bab iii perawatan auxiliary engine

43
BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE SEBAGAI PENYEDIA LISTRIK DI ATAS KAPAL ( TIPE MESIN AE CUMMINS 6CTA8.3 D(M) ) 3.1 Landasan Teori Generator listrik sangat dibutuhkan di kapal karena generator membantu kebutuhan listrik di atas kapal. Pemilihan generator kapal pun sedikit berbeda dengan generator pada umumnya karena harus disesuaikan dengan analisa beban kapal untuk mengetahui jumlah daya yang dibutuhkan. Beberapa jenis operasional yang dilakukan oleh kapal tersebut juga ikut menentukan dalam pemilihan generator kapal, antara lain berlayar, berlabuh, maneuver, bersandar, dan beberapa kondisi lainnya. Hal-hal ini berguna untuk mengetahuidaya minimum dan maksimum yang dibutuhkan. Untuk kebutuhan di kapal dibutuhkan generator dengan kualitas yang baik karena ada kemungkinan bahwa generator tersebut akan digunakan sepanjang hari terutama untuk kapal tug boat sendiri. Karena pada kapal ini kondisi mesin bantu atau generator untuk penyuplai listri harus benar- 9

Upload: muhammadrizapurwanto

Post on 13-Dec-2015

644 views

Category:

Documents


143 download

DESCRIPTION

AUXILIARY ENGINE

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

BAB III

PERAWATAN AUXILIARY ENGINE SEBAGAI PENYEDIA LISTRIK

DI ATAS KAPAL

( TIPE MESIN AE CUMMINS 6CTA8.3 D(M) )

3.1 Landasan Teori

Generator listrik sangat dibutuhkan di kapal karena generator membantu

kebutuhan listrik di atas kapal. Pemilihan generator kapal pun sedikit berbeda

dengan generator pada umumnya karena harus disesuaikan dengan analisa

beban kapal untuk mengetahui jumlah daya yang dibutuhkan. Beberapa jenis

operasional yang dilakukan oleh kapal tersebut juga ikut menentukan dalam

pemilihan generator kapal, antara lain berlayar, berlabuh, maneuver,

bersandar, dan beberapa kondisi lainnya. Hal-hal ini berguna untuk

mengetahuidaya minimum dan maksimum yang dibutuhkan.

Untuk kebutuhan di kapal dibutuhkan generator dengan kualitas yang

baik karena ada kemungkinan bahwa generator tersebut akan digunakan

sepanjang hari terutama untuk kapal tug boat sendiri. Karena pada kapal ini

kondisi mesin bantu atau generator untuk penyuplai listri harus benar-benar

baik. Generator yang digunakan harus tahan lama sehingga untuk pemilihan

generator harus dengan kondisi baik serta perawatannya.

Gambar 3.1 Generator kapal

Sumber : Menguasai Teori Dasar Kelistrikan, 2005

9

Page 2: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

10

3.1.1 Kelistrikan Kapal

a. Prinsip Generator

Fungsi dari generator ialah mengubah daya mekanik (putar) menjadi daya

listrik. Kerja sebuah generator berdasarkan arus imbas listrik. Kumparan yang

terdiri dari banyak lilit diputarkan dalam medan magnit, sehingga memotong

garis-garis gaya magnit dan terjadilah ggl (gaya gerak listrik) didalam

kumparan itu. Gambar 3.2 menunjukkan prinsip terjadinya ggl hasil induksi

dalam kumparan.

Gambar 3.2 Prinsip

terjadinya ggl hasil induksi dalam kumparan

Sumber : Menguasai Teori Dasar Kelistrikan, 2005

Pada Gambar 3.3 memperlihatkan sebuah lilit kawat penghantar yang

diputarkan didalam medan magnit. Sisi kanan dan sisi kiri lilit memotong

garis gaya manit, sehingga dalam kedua sisi kawat dibangkitkan ggl. Arah ggl

disisi kiri ke belakang, dikawat sisi kanan kemuka (hal in berlawanan karena

gerakannya juga berlawanan).

Gambar 3.3 Arah ggl dalam sebuah kumparan

Page 3: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

11

Sumber : Menguasai Teori Dasar Kelistrikan, 2005

Jika masing-masing ujung belitan itu dihubungkan dengan cincin-cincin

tembaga, yang tersekat terhadap poros dan terhadap satu dengan yang

lainnya, maka pada lilitan itu dapat dihubungkan sebuah tahanan luar dengan

sikat-sikat sedemikian, sehingga belitan dengan tahanan luar itu selalu

merupakan satu rangkaian tertutup. Sebagai akibat tegangan bolak-balik yang

dibangkitkan didalam lilitan, maka pada rangkaian tahanan timbul arus bolak-

balik. Cincin-cincin tembaga itu tadi disebut komutator (pembalik).

Untuk menentukan arah arus pada tiap-tiap titik berlaku juga kaidah

“tangan kanan”. Gambar 3.4 memperlihatkan cara menentukan ggl pada

belitan sebuah generator.

Gambar 3.4 Menentukan ggl pada belitan sebuah generator

Sumber : Menguasai Teori Dasar Kelistrikan, 2005

Pemasangan sikat-sikat pada komutator harus sedemikian rupa sehingga

sikat-sikat itu pindah dari satu ke lain setengah bulatan pada saat perubahan

ggl, arus didalam belitan berubah arahnya yaitu pada saat belitan melalui

garis netral.

Page 4: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

12

Gambar 3.5 Posisi arah arus pada setengah putaran belitanSumber : Menguasai Teori Dasar Kelistrikan, 2005

Bila kumparan diputar seperti dalam keadaan pada gambar 3.5 a, maka ggl

pada sisi a berarah meninggalkan kita dan pada sisi b berarah menuju kita.

Dalam rangkaian luar arus mengalir dari sikat I ke sikat II, dan pada saat itu

sikat II berpolaritas negatip.

Jika belitan itu sudah mencapai keadaan seperti pada gambar 3.5 b, maka

kedua bagian komutator dihubungkan oleh sikat-sikat dan untuk sementara

waktu belitan-belitan dihubung singkat. Hal ini tidak merugikan karena

melalui garis netral, sehingga tidak dibangkitkan ggl dan tidak ditimbulkan

arus hubung singkat. Dalam keadaan seperti pada gambar 3.5 c, ggl pada sisi

a berarah menuju kita dan pada sisi b berarah meninggalkan kita. Bagian

komutator yang dihubungkan dengan sisi a mengadakan kontak dengan sikat

I dan bagia yang dihubungkan dengan sisi bmengadakan kontak dengan sikat

II, sehingga polaritas sikat tetap sama. Meskipun ggl dalam belitan berubah

arahnya, tegangan pada sikat-sikat selalu tetap berarah sama.

b. Prime Mover Auxiliary Engine

Prime Mover merupakan mesin penggerak utama untuk menggerakkan

suatu generator. Pada Auxiliary Engine (AE) biasanya menggunakan dengan

mesin diesel degan bahan bakar HSD. Mesin/motor diesel (diesel engine)

merupakan salah satu bentuk motor pembakaran dalam (internal combustion

engine) karena penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi

udara dalam ruang bakar. Pada motor diesel, yang diisap oleh torak dan

dimasukkan ke dalam ruang bakar hanya udara, yang selanjutnya udara

dikompresikan sampai mencapai suhu dan tekanan yang tinggi. Beberapa saat

sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar solar diinjeksikan

ke dalam ruang bakar. Dengan suhu dan tekanan udara dalam silinder yang

cukup tinggi maka partikel-partikel bahan bakar akan menyala dengan

sendirinya sehingga membentuk proses pembakaran. Motor diesel diperlukan

sistem injeksi bahan bakar yang berupa pompa injeksi (injection pump) dan

pengabut (injector) serta perlengkapan bantu lain.

Page 5: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

13

Gambar 3.6 Aliran solar mesin diesel

Sumber : Bosh, 1999

Aliran arus solar pada mesin diesel menggunakan feed pump (pompa

pengalir) untuk meneruskan bahan bakar dari tangki bahan bakar. Kemudian

bahan bakar disaring oleh fuel filter/saringan dan kandungan air yang terdapat

pada bahan bakar dipisahkan sebelum dialirkan menuju ke pompa injeksi.

Bompa injeksi akan mensuplai bahan bakar menurut firing order mesin

dengan tekanan tinggi melalui pipa tekanan tinggi. Sisa bahan bakar akan

kembali ke tangki bahan bakar kembali.

Pada mesin diesel dilengkapi oleh Turbocharger yang akan memberi

tenaga yang lebih besar dari pada yang tidak mengguanakannya. Gas buang

dari mesin mengalir menuju ke pembuangan (muffler) dialihkan menuju

sebuah turbin dengan tujuan untuk memutar sudu/ baling-baling turbin yang

dihubungkan dengan shaft/ poros kompresor.

Gambar 3.7 Cara kerjaTurbocharger

Sumber : Belajar otomotif, 2013

Page 6: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

14

Kompresor berfungsi menghisap udara dari luar dan meningkatkan

tekanan udara dari luar dan meningkatkan tekanan udara udara kemudian

di alirkan menuju intake manifold sehingga udara dalam ruang pebakaran

menuju intake manifold sehingga udara dalam ruang pembakaran menjadi

bertekanan tinggi sehingga kadar udara yang memasuki dalam ruang

silinder menjadi lebih besar dan daya meningkat.

3.1.2. Komponen Pendukung Kelistrikan kapal

a. Main Switch Board (MSB)

Main switch Board adalah suatu susunan peralatan listrik / komponen

listrik yang dirangkai atau disusun sedemikian rupa didalam suatu papan

control (board) sehingga saling berkaitan dan membentuk fungsi sesuai

dengan kebutuhan yang di inginkan untuk konsumsi listrik di kapal.Main

Switch Board menghubungkan pembangkit listrik (Genset) dan beban

listrik (Electro motor,Blower,Lighting,Dll).

Gambar 3.8 Main switch Board

Sumber : Engine Room,2010

b. Safety Devive Main switch Board

1. Circuit Breakers

Circuit Breakers adalah auto shut down perangkat yang akan bekerja

jika ada kesalahan pada sistem listrik.Terutama selama overloading

atau hubung singkat , Circuit Breaker akan memutuskan pasokan

listrik dari MSB ke beban (load).Dikapal akan sangat banyak kita

jumpai Device ini.

Page 7: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

15

Gambar 3.9 Circuit Breaker

Sumber : http://tukanglistrikshipyard.blogspot.com

2. Sekering (Fuse)

Digunakan untuk perlindungan Hubung singkat (Short Circuit) Jika

arus yang melalui rangkaian melebihi nilai yang di tentukan,

sekering/fuse akan putus/mencair dan memutuskan hubungan MSB

dari load/beban.Biasanya sekering digunakan dengan 1,5 kali arus

beban penuh.

Gambar 3.10 Sekering

Sumber : http://tukanglistrikshipyard.blogspot.com

3. Over Current Relay (OCR)

Over Current Relay (OCR) digunakan terutama panel lokal (dekat

dengan equipment/beban) dan Main Switch Board untuk perlindungan

Page 8: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

16

dari lonjakan arus tinggi. Biasanya OCR disetting dengan arus beban

penuh beban/load.

Gambar 3.11 Over Current Relay

Sumber : http://tukanglistrikshipyard.blogspot.com

3.2 Skematik Kerja Generator

3.2.1 Cara Kerja Generator

Mesin diesel (prime mover) beroperasi karena pengisapan oleh torak

(piston) dan dimasukkan ke dalam ruang bakar hanya udara melalui katup

masuk, yang selanjutya udara tersebut dikompresikan sampai mencapai

suhu dan tekanan yang tinggi. Beberapa saat sebelum torak mencapai Titik

Mati Atas (TMA) bahan bakar solar diinjeksikan ke dalam ruang bakar

dengan Nozzle. Dengan suhu dan tekanan udara dalam silinder yang cukup

tinggi maka partikel-partikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya

dan menghasilkan ledakkan yang mendorong piston dan kemudian akan

menggerakkan poros-poros roda pada kendaraan ataupun mesin lainnya.

Terutama untuk pengaturan firing order penginjeksian yang dilakukan oleh

bosh pump , tidak hanya itu putaran atau kerja akan memutarkan pompa

untuk sistem pendingin pada prime mover generator yang menggunakan air

laut untuk pendinginan air tawar yang akan mendinginkan mesin. Dengan

menggunakan heat excharger panas air tawar mampu menjadi dingin akibat

pertukaran dari air laut. Putaran mesin juga akan mengoperasikan alternator

sebagai penghasil arus listrik untuk pengisian aki pada generator.

Page 9: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

17

Gambar 3.12 Skema Generator

Poros engkol pada prime mover generator akan memutarkan coupling

yang menyambung pada poros generator. Poros memutarkan rotor dengan

idle speed 800rpm sampai putaran mencapai 1500rpm. Putaran tersebut

akan menghasilkan arus listrik akibat proses elektromagnetic antara rotor

dan stator yang ada pada generator. Dengan putaran tersebut akan mampu

menghasilkan daya maksimal sebesar 164 Kw. Selanjutnya arus menuju ke

main switch board di engine room kapal. Pada switch main board dapat

mengoperasikan alat bantu kapal seperti menghidupkan kompresor untuk

menghidupkan starter kapal, serta pompa-pompa misalnya, pompa bahan

bakar untuk menghisap bahan bakar dari tangki dengan tekanan tinggi. Pada

auxiliary engine menghasilkan daya hanya untuk beban yang digunakan

dikapal. Sehingga pada putaran mesin akan otomtis turun atau naik.

Kejadian tersebut diatur oleh governor, bila beban listrik naik maka

frekuensi akan turun, sehingga governor harus memperbesar masukan bahan

bakar solar ke mesin penggerak utama untuk menaikkan frekuensinya

sampai dengan frekuiensi listrik kembalike normalnya. Sebaliknya, bila

beban turun governor mesin-mesin pembangkit harus mengurangi masukan

bahan bakar solar ke mesin penggerak sehingga putarannya turun sampai

putaran normalnya atau frekuensinya kembali normal pada 50 Hz.

3.2.2 Pembagi Beban Generator

Page 10: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

18

Dua generator yang akan diparalelkan nembutuhkan alat untuk

penyeimbang. Alat pembagi generator merupakan alat untuk

menyinkronkan dua generator secara paralel dengan beban yang dikeluarkan

sama. Synchronize ini dipasang di masing-masin generator dan dipasang

secara paralel. Cara kerja awalnya generator pertama dihidupkan dengan

beban (load) dibawah kapasitas dalam arti belum menyentuh beban

maksimum dari genertor tersebut. Governor juga berperan pada cara kerja

tersebut karena governor menyeimbangkan antara beban dengan putaran

mesin dengan penambahan atau mengurangi bahan bakar.

Gambar 3.13 Panel Synchronize generator

Apabila beban naik maka governor akan memberi masukkan bahan bakar

yang lebih pada mesin sehingga frekuensi menjadi bertambah begitu juga

sebaliknya. Pada saat beban naik maka frekuensi akan ikut naik, jika beban

yang dihasilkan satu generator hampir menyentuh kapasitas maksimal maka

frekuensi pada mesin tersebut akan mengirim signal agar menghidupkan

generator yang kedua, biasanya berupa alarm. Maka pada saat generator 2

hidup sincronize berkerja dengan menyeimbangkan beban dengan load

control. Sehingga frekuensi juga harus disamakan dengan alat speed

control. Maka beban yang diterima generator akan sama sehingga voltase

yang dihasilkan juga akan lebih besar dengan menggunakan dua generator

yang diparalelkan. Jika terjadi penambahan beban maka secara otomatis

Synchronize membagi secara otomatis.

Page 11: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

19

Gambar 3.14 Skema kerja generator paralel

3.2.3 Load Faktor Generator

Salah satu faktor yang mempunyai peranan penting pada

perencanaan kapasitas generator untuk mensuplai seluruh

kebutuhan daya listrik di atas kapal adalah faktor beban

peralatan (Load Faktor peralatan). Untuk kapal Tug Boat

pada umumnya peralatan yang penting antara lain general

service pump, deck machinery equipment dan peralatan

pendingin sehingga peralatan tersebut mempunyai nilai load

faktor yang besar

Perhitungan Generator Set didasarkan atas kondisi

operasional kapal tersebut. Dari beberapa kondisi

operasional tersebut, dapat diketahui daya maksimum dari

kebutuhan listrik yang ada. Dari kebutuhan maksimum

tersebut, dilakukan pemilihan atas beberapa alternatif

generator yang ada di pasaran dengan pertimbangan :

Kebutuhan daya yang ada.

Page 12: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

20

Faktor daya generator.

Maintainbility.

Space di ruang mesin.

Electrical Power Balance adalah perhitungan untuk

menentukan kapasitas dari generator maupun auxilary

engine yang dibutuhkan untuk kapal. Berikut adalah data-

data yang perlu di ketahui dalam pemilihan Generator

antara lain :

a. Peralatan yang dioperasikan continyu.

b. Peralatan yang dioperasikan intermitten.

Sehingga dapat diperoleh rumus untuk penrhitungan daya

total beban :

PB = PA (kontinyu) + ( x . PT (Intermitten))

Dimana :

PB : Daya total beban

PA : Pemakaian beban Kotinyu

PT : Pemakaian beban Intermitten

x : Common Simultanity factor (0.5)

Sedangkan untuk perhitungan Load Faktor Generator

menggunakan ukuran prosentase (%) maka dapat

dirumuskan :

Load Faktor Generator : (PB : PG) x 100%

Dimana :

PB : Daya total beban

PG : Kapasitas generator yang digunakan

3.3 Auxiliary Engine

3.3.1 Pengertian Auxiliary Engine

Auxiliary Engine merupakan mesin bantu pada sebuah kapal untuk

menghasilkan listrik sehingga menghidupkan alat-alat bantu mesin. Alat

bantu pada mesin didalam kapal seperti: pompa-pompa, kompresor, sistem

Page 13: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

21

kemudi, penerangan, dsb. Mesin ini membantu kerja dari Main Engine

karena membantu pada starter pada kapal yang menggunakan sistem starter

elektrik.

3.3.2 Auxiliary Engine 6CTA8.3-D(M)

Auxiliary Engine tipe 6CTA8.3-D(M) merupakan mesin buatan U.S.A

menggunakan mesin in-line dengan 6 silider serta memiliki 4 langakah.

Dengan spesifikasi putaran dengan Counterclockwise facing flywheel. Dan

juga mesin ini menggunakan Turbocharger. Diameter Bore dan panjang

Stroke yaitu 114 mm X 135 mm (4.49 in X 5.32 in) dan Displacement 8.3 L

(504.5 in3). Auxiliary engine tipe ini menghasilkan output power maksimal

164 Kw atau 220 Hp, dengan maksimal putaran 1500 rpm. Dan spesifikasi

dimensi antara lain :

Tabel 3.1 Spesifikasi Dimensi mesin AE 6CTA8.3-D(M)

Lenght 1182 mm 47 in

Width 710 mm 28 in

Hight 1137 mm 45 in

Weight 702 kg 1545 lb

Komponen-komponen yang terdapat pada mesin AE 6CTA8.3-D(M)

1. Dinamo Starter

Gambar 3.15 Dinamo starter

Page 14: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

22

Dinamo starter berfungsi untuk memutar flywheel pada saat memulai

menghidupkan mesin. Tipe dinamo Cummins 39 MT membutuhkan voltase

24 V untuk menghidupkannya dan memiliki putaran searah jarum jam (CW)

2. Alternator

Gambar 3.16 Alternator

Alternator berfungsi menghsilkan arus listrik untuk pengisian pada aki.

Tipe alternator Cummins 1214 6504 dapat menghasilkan arus 55

Ampere.

3. Fuel Filter

Page 15: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

23

Gambar 3.17 Fuel Filter

Fuel Filter digunakan untuk menyaring bahan bakar yang akan masuk

ke pompa injeksi. Tipe fuel filter RACOR 900 FH.

4. Filter udara

Gambar 3.18 filter udara

Filter udara berfungsi untuk menyaring udara yang masuk pada sistem

pembakaran. Penggunaan filter udara pada mesin diesel sangat penting

karena udara akan dihisap langsung masuk ke combustion chamber.

5. Oil filter

Page 16: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

24

Gambar 3.19 Oil Filter

Oil filter berfungsi untuk menyaring oli dalam pelumasan dalam

mesin.

6. Cooler

Gambar 3.20 Cooler

Cooler merupakan suatu alat untuk mendinginkan air tawar dengan

media pendingin air laut.

7. Nozzle

Page 17: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

25

Gambar 3.21 Nozzle

Nozzle berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar agar dapat

bercampur dengan udara sehingga pembakaran dapat berjalan

sempurna.

8. Bosh Pump

Gambar 3.22 Bosh Pump

Bosh Pump berfungsi untuk memompa bahan bakar masuk ke nozzle

dengan tekanan tinggi menurut firing order.

9. Turbocharger

Page 18: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

26

Gambar 3.23 Turbocharger

Turbocharger berfungsi untuk memberi tekanan udara sehingga

membantu proses pembakaran pada mesin.

10. Muffler

Gambar 3.24 Muffler

Page 19: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

27

Muffler merupakan saluran pembuangan pembakaran yang beerbentuk

gas.

11. Generator

Gambar 3.24 Generator

Secara umum generator berfungsi untuk pembangkit listrik pada kapal.

3.3.3 Cara Pengoperasian Mesin Auxiliary Engine

A. Menghidupkan mesin Auxiliary Engine

Pengoperasian Auxiliary Engine (AE) sama dengan menghidupkan mesin

pada umumnya, karena pada mesin AE menggunakan dinamo starter untuk

menghidupkannya. Cara pengoperasiaanya antara lain :

1. Sebelum melakukan pengoperasian Auxiliary Engine, maka terlebih

dahulu melakukan pengecekan kondisinya.

2. Tekan tombol Menekan tombol merah untuk mengaktifkan Button

pada mesin Auxiliary Engine.

Page 20: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

28

Gambar 3.26 Tombol On AE

3. Setelah layar hidup, menekan tombol Start pada Auxiliary Engine.

Mesin akan hidup dengan rpm yang dapat dilihat di layar.

Gambar 3.27 Layar Auxiliary Engine

4. Melakukan pengecekan kondisi Auxiliary Engine ketika mesin hidup

yang berada pada layar atau menekan tombol Mode. Temperature

dijaga sekitar 80ºC.

B. Mematikan mesin Auxiliary Engine

1. Untuk mematikan mesin Auxiliary Engine, menekan tombol stop

warna merah pada Auxiliary Engine.

2. Menekan tombol merah untuk mematikan seluruh tombol pada

Auxiliary Engine.

3.3 Maintenance (Perawatan)

3.3.1 Pengertian Maintenance

Pengertian perawatan (maintenance) adalah semua pengaturan dan

kondisi yang diperlukan untuk memelihara suatu peralatan pada kondisi siap

pakai/ siap operasi atau dengan memperbaikinya sehingga bebas dari

kerusakan. Sedangkan tujuan dari perawatan dapat dibagi atas beberapa

tujuan, yaitu:

Berdasarkan pengertiannya tujuan perawatan dibagi atas :

Page 21: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

MAINTENANC

E

INSPECTION

PLANED

PREVETIVE

CORRECTIVE

CLEANING

SMALL REPAIR

RUNNING

SHUTDOWN

UNPLANNED EMERGENCY

BREAKDOWN

MAJOR OVERHAUL

MINOR OVERHAUL

29

1. Tujuan perawatan dalam arti sempit.

Tujuannya adalah suatu kegiatan untuk menjaga suatu

peralatan/mesin dapat beroperasi dengan keadaan baik dan bebas dari

penurunan mutu baik peralatan/mesin maupun produk yang dihasilkan.

2. Tujuan perawatan dalam arti luas

Tujuannya adalah semua kegiatan yang dibutuhkan untuk

menunjang kelancaran produksi dan meningkatkan produktivitasnya

yaitu dengan cara :

Menyempurnakan peralatan/mesin.

Menyempurnakan mutu produk.

Penyerahan dan penyelesaian tepat waktu.

Meningkatkan efisiensi dan biaya perawatan yang ekonomis.

Mengurangi kecelakaan dan meningkatkan moral kerja.

Gambar 3.28 Bagan Maintenance

3.3.2 Perawatan Mesin Auxiliary Engine

PREVENTIVE

Page 22: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

30

Perawatan yang dilakukan yaitu perawatan secara ringan atau terjadwal

menurut waktu kerja mesin. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga kondisi

mesin agar tetap berjalan dengan baik. Perawatan dilakukan didalam kapal

karena hanya dilakukannya perawatan ringan.

1. Perawatan sitem pelumasan pada mesin Auxiliary Engine.

Melakukan pengecekan oli terlebih dahulu dengan melepas stik oli pada

mesin Auxiliary Engine.

Gambar 3.29 Melepas Stik oli

Melakukan pemeriksaan volume pada calter oli menggunakan

stik oli yang terdapat pada auxiliary engine .

Gambar 3.30 Memeriksa volume oli

Page 23: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

31

Apabila volume oli kurang maka perlu menambahkan oli dengan

Meditran SX 40.

Penggantian oli secara terjadwal setiap 1 bulan sekali dengan

kapasitas cutter oli 30 liter.

2. Perawatan pada sistem pendingin

Melepas tutup reservoir air tawar

Gambar 3.31 Melepas tutup reservoir air tawar

Jika kurang menuangkan air tawar dari tangki air tawar ke dalam

reservoir sampai penuh

Menutup kembali reservoir.

Pada sistem pendingin terdapat juga filter air tawar beserta cooler

yang harus dibersihkan untuk menjaga suhu agar tetap terjaga. Cara

pembersihan cooler :

Melakukan pengosongan air dalam tabung cooler.

Melepas kedua sisi baut pada cooler.

Page 24: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

32

Gambar 3.32 Melepas baut penutup cooler

Melakukan penyogokan kotoran atau kerak yang menempel di

cooler.

Menutup kembali cooler seperti semula, agar rapat berikan siller

pada kedua sisi.

Gambar 3.33 Memberi siller pada cooler

Perawatan cooler setiap dilakukan 1 bulan sekali atau ketika

temperature telah mecapai titik maksimal mesin.

3. Perawatan Sistem Bahan Bakar

Melepas filter bahan bakar.

Page 25: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

33

Gambar 3.34 Melepas tutup filter bahan bakar

Melakukan pembersihan filter bahan bakar dengan

penyemprotan dengan udara.

Perawatan dilakukan satu bulan sekali atau ketika mesin tidak

normal pada saat pembakaran.

4. Perawatan pada filter udara

Melepas filter udara pada mesin.

Gambar 3.35 Filter Udara

Melakukan pembersihan filter udara menggunakan udara

bertekanan

Memasang kembali filter udara pada mesin

Perawatan dilakukan berdasarkan running hours atau ketika

filter udara kotor.

Page 26: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

34

3.4 Management maintenance

3.4.1 Pengertian Manajemen

Manajemen adalah pengelolaan pekerjaan perawatan dengan melalui

suatu proses perencanaan, pengorganisasian serta pengendalian operasi

perawatan untuk memberikan performasi mengenai fasilitas industri.

3.4.2 Unsur – Unsur Manajemen

Unsur manajemen terdiri dari 6 M dan 1 E yaitu :

1. Man

Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.

Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan

proses untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, manajemen timbul

karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai

tujuan.

2. Money

Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang

merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar kecilnya hasil

kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam

perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting

untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan

secara rasional.

3. Methode

Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya

pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara

pelaksanaan Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang

yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai

pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan.

4. Market

Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila

barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan

berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu,

penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan

faktor menentukan dalam perusahaan.

Page 27: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

35

5. Material

Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan

jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain

manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan

bahan materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia

tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang

dikehendaki.

6. Machine

Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan.

Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan

keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.

7. Environment

Melaksanakan suatu kegiatan manajemen usaha, unsur lingkungan

tidak terlepas dari keenam unsur manajemen ”M”. Karena kebersihan,

kelestarian, dan daya dukung lingkungan sangat memiliki peran

terhadap keberhasilan suatu produksi.

3.4.3 Alur Perawatan

Agar suatu mesin (Engine) dapat bekerja dengan baik dapat dilakukan

perawatan oleh PT. PELINDO MARINE SERVICE perlu tahapan-tahapan

yang harus dilalui. Berikut merupakan alur dari proses perawatan di PT

PELINDO MARINE SERVICE. Gambar 3.34 menunjukan alur prosedur

untuk melakukan perawatan di PT PELINDO MARINE SERVICE.

Page 28: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

36

KKM PMS GALANGAN

Gambar 3.35 Prosedur Docking

Meminta persetujuan bahwa

kapal akan meminta docking

MULAI

Memberitahukan jadwal docking yang

kosong

Jika Setuju

Membuat dan memberikan repair

list

Menunjukan rincian dan estimasi harga

Kapal masuk docking sesui jadwal

Kapal diperbaiki sesuai list repair yang sudah di sepakati

Disetujui dan membayar 50%

Repair

Meberikan docking report, setelah pelunasan

Page 29: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

37

3.4.4 Perawatan rekomendasi survei BKI

Biro klasifikasi adalah Badan Hukum dalam bidang jasa yang berusaha

dalam pengelasan (class) kapal-kapal yang sedang dibangun, sudah

dibangun atau sedang beroperasidalam hal yang berkaitan dengan

konstruksi badan kapal, mesin kapal, termasuk pesawat bantu (auxiliary

engine). Kegiatan Biro Klasifikasi antara lain :

1. Pengetesan peralatan maupun perlengkapan kapal yang ada sangkut

pautnya dengan kelas kapal, baik lambung maupun mesin.

2. Pengadaan survey-survey pada waktu tertentu atau pada waktu yang

diminta seperti survey tahunan, survey kerusakan, dsb.

3. Pemberian sertifikat-sertifikat kelas maupun sertifikat statutory yang

sangat berguna untuk kepentingan charter kapal, jual beli dan asuransi

kapal, dsb

Untuk itu PT. PELINDO MARINE SERVICE menggunakan jasa BKI

untuk mengklasifikasi galangan maupun mesin milik PT. PELINDO

MARINE SERVICE. Gambar 3.30 merupakan jadwal Survey BKI pada

umumnya pada perusahaan kapal.

Gambar 3.36 Jadwal survey klasifikasi untuk kapal

Keterangan :

AS : Annual Survey (suvei tahunan)

SS : Spesial Survey

DS : Docking Survey (survei pada saat kapal docking)

Page 30: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

38

3.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat penting bagi pegawai pabrik

terutama oleh PT. Pelindo Marine Service karena perusahaan ini bergerak

pada bidang perkapalan atau alat berat. Tidak hanya keamanan oleh pegawai

tetapi para pengunjung yang datang harus mematuhi peraturan yang ada.

Dengan K3 yang dilakukan oleh PT. Pelindo Marine Service diharapkan

mengurangi kecelakaan kerja yang terjadi saat bekerja. Keselamatan dan

Kesehatan Kerja yang diterapkan dalam perusahaan PT. Pelindo Marine

Service meliputi :

a. Pemasangan baliho Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Gambar 3.37 Pemasangan Rambu K3

Page 31: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

39

b. Penggunaan APD ( Alat Pelindung Diri)

Gambar 3.38 Penggunaan APD

c. Poster peringatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Gambar 3.39 Poster Peringatan K3

Page 32: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

40

d. Pemasangan alat pemadam kebakaran pada sudut ruangan kapal dan

galangan.

Gambar 3.40 Alat Pemadam Kebakaran

e. Kotak PPPK yang berisi peralatan medis untuk penanganan pertama pada

kecelakaan terdapat pada setiap ruangan kapal.

Gambar 3.41 Kotak PPPK

Page 33: BAB III PERAWATAN AUXILIARY ENGINE

41