bab iii pembahasan · pembentukan, susunan organisasi dan formasi dinas daerah ditetapkan dengan...
TRANSCRIPT
38
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet.
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah
Tebet.
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta sesuai tugas dan tanggung
jawabnya telah dibentuk sejak tanggal 11 September 1952 yang pada waktu itu
disebut Kantor Urusan Pajak. Sesuai dengan perkembangannya telah berubah
beberapa kali nama maupun struktur organisasinya yang disesuaikan dengan kondisi
pada waktu itu. Sampai dengan tahun 1966 unit kerja yang menangani pendapatan
di DKI Jakarta bernama Urusan Pendapatan dan Pajak sebagai salah satu bagian
dari Direktorat Keuangan DKI Jakarta.
Sesuai dengan ketentuan pasal 49 undang-undang nomor 5 tahun 1974
tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah, yang menetapkan bahwa
pembentukan, susunan organisasi dan formasi Dinas Daerah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri,
maka dikeluarkan Peraturan Daerah nomor 5 tahun 1983 tanggal 6 Oktober 1983
tentang pembentukan, susunan organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Daerah
DKI Jakarta yang sekaligus merubah status dan sebutan dari Dinas Pajak dan
Pendapatan DKI Jakarta menjadi Dinas Pendapatan Daerah DKI Jakarta.
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 84 tahun 1995 tentang
pedoman organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Daerah DKI Jakarta, maka
Peraturan Daerah nomor 5 tahun 1983 diganti dengan Peraturan Daerah nomor 9
39
tahun 1995 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Daerah DKI Jakarta.
Untuk menindak lanjuti Peraturan Daerah nomor 9 tahun 1995 tersebut, Gubernur
Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan Keputusan Nomor 1926 tahun 1996
tentang rincian tugas, wewenang dan tanggung jawab seksi-seksi dan subbagian di
lingkungan Dinas Pendapatan Daerah DKI Jakarta.
Diberlakukannya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah sebagai akibat dari semakin luasnya cakupan
pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara otomatis merubah kondisi
organisasi perangkat daerah termasuk Dinas Pendapatan Daerah. Peraturan Daerah
yang berlaku di DKI Jakarta pun mengalami perubahan. Pemerintah Daerah
membentuk Peraturan Daerah baru mengenai organisasi daerah yaitu Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah dan Sekretariat DPRD Provinsi DKI Jakarta. Kemudian, pada
tahun 2008, Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan Peraturan
Daerah nomor 10 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang merubah
sebutan Dinas Pendapatan Daerah DKI Jakarta menjadi Dinas Pelayanan Pajak
Provinsi DKI Jakarta. Untuk menindak lanjuti Peraturan Daerah nomor 10 tahun
2008 ini, Gubernur sebagai Kepala Daerah Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan
Peraturan Gubernur nomor 34 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat
Daerah dan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 2016 Tentang
Pembukuan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, maka Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta melakukan pembenahan
organisasi dengan kembali menjalankan fungi retribusi daerah yang sebelumnya
40
hanya melakukan pelayanan pajak daerah. Dinas Pelayanan Pajak (DPP) berubah
nama dan fungsinya menjadi Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD). Perubahan
nama ini dimaksudkan agar organisasi tersebut lebih fokus dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pengelola pendapatan daerah dalam pemungutan pajak dan
retribusi daerah.
Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet merupakan salah satu unit
pelayanan pajak yang didirikan dibawah koordinasi Badan Pajak dan Retribusi
Daerah provinsi DKI Jakarta, yang dalam melaksanakan tugasnya mempunyai visi
dan misi sebagai berikut:
1. Visi Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet.
Pelayanan yang profesional dalam optimalisasi penerimaan pajak daerah.
2. Misi Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet
a. Mewujudkan perencanaan pelayanan pajak daerah yang inovatif.
b. Menjamin ketersediaan peraturan pelaksanaan pajak daerah dan
melaksanakan penyuluhan peraturan pajak daerah serta menyelesaikan
permasalahan hukum pajak daerah.
c. Mengembangkan sistem teknologi informasi dalam kegiatan pelayanan
pajak daerah.
d. Mengembangkan kualitas dan kuantitas SDM, sarana prasarana
perpajakan daerah, pengelolaan keuangan serta perencanaan anggaran
dan program dinas.
e. Mengoptimalkan pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pelayanan pajak daerah.
f. Meningkatkan kualitas pelayanan pajak daerah.
41
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi daerah adalah bagian dari Badan Pajak
dan Retribusi Daerah Provinsi DKI Jakarta. Dalam pelaksanaan tugasnya
bertanggungjawab dan saling berkaitan dengan unit-unit kerja Badan Pajak
dan Retribusi Daerah yang terdiri atas tiga unit yaitu Unit Pelayanan Pajak dan
Retribusi Daerah, Suku Badan dan Unit Pelayanan Penyuluhan dan Layanan
Informasi. Berikut gambar struktur organisasi Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi
Daerah Tebet :
Sumber:Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet.
