bab iii tinjauan kasus -...
TRANSCRIPT
46
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Umum
Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 Juni 2010 jam 11.00 WIB pada
keluarga Tn.M (43th).Tn.M merupakan kepala keluarga dari Ny.K dan
An.D.Pendidikan terakhir Tn.M adalah SD.Pekerjaan sehari-hari sebagai
supir truk kayu.Alamat tinggal sekarang ini di Desa Sambiroto 03 Rt.02
Rw 01.Keluarga Tn.M merupakan keluarga extended family/keluarga
besar yang terdiri dari keluarga inti ditambah adik ipar,keponakan dan
mertua.Dimana keluarga Tn.M merupakan keluarga yang di dalamnya
masih terdapat hubungan darah,perkawinan dan saling berinteraksi satu
dengan yang lain,mempunyai peran masing-masing,Karena di dalam satu
rumah di keluarga Tn.M terdiri dari 2 kepala keluarga yang hidup
bersama,namun segala kebutuhan dicukupi oleh keluarga masing-masing.
Keluarga Tn.M mengatakan bersuku Jawa.Keluarga Tn.M mempunyai
kebiasaan jika ada anggota keluarga yang sakit langsung diperiksakan di
puskesmas.Tn.M mengatakan keluarga beragama islam.Anggota keluarga
dalam satu rumah melakukan ibadah secara sendiri-sendiri.Keluarga
mengatakan pendapatnya pas-pasan untuk kebutuhan sehari-hari.Tn.M
mengatakan jarang berkumpul dirumah karena Tn.M terkadang
mempunyai kesibukan lembur di pekerjaannya sebagai supir truk
47
kayu.Tn.M hampir setiap hari pulang malam yaitu sekitar jam 9
malam.Itupun Tn.M dapat meluangkan waktu banyak dengan keluarga
pada saat hari minggu.Aktivitas rekreasi dalam rumah tangga selama ini
dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga sambil nonton
TV.Sedangkan aktivitas diluar rumah jarang Tn.M lakukan,jikalau ada
biasanya pergi dirumah saudara.Tn.M tidak mempunyai kebiasaan
merokok.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan
Pada pengkajian riwayat dan tahap perkembangan keluarga,Tn.M berada
dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja dimulai dengan
ketika anak pertama melewati umur 13tahun berlangsung selama 6 hingga
7tahun.tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih
awal/lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur sampai
dengan 19 sampai 20 tahun. Sedangkan tahap perkembangan yang belum
terpenuhi yaitu mempertahankan suasana rumah yang
menyenangkan,karena Tn.M masih tinggal serumah dengan kepala
keluarga lain dimana keadaan rumah sangat memprihatinkan banyak
perabotan yang tidak tertata,sehingga suasana rumah menjadi kurang
menyenangkan.Tn.M belum mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari
sebagai kepala keluarga.Ny.K mengatakan anaknya sedang batuk pilek
kurang lebih 12 hari yang lalu, Ny.K mengatakan anaknya sering rewel
dan keluar sekret bening putih dari hidung.Ny.K mengatakan anaknya
48
sudah dipriksakan kepuskesmas 12 juni yang lalu/3hari yang lalu, batuk
sudah berkurang tetapi pilek belum juga sembuh.keluarga menganggap
penyakit batuk pilek merupakan penyakit yang biasa dan tidak berbahaya
sehingga keluarga tidak memeriksakan kembali anaknya kepelayanan
kesehatan lagi.
