peraturan-perahran pemefitah setempat baik itu

peraturan mengenai ketenagakerjaan, adat dan budaya di tokasi

seternpat yang kesemrxnya itu secara tidak langsung mempengaruhi

kelancaran pelaksanaan proyek.

lnforrnasi yang dibutuhkan diperoleh dari survei terhadap

:ihak-ethak

tersebut.