bab iii metodologi penelitian -...
TRANSCRIPT
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis
melalui penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Jenis penelitian lapangan
ini dimaksudkan agar dapat diperoleh fakta, data dan informasi yang lebih
obyektif dan akurat mengenai pelaksanaan pendidikan akhlak di sekolah. Dan
penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan mempelajari atau menelaah dan
mengkaji buku-buku yang erat kaitannya dengan masalah, yang akan dibahas
yaitu pelaksanaan pendidikan akhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa,
B. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Pondok Labu
Jakarta Selatan yang beralamat di jalan H.Ipin No.10 Pondok Labu Jakarta
Selatan 12450. penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan Juli 2010.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.1 subjek yang diteliti
adalah siswa MI dari kelas 3 sampai kelas 6 yang berjumlah 120 siswa.
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Cet. Ke-12,
h.108
70
71
2. Sampel, yaitu sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.
Menurut Suharsimi Arikunto apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya
jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau
lebih.2 Disini penulis mengambil sampel sebanyak 50% dari jumlah populasi yang
ada (120x50%=60orang siswa) Dengan menggunakan random sampling yaitu
dengan mengambil sample dari populasi yang ada secara acak.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen pada suatu penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data.3 Yaitu menggunakan angket. Angket ini dalam bentuk
questioner yang diperuntukkan kepada siswa MI.Darussalam Pondok Labu
Jakarta Selatan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan pendidikan
akhlak.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Quesioner
No Pertanyaan
Pokok penelitian
Sub pokok pertanyaan Aspek yang diungkapkan
No. item
Jumlah Item
1 Pelaksanaan Pendidikan Akhlak
1.1 Pendidikan agama
1.2 Pembinaan (latihan)
1.3 Pengawasan
- Aqidah - Ibadah - Akhlak - Keteladanan - Pembiasaan - Nasehat - Hukuman - Perhatian dalam
keseharian
1 2 3
4,5 6 7 8 9
1 1 1 2 1 1 1 1
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Cet. Ke-12,
h.109 3 Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM,
2006), cet.III, h.151
72
- Perhatian dalam pergaulan
- Membimbing
kearah yang baik - Menciptakan
Suasana yang akrab
10
11
12
1 1 1
2 Akhlakul Karimah Siswa
2.1 Akhlak kepada Allah dan Rasul
2.2 Akhlak kepada
sesama
2.3 Akhlak kepada Alam
atau lingkungan
- Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya
- Menghormati
orang tua
- Menghormati Guru
- Memiliki
Solidaritas Sosial
- Membantu
sesama manusia - Peduli Terhadap
Lingkungan
13,14
15,16
17,18
19,20
21
22
2 2 2 2
1
1
3 Faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlakul Karimah
3.1 Faktor informal
3.2 Faktor Formal
3.3 Faktor nonformal
- Lingkungan keluarga
- Lingkungan sekolah
- Lingkungan
masyarakat
23
24
25
1 1 1
73
Tabel 3.2 Kisi-kisi wawancara
No Pertanyaan
pokok penelitian
Sub pokok pertanyaan Aspek yang diungkapkan
No. item
Jumlah Item
1 2
Pelaksanaan Pendidikan Akhlak Akhlakul Karimah Siswa
1.1 Pendidikan agama
1.2 Pembinaan (latihan)
1.3 Pengawasan
2.1 Akhlak kepada Allah dan Rasul
2.2 Akhlak kepada sesama
- Aqidah - Ibadah - Akhlak - Keteladanan - Pembiasaan - Nasehat - Hukuman - Perhatian dalam
keseharian - Perhatian dalam
pergaulan - Membimbing
kearah yang baik
- Menciptakan
Suasana yang akrab
- Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya
- Menghormati
orang tua
- Menghormati Guru
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12
13
14
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
1
74
3
Faktor yang mempengaruhi Pembentukan Akhlakul Karimah Siswa
2.3 Akhlak kepada Alam
atau lingkungan
3.1 Faktor informal
3.2 Faktor Formal
3.2 Faktor nonformal
- Memiliki
Solidaritas Sosial
- Membantu
sesama manusia
- Peduli
Terhadap Lingkungan
- Lingkungan keluarga
- Lingkungan
sekolah
- Lingkungan
masyarakat
15
16
17
18
19
20
1 1
1
1
1
1
E. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa macam tehnik
pengumpulan data dan tentu saja hal ini disesuaikan dengan masalah yang akan
diteliti. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan dengan
tehnik sebagai berikut:
a. Angket
Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi yang diberikan responden. Bentuk angket yang penulis
gunakan adalah angket langsung dan bersifat tertutup, artinya jawaban telah
disediakan dan responden hanya memilih satu jawaban yang sesuai. Adapun
jumlah pertanyaan yang disediakan adalah 25 item pertanyaan.
75
b. Wawancara
Dalam rangka memperoleh data/informasi yang lebih terperinci dan untuk
melengkapi data yaitu dengan wawancara. Wawancara merupakan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat
memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki
relevansi dengan permasalahan penelitian.4 Wawancara dalam penelitian ini
diajukan kepada guru agama dan kepala sekolah mengenai pelaksanaan
pendidikan akhlak di MI Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan.
F. Tehnik Analisis Data
Tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik
presentasi yaitu dengan rumus:
f Rumus; P = x 100
N Keterangan: P = angka Prosentase
F = frekuensi yang dicari prosentasenya
N= Number of Cases atau banyaknya individu
100%= Bilangan tetap (konstanta).
4 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tiondakan Kelas sebagai pengembangan profesi
guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h.157
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Singkat Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Pondok Labu
1. Sejarah singkat Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Pondok Labu
Dari hasil wawancara dengan Kepala MI Darussalam, Madrasah Ibtidaiyah
Darussalam adalah tingkatan pendidikan yang pertama kali didirikan dan berada
dibawah Yayasan Pendidikan Darussalam. Sebelum menjadi Madrasah Ibtidaiyah,
pendidikan disini masih bersifat diniyah atau pengajian yang bernama Hayatul
Islamiyah yang berdiri sejak tahun 1958 dibawah pimpinan M. Ishak dan berlokasi di
jl. H. Ipin No. 10 Pondok Labu Jakarta Selatan dengan luas tanah ±150 M², memiliki
lokal sebanyak 2 lokal dengan dinding terbuat dari bilik, bertiang bambu dan beratap
daun kerai. Jumlah murid pada saat itu ±100 orang yang terdiri dari 40 orang laki-laki
dan 60 orang perempuan. Kemudian pada tahun 1959 tahap demi tahap masyarakat
optimis memasukkan anak-anak mereka utuk belajar dan dididik di sekolah ini
hingga jumlah siswa meningkat mencapai 250 siswa. Pada tahun 1960, bangunan
mulai diperbaiki menjadi bangunan semi permanen karena bangunan sebelumnya
sudah mulai rusak. Bangunan ini pun mampu menampung siswa sebanyak 300 siswa.
Tahun demi tahun jumlah siswa semakin bertambah sehingga kegiatan belajar
mengajar dibagi menjadi 2 shift yaitu waktu pagi dan sore hari.
76
77
Pada tahun 1966-1967, ayah kami (H. Abdul Rozak) mewakafkan tanahnya
seluas ±2000 M² untuk pendidikan (sekolah). Dan pada tahun 1972-1973 sekolah
kami sudah mulai mengadakan haplah dan sudah dapat membuat proposal bantuan
kepada pemerintah melalui RAPBS dengan tujuan untuk kelancaran kegiatan
pendidikan seklah kami. Alhamdulillah diterima dan dikabulkan dan kami mendapat
bantuan berupa satu unit gedung yang berdiri diatas tanah wakaf ayah kami dan diberi
nama “Yayasan Pendidikan Darussalam” (1974). Yayasan ini dipimpin oleh
Ust.Marzuki selaku anak tertua dari H.Abdul Rozak (alm) sampai sekarang. Yayasan
ini juga mengubah Pendidikan Diniyah menjadi Madrasah Ibtidaiyah, kemudian pada
tahun 1984 kami menambah tingkatan pendidikan yaitu pendidikan tingkat menengah
atau SMP dan pendidikan tingkat atas atau SMA. Tidak hanya itu, seiring
berkembangnya Yayasan Pendidikan Darussalam, yayasan ini pun mengadakan
sekolah paket A,B dan C sampai sekarang.1
Demikianlah sejarah singkat berdirinya MI Darussalam Pondok Labu Jakarta
Selatan.
2. Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Pondok Labu
a) Visi MI Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan adalah Utama dalam
Akhlak dan Unggul dalam Ilmu
b) Misi MI Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan antara lain:
- Menumbuhkan akhlaq dan budi pekerti yang mulia
- Berpartisipasi aktif dalam mengelola dan meningkatkan mutu pendidikan
- Mengembangkan potensi intelektual siswa
1 Rozali HR, Hasil Wawancara Kepala Sekolah MI Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan, tanggal 28 Juni 2010
78
3. Sarana dan Prasarana Pendidikan MI Darussalam Pondok Labu
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, MI Darussalam Pondok Labu
memiliki sarana dan prasarana yang dapat membantu kelancaran proses kegiatan
belajar mengajar, diantaranya:
Tabel 4.1
Sarana dan Prasarana
No Jenis Ruangan Jumlah1 Ruang Belajar 12 Kantor Kepala Sekolah 13 Ruang Guru 14 Laboratorium Komputer 15 Ruang Praktikum 16 Mushola 17 WC 38 Gudang 19 Kantin 110 Lapangan Olahraga 111 Perpustakaan 1
4. Kegiatan ekstrakurikuler
Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di MI Darussalam adalah
sebagai berikut:
a) Tadarrus Al-Quran
b) Komputer,
c) Pramuka
d) Futsal
e) dan Marawis
5. Keadaan Guru dan siswa
Jumlah tenaga pengajar di MI Darussalam sebanyak 17 orang guru, sedangkan
karyawannya berjumlah 4 orang yang terdiri dari 2 orang ketatausahaan, 1 orang
pembantu Umum dan 1 orang keamanan. Sedangkan jumlah siswa MI Darussalam
79
tahun pelajaran 2010/2011 seluruhnya berjumlah 186 siswa.2 Untuk mengetahui lebih
jelasnya dapat dilihat dalam table berikut ini:
Tabel 4.2
Data Guru dan Karyawan
No Nama Pendidikan Jabatan
1 Rozali HR MAN Kepala Madrasah2 Rahmat Suhanda S.Ag S1 Wakil Kepala Madrasah, Guru SKI3 H. Royani HR S.Pd S1 Guru Bahasa Arab 4 Khairul Rahman S.Pd S1 Guru Pkn, penjaskes 5 M. Makmun S.Pd S1 Guru Matematika, B.Inggris 6 Hj. Humairoh Am.A D2 Guru Quran Hadits 7 Hj Rosmala Am.A D2 Guru PLBJ, FIQH 8 Hj. Latifah S.Pdi S1 Guru Aqidah Akhlak, B.Indonesia9 Suharti S.Pd S1 Guru Kelas 1
10 Sofiyah S.Ag S1 Guru IPS11 Darmawati S.Pdi S1 Guru IPA,TU 212 Aminah Arsyad PGA Guru kelas 213 Nurmurdiana MA Guru Bahasa Arab 14 Noeraini MA Guru kelas 115 Amah SPG Guru kesenian, matematika 16 Syarifudin SLTA Guru B.Indonesia17 Abdul Ghani S. Kom S1 Guru Komputer18 Hani Maisya MA Guru B. Inggris,Pkn 19 Rokiyah MA TU 120 Nito SD Pembantu Umum21 Suyud SMP Keamanan
2 Rokiyah, Kaur Tata Usaha MI Darussalam, Data atau Arsip Madrasah, tgl 29 Juni 2010.
80
Tabel 4.3
Data Siswa
No Kelas Jumlah 1 Kelas 1 322 Kelas 2 343 Kelas 3 224 Kelas 4 285 Kelas 5 326 Kelas 6 38 Jumlah 186
6. Kurikulum dan sistem belajar mengajar
Adapun mengenai kurikulum yang digunakan di MI Darussalam Pondok Labu
Jakarta Selatan adalah menggunakan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan).
Mengenai sistem belajar mengajar yang diterapkan adalah sistem klasikal
artinya dalam penyampaian materi pelajaran sebagian besar dilakukan di dalam kelas
dengan metode ceramah dan tanya jawab.
7. Struktur Organisasi
Kepala Sekolah merupakan pimpinan tertinggi di Lembaga Madrasah
Ibtidaiyah yang memiliki kebijakan kebijakan penuh dalam mengatur jalannya
kegiatan belajar mengajar meskipun demikian ia juga memiliki tanggung jawab
kepada Yayasan. Dalam menjalankan kepemimpinanya, Kepala Sekolah dibantu oleh
staf yang ditunjuk, yaitu seorang Wakil Kepala Sekolah serta dua orang Tata Usaha
yang mengatur kegiatan administrasi sekolah. Berikut susunan organisasi MI
Darussalam Pondok Labu.3
3 Rokiyah, Kaur Tata Usaha MI Darussalam Pondok Labu, Data atau Arsip Madarasah, tgl 29 juni 2010.
81
Tabel 4.4
Struktur Organisasi MI Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan
B. Temuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil data dengan menggunakan angket
yang disebarkan kepada responden yaitu siswa MI Darussalam kelas 3,4,5, dan 6
yang berjumlah 60 siswa. Angket ini berisi 25 pertanyaan, diolah dalam bentuk
distribusi frekuensi dan dipaparkan dalam bentuk tabel dan tiap tabel berisi satu item
pertanyaan. Untuk lebih memperjelas informasi mengenai angket penulis juga
mengadakan wawancara kepada guru agama dan kepala sekolah MI Darussalam
Pondok Labu Jakarta Selatan
82
Tabel 4.5
Guru menanamkan ajaran Agama di sekolah
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase1 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
3422 4 0
56.7 %36.7 % 6.7 % 0 %
Jumlah 60 100 %
Ajaran agama merupakan ajaran yang sangat penting bagi kehidupan manusia
terutama bagi kehidupan anak bangsa. Sedini mungkin ajaran agama harus
ditanamkan dengan baik oleh para pendidik khususnya para guru kepada siswanya.
Di MI Darusssalam sebagian besar para siswa menjawab ajaran agama selalu
diajarkan di sekolah dengan prosentase sebesar 56.6%, sering 36.7% dan kadang-
kadang 6.7%
Tabel 4.6
Di sekolah diadakan sholat berjama’ah
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 2 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
109 20 21
16.7 15
33.3 35
Jumlah 60 100 %
Data tersebut memperlihatkan bahwa prosentase terbesar adalah jawaban
siswa yang menyatakan tidak pernah diadakan sholat berjama’ah sebanyak 35%, yang
berpendapat kadang-kadang sebesar 33.3%, sering 15% dan selalu sebesar 16.7%. hal
ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah yang menyatakan bahwa
sholat berjama’ah hanya dilaksanakan pada kelas tertentu saja mengingat kapasitas
83
mushola dan waktunya sangat terbatas karena pada siang harinya lokal terpakai oleh
SMP.4
Tabel 4.7
Guru menerangkan akhlak didalam mata pelajaran agama
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 3 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
3918 3 0
65%30% 5% 0 %
Jumlah 60 100 %
Dalam menerangkan setiap mata pelajaran, guru selalu menerangkan akhlak
didalamnya karena akhlak merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan siswa
di masa yang akan datang ini dibuktikan dengan tabel yang menunjukkan bahwa
65% siswa menjawab bahwa guru mereka selalu menjelaskan tentang akhlak yang
baik kedalam mata pelajaran agama, selanjutnya yang menjawab sering sebesar 30%
dan hanya 5% yang menjawab kadang-kadang.