3. Lingkungan
Perawat melakukan observasi terkait dengan karakteristik rumah.rumah
yang dimiliki keluarga ini merupakan rumah permanen, luas rumah
keseluruhan kurang lebih 75 m2.Dengan jumlah kamar yang dimiliki
adalah 2kamar tidur 1ruang tamu,1kamar mandi,1 dapur,serta ruang
keluarga yang berfungsi sebagi tempat menonton televisi
bersama.pencahayaan didalam rumah ini cukup.lantai rumah tampak kotor
dan banyak debu karena situasi rumah tepat dipinggir jalan raya yang
banyak debunya.Air minum yang digunakan oleh keluarga ini adalah air
PDAM yang dimasak sendiri.keluarga ini mempunyai tempat tinggal yang
tetap dan tidak berpinah-pindah.Dilingkungan RT setempat memiliki
budaya untuk selalu mengunjungi warga yang sakit dengan memberikan
sedikit bantuan sehingga dapat meringankan beban keluarga yang
sakit.Ny.K mengatakan bahwa beliau mengikuti arisan PKK dilingkungan
setempat.
49
4. Struktur Keluarga
Pola komunikasi keluarga Tn.M dilakukan dengan cara terbuka.Ny.K
mengatakan selalu merundingkan segala sesuatu hal yang dianggap penting
dan harus dipecahkan bersama.Dalam pengkajian tersebut dapat disimpulkan
bahwa dalam pola komunikasi keluarga Tn.M tidak ada masalah.Tn.M
mengatakan jika ada masalah selalu di lakukan musyawarah bersama.Jika
masalahnya intern keluarga Tn.M dan Ny.K maka masalah dipecahkan
sendiri.Karena di dalam rumah terdiri dari kepala keluarga yang berbeda-beda
maka dalam pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan keluarga masing-
masing.Keluarga Tn.M dan Ny.K jika ada masalah yang memutuskan masalah
adalah Tn.M karena Tn.M dianggap sebagai kepala keluarga yang dapat
memutuskan segala persoalan keluarga.
5. Fungsi Keluarga
Pada pengkajian fungsi keluarga di dapatkan fungsi afektif dimana keluarga
Tn.M kurang mengetahui tentang penyakit ISPA yang di derita An.D. Saat
An.D mengalami gejala batuk dan pilek Ny.K memeriksakan anaknya
kepuskesmas yang dekat dengan rumahnya.Tn.M jarang melakukan sosialisasi
dengan tetangga,karena aktivitas Tn.M yang sibuk bekerja.Namun dalam
maslah terkait dengan penyakit anaknya Tn.M mengatakan tidak tahu kalau
penyakitnya dapat menular ke orang lain.Sehingga keluarga hanya merasa
biasa-biasa saja dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
50
Pengkajian Fungsi Perawatan Kesehatan :
a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan tidak tahu apa itu ISPA.Ny.k mengatakan anaknya
sering rewel dan batuk-batuk serta pilek.
b. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
Keluarga tidak mengetahui komplikasi dari ISPA .Keluarga tidak
memeriksakan kembali anaknya kepelayana kesehatan karena batuk pilek
anaknya dianggap tidak berbahaya.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mengatakan tidak tahu cara merawat anggota keluarga yang
menderita ISPA,Keluarga tidak tahu bahwa ISPA dapat menular.
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah
Keadaan rumah Tn.M sangat sempit ,semua perabotan rumah berantakan
dan berdebu.Pakaian banyak yang digantungkan di belakang
pintu.Ventilasi dan penerangan cukup tetapi keadaan rumah yang
berdekatan denagn jalan raya membuar rumah tersebut banyak debu.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
Keluarga mengatakan selalu menggunakan fasilitas kesehatan yaitu
puskesmas jika ada anggota keluarga yang sakit.
6. Stres dan Koping Keluarga
a. Stresor yang muncul dalam keluarga Tn.M mengatakan jika ada
keluarga yang bermasalah maka akan dibicarakan dengan cara
51
musyawarah dan dipecahkan bersama dan dengan cara kekeluargaan.An.D
sedang sakit batuk dan pilek dan itu merupakan masalah penyakit yang
baru karena keluarga
Tn.M belum memeriksakan kembali anaknya kepelayanan kesehatan /
puskesmas.
b. koping keluarga dalam menghadapi masalah situasi yang stresfull
keluarga Tn M mengatkan jika ada masalah dalam keluarga selalu
dibicarakan dengan Ny.K dan jika permasalahan belum bisa teratasi maka
akan dimusyawarahkan bersama denagn anggota keluarga yang lain
7. Harapan Keluarga
Keluarga,Tn.M dan Ny.K mengatakan bahwa dirinya menyambut
baik petugas kesehatan yang datang di lingkungannya,beliau berharap agar
petugas kesehatan secara rutin dalam satu bulan sekali mengadakan
kegiatan pengobatan dan penyuluhan terhadap warga khususnya di
lingkungan RW I kelurahan sambiroto.
