bab iii pertumbuha ilmu falak di pesantren nurul huda ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/bab...
TRANSCRIPT
46
BAB III
PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL
HUDA BAROS
A. Pengertian Ilmu Falak
Ahli bahasa mengatakan bahwa perkataan Ilmu Falak
merupakan gabungan dari dua kata bahasa arab; Ilm dan Al-
Falak. kata Ilm adalah mashdar dari kata „Alima ya’lamu
(mengetahui). Dalam kamus Al-Munawwir kata ini mempunyai
kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan
Fahima (mengerti, memahami). Jadi secara harfiah kata Ilm
semakna dengan ma’rifah yang berarti pengetahuan atau Al-
idrak (Fahm) yang artinya pemahaman. Adapun kata falak (Al-
Falak) menurut pengertian bahasa adalah Majral Kawakib,
artinya “tempat perjalanan planet-planet”. Dalam kamus besar
Bahasa Indonesia diartikan sebagai “jalan yang dilalui oleh
benda langit dalam peredarannya mengelilingi benda langit lain
yang lebih besar gaya gravitasinya.1
1 Ahmad Kadir, Formula Baru Ilmu Falak, (Jakarta: Amzah, 2012), cet ke-1,
p. 1
47
Pengertian Ilmu Falak menurut Prof. Dr. H. Abdul Azis
Dahlan dalam Ensiklopedi Hukum Islam merusmuskan, “Ilmu
Falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda
langit, tentang fisiknya, geraknya, ukurannya, dan segala
sesuatu yang berhubungan dengannya. Dari uraian diatas dapat
dinyatakan ilmu falak merupakan salah satu pengetahuan ilmiah
mengenai keadaan orbit planet-planet yang bergerak mengitari
matahari secara tetap dan peredaran benda-benda angkasa
lainnya Al-qur‟an mengisyaratkan ilmu ini dalam ayat (QS.
Yunus (10):5)
Artinya: dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan
bercahaya dan ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-
tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesarannya) kepada orang-orang
yang mengetahui. (QS. Yunus (10):5)
Falak berarti orbit atau lintasan dan disebut juga dengan
garis edar benda-benda langit. Dalam al-Qur‟an kata falak yang
berarti orbit atau garis edar ini disebut dalam surah Yasin dan
48
surah Al-Anbiya. Dalam surah Yasin ayat 40 dijelaskan bahwa
tidak mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam
pun tidak dapat mendahului siang, masing-masing beredar pada
garis edarnya. Hal ini mengandung makna bahwa semua benda
langit termasuk matahari dan bulan beredar pada garis edar
masing-masing dan tidak mungkin keluar dari garis edarnya.2
Artinya: tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan
dan malam pun tidak dapat mendahului siang dan masing-
masing beredar pada garis edarnya. (QS. Yasin (36):40) Dalam surah Al-Anbiya ayat 33 disebutkan bahwa Allah
Swt yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan,
masing-masing dari keduanya beredar pada garis edarnya.
Artinya: dan dia-lah yang menciptakan malam dan siang
matahari dan bulan, masing-masing dari keduanya beredar
didalam garis edarnya. (QS. Al-Anbiya (21): 33)
Ilmu Falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan
benda-benda langit, terutama matahari, bulan dan bumi untuk
mengetahui posisi dan kedudukan benda langit lainnya.
2 Ahmad Jamil, Ilmu Falak (Teori dan Aplikasi), (Jakarta: Amzah 2014) p. 1
49
Kegunaan mempelajari ilmu falak secara teoritis dimaksudkan
untuk penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga diharapkan lahir para ilmuan dan astronom
muslim. Sementara secara praktis adalah untuk keperluan yang
terkait dengan masalah ibadah seperti sholat, puasa, dan haji.3
B. Sejarah Ilmu Falak di Pesantren Nurul Huda Baros
Dalam lintasan sejarah, selama pertengahan pertama abad
ke dua puluh, peringkat kajian Islam yang paling tinggi hanya
dapat dicapai di Makkah, yang kemudian diganti di Kairo.