Tabel 4.8
Guru memberikan teladan yang baik di sekolah
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 4 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
4110 7 2
68.3 % 16.7 % 11.7 % 3.3 %
Jumlah 60 100 %
Guru merupakan orang tua siswa di sekolah. Setiap sikap, ucapan maupun
perbuatan mereka diperhatikan dan ditiru oleh siswa. Oleh karena itu guru tidak
hanya memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga harus dapat menjadi contoh teladan
bagi mereka di sekolah. Dari data diatas lebih dari setengahnya siswa menyatakan
bahwa guru-guru mereka selalu memberikan teladan yang baik di sekolah yaitu
4 Rozali HR, Wawancara kepala sekolah, tanggal 22 Juli 2010
84
dengan prosentase sebesar 68.3%, kemudian 16.7% yang menyatakan sering, 11.7%
yang menyatakan kadang-kadang dan 3.3 % yang menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.9
Orang tua menjadi contoh yang baik di rumah
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 5 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
3417 9 0
56.7 % 28.3 % 15 % 0 %
Jumlah 60 100 %
Orang tua merupakan salah satu suri tauladan bagi anaknya di rumah karena
orang tua merupakan kunci dalam pembentukan akhlakul karimah pertama kali. Ini
ditunjukkan dalam tabel bahwa lebih dari setengahnya orang tua siswa di MI
Darussalam dapat menjadi contoh yang baik bagi mereka di rumah. Adapun
prosentasenya sebesar 56.7% yang menjawab selalu, 28.3% yang menyatakan sering
dan hanya 15% yang menyatakan kadang-kadang.
Tabel 4.10
Membiasakan siswa berdoa sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 6 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
4412 3 1
73.3 % 20 % 5 %
1.7 % Jumlah 60 100 %
Doa adalah hal yang sangat penting dalam segala keadaan, baik sebelum
maupun sesudah melakukan pekerjaan. Doa juga merupakan salah satu tanda syukur
manusia akan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Ini pun dibuktikan dengan
data angket yang menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa menyatakan tentang guru
85
mereka yang selalu membiasakan siswanya untuk berdoa baik sebelum maupun
sesudah melakukan pekerjaan, 20% yang menyatakan sering dan 5% yang
menyatakan kadang-kadang dan sisanya menyatakan tidak pernah yaitu sebesar 1.7
%.
Tabel 4.11
Guru memberikan nasehat yang membangun kepada siswanya
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 7 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
3119 6 4
51.7 % 31.7 % 10% 6.7%
Jumlah 60 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 51.7% siswa menjawab guru
mereka selalu memberikan nasehat yang membangun. Nasehat itu tidak hanya
diberikan kepada siswa yang sedang menghadapi masalah atau melakukan kesalahan
tetapi nasehat itu juga diberikan kepada semua siswa agar siswa dapat termotivasi
dalam belajar.5 Selanjutnya, 31.7% siswa menjawab sering, 10% yang menjawab
kadang-kadang dan 6.7% atau 4 orang siswa yang menjawab tidak pernah guru
mereka memberikan nasehat yang membangun.
Tabel 4.12
Guru memberikan hukuman kepada siswa yang melakukan kesalahan
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 8 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
1518 24 3
25% 30% 40% 5%
Jumlah 60 100 %
5 Hj. Latifah, wawancara dengan guru Aqidah Akhlak, tanggal 26 juli 2010
86
Hukuman terkadang perlu diberikan kepada siswa karena hukuman
merupakan salah satu metode untuk membentuk akhlakul karimah siswa. Hukuman
itu jangan diartikan sebagai kekerasan fisik tetapi hukuman yang dapat membangun
siswa. Adapun hukuman yang biasa diberikan oleh guru MI Darussalam salah
satunya seperti memberikan hukuman untuk menghapal surat-surat pendek dalam al-
Quran.6 Adapun prosentase menurut data dalam angket menunjukkan 25% guru
selalu memberikan hukuman kepada siswa, 30% yang menjawab sering, sedangkan
yang menjawab kadang-kadang sebesar 40% dan 5% yang menjawab tidak pernah.
Tabel 4.13
Akhlak dan perilaku anak diperhatikan orang tua dan guru
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 9 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
3318 9 0
55% 30% 15% 0%
Jumlah 60 100 %
Guru dan orang tua kedua-duanya adalah orang tua atau pendidik bagi anak
didik mereka, dimana mereka tidak hanya memperhatikan akademis si anak tetapi
juga memperhatikan akhlak dan perilaku mereka sehari-hari. Data diatas
menunjukkan lebih dari setengahnya yaitu 55% orang tua dan guru selalu
memperhatikan akhlak/perilaku anak didik mereka, 30% yang menjawab sering
memperhatikan akhlak/perilaku anak, 15% yang menjawab kadang-kadang
sedangkan tak ada satupun anak atau 0% siswa yang menjawab tidak pernah atau
tidak ada orang tua yang tidak memperhatikan akhlak atau perilaku anak didik
mereka.
6 Hj. Latifah, wawancara dengan guru Aqidah Akhlak, tanggal 26 juli 2010
87
Tabel 4.14
Guru mengingatkan siswa untuk berhati-hati dalam berteman
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 10 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
2213 8 17
36.7% 21.7% 13.3% 28.3%
Jumlah 60 100 %
Pergaulan merupakan salah hal faktor yang dapat mempengaruhi akhlak
siswa, karena itu sebagai seorang guru harus selalu mengingatkan siswanya untuk
berhati-hati dalam berteman.Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa guru cukup
memperhatikan siswa dalam berteman dengan prosentase sebagai berikut, 36.7%
siswa menjawab guru selalu mengingatkan siswanya untuk berhati-hati dalam
berteman, 21.7% yang menyatakan sering mengingatkan untuk berhati-hati dalam
berteman, 13.3% yang menjawab kadang-kadang mengingatkan, dan 28.3% siswa
menjawab tidak pernah guru menjawab tidak pernah mengungatkan untuk berhati-
hati dalam berteman.
Tabel 4.15
Guru memberikan bimbingan kearah yang lebih baik
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 11 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
3313 11 3
55% 21.7% 18.3%
5% Jumlah 60 100 %
Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya atau sebesar 55%
guru selalu memberikan bimbingan kearah yang lebih baik, 21,7% yang menjawab
sering dan 18,3% yang menjawab kadang-kadang memberikan bimbingan kearah
88
yang lebih baik sedangkan hanya 5% atau 3 orang yang menjawab tidak pernah
memberikan bimbingan kearah yang lebih baik. Penulis mengharapkan bagi guru
yang masih kurang memberikan bimbingan atau tidak pernah memberikan bimbingan
ke arah yang lebih agar lebih perhatian karena guru tidak hanya sekedar memberikan
ilmu pengetahuan, tetapi juga bisa memberikan bimbingan ke arah yang baik kepada
siswanya
Tabel 4.16
Suasana yang harmonis tercipta di rumah
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 12 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
2416 15 5
40% 26.7% 25% 8.3%
Jumlah 60 100 %
Suasana harmonis yang tercipta di rumah menjadikan diri siswa menjadi lebih
tenang dan nyaman. Ini juga dapat mempengaruhi akhlak anak tersebut, ketenangan
dan kenyaman jiwa si anak memberikan dampak positif bagi tingkah lakunya. Data di
atas menunjukkan bahwa hampir setengahnya atau sebesar 40% siswa menjawab
bahwa suasana di rumah mereka selalu harmonis, sebagian kecil atau 26.7%
menjawab sering tercipta suasana yang harmonis , dan sebagian kecil juga menjawab
kadang-kadang dengan prosentase sebesar 25%, sedangkan sedikit sekali atau 8.3%
yang menjawab tidak pernah tercipta suasana yang harmonis di rumah.
