bab iii perumusan objek penelitian 3.1 struktur …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-00409-mc...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

42
BAB III
PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN
3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Agung Sedayu berawal dari sebuah perusahaan kontraktor rumah pertokoan
sederhana yang didirikan pada pertengahan tahun 1970. Selama 10 tahun pertama.
Agung Sedayu bekerja keras untuk membangun kepercayaan investor maupun
customer dan meningkatkan kerja sama dengan partner terkemuka di Indonesia. Pada
tahun 1991, Agung Sedayu memulai langkah besar dengan membangun Harco
Mangga Dua yang merupakan sebuah mal yang telah dirancang khusus menyediakan
barang-barang elektronik pertama di Jakarta.
Harco Mangga Dua yang masih menjadi pusat perbelanjaan elektronik teramai
hingga saat ini membuktikan kepiawaian langkah yang diambil Agung Sedayu
meskipun perusahaan ini pada saat itu bukan sebuah perusahaan properti dengan
nama yang tenar.
Tingginya peminat terhadap pembangunan Harco Mangga Dua membuat
Agung Sedayu terpicu untuk bertindak lagi dalam membangun hunian-hunian
kompleks komersil serperti Taman Palem yang dibangun di atas tanah seluas 1500
hektar. Proyek Taman Palem ini adalah salah satu proyek mega yang dirancang
Agung Sedayu.

43
Dalam proyek Taman Palem, untuk kedua kalinya Agung Sedayu terlihat
berhasil meramaikan suatu tempat hunian yang sebelumnya tidak terbayangkan oleh
orang-orang sekitar akan menjadi pusat ekonomi dan bisnis nantinya. Hadirnya
Taman Palem di wilayah Jakarta Barat membuat nama pengusaha properti Agung
Sedayu mulai dikenal masyarakat luas secara umum hingga ketika berhasil melewati
masa krisis moneter di Asia termasuk Indonesia di awal tahun 2000, Agung Sedayu
kemudian kembali membangun beberapa mega proyek lainnya di Jakarta seperti
Mangga Dua Square dan Kelapa Gading Square.
Hingga saat ini sudah lebih dari 30 proyek perumahan yang menjadi hasil karya
Agung Sedayu dan tercatat tidak satupun proyek tersebut yang gagal di pasaran atau
terdengar komplain yang berarti tentang kekecewaan customer Agung Sedayu akan
produk yang telah mereka beli dari Agung Sedayu.
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Bisnis properti yang sempat mengalami kemunduran pada tahun 1998
menyebabkan banyaknya perusahaan properti yang runtuh, mereka tidak dapat
survive karena rendahnya minat masyarakat dalam kepemilikan rumah akibat
kekisruhan dalam negeri dan ekonomi yang terus menerus tidak stabil pada masa orde
lama.
Setelah berhasil bertahan dalam krisis, Agung Sedayu mendapat kesempatan
emas untuk memenuhi kebutuhan perumahan di masyarakat yang terus meningkat
sejak awal 2002 hingga sekarang. Keberhasilan lolos dari krisis inilah yang membuat
Agung Sedayu menetapkan visi dan misi baru dalam perusahaannya.

44
Visi dari Agung Sedayu adalah untuk menjadi market leader dalam bisnis
properti saat ini dan di masa mendatang. Dengan misi menjadi properti developer
yang menyediakan produk berkualitas terbaik, menjunjung tinggi ketepatan waktu
dengan memberikan biaya yang efektif.
3.1.3 Logo Perusahaan
Logo perusahaan Agung Sedayu Group berbentuk lingkaran dengan dasar
berwarna biru dan terdapat garis-garis yang membentuk lingkaran serta tulisan ASG
berwarna putih. Dengan tulisan yang berjajar disamping lingkaran yakni Agung
Sedayu Group berwarna biru tua.
Gambar 3.1 Logo Perusahaan Agung Sedayu Group
Lingkaran yang digunakan sebagai logo Agung Sedayu menggambarkan dunia
yang berbentuk menyerupai bola (lingkaran) dengan harapan Agung Sedayu dapat
memberi kontribusi yang besar dalam hal pembangunan untuk dunia khususnya
Indonesia dan individu yang ada didalamnya.
Warna biru tua yang digunakan sebagai warna perusahaan dan warna dasar dari
logo Agung Sedayu menggambarkan langit biru tempat di mana Agung Sedayu selalu
mengembangkan proyek hunian yang dibangun tepat di bawah kaki langit. Warna
biru tua yang dipilih di atas biru muda menggambarkan pengalaman Agung Sedayu
Lingkaran dan garis putih ASG
Nama perusahaan berwarna biru tua
Warna dasar lingkaran biru tua

45
yang tidak lagi sedikit atau muda, biru tua mencerminkan pengalaman Agung Sedayu
dalam bisnis properti yang sudah mendalam dan dipercaya dalam berbagai lapisan
masyarakat.
Tulisan ASG berwarna putih memperlihatkan huruf AS dibentuk lebih kecil
(masing-masing mendapat seperempat bagian) dan huruf G(Group) yang berwujud
lebih besar (menduduki setengah bagian) menggambarkan Agung Sedayu adalah
perusahaan yang menjunjung tinggi kerja sama tim dalam berbagai kegiatannya.
Mulai dari pembangunan, perekrutan karyawan hingga proses penjualan, semua
dilakukan bersama-sama dengan tim, dan kegiatan dalam tim-lah yang akan
membentuk kreativitas masing-masing individu di dalamnya.
Tulisan Agung Sedayu Group berwarna biru yang terdapat di samping logo
Agung Sedayu bermakna mengingatkan publik bahwa logo berwarna biru tua dengan
garis putih adalah milik Agung Sedayu Group dan sekaligus mengingatkan publik
tentang keberadaan perusahaan sebagai pengembang properti terpercaya yang dapat
mereka temukan reklame dengan lambang Agung Sedayu diruas-ruas jalan besar di
ibukota.

46
3.1.4 Puri Mansion
Gambar 3.2 Logo Puri Mansion
Puri Mansion adalah salah satu proyek Agung Sedayu yang berlokasi di Jakarta
Barat tepatnya di Jalan Outer Ring Road Cengkareng. Proyek ini dibangun diatas
lahan seluas 25 hektar dengan jumlah bangunan sebanyak kurang lebih 1000 unit.
Proyek Puri Mansion telah dibuka selama 3 tahun dan penjualannya telah mencapai
lebih dari 80% atau tersisa hanya sebanyak ±180 unit dan dengan jumlah rukan
(rumah kantor) sebanyak 115 unit yang telah terjual habis.
Gambar 3.3 Denah Puri Mansion

47
Akses menuju Puri Mansion terbagi menjadi 5 akses utama yaitu dari tol dari
dan menuju arah Pondok Indah, tol dari dan menuju arah Tangerang, tol dari dan
menuju arah Sudirman (Kota), Akses Jakarta Outer Ring Road, dan terakhir adalah
akses dari dan menuju Arah Bandara.
Pintu masuk menuju komplek Puri Mansion dibagi menjadi dua yaitu pintu
gerbang timur yang menghadap Jalan Kembangan Selatan dan gerbang selatan yang
menghadap Jalan Puri Kembangan.
Gambar 3.4 Lokasi Menuju Puri Mansion
Proyek pembangunan hunian di Puri Mansion dibagi dalam empat tahap,
dimana tahap pertama adalah pembangunan di Jalan Buckingham Raya dan Jalan
Edinburgh yang terbagi menjadi tiga belas tipe rumah yaitu :
1. Tipe Vegas (10x20) dengan luas tanah 200 m²
2. Tipe Florida (8x20) dengan luas tanah 160 m²
3. Tipe New Bougenville (8x15) dengan luas tanah 120 m²

48
4. Tipe New Amarylis (10x20) dengan luas tanah 200 m²
5. Tipe Bloomingdale (8x15) dengan luas tanah 120 m²
6. Tipe Baltimore (10x20) dengan luas tanah 200 m²
7. Tipe California (6x15) dengan luas tanah 90 m²
8. Tipe Philadelphia (8x15) dengan luas tanah 120 m²
9. Tipe Chrysant (6x15) dengan laus tanah 90 m²
10. Tipe Bougenville (8x15) dengan luas tanah 120 m²
11. Tipe Jasmine (8x15) dengan luas tanah 120 m²
12. Tipe Bloomingdale (8x15) dengan luas tanah 120 m²
13. Tipe Catalya (6x15) dengan luas tanah 90 m²
Tahap kedua pembangunan dilaksanakan di Jalan Hawaii yang terbagi menjadi
enam tipe rumah yaitu:
1. Tipe Vegas (10x20) dengan luas tanah 200 m²
2. Tipe Catalya (6x15) dengan luas tanah 90 m²
3. Tipe Topaz (4x15) dengan luas tanah 60 m²
4. Tipe Hawaii (10x15) dengan luas tanah 150 m²
5. Tipe New Hawaii (10x15) dengan luas tanah 150 m²
6. Tipe Miami (8x17) dengan luas tanah 136 m²
Tahap ketiga pembangunan dilaksanakan di Jalan Atlanta 1-3 yang terbagi
menjadi enam sampai tujuh tipe rumah yaitu:
1. Tipe Celtic (6x15) dengan luas tanah 90 m²
2. Tipe Vienna (6x15) dengan luas tanah 90 m²

49
3. Tipe Everton (8x15) dengan luas tanah 120 m²
4. Type New Everton (8x15) dengan luas tanah 120 m²
5. Beberapa tipe Hoek.
Gambar 3.5 Denah Rumah Tipe Celtic (3x15)
Cluster terakhir yaitu cluster Atlanta yang dibangung di Jalan Atlanta 3 hingga
Jalan Atlanta 6 masih merupakan future development yang akan diselesaikan pada
tahun 2012 dan serah terima berkas serta kunci pada akhir tahun 2012 dan paling
terlambat awal tahun 2013.
Hunian di Puri Mansion menggunakan konsep hijau dengan pengadaan super
fasilitas seluas 3 hektar yang meliputi 7 zona rekreasi dan jogging track sepanjang
dua kilometer tanpa terputus. 7 zona rekreasi Puri Mansion meliputi:

50
1. The Splash
The Splash merupakan zona rekreasi pertama yang ditawarkan Agung Sedayu
melalui proyek Puri Mansion, fasilitas yang disediakan dalam zona rekreasi
The Splash antara lain: Taman bermain anak, kolam renang ukuran anak,
paviliun, multifunction plaza, dan lintasan jogging.
2. The Lagoon
The Lagoon merupakan zona rekreasi yang proses pembangunannya dilakukan
setelah The Splash, hiburan yang terdapat dalam zona rekreasi kedua ini antara
lain: Tempat bersantai di pinggir danau, sebuah danau buatan, area bermain
putting golf, dan lintasan jogging.
3. The Court
The Court merupakan pusat kebugaran bagi mereka yang menyukai olahraga,
fasilitas yang ditawarkan di tempat ini antara lain: Lapangan basket, lapangan
tennis, lapangan futsal, dan lintasan jogging.
4. The Club
The Club merupakan pusat kebugaran sekaligus kesehatan, fasilitas yang
disediakan di The Club antara lain: Taman bermain anak, pusat gimnastik,
kolam renang ukuran semi olimpiade dan lintasan jogging.
5. The Healthy and Fresh
The Healthy and Fresh menawarkan kolam pancing, jalur refleksi, paviliun
dan lintasan Jogging.

51
6. Garden Walk
Garden Walk merupakan zona rekreasi yang terletak paling dekat dengan
hunian keluarga, letaknya tepat berada di Jalan Edinburgh III, fasilitas yang
ada pada zona rekreasi mini ini antara lain: Kolam renang anak dan paviliun.
7. The Forest
The Forest merupakan zona rekreasi yang tidak terlalu besar namun cukup
untuk menampung lebih dari 60 orang di dalamnya, fasilitas yang ditawarkan
dalam zona ini antara lain: Reflexiology, mini outbond, barbeque area, dan
lintasan jogging.

52
3.1.5 Struktur Organisasi Proyek Puri Mansion
Gambar 3.6 Struktur Organisasi Puri Mansion
Suatu organisasi pada umumnya harus mempunyai struktur organisasi yang
berisikan sumber daya manusia yang tepat di dalam jabatannya sehingga dapat
memberikan kemaksimalan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan struktur tersebut
dalam menunjang tujuan utama perusahaan.
Saat ini struktur perusahaan Agung Sedayu pada proyek Puri Mansion
dipimpin langsung oleh seorang General Manager Marketing yaitu Arifin yang
sekaligus adalah GM marketing proyek Agung Sedayu yang lainnya yang berdekatan
dengan Puri Mansion yakni Green Lake City. Di bawah GM marketing Arifin
GM MarketingArifin
Sales ManagerJimmy Hermanto
Sales Supervisor
- Vacant -
Sales Admin SupervisorFerry Susilo
Sales ExecutiveBurhan
Chandra Wijaya-
Charles HambaliDeddy SugiantoDeni Sopiana M
Edry Rizqie AdamEdy Susanto Elliot LenardoElton HerlowEvi Susanti Fera Yulinar
Friska Tarida M HutabaratIndra Prio Hartono
JacksonJocelyn Veronica Marina Mariana
Novi Olivia
-
Suryadii Wawan Hermanto
Sales AdminHelmi Affandi
Lia Minata
OperatorKori Pelawi
Marketing Support Gracia Stefani
Office Boy-
Faturrahman-Andri Purnomo
DriverDino
Admin StaffMia Mayasari

53
terdapat Sales Manager yaitu Jimmy Hermanto yang turun langsung ke lapangan
untuk memantau pekerjaan anak buah dan memberi motivasi atau dukungan bagi
marketing-marketing di bawahnya untuk mengajak mereka bekerja sebagai satu tim.
3.2 Prosedur yang Berlaku
Dalam pengadaan event gathering yang diselenggarakan setiap hari Minggu di
kantor pemasaran Puri Mansion yang berlokasi di Jalan Lingkar Luar Barat
Kembangan Selatan. Event gathering dilakukan dengan persiapan pengundangan
konsumen yang dimulai dari hari Senin hingga Sabtu. Model pengundangan
dilakukan melalui telepon, ajakan, iklan, maupun undangan melalui brosur.
Setiap awal pekan, kantor pusat Agung Sedayu Group akan mencetak sebanyak
500 brosur untuk tiap marketing executive Puri Mansion yang berjumlah 18 orang.
Brosur yang tercetak harus disebar/dibagikan paling lambat hari Jumat atau 4 hari
setelah pencetakan. Penyebaran Brosur dilakukan secara acak, tergantung di mana
lokasi yang menjadi target masing-masing marketing executive Puri Mansion.
Pengunjung yang hadir dalam event gathering bukan hanya orang-orang yang
sebelumnya belum pernah datang, tetapi banyak juga pengunjung yang merupakan
customer langganan yang sudah datang berkali-kali dan mereka datang kembali untuk
sekedar beramah-tamah dengan marketing executive yang pernah melayani mereka
dalam pembelian produk Agung Sedayu sebelumnya.
Kerja sama katering, setiap minggunya sudah diatur oleh kantor pusat Agung
Sedayu. Setiap minggunya Agung Sedayu menggandeng katering yang berbeda

54
berturut-turut selama 2 bulan pelaksanaan. Beberapa katering yang digandeng Agung
Sedayu contohnya : Bread talk, Beard papa, Haggen Dazs, Apollo, Shinlin, J.co
Donuts, Dim Sum, dan sebagainya.
Gambar 3.7 Brosur undangan event gathering
3.3 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data
3.3.1 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya (Ruslan, 2003:133). Populasi
juga berarti jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh customer yang Agung Sedayu dari
berbagai wilayah yang menghadiri event yang berlangsung pada hari minggu.

55
Jumlah populasi customer Agung Sedayu proyek Puri Mansion yang
menghadiri event gathering setiap minggunya kurang lebih 5-10 orang selama dua
bulan penelitian yakni Maret-April 2011 (delapan minggu), jumlah populasi yang
terhitung adalah 45 orang.
Sampel menurut Joko Sulistyo (2010:23) adalah sebagian angota populasi yang
diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Pengertian
dasar dari penarikan sampel adalah kita dapat memperoleh informasi yang mendalam,
terperinci, dan efisien dari suatu agregat atau kumpulan orang, rumah tangga atau
lembaga-lembaga, atau satuan-satuan lain yang sangat besar jumlahnya daripada
hanya sebagian contoh atau sampel yang dikumpulkan secara hati-hati dan terperinci.
3.3.2 Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
probability sampling. Menurut Joko Sulistyo (2010:23) teknik probability sampling
adalah teknik pernarikan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (sampling element) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Pada penelitian ini, sampel diambil dengan menggunakan teknik stratified
random sampling. Untuk dapat menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat
populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus dibagi-bagi dalam
lapisan-lapisan (strata) yang seragam, dan dari setiap lapisan dapat diambil sampel
secara acak. Dalam sampel berlapis, peluang untuk terpilih antara satu strata dengan
yang lain mungkin sama, mungkin pula berbeda.
Populasi yang distratifikasikan bisa berdasarkan geografi, usia, pekerjaan,
pendidikan, dan lain-lain. Hal penting dan diingat adalah unsur-unsur sampel dalam
stratum ditentukan secara random. Jadi, setelah populasi dibagi ke dalam subpopulasi,

56
maka dibuatlah kerangka sampling untuk masing-masing subpopulasi. Kemudian
sampel diambil secara acak. Dengan menggunakan teknik ini, berarti semua lapisan
dapat terwakili.
Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah pria dan wanita yang berusia 21-70
tahun yang menjadi customer Agung Sedayu. Kriteria usia tersebut sesuai dengan
target market Agung Sedayu yang merupakan usia produktif yang juga dianggap
dapat memahami pernyataan-pernyataan yang diajukan peneliti dan mampu
memberikan jawaban berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang memadai
terkait Agung Sedayu. Jumlah sampel yang diambil oleh peneliti adalah sebanyak 40
responden. Penarikan sampel sebanyak 40 didasarkan pada buku SPSS 17 karangan
Joko Sulistyo (2010).
3.3.3 Metode Analisis Data
a. Analisis Bivariat
Analisis data bivariat akan menggunakan Pearson’s Correlation. Korelasi
Pearson digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel
event gathering pada variabel citra perusahaan. Jika hasil penelitian
menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara dampak variabel event
gathering dengan variabel citra perusahaan, maka akan terlihat pula bagaimana
kekuatan hubungan antara variabel-variabel tersebut.
Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur
kekuatan suatu hubungan antar variabel. Koefisien korelasi (r) digunakan untuk
menentukan arah hubungan dan kuat tidaknya hubungan antara variabel event
gathering dengan variabel citra perusahaan. Nilai koefeisien korelasi berkisar

57
antara -1 sampai +1, yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut
(Joko Sulistyo, 2010:102):
1. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan linear positif, yaitu semakin
besar nilai variabel X (independen), semakin besar pula nilai Y (dependen)
atau sebaliknya, semakin kecil nilai variabel X, maka semakin kecil pula nilai
variabel Y.
2. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan linear negatif, yaitu semakin
kecil nilai variabel X (independen), maka semakin besar nilai variabel Y
(dependen) atau sebaliknya, Semakin besar nilai variabel X, maka semakin
kecil pula nilai variabel Y.
3. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X
(independen) dengan variabel Y (dependen).
4. Jika, nilai r = 1 atau r = -1 telah terjadi hubungan linear sempurna, sedangkan
untuk nilai r yang semakin mengarah ke 0 maka hubungan semakin melemah.
Untuk menilai r yang terletak antara -1 sampai +1, Guilford memberikan
batasan dalam menentukan kuat atau tidaknya korelasi antar variabel (Joko
Sulistyo, 2010:142). Batasan tersebut adalah:

58
Tabel 3.1 Batasan Korelasi Antar Variabel
Nilai Koefisien Korelasi (r) Kekuatan Hubungan
< 0,20 Hubungan rendah sekali
0,20 – 0,40 Hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,70 Hubungan yang cukup berarti
0,70 – 0,90 Hubungan yang tinggi; kuat
< 0,90 Hubungan sangat tinggi; kuat sekali
b. Analisis Multivariat
Setelah dilakukan uji bivariat yang melihat hubungan dan pengaruh, urutan
pengujian atas penelitian ini dilanjutkan pada uji multivariat. Uji multivariat ini
berguna untuk melihat seberapa besar variabel independen mempengaruhi
variabel dependen.
Uji multivariat dilakukan dengan menggunakan metode regrasi sederhana,
yang mana memiliki tujuan sebagai berikut (Joko Sulistyo, 2010:146) :
1. Memprediksi besarnya variabel respons berdasarkan variabel prediktor
2. Menentukan bentuk hubungan antara kedua variabel
3. Menentukan korelasi antara keduanya
Melalui teknik regresi sederhana, nilai sebuah variabel dependen dapat
diprediksi berdasarkan nilai sebuah variabel independen. Peneliti dapat melihat
kekuatan hubungan antara variabel dependen dan independen.
Dalam penelitian ini, analisis regresi sederhana dilakukan terhadap variabel
event gathering hal ini bertujuan agar peneliti dapat melihat apakah ini memang

59
berpengaruh secara signifikan (nyata) terhadap variabel dependen citra
perusahaan. Selain itu, dari uji regresi sederhana akan terlihat pula seberapa besar
skor pengaruh sebuah variabel independen.
Hal pertama yang dilakukan adalah menghitung tiap indikator untuk
memperoleh nilai rata-ratanya. Kemudian dilakukan uji regresi sederhana. Proses
ini dilakukan untuk mengukur hubungan-hubungan antara sejumlah variabel di
dalam model hubungan penelitian. Agar hubungan tersebut dapat diukur, yang
harus diperhatikan adalah variabel tersebut haruslah berskala interval (likert).
Setelah dilakukan uji regresi sederhana, akan muncul tabel-tabel yang
memuat nilai-nilai yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel
independen dan dependen. Nilai-nilai tersebut meliputi:
1. Nilai R Square yang terdapat pada tabel Model Summary menunjukkan
persentase keragaman (variansi) yang dimiliki oleh variabel independen
terhadap variabel dependennya.
2. Nilai Beta (β) yang menunjukkan kontribusi pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen.
3. Tanda (+) atau (-) yang menunjukkan arah korelasi kedua variabel tersebut.
Tanda (+) berarti positif atau berbanding lurus, sementara itu (-) berarti
negatif atau berbanding terbalik.

60
3.4 Permasalahan yang Ada
Event gathering merupakan salah satu bentuk promosi yang akan diadakan
secara terus menerus oleh Agung Sedayu Group dalam berbagai proyek
perusahaannya. Tujuan pengadaan event ini tidak semata-mata untuk meningkatkan
angka penjualan perusahaan namun juga dimanfaatkan sebagai sarana untuk
meningkatkan citra perusahaan Agung Sedayu Group.
Biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan event ini juga tidak sedikit jumlahnya.
Setiap minggu perusahaan harus mencetak satu (1) rim paket brosur berisikan 2
lembar setiap brosur dengan 4 halaman penuh warna (full color) untuk masing-masing
marketing executive yang berjumlah 18 orang dengan banyak brosur kurang lebih
9000 lembar, apabila dirupiahkan, jumlah 9000 lembar brosur kurang lebih setara
dengan Rp 5.500.000,00/minggu. Selain itu perusahaan harus menyediaan makanan
melalui kerja sama dengan berbagai perusahaan makanan terkemuka seperti
breadtalk, j.co, sushine dan sebagainya, adapun budget untuk event setiap minggunya
adalah Rp 5.000.000,00. Serta biaya penyewaan stand yang berlokasi di Taman
Anggrek disetiap minggu ke empat setiap bulannya menelan biaya Rp 50.000.000,00.
Ditambah lagi dengan biaya percetakan spanduk acara sebanyak 5 spanduk setiap
minggu untuk masing-masing proyek yang benilai sekitar Rp 800.000,00
Dilihat dari keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan Agung Sedayu Group
untuk tiap proyek, khususnya Puri Mansion dalam penelitian ini, event yang diadakan
setiap minggu menelan biaya kurang lebih Rp 145.200.000,00/bulan. Biaya tersebut

61
bukanlah jumlah yang sedikit apabila perusahaan tidak mendapatkan sesuatu sebagai
imbalan bagi event yang telah diselenggarakannya ini.
Untuk itu, penelitian ini diadakan untuk menguji bagaimana dampak event
gathering mingguan ini terhadap citra perusahaan. Penelitian ini mengukur dampak
event tidak dari tingkat penjualan yang berhasil dilakukan marketing executive proyek
Puri Mansion tapi lebih menitikberatkan pada pembentukan citra perusahaan selama
event gathering berlangsung.
3.5 Alternatif Pemecahan Masalah
Melalui penelitian yang bertujuan mencari dampak pengadaan event gathering
pada citra perusahaan ini. Peneliti membuat kuesioner yang kemudian dibagikan
kepada 40 orang responden secara acak. Responden merupakan orang-
orang/konsumen yang menghadiri event gathering di kantor pemasaran Puri Mansion
selama masa penelitian yaitu periode Maret-April 2011.
Kuesioner yang dibuat per-indikator berdasarkan dimensi-dimensi dalam tiap
variabel sesuai dengan teorinya masing-masing merupakan pernyataan-pernyataan
yang diharapkan peneliti dapat berfungsi untuk mengukur kaitan atau hubungan
variabel dependen dengan variabel independen secara tepat.

62
Dimensi dalam tiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Indikator Dalam Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Event
gathering
Who 1. Mengetahui nama perusahaan yaitu PT AGUNG SEDAYU
GROUP
2. Mengetahui proyek Agung Sedayu Group selain Puri Mansion
3. Mengetahui katering/hidangan yang disajikan dalam
pelaksanaan event gathering
4. Mengetahui peserta dalam event adalah karyawan Agung
Sedayu proyek Puri Mansion
5. Mengetahui bahwa pengunjung event adalah customer Agung
Sedayu
Likert
What 6. Mengatahui adanya pelaksanaan event dari brosur/undangan
7. Pelaksanaan event memberi kemudahan bagi customer dalam
melakukan negosiasi
8. Pelaksanaan event gathering berlangsung santai dan menarik

63
9. Fasilitas yang mendukung pelaksanaan event cukup lengkap
When 10. Pelaksanaan event gathering sangat tepat dilakukan pada hari
Minggu
11. Waktu pelaksanaan mulai pukul 08.00 hingga 20.00 sangat
fleksibel
12. Customer dapat menghadiri event yang dilaksanakan pada hari
Minggu tanpa mengganggu pekerjaan mereka
Why 13. Agung Sedayu merupakan perusahaan yang dapat dipercaya
karena pengalamannya
14. Dalam mempromosikan produknya, Agung Sedayu memiliki
media yang beragam
15. Agung Sedayu selalu menghadirkan sebuah hunian yang
berkelas
16. Agung Sedayu selalu bekerja sama dengan katering yang
menarik

64
Where 17. U-turn yang baru dibangun tepat di depan perumahan Agung
Sedayu memudahkan akses menuju Puri Mansion
18. Kantor marketing Puri Mansion mudah dijangkau
19. Letak kantor marketing Puri Mansion strategis
20. Parkiran di kantor marketing dan rukan Puri Mansion sangat
luas
21. Disain interior kantor marketing sekaligus tempat pengadaan
event terasa nyaman
Citra
perusahaan
Dinamis 1. Agung Sedayu selalu menjadi pelopor dalam mengembangkan
hunian yang modern
2. Agung Sedayu dapat menarik khalayak dengan produk yang
dibawakannya
3. Agung Sedayu memiliki perencanaan yang baik dalam
mengembangkan suatu produk
Likert
Bekerja
sama
4. Agung Sedayu selalu memberi perlakuan yang baik kepada tiap
konsumennya

65
5. Agung Sedayu selalu menjaga hubungan baik perusahaan
dengan kustomer melalui karyawannya
6. Agung Sedayu akan cepat tanggap dalam menghadapi komplain
yang datang dari konsumennya
7. Agung Sedayu selalu mencarikan solusi terbaik perihal
pengkreditan rumah
Bisnis 8. Agung Sedayu selalu mendatangkan konsep hunian yang
istimewa
9. Agung Sedayu pandai dalam memilih lokasi pembangunan
perumahan komersil
10. Produk Agung Sedayu selalu laku dalam pasaran
11. Agung Sedayu merupakan salah satu developer yang dapat
menjawab kebutuhan perumahan di Jakarta dan sekirarnya
12. Proyek Agung Sedayu tidak perlu diragukan pengembangannya
di masa mendatang
Karakter 13. Agung Sedayu Group merupakan perusahaan dengan reputasi

66
yang baik
14. Produk Agung Sedayu tergolong produk yang mahal di
kelasnya
15. Agung Sedayu tidak pernah terlambat dalam memenuhi
janjinya
16. Agung Sedayu merupakan developer terdepan, terkemuka dan
terpercaya

67