bab iii pertumbuha ilmu falak di pesantren nurul huda ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/bab...

23
46 BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA BAROS A. Pengertian Ilmu Falak Ahli bahasa mengatakan bahwa perkataan Ilmu Falak merupakan gabungan dari dua kata bahasa arab; Ilm dan Al- Falak. kata Ilm adalah mashdar dari kata „Alima ya’lamu (mengetahui). Dalam kamus Al-Munawwir kata ini mempunyai kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti, memahami). Jadi secara harfiah kata Ilm semakna dengan ma’rifah yang berarti pengetahuan atau Al- idrak (Fahm) yang artinya pemahaman. Adapun kata falak (Al- Falak) menurut pengertian bahasa adalah Majral Kawakib, artinya “tempat perjalanan planet-planet”. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “jalan yang dilalui oleh benda langit dalam peredarannya mengelilingi benda langit lain yang lebih besar gaya gravitasinya. 1 1 Ahmad Kadir, Formula Baru Ilmu Falak, (Jakarta: Amzah, 2012), cet ke-1, p. 1

Upload: others

Post on 25-Aug-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

46

BAB III

PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL

HUDA BAROS

A. Pengertian Ilmu Falak

Ahli bahasa mengatakan bahwa perkataan Ilmu Falak

merupakan gabungan dari dua kata bahasa arab; Ilm dan Al-

Falak. kata Ilm adalah mashdar dari kata „Alima ya’lamu

(mengetahui). Dalam kamus Al-Munawwir kata ini mempunyai

kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan

Fahima (mengerti, memahami). Jadi secara harfiah kata Ilm

semakna dengan ma’rifah yang berarti pengetahuan atau Al-

idrak (Fahm) yang artinya pemahaman. Adapun kata falak (Al-

Falak) menurut pengertian bahasa adalah Majral Kawakib,

artinya “tempat perjalanan planet-planet”. Dalam kamus besar

Bahasa Indonesia diartikan sebagai “jalan yang dilalui oleh

benda langit dalam peredarannya mengelilingi benda langit lain

yang lebih besar gaya gravitasinya.1

1 Ahmad Kadir, Formula Baru Ilmu Falak, (Jakarta: Amzah, 2012), cet ke-1,

p. 1

Page 2: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

47

Pengertian Ilmu Falak menurut Prof. Dr. H. Abdul Azis

Dahlan dalam Ensiklopedi Hukum Islam merusmuskan, “Ilmu

Falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda

langit, tentang fisiknya, geraknya, ukurannya, dan segala

sesuatu yang berhubungan dengannya. Dari uraian diatas dapat

dinyatakan ilmu falak merupakan salah satu pengetahuan ilmiah

mengenai keadaan orbit planet-planet yang bergerak mengitari

matahari secara tetap dan peredaran benda-benda angkasa

lainnya Al-qur‟an mengisyaratkan ilmu ini dalam ayat (QS.

Yunus (10):5)

Artinya: dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan

bercahaya dan ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-

tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui

bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak

menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia

menjelaskan tanda-tanda (kebesarannya) kepada orang-orang

yang mengetahui. (QS. Yunus (10):5)

Falak berarti orbit atau lintasan dan disebut juga dengan

garis edar benda-benda langit. Dalam al-Qur‟an kata falak yang

berarti orbit atau garis edar ini disebut dalam surah Yasin dan

Page 3: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

48

surah Al-Anbiya. Dalam surah Yasin ayat 40 dijelaskan bahwa

tidak mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam

pun tidak dapat mendahului siang, masing-masing beredar pada

garis edarnya. Hal ini mengandung makna bahwa semua benda

langit termasuk matahari dan bulan beredar pada garis edar

masing-masing dan tidak mungkin keluar dari garis edarnya.2

Artinya: tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan

dan malam pun tidak dapat mendahului siang dan masing-

masing beredar pada garis edarnya. (QS. Yasin (36):40) Dalam surah Al-Anbiya ayat 33 disebutkan bahwa Allah

Swt yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan,

masing-masing dari keduanya beredar pada garis edarnya.

