bab iii metodologi penelitian a. metode...

38
Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 68 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Secara umum dalam bab ini diuraikan penjelasan tentang metode penelitian, prosedur serta tahapan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Menurut Sugiyono (2012, hlm. 407), metode penelitian dan pengembangan atau yang dalam bahasa Inggrisnya Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Pada penelitian ini dikembangkan sebuah model pembelajaran Treffinger berbasis media komik pada keterampilan menulis cerita fantasi sebagai produk di bidang bahasa Indonesia. Produk ini dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan yang sesuai dengan penjelasan Sugiyono (2012, hlm. 407) yang memaparkan bahwa dalam metode penelitian dan pengembangan (research and development) diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk yang dihasilkan. B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) Pada penelitian dan pengembangan ini, prosedur yang peneliti gunakan berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2010, hlm. 169170), terdapat sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan, yaitu (1) penelitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan draf produk, (4) uji coba lapangan awal, (5) merevisi hasil uji coba, (6) uji coba lapangan, (7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan, (9) penyempurnaan produk akhir, dan (10) diseminasi dan implementasi. Berdasarkan konsep Borg dan Gall tersebut, kegiatan yang dilakukan pada penelitian dan pengembanagan ini adalah sebagai berikut.

Upload: others

Post on 20-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

68

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Secara umum dalam bab ini diuraikan penjelasan tentang metode

penelitian, prosedur serta tahapan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan

sampel, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan

teknik analisis data.

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

dan pengembangan (research and development). Menurut Sugiyono (2012, hlm.

407), metode penelitian dan pengembangan atau yang dalam bahasa Inggrisnya

Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

Pada penelitian ini dikembangkan sebuah model pembelajaran Treffinger berbasis

media komik pada keterampilan menulis cerita fantasi sebagai produk di bidang

bahasa Indonesia. Produk ini dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan yang

sesuai dengan penjelasan Sugiyono (2012, hlm. 407) yang memaparkan bahwa

dalam metode penelitian dan pengembangan (research and development)

diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk yang dihasilkan.

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)

Pada penelitian dan pengembangan ini, prosedur yang peneliti gunakan

berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

2010, hlm. 169—170), terdapat sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian

dan pengembangan, yaitu (1) penelitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan,

(3) pengembangan draf produk, (4) uji coba lapangan awal, (5) merevisi hasil uji

coba, (6) uji coba lapangan, (7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan, (8) uji

pelaksanaan lapangan, (9) penyempurnaan produk akhir, dan (10) diseminasi dan

implementasi. Berdasarkan konsep Borg dan Gall tersebut, kegiatan yang

dilakukan pada penelitian dan pengembanagan ini adalah sebagai berikut.

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

69

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Penelitian dan Pengumpulan Data (Research and Information Collecting)

Tahap ini termasuk tahap investigasi awal yang berupa pengamatan secara

cermat terhadap kondisi pembelajaran yang sedang berlangsung. Tahap ini

mencakup pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan

pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. Pada tahap ini terdapat tiga aktivitas

yang dilakukan, yaitu sebagai berikut.

a. Mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan permasalahan pembelajaran

menulis di kelas dengan cara melakukan wawancara dengan guru bahasa

Indonesia.

b. Merumuskan pemikiran pentingnya pengembangan model pembelajaran

menulis dengan mempertimbangkan kondisi pembelajaran yang sedang

berlangsung, lingkungan belajar, teknologi, dan karakteristik siswa.

c. Mengumpulkan bahan acuan yang relevan dan mendukung pengembangan

model pembelajaran Treffinger berbasis komik, yaitu teori pembelajaran

menulis, model pembelajaran Treffinger, dan media komik.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru bahasa Indonesia di SMP

Daarut Tauhiid Bandung peneliti memperoleh gambaran kondisi mengenai

pembelajaran menulis yaitu guru melaksanakan pembelajaran menulis hanya

sekadar konteks bahan pembelajaran di sekolah tanpa diiringi dengan latihan

menulis. Hal ini berdampak sulitnya siswa mencari dan mengembangkan ide

kreatif untuk menulis, khususnya untuk menulis cerita fantasi. Berdasarkan

permasalahan tersebut, diperlukan adanya model pembelajaran yang dapat

menjadi alternatif guru dalam menghadirkan kembali pembelajaran menulis cerita

fantasi yang efektif.

Peneliti kemudian melakukan studi literatur untuk membandingkannya

dengan fenomena di lapangan. Pada aktivitas ini peneliti menyimpulkan bahwa

terdapat ketidaksesuaian antara teori pembelajaran menulis dengan pelaksanaan

pembelajaran menulis di lapangan. Pada hakikatnya, sebuah pembelajaran

menulis adalah aktivitas yang membimbing siswa agar dapat menulis secara

efektif. Sementara itu, di lapangan pembelajaran menulis dilakukan hanya untuk

formalitas pembelajaran. Peneliti kemudian mencari model pembelajaran bahasa

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

70

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang memiliki peran signifikan untuk keterampilan menulis siswa. Oleh karena

itu, peneliti melakukan studi literatur untuk mengkaji model-model pembelajaran

yang sesuai digunakan dan berelevansi dengan pendidikan karakter siswa.

Peneliti kemudian merumuskan teori pembelajaran menulis yang ideal

untuk melihat kesenjangan yang terjadi di lapangan. Kemudian peneliti

menelusuri teori pembelajaran bahasa yang dapat membantu pemecahan masalah

pembelajaran menulis di lapangan. Kemudian, dipilihlah model pembelajaran

Treffinger yang tahap-tahap pembelajarannya dihubungkan dengan bantuan media

komik menjadi tahap-tahap pembelajaran menulis. Dalam kaitan ini, peneliti

menyediakan komik berjudul Putri Anggrek Bulan yang kontennya peneliti

rancang bersama seorang komikus.

2. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini, peneliti menyusun rencana penelitian meliputi

kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian, desain atau langkah-langkah

penelitian, dan kemungkinan pengujian dalam cakupan yang terbatas.

3. Pengembangan Draf Produk (Develop Preliminary form of Product)

Model yang peneliti kembangkan melewati proses pengujian,

pengevaluasian, dan perevisian oleh validator ahli berdasarkan variabel dalam

penelitian ini. Setelah itu, produk dapat diuji di lapangan dengan penerapan model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik. Dalam pelaksanaannnya,

kegiatan pembelajaran diobservasi oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia

kelas VII SMP Daarut Tauhiid Bandung.

4. Uji Coba Lapangan Awal (Premilinary Field Testing)

Pada tahap ini dilibatkan sekolah dan subyek dalam jumlah terbatas. Uji

coba di lapangan atau uji coba terbatas yang peneliti lakukan adalah di salah satu

kelas VII SMP Daarut Tauhiid. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan

awal siswa saat belajar dengan materi cerita fantasi.

5. Merevisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision)

Peneliti pada tahap ini memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba

terbatas. Proses perevisian disesuaikan dengan saran dan temuan di lapangan.

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

71

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kemudian, dilakukan perbaikan mengenai uji pendahuluan terhadap implementasi

pengembangan model pembelajaran Treffinger berbasis media komik.

6. Uji Coba Lapangan (Main Field Testing)

Tahap ini dikenal juga dengan uji coba luas yang melibatkan sekolah dan

subyek yang lebih banyak. Uji coba lapangan tahap kedua yang peneliti lakukan

ini akan dilaksanakan pada dua sekolah di kelas VII SMP. Sekolah yang dipilih

adalah SMP Daarut Tauhiid Bandung (khusus siswa putri) dan Eco Pesantren atau

SMP Daarut Tauhiid Kabupaten Bandung Barat (khusus siswa putra).

7. Penyempurnaan Produk Hasil Uji Lapangan (Operational Product

Revision)

Data yang peneliti dapat dari hasil uji coba lapangan tahap dua akan

disempurnakan dalam bentuk produk yang lebih baik. Pada tahap ini model yang

telah peneliti uji di lapangan dianalisis untuk memperoleh hasil kefektifan

penerapannya di kelas. Kritik dan saran yang didapat dari guru saat pengamatan

juga akan dirangkum untuk perbaikan model. Dengan demikian, peneliti akan

menghasilkan bentuk model pembelajaran Treffinger berbasis media komik yang

ideal.

8. Uji Pelaksanaan Lapangan (Operational Field Testing)

Pengujian ini dilaksanakan dengan cakupan yang lebih luas daripada uji

lapagan tahap dua. Uji coba model pada tahap ini akan semakin luas dan

melibatkan lebih banyak lagi sekolah dan subjek penelitian. Pengujiannya

dilakukan melalui angket, wawancara, observasi, dan analisis hasil.

9. Penyempurnaan Produk Akhir (Final Product Revision)

Penyempurnaan produk akhir ini didasarkan pada hasil uji pelaksanaan

lapangan tahap ketiga. Produk akhir ini akan direvisi dengan melakukan

perbaikan berdasarkan hasil uji coba model pembelajaran yang lebih luas.

10. Diseminasi dan Implementasi (Diseminasi and Implementation)

Pada tahap ini, peneliti melaporkan hasil yang telah didapat dalam

pertemuan profesional dan dalam jurnal. Peneliti bekerja sama dengan penerbit

untuk penerbitan hasil penelitian. Selain itu, juga dilakukan monitor penyebaran

untuk pengontrol kualitas model pembelajaran yang telah dikembangkan.

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

72

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

C. Tahapan Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Treffinger

berbasis Media Komik

Mengacu pada prosedur penelitian dan pengembangan Borg dan Gall

yang telah dipaparkan sebelumnya, tahapan dalam penelitian dan pengembangan

ini dibatasi atas pertimbangan waktu dan biaya. Oleh karena itu, tahapan

pengembangan model pembelajaran Treffinger berbasis media komik dalam

penelitian ini dibatasi sampai dihasilkan produk atau draf final mengenai

implementasi pengembangan model tersebut.