Gambar III.1 Struktur Organisasi UPPRD Tebet
Kepala Unit
Hj.RR.Erma Sulistyaningsih, SE, M.Si
Kasubag Tata Usaha
Muttaqin, S.Sos
Raden Octavianie Muljana, A.Md
SATPEL Penagihan
Pajak Daerah
Acep Saputra, S.Sos
SATPEL Pelayanan
Pajak Daerah
M. Sultoni S.Sos
M. Sultoni,S.Sos
SATPEL Pendataan dan
Penilaian Pajak Daerah
Koko Karyono S.E
Dewi Larasati, S.E
Lydia Fitria, S.E Nur Aprilyani, A.Md
Maswar Hasan Anita Fitrianti, A.Md
42
Tata kerja Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah (UPPRD) sebagai
berikut :
1. Kepala Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah
Kepala unit UPPRD mempunyai tugas sebagai berikut:
a. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi UPPRD;
b. mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian Tata Usaha, Satuan
Pelaksana dan Subkelompok Jabatan Fungsional;
c. melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan SKPD/UKPD dan/atau
Instansi Pemerintah/Swasta dalam rangka pelaksanaan tugas dari fungsi
UPPRD;
d. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas di UPPRD.
2. Subbagain Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas sebagai berikut :
a. menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran UPPRD
sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran
UPPRD sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. mengoordinasikan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan
anggaran UPPRD;
d. melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana
strategis serta dokumen pelaksanaan anggaran UPPRD;
e. menyusun pedoman, standar dan prosedur teknis UPPRD;
f. melaksanakan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang UPPRD;
g. melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan kerumahtanggaan UPPRD;
h. melaksanakan pengelolaan kearsipan UPPRD;
43
i. menghimpun, menganalisis dan mengajukan kebutuhan penyediaan,
pemeliharaan serta perawatan prasarana dan sarana kerja pada UPPRD;
j. memelihara keamanan, ketertiban, keindahan, kebersihan dan kenyamanan
kantor UPPRD;
k. melaksanakan publikasi kegiatan dan pengaturan acara UPPRD;
l. melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan kecamatan dan
kelurahan sesuai lingkup wilayahnya;
m. mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan, kinerja dan kegiatan serta
akuntabilitas UPPRD;
n. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian
Tata usaha;
3. Satuan Pelaksana Pelayanan Pajak Daerah
Satpel pelayanan mempunyai tugas sebagai berikut:
a. menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja anggaran UPPRD
sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran
UPPRD sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. menyusun bahan pedoman, standar dan prosedur teknis UPPRD sesuai
dengan lingkup tugasnya;
d. memberikan pelayanan informasi dan konsultasi perpajakan daerah;
e. menerima, meneliti dan mengadministrasikan permohonan pendaftaran
perpajakan daerah;
f. menerima, meneliti, memvalidasi, merekam pelaporan dan pembayaran
pajak daerah;
g. membuat risalah dan nota perhitungan pajak daerah terutang;
44
h. melaksanakan perekaman, pengelolaan dan pengamanan basis data pajak
daerah;
i. menatausahakan dan melaksanakan legalisasi bill/bon, legalisasi pajak
reklame, tanda masuk/karcis, dan dokumen lain yang dipersamakan;
j. mengusulkan pengecualian kewajiban legalisasi penggunaan bill/bon dan
dokumen lain yang dipersamakan;
k. menerbitkan, mengukuhkan, mencabut dan menghapus NPWPPD dan
NOPD;
l. menerima, meneliti dan menerbitkan Surat Keterangan Pajak Daerah;
m. menerbitkan, dan mengadministrasikan SPPT PBB-P2, surat ketetapan,
surat keputusan dan surat tagihan pajak daerah termasuk salinannya;
n. menerima permohonan keringanan pembebasan, pengurangan, pembetulan,
keberatan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau
pengurangan sanksi administrasi pajak daerah;
o. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Satuan
Pelaksana Pelayanan;
4. Satuan Pelaksana Pendataan dan Penilaian Pajak Daerah.
Satpel Pendataan dan Penilaian pajak daerah mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja anggaran UPPRD
sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran
UPPRD sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. menyusun bahan pedoman, standar dan prosedur teknis UPPRD sesuai
dengan lingkup tugasnya;
45
d. melaksanakan pengumpulan informasi, pendataan dan pemutakhiran data
subjek dan objek pajak daerah;
e. melakukan pembentukan dan penyempurnaan kode dan peta Zona Nilai
Tanah;
f. melaksanakan pemeriksaan lapangan dalam rangka penyelesaian
permohonan pembebasan, pengurangan, pembetulan, keberatan,
pembatalan, penghapusan dan perubahan data objek dan subjek pajak
daerah;
g. melaksanakan verifikasi lapangan dalam rangka permohonan pendaftaran
atau penutupan subjek dan objek pajak daerah;
h. melaksanakan koordinasi pendataan pajak daerah dengan instansi terkait;
i. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Satuan
Pelaksana Pendataan.