Artinya: dan dia-lah yang menciptakan malam dan siang

matahari dan bulan, masing-masing dari keduanya beredar

didalam garis edarnya. (QS. Al-Anbiya (21): 33)

Ilmu Falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan

benda-benda langit, terutama matahari, bulan dan bumi untuk

mengetahui posisi dan kedudukan benda langit lainnya.

2 Ahmad Jamil, Ilmu Falak (Teori dan Aplikasi), (Jakarta: Amzah 2014) p. 1

Page 4: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

49

Kegunaan mempelajari ilmu falak secara teoritis dimaksudkan

untuk penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, sehingga diharapkan lahir para ilmuan dan astronom

muslim. Sementara secara praktis adalah untuk keperluan yang

terkait dengan masalah ibadah seperti sholat, puasa, dan haji.3

B. Sejarah Ilmu Falak di Pesantren Nurul Huda Baros

Dalam lintasan sejarah, selama pertengahan pertama abad

ke dua puluh, peringkat kajian Islam yang paling tinggi hanya

dapat dicapai di Makkah, yang kemudian diganti di Kairo.

Sehingga kajian Islam termasuk kajian Ilmu Falak tidak dapat

lepas dari adanya jaringan ulama. (meminjam istilah Azyumardi

Azra) Makkah (Jazirah Arab) ini terbukti adanya jaringan ulama

yang dilakukan oleh ulama-ulama Ilmu Falak Indonesia. Seperti

Muhammad Manshur Al-Batawi ternyata dalam lacakan sejarah

kitab monumentalnya Sullamun Nayyirain adalah hasil dari

rihlah ilmiyyah yang beliau lakukan selama di Jaz irah Arab.4

Ilmu astronomi dalam Islam baru muncul dengan gemilang

pada abad pertengahan abad kedua Hijriyah, pada masa

3

http://Journal.uin-alaudin.ac.id, Ilmu Falak, diakses pada tanggal 18

November 2016 4 Kementrian Agama “Ilmu Falak” (Jakarta Pusat 2013) p. 11

Page 5: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

50

pemerintahan Bani Abbas yang disalin dari kitab- kitab klasik

karangan orang-orang India dan Yahudi. Sejak abad ke

kesembilan hingga kelima belas. Orang-orang Arab dan kaum

muslimin menduduki dunia ilmu. 5

Di Banten terdapat seorang ulama yang bernama KH.

Mohamad Hilmi. KH. Mohamad Hilmi adalah salah satu Kiayi

yang mempelajari Ilmu Falak. KH. Mohamad Hilmi

mempelajari Ilmu Falak dengan KH. Mamun Nawawi di

Cibogo Cibarusa Bekasi. Sepulangnya KH. Mohammad Hilmi

dari Bekasi, KH. Mohamad Hilmi berkeyakinan

mengembangkan Ilmu Falaknya dengan latar belakang yang

berlandaskan kepada hadis yang berbunyi “yang terbaik dari

kamu adalah yang memelihara matahari” dari hadist ini KH. E

Mohamad Hilmi berkeyakinan untuk mempelajari ilmu falak

dan menyebarkannya di Pesantren Nurul Huda Baros.6

Pesantren Nurul Huda adalah Pesantren yang didirikan atas

dasar musyawarah antara kedua tokoh yaitu kh. Kamsin dengan

KH. Mohamad Hilmi. Pada saat pesantren Nurul Huda masih di

5 Yusuf Somawinata,“Ilmu Falak”, (Tanggerang: penerbit sintesis anngota

IKAPI 2013) p. 2 6 Muchtar Lutfi, Latar Belakang KH.E Mohammad Hilmi, diwawancarai

