bab iii pandangan warga jemaat terhadap pendeta...

18
26 BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA YANG BERSUAMIKAN PELAUT DI KLASIS INBAR JAKARTA. III.1 Sekilas Tentang Jemaat-Jemaat GMIST Jakarta merupakan kota yang ramai dan mempunyai pola kehidupan yang beraneka ragam budaya.Menghargai serta toleransi antara satu dengan yang lain adalah kunci untuk hidup di Jakarta. Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST sangat beraneka ragam, namundidominasi oleh etnis yang berasal dari kepulauan Sangihe. Dimana 70% warga jemaat GMIST kebanyakan berasal dari kepulauan Sangihe, sisanya Jawa,Batak, Manado, dll dengan latar belakang pekerjaan terbanyak adalah pekerja kantoran/karyawan,selain ituada juga yang bekerja sebagai, pelaut, guru, dokter, dll. Dengan melihat keadaan tersebut jemaat mempunyai latar belakang yang berbeda satu sama lainnya.Wilayah pelayanan GMIST INBAR Jakarta terbagi dalam 11wilayah, diantaranya jemaat-jemaatdalam lingkup GMISTInbar: Bait Allah (Cempaka Putih), Betlehem (Tj Priok), Depok, Ebenhaezer (Tangerang), Filadelphia, Galilea (Tj Priok),Mahanaim (Tj Priok), Nazareth (Tj Priok), Sisaremase, Torsina, Zaitun (Kramat Raya). 1 Sejarah berdirinya GMIST Inbar, yaitu berdiri pada tanggal 25 Mei 1947, di Jalan Gang Areng, Jakarta Pusat, dalam pertemuan merayakan penyerahan gereja dari Het Sangi en Talaut Comite kepada pimpinan pribumi di Tahuna, masyarakat awam Sangihe Talaud di Jakarta membentuk suatu persekutuan yang dinamaiGereja 1 Buku Sejarah berdirinya GMIST (inventaris gereja),1

Upload: phamdang

Post on 07-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

26

BAB III

PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA YANG BERSUAMIKAN PELAUT

DI KLASIS INBAR JAKARTA.

III.1 Sekilas Tentang Jemaat-Jemaat GMIST

Jakarta merupakan kota yang ramai dan mempunyai pola kehidupan yang

beraneka ragam budaya.Menghargai serta toleransi antara satu dengan yang lain

adalah kunci untuk hidup di Jakarta. Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST

sangat beraneka ragam, namundidominasi oleh etnis yang berasal dari kepulauan

Sangihe. Dimana 70% warga jemaat GMIST kebanyakan berasal dari kepulauan

Sangihe, sisanya Jawa,Batak, Manado, dll dengan latar belakang pekerjaan terbanyak

adalah pekerja kantoran/karyawan,selain ituada juga yang bekerja sebagai, pelaut,

guru, dokter, dll. Dengan melihat keadaan tersebut jemaat mempunyai latar

belakang yang berbeda satu sama lainnya.Wilayah pelayanan GMIST INBAR Jakarta

terbagi dalam 11wilayah, diantaranya jemaat-jemaatdalam lingkup GMISTInbar:

Bait Allah (Cempaka Putih), Betlehem (Tj Priok), Depok, Ebenhaezer (Tangerang),

Filadelphia, Galilea (Tj Priok),Mahanaim (Tj Priok), Nazareth (Tj Priok), Sisaremase,

Torsina, Zaitun (Kramat Raya).

1Sejarah berdirinya GMIST Inbar, yaitu berdiri pada tanggal 25 Mei 1947, di

Jalan Gang Areng, Jakarta Pusat, dalam pertemuan merayakan penyerahan gereja

dari Het Sangi en Talaut Comite kepada pimpinan pribumi di Tahuna, masyarakat

awam Sangihe Talaud di Jakarta membentuk suatu persekutuan yang dinamaiGereja

1 Buku Sejarah berdirinya GMIST (inventaris gereja),1

Page 2: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

27

Masehi Injili Taloda (GMST).Gereja yang tidak mempunyai pendeta ini, diketuai oleh

A. D. Kansil. Pelayanan gerejaninya dilakukan oleh Pdt. Takaleluman dari Gereja

Kristen Pasundan & Pdt. Mohede, pendeta tentara dari Bogor.

Segera GMST ini menulis surat ke Pdt. J. Salawati, Ketua Sinode GMIST di Tahuna,

memohon bergabung dengan GMIST. Permohonan ini baru dikabulkan pada Sidang

Sinode Lengkap GMIST ke dua pada 24 Juli 1948 di Ulu Siau. Tata Dasar GMIST

direvisi dengan menambahkan pasal: Jemaat diluar kepulauan Sangihe Talaud yang

dinamakan “jemaat luar biasa selaku satu Klassis”. Demikianlah GMST diubah

menjadi GMIST Klasis Luar Biasa, dan pada akhirnya di tahun 1948 berkantor

diJalan Kramat Raya65.Pemerintah Belanda , melalui Zendeling Consulaat, tanggal 5

Februari 1949, mengakui keberadaan GMIST Klasis Luar Bias itu. Ketika ketua klasis

dipegang oleh Pdt. Ds. L. J. Janis (yang merangkap sebagai pendeta GKP),

pemerintah Belanda meminta GMIST melayani tentara KNIL asal Sangihe Talaud di

Cimahi.

2Terbentuklah Jemaat GMIST Bandung dan pada tahun 50-an dan 60-an

merupakan tahun penuh pergumulan. Pada tanggal 26 Mei 1958, Pdt. G. Horoni

sebagai Ketua Klasis Istimewa, memutuskan membentuk Jemaat GMIST Tanjung

Priok, yang kemudian bernama Jemaat Mahanaim. Gedung Kramat Raya 65 menjadi

salah satu pusat partai Parkindo, dimana anggota jemaat ikut dalam kampanye

Pemilihan Umum. Pada 1960 Ketua Sinode Pdt. P. Lantemona mengubah nama

Klasis Istimewa menjadi Klasis Jawa Barat Jakarta. GMIST mendapat pendeta penuh

waktu yaitu Pdt. G. Horoni, Pdt. E. Barakati dan Pdt. Kaumbur.

2Buletin GMIST 2013

Page 3: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

28

Tahun 1963 GMIST ikut mensukseskan GANEFO dalam paduan suara bersama

gereja – gereja di Jakarta. Tahun 1965, ditengah pergolakan G30-S PKI, anggota

majelis dilengkapi identitas berupa kartu anggota, demi melindunginya dari aksi

culik – menculik. Dalam periode ini terjadi beberapa skisma. Di GMIST Bandung

terbentuk Jemaat Sangihe Talaud yang bernaung di bawah Gereja Kristen Pasundan.

Di GMIST Jakarta terbentuk Jemaat GMIST Merdeka. Namun kedua jemaat itu hilang

ditelan masa. Hanya satu skisma yang berubah menjadi pengembangan, yakni

jemaat Jakarta yang terpecah menjadi Jemaat Kramat 65 (kemudian menjadi GMIST

Bait Allah) dan Jemaat Aula SMA PSKD (kemudian menjadi GMIST Zaitun). Daripada

itu di Surabaya terbentuk jemaat baru yaitu GMIST Jemaat Torsina. Tahun 70an dan

80an, merupakan tahun konsolidasi. Nama GMIST Klasis Jawa Barat Jakarta diubah

menjadi GMIST Resort D. nama ini pun kemudian diubah menjadi GMIST Resort

Inbar. 3

Kantor Resort dari Kramat Raya 65 dipindahkan ke Jalan Enggano 52,

kemudian ke Jalan Cempaka Putih II/29. Dengan datangnya Pdt. E. J. Salamate STh

dari Sangihe Talaud, administrasi GMIST mulai dirapikan. Majelis gereja dibagi

menjadi Penatua dan Syamast. Ada program kerja, ada Rapat Rutin berupa sidang

antar jemaat yang kemudian bernama Sidang Resort. Pdt. E. J. Salamate STh

diangkat menjadi Ketua Resort Inbar kemudian Pdt. S. P. Mangempuge STh dan

kembali ke Pdt. G. Horoni. GMIST pun berkembang, jemaat – jemaat baru mulai

terbentuk, di Tanjung Priok terbentuk Jemaat Nazareth, Betlehem dan Galilea, di

Depok , Jemaat Depok, di Surabaya jemaat Mesias dan Ikhtus, di Medan Jemaat

3Ibid,..4

Page 4: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

29

Filadelfia. Tahun 90an dan 2000an merupakan tahun pembangunan. Dalam periode

ini terbentu 3 jemaat baru yaitu: Sisaremase Makasar, Ebenhaezer Tangerang dan

Dioskuri Batam. Beberapa jemaat membangun gedung gereja dengan keramik,

melengkapinya dengan AC dan mengadakan kendaraan untuk pelayanan. Semua

jemaat telah mempunyai Pastori hanya kantor Resort yang belum terbangun. Di

bawah kepemimpinan Pdt. G. Horoni kantor GMIST Resort Inbar dipindahkan lagi ke

Jalan Enggano 52 Tanjung Priok. Kemudian pimpinan Resort Pdt. G. Horoni diganti

ke Pdt. J. Talimbekas. Ketika Pdt. J. Talimbekas sakit, maka ia diganti oleh Pnt. M.

Manumpil dan diselesaikan masa periode kerjanya oleh Pdt. G. D. Bawengan MTh,

sebagai Pejabat Sementara Ketua Resort.Dalam kepemimpinan Pdt. Jelds Panggulu,

sertifikat tanah Mahanaim dan Betlehem berhasil diperoleh. Kini kepemimpinan

GMIST Resort Inbar dipegang oleh Pdt. G. D. Bawengan dengan Sekretaris, Pdt. A. I.

Lantemona Salendah, S.Th, kantor GMIST Resort Inbar dilaksanakan

pembangunannya.Sehingga berdirilah gereja GMIST Inbar hingga saat ini menjadi

10 wilayah.

III.2 Tugas Pelayanan Pendeta GMIST Inbar

Sebagai seorang pendeta GMIST yang di mana penempatan setiap 5

tahunnyaakan mengalami mutasi atau perputaran pindah gereja dan jemaat juga

agak sulit dialami oleh sebagian dari para pendeta.4Diantaranya harus mengalami

adaptasi dengan jemaat baru dan adaptasi dengan lingkungan tempat tinggal yang

baru.Rata-rata pendeta yang bersuamikan pelaut sudah melayani kurang lebih 10-

15 tahun sebagai seorang pendeta perempuan.Sebagai seorang pelayan dan

4 Tata cara dan pelayanan GMIST (inventaris gereja),5

Page 5: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

30

pengerja Allah, pekerjaan sesulit apapun harus dilakukan karena sudah menjadi

tanggung jawab dari Allah sendiri kepada para pengerjanya untuk memberitakan

injil.Para pendeta ini merasa sangat sukacita diberikan tanggung jawab untuk

memimpin gereja Allah. Di setiap gereja satu dengan gereja yang lain sering

mengalami suatu masalah dan setiap gereja mempunyai masalahnya masing-masing

baik dari luar ataupun dari dalam.

5Umur pendeta yang melayani di GMIST Inbar rata-rata berumur 40 tahun,

ialah mereka yang bersuamikan pelaut. Dan rata-rata usia pernikahan mereka 10-15

tahun. Mereka merasa pada waktu menikah dengan seorang pelaut ada konsekuensi

yang harus mereka terima dan itu menjadi suatu pergumulan bagi mereka. Rasa

cemas, khawatir, keragu-raguan, kewaspadaan dan lain sebagainya menurut mereka

rasa seperti itu kerap kali ada di dalam pikiran mereka. Jarak dan waktu membuat

mereka kesulitan dalam berkomunikasi, padahal menurut mereka komunikasi

antara pasangan sangatlah penting menunjang kehidupan keluarga.Tetapi keragu-

raguan tersebut dapat mereka atasi sejalan dengan iman yang menjadi kekuatan

mereka.Iman yang menguatkan antara suami dengan istri sehingga istri bisa

menjadi kepala keluarga pada saat suami menjalankan tugasnya. Terkadang mereka

juga sering merasakan suatu kesedihan pada saat ditinggal suami takala sedang

sakit atau membutuhkan seorang untuk sharing, tetapi karena Firman Tuhan lebih

kuat untuk menghibur maka salah satu cara yang sering dilakukan adalah hanya

berdoa dan berharap di mana Tuhan akan melakukan sesuatu yang terbaik bagi

kehidupan keluarga.

5 Hasil wawancara dari sekertaris sinode(12 jan13)

Page 6: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

31

Membahas mengenai pelayanan gereja, GMIST mempunyai 10wilayah yang

tersebar di Jakarta dan setiap gereja masing-masing mempunyai pengerja atau

pelayan masing-masing. Berikut ini penulis mencatat beberapa nama pengerja atau

pelayan yang telah melayani di GMIST Inbar, di antaranya :Jelds Panggulu,

Ny Salamate Yoseph, Ny. Hanock Kansil, Ny. Pulisir Schlwick, Ny Manumpil Gunena,

Ny. Misa Awaeh, Glorius Dtr. Bawengan, Ny. Mezakh Dalegi, Ny. Lantemona Salenda,

Welman Boba, Merry Makangiras, Sonny Dandel.Sedangkan pengerja di resort ada

beberapa pengerja yang melayani, diantaranya : Glorius Dtr. Bawengan (Ketua),

Penius Tingkue (Wakil Ketua), Ny. Lantemona Salenda (Sekretaris), W. Ch. Harman

(Bendahara). Sedangkan anggotanya adalah :Ny. Mezakh Dalegi, Ny. Misa Awaeh,

Ny. Mozes Mule, David Taga, Pritmon Tondolambung.

Di dalam pelayanannya pendeta dibantu oleh para mejelis, diaken, aktifis

gereja serta seluruh warga jemaat. Menurut tata gereja GMIST, adapun tugas-tugas

dari pendeta GMIST Inbar adalah :

1. Yang dimaksud dengan penghentar Jemaat dalam peraturan ini ialah dua

pejabat sebagaimana dimaksud dalam Tata Dasar Gereja Masehi Injili Sangihe

Talaude BAB IX pasal 24 ayat (1) a dan ayat (1) b; yakni Pendeta dan Guru Jemaat

2. Kedua Pejabat yang disebutkan pada ayat (1) di atas adalah pelayan Gereja

yang mempunyai tugas dan ruang lingkup kerja masing-masing namun terpadu dan

terjalin dalam satu kesatuan pelayanan sesuai panggilan masing-masing. Artinya

seorang pendeta GMIST yang sudah diangkat atau ditabiskan menjadi seorang

pendeta diberikan tugas di dalam satu lingkup gereja, tetapi juga diberi tugas untuk

Page 7: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

32

melayani gereja lingkup lain, misalnya pada saat tukar mimbar minggu atau

memberikan ceramah pada gereja lingkup lain.

3. Berdasarkan pentahbisan dan ikrar pelayanannya maka setiap Penghentar

Jemaat terikat dan berkewajiban untuk mentaati semua ketentuan dan peraturan

yang dikeluarkan oleh gereja.6

II. 1 Pendeta dan tugasnya di Lingkungan GMIST:

1. Pendeta ialah mereka yang diangkat dan diteguhkan dalam jabatan tersebut

dengan suatu Surat Keputusan Badan Pekerja Sinode Gereja Masehi Injili Sangihe

Talaud. Artinya menjadi seorang pendeta telah melaui proses sidone GMIST. Sinode

yang menentukan di mana pendeta akan menjalani pelayannnya.

2. Pengangkatan Pendeta sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal 2 di atas

dilaksanakan dengan memperhatikan permohonan dari yang bersangkutan, surat

keterangan lulus dari pendidikan Teologia yang diakui oleh Gereja Masehi Injili

Sangihe Talaud, riwayat hidup dan surat-surat lain sesuai ketentuan Badan pekerja

Sinode Gereja Masehi Injili Sangihe Talaude. Menjadi seorang pendeta, sebelumnya

melalui pendidikan teologia, menjalani pendidikan di teologia yang telah

direkomendasikan oleh sinode.

II.2 Penggolongan Pendeta

Sesuai ruang lingkup pelayanan dan tugasnya maka dalam Gereja Masehi

InjilSangihe Talaud terdapat:

6 Peraturan Tata Gereja tahun 1983,140

Page 8: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

33

a. Pendeta Jemaat

b. Pendeta Wilayah

c. Pendeta Khusus

2. Selain itu terdapat juga Pendeta yang Emiritus (dipensiunkan atau

diberhentikan dengan terhormat)

II.3 Kewajiban dan tugas pendeta:

1. Karena jabatannya menjadi anggota Majelis jemaat dan ketua jemaat

2. Berkewajiban untuk mengadakan penggembalaan dan perkunjungan rumah

tangga secara terencana dan teratur

3. Melaksanakan tugas pembinaan warga jemaat dalam lingkungannya serta

tugas pendidikan agama Kristen

4. Melaksanakan dan menggiatkan tugas pekabaran injil

5. Berkewajiban membela ajaran gereja dan melaksanakan tugas apologia

6. Pendeta jemaat mempunyai keharusan untuk melayani ibadah-ibadah

sehubungan dengan antara lain:Sakramen yaitu Babtisan Kudus dan Perjamuan

Kudus, Melaksanakan pemberkatan/peneguhan nikah, Meneguhkan Sidi Jemaat,

Meneguhkan anggota majelis jemaat.

II .4 Ketentuan bagi pendeta wilayah

1. Pendeta wilayah yang dimaksud dalam peraturan ini ialah Pendeta yang diberi

tugas untuk melayani dan bertanggung jawab terhadap beberapa jemaatkarena

belum mempunyai pendeta jemaatnya

Page 9: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

34

2. Seorang pendeta wilayah dapat menjadi ketua jemaat di salah satu jemaat

dalam wilayah pelayanannya.

II.5 Tugas dan tanggung jawab pendeta wilayah

1. Seorang pendeta wilayah karena jabatannya bertugas dan bertanggung jawab

untuk menjadi pembimbing dan memberi pengarahan kepada majelis jemaat dalam

wilayah pelayanannya.

2. Menjadi koordinator dalam tugas pembinaan warga gereja di wilayahnya

3. Melaksanakan pelayanan sakramen-sakramen, penuguhan-peneguhan dalam

jabatan dan lainnya

4. Menyelesaikan masalah / persoalan yang terjadi dalam jemaat-jemaat

sepanjang persoalan itu tidak dapat diselesaikan oleh majelis jemaat setempat

5. Menyampaikan persoalan yang tak dapat diatasi di jemaat-jemaat baik kepada

pengurus resort maupun kepada badan pekerja sinode

6. Wajib menyusun program kerja dalam melaksanakan tugas pelayanan di

wilayahnya.

7. Wajib menyampaikan laporan kerja kepada pengurus harian resort

8. Menertipkan dan memberikan pembinaan/petunjuk tentang administrasi

jemaat

9. Bersama majelis jemaat/badan pekerja harian jemaat berusaha untuk

mengelola serta meningkatkan kemampuan jemaat baik daya maupun dana dan

memelihara milik jemaat.

Page 10: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

35

10. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya pendeta wilayah bertanggung

jawab kepada badan pengurus harian resort.

11. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian penghentar jemaat dalam

wilayahnya.

12. Di bidang keuangan dan usaha, pendeta wilayah adalah Pembina sekaligus

melaksanakan tugas pengawasan keuangan.

13. Pendeta wilayah dapat menentukan boleh tidaknya seseorang yang bukan

anggota majelis jemaat dapat memimpin ibadah dalam jemaat sewilayahnya setelah

diadakan penelitian.

II. 6 Ketentuan bagi pendeta khusus

1. Yang dimaksud dengan pendeta khusus dalam peraturan ini ialah:

a. Pendeta yang ditetapkan memegang suatu jabatan struktural baik

ditingkat sinode maupun resort atau yang bertugas di lembaga gerejawi

lainnya.

b. Pendeta yang bertugas sebagai pegawai negeri sipil atau dibidang

militer

c. Pendeta yang bertugas sebagai tenaga utusan gerejawi.

2. Karena tugas dan jabatannya maka dengan sendirinya pendeta khusus tidak

diperkenankan memegang jabatan rangkap.

3. Pengecualian dari pada yang disebut dalam ayat (2) pasal ini berlaku atas

pertimbangan persetujuan badan pekerja lengkap sinode demi kepentingan

pelayanan.

Page 11: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

36

II. 7 Ketentuan bagi pendeta wanita

1. Pendeta wanita yang telah menikah dapat meminta atau diberhentikan dari

jabatannya apabila demi kepentingan rumah tangga atau karena alasan lain ia tidak

dapat lagi melaksanakan tugasnya.

2. Dalam hal pendeta wanita mengikuti suami ketempat lain di luar wilayah

pelayanan Gereja Masehi Injili Sangihe Talaude maka yang bersangkutan tidak

berhak mendapat mutasi dan dengan sendirinya ia diberhentikan dengan hormat.

3. Seorang pedeta wanita berdasarkan surat keterangan dokter/bidan berhak

mendapat cuti hamilnifas selama 3 (tiga) bulan.

III.3 Jumlah Jemaat

Jumlah gereja atau jemaat GMIST ada 335 jemaat, sedangkan jumlah anggota

jemaatnya ada 158.925 jiwa dan jumlah keseluruhan pengerja ada 253 orang di

seluruh GMIST di Indonesia. Sejalan dengan berkembangnya iman kepercayaan

kepada Tuhan Yesus ,maka gereja GMIST lambat tahun semakin berkembang

mengikuti perkembangan yang ada sehingga pemberitaan Tuhan makin hari makin

bertumbuh.

III.4 Pandangan warga Jemaat Terhadap Pendeta Yang Bersuamikan Pelaut

Pertama, jemaat pada umumnya berpendapat bahwa sebaiknya partner dari

seorang pendeta adalah suami yang dapat bersama-sama melayani jemaat dan

ambil bagian dalam tugas pelayanan sebagai seorang partner pendeta. Sehingga

dapat memberikan masukan dan saran bagi pendeta, sehingga pendeta mempunyai

Page 12: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

37

seorang pendamping di dalam melayani tugas dan panggilannya. Mengingat tugas

dan pekerjaan sebagai seorang pendeta cukup banyak menyita waktu. Apabila di

damping akan merasa nyaman ada seseorang di sampingnya. Tetapi hal tersebut

tidaklah menjadi suatu masalah bagi jemaat juga bagi pendeta di dalam

menjalankan tugas pelayanannya. Cara pandang jemaat GMIST Inbar Jakarta sudah

cukup maju, sehingga pemikiran negatif mengenai pekerjaan sebagai seorang pelaut

tidak menjadi suatu masalah. Pekerjaan sebagai seorang pelaut sudah biasa

didengar dan dilihat oleh jemaat. Sehingga bukan hal yang tabu dan janggal bagi

jemaat GMIST Inbar.

Kedua, jemaat menilai bahwa sebagai seorang pendeta perempuan yang

bertugas sebagai ibu, merangkap sebagai kepala keluarga bilamana suaminya

bekerja itu adalah suatu tugas yang berat terlebih melayani jemaat. Di sini jemaat

menilai bahwa perlu keteladanan yang lebih dalam mendidik keluarga atau anak-

anak tanpa didampingi oleh suami. Di mana setiap pendeta yang bersuamikan

pelaut masing-masing dikaruniai oleh Tuhan anak-anak.Ada yang mempunyai dua

orang dan ada yang mempunyai tiga orang anak.Mereka merasa bersyukur kepada

Tuhan karena dipercayakan oleh Tuhan untuk menjadi orangtua bagi anak-anak

mereka.Ada sebuah tanggung jawab yang harus dilakukan pada saat Tuhan

percayakan menjadi orangtua.Tanggung jawab baik material terlebih

spiritual.Sebagai orangtua mereka bukan hanya berhak untuk memberikan

kebutuhan sandang, pangan dan papan saja. Ada yang lebih berarti dari pada

kebutuhan material yaitu kebutuhan spiritualitas atau kerohanian bagi

Page 13: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

38

pertumbuhan iman anak-anak. 7Tanpa adanya pertumbuhan iman yang ditanamkan

oleh orangtua bagi anak-anak, maka anak-anak akan sangat mudah terpengaruh

oleh pergaulan bebas, pergaulan yang dapat merusak iman dan kepribadian anak-

anak.8Sebagai seorang istri dan sekaligus merangkap sebagai kepala keluarga, maka

para pendeta ini mempunyai tanggung jawab yang cukup berat mereka pikul, belum

lagi ditambah tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pengerja Allah di mana

para pendeta ini harus melakukan banyak pekerjaan yang tidak mudah.Terkadang

menjadi cibiran bagi sebagian jemaat apabila mengambil suatu keputusan yang bagi

pendeta adalah bijak tetapi sebagian jemaat melihatnya tidak baik.Membenahi dan

mengurus keluarga sekaligus jemaat adalah tugas yang cukup sulit bagi para

pendeta.Terlebih harus menjalankan seorang diri dan tidak setiap waktu dapat

didampingi oleh seorang suami. Pekerjaan dan tugas yang dikerjakan seorang suami

sebagai pelaut biasanya memakan waktu 10 bulan dan dapat bertemu kembali

dengan keluarga dalam jangka waktu 2 sampai 3 bulan atau bahkan bisa lebih.Dapat

dikatakan bahwa waktu bertemu dengan keluarga lebih sedikit dibandingkan

dengan menjalankan tugas dan pekerjaannya. Keluarga pendeta yang bersuamikan

pelaut dapat menjadi sebuah contoh dan teladan bagi jemaatnya, di mana pendeta

dapat membimbing anak-anaknya dengan baik dan di jalan yang benar, di mana

seorang suami tidak selalu bersama-sama dengan keluarga.

Ketiga, pandangan jemaat mengenai suami pelaut yang memilih isteri

sebagai seorang pendeta, memandang bahwa memang lebih baik memilih seorang

7Dra. Yulia Singgih D. Gunarsa. Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman. PT. BPK Gunung Mulia,8 8 R.E.SPUR, Kebenaran-Kebenaran Dasar Iman Kristen( SAAT, Malang.1997),70.

Page 14: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

39

isteri pendeta dikarenakan, sebagai seorang pendeta mempunyai aktivitas yang

positif dan bermanfaat bagi umat manusia, sehingga membantu sekali peranan

pendeta bagi jemaat. 9menurut penuturan salah satu pendeta perempuan ini

berkata, bahwa mengapa seorang suaminya memilih pasangan pendeta karena

beliau mau pada saat ditinggal bekerja keluarganya akan tetap dijalan yang benar.

Karena ada beberapa yang keluarganya pelaut dapat mengalami suatu

permasalahan yang mana diantaranya anak-anak kurang kasih sayang atau didikan

dari seorang ayah ataupun isteri yang berselingkuh karena jarang bertemu atau

pemborosan dalam keuangan dan sebagainya. Itulah salah satu alasan mengapa

seorang pelaut memilih seorang istri pendeta. Meskipun pandangan tersebut

terkadang tidak selamanya benar. Suami menginginkan bahwa pada saat suami

melakukan tugas dan pekerjaannya, keluarga dan isteri tetap di jalan Tuhan. Pada

waktu suami memilih isteri sebagai seorang pendeta di situ suami tampak bahagia

dan tenang, karena isteri dapat melakukan aktivitasnya sebagai seorang pelayan

Tuhan. Melayani sesama untuk kemuliaan nama Tuhan.

Keempat, latar belakang suku bangsa yang menjadi jemaat GMIST Inbar

adalah orang-orang Sangir asli adapun suku bangsa lain di antaranya Ambon,

Manado, Batak, Jawa dan sebagainya. 10Mata pencaharian jemaat GMIST Inbar

hampir 40 persen seorang pelaut adapula yang menjadi pegawai, guru, pengusaha

dan lain sebagainya.Kehidupan para jemaat GMIST Inbar sangatlah akrab antara

jemaat satu dengan jemaat yang lainnya.Kasih antara saudara seiman sangatlah

9Wawancara dengan salah satu pendeta GMIST (12 Jan 13)

10Wawancara dengan jemaat GMIST (13 Jan 13)

Page 15: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

40

tampak dan nyata di dalam kehidupan bergereja.Di dalam bergereja ada sikap saling

mengasihi dan menghargai antara jemaat dengan jemaat dan juga antara jemaat

dengan pendeta. Bagi jemaat pendeta adalah seorang gembala yang akan menjadi

panutan atau gambaran bagi jemaatnya. Di mana seorang pendeta dapat di contoh

kehidupan pribadinya terlebih kehidupan keluarganya.Pandangan jemaat terhadap

pendeta yang bersuamikan pelaut, tidaklah menjadi suatu masalah atau pandangan

yang negatif dari jemaat. Pandangan-pandangan miring yang kerap kali menjadi

masalah bagi sebagaian masyarakat ternyata membuktikan bahwa menurut

penuturan 11jemaat sama sekali tidak mempermasalahkan kehidupan pendeta yang

mempunyai suami seorang pelaut.12Bagi jemaat selagi pendeta setempat merasa

nyaman dan tidak mempunyai masalah dalam pelayanannya maka jemaat sangatlah

mendukung kehidupan pribadi pendetanya.Bagi pendeta setempat meskipun pada

awalnya ada beberapa sebagian jemaat juga yang memandangnya suatu masalah

apabila pendeta perempuan tidak didampingi oleh pasangannya.Tetapi lama

kelamaan pandangan tersebut lenyap karena pendeta setempat dapat memberikan

suatu pemahaman yang baik dan dapat diterima oleh jemaat tersebut.Sehingga pada

akhirnya para jemaat dapat mendukung segala tugas dan pelayanan pendeta jemaat

masing-masing yang pada akhirnya semuanya untuk kemuliaan bagi Tuhan.

Kelima, suami yang bertugas sebagai seorang pelaut secara finansial

kebutuhan perekonomiannya pasti akan tercukupi dengan baik. Kebutuhan

sandang, pangan dan papan akan dipenuhi dengan baik. Dengan pekerjaan sebagai

seorang pelaut kebutuhan keluarga pendeta tercukupi. Di sini jemaat menilai bahwa 11

Wawancara dengan jemaat GMIST Inbar Jakarta 12

Wawancara jemaat GMIST (13 Jan 13)

Page 16: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

41

dalam hal pemenuhan kebutuhan materi dari pendeta yang bersuamikan pelaut

dapat terpenuhi dengan baik, sehingga gereja dan jemaat tidak melihat kekurangan

pemenuhan kebutuhan dari pendeta. Tetapi dengan pemenuhan kebutuhan yang

cukup dari suami sebagai pelaut, tidak membuat kesetaraan dari kesejahteraan

pendeta berbeda. Baik suami pelaut ataupun suami pengusaha ataupun suami yang

tidak bekerja kesetaraan kesejanteraan antara pendeta perempuan yang

bersuamikan pelaut dengan pendeta perempuan lainnya disamakan. Tidak ada

perbedaan antara kesejahteraan pendeta perempuan dilihat dari pekerjaan dan

pemasukan suami. Jemaat menilai memperlakukan sama antara pendeta yang

mempunyai suami pendapatan cukup dengan pendeta perempuan lainnya. Hanya

saja, jemaat menilai pemasukan pendeta yang bersuamikan pelaut mempunyai

pemasukan yang cukup, tetapi untuk kesejahteraan semua pendeta mendapatkan

perlakuan yang sama dan setara.

Keenam, jemaat tidak merasa keberatan atas pekerjaan suami pelaut dari

pendeta yang melayani mereka, artinya jemaat mendukung segala pelayanan yang

dilakukan oleh pendeta. Jemaat mendukung hal-hal yang dilakukan oleh pendeta

demi menunjang pembangunan gereja, meskipun pendeta tanpa dampingan suami,

jemaat akan bersedia selalu mendampingi pendeta, sehingga pendeta tidak merasa

kesepian dan kesulitan.

III.5 Harapan Warga Jemaat Terhadap Keluarga Pendeta Yang Bersuamikan

Pelaut

Page 17: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

42

Kehidupan keluarga pendeta diibaratkan seperti akuarium, di mana setiap

orang dapat melihat segala kejadian yang ada di dalam kehidupan keluarganya.

Harapan warga ialah keluarga pendeta dapat menjadi teladan bagi jemaatnya, bisa

membangun keluarga yang baik dan harmonis meskipun jarak bertemu dengan

suami yang terbatas tetapi atara keluarga dapat menjalin hubungan yang harminis

dengan dasar kesetiaan antara suami dan isteri. Warga jemaat menilai bahwa

pendeta juga adalah manusia, yang pasti mempunyai kelebihan dan

kekurangan.Warga gereja memandang bahwa pendeta adalah tokoh yang sentral

atau tokoh yang serba bisa di dalam memimpin gereja. Dapat digambarkan sebagai

Kristus yang hadir di tegah- tengah warga gereja.Kini gereja, telah memiliki

pedoman hidup bergereja, bersama dengan diaken dan para majelis, pendeta dapat

memimpin gereja.Dengan harapan warga jemaat memperoleh suatu pembaharuan

kehidupan di saat bersama-sama melayani di gereja.

Adapula harapan lain yang diharapan oleh warga jemaat di antaranya dapat

memenangkan jiwa-jiwa baru untuk datang bersama-sama bersekutu di dalam

gereja. Pelayanan yang dilakukan yang dengan kesungguhan hati maka, program

dan rencana yang akan dilakukan dapat terlaksana dengan baik. Harapan warga

juga agar setiap warga jemaat dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi, di

mana tiap-tiap hari dibaharui oleh kebenaran Firman Tuhan yang nantinya akan

menunjang kepribadian dari setiap warga jemaat yang nantikan akan menghasilkan

warga-warga jemaat gereja yang jujur dan bertanggungjawab dalam segala

sesuatunya menurut kebenaran Firman. Dengan pekerjaan suami sebagai seorang

pelaut, tidak menjadi penghalang bagi pendeta untuk melayani jemaatnya. Harapan

Page 18: BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6827/3/T1_712006019_BAB III... · Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST ... Tahun 70an dan

43

jemaat ialah, bahwa pendeta akan dapat fokus dan penuh dalam melayani

jemaatnya. Memberikan pelayanan-pelayanan yang baru bagi jemaat dan

melibatkan jemaat dalam melakukan pelayan bergereja.

III.6 Pandangan Kritis

Dalam situasi ini, penulis mempunyai pandangan :

Pertama, dalam hubungan berkeluarga, terlebih kesetiaan antara pendeta yang

bersuamikan pelaut bahwa jarak dan waktu yang memisahkan mereka tidak

menjadi penghalang terciptanya kesetiaan tersebut. Kesetiaan dapat dibangun tidak

harus seringnya bertemu atau bersama-sama, tetapi di mana kedua pasangan antara

suami dan isteri tersebut bisa saling menciptakan suasana kejujuran dalam

berumah tangga. Dilihat dari kenyataan yang ada, realitanya bahwa rumah tangga

yang hidup bersama-sama dan berdampingan juga bisa mengalami perpisahan atau

perceraian terlebih maraknya perceraian antara keluarga Kristen.

Kedua, pendeta yang bersuamikan pelaut akan lebih fokus di dalam pelayanannya,

dikarenakan dalam urusan rumah tangga pendeta dapat lebih ringan mengingat

profesi suami sebagai pelaut. Waktu untuk pelayanan akan lebih banyak dilakukan

oleh pendeta yang bersuamikan pelaut. Penulis juga mengkritisi dalam hal jiwa

kepemimpinan pendeta akan lebih dewasa dan mandiri untuk memipin dan menata

gereja, dilihat dari kepimpinannya yang tanpa didampingi oleh sang suami.