Sehingga kajian Islam termasuk kajian Ilmu Falak tidak dapat
lepas dari adanya jaringan ulama. (meminjam istilah Azyumardi
Azra) Makkah (Jazirah Arab) ini terbukti adanya jaringan ulama
yang dilakukan oleh ulama-ulama Ilmu Falak Indonesia. Seperti
Muhammad Manshur Al-Batawi ternyata dalam lacakan sejarah
kitab monumentalnya Sullamun Nayyirain adalah hasil dari
rihlah ilmiyyah yang beliau lakukan selama di Jaz irah Arab.4
Ilmu astronomi dalam Islam baru muncul dengan gemilang
pada abad pertengahan abad kedua Hijriyah, pada masa
3
http://Journal.uin-alaudin.ac.id, Ilmu Falak, diakses pada tanggal 18
November 2016 4 Kementrian Agama “Ilmu Falak” (Jakarta Pusat 2013) p. 11
50
pemerintahan Bani Abbas yang disalin dari kitab- kitab klasik
karangan orang-orang India dan Yahudi. Sejak abad ke
kesembilan hingga kelima belas. Orang-orang Arab dan kaum
muslimin menduduki dunia ilmu. 5
Di Banten terdapat seorang ulama yang bernama KH.
Mohamad Hilmi. KH. Mohamad Hilmi adalah salah satu Kiayi
yang mempelajari Ilmu Falak. KH. Mohamad Hilmi
mempelajari Ilmu Falak dengan KH. Mamun Nawawi di
Cibogo Cibarusa Bekasi. Sepulangnya KH. Mohammad Hilmi
dari Bekasi, KH. Mohamad Hilmi berkeyakinan
mengembangkan Ilmu Falaknya dengan latar belakang yang
berlandaskan kepada hadis yang berbunyi “yang terbaik dari
kamu adalah yang memelihara matahari” dari hadist ini KH. E
Mohamad Hilmi berkeyakinan untuk mempelajari ilmu falak
dan menyebarkannya di Pesantren Nurul Huda Baros.6
Pesantren Nurul Huda adalah Pesantren yang didirikan atas
dasar musyawarah antara kedua tokoh yaitu kh. Kamsin dengan
KH. Mohamad Hilmi. Pada saat pesantren Nurul Huda masih di
5 Yusuf Somawinata,“Ilmu Falak”, (Tanggerang: penerbit sintesis anngota
IKAPI 2013) p. 2 6 Muchtar Lutfi, Latar Belakang KH.E Mohammad Hilmi, diwawancarai
oleh Siti Humayroh, Baros (09 Agustus 2016. Pukul 15:30 wib
51
Pimpin oleh KH. Kamsin pesantren Nurul Huda belum
mempelajari Ilmu Falak, baru setelah pesantren Nurul Huda di
pimpin oleh Kh. Mohamad Hilmi pesantren Nurul Huda mulai
mempelajari Ilmu Falak tepatnya pada tahun 1950.7
Ilmu Falak pertama kali disebarkan di pesantren Nurul
Huda pada tahun 1950 bertepatan dengan berdirinya pondok
pesantren Nurul Huda, sebelum ilmu falak di sebarkan pada
masyarakat ilmu falak terlebih dahulu disebarkan pada santri
yang ada di pondok pesantren Nurul Huda, kemudian ilmu falak
mulai disebarkan pada masyarakat dengan cara mengikuti
pengajian mingguan dan menyebarkan kalender hijriah.
Pada tahun 2005 KH. E Mohamad Hilmi wafat kemudian
Ilmu Falak dilanjutkan oleh anak-anaknya yaitu Bapak Muchtar
Lutfi dan Mohamad Zaeni Dahlan Hisal. Meskipun KH. E
Mohamad Hilmi sudah tiada akan tetapi sistem pengajaran Ilmu
Falak tidak ada perbedaannya.8
7
Muchtar Lutfi, Perkembanagan Ilmu Falak, diwawancarai oleh Siti
Humayroh, Baros (09 Agustus 2016. Pukul 15:30 wib 8
Muchtar Lutfi, Perkembanagan Ilmu Falak, diwawancarai oleh Siti
Humayroh, Baros (09 Agustus 2016. Pukul 15:30 wib
52
C. Objek Kajian Ilmu Falak
Objek suatu ilmu dalam istilah para pengarang “Ma
Yubhatsu fi Dzalik Al-Ilm an Awaaridhihi adz-Dzatiyah”
(pembahasan dalam ilmu itu tentang sifat-sifatnya terdapat pada
zatnya sendiri). Yang dimaksud dengan sifat zat (Al-
Aridhuzdzatiy) adalah hal mengenai sesuatu karena zatnya
(tabi‟atnya), seperti matahari memproduksi panas yang hebat
sekaligus cahaya yang sangat kuat. Kitab suci al-qur‟an
menyatakan:9
Katakanlah (Muhammad); lihatlah apa yang ada dilangit
(arah yang lebih tinggi diluar bumi) dan di bumi itu sendiri.
Tanda-tanda (kemahakuasaan-ku) dan pernyataan-pernyataan
(para rasul) tidak berguna bagi mereka yang beriman. (QS.
Yunus (10): 101)
salah satu cara untuk dapat memahami Ilmu Falak
adalah dengan cara diadakannya kajian Ilmu Falak di Pesantren
9 Ahmad Kadir, Formula Baru Ilmu Falak…, p. 18
53
Nurul Huda yang di ikuti baik oleh santri mau pun masyarakat
bahkan mahasiswa.10
Adapun objek kajian Ilmu Falak yang dilakukan di
Pondok Pesantren Nurul Huda pada waktu Kh.E. Mohammad
Hilmi sampai saat ini adalah11
1. Membuat Al-manak Hijriyah (Kalender Islam) dan
Kalender Masehi
Di tengah masyarakat sering terdapat pemikiran rancu,
ketika mencoba memahami tentang apa itu penanggalan
Islam. Penanggalan Islam ialah sebuah konsepsi tentang
perhitungan waktu yang seluruh aturan mainnya ditetapkan
langsung atau datang dari Allah SWT atau Rasul-Nya yang
secara resmi tertulis di dalam teks Al-Qur‟an dan Hadits.12
berikut 12 nama-nama bulan dan nomor urut bulan yang sah
dari Allah SWT dan Rasul-Nya, yang harus diketahui dan di
hafalkan: 1) muharam 2) shafar 3) rabiul awwal 4) rabiul
akhir atau rabiul tsani 5) jumadil awwal 6) jumadil akhir
10
Mohammad Zaeni Dahlan Hisal, Cara Memahami Ilmu Falak,
diwawancari oleh Siti Humayroh, Baros (08 Agustus2016. Pukul 15:30 wib) 11
Mohammad Zaeni Dahlan Hisal, Kajian Ilmu Falak, diwawancarai oleh
Siti Humayroh, Baros (08 Agustus2016. Pukul 15:30 wib) 12
Darmawan Abdullah. Jam Hijriyah. (Jakarta Timur; Pustaka Al-Kautsar
2011) p.. 32
54
atau jumadil tsani 7) rojab 8) sya‟ban 9) ramadhan 10)
syawwal 11) dzulq‟dah 12) dzulhijjah 13
Kajian yang dilakukan di pesantren Nurul Huda salah
satunya adalah membuat al-manak Hijriyah seperti yang
tertulis di atas. Setiap tahun KH. E Mohamad Hilmi
mencetak kalender Hijriyah dan kalender masehi sebanyak
2000 lembar dan disebarkan keseluruh Banten bahkan di
luar Banten.14
2. Membuat jadwal waktu sholat
Semua kegiatan yang berkaitan dengan kewajiban harus
mempunyai jadwal terlebih dahulu agar mempermudah dan
memperlancar kegiatan seperti sholat. Sholat adalah
kewajiban bagi umat muslim jika waktunya tiba maka umat
muslim diperkenankan untuk menjalankannya. Seperti yang
terkandung dalam QS. Al-Isra 7815
“Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir
sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh.