8. Pemeriksaan Fisik
Pada An.D didapatkan data
Tanda-tanda vital: nadi:80 x/menit , RR: 24x/menit, suhu : 36 C, TB:70
cm, BB 8 kg, kepala mechocephal, rambut warna hitam agak
kecoklatan,bersih,tipis,kriting. Mata: tidak ada gangguan
52
penglihatan,bersih tidak ada sekret,seclera tidak ikterik. Hidung : bersih
,tidak ada sekret, simetris,tidak ada polip.telinga : bersih, simetris ,tidak
ada luka.
Telinga : tampak kotor,ada serumen,tidak ada luka,Mulut & tenggorokan :
bibir lembab,berwarna merah muda,tidak ada nyeri telan,Leher : tidak ada
pembesaran kelenjar.tiroid,Dada : simetris,tidak terdengar bunyi
gallop,dada terlihat simetris,Inspeksi dada : dada simetris ,pekembangan
dada simetris kanan dan kiri,terlihat iga dada.Palpasi dada : tidak
ditemukan adanya benjolan,Auskultasi :tedengar suara ronchi.Pada
Perkusi : bunyi nafas tympani. Abdomen : datar,tidak ada luka,terdengar
bising usus,Ekstremitas : berfungsi dengan baik,tidak ada kelainan,Kulit :
warna sawo matang,bersih,tidak ada alergi,kulit kering.
53
B. Analisa Data
Tgl Data fokus Masalah
keperawatan
Etiologi
15 juni
2010
11.00
DS:Ny.K
mengatakan
anaknya sedang
batuk pilek kurang
lebih sudah 10hari.
.An. D sering
makan chiki dan
minum es keluarga
mengatkan penyakit
batuk pilek
merupakan
penyakit yang biasa
dan bisa sembuh
dengan sendirinya.
DO : inspirasi dan
ekspirasi teratur.
RR:24 x/menit
An.D tampak
mengeluarkan
cairan bening dari
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
Ketidakmampuan
keluarga merawat
anak dengan ISPA
54
15 juni
2010
11.00
15 juni
2010
11.00
hidung
DS: Ny.K
mengatakan tidak
tahu tentang cara-
cara penularan
ISPA
DO:An.D tampak
sedang bermain
dengan kakaknya
dan sering
mengelap
hidungnya yang
mengeluarkan
sekret.
DS:keluarga
mengatakan
anaknya sulit
makan,anak sering
jajan chiki dan
minum es Ny.K
mengatakan tidak
Resiko tinggi
terjadinya
penularan ISPA
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Ketidakmampuan
keluarga dalam
memodifikasi
lingkungan
dengan masalah
ISPA
Ketidakmampuan
keluarga dalam
merawat balita
dengan gizi yang
kurang.
55
tahu tentang gizi
yang baik bagi
anaknya.Ny.K
mengatakan
anaknya tidak suka
makan sayuran.
DO:An.D tampak
kurus BB:8kg.
C. Diagnosa Keperawatan
Hasil dari analisa data diatas ditegakkan diagnosa keperawatan sebagai
berikut :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga Tn.M merawat anak dengan ISPA.
2. Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit ISPA berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan dengan masalah
ISPA.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat balita dengan gizi yang
kurang.
