bab iii metodologi penelitian a. desain...
TRANSCRIPT
24 Eka Anistya Rohayati, 2015 PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dirancang oleh peneliti adalah dengan menggunakan
metode eksperimen. Metode Eksperimen adalah kegiatan penelitian yang
bertujuan untuk mencari pengaruh perlakuan atau tindakan terhadap tingkah
laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan
tersebut bila dibandingkan dengan yang tidak diberikan perlakuan.
Menurut Riduwan (2013, hlm. 50) “penelitian dengan pendekatan
eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara
ketat”. Pada penelitian eksperimen terdapat perlakuan (treatment) sehingga
dalam penelitian ini diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendali.(Sugiyono, 2013, hlm. 72).
Perlakuan (treatment) yang diberikan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Somatic
Auditory Visual Intelectual (SAVI) sebagai variabel bebas. Sedangkan
motivasi dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat atau variabel yang
diamati peneliti. Pengamatan yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada saat
sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan setelah diberikan perlakuan
(posttest).
Lebih spesifik lagi dalam metode eksperimen terdapat desain penelitian.
Desain penelitian yang digunakan peneliti yaitu Quasi Eksperimen
(eksperimen semu) dengan bentuk Nonequivalent Kontrol Group Design.
Pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih
secara random. Alasan peneliti tidak memilih secara acak kelas eksperimen
dan kelas kontrol adalah karena kelas yang akan dijadikan objek penelitian
hanya ada dua kelas sehingga peneliti hanya mempertimbangkan dari segi
masalah yang terjadi di kedua kelas tersebut dari hasil observasi peneliti
25
Eka Anistya Rohayati, 2015
PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebelum treatment tersebut dilakukan. Setelah peneliti menentukan kelas
kontrol dan kelas eksperimen barulah diberikan pretest dan posttest yang sama
tapi perbedaannya adalah perlakuan (treatment) yang hanya diberikan pada
kelompok eksperimen saja. Berikut adalah gambaran desain penelitian :
Tabel 3.1
Desain Quasi Eksperimen
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen Q1 X Q2
Kontrol Q3 - Q4
(Sugiyono, 2012, hlm. 116)
Keterangan : Q1 , Q3 = tes awal (Pretest)
Q2 ,Q4 = tes akhir (Posttest)
X = diberikan perlakuan model pembelajaran
Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI)
Penelitian ini dilaksanakan di dua kelas yaitu kelas VA dijadikan sebagai kelas
kontrol dan kelas VB dijadikan sebagia kelas eksperimen. Pada kelas kontrol
dilaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan
konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran IPA
dengan model pembelajaran Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh model atau
metode ajar yang diterapkan guru dalam pembelajaran IPA terhadap motivasi
dan hasil belajar siswa.
B. Lokasi dan Subjek
Dalam penelitian ini peneliti tertuju pada salah satu sekolah yang berada di
daerah Panimbang yaitu SD Negeri Panimbangjaya 6 yang berlokasi di
Kampung Soge Desa Panimbang Kecamatan Panimbang Kabupaten
Pandeglang Provinsi Banten. Peneliti mengambil lokasi ini karena belum
penah ada penelitian sebelumnya di sekolah tersebut dan permasalahan yang
peneliti temukan sangat cocok untuk diterapkan model Somatic Auditory
Visual Intellectual (SAVI) pada pembelajaran IPA di kelas V (lima).
26
Eka Anistya Rohayati, 2015
PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VA dan VB SD Negeri
Panimbangjaya 6.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2013, hlm. 80).
Menurut Riduwan (2013, hlm.54), populasi merupakan objek atau subjek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian. Populasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu
siswa-siswi kelas VA dan VB SD Negeri Panimbangjaya 6 yang berjumlah 72
siswa .