Tabel 4.17
Berpuasa setiap bulan ramadhan
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 13 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
4212 5 1
70% 20% 8.3% 1.7%
Jumlah 60 100 %
89
Puasa merupakan salah satu rukun Islam, dimana rukun Islam menurut
analisis Imam Al-Ghazali adalah salah cara untuk membina akhlak siswa karena
dengan puasa mereka tidak hanya dilatih untuk dapat menahan dari lapar dan haus
tetapi juga menahan dari perbuatan keji atau akhlakul madzmumah sehingga yang ada
timbullah akhlakul karimah. Data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
menjawab selalu melaksanakan puasa di bulan Ramadhan atau sebesar 70%, sebagian
kecil menjawab sering dengan prosentasenya 20% sedangkan sedikit sekali yang
menjawab kadang-kadang dan tidak pernah dengan masing-masing prosentasenya
8.3% dan 1.7%
Tabel 4.18
Bercanda dengan teman ketika mengerjakan shalat
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 14 a. Tidak Pernah
b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
4013 7 0
66.7% 21.7% 11.7%
0% Jumlah 60 100 %
Sebagian besar siswa atau sekitar 66.7% tidak pernah bercanda dengan teman
ketika sedang melaksanakan shalat, sebagian kecil yang menjawab kadang-kadang
masih bercanda dengan teman ketika shalat dengan prosentase 21.7%, dan 11,7%
yang menjawab sering bercanda ketika shalat. Data di atas menunjukkan bahwa guru
MI Darussalam dalam memberikan bimbingan ke arah yang leih baik sudah cukup
berhasil ini dibuktikan dengan sikap siswa ketika melaksanakan sholat.
Tabel 4.19
Meminta izin kepada orang tua bila ingin bepergian
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 15 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
429 8 1
70% 15%
13.3% 1.7%
90
Jumlah 60 100 %
Data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa atau sebesar 70%
menyatakan selalu meminta izin kepada orang tua bila ingin bepergian. Dan 15%
yang menjawab sering, 13.3% yang menjawab kadang-kadang dan hanya 1 responden
atau 1.7% yang menjawab tidak pernah meminta izin bila ingin bepergian. Dapat
disimpulkan bahwa siswa di MI Darussalam hampir seluruhnya selalu meminta izin
kepada orang tua bila ingin bepergian dan ini merupakan salah satu contoh dari
akhlakul karimah.
Tabel 4.20
Nasehat orang tua didengarkan dengan baik
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 16 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
3716 6 1
61.7% 26.7% 10% 1.7%
Jumlah 60 100 %
Kesuksesan hidup seorang anak tidak pernah lepas dari usaha dan doa kedua
orang tua, itupun terealisasi bila si anak selalu mendengarkan nasehat yang diberikan
oleh orang tuanya. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa 61.7% atau sebagian
besar siswa selalu menjawab selalu mendengarkan nasehat orang tuanya dengan baik,
26.7% siswa menjawab sering, selanjutnya 10% atau 6 siswa yang menjawab
kadang-kadang mendengar nasehat orang tuanya, dan 1.7% siswa yang menjawab
tidak pernah mendengarkan nasehat orang tuanya dengan baik.
91
Tabel 4.21
Mengucapkan salam bila bertemu dengan guru
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 17 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
3114 13 2
51.7% 23.3.% 21.7% 3.3%
Jumlah 60 100 %
Salam tidak hanya sekedar ucapan, salam merupakan doa dan ini dibuktikan
oleh siswa MI Darussalam yang selalu memberikan salam ketika bertemu guru dan
ini merupakan salah satu akhlakul karimah yang dibuktikan siswa. Data diatas terlihat
bahwa perilaku siswa dalam mengucapkan salam bila bertemu dengan guru masih
dilakukan dengan baik karena lebih dari setengahnya atau 51.7% siswa yang
menjawab selalu mengucapkan salam bila bertemu guru, 23.3% yang menjawab
sering dan 21.7% yang menjawab kadang-kadang sedangkan yang menjawab tidak
pernah hanya 3.3%.
Tabel 4.22
Berlaku sopan dan hormat kepada guru
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 18 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
3622 2 0
60% 36.7% 3.3% 0%
Jumlah 60 100 %
Data diatas menjelaskan sebesar 60 % siswa menyatakan selalu berlaku sopan
dan hormat kepada guru, 36.7% siswa menjawab sering, sedangkan yang menjawab
kadang-kadang berlaku sopan dan hormat kepada guru sebesar 3.3% atau 2
responden. Hal ini menunjukkan bahwa siswa MI Darussalam sangat hormat dan
berlaku sopan kepada guru-guru mereka.
92
Tabel 4.23
Mengikuti kegiatan bakti sosial
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 19 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
2315 20 2
38.3% 25%
33.3% 3.3%
Jumlah 60 100 %
Dari data diatas dapat diketahui respon siswa untuk mengikuti kegiatan bakti
sosial sedikit sekali, yaitu sebesar 38.3% siswa menjawab selalu mengikuti kegiatan
bakti sosial, 25% yang menjawab sering, 33.3% yang menjawab kadang-kadang
mengikuti bakti sosial sedangkan yang tidak pernah mengikuti bakti sosial sebesar
3.3%.
Tabel 4.24
Memberikan sedekah kepada fakir miskin yang ditemui
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 20 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
2914 16 1
48.3% 23.3% 26.7% 1.7%
Jumlah 60 100 %
Data diatas menunjukkan 26.7% siswa yang menjawab selalu memberikan
sedekah kepada fakir miskin, 23.3% yang menjawab sering, dan 48.3% siswa
menjawab kadang-kadang memberikan sedekah kepada fakir miskin yang ditemui
sedangkan 1.7% yang menjawab tidak pernah. Ini menunjukkan bahwa kesadaran
siswa untuk memberikan sedekah kepada fakir miskin di sekolah ini masih sedikit
sekali.
93
Tabel 4.25
Membantu teman yang terkena musibah
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 21 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
2815 15 2
46.7% 25% 25% 3.3%
Jumlah 60 100 %
Data tersebut memperlihatkan bahwa hampir setengah siswa atau sejumlah
46.7% siswa menyatakan selalu membantu teman yang sedang terkena musibah,
sedangkan siswa yang menjawab sering dan kadang-kadang membantu teman yang
terkena musibah masing-masing prosentasenya sebesar 25%, dan yang menjawab
tidak pernah membantu teman yang terkena musibah sebesar 3.3%. Ini menunjukkan
bahwa rasa solidaritas siswa kepada temannya cukup besar karena tolong menolong
merupakan salah satu anjuran dari agama Islam. Tentunya tolong menolong dalam
hal kebaikan bukan keburukan.
Tabel 4.26
Membuang sampah pada tempatnya
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 22 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
3219 9 0
53.3% 31.7% 15% 0%
Jumlah 60 100 %
Membuang sampah pada tempatnya merupakan salah satu bentuk contoh rasa
kepedulian siswa terhadap alam/lingkungannya. Data di atas dapat diketahui bahwa
lebih dari setengahnya siswa membuang sampah pada tempatnya yaitu 53.3% yang
menjawab selalu, 31.7% yang menjawab sering dan 15% yang menjawab kadang-
kadang membuang sampah pada tempatnya. Dari prosentase tersebut menunjukkan
bahwa siswa sangat perduli terhadap alam atau lingkungan sekitarnya.
94
Tabel 4.27
Perhatian keluarga mempengaruhi perilaku/akhlak anak
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 23 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
3115 9 5
51.7% 25% 15% 8.3%
Jumlah 60 100 %
Perilaku atau akhlak anak yang cukup mendapatkan perhatian dari
keluarganya berbeda dengan perilaku atau akhlak anak yang tidak mendapatkan
perhatian. Sebagai realitanya banyak anak yang jatuh ke dalam pergaulan bebas,
narkoba dan lain-lainnya, itupun didapatkan dari anak yang kurang mendapatkan
perhatian dari keluarganya atau anak yang broken home. Adapun data diatas
menunjukkan bahwa perhatian keluarga mereka cukup bagus dan sangat
mempengaruhi perilaku atau akhlak mereka. Adapun perincian prosentasenya sebesar
51.7% siswa menjawab bahwa perhatian keluarga selalu mempengaruhi
perilaku/akhlak mereka, 25% siswa menjawab sering, 15% siswa menjawab kadang-
kadang perhatian keluarga mempengaruhi perilaku meeka. Sedangkan 8.3% siswa
yang menjawab perhatian keluarga tidak pernah mempengaruhi perilaku mereka.
Tabel 4.28
Guru menyampaikan materi agama dengan baik disertai contoh
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 24 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
3815 6 1
63.3% 25% 10% 1.7%
Jumlah 60 100 %
95
Data di atas menjelaskan bahwa sebagian besar guru menyampaikan materi
agama dengan baik disertai contoh, (63.3%) siswa menyatakan bahwa guru mereka
selalu menyampaikan materi dengan baik disertai contoh, 25% siswa yang menjawab
guru mereka sering menyampaikan materi agama dengan baik dan disertai contoh.
10% yang menjawab kadang-kadang dan hanya 1.7% yang menjawab tidak pernah
menyampaikan materi agama dengan baik dan disertai contoh. Diharapkan bagi guru
yang belum bisa atau dapat menyampaikan materi dengan baik agar lebih
memperbaikinya menjadi lebih baik, karena bila materi yang yang kurang baik dalam
penyampaiannya dapat menjadikan siswa tidak paham dan tidak dapat diterapkan
kedalam kehidupan mereka sehari-hari.
Tabel 4.29
Mengikuti kegiatan keagamaan di masjid/mushola
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase 25 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
2118 16 5
35% 30%
26.7% 8.3%
Jumlah 60 100 %
Data di atas menunjukkan 35% siswa menjawab selalu mengikuti keagamaan di
masjid/mushola, 30% menjawab sering, 26.7% yang menjawab kadang-kadang, dan
8.3% yang menjawab tidak pernah mengikuti kegiatan keagamaan. Berdasarkan data
diatas dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian siswa yang mengikuti keagamaan
dimasjid/mushola. Adapun kegiatan keagamaan yang dilakukan siswa MI
Darussalam biasanya seperti ikut pengajian/TPA,tarawih keliling dan kegiatan
membangunkan sahur ketika bulan Ramadhan.
C. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian
Berdasarkan data keseluruhan yang telah diuraikan pada temuan penelitian
diatas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan akhlak dalam pembentukan
96
akhlakul karimah siswa dilakukan dengan cara memberikan pendidikan agama,
pembinaan (latihan) dan pengawasan. Ketiga hal itu dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu
faktor informal, formal dan non formal.
Dalam memberikan pendidikan agama, guru menanamkan ajaran agama
dengan baik kepada siswanya di sekolah. Sekitar 56.7% responden yang menjawab
selalu atau sebanyak 34 siswa, tidak hanya itu dalam meningkatkan ibadah siswa,
sekolah ini juga mengadakan kegiatan sholat berjama’ah yaitu sholat zuhur setelah
pulang sekolah. Walau hanya sebagian kecil yang menjawab selalu atau hanya 33.3%
responden yang menjawab kadang-kadang karena pelaksanaan sholat berjama’ah
hanya dilakukan oleh kelas tertentu saja tidak semua kelas, hal ini dikarenakan siang
harinya lokal dipakai oleh SMP dan kapasitas mushola pun terbatas.7 Selain itu
berdasarkan wawancara dengan guru Aqidah Akhlak untuk meningkatkan ibadah
siswa di sekolah juga diadakan Tadarrus Al-Quran setiap hari Selasa sampai Jumat
pada pagi harinya yang dilaksanakan oleh kelas 3-6, dan sekolah pun mengadakan
kegiatan infak setiap hari Jumat8 Dalam meningkatkan akhlak siswa guru agama
selalu menerangkan kepada siswa dalam pelajaran agama mengenai contoh akhlak
terpuji dan akhlak yang tidak terpuji untuk dilakukan sehingga siswa dapat
menghindarinya dan yang terpuji dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal
ini dibuktikan dengan jawaban responden sebanyak 65%. Untuk membina atau
melatih siswa agar berakhlakul karimah, guru memberikan beberapa upaya atau cara
seperti memberikan keteladanan. Nasehat, pembiasaan dan hukuman. Guru artinya
digugu dan ditiru. Segala perkataan, perbuatan, maupun sikap seorang guru pasti akan
diperhatikan oleh siswanya. Oleh karena itu di sekolah guru harus menjadi teladan
yang baik bagi anak didiknya agar siswanya dapat bersikap atau bertingkah laku
sesuai dengan orang tua dan guru harapkan.mulai dari hal kecil guru harus
memperhatikan dirinya seperti kerapihan dan kesopanan berbusana, berkata sopan
kepada siswa dan lain-lain, berdasarkan hasil angket sebanyak 68% responden yang
7 Rozali HR, Wawancara dengan Kepala Sekolah, tanggal 22 Juli 2010 8 Hj. Latifah, Wawancara dengan guru Aqidah Akhlak, tanggal 24 Juli 2010
97
menjawab bahwa guru mereka selalu memberikan teladan yang baik kepada
siswanya. Upaya selanjutnya adalah dengan pembiasaan yang diterapkan kepada
siswanya. Pebiasaan tersebut dimaksudkan agar dapat melekat dalam diri siswa dan
dapat dilakukan secara berulang-ulang hingga timbulah suatu akhlak, tentunya yang
diharapkan adalah pembiasaan yang baik dan timbul akhlakul karimah dalam diri
siswa. Berdasarkan wawancara dengan guru Aqidah akhlak pembiasaaan tersebut
seperti membiasakan siswanya untuk membaca Bismillah bila memulai pekerjaan
atau belajar dan mengakhirinya dengan ucapan Hamdalah, membiasakan siswa
mengucapkan kalimat Thoyyibah, membiasakan siswa mengucap dan menjawab
salam bila bertemu guru, berkata sopan kepada sesama, dan lain-lain. Dan sebagian
besar responden atau sebanyak 73.3% responden menyatakan hal yang demikian.
51.7% atau lebih dari setengahnya responden menjawab bahwa di dalam dan di luar
kegiatan belajar guru tidak lupa memberikan nasehat, tentunya nasehat yang
membangun dan mampu memotivasi siswa untuk semangat belajar serta dapat
berakhlakul karimah. Upaya lainnya adalah memberikan hukuman kepada siswa yang
telah melakukan kesalahan, hukuman yang dimaksud bukanlah hukuman fisik, tetapi
hukuman yang bersifat membangun seperti menghapal surat-surat pendek dalam Al-
Quran, menulis kalimat yang dapat memotivasi siswa untuk menulis indah sebanyak
satu halaman penuh dan lain-lain, kemudian siswa diminta untuk mengucap istigfar
dan guru menasehati dan mengingatkan mereka untuk tidak mengulangi kesalahan
tersebut.9 Ini dibuktikan sekitar 55% siswa mengakui pemberian hukuman tersebut
oleh guru mereka. Dalam memberikan pengawasan kepada siswa guru memberikan
perhatian kepada mereka baik dalam keseharian mereka di sekolah maupun dalam
pergaulan, kemudian guru memberikan bimbingan yang membimbing kearah yang
lebih baikdan menciptakan suasana yang akrab dengan mereka. Hal ini dibuktihan
dengan hasil angket sebanyak 55% responden menjawab guru selalu memberikan
9 Hj. Latifah, Wawancara dengan guru Aqidah Akhlak, tanggal 24 Juli 2010
98
perhatian dalam keseharian siswanya di sekolah dan 36.7% menjawab selalu
mengingatkan siswanya untuk selalu berhati-hati dalam berteman.
Adapun akhlakul karimah siswa di MI Darussalam dapat dikatakan cukup
baik. Walaupun masih ada beberapa siswa yang masih perlu diperbaiki lagi
akhlaknya. Hal ini terlihat dari sikap mereka terhadap diri mereka, guru dan orang tua
mereka. Seperti berpuasa di bulan Ramadhan hampir seluruhnya siswa berpuasa,
walaupun masih 11.7% mereka masih ada yang bercanda dengan teman ketika sedang
sholat. Tetapi terhadap orang tua, mereka selalu meminta izin kepada orang tua.
Sebanyak 70% siswa melakukannya. Dan sebagian besar atau sekitar 61.7% siswa
juga selalu mendengarkan nasehat orang tuanya. Adapun sikap mereka terhadap guru
pun cukup baik, ini terlihat lebih dari setengahnya atau 51.7% siswa selalu
mengucapkan salm bila bertemu guru dan 60% berlaku sopan dengan guru. Mengenai
kegiatan sekolah yang diikuti siswa seperti pelaksanaan kegiatan bakti sosial
sebanyak 38.3% siswa selalu mengikutinya, 25% sering, 33.3% kadang-kadang dan
3.3% tidak pernah mengikuti kegiatan bakti sosial. Rasa solidaritas sosial mereka pun
dikatakan cukup baik karena hampir setengahnya atau 48.3% siswa memberi sedekah
kepada fakir miskin. Dan 46.7% selalu membantu teman yang terkena musibah.
Adapun sikap mereka terhadap alam/lingkungan sekitar dibuktikan dengan
kepedulian mereka untuk tidak membuang sampah sembarangan, sekitar 53.3% siswa
melakukannya.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlakul karimah siswa ada 3 faktor
yaitu faktor informal (keluarga), formal (sekolah) dan non formal (masyarakat).
Keluarga merupakan awal terbentuk akhlak seorang anak, bila mendapatkan keluarga
yang perhatian terhadap anaknya tentunya anak tersebut memiliki akhlak yang baik,
tetapi perhatian atau rasa kasih sayang terlalu berlebihan itupun kurang baik karena
dapat menyebabkan si anak menjadi manja dan tidak mandiri. Sekitar 51.7% keluarga
selalu memberikan perhatian terhadap perilaku anaknya, 25% keluarga yang sering
memperhatikan perilaku anaknya dan 15% keluarga yang kadang-kadang
memberikan perhatian terhadap perilaku anaknya. Ini sesuai dengan hasil wawancara
99
dengan guru Aqidah Akhlak yang menyatakan bahwa keluarga sudah cukup baik
dalam menanamkan ajaran agama dan memberikan perhatian kepada anak mereka di
rumah seperti memasukkan anak-anak mereka di TPA, hanya saja masih ada
beberapa orang tua yang kurang perhatian karena kesibukan mereka bekerja dan
sampai rumah mereka terlalu lelah untuk memperhatikan anak-anak mereka.10 Faktor
yang kedua adalah faktor formal (sekolah), sekolah merupakan kelanjutan dari
pembentukan akhlak anak di rumah. Dengan menyampaikan materi agama dengan
baik dan perhatian terhadap tingkah laku mereka serta memberikan contoh yang baik
kepada mereka dapat mempengaruhi akhlak mereka yang telah mereka dapatkan di
rumah. Adapun faktor yang mendukung dalam pembentukan akhlakul karimah siswa
adalah lingkungan sekolah yang Islami, semangat guru-guru dalam menanamkan
akhlakul karimah pada siswa, tata tertib yang berlaku untuk seluruh anggota sekolah
dan kegiatan ekstrakurikuler yang dijalankan di sekolah ini, seperti tadarrus Al-
Quran, marawis, kegiatan keagamaan yang dilaksanakan pada hari-hari besar Islam
dan lain-lain. Adapun faktor penghambang yang ditemui sekolah seperti kebiasaan
buruk yang dilakukan siswa di rumah, minimnya pendidikan keagamaan orang tua,
sarana dan prasarana yang belum memadai dan sebagainya.11 Di dalam masyarakat
pun demikian, masyarakat merupakan faktor yang cukup mempengaruhi akhlak
siswa, karena dengan masyarakat siswa banyak berinteraksi diluar rumah dan di luar
sekolah karena itulah perlunya perhatian dari semua warga di sekitar rumah mereka.
Seperti mengadakan kegiatan keagamaan di mushola/masjid dan sebanyak 35% siswa
mengikutinya. Jadi, selama orang tua mereka sibuk dengan pekerjaannya, anak
mengikuti kegiatan yang positif di lingkungan mereka.
10 Hj. Latifah, Wawancara dengan guru Aqidah Akhlak, tanggal 24 Juli 2010 11 Hj. Latifah, Wawancara dengan guru Aqidah Akhlak, tanggal 24 Juli 2010
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini akan disajikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan
saran-saran yang berkaitan dengan penelitian
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang dihimpun, ditabulasikan dan diinterpretasikan, maka
penulis dapat memperoleh gambaran sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pendidikan akhlak yang dilakukan guru dalam pembentukan
akhlakul karimah siswa di MI Darussalam dapat dinyatakan sudah cukup
baik, ini berdasarkan jumlah angket secara umum sebesar 50.91% siswa
merespon positif tentang pelaksanaan pendidikan akhlak di MI Darussalam
Pondok Labu dengan cara memberikan pendidikan agama berupa selalu
menanamkan ajaran agama dengan baik mengadakan sholat berjama’ah dan
selalu menerangkan akhlak yang baik dalam pelajaran. Selanjutnya adalah
guru memberikan pembinaan (latihan) berupa memberikan keteladanan yang
baik di sekolah, membiasakan siswanya untuk berdoa sebelum dan sesudah
melakukan pekerjaan, memberikan nasehat yang membangun, memberikan
hukuman kepada siswa yang melakukan kesalahan, dan terakhir memberikan
pengawasan seperti mengingatkan siswa untuk berhati-hati dalam berteman,
memberikan bimbingan ke arah yang baik, memperhatikan perilaku/akhlak
siswa dan menciptakan hubungan yang harmonis.
2. Mengenai akhlakul karimah siswa MI Darussalam sudah cukup baik ini
dibuktikan dalam persentase rata-rata 53.2% siswa yang berakhlakul karimah
100
101
akhlak. Seperti akhlak mereka kepada Allah (selalu berpuasa di bulan
Ramadhan dan selalu melaksanakan sholat), kemudian akhlak siswa terhadap
sesama (meminta izin kepada orang tua bila bepergian, mendengarkan
nasehat orang tua, mengucapkan salam bila bertemu guru, berlaku sopan dan
hormat kepada orang tua dan guru, melaksanakan kegiatan bakti sosial,
memberikan sedekah kepada fakir miskin) dan terakhir akhlak siswa kepada
lingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan.
3. Faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlakul karimah siswa antara lain
faktor informal (keluarga) seperti perhatian keluarga, kemudian faktor formal
seperti penyampaian materi agama dengan baik oleh guru, dan terakhir faktor
non formal (masyarakat) seperti kegiatan keagamaan yang diadakan di
lingkungannya. Sebesar 50% siswa merespon positif terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan akhlakul karimah.
B. Saran-saran
1. Bagi guru atau para akademisi pendidikan khususnya pendidikan agama
dapat lebih selektif memilih metode pembelajaran yang efektif agar dapat
membentuk akhlakul karimah siswa.
2. Bagi pihak sekolah agar pelaksanaan pendidikan akhlak yang telah ada
dan telah dilaksanakan agar lebih ditingkatkan kembali menjadi lebih baik.
3. Bagi Guru, orang tua dan masyarakat sebagai pelaksana pendidikan
akhlak agar lebih berhati-hati memilih bentuk pola asuh yang sesuai yang
akan ditanamkan atau diberikan kepada anak didik mereka supaya tidak
salah dalam mendidik sehingga mereka dapat menjadi anak yang
berakhlak mulia
4. Bagi para siswa, pendidikkan akhlak yang baik yang telah diberikan di
sekolah, di rumah dan di masyarakat hendaknya tidak hanya sekedar
dipahami tetapi juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Aly Noer,Hery. Ilmu Pendidikan Islam, Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999.
Amini, Ibrahim. Agar Tak Salah Mendidik, Jakarta: Al-Huda, 2006.
An-Nahlawi,Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Jakarta:
Gema Insani Press, 1995.
Ardani, Moh.H. Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadah, Jakarta: CV.Karya Mulia,
2001.
Arifin,H.M. Ilmu Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Arikunto,Suharsimi. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
B.Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980
Bahreisj,Hussein. Ajaran-ajaran Akhlak Imam Ghazali, Surabaya: Al-Ikhlas, 1981
Barry,M.Dahlan. Kamus Modern Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Arkola, 1994.
D. Marimba,Ahmad. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-Ma'arif, 1989.
Daradjat, Zakiah Daradjat. Metodelogi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
1996.
_______________________. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1996.
________________________. Kesehatan Mental, Jakarta: Toko Gunung Agung, 2001.
_______________________. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta: Toko Gunung
Agung, 2001.