56
D. Skoring
Dari diagnosa yang ditegakkan kemudian di skoringkan pada masing-
masing diagnosa,dimana pada diagnosa 1 yaitu Bersihan jalan nafas tidak
efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.M merawat
anak dengan ISPA. mendapatkan jumlah skor 4 1/16. Sedangkan untuk
diagnosa 2 yaitu resiko tinggi terjadinya penularan penyakit ISPA
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
dengan masalah ISPA. Mendapatkan jumlah sekor 2 4/6.sedangkan
diagnosa ketiga yaitu Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat balita dengan gizi yang
kurang.masalah keperawatan ini. Mendapatkan sekor 2 1/3. Untuk
penghitungan sekor ini terlampir.
E. Rencana Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga Tn.M merawat anak dengan ISPA.
Rencana keperawatan keluarga :
TUM : Setelah dilakukan tindakan keperawatan bersihan jalan nafas
dapat teratasi.
TUK 1 : Keluarga dapat mengenal masalah ISPA
Evaluasi Kriteria : Verbal
57
Evaluasi Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian ISPA
Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala
ISPA ,Keluarga dapat menjelaskan perawatan
keluarga yang menderita ISPA.
Intervensi Keperawatan :
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang ISPA
2. Jelaskan pada keluarga tentang pengertian,tanda/gejala tindakan
yang dilakukan bila salah satu anggota keluarga menderita ISPA.
3. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya.
4. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
5. Bimbing keluarga untuk mengulang kembali apa yang dijelaskan
oleh perawat.
6. Beri pujian atas jawaban yang disampaikan oleh keluarga.
TUK 2 : Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat.
Evaluasi Kriteria : Verbal
Evaluasi Standar : Keputusan keluarga untuk memeriksakan kembali
ke pelayanan kesehatan.
Intervensi Keperawatan :
1. Beri penjelasan tentang penyakit ISPA dan komplikasinya.
TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan kesehatan
Evaluasi Kriteria : Psikomotor
Evaluasi Standar : Keluarga Tn.M dapat melakukan perawatan
kesehatan
58
Intervensi Keperawatan :
1. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian ISPA dengan
lembar balik atau leaflet Ajarkan kepada keluarga untuk latihan
nafas dalam dan batuk efektif agar bersihan jalan nafas menjadi
efektif dan tidak terjadi komplikasi.
2. Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara nafas
dalam dan batuk efektif serta cara membuat obat secara tradisional.
3. Beri pujian positif atas partisipasi keluarga.
TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
Evaluasi Kriteria : Verbal
Evaluasi Standar : Keluarga dapat menerapkan pola hidup sehat
Intervensi Keperawatan :
1. Kaji kebiasaan keluarga Tn.M
2. Motivasi keluarga dalam berperilaku hidup sehat
3. Motivasi keluarga dalam pemodifikasian lingkungan rumah
4. Berikan penyuluhan tentang bahaya lingkungan yang tidak sehat.
TUK 5 : Tn.M bersama anggota keluarga mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada.
Evaluasi Kriteria : Psikomotor
Evaluasi Standar : Keluarga Tn.M memeriksakan anggota
keluarga yang sakit mengontrol ke
pelayanan kesehatan puskesmas.
59
Intervensi Keperawatan :
1. Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan anggota keluarga
yang sakit.
2. Jelaskan jenis pelayanan kesehatan yang bisa digunakan
3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
2. Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit ISPA berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
dengan masalah ISPA.
Rencana Keperawatan Keluarga :
TUM : Setelah dilakukan kunjungan keluarga diharapkan keluarga
mampu mengenal cara penularan penyakit ISPA
TUK 1 : Keluarga dapat menyebutkan cara penularan penyakit
ISPA.
Evaluasi Kriteria : Verbal
Evaluasi Standar : Keluarga dapat menyebutkan cara
penularan,keluarga dapat menyebutkan cara
pencegahan terjadinya ISPA.
Intervensi Keperawatan :
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara-cara penularan ISPA
2. Beri penjelasan kepada keluarga tentang cara-cara penularan ISPA.
3. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara-cara penularan
ISPA.