Sehubungan dengan hal itu, Sukmadinata (2010, hlm. 187) menjelaskan

bahwa untuk peneliti dari program S2 atau penyusunan tesis, kegiatan penelitian

pengembangan dapat dihentikan sampai dihasilkan draf final tanpa pengujian

hasil. Sementara itu, untuk peneliti dari program S3 atau penyusunan disertasi

harus dilanjutkan sampai tahap pengujian model dari draf final. Oleh karena itu,

pada penelitian ini tahap penelitian dilaksanakan sampai tahap ketujuh dari teori

Borg dan Gall. Adapun tahapan penelitian dan pengembangan model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik digambarkan dalam bagan berikut.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

73

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Studi Lapangan

1. Tinjauan pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP yang dilaksanakan

guru saat proses pembelajaran menulis cerita fantasi

2. Persepsi guru mengenai pembelajaran menulis cerita fantasi

3. Persepsi siswa mengenai pembeajaran menulis cerita fantasi

4. Tes kemampuan awal siswa dalam menulis cerita fantasi

STUDI PENDAHULUAN

Studi Pustaka

Landasan teori

dari hasil jurnal/penelitian terdahulu

Pendefinisian Produk

1. Konsep pengembangan model pembelajaran Treffinger berbasis media komik

2. Rasionalisasi model pembelajaran Treffinger berbasis media komik

3. Desain awal model pembelajaran Treffinger berbasis media komik

TAHAP PENGEMBANGAN

Draf Awal

Uji Coba Terbatas

DrafFinal

Revisi Hasil Uji Para

Ahli (Expert Judgment)

Revisi Hasil Uji Coba

Terbatas

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

74

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1

Desain Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Treffinger

Berbasis Media Komik

(Diadaptasi dari Prosedur Penelitian Sukmadinata, 2010)

Sehubungan dengan tampilan bagan tersebut, berikut dijelaskan secara

lebih rinci bagan desain penelitian dan pengembangan model pembelajaran

Treffinger berbasis media komik.

1. Studi pendahuluan

Studi pedahuluan dalam penelitian ini dilakukan melalui proses

pengumpulan data kebutuhan. Oleh karena itu, penelitian ini diawali dengan studi

pustaka dan studi lapangan terlebih dahulu. Berikut penjelasannya.

a) Studi Pustaka

Studi pustaka dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan

menemukan landasan-landasan teoretis yang memperkuat sebuah model

pembelajaran yang akan dikembangkan. Peneliti melakukan kajian pustaka

dengan intensif terhadap teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan

dengan penelitian ini agar dapat diketahui langkah-langkah yang tepat untuk

pengembangan produk. Hal ini sejalan dengan pendapat Sukmadinata (2010, hlm.

172) yang mengemukakan bahwa melalui studi pustaka atau studi literatur juga

dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan. Kondisi-kondisi

pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal,

serta keunggulan dan keterbatasannya.

b) Survei Lapangan

Setelah melakukan studi pustaka, peneliti juga melakukan survei lapangan

agar mendapatkan konsep-konsep yang lebih kuat dalam pengembangan model

pembelajaran. Langkah yang peneliti lakukan adalah dengan menghimpun data

pelaksanaan pembelajaran menulis cerita fantasi berdasarkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan guru. Selain itu, peneliti juga

menyebarkan angket untuk menjaring data mengenai persepsi guru dan siswa

terhadap pembelajaran menulis cerita fantasi yang telah dilaksanakan. Penyebaran

angket dilakukan untuk memperoleh mengetahui faktor-faktor pendukung dan

penghambat pelaksanaan pembelajaran menulis cerita fantasi.

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

75

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Setelah dilakukan tinjauan terhadap pelaksanaan pembelajaran di sekolah

melalui RPP dan penyebaran angket kepada guru maupun siswa, dalam survei

lapangan ini peneliti juga melakukan prates sebagai tes kemampuan awal siswa

dalam menulis cerita fantasi. Prates tersebut dilakukan atas dasar kenyataan

berdasarkan survei lapangan, diketahui bahwa siswa belum memiliki pengalaman

dalam menulis cerita fantasi dengan media komik sehingga diketahui tulisan yang

ditulis siswa belum begitu baik. Para siswa kesulitan mengembangkan ide

berdasarkan imajinasi mereka. Oleh karena itu, prates dilaksanakan untuk

mengukur sejauh mana siswa dapat memahami konsep cerita fantasi itu sendiri.

c) Pendefinisian Produk

Pendefinisian produk mengacu kepada rencana pengembangan produk.

Seperti yang dijelaskan Borg and Gall (dalam Fauziyyah, 2013, hlm. 53),

deskripsi spesifik mengenai produk yang dikembangkan dapat berupa (1)

deskripsi naratif keseluruhan produk yang diusulkan, (2) garis besar tentatif

tentang apa yang akan mencakup produk dan bagaimana akan digunakan, dan (3)

pernyataan spesifik dari tujuan produk. Sehubungan dengan pendefinisian produk

dalam penelitian ini, peneliti melakukan pendefinisian produk secara naratif yang

dilengkapi dengan bagan.

Pendefinisian produk secara naratif dalam penelian ini meliputi (1) konsep

pengembangan model pembelajaran model pembelajaran Treffinger berbasis

media komik, (2) rasionalisasi model pembelajaran Treffinger berbasis media

komik, dan (3) desain awal model pembelajaran Treffinger berbasis media komik.

Secara lebih rinci hasil studi pendahuluan dalam penelitian ini dipaparkan dalam

Bab IV khusus pada bagian analisis kebutuhan serta bagian perencanaan dalam

pengembangan model pembelajaran Treffinger berbasis media komik.

Desain awal penelitian ini divalidasi ahli dengan melibatkan empat orang

dosen yang berkualifikasi menjadi kelompok ahli, yaitu ahli model pembelajaran

(2 orang), ahli menulis (1 orang), dan ahli media komik (1 orang). Secara lebih

rinci, perhatikan tabel berikut.

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

76

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Validator (Expert Judgment)

Nama Pakar Instansi

Prof. Dr. Atmazaki, M.Pd. Model Pembelajaran Universitas

Negeri Padang (UNP)

Dr. Sumiyadi, M. Hum. Model Pembelajaran Universitas

Pendidikan Indonesia

(UPI Bandung)

Dr. Engkos Kosasih, M.Pd. Menulis

Suryadi, S.Pd., M.Sn. Media Komik

(Dosen Seni Rupa)

2. Tahap Pengembangan

Berdasarkan hasil studi pustaka, survei lapangan, serta pendefinisian

produk sebagai tahap pendahuluan, selanjutnya dilaksanakan tahap

pengembangan. Pada tahapan ini peneliti mempersiapkan draf awal

pengembangan model pembelajaran Treffinger berbasis media komik yang telah

direncanakan pada tahap studi pendahuluan. Draf awal pada penelitian ini

dikembangkan melalui penilaian oleh pakar atau ahli (expert judgement). Draf

awal yang telah divalidasi itu masih bersifat tentatif. Hal ini disebabkan karena

draf awal tersebut selanjutnya akan dikembangkan lagi melalui serangkaian uji

coba di lapangan (sekolah) pada uji coba terbatas dan uji coba luas.

Pada tahap pengembangan di sekolah, baik pada saat uji coba terbatas

maupun uji coba luas, draf awal model pembelajaran Treffinger berbasis media

komik dalam pembelajaran menulis cerita fantasi diimplementasikan oleh peneliti.

Kegiatan ini berdasarkan kesepakatan dengan guru di sekolah yang menjadi objek

penelitian. Guru menyanggupi keikutsertaannya dalam penelitian ini sebagai

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

77

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pengamat yang akan memberikan saran, kritik, dan komentarnya terhadap

penerapan model pembelajaran tersebut.

Berkaitan dengan tahap pengembangan, di dalam penelitian ini dilakukan

tahap uji coba terbatas dan uji coba luas. Tahap pengembangan uji coba terbatas

dilakukan dalam satu kelas. Evaluasi hasil uji coba terbatas dari pengamat (guru)

dimanfaatkan peneliti untuk memperbaiki dan menyempurnakan draf awal. Draf

awal yang telah direvisi kemudian diujicobakan lagi di sekolah yang berbeda

dengan kelas yang lebih luas. Pelaksanaan uji coba luas dilakukan dalam dua

kelas yang berbeda dengan uji coba terbatas. Sama seperti tahap uji coba terbatas,

pada tahap uji coba luas juga dilakukan evaluasi oleh pengamat yang turut menilai

pelaksanaan proses pembelajaran menulis cerita fantasi melalui penerapan model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik.

Apabila terdapat revisi dari hasil pengamat dalam uji coba luas, maka

revisi hasil uji coba luas itu pun dimanfaatkan oleh peneliti sebagai bahan untuk

menyempurnakan draf final. Secara lebih rinci, tahap pengembangan dalam

penelitian ini dipaparkan di dalam Bab IV khusus bagian pelaksanaan dalam

pengembangan model pembelajaran Treffinger berbasis media komik. Adapun

jadwal pengembangan dalam penelitian ini secara lebih rinci dapat dilihat pada

tabel jadwal penelitian pada lembar lampiran.