13
Darmawan Abdullah. Jam Hijriyah…, p.. 34 14
Muchtar Lutfi, Perkembanagan Ilmu Falak, diwawancarai oleh Siti
Humayroh, Baros (09 Agustus 2016. Pukul 15:30 wib 15
Yusuf Somawinata, Ilmu Falak…, p. 182
55
Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan oleh
malaikat.”(QS. Al-Isra‟ 78)
KH. E. Mohammad Hilmi membuat jadwal waktu sholat
menggunakan cara seperti berikut: pertama dengan
menggunakan alat yang disebut dengan Mizwalah
Mabsuth.16
Mizwala mabsuth merupkan modifikasi bentuk
sundial, terdiri dari sebuah gnomon (tongkat berdiri), bidang
dial (bidang lingkaran) yang memiliki ukuran sudut derajat
dan kompas kecil sebagai ancar-ancar.17
Kemudian ambilah sehelai kertas dan gambarlah titik
mata angin seperti utara, selatan, barat dan timur. Kemudian
letakan kertas itu di tempat yang benar-benar rata dan
betulkanlah tanda arah mata angin dengan kompas agar
sama dengan titik utara yang ada dalam kertas itu. Setelah
selesai pancangkanlah dengan tegak dititik tengah lingkaran
itu sebuah paku yang tealah di potong kepalanya atau kawat
yang lurus. Maka pada waktu matahari naik dengan
setinggi-tingginya lihatlah bayangannya bila bayangan itu
telah tiba ditengah-tengah garis utara selatan, maka jam kita
16
Dokumen Kh. E Mohamad Hilmi. P. 2 17
Kementrian Agama “Ilmu Falak” (Jakarta Pusat 2013) p. 74
56
menunjukan pukul 12 (dua belas) tepat jam Zawaliyah
Haqiqiyah.18
Mizwalah ini hanya dapat untuk mencari waktu jam 12
saja andai kata disempurnakan titik garis dan angkanya dari
mulai 1-12 untuk digunakan tiap jam maka hasilnya tidak
shoheh untuk dipergunakan di tempat kita (pulau jawa)
keuali di tempat yang terkena garis katulistiwa seperti
Padang Panjang dan Pontianak.19
3. Menentukan arah kiblat
Pelaksanaan sholat mempunyai syarat-syarat yang telah
ditentukan oleh syariat Islam: yakni syarat yang mesti ada
dalam sholat tetapi tidak termasuk salah satu bagian pada
hakikat sholat itu salah satu di antara syarat tersebut adalah
menghadap kiblat. Konsekuensi logis dari pernyataan
tersebut, bahwa tidaklah sah sholat seseorang tanpa
menghadap kiblat.20
Oleh karena itu menentukan arah kiblat menjadikan
salah satu kajian terpenting dalam Ilmu Falak yang ada di
18
Dokumen Kh. E Mohamad Hilmi p. 2 19
Dokumen Kh. E Mohamad Hilmi. P. 4 20
Yusuf Somawinata, Ilmu Falak…, p. 45
57
pesantren Nurul Huda Baros. Utuk menentukan arah kiblat
membutuhkan banyak cara diantaranya:
1. Dengan perjalanan Thul balad (bujur) dan Urudl Balad (
Lintang)
Thul Balad ialah perhitungan jarak tempat dari jazairil-
khalidat dan sebagaian terbanyak dari ahli falak
menghitung jauhnya dari London. Sedangkan Urudl
Balad ialah perhitungan jarak tempat dari garis
khatulistiwa ke Utara atau Selatan. Untuk mengetahui
arah kiblat dengan menggunakan Thul Balad dan Urudl
Balad sebagai berikut pertama ambillah sehalai kertas
dan buatlah garis khatulistiwa panjangya menurut fadlu
tulain dan berilah tanda jihat empat dibagian atas tulis
Barat dan dibawah Timur dan dikanan kiri tulis Utara
dan Selatan. Kemudian ukurlah dari ujung garis atas ke
utara (kanan) menurut urudl mekkah, dan dari ujung
bawah ukurlah keselatan kiri menurut urudl Baros
kemudian garislah dari mulai titik Baros sampai ke titik
mekkah. Kemudian taruhlah kertas itu menurut jihat
yang empat dengan memakai pedoman atau dengan hasil
58
bayangan matahari yang telah diterangkan dalam bagian
pertma maka garis yang terakhir ini lah menunjukan
arah kiblat .21
2. Dengan perjalanan matahari
Mengetahui arah kiblat dengan matahari hanya
dapat di ketahui 2 (dua) kali dalam satu tahun yang
disebut Yaumul Mutsamatah. Adapun sebabnya
matahari dapat digunakan untuk mengetahui arah kiblat,
karena matahari itu tidak selalu berjalan di atas
khatulistiwa melainkan bergeser sedikit demi sedikit
dari mulai khatulistiwa bergeser kesebelah Utara sampai
23ᵒ,27 dan ksesebelah Selatan khatulistiwa sampai
23ᵒ,27
3. Dengan perjalanan Qutub
Pencarin arah kiblat ini boleh menggunakan
dengan kompas dan boleh dengan bayangan matahari.
Adapun yang lebih baik dengan menggunakan
bayangangan matahari karena dengan pedoman itu
21
Dokumen Kh. E Mohamad Hilmi…., p.. 12
59
ujung jarum utara menyimpang ke Barat denan kadar 50
daiqoh. 22
Untuk mengetahui qutub selatan buatlah
lingkaran di atas tanah kemudian tariklah penglihatan
kita dari bagian bintang pari yang atas kebintang yang
bawah terus tunjukan kebawah sampai keujung
pandangan kita.23
4. Dengan perjalanan bintang
Adapun bintang-bintang yang biasa di gunakan
untuk mengetahui arah kiblat itu ada 15 bintang dan 15
bintang ini di bagi atas dua bagian, 7 bintang ada di
sebelah utara dan 7 bintang aa di sebelah selatan dan
yang satu lagi trletak di antara utara dan selatan. Adapun
jarak antara bintang kebintang yaitu 11ᵒ,15.
Bintang bagian Utara ialah:
1. Ats-Tsuraya jarak dari Mu‟addalin Nahar 11,15
2. As-Simak jarak dari Mu‟addalin Nahar 22,30
3. Al-Waqi jarak dari Mu‟addalin Nahar 33,45
4. Al-„Uyuq jarak dari Mu‟addalin Nahar 45
22
Dokumen Kh. E Mohamad Hilmi. P. 16 23
Dokumen Kh. E Mohamad Hilmi. P. 16
60
5. An-Naqoh jarak dari Mu‟addalin Nahar 56,15
6. An-Na‟as jarak dari Mu‟addalin Nahar 67,30
7. Al-Fargad jarak dari Mu‟addalin Nahar 78,45
Bintang bagian Selatan ialah:
1. Az-zauja jarak dari Mu‟addalin Nahar 11,15
2. At-Taer jarak dari Mu‟addalin Nahar 22,30
3. Al-Iklil jarak dari Mu‟addalin Nahar 33,45
4. Al-Aqto jarak dari Mu‟addalin Nahar 45
5. Al-Himaren jarak dari Mu‟addalin Nahar 56,15
6. As-Suhel jarak dari Mu‟addalin Nahar 67,30
7. As-Salbar jarak dari Mu‟addalin Nahar 78,45
Dan bintang yang satu lagi adalah bintang Al-Asli bintang ini
berjalan di Mu‟adalin Nahar (gurat tengah langit dari Timur sampai
Barat). Oleh karena kiblat kita yakni tempat-tempat di pulau Jawa
mencapai 24ᵒ sampai 25ᵒ tentu sekali arah kiblat kita itu jurusan di
samping terbenamnya bintang simak yang kecil 24ᵒ sebelah utara
asal makna simak ialah tinggi. Simak ada dua macam yaitu Simak
Ramih dan Simak A‟zal. Simak ramih adalah sebuah bintang yang
61
sedang memasang panah karena bintang simak itu menghadapi
bintang yang kecil seperti orang yang sedang melepas panah. 24
Dari sekian banyak kajian/materi tentang ilmu hisab yang di
kembangkan di Pondok Pesantren Nurul Huda dengan cara
mengadakan pengajian maka aktifitas di bidang tersebut semakin
bertambah pula.
a. Sumber Materi Ilmu Falak/ Hisab
Materi ilmu hisab yang diajarkan di Pondok Pesantren
Nurul Huda menggunakan panduan kitab-kitab:
1. Sulamun Nayyirain, penulis Muhammad Mansyur bin
Abdul Hamid al-Batawi di terbitkan di Jakarta
2. Fathur Rouful mannan, penulis Abu Hamdan Abdul Jalil
bin Abdul Hamid
3. Taqriebul Maqsad fil amali bi rub‟il mujayyab, penulis
Muhammad Mukhtar Athorid Al-Jawi Al-Baqory, di
terbitkan di Bogor Jawa Barat
4. Durusal Falakiyah, penulis Syekh Muhamad Ma‟shum
bin Ali, Kawaron Jombang Jawa Timur
24
Dokumen Kh. E Mohamad Hilmi. P. 22
62
5. Khulashotul Wafiyah, penulis Syekh Jubaer Umar Al-
Jailani
6. Badi’atul Mitsal25
b. Sistem pengajian ilmu hisab26
Sistem pengajian ilmu hisab di Pondok Pesantren Nurul
Huda selalu berubah pada setiap waktunya yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang ada, diantara sistem yang
rutin dilaksanakan adalah:
1. Sistem pengajian rutin, setiap satu minggu dua kali,
yang di ikuti oleh pelajar/santri pondok pesantren nurul
huda, yang disesuaikan dengan kemampuan masing-
masing
2. Sistem pengajian mingguan, diselenggarakan pada
setiap hari kamis dan di ikuti oleh bapak-bapak/
masyarakat yang memerlukan
3. Sistem pengajian pasaran (pesantren kilat), yang
diselenggarakan pada setiap bulan ramadhan, di ikuti
oleh santri pondok pesantren nurul huda dan juga oleh
25
Mohammad Zaeni Dahlan Hisal, Kitab Ilmu Falak, diwawancarai oleh
Siti Humayroh, Baros (08 November 2016, pukul 15:30) 26
Mohammad Zaeni Dahlan Hisal, Sistem Pengajian Ilmu Hisab,
diwawancarai oleh Siti Humayroh, Baros (09 Agustus2016. Pukul 15:30 wib)
63
pelajar/santri dari luar pondok pesantren nurul huda,
baik dari kalangan santri, mahasiswa, maupun dari
kalangan masyarakat luas.
Siapapun yang menuntut ilmu, apa pun topik dan
kajiannya(baik itu topik yang berkaitan dengan ayat-ayat Allah di
alam semesta maupun berkaitan dengan diri manusia), ia dianggap
telah melaksanakan ajaran agamanya. Islammengajarkan kepada
umatnya sumber ilmu pengetahuan tersebut melalui wahyu dan
alam, sedangkan ilmu-ilmu pengetahuan modern hanyalah alam
semesta.27
Sebagaimana halnya Ilmu Falak sungguh pendalaman lebih jauh
atau spesialisasi dalam Ilmu Falak termasuk keutamaan sebab ilmu
ini sangat urgen dan diperlukan untuk menyempurnakan
pelaksanaan ibadah. Jika penduduk suatu negeri tidak ada yang
mempelajari dan menguasai ilmu semacam ini, maka mereka semua
adalah orang-orang yang berdosa. Tapi jika sudah ada seseorang
atau sejumlah orang yang menguasainya, kewajiban menjadi gugur
bagi yang lain.28
27
A. Kadir. Formula Baru Ilmu Falak, (Jakarta: Amzah 2012) p. 46 28
A. Kadir. “Formula Baru Ilmu Falak”,(Jakarta: Amzah 2012) p. 49
64
c. Alat-alat Ilmu Falak29
1. Altimiter
Altimiter adalah alat pengukur ketinggian tempat dari
permukaan laut. Alat ini bersifat barometik, artinya
pengukuran tinggi tempat yang didasarkan pada tekanan
udara pada suatu tempat dibandingkan dengan tempat
lainnya, misalnya permukaan air laut. Oleh karena itu pada
saat alat ini di pasang kondisi udara pada tempat yang dicari
ketinggiannya dengan tempat yang menjadi standar haruslah
sama. Kondisi udara yang baikuntuk setiap tempat adalah
sekitar jam 10:00
2. Binokuler
Binokuler adalah alat bantu untuk melihat benda-benda
yang jauh, binokuler ini mengunakan lensa dan prisma. Alat
ini berguna untuk memperjelas obyek pandangan. Sehingga
bisa digunakan untuk rukhyatul hilal.
29
http://astronie.blogspot.co.id/2010/07/peralatan-hisab-rukyat
65
3. Busur derajat
busur derajat setengah lingkaran dan busur derajat
lingkaran penuh untuk membantu membuat garis orientasi
arah hilal. Busur ini berdiameter lebih kurang 1 meter agar
diperoleh hasil ukur yang lebih teliti.
4. Gawang lokasi
Berbentuk segi empat dengan tiang dibawahnya
digunakan untuk orientasi pandangan lokasi hilal. Caranya
dengan menempatkan alat didepan pengamat saat matahari
terbenam dan pengamat akan melihat terus kearah bingkai
rukyat yang bisa diatur turun mengikuti gerakan hilal sampai
terlihatnya hilal. Diperlukan kemampuan khusus
mengoperasikan alat ini mengikuti arah gerakan hilal.
5. GPS (Global Positioning system)
GPS (Global Positioning system) dapat menampilkan
data geografis sebuah titik lokasi di permukaan bumi via
satelit secara akurat. Alat ini dapat digunakan untuk
mengetahui koordinat lintang dan bujur tempat suatu lokasi.
66
6. Jam digital
Yang berfungsi untuk mengukur waktu saat rukyatul hilal
sebaiknya di gunakan jam portabel digital dengan tampilan
layar yang cukup besar. Yang paling penting adalah
mengkalibrasi/ sinkronisasi jam sesuai waktu internet atau
jam PRI atau TVRI atau menghubungi 105. Dengan cukup
mencocokan jam dan menitnya saja agar sesuai dengan hasil
hisab
7. Jam Istiwa‟/ jam surya
Disebut juga dengan jam matahari (sundial) karena cara
kerja alat ini adalah mengunakan bayangan matahari yang
membentuk sudut tertentu.
8. Kalkulator
Kalkulator merupakan alat bantu hitung yang paling
praktis untuk menyelesaikan rumus-rumus hisab. Hanya saja
bentuk keperluan ini dipilih kalkulator scientific dengan
cirinya ada tombol sin, cos, dan tan. Untuk keperluan ilmu
hisab sangat dianjurkan kalkulator scientific 12 digit akan
lebih praktis lagi seandainya kalkulator juga dilengkapi
67
dengan fasilitas pembuatan program untuk rumus-rumus
yang ada.
9. Kompas
Kompas digunakan untuk menunjukan arah barat
khusunya pada kondisi titik terbenamnya matahari tidak
teridentifikasi. Dengan bantuan kompas sudut azimut
matahari dan hilal dapat di identifikasi, ini akan
mempermudah orientasi pencarian lokasi hilal.
10. Komputer
Komputer merupakan alat bantu hitung canggih yang
juga harus di manfaatkan. Dengan program komputer ini
dalam waktu beberapa detik dapat diketahui posisi hilal,
ketinggian dan azimutnya, waktu matahari terbenam, berapa
kuat cahaya hilal dibandingkan dengan cahaya bulan
purnama dan sebagainya. Komputer bisa digunakan untuk
pembuatan softwer (program) maupun untuk menampilkan
softwer-softwer ilmu hisab yang ada. Perkembangan
teknolohi membuat perhitungan falak yang semula sulit
menjadi mudah
68
11. Rubu‟ mujayyab
Rubu‟ mujayyab adalah suatu alat hitung yang berbentuk
segi empat lingkaran untuk hitungan geneometris. Rubu‟ ini
biasanya terbuat dari kayu atau semacamnya yang salah satu
mukanya dubuat garis-garis skala sedemikian rupa. Sebagai
alat peninggalan peradaban falak islam masa lalu, rubu
ternyata mampu menyelesaikan hitungan-hitungan
trigonometri yang cukup teliti pada masa itu. Alat ini sngat
berguna untuk memproyeksikan peredaran benda-benda
langit pada bidang vertikal alat ini termasuk alat kuno
peninggalan ahli-ahli falak islam jaman dulu. Saat rukyatul
hilal digunakan untuk mengukur sudut ketinggian hilal
(irtifa‟). Sering disebut dengan istilah kuardant.
12. Tongkat istiwa
Tongkat istiwa adalah alat sederhana yang terbuat dari
tongkat yang ditancapkan tegak lurus pada bidanag datar dan
diletakan ditempat terbuka agar mendapat sinar matahari.
Alat ini berguna untuk menentukan waktu matahari hakiki,
menentukan titik arah mata angin, dan mentukan tinggi
matahari.