4. Beri reinforcement positif atas usaha keluarga
60
TUK 2: keluarga dapat menyebutkan cara pencegahan ISPA
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan ISPA
2. Beri penyuluhan kepada keluarga tentang cara pencegahan ISPA
3. Motivasi keluarga tentang cara pencegahan ISPA.
4. Beri reinforcement positif atas usaha keluarga
Tuk 3:keluarga dapat melakukan tindakan yang tepat untuk
mengatasi agar tidak terjadi penularan pada anggota keluarg yang
lain
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara perawatan ISPA utnuk
mengenal agaimana cara penularan ISPA keanggota yang lain.
2. Beri penyuluhan tentang kesehatan tentang cara merawat anggota
keluarga yang sakit agar tidak terjadi penularan pada anggota
keluarga yang lain.
3. Beri reinforcement positif atas usaha keluarga
TUK 4: keluarga dapat menyebutkan cara perawatan anggota
keluarga yang sakit ISPA untuk mencegah tejadinya penularan
1. Lakukan evaluasi apakah keluarga sudah melakukan
pengambilan keputusan yang tepat pencegahan ISPA
2. Beri reinforcement positif atas usaha keluarga
TUK 5:keluarga menyebutkan cara memodifikasi lingkungan
sehat agar tidak terjadi penularan
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang pentingnya mencegah
penularan ISPA.
61
2. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
3. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
4. Anjurkan kepada keluarga untuk membuka jendela setiap
hari dan melipat baju yang bergantungan serta
menyingkirkan perabotan yang tidak dipakai.
5. Anjurkan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan
rumah.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat balita dengan gizi yang
kurang.
Rencana keperawatan keluarga:
TUM: Setelah dilakukan kunjungan keluarga diharapkan keluarga
mampu mengenal gizi yang baik
TUK 1 : Keluarga dapat menyebutkan makanan yang bergizi baik
bagi anaknya
Evaluasi Kriteria : Verbal
Evaluasi Standar : Keluarga mampu mengenal masalah gizi
nutrisi yang baik bagi anaknya,keluarga
mampu mengambil keputusan cara mengatasi
gizi pada anaknya, keluarga dapat
menyebutkan cara mengatasi gizi yang baik
bagi anaknya.
62
Intervensi keperawatan
1. kaji pengetahuan keluarga tentang pentingnya gizi pada anak.
2. Berikan penyuluhan kepada keluarga tentang pengertian gizi, tanda
kurang gizi,dan pentingnya gizi pada anak.
3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
4. Beri reinforcement positif atas usaha keluarga yang telah dilakukan.
TUK 2 :Setelah dilakukan kunjungan keperawatan keluarga
diharapkan mampu melakukan tindakan yang tepat ditandai dengan
keluarga paham akan pentingnya gizi yang baik bagi anak
Intervensi keperawatan:
1. Evaluasi pada keluarga apakah keluarga sudah melakukan
tindakan yang sudah dianjurkan oleh perawat.
2. Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga.
TUK 3 : Setelah dilakukan kunjungan keperawatan diharapkan
keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan
benar.
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang pentingnya gizi pada anak
2. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
3. Beri reinforcement positif atas usaha keluarga
4. Motivasi keluarga utnuk dapat merawat anggota keluarga
yang sakit.
63
3. TUK : setelah dilakukan kunjungan perawatan diharapkan
keluarga mampu membuat obat dari ramuan tradisional untuk
meningkatkan nafsu makan anak.
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara membuat ramuan
tradisional yaitu dengan menggunakan temulawak.
2. Ajarkan cara demontrasi pada keluarga tentang pembuatan
temulawak.
3. Berikan waktu keluarga utnuk bertanya.
4. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
F. Implementasi
Saat kunjungan rumah pertama kali yaitu tanggal 15 juni 2010
pukul 10.00 wib perawat datang kerumah warga binaan,perawat
menjelaskan tujuan kedatangan,perawat berkenalan dengan keluarga dan
membina BHSP.
