bab iii metodologi penelitian -...

45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis melalui penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Jenis penelitian lapangan ini dimaksudkan agar dapat diperoleh fakta, data dan informasi yang lebih obyektif dan akurat mengenai pelaksanaan pendidikan akhlak di sekolah. Dan penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan mempelajari atau menelaah dan mengkaji buku-buku yang erat kaitannya dengan masalah, yang akan dibahas yaitu pelaksanaan pendidikan akhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa, B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan yang beralamat di jalan H.Ipin No.10 Pondok Labu Jakarta Selatan 12450. penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan Juli 2010. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 1 subjek yang diteliti adalah siswa MI dari kelas 3 sampai kelas 6 yang berjumlah 120 siswa. 1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Cet. Ke-12, h.108 70

Upload: lyngoc

Post on 06-Mar-2019

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis

melalui penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Jenis penelitian lapangan

ini dimaksudkan agar dapat diperoleh fakta, data dan informasi yang lebih

obyektif dan akurat mengenai pelaksanaan pendidikan akhlak di sekolah. Dan

penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan mempelajari atau menelaah dan

mengkaji buku-buku yang erat kaitannya dengan masalah, yang akan dibahas

yaitu pelaksanaan pendidikan akhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa,

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Pondok Labu

Jakarta Selatan yang beralamat di jalan H.Ipin No.10 Pondok Labu Jakarta

Selatan 12450. penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan Juli 2010.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.1 subjek yang diteliti

adalah siswa MI dari kelas 3 sampai kelas 6 yang berjumlah 120 siswa.

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Cet. Ke-12,

h.108

70

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

71

2. Sampel, yaitu sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.

Menurut Suharsimi Arikunto apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya

jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau

lebih.2 Disini penulis mengambil sampel sebanyak 50% dari jumlah populasi yang

ada (120x50%=60orang siswa) Dengan menggunakan random sampling yaitu

dengan mengambil sample dari populasi yang ada secara acak.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen pada suatu penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data.3 Yaitu menggunakan angket. Angket ini dalam bentuk

questioner yang diperuntukkan kepada siswa MI.Darussalam Pondok Labu

Jakarta Selatan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan pendidikan

akhlak.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Quesioner

No Pertanyaan

Pokok penelitian

Sub pokok pertanyaan Aspek yang diungkapkan

No. item

Jumlah Item

1 Pelaksanaan Pendidikan Akhlak

1.1 Pendidikan agama

1.2 Pembinaan (latihan)

1.3 Pengawasan

- Aqidah - Ibadah - Akhlak - Keteladanan - Pembiasaan - Nasehat - Hukuman - Perhatian dalam

keseharian

1 2 3

4,5 6 7 8 9

1 1 1 2 1 1 1 1

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Cet. Ke-12,

h.109 3 Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM,

2006), cet.III, h.151

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

72

- Perhatian dalam pergaulan

- Membimbing

kearah yang baik - Menciptakan

Suasana yang akrab

10

11

12

1 1 1

2 Akhlakul Karimah Siswa

2.1 Akhlak kepada Allah dan Rasul

2.2 Akhlak kepada

sesama

2.3 Akhlak kepada Alam

atau lingkungan

- Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya

- Menghormati

orang tua

- Menghormati Guru

- Memiliki

Solidaritas Sosial

- Membantu

sesama manusia - Peduli Terhadap

Lingkungan

13,14

15,16

17,18

19,20

21

22

2 2 2 2

1

1

3 Faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlakul Karimah

3.1 Faktor informal

3.2 Faktor Formal

3.3 Faktor nonformal

- Lingkungan keluarga

- Lingkungan sekolah

- Lingkungan

masyarakat

23

24

25

1 1 1

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

73

Tabel 3.2 Kisi-kisi wawancara

No Pertanyaan

pokok penelitian

Sub pokok pertanyaan Aspek yang diungkapkan

No. item

Jumlah Item

1 2

Pelaksanaan Pendidikan Akhlak Akhlakul Karimah Siswa

1.1 Pendidikan agama

1.2 Pembinaan (latihan)

1.3 Pengawasan

2.1 Akhlak kepada Allah dan Rasul

2.2 Akhlak kepada sesama

- Aqidah - Ibadah - Akhlak - Keteladanan - Pembiasaan - Nasehat - Hukuman - Perhatian dalam

keseharian - Perhatian dalam

pergaulan - Membimbing

kearah yang baik

- Menciptakan

Suasana yang akrab

- Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya

- Menghormati

orang tua

- Menghormati Guru

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12

13

14

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1

1

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

74

3

Faktor yang mempengaruhi Pembentukan Akhlakul Karimah Siswa

2.3 Akhlak kepada Alam

atau lingkungan

3.1 Faktor informal

3.2 Faktor Formal

3.2 Faktor nonformal

- Memiliki

Solidaritas Sosial

- Membantu

sesama manusia

- Peduli

Terhadap Lingkungan

- Lingkungan keluarga

- Lingkungan

sekolah

- Lingkungan

masyarakat

15

16

17

18

19

20

1 1

1

1

1

1

E. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa macam tehnik

pengumpulan data dan tentu saja hal ini disesuaikan dengan masalah yang akan

diteliti. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan dengan

tehnik sebagai berikut:

a. Angket

Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi yang diberikan responden. Bentuk angket yang penulis

gunakan adalah angket langsung dan bersifat tertutup, artinya jawaban telah

disediakan dan responden hanya memilih satu jawaban yang sesuai. Adapun

jumlah pertanyaan yang disediakan adalah 25 item pertanyaan.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

75

b. Wawancara

Dalam rangka memperoleh data/informasi yang lebih terperinci dan untuk

melengkapi data yaitu dengan wawancara. Wawancara merupakan pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat

memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki

relevansi dengan permasalahan penelitian.4 Wawancara dalam penelitian ini

diajukan kepada guru agama dan kepala sekolah mengenai pelaksanaan

pendidikan akhlak di MI Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan.

F. Tehnik Analisis Data

Tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik

presentasi yaitu dengan rumus:

f Rumus; P = x 100

N Keterangan: P = angka Prosentase

F = frekuensi yang dicari prosentasenya

N= Number of Cases atau banyaknya individu

100%= Bilangan tetap (konstanta).

4 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tiondakan Kelas sebagai pengembangan profesi

guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h.157

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Singkat Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Pondok Labu

1. Sejarah singkat Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Pondok Labu

Dari hasil wawancara dengan Kepala MI Darussalam, Madrasah Ibtidaiyah

Darussalam adalah tingkatan pendidikan yang pertama kali didirikan dan berada

dibawah Yayasan Pendidikan Darussalam. Sebelum menjadi Madrasah Ibtidaiyah,

pendidikan disini masih bersifat diniyah atau pengajian yang bernama Hayatul

Islamiyah yang berdiri sejak tahun 1958 dibawah pimpinan M. Ishak dan berlokasi di

jl. H. Ipin No. 10 Pondok Labu Jakarta Selatan dengan luas tanah ±150 M², memiliki

lokal sebanyak 2 lokal dengan dinding terbuat dari bilik, bertiang bambu dan beratap

daun kerai. Jumlah murid pada saat itu ±100 orang yang terdiri dari 40 orang laki-laki

dan 60 orang perempuan. Kemudian pada tahun 1959 tahap demi tahap masyarakat

optimis memasukkan anak-anak mereka utuk belajar dan dididik di sekolah ini

hingga jumlah siswa meningkat mencapai 250 siswa. Pada tahun 1960, bangunan

mulai diperbaiki menjadi bangunan semi permanen karena bangunan sebelumnya

sudah mulai rusak. Bangunan ini pun mampu menampung siswa sebanyak 300 siswa.

Tahun demi tahun jumlah siswa semakin bertambah sehingga kegiatan belajar

mengajar dibagi menjadi 2 shift yaitu waktu pagi dan sore hari.

