bab iii metodologi penelitian a. metode dan desain...

85
58 Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh penulis yaitu metode penelitian dan desain penelitian. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut ini. 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan dua variabel atau lebih atau untuk mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya dengan diberikannya perlakuan yang dikenakan pada subjek penelitian. Metode eksperimen yang digunakan tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan Ruseffendi (1998:32) yaitu, “penelitian eksperimen adalah penelitan yang benar-benar dilakukan untuk melihat hubungan sebab akibat variabel bebas terhadap variabel terikat”. Begitu juga dikemukakan Rianto (1996:28-40), penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam pengertian lain, penelitian eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol. 2. Desain Penelitian Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini yaitu “Pretest- Posttest Control Group Desain (Rancangan Tes Awal dan Tes Akhir dengan Kelompok Kontrol). Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca awal pada kelompok eksperimen maupun kelompok kelas kontrol. Begitu juga posttest untuk mengetahui kemampuan membaca akhir. Adapun digunakannya

Upload: vuongdang

Post on 08-Jun-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

58

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh penulis

yaitu metode penelitian dan desain penelitian. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

sebagai berikut ini.

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan dua variabel

atau lebih atau untuk mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya

dengan diberikannya perlakuan yang dikenakan pada subjek penelitian.

Metode eksperimen yang digunakan tersebut sejalan dengan apa yang

diungkapkan Ruseffendi (1998:32) yaitu, “penelitian eksperimen adalah penelitan

yang benar-benar dilakukan untuk melihat hubungan sebab akibat variabel bebas

terhadap variabel terikat”. Begitu juga dikemukakan Rianto (1996:28-40),

penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di

dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam pengertian lain, penelitian

eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok

eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan

tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.

2. Desain Penelitian

Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini yaitu “Pretest-

Posttest Control Group Desain (Rancangan Tes Awal dan Tes Akhir dengan

Kelompok Kontrol)”. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca

awal pada kelompok eksperimen maupun kelompok kelas kontrol. Begitu juga

posttest untuk mengetahui kemampuan membaca akhir. Adapun digunakannya

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

59

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok kelas kontrol sebagai pembanding untuk mengetahui efektivitas

pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer.

Pembelajaran membaca artikel ilmiah populer pada kelompok kelas

kontrol diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori,

sedangkan pada kelas eksperimen diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis. Kedua kelompok

diberikan materi pembelajaran yang sama. Sebelum membahas pokok bahasan,

pada masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen diberikan pretest untuk

mengukur kemampuan membaca pada kelompok kelas kontrol dan kelompok

kelas eksperimen. Begitu pula setelah selesai pembelajaran melalui tiga kali

perlakuan pada kelompok kelas kontrol dan kelas eksperimen diadakan posttest

kemudian dihitung nilai rata-rata pencapaian (gain). Pengaruh perlakuan

diperhitungkan melalui perbedaan antara hasil pretest dan posttest pada kedua

kelompok dan kedua hasil rata-rata pencapaian posttest atau gain tersebut

kemudian dibandingkan. Hasil dari gain tersebut diasumsikan sebagai ada

tidaknya perbedaan yang signifikan terhadap model yang diterapkan pada kelas

eksperimen sehingga dapat diketahui keefektifan model pembelajaran tersebut.

Pola desain penelitian dapat dilihat pada tabel 1.3 di bawah ini.

Tabel 1.3

Petest-Posttest Control Group Design

Treatment Group

O1

X

O2

Control Group

O3

C

O4

(Taniredja, 2011:56)

Keterangan:

O1 = Pretest pada kelas eksperimen

O2 = Posttest pada kelas eksperimen

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

60

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

03 = Pretest pada kelas kontrol

04 = Posttest pada kelas kontrol

X = Perlakuan terhadap kelas eksperimen berupa kegiatan pembelajaran mem-

baca menggunakan model pembelajaran aktif tipe trading place yang

berorientasi berpikir kritis.

C = Pembelajaran membaca menggunakan model pembelajaran ekspositori.

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan selengkapnya yaitu:

1) studi pendahuluan;

2) perumusan masalah penelitian;

3) studi literatur;

4) judgment bahan pembelajaran;

5) judgment RPP;

6) penyusunan instrumen penelitian;

7) ujicoba, revisi, validasi soal tes;

8) pretest;

9) pemberian perlakuan di kelas eksperimen dan kelas kontrol;

10) posttest;

11) melakukan observasi, menyebarkan angket tanggapan siswa, dan wawancara

dengan guru model;

12) mengolah data dan analisis data tes dan nontes;

13) temuan dari pengolahan data;

14) menarik kesimpulan.

Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat

pada gambar 1.3.

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

61

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 1.3

Alur Penelitian

Judgement RPP

Studi Pendahuluan

Rumusan Masalah

Studi Literatur

Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place, Pemahaman Konsep Berpikir Kritis dan Materi Artikel Ilmiah Populer

Penyusunan Instrumen

Judgement Bahan Pembelajaran Membaca Kritis Artikel Ilmiah Populer

Wawancara

Angket

Kelas Eksperimen

Observasi Soal Tes

Pretest Ujicoba

Kelas Kontrol

Olah Data

Posttest Hasil Posttest

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

62

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Teknik Pengumpulan Data

Data utama pada penelitian ini berupa data kuantitatif berupa nilai yang

diperoleh dari hasil kemampuan membaca artikel ilmiah populer dengan teknik

trading place berorientasi berpikir kritis. Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan pada penelitian ini yaitu teknik tes dan non tes.

a. Teknik Tes

Teknik tes yang digunakan peneliti bertujuan untuk memperoleh data

kemampuan membaca artikel ilmiah populer pada siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol yang merupakan data utama dalam penelitian ini. Kelas eksperimen

dan kelas kontrol masing-masing menggunakan model yang berbeda. Perlakuan

model dilaksanakan sebanyak tiga kali baik pada kelas eksperimen maupun pada

kelas kontrol. Model yang diterapkan pada kelas eksperimen berupa model

pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis pada

pembelajaran membaca artikel ilmiah populer, sedangkan pada kelas kontrol

menggunakan model ekspositori.

Pada kelas eksperimen, teknik tes yang digunakan sebelum perlakuan

(pretest) digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca sebelum diberikan

perlakuan berupa model pembelajaran aktif tipe trading place pada pembelajaran

membaca artikel ilmiah populer sedangkan teknik tes yang dilaksanakan sesudah

diberikan perlakuan (postest) digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca

setelah diberikan perlakuan. Pada kelas kontrol, teknik tes juga dilaksanakan

sebelum dan sesudah pembelajaran. Akan tetapi, model yang diterapkan bukan

model pembelajaran aktif tipe trading place melainkan model pembelajaran

ekspositori. Tes awal (pretest) digunakan untuk mengukur kemampuan siswa

sebelum model ekspositori dilaksanakan. Begitu juga setelah diberikan perlakuan

sebanyak tiga kali dengan menggunakan model ekspositori dilaksanakan tes akhir

(posttest) untuk mengukur kemampuan membaca setelah diberikan model

ekspositori tersebut. Penerapan model yang berbeda dilakukan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol dimaksudkan untuk membandingkan keefektifan

model yang digunakan pada kelas eksperimen atau model yang digunakan kelas

kontrol pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

63

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun tes yang peneliti gunakan berupa tes objektif dengan bentuk

soal pilihan ganda dan tes uraian berupa kemampuan membaca kritis berorientasi

berpikir kritis. Tes tertulis jenis pilihan ganda dan esai ini dilaksanakan sebelum

dan sesudah proses belajar mengajar berlangsung pada masing-masing kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Jenis tes ini disusun berdasarkan indikator yang

tersusun dalam RPP.

Ujicoba soal tes pilihan ganda dan esai sebagai alat pengumpul data

terlebih dahulu diujicobakan pada siswa SMA Negeri I Garut kelas XI yang bukan

kelas eksperimen ataupun kelas kontrol dengan jumlah subjek sebanyak 34 orang

yaitu di kelas XI Ipa 3. Tujuan tes ini diujicobakan yaitu untuk mengetahui

validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran soal tes.

b. Teknik Nontes

Teknik nontes yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasi,

angket, dan wawancara. Observasi digunakan untuk melihat atau mengamati

proses pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer dengan menggunakan

teknik trading place berorientasi berpikir kritis. Observasi dilakukan terhadap

aktivitas pembelajaran pada kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Observasi

ini dilakukan pada pada saat pembelajaran membaca artikel ilmiah populer

berlangsung yang secara langsung dilakukan oleh peneliti. Pedoman observasi

berisi aspek-aspek proses belajar mengajar kegiatan guru. Hal-hal yang

diobservasi meliputi kegiatan guru model dalam proses pembelajaran yaitu

berupa: keterampilan guru model dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir pembelajaran.

Angket. Angket digunakan untuk menggali informasi mengenai persepsi

siswa terhadap pembelajaran membaca artikel ilmiah populer menggunakan

model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis. Hasil

angket ini diharapakan dapat digunakan untuk mengukur keefektifan model

pembelajaran yang dilakukan. Pelaksanaan angket dilakukan setelah perlakuan ke-

3 pada kelas eksperimen.

Angket yang digunakan peneliti merupakan jenis angket tertutup karena

sudah disediakan jawaban dengan mencek list salah satu jawaban menurut

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

64

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

responden yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, kurang setuju, dan sangat tidak

setuju. Adapun aspek-aspek yang ingin diperoleh dari angket ini yaitu tentang

persepsi siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran aktif tipe trading place

berorientasi berpikir kritis pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer.

Pedoman wawancara. Instrumen non tes ini digunakan peneliti untuk

menggali dan menghimpun pendapat model pelaksana yaitu guru bidang studi

bahasa Indonesia tentang keefektifan model pembelajaran aktif tipe trading place

yang berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah

populer. Hal-hal yang ditanyakan dalam wawancara berkaitan dengan pendapat

model pelaksana mengenai model pembelajaran aktif tipe trading place

berorientasi berpikir kritis pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer.

Kegiatan wawancara dilaksanakan setelah model pelaksana mengimplemen-

tasikan model pembelajaran aktif tipe trading place dalam pembelajaran membaca

artikel ilmiah populer. Kegiatan wawancara ini direkam dengan menggunakan

ponsel blacberry.

D. Instrumen Penelitian

Jenis instrumen pada penelitian yang dilakukan terdiri dari instrumen

perlakuan dan instrumen pengumpulan data. Instrumen perlakuan terdiri dari

ancangan model pembelajaran membaca artikel ilmiah populer berorientasi

berpikir kritis dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer. Adapun

instrumen pengumpulan data terdiri dari kisi-kisi tes kemampuan membaca, kisi-

kisi pedoman angket, kisi-kisi pedoman observasi, dan kisi-kisi serta pedoman

wawancara serta soal tes.

1. Instrumen Perlakuan

1.1 Ancangan Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi

Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer

a. Rasional

Berdasarkan temuan awal di lapangan, dalam proses pembelajaran

siswa kurang berinteraksi dengan siswa lain begitu juga dalam

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

65

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran membaca kritis siswa kurang aktif merespons artikel,

menyampaikan kritik, dan menyampaikan ide/pendapat. Teknik trading

place merupakan salah satu teknik pembelajaran aktif yang dikemukakan

oleh Silberman. Teknik trading place yaitu suatu strategi yang

memungkinkan peserta didik lebih mengenal, saling tukar pendapat dan

mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide baru tentang berbagai

masalah. Strategi tersebut merupakan cara yang baik untuk

mengembangkan penyingkapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap

berbagai sudut pandang. Dengan demikian, metode ini memungkinkan

peserta didik lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan

mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai

masalah.

b. Tujuan

Tujuan dari penerapan model pembelajaran ini yaitu untuk

mengetahui keefektifan model pembelajaran aktif tipe trading place

berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah

populer. Jenis pembelajaran membaca pada penelitian ini yaitu membaca

kritis. Dalam membaca kritis, pembaca harus menggunakan daya nalar.

Jadi, kegiatan membaca yang dilakukan tidak hanya proses mengingat

melainkan melibatkan pemahaman, analisis, sintesis, evaluasi serta

menyimpulkan bacaan.

Berdasarkan teori perkembangan kognitif, Jean Piaget (Surya,

2004:37-40). Dikatakan, perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan

berpikir logis dari masa bayi hingga dewasa melalui empat peringkat yaitu:

1) peringkat sensori motor usia 0-1,5 tahun

2) peringkat pre-operational, usia 1,5 -6 tahun

3) peringkat concentrate operational, usia 6-12 tahun

4) peringkat formal operational, usia 12 tahun ke atas. Dikatakan, pada

usia 12 tahun ke atas, perkembangan kognitif pada peringkat ini,

“merupakan ciri perkembangan remaja dan dewasa menuju ke arah proses

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

66

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpikir dalam peringkat yang lebih tinggi. Peringkat berpikir ini sangat

diperlukan dalam pemecahan masalah” (Surya, 2004:39)

Berdasarkan peringkat formal operational, berpikir kritis dapat diterapkan

pada siswa sekolah SMA kelas XI yang termasuk kategori formal

operational yaitu usia 12 tahun ke atas. Implikasi dari teori perkembangan

kognitif Piaget ini, maka dalam pengajaran di dalam kelas, “anak-anak

hendaknya banyak diberi peluang untuk saling berbicara dengan teman-

temannya dan saling berdiskusi” (Surya, 2004:40).

Adapun formula keterbacaan untuk pembelajaran membaca kritis

dengan menggunakan media artikel ilmiah populer menggunakan uji

grafik fry hasilnya sebagai berikut:

NO.

JUDUL ARTIKEL

JUMLAH

SUKU KATA

JUMLAH

KALIMAT

WILAYAH

1. Racik kotoran Sapi

Jadi Pengharum

Ruangan

251 7,44 11

2. Selayang Pandang

Supersemar

244 8,19 11

3. Kecanduan Face-

book Berdampak

Buruk bagi Kese-

hatan Mental

256 4,56 11

c. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi

Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer

Dalam kegiatan pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah

populer, siswa dilatih untuk menyelesaikan soal dengan cara bekerjasama

dengan siswa lain yang bukan teman sebangku. Pertukaran ini terus

dilakukan, semakin banyak berdiskusi dengan siswa lain semakin banyak

siswa tersebut bertukar pikiran/berdiskusi. Guru juga memperhatikan dan

memandu siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

d. Sintaks Pembelajaran Aktip Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir

Kritis dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

67

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sintaks pembelajaran aktif tipe trading place dapat dilihat pada

tabel 2.3.

Tabel 2.3

Sintaks Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place

Berorientasi Berpikir Kritis

No.

Tahap Kegiatan Aktivitas

(1) (2) (3)

1. Pendahuluan - Guru menyampaikan apersepsi yang

berkaitan dengan artikel ilmiah populer

secara umum

- Guru menyampaikan informasi tentang

tujuan pembelajaran

2. Penyajian Data a. Tahap Prabaca

- Guru model membagikan artikel

ilmiah populer dan Lembar Kerja

Siswa (LKS)

b. Tahap Membaca

- Salah seorang siswa membaca artikel

ilmiah populer melalui membaca

nyaring

- Guru memandu siswa dalam

memahami makna baris, antar baris,

dan di balik baris dari bacaan yang

dibaca

c. Tahap Pascabaca

- Siswa menyampaikan kritik, memberi-

kan alasan, dan menghubungkan

sebab-akibat melalui diskusi dengan

siswa lain

3. Penguasaan

Kemampuan Membaca

- Siswa berpindah tempat berdiskusi

dengan siswa lain untuk bertukar ide

atau gagasan

- Siswa melakukan berpindah tempat

sebanyak mungkin

- Siswa menyampaikan kritik

- Siswa memberikan alasan

- Siswa menghubungkan sebab-akibat

4. Pemantapan - Salah seorang siswa membacakan

hasil diskusi dan siswa lainnya

menanggapi

5. Penutup - Siswa dan guru berusaha menyimpul-

kan hasil kegiatan pembelajaran

membaca artikel ilmiah populer

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

68

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Evaluasi

Evaluasi melalui tes esai dilakukan untuk mengetahui kemampuan

membaca kritis berorientasi berpikir kritis artikel ilmiah populer melalui

penerapan teknik trading place. Tes bentuk soal esai dikerjakan terlebih dahulu

oleh masing-masing siswa kemudian siswa berpindah tempat untuk menjawab

soal-soal melalui berdiskusi dengan siswa lainnya untuk bertukar ide atau

pendapat.

