bab iii metodologi penelitian -...

13
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Menurut Zainal Aqib (2006: 13), Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berkolaborasi dengan guru dimana guru kelas sebagai pelaksana Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan. Arikunto (2015: 1) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibatnya dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas atau PTK adalah jenis penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil, yang melakukan PTK di kelas untuk meningkatkan kualitas belajarnya. Sanoto (2014: 35) penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan dalam konteks penelitian, khususnya penelitian dalam hal pengembangan proses pembelajaran di tingkat kelas atau sekolah 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kumpulrejo 03.Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran IPA kelas IV semester genap mengacu pada kalender akademik sekolah tahun ajaran 2015/2016. 3.1.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03 Salatiga tahun ajaran 2015/2016.

Upload: votruc

Post on 30-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Menurut Zainal Aqib (2006: 13), Penelitian

Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja

dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Penelitian Tindakan Kelas yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah berkolaborasi dengan guru dimana guru

kelas sebagai pelaksana Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan.

Arikunto (2015: 1) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

memaparkan terjadinya sebab-akibatnya dari perlakuan, sekaligus memaparkan

apa yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses

sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan

tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas

atau PTK adalah jenis penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil,

yang melakukan PTK di kelas untuk meningkatkan kualitas belajarnya.

Sanoto (2014: 35) penelitian tindakan (action research) merupakan

penelitian yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan

dalam konteks penelitian, khususnya penelitian dalam hal pengembangan

proses pembelajaran di tingkat kelas atau sekolah

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kumpulrejo 03.Pembelajaran

dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran IPA kelas IV semester

genap mengacu pada kalender akademik sekolah tahun ajaran 2015/2016.

3.1.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV SD Negeri

Kumpulrejo 03 Salatiga tahun ajaran 2015/2016.

27

3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan jumlah siswa 18 siswa yang terdiri dari 9

siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki dengan tingkat kemampuan menyerap

pelajaran yang berbeda sebagai subjek dalam penelitian.

Adapun kondisi sosial ekonomi orang tua/wali siswa sangat beragam, ada

yang mampu, ada yang cukup tetapi tidak sedikit yang ekonomi orang

tua/wali siswa sangat lemah.Pekerjaan orang tua/wali siswa ada yang buruh

pabrik dan banyak juga yang tani.

3.2 Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Peningkatan

Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Group Investigation (GI) Siswa Kelas IV Di SD Negeri Kumpulrejo 03.

3.2.1 Variabel Penelitian

Adapun yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah:

3.2.2 Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang bisa berdiri sendiri. Variabel

bebas pada penilitian ini adalah model pembelajaran Kooperatif Tipe

Group Investigation (GI).

Group Investigation (GI) mendorong siswa untuk belajar lebih aktif

dan lebih bermakna.Artinya siswa dituntut selalu berpikir tentang suatu

persoalan dan mencari bagaiamana pemecahan dari persoalan tersebut

secara mandiri/individual. Dengan demikian siswa akan lebih terlatih

untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga

pengetahuan dan pengalaman belajar siswa dapat tertanam pada diri siswa

itu sendiri.

28

3.2.3 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang tidak bisa berdiri sendiri.Variabel

terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas IV pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Hasil belajar merupakan suatu perubahan kemampuan atau

keterampilan yang dimiliki siswa setelah mengalami aktivitas belajar.

3.2.4 Prosedur Penelitian

Untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas ini, penulis

mengadaptasi dari model penelitian tindakan menurut Kemmis & Taggart

(wiriaatmadja 2008: 66) yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang

dan berkelanjutan. Penelitian yang dilaksanakan terdiri dari dua siklus.

Dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan diakhiri dengan

refleksi.

Gambar 3.1

Bagan Siklus Pembelajaran (Wiriaatmadja 2008:66)

1. Tahap perencanaan peneliti mempersiapkan peralatan yang mendukung

proses pembelajaran pada siswa kelas IV SD Negeri kumpulrejo 03.

2. Tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap implementasi atau

penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas.

29

3. Tahap pengamatan/observasi dilaksanakan pada waktu tindakan sedang

berlangsung, jadi pelaksanaan dan pengamatan berlangsung pada waktu

yang sama.

4. Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan, peneliti dan pengamat berhadapan untuk

mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

Dengan kata lain peneliti melihat dirinya kembali melalui dialog untuk

menemukan hal-hal yang dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai

dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang masih perlu

diperbaiki.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, penulis memutuskan apakah

menghentikan tindakan atau melanjutkan tindakan dengan catatan

memperbaiki kekurangan pada tindakan berikutnya.

1. Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan siklus I, menetapkan seluruh rencana tindakan untuk

meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) Adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi masalah

2) Menganalisis dan merumuskan masalah

3) Merancang model pembelajaran Group Investigation (GI)

4) Menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP, Lembar Kerja

Siswa, Lembar Observasi, Alat Evaluasi) dan tim pengamat atau

tim observasi.

5) Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tercantum:

a. Standar Kompetensi

b. Kompetensi Dasar

c. Indikator kinerja:

30

a) Guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe Group Inestigation (GI) dikatakan berhasil jika rata-

rata indikator mencapai nilai 3,2 dari rentang 1-4

b) Hasil belajar siswa yang diajukan sebagai acuan atau

tolak ukur dalam peningkatan hasil belajar siswa dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Inestigation (GI) apabila ketuntasan siswa mencapai 85%

Pertemuan I

1) Melaksanakan langkah- langkah sesuai perencanaan

2) Menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI)

melalui pemberian topik

3) Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah

kegiatan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran

4) Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya

kegiatan yang dilaksanakan

5) Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui

Pertemuan II

1) Melaksanakan langkah- langkah sesuai perencanaan

2) Menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI)

melalui pemberian topik dan tugas penyelidikan sederhana

3) Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah

kegiatan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran

4) Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya

kegiatan yang dilaksanakan

5) Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui

kendala saat melakukan tindakan

31

b. Tahap Pengamatan/Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung menggunakan pengukuran

non-test dengan lembar observasi untuk mengukur kreatifitas siswa

selama melakukan proses pembelajaran dan tes formatif untuk tingkat

hasil belajar IPA pada materi energi panas dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

c. Tahap Refleksi

1) Melakukan analisis dan evaluasi terhadap semua informasi dan data

yang diperoleh dari temuan guru melalui kegiatan yang melibatkan

siswa dalam kelompok dan hasil akhir dari proses belajar siswa.

2) Membuat rencana baru untuk melakukan tindakan berikutnya.

2. Siklus II

Sedangkan pada siklus II langkah-langkah kerjanya sama persis

dilakukan pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation (GI), hanya saja waktu dan

pelaksanannya berbeda dan alokasi waktu akan disesuaikan dengan tempat

dilakukanya penelitian di SD Negeri Kumpulrejo 03, dengan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sama tapi indikator yang berbeda.

Pada pertemuan siklus II ini merupakan upaya penyempurnaan dari

kekurangan dan kelemahan yang dilakukan pada siklus I.

3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang dipergunakan adalah data kualitatif dan data

kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil

pengamatan guru terhadap siswa.Data kuantitatif adalah data yang

diperoleh dari hasil tes formatif yang diberikan oleh guru pada akhir siklus.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

32

1. Teknik Tes

Teknik ini digunakan oleh penulis untuk menguji subjek untuk

mendapatkan data tentang hasil belajar peserta didik, Alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data yang akan diuji dalam penelitian

ini adalah tes formatif dalam bentuk tes pilihan ganda yang diberikan di

akhir siklus. Tes diberikan kepada siswa secara individu untuk

mengetahui kemampuan kognitif siswa.Sebelum dibuat instrumennya

maka sebelumnya disusun kisi-kisi soal. Kisi-kisi merupakan deskripsi

kompetensi dan materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi

adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam

penulisan soal. Untuk kisi-kisi soal lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 3.1 dan 3.2 dibawah ini.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar

Siklus 1

Standar Kompetensi: 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara

penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari

KD Indikator Butir Soal

.

8.1 Mendeskripsikan

energi panas dan bunyi yang terdapat di

lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya

1. Mengidentifikasi sumber-sumber energi

panas

1, 2, 7, 10

2. Menyebutkan contoh-contoh

sumber energi panas.

9, 13, 16, 19

33

3. Menyebutkan manfaat energi

panas

8,10, 3, 14, 18, 20

4. Mengidentifikasi perpidahan

energi panas

5, 6, 11, 15

5. Mendemonstrasikan adanya

perpindahan panas

4, 8, 12, 17

Jumlah soal 20

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Soal Tes Hasil Belajar

Siklus 2

Standar Kompetensi: 8. Memahami berbagai bentuk energi

dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

KD Indikator Butir Soal

8.1 Mendeskripsikan

energi panas dan bunyi yang terdapat

di lingkungan sekitar serta sifat-

sifatnya

1. Mengidentifikasi

sumber-sumber energi bunyi

1, 5, 9

2. Menyebutkan

contoh-contoh

sumber energi bunyi.

6, 7, 11,

17

3. Mengidentifikasi

perambatan energi bunyi

18, 16, 13

4. Mendemonstrasikan 3, 4, 10,

34

adanya perambatan bunyi

12, 15

5. Mengidentifikasi bunyi dapat

dipantulkan

2, 20, 14

6. Mengidentifikasi

bunyi dapat diserap

8, 19

Jumlah soal 20

3.4 Teknik Analisis Intrumen

3.4.1 Uji Validitas Soal

Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi

tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid.Menurut

Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen

dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat dipergunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur. Tingkat validitas suatu instrumen

dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir

instrumen dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri

(corrected item to total correlation).

r< 0,20 : Tidak ada validitas

0,20 ≤ r < 0,40 : Validitas rendah

0,40 ≤ r < 0,60 : Validitas sedang

0,60 ≤ r < 0,80 : Validitas tinggi

0,80 ≤ r < 1,00 : Validitas sempurna

35

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Siklus I

Bentuk

Instrumen

Item

soal

Valid Tidak Valid

Pilihan

ganda

25 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

10, 11, 12, 13, 14, 15,

17, 18, 20, 24, 25

16, 19, 21, 22,

23

Hasil uji validitas seperti yang terdapat pada tabel dari 25 item soal

terdapat 20 item soal yang valid, sedangkan 5 item soal yang tidak valid.

Selanjutnya dari 20 item soal yang valid akan dipergunakan dalam

penelitian untuk soal pada siklus I.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Siklus II

Bentuk

Instrumen

Item

soal

Valid Tidak Valid

Pilihan ganda 25 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10,

12, 13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22, 23,

25

3, 9, 11, 15, 24

Hasil uji validitas untuk siklus II seperti yang terdapat pada tabel

dari 25 item soal terdapat 20 item soal yang valid, sedangkan 5 item soal

yang tidak valid. Selanjutnya dari 20 item soal yang valid akan

dipergunakan dalam penelitian untuk soal pada siklus II.

3.4.2 Uji Reliabilitas Soal

Adapun reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran

relative konsisten jika dikenakan pada suatu objek, Sutrisno Hadi

(Arikunto, 2010:173). Keriteria untuk menentukan tingkat reabilitas

36

instrumen yang digunakan berdasarkan pedoman yang dikemukan oleh

George dan Mallery yang didasarkan pada nilai koefisien alpha Cronbach

(α ) sebagai berikut :

α ≤ 0,7 : Tidak dapat diterima

0,7< α ≤ 0,8 : Dapat diterima

0,8< α ≤ 0,9 : Reabilitas bagus

α> 0,9 : Reabilitas memuaskan

Tabel 3.5

Uji reliabilitas siklus I

Reliabilitas diperoleh angka 0,781 yang artinya instrumen memiliki

tingkat dapat diterima. Dengan demikian instrumen tes yang penulis susun

dapat dipergunakan dalam penelitian ini pada siklus I.

Tabel 3.6

Uji rebialitas siklus II

37

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Deskriptif Kuantitatif

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif.

Penyajian data kuantitatif bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang

dicapai siswa selama proses pembelajaran. Peneliti juga menggunakan data

berupa hasil belajar siswa pada pra siklus.Hal tersebut untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Untuk

menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa setelah

proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan

evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus.

Nilai rata-rata =

Penyajian perhitungan dalam bentuk persentase yaitu: P =

x 100%

(Arikunto, 2002)

Keterangan:

P = Persentase

= Jumlah frekuensi yang muncul

Jumlah total siswa

Menentukan persentase ketuntasan klasikal, dengan rumus sebagai

berikut:

Ketuntasan klasikal =

x100%

Hasil perhitungan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang

dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu sebagai berikut:

Tuntas = jika ketuntasan ≥ 70

Tidak tuntas = jika ketuntasan < 70

38

3.6 Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan

pembelajaran yang akan dicapai. Dengan melihat latar belakang permasalahan

dan untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Inestigation (GI) maka dipergunakan

indikator seperti berikut:

a) Hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila 85% dari16 siswa

telah berhasil mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM). KKM untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alamadalah

70.