5. Satuan Pelaksana Penagihan Pajak Daerah
Satpel Penagihan mempunyai tugas sebagai berikut:
a. menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja anggaran UPPRD
sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran
UPPRD sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. menyusun bahan pedoman, standar dan prosedur teknis UPPRD sesuai
dengan lingkup tugasnya;
d. mengusulkan wajib pajak untuk dilakukan pemeriksaan;
e. melakukan verifikasi dan pembayaran dari pelaporan pajak daerah;
f. menerbitkan surat himbauan pembayaran, pelaporan dan Surat Tagihan
Pajak Daerah (STPD);
46
g. menyusun profil dan konfirmasi data wajib pajak;
h. menyusun laporan kinerja penerimaan dan piutang pajak daerah;
i. memproses permohonan angsuran, penundaan pembayaran, pemberian
kompensasi, restitusi dan pemindahbukuan;
j. memproses permohonan keringanan, pembebasan, pembetulan, pembatalan
dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi pajak daerah sesuai
dengan kewenangannya;
k. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Satuan
Pelaksana Penagihan.
3.1.3. Kegiatan Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet
Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 297 Tahun 2016 Pasal 3, Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah
(UPPRD) Tebet merupakan Unit Pelaksanan Teknis BPRD dalam pelaksanaan
pelayanan pemungutan pajak dan retribusi daerah. UPPRD dipimpin oleh seorang
Kepala Unit yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Pasal 4 menjelaskan bahwa UPPRD
mempunyai tugas melaksanakan pelayanan pemungutan pajak dan pendataan
retribusi daerah sesuai kewenangannya. Untuk melaksanakan tugasnya, Unit
Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah (UPPRD) Tebet menyelenggarakan fungsi:
1. penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran UPPRD;
2. pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran UPPRD;
3. penyusunan pedoman, standar dan prosedur teknis UPPRD;
4. pendataan, penilaian, pemeriksaan, penetapan dan penagihan pajak daerah
5. pendataan retribusi daerah;
47
6. pendaftaran, pengukuhan dan penatausahaan subjek dan objek pajak daerah;
7. pelayanan penerimaan permohonan pengurangan dan keberatan pajak daerah;
8. penegakan ketentuan dan peraturan perpajakan daerah;
9. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan kerumahtanggaan UPPRD;
10. pelaksanaan koordinasi pemungutan pajak daerah pada lingkup Kecamatan
Tebet;
11. penyusunan bahan kebijakan teknis pemungutan pajak daerah pada lingkup
Kecamatan Tebet;
12. pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang UPPRD;
13. pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan acara UPPRD;
14. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi UPPRD.
Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet menangani pemungutan
pajak daerah seperti; pajak reklame, pajak air tanah (PAT), bea perolehan hak atas
tanah dan bangunan (BPHTB), pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan
(PBB P2), pajak hotel, pajak restoran, pajak parkir, pajak hiburan dan pajak bahan
bakar kendaraan bermotor(PBB KB).
3.2. Data Penelitian
3.2.1. Data Penerimaan Pajak Reklame pada Unit Pelayanan Pajak dan
Retribusi Daerah (UPPRD) Tebet tahun 2014 hingga tahun 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh variabel
independen yaitu pajak reklame terhadap variabel dependen yaitu pajak daerah
Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet selama tahun 2014 hingga
tahun 2017. Data penerimaan pajak reklame di UPPRD Tebet dapat dilihat pada
tabel berikut :
48
Tabel III.1
Penerimaan Pajak Reklame tahun 2014 hingga tahun 2017
(dalam satuan Rupiah)
Bulan Tahun
2014 2015 2016 2017
Januari 421.062.871 754.271.314 651.180.570 2.535.659.215
Februari 544.361.315 771.507.417 286.821.262 1.751.145.317
Maret 709.915.636 892.520.247 497.677.002 1.346.070.203
April 812.201.233 549.906.178 745.807.885 1.624.296.820
Mei 647.447.215 425.213.378 941.091.607 1.357.369.023
Juni 889.764.501 528.221.825 1.067.220.854 819.837.519
Juli 777.060.814 576.751.591 710.670.987 837.720.442
Agustus 952.206.138 513.452.679 1.540.175.979 2.806.164.949
September 1.173.896.318 772.893.522 1.670.314.724 2.293.000.371
Oktober 959.680.816 645.939.835 1.061.794.669 1.611.157.602
November 1.516.233.109 1.167.695.934 1.700.080.763 1.997.505.318
Desember 1.585.939.460 723.501.125 1.412.670.989 2.840.331.912
Jumlah 10.989.769.426 8.321.875.045 12.285.507.291 21.820.258.691
Sumber :Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet.
Pada tahun 2014 penerimaan pajak reklame terendah terjadi pada bulan
Januari sebesar Rp 421.062.871 karena di awal bulan biasanya Wajib Pajak belum
atau masih sedikit melakukan aktifitas yang berkaitan dengan transaksi pajak.
Penerimaan tertinggi pada bulan desember sebesar Rp 1.585.939.460 karena pada
akhir bulan semakin meningkatnya pemasangan reklame yang dilakukan oleh
pengusaha-pengusaha untuk menawarkan produknya agar dapat mencapai target
yang mereka harapkan di akhir tahun. Total penerimaan untuk Tahun 2014 adalah
sebesar Rp 10.989.769.426.