oleh Siti Humayroh, Baros (09 Agustus 2016. Pukul 15:30 wib

Page 6: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

51

Pimpin oleh KH. Kamsin pesantren Nurul Huda belum

mempelajari Ilmu Falak, baru setelah pesantren Nurul Huda di

pimpin oleh Kh. Mohamad Hilmi pesantren Nurul Huda mulai

mempelajari Ilmu Falak tepatnya pada tahun 1950.7

Ilmu Falak pertama kali disebarkan di pesantren Nurul

Huda pada tahun 1950 bertepatan dengan berdirinya pondok

pesantren Nurul Huda, sebelum ilmu falak di sebarkan pada

masyarakat ilmu falak terlebih dahulu disebarkan pada santri

yang ada di pondok pesantren Nurul Huda, kemudian ilmu falak

mulai disebarkan pada masyarakat dengan cara mengikuti

pengajian mingguan dan menyebarkan kalender hijriah.

Pada tahun 2005 KH. E Mohamad Hilmi wafat kemudian

Ilmu Falak dilanjutkan oleh anak-anaknya yaitu Bapak Muchtar

Lutfi dan Mohamad Zaeni Dahlan Hisal. Meskipun KH. E

Mohamad Hilmi sudah tiada akan tetapi sistem pengajaran Ilmu

Falak tidak ada perbedaannya.8

7

Muchtar Lutfi, Perkembanagan Ilmu Falak, diwawancarai oleh Siti

Humayroh, Baros (09 Agustus 2016. Pukul 15:30 wib 8

Muchtar Lutfi, Perkembanagan Ilmu Falak, diwawancarai oleh Siti

Humayroh, Baros (09 Agustus 2016. Pukul 15:30 wib

Page 7: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

52

C. Objek Kajian Ilmu Falak

Objek suatu ilmu dalam istilah para pengarang “Ma

Yubhatsu fi Dzalik Al-Ilm an Awaaridhihi adz-Dzatiyah”

(pembahasan dalam ilmu itu tentang sifat-sifatnya terdapat pada

zatnya sendiri). Yang dimaksud dengan sifat zat (Al-

Aridhuzdzatiy) adalah hal mengenai sesuatu karena zatnya

(tabi‟atnya), seperti matahari memproduksi panas yang hebat

sekaligus cahaya yang sangat kuat. Kitab suci al-qur‟an

menyatakan:9

Katakanlah (Muhammad); lihatlah apa yang ada dilangit

(arah yang lebih tinggi diluar bumi) dan di bumi itu sendiri.

Tanda-tanda (kemahakuasaan-ku) dan pernyataan-pernyataan

(para rasul) tidak berguna bagi mereka yang beriman. (QS.

Yunus (10): 101)