Perawat memberikan penyuluhan tentang pengertian ISPA tanda dan
gejala penyebab komplikasi,dan cara perawatanya setelah dievaluasi
didapatkan data objektif keluarga sangat antusias dan sangat senang
dengan kedatangan mahasiswa.
Pada tanggal 16 juni 2010 jam 10.00 Wib dilakukan pengkajian
lanjutan kekeluarga Tn.M (perawat melakukan pemeriksaan fisik pada
An.D) keluarga mengatakan ingin mengetahui bagaimana cara merawat
An.D yang sedang batuk pilek karena An.D ketika malam sering rewel.
64
Pada tanggal 18 juni 2010 pukul 09.00 Wib, perawat melanjutkan
kunjungan yang berikutnya ,perawat mengkaji kembali mengenai ISPA
pada anak yang tidak segera ditangani.mendiskusikan bersama tentang
penyebab ISPA dan bersihan jalan nafas tidak efektif serta memberi
kesempatan keluarga untuk mengulang penjelasan yang telah
diberikan.perawat memotivasi keluarga untuk merawat An.D dan
memotivasi keluarga untuk dapat mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah bersihan jalan nafas tidak efektif.keluarga mengatakan sudah
memeriksakan anaknya kepuskesmas obat sudah habis tetapi anak pilek
belum sembuh juga, keluarga juga mengatakan tidak memeriksakan
anaknya kembali kepelayanan kesehatan karena mengaggap batuk pilek
tidak berbahaya .perawat menjelaskan kepada keluarga bahwa penyakit
batuk pilek berbahaya perawat menjelaskan kepada keluarga tentang
komplikasi yang terjadi jika anak tidak segera diatasi.
Pada tanggal 19 juni 2010 pukul 09.45 Wib perawat melanjutkan
kunjungan kembali kekeluarga.perawat mengajarkan pada anggota
keluarga tentang cara membuat obat tradisional untuk mengatasi
batuk,perawat membawa peralatan gelas : jeruk nipis dan kecap,perawat
mengajari keluarga bagaimana cara membuat obat tradisional
tersebut.perawat memotivasi keluarga untuk mendemonstrasikan apa yang
sudah diajarkan perawat.dari data objektif yang didapatkan keluarga
koopertaif dan antusias serta membuat obat tradisional tersebut.perawat
memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
65
Pada tanggal 21 juni 2010 pukul 11.00 Wib Perawat melanjutkan
kunjungan kepada keluarga perawat mengevaluasi kembali apakah
keluarga sudah mendemontrasikan kembali cara-cara yang sudah
diajarkan.perawat mengkaji keluarga tentang bagaimana cara
memodifikasi lingkungan yang sehat agar tidak tertular oleh penderita
ISPA.perawat mendemontrasikan dengan membuka jendela bagian
belakang rumah perawat menjelaskan agar keluarga dapat menata rapi
perabotan rumah,perawat menjelaskan kepada keluarga tentang kebersihan
sangatlah penting bagi kehidupan.perawat memotivasi keluarga untuk
sering membersihkan rumah agar rumah tidak berdebu. Dari data objektif
yang didapatkan keluarga tampak antusias dengan penjelasan perawat
keluarga kooperatif.
Pada tanggal 25 juni 2010 pukul 10.30 Wib perawat datang
kekeluarga perawat memberikan penyuluhan tentang bagaimana cara
penularan penyakit ISPA pada anggota keluarga.keluarga tampak antusias
dan kooperatif bertanya,perawat memberikan reinforcement positif atas
usaha keluarga.
Pada tanggal 28 juni 2010 pukul 13.00 Wib perawat melanjutkan
kembali kunjungan kekeluarga,perawat mengevaluasi apakah keluarga
sudah dapat memodifikasi lingkungan yang sehat agar tidak terjadi ISPA
dari data subjektif keluarga mengatakan sudah membuka jendela belakng
rumahnya setiap hari, perawat memberikan reinforcement positif atas
usaha keluarga.
66
Pada tangal 30 juni 2010 pukul 11.00 Wib perawat melakukan
kunjungan ulang kepada keluarga perawat mengevaluasi apakah keluarga
sudah melakukan cara-cara yang telah diajarkan untuk mengatasi agar
keluarga tidak tertular oleh anggota keluarga yang lain.dari data subjektif
keluarga mengatakan sudah melakukan apa yang telah disarankan oleh
perawat.perawat memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Pada tanggal 01 juli 2010 pukul 10.00 Wib perawat datang
kekeluarga untuk mengajari bagaimana membuat ramuan untuk
meningkatkan nafsu makan pada anak , perawat membawa peralatan gelas,
temulawak yang sudah dicuci, serta madu.perawat mengajarkan kepada
keluarga bagaiman cara membuat ramuan temulawak.keluarga sangat
antusias dan kooperatif.perawat menganjurkan keluarga untuk
meredemontrasikan apa yang sudah disarankan oleh perawat.perawat
memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Pada tanggal 03 juli 2010 pukul 15.00 Wib perawat datang
kerumah warga binaan.perawat mengevaluasi dan menanyakan apakah
keluarga sudah melakukan apa yang sudah disarankan oleh perawat
keluarga mengatakan sudah melakukanya keluarga juga mengatakan
anaknya setelah diberikan ramuan temulawak tdak mau minum perawat
menganjurkan untuk mencampur syrup atau buah kedalam ramuan agar
anak tertarik dan mau minum.keluarga kooperatif dan antusias.
67
G. Evaluasi sumatif
Evaluasi akhir dilakukan pada tanggal 04 juli 2010 pukul 14.30 Wib
1. Dx 1: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn.M merawat anak dengan ISPA
Didapatkan data subektif antara lain: Ny.K mengatakan anaknya
sudah batuk pilek kurang lebih sudah 10hari.An. D sering makan
chiki dan minum es keluarga mengatakan penyakit batuk pilek
merupakan penyakit yang biasa dan bisa sembuh dengan
sendirinya.sedangkan dari pengkajian didapatkan data objektif :
inspirasi dan ekspirasi teratur. RR:24 x/menit An.D tampak
mengeluarkan cairan bening dari hidung.keluarga mengatakan
sudah memeriksakan anaknya kepuskesmas tetapi pilk belum
sembuh juga.jadi dapat dianalisa masalah dapat teratasi sebagian,
terbina saling percaya antara perawat dan keluarga keluarga dapat
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.perencanaan
berikutnya adalah motivasi keluarga untuk dapat merawat anggota
keluarga yang sakit, beri pujian kepada keluarga atas usahanya.
2. Dx II : Resiko penularan terhadap anggota keluarga yang lain
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan berhubungan denga ISPA dari
pengkajian didapatkan data subjektif sebagai berikut: Ny.K
mengatakan sudah mengetahui bagaimana cara memodifikasi
lingkungan agar tidak terjadi penularan keluarga mengatkan sudah
68
membuka endea setiap hari data objektif tampak keluarga membua
jendela bagian belakang. Jadi dapat dianalisa bahwa masalah
teratasi sebagian,Ny.K sudah mengetahui bagaimana cara
memodifikasi lingkungan yang sehat agar tdak terjadi penulaan
terhadap anggota keluarga yang lain.perencanaan berikutnya
adalah motivasi keluarga untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan rumah.
Dx III: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat balita dengan gizi kurang.didapatkan
data subjektif keluarga sudah mengetahui bagaimana untuk membuat ramuan agar
meningkatkan nafsu makan anak yaitu dengan membuat ramuan dari
temulawak.data objektifnya keluarga Tn.M sangat kooperatif keluarga antusias
dalam membuat ramuan dari temulawak.Jadi dapat dianalisa bahwa masalah
teratasi sebagian.untuk perencanaan berikunya motivasi keluarga untuk
memebrikan makan anak sedikit-dikit tetapi sering,motivasi keluarga untuk
memberikan makan anak dalam bentuk menarik agar anak mau makan.