1.2 RPP

RPP dibuat untuk kepentingan penelitian. RPP ini digunakan sebagai

acuan pada pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan model

pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis pada kelas

eksperimen. Bahan pembelajaran artikel ilmiah populer serta RPP yang akan

digunakan terlebih dahulu di judge-kan kepada ahli. Adapun judgment ahli dapat

dilihat pada lampiran 1.3

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

69

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RPP Ke-1

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN AKTIF

TIPE TRADING PLACE BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA

ARTIKEL ILMIAH POPULER

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

A. Gambaran Umum Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang akan dikemukakan pada RPP ini menyangkut

skenario, orientasi model, dan prinsip reaksi. Ketiga hal tersebut akan penulis

kemukakan di bawah ini.

1. Skenario

Pembelajaran membaca artikel ilmiah populer ini direncanakan

menggunakan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir

kritis. Skenario pembelajaran yang dilakukan yaitu menginformasikan tujuan

penelitian. Untuk mengetahui profil kemampuan membaca kritis siswa dilakukan

dengan memberikan pretest. Selanjutnya, diberikan beberapa kali perlakuan.

Setelah itu diberikan posttest untuk melihat kemampuan membaca kritis setelah

diberi perlakuan.

Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran membaca kritis artikel

ilmiah populer berorientasi berpikir kritis dalam proses pembelajaran diterapkan

teknik trading place yaitu dengan cara, siswa menjawab soal-soal yang diberikan

guru. Pertama-tama soal tersebut dijawab sendiri setelah itu siswa bekerjasama

dengan siswa lain yang bukan teman sebangku. Kerjasama ini dilakukan dengan

berpindah tempat untuk berdiskusi menjawab soal-soal.

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

70

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain teknik tes yang digunakan, instrumen penelitian lainnya yaitu

angket yang ditujukan kepada siswa, observasi proses pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru model, dan

wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru model setelah pelaksanaan

perlakuan terakhir.

2. Orientasi Model

Model pembelajaran aktif tipe trading place merupakan satu dari 101

model pembelajaran aktif yang dikemukakan Silberman. Melalui teknik trading

place, yaitu suatu strategi yang memungkinkan peserta didik lebih mengenal,

saling tukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide

baru tentang berbagai masalah. Strategi tersebut merupakan cara yang baik untuk

mengembangkan penyingkapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap

berbagai sudut pandang.

Dengan demikian, model ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal,

tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan

baru terhadap berbagai masalah. Dengan model pembelajaran aktif tipe trading

place, siswa dapat bekerjasama untuk bertukar informasi, gagasan. Diskusi

melalui kelompok kecil direkomendasikan sebagai strategi yang dapat

meningkatkan berpikir kritis.

3. Prinsip Reaksi

Dalam kegiatan pembelajaran membaca kritis artikel imiah populer, siswa

dilatih untuk menyelesaikan soal dengan cara bekerjasama dengan siswa lain yang

bukan teman sebangku. Pertukaran ini terus dilakukan, semakin banyak berdiskusi

dengan siswa lain semakin banyak siswa tersebut bertukar pikiran/berdiskusi.

Guru juga memperhatikan dan memandu siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

71

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari penerapan model pembelajaran ini yaitu untuk mengetahui

keefektifan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis

pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer.

Jenis pembelajaran membaca pada penelitian ini yaitu membaca kritis.

Dalam membaca kritis, pembaca harus menggunakan daya nalar. Jadi, kegiatan

membaca yang dilakukan tidak hanya proses mengingat melainkan melibatkan

pemahaman, analisis, sintesis, evaluasi serta menyimpulkan bacaan.

Berdasarkan teori perkembangan kognitif, Jean Piaget (Surya, 2004:37-

40). Dikatakan, perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berpikir logis

dari masa bayi hingga dewasa melalui empat peringkat yaitu:

1) peringkat sensori motor usia 0-1,5 tahun

2) peringkat pre-operational, usia 1,5 -6 tahun

3) peringkat concentrate operational, usia 6-12 tahun

4) peringkat formal operational, usia 12 tahun ke atas. Dikatakan, pada usia 12

tahun ke atas, perkembangan kognitif pada peringkat ini, “merupakan ciri

perkembangan remaja dan dewasa menuju ke arah proses berpikir dalam

peringkat yang lebih tinggi. Peringkat berpikir ini sangat diperlukan dalam

pemecahan masalah” (Surya, 2004:39)

Berdasarkan peringkat formal operational, berpikir kritis dapat

diterapkan pada siswa sekolah SMA kelas XI yang termasuk kategori formal

operational yaitu usia 12 tahun ke atas. Implikasi dari teori perkembangan

kognitif Piaget ini, maka dalam pengajaran di dalam kelas, “anak-anak hendaknya

banyak diberi peluang untuk saling berbicara dengan teman-temannya dan saling

berdiskusi” (Surya, 2004:40).

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

72

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun formula keterbacaan untuk pembelajaran membaca kritis dengan

menggunakan media artikel ilmiah populer menggunakan uji grafik fry dan

hasilnya sebagai berikut:

NO.

JUDUL ARTIKEL

JUMLAH

SUKU KATA

JUMLAH

KALIMAT

WILAYAH

1. Racik kotoran Sapi Jadi

Pengharum Ruangan

251 7,44 11

2. Selayang Pandang

Supersemar

244 8,19 11

3. Kecanduan Facebook

Berdampak Buruk bagi

Kesehatan Mental

256 4,56 11

C. Sumber Bahan Pembelajaran

Bahan atau materi pembelajaran membaca artikel ilmiah populer yaitu

berupa artikel ilmiah populer yang dimuat di surat kabar. Artikel ilmiah populer

merupakan artikel ilmiah yang dipublikasikan di media cetak yaitu surat kabar

dan majalah. Artikel ilmiah populer dalam gaya tulisannya tidak menggunakan

bahasa baku dan dari segi penulisannya juga tidak menggunakan sistematika

seperti pada tulisan ilmiah. Namun, artikel ilmiah populer merupakan opini

penulis yang ditunjang dari sumber literatur juga hasil temuan ahli. Dengan

demikian, untuk memperoleh pemahaman tentang isi artikel diperlukan argumen

yang didukung oleh fakta yang ada pada bacaan. Sehingga, pembelajaran

membaca artikel ilmiah populer harus melibatkan aspek berpikir kritis.

D. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran pada perlakuan pertama yaitu mengenai artikel

ilmiah populer, berpikir kritis, dan membaca kritis.

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

73

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Artikel Ilmiah Populer

Artikel ilmiah populer merupakan perpaduan penulisan ilmiah dan

populer. Istilah ini mengacu pada tulisan yang bersifat ilmiah, namun disajikan

dengan cara penuturan yang mudah dimengerti (Soeseno, 1982:1). Perbedaan

antara artikel ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, dan lain-lain)

terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Artikel ilmiah ditampilkan

dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia resmi.

Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta

dapat dipahami masyarakat umum.

Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas

permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya berbeda dengan

karya tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh

dari jangkauan masyarakat awam.

Kalau dirumuskan, pengertian karya imiah populer adalah karangan ilmiah

yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang

sederhana mengenai hal-hal kehidupan sehari-hari. Sarana untuk

mempublikasikan karya ini hampir tidak ada yang berdiri sendiri secara utuh.

Biasanya dalam suatu media massa, karya ini dipadukan dengan karya tulis

nonilmiah. Karya ilmiah populer dapat kita jumpai pada majalah, koran atau

tabloid.

2. Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir yang berguna dalam

melakukan kegiatan membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, berdiskusi, dan

sebagainya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Keterampilan berpikir kritis

termasuk salah satu keterampilan tingkat tinggi. Berpikir kiritis berbeda dengan

berpikir biasa. Berpikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana

pemikir dengan sengaja menilai kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan

pemikiran yang reflektif, independen, jernih dan rasional. Berpikir kritis meliputi

pemikiran dan penggunaan alasan yang logis, mencakup keterampilan

membandingkan, mengklasifikasi, melakukan pengurutan (sekuensi),

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

74

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghubungkan sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi,

menyusun rangkaian, memberi alasan secara deduktif dan induktif, perumusan

hipotesis, dan penyampaian kritik. Berpikir kritis mencakup penentuan tentang

makna dan kepentingan dari apa yang dilihat atau dinyatakan, penilaian argumen,

pertimbangan apakah kesimpulan ditarik berdasarkan bukti-bukti pendukung yang

memadai.

3. Membaca Kritis

Beberapa pemahaman membaca kritis akan dijelaskan di bawah ini.

a. Membaca kritis memaknai apa yang terdapat pada baris dan apa yang di

luarnya, yang tersurat dan tersirat. Kemampuan membaca kritis diperlukan jika

kita akan mengambil putusan yang cerdas berdasarkan materi yang dibaca. Hal

yang dilakukan adalah mampu menarik simpulan.

b. Suatu keterampilan dalam menemukan sesuatu yang kita cari dalam bacaan.

c. Kegiatan membaca yang dilakukan guna memberikan respons atas ide-ide yang

dituangkan pengarang dalam teks yang ditulisnya.

d. Kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis untuk menemukan

keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna tersurat maupun tersirat, melalui

tahap mengenal, memahami, menganalisis, mensintesis, dan menilai.

Adapun tujuan membaca kritis antara lain: a. memahami makna yang

terkandung dalam bacaan; b. merespons secara aktif isi bacaan; c. mengevaluasi

isi bacaan.

Langkah-langkah pembelajaran membaca kritis terdiri atas tiga tahapan

yaitu tahap prabaca, tahap membaca, dan tahap pascabaca. Pertama, tahap

prabaca. Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah mengecek berpikir kritis

siswa dengan memberikan sebuah pertanyaan mengenai kemungkinan hal apa saja

yang akan dikemukakan penulis sekaitan dengan artikel yang akan dibaca siswa.

Kedua, tahap membaca. Pada tahap ini yang dilakukan adalah membaca baris,

antar baris dan di balik baris. Membaca baris. Artinya, pembaca harus mampu

memahami isi bacaan secara menyeluruh; Membaca antarbaris yaitu pembaca

harus mampu menggali lebih jauh pemahaman atas makna bacaan sampai pada

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

75

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditemukannya berbagai maksud pengarang menulis teks tersebut; Membaca di

belakang baris. Artinya, pembaca harus mampu menggambarkan generalisasi isi

bacaan dan mampu membuat evaluasi atas isi bacaan berdasarkan skemata yang

dimilikinya. Ketiga, tahap pascabaca. Setelah tahap prabaca dan membaca,

langkah selanjutnya adalah menjawab soal-soal yang berkaitan dengan bacaan

melalui membaca kritis.

E. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran pada RPP ini menyangkut model, pendekatan, dan

teknik. Penjelasan dari ketiga hal tersebut akan dikemukakan di bawah ini.

1. Model: Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang

memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri

baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam

proses pembelajaran tersebut. Pada saat kegiatan belajar aktif peserta didik

melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka menggunakan

otak mereka untuk mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai

masalah.

Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal

melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok. Bagi kelompok

kecil dapat merangsang diskusi. Belajar aktif mendorong siswa untuk berpikir,

merasakan, dan menerapkan. Belajar dengan bekerjasama, tugas-tugas dikerjakan

dengan kerjasama dalam kelompok-kelompok kecil peserta didik.

Pembelajaran aktif dalam pembelajaran di kelas, menganjurkan agar anak

didik tidak hanya sekadar mendengarkan saja di dalam kelas. Mereka perlu

membaca, menulis, berdiskusi dalam memecahkan masalah. Yang paling penting

adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula

mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir yang lebih

tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan mengevaluasi. Dikatakan

Silberman (2009: xxi), “Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan,

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

76

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan mendukung. Seringkali peserta didik tidak hanya terpaku di tempat-tempat

duduk mereka, berpindah-pindah dan berpikir keras”.

2. Pendekatan: Komunikatif

Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan

dan pengembangan kemampuan komunikatif siswa. Penerapan pendekatan

komunikatif sepenuhnya dilakukan oleh siswa (student centre) sedangkan guru

hanya sebagai fasilitator. Dengan demikian siswa akan mampu bercerita,

menanggapi masalah, dan mengungkapkan pendapatnya.

3. Teknik: Trading Place

Silberman (2009:44) mengungkapkan mengenai teknik trading place yaitu

suatu strategi yang memungkinkan peserta didik lebih mengenal, saling tukar pen-

dapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide baru tentang berba-

gai masalah. Strategi tersebut merupakan cara yang baik untuk mengembangkan

penyingkapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap berbagai sudut pandang.

Dengan demikian, metode ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar

menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru

terhadap berbagai masalah.

F. Langkah-langkah Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi

Berpikir Kritis

NO

.

KEGIATAN

AKTIVITAS

1.

- Awal a. Mengucapkan salam

b. Mengondisikan kelas

c. Mengecek kehadiran siswa

d. Menyampaikan apersepsi berkaitan dengan

artikel ilmiah populer secara umum

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

77

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.

e. Menyampaikan tujuan pembelajaran

- Inti a. Tahap Prabaca

- guru menganjurkan pertanyaan sekaitan

dengan materi yang akan dibahas

- guru membagikan sebuah artikel ilmiah

populer dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

kepada siswa

b. Tahap Membaca

- guru memandu siswa dalam membaca artikel

ilmiah dengan cara memahami baris, antar

baris, dan di belakang baris

c. Tahap Pascabaca

- guru menginstruksikan siswa untuk berdiskusi

dengan siswa lain menjawab soal-soal melalui

bertukar ide/pendapat

- salah seorang siswa membacakan hasil diskusi

dan siswa lainnya menanggapi

- siswa menyampaikan kritik

- siswa memberikan alasan

- siswa menghubungkan sebab-akibat

- jawaban yang benar semua diberikan reward

3. - Akhir Mengulas secara singkat materi yang baru

dibahas dan menyimpulkan hasil kegiatan

pembelajaran

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

78

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Evaluasi Pembelajaran Membaca

Evaluasi pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer yaitu

memahami tentang:

1. informasi tersurat dan tersirat

2. menyimpulkan bacaan

3. membedakan fakta dan opini

4. menafsirkan ide pokok/gagasan utama

5. menafsirkan ide penunjang

6. menentukan tema bacaan.

H. Indikator Kemampuan Membaca Kritis Berorientasi Berpikir Kritis

Aspek

Indikator Membaca Kritis

Jenjang

Kognitif

1. Kemampuan

Menginterpretasi Makna

Tersirat

(a) Menafsirkan ide

pokok paragraf

(KBPD-c);

(b) Menafsirkan ide-ide

penunjang (KBPD-b);

(c) Memahami secara kri-tis

hubungan sebab-akibat

(KBPD-i).

K2

2. Kemampuan

Mengaplikasikan

Konsep-konsep dalam

Bacaan

(a) Mengikuti petunjuk-

petunjuk dalam bacaan

(KBKD-h);

(b) Menerapkan konsep-

konsep atau gagasan-

gagasan (KBM-e);

(c) Menunjukkan

kesesuaian antara gagasan

utama dengan situasi yang

dihadapi (KBM-e);

K3

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

79

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kemampuan

Menganalisis

(a) Memeriksa gagasan

utama bacaan (KBPD-i);

(b) Memeriksa detail/fakta

penunjang (KBST-c);

(c) Mengklasifikasikan

fakta-fakta (KBM-c).

K4

4. Kemampuan

Sintesis

(a) Membuat simpulan

bacaan (KBPD-a);

(b) Mengorganisasikan

gagasan utama bacaan

(KBST-c);

(c) Menentukan tema

bacaan (KBM-g);

(d) Menghubungkan data

sehingga diperoleh simpulan

(KBST-e);

(e) Membuat ringkasan

(KBPL-c).

K5

5. Kemampuan

Menilai Isi

Bacaan

(a) Menilai kebenaran

gagasan utama/ide pokok

paragraf/bacaan secara

keseluruhan (KBKD-h);

(b) Menilai dan

menentukan bahwa sebuah

pernyataan adalah fakta

atau opini (KBM-f);

(c) Menentukan

keselarasan antara data

yang diungkapkan

dengan kesimpulan yang

dibuat (KBST-b).