salah satu cara untuk dapat memahami Ilmu Falak

adalah dengan cara diadakannya kajian Ilmu Falak di Pesantren

9 Ahmad Kadir, Formula Baru Ilmu Falak…, p. 18

Page 8: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

53

Nurul Huda yang di ikuti baik oleh santri mau pun masyarakat

bahkan mahasiswa.10

Adapun objek kajian Ilmu Falak yang dilakukan di

Pondok Pesantren Nurul Huda pada waktu Kh.E. Mohammad

Hilmi sampai saat ini adalah11

1. Membuat Al-manak Hijriyah (Kalender Islam) dan

Kalender Masehi

Di tengah masyarakat sering terdapat pemikiran rancu,

ketika mencoba memahami tentang apa itu penanggalan

Islam. Penanggalan Islam ialah sebuah konsepsi tentang

perhitungan waktu yang seluruh aturan mainnya ditetapkan

langsung atau datang dari Allah SWT atau Rasul-Nya yang

secara resmi tertulis di dalam teks Al-Qur‟an dan Hadits.12

berikut 12 nama-nama bulan dan nomor urut bulan yang sah

dari Allah SWT dan Rasul-Nya, yang harus diketahui dan di

hafalkan: 1) muharam 2) shafar 3) rabiul awwal 4) rabiul

akhir atau rabiul tsani 5) jumadil awwal 6) jumadil akhir

10

Mohammad Zaeni Dahlan Hisal, Cara Memahami Ilmu Falak,

diwawancari oleh Siti Humayroh, Baros (08 Agustus2016. Pukul 15:30 wib) 11

Mohammad Zaeni Dahlan Hisal, Kajian Ilmu Falak, diwawancarai oleh

Siti Humayroh, Baros (08 Agustus2016. Pukul 15:30 wib) 12

Darmawan Abdullah. Jam Hijriyah. (Jakarta Timur; Pustaka Al-Kautsar

2011) p.. 32

Page 9: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

54

atau jumadil tsani 7) rojab 8) sya‟ban 9) ramadhan 10)

syawwal 11) dzulq‟dah 12) dzulhijjah 13

Kajian yang dilakukan di pesantren Nurul Huda salah

satunya adalah membuat al-manak Hijriyah seperti yang

tertulis di atas. Setiap tahun KH. E Mohamad Hilmi

mencetak kalender Hijriyah dan kalender masehi sebanyak

2000 lembar dan disebarkan keseluruh Banten bahkan di

luar Banten.14

2. Membuat jadwal waktu sholat

Semua kegiatan yang berkaitan dengan kewajiban harus

mempunyai jadwal terlebih dahulu agar mempermudah dan

memperlancar kegiatan seperti sholat. Sholat adalah

kewajiban bagi umat muslim jika waktunya tiba maka umat

muslim diperkenankan untuk menjalankannya. Seperti yang

terkandung dalam QS. Al-Isra 7815

“Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir

sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh.

13

Darmawan Abdullah. Jam Hijriyah…, p.. 34 14

Muchtar Lutfi, Perkembanagan Ilmu Falak, diwawancarai oleh Siti

Humayroh, Baros (09 Agustus 2016. Pukul 15:30 wib 15

Yusuf Somawinata, Ilmu Falak…, p. 182

Page 10: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

55

Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan oleh

malaikat.”(QS. Al-Isra‟ 78)

KH. E. Mohammad Hilmi membuat jadwal waktu sholat

menggunakan cara seperti berikut: pertama dengan

menggunakan alat yang disebut dengan Mizwalah

Mabsuth.16

Mizwala mabsuth merupkan modifikasi bentuk

sundial, terdiri dari sebuah gnomon (tongkat berdiri), bidang

dial (bidang lingkaran) yang memiliki ukuran sudut derajat

dan kompas kecil sebagai ancar-ancar.17

Kemudian ambilah sehelai kertas dan gambarlah titik

mata angin seperti utara, selatan, barat dan timur. Kemudian

letakan kertas itu di tempat yang benar-benar rata dan

betulkanlah tanda arah mata angin dengan kompas agar

sama dengan titik utara yang ada dalam kertas itu. Setelah

selesai pancangkanlah dengan tegak dititik tengah lingkaran

itu sebuah paku yang tealah di potong kepalanya atau kawat

yang lurus. Maka pada waktu matahari naik dengan

setinggi-tingginya lihatlah bayangannya bila bayangan itu

telah tiba ditengah-tengah garis utara selatan, maka jam kita

16

Dokumen Kh. E Mohamad Hilmi. P. 2 17

Kementrian Agama “Ilmu Falak” (Jakarta Pusat 2013) p. 74

Page 11: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

56

menunjukan pukul 12 (dua belas) tepat jam Zawaliyah

Haqiqiyah.18

Mizwalah ini hanya dapat untuk mencari waktu jam 12

saja andai kata disempurnakan titik garis dan angkanya dari

mulai 1-12 untuk digunakan tiap jam maka hasilnya tidak

shoheh untuk dipergunakan di tempat kita (pulau jawa)