Pada tahun 2015 penerimaan terendah terjadi pada bulan mei sebesar
Rp 425.213.378, karena pada bulan mei dikeluarkan kebijakan baru terkait dengan
pengetatan pemasangan reklame yang hanya dapat dipasang pada titik-titik tertentu
sehingga tidak sembarang dilakukan pemasangan reklame, akibatnya banyak yang
tidak melakukan pemasangan reklame dan banyak yang mencopot atau melepaskan
49
pemasangan reklame yang menyebabkan penerimaan pada bulan ini mengalami
penurunan. Pada bulan november terjadi peningkatan dan merupakan penerimaan
tertinggi di tahun 2015 yaitu sebesar Rp 1.167.695.934 karena kebijakannya sudah
mulai dipahami sehingga aktifitas pemasangan media reklame sesuai dengan
kebijakan yang berlaku semakin meningkat yang berimbas pada meningkatnya
penerimaan pajak reklame. Dibandingkan Tahun 2014 penerimaan pada tahun 2015
mengalami penurunan dengan total penerimaan sebesar Rp 8.321.875.045.
Pada tahun 2016 penerimaan bulan febuari adalah penerimaan yang terendah
sebesar Rp 286.821.262, karena di awal tahun biasanya Wajib Pajak belum atau
sedikit melakukan aktifitas yang berkaitan dengan transaksi pajak sehingga
penerimaan pada bulan ini mengalami penurunan. Penerimaan pajak reklame
tertinggi terjadi pada bulan november sebesar Rp 1.700.080.763, karena semakin
meningkatnya pemasangan reklame oleh pengusaha-pengusaha untuk menawarkan
produknya agar dapat mencapai target yang mereka harapkan di akhir tahun,
dibandingkan tahun 2015 pada tahun 2016 terjadi peningkatan penerimaan pajak
reklame dengan total penerimaaan sebesar Rp 12.285.507.291.
Pada tahun 2017 penerimaan terendah terjadi pada bulan juni sebesar
Rp 819.837.519, karena pada bulan juni dikeluarkan kebijakan baru terkait dengan
penyelenggaraan reklame sehingga penerimaan pajak reklamepun ikut mengalami
penurunan. Penerimaan tertinggi sebesar Rp 2.840.331.912 terjadi pada bulan
desember, karena semakin meningkatnya pemasangan reklame oleh pengusaha-
pengusaha untuk menawarkan produknya agar dapat mencapai target yang mereka
harapkan di akhir tahun. Penerimaan pada tahun ini mengalami peningkatan yang
cukup signifikan sebesar Rp 21.820.258.691.
50
3.2.2. Data Penerimaan Pajak Daerah pada Unit Pelayanan Pajak dan
Retribusi Daerah (UPPRD) Tebet Tahun 2014 hingga Tahun 2017.
Pajak daerah Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet selama
tahun 2014 hingga tahun 2017 merupakan variabel dependen atau variabel
tergantung dalam penelitian ini. Berikut data pajak daerah yang diperoleh dari
sumber Internal Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet :
Tabel III.2
Penerimaan Pajak Daerah tahun 2014 hingga tahun 2017
(dalam satuan Rupiah)
Bulan Tahun
2014 2015 2016 2017
Januari 3.627.547.547 4.774.791.760 4.502.586.071 22.309.855.352
Februari 6.613.177.684 6.067.296.338 6.887.346.021 23.207.030.619
Maret 9.842.725.817 11.695.144.975 10.722.734.129 33.800.991.436
April 14.679.858.253 8.361.573.485 14.228.188.164 38.958.720.888
Mei 8.741.336.457 17.120.283.939 23.053.677.627 34.606.792.576
Juni 11.597.035.022 12.372.376.499 32.224.472.844 24.922.559.279
Juli 15.537.578.339 23.217.434.725 11.244.342.313 41.615.229.987
Agustus 83.257.441.043 85.279.133.405 62.678.748.279 118.954.195.199
September 9.600.848.821 11.449.471.406 10.111.523.941 31.125.439.251
Oktober 10.595.093.938 10.096.389.107 18.085.161.402 27.541.411.934
November 13.850.091.628 11.302.575.217 20.545.641.673 26.994.549.786
Desember 24.520.159.026 18.351.868.088 13.223.048.416 35.153.084.512
Total 212.462.893.575 220.088.338.944 227.507.470.880 459.189.860.819
Sumber :Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet.
Pada tahun 2014 penerimaan pajak daerah terendah terjadi pada bulan
januari sebesar Rp 3.627.547.547, sedangkan penerimaan tertinggi terjadi pada
bulan agustus sebesar Rp 83.257.441.043. Total penerimaan pajak daerah tahun
2014 sebesar Rp 212.462.893.575.
Pada tahun 2015 penerimaan terendah terjadi pada bulan januari sebesar
Rp 4.774.791.760. Pada bulan agustus terjadi peningkatan yang signifikan sekaligus
menjadi penerimaan pajak daerah yang tertinggi sepanjang tahun 2015 yaitu sebesar
51
Rp 85.279.133.405. Total penerimaan pada tahun ini sebesar Rp 220.088.338.944,
terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan total penerimaan pajak daerah pada
tahun 2014 meskipun tidak signifikan.
Pada tahun 2016 penerimaan terendah terjadi pada bulan januari yaitu
sebesar Rp 4.502.586.071. Pada bulan agustus terjadi peningkatan yang sangat
signifikan dan menjadi penerimaan tertinggi selama tahun 2016 yaitu sebesar
Rp 62.678.748.279. Terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya dengan
total penerimaan pada tahun 2016 adalah sebesar Rp 227.507.470.880.
Pada tahun 2017 penerimaan terendah terjadi pada bulan januari sebesar
Rp 22.309.855.352. Pada bulan agustus terjadi peningkatan penerimaan pajak
daerah secara signifikan dan merupakan penerimaan tertinggi yaitu sebesar
Rp 118.954.195.199. Pada tahun 2017 terjadi peningkatan penerimaan yang
signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 459.189.860.819.
Hal ini disebabkan pada tahun 2017 pemungutan pajak daerah menjadi 9 jenis
sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya hanya 4 jenis pajak daerah yang dipungut.
3.2.3. Variabel X dan Variabel Y
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengujian dan analisis data
maka peneliti menyederhanakan data penelitian menggunakan logaritma natural
(LN) pada aplikasi microsoft excel sebagai berikut :
Tabel III.3
Data variabel X dan variabel Y yang disederhanakan dengan LN
Masa Penerimaan Pajak
Reklame (X) LN X
Penerimaan Pajak
Daerah (Y) LN Y
Januari 2014 421.062.871 19,86 3.627.547.547 22,01
Febuari 2014 544.361.315 20,12 6.613.177.684 22,61
Maret 2014 709.915.636 20,38 9.842.725.817 23,01
April 2014 812.201.233 20,52 14.679.858.253 23,41
52
Mei 2014 647.447.215 20,29 8.741.336.457 22,9
Juni 2014 889.764.501 20,61 11.597.035.022 23,17
Juli 2014 777.060.814 20,47 15.537.578.339 23,47
Agustus 2014 952.206.138 20,67 83.257.441.043 25,15
September 2014 1.173.896.318 20,88 9.600.848.821 22,99
Oktober 2014 959.680.816 20,68 10.595.093.938 23,08
November 2014 1.516.233.109 21,14 13.850.091.628 23,35
Desesember 2014 1.585.939.460 21,18 24.520.159.026 23,92
Januari 2015 754.271.314 20,44 4.774.791.760 22,29
Febuari 2015 771.507.417 20,46 6.067.296.338 22,53
Maret 2015 892.520.247 20,61 11.695.144.975 23,18
April 2015 549.906.178 20,13 8.361.573.485 22,85
Mei 2015 425.213.378 19,87 17.120.283.939 23,56
Juni 2015 528.221.825 20,09 12.372.376.499 23,24
Juli 2015 576.751.591 20,17 23.217.434.725 23,87
Agustus 2015 513.452.679 20,06 85.279.133.405 25,17
September 2015 772.893.522 20,47 11.449.471.406 23,16
Oktober 2015 645.939.835 20,29 10.096.389.107 23,04
November 2015 1.167.695.934 20,88 11.302.575.217 23,15
Desesember 2015 723.501.125 20,4 18.351.868.088 23,63
Januari 2016 651.180.570 20,29 4.502.586.071 22,23
Febuari 2016 286.821.262 19,47 6.887.346.021 22.65
Maret 2016 497.677.002 20,03 10.722.734.129 23,1
April 2016 745.807.885 20,43 14.228.188.164 23,38
Mei 2016 941.091.607 20,66 23.053.677.627 23,86
Juni 2016 1.067.220.854 20,79 32.224.472.844 24,2
Juli 2016 710.670.987 20,38 11.244.342.313 23,14
Agustus 2016 1.540.175.979 21,16 62.678.748.279 24,86
September 2016 1.670.314.724 21,24 10.111.523.941 23,04
Oktober 2016 1.061.794.669 20,78 18.085.161.402 23,62
November 2016 1.700.080.763 21,25 20.545.641.673 23,75
Desesember 2016 1.412.670.989 21,07 13.223.048.416 23,31
Januari 2017 2.535.659.215 21,65 22.309.855.352 23,83
Febuari 2017 1.751.145.317 21,28 23.207.030.619 23,87
Maret 2017 1.346.070.203 21,02 33.800.991.436 24,24
April 2017 1.624.296.820 21,21 38.958.720.888 24,39
Mei 2017 1.357.369.023 21,03 34.606.792.576 24,27
Juni 2017 819.837.519 20,52 24.922.559.279 23,94
Juli 2017 837.720.442 20,55 41.615.229.987 24,45
Agustus 2017 2.806.164.949 21,76 118.954.195.199 25,5
September 2017 2.293.000.371 21,55 31.125.439.251 24,16
Oktober 2017 1.611.157.602 21,2 27.541.411.934 24,04
November 2017 1.997.505.318 21,42 26.994.549.786 24,02
Desember 2017 2.840.331.912 21,77 35.153.084.512 24,28
Jumlah 53.417.410.453 993,2 1.119.248.564.218 1130,87
Sumber: data yang telah diolah penulis.
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis baik secara
manual maupun menggunakan program aplikasi SPSS versi 21 maka
peneliti menggunakan tabel penolong yang dikelola menggunakan aplikasi
microsoft excel sebagai berikut:
53
Tabel III.4
Tabel penolong variabel X dan variabel Y
No X Y XY X2 Y
2
1 19,86 22,01 437,12 394,35 484,52
2 20,12 22,61 454,85 404,62 511,32
3 20,38 23,01 468,96 415,37 529,46
4 20,52 23,41 480,26 420,88 548,02
5 20,29 22,89 464,43 411,63 524,01
6 20,61 23,17 477,53 424,63 537,03
7 20,47 23,47 480,38 419,06 550,68
8 20,67 25,15 519,86 427,43 632,28
9 20,88 22,99 480,01 436,12 528,32
10 20,68 23,08 477,42 427,75 532,86
11 21,14 23,35 493,64 446,88 545,3
12 21,18 23,92 506,79 448,78 572,3
13 20,44 22,29 455,57 417,85 496,69
14 20,46 22,53 460,97 418,77 507,43
15 20,61 23,18 477,78 424,75 537,43
16 20,13 22,85 459,8 405,03 521,98
17 19,87 23,56 468,16 394,74 555,24
18 20,09 23,24 466,75 403,41 540,04
19 20,17 23,87 481,49 406,95 569,69
20 20,06 25,17 504,81 402,27 633,49
21 20,47 23,16 474,01 418,84 536,44
22 20,29 23,04 467,3 411,53 530,63
23 20,88 23,15 483,3 435,9 535,84
24 20,4 23,63 482,1 416,14 558,52
25 20,29 22,23 451,1 411,86 494,08
26 19,47 22,65 441,15 379,25 513,16
27 20,03 23,1 462,5 401,02 533,41
28 20,43 23,38 477,62 417,38 546,55
29 20,66 23,86 493,03 426,94 569,35
30 20,79 24,2 502,99 432,15 585,45
31 20,38 23,14 471,7 415,41 535,6
32 21,16 24,86 525,94 447,54 618,08
33 21,24 23,04 489,22 450,98 530,7
34 20,78 23,62 490,87 431,94 557,83
35 21,25 23,75 504,69 451,73 563,87
36 21,07 23,31 491,01 443,89 543,13
37 21,65 23,83 515,97 468,88 567,79
38 21,28 23,87 507,99 452,99 569,67
39 21,02 24,24 509,61 441,86 587,76
40 21,21 24,39 517,18 449,79 594,67
41 21,03 24,27 510,31 442,21 588,9
42 20,52 23,94 491,34 421,26 573,08
43 20,55 24,45 502,39 422,15 597,89
44 21,76 25,5 554,8 473,28 650,35
45 21,55 24,16 520,75 464,54 583,77
46 21,2 24,04 509,63 449,45 577,87
47 21,42 24,02 514,37 458,61 576,91
48 21,77 24,28 528,57 473,81 589,66
Total 993,16 1.130,84 23.408,1 20.562,6 26.669,04
Sumber : data yang telah diolah penulis.
54
3.3. Analisis Penerimaan Pajak Reklame (X) terhadap Penerimaan Pajak
Daerah (Y) Unit Pelayanan pajak dan Retribusi Daerah Tebet tahun
2014 hingga tahun 2017.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan, pengaruh dan
persamaan regresi variabel bebas penerimaan pajak reklame (X) terhadap variabel
terikat penerimaan pajak daerah pada Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah
Tebet (Y) tahun 2014 hingga tahun 2017 dengan uji korelasi yaitu product moment
pearson, uji determinasi dan persamaan regresi menggunakan uji regresi linear
sederhana, dan uji t dengan melakukan perhitungan secara manual maupun
menggunakan aplikasi SPSS Versi 21.
3.3.1. Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi bertujuan untuk menunjukkan adanya hubungan antara
penerimaan pajak reklame (X) dan penerimaan pajak daerah (Y) Unit Pelayanan
Pajak dan Retribusi Daerah Tebet selama tahun 2014 hingga tahun 2017. Dalam uji
korelasi ini peneliti menetapkan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Tidak Ada hubungan yang signifikan antara penerimaan pajak reklame
terhadap penerimaan pajak daerah di Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi
Daerah Tebet selama tahun 2014 hingga tahun 2017.
H1 : Ada hubungan yang signifikan antara penerimaan pajak reklame terhadap
penerimaan pajak daerah di Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet
selama tahun 2014 hingga tahun 2017.
Berdasarkan hipotesis di atas maka kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. jika nilai sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
2. jika nilai sig < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
55
Hasil uji korelasi pengolahan data secara manual sebagai berikut :
rxy=n ∑XY − ∑X ∑Y
𝑛 ∑𝑋2 −(∑X)2 𝑛 ∑𝑌2 −(∑Y)2
rxy=48 23.408,1 − 993,16 1.130,84
48 20.562,6 −(993,16)2 48 26.669,04 −(1.130,84)2
rxy=1.123.587−1.123.102
987.005−986.371 1.280.114−1.278.787
rxy=484
634 1.327
rxy=484
25,18 𝑥 36,42
rxy=484
917,32
rxy= 0,528
Hasil uji korelasi menggunakan aplikasi SPSS versi 21 sebagai berikut :
Tabel III.5
Hasil Uji Koefisen Korelasi menggunakan aplikasi SPSS Versi 21
Correlations
Pajak Reklame UPPRD
Tebet
Pajak Daerah UPPRD Tebet
Pajak Reklame
UPPRD Tebet
Pearson Correlation 1 ,528**
Sig. (2-tailed)
,000
N 48 48
Pajak Daerah
UPPRD Tebet
Pearson Correlation ,528**
1
Sig. (2-tailed) ,000
N 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pada tabel uji koefisien korelasi di atas, besarnya hubungan antara pajak
reklame dan penerimaan pajak daerah Tebet dapat diketahui melalui nilai koefisien
56
korelasinya yaitu sebesar 0,528. Hal ini menunjukkan hubungan yang cukup kuat
sesuai dengan tabel interprestasi koefisien korelasi. Arah hubungan antara kedua
variabel adalah positif artinya semakin besar penerimaan pajak reklame
menyebabkan semakin besar penerimaan pajak daerah. Demikianpula sebaliknya
makin kecil penerimaan pajak reklame menyebabkan semakin kecil penerimaan
pajak daerah. Hubungan antara variabel juga dapat dilihat pada sig (2-tailed). Nilai
probabilitas sig (2-tailed) adalah 0,000 < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak
artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pajak reklame dan pajak daerah
Tebet. Dapat disimpulkan bahwa korelasi antara pajak reklame dan pajak daerah
Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet selama tahun 2014 hingga tahun
2017 adalah hubungan yang signifikan, cukup kuat dan searah.
3.3.2. Uji Koefisien Determinasi
Uji determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh
penerimaan pajak reklame (X) terhadap penerimaan pajak daerah (Y) Unit Pelayanan
Pajak dan Retribusi Daerah Tebet selama tahun 2014 hingga tahun 2017. Dalam uji
determinasi ini penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Tidak Ada pengaruh yang signifikan antara penerimaan pajak reklame
terhadap penerimaan pajak daerah di Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi
Daerah Tebet selama tahun 2014 hingga tahun 2017.
H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara penerimaan pajak reklame terhadap
penerimaan pajak daerah di Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet
selama tahun 2014 hingga tahun 2017.
Berdasarkan hipotesis di atas maka kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:
57
1. jika nilai sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
2. jika nilai sig < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Berikut hasil uji determinasi data secara manual sebagai berikut:
KD = R2
X 100%
KD = 0,5282
X 100%
KD = 27,9%
Hasil uji determinasi melalui analisis regresi linear sederhana mengunakan
aplikasi SPSS versi 21 sebagai berikut :
Tabel III.6
Hasil Uji Koefisen Determinasi menggunakan aplikasi SPSS Versi 21
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R
Square
Change
F
C`hange df1 df2
Sig. F
Change
1 ,528 ,279 ,263 ,65832 ,279 17,785 1 46 ,000 1,566
a. Predictors: (Constant), Pajak Reklame UPPRD Tebet
b. Dependent Variable: Pajak Daerah UPPRD Tebet
Nilai R Square pada tabel III.6 adalah sebesar 0,279. Angka R Square
digunakan untuk menentukan koefisien determinasi (KD= r2 x 100%). Hal ini
berarti sebesar 27,9% (0,279 x 100%) dari penerimaan Pajak daerah Tebet dijelaskan
oleh Penerimaan dari pajak reklame. Sementara sisanya yaitu 72,1% (100 – 27,9%)
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Dengan kata lain, besarnya
pengaruh pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah pada Unit Pelayanan
Pajak dan Retribusi Daerah Tebet adalah sebesar 27,9% dan sisanya sebesar 72,1%
dipengaruhi oleh faktor lain di luar model regresi ini. Pengaruh pajak reklame
58
terhadap penerimaan pajak daerah Tebet juga dapat dilihat pada sig f change. Nilai
probabilitas sig f change pada uji determinasi adalah sebesar 0,000 < 0,05 maka H1
diterima dan H0 ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pajak
reklame dan pajak daerah Tebet. Dapat disimpulkan bahwa pajak reklame
berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak daerah Unit Pelayanan
Pajak dan Retribusi Daerah Tebet tahun 2014 hingga tahun 2017 sebesar 27,9%.
3.3.3. Uji Persamaan Regresi
Tabel Anova pada uji regresi sederhana bertujuan untuk mengetahui apakah
ada persamaan yang signifikan antara pajak reklame (X) dan penerimaan pajak
daerah (Y) Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet selama tahun 2014
sampai dengan tahun 2017. Dalam pengujian ini penulis menentukan hipotesis
sebagai berikut :
H0 : Persamaan regresi yang terbentuk antara penerimaan pajak reklame dan
penerimaan pajak daerah di Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet
selama tahun 2014 hingga tahun 2017 tidak signifikan.
H1 : Persamaan regresi yang terbentuk antara penerimaan pajak reklame dan
penerimaan pajak daerah di Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet
selama tahun 2014 hingga tahun 2017 bersifat signifikan.
Berdasarkan hipotesis diatas, maka kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. jika nilai sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak,
2. jika nilai sig < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak.