D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Daarut Tauhiid Boarding School,

Bandung. Pemilihan sekolah tersebut sebagai tempat penelitian karena sekolah

tersebut belum pernah diterapkan model pembelajaran Treffinger berbasis komik

dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Sekolah yang menjadi objek dalam

penelitian ini dipisah antara siswa laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan peneliti melakukan penelitian pada dua sekolah yang berbeda lokasi

namun masih di bawah Yayasan Daarut Tauhiid. Dua sekolah tersebut secara

lebih rinci dijelaskan melalui tabel berikut.

Tabel 3.2

Lokasi Penelitian

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

78

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nama Sekolah Alamat

SMP Daarut Tauhiid Boarding

School (Khusus Putri)

Jalan Geger Kalong Girang Baru,

Nomor 11, Kota Bandung

SMP Daarut Tauhiid

Eco Pesantren

(Khusus Putra)

Jalan Cigugur Girang, Nomor 33,

Parongpong, Kabupaten Bandung

Barat

E. Populasi dan Sampel

Populasi merujuk kepada keseluruhan kelompok dari mana sampel-sampel

diambil, sedangkan sampel mencerminkan dan menentukan seberapa jauh sampel

tersebut bermanfaat dalam kesimpulan penelitian. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VII SMP Daarut Tauhiid Bandung tahun

akademik 2016/2017.Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa siswa dari

kelas VII SMP Daarut Tauhiid Putri dan siswa kelas VII SMP Daarut Tauhiid

Putra. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang

dimaksud seperti izin yang diberikan sekolah dan waktu pelaksanaan

penelitian.Sampel yang dipilih terlibat dalam proses uji coba terbatas dan uji coba

luas. Uji coba terbatas dilakukan hanya pada satu kelas, yaitu kelas VII B SMP

Daarut Tauhiid Putri. Kemudian, tahap pengembangan atau uji coba luas

dilaksanakan di kelas VII A SMP Daarut Tauhiid Putri dan kelas VII C di SMP

Daarut Tauhiid Putra. Berikut disajikan bagan yang menggambarkan penggunaan

sampel dalam tahap pengembangan penelitian ini.

Yayasan Daarut Tauhiid

SMP Daarut Tauhiid Putri

SMP Daarut Tauhiid Putra

Uji Coba Terbatas

Kelas VII B

Uji Coba Luas

Kelas VII CKelas VII A

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

79

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.2

Penggunaan Sampel dalam Tahap Pengembangan

Berkaitan dengan bagan tersebut, dapat dijelaskan pada penelitian di SMP

Daarut Tauhiid ini dilaksanakan dengan melakukan prates dan pascates. Pada

tahap uji coba terbatas, prates dan pascates dilakukan di kelas VII B Putri. Prates

dilakukan untuk melihat kemampuan awal siswa, sedangkan sebagai pembanding,

dilakukan pascates di kelas tersebut setelah belajar dengan model pembelajaran

Treffinger berbasis media komik. Kemudian, tahap uji coba luas pada penelitian

ini dilakukan di kelas VII A Putri dan kelas VII C Putra. Kelas VII A terlibat

dalam proses eksperimen, yaitu kelas yang belajar dengan model pembelajaran

Treffinger berbasis media komik dan kelas VII C terlibat dalam proses kontrol.

Setelah itu, hasil pascates kedua kelas ini (VII A dan VII C) dibandingkan.

Berikut pembagian tahap pengembangan berdasarkan penjelasan tersebut.

a. Tahap Pendahuluan pada Uji Coba Terbatas

Data prates kelas VII B SMP Daarut Tauhiid Bandung (Putri)

b. Tahap Pengembangan pada Uji Coba Terbatas

Data pascates kelas VII B SMP Daarut Tauhiid Bandung (Putri)

c. Tahap Pengembangan pada Uji Coba Luas

1) Data pascates kelas VII-A SMP Daarut Tauhiid Bandung (Putri)

2) Data pascates kelas VII-A SMP Daarut Tauhiid Bandung (Putra)

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran, dijelaskan tiga istilah yang

terdapat dalam judul penelitian, yaitu (1) model pembelajaran Treffinger berbasis

media komik, (2) keterampilan menulis cerita fantasi, dan (3) teks cerita fantasi.

Ketiga istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut.

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

80

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Model Pembelajaran Treffinger berbasis Media Komik

Model pembelajaran Treffinger merupakan model yang melatih siswa

untuk berpikir kreatif. Model pembelajaran ini menyangkutpautkan kreatifitas

secara langsung dalam pembelajaran dengan mengarahkan siswa mencapai

keterpaduan belajar dengan melibatkan tiga tahapan kreatif. Setiap tingkat

melibatkan aspek afektif dan kognitif untuk siswa yang melibatkan tiga tingkatan

berpikir yaitu sebagai berikut. Pertama, basic tools. Pada tingkat ini kegiatan

yang dilakukan meliputi keterampilan divergen dan teknik-teknik kreatif.

Keterampilan dan teknik-teknik ini mengembangkan kelancaran proses berpikir

serta kesediaan mengungkapkan pemikiran kreatif orang lain. Pada tingkatan ini

teknik dasarnya berupa fungsi divergen, sedangkan teknik kreatif yang digunakan

adalah pertanyaan terbuka dan sumbang saran. Kedua, practice with process. Pada

tingkat ini kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian kesempatan kepada siswa

untuk menerapkan keterampilan yang dipelajari pada tingkat I dalam situasi

praktis. Faktor-faktor pengenalan (kognitif) dan afektif pada tingkat I diperluas

dan diterapkan. Segi pengenalan pada tingkat II ini meliputi penerapan, analisis,

sintesis, dan penilaian Ketiga, working with real problems, yaitu keterlibatan

dalam tantangan nyata. Pada tingkat ini kegiatan yang dilakukan meliputi

pemusatan sikap anak dalam mengelola dirinya dalam mengahadapi tantangan.

Kemampuan afektif dalam tingkat ini meliputi penilaian diri (berkaitan dengan

pengevaluasian diri dan ide-ide sebelumnya) serta pengikatan diri terhadap hidup

produktif (berusaha menghasilkan ide baru dalam penyelesaian masalah).

Komik adalah rangkaian beberapa gambar yang mengungkapkan karakter

dan memerankan suatu cerita dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada

pembaca. Komik sebagai salah satu media yang dapat menarik minat siswa untuk

membaca dan menulis. Model pembelajaran Treffinger dalam penelitian ini

mewadahi siswa agar kemampuan kognitif dan afektif pada tahap basic tools

dapat berkembang dengan baik. Perkembangan imajinasi siswa didukung dengan

penggalan komik pada halaman 1 s.d. 5 yang menuntut pemikiran kreatif siswa

dalam menentukan orientasi cerita. Pada tahap practice with process, siswa dapat

melanjutkan imajinasi kreatifnya dalam mengembangkan alur cerita fantasi. Karya

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

81

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

siswa tersebut berpedoman pada penggalan komik pada halaman 6 s.d. 16 untuk

bagian komplikasi dan halaman 17 s.d. 19 untuk bagian resolusi. Sementara otu,

pada tahap working with real problem siswa mulai menulis secara utuh cerita

fantasi karyanya berdasarkan kerangka yang telah dirancang pada tahap

sebelumnya. Karya siswa tersebut kemudian direvisi melalui masukan dari rekan-

rekannya pada saat diskusi.

2. Keterampilan Menulis Cerita Fantasi

Keterampilan menulis cerita fantasi merupakan keterampilan siswa dalam

mengungkapkan cerita khayalan atau imajinasi. Siswa yang terampil menuangkan

gagasan dalam bentuk cerita fantasi dapat dilihat dari tulisan yang memerhatikan

(a) kelengkapan aspek formal cerita fantasi, (b) kelengkapan dan kepaduan unsur

cerita fantasi, (c) kelengkapan struktur cerita fantasi, dan (d) ketepatan kaidah

kebahasaan cerita fantasi. Berdasarkan empat indikator tersebut, peneliti

menetapkan skor maksimal per indikator, yaitu skor 12 untuk aspek formal cerita

fantasi, skor 32 untuk kelengkapan dan kepaduan unsur cerita fantasi, skor 32

untuk kelengkapan struktur cerita fantasi, dan skor 24 untuk ketepatan kaidah

kebahasaan cerita fantasi. Dengan demikian, diperoleh nilai akhir dengan cara

menjumlahkan skor yang diperoleh siswa, dibagi skor ideal, dan dikali 100. Skala

rating yang digunakan berupa pernyataan penilaian meliputi Baik Sekali, Baik,

Cukup, dan Kurang.

3. Teks Cerita Fantasi

Cerita fantasi dalam penelitian ini adalah sebuah cerita imajinasi

berbentuk teks yang harus ditulis siswa berdasarkan ciri-ciri genre cerita fantasi.

Ciri-ciri tersebut meliputi tiga konsep berikut. Pertama, orientasi atau disebut juga

pengenalan tokoh, latar tempat, dan waktu. Orientasi dapat dikembangkan dari

deskripsi latar, pengenalan tokoh, dan pengenalan konflik. Kedua, komplikasi

atau yang juga dikenal konflik cerita atau pemunculan masalah. Komplikasi dapat

dikembangkan dengan menghadirkan tokoh lain, mengubah latar, atau melompat

pada zaman yang berbeda sehingga komplikasi dapat berfungsi sebagai pembawa

cerita menjadi lebih menarik. Ketiga, resolusi atau yang dikenal juga dengan

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

82

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penyelesaian konflik. Resolusi mengandung pelajaran karena berisi penyelesaian

masalah.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen di dalam penelitian ini digunakan untuk beberapa kepentingan,

seperti memotret kondisi awal pelaksanaan pembelajaran menulis cerita fantasi di

sekolah. Peneliti menggunakan instrumen studi pendahuluan yang nantinya akan

menjadi acuan bagi peneliti untuk menyusun rancangan model pembelajaran.

Sebelum peneliti turun ke lapangan, terlebih dahulu dilakukan validasi pakar agar

mendapat masukan yang lebih baik dalam rangka memotret kondisi terlangsung

pelaksanaan pembelajaran menulis cerita fantasi di sekolah. Adapun kisi-kisi

instrumen studi pendahuluan meliputi profil silabus, RPP, dan pelaksanaan

pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Kisi-kisi Validasi Silabus

Pada penelitian ini, dihadirkan kisi-kisi validasi silabus pada pembelajaran

menulis cerita fantasi terlangsung siswa kelas VII SMP Daarut Tauhiid Bandung,

baik sekolah putri maupun putra. Kegiatan ini dilakukan sebagai analisis

kebutuhan penelitian ini. Segala kekurangan yang ditemukan dalam kondisi

pembelajaran cerita fantasi yang selama ini terjadi diperbaiki melalui model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik. Kisi-kisi validasi silabus tersebut

dapat dijabarkan dalam bentuk tabel berikut.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Validasi Silabus

No. Aspek yang Dinilai Indikator

1. Perumusan Tujuan

Pembelajaran

a. Kesesuaian kompetensi inti dan kompetensi dasar.

b. Kesesuaian antara indikator pencapaian kompetensi

dengan kompetensi dasar.

c. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan indikator.

d. Tujuan pembelajaran memuat gambaran proses dan

hasil belajar

e. Tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.

2. Penyajian Materi

Pembelajaran

a. Kesesuaian materi pembelajaran dengan indikator.

b. Kesesuaian materi pembelajaran dengan kegiatan

pembelajaran yang diberikan kepada siswa.

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

83

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Kesesuaian alokasi waktu dengan materi

pembelajaran.

d. Materi pembelajaran disusun dari yang sederhana ke

yang kompleks, mudah ke arah yang sulit.

e. Materi pembelajaran sesuai dengan kehidupan sehari-

hari siswa.

3. Pelaksanaan Kegiatan

Pembelajaran

a. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan tema.

b. Kesesuaian kegiatan pembelajaran menulis cerita

fantasi dengan pendekatan santifik.

4. Pemilihan

Sumber Belajar

a. Kesesuaian sumber, alat, dan bahan

dengan materi pembelajaran dan indikator.

b. Sumber, alat, dan bahan dapat memudahkan

pemahaman siswa.

5. Penilaian

Sumber Belajar

Kesesuaian penilaian terhadap indikator pencapaian

kompetensi.

2. Kisi-kisi Validasi RPP

Selain silabus, pada penelitian ini dilakukan juga validasi RPP untuk

mengetahui kondisi pembelajaran cerita fantasi yang selama ini dilakukan dalam

proses belajar mengajar. Kisi-kisi RPP tersebut dapat dijabarkan dalam bentuk

tabel berikut.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Validasi RPP

No. Aspek yang Dinilai Indikator

1. Identitas a. Mencantumkan satuan pendidikan, kelas, tema,

subtema pembelajaran, alokasi waktu dan semester.

b. Mencantumkan KI 1, KI 2, KI 3, KI 4, KD,

dan indikator percapaian.

2. Perumusan

Tujuan Pembelajaran

a. Kesesuaian indikator dengan KD.

b. Tujuan pembelajaran sesuai dengan indicator

c. Tujuan pembelajaran sesuai dengan waktu yang

tersedia.

3. Pemilihan

Materi Pembelajaran

a. Adanya kesesuaian antara KI, KD, dan indikator.

b. Mengembangkan konsep yang ditetapkan pemerintah.

4. Metode dan Kerincian

Langkah-langkah

Pembelajaran

a. Kegiatan pembelajaran mengikuti langkah-langkah

saintifik.

b. Kegiatan pembelajaran mengarah kepada pencapaian

semua indikator.

c. Kegiatan pembelajaran dapat membantu siswa untuk

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

84

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.

d. Kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan

partisipasi siswa.

e. Guru memberikan pengalaman langsung kepada

siswa.

f. Terdapat aktivitas kelompok dan diskusi.

g. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang

berlaku dengan mengedepankan dimensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

h. Kegiatan pembelajaran disajikan secara sistematis.

5. Pemilihan

Sumber Belajar

a. Sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran.

b. Sesuai dengan materi pembelajaran

c. Sesuai dengan pendekatan/metode

yang digunakan.

d. Menarik anak untuk mangamati dan bertanya.

6. Penilaian a. Teknik penilaian yang dipilih sesuai dengan indikator

tes dan non tes

b. Soal-soal dapat mengukur pencapaian tujuan

pembelajaran.

c. Tingkat kesulitan soal berjenjang dari yang mudah

kepada yang lebih sulit.

d. Kunci jawaban sesuai dengan aspek yang dinilai.

e. Kesesuaian teknik dan jenis penilaian.

f. Alat tes mencakup ranah kognitif, afektif,

dan psikomotor.

Berkaitan dengan RPP, pada penelitian ini juga dijabarkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berkaitan dengan prinsip dasar dan sintaks

pembelajaran yang telah disenyawai model pembelajaran Treffinger berbasis

media komik.

Tabel 3.5

RPP Model Pembelajaran Treffinger Berbasis Media Komik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Nama Sekolah : SMP Daarut Tauhiid Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : VII

Materi : Cerita Fantasi

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

85

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargaidan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang)sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

4.4 Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi secara lisan dan tulis dengan

memperhatikan struktur dan penggunaan bahasa.

C. Indikator Pencapaian

1. Siswa mampu menulis bagian pembuka cerita dalam cerita fantasi (bagian

orientasi) sesuai struktur dan ciri bahasa cerita fantasi dengan kreatif.

2. Siswa mampu menulis bagian pengembangan konflik dalam cerita fantasi (bagian

komplikasi) sesuai struktur dan ciri bahasa cerita fantasi dengan kreatif.

3. Siswa mampu menulis bagian penyelesaian konflik dalam cerita fantasi (bagian

resolusi) sesuai struktur dan ciri bahasa cerita fantasi dengan kreatif

D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah melihat komik bermuatan fantasi, siswa percaya diri menulis pembuka

cerita dalam cerita fantasi (bagian orientasi) sesuai struktur dan ciri bahasa cerita

fantasi dengan kreatif.

2. Setelah membaca komik bermuatan fantasi, siswa dapat menulis pengembangan

konflik dalam cerita fantasi (bagian komplikasi) dengan menarik.

3. Setelah membaca komik bermuatan fantasi, siswa dapat menulis penyelesaian

konflik dalam cerita fantasi (bagian resolusi) dengan menarik.

E. Materi Pembelajaran

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

86

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Cerita fantasi adalah cerita berbentuk khayalan atau imajinasi. Tokoh dan latar

diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dari dunia nyata. Cerita

fantasi akan membuat siswa memperoleh gagasan baru tentang hal yang belum pernah

dipikirkan sebelumnya. Menurut Harsiati, dkk (2016, hlm. 44) cerita fantasi merupakan

salah satu genre cerita yang sangat penting untuk melatih kreativitas. Cerita fantasi anak

biasanya menggunakan sudut pandang orang ketiga. Dengan menggunakan sudut

pandang orang ketiga (serba tahu), pengarang lebih bebas bercerita dari satu tokoh ke

tokoh yang lain. Dengan kata lain, pengarang lebih bebas mengembangkan ceritanya.

Harsiati, dkk (2016, hlm. 50—52) menjelaskan cerita fantasi sebagai salah satu

jenis teks narasi memiliki ciri-ciri khas, yaitu ada keajaiban, keanehan, kemisteriusan, ide

cerita yang tidak dibatasi realitas, menggunakan berbagai latar (lintas ruang dan waktu),

tokoh unik (memiliki kesaktian), bersifat fiksi, dan bahasa yang bervariasi.Unsur intrinsik

adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam. Pada bagian ini, dijelaskan

unsur intrinsik dalam cerita fantasi adalah plot (alur), tokoh, tema, latar, sudut pandang

(point of view), gaya bahasa, dan amanat.

Setiap teks memiliki struktur yang membangun teks tersebut. Begitu pula dengan

cerita fantasi. Cerita fantasi memiliki struktur yang membangunnya menjadi sebuah cerita

yang baik. Struktur cerita fantasi terdiri atas tiga bagian, yaitu orientasi, komplikasi, dan

resolusi. Di dalam pembelajaran cerita fantasi ada beberapa kaidah bahasa yang akan

dipelajari. Unsur kaidah kebahasaan cerita fantasi tersebut, yaitu menggunakan kata ganti,

menggunakan kata keterangan untuk menggambarkan waktu, tempat, atau suasana,

menggunakan pilihan kata dengan makna khusus, menggunakan kata sambung penanda

urutan waktu, menggunakan kata ungkapan terkejut, dan menggunakan dialog (Harsiati,

dkk., 2016, hlm. 68—69).

F. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Pendekatan ilmiah (saintifik)

2. Model pembelajaran : Treffinger berbasis media komik

G. Media dan Alat

1. Media : Film Maleficent, komik fantasi berjudul Putri Anggrek Bulan, lembar

“Ideku”, dan lembar “Cerita Fantasiku” (lembar Penulisan Cerita

Fantasi).

2. Alat : LCD, speaker

H. Sumber Pembelajaran

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

87

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Anderson, M. and Anderson, K. (2003). Text Types in English. Australia: Macmillan.

Cahyani, I. (2016). Pembelajaran menulis. Bandung: UPI Press.

Daryanto. (2016). Media pembelajaran: peranannya sangat penting dalam mencapai

tujuan pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Djokosujatno, A. (2001). Empat Cerita Fantastik Perancis. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

Harsiati, T., Trianto, A., dan Kosasih, E. (2016). Buku Siswa Bahasa Indonesia

Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMP/MTs Kelas VII (Edisi revisi 2016).

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Keraf, G. (2010). Argumentasi dan narasi. Jakarta: Gramedia.

Kosasih, E. (2014). Jenis-jenis teks: analisis, fungsi, struktur, dan kaidah serta

langkah penulisannya. Bandung: Yrama Widya.

Munandar, U. (2014). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: Rineka

Cipta.

Ranang, A.S, dkk. (2010). Animasi kartun: dari analogi sampai digital. Jakarta: PT

Indeks.

Thahar, H. E. (2008). Menulis kreatif: paduan bagi pemula. Padang: UNP Press.

Zainurrahman. (2013). Menulis: dari teori hingga praktik. Bandung: Alfabeta.

I. Langkah-langkah Pembelajaran

Tahapan Model

Pembelajaran

Treffinger berbasis

Media Komik

Langkah-langkah Pembelajaran

Guru

Siswa

Tingkat I: Basic

Tools

Mengidentifikasi

topik

a. Mendorong siswa

untuk mengenali topik

b. Menjelaskan materi

cerita fantasi

c. Membangun konteks

melalui film dan

komik fantasi berjudul

Putri Anggrek Bulan

d. Mengemukakan tujuan

pembelajaran dan

perhatian siswa agar

terciptanya

a. Mengenali dan

mengemukakan ide awal

terkait topik yang dibahas

b. Menyimak penjelasan

terkait materi cerita

fantasi

c. Mengamati penayangan

film fantasi dan

memahami komik

Putri Anggrek Bulan

d. Mendengarkan penjelasan

tentang tujuan

Page 21: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

88

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang

bermakna

pembelajaran

Tingkat II: Practice

with Process

Merancang konsep

cerita fantasi

a. Memandu siswa

mendalami struktur

cerita fantasi dengan

penyelesaian cerita

dalam komik

b. Mengarahkan siswa

untuk merancang ide

cerita fantasi

c. Membimbing siswa

dalam kegiatan saling

bertukar informasi

a. Mendalami struktur cerita

fantasi dengan

penyelesaian cerita dalam

komik

b. Merancang ide dan

memahami petunjuk yang

ada pada lembar kerja

c. Mengajukan pertanyaan

atau memberikan

tanggapan

Tingkat III:

Working with Real

Problem Menulis cerita

fantasi utuh

dan melakukan

evaluasi

a. Membagikan lembar

kerja untuk penulisan

cerita fantasi

b. Mengumpulkan karya

siswa dan

mengundinya untuk

dibacakan

c. Menilai kinerja siswa

dan memberikan

umpan balik

a. Menulis cerita fantasi

berdasarkan konsep

yang telah ditentukan

pada tahap sebelumnya

b. Mempresentasikan karya

berupa cerita fantasi

c. Melakukan koreksi atau

penilaian hasil belajar

yang berfokus kepada

pencapaian pemahaman

Tabel 3.6

Pedoman Penilaian

No.

Aspek

Bobot

Skor

4 3 2 1

1. Kelengkapan

aspek formal

cerita fantasi

yang memuat:

a. Judul

b. Nama

penulis

c. Narasi

d. Dialog

3 Apabila

cerita fantasi

memuat

keempat

indikator

(judul, nama

penulis,

narasi, dan

dialog)

Apabila

cerita

fantasi

memuat

tiga

indikator

(misalnya

ada judul,

nama

penulis,

dan narasi

tetapi tidak

ada dialog)

Apabila cerita

fantasi hanya

memuat dua

indikator

(misalnya ada

nama penulis

dan narasi

tetapi tidak

ada judul dan

dialog)

Apabila cerita

fantasi hanya

memuat satu

indikator

(misalnya narasi

tanpa ada judul,

nama penulis,

dan dialog)

2. Kelengkapan

dan kepaduan

unsur cerita

fantasi yang

memuat:

a. Fakta (plot,

tokoh,

8 Apabila

cerita fantasi

memuat

ketiga

indikator

dengan

lengkap

Apabila

cerita

fantasi

memuat

ketiga

indikator,

tetapi pada

1) Apabila

cerita fantasi

hanya

memuat dua

indikator

(misalnya

dimensi

Apabila cerita

fantasi hanya

memuat satu

indikator dan

tidak

digambarkan

dengan jelas

Page 22: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

89

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dan latar)

dan sarana

cerita (sudut

pandang dan

gaya

bahasa)

b. Pengemba-

ngan tema

yang

relevan

dengan

judul

c. Dimensi

tokoh

(fisiologis,

psikologis,

dan

sosiologis)

(fakta dan

sarana cerita,

pengemba-

ngan tema

yang relevan

dengan

judul, dan

dimensi

tokoh)

salah satu

bagian

indikator

tidak

lengkap

(misalnya

memuat

ketiga

indikator

tetapi tidak

mengan-

dung gaya

bahasa)

tokoh, fakta,

dan sarana

cerita tanpa

pengembanga

n tema yang

relevan

dengan judul)

atau

2) Cerita

fantasi

memuat

ketiga

indikator,

tetapi pada

setiap bagian

indikator

tidak lengkap

(misalnya

fakta cerita

tanpa latar,

judul tidak

relevan

dengan tema,

atau dimensi

tokoh yang

tidak

mengandung

sosiologis)

(misalnya hanya

memuat fakta

dan sarana cerita

tanpa

pengembangan

tema yang

relevan dengan

judul dan sama

sekali tidak

memuat dimensi

tokoh)

3. Kelengkapan

struktur cerita

fantasi yang

memuat:

a. Orientasi

b. Komp-

likasi

c. Resolusi

8

Apabila

cerita fantasi

memuat

ketiga

indikator

dengan

lengkap

(orientasi,

komplikasi,

dan resolusi)

Apabila

cerita

fantasi

memuat

ketiga

indikator

namun

tidak

terlalu

kompleks

(misalnya

memuat

ketiga

indikator

namun

bagian

komplikasi

belum

mencermin

kan

klimaks

cerita)

Apabila cerita

fantasi hanya

memuat dua

indikator

(misalnya,

hanya

terdapat

struktur

orientasi dan

komplikasi

saja)

Apabila cerita

fantasi hanya

memuat satu

indikator

(misalnya,

hanya terdapat

struktur

komplikasi saja)

4. Ketepatan 6 Apabila Apabila Apabila cerita Apabila cerita

Page 23: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

90

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kaidah

kebahasaan

cerita fantasi

yang memuat:

a. Ejaan

Bahasa

Indonesia

(EBI)

b. Meng-

gunakan

pilihan kata

dengan

makna

khusus

c. Meng-

gunakan kata

sambung

penanda

urutan waktu

cerita fantasi

memuat

ketiga

indikator

dengan

lengkap

(sudah

sesuai EBI,

terdapat

pilihan kata

bermakna

khusus, dan

mengguna-

kan pilihan

kata

sambung

penanda

urutan

waktu)

cerita

fantasi

memuat

tiga

indikator

namun

pada salah

satu

indikator

tidak

lengkap

(misalnya,

sudah

terdapat

cerita

sambung

dengan

makna

khusus,

kata

sambung

penanda

urutan

waktu, dan

lebih dari

setengah

tulisannya

sesuai EBI

fantasi hanya

memuat dua

indikator

(misalnya,

cerita hanya

sesuai EBI

dan pilihan

kata penanda

urutan waktu.

Namun, tidak

terdapat

pilihan kata

bermakna

khusus)

fantasi hanya

memuat satu

indikator

(misalnya,

hanya memiliki

kata sambung

penanda urutan

waktu namun

tidak memiliki

kata dengan

makna khusus

dan lebih dari

setengah tulisan

tidak sesuai EBI

.

I. Penilaian

Penilaian pada penelitian ini dapat dijabarkan melalui empat aspek berikut.

1. Jenis Penilaian : Tes tulis

2. Bentuk Penilaian : Uraian

3. Alat Penilaian : Soal menulis cerita fantasi berdasarkan pedoman

penilaian dan dihitung seperti berikut.

Nilai Akhir = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡

𝟏𝟎𝟎 x 100

4. Menentukan predikat siswa berdasarkan pedoman konfersi skala 10.

Tabel 3.7

Kategori Nilai Siswa

Interval Persentase

Tingkat Penguasan

Nilai Ubahan Skala Empat

Keterangan 1—4 D—A

86 –100 4 A Baik Sekali

Page 24: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

91

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

76 – 85 3 B Baik

56 –74 2 C Cukup

10 – 55 1 D Kurang

(Nurgiyantoro 2012, hlm. 253)

3. Kisi-kisi Pelaksanaan Pembelajaran

Peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran

terlangsung dengan kisi-kisi terhadap aktivitas guru dan siswa berikut.

Tabel 3.8

Kisi-kisi Pengamatan Aktivitas Guru

No.

Aspek

Aktivitas Guru

1. Kegiatan Pendahuluan 1. Guru melakukan apersepsi.

2. Guru memotivasi siswa sebelum memulai

pembelajaran

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti 1. Kegiatan pembelajaran mengikuti saintifik.

2. Kegiatan pembelajaran mengarah kepada

pencapaian semua indikator pencapaian

kompetensi.

3. Kegiatan pembelajaran dapat membantu siswa

untuk memperoheh pemahaman yang lebih

mendalam.

4. Kegiatan pembelajaran meningkatkan partisipasi

siswa.

5. Terdapat aktivitas kelompok dan diskusi.

6. Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang

berlaku dengan mengedepankan dimensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

7. Kegiatan pembelajaran disajikan secara

sistematis (mudah ke sulit, konkret ke abstrak).

8. Kegiatan pembelajaran bersifat kontekstual.

9. Sesuai dengan indikator dan tujuan pencapaian

kompetensi.

10. Sesuai dengan materi pelajaran.

11. Sesuai dengan pendekatan/metode yang

digunakan.

12. Menarik siswa untuk mengamati atau bertanya.

3. Kegiatan Penutup 1. Pembelajaran diakhiri dengan kegiatan

menyimpulkan atau refleksi.

Page 25: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

92

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Melakukan tindak lanjut berupa pengayaan atau

tugas kepada siswa.

3. Teknik penilaian yang dipilih sesuai dengan

indikator tes dan non tes.

4. Indikator dalam instrumen mengacu kepada

kompetensi/ sesuai dengan materi yang

diajarkan.

5. Mengacu kepada penilaian autentik.

6. Soal-soal dapat mengukur pencapaian tujuan

pembelajaran.

7. Tingkat kesulitan soal berjenjang dari yang

mudah kepada yang lebih sulit.

8. Kunci jawaban sesuai dengan aspek yang dinilai.

9. Kesesuaian teknik dan jenis penilaian.

10. Alat tes mencakup ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor.

Sehubungan dengan aktivitas guru tersebut, pada penelitian ini observer

(guru) saat peneliti melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran

Treffinger berbasis media komik juga mendapat lembar observasi. Lembar

observasi tersebut berfungsi untuk mengamati peneliti pada kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup penelitian. Dalam hal ini, yang bertindak

sebagai validator adalah guru senior mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP

Daarut Tauhiid Bandung, yaitu Vina Fatimah Agustina, S.Pd. lembar observasi

tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 3.9

Kisi-kisi Pengamatan Aktivitas Peneliti saat Mengajar

dengan Model Pembelajaran Treffinger Berbasis Media Komik

Tahap

Pembelajaran Tindakan Guru

Pelaksanaan

Ada Tidak Kegiatan Awal 1. Guru menyiapkan siswa untuk belajar.

2. Guru mengecek kehadiran siswa.

3. Guru menyampaikan tujuan/KD yang

akan dicapai.

4. Guru memberikan motivasi

Page 26: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

93

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kegiatan Inti 5. Guru menayangkan cuplikan film

Maleficient yang berkaitan dengan tema

tentang topik cerita fantasi.

6. Guru memberikan penjelasan tentang

materi cerita fantasi dalam bentuk

tampilan salindia.

7. Guru membagikan komik fantasi

berjudul Putri Anggrek Bulan kepada

siswa

8. Siswa didampingi guru bertanya jawab

dan mengidentifikasi struktur serta unsur

intrinsik pada bacaan komik fantasi

tersebut.

9. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya

untuk menulis konsep cerita fantasi

berdasarkan komik yang telah dibaca.

10. Masing-maing siswa menulis cerita

fantasi dengan imajinasi yang telah

dikembangkannya.

11. Siswa diundi secara acak untuk

mempresentasikan cerita yang telah

mereka tulis.

Kegiatan Penutup 12. Guru bersama siswa menyimpulkan

pelajaran.

13. Guru melakukan refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilakukan.

Sementara itu, pengamatan peneliti pada saat siswa mengikuti

pembelajaran terlangsung dilakukan melalui format berikut.

Tabel 3.10

Kisi-kisi Pengamatan Aktivitas Siswa

No. Aspek Aktivitas Siswa

1. Kegiatan

Pendahuluan

1. Siswa memberikan umpan balik yang baik

terhadap apersepsi yang telah diberikan guru.

2. Siswa termotivasi mengikuti pembelajaran.

3. Siswa memahami tujuan pembelajaran.

2 Kegiatan Inti 4. Siswa aktif mengikuti pembelajaran

5. Siswa mencapai semua indikator pencapaian kompetensi.

6. Siswa menjadi terbantu untuk memahami materi pembelajaran

lebih mendalam.

7. Siswa semakin berpartisipasi aktif.

8. Siswa berdiskusi secara berkelompok.

Page 27: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

94

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

9. Siswa memperoleh kesatuan wawasan dengan dimensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

10. Pengetahuan siswa menjadi runtut dan terarah karena guru

menguasai materi secara integral.

11. Siswa mampu berpikir kreatif dan berimajinasi yang unik

12. Siswa belajar sesuai dengan indikator dan tujuan

pencapaian kompetensi.

13. Siswa belajar dengan materi yang terintegrasi.

14. Siswa memahami materi dengan metode yang digunakan.

15. Siswa terlibat aktif untuk mengamati atau bertanya.

3 Kegiatan

Penutup

16. Siswa mengikuti evaluasi (tes atau non tes).

17. Siswa mampu menjawab soal-soal evaluasi sesuai indikator.

18. Tujuan pembelajaran berhasil dicapai siswa.

19. Kemampuan siswa menjawab soal terukur sesuai dengan

tingkat kesulitannya

20. Siswa menguasai semua ranah yang telah ditentukan guru

mulai dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Selain instrumen berupa lembar validasi silabus, validasi RPP, dan validasi

aktivitas pembelajaran (guru dan siswa), peneliti juga menggunakan instrumen

untuk para pakar model pembelajaran, pakar media komik, dan pakar menulis

untuk memvalidasi rancangan penelitian dan pengembangan ini. Sementara itu,

angket juga digunakan pada uji kelayakan oleh pihak penilai (judgement expert)

yang terdiri atas ahli model pembelajaran dan praktisi guru. Isi angket meliputi

pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan kesesuaian model yang

dikembangkan dengan pembelajaran. Untuk angket yang diisi siswa, isi angket

meliputi pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan tingkat keterbantuan

dan minat siswa dalam pembelajaran menulis cerita fantasi setelah penerapan

model pembelajaran Treffinger berbasis media komik yang dapat dilihat dari kisi-

kisi berikut.

Tabel 3.11

Kisi-kisi Instrumen Validasi

Model Pembelajaran Treffinger Berbasis Media Komik

No. Aspek Subaspek Indikator

1. Kelayakan

konsep model

Konsep dasar

model

a. Kejelasan landasan teori pengembangan model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik

b. Ketepatan dan kesesuaian model pembelajaran

Treffinger berbasis media komik dengan teori yang

melandasinya

Relevansi a. Kesesuaian model Treffinger pembelajaran berbasis

Page 28: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

95

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

model dengan

kurikulum

media komik dengan kompetensi inti

b. Kesesuaian model pembelajaran Treffinger berbasis

media komik dengan kompetensi dasar

c. Kesesuaian model pembelajaran Treffinger berbasis

media komik dengan indikator pembelajaran

Kesesuaian

model dengan

teori dan

prinsip menulis

a. Teori yang diuraikan pada model pembelajaran

Treffinger berbasis media komik sesuai dengan teori

menulis cerita fantasi

b. Langkah-langkah pada setiap tahapan model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik

dikembangkan sesuai prinsip menulis cerita fantasi

2. Kelayakan

langkah-

langkah model

pembelajaran

Treffinger

berbasis media

komik dalam

pembelajaran

menulis

Relevansi

model dengan

pelaksanaan

pembelajaran

menulis

a. Kelengkapan penyajian tahapan model pembelajaran

Treffinger berbasis media komik yang meliputi

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan lanjutan

b. Kesesuaian antara langkah-langkah model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik dan

materi menulis cerita fantasi

c. Kesesuaikan antara langkah-langkah model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik dan

tahapan menulis cerita fantasi

d. Kesesuaikan antara langkah-langakh model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik dan

evaluasi menulis cerita fantasi

Efektivitas dan

efisiensi model

dalam

pembelajaran

menulis

a. Kesistemastisan model pembelajaran Treffinger

berbasis media komik dan tahapan menulis teks cerita

fantasi dalam materi menulis cerita fantasi

b. Kesesuaian antartahap model pembelajaran Treffinger

berbasis media komik dalam pembelajaran menulis

cerita fantasi

b. Langkah-langkah kegiatan dalam model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik dapat

mendorong siswa berani bertanya

c. Langkah-langkah kegiatan dalam model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik dapat

mendorong siswa berani mengemukakan pendapat

kreatifnya

Penyajian

langkah-

langkah

kegiatan

dari model

a. Kesesuaian teori menulis cerita fantasi yang disajikan

dalam model pembelajaran Treffinger berbasis media

komik dengan tingkat pemahaman siswa.

b. Kesesuaian pemilihan media komik cerita fantasi

dengan tingkat pemahaman siswa

3 Kelayakan

model

Treffinger

berbasis komik

terhadap

tingkat

pemahaman

Kesesuaian

model/tahap

dengan tingkat

pemahaman

siswa

a. Latihan menulis teks cerita fantasi yang

dikembangkan dapat membimbing dan merangsang

siswa berpikir kreatif

b. Ketepatan perintah, petunjuk, dan penjelasan pada

setiap kegiatan dalam masing-masing tahapan model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik

c. Bahasa yang digunakan dalam model pembelajaran

Page 29: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

96

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dan kebutuhan

siswa

Treffinger berbasis media komik sesuai dengan tingkat

pemahaman siswa

d. Kesesuaian teori menulis cerita fantasi yang disajikan

dalam model pembelajaran Treffinger berbasis media

komik dengan tingkat pemahaman siswa.

e. Teori yang dipaparkan sudah jelas dan sesuai sehingga

siswa dapat memahami konsep dan materi menulis

f. Langkah-langkah kegiatan dalam model pembelajaran

Treffinger berbasis media komik sesuai dengan

kebutuhan siswa dalam menulis cerita fantasi

g. Latihan-latihan yang dikembangkan dapat

membimbing siswa untuk terampil menulis cerita

fantasi

Akurasi model a. Komik yang dipilih sesuai dengan tingkat

perkembangan koginitif dan psikologis siswa

b. Teori yang dipaparkan sudah jelas dan sesuai sehingga

siswa dapat memahami konsep dan materi menulis

c. Langkah-langkah pada model Treffinger berbasis

media komik dapat membantu siswa memiliki

pengetahuan awal tentang teks yang akan ditulis

d. Langkah-langkah pada model pembelajaran Treffinger

berbasis media komik dapat membimbing siswa

terampil menulis

e. Komik berjenis cerita fantasi yang dipilih memiliki

kemenarikan visual

Kesesuaian

media (komik)

sebagai

penunjang

model

pembelajaran

a. Komik disertai dengan kosakata dan percakapan yang

jelas

b. Teks yang dipilih adalah teks yang menggunakan

kosakata yang dipahami oleh siswa

c. Teks yang dipilih adalah cerita fantasi yang memiliki

struktur cerita fantasi secara lengkap (orientasi,

komplikasi, dan resolusi)

Setelah diberikan perkakuan dengan model pembelajaran Treffinger

berbasis media komik, siswa selaku praktisi diberikan angket. Angket ini berisi

sepuluh pertanyaan untuk mengukur pendapat mereka terkait model tersebut.

Siswa mengisi kolom bagian Sangat Setuju (skor 4), Setuju (skor 3), Tidak Setuju

(skor 2), dan Sangat Tidak Setuju (skor 1). Hasil angket kemudian dianalisis

sehingga peneliti mendapat gambaran kepuasan siswa. Agar lebih jelasnya, angket

secara lengkap dapat dilihat di lampiran. Namun, berikut dilampirkan kisi-kisinya.

Tabel 3.12

Kisi-kisi Uji Praktisi (Siswa)

Page 30: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

97

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Setelah Belajar dengan Model Pembelajaran Treffinger Berbasis Media Komik

No. Pernyataan

Penilaian

4 3 2 1

Sangat

Setuju Setuju

Tidak

Setuju

Sangat

Tidak

Setuju

1.

Saya merasa pembelajaran menulis cerita

fantasi dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia memberikan banyak manfaat.

2.

Saya merasa pembelajaran menulis cerita

fantasi berbasis media komik sangat

menarik karena saya dapat langsung

melihat ekspresi tokoh.

3.

Saya merasa media komik yang

dimanfaatkan dalam pembelajaran

menulis cerita fantasi memudahkan saya

untuk menemukan

ide/gagasan yang akan ditulis.

4.

Saya merasa lembar “Ideku” yang

digunakan memudahkan saya menggali

ide cerita fantasi menjadi pokok-pokok

pikiran.

5.

Saya merasa lembar “Ideku” yang

digunakan memudahkan saya saat

mengembangkan alur cerita fantasi yang

akan ditulis.

6.

Setelah memahami dan menerapkan

model pembelajaran Treffinger berbasis

media komik saya menjadi tahu tahapan

yang dilakukan sebelum menulis.

7.

Model pembelajaran Treffinger berbasis

media komik membuat saya lebih mudah

menulis cerita fantasi.

8.

Model pembelajaran Treffinger berbasis

media komik membuat pembelajaran

menulis cerita fantasi menjadi lebih

menyenangkan.

9.

Model pembelajaran Treffinger berbasis

media komik membuat saya mudah

menulis kembali informasi yang diperoleh

dari hasil bacaan komik.

10.

Saya merasa termotivasi menulis cerita

fantasi karena langkah-langkah dalam

model pembelajaran Treffinger dapat

melatih saya untuk berpikir kreatif.

Selain beberapa instrumen tersebut, dalam penelitian ini juga digunakan

instrumen-instrumen yang berkaitan dengan pembelajaran menulis cerita fantasi

dengan model pembelajaran Treffinger berbasis media komik. Instrumen tersebut

Page 31: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

98

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berupa lembar “Koran” (pokok pikiran) yang hanya digunakan pada uji coba

terbatas, lembar “Ideku”, dan lembar “Cerita Fantasiku”. Lembar “Koran” atau

pokok pikiran berisi pertanyaan umum tentang komik yang mencakup 5W+1H

yaitu who (siapa) what (apa), when (kapan), where (di mana), why (mengapa),

danhow (bagaimana). Lembar “Ideku” berisi kotak-kotak terkait unsur intrinsik

cerita fantasi (tokoh, latar, tema, sudut pandang, dan amanat) serta struktur cerita

fantasi (orientasi, komplikasi, dan resolusi). Sementara itu, lembar “Cerita

Fantasiku” digunakan siswa untuk menulis cerita fantasi secara utuh. Semua

lembar instrumen ini dapat dilihat pada bagian lampiran.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui

wawancara, pedoman observasi, dan observasi. Berikut penjelasannya.

1. Wawancara

Wawancara dilakukan pada studi pendahuluan dan uji kelayakan. Kegiatan

wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran awal tentang kondisi saat ini.

Pada studi pendahuluan, peneliti melakukan wawancara dengan guru melalui

pertanyaan berdasarkan pedoman wawancara. Rancangan pertanyaan yang

disusun mengarah pada kondisi pembelajaran menulis di sekolah. Wawancara

juga diberikan kepada uji kelayakan oleh ahli dan praktisi. Dalam tahap uji

kelayakan, pertanyaan dalam pedoman wawancara mengarah pada data yang ingin

diperolehyaitu komentar, kritik, dan saran untuk perbaikan produk berupa model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik dalam pembelajaran menulis cerita

fantasi.

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan pada tahap uji lapangan saat model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik yang diterapkan oleh guru.

Pedoman observasi ini bertujuan untuk mendeskripsikan informasi mengenai

respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Treffinger berbasis media

komik dalam pembelajaran menulis cerita fantasi.

3. Tes

Page 32: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

99

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes berupa uraian. Tes tersebut

berupa prates yang dilakukanagar dapat diketahui kemampuan awal siswa dalam

menulis cerita fantasi. Selain itu, dalam penelitian ini dilakukan pascates untuk

menilai keterampilan menulis cerita fantasi siswa dengan model pembelajaran

Treffingerberbasis media komik.

4. Angket

Angket merupakan pengumpul data penellitian berupa sejumlah

pertanyaan yang diberikan secara tertulis kepada subjek penelitian. Di dalam

penelitian ini, penyebaran angket berupa daftar pertanyaan yang dilakukan pada

tahap pendahuluan untuk mendapatkan data berupa informasi pembelajaran

menulis yang selama ini dilakukan. Adapun bentuk angket yang digunakan pada

studi pendahuluan adalah angket berstruktur yang dilengkapi beberapa pertanyaan

terbuka. Siswa pada tahap ini memilih salah satu jawaban yang tersedia dan untuk

beberapa soal tertentu siswa juga memberikan pendapatnya.

I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, dihasilkan dua jenis data yaitu kualitatif dan

kuantitatif. Teknik analisis data secara kualitatif dilakukan untuk menganalisis

data verbal yang diperoleh dari wawancara informal, catatan tertulis berupa

komentar, kritik, dan saran tertulis pada angket dan pedoman observasi. Teknik

kuantitatif dilakukan untuk menganalisis data numerik berupa skor yang diperoleh

dari angket dan uji keefektifan produk. Analisis data dilakukan setelah semua data

terkumpul, berikut penjelasannya.

Berdasarkan tujuan untuk menjawab rumusan masalah profil pembelajaran

menulis cerita fantasi siswa kelas VII SMP Daarut Tauhiid Bandung, peneliti

melakukan pengamatan terhadap silabus dan RPP yang digunakan guru.

Pengamatan terhadap pembelajaran terlangsung ini diberikan skor 4 apabila 86—

100% sesuai kondisi ideal. Skor 3 diberikan apabila 76—85% sesuai kondisi

ideal. Skor 2 diberikan apabila 56—74% sesuai kondisi ideal. Sementara itu, skor

1 diberikan apabila < 50% yang sesuai kondisi ideal. Peneliti menemukan bahwa

Page 33: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

100

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

hanya rata-rata skor yang diperoleh adalah 3 dan 4 karena guru dalam pelaksanaan

berpedoman kepada konsep pemerintah.

Selanjutnya, peneliti menganalisis pelaksanaan pembelajaran dan

membagikan angket yang ditujukan untuk guru dan siswa. Angket tersebut

dianalisis secara kuantitatif melalui perhitungan persentase. Perhitungan

persentase tersebut dilakukan terhadap data berupa (1) ketertarikan guru mengenai

pengembangan model pembelajaran Treffinger berbasis media komik pada

keterampilan menulis cerita fantasi dan (2) hasil angket tanggapan siswa

mengenai kendala yang dihadapi siswa selama ini dan tanggapan mereka atas

pengintegrasian media komik dalam pembelajaran menulis cerita fantasi. Angket

ini secara jelas dapat dilihat pada bagian lampiran.

Sementara itu, untuk menjawab rumusan masalah perencanaan dalam

pengembangan model pembelajaran Treffinger berbasis media komik pada

keterampilan menulis cerita fantasi siswa kelas VII SMP Daarut Tauhiid

Bandung, data diolah melalui teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik tersebut

digunakan untuk mendeskripsikan (1) konsep pengembangan model pembelajaran

Treffinger berbasis media komik, (2) rasionalisasi pengembangan model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik, dan (3) desain awal model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik. Deskripsi mengenai perencanaan

dalam penelitian ini dipaparkan secara naratif dan dilengkapi beberapa bagan

untuk memperjelas uraian analisis.