K6

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

80

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I. Tugas Terstruktur

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Apa yang melatarbelakangi Dwi Nailul Izzah dan Rintya Miki Aprianti

tertarik untuk mengolah kotoran sapi menjadi pengharum ruangan ramah

lingkungan?

2. Persiapan apa yang telah dilakukan Dwi Nailul Izzah dan Rintya Miki

Aprianti sehingga dapat memenangkan medali emas di ajang ISPO dan

Inepo?

3. Dwi dan Rintya: (Keduanya berpandangan), lalu tersenyum dan menjawab

serempak). Kita ingin patenkan. Jelaskan kata yang dicetak miring

tersebut!

4. Melihat fenomena di lapangan dengan masih banyaknya peternak sapi

yang membuang kotoran sapi di sekitar rumah dengan cara ditumpuk. Apa

menurut pendapat Anda?

5. Tuliskan simpulan yang dapat diperoleh dari wacana tersebut!

J. Media Pembelajaran

1. Teks Artikel

2. Lembar Soal

K. Sumber Acuan

Abidin. 2010. Strategi Membaca: Teori dan Pembelajarannya. Bandung:

Rizqi Press.

Ahuja, Pramila dan G.C Ahuja. 2010. Membaca Secara efektif dan Efisien.

Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Alwasilah, A.Chaedar dan Hobir A. 2003. Revitalisasi Pendidikan Bahasa:

Mengungkap Tabir Bahasa Demi Peningkatan SDM yang Kompetitif.

Bandung: Andira.

Baldrige, Keneth P. 1979. Seven Strategies Reading. Greenwich: Addison-

Wesley Publishing Company.

Costa. 1985. Developing Mind: A Resource Book for Thinking. Alexandria:

ASD

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

81

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fisher, Alex. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Harjasujana, Ahmad S. 1987. Proses Belajar Mengajar Membaca. Bandung:

Yayasan BFH.

Kuntarto, Niknik M. 2008. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir.

Jakarta: Mitra Wacana Media

Soeseno, Slamet. 1993. Teknik Penulisan Ilmiah Populer: Kiat Menulis

Nonfiksi untuk Majalah. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

82

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RPP Ke-2

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN AKTIF

TIPE TRADING PLACE BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA

ARTIKEL ILMIAH POPULER

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

A. Gambaran Umum Model Pembelajaran

1. Skenario

Pembelajaran membaca artikel ilmiah populer ini direncanakan

menggunakan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir

kritis. Skenario pembelajaran yang dilakukan yaitu menginformasikan tujuan

penelitian. Untuk mengetahui profil kemampuan membaca kritis siswa dilakukan

dengan memberikan pretest. Selanjutnya, diberikan beberapa kali perlakuan.

Setelah itu diberikan posttest untuk melihat kemampuan membaca kritis setelah

diberi perlakuan.

Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran membaca kritis artikel

ilmiah populer berorientasi berpikir kritis dalam proses pembelajaran diterapkan

teknik trading place yaitu dengan cara, siswa menjawab soal-soal yang diberikan

guru. Pertama-tama soal tersebut dijawab sendiri setelah itu siswa bekerjasama

dengan siswa lain yang bukan teman sebangku. Kerjasama ini dilakukan dengan

berpindah tempat untuk berdiskusi menjawab soal-soal.

Selain teknik tes yang digunakan, instrumen penelitian lainnya yaitu

angket yang ditujukan kepada siswa, observasi proses pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru model, dan

Page 26: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

83

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru model setelah pelaksanaan

perlakuan terakhir.

2. Orientasi Model

Model pembelajaran aktif tipe trading place merupakan satu dari 101

model pembelajaran aktif yang dikemukakan Silberman. Melalui teknik trading

place, yaitu suatu strategi yang memungkinkan peserta didik lebih mengenal,

saling tukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide

baru tentang berbagai masalah. Strategi tersebut merupakan cara yang baik untuk

mengembangkan penyingkapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap

berbagai sudut pandang.

Dengan demikian, model ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal,

tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan

baru terhadap berbagai masalah. Dengan model pembelajaran aktif tipe trading

place, siswa dapat bekerjasama untuk bertukar informasi, gagasan. Diskusi

melalui kelompok kecil direkomendasikan sebagai strategi yang dapat

meningkatkan berpikir kritis.

3. Prinsip Reaksi

Dalam kegiatan pembelajaran membaca kritis artikel imiah populer, siswa

dilatih untuk menyelesaikan soal dengan cara bekerjasama dengan siswa lain yang

bukan teman sebangku. Pertukaran ini terus dilakukan, semakin banyak

berdiskusi dengan siswa lain semakin banyak siswa tersebut bertukar

pikiran/berdiskusi. Guru juga memperhatikan dan memandu siswa dalam

pelaksanaan pembelajaran.

B. Penyusunan Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari penerapan model pembelajaran ini yaitu untuk mengetahui

keefektifan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis

pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer.

Page 27: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

84

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jenis pembelajaran membaca pada penelitian ini yaitu membaca kritis.

Dalam membaca kritis, pembaca harus menggunakan daya nalar. Jadi, kegiatan

membaca yang dilakukan tidak hanya proses mengingat melainkan melibatkan

pemahaman, analisis, sintesis, evaluasi serta menyimpulkan bacaan.

Berdasarkan teori perkembangan kognitif, Jean Piaget (Surya, 2004:37-

40). Dikatakan, perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berpikir logis

dari masa bayi hingga dewasa melalui empat peringkat yaitu:

a. peringkat sensori motor usia 0-1,5 tahun

b. peringkat pre-operational, usia 1,5 -6 tahun

c. peringkat concentrate operational, usia 6-12 tahun

d. peringkat formal operational, usia 12 tahun ke atas. Dikatakan, pada usia 12

tahun ke atas, perkembangan kognitif pada peringkat ini, “merupakan ciri

perkembangan remaja dan dewasa menuju ke arah proses berpikir dalam

peringkat yang lebih tinggi. Peringkat berpikir ini sangat diperlukan dalam

pemecahan masalah” (Surya, 2004:39)

Berdasarkan peringkat formal operational, berpikir kritis dapat

diterapkan pada siswa sekolah SMA kelas XI yang termasuk kategori formal

operational yaitu usia 12 tahun ke atas. Implikasi dari teori perkembangan

kognitif Piaget ini, maka dalam pengajaran di dalam kelas, “anak-anak hendaknya

banyak diberi peluang untuk saling berbicara dengan teman-temannya dan saling

berdiskusi” (Surya, 2004:40).

Adapun formula keterbacaan untuk pembelajaran membaca kritis dengan

menggunakan media artikel ilmiah populer menggunakan uji grafik fry dan

hasilnya sebagai berikut:

NO.

JUDUL ARTIKEL

JUMLAH

SUKU KATA

JUMLAH

KALIMAT

WILAYAH

1. Racik kotoran Sapi Jadi

Pengharum Ruangan

251 7,44 11

2. Selayang Pandang

Supersemar

244 8,19 11

3. Kecanduan Facebook

Berdampak Buruk bagi

Kesehatan Mental

256 4,45 11

Page 28: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

85

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Penyusunan Bahan/Materi Ajar

Bahan atau materi pembelajaran membaca artikel ilmiah populer yaitu

berupa artikel ilmiah populer yang dimuat di surat kabar. Artikel ilmiah populer

merupakan artikel ilmiah yang dipublikasikan di media cetak yaitu surat kabar

dan majalah. Artikel ilmiah populer dalam gaya tulisannya tidak menggunakan

bahasa baku dan dari segi penulisannya juga tidak menggunakan sistematika

seperti pada tulisan ilmiah. Namun, artikel ilmiah populer merupakan opini

penulis yang ditunjang dari sumber literatur juga hasil temuan ahli. Dengan

demikian, untuk memperoleh pemahaman tentang isi artikel diperlukan argumen

yang didukung oleh fakta yang ada pada bacaan. Sehingga, pembelajaran

membaca artikel ilmiah populer harus melibatkan aspek berpikir kritis.

D. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran pada perlakuan ke-2 yaitu mengenai tema, gagasan

utama, kalimat utama dan kalimat penjelas, dan menentukan ide pokok. Untuk

lebih jelasnya akan penulis paparkan sebagai berikut.

1. Tema

Tema menurut arti katanya adalah sesuatu yang telah diuraikan. Dilihat

dari sudut sebuah karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama

yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Akan tetapi, dari segi

proses penulisan sebelum seorang penulis menulis karangannya terlebih dahulu

menentukan topik atau pokok pembicaraan sehingga tema didefinisikan, “suatu

perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang

akan dicapai melalui topik tadi” (Keraf, 1997:108).

2. Gagasan Utama Bacaan

Gagasan Utama/ide pokok adalah pokok masalah yang mendasari cerita

yang bersifat abstrak/implisit atau kata–kata kunci yang terdapat dalam kalimat

utama. Cara untuk mengetahui ide pokok yakni dengan cara: Bacalah sebuah

Page 29: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

86

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wacana kemudian tutuplah wacana tersebut. Cobalah jawab pertanyaan ini

"Paragraf tersebut membahas mengenai apa?" Nah, jawaban itulah yang

dinamakan ide pokok.

3. Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas

Kalimat utama adalah realisasi dari ide pokok yang berupa pernyataan atau

kalimat yang terletak di awal dan di akhir paragraf. Kalimat Utama merupakan

kalimat inti yang digunakan sebagai acuan pengembangan menjadi sebuah

paragraph sedangkan kalimat penjelas yaitu kalimat yang berisi penjelasan-

penjelasan dari kalimat inti.

4. Menentukan Ide Pokok

Terdapat dua cara menentukan ide pokok yaitu dilihat dari jenis

paragrafnya. Ada paragraf yang memiliki kalimat utama dan ada pula paragraf

yang tidak memiliki kalimat utama.

a. Paragraf yang memiliki kalimat utama

Cara menentukan ide pokok pada paragraf yang memiliki kalimat utama

sangatlah mudah yaitu dengan mengambil isi kalimat utama itu sendiri. Adapun

kalimat utama letaknya yaitu pada kalimat pertama di awal paragraf dan kalimat

akhir dari sebuah paragraf.

Contoh:

Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Kekayaan

alam tersebut terdiri dari kekayaan alam yang bersumber dari darat, laut, dan dari

dalam perut bumi. Kekayaan alam yang bersumber dari darat misalnya hasil

hutan sedangkan kekayaan alam yang bersumber dari laut misalnya ikan, rumput

laut, dan mutiara. Sementara, kekayaan alam yang bersumber dari dalam perut

bumi misalnya minyak, batu bara, emas, timah, nikel dan sebagainya.

Ide pokok paragraf di atas terletak pada kalimat pertama karena kalimat pertama

merupakan kalimat utama. Dengan demikian, ide pokok paragraf di atas yaitu

Indonesia memeiliki kekayaan alam yang sangat melimpah atau kekayaan alam

Indonesia sangat melimpah.

Page 30: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

87

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama

Cara menentukan ide pokok pada paragraf yang tidak memiliki kalimat utama

yaitu dengan menyimpulkan isi paragraf tersebut.

Contoh:

Banjir melanda daerah Sumatra Utara dengan ketinggian satu meter. Banjir juga

melanda wilayah Tangerang dan Banten dengan ketinggian yang sama, satu

meter. Seolah tak mau kalah, ibukota Jakarta pun dilanda banjir dengan

ketinggian mencapai satu setenagh meter.

Ide pokok paragraf di atas adalah banjir melanda wilayah Sumatra Utara,

tangerang, dan Jakarta.

E. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang akan dikemukakan yaitu model pembelajaran

aktif, pendekatan komunikatif, dan teknik trading place.

1. Model: Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang

memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri

baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam

proses pembelajaran tersebut. Pada saat kegiatan belajar aktif peserta didik

melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka menggunakan

otak mereka untuk mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai

masalah.

Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal

melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok. Bagi kelompok

kecil dapat merangsang diskusi. Belajar aktif mendorong siswa untuk berpikir,

merasakan, dan menerapkan. Belajar dengan bekerjasama, tugas-tugas dikerjakan

dengan kerjasama dalam kelompok-kelompok kecil peserta didik.

Pembelajaran aktif dalam pembelajaran di kelas, menganjurkan agar anak

didik tidak hanya sekadar mendengarkan saja di dalam kelas. Mereka perlu

Page 31: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

88

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membaca, menulis, berdiskusi dalam memecahkan masalah. Yang paling penting

adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula

mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir yang lebih

tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan mengevaluasi. Dikatakan

Silberman (2009: xxi), “Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan,

dan mendukung. Seringkali peserta didik tidak hanya terpaku di tempat-tempat

duduk mereka, berpindah-pindah dan berpikir keras”.

2. Pendekatan: Komunikatif

Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan

dan pengembangan kemampuan komunikatif siswa. Penerapan pendekatan

komuni-katif sepenuhnya dilakukan oleh siswa (student centre) sedangkan guru

hanya sebagai fasilitator. Dengan demikian siswa akan mampu bercerita,

menanggapi masalah, dan mengungkapkan pendapatnya.

3. Teknik: Trading Place

Silberman (2009:44) mengungkapkan mengenai teknik trading place yaitu

suatu strategi yang memungkinkan peserta didik lebih mengenal, saling tukar pen-

dapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide baru tentang berba-

gai masalah. Strategi tersebut merupakan cara yang baik untuk mengembangkan

penyingkapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap berbagai sudut pandang.

Dengan demikian, metode ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar

menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru

terhadap berbagai masalah.

Page 32: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

89

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Langkah-langkah Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi

Berpikir Kritis

NO

.

KEGIATAN

AKTIVITAS

1.

2.

- Awal a. Mengucapkan salam

b. Mengondisikan kelas

c. Mengecek kehadiran siswa

d. Menyampaikan apersepsi berkaitan dengan

artikel ilmiah populer secara umum

e. Menyampaikan tujuan pembelajaran

- Inti a. Tahap Prabaca

- guru menganjurkan pertanyaan sekaitan

dengan materi yang akan dibahas

- guru membagikan sebuah artikel ilmiah

populer dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

kepada siswa

b. Tahap Membaca

- guru memandu siswa dalam membaca artikel

ilmiah dengan cara memahami baris, antar

baris, dan di belakang baris

c. Tahap Pascabaca

- guru menginstruksikan siswa untuk berdiskusi

menjawab soal-soal melalui bertukar ide

dengan siswa lainya

- salah seorang siswa membacakan hasil diskusi

dan siswa lainnya menanggapi

- siswa menyampaikan kritik

Page 33: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

90

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- siswa memberikan alasan

- siswa menghubungkan sebab-akibat

- jawaban yang benar semua diberikan reward

3. - Akhir Mengulas secara singkat materi yang baru

dibahas dan menyimpulkan hasil kegiatan

pembelajaran

G. Evaluasi Pembelajaran Membaca

Evaluasi pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer yaitu

memahami tentang:

1) menentukan tema bacaan

2) menentukan ide pokok bacaan

3) membedakan kalimat utama dan kalimat penjelas

4) menafsirkan ide pokok/gagasan utama

5) menafsirkan ide penunjang

H. Indikator Kemampuan Membaca Kritis Berorientasi Berpikir Kritis

Aspek

Indikator Membaca Kritis

Jenjang

Kognitif

1. Kemampuan

Menginterpretasi

Makna Tersirat

(a) Menafsirkan ide

pokok paragraf

(KBPD-c);

(b) Menafsirkan ide-ide

penunjang (KBPD-b);

(c) Memahami secara kri-tis

hubungan sebab-akibat

(KBPD-i).

K2

2. Kemampuan

Mengaplikasikan

Konsep-konsep

dalam Bacaan

(a) Mengikuti petunjuk-

petunjuk dalam bacaan

(KBKD-h);

K3

Page 34: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

91

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(b) Menerapkan konsep-

konsep atau gagasan-gagasan

(KBM-e);

(c) Menunjukkan kesesuaian

antara gagasan utama

dengan situasi yang dihadapi

(KBM-e);

3. Kemampuan

Menganalisis

(a) Memeriksa gagasan utama

bacaan (KBPD-i);

(b) Memeriksa detail/fakta

penunjang (KBST-c);

(c) Mengklasifikasikan fakta-

fakta (KBM-c).

