bab iii tinjauan kasus -...
TRANSCRIPT
38
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Klien dan Penanggung Jawab
a. Identitas klien
Nama : Ny.E
Umur : 26 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Alamat : Pilangwetan, Demak
Diagnose Medik : Partus spontan dengan episiotomy
hari ke 0, P2A0
Tanggal Masuk : 26 Maret 2011
Tanggal Pengkajian : 26 Maret 2011
No RM : 104861
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Umur : 29 tahun
Pekerkaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Pilangwetan, Demak
Hubungan dengan pasien : Suami
39
2. Riwayat Kesehatan Klien
a. Alasan Datang :
Rujukan dari bidan A, G2P1A0 hamil 38 minggu dengan KPD
b. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan nyeri pada bekas jahitan di perineum
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien hamil 38 minggu, G2P1A0, mengeluh kencang-kencang
sekitar pukul 18.20 WIB tanggal 25 Maret 2011, keluar cairan
warna kecoklatan,flek, kemudian klien pergi ke rumah bidan pukul
20.15 WIB, sampai pukul 08.20 ketuban habis bayi belum lahir,
kontrasi jarang, lalu di rujuk olek bidan ke RS PKU
MUHAMMMADIYAH GUBUG, tiba di RS pukul 09.20 di bagian
UGD lalu di pindah ke ruangan AR-ROHMAN, VT : 5 cm, pukul
09.20. Kala I 18.00 – 11.30 VT 10 cm. kala II 11.30 – 12.00 : bayi
lahir jenis kelamin perempuan, berat badan 2900gr, panjang badan
48 cm, lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 33 cm, apgar score
9,10,10. Kala III 12.00 – 12.25, plasenta ;lahir lengkap.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Pasien mengatakan tidak menderita penyakit menurun maupun
menular seperti DM, hipertensi, jantung, asma, hepatitis, TB paru,
dll.
40
e. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan dalam keluarga pasien dan suami tidak ada
riwayat penyakit sistemik seperti DM, hipertensi, jantung, asma,
hepatitis, TB paru, dll.
f. Riwayat kehamilan
G2P1A0, HPHT bulan juni 2010, HPL Maret 2011, klien
mengatakan selama hamil pasien periksa kehamilannya 8 kali di
puskesmas kebunagung, imunisasi TT 2 kali.
g. Riwayat Persalinan
Tgl
Lahir
/umur
Usia
kehamilan
Jns
persalinan
komplikasi penol
ong
bayi Nifas
ibu bayi PB,BB,
JK
keadaan lactasi
5
tahun
Aterm, 38
minggu
Spontan Tdk
ada
Tdk
ada
bidan 49 cm,
3000 gr,
perempua
n
sehat lancar
0
hari
Aterm 38
minggu
spontan Tdk
ada
Tdk
ada
bidan 48 cm,
2900gr,
perempua
n
sehat Blm
keluar
h. Riwayat Haid
Menarche umur 12 tahun, lama haid 7 hari dengan siklus 30 hari,
dan semenjak menggunakan KB suntik haid klien menjadi tidak
teratur.
41
i. Riwayat KB
Alat kontrasepsi yang pernah digunakan yaitu KB suntik 3 bulan
lama pemakaian 4 tahun, 1 tahun yang lalu pasien berhenti KB
karena menginginkan anak ke dua, setelah melahirkan pasien
rencana akan menggunakan KB suntik kembali karena sebelumnya
menggunakan KB suntik.
j. Riwayat Pernikahan
Pasien mengatakan satu kali menikah ini, usia menikah 19 tahun,
lama pernikahan 7 tahun.
Genogram :
Keterangan :
: meninggal
: laki-laki
42
: perempuan
: pasien
: tinggal serumah
3. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehata
Klien menganggap bahwa kesehatan itu sangat penting sehingga klien
selalu memerikasakan kesehatannya ke puskesmas Kebunagung untuk
mengetahui kesehatan perkembangan janinnya.
b. Pola aktivitas dan latihan
Klien mengatakan kesehariannya klien sebagai ibu rumah tangga, dan
tidak masalah dalam aktivitasnya. Namun saat ini klien belum dapat
melakukan aktivitas seperti biasanya untuk sementara karena klien
mengeluh nyeri pada luka bekas episiotomy saat melahirkan. Klien
tampak kesakitan bila bergerak.
c. Pola istirah dan tidur
Pada saat hamil klien mengatakan susah tidur karena tidak nyaman
dengan posisi perutnya sehingga klien sering terbangun bila tidur dan
saat ini klien mengatakan susah tidur karena klien sesekali merasa
nyeri pada luka jahitan di perineum.
43
d. Pola nutrisi dan metabolik
Klien mengatakan selama hamil klien sesekali merasa mual dan
muntah namun klien tetap berusaha untuk makan, pola makan saat
hamil 2 sampai 3 kali per hari dengan porsi nasi 1 centong, sayur dan
lauk pauk seadanya di rumah. Klien minum kurang lebih 1,5 sampai 2
liter per hari. Saat ini klien makan sesuai yang disediakan di RS, 3 kali
sehari dan selalu habis, pola minum 1,5 sampai 2 liter per hari.
e. Pola eliminasi
Klien mengatakan sebelumnya klien BAB 1 sampai 2 kali perhari
konsitensi lembek,warna kuning kecoklatan, BAK 6 sampai 8 kali
perhari. Saat ini setelah persalinan klien blm BAB, BAK 4 sampai 5
kali perhari.
f. Pola kognitf
Klien mengatakan belum tahu bagaimana cara merawat payudara
setelah persalinan selain menggunakan mompa untuk mempercepat asi
keluar, dan klien mengeluh nyeri pada luka jahitan di perineum, skala
nyeri 8, nyeri perih cekit-cekit timbul saat bergerak, nyeri hilang
timbul.
g. Pola konsep diri
Harga diri : klien mengatakan senang telah dikaruniai anak ke
dua perempuan walaupun sebenarnya
menginginkan anak laki-laki, tapi klien tetap
bersyukur telah dikaruniai anak perempuan sehat.
44
Ideal diri : klien berharap supaya dirinya menjadi seorang
ibu yang bisa mengasuh anaknya dengan baik.
Identitas diri : klien sebagai seorang istri sekaligus sebagai ibu
bagi anak-anaknya.
Gambaran diri : klien memandang bahwa tubuhnya merupakan
suatu yang wajar bagi seorang perempuan .
Peran : klien berperan sebagai istri sekaligus ibu bagi
anak-anaknya.
h. Pola koping
Klien mengatakan bahwa untuk memutuskan sesuatu masalah, klien
membicarakan dengan suami dan orang tuanya secara bermusyawarah.
i. Pola hubungan sosial
Dikesehariannya hubungan klien dengan keluarga dan tetangga baik,
dan saat berada di RS klien dapat membina hubungan social dengan
baik antara pasien lain maupun dengan perawat.
j. Pola seksual- reproduksi
Klien mengatakan selama hamil hubungan seksual dengan suami
sedikit terganggu. Klien mempunyai dua orang anak perempuan saat
ini.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : klien tampak lemas dan kesakitan
b. Kesadar : composmentis
c. Tanda vital
45
Tekan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 76 x/mnt
Suhu : 36,5 ○ C
RR : 20 x/mnt
d. Kepala : mesochepal, kulit kepala bersih, rambut lepek
e. Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,
pandangan jelas
f. Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung
g. Mulut : mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi, lidah
bersih
h. Telinga : tidak ada serum
i. Leher : tidak ada pengembangan kelenjar limfe, tidak ada
perbesaran kelenjar thyroid.
j. Dada : simetris tidak ada tarikan iga dada kedalam
k. Mammae : puting susu menonjol keluar, aerola menghitam,
kolostrom belum keluar.
l. Perut : TFU setinggi pusat, kontraksi keras.
m. Lipatan paha : tidak ada pengembangan atau pengembangan
kelenjar limfe
n. Perineum : terdapat luka jahitan episiotomy, laserasi grade II,
tampak kemerahan pada luka jahitan, tidak
terjadi edema, tidak tampak bercak pendarahan
46
pada kulit, tidak terdapat rembesan dari luka
jahitan, jahitan tampak menyatu.
o. Ekstremitas : terpasang infuse Ringer Laktat 20 tpm ditangan
kiri, tidak tampak edema dan varises pada kaki.
5. Status obstetrikus
a. Inspeksi
Muka : tidak terjadi edema, tidak ada cloasma
gravidarum
Mammae : mammae membesar, aerola menghitam dan
puting susu menonjol keluar
Abdomen : ada linea nigra dan striae gravidarum
b.Palpasi
Mammae : kolostrom belum keluar, mammae tidak keras,
puting menonjol keluar, aerola menghitam.
Abdoman : TFU setinggi pusat, kontraksi uterus keras
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laborat, tanggal 26 Maret 2011
Hb :10,2 gr/dl 12,0 – 16
Eritrosit : 3.530.000 /mm 4.200.000 – 5.400.400
Lekosit : 9.200
Hitung jenis lekosit
Segmen : 73 % 36 - 66
Limfosit : 21 % 22 – 40
47
Monosit : 6 /mm 4 – 8
Trombosit : 183.000 % 150.00 – 440.000
Hematokrit : 34 % 38 – 47
Terapy :
Oral :
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Nufragobion 2 x 500 mg
Cefadroxile 3 x 500 mg
Fito asi 3 x 1 tab
Injeksi extra :
Ceftriaxone 2 gr
Parentral :
Ringer Laktat + oxytocin 1 cc 20 tpm.
B. Pengelompokan Data
1. Data subjektif
a. Klien mengatakan nyeri pada perineum akibat episiotomy skala 8
ketika bergerak nyerinya cekit-cekit, perih.
b. Klien mengatakan tidak tahu cara melakukan perawatan payudara
selain dengan pompa untuk asi cepat keluar.
c. Klien mengatakan masih keluar darah dari jalan lahir seperti
menstruasi.
d. Klien mengatakan asi belum keluar.
48
e. Klien mengatakan belum dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya untuk sementara karena klien mengeluh nyeri pada luka
bekas episiotomy saat melahirkan.
f. klien mengatakan susah tidur karena klien sesekali merasa nyeri
pada luka jahitan di perineum.
2. Data objektif
a. Klien tampak lemas dan kesakitan bila bergerak.
b. Klien sering bertanya bagaimana perawatan payudara agar asi
cepat keluar.
c. Adanya kemerahan dan nyeri pada perineum.
d. Terdapat luka episiotomy dan laserasi grade II pada perineum,
keluar lochea rubra ± 30 cc. terdapat luka jahitan episiotomy,
laserasi grade II, tampak kemerahan pada luka jahitan, tidak terjadi
edema, tidak tampak bercak pendarahan pada kulit, tidak terdapat
rembesan dari luka jahitan, jahitan tampak menyatu.
e. Kolostrom belum keluar, mammae membesar, aerola menghitam
dan peting susu menonjol keluar.
f. Hb :10,2 gr/dl,
g. Lekosit : 9.200
h. Tanda – tanda vital
Tekan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 76 x/mnt
Suhu : 36,5 ○ C
49
RR : 20 x/mnt
C. Analisa Data
No Data Problem Etiologi
1.
2.
S: Klien mengatakan
nyeri pada perineum
akibat episiotomy skala 8
ketika bergerak, nyeri
cekit – cekit , perih, klien
mengatakan susah tidur
karena klien sesekali
merasa nyeri pada luka
jahitan di perineum.
O: klien tampak lemas
dan kesakitan. Tekan
darah:100/60 mmHg, nadi
: 76 x / mnt : 76 x/mnt
S: klien mengatakan
masih keluar darah dari
jalan lahir seperti
menstruasi
O: adanya kemerahan dan
nyeri pada perineum ,
terdapat luka episiotomy
dan laserasi grade II pada
perineum , keluar lochea
rubra ± 30 cc, tampak
kemerahan pada luka
jahitan, tidak terjadi
edema, tidak tampak
bercak pendarahan pada
Gangguan rasa
nyaman nyeri
Resiko infeksi
Terputusnya
jaringan
sekunder
terhadap luka
epsiotomi
Trauma jaringan
/ kerusakan
kulit.
50
3.
4.
kulit, tidak terdapat
rembesan dari luka
jahitan, jahitan tampak
menyatu. Lekosit : 9.200
Suhu : 36,5 0C, Hb : 10,2
gr / dl
S : Klien mengatakan
belum dapat melakukan
aktivitas seperti biasanya
untuk sementara karena
klien mengeluh nyeri pada
luka bekas episiotomy
saat melahirkan.
O : Klien tampak lemas
dan kesakitan bila
bergerak.
S: Klien mengatakan tidak
tahu bagaimana
melakukan perawatan
payudara selain dengan
pompa untuk asi cepat
keluar
O: klien sering bertanya
bagaimana melakukan
perawatan payudara agar
asi cepat keluar.
Intoleransi
aktifitas
Kurang
pengetahuan
tentang “ breast
care”
nyeri
Minimnya
informasi
tentang
perwatan
payudara.
51
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya
jaringan sekunder terhadap luka episiotomy di tandai dengan klien
mengatakan nyeri pada perineum akibat episiotomy , skala 8 ketika
bergerak nyerinya cekit – cekit dan perih, klien mengatakan susah tidur
karena klien sesekali merasa nyeri pada luka jahitan di perineum, klien
tampak, lemas dan kesakitan, tekan darah:100/60 mmHg, nadi : 76 x /
mnt.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / kerusakan kulit
ditandai dengan klien mengatakan masih keluar darah dari jalan lahir
seperti menstruansi , adanya kemerahan dan nyeri pada perineum ,
terdapat luka episiotomy dan laserasi grade II pada perineum keluar
lochea rubra ±30 cc, tampak kemerahan pada luka jahitan, tidak terjadi
edema, tidak tampak bercak pendarahan pada kulit, tidak terdapat
rembesan dari luka jahitan, jahitan tampak menyatu. Hb : 10,2 gr/dl,
suhu : 36,5 0C, lekosit : 9.200
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan adanya nyeri yang ditandai
dengan Klien mengatakan belum dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya untuk sementara karena klien mengeluh nyeri pada luka
bekas episiotomy saat melahirkan, klien tampak lemas dan kesakitan
bila bergerak.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan minimnya informasi tentang
perawatan payudara “breast care“ ditandai dengan klien mengatakan
52
tidak tahu bagaimana cara melakukan perawatan payudara , klien
sering bertanya bagaimana cara melakukan perawatan payudara.
E. Nursing care plan , implementasi dan Evaluasi
Diagnosa 1
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan sekunder
terhadap luka episiotomy di tandai dengan klien mengatakan nyeri pada perineum
akibat episiotomy , skala 8 ketika bergerak nyerinya cekit – cekit dan perih, klien
mengatakan susah tidur karena klien sesekali merasa nyeri pada luka jahitan di
perineum, klien tampak, lemas dan kesakitan, tekan darah:100/60 mmHg, nadi :
76 x / mnt.
1. Tujuan :
Mencegah atau meminimalkan rasa nyeri.
1. Kriteria
a. Nyeri berkurang atau hilang.
b. Ekspresi wajah rileks.
c. Pasien mampu melakukan tindakan dan mengungkapkan intervensi
untuk mengatasi nyeri dengan cepat.
d. Tanda-tanda vital normal (tekanan darah 120/ 80 mm Hg. Nadi 80-88
x/ menit).
2. Intervensi
a. Tentukan lokasi dan sifat nyeri.
53
Rasional : mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan khusus dan
intervensi yang tepat.
b. Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomy.
Rasional : dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan
perineal dan atau terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi
atau intervensi lebih lanjut.
c. Anjurkan klien untuk duduk dengan mengkontraksikan otot gluteal.
Rasional : penggunaan pengencangan gluteal saat duduk menurunkan
strees dan tekanan langsung pada perineum.
d. Berikan informasi tentang berbagai startegi untuk menurunkan nyeri,
misalnya teknik relaksasi dan distraksi.
Rasional : membantu menurunkan/ memberikan rasa nyaman.
e. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.
Rasional : memberikan kenyamanan sehinggan klien dapat
memfokuskan pada perawatan sendiri dan bayinya.
Diagnosa 2
Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / kerusakan kulit di tandai
dengan klien mengatakan masih keluar darah dari jalan lahir seperti menstruansi ,
adanya kemerahan dan nyeri pada perineum , terdapat luka episiotomy dan
laserasi grade II pada perineum keluar lochea rubra ±30 cc, Lekosit : 9.200
Suhu : 36,5 0C, Hb : 10,2 gr / dl
54
1. Tujuan :
Infeksi tidak terjadi.
2. Kriteria :
a. Luka episiotomi sembuh dengan sempurna dan tidak ada tanda-
tanda infeksi (color, tumor, dolor, dan fungsio laesa).
b. Pasien mampu mendemontrasikan teknik-teknik untuk
meningkatkan penyembuhan.
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal (36-37º C).
d. Nutrisi terpenuhi (adekuat).
3. Intervensi :
a. Kaji adanya perubahan suhu.
Rasional : Peningkatan suhu sampai 38,3º C pada 2-10 hari setelah
melahirkan sangat menandakan infeksi.
b. Observasi kondisi episiotomi seperti adanya kemerahan, nyeri tekan
yang berlebihan dan eksudat yang berlebihan.
Rasional : Dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan
parenial dan atau terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi
intervensi lebih lanjut.
c. Anjurkan pada pasien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah
menyentuh genital.
Rasional : membantu mencegah penyebaran infeksi.
55
d. Catat jumlah dan bau lochea atau perubahan yang abnormal.
Rasional : Lochea normal mempunyai bau amis, lochea yang purulen
dan bau busuk menunjukkan adanya infeksi.
e. Anjurkan pada pasien untuk mencuci perineum dengan menggunakan
sabun dari depan kebelakang dan untuk mengganti pembalut
sedikitnya setiap 4 jam atau jika pembalut basah.
Rasional : Membantu mencegah kontaminasi rektal memasuki vagina
atau uretra.
f. Ajarkan pada klien tentang cara perawatan luka perineum.
Rasional : Meningkatkan pengetahuan klien tentang perawatan vulva/
perineum.
g. Kolaborasi untuk pemberian antibiotic.
Rasional : Mencegah infeksi dan penyebaran kejaringan sekitar.
Diagnosa 3
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan adanya nyeri yang ditandai dengan Klien
mengatakan belum dapat melakukan aktivitas seperti biasanya untuk sementara
karena klien mengeluh nyeri pada luka bekas episiotomy saat melahirkan, klien
tampak lemas dan kesakitan bila bergerak.
1. Tujuan :
pasien dapat meningkatkan dan melakukan aktivitas sesuai kemampuan tanpa
disertai nyeri.
56
2. Kriteria hasil :
a. Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi
aktivitas.
3. Intervensi
a. Kaji respon pasien terhadap aktivitas
Rasional : Menentukan data dasar untuk membantu pasien dengan
keletihan.
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan adl.
Rasional : dapat memberikan rasa tenang dan aman pada klien karena
kebutuhan aktifitas sehari-hari dapat terpenuhi dengan bantuan keluarga
dan perawat.
c. Tingkatkan aktivitas secara bertahap
Rasional : Meningkatkan aktivitas selama proses pencegahan keletihan
d. Anjurkan pasien untuk istirahat
Rasional : Meningkatkan istirahat yang adekuat
Diagnosa 4
Kurang pengetahuan berhubungan dengan minimnya informasi tentang perawatan
payudara “ breast care “ di tandai dengan klien mengatakan tidak tahu
bagaimanacara melakukan perawatan payudara , klien sering bertanya bagaimana
cara melakukan perawatan payudara.
57
1. Tujuan
Agar asi lancer, sekitar aerola dan putting tidak kotor payudara tidak
bengkak.
2. Kriteria
a. Klien dapat mengerti tentang cara perawatan payudara.
b. Klien mampu melakukan cara perawan payudara.
3. Intervensi
a. Lakukan breast care pada klien.
Rasional : menggali seberapa banyak pengetahuan dan pemahaman
yang diterima pasien.
b. Ajarkan breast care pada ibu.
Rasional : agar payudara tidak bengkak dan asi lancer.
c. Kaji pengetahuan klien tentang perawatan payudara.
Rasional : mengali seberapa banyak pengetahian yang diterima klien.
d. Kaji produksi asi pada klien.
Rasional : unyuk mengetahui seberapa banyak produksi asi.
e. Ajurkan pada ibu untuk melakukan perwatan payudara tiap pagi hari.
Rasional : agar asi keluar dengan lancer.
58
F. IMPLEMENTASI
NO. DX Waktu Implementasi Respon klien TT
1,3
1, 2
4
1,3
2
26 maret
2011
13.00
13.05
13.10
13.15
13.20
Mengkaji keluhan pasien
Mengukur tanda vital dan
mengukur TFU
Mengkaji mammae klien
Memberikan penjelasan
kepada klien bahwa nyeri
setelah persalinan adalah
hal yang wajar
Melakukan vulva hygien
dan memasang pembalut
S : klien mengatakan
nyeri pada perineum
akibat episiotomy,
skala 8, ketika
bergerak, nyeri cekit-
cekit dan perih.
O : klien tampak lemas
dan kesakitan.
S : -
O : TD : 100/60 mmHg
N : 78 x/ mnt
S : 36,5○C
TFU setinggi pusat
CUT keras
S : klien mengatan asi
belum keluar
O : Kolostrom belum
keluar, mammae
membesar, aerola
menghitam dan peting
susu menonjol keluar
S : iya
O :klien tampak lebih
tenang
S : -
O: Adanya kemerahan
dan nyeri pada
59
1,2
1
3
2
1,3
18.00
18.10
18.15
18.20
27 maret
2011
08.00
Memberikan obat oral
cefadroxil 500 mg, Asam
mefenamat 500 mg dan
fito asi 1 tab
Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
Menganjurkan klien
untuk istirahat
Mengobservasi darah
nifas
Mengkaji keluhan pasien
perineum,terdapat luka
episiotomy dan laserasi
grade II pada
perineum,keluar lochea
rubra ± 30 cc, tampak
kemerahan pada luka
jahitan, tidak terjadi
edema, tidak tampak
bercak pendarahan pada
kulit, tidak terdapat
rembesan dari luka
jahitan, jahitan tampak
menyatu.
S : -
O : Obat diminum
pasien melalui oral
S : iya
O : klien tampak
mengikuti
S : klien mengatakan
masih merasa nyeri
pada daerah jalan lahir
O : klien tampak lemas
dan berbaring di tempat
S : -
O : Lochea rubra ± 10
cc
S : Klien mengatakan
masih nyeri skala 5
pada luka jahitan
60
3
3
2
08.10
08.15
08.30
Mengkaji respon klien
terhadap aktifitas
Menganjurkan klien
untuk mobilisasi dini
Mengobservasi luka
episiotomy
O : Klien tampak
meringis kesakitan dan
berhati-hati saat
bergerak.
S : klien mengatakan
masih belum berani
bergerak banyak karena
masih terasa nyeri
O : klien tampak masih
takut untuk beraktifitas
di luar tempat tidur,
klien hanya berani
duduk di atas tempat
tidur dengan bantuan
suami
S : iya saya akan
mencoba pelan-pelan
O : klien tampak
antusias.
S : Klien mengatakan
masih keluar darah
O : Vulva bersih,
lochea rubra ±20 cc,
Tampak kemerahan
pada luka jahitan, tidak
terjadi edema, tidak
tampak bercak
pendarahan pada kulit,
tidak terdapat rembesan
dari luka jahitan,
jahitan tampak
61
2
1,2
1,2
4
4
4
08.45
10.15
11.30
11.40
11.50
12.05
Menganjurkan klien
untuk cuci tangan
sebelum dan sesudah
memegang genetalia
Mengukur vital sign
Memberikan obat oral
cefadroxil 500 mg, asam
mefenamet 500 mg, fito
asi
Mengkaji payudara
Mengkaji pengetahuan
klien tentang perawatan
payudara
Mengajarkan breast care
menyatu.
S : -
O : Klien tampak
mengerti.
S : -
O : TD: 110/70 mmHG
N : 80x/mnt
S : 36,60C
S : -
O : Obat diminum
melalui oral dan klien
tidak muntah
S : Klien mengatakan
payudara kencang, ASI
belum keluar
O : Mamae keras,
aerola menghitam dan
puting susu menonjol
keluar
S : Klien mengatakan
dulu di pompa dengan
pemompa payudara
agar ASI keluar
O : Klien tampak
belum tahu cara selain
memompa payudara
agar ASI dapat keluar.
S : Klien mengatakan
mengerti dan akan
dicobanya lagi
62
1,3
3
1,2
2
28 maret
2011
07.30
07.35
08.05
08.10
Mengkaji keluhan klien
Mengkaji respon aktifitas
klien
Mengukur tanda vital
Mengobservasi darah
nifas
O : Klien tampak
antusias.
S : klien mengatakan
luka jahitan sudah tidak
begitu nyeri, skala 4
O : klien sudah tampak
jalan pelan-pelan
S : klien mengatakan
sudah berani jalan
pelan-pelan, klien
mengatakan sudah
dapat memenuhi
kebutuhan adl meski
masih dibantu dengan
suaminya
O : klien sudah tampak
jalan di luar ruangan,
S : iya
O : tekanan darah :
110/80 mmHg, nadi :
80 x/mnt, suhu : 37 0C,
RR : 20 x/mnt
S : klien mengatakan
darah masih keluar
O : lochea rubra ± 10
cc, tanda kemerahan
masih tampak, tidak
tampak edema,
terdarahan pada luka
jahitan, tidak terdapat
rembesan pada luka
63
2
4
08.20
08.47
Menganjurkan klien
untuk menjaga
kebersihan genetalia dan
sering untuk mengganti
pembalut
Mengkaji keluaran asi
jahitan dan jahitan
tampak menyatu
S : klien mangatakan
iya
O : klien tampak
antusias,
S : klien mengatakan
asi belum keluar
O : kolostrom belum
keluar, payudara keras.
G. EVALUASI
NO.DX Waktu Evaluasi Paraf
1
2
26 Maret 2011
20.00
26 Maret 2011
20.00
S : Klien mengatakan nyeri pada perineum akibat
episiotomy,skala 8. Ketika bergerak,nyeri cekit-
cekit dan perih
O : Klien tampak lemas dan kesakitan
TD:100/60 mmHG , N: 78 x/mnt ,S : 36,50C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-kaji karakteristik / skala nyeri
-Anjurkan pasien untuk mobilisasi dini/ teknik
relaksasi
S : Klien mengatakan masih keluar dari jalan
lahir seperti menstruasi
O : Adanya kemerahan dan nyeri pada perineum
terdapat luka episiotomy dan laserasi grade II
pada perineum.keluar lochea ± 40 cc dari jam
64
3
4
1
2
26 Maret 2011
20.00
26 Maret 2011
20.00
27 Maret 2011
13.00
27 Maret 2011
13.00 – 19.35, tampak kemerahan pada luka
jahitan, tidak terjadi edema, tidak tampak bercak
pendarahan pada kulit, tidak terdapat rembesan
dari luka jahitan, jahitan tampak menyatu.
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Perawatan vulva hygiene dengan teknik steril
dan aseptik
S : klien mengatakan masih nyeri pada daerah
jalan lahir sehingga klien tidak berani untuk
bergerak banyak
O : klien tampak lemas berbaring di atas tempat
tidur
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan klien untuk beristirahat
S : klien mengatakan asi belum keluar
O : Aerola menghitam,kolostrum belum keluar
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-Ajarkan breast care pd klien
S : Klien mengatakan masih nyeri pada luka
jahitan , skala 5.
O : Klien tampak meringis kesakitan dan berhati
- hati bila bergerak
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-kaji karekteristik / skala nyeri
-anjurkan pasien untuk mobilisasi dini / teknik
relaksasi.
S : Klien mengatakan masih keluar darah
65
3
4
1
13.00
27 Maret 2011
13.00
27 Maret 2011
28 Maret 2011
09.00
O :Vulva bersih, tampak kemerahan pada luka
jahitan, tidak terjadi edema, tidak tampak bercak
pendarahan pada kulit, tidak terdapat rembesan
dari luka jahitan, jahitan tampak menyatu.,lochea
rubra± 20 cc, tidak terjadi perdarahan berlebih
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-Perawatan vulva hygiene dengan teknik steril
dan aseptik
S : Klien mengatakan masih belum berani
bergerak banyak karena masih terasa nyeri
O : klien tampak masih takut untuk beraktifitas di
luar tempat tidur, klien hanya berani duduk di
atas tempat tidur dengan bantuan suami
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan klien untuk mobilisasi dini
S : Klien mengatakan sudah mengerti dan akan
dicoba melakukan perawatan payudara sendiri
O : Klien tampak antusias , kolostrum belum
keluar
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-Ajarkan klien melakukan breast care tiap
pagi
S : klien mengatakan luka jahitan sudah tidak
begitu nyeri, skala 4
O : klien sudah tampak jalan pelan-pelan
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan klien untuk mobilisasi
66
2
3
4
28 Maret 2011
09.00
28 Maret 2011
09.00
28 Maret 2011
09.00
S : klien mengatakan luka jahitan sudah tidak
begitu nyeri
O : tanda kemerahan masih tampak, tidak tampak
edema, terdarahan pada luka jahitan, tidak
terdapat rembesan pada luka jahitan dan jahitan
tampak menyatu. TD : 110/70 mmHg, nadi : 80
x/menit, RR : 20 x/menit, suhu 37 0C
A : masalah teratasi sebagian
P : tertahankan intervensi
- Anjurkan klien untuk sering ganti pembalut
dan menjaga kebersihan daerah genital
S : klien mengatakan sudah berani jalan pelan-
pelan, klien mengatakan sudah dapat memenuhi
kebutuhan adl meski masih dibantu dengan
suaminya
O : klien tampak jalan di luar ruangan
A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi
- Anjurkan untuk meningkatkan aktifitas
secara bertahap
S : klien mengatakan asi belum keluar
O : kolostrom belum keluar, klien sudah
mengerti cara perawatan payudara yang telah
diajarkan
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan klien untuk berlatih memberikan
asi pada bayi