Rumusan masalah terkait pelaksanaan dalam pengembangan model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik pada keterampilan menulis cerita

fantasi siswa kelas VII SMP Daarut Tauhiid Bandung juga diolah melalui teknik

analisis deskriptif kualitatif. Peneliti mendeskripsikan pelaksanaan pengembangan

model pembelajaran Treffinger berbasis media komik yang mencakup beberapa

data kualitatif seperti (1) draf awal, (2) pelaksanaan uji coba terbatas, (3) revisi

hasil uji coba terbatas, (4) pelaksanaan uji coba luas, (5) revisi hasil uji coba luas,

dan (6) draf final pengembangan model pembelajaran Treffinger berbasis media

komik pada keterampilan menulis cerita fantasi.

Page 34: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

101

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya, untuk menjawab rumusan masalah terkait keefektivitasan

dalam pengembangan model pembelajaran Treffinger berbasis media komik, pada

penelitian ini dilakukan perhitungan terhadap hasil validasi ahli (expert judgment)

yang dianalisis dengan rumus dan konvensi tingkat skala 4 sebagai berikut.

P= ∑ 𝑋

∑𝑋𝑖 𝑥 100%

Keterangan:

P = persentase kelayakan produk

∑ = jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item

∑Xi = jumlah keseluruhan skor maksimum dalam satu item

Hasil validasi dari ahli model pembelajaran, ahli menulis, ahli media

komik, dan guru menunjukkan bahwa model pembelajaran Treffinger berbasis

media komik yang peneliti kembangkan berkualifikasi Sangat Layak sehingga

dapat diimplementasikan. Hal ini diketahui berdasarkan nilai persentase (P) yang

secara keseluruhan sudah diinterpretasikan. Interpretasi tersebut berpedoman

kepada kriteria menurut Sugiyono (2010, hlm. 208) sebagai berikut.

Tabel 3.13

Analisis dan Kualifikasi Produk

Persentase Kualifikasi Tindak Lanjut

85%-100% Sangat layak Implementasi

75%-84% Layak Implementasi

55%-74% Cukup layak Revisi

<55% Kurang layak Diganti

Keefektivan model pembelajaran Treffinger bernasis media komik juga

dilihat dari hasil keterampilan menulis cerita fantasi siswa kelas VII SMP Daarut

Tauhiid Bandung. Hasil tersebut dihasilkan berupa data kuantitatif, yaitu nilai tes

cerita fantasi yang diolah menggunakan teknik analisis kuantitatif dengan

prosedur statistik. Pengolahan data statistik dalam penelitian ini dianalisis melalui

aplikasi atau software statistik, yaitu program SPSS (Statistical Package for

Social Sciences) for windows versi 20. Berkaitan dengan pengolahan data statistik

Page 35: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

102

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tersebut, untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan menulis cerita

fantasi setelah diterapkan model pembelajaran Treffinger berbasis media komik

dianalisis melalui uji t. Namun, sebagai syarat bahwa data telah memenuhi kriteria

untuk dianalisis uji t, data kuantitatif dalam penelitian ini pun dianalisis terlebih

dahulu melalui uji normalitas dan homogenitas yang dijabarkan sebagai berikut.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sifat data dilihat dari

penyebaran datanya, yakni data berdistribusi normal atau tidak normal. Dalam

penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk. Data dari kegiatan uji efektifitas produk

dianalisis secara statistik menggunakan uji t paired sample t-test karena pada

tahap uji coba terbatas di kelas VII B diketahui bahwa sebaran data normal. Nilai

signifikansi prates adalah 0,265 dan pascates adalah 0,115 yang artinya H0

diterima karena lebih besar dari 0,05.

Sementara itu, uji normalitas pada tahap uji coba luas menunjukkan hasil

berikut. Pertama, di kelas VII A nilai signifikansi yang didapat adalah 0,018 yang

lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, data tidak berdistribusi normal

sehingga digunakan uji statistik nonparametrik dengan uji Mann Whitney. Kedua

di kelas VII C data berdistribusi normal dengan nilai 0,69 yang lebih besar dari

0,05. Sehubungan dengan hal tersebut, pedoman pengambilan keputusan uji

normalitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis Statistik dalam Pengambilan Keputusan Uji Normalitas

H0 : Data berasal dari distribusi normal

H1 : Data berasal distribusi tidak normal

b. Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Normalitas

nilai Sig. Atau signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak

nilai Sig. Atau signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

2. Uji Homogenitas

Page 36: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

103

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Apabila data yang didapatkan berdistribusi normal pada uji normalitas,

langkah selanjutnya adalah melakukan uji parametrik dengan melakukan uji

homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah beberapa

varian populasi data adakah sama atau tidak. Hasil analisis menunjukkan pada

tahap uji coba terbatas nilai probabilitas mean adalah 0,998 yang lebih besar dari

0,05 sehingga nilai signifikansi yang didapat adalah 0,018 yang lebih kecil dari

0,05 sehingga H0 diterima. Jadi, dapat diinterpretasikan data uji homogenitas

memiliki varians yang sama. Sementara itu, pada tahap uji coba luas tidak

dilakukan uji homogenitas karena sudah mengunakan uji nonparametrik pada

tahap uji normalitas. Sehubungan dengan hal tersebut, pedoman pengambilan

keputusan uji homogenitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis Statistik dalam Pengambilan Keputusan untuk Uji Homogenitas

H0 : Data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varian sama

(homogen)

H1 : Data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varian tidak sama

(tidak homogen)

b. Kriteria Pengambilan Keputusan untuk Uji Homogenitas

Nilai Sig. atau signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak

Nilai Sig. atau signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

3. Uji t

Setelah dilakukan uji prasyarat yang terdiri atas uji normalitas (data

berdistribusi normal) dan uji homogenitas (data memiliki varian yang sama atau

homogen), data kuantitatif baru dapat dianalisis dengan teknik uji t . Uji t yang

peneliti gunakan menggunakan uji t dua sampel independen. Uji t dalam

penelitian ini diharapkan memperoleh bukti statistik yang dapat menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan dari perbandingan hasil tes belajar pada setiap

tahapan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini hasil menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil prates dengan hasil pascates pada uji

coba terbatas dan uji coba luas. Perbedaan ini diketahui setelah siswa mengikuti

pembelajaran dengan model pembelajaran Treffinger berbasis media komik.

Page 37: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

104

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sehubungan dengan teknik analisis data melalui uji t, data prates (kelas

VII B) dari tahap uji coba terbatas dibandingkan dengan data nilai pascates untuk

mengetahui keefektifan model pembelajaran yang diterapkan pada tahap uji coba

terbatas itu. Data menunjukkan nilai Sig. (2 tailed) = 0,000 lebih kecil dari taraf

signifikansi sehingga H0 ditolak karena lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu,

dapat disimpulkan model pembelajaran yang dikembangkan penelitian ini efektif

untuk meningkatkan keterampilan menulis cerita fantasi. Sehubungan dengan hal

itu, pedoman pengambilan keputusan uji t (Levene’s Test) di dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis Statistik dalam Pengambilan Keputusan untuk Uji t

H0 : Kedua populasi identik atau tidak berbeda secara signifikan

H1 : Kedua populasi tidak identik atau tidak berbeda secara signifikan

b. Kriteria Pengambilan Keputusan untuk Uji t

Statistik Uji : Uji t untuk dua sampel independen (two independent sample t-

test)

Kriteria Uji : tolak H0 jika Sig. < α = 0,05 dan terima H1 jika Sig. > α = 0,05.

Pada bagian ini juga dijelaskan apabila sampel tidak berasal dari populasi

yang normal dan homogen, maka analisis yang digunakan adalah analisis statistik

non parametrik, yaitu Uji Mann Whitney U. Analisis dengan cara ini ekuivalen

dengan Uji Jumlah Peringkat Wilcoxon yang merupakan alternatif dari uji t dua

sampel independen. Tujuannya adalah untuk membandingkan dua sampel

independen dengan skala ordinal atau skala interval tetapi tidak berdistribusi

normal. Berkaitan dengan pengujian ini, pengembangan model pembelajaran

Treffinger berbasis media komik dengan uji Mann Whitney U terjadi pada tahap

uji coba luas.

Pengolahan data dengan menggunakan uji Mann Whitney ini

menggunakan uji hipotesis satu sisi (one-tailed test) untuk sisi atas dengan

hipotesis sama dengan uji t parametrik. Uji ini bertujuan untuk melihat hasil

Page 38: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/30326/6/T_B.IND_1503002_Chapter3.pdf · berlandaskan konsep Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata,

105

Putri Oviolanda Irianto, 2017 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS MEDIA KOMIK PADA KETERAMPILAN MENULIS CERITA FANTASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

analisis dengan cara mendapatkan nilai p-value, tampilan p-value pada SPSS

adalah untuk uji dua sisi (two-tailed), sehingga untuk uji satu sisi membagi dua

menjadi p-value/2. Kemudian, hasilnya dibandungkan dengan nilai kepercayaan α

= 0,05, Jika p-value/2 < 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima, begitu juga

sebaliknya.

Berdasarkan tujuan untuk menjawab rumusan masalah terakhir, yaitu

produk akhir model pembelajaran Treffinger berbasis media komik, peneliti

membaginya menjadi tujuh konsep. Tujuh konsep tersebut berupa (1) rasional, (2)

tujuan, (3) prinsip dasar, (4) dampak instruksional dan dampak penyerta, (5)

sintaks, (6) evaluasi, dan (7) RPP yang telah disenyawai dengan model

pembelajaran Treffinger berbasis media komik. RPP yang dihadirkan merupakan

bentuk draf final dan sudah melalui proses validasi ahli dan guru yang menjadi

observer dalam penelitian ini.