K4

4. Kemampuan

Sintesis

(a) Membuat simpulan bacaan

(KBPD-a);

(b) Mengorganisasikan

gagasan utama bacaan

(KBST-c);

(c) Menentukan tema bacaan

(KBM-g);

(d) Menghubungkan data

sehingga diperoleh simpulan

(KBST-e);

(e) Membuat ringkasan

(KBPL-c).

K5

5. Kemampuan

Menilai Isi

Bacaan

(a) Menilai kebenaran

gagasan utama/ide pokok

paragraf/bacaan secara

keseluruhan (KBKD-h);

K6

Page 35: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

92

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(b) Menilai dan menentukan

bahwa sebuah pernyataan

adalah fakta atau

opini (KBM-f);

(c) Menentukan keselarasan

antara data yang

diungkapkan

dengan kesimpulan yang

dibuat (KBST-b).

I. Tugas Terstruktur

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Apa tema wacana tersebut?

2. Sebutkan gagasan utama alinea ke-3!

3. Tuliskan sebuah fakta dari bacaan tersebut serta sebutkan dari alinea ke

berapa?

4. Tunjukan sebuah kalimat yang mengandung opini serta ada pada alinea ke

berapa?

5. Buatlah simpulan dari bacaan tersebut disertai fakta-fakta pendukung!

J. Media Pembelajaran

1. Teks Artikel

2. Lembar Soal

K. Sumber Acuan

Abidin. 2010. Strategi Membaca: Teori dan Pembelajarannya. Bandung:

Rizqi Press.

Ahuja, Pramila dan G.C Ahuja. 2010. Membaca Secara efektif dan Efisien.

Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Alwasilah, A.Chaedar dan Hobir A. 2003. Revitalisasi Pendidikan Bahasa:

Mengungkap Tabir Bahasa Demi Peningkatan SDM yang Kompetitif.

Bandung: Andira.

Baldrige, Keneth P. 1979. Seven Strategies Reading. Greenwich: Addison-

Wesley Publishing Company.

Page 36: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

93

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Costa. 1985. Developing Mind: A Resource Book for Thinking. Alexandria:

ASD

Fisher, Alex. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Harjasujana, Ahmad S. 1987. Proses Belajar Mengajar Membaca. Bandung:

Yayasan BFH.

Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Ende: Nusa Indah.

Kuntarto, Niknik M. 2008. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir.

Jakarta: Mitra Wacana Media

Soeseno, Slamet. 1993. Teknik Penulisan Ilmiah Populer: Kiat Menulis

Nonfiksi untuk Majalah. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Page 37: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

94

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RPP Ke-3

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN AKTIF

TIPE TRADING PLACE BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA

ARTIKEL ILMIAH POPULER

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

A. Gambaran Umum Model Pembelajaran

Gambaran umum model pembelajaran terdiri atas 3 hal. Pertama,

Skenario. Kedua, orientasi model, dan ketiga, prinsip reaksi.

1. Skenario

Pembelajaran membaca artikel ilmiah populer ini direncanakan menggunakan

model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis. Skenario

pembelajaran yang dilakukan yaitu menginformasikan tujuan penelitian. Untuk

mengetahui profil kemampuan membaca kritis siswa dilakukan dengan

memberikan pretest. Selanjutnya, diberikan beberapa kali perlakuan. Setelah itu

diberikan posttest untuk melihat kemampuan membaca kritis setelah diberi

perlakuan.

Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran membaca kritis artikel

ilmiah populer berorientasi berpikir kritis dalam proses pembelajaran diterapkan

teknik trading place yaitu dengan cara, siswa menjawab soal-soal yang diberikan

guru. Pertama-tama soal tersebut dijawab sendiri setelah itu siswa bekerjasama

dengan siswa lain yang bukan teman sebangku. Kerjasama ini dilakukan dengan

berpindah tempat untuk berdiskusi menjawab soal-soal.

Page 38: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

95

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain teknik tes yang digunakan, instrumen penelitian lainnya yaitu

angket yang ditujukan kepada siswa, observasi proses pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru model, dan

wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru model setelah pelaksanaan

perlakuan terakhir.

2. Orientasi Model

Model pembelajaran aktif tipe trading place merupakan satu dari 101

model pembelajaran aktif yang dikemukakan Silberman. Melalui teknik trading

place, yaitu suatu strategi yang memungkinkan peserta didik lebih mengenal,

saling tukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide

baru tentang berbagai masalah. Strategi tersebut merupakan cara yang baik untuk

mengembangkan penyingkapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap

berbagai sudut pandang.

Dengan demikian, model ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal,

tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan

baru terhadap berbagai masalah. Dengan model pembelajaran aktif tipe trading

place, siswa dapat bekerjasama untuk bertukar informasi, gagasan. Diskusi

melalui kelompok kecil direkomendasikan sebagai strategi yang dapat

meningkatkan berpikir kritis.

3. Prinsip Reaksi

Dalam kegiatan pembelajaran membaca kritis artikel imiah populer, siswa

dilatih untuk menyelesaikan soal dengan cara bekerjasama dengan siswa lain yang

bukan teman sebangku. Pertukaran ini terus dilakukan, semakin banyak

berdiskusi dengan siswa lain semakin banyak siswa tersebut bertukar

pikiran/berdiskusi. Guru juga memperhatikan dan memandu siswa dalam

pelaksanaan pembelajaran.

Page 39: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

96

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Penyusunan Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari penerapan model pembelajaran ini yaitu untuk mengetahui

keefektifan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis

pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer.

Jenis pembelajaran membaca pada penelitian ini yaitu membaca kritis.

Dalam membaca kritis, pembaca harus menggunakan daya nalar. Jadi, kegiatan

membaca yang dilakukan tidak hanya proses mengingat melainkan melibatkan

pemahaman, analisis, sintesis, evaluasi serta menyimpulkan bacaan.

Berdasarkan teori perkembangan kognitif, Jean Piaget (Surya, 2004:37-

40). Dikatakan, perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berpikir logis

dari masa bayi hingga dewasa melalui empat peringkat yaitu:

a) peringkat sensori motor usia 0-1,5 tahun

b) peringkat pre-operational, usia 1,5 -6 tahun

c) peringkat concentrate operational, usia 6-12 tahun

d) peringkat formal operational, usia 12 tahun ke atas. Dikatakan, pada usia 12

tahun ke atas, perkembangan kognitif pada peringkat ini, “merupakan ciri

perkembangan remaja dan dewasa menuju ke arah proses berpikir dalam

peringkat yang lebih tinggi. Peringkat berpikir ini sangat diperlukan dalam

pemecahan masalah” (Surya, 2004:39)

Berdasarkan peringkat formal operational, berpikir kritis dapat

diterapkan pada siswa sekolah SMA kelas XI yang termasuk kategori formal

operational yaitu usia 12 tahun ke atas. Implikasi dari teori perkembangan

kognitif Piaget ini, maka dalam pengajaran di dalam kelas, “anak-anak hendaknya

banyak diberi peluang untuk saling berbicara dengan teman-temannya dan saling

berdiskusi” (Surya, 2004:40).

Page 40: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

97

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun formula keterbacaan untuk pembelajaran membaca kritis dengan

menggunakan media artikel ilmiah populer menggunakan uji grafik fry dan

hasilnya sebagai berikut:

NO.

JUDUL ARTIKEL

JUMLAH

SUKU KATA

JUMLAH

KALIMAT

WILAYAH

1. Racik kotoran Sapi Jadi

Pengharum Ruangan

251 7,44 11

2. Selayang Pandang

Supersemar

244 8,19 11

3. Kecanduan Facebook

Berdampak Buruk bagi

Kesehatan Mental

256 4,56 11

C. Bahan Pembelajaran

Bahan atau materi pembelajaran membaca artikel ilmiah populer yaitu

berupa artikel ilmiah populer yang dimuat di surat kabar. Artikel ilmiah populer

merupakan artikel ilmiah yang dipublikasikan di media cetak yaitu surat kabar

dan majalah. Artikel ilmiah populer dalam gaya tulisannya tidak menggunakan

bahasa baku dan dari segi penulisannya juga tidak menggunakan sistematika

seperti pada tulisan ilmiah. Namun, artikel ilmiah populer merupakan opini

penulis yang ditunjang dari sumber literatur juga hasil temuan ahli. Dengan

demikian, untuk memperoleh pemahaman tentang isi artikel diperlukan argumen

yang didukung oleh fakta yang ada pada bacaan. Sehingga, pembelajaran

membaca artikel ilmiah populer harus melibatkan aspek berpikir kritis.

D. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran pada pertemuan ketiga yaitu mengenai ringkasan dan

membuat kesimpulan dari bacaan.

1. Ringkasan

Ringkasan atau sering juga disebut dengan istilah “precis” adalah bentuk

singkat atau ringkas dari sebuah karangan yang masih memperliohatkan sosok

Page 41: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

98

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dasar dari aslinya. Inti bacaan dalam ringkasan yang dibuat, tidak

meninggalkan urutan-urutan gagasan yang melandasinya. Precis atau

memangkas, artinya penyususn ringkasan hanya memangkas hal-hal yang lebih

kecil yang menyelimuti gagasan utama bacaan. Dengan kata lain, ringkasan

merupakan menyusun bacaan berdasarkan fakta bacaan secara menyeluruh

bukan memaparkan yang sedetail-detailnya.

2. Kesimpulan

Kesimpulan atau simpulan yaitu suatu pernyataan yang dibuat berdasarkan

ide pokok dan kata kunci dari kalimat penjelas dengan kalimat sendiri.

E. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran pada RPP ini menyangku tentang model

pembelajaran aktif, pendekatan komunikatif, dan teknik trading place.

1. Model: Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang

memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri

baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam

proses pembelajaran tersebut. Pada saat kegiatan belajar aktif peserta didik

melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka menggunakan

otak mereka untuk mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai

masalah.

Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal

melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok. Bagi kelompok

kecil dapat merangsang diskusi. Belajar aktif mendorong siswa untuk berpikir,

merasakan, dan menerapkan. Belajar dengan bekerjasama, tugas-tugas dikerjakan

dengan kerjasama dalam kelompok-kelompok kecil peserta didik.

Pembelajaran aktif dalam pembelajaran di kelas, menganjurkan agar anak

didik tidak hanya sekadar mendengarkan saja di dalam kelas. Mereka perlu

membaca, menulis, berdiskusi dalam memecahkan masalah. Yang paling penting

Page 42: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

99

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula

mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir yang lebih

tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan mengevaluasi. Dikatakan

Silberman (2009: xxi), “Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan,

dan mendukung. Seringkali peserta didik tidak hanya terpaku di tempat-tempat

duduk mereka, berpindah-pindah dan berpikir keras”.

2. Pendekatan: Komunikatif

Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan

dan pengembangan kemampuan komunikatif siswa. Penerapan pendekatan

komuni-katif sepenuhnya dilakukan oleh siswa (student centre) sedangkan guru

hanya sebagai fasilitator. Dengan demikian siswa akan mampu bercerita,

menanggapi masalah, dan mengungkapkan pendapatnya.

3. Teknik: Trading Place

Silberman (2009:44) mengungkapkan mengenai teknik trading place yaitu

suatu strategi yang memungkinkan peserta didik lebih mengenal, saling tukar pen-

dapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau mencari ide baru tentang berba-

gai masalah. Strategi tersebut merupakan cara yang baik untuk mengembangkan

penyingkapan diri atau sebuah pertukaran aktif terhadap berbagai sudut pandang.

Dengan demikian, metode ini memungkinkan peserta didik lebih mengenal, tukar

menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru

terhadap berbagai masalah.

Page 43: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

100

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Langkah-langkah Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi

Berpikir Kritis

NO

.

KEGIATAN

AKTIVITAS

1.

2.

- Awal

a. Mengucapkan salam

b. Mengondisikan kelas

c. Mengecek kehadiran siswa

d. Menyampaikan apersepsi berkaitan dengan

artikel ilmiah populer secara umum

e. Menyampaikan tujuan pembelajaran

- Inti a. Tahap Prabaca

- guru menganjurkan pertanyaan sekaitan

dengan materi yang akan dibahas

- guru membagikan sebuah artikel ilmiah

populer dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

kepada siswa

b. Tahap Membaca

- guru memandu siswa dalam membaca artikel

ilmiah dengan cara memahami baris, antar

baris, dan di belakang baris

c. Tahap Pascabaca

- guru menginstruksikan siswa untuk berdiskusi

menjawab soal-soal dengan siswa lainnya

untuk bertukar ide atau pendapat dalam

menemukan gagasan

Page 44: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

101

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- salah seorang siswa membacakan hasil diskusi

dan siswa lainnya menanggapi

- siswa menyampaikan kritik

- siswa memberikan alasan

- siswa menghubungkan sebab-akibat

- jawaban yang benar semua diberikan reward

3. - Akhir Mengulas secara singkat materi yang baru

dibahas dan menyimpulkan hasil kegiatan

pembelajaran

G. Evaluasi Pembelajaran Membaca

Evaluasi pembelajaran membaca kritis artikel ilmiah populer yaitu

memahami tentang:

1) informasi tersurat dan tersirat;

2) menyimpulkan bacaan;

3) membedakan fakta dan opini;

4) menafsirkan ide pokok/gagasan utama;

5) menafsirkan ide penunjang;

6) menentukan tema bacaan.

Page 45: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

102

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Indikator Kemampuan Membaca Kritis Berorientasi Berpikir Kritis

Aspek

Indikator Membaca Kritis

Jenjang Kognitif

1. Kemampuan

Menginterpretasi

Makna Tersirat

(a) Menafsirkan ide

pokok paragraf

(KBPD-c);

(b) Menafsirkan ide-ide

penunjang (KBPD-b);

(c) Memahami secara kri-

tis hubungan sebab-akibat

(KBPD-i).

K2

2. Kemampuan

Mengaplikasikan

Konsep-konsep dalam

Bacaan

(a) Mengikuti petunjuk-

petunjuk dalam bacaan

(KBKD-h);

(b) Menerapkan konsep-

konsep atau gagasan-

gagasan (KBM-e);

(c) Menunjukkan

kesesuaian antara gagasan

utama dengan situasi

yang dihadapi (KBM-e);

K3

3. Kemampuan

Menganalisis

(a) Memeriksa gagasan

utama bacaan (KBPD-i);

(b) Memeriksa

detail/fakta penunjang

(KBST-c);

(c) Mengklasifikasikan

fakta-fakta (KBM-c).

K4

4. Kemampuan (a) Membuat simpulan K5

Page 46: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

103

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sintesis bacaan (KBPD-a);

(b) Mengorganisasikan

gagasan utama bacaan

(KBST-c);

(c) Menentukan tema

bacaan (KBM-g);

(d) Menghubungkan data

sehingga diperoleh

simpulan (KBST-e);

(e) Membuat ringkasan

(KBPL-c).

5. Kemampuan

Menilai Isi

Bacaan

(a) Menilai kebenaran

gagasan utama/ide pokok

paragraf/bacaan secara

keseluruhan (KBKD-h);

(b) Menilai dan

menentukan bahwa

sebuah pernyataan adalah

fakta atau

opini (KBM-f);

(c) Menentukan

keselarasan antara data

yang diungkapkan

dengan kesimpulan yang

dibuat (KBST-b).

K6

I. Tugas Terstruktur

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Buatlah ringkasan dari artikel ilmiah populer yang telah Saudara baca!

2. Apa simpulan yang dapat Saudara ungkapkan dari artikel yang telah

Saudara baca tersebut!

J. Media Pembelajaran

Page 47: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

104

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Teks Artikel

2. Lembar Soal

K. Sumber Acuan

Abidin. 2010. Strategi Membaca: Teori dan Pembelajarannya. Bandung: Rizqi

Press.

Ahuja, Pramila dan G.C Ahuja. 2010. Membaca Secara efektif dan Efisien.

Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Alwasilah, A.Chaedar dan Hobir A. 2003. Revitalisasi Pendidikan Bahasa:

Mengungkap Tabir Bahasa Demi Peningkatan SDM yang Kompetitif.

Bandung: Andira.

Baldrige, Keneth P. 1979. Seven Strategies Reading. Greenwich: Addison-

Wesley Publishing Company.

Costa. 1985. Developing Mind: A Resource Book for Thinking. Alexandria:

ASD

Fisher, Alex. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Harjasujana, Ahmad S. 1987. Proses Belajar Mengajar Membaca. Bandung:

Yayasan BFH.

Kuntarto, Niknik M. 2008. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir.

Jakarta: Mitra Wacana Media

Soeseno, Slamet. 1993. Teknik Penulisan Ilmiah Populer: Kiat Menulis

Nonfiksi untuk Majalah. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

1. Instrumen Pengumpul Data

Instrumen pengumpul data yang digunakan penulis pada penelitian ini

terdiri dari instrumen tes dan nontes. Instrumen tes terdiri dari soal tes

kemmapuan membaca artikel ilmiah populer sedangkan instrumen nontes terdiri

dari lembar observasi, angket, dan wawancara. Sebelum instrumen nontes dibuat

terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya. Berikutnya, akan dikemukakan kisi-kisi serta

soal instumen pengumpul data.

Page 48: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

105

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.1 Kisi-kisi Angket, Observasi, dan Wawancara

2.1.1 Kisi-kisi Angket

Adapun kisi-kisi angket pendapat siswa dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

KISI-KISI ANGKET PENDAPAT SISWA

TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRADING PLACE

BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN

MEMBACA ARTIKEL ILMIAH POPULER

MASALAH TUJUAN INDIKATOR ASPEK

YANG DIUKUR

NOMOR

SOAL

(1) (2) (3) (4) (5)

Bagaimankah

pembelajaran

membaca

artikel ilmiah

populer

menggunakan

model

pembelajaran

aktif tipe

trading place

berorientasi

berpikir kritis

Menghimpun

pendapat siswa

dan guru

tentang kualitas

pembelajaran

membaca

dengan

menggunakan

model

pembelajaran

aktif tipe

trading place

berorientasi

berpikir kritis

dalam

pembelajaran

membaca

artikel ilmiah

populer

Keefektifan

model

pembelajaran

aktif tipe

trading place

berorientasi

berpikir kritis

dalam

pembelajaran

membaca

artikel ilmiah

populer

1. Tujuan

a. Penyampaian

tujuan

pembelajaran

membaca

b. Mudah

tidaknya

dipahami

2. Bahan

a. Kesesuain

tujuan dengan

bahan

b. Kesesuaian

bahan dengan

kebutuhan

c. Kemenarikan

bahan

3. Model

Pembelajaran

a. Menumbuhkan

motivasi

b. Memahami

artikel

c. Menganalisis

artikel

d. Mengevaluasi

artikel

e. Menarik

kesimpulan

f. Berpikir kritis

g. Kemenarikan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Page 49: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

106

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model

h. Aktivitas belajar

siswa

i. Motivasi belajar

siswa

j. Memperkaya

pengalaman

belajar

k. Kualitas

interaksi

l. Kualitas

pembelajaran

m. Kualitas

kemampuan

membaca

n. Kemampuan

memotivasi

minat siswa

o. Dapat tidaknya

diterapkan pada

keterampilan

berbahasa

lainnya.

13

14

15

16

17

18

19

20

2.1.2 Kisi-kisi Pedoman Observasi

Instrumen tes berupa pengumpul data observasi, kisi-kisinya dapat dilihat

pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI TERHADAP KUALITAS

PEMBELAJARAN PADA PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN

AKTIF TIPE TRADING PLACE BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS

PADA PEMBELAJARAN MEMBACA ARTIKEL ILMIAH POPULER

MASALAH TUJUAN INDIKATOR ASPEK

YANG DIUKUR

NOMOR

SOAL

(1) (2) (3) (4) (5)

Bagaimankah

pembelajaran

membaca

artikel ilmiah

Menghimpun

pendapat siswa

dan guru

tentang kualitas

Keefektifan

model

pembelajaran

aktif tipe

Pendahuluan

1

Page 50: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

107

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

populer

menggunakan

model

pembelajaran

aktif tipe

trading place

berorientasi

berpikir kritis

pembelajaran

membaca

dengan

menggunakan

model

pembelajaran

aktif tipe

trading place

berorientasi

berpikir kritis

dalam

pembelajaran

membaca

artikel ilmiah

populer

trading place

berorientasi

berpikir kritis

dalam

pembelajaran

membaca

artikel ilmiah

populer

Penyajian Tujuan

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

2

3

2.1. 3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara

Kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 5.3 di bawah ini.

Tabel 5.3

PEDOMAN WAWANCARA

TENTANG PEMBELAJARAN MEMBACA ARTIKEL ILMIAH

POPULER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

AKTIF TIPE TRADING PLACE BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS

MASALAH TUJUAN INDIKATOR ASPEK YANG

DIUKUR

NOMOR

PERTANYAAN

Bagaimana

pendapat

guru tentang

model

pembelajaran

aktif tipe

trading place

berorientasi

berpikir

kritis pada

pembelajaran

membaca

artikel ilmiah

populer

Untuk

memperoleh

atau

menghimpun

pendapat

guru tentang

model

pembelajaran

aktif tipe

trading place

berorientasi

berpikir

kritis dalam

pembelajaran

membaca

artikel ilmiah

model

pembelajaran

aktif tipe

trading place

berorientasi

berpikir kritis

dalam

pembelajaran

membaca

artikel ilmiah

populer

1. Keefektifan

model tersebut

ketika

diterapkan di

kelas.

2. Dapat tidaknya

menambah

interaksi

pembelajaran

3. Dapat tidknya

diimplementas

ikan ke dalam

RPP

4. Hambatan

yang dirasakan

dan cara

1

2, 3, 4

5

6, 7, 8, 9

Page 51: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

108

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

populer mengatasinya

5. Keunggulan

dan kelemahan

model

tersebut,

6. Saran/masukan

untuk

perbaikan

model.

7. Kemungkinan

model untuk

digunakan

pada

pembelajaran

keterampilan

berbahasa

lainnya.

10

11

12

JUMLAH 12

2.1.4 Kisi-kisi Soal Tes

Soal tes merupakan instrumen utama pada penelitian ini. Kisi-kisi sebelum

soal tes dibuat dapat dilihat pada tabel 6.3 berikut ini.

Tabel 6.3

Komposisi Sebaran Soal Pilihan Ganda

No.

Indikator Membaca Kritis

Jumlah

Soal

Jumlah Soal untuk

Artikel

Ke-1 Ke-2 Ke-3

1. Kemampuan Menginterpretasi Mak-

na Tersirat

6 2 2 2

2. Kemampuan Menganalisis 9 3 3 3

3. Kemampuan Mensintesis 9 3 3 3

4. Kemampuan Menilai 6 2 2 2

Jumlah 10 10 10

Page 52: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

109

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komposisi Sebaran Soal Esai

Jenis Artikel Jenjang Kognisi

dan Berpikir Kritis

Soal Nomor

Artikel A (K4-a), (K5-a) 1, 2

Artikel B (K4-c), (K6-c) 3, 4

Artikel C (K5-c), (K6-b) 5, 6

Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Membaca Kritis

Aspek

Indikator Membaca

Kritis

Jenjang

Kognitif

Tipe

Soal

Nomor

Soal A B

1. Kemampuan

Menginterpretasi

Makna Tersirat

(a) Menafsirkan ide

pokok paragraf

(KBPD-c);

(b) Menafsirkan ide-ide

penunjang (KBPD-b);

(c) Memahami secara kri-

tis hubungan sebab-akibat

(KBPD-i).

K2 x

x

x

x

1

21, 2

12, 22, 2

(esai)

2. Kemampuan

Mengaplikasikan

Konsep-konsep

dalam Bacaan

(a) Mengikuti petunjuk-

petunjuk dalam bacaan

(KBKD-h);

(b) Menerapkan konsep-

konsep atau gagasan-

gagasan (KBM-e);

(c) Menunjukkan

kesesuaian antara

gagasan utama dengan

situasi yang dihadapi

K3 x

x

x

x

13, 24

3, 23,11

4, 14, 3

(esai)

Page 53: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

110

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(KBM-e);

3. Kemampuan

Menganalisis

(a) Memeriksa gagasan

utama bacaan (KBPD-i);

(b) Memeriksa

detail/fakta penunjang

(KBST-c);

(c) Mengklasifikasikan

fakta-fakta (KBM-c).

K4 x

x

x

x

6, 27

5, 15, 25

16, 4

(esai)

4. Kemampuan

Sintesis

(a) Membuat simpulan

bacaan (KBPD-a);

(b) Mengorganisasikan

gagasan utama bacaan

(KBST-c);

(c) Menentukan tema

bacaan (KBM-g);

(d) Menghubungkan data

sehingga diperoleh

simpulan (KBST-e);

(e) Membuat ringkasan

(KBPL-c).

K5 x

x

x

x

x

x

7, 5 (esai)

17, 26

9, 28

8, 18

1

5. Kemampuan

Menilai Isi

Bacaan

(a) Menilai kebenaran

gagasan utama/ide

pokok paragraf/bacaan

secara keseluruhan

(KBKD-h);

(b) Menilai dan

menentukan bahwa

sebuah pernyataan

adalah fakta atau

K6 x

x

29

19, 30, 6

(esai)

Page 54: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

111

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

opini (KBM-f);

(c) Menentukan

keselarasan antara data

yang diungkapkan

dengan kesimpulan yang

dibuat (KBST-b).

x

10, 20

Keterangan:

A = Soal Pilihan Ganda

B = Soal Esai

Page 55: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

112

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2 Soal Instrumen Tes Pengumpul Data

2.2.1 Soal Pedoman Observasi

Kisi-kisi untuk instrumen pengumpul data berupa pedoman observasi

dapat dilihat pada tabel 7.3 di bawah ini.

Tabel 7.3

PEDOMAN OBSERVASI TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN

PADA PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE

TRADING PLACE BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS PADA

PEMBELAJARAN MEMBACA ARTIKEL ILMIAH POPULER

Petunjuk:

Pilihlah kolom “Hasil Pengamatan” dengan memberikan ceklist (√) pada:

-Kolom (3) apabila hasil pengamatan terjadi

-Kolom (4) apabila hasil pengamatan tidak terjadi

-Kolom (5) apabila bersunguh-sungguh

-Kolom (6) apabila tidak bersungguh-sungguh

NO. UNSUR YANG

DIAMATI

HASIL PENGAMATAN KETERANGAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1.

Pendahuluan

Guru:

a. Mengucapkan salam

b. Mengondisikan kelas

c. Mengecek kehadiran

siswa

Siswa:

a. Menjawab salam

b. Menyiapkan diri

untuk belajar

Page 56: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

113

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.

3.

c. Menginformasikan

siswa yang tidak hadir

Tahap Penyajian Tuju-

an Pembelajaran

Guru:

a. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

b. Menyampaikan

informasi tentang

“Model Pembela-

jaran Aktif Tipe

Trading Place Bero-

rientasi Berpikir Kri-

tis dalam Pembe-

lajaran Membaca

Artikel Ilmiah Popu-

ler”

c. Guru menganjurkan

pertanyaan sekaitan

dengan materi yang

akan dibahas

Siswa:

a. Menyimak tujuan

pembelajaran

b. Menyimak informasi

tentang pelaksanaan

pembelajaran model

pembelajaran aktif

tipe trading place

berorientasi berpikir

kritis dalam pembe-

lajaran membaca

artikel ilmiah populer

c. Mengajukan

pertanyaan

Tahap Kegiatan Pem-

belajaran

Guru:

a. Guru menjelaskan

tentang membaca kri-

Page 57: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

114

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tis berorientasi berpi-

kir kritis, dan artikel

ilmiah populer

b. Guru menjelaskan

langkah-langkah

membaca kritis

c. Guru mengajukan

pertanyaan untuk

mengetahui berpikir

kritis siswa

d. Guru membagikan

artikel ilmiah populer

e. Guru meminta siswa

untuk membacakan

artikel ilmiah populer

f. Guru berdiskusi de-

ngan siswa dalam

memahami baris,

antar baris, dan

dibalik baris

g. Guru menginstruk-

sikan siswa untuk

berpindah tempat

berdiskusi dengan

siswa yang bukan

sebangku dalam men-

jawab soal-soal yang

diberikan guru

h. Guru memberikan

reward kepada siswa

yang mengemukakan

hasil diskusi dan

berpindah tempat

paling banyak serta

paling cepat menye-

lesaikan soal-soal

dengan benar

Siswa:

a. Menjawab pertanyaan

guru

b. Mengerjakan soal-

soal

c. Berpindah tempat

untuk berdiskusi

d. Mengemukakan hasil

diskusi

Page 58: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

115

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penutup

Guru:

Mengulas secara singkat

materi yang baru dibahas

Siswa:

Menyimpulkan materi

2.2.2 Soal Angket

Soal angket sebagai instrumen pengumpul data dapat dilihat pada tabel 8.3

berikut ini.

Tabel 8.3

ANGKET PENDAPAT SISWA TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN

AKTIF TIPE TRADING PLACE BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA ARTIKEL ILMIAH POPULER

Petunjuk: Angket ini terdiri dari 20 pertanyaan. Pilihlah pernyataan yang Anda anggap

paling sesuai dengan cara memberikan tanda ceklist (√) pada kolom pilihan.

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

KS : Kurang Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

NO. PERNYATAAN PILIHAN

SS S KS TS STS

1. Sebelum proses belajar mengajar berlangsung

guru menyampaikan terlebih dahulu tentang

tujuan membaca

2. Tujuan pembelajaran yang disampaikan guru

mudah dipahami

3. Tujuan pembelajaran yang disampaikan guru

sesuai dengan bahan atau materi pembelajaran

4. Pemilihan bahan membaca oleh guru sesuai

dengan kebutuhan dan minat siswa

5. Artikel ilmiah populer yang disajikan sebagai

bahan bacaan dalam pembelajaran membaca

menarik perhatian untuk dibaca

6. Model pembelajaran aktif tipe trading place

Page 59: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

116

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pembelajaran membaca kritis artikel

ilmiah populer dapat menumbuhkan motivasi

belajar siswa

7. Model pembelajaran aktif tipe trading place

dalam pembelajaran membaca kritis artikel

ilmiah populer dapat memudahkan siswa dalam

memahami artikel ilmiah populer

8. Model pembelajaran aktif tipe trading place)

dalam pembelajaran membaca kritis artikel

ilmiah populer dapat memudahkan siswa dalam

menganalisis isi artikel ilmiah populer

9. Model pembelajaran aktif tipe trading place

dalam pembelajaran membaca kritis artikel

ilmiah populer dapat memudahkan siswa dalam

mengevaluasi isi artikel ilmiah populer

10. Model pembelajaran aktif tipe trading place

dalam pembelajaran membaca kritis artikel

ilmiah populer dapat memudahkan siswa untuk

menyimpulkan isi artikel dengan bahasa sendiri

11. Model pembelajaran aktif tipe trading place

yang digunakan guru dalam pembelajaran

membaca kritis artikel ilmiah populer dapat

memudahkan Anda untuk berpikir kritis

12. Model pembelajaran aktif tipe trading place

yang digunakan peneliti dalam pembelajaran

membaca kritis artikel ilmiah populer sangat

menarik

13. Model pembelajaran aktif tipe trading place

dalam pembelajaran membaca kritis artikel

ilmiah populer dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa

14. Model pembelajaran aktif tipe trading place

dalam pembelajaran membaca kritis artikel

ilmiah populer dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa

15. Model pembelajaran aktif tipe trading place

dalam pembelajaran membaca kritis artikel

ilmiah populer dapat memperkaya pengalaman

belajar di kelas

16.

Model pembelajaran aktif tipe trading place

berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran

membaca kritis artikel ilmiah populer dapat

menciptakan interaksi (komunikasi) yang

beragam antara siswa dengan siswa, siswa

dengan guru, dan guru dengan siswa

17. Model pembelajaran aktif tipe trading place

Page 60: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

117

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran

membaca kritis artikel ilmiah populer dapat

meningkatkan mutu pembelajaran membaca

18. Model pembelajaran aktif tipe trading place

berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran

membaca kritis artikel ilmiah populer

berorientasi berpikir kritis dapat meningkatkan

kemampuan membaca siswa

19. Model pembelajaran aktif tipe trading place

berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran

membaca kritis artikel ilmiah populer

berorientasi berpikir kritis dapat memotivasi

minat siswa

20. Model pembelajaran aktif tipe trading place

berorientasi berpikir kritis dapat diujicobakan

pada pembelajaran keterampilan berbahasa

lainnya yaitu menulis, berbicara atau menyimak

2.2.3 Soal Pedoman Wawancara

1. Menurut Ibu, apakah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis efektif dalam pembelajaran

membaca artikel ilmiah populer?

2. Apakah model tersebut dapat diikuti oleh siswa?

3. Apakah model pembelajaran tersebut menjadikan interaksi siswa dengan siswa

dan siswa dengan guru?

4. Apakah model tersebut dapat menambah interaksi pembelajaran?

5. Apakah model tersebut dapat diimplementasikan ke dalam RPP pada

pembelajaran membaca artikel?

6. Menurut ibu, hambatan apa yang dirasakan ketika mengajarkan membaca

artikel ilmiah populer dengan menggunakan model tersebut?

7. Bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut? Apa solusinya?

8. Pada bagian manakah yang dirasakan sulit ketika mengajarkan membaca

artikel ilmiah populer dengan model tersebut?

9. Bagaimana cara mengatasi kesulitan itu?

10. Menurut Ibu, apa keunggulan dan kelemahan model pembelajaran aktif tipe

trading place berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran membaca artikel

ilmiah populer?

11. Apa saran atau masukan Ibu untuk perbaikan model tersebut sehingga

menjadi lebih efektif?

Page 61: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

118

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12. Apakah model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir

kritis dalam pembelajaran membaca artikel ilmiah populer dapat digunakan

atau diterapkan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa lainnya?

2.2.4 Soal Tes Kemampuan Membaca

TES KEMAMPUAN MEMBACA

ARTIKEL ILMIAH POPULER

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Hari, tanggal :

Waktu : 90 Menit

Petunjuk Umum:

1. tulislah terlebih dahulu nama Anda pada lembar jawaban.

2. bacalah soal dengan seksama.

3. setelah mengerjakan soal, lembar soal harus dikumpulkan kembali.

4. jawaban soal jenis pilihan ganda dikerjakan dengan cara memberikan tanda

silang (X) pada jawaban yang dianggap benar

5. jawaban soal jenis pilihan ganda maupun soal jenis esai dikerjakan pada

lembar jawaban.

6. dilarang keras mengerjakan soal sambil membuka buku/catatan dan

bekerjasama dengan siswa lain.

ARTIKEL A

Energi Terbarukan Penyangga Pasokan Energi Nasional

oleh Moch. Sofyan

Panas bumi dan tenaga hidro secara bertahap akan menggantikan

pembangkit listrik minyak bumi.

Sektor energi di Indonesia mengalami masalah serius karena laju permintaan

energi di dalam negeri melebihi pertumbuhan pasokan. Belum lagi isu pemanasan

global serta ketahanan energi nasional yang rentan fluktuasi harga dan kian

terbatasnya sumber energi fosil (migas dan batubara).

Energi baru dan terbarukan (EBT) harus mulai dikembangkan dengan

mengubah pola pikir bahwa EBT Bukan sekadar energi alternatif bahan bakar

fosil tapi penyangga pasokan energi nasional. Saat ini komposisi EBT PLN hanya

11 persen sedangkan porsi terbesar batu bara 45 persen, gas 27 persen, dan

minyak bumi 17 persen. Keppres No.5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional

menyebutkan EBT sebagai sumber pembangkit ditargetkan 20 persen pada 2025.

Page 62: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

119

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari total kapasitas pembangkit pada FTP (Fast Track Program) 10.000

MW tahap kedua, 66 persen pembangkit menggunakan EBT. Rinciannya,

pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) 4.925 MW dan PLTA 1.753 MW.

Untuk mengurangi ketergantungan pembangkit listrik terhadap energi

fosil, penggunaan EBT harus di dorong. Dua EBT yang akan mendominasi

program PLN adalah tenaga hidro dan tenaga panas bumi (geothermal). Dari

potensi tenaga hidro di Indonesia sebesar 75 ribu MW, akan dibangun PLTA

dengan total kapasitas 12.900 MW sampai 2025. Saat ini total kapasitas PLTA

yang beroperasi 3.500 MW, sedangkan dari potensi panas bumi sebesar 30.000

MW yang telah beroperasi 1.313 MW di 26 lokasi.

Potensi EBT lainnya adalah biodesel yang sumbernya berasal dari minyak

kelapa sawit, tanaman jarak, dan singkong. CPO memiliki sumber yang

berlimpah karena Indonesia memproduksi 26 juta ton per tahun. Selain itu PLN

berencana memanfaatkan biomassa dengan target 375 MW, tenaga surya 620

MW, dan mini hidro 1.500 MW. Pulau-pulau di Indonesia Timur yang

menggunakan PLTD diganti sistem hibrida, gabungan tenaga surya, biomassa,

dan mini hidro. Dengan pemanfaatan EBT dari berbagai sumber ini, PLN yakin

penggunaan minyak bumi bisa ditekan hingga 3 persen di 2015.

Dari sisi kelayakan finansial dan teknis, PLN menjadikan skala

pengembangan tenaga hidro dan tenaga panas bumi lebih dikedepankan dibanding

biodesel dan biomassa. Biomassa dan biodesel berbenturan dengan kebutuhan

pangan dan fluktuasi harga dunia, sedangkan tenaga hidro dan panas bumi

mendukung pasokan energi nasional karena tidak bisa diekspor dan

diperjualbelikan.

Pengembangan potensi panas bumi di Tanah Air memiliki tantangan

karena sebagian besar lokasinya di kawasan hutan lindung dan wilayah

konservasi. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi

menyebutkan, pengembangan panas bumi sebagai aktivitas pertambangan,

sedangkan UU No.41 Tahun 1999 tentang Penggunaan Kawasan Hutan

menyatakan kawasan konservasi hanya untuk kegiatan penelitian dan

pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan belum memungkinkan untuk

pengusahaan panas bumi. Agar tidak terjadi hambatan dalam implementasi EBT,

maka diperlukan perubahan dan harmonisasi regulasi.

Tantangan lain pengembangan EBT adalah investasi awal yang besar.

Jika investasi PLTD US 500 per KW dan PLTG US 750 per KW, investasi PLTA

berkisar US 2000-2500 sedangkan PLTP dan PLTS US 3000-4000. Karena

keterbatasan dana investasi maka pada FTP II, PLN mengelola 26 proyek

berkapasitas 3.757 MW, sedangkan 72 proyek dengan kapasitas 6.290 MW

dikelola IPP (Independent Power Producer).

Page 63: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

120

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Petunjuk Khusus:

Soal no.1-10 mengacu pada Artikel A di atas.

Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (x) pada

huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban!

1. Berdasarkan pemahaman Saudara, paragraf VII bacaan di atas membahasa

mengenai....

A. kegiatan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan pendidikan

B. Potensi panas bumi di tanah air mengalami tantangan dalam pengemba-

ngannya

C. UU nomor 27 tahun 2003 dan UU no.41 tahun 1999

D. Lokasi potensi panas bumi berada pada kawasan hutan lindung dan wilayah

konservasi, sehingga potensi panas bumi dalam pengembangannya memiliki

hambatan

2. Teliti paragraf I bacaan di atas. Dikatakan, sektor energi di Indonesia

mengalami masalah serius karena laju permintaan energi di dalam negeri

melebihi pertumbuhan pasokan. Yang dimaksud energi pada kalimat tersebut

adalah ....

A. tenaga hidro

B. tenaga listrik

C. tenaga gas

D. tenaga uap

3. Dua EBT yang mendominasi PLN yaitu tenaga hidro dan panas bumi. Akan

tetapi, panas bumi mengalami tantangan yaitu...

A. tenaga panas bumi perlu investasi yang besar

B. sebagian besar lokasinya bukan di kawasan hutan lindung

C. penggunaan tenaga panas bumi ditekan hingga 3 persen

D. EBT sumbernya dari biodesel dan biomassa

4. Dengan tergantikannya pembangkit listrik minyak bumi dengan panas bumi

dan tenaga hidro maka...

A. ketergantungan terhadap energi fosil dapat dikurangi

B. tidak akan mempengaruhi pasokan energi di Indonesia

C. pasokan energi bukan hanya panas bumi dan tenaga hidro

D. panas bumi dan tenaga hidro merupakan energi utama

5. Pemerintah meningkatkan pasokan energi nasional melalui EBT. Namun,

kekayaan energi malah dikelola pihak asing. Apa yang seharusnya dilakukan

pemerintah?

A. Mengelola sendiri potensi energi nasional tanpa melibatkan pihak asing

Page 64: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

121

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Menyewakan kepada pihak asing dengan alasan mendapat pemasukan

C. Menyewakan kepada pihak asing karena Indonesia kekurangan SDM

D. Tidak melibatkan pihak asing tetapi berupaya juga meningkatkan SDM

6. Gagasan utama paragraf VII di atas adalah....

A. tantangan wilayah konservasi di tanah air

B. tantangan mengembangkan potensi panas bumi

C. terubahan dan harmonisasi regulasi kawasan hutan

D. tantangan pengembangan kawasan hutan lindung

7. Simpulan yang diperoleh dari bacaan di atas adalah....

A. sumber EBT adalah biodesel, biomassa, tenaga hidro, dan tenaga panas

bumi

B. panas bumi dan tenaga hidro secara bertahap akan menggantikan

pembangkit listrik minyak bumi

C. biodesel dan biomassa berbenturan dengan kebutuhan pangan dan fluktua-

si harga dunia

D. tenaga panas bumi dan hidro mendukung pasokan energi nasional

8. Teliti kembali paragraf IV di atas. Berdasarkan kalimat (1) sampai kalimat (4),

dapat disimpulkan bahwa....

A. tenaga hidro dan tenaga panas bumi akan menyokong pasokan energi

nasional

B. tenaga hidro dan tenaga panas bumi kurang berperan dalam menyokong

pasokan energi nasional

C. terdapat beberapa energi fosil mendukung pembangkit tenaga listrik

D. tenaga hidro dan tenaga panas bumi merupakan dua energi baru dan terba-

rukan

9. Tema bacaan wacana di atas adalah....

A. energi terbarukan penyangga pasokan energi nasional

B. potensi EBT yang akan mendominasi progran PLN

C. mengurangi ketergantungan energi panas bumi

D. masalah serius sektor energi listrik di Indonesia

10. Menurut penilaian Saudara, setujukah bahwa artikel yang berjudul “Energi

Terbarukan Penyangga Pasokan Energi Nasional” merupakan jenis artikel

ilmiah populer?

A. Sangat setuju

B. Setuju

C. Tidak setuju

Page 65: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

122

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Kurang setuju

ARTIKEL B

Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak Remaja

Masa remaja adalah masa perkembangan psikologis anak untuk menjadi seorang

anak yang mulai tumbuh dewasa atau biasa dikenal dengan masa peralihan dari

masa anak-anak menjadi orang dewasa. Pada masa ini anak remaja biasanya suka

meniru gaya atau style orang yang dikaguminya sehingga dalam hal ini sangat

dibutuhkan bimbingan dari orang tua agar anak remajanya tidak salah gaya yang

dapat membuat rusak untuk masa depannya.

Tapi kebanyakan orang tua tidak mengetahui dalam mendidik anak remaja,

mereka tidak tahu bakat apa yang dimiliki anaknya sehingga bakat anaknya itu

terkandas karena kesalahan dari orang tua. Oleh karena itu, berikut beberapa

kesalahan orang tua dalam mendidik anak remaja mereka:

1. Salah Persepsi

Seringkali orang tua menanamkan persepsi yang salah tentang diri sendiri juga

persepsi tentang keberhargaan diri dalam diri anak-anaknya baik secara sadar atau

tidak sadar hal ini mempengaruhi pertumbuhan psikologis anak. Ketika orang tua

mengajarkan persepsi yang salah kepada diri anak, sebenarnya saat itulah orang

tua sedang menanam ranjau-ranjau psikologis yang sewaktu-waktu dapat

meledak.

Persepsi salah yang seperti apakah yang sering dan tanpa disadari dilakukan orang

tua kepada anak-anaknya? Contoh kecil saja, banyak orang tua yang memaksakan

anaknya harus baik dalam segala hal. Adalah menjadi kebanggaan dan

keberhargaan diri bagi orang tua jika anak-anaknya memiliki prestasi di atas rata-

rata teman-teman lainnya.

Orang tua sering menganggap buruk terhadap anak laki-laki yang mengekspre-

sikan emosi negatif, orang tua juga sering meminta anaknya untuk tidak

melakukan kesalahan bahkan menurut orang tua meminta pertolongan adalah

salah dan memalukan.

Ibarat bom waktu seorang anak bukan saja membutuhkan perhatian, pujian, dan

teguran. Keseimbangan akan hal itu akan membuat sang anak merasa dicintai dan

dikasihi. Namun sayang karena kesibukan pekerjaan dan rutinitas sehingga orang

Page 66: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

123

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tua membiarkan anak-anaknya tumbuh dengan sendirinya sehingga ketika

masalah timbul barulah orang tua sibuk mencoba menjadi orang tua yang baik

atau bijaksana.

Kesibukan orang tua kadang membuat mereka tak ada waktu lagi untuk anak-

anaknya, tak ada waktu lagi menemani anaknya bahkan tak ada waktu lagi

bersenda gurau. Bahkan kadang lupa memberi apresiasi kepada anaknya ketika

berprestasi, baru ketika anak berbuat salah maka orang tua sibuk memberikan

perhatian dan sok bijak.

2. Tidak Konsisten dalam Mengasuh Anak

Adalah menjadi masalah umum ketika orang tua tidak lagi konsisten dalam

mengasuh anak. Para orang tua memiliki bermacam-macam alasan untuk

membenarkan ketidakkonsistenan terhadap anak-anaknya. Apapun alasan

ketidakkonsistenan orang tua dapat memperbesar variasi problem terhadap

perilaku anak-anaknya. Lalu muncul pertanyaan pada diri saya “manakah yang

lebih baik anak-anak tumbuh di dalam keluarga otoriter atau permisif?

Sebenarnya yang terpenting adalah adanya aturan yang bisa diprediksi dan

konsisten.

3. Komunikasi Tertutup

Komunikasi adalah hal atau faktor terpenting dalam mengasuh dan mendidik

anak-anaknya. Jika anak-anak berpikir bahwa mereka dapat berbicara dengan

orang tua mereka tentang perasaan dan hidup mereka, jika ketika mereka berhasil

atau gagal bisa dan mampu menyampaikan secara terbuka kepada orang tuanya,

dengan begitu mereka akan merasa dimiliki dan diperhatikan sehingga anak-anak

merasa bermakna bagi diri juga orang tuanya.

4. Problem Solver

Banyak anak dan remaja sekarang menjadi anggota generasi bingung, kalau mau

ditelusuri ke latar belakang pengasuhan mereka, biasanya ditemui bahwa orang

tua mereka kebanyakan berfungsi sebagai problem solver bagi anak-anaknya.

Akibatnya, anak-anak mereka mengalami over-provided dan hidupnya menjadi

pasif. Lalu apa alasan orang tua menjadi problem solver? Alasan klasiknya adalah

orang tua ingin membahagiakan anak-anaknya, orang tua tak ingin anaknya

mengalami masalah dalam hidupnya.

5. Tidak Ada Keteladanan

Seringkali orang tua menggunakan teknik dalam membangun dan mendidik anak-

anak dengan cara memerintah, meminta anak-anaknya melakukan apa yang

Page 67: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

124

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikatakan, padahal yang tak kalah pentingnya keteladanan memberikan pengaruh

yang sangat kuat dan positif. Anak-anak perlu diberi contoh, dan bukan dengan

diperintah. Contoh kecil, banyak orang tua berharap anak-anaknya cerdas, lalu

para orang tua memerintahkan anaknya untuk belajar apapun dan bagaimanapun

caranya. Mungkin dengan memberi contoh dan mengajaknya belajar akan berbeda

karena penerimaan anakpun akan merasa dirinya diperhatikan orang tuanya.

6. Pilih Waktu Bermain dengan Anak-anak

Sebagai orang dewasa kadang para orang tua lupa bagaimana menjadi seorang

anak kecil. Banyak orang tua terjebak dalam kesibukan sehari-hari untuk mencari

nafkah dan membayar cicilan rumah, tapi banyak orang tua lupa bahwa anak-anak

juga butuh bermain. Anak-anak butuh berfantasi dan mengembangkan

kreativitasnya. Jangan sibukkan anak-anak dengan berbagai macam les sepanjang

minggu. Niatnya baik tapi belum tentu caranya benar, kadang les yang tidak

disukai anak tidak menyelesaikan persoalan justru menambah persoalan bagi si

anak.

Sumber: file://G://kesalahan-orang-tua-dalam-mendidik-anak-remaja-mereka

Petunjuk Khusus

Soal no. 11-20 mengacu pada artikel B

Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (x) pada

huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban!

11. Dari bacaan di atas dikemukakan, meminta pertolongan adalah salah dan

memalukan. Hal yang dikemukakan orang tua tersebut merupakan

cerminan....

A. komunikasi tertutup orang tua

B. ketidakteladanan orang tua

C. ketidakkonsistenan orang tua

D. salah persepsi orang tua

12. Berdasarkan pada bacaan, salah satu kesalahan orang tua yaitu tidak ada

keteladanan orang tua. Sebagai contoh ketidakteladanan orang tua yaitu....

A. mengajak anak untuk belajar

B. memerintah anak untuk belajar

C. tidak membiarkan anak malas belajar

D. memberi contoh kepada anak

13. Alasan orang tua menjadi problem solver adalah....

A. anak harus menurut pada orang tua

Page 68: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

125

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. tidak ingin anaknya mengalami masalah

C. orang tua lebih tahu daripada anak

D. permasalahan anak dapat diatasi orang tua

14. Setujukah Saudara, anak-anak lebih baik tumbuh pada keluarga otoriter?

A. Sangat setuju

B. Setuju

C. Tidak setuju

D. Kurang setuju

15. Dinyatakan dalam bacaan, menurut orang tua meminta bantuan adalah salah

dan memalukan. Menurut pendapat Saudara, apa yang dikemukakan orang

tua tersebut adalah...

A. pendapat tersebut keliru

B. apa yang dikatakan benar

C. diarang meminta bantuan

D. meminta bantuan boleh saja

16. Manakah yang bukan merupakan kesalahan persepsi orang tua kepada

anaknya?

A. Menganggap salah ekspresi emosi negatif anak laki-laki

B. Lupa memberi apresiasi kepada anak ketika berprestasi

C. Meminta anak untuk tidak melakukan kesalahan

D. Tidak hanya memerintah tetapi memberi contoh

17. Gagasan utama paragraf II pada bacaan di atas yaitu...

A. kesalahan orang tua terhadap anaknya

B. kesalahan anak terhadap orang tuanya

C. kesalahan orang tua dalam mendidik anaknya

D. kesalahan orang tua terhadap dirinya sendiri

18. Teliti kembali point 1 pada bacaan di atas. Kesimpulan yang dapat diperoleh

yaitu...

A. orang tua menganggap buruk terhadap anak laki-laki yang

mengekspresikan emosi negatif

B. orang tua merasa bangga jika anak-anaknya memiliki prestasi di atas

rata-rata teman-temannya

C. orang tua menanamkan persepsi yang salah mengenai keberhargaan diri

orang tua dalam diri anak-anaknya

D. orang tua meminta anaknya untuk tidak melakukan kesalahan

Page 69: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

126

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

19. Pernyataan yang bukan menunjukkan fakta dari bacaan di atas adalah....

A. kebanyakan orang tua tidak mengetahui cara mendidik anak remaja

B. mengajak anak belajar merupakan salah satu contoh keteladanan orang tua

C. hal yang dilakukan remaja biasanya meniru gaya orang yang dikagu-

minya

D. berbagai les sepanjang minggu dapat mengembangkan kreativitas anak

20. Kalimat utama paragraf I terletak pada kalimat...

A. kalimat pertama

B. kalimat terakhir

C. kalimat ketiga

A. keseluruhan paragraf

ARTIKEL C

PEMUDA DOMINASI PENGANGGURAN

Tingginya jumlah pekerja informal dan pengangguran usia muda harus

segera ditangani agar tidak memunculkan masalah sosial ke depan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dinilai semu dan pelit menciptakan

lapangan kerja, kini meninggalkan dua persoalan utama ketenaga-kerjaan

nasional, yakni tingginya jumlah pekerja di sektor informal, sekitar 70 persen dari

total pekerja, dan banyak pengangguran dari kalangan pemuda.

Tahun lalu, 22,2 persen pemuda Indonesia menganggur. Jumlah itu lebih

tinggi dari statistik rata-rata pengangguran berusia muda kawasan Asia tenggara

dan Pasifik sebesar 13,9 persen.

Bahkan, persoalan pengangguran di Indonesia sudah menjadi isu interna-

sional karena 5 persen (hampir 10 juta) dari 200 juta pengangguran di seluruh

dunia berada di Tanah Air.

Pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga, Karyadi Mintaroem,

menjelaskan fenomena tingginya pekerja sektor informal mencerminkan

ketidaksesuaian lapangan kerja dengan spesifikasi dan jumlah tenaga kerja yang

tersedia.

Di bawah ini digambarkan data pekerja sektor informal di Indonesia.

Pekerja Sektor Informal 2010 2011 2012

Feb Agt Feb Agt Feb Agt

Page 70: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

127

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berusaha sendiri 20,46 21,03 21,15 19,41 19,54 18,44

Berusaha dibantu buruh tidak

tetap

21,92 21,68 21,31 19,66 20,37 18,76

Berusaha dibantu buruh tetap 3,02 3,26 3,59 3,72 3,93 3,87

Pekerja bebas di pertanian 6,32 5,82 5,58 5,48 5,36 5,34

Pekerja bebas di nonpertanian 5,28 5,13 5,16 5,64 5,97 6,20

Pekerja keluarga/tak dibayar 19,68 18,77 19,98 17,99 19,50 17,90

Jumlah 76,68 75,69 76,77 71,9 74,67 70,51

Keterangan: Angka-angka pada tabel dinyatakan dalam persen

Semua sektor memang menyerap tenaga kerja, tetapi tidak secepat yang

diharapkan masyarakat. Sektor formal seperti pabrik jumlahnya lebih sedikit dan

membutuhkan keahlian khusus dibandingkan sektor informal seperti warung atau

jenis usaha kecil lainnya.

Meski pemerintah mengklaim jumlah pekerja sektor informal cenderung

menurun, dibandingkan dengan negara lain, Indonesia tergolong sangat tinggi.

Jumlah pekerja informal di Meksiko dan Rusia, misalnya masing-masing hanya

36 persen dan 10 persen.

Berdasarkan data Kemenakertrans, jumlah penduduk bekerja yang

memiliki bekal pendidikan rendah dan berpotensi bekerja di sektor informal telah

turun, yakni dari 68,28 persen (Agustus 2011) dari jumlah 110,8 juta jumlah

penduduk bekerja.

Karakter kedua dari ketenagakerjaan di Indonesia yang dinilai

mencemaskan adalah pengangguran didominasi oleh kalangan anak muda. Data

Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 53 persen pengangguran berusia

di bawah 25 tahun dan mayoritas penganggur ini adalah pengangguran terdidik

karena 74,5 persen berpendidikan SMA atau lebih tinggi.

Mengenai profil pengangguran itu, belum lama ini, Wakil Presiden

Boediono menilai penting upaya menekan tingkat pengangguran di kalangan

generasi produktif, terlebih jumlah penduduk berusia muda mencapai 30 persen

dari total warga Indonesia.

Indonesia diberkahi banyak penduduk muda, namun data demografis itu

penting hanya jika mereka bekerja karena kalau tidak, (anak muda) itu bisa

menjadi masalah sosial.

Boediono lantas menguraikan pengalaman negara-negara Benua Afrika

yang secara kependudukan mirip Indonesia. Melimpahnya anak muda di Benua

hitam itu ternyata tidak berbanding lurus dengan kemakmuran.

Sudah ada banyak pengalaman di Afrika. Itu sebabnya kami bekerja

serius mengatasi persoalan pengangguran itu.

REKOMENDASI UNESCO

Terkait banyaknya pengangguran di Indonesia, Organisasi pendidikan,

Ilmu Pengetahuan, dan Budaya PBB atau UNESCO memberikan empat

rekomendasi guna mengatasi hal itu.

Page 71: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

128

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Terkait keterampilan hidup (life skill), UNESCO merekomendasikan

sejumlah langkah untuk mengatasi tingkat pengangguran di Indonesia”, ujar ketua

Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Arief Rahman, pekan lalu.

Rekomendasi pertama adalah menyediakan kesempatan pendidikan untuk

mereka dengan keterampilan dasar yang rendah.

Arief menambahkan rekomendasi kedua adalah menghilangkan hambatan

yang membatasi kaum muda untuk menuju tingkat SMP. Rekomendasi ketiga,

membuat pendidikan tinggi lebih mudah diakses dan meningkatkan relevansi

dengan dunia kerja.

“Sedangkan rekomendasi keempat adalah memberikan akses bagi kaum

muda dari kalangan miskin untuk mendapatkan pelatihan keterampilan,” papar

dia. SB/lex/WP

Petunjuk Khusus:

Soal no. 21-30 mengacu pada ARTIKEL C

Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (x) pada

huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban!

21. Hal-hal di bawah ini merupakan penyebab tingginya jumlah pekerja sektor

informal, kecuali ...

A. sektor formal butuh keahlian khusus

B. sektor informal jumlahnya sedikit

C. perekonomian Indonesia yang baik

D. sempitnya lapangan pekerjaan

22. Manakah pernyataan di bawah ini yang merupakan faktor utama penyebab

pengangguran?

A. Lapangan pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi jumlah tenaga kerja

B. Pertumbuhan ekonomi yang semu dan sulit menciptakan lapangan kerja

C. Tingginya jumlah pekerja informal dan pengangguran usia muda

D. Sektor formal jumlahnya lebih sedikit membutuhkan keahlian

23. Bagaimana pendapat Saudara mengenai banyaknya pengangguran dari

kalangan pemuda menurut pusat statistik saat ini?

A. Pengangguran usia muda akan menyebabkan masalah sosial

B. Usia muda harus dibina untuk menciptakan lapangan kerja

C. Usia muda masih memiliki kesempatan yang panjang

D. Jumlah pengangguran usia muda di negara lain juga banyak

24. Pada paragraf VIII disebutkan, berdasarkan data BPS mayoritas penganggur

adalah dari kalangan terdidik karena 74,5 persen berpendidikan SMA atau

lebih tinggi. Dengan demikian, pengangguran terjadi karena...

A. ketidaksesuaian lapangan kerja dengan spesifikasi keilmuan

B. tidak semua sektor menyerap tenaga kerja

Page 72: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

129

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. jumlah tenaga kerja lebih banyak dibandingkan lapangan kerja

D. jawaban A, B, dan C benar

25. Berdasarkan pada bacaan, jenis pekerja sektor informal yaitu...

A. pekerja bukan keluarga

B. pekerja pemerintah

C. berusaha sendiri

D. pekerja dibayar

26. Jumlah pekerja sektor informal manakah yang mengalami penurunan paling

banyak pada bulan Februari?

A. Berusaha sendiri

B. Pekerja keluarga

C. Berusaha dibantu buruh tetap

D. Pekerja bebas di pertanian

27. Gagasan utama paragraf I adalah...

A. persoalan utama ketenagakerjaan di Indonesia

B. pengangguran kalangan pemuda di Indonesia

C. dua persoalan ketenagakerjaan di Indonesia

D. tingginya jumlah pekerja di sektor Informal

28. Apa yang menjadi tema bacaan di atas?

A. Pemuda Indonesia dan pengangguran

B. Pekerja sektor informal di Indonesia

C. Pengangguran yang didominasi pemuda

D. Problematika masalah sosial di Indonesia

29. Teliti kembali seluruh bacaan di atas. Berdasarkan penilaian Saudara, antara

judul dan pengembangan isi bacaan di atas adalah ....

A. judul telah sesuai dengan pengembangan isi bacaan

B. judul kurang sesuai dengan pengembangan isi bacaan

C. judul tidak ada kaitan sama sekali dengan bacaan

D. pengembangan isi bacaan sudah tepat.

30. (1) Pemuda di Indonesia mendominasi pengangguran disebabkan oleh

lapangan kerja yang tersedia kebanyakan diperuntukkan untuk wanita; (2)

Persoalan pengangguran di Indonesia sudah menjadi isu internasional karena

5 persen dari 200 juta pengangguran berada di Indonesia; (3) data BPS

menunjukkan, 53 persen pengangguran berusia di bawah 25 tahun; (4) Salah

satu penyebab pengangguran usia muda karena penduduk usia muda.

Manakah dari kalimat di atas yang bukan merupakan fakta?

A. Kalimat (1) dan (3)

B. Kalimat (1) dan (4)

C. Kalimat (2) dan (3)

D. Kalimat (2) dan (4)

Page 73: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

130

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soal Esai

1. Berdasarkan pada artikel yang berjudul, “Energi Terbarukan Penyangga

Pasokan Energi Nasional”, jelaskan mengapa tenaga hidro dan panas bumi

secara bertahap akan menggantikan pembangkit listrik minyak bumi?

2. Pada artikel yang berjudul, “Energi Terbarukan Penyangga Pasokan Energi

Nasional” dikemukakan, biodesel merupakan salah satu sumber energi

alternatif yang dapat diperbaharui. Akan tetapi, pemerintah lebih

menggalakkan potensi tenaga hidro dan tenaga panas bumi yang merupakan

energi terbarukan penyangga pasokan energi nasional. Jelaskan!

3. Berdasarkan artikel B mengenai, “Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak

Remaja”, apa fakta-fakta ketidakteladanan orang tua dalam mendidik anak

yang merupakan kesalahan orang tua?

4. Dari artikel B mengenai’ “Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak

Remaja” terdapat beberapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak

mengakibatkan anak tidak berkembang dengan baik. Bagaimana pendapat

Saudara?

5. Buatlah kesimpulan dari bacaan yang berjudul “Pemuda Dominasi

Pengangguran!

6. Tentukan fakta dari paragraf VI artikel yang berjudul “Pemuda Dominasi

Pengangguran”!

2.3 Pedoman Penilaian Instrumen

2.3.1 Pedoman Penilaian Tes

Pedoman penilaian instrumen tes yaitu sebagai berikut ini.

Tabel 13.3

Penentuan Patokan dengan Perhitungan Persentase Skala Empat

Interval Persentase

Tingkat Penguasaan

Nilai Skala Lima

Keterangan

85 – 100 4 Baik Sekali

75 – 84 3 Baik

60 – 74 2 Cukup

40 – 59 1 Kurang

(Nurgiyantoro, 2012:253)

Page 74: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

131

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.3.2 Pedoman Penilaian Angket

Tabel 10.3 ini digunakan sebagai pedoman penilaian angket siswa.

Tabel 10.3

Kriteria Kualifikasi Persepsi Siswa

terhadap Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place

Berorientasi Berpikir Kritis

Kriteria

Kualifikasi

0% - 20% Sangat Tidak Setuju

21% – 40% Tidak Setuju

41% - 60% Kurang Setuju

61% -80% Setuju

81% - 100% Sangat Setuju

(Riduwan, 2009:29)

2.3.3 Pedoman Penilaian Observasi

Penilaian instrumen penelitian berupa observasi tidak menggunakan

statistik. Akan tetapi, data yang diperoleh dari observasi dideskripsikan. Apa

yang telah dilihat dan di dengar penulis kemukakan berdasarkan apa yang terjadi.

Jadi, penilaian kualitatiflah yang digunakan.

2.3.4 Pedoman Penilaian Wawancara

Begitu juga pengumpulan data melalui wawancara. Hasil yang diperoleh

dari wawancara dideskripsikan, dirangkum kemudian ditafsirkan, tidak diolah

secara statistik. Data yang diperoleh dari wawancara ini merupakan data nontes

yang digunakan untuk menunjang penelitian yang dilakukan.

3. Validitas dan Reliabilitas

Page 75: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

132

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diungkapkan Tuckman (1975:229) dan Ebel (1979:298) dalam

Nurgiyantoro (2010:152), “Validitas, menunjuk pada alat tes, bukan hasil tes”.

Dengan demikian, apakah alat tes yang digunakan peneliti dapat mengukur apa

yang akan diukur? Dengan demikian diperlukan uji validitas. Apa yang akan

diukur pada penelitian ini yaitu kemampuan siswa dalam membaca artikel ilmiah

populer. Uji validitas dilakukan pada instrumen soal tes bentuk pilihan ganda dan

soal tes esai.

Validitas instrumen berupa keterandalan/keterpercayaan dari keseluruhan

butir soal yang diujicobakan. Pengujian validitas tes dilakukan sebelum dan

setelah instrumen diujicobakan. Sebelum diujicobakan, pengujian ini dilakukan

dengan cara mencocokkan setiap butir soal dengan indikator yang telah

dirumuskan sebelumnya. Setelah dilakukan oleh peneliti, validitas isi juga

dilakukan oleh pembimbing sebagai penimbang ahli. Berdasarkan pertimbangan

pembimbing terdapat beberapa soal yang harus direvisi sebelum perangkat soal

tersebut diujicobakan yaitu mengenai keparalelan, homogen serta opsi harus

terurai dalam tuturan yang sama.

Pengujian validitas instrument dilakukan dengan cara analisis butir soal tes

untuk menilai konsistensi internalnya. Validitas empiris dilakukan dengan cara

mengkorelasikan skor butir soal dengan skor total yang dicapai masing-masing

siswa. Perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solutin) versi 16.0

digunakan untuk menguji validitas butir soal.

Uji validitas data melalui bentuk soal pilihan ganda dan soal bentuk

esaidilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut ini.

a) Membuat tabulasi skor nilai dari tiap butir soal dan skor total;

b) Uji validitas dan reliabilitas instrument menggunakan SPSS versi 16.0

Melalui kriteria pengujian, jika nilai probabilitas atau signifikansi (α) 0,05

pada taraf signifikansi 95% maka korelasi kedua skor tes tersebut signifikan.

Adapun nilai validitas ditafsirkan berdasarkan kriteria:

a. 0,90 - 1,00 : sangat tinggi

b. 0,70 - 0,90 : tinggi

c. 0,40 - 0,70 : sedang

Page 76: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

133

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. 0,20 - 0,40 : rendah

b. 0,00 - 0,20 : kecil ( Ruseffendi, 1998:144)

Hasil penghitungan validitas setiap butir soal bentuk pilihan ganda maupun soal

bentuk esai yang diujicobakan dapat dilihat pada lampiran 7.3.

Adapun alat tes dikatakan reliabel (andal atau terpercaya) apabila,

“Sebuah tes diujicobakan lebih dari satu kali kepada subjek yang sama atau

berbeda, dapat menghasilkan data yang kurang lebih sama” (Nurgiyantoro,

2010:165). Dengan kata lain, hasil yang ditunjukan alat tes itu konsisten

meskipun digunakan pada waktu yang berlainan atau digunakan oleh pemakai

yang berbeda. Metode yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal tes yang

diujicobakan peneliti yaitu dengan menggunakan metode belah dua, yaitu semua

butir soal dibagi menjadi kelompok soal butir ganjil dan kelompok soal butir

genap. Mengukur reliabilitas hasil ujicoba soal tersebut digunakan SPSS versi

16.0 dengan koefesien Spearman Brown.

Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas berdasarkan klasifikasi

dapat dilihat pada tabel 11.3.

Tabel 11.3

Derajat Reliabilitas serta Klasifikasinya

Reliabilitas Klasifikasi

r ≤ 0,20 Sangat rendah

0,20≤r≤0,40 Rendah

0,40≤r≤0,60 Sedang

0,60≤r≤0,80 Tinggi

0,80≤r≤1,00 Sangat Tinggi

Hasil perhitungan SPSS versi 16.0 untuk reliabilitas untuk soal bentuk

pilihan ganda dan soal bentuk esai dapat dilihat pada tabel 12.3.

Page 77: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

134

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 12.3

Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Bentuk Pilihan Ganda dan Esai

Berdasarkan SPSS versi 16.0

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value 1.000

N of Items 1a

Part 2 Value 1.000

N of Items 1b

Total N of Items 2

Correlation Between Forms .730

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .844

Unequal Length .844

Guttman Split-Half Coefficient .840

a. The items are: ganjil

b. The items are: genap

Reliability Statistics

Cronbach'

s Alpha N of Items

.647 7

Berdasarkan hasil perhitungan realibilitas dengan program SPSS versi

16.0 di atas, diketahui bahwa koefesien Spearman Brown menunjukkan angka

0,844. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa reliabilitas tes bentuk pilihan

ganda tersebut termasuk kategori sangat tinggi karena berada pada rentang 0,80 -

1,00 dan dari Cronbach’ s Alpha diperoleh angka sebesar 0,647 sehingga dapat

disimpulkan, reliabilitas tes bentuk soal esai termasuk kategori tinggi karena

berada pada rentang 0,60 – 0,80. Dengan demikian, tes bentuk pilihan ganda dan

Page 78: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

135

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

esai tersebut telah memenuhi kriteria reliabilitas. Selain sebuah tes dapat memiliki

tingkat kehandalan tinggi dan sedang, sebuah tes layak tidaknya digunakan

didasarkan juga pada analisis tingkat kesulitan dan daya pembeda.

4. Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda

Sebelum tes dilaksanakan maka soal tes tersebut terlebih dahulu harus

diujicobakan untuk mengetahui indeks tingkat kesukaran dan daya pembeda.

Indeks tingkat kesukaran yaitu, “indeks yang menunjukkan seberapa mudah atau

sulit suatu butir soal bagi peserta tes yang diuji” (Nurgiyantoro, 2010: 194).

Rentangan interval Indeks Tingkat Kesulitan (ITK) yang ditoleransi adalah

berkisar 0,20 – 0,80 (Nurgiyantoro 2009: 190) dengan kategori butir soal

dikemukakan Nurgiyantoro (2010:195) sebagai berikut ini.

0,20-0,40 : Sulit

0,41-0,60 : Sedang

0,61 – 0,80 : Mudah

Untuk kepentingan penelitian ini, bila ada butir soal yang memiliki indeks di luar

0,20 s.d. 0,80 maka soal tersebut akan dibuang atau tidak akan digunakan karena

indeks di luar butir soal tersebut berkategori terlalu mudah atau terlalu sulit.

Selain indeks tingkat kesulitan, soal tes yang baik harus diketahui dahulu

indeks daya pembeda. Dikemukakan Nurgiyantoro (2010:197) indeks daya

pembeda yaitu, “seberapa besar daya sebuah butir soal dapat membedakan

kemampuan antara peserta kelompok tinggi dan kelompok rendah”. Soal yang

dapat dijawab benar atau dijawab salah baik oleh semua kelompok tinggi maupun

kelompok rendah, termasuk soal yang tidak baik. Begitu juga dengan soal yang

dapat dijawab benar oleh semua kelompok rendah dan dijawab salah oleh

kelompok tinggi merupakan soal yang tidak baik.

Rentangan Indeks Daya Pembeda (IDP) atau butir soal yang baik sebesar

“0,20” (Nurgiyantoro, 2010:196). Untuk kepentingan penelitian ini, apabila

terdapat butir soal yang memiliki daya pembeda kurang dari 0,20 maka butir soal

tersebut tidak akan digunakan karena memiliki daya pembeda atau butir soal

tersebut tidak mampu membedakan kelompok tinggi dan kelompok rendah karena

indek daya pembedanya kurang dari 0,20.

Page 79: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

136

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun langkah-langkah untuk menganalisis tingkat kesukaran dan daya

pembeda dilakukan sebagai berikut:

1) mengurutkan skor yang diperoleh siswa mulai dari skor tertinggi sampai skor

terendah;

2) menetapkan kelompok tinggi dan kelompok rendah berdasarkan skor yang

diperoleh siswa. Pembagian kelompok tinggi dan kelompok rendah dilakukan

berdasarkan urutan skor tertinggi sampai terendah. Setengah dari jumlah siswa

sebanyak 34 dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok tinggi 17 (50%) siswa

dan kelompok rendah sebanyak 17 siswa (50%) dengan skor yang telah diurutkan;

3) memindahkan jawaban untuk setiap butir soal baik untuk kelompok tinggi

maupun kelompok rendah;

4) menghitung jumlah jawaban benar baik untuk kelompok tinggi maupun

kelompok rendah;

5) mendata jumlah jawaban benar untuk kelompok tinggi dan kelompok rendah;

6) menghitung indeks tingkat kesukaran dan daya pembeda.

Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah

sebagai berikut ini.

ITK = FH + FL

N

ITK = (Item Facility), indeks tingkat kesukaran

FH = (Frequency High), jumlah jawaban betul kelompok tinggi

FL = (Frequency Low), jumlah jawaban betul kelompok rendah

N = Jumlah siswa kedua kelompok

Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai

berikut ini.

IDP = FH – FL

½ N

IDP = (Index Item Discrimination), indeks daya pembeda

Page 80: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

137

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

FH = (Frequency High), jumlah jawaban betul kelompok tinggi

FL = (Frequency Low), jumlah jawaban betul kelompok rendah

1/2N = ½ dari jumlah siswa kedua kelompok

Adapun hasil analisis indeks tingkat kesukaran dan daya pembeda,

diketahui bahwa dari 30 soal yang diujicobakan dapat dilihat pada lampiran 10.3.

E. Teknik Pengolahan Data

Proses pengolahan data yang dilakukan peneliti terdiri atas tiga tahap.

Pertama, mengolah data hasil belajar melalui hasil pretest dan posttest

kemampuan membaca artikel ilmiah populer kelas eksperimen maupun kelas

kontrol. Kedua, mengolah data hasil observasi dan angket mengenai pendapat

siswa terhadap model pembelajaran. Ketiga, mengolah data data hasil wawancara.

Secara terinci, pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) mengolah data hasil belajar siswa

Langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan adalah:

a. memeriksa hasil pretest dan posttest dengan cara memberikan skor untuk setiap

jawaban siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen;.

Skor soal bentuk pilihan ganda dengan rumus:

Sk = B x Bt

Keterangan

Sk = Skor

B = Jumlah jawaban siswa yang benar

Adapun skor soal bentuk esai yaitu dengan cara memberi skor dengan

skor rentang 1-3 pada masing-masing soal.

a. menjumlahkan skor nilai soal pilihan ganda dan soal esai;

b. mentabulasi skor pretest dan posttest;

c. menentukan persentase keberhasilan siswa dengan pedoman penghitungan

skala empat pada tabel 13.3.

e. data hasil pretest dan posttest tersebut diolah menggunakan SPSS versi 16.0

Page 81: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

138

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. menguji skor tersebut dengan menggunakan uji normalitas data pada kelompok

kelas kontrol dan kelompok eksperimen melalui uji Kolmogorof-Smirnov

dengan taraf signifikansi (α) 0,05;

g. uji homogenitas variansi data hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperi-

men dan kelompok kelas kontrol melalui uji Levena dengan taraf signifikansi

(α) 0,05;

h. uji signifikansi perbedaan rata-rata pada kelompok kelas eksperimen dan kelas

kontrol melalui uji t dengan taraf signifikansi (α) 0,05;

i. uji hipotesis;

j. menafsirkan data hasil uji hipotesis.

2) mengolah data hasil observasi

Data yang diperoleh dari hasil observasi diolah secara kualitatif.

Pengolahannya dilakukan berdasarkan pengamatan lembar observasi yang sudah

disiapkan peneliti. Data tersebut kemudian ditranskripsikan kemudian

dideskripsikan peneliti selaku observer kemudian ditafsirkan untuk memperoleh

kesimpulan.

3) mengolah data hasil angket

Data yang diperoleh dari hasil angket yang dikerjakan siswa kelas

eksperimen diolah secara kuantitatif. Setiap jawaban siswa diberi skor sesuai

dengan skala Likert. Setiap butir pertanyaan diberi skor mulai dari rentang 1 s.d

5. Jumlah skor minimal untuk ke-20 soal angket adalah 20 dan jumlah skor

maksimal setiap siswa untuk ke-20 soal adalah 100. Skor tersebut kemudian

dikonversi ke dalam bentuk persentase. Kriteria serta kualifikasinya dapat dilihat

pada tabel 10.3.

4) mengolah data hasil wawancara

Data hasil wawancara dengan guru model diolah secara kualitatif. Data

tersebut terlebih dahulu dideskripsikan kemudian dirangkum dan ditafsirkan.

F. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu kelas XI Ipa 1 - XI Ipa 8. Hal ini

sejalan dengan yang diungkapkan Arikunto (2003:108), populasi adalah,

Page 82: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

139

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“keseluruhan subjek penelitian”. Populasi yang ditentukan penulis merupakan

populasi yang jumlahnya terbatas. Diungkapkan Taniredja (2011,33), populasi

yang jumlahnya terbatas yaitu, “populasi yang memiliki sumber-sumber data yang

jelas batas-batasnya secara kuantitatif”.

Adapun penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik random sampling yaitu penentuan kelas untuk dijadikan sampel penelitian

di mana pemilihan kelasnya dilakukan dengan cara undian/lotre (Taniredja,

2011:35). Adapun kelas yang digunakan dari hasil random kelas yaitu kelas XI

Ipa 2 dan XI Ipa 8 yang terpilih untuk dijadikan sampel penelitian. Kelas XI Ipa 2

menggunakan menggunakan model ekspositori dan kelas XI Ipa 8 menggunakan

model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis. Peneliti

menggunakan penelitian sampel karena bermaksud menggeneralisasikan atau

mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.

G. Paradigma Penelitian

Penelitian ini terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu: (1) Studi awal;

(2) Perancangan Model; (3) Implementasi Model; dan (4) Evaluasi Model. Tahap

pertama, studi awal. Terdiri dari studi pustaka dan survey. Studi pustaka

dilakukan untuk mengkaji model pembelajaran. Dua hal yang dilakukan dalam

kajian teori membaca artikel ilmiah populer; kajian penguasaan kemampuan

membaca; dan kajian teori model pembelajaran aktif. Survey terdiri dari kajian

kesulitan siswa dalam membaca artikel ilmiah populer sehingga menghasilkan

perumusan masalah dan tujuan penelitian.

Tahap kedua. Perancangan model. Hal yang dilakukan yaitu

merancang model Pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis

pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer. Selanjutnya menyusun RPP

lalu menyusun dan mengujicobakan instrumen.

Tahap ketiga, implementasi model. Dilakukan melalui pretest dan

posttest, observasi KBM, angket mahasiswa, dan wawancara dengan guru

pengamat proses pembelajaran

Page 83: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

140

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap keempat, evaluasi model. Evaluasi model ini berkaitan dengan

keefektifan model pembelajaran aktif tipe trading place berorientasi berpikir kritis

pada pembelajaran membaca artikel ilmiah populer juga untuk mengetahui proses

pelaksanaan model. Untuk lebih jelasnya, alur paradigma penelitian dapat dilihat

pada gambar 2.3.

Page 84: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

141

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 2.3

Alur Paradigma Penelitian

Studi Awal

Perancangan Model

Menyusun Rpp

Studi Pustaka Survey

Kajian teori

model

pembelajaran

aktif tipe trading

Place

Perumusan

Masalah

dan Tujuan

Penelitian

Kajian kesulitan

siswa dalam

membaca artikel

ilmiah Populer

Merancang

Model

Pembelajaran

Aktip Tipe

Trading Place

Menyusun dan

mengujicobakan

Instrumen

Pretest - Posttest

Implementasi Model

Observasi KBM Angket Siswa Wawancara

Guru Model

Pengolahan Data

Evaluasi Model

Model Pembelajaran Aktif

Page 85: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitianrepository.upi.edu/2010/6/T_BIND_1101602_chapter (3).pdfMetodologi penelitian yang akan dikemukakan terlebih dahulu oleh

142

Ninah Hasanah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Aktif Tipe Trading Place Berorientasi Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Membaca Artikel Ilmiah Populer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu