bab iii tinjauan kasus -...

23
46 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Data Umum Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 Juni 2010 jam 11.00 WIB pada keluarga Tn.M (43th).Tn.M merupakan kepala keluarga dari Ny.K dan An.D.Pendidikan terakhir Tn.M adalah SD.Pekerjaan sehari-hari sebagai supir truk kayu.Alamat tinggal sekarang ini di Desa Sambiroto 03 Rt.02 Rw 01.Keluarga Tn.M merupakan keluarga extended family/keluarga besar yang terdiri dari keluarga inti ditambah adik ipar,keponakan dan mertua.Dimana keluarga Tn.M merupakan keluarga yang di dalamnya masih terdapat hubungan darah,perkawinan dan saling berinteraksi satu dengan yang lain,mempunyai peran masing-masing,Karena di dalam satu rumah di keluarga Tn.M terdiri dari 2 kepala keluarga yang hidup bersama,namun segala kebutuhan dicukupi oleh keluarga masing-masing. Keluarga Tn.M mengatakan bersuku Jawa.Keluarga Tn.M mempunyai kebiasaan jika ada anggota keluarga yang sakit langsung diperiksakan di puskesmas.Tn.M mengatakan keluarga beragama islam.Anggota keluarga dalam satu rumah melakukan ibadah secara sendiri-sendiri.Keluarga mengatakan pendapatnya pas-pasan untuk kebutuhan sehari-hari.Tn.M mengatakan jarang berkumpul dirumah karena Tn.M terkadang mempunyai kesibukan lembur di pekerjaannya sebagai supir truk

Upload: dangduong

Post on 04-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

46

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Data Umum

Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 Juni 2010 jam 11.00 WIB pada

keluarga Tn.M (43th).Tn.M merupakan kepala keluarga dari Ny.K dan

An.D.Pendidikan terakhir Tn.M adalah SD.Pekerjaan sehari-hari sebagai

supir truk kayu.Alamat tinggal sekarang ini di Desa Sambiroto 03 Rt.02

Rw 01.Keluarga Tn.M merupakan keluarga extended family/keluarga

besar yang terdiri dari keluarga inti ditambah adik ipar,keponakan dan

mertua.Dimana keluarga Tn.M merupakan keluarga yang di dalamnya

masih terdapat hubungan darah,perkawinan dan saling berinteraksi satu

dengan yang lain,mempunyai peran masing-masing,Karena di dalam satu

rumah di keluarga Tn.M terdiri dari 2 kepala keluarga yang hidup

bersama,namun segala kebutuhan dicukupi oleh keluarga masing-masing.

Keluarga Tn.M mengatakan bersuku Jawa.Keluarga Tn.M mempunyai

kebiasaan jika ada anggota keluarga yang sakit langsung diperiksakan di

puskesmas.Tn.M mengatakan keluarga beragama islam.Anggota keluarga

dalam satu rumah melakukan ibadah secara sendiri-sendiri.Keluarga

mengatakan pendapatnya pas-pasan untuk kebutuhan sehari-hari.Tn.M

mengatakan jarang berkumpul dirumah karena Tn.M terkadang

mempunyai kesibukan lembur di pekerjaannya sebagai supir truk

Page 2: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

47

kayu.Tn.M hampir setiap hari pulang malam yaitu sekitar jam 9

malam.Itupun Tn.M dapat meluangkan waktu banyak dengan keluarga

pada saat hari minggu.Aktivitas rekreasi dalam rumah tangga selama ini

dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga sambil nonton

TV.Sedangkan aktivitas diluar rumah jarang Tn.M lakukan,jikalau ada

biasanya pergi dirumah saudara.Tn.M tidak mempunyai kebiasaan

merokok.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan

Pada pengkajian riwayat dan tahap perkembangan keluarga,Tn.M berada

dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja dimulai dengan

ketika anak pertama melewati umur 13tahun berlangsung selama 6 hingga

7tahun.tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih

awal/lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur sampai

dengan 19 sampai 20 tahun. Sedangkan tahap perkembangan yang belum

terpenuhi yaitu mempertahankan suasana rumah yang

menyenangkan,karena Tn.M masih tinggal serumah dengan kepala

keluarga lain dimana keadaan rumah sangat memprihatinkan banyak

perabotan yang tidak tertata,sehingga suasana rumah menjadi kurang

menyenangkan.Tn.M belum mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari

sebagai kepala keluarga.Ny.K mengatakan anaknya sedang batuk pilek

kurang lebih 12 hari yang lalu, Ny.K mengatakan anaknya sering rewel

dan keluar sekret bening putih dari hidung.Ny.K mengatakan anaknya

Page 3: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

48

sudah dipriksakan kepuskesmas 12 juni yang lalu/3hari yang lalu, batuk

sudah berkurang tetapi pilek belum juga sembuh.keluarga menganggap

penyakit batuk pilek merupakan penyakit yang biasa dan tidak berbahaya

sehingga keluarga tidak memeriksakan kembali anaknya kepelayanan

kesehatan lagi.

3. Lingkungan

Perawat melakukan observasi terkait dengan karakteristik rumah.rumah

yang dimiliki keluarga ini merupakan rumah permanen, luas rumah

keseluruhan kurang lebih 75 m2.Dengan jumlah kamar yang dimiliki

adalah 2kamar tidur 1ruang tamu,1kamar mandi,1 dapur,serta ruang

keluarga yang berfungsi sebagi tempat menonton televisi

bersama.pencahayaan didalam rumah ini cukup.lantai rumah tampak kotor

dan banyak debu karena situasi rumah tepat dipinggir jalan raya yang

banyak debunya.Air minum yang digunakan oleh keluarga ini adalah air

PDAM yang dimasak sendiri.keluarga ini mempunyai tempat tinggal yang

tetap dan tidak berpinah-pindah.Dilingkungan RT setempat memiliki

budaya untuk selalu mengunjungi warga yang sakit dengan memberikan

sedikit bantuan sehingga dapat meringankan beban keluarga yang

sakit.Ny.K mengatakan bahwa beliau mengikuti arisan PKK dilingkungan

setempat.

Page 4: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

49

4. Struktur Keluarga

Pola komunikasi keluarga Tn.M dilakukan dengan cara terbuka.Ny.K

mengatakan selalu merundingkan segala sesuatu hal yang dianggap penting

dan harus dipecahkan bersama.Dalam pengkajian tersebut dapat disimpulkan

bahwa dalam pola komunikasi keluarga Tn.M tidak ada masalah.Tn.M

mengatakan jika ada masalah selalu di lakukan musyawarah bersama.Jika

masalahnya intern keluarga Tn.M dan Ny.K maka masalah dipecahkan

sendiri.Karena di dalam rumah terdiri dari kepala keluarga yang berbeda-beda

maka dalam pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan keluarga masing-

masing.Keluarga Tn.M dan Ny.K jika ada masalah yang memutuskan masalah

adalah Tn.M karena Tn.M dianggap sebagai kepala keluarga yang dapat

memutuskan segala persoalan keluarga.

5. Fungsi Keluarga

Pada pengkajian fungsi keluarga di dapatkan fungsi afektif dimana keluarga

Tn.M kurang mengetahui tentang penyakit ISPA yang di derita An.D. Saat

An.D mengalami gejala batuk dan pilek Ny.K memeriksakan anaknya

kepuskesmas yang dekat dengan rumahnya.Tn.M jarang melakukan sosialisasi

dengan tetangga,karena aktivitas Tn.M yang sibuk bekerja.Namun dalam

maslah terkait dengan penyakit anaknya Tn.M mengatakan tidak tahu kalau

penyakitnya dapat menular ke orang lain.Sehingga keluarga hanya merasa

biasa-biasa saja dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Page 5: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

50

Pengkajian Fungsi Perawatan Kesehatan :

a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

Keluarga mengatakan tidak tahu apa itu ISPA.Ny.k mengatakan anaknya

sering rewel dan batuk-batuk serta pilek.

b. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

Keluarga tidak mengetahui komplikasi dari ISPA .Keluarga tidak

memeriksakan kembali anaknya kepelayana kesehatan karena batuk pilek

anaknya dianggap tidak berbahaya.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga mengatakan tidak tahu cara merawat anggota keluarga yang

menderita ISPA,Keluarga tidak tahu bahwa ISPA dapat menular.

d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah

Keadaan rumah Tn.M sangat sempit ,semua perabotan rumah berantakan

dan berdebu.Pakaian banyak yang digantungkan di belakang

pintu.Ventilasi dan penerangan cukup tetapi keadaan rumah yang

berdekatan denagn jalan raya membuar rumah tersebut banyak debu.

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan

Keluarga mengatakan selalu menggunakan fasilitas kesehatan yaitu

puskesmas jika ada anggota keluarga yang sakit.

6. Stres dan Koping Keluarga

a. Stresor yang muncul dalam keluarga Tn.M mengatakan jika ada

keluarga yang bermasalah maka akan dibicarakan dengan cara

Page 6: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

51

musyawarah dan dipecahkan bersama dan dengan cara kekeluargaan.An.D

sedang sakit batuk dan pilek dan itu merupakan masalah penyakit yang

baru karena keluarga

Tn.M belum memeriksakan kembali anaknya kepelayanan kesehatan /

puskesmas.

b. koping keluarga dalam menghadapi masalah situasi yang stresfull

keluarga Tn M mengatkan jika ada masalah dalam keluarga selalu

dibicarakan dengan Ny.K dan jika permasalahan belum bisa teratasi maka

akan dimusyawarahkan bersama denagn anggota keluarga yang lain

7. Harapan Keluarga

Keluarga,Tn.M dan Ny.K mengatakan bahwa dirinya menyambut

baik petugas kesehatan yang datang di lingkungannya,beliau berharap agar

petugas kesehatan secara rutin dalam satu bulan sekali mengadakan

kegiatan pengobatan dan penyuluhan terhadap warga khususnya di

lingkungan RW I kelurahan sambiroto.

8. Pemeriksaan Fisik

Pada An.D didapatkan data

Tanda-tanda vital: nadi:80 x/menit , RR: 24x/menit, suhu : 36 C, TB:70

cm, BB 8 kg, kepala mechocephal, rambut warna hitam agak

kecoklatan,bersih,tipis,kriting. Mata: tidak ada gangguan

Page 7: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

52

penglihatan,bersih tidak ada sekret,seclera tidak ikterik. Hidung : bersih

,tidak ada sekret, simetris,tidak ada polip.telinga : bersih, simetris ,tidak

ada luka.

Telinga : tampak kotor,ada serumen,tidak ada luka,Mulut & tenggorokan :

bibir lembab,berwarna merah muda,tidak ada nyeri telan,Leher : tidak ada

pembesaran kelenjar.tiroid,Dada : simetris,tidak terdengar bunyi

gallop,dada terlihat simetris,Inspeksi dada : dada simetris ,pekembangan

dada simetris kanan dan kiri,terlihat iga dada.Palpasi dada : tidak

ditemukan adanya benjolan,Auskultasi :tedengar suara ronchi.Pada

Perkusi : bunyi nafas tympani. Abdomen : datar,tidak ada luka,terdengar

bising usus,Ekstremitas : berfungsi dengan baik,tidak ada kelainan,Kulit :

warna sawo matang,bersih,tidak ada alergi,kulit kering.

Page 8: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

53

B. Analisa Data

Tgl Data fokus Masalah

keperawatan

Etiologi

15 juni

2010

11.00

DS:Ny.K

mengatakan

anaknya sedang

batuk pilek kurang

lebih sudah 10hari.

.An. D sering

makan chiki dan

minum es keluarga

mengatkan penyakit

batuk pilek

merupakan

penyakit yang biasa

dan bisa sembuh

dengan sendirinya.

DO : inspirasi dan

ekspirasi teratur.

RR:24 x/menit

An.D tampak

mengeluarkan

cairan bening dari

Bersihan jalan

nafas tidak

efektif

Ketidakmampuan

keluarga merawat

anak dengan ISPA

Page 9: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

54

15 juni

2010

11.00

15 juni

2010

11.00

hidung

DS: Ny.K

mengatakan tidak

tahu tentang cara-

cara penularan

ISPA

DO:An.D tampak

sedang bermain

dengan kakaknya

dan sering

mengelap

hidungnya yang

mengeluarkan

sekret.

DS:keluarga

mengatakan

anaknya sulit

makan,anak sering

jajan chiki dan

minum es Ny.K

mengatakan tidak

Resiko tinggi

terjadinya

penularan ISPA

Nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

Ketidakmampuan

keluarga dalam

memodifikasi

lingkungan

dengan masalah

ISPA

Ketidakmampuan

keluarga dalam

merawat balita

dengan gizi yang

kurang.

Page 10: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

55

tahu tentang gizi

yang baik bagi

anaknya.Ny.K

mengatakan

anaknya tidak suka

makan sayuran.

DO:An.D tampak

kurus BB:8kg.

C. Diagnosa Keperawatan

Hasil dari analisa data diatas ditegakkan diagnosa keperawatan sebagai

berikut :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga Tn.M merawat anak dengan ISPA.

2. Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit ISPA berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan dengan masalah

ISPA.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat balita dengan gizi yang

kurang.

Page 11: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

56

D. Skoring

Dari diagnosa yang ditegakkan kemudian di skoringkan pada masing-

masing diagnosa,dimana pada diagnosa 1 yaitu Bersihan jalan nafas tidak

efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.M merawat

anak dengan ISPA. mendapatkan jumlah skor 4 1/16. Sedangkan untuk

diagnosa 2 yaitu resiko tinggi terjadinya penularan penyakit ISPA

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

dengan masalah ISPA. Mendapatkan jumlah sekor 2 4/6.sedangkan

diagnosa ketiga yaitu Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat balita dengan gizi yang

kurang.masalah keperawatan ini. Mendapatkan sekor 2 1/3. Untuk

penghitungan sekor ini terlampir.

E. Rencana Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga Tn.M merawat anak dengan ISPA.

Rencana keperawatan keluarga :

TUM : Setelah dilakukan tindakan keperawatan bersihan jalan nafas

dapat teratasi.

TUK 1 : Keluarga dapat mengenal masalah ISPA

Evaluasi Kriteria : Verbal

Page 12: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

57

Evaluasi Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian ISPA

Keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala

ISPA ,Keluarga dapat menjelaskan perawatan

keluarga yang menderita ISPA.

Intervensi Keperawatan :

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang ISPA

2. Jelaskan pada keluarga tentang pengertian,tanda/gejala tindakan

yang dilakukan bila salah satu anggota keluarga menderita ISPA.

3. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya.

4. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga

5. Bimbing keluarga untuk mengulang kembali apa yang dijelaskan

oleh perawat.

6. Beri pujian atas jawaban yang disampaikan oleh keluarga.

TUK 2 : Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat.

Evaluasi Kriteria : Verbal

Evaluasi Standar : Keputusan keluarga untuk memeriksakan kembali

ke pelayanan kesehatan.

Intervensi Keperawatan :

1. Beri penjelasan tentang penyakit ISPA dan komplikasinya.

TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan kesehatan

Evaluasi Kriteria : Psikomotor

Evaluasi Standar : Keluarga Tn.M dapat melakukan perawatan

kesehatan

Page 13: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

58

Intervensi Keperawatan :

1. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian ISPA dengan

lembar balik atau leaflet Ajarkan kepada keluarga untuk latihan

nafas dalam dan batuk efektif agar bersihan jalan nafas menjadi

efektif dan tidak terjadi komplikasi.

2. Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara nafas

dalam dan batuk efektif serta cara membuat obat secara tradisional.

3. Beri pujian positif atas partisipasi keluarga.

TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan

Evaluasi Kriteria : Verbal

Evaluasi Standar : Keluarga dapat menerapkan pola hidup sehat

Intervensi Keperawatan :

1. Kaji kebiasaan keluarga Tn.M

2. Motivasi keluarga dalam berperilaku hidup sehat

3. Motivasi keluarga dalam pemodifikasian lingkungan rumah

4. Berikan penyuluhan tentang bahaya lingkungan yang tidak sehat.

TUK 5 : Tn.M bersama anggota keluarga mampu memanfaatkan

pelayanan kesehatan yang ada.

Evaluasi Kriteria : Psikomotor

Evaluasi Standar : Keluarga Tn.M memeriksakan anggota

keluarga yang sakit mengontrol ke

pelayanan kesehatan puskesmas.

Page 14: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

59

Intervensi Keperawatan :

1. Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan anggota keluarga

yang sakit.

2. Jelaskan jenis pelayanan kesehatan yang bisa digunakan

3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

2. Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit ISPA berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

dengan masalah ISPA.

Rencana Keperawatan Keluarga :

TUM : Setelah dilakukan kunjungan keluarga diharapkan keluarga

mampu mengenal cara penularan penyakit ISPA

TUK 1 : Keluarga dapat menyebutkan cara penularan penyakit

ISPA.

Evaluasi Kriteria : Verbal

Evaluasi Standar : Keluarga dapat menyebutkan cara

penularan,keluarga dapat menyebutkan cara

pencegahan terjadinya ISPA.

Intervensi Keperawatan :

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara-cara penularan ISPA

2. Beri penjelasan kepada keluarga tentang cara-cara penularan ISPA.

3. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali cara-cara penularan

ISPA.

4. Beri reinforcement positif atas usaha keluarga

Page 15: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

60

TUK 2: keluarga dapat menyebutkan cara pencegahan ISPA

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan ISPA

2. Beri penyuluhan kepada keluarga tentang cara pencegahan ISPA

3. Motivasi keluarga tentang cara pencegahan ISPA.

4. Beri reinforcement positif atas usaha keluarga

Tuk 3:keluarga dapat melakukan tindakan yang tepat untuk

mengatasi agar tidak terjadi penularan pada anggota keluarg yang

lain

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara perawatan ISPA utnuk

mengenal agaimana cara penularan ISPA keanggota yang lain.

2. Beri penyuluhan tentang kesehatan tentang cara merawat anggota

keluarga yang sakit agar tidak terjadi penularan pada anggota

keluarga yang lain.

3. Beri reinforcement positif atas usaha keluarga

TUK 4: keluarga dapat menyebutkan cara perawatan anggota

keluarga yang sakit ISPA untuk mencegah tejadinya penularan

1. Lakukan evaluasi apakah keluarga sudah melakukan

pengambilan keputusan yang tepat pencegahan ISPA

2. Beri reinforcement positif atas usaha keluarga

TUK 5:keluarga menyebutkan cara memodifikasi lingkungan

sehat agar tidak terjadi penularan

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang pentingnya mencegah

penularan ISPA.

Page 16: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

61

2. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya

3. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga

4. Anjurkan kepada keluarga untuk membuka jendela setiap

hari dan melipat baju yang bergantungan serta

menyingkirkan perabotan yang tidak dipakai.

5. Anjurkan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan

rumah.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat balita dengan gizi yang

kurang.

Rencana keperawatan keluarga:

TUM: Setelah dilakukan kunjungan keluarga diharapkan keluarga

mampu mengenal gizi yang baik

TUK 1 : Keluarga dapat menyebutkan makanan yang bergizi baik

bagi anaknya

Evaluasi Kriteria : Verbal

Evaluasi Standar : Keluarga mampu mengenal masalah gizi

nutrisi yang baik bagi anaknya,keluarga

mampu mengambil keputusan cara mengatasi

gizi pada anaknya, keluarga dapat

menyebutkan cara mengatasi gizi yang baik

bagi anaknya.

Page 17: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

62

Intervensi keperawatan

1. kaji pengetahuan keluarga tentang pentingnya gizi pada anak.

2. Berikan penyuluhan kepada keluarga tentang pengertian gizi, tanda

kurang gizi,dan pentingnya gizi pada anak.

3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.

4. Beri reinforcement positif atas usaha keluarga yang telah dilakukan.

TUK 2 :Setelah dilakukan kunjungan keperawatan keluarga

diharapkan mampu melakukan tindakan yang tepat ditandai dengan

keluarga paham akan pentingnya gizi yang baik bagi anak

Intervensi keperawatan:

1. Evaluasi pada keluarga apakah keluarga sudah melakukan

tindakan yang sudah dianjurkan oleh perawat.

2. Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga.

TUK 3 : Setelah dilakukan kunjungan keperawatan diharapkan

keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan

benar.

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang pentingnya gizi pada anak

2. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya

3. Beri reinforcement positif atas usaha keluarga

4. Motivasi keluarga utnuk dapat merawat anggota keluarga

yang sakit.

Page 18: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

63

3. TUK : setelah dilakukan kunjungan perawatan diharapkan

keluarga mampu membuat obat dari ramuan tradisional untuk

meningkatkan nafsu makan anak.

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara membuat ramuan

tradisional yaitu dengan menggunakan temulawak.

2. Ajarkan cara demontrasi pada keluarga tentang pembuatan

temulawak.

3. Berikan waktu keluarga utnuk bertanya.

4. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga

F. Implementasi

Saat kunjungan rumah pertama kali yaitu tanggal 15 juni 2010

pukul 10.00 wib perawat datang kerumah warga binaan,perawat

menjelaskan tujuan kedatangan,perawat berkenalan dengan keluarga dan

membina BHSP.

Perawat memberikan penyuluhan tentang pengertian ISPA tanda dan

gejala penyebab komplikasi,dan cara perawatanya setelah dievaluasi

didapatkan data objektif keluarga sangat antusias dan sangat senang

dengan kedatangan mahasiswa.

Pada tanggal 16 juni 2010 jam 10.00 Wib dilakukan pengkajian

lanjutan kekeluarga Tn.M (perawat melakukan pemeriksaan fisik pada

An.D) keluarga mengatakan ingin mengetahui bagaimana cara merawat

An.D yang sedang batuk pilek karena An.D ketika malam sering rewel.

Page 19: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

64

Pada tanggal 18 juni 2010 pukul 09.00 Wib, perawat melanjutkan

kunjungan yang berikutnya ,perawat mengkaji kembali mengenai ISPA

pada anak yang tidak segera ditangani.mendiskusikan bersama tentang

penyebab ISPA dan bersihan jalan nafas tidak efektif serta memberi

kesempatan keluarga untuk mengulang penjelasan yang telah

diberikan.perawat memotivasi keluarga untuk merawat An.D dan

memotivasi keluarga untuk dapat mengambil keputusan untuk mengatasi

masalah bersihan jalan nafas tidak efektif.keluarga mengatakan sudah

memeriksakan anaknya kepuskesmas obat sudah habis tetapi anak pilek

belum sembuh juga, keluarga juga mengatakan tidak memeriksakan

anaknya kembali kepelayanan kesehatan karena mengaggap batuk pilek

tidak berbahaya .perawat menjelaskan kepada keluarga bahwa penyakit

batuk pilek berbahaya perawat menjelaskan kepada keluarga tentang

komplikasi yang terjadi jika anak tidak segera diatasi.

Pada tanggal 19 juni 2010 pukul 09.45 Wib perawat melanjutkan

kunjungan kembali kekeluarga.perawat mengajarkan pada anggota

keluarga tentang cara membuat obat tradisional untuk mengatasi

batuk,perawat membawa peralatan gelas : jeruk nipis dan kecap,perawat

mengajari keluarga bagaimana cara membuat obat tradisional

tersebut.perawat memotivasi keluarga untuk mendemonstrasikan apa yang

sudah diajarkan perawat.dari data objektif yang didapatkan keluarga

koopertaif dan antusias serta membuat obat tradisional tersebut.perawat

memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga.

Page 20: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

65

Pada tanggal 21 juni 2010 pukul 11.00 Wib Perawat melanjutkan

kunjungan kepada keluarga perawat mengevaluasi kembali apakah

keluarga sudah mendemontrasikan kembali cara-cara yang sudah

diajarkan.perawat mengkaji keluarga tentang bagaimana cara

memodifikasi lingkungan yang sehat agar tidak tertular oleh penderita

ISPA.perawat mendemontrasikan dengan membuka jendela bagian

belakang rumah perawat menjelaskan agar keluarga dapat menata rapi

perabotan rumah,perawat menjelaskan kepada keluarga tentang kebersihan

sangatlah penting bagi kehidupan.perawat memotivasi keluarga untuk

sering membersihkan rumah agar rumah tidak berdebu. Dari data objektif

yang didapatkan keluarga tampak antusias dengan penjelasan perawat

keluarga kooperatif.

Pada tanggal 25 juni 2010 pukul 10.30 Wib perawat datang

kekeluarga perawat memberikan penyuluhan tentang bagaimana cara

penularan penyakit ISPA pada anggota keluarga.keluarga tampak antusias

dan kooperatif bertanya,perawat memberikan reinforcement positif atas

usaha keluarga.

Pada tanggal 28 juni 2010 pukul 13.00 Wib perawat melanjutkan

kembali kunjungan kekeluarga,perawat mengevaluasi apakah keluarga

sudah dapat memodifikasi lingkungan yang sehat agar tidak terjadi ISPA

dari data subjektif keluarga mengatakan sudah membuka jendela belakng

rumahnya setiap hari, perawat memberikan reinforcement positif atas

usaha keluarga.

Page 21: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

66

Pada tangal 30 juni 2010 pukul 11.00 Wib perawat melakukan

kunjungan ulang kepada keluarga perawat mengevaluasi apakah keluarga

sudah melakukan cara-cara yang telah diajarkan untuk mengatasi agar

keluarga tidak tertular oleh anggota keluarga yang lain.dari data subjektif

keluarga mengatakan sudah melakukan apa yang telah disarankan oleh

perawat.perawat memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga.

Pada tanggal 01 juli 2010 pukul 10.00 Wib perawat datang

kekeluarga untuk mengajari bagaimana membuat ramuan untuk

meningkatkan nafsu makan pada anak , perawat membawa peralatan gelas,

temulawak yang sudah dicuci, serta madu.perawat mengajarkan kepada

keluarga bagaiman cara membuat ramuan temulawak.keluarga sangat

antusias dan kooperatif.perawat menganjurkan keluarga untuk

meredemontrasikan apa yang sudah disarankan oleh perawat.perawat

memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga.

Pada tanggal 03 juli 2010 pukul 15.00 Wib perawat datang

kerumah warga binaan.perawat mengevaluasi dan menanyakan apakah

keluarga sudah melakukan apa yang sudah disarankan oleh perawat

keluarga mengatakan sudah melakukanya keluarga juga mengatakan

anaknya setelah diberikan ramuan temulawak tdak mau minum perawat

menganjurkan untuk mencampur syrup atau buah kedalam ramuan agar

anak tertarik dan mau minum.keluarga kooperatif dan antusias.

Page 22: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

67

G. Evaluasi sumatif

Evaluasi akhir dilakukan pada tanggal 04 juli 2010 pukul 14.30 Wib

1. Dx 1: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga Tn.M merawat anak dengan ISPA

Didapatkan data subektif antara lain: Ny.K mengatakan anaknya

sudah batuk pilek kurang lebih sudah 10hari.An. D sering makan

chiki dan minum es keluarga mengatakan penyakit batuk pilek

merupakan penyakit yang biasa dan bisa sembuh dengan

sendirinya.sedangkan dari pengkajian didapatkan data objektif :

inspirasi dan ekspirasi teratur. RR:24 x/menit An.D tampak

mengeluarkan cairan bening dari hidung.keluarga mengatakan

sudah memeriksakan anaknya kepuskesmas tetapi pilk belum

sembuh juga.jadi dapat dianalisa masalah dapat teratasi sebagian,

terbina saling percaya antara perawat dan keluarga keluarga dapat

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.perencanaan

berikutnya adalah motivasi keluarga untuk dapat merawat anggota

keluarga yang sakit, beri pujian kepada keluarga atas usahanya.

2. Dx II : Resiko penularan terhadap anggota keluarga yang lain

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

memodifikasi lingkungan berhubungan denga ISPA dari

pengkajian didapatkan data subjektif sebagai berikut: Ny.K

mengatakan sudah mengetahui bagaimana cara memodifikasi

lingkungan agar tidak terjadi penularan keluarga mengatkan sudah

Page 23: BAB III TINJAUAN KASUS - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-dinalutfia... · ada luka. Telinga : tampak ... TUK 3 : Keluarga mampu melakukan perawatan

68

membuka endea setiap hari data objektif tampak keluarga membua

jendela bagian belakang. Jadi dapat dianalisa bahwa masalah

teratasi sebagian,Ny.K sudah mengetahui bagaimana cara

memodifikasi lingkungan yang sehat agar tdak terjadi penulaan

terhadap anggota keluarga yang lain.perencanaan berikutnya

adalah motivasi keluarga untuk selalu menjaga kebersihan

lingkungan rumah.

Dx III: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat balita dengan gizi kurang.didapatkan

data subjektif keluarga sudah mengetahui bagaimana untuk membuat ramuan agar

meningkatkan nafsu makan anak yaitu dengan membuat ramuan dari

temulawak.data objektifnya keluarga Tn.M sangat kooperatif keluarga antusias

dalam membuat ramuan dari temulawak.Jadi dapat dianalisa bahwa masalah

teratasi sebagian.untuk perencanaan berikunya motivasi keluarga untuk

memebrikan makan anak sedikit-dikit tetapi sering,motivasi keluarga untuk

memberikan makan anak dalam bentuk menarik agar anak mau makan.