Hasil uji tabel Anova dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 21 sebagai
berikut :
59
Tabel III.7
Hasil Uji Anova menggunakan aplikasi SPSS Versi 21
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 7,708 1 7,708 17,785 ,000b
Residual 19,936 46 ,433
Total 27,644 47
a. Dependent Variable: Pajak Daerah UPPRD Tebet
b. Predictors: (Constant), Pajak Reklame UPPRD Tebet
Dari tabel III.7 di atas diketahai bahwa nilai sig (probabilitas) 0,000 < 0,05
H1 diterima dan H0 ditolak artinya terdapat persamaan regresi yang signifikan antara
pajak reklame dan pajak daerah Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet
tahun 2014 sampai dengan 2017.
Untuk mengetahui persamaan regresi sederhana terlebih dahulu kita mencari
koefisien a dan b, sebagai berikut:
a =∑Y∑𝑋2−∑X∑XY
𝑛 ∑𝑋2−(∑X)2
a =1.130,84 x 20.562,6 − 993,16 x 23.408,1
48 𝑥 20.562,6 − (993,16)2
a =23.252.913−23.247.994
987.005,5−986.371,3
a =4.818,32
634,18
a = 7,755441
Nilai a dibulatkan menjadi 7,755. Sedangkan perhitungan nilai b sebagai berikut :
b =n∑XY −∑X∑Y
𝑛 ∑𝑋2−(∑X)2
b =48 x 23.408 − 993,2 x 1.131
48 𝑥 20.563 −(993,2)2
60
b =1.123.587 – 1.103.102
987.005,5−986.371,3
b =484,381
634,18
b = 0,76379.
Nilai b dibulatkan menjadi 0,764.
Tabel Cofficients pada uji regresi sederhana digunakan untuk membuat
persamaan regresi sederhana. Tabel Cofficients melalui uji regresi sederhana dengan
menggunakan aplikasi SPSS versi 21 sebagai berikut :
Tabel III.8
Hasil Uji Koefisien Regresi Sederhana menggunakan SPSS Versi 21
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7,755 3,749 2,069 ,044
Pajak Reklame
UPPRD Tebet ,764 ,181 ,528 4,217 ,000
Dependent Variable: Pajak Daerah UPPRD Tebet
Pada tabel Coefficients diatas diketahui nilai konstanta a adalah sebesar 7,755
dan nilai koefisien b adalah sebesar 0,764 maka dapat diperoleh persamaan regresi
sederhana : Y = 7,755 + 0,764X.
Setelah diketahui persamaan regresi maka dapat disimpulkan bahwa
konstanta a adalah sebesar 7,755 dapat diartikan jika penerimaan pajak reklame
nilainya sama dengan nol (0) maka penerimaan pajak daerah pada Unit Pelayanan
Pajak dan Retribusi Daerah Tebet adalah sebesar 7,755. Nilai koefisien b adalah
sebesar 0,764 dapat diartikan jika setiap peningkatan penerimaan pajak reklame
sebesar 1 maka penerimaan pajak daerah pada Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi
Daerah Tebet adalah sebesar 0,764.
61
3.3.4. Uji T
Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas penerimaan pajak
reklame (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat penerimaan pajak
daerah (Y) pada Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet. Dalam pengujian
ini penulis menentukan hipotesis sebagai berikut :
H0 :Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penerimaan pajak reklame
terhadap penerimaan pajak daerah di Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi
Daerah Tebet tahun 2014-2017.
H1 :Ada pengaruh yang signifikan antara penerimaan pajak reklame terhadap
penerimaan pajak daerah di Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet
tahun 2014-2017.
Berdasarkan hipotesis diatas, untuk mengetahui adanya pengaruh yang
signifikan melalui uji t, kriteria yang dibuat oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. jika nilai thitung > ttabel , maka H0 ditolak dan H1 diterima.
2. jika nilai thitung < ttabel , maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Hasil uji t pengolahan data secara manual sebagai berikut :
t =r n − 2
1 − 𝑟2
t =0,528 48 − 2
1 − 0,5282
t =0,528 46
1 − 0,279
t =3,58
0,85
t = 4,217
Hasil uji t dengan menggunakan aplikasi SPSS V 21 sebagai berikut:
62
Tabel III.9
Hasil Uji t menggunakan aplikasi SPSS Versi 21
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7,755 3,749 2,069 ,044
Pajak Reklame
UPPRD Tebet ,764 ,181 ,528 4,217 ,000
a. Dependent Variable: Pajak Daerah UPPRD Tebet
Dari tabel III. 9 di atas diketahai nilai thitung adalah 4,217. Sedangkan nilai ttabel
dengan derajat kebebasan 46 (df = n-2 = 48-2 ) dan tingkat signifikasi 0,05 adalah
sebesar 1.679. Nilai thitung > nilai ttabel sebesar 4,217 > 1.679, maka H0 ditolak dan
H1 diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pajak reklame dan pajak
daerah Unit Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah Tebet tahun 2014-2017. Untuk
mengetahui daerah penerimaan dan penolakan uji hipotesis dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar III.2 Kurva Uji T Satu arah (Kanan)
nilai thitung adalah 4,217 berada di daerah kritis (daerah yang di arsir) yang
merupakan daerah penolakan H0 dan penerimaan H1, artinya bahwa ada pengaruh
yang signifikan pajak reklame terhadap pajak daerah UPPRD Tebet.