Daryanto. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Apollo, 1998. Dastaghib,Syahid. Menuju Kesempurnaan Diri: wacana seputar akhlak, Terj. Dari al-
Akhlaq al-Islamiyah, oleh Ali Yahya. Jakarta: Lentera Basritama, 2003. Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan
Penyelenggara/Penafsir Al-Quran, 1971. Djatnika,Rahmat. System Ethika Islam, Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1992. Edi, Ayah. Mendidik Anak Zaman Sekarang Ternyata Mudah Lho, Jakarta: Tangga
Pustaka, 2008.
Ghazali,Imam. Bimbingan Mencapai Ketenangan JIwa, Terj. Dari Ihya 'Ulumuddin Juz III oleh Abdul Mujieb AS, Surabaya: PT. Bungkul Indah , 1986.
Guza, Afnil. Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan Dosen, Jakarta:
Asa Mandiri, 2009. Hasan, Muhammad Tholhah. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, Jakarta:
Lantabora Press, 2003. Hidayati ,Heny Narendrany dan Andri Yudiantoro. Psikologi Agama, Jakarta:UIN Press,
2007. Kountur, Ronny. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM, 2006 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan profesi
guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. M.'Ali Alhamidy, Jalan Hidup Muslim, (Bandung: PT.Al-M'arif, 1977), cet.ke-7, hlm.132 Mahjudin. Konsep Dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Quran dan Petunjuk Penerapannya
dalam Hadits, Jakarta: Kalam Mulia, 2000. Masy'ari,Anwar H. Akhlak Al-Quran, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990. Masy'ari, Anwari. Membentuk Pribadi Muslim, Bandung: PT Al-Ma'arif, 1988. Masyhur ,Kahar. Membina Moral dan Akhlak, Jakarta: Kalam Mulia, 1985 . Media Berkala Al-Hikmah, Mengokohkan Moralitas Dalam Sistem Pendidikan Nasional,
Jakarta: Al-Hikmah, 2002. Musawi Lari,Sayid Mujtaba. Menumpas Penyakit Hati Terj. Dari Youth and Moral oleh
Hashem, Jakarta: Lentera 1996. cet.I h.53 Muslim,Romdoni. 300 Hadits Akhlak, Jakarta: Restu Ilahi, 2004. Nashih Ulwan,Abdullah. Pendidikan Anak dalam Islam, Terj. Dari Tarbiyatul Aulad Fil
Islam oleh Jamaluddin Miri. Jakarta: Pustaka Amani, 1995. Nata, Abudin . Akhlak Tasawwuf, Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2003. ___________. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005.
___________. Pendidikan dalam perspektif Al-Quran, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005 Noer Aly, Hery dan Munzier Suparta. Pendidikan Islam Kini dan Mendatang, Jakarta:
CV Triasco, 2003. Purwakania Hasan, Aliah B., Psikologi Perkembangan Islam, Jakarta:PT. Raja Grafindo
Persada, 2006. Rahim, Husni. Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
2001. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2008. Ritonga.A.Rahman H . Akhlak Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia, Bukit Tinggi:
Amelia Surabaya, 2005. Sabri, M.Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan perkembangan, Jakarta: CV.Pedoman
Ilmu Jaya,1993. Setiono, Kusdwiratri. Psikologi Perkembangan, Bandung, Widya Padjadjaran, 2009. Shabir,Muslich. Tanbihul Ghafilin, Semarang: CV. Toha Putera, 1993. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 Sulaiman, Noor H.M. Hadits-Hadits Pilihan Kajian Tekstual dan Kontekstual, Jakarta:
Gaung Persada, 2010. Tatapangarsa,Humaidi. Akhlak yang Mulia,. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1980 . Tim Dosen FIP IKIP Malang. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta:
Hidayakarya Agung, 1978. Uhbiyati,Nur. Ilmu pendidikan Islam untuk IAIN, STAIN, PTAIS Fakultas Tarbiyah
komponen MKDK, Jakarta: Pustaka Setia.1997. Usman,Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1997. Ya’kub,Hamzah. Etika Islam: Pembinaan Akhlaqul Karimah (suatu pengantar), Bandung:
CV.Diponogoro, 1996. Yunus, Mahmud. Kamus Bahasa Arab-Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1989.
Yusuf, Syamsu H. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung, PT.Remaja Rosda Karya, 2004.
Zuhairini,dkk. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
MAHASISWA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ANGKET
Pelaksanaan pendidikan akhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan
Nama Siswa : ...................................................................................................
Kelas : ...................................................................................................
Berilah tanda silang pada salah satu huruf A, B, C dan D pada lembar jawaban yang sesuai dengan pilihan dan kenyataan anda
1. Guru menanamkan ajaran agama di sekolah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Di sekolah diadakan kegiatan shalat berjama’ah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Setiap pelajaran agama guru menjelaskan tentang akhlak yang baik di dalamnya a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Guru memberikan teladan yang baik di sekolah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5. Orang tua menjadi contoh tauladan bagi saya di rumah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6. Guru membiasakan siswanya berdo’a sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
7. Guru memberikan nasehat yang membangun kepada siswanya a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8. Guru memberikan hukuman kepada siswa yang melakukan kesalahan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
9. Setiap perilaku dan akhlak saya selalu diperhatikan oleh orang tua dan guru a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10. Guru mengingatkan saya untuk berhati-hati dalam berteman a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
11. Guru memberikan bimbingan ke arah yang lebih baik bila saya sedang mendapatkan masalah di sekolah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12. Suasana yang harmonis tercipta di rumah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
13. Setiap Bulan Ramadhan, saya berpuasa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14. Ketika shalat saya bercanda dengan teman a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
15. saya meminta izin kepada orang tua bila ingin bepergian a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
16. Setiap nasehat orang tua, saya dengarkan dengan baik a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
17. saya mengucapkan salam bila bertemu guru a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
18. Sebagai siswa, saya berlaku sopan dan hormat kepada guru a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
19. Setiap ada kegiatan bakti sosial, saya mengikutinya a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
20. saya memberikan sedekah kepada fakir miskin yang saya temui a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
21. Bila teman mendapatkan musibah saya membantunya a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
22. Saya membuang sampah pada tempatnya
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
23. Perhatian keluarga mempengaruhi akhlak/perilaku saya a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
24. Guru menyampaikan materi agama dengan sangat baik disertai contoh a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
25. Saya mengikuti kegiatan keagamaan di masjid/mushola a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
Soal-soal wawancara
Hari / Tanggal : Senin, 26 Juli 2010
Responden : Hj. Latifah S.Pdi
Jabatan :Guru Aqidah Akhlak
1. Menurut anda, apakah ajaran agama di sekolah ini telah ditanamkan dengan baik?
2. Dalam meningkatkan ibadah siswa, kegiatan keagamaan apa yang diadakan
disekolah ini?
3. Ketika menerangkan pelajaran, apakah anda selalu memasukkan unsur-unsur
akhlak ke dalam materi tersebut?
4. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan keteladanan? Dan kriteria guru seperti
apa yang dapat dijadikan tauladan bagi siswanya?
5. Dalam pelaksanaan pendidikan akhlak, pembiasaan apa yang anda berikan kepada
siswa, sehingga secara tidak langsung dapat membentuk akhlak mereka?
6. Apakah anda hanya memberikan nasehat kepada siswa yang melakukan kesalahan
saja?
7. Hukuman seperti apa yang akan anda berikan bila siswa anda melakukan
kesalahan?
8. menurut pengamatan anda selama menjadi guru, bagaimanakah pehatian orang
tua murid terhadap anak-anak mereka?
9. Menurut anda apakah pergaulan siswa di sekolah ini cukup baik? Bila belum,
mengapa, dan jelaskan!
10. Bagaimana upaya anda memberikan pengawasan terhadap pergaulan siswa di
sekolah ini sehingga tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan?
11. Menurut anda, apakah keharmonisan yang tercipta dalam keluarga memberikan
dampak yang positif kepada semangat belajar dan akhlak siswa di sekolah,
mengapa?
12. Apakah pelaksanaan kegiatan agama di sekolah dapat menjauhkan siswa dari hal-
hal yang negatif?
13. Menurut pengamatan yang mungkin anda ketahui, bagaimana akhlak siswa
kepada orang tuanya?
14. Menurut pengamatan anda, bagaimanakah akhlak siswa kepada guru di sekolah
ini?
15. Apakah di sekolah ini suka mengadakan bakti sosial, dan kapan waktu
dilaksanakannya?
16. Dalam Al-Quran Allah mengajak manusia untuk saling membantu dalam
kebaikan, bagaimana tanggapan anda, melihat siswa saling membantu dalam
memberikan jawaban ujian dan bagaimana mengatasinya?
17. Bagaimana bentuk kepedulian siswa terhadap lingkungannya?
18. Menurut pengamatan anda, apakah di lingkungan keluarga, orang tua siswa
menanamkan ajaran agama dengan baik?
19. Apa faktor pendukung dan penghambat yang ditemui di sekolah dalam mencapai
pembentukan akhlakul karimah siswa, dan bagaimana mengatasinya?
20. Menurut pengamatan yang mungkin anda ketahui pada umumnya, apakah
dilingkungan masyarakat siswa berada telah menanamkan ajaran agama dengan
baik?
Jawaban
1. Iya, telah ditanamkan dengan baik
2. Melakukan tadarus Al-Quran sebelum belajar, sholat zuhur
berjama’ah, perayaan maulid, isro’ mi’roj, membiasakan siswa
berinfak, dll
3. Ya, selalu memasukkan unsure-unsur akhlak ke dalam materi yang
disampaikan
4. Keteladanan merupakan contoh yang baik dan dapat ditiru, baik
perkataan, perbuatan maupun sikap. Kriterianya: selalu berakhlakul
karimah dalam kehidupan sehari-hari dimanapun ia berada.
5. Mengucap dan menjawab salam , berjabattangan, membaca basmalah
sebelum melakukan pekerjaan, dan membaca hamdalah setelah selesai
melakukan pekerjaan dan mengucap kalimat toyyibah lainnya.
6. Tidak, saya memberikan nasehat kepada seluruh siswa
7. Menghapal surat-surat pendek dari Al-Quran, mengucap istigfar,
menasehati dan memotivasinya denngan memperhatikan kesalahan
yang mereka lakukan
8. Sepertinya masih kurang perhatian, mungkin karena kesibukan mereka
bekerja
9. Menurut saya sudah cukup baik
10. Memberikan pengawasan yang secara intensif dan bekerjasama
dengan orang tua murid untuk lebih protektif dan memperhatikan
masalah pergaulan. Sekolah juga melakukan razia /pemeriksaan pada
waktu-waktu tertentu
11. Ya, karena keluarga yang harmonis mencerminkan keluarga bahagia,
dan rasa bahagia dapat membuat hati anak menjadi senang dan tenang
dalam melakukan suatu pekerjaan
12. Ya, insya Alloh. Asalkan ditunjang dengan memberikan perhatian
penuh kepada siswa
13. Sudah cukup baik, akan tetapi masih ada sebagian kecil siswa yang
masih perlu ditingkatkan lagi akhlaknya.
14. Cukup baik, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih
berperilaku kurang baik
15. Ya, kadang-kadang dan waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan
program sekolah
16. Dengan cara menegur dan menasehatinya kalau perilaku itu kurang
baik
17. Selalu membiasakan dirinya (siswa) menjaga kebersihan seperti
membuang sampah pada tempatnya
18. Ya, contohnya dengan cara memasukkan anak-anak mereka ke TPA,
walaupun hanya beberapa
19. Faktor pendukung: lingkungan sekolah yang Islami, semangat para
guru dalam menanamkan akhlakul karimah kepada siswa, tata tertib
yang diberlakukan di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler yang dapat
menumbuhkan akhlakul karimah siswa. Faktor penghambat:
minimnya pendidikan agama yang dimiliki oleh orang tua murid,
sarana dan prasarana yang kurang memadai, kebiasaan buruk siswa di
rumah,dll.
20. Ya, sudah cukup baik
Interviewer
Hj.Latifah S.Pdi
Si 60 60 60 60 60 60 60 60 YANG MEMPENGARHI PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA
Tabel. Hasil Perhitungan Angket pelaksanaan pendidikan akhlak dalam pembentukan akhlakul karimah siswa
Membuat Persentase
No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jumlah Siswa 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60Jwb. A 34 10 39 41 34 44 31 15 33 22 33 24 42 40 37 31 36 23 16 28 32 31 38 21Jwb. B 22 9 18 10 17 12 19 18 18 13 13 16 12 13 16 13 22 15 14 15 19 15 15 18Jwb. C 4 20 3 7 9 3 6 24 9 8 11 15 5 7 6 14 1 20 29 15 9 9 6 16Jwb. D 0 21 0 2 0 1 4 3 0 17 3 5 1 0 1 2 1 2 1 2 0 5 1 5
Persen Jwb A 56.7 16.7 65.0 68.3 56.7 73.3 51.7 25.0 55.0 36.7 55.0 40.0 70.0 66.7 61.7 51.7 60.0 38.3 26.7 46.7 53.3 51.7 63.3 35.0Persen Jwb B 36.7 15.0 30.0 16.7 28.3 20.0 31.7 30.0 30.0 21.7 21.7 26.7 20.0 21.7 26.7 21.7 36.7 25.0 23.3 25.0 31.7 25.0 25.0 30.0Persen Jwb C 6.7 33.3 5.0 11.7 15.0 5.0 10.0 40.0 15.0 13.3 18.3 25.0 8.3 11.7 10.0 23.3 1.7 33.3 48.3 25.0 15.0 15.0 10.0 26.7Persen Jwb D 0.0 35.0 0.0 3.3 0.0 1.7 6.7 5.0 0.0 28.3 5.0 8.3 1.7 0.0 1.7 3.3 1.7 3.3 1.7 3.3 0.0 8.3 1.7 8.3
HASIL RATA-RATA PERSENTASE PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI DARUSSALAM
No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 HASIL PERSENTASE RATA-RATA FAKTOR-FAKTORJumlah SiswaJumlah 60swa 60 6060 6060 60 60 60 60 60 60 60 60 YANG MEMPENGARHI PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA
Jwb. A 34 10 39 41 34 44 31 15 33 22 33Jwb. B 22 9 18 10 17 12 19 18 18 13 13 No. Item 23 24 25Jwb. C 4 20 3 7 9 3 6 24 9 8 11 Jumlah Siswa 60 60 60Jwb. D 0 21 0 2 0 1 4 3 0 17 3 Jwb. A 31 38 21
Persen Jwb A 56.7 16.7 65.0 68.3 56.7 73.3 51.7 25.0 55.0 36.7 55.0 50.9 Jwb. B 15 15 18Persen Jwb B 36.7 15.0 30.0 16.7 28.3 20.0 31.7 30.0 30.0 21.7 21.7 25.6 Jwb. C 9 6 16Persen Jwb C 6.7 33.3 5.0 11.7 15.0 5.0 10.0 40.0 15.0 13.3 18.3 15.8 Jwb. D 5 1 5Persen Jwb D 0.0 35.0 0.0 3.3 0.0 1.7 6.7 5.0 0.0 28.3 5.0 7.7 Persen Jwb A 51.7 63.3 35.0 50.0
Persen Jwb B 25.0 25.0 30.0 26.7HASIL RATA-RATA PERSENTASE TENTANG AKHLAKUL KARIMAH SISWA Persen Jwb C 15.0 10.0 26.7 17.2
Persen Jwb D 8.3 1.7 8.3 6.1No. Item 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Jumlah Siswa 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60Jwb. A 24 42 40 42 37 31 36 23 16 28 32Jwb. B 16 12 13 9 16 13 22 15 14 15 19Jwb. C 15 5 7 8 6 14 1 20 29 15 9Jwb. D 5 1 0 1 1 2 1 2 1 2 0
Persen Jwb A 40.0 70.0 66.7 70.0 61.7 51.7 60.0 38.3 26.7 46.7 53.3 53.2Persen Jwb B 26.7 20.0 21.7 15.0 26.7 21.7 36.7 25.0 23.3 25.0 31.7 24.8Persen Jwb C 25.0 8.3 11.7 13.3 10.0 23.3 1.7 33.3 48.3 25.0 15.0 19.5Persen Jwb D 8.3 1.7 0.0 1.7 1.7 3.3 1.7 3.3 1.7 3.3 0.0 2.4