keuali di tempat yang terkena garis katulistiwa seperti

Padang Panjang dan Pontianak.19

3. Menentukan arah kiblat

Pelaksanaan sholat mempunyai syarat-syarat yang telah

ditentukan oleh syariat Islam: yakni syarat yang mesti ada

dalam sholat tetapi tidak termasuk salah satu bagian pada

hakikat sholat itu salah satu di antara syarat tersebut adalah

menghadap kiblat. Konsekuensi logis dari pernyataan

tersebut, bahwa tidaklah sah sholat seseorang tanpa

menghadap kiblat.20

Oleh karena itu menentukan arah kiblat menjadikan

salah satu kajian terpenting dalam Ilmu Falak yang ada di

18

Dokumen Kh. E Mohamad Hilmi p. 2 19

Dokumen Kh. E Mohamad Hilmi. P. 4 20

Yusuf Somawinata, Ilmu Falak…, p. 45

Page 12: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

57

pesantren Nurul Huda Baros. Utuk menentukan arah kiblat

membutuhkan banyak cara diantaranya:

1. Dengan perjalanan Thul balad (bujur) dan Urudl Balad (

Lintang)

Thul Balad ialah perhitungan jarak tempat dari jazairil-

khalidat dan sebagaian terbanyak dari ahli falak

menghitung jauhnya dari London. Sedangkan Urudl

Balad ialah perhitungan jarak tempat dari garis

khatulistiwa ke Utara atau Selatan. Untuk mengetahui

arah kiblat dengan menggunakan Thul Balad dan Urudl

Balad sebagai berikut pertama ambillah sehalai kertas

dan buatlah garis khatulistiwa panjangya menurut fadlu

tulain dan berilah tanda jihat empat dibagian atas tulis

Barat dan dibawah Timur dan dikanan kiri tulis Utara

dan Selatan. Kemudian ukurlah dari ujung garis atas ke

utara (kanan) menurut urudl mekkah, dan dari ujung

bawah ukurlah keselatan kiri menurut urudl Baros

kemudian garislah dari mulai titik Baros sampai ke titik

mekkah. Kemudian taruhlah kertas itu menurut jihat

yang empat dengan memakai pedoman atau dengan hasil

Page 13: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

58

bayangan matahari yang telah diterangkan dalam bagian

pertma maka garis yang terakhir ini lah menunjukan

arah kiblat .21

2. Dengan perjalanan matahari

Mengetahui arah kiblat dengan matahari hanya

dapat di ketahui 2 (dua) kali dalam satu tahun yang

disebut Yaumul Mutsamatah. Adapun sebabnya

matahari dapat digunakan untuk mengetahui arah kiblat,

karena matahari itu tidak selalu berjalan di atas

khatulistiwa melainkan bergeser sedikit demi sedikit

dari mulai khatulistiwa bergeser kesebelah Utara sampai

23ᵒ,27 dan ksesebelah Selatan khatulistiwa sampai

23ᵒ,27

3. Dengan perjalanan Qutub

Pencarin arah kiblat ini boleh menggunakan

dengan kompas dan boleh dengan bayangan matahari.

Adapun yang lebih baik dengan menggunakan

bayangangan matahari karena dengan pedoman itu

21

Dokumen Kh. E Mohamad Hilmi…., p.. 12

Page 14: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

59

ujung jarum utara menyimpang ke Barat denan kadar 50

daiqoh. 22

Untuk mengetahui qutub selatan buatlah

lingkaran di atas tanah kemudian tariklah penglihatan

kita dari bagian bintang pari yang atas kebintang yang

bawah terus tunjukan kebawah sampai keujung

pandangan kita.23

4. Dengan perjalanan bintang

Adapun bintang-bintang yang biasa di gunakan

untuk mengetahui arah kiblat itu ada 15 bintang dan 15

bintang ini di bagi atas dua bagian, 7 bintang ada di

sebelah utara dan 7 bintang aa di sebelah selatan dan

yang satu lagi trletak di antara utara dan selatan. Adapun

jarak antara bintang kebintang yaitu 11ᵒ,15.