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013, hlm. 81). Pengambilan sampel ini
menggunakan teknik Probability Sampling. Probability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan (peluang) yang
sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Salah satu
caranya dengan menggunakan Random Sampling. Random Sampling ialah
cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan cara
acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut
(Riduwan, 2013, hlm. 58). Pada penelitian ini, sampel yang diambil oleh
peneliti adalah siswa kelas VA dengan jumlah 30 siswa dan VB dengan
jumlah 30 orang.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan
diteliti. Instrumen dalam penelitian ini berupa instumen tes dan instrument non
tes.
1. Tes Pengetahuan
27
Eka Anistya Rohayati, 2015
PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Test ini digunakan untuk mengukur pemahaman dan hasil belajar siswa
tentang materi yang diajarkan sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan
setelah diberikan perlakuan (posttest) dengan menggunakan model
pembelajaran Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI). Tes pengetahuan
ini terdiri dari 10 soal berupa tes uraian singkat untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa dalam belajar. Penyusunan tes pengetahuan ini, diawali
dengan penyusunan kisi-kisi soal yang mencakup subpokok bahasan,
kompetensi dasar, indikator, tingkat kesukaran soal, serta jumlah butir soal.
Setelah membuat kisi-kisi, dilanjutkan dengan menyusun soal disertai kunci
jawaban dan pedoman penskoran untuk setiap butir soal.
2. Kuisioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk menjawabnya (Sugiyono, 2013, hlm. 142).
Kuisioner ini diberikan untuk mengetahui perbandingan motivasi belajar
pada kelas kontrol dan motivasi belajar pada kelas eksperimen.
Instrumen skala sikap ini digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran IPA dengan
menggunakan Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI). Kuisioner
tersebut meliputi beberapa indikator yaitu mempunyai tujuan yang ingin
dicapai dalam belajar (Goals), menunjukan minat siswa terhadap
pembelajaran (Value), tidak mudah menyerah dan ulet dalam menghadapi
kesulitan (Self-efficacy), Tidak mudah melepas hal yang diyakini (Kontrol
Beliefs). Kuisioner ini diberikan kepada siswa kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
berakhir, yakni pada saat pretest dan posttest dilakukan.
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala sikap
Model Likert yang terdiri dari empat pilihan, yaitu: Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (ST), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Jumlah
pernyataan yang diberikan sebanyak 20 nomor. Pernyataan tersebut terdiri
dari: 11 pernyataan positif dan 9 pernyataan negatif. Pernyataan positif
28
Eka Anistya Rohayati, 2015
PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yaitu pada nomor 1,2,3,6,8,9,11,13,15,16, dan 19. Sedangkan pernyataan
negatif yaitu pada nomor 4,5,7,10,12,14,17,18, dan 20.
Menurut Riduwan (2006, hlm. 39) teknik penentuan skor dalam
penelitian ini secara apriori yaitu pernyataan atau pertanyaan yang berarah
positif akan mempunyai skor 4 bagi pilihan Sangat Setuju (SS), 3 bagi
Setuju (S), 2 bagi Tidak Setuju (TS), 1 bagi Sangat Tidak Setuju (STS).
Sedangkan bagi pernyataan atau pertanyaan yang berarah negatif
mempunyai skor 1 bagi pilihan Sangat Setuju (SS), 2 bagi Setuju (S), 3
bagi Tidak Setuju (TS), 4 bagi Sangat Tidak Setuju (STS).
3. Wawancara
“Wawancara atau interview merupakan suatu metode yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab
sepihak. Karena responden tidak diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan” (Arikunto, 2012, hlm.44). Wawancara ini dilakukan kepada
tiga responden yaitu siswa dengan nilai tinggi, sedang dan rendah yang
bertujuan untuk memperkuat data dalam mengetahui respon terhadap
pelaksanaan pembelajaran serta mencari data yang sulit diamati pada saat
pembelajaran berlangsung, yaitu data tentang sikap siswa dalam
pembelajaran model SAVI. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
deskriptif sebagai salah satu pertimbangan pengambilan kesimpulan.
Wawancara siswa dilakukan terhadap beberapa perwakilan siswa dari kelas
eksperimen masing-masing satu dari kelompok tinggi, sedang dan rendah.
4. Lembar Isian Guru
Daftar isian untuk guru adalah instrumen non-tes yang digunakan untuk
mengungkapkan respon guru terhadap pembelajaran IPA menggunakan
model Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI).
E. Uji Instrumen Penelitian
Sebelum angket dan soal yang dibuat untuk mengukur motivasi dan hasil
belajar siswa yang digunakan dalam penelitian, soal dan angket tersebut harus
diujicobakan terlebih dahulu. Angket dan soal dapat dikatakan valid jika telah
memenuhi syarat validitas dan reliabilitas yaitu data yang diperoleh relevan
29
Eka Anistya Rohayati, 2015
PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan tujuan yang dibuat serta sejauh mana suatu tes mampu menghasilkan
skor-skor secara konsisten.
Angket motivasi ini terdapat empat kategori yaitu SS = Sangat Setuju, S =
Setuju, TS = Tidak Setuju, dan STS = Sangat Tidak Setuju. Bobot yang dinilai
pada setiap item angket ini yaitu SS = 4, S = 3, TS = 2, dan STS = 1 untuk
pernyataan positif dan SS = 1, S = 2, TS = 3, dan STS = 4 untuk pernyataan
negatif .
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi, sedangkan instrumen yang kurang valid
mempunyai validitas rendah. (Arikunto, 2010, hlm. 221).
Validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu tes mengukur
sampel materi pelajaran dan atau perubahan prilaku hasil belajar secara
tepat.
a. Validitas tes
Kriteria yang mendasar dari suatu tes yang tangguh adalah tes tersebut
dapat mengukur hasil-hasil yang konsisten dengan tujuannya. Untuk
mengetahui validitas isi, dilakukan dengan berdasarkan atas
pertimbangan (judgement) dari para ahli, atau orang yang dianggap ahli
dalam hal ini, salah satunya adalah dosen pembimbing. Pada penelitian
ini validitas soal dinilai oleh validator yang merupakan dosen
pembimbing yaitu Dra.Sri Wuryastuti, M.Pd sebagai dosen pembimbing
I.
1) Validitas Muka
Untuk setiap butir soal, jika validator mengangga soal tersebut valid
maka validator membubuhkan angka 1 pada tabel. Jika validator
menganggap soal tersebut tidak valid maka validator membubuhkan
angka 0 pada tabel. Kemudian, validator memberikan komentar
mengenai ketidakvalidan soal tersebut, serta memberikan
saran/perbaikan pada kolom dalam lembaran format yang telah
disediakan. Soal dikatakan valid (dari segi validitas muka) jika telah
30
Eka Anistya Rohayati, 2015
PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memenuhi kriteria validitas muka, yakni apabila butir soal tersebut
memiliki kejelasan dari segi bahasa atau redaksional.
Tabel 3.2
Validitas Muka
No.
Soal
Valid (1) atau
Tidak Valid (0) Komentar dan Saran Perbaikan.
1 1 Sudah cukup jelas dan sesuai dengan
ketentuan kisi-kisi soal.
2 1 Sudah cukup jelas dan sesuai dengan
ketentuan kisi-kisi soal.
3 1 Sudah cukup jelas dan sesuai dengan
ketentuan kisi-kisi soal.
4 1 Sudah cukup jelas dan sesuai dengan
ketentuan kisi-kisi soal.
5 1 Sudah cukup jelas dan sesuai dengan
ketentuan kisi-kisi soal.
6 1 Sudah cukup jelas dan sesuai dengan
ketentuan kisi-kisi soal.
7 1 Sudah cukup baik, bahasa sudah
diperbaiki.
8 1 Sudah cukup jelas dan sesuai dengan
ketentuan kisi-kisi soal.
9 1 Sudah cukup jelas dan sesuai dengan