76

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

77

Pada tahun 1966-1967, ayah kami (H. Abdul Rozak) mewakafkan tanahnya

seluas ±2000 M² untuk pendidikan (sekolah). Dan pada tahun 1972-1973 sekolah

kami sudah mulai mengadakan haplah dan sudah dapat membuat proposal bantuan

kepada pemerintah melalui RAPBS dengan tujuan untuk kelancaran kegiatan

pendidikan seklah kami. Alhamdulillah diterima dan dikabulkan dan kami mendapat

bantuan berupa satu unit gedung yang berdiri diatas tanah wakaf ayah kami dan diberi

nama “Yayasan Pendidikan Darussalam” (1974). Yayasan ini dipimpin oleh

Ust.Marzuki selaku anak tertua dari H.Abdul Rozak (alm) sampai sekarang. Yayasan

ini juga mengubah Pendidikan Diniyah menjadi Madrasah Ibtidaiyah, kemudian pada

tahun 1984 kami menambah tingkatan pendidikan yaitu pendidikan tingkat menengah

atau SMP dan pendidikan tingkat atas atau SMA. Tidak hanya itu, seiring

berkembangnya Yayasan Pendidikan Darussalam, yayasan ini pun mengadakan

sekolah paket A,B dan C sampai sekarang.1

Demikianlah sejarah singkat berdirinya MI Darussalam Pondok Labu Jakarta

Selatan.

2. Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Pondok Labu

a) Visi MI Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan adalah Utama dalam

Akhlak dan Unggul dalam Ilmu

b) Misi MI Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan antara lain:

- Menumbuhkan akhlaq dan budi pekerti yang mulia

- Berpartisipasi aktif dalam mengelola dan meningkatkan mutu pendidikan

- Mengembangkan potensi intelektual siswa

1 Rozali HR, Hasil Wawancara Kepala Sekolah MI Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan, tanggal 28 Juni 2010

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

78

3. Sarana dan Prasarana Pendidikan MI Darussalam Pondok Labu

Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, MI Darussalam Pondok Labu

memiliki sarana dan prasarana yang dapat membantu kelancaran proses kegiatan

belajar mengajar, diantaranya:

Tabel 4.1

Sarana dan Prasarana

No Jenis Ruangan Jumlah1 Ruang Belajar 12 Kantor Kepala Sekolah 13 Ruang Guru 14 Laboratorium Komputer 15 Ruang Praktikum 16 Mushola 17 WC 38 Gudang 19 Kantin 110 Lapangan Olahraga 111 Perpustakaan 1

4. Kegiatan ekstrakurikuler

Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di MI Darussalam adalah

sebagai berikut:

a) Tadarrus Al-Quran

b) Komputer,

c) Pramuka

d) Futsal

e) dan Marawis

5. Keadaan Guru dan siswa

Jumlah tenaga pengajar di MI Darussalam sebanyak 17 orang guru, sedangkan

karyawannya berjumlah 4 orang yang terdiri dari 2 orang ketatausahaan, 1 orang

pembantu Umum dan 1 orang keamanan. Sedangkan jumlah siswa MI Darussalam

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

79

tahun pelajaran 2010/2011 seluruhnya berjumlah 186 siswa.2 Untuk mengetahui lebih

jelasnya dapat dilihat dalam table berikut ini:

Tabel 4.2

Data Guru dan Karyawan

No Nama Pendidikan Jabatan

1 Rozali HR MAN Kepala Madrasah2 Rahmat Suhanda S.Ag S1 Wakil Kepala Madrasah, Guru SKI3 H. Royani HR S.Pd S1 Guru Bahasa Arab 4 Khairul Rahman S.Pd S1 Guru Pkn, penjaskes 5 M. Makmun S.Pd S1 Guru Matematika, B.Inggris 6 Hj. Humairoh Am.A D2 Guru Quran Hadits 7 Hj Rosmala Am.A D2 Guru PLBJ, FIQH 8 Hj. Latifah S.Pdi S1 Guru Aqidah Akhlak, B.Indonesia9 Suharti S.Pd S1 Guru Kelas 1

10 Sofiyah S.Ag S1 Guru IPS11 Darmawati S.Pdi S1 Guru IPA,TU 212 Aminah Arsyad PGA Guru kelas 213 Nurmurdiana MA Guru Bahasa Arab 14 Noeraini MA Guru kelas 115 Amah SPG Guru kesenian, matematika 16 Syarifudin SLTA Guru B.Indonesia17 Abdul Ghani S. Kom S1 Guru Komputer18 Hani Maisya MA Guru B. Inggris,Pkn 19 Rokiyah MA TU 120 Nito SD Pembantu Umum21 Suyud SMP Keamanan

2 Rokiyah, Kaur Tata Usaha MI Darussalam, Data atau Arsip Madrasah, tgl 29 Juni 2010.

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

80

Tabel 4.3

Data Siswa

No Kelas Jumlah 1 Kelas 1 322 Kelas 2 343 Kelas 3 224 Kelas 4 285 Kelas 5 326 Kelas 6 38 Jumlah 186

6. Kurikulum dan sistem belajar mengajar

Adapun mengenai kurikulum yang digunakan di MI Darussalam Pondok Labu

Jakarta Selatan adalah menggunakan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan).

Mengenai sistem belajar mengajar yang diterapkan adalah sistem klasikal

artinya dalam penyampaian materi pelajaran sebagian besar dilakukan di dalam kelas

dengan metode ceramah dan tanya jawab.

7. Struktur Organisasi

Kepala Sekolah merupakan pimpinan tertinggi di Lembaga Madrasah

Ibtidaiyah yang memiliki kebijakan kebijakan penuh dalam mengatur jalannya

kegiatan belajar mengajar meskipun demikian ia juga memiliki tanggung jawab

kepada Yayasan. Dalam menjalankan kepemimpinanya, Kepala Sekolah dibantu oleh

staf yang ditunjuk, yaitu seorang Wakil Kepala Sekolah serta dua orang Tata Usaha

yang mengatur kegiatan administrasi sekolah. Berikut susunan organisasi MI

Darussalam Pondok Labu.3

3 Rokiyah, Kaur Tata Usaha MI Darussalam Pondok Labu, Data atau Arsip Madarasah, tgl 29 juni 2010.

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

81

Tabel 4.4

Struktur Organisasi MI Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan

B. Temuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil data dengan menggunakan angket

yang disebarkan kepada responden yaitu siswa MI Darussalam kelas 3,4,5, dan 6

yang berjumlah 60 siswa. Angket ini berisi 25 pertanyaan, diolah dalam bentuk

distribusi frekuensi dan dipaparkan dalam bentuk tabel dan tiap tabel berisi satu item

pertanyaan. Untuk lebih memperjelas informasi mengenai angket penulis juga

mengadakan wawancara kepada guru agama dan kepala sekolah MI Darussalam

Pondok Labu Jakarta Selatan

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

82

Tabel 4.5

Guru menanamkan ajaran Agama di sekolah

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase1 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3422 4 0

56.7 %36.7 % 6.7 % 0 %

Jumlah 60 100 %

Ajaran agama merupakan ajaran yang sangat penting bagi kehidupan manusia

terutama bagi kehidupan anak bangsa. Sedini mungkin ajaran agama harus

ditanamkan dengan baik oleh para pendidik khususnya para guru kepada siswanya.

Di MI Darusssalam sebagian besar para siswa menjawab ajaran agama selalu

diajarkan di sekolah dengan prosentase sebesar 56.6%, sering 36.7% dan kadang-

kadang 6.7%

Tabel 4.6

Di sekolah diadakan sholat berjama’ah

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 2 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

109 20 21

16.7 15

33.3 35

Jumlah 60 100 %

Data tersebut memperlihatkan bahwa prosentase terbesar adalah jawaban

siswa yang menyatakan tidak pernah diadakan sholat berjama’ah sebanyak 35%, yang

berpendapat kadang-kadang sebesar 33.3%, sering 15% dan selalu sebesar 16.7%. hal

ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah yang menyatakan bahwa

sholat berjama’ah hanya dilaksanakan pada kelas tertentu saja mengingat kapasitas

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

83

mushola dan waktunya sangat terbatas karena pada siang harinya lokal terpakai oleh

SMP.4

Tabel 4.7

Guru menerangkan akhlak didalam mata pelajaran agama

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 3 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3918 3 0

65%30% 5% 0 %

Jumlah 60 100 %

Dalam menerangkan setiap mata pelajaran, guru selalu menerangkan akhlak

didalamnya karena akhlak merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan siswa

di masa yang akan datang ini dibuktikan dengan tabel yang menunjukkan bahwa

65% siswa menjawab bahwa guru mereka selalu menjelaskan tentang akhlak yang

baik kedalam mata pelajaran agama, selanjutnya yang menjawab sering sebesar 30%

dan hanya 5% yang menjawab kadang-kadang.

Tabel 4.8

Guru memberikan teladan yang baik di sekolah

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 4 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

4110 7 2

68.3 % 16.7 % 11.7 % 3.3 %

Jumlah 60 100 %

Guru merupakan orang tua siswa di sekolah. Setiap sikap, ucapan maupun

perbuatan mereka diperhatikan dan ditiru oleh siswa. Oleh karena itu guru tidak

hanya memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga harus dapat menjadi contoh teladan

bagi mereka di sekolah. Dari data diatas lebih dari setengahnya siswa menyatakan

bahwa guru-guru mereka selalu memberikan teladan yang baik di sekolah yaitu

4 Rozali HR, Wawancara kepala sekolah, tanggal 22 Juli 2010

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

84

dengan prosentase sebesar 68.3%, kemudian 16.7% yang menyatakan sering, 11.7%

yang menyatakan kadang-kadang dan 3.3 % yang menyatakan tidak pernah.

Tabel 4.9

Orang tua menjadi contoh yang baik di rumah

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 5 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3417 9 0

56.7 % 28.3 % 15 % 0 %

Jumlah 60 100 %

Orang tua merupakan salah satu suri tauladan bagi anaknya di rumah karena

orang tua merupakan kunci dalam pembentukan akhlakul karimah pertama kali. Ini

ditunjukkan dalam tabel bahwa lebih dari setengahnya orang tua siswa di MI

Darussalam dapat menjadi contoh yang baik bagi mereka di rumah. Adapun

prosentasenya sebesar 56.7% yang menjawab selalu, 28.3% yang menyatakan sering

dan hanya 15% yang menyatakan kadang-kadang.

Tabel 4.10

Membiasakan siswa berdoa sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 6 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

4412 3 1

73.3 % 20 % 5 %

1.7 % Jumlah 60 100 %

Doa adalah hal yang sangat penting dalam segala keadaan, baik sebelum

maupun sesudah melakukan pekerjaan. Doa juga merupakan salah satu tanda syukur

manusia akan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Ini pun dibuktikan dengan

data angket yang menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa menyatakan tentang guru

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

85

mereka yang selalu membiasakan siswanya untuk berdoa baik sebelum maupun

sesudah melakukan pekerjaan, 20% yang menyatakan sering dan 5% yang

menyatakan kadang-kadang dan sisanya menyatakan tidak pernah yaitu sebesar 1.7

%.

Tabel 4.11

Guru memberikan nasehat yang membangun kepada siswanya

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 7 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3119 6 4

51.7 % 31.7 % 10% 6.7%

Jumlah 60 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 51.7% siswa menjawab guru

mereka selalu memberikan nasehat yang membangun. Nasehat itu tidak hanya

diberikan kepada siswa yang sedang menghadapi masalah atau melakukan kesalahan

tetapi nasehat itu juga diberikan kepada semua siswa agar siswa dapat termotivasi

dalam belajar.5 Selanjutnya, 31.7% siswa menjawab sering, 10% yang menjawab

kadang-kadang dan 6.7% atau 4 orang siswa yang menjawab tidak pernah guru

mereka memberikan nasehat yang membangun.

Tabel 4.12

Guru memberikan hukuman kepada siswa yang melakukan kesalahan

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 8 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

1518 24 3

25% 30% 40% 5%

Jumlah 60 100 %

5 Hj. Latifah, wawancara dengan guru Aqidah Akhlak, tanggal 26 juli 2010

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

86

Hukuman terkadang perlu diberikan kepada siswa karena hukuman

merupakan salah satu metode untuk membentuk akhlakul karimah siswa. Hukuman

itu jangan diartikan sebagai kekerasan fisik tetapi hukuman yang dapat membangun

siswa. Adapun hukuman yang biasa diberikan oleh guru MI Darussalam salah

satunya seperti memberikan hukuman untuk menghapal surat-surat pendek dalam al-

Quran.6 Adapun prosentase menurut data dalam angket menunjukkan 25% guru

selalu memberikan hukuman kepada siswa, 30% yang menjawab sering, sedangkan

yang menjawab kadang-kadang sebesar 40% dan 5% yang menjawab tidak pernah.

Tabel 4.13

Akhlak dan perilaku anak diperhatikan orang tua dan guru

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 9 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3318 9 0

55% 30% 15% 0%

Jumlah 60 100 %

Guru dan orang tua kedua-duanya adalah orang tua atau pendidik bagi anak

didik mereka, dimana mereka tidak hanya memperhatikan akademis si anak tetapi

juga memperhatikan akhlak dan perilaku mereka sehari-hari. Data diatas

menunjukkan lebih dari setengahnya yaitu 55% orang tua dan guru selalu

memperhatikan akhlak/perilaku anak didik mereka, 30% yang menjawab sering

memperhatikan akhlak/perilaku anak, 15% yang menjawab kadang-kadang

sedangkan tak ada satupun anak atau 0% siswa yang menjawab tidak pernah atau

tidak ada orang tua yang tidak memperhatikan akhlak atau perilaku anak didik

mereka.

6 Hj. Latifah, wawancara dengan guru Aqidah Akhlak, tanggal 26 juli 2010

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

87

Tabel 4.14

Guru mengingatkan siswa untuk berhati-hati dalam berteman

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 10 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

2213 8 17

36.7% 21.7% 13.3% 28.3%

Jumlah 60 100 %

Pergaulan merupakan salah hal faktor yang dapat mempengaruhi akhlak

siswa, karena itu sebagai seorang guru harus selalu mengingatkan siswanya untuk

berhati-hati dalam berteman.Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa guru cukup

memperhatikan siswa dalam berteman dengan prosentase sebagai berikut, 36.7%

siswa menjawab guru selalu mengingatkan siswanya untuk berhati-hati dalam

berteman, 21.7% yang menyatakan sering mengingatkan untuk berhati-hati dalam

berteman, 13.3% yang menjawab kadang-kadang mengingatkan, dan 28.3% siswa

menjawab tidak pernah guru menjawab tidak pernah mengungatkan untuk berhati-

hati dalam berteman.

Tabel 4.15

Guru memberikan bimbingan kearah yang lebih baik

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 11 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3313 11 3

55% 21.7% 18.3%

5% Jumlah 60 100 %

Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya atau sebesar 55%

guru selalu memberikan bimbingan kearah yang lebih baik, 21,7% yang menjawab

sering dan 18,3% yang menjawab kadang-kadang memberikan bimbingan kearah

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

88

yang lebih baik sedangkan hanya 5% atau 3 orang yang menjawab tidak pernah

memberikan bimbingan kearah yang lebih baik. Penulis mengharapkan bagi guru

yang masih kurang memberikan bimbingan atau tidak pernah memberikan bimbingan

ke arah yang lebih agar lebih perhatian karena guru tidak hanya sekedar memberikan

ilmu pengetahuan, tetapi juga bisa memberikan bimbingan ke arah yang baik kepada

siswanya

Tabel 4.16

Suasana yang harmonis tercipta di rumah

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 12 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

2416 15 5

40% 26.7% 25% 8.3%

Jumlah 60 100 %

Suasana harmonis yang tercipta di rumah menjadikan diri siswa menjadi lebih

tenang dan nyaman. Ini juga dapat mempengaruhi akhlak anak tersebut, ketenangan

dan kenyaman jiwa si anak memberikan dampak positif bagi tingkah lakunya. Data di

atas menunjukkan bahwa hampir setengahnya atau sebesar 40% siswa menjawab

bahwa suasana di rumah mereka selalu harmonis, sebagian kecil atau 26.7%

menjawab sering tercipta suasana yang harmonis , dan sebagian kecil juga menjawab

kadang-kadang dengan prosentase sebesar 25%, sedangkan sedikit sekali atau 8.3%

yang menjawab tidak pernah tercipta suasana yang harmonis di rumah.

Tabel 4.17

Berpuasa setiap bulan ramadhan

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 13 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

4212 5 1

70% 20% 8.3% 1.7%

Jumlah 60 100 %

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

89

Puasa merupakan salah satu rukun Islam, dimana rukun Islam menurut

analisis Imam Al-Ghazali adalah salah cara untuk membina akhlak siswa karena

dengan puasa mereka tidak hanya dilatih untuk dapat menahan dari lapar dan haus

tetapi juga menahan dari perbuatan keji atau akhlakul madzmumah sehingga yang ada

timbullah akhlakul karimah. Data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

menjawab selalu melaksanakan puasa di bulan Ramadhan atau sebesar 70%, sebagian

kecil menjawab sering dengan prosentasenya 20% sedangkan sedikit sekali yang

menjawab kadang-kadang dan tidak pernah dengan masing-masing prosentasenya

8.3% dan 1.7%

Tabel 4.18

Bercanda dengan teman ketika mengerjakan shalat

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 14 a. Tidak Pernah

b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu

4013 7 0

66.7% 21.7% 11.7%

0% Jumlah 60 100 %

Sebagian besar siswa atau sekitar 66.7% tidak pernah bercanda dengan teman

ketika sedang melaksanakan shalat, sebagian kecil yang menjawab kadang-kadang

masih bercanda dengan teman ketika shalat dengan prosentase 21.7%, dan 11,7%

yang menjawab sering bercanda ketika shalat. Data di atas menunjukkan bahwa guru

MI Darussalam dalam memberikan bimbingan ke arah yang leih baik sudah cukup

berhasil ini dibuktikan dengan sikap siswa ketika melaksanakan sholat.

Tabel 4.19

Meminta izin kepada orang tua bila ingin bepergian

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 15 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

429 8 1

70% 15%

13.3% 1.7%

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

90

Jumlah 60 100 %

Data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa atau sebesar 70%

menyatakan selalu meminta izin kepada orang tua bila ingin bepergian. Dan 15%

yang menjawab sering, 13.3% yang menjawab kadang-kadang dan hanya 1 responden

atau 1.7% yang menjawab tidak pernah meminta izin bila ingin bepergian. Dapat

disimpulkan bahwa siswa di MI Darussalam hampir seluruhnya selalu meminta izin

kepada orang tua bila ingin bepergian dan ini merupakan salah satu contoh dari

akhlakul karimah.

Tabel 4.20

Nasehat orang tua didengarkan dengan baik

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 16 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3716 6 1

61.7% 26.7% 10% 1.7%

Jumlah 60 100 %

Kesuksesan hidup seorang anak tidak pernah lepas dari usaha dan doa kedua

orang tua, itupun terealisasi bila si anak selalu mendengarkan nasehat yang diberikan

oleh orang tuanya. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa 61.7% atau sebagian

besar siswa selalu menjawab selalu mendengarkan nasehat orang tuanya dengan baik,

26.7% siswa menjawab sering, selanjutnya 10% atau 6 siswa yang menjawab

kadang-kadang mendengar nasehat orang tuanya, dan 1.7% siswa yang menjawab

tidak pernah mendengarkan nasehat orang tuanya dengan baik.

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

91

Tabel 4.21

Mengucapkan salam bila bertemu dengan guru

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 17 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3114 13 2

51.7% 23.3.% 21.7% 3.3%

Jumlah 60 100 %

Salam tidak hanya sekedar ucapan, salam merupakan doa dan ini dibuktikan

oleh siswa MI Darussalam yang selalu memberikan salam ketika bertemu guru dan

ini merupakan salah satu akhlakul karimah yang dibuktikan siswa. Data diatas terlihat

bahwa perilaku siswa dalam mengucapkan salam bila bertemu dengan guru masih

dilakukan dengan baik karena lebih dari setengahnya atau 51.7% siswa yang

menjawab selalu mengucapkan salam bila bertemu guru, 23.3% yang menjawab

sering dan 21.7% yang menjawab kadang-kadang sedangkan yang menjawab tidak

pernah hanya 3.3%.

Tabel 4.22

Berlaku sopan dan hormat kepada guru

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 18 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3622 2 0

60% 36.7% 3.3% 0%

Jumlah 60 100 %

Data diatas menjelaskan sebesar 60 % siswa menyatakan selalu berlaku sopan

dan hormat kepada guru, 36.7% siswa menjawab sering, sedangkan yang menjawab

kadang-kadang berlaku sopan dan hormat kepada guru sebesar 3.3% atau 2

responden. Hal ini menunjukkan bahwa siswa MI Darussalam sangat hormat dan

berlaku sopan kepada guru-guru mereka.

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

92

Tabel 4.23

Mengikuti kegiatan bakti sosial

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 19 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

2315 20 2

38.3% 25%

33.3% 3.3%

Jumlah 60 100 %

Dari data diatas dapat diketahui respon siswa untuk mengikuti kegiatan bakti

sosial sedikit sekali, yaitu sebesar 38.3% siswa menjawab selalu mengikuti kegiatan

bakti sosial, 25% yang menjawab sering, 33.3% yang menjawab kadang-kadang

mengikuti bakti sosial sedangkan yang tidak pernah mengikuti bakti sosial sebesar

3.3%.

Tabel 4.24

Memberikan sedekah kepada fakir miskin yang ditemui

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 20 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

2914 16 1

48.3% 23.3% 26.7% 1.7%

Jumlah 60 100 %

Data diatas menunjukkan 26.7% siswa yang menjawab selalu memberikan

sedekah kepada fakir miskin, 23.3% yang menjawab sering, dan 48.3% siswa

menjawab kadang-kadang memberikan sedekah kepada fakir miskin yang ditemui

sedangkan 1.7% yang menjawab tidak pernah. Ini menunjukkan bahwa kesadaran

siswa untuk memberikan sedekah kepada fakir miskin di sekolah ini masih sedikit

sekali.

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

93

Tabel 4.25

Membantu teman yang terkena musibah

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 21 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

2815 15 2

46.7% 25% 25% 3.3%

Jumlah 60 100 %

Data tersebut memperlihatkan bahwa hampir setengah siswa atau sejumlah

46.7% siswa menyatakan selalu membantu teman yang sedang terkena musibah,

sedangkan siswa yang menjawab sering dan kadang-kadang membantu teman yang

terkena musibah masing-masing prosentasenya sebesar 25%, dan yang menjawab

tidak pernah membantu teman yang terkena musibah sebesar 3.3%. Ini menunjukkan

bahwa rasa solidaritas siswa kepada temannya cukup besar karena tolong menolong

merupakan salah satu anjuran dari agama Islam. Tentunya tolong menolong dalam

hal kebaikan bukan keburukan.

Tabel 4.26

Membuang sampah pada tempatnya

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 22 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3219 9 0

53.3% 31.7% 15% 0%

Jumlah 60 100 %

Membuang sampah pada tempatnya merupakan salah satu bentuk contoh rasa

kepedulian siswa terhadap alam/lingkungannya. Data di atas dapat diketahui bahwa

lebih dari setengahnya siswa membuang sampah pada tempatnya yaitu 53.3% yang

menjawab selalu, 31.7% yang menjawab sering dan 15% yang menjawab kadang-

kadang membuang sampah pada tempatnya. Dari prosentase tersebut menunjukkan

bahwa siswa sangat perduli terhadap alam atau lingkungan sekitarnya.

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

94

Tabel 4.27

Perhatian keluarga mempengaruhi perilaku/akhlak anak

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 23 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3115 9 5

51.7% 25% 15% 8.3%

Jumlah 60 100 %

Perilaku atau akhlak anak yang cukup mendapatkan perhatian dari

keluarganya berbeda dengan perilaku atau akhlak anak yang tidak mendapatkan

perhatian. Sebagai realitanya banyak anak yang jatuh ke dalam pergaulan bebas,

narkoba dan lain-lainnya, itupun didapatkan dari anak yang kurang mendapatkan

perhatian dari keluarganya atau anak yang broken home. Adapun data diatas

menunjukkan bahwa perhatian keluarga mereka cukup bagus dan sangat

mempengaruhi perilaku atau akhlak mereka. Adapun perincian prosentasenya sebesar

51.7% siswa menjawab bahwa perhatian keluarga selalu mempengaruhi

perilaku/akhlak mereka, 25% siswa menjawab sering, 15% siswa menjawab kadang-

kadang perhatian keluarga mempengaruhi perilaku meeka. Sedangkan 8.3% siswa

yang menjawab perhatian keluarga tidak pernah mempengaruhi perilaku mereka.

Tabel 4.28

Guru menyampaikan materi agama dengan baik disertai contoh

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 24 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3815 6 1

63.3% 25% 10% 1.7%

Jumlah 60 100 %

Page 26: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

95

Data di atas menjelaskan bahwa sebagian besar guru menyampaikan materi

agama dengan baik disertai contoh, (63.3%) siswa menyatakan bahwa guru mereka

selalu menyampaikan materi dengan baik disertai contoh, 25% siswa yang menjawab

guru mereka sering menyampaikan materi agama dengan baik dan disertai contoh.

10% yang menjawab kadang-kadang dan hanya 1.7% yang menjawab tidak pernah

menyampaikan materi agama dengan baik dan disertai contoh. Diharapkan bagi guru

yang belum bisa atau dapat menyampaikan materi dengan baik agar lebih

memperbaikinya menjadi lebih baik, karena bila materi yang yang kurang baik dalam

penyampaiannya dapat menjadikan siswa tidak paham dan tidak dapat diterapkan

kedalam kehidupan mereka sehari-hari.

Tabel 4.29

Mengikuti kegiatan keagamaan di masjid/mushola

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 25 a. Selalu

b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

2118 16 5

35% 30%

26.7% 8.3%

Jumlah 60 100 %

Data di atas menunjukkan 35% siswa menjawab selalu mengikuti keagamaan di

masjid/mushola, 30% menjawab sering, 26.7% yang menjawab kadang-kadang, dan

8.3% yang menjawab tidak pernah mengikuti kegiatan keagamaan. Berdasarkan data

diatas dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian siswa yang mengikuti keagamaan

dimasjid/mushola. Adapun kegiatan keagamaan yang dilakukan siswa MI

Darussalam biasanya seperti ikut pengajian/TPA,tarawih keliling dan kegiatan

membangunkan sahur ketika bulan Ramadhan.

C. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian

Berdasarkan data keseluruhan yang telah diuraikan pada temuan penelitian

diatas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan akhlak dalam pembentukan

Page 27: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

96

akhlakul karimah siswa dilakukan dengan cara memberikan pendidikan agama,

pembinaan (latihan) dan pengawasan. Ketiga hal itu dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu

faktor informal, formal dan non formal.

Dalam memberikan pendidikan agama, guru menanamkan ajaran agama

dengan baik kepada siswanya di sekolah. Sekitar 56.7% responden yang menjawab

selalu atau sebanyak 34 siswa, tidak hanya itu dalam meningkatkan ibadah siswa,

sekolah ini juga mengadakan kegiatan sholat berjama’ah yaitu sholat zuhur setelah

pulang sekolah. Walau hanya sebagian kecil yang menjawab selalu atau hanya 33.3%

responden yang menjawab kadang-kadang karena pelaksanaan sholat berjama’ah

hanya dilakukan oleh kelas tertentu saja tidak semua kelas, hal ini dikarenakan siang

harinya lokal dipakai oleh SMP dan kapasitas mushola pun terbatas.7 Selain itu

berdasarkan wawancara dengan guru Aqidah Akhlak untuk meningkatkan ibadah

siswa di sekolah juga diadakan Tadarrus Al-Quran setiap hari Selasa sampai Jumat

pada pagi harinya yang dilaksanakan oleh kelas 3-6, dan sekolah pun mengadakan

kegiatan infak setiap hari Jumat8 Dalam meningkatkan akhlak siswa guru agama

selalu menerangkan kepada siswa dalam pelajaran agama mengenai contoh akhlak

terpuji dan akhlak yang tidak terpuji untuk dilakukan sehingga siswa dapat

menghindarinya dan yang terpuji dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal

ini dibuktikan dengan jawaban responden sebanyak 65%. Untuk membina atau

melatih siswa agar berakhlakul karimah, guru memberikan beberapa upaya atau cara

seperti memberikan keteladanan. Nasehat, pembiasaan dan hukuman. Guru artinya

digugu dan ditiru. Segala perkataan, perbuatan, maupun sikap seorang guru pasti akan

diperhatikan oleh siswanya. Oleh karena itu di sekolah guru harus menjadi teladan

yang baik bagi anak didiknya agar siswanya dapat bersikap atau bertingkah laku

sesuai dengan orang tua dan guru harapkan.mulai dari hal kecil guru harus

memperhatikan dirinya seperti kerapihan dan kesopanan berbusana, berkata sopan

kepada siswa dan lain-lain, berdasarkan hasil angket sebanyak 68% responden yang

7 Rozali HR, Wawancara dengan Kepala Sekolah, tanggal 22 Juli 2010 8 Hj. Latifah, Wawancara dengan guru Aqidah Akhlak, tanggal 24 Juli 2010

Page 28: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

97

menjawab bahwa guru mereka selalu memberikan teladan yang baik kepada

siswanya. Upaya selanjutnya adalah dengan pembiasaan yang diterapkan kepada

siswanya. Pebiasaan tersebut dimaksudkan agar dapat melekat dalam diri siswa dan

dapat dilakukan secara berulang-ulang hingga timbulah suatu akhlak, tentunya yang

diharapkan adalah pembiasaan yang baik dan timbul akhlakul karimah dalam diri

siswa. Berdasarkan wawancara dengan guru Aqidah akhlak pembiasaaan tersebut

seperti membiasakan siswanya untuk membaca Bismillah bila memulai pekerjaan

atau belajar dan mengakhirinya dengan ucapan Hamdalah, membiasakan siswa

mengucapkan kalimat Thoyyibah, membiasakan siswa mengucap dan menjawab

salam bila bertemu guru, berkata sopan kepada sesama, dan lain-lain. Dan sebagian

besar responden atau sebanyak 73.3% responden menyatakan hal yang demikian.

51.7% atau lebih dari setengahnya responden menjawab bahwa di dalam dan di luar

kegiatan belajar guru tidak lupa memberikan nasehat, tentunya nasehat yang

membangun dan mampu memotivasi siswa untuk semangat belajar serta dapat

berakhlakul karimah. Upaya lainnya adalah memberikan hukuman kepada siswa yang

telah melakukan kesalahan, hukuman yang dimaksud bukanlah hukuman fisik, tetapi

hukuman yang bersifat membangun seperti menghapal surat-surat pendek dalam Al-

Quran, menulis kalimat yang dapat memotivasi siswa untuk menulis indah sebanyak

satu halaman penuh dan lain-lain, kemudian siswa diminta untuk mengucap istigfar

dan guru menasehati dan mengingatkan mereka untuk tidak mengulangi kesalahan

tersebut.9 Ini dibuktikan sekitar 55% siswa mengakui pemberian hukuman tersebut

oleh guru mereka. Dalam memberikan pengawasan kepada siswa guru memberikan

perhatian kepada mereka baik dalam keseharian mereka di sekolah maupun dalam

pergaulan, kemudian guru memberikan bimbingan yang membimbing kearah yang

lebih baikdan menciptakan suasana yang akrab dengan mereka. Hal ini dibuktihan

dengan hasil angket sebanyak 55% responden menjawab guru selalu memberikan

9 Hj. Latifah, Wawancara dengan guru Aqidah Akhlak, tanggal 24 Juli 2010

Page 29: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

98

perhatian dalam keseharian siswanya di sekolah dan 36.7% menjawab selalu

mengingatkan siswanya untuk selalu berhati-hati dalam berteman.

Adapun akhlakul karimah siswa di MI Darussalam dapat dikatakan cukup

baik. Walaupun masih ada beberapa siswa yang masih perlu diperbaiki lagi

akhlaknya. Hal ini terlihat dari sikap mereka terhadap diri mereka, guru dan orang tua

mereka. Seperti berpuasa di bulan Ramadhan hampir seluruhnya siswa berpuasa,

walaupun masih 11.7% mereka masih ada yang bercanda dengan teman ketika sedang

sholat. Tetapi terhadap orang tua, mereka selalu meminta izin kepada orang tua.

Sebanyak 70% siswa melakukannya. Dan sebagian besar atau sekitar 61.7% siswa

juga selalu mendengarkan nasehat orang tuanya. Adapun sikap mereka terhadap guru

pun cukup baik, ini terlihat lebih dari setengahnya atau 51.7% siswa selalu

mengucapkan salm bila bertemu guru dan 60% berlaku sopan dengan guru. Mengenai

kegiatan sekolah yang diikuti siswa seperti pelaksanaan kegiatan bakti sosial

sebanyak 38.3% siswa selalu mengikutinya, 25% sering, 33.3% kadang-kadang dan

3.3% tidak pernah mengikuti kegiatan bakti sosial. Rasa solidaritas sosial mereka pun

dikatakan cukup baik karena hampir setengahnya atau 48.3% siswa memberi sedekah

kepada fakir miskin. Dan 46.7% selalu membantu teman yang terkena musibah.

Adapun sikap mereka terhadap alam/lingkungan sekitar dibuktikan dengan

kepedulian mereka untuk tidak membuang sampah sembarangan, sekitar 53.3% siswa

melakukannya.

Faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlakul karimah siswa ada 3 faktor

yaitu faktor informal (keluarga), formal (sekolah) dan non formal (masyarakat).

Keluarga merupakan awal terbentuk akhlak seorang anak, bila mendapatkan keluarga

yang perhatian terhadap anaknya tentunya anak tersebut memiliki akhlak yang baik,

tetapi perhatian atau rasa kasih sayang terlalu berlebihan itupun kurang baik karena

dapat menyebabkan si anak menjadi manja dan tidak mandiri. Sekitar 51.7% keluarga

selalu memberikan perhatian terhadap perilaku anaknya, 25% keluarga yang sering

memperhatikan perilaku anaknya dan 15% keluarga yang kadang-kadang

memberikan perhatian terhadap perilaku anaknya. Ini sesuai dengan hasil wawancara

Page 30: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

99

dengan guru Aqidah Akhlak yang menyatakan bahwa keluarga sudah cukup baik

dalam menanamkan ajaran agama dan memberikan perhatian kepada anak mereka di

rumah seperti memasukkan anak-anak mereka di TPA, hanya saja masih ada

beberapa orang tua yang kurang perhatian karena kesibukan mereka bekerja dan

sampai rumah mereka terlalu lelah untuk memperhatikan anak-anak mereka.10 Faktor

yang kedua adalah faktor formal (sekolah), sekolah merupakan kelanjutan dari

pembentukan akhlak anak di rumah. Dengan menyampaikan materi agama dengan

baik dan perhatian terhadap tingkah laku mereka serta memberikan contoh yang baik

kepada mereka dapat mempengaruhi akhlak mereka yang telah mereka dapatkan di

rumah. Adapun faktor yang mendukung dalam pembentukan akhlakul karimah siswa

adalah lingkungan sekolah yang Islami, semangat guru-guru dalam menanamkan

akhlakul karimah pada siswa, tata tertib yang berlaku untuk seluruh anggota sekolah

dan kegiatan ekstrakurikuler yang dijalankan di sekolah ini, seperti tadarrus Al-

Quran, marawis, kegiatan keagamaan yang dilaksanakan pada hari-hari besar Islam

dan lain-lain. Adapun faktor penghambang yang ditemui sekolah seperti kebiasaan

buruk yang dilakukan siswa di rumah, minimnya pendidikan keagamaan orang tua,

sarana dan prasarana yang belum memadai dan sebagainya.11 Di dalam masyarakat

pun demikian, masyarakat merupakan faktor yang cukup mempengaruhi akhlak

siswa, karena dengan masyarakat siswa banyak berinteraksi diluar rumah dan di luar

sekolah karena itulah perlunya perhatian dari semua warga di sekitar rumah mereka.

Seperti mengadakan kegiatan keagamaan di mushola/masjid dan sebanyak 35% siswa

mengikutinya. Jadi, selama orang tua mereka sibuk dengan pekerjaannya, anak

mengikuti kegiatan yang positif di lingkungan mereka.

10 Hj. Latifah, Wawancara dengan guru Aqidah Akhlak, tanggal 24 Juli 2010 11 Hj. Latifah, Wawancara dengan guru Aqidah Akhlak, tanggal 24 Juli 2010

Page 31: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini akan disajikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan

saran-saran yang berkaitan dengan penelitian

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang dihimpun, ditabulasikan dan diinterpretasikan, maka

penulis dapat memperoleh gambaran sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pendidikan akhlak yang dilakukan guru dalam pembentukan

akhlakul karimah siswa di MI Darussalam dapat dinyatakan sudah cukup

baik, ini berdasarkan jumlah angket secara umum sebesar 50.91% siswa

merespon positif tentang pelaksanaan pendidikan akhlak di MI Darussalam

Pondok Labu dengan cara memberikan pendidikan agama berupa selalu

menanamkan ajaran agama dengan baik mengadakan sholat berjama’ah dan

selalu menerangkan akhlak yang baik dalam pelajaran. Selanjutnya adalah

guru memberikan pembinaan (latihan) berupa memberikan keteladanan yang

baik di sekolah, membiasakan siswanya untuk berdoa sebelum dan sesudah

melakukan pekerjaan, memberikan nasehat yang membangun, memberikan

hukuman kepada siswa yang melakukan kesalahan, dan terakhir memberikan

pengawasan seperti mengingatkan siswa untuk berhati-hati dalam berteman,

memberikan bimbingan ke arah yang baik, memperhatikan perilaku/akhlak

siswa dan menciptakan hubungan yang harmonis.

2. Mengenai akhlakul karimah siswa MI Darussalam sudah cukup baik ini

dibuktikan dalam persentase rata-rata 53.2% siswa yang berakhlakul karimah

100

Page 32: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

101

akhlak. Seperti akhlak mereka kepada Allah (selalu berpuasa di bulan

Ramadhan dan selalu melaksanakan sholat), kemudian akhlak siswa terhadap

sesama (meminta izin kepada orang tua bila bepergian, mendengarkan

nasehat orang tua, mengucapkan salam bila bertemu guru, berlaku sopan dan

hormat kepada orang tua dan guru, melaksanakan kegiatan bakti sosial,

memberikan sedekah kepada fakir miskin) dan terakhir akhlak siswa kepada

lingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan.

3. Faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlakul karimah siswa antara lain

faktor informal (keluarga) seperti perhatian keluarga, kemudian faktor formal

seperti penyampaian materi agama dengan baik oleh guru, dan terakhir faktor

non formal (masyarakat) seperti kegiatan keagamaan yang diadakan di

lingkungannya. Sebesar 50% siswa merespon positif terhadap faktor-faktor

yang mempengaruhi pembentukan akhlakul karimah.

B. Saran-saran

1. Bagi guru atau para akademisi pendidikan khususnya pendidikan agama

dapat lebih selektif memilih metode pembelajaran yang efektif agar dapat

membentuk akhlakul karimah siswa.

2. Bagi pihak sekolah agar pelaksanaan pendidikan akhlak yang telah ada

dan telah dilaksanakan agar lebih ditingkatkan kembali menjadi lebih baik.

3. Bagi Guru, orang tua dan masyarakat sebagai pelaksana pendidikan

akhlak agar lebih berhati-hati memilih bentuk pola asuh yang sesuai yang

akan ditanamkan atau diberikan kepada anak didik mereka supaya tidak

salah dalam mendidik sehingga mereka dapat menjadi anak yang

berakhlak mulia

4. Bagi para siswa, pendidikkan akhlak yang baik yang telah diberikan di

sekolah, di rumah dan di masyarakat hendaknya tidak hanya sekedar

dipahami tetapi juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari

Page 33: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

DAFTAR PUSTAKA

Aly Noer,Hery. Ilmu Pendidikan Islam, Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Amini, Ibrahim. Agar Tak Salah Mendidik, Jakarta: Al-Huda, 2006.

An-Nahlawi,Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Jakarta:

Gema Insani Press, 1995.

Ardani, Moh.H. Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadah, Jakarta: CV.Karya Mulia,

2001.

Arifin,H.M. Ilmu Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Arikunto,Suharsimi. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

B.Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980

Bahreisj,Hussein. Ajaran-ajaran Akhlak Imam Ghazali, Surabaya: Al-Ikhlas, 1981

Barry,M.Dahlan. Kamus Modern Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Arkola, 1994.

D. Marimba,Ahmad. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-Ma'arif, 1989.

Daradjat, Zakiah Daradjat. Metodelogi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,

1996.

_______________________. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1996.

________________________. Kesehatan Mental, Jakarta: Toko Gunung Agung, 2001.

_______________________. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta: Toko Gunung

Agung, 2001.

Daryanto. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Apollo, 1998. Dastaghib,Syahid. Menuju Kesempurnaan Diri: wacana seputar akhlak, Terj. Dari al-

Akhlaq al-Islamiyah, oleh Ali Yahya. Jakarta: Lentera Basritama, 2003. Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan

Penyelenggara/Penafsir Al-Quran, 1971. Djatnika,Rahmat. System Ethika Islam, Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1992. Edi, Ayah. Mendidik Anak Zaman Sekarang Ternyata Mudah Lho, Jakarta: Tangga

Pustaka, 2008.

Page 34: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

Ghazali,Imam. Bimbingan Mencapai Ketenangan JIwa, Terj. Dari Ihya 'Ulumuddin Juz III oleh Abdul Mujieb AS, Surabaya: PT. Bungkul Indah , 1986.

Guza, Afnil. Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan Dosen, Jakarta:

Asa Mandiri, 2009. Hasan, Muhammad Tholhah. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, Jakarta:

Lantabora Press, 2003. Hidayati ,Heny Narendrany dan Andri Yudiantoro. Psikologi Agama, Jakarta:UIN Press,

2007. Kountur, Ronny. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM, 2006 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan profesi

guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. M.'Ali Alhamidy, Jalan Hidup Muslim, (Bandung: PT.Al-M'arif, 1977), cet.ke-7, hlm.132 Mahjudin. Konsep Dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Quran dan Petunjuk Penerapannya

dalam Hadits, Jakarta: Kalam Mulia, 2000. Masy'ari,Anwar H. Akhlak Al-Quran, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990. Masy'ari, Anwari. Membentuk Pribadi Muslim, Bandung: PT Al-Ma'arif, 1988. Masyhur ,Kahar. Membina Moral dan Akhlak, Jakarta: Kalam Mulia, 1985 . Media Berkala Al-Hikmah, Mengokohkan Moralitas Dalam Sistem Pendidikan Nasional,

Jakarta: Al-Hikmah, 2002. Musawi Lari,Sayid Mujtaba. Menumpas Penyakit Hati Terj. Dari Youth and Moral oleh

Hashem, Jakarta: Lentera 1996. cet.I h.53 Muslim,Romdoni. 300 Hadits Akhlak, Jakarta: Restu Ilahi, 2004. Nashih Ulwan,Abdullah. Pendidikan Anak dalam Islam, Terj. Dari Tarbiyatul Aulad Fil

Islam oleh Jamaluddin Miri. Jakarta: Pustaka Amani, 1995. Nata, Abudin . Akhlak Tasawwuf, Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2003. ___________. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005.

Page 35: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

___________. Pendidikan dalam perspektif Al-Quran, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005 Noer Aly, Hery dan Munzier Suparta. Pendidikan Islam Kini dan Mendatang, Jakarta:

CV Triasco, 2003. Purwakania Hasan, Aliah B., Psikologi Perkembangan Islam, Jakarta:PT. Raja Grafindo

Persada, 2006. Rahim, Husni. Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

2001. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2008. Ritonga.A.Rahman H . Akhlak Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia, Bukit Tinggi:

Amelia Surabaya, 2005. Sabri, M.Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan perkembangan, Jakarta: CV.Pedoman

Ilmu Jaya,1993. Setiono, Kusdwiratri. Psikologi Perkembangan, Bandung, Widya Padjadjaran, 2009. Shabir,Muslich. Tanbihul Ghafilin, Semarang: CV. Toha Putera, 1993. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 Sulaiman, Noor H.M. Hadits-Hadits Pilihan Kajian Tekstual dan Kontekstual, Jakarta:

Gaung Persada, 2010. Tatapangarsa,Humaidi. Akhlak yang Mulia,. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1980 . Tim Dosen FIP IKIP Malang. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta:

Hidayakarya Agung, 1978. Uhbiyati,Nur. Ilmu pendidikan Islam untuk IAIN, STAIN, PTAIS Fakultas Tarbiyah

komponen MKDK, Jakarta: Pustaka Setia.1997. Usman,Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1997. Ya’kub,Hamzah. Etika Islam: Pembinaan Akhlaqul Karimah (suatu pengantar), Bandung:

CV.Diponogoro, 1996. Yunus, Mahmud. Kamus Bahasa Arab-Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1989.

Page 36: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

Yusuf, Syamsu H. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung, PT.Remaja Rosda Karya, 2004.

Zuhairini,dkk. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Page 37: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

MAHASISWA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ANGKET

Pelaksanaan pendidikan akhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan

Nama Siswa : ...................................................................................................

Kelas : ...................................................................................................

Berilah tanda silang pada salah satu huruf A, B, C dan D pada lembar jawaban yang sesuai dengan pilihan dan kenyataan anda

1. Guru menanamkan ajaran agama di sekolah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2. Di sekolah diadakan kegiatan shalat berjama’ah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3. Setiap pelajaran agama guru menjelaskan tentang akhlak yang baik di dalamnya a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4. Guru memberikan teladan yang baik di sekolah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

5. Orang tua menjadi contoh tauladan bagi saya di rumah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6. Guru membiasakan siswanya berdo’a sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

7. Guru memberikan nasehat yang membangun kepada siswanya a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

8. Guru memberikan hukuman kepada siswa yang melakukan kesalahan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Page 38: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

9. Setiap perilaku dan akhlak saya selalu diperhatikan oleh orang tua dan guru a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

10. Guru mengingatkan saya untuk berhati-hati dalam berteman a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

11. Guru memberikan bimbingan ke arah yang lebih baik bila saya sedang mendapatkan masalah di sekolah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

12. Suasana yang harmonis tercipta di rumah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

13. Setiap Bulan Ramadhan, saya berpuasa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

14. Ketika shalat saya bercanda dengan teman a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu

15. saya meminta izin kepada orang tua bila ingin bepergian a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

16. Setiap nasehat orang tua, saya dengarkan dengan baik a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

17. saya mengucapkan salam bila bertemu guru a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

18. Sebagai siswa, saya berlaku sopan dan hormat kepada guru a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

19. Setiap ada kegiatan bakti sosial, saya mengikutinya a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

20. saya memberikan sedekah kepada fakir miskin yang saya temui a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

21. Bila teman mendapatkan musibah saya membantunya a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Page 39: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

22. Saya membuang sampah pada tempatnya

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

23. Perhatian keluarga mempengaruhi akhlak/perilaku saya a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

24. Guru menyampaikan materi agama dengan sangat baik disertai contoh a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

25. Saya mengikuti kegiatan keagamaan di masjid/mushola a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

Page 40: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

Soal-soal wawancara

Hari / Tanggal : Senin, 26 Juli 2010

Responden : Hj. Latifah S.Pdi

Jabatan :Guru Aqidah Akhlak

1. Menurut anda, apakah ajaran agama di sekolah ini telah ditanamkan dengan baik?

2. Dalam meningkatkan ibadah siswa, kegiatan keagamaan apa yang diadakan

disekolah ini?

3. Ketika menerangkan pelajaran, apakah anda selalu memasukkan unsur-unsur

akhlak ke dalam materi tersebut?

4. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan keteladanan? Dan kriteria guru seperti

apa yang dapat dijadikan tauladan bagi siswanya?

5. Dalam pelaksanaan pendidikan akhlak, pembiasaan apa yang anda berikan kepada

siswa, sehingga secara tidak langsung dapat membentuk akhlak mereka?

6. Apakah anda hanya memberikan nasehat kepada siswa yang melakukan kesalahan

saja?

7. Hukuman seperti apa yang akan anda berikan bila siswa anda melakukan

kesalahan?

8. menurut pengamatan anda selama menjadi guru, bagaimanakah pehatian orang

tua murid terhadap anak-anak mereka?

9. Menurut anda apakah pergaulan siswa di sekolah ini cukup baik? Bila belum,

mengapa, dan jelaskan!

10. Bagaimana upaya anda memberikan pengawasan terhadap pergaulan siswa di

sekolah ini sehingga tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan?

Page 41: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

11. Menurut anda, apakah keharmonisan yang tercipta dalam keluarga memberikan

dampak yang positif kepada semangat belajar dan akhlak siswa di sekolah,

mengapa?

12. Apakah pelaksanaan kegiatan agama di sekolah dapat menjauhkan siswa dari hal-

hal yang negatif?

13. Menurut pengamatan yang mungkin anda ketahui, bagaimana akhlak siswa

kepada orang tuanya?

14. Menurut pengamatan anda, bagaimanakah akhlak siswa kepada guru di sekolah

ini?

15. Apakah di sekolah ini suka mengadakan bakti sosial, dan kapan waktu

dilaksanakannya?

16. Dalam Al-Quran Allah mengajak manusia untuk saling membantu dalam

kebaikan, bagaimana tanggapan anda, melihat siswa saling membantu dalam

memberikan jawaban ujian dan bagaimana mengatasinya?

17. Bagaimana bentuk kepedulian siswa terhadap lingkungannya?

18. Menurut pengamatan anda, apakah di lingkungan keluarga, orang tua siswa

menanamkan ajaran agama dengan baik?

19. Apa faktor pendukung dan penghambat yang ditemui di sekolah dalam mencapai

pembentukan akhlakul karimah siswa, dan bagaimana mengatasinya?

20. Menurut pengamatan yang mungkin anda ketahui pada umumnya, apakah

dilingkungan masyarakat siswa berada telah menanamkan ajaran agama dengan

baik?

Page 42: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

Jawaban

1. Iya, telah ditanamkan dengan baik

2. Melakukan tadarus Al-Quran sebelum belajar, sholat zuhur

berjama’ah, perayaan maulid, isro’ mi’roj, membiasakan siswa

berinfak, dll

3. Ya, selalu memasukkan unsure-unsur akhlak ke dalam materi yang

disampaikan

4. Keteladanan merupakan contoh yang baik dan dapat ditiru, baik

perkataan, perbuatan maupun sikap. Kriterianya: selalu berakhlakul

karimah dalam kehidupan sehari-hari dimanapun ia berada.

5. Mengucap dan menjawab salam , berjabattangan, membaca basmalah

sebelum melakukan pekerjaan, dan membaca hamdalah setelah selesai

melakukan pekerjaan dan mengucap kalimat toyyibah lainnya.

6. Tidak, saya memberikan nasehat kepada seluruh siswa

7. Menghapal surat-surat pendek dari Al-Quran, mengucap istigfar,

menasehati dan memotivasinya denngan memperhatikan kesalahan

yang mereka lakukan

8. Sepertinya masih kurang perhatian, mungkin karena kesibukan mereka

bekerja

9. Menurut saya sudah cukup baik

10. Memberikan pengawasan yang secara intensif dan bekerjasama

dengan orang tua murid untuk lebih protektif dan memperhatikan

masalah pergaulan. Sekolah juga melakukan razia /pemeriksaan pada

waktu-waktu tertentu

11. Ya, karena keluarga yang harmonis mencerminkan keluarga bahagia,

dan rasa bahagia dapat membuat hati anak menjadi senang dan tenang

dalam melakukan suatu pekerjaan

Page 43: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

12. Ya, insya Alloh. Asalkan ditunjang dengan memberikan perhatian

penuh kepada siswa

13. Sudah cukup baik, akan tetapi masih ada sebagian kecil siswa yang

masih perlu ditingkatkan lagi akhlaknya.

14. Cukup baik, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih

berperilaku kurang baik

15. Ya, kadang-kadang dan waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan

program sekolah

16. Dengan cara menegur dan menasehatinya kalau perilaku itu kurang

baik

17. Selalu membiasakan dirinya (siswa) menjaga kebersihan seperti

membuang sampah pada tempatnya

18. Ya, contohnya dengan cara memasukkan anak-anak mereka ke TPA,

walaupun hanya beberapa

19. Faktor pendukung: lingkungan sekolah yang Islami, semangat para

guru dalam menanamkan akhlakul karimah kepada siswa, tata tertib

yang diberlakukan di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler yang dapat

menumbuhkan akhlakul karimah siswa. Faktor penghambat:

minimnya pendidikan agama yang dimiliki oleh orang tua murid,

sarana dan prasarana yang kurang memadai, kebiasaan buruk siswa di

rumah,dll.

20. Ya, sudah cukup baik

Interviewer

Hj.Latifah S.Pdi

Page 44: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

 

 

Page 45: BAB III METODOLOGI PENELITIAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21551/2/HANI...BAB III . METODOLOGI PENELITIAN . A. Metode penelitian . Dalam

Si 60 60 60 60 60 60 60 60 YANG MEMPENGARHI PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA

Tabel. Hasil Perhitungan Angket pelaksanaan pendidikan akhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa

Membuat Persentase

No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Jumlah Siswa 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60Jwb. A 34 10 39 41 34 44 31 15 33 22 33 24 42 40 37 31 36 23 16 28 32 31 38 21Jwb. B 22 9 18 10 17 12 19 18 18 13 13 16 12 13 16 13 22 15 14 15 19 15 15 18Jwb. C 4 20 3 7 9 3 6 24 9 8 11 15 5 7 6 14 1 20 29 15 9 9 6 16Jwb. D 0 21 0 2 0 1 4 3 0 17 3 5 1 0 1 2 1 2 1 2 0 5 1 5

Persen Jwb A 56.7 16.7 65.0 68.3 56.7 73.3 51.7 25.0 55.0 36.7 55.0 40.0 70.0 66.7 61.7 51.7 60.0 38.3 26.7 46.7 53.3 51.7 63.3 35.0Persen Jwb B 36.7 15.0 30.0 16.7 28.3 20.0 31.7 30.0 30.0 21.7 21.7 26.7 20.0 21.7 26.7 21.7 36.7 25.0 23.3 25.0 31.7 25.0 25.0 30.0Persen Jwb C 6.7 33.3 5.0 11.7 15.0 5.0 10.0 40.0 15.0 13.3 18.3 25.0 8.3 11.7 10.0 23.3 1.7 33.3 48.3 25.0 15.0 15.0 10.0 26.7Persen Jwb D 0.0 35.0 0.0 3.3 0.0 1.7 6.7 5.0 0.0 28.3 5.0 8.3 1.7 0.0 1.7 3.3 1.7 3.3 1.7 3.3 0.0 8.3 1.7 8.3

HASIL RATA-RATA PERSENTASE PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI DARUSSALAM

No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 HASIL PERSENTASE RATA-RATA FAKTOR-FAKTORJumlah SiswaJumlah 60swa 60 6060 6060 60 60 60 60 60 60 60 60 YANG MEMPENGARHI PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA

Jwb. A 34 10 39 41 34 44 31 15 33 22 33Jwb. B 22 9 18 10 17 12 19 18 18 13 13 No. Item 23 24 25Jwb. C 4 20 3 7 9 3 6 24 9 8 11 Jumlah Siswa 60 60 60Jwb. D 0 21 0 2 0 1 4 3 0 17 3 Jwb. A 31 38 21

Persen Jwb A 56.7 16.7 65.0 68.3 56.7 73.3 51.7 25.0 55.0 36.7 55.0 50.9 Jwb. B 15 15 18Persen Jwb B 36.7 15.0 30.0 16.7 28.3 20.0 31.7 30.0 30.0 21.7 21.7 25.6 Jwb. C 9 6 16Persen Jwb C 6.7 33.3 5.0 11.7 15.0 5.0 10.0 40.0 15.0 13.3 18.3 15.8 Jwb. D 5 1 5Persen Jwb D 0.0 35.0 0.0 3.3 0.0 1.7 6.7 5.0 0.0 28.3 5.0 7.7 Persen Jwb A 51.7 63.3 35.0 50.0

Persen Jwb B 25.0 25.0 30.0 26.7HASIL RATA-RATA PERSENTASE TENTANG AKHLAKUL KARIMAH SISWA Persen Jwb C 15.0 10.0 26.7 17.2

Persen Jwb D 8.3 1.7 8.3 6.1No. Item 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Jumlah Siswa 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60Jwb. A 24 42 40 42 37 31 36 23 16 28 32Jwb. B 16 12 13 9 16 13 22 15 14 15 19Jwb. C 15 5 7 8 6 14 1 20 29 15 9Jwb. D 5 1 0 1 1 2 1 2 1 2 0

Persen Jwb A 40.0 70.0 66.7 70.0 61.7 51.7 60.0 38.3 26.7 46.7 53.3 53.2Persen Jwb B 26.7 20.0 21.7 15.0 26.7 21.7 36.7 25.0 23.3 25.0 31.7 24.8Persen Jwb C 25.0 8.3 11.7 13.3 10.0 23.3 1.7 33.3 48.3 25.0 15.0 19.5Persen Jwb D 8.3 1.7 0.0 1.7 1.7 3.3 1.7 3.3 1.7 3.3 0.0 2.4