Bintang bagian Utara ialah:

1. Ats-Tsuraya jarak dari Mu‟addalin Nahar 11,15

2. As-Simak jarak dari Mu‟addalin Nahar 22,30

3. Al-Waqi jarak dari Mu‟addalin Nahar 33,45

4. Al-„Uyuq jarak dari Mu‟addalin Nahar 45

22

Dokumen Kh. E Mohamad Hilmi. P. 16 23

Dokumen Kh. E Mohamad Hilmi. P. 16

Page 15: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

60

5. An-Naqoh jarak dari Mu‟addalin Nahar 56,15

6. An-Na‟as jarak dari Mu‟addalin Nahar 67,30

7. Al-Fargad jarak dari Mu‟addalin Nahar 78,45

Bintang bagian Selatan ialah:

1. Az-zauja jarak dari Mu‟addalin Nahar 11,15

2. At-Taer jarak dari Mu‟addalin Nahar 22,30

3. Al-Iklil jarak dari Mu‟addalin Nahar 33,45

4. Al-Aqto jarak dari Mu‟addalin Nahar 45

5. Al-Himaren jarak dari Mu‟addalin Nahar 56,15

6. As-Suhel jarak dari Mu‟addalin Nahar 67,30

7. As-Salbar jarak dari Mu‟addalin Nahar 78,45

Dan bintang yang satu lagi adalah bintang Al-Asli bintang ini

berjalan di Mu‟adalin Nahar (gurat tengah langit dari Timur sampai

Barat). Oleh karena kiblat kita yakni tempat-tempat di pulau Jawa

mencapai 24ᵒ sampai 25ᵒ tentu sekali arah kiblat kita itu jurusan di

samping terbenamnya bintang simak yang kecil 24ᵒ sebelah utara

asal makna simak ialah tinggi. Simak ada dua macam yaitu Simak

Ramih dan Simak A‟zal. Simak ramih adalah sebuah bintang yang

Page 16: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

61

sedang memasang panah karena bintang simak itu menghadapi

bintang yang kecil seperti orang yang sedang melepas panah. 24

Dari sekian banyak kajian/materi tentang ilmu hisab yang di

kembangkan di Pondok Pesantren Nurul Huda dengan cara

mengadakan pengajian maka aktifitas di bidang tersebut semakin

bertambah pula.

a. Sumber Materi Ilmu Falak/ Hisab

Materi ilmu hisab yang diajarkan di Pondok Pesantren

Nurul Huda menggunakan panduan kitab-kitab:

1. Sulamun Nayyirain, penulis Muhammad Mansyur bin

Abdul Hamid al-Batawi di terbitkan di Jakarta

2. Fathur Rouful mannan, penulis Abu Hamdan Abdul Jalil

bin Abdul Hamid

3. Taqriebul Maqsad fil amali bi rub‟il mujayyab, penulis

Muhammad Mukhtar Athorid Al-Jawi Al-Baqory, di

terbitkan di Bogor Jawa Barat

4. Durusal Falakiyah, penulis Syekh Muhamad Ma‟shum

bin Ali, Kawaron Jombang Jawa Timur

24

Dokumen Kh. E Mohamad Hilmi. P. 22

Page 17: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

62

5. Khulashotul Wafiyah, penulis Syekh Jubaer Umar Al-

Jailani

6. Badi’atul Mitsal25

b. Sistem pengajian ilmu hisab26

Sistem pengajian ilmu hisab di Pondok Pesantren Nurul

Huda selalu berubah pada setiap waktunya yang disesuaikan

dengan situasi dan kondisi yang ada, diantara sistem yang

rutin dilaksanakan adalah:

1. Sistem pengajian rutin, setiap satu minggu dua kali,

yang di ikuti oleh pelajar/santri pondok pesantren nurul

huda, yang disesuaikan dengan kemampuan masing-

masing

2. Sistem pengajian mingguan, diselenggarakan pada

setiap hari kamis dan di ikuti oleh bapak-bapak/

masyarakat yang memerlukan

3. Sistem pengajian pasaran (pesantren kilat), yang

diselenggarakan pada setiap bulan ramadhan, di ikuti

oleh santri pondok pesantren nurul huda dan juga oleh

25

Mohammad Zaeni Dahlan Hisal, Kitab Ilmu Falak, diwawancarai oleh

Siti Humayroh, Baros (08 November 2016, pukul 15:30) 26

Mohammad Zaeni Dahlan Hisal, Sistem Pengajian Ilmu Hisab,

diwawancarai oleh Siti Humayroh, Baros (09 Agustus2016. Pukul 15:30 wib)

Page 18: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

63

pelajar/santri dari luar pondok pesantren nurul huda,

baik dari kalangan santri, mahasiswa, maupun dari

kalangan masyarakat luas.

Siapapun yang menuntut ilmu, apa pun topik dan

kajiannya(baik itu topik yang berkaitan dengan ayat-ayat Allah di

alam semesta maupun berkaitan dengan diri manusia), ia dianggap

telah melaksanakan ajaran agamanya. Islammengajarkan kepada

umatnya sumber ilmu pengetahuan tersebut melalui wahyu dan

alam, sedangkan ilmu-ilmu pengetahuan modern hanyalah alam

semesta.27

Sebagaimana halnya Ilmu Falak sungguh pendalaman lebih jauh

atau spesialisasi dalam Ilmu Falak termasuk keutamaan sebab ilmu

ini sangat urgen dan diperlukan untuk menyempurnakan

pelaksanaan ibadah. Jika penduduk suatu negeri tidak ada yang

mempelajari dan menguasai ilmu semacam ini, maka mereka semua

adalah orang-orang yang berdosa. Tapi jika sudah ada seseorang

atau sejumlah orang yang menguasainya, kewajiban menjadi gugur

bagi yang lain.28

27

A. Kadir. Formula Baru Ilmu Falak, (Jakarta: Amzah 2012) p. 46 28

A. Kadir. “Formula Baru Ilmu Falak”,(Jakarta: Amzah 2012) p. 49

Page 19: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

64

c. Alat-alat Ilmu Falak29

1. Altimiter

Altimiter adalah alat pengukur ketinggian tempat dari

permukaan laut. Alat ini bersifat barometik, artinya

pengukuran tinggi tempat yang didasarkan pada tekanan

udara pada suatu tempat dibandingkan dengan tempat

lainnya, misalnya permukaan air laut. Oleh karena itu pada

saat alat ini di pasang kondisi udara pada tempat yang dicari

ketinggiannya dengan tempat yang menjadi standar haruslah

sama. Kondisi udara yang baikuntuk setiap tempat adalah

sekitar jam 10:00

2. Binokuler

Binokuler adalah alat bantu untuk melihat benda-benda

yang jauh, binokuler ini mengunakan lensa dan prisma. Alat

ini berguna untuk memperjelas obyek pandangan. Sehingga

bisa digunakan untuk rukhyatul hilal.

29

http://astronie.blogspot.co.id/2010/07/peralatan-hisab-rukyat

Page 20: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

65

3. Busur derajat

busur derajat setengah lingkaran dan busur derajat

lingkaran penuh untuk membantu membuat garis orientasi

arah hilal. Busur ini berdiameter lebih kurang 1 meter agar

diperoleh hasil ukur yang lebih teliti.

4. Gawang lokasi

Berbentuk segi empat dengan tiang dibawahnya

digunakan untuk orientasi pandangan lokasi hilal. Caranya

dengan menempatkan alat didepan pengamat saat matahari

terbenam dan pengamat akan melihat terus kearah bingkai

rukyat yang bisa diatur turun mengikuti gerakan hilal sampai

terlihatnya hilal. Diperlukan kemampuan khusus

mengoperasikan alat ini mengikuti arah gerakan hilal.

5. GPS (Global Positioning system)

GPS (Global Positioning system) dapat menampilkan

data geografis sebuah titik lokasi di permukaan bumi via

satelit secara akurat. Alat ini dapat digunakan untuk

mengetahui koordinat lintang dan bujur tempat suatu lokasi.

Page 21: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

66

6. Jam digital

Yang berfungsi untuk mengukur waktu saat rukyatul hilal

sebaiknya di gunakan jam portabel digital dengan tampilan

layar yang cukup besar. Yang paling penting adalah

mengkalibrasi/ sinkronisasi jam sesuai waktu internet atau

jam PRI atau TVRI atau menghubungi 105. Dengan cukup

mencocokan jam dan menitnya saja agar sesuai dengan hasil

hisab

7. Jam Istiwa‟/ jam surya

Disebut juga dengan jam matahari (sundial) karena cara

kerja alat ini adalah mengunakan bayangan matahari yang

membentuk sudut tertentu.

8. Kalkulator

Kalkulator merupakan alat bantu hitung yang paling

praktis untuk menyelesaikan rumus-rumus hisab. Hanya saja

bentuk keperluan ini dipilih kalkulator scientific dengan

cirinya ada tombol sin, cos, dan tan. Untuk keperluan ilmu

hisab sangat dianjurkan kalkulator scientific 12 digit akan

lebih praktis lagi seandainya kalkulator juga dilengkapi

Page 22: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

67

dengan fasilitas pembuatan program untuk rumus-rumus

yang ada.

9. Kompas

Kompas digunakan untuk menunjukan arah barat

khusunya pada kondisi titik terbenamnya matahari tidak

teridentifikasi. Dengan bantuan kompas sudut azimut

matahari dan hilal dapat di identifikasi, ini akan

mempermudah orientasi pencarian lokasi hilal.

10. Komputer

Komputer merupakan alat bantu hitung canggih yang

juga harus di manfaatkan. Dengan program komputer ini

dalam waktu beberapa detik dapat diketahui posisi hilal,

ketinggian dan azimutnya, waktu matahari terbenam, berapa

kuat cahaya hilal dibandingkan dengan cahaya bulan

purnama dan sebagainya. Komputer bisa digunakan untuk

pembuatan softwer (program) maupun untuk menampilkan

softwer-softwer ilmu hisab yang ada. Perkembangan

teknolohi membuat perhitungan falak yang semula sulit

menjadi mudah

Page 23: BAB III PERTUMBUHA ILMU FALAK DI PESANTREN NURUL HUDA ...repository.uinbanten.ac.id/1491/5/BAB III.pdf · kesamaan arti dengan kata arafa (mengetahui, mengenal) dan Fahima (mengerti,

68

11. Rubu‟ mujayyab

Rubu‟ mujayyab adalah suatu alat hitung yang berbentuk

segi empat lingkaran untuk hitungan geneometris. Rubu‟ ini

biasanya terbuat dari kayu atau semacamnya yang salah satu

mukanya dubuat garis-garis skala sedemikian rupa. Sebagai

alat peninggalan peradaban falak islam masa lalu, rubu

ternyata mampu menyelesaikan hitungan-hitungan

trigonometri yang cukup teliti pada masa itu. Alat ini sngat

berguna untuk memproyeksikan peredaran benda-benda

langit pada bidang vertikal alat ini termasuk alat kuno

peninggalan ahli-ahli falak islam jaman dulu. Saat rukyatul

hilal digunakan untuk mengukur sudut ketinggian hilal

(irtifa‟). Sering disebut dengan istilah kuardant.

12. Tongkat istiwa

Tongkat istiwa adalah alat sederhana yang terbuat dari

tongkat yang ditancapkan tegak lurus pada bidanag datar dan

diletakan ditempat terbuka agar mendapat sinar matahari.

Alat ini berguna untuk menentukan waktu matahari hakiki,

menentukan titik arah mata angin, dan mentukan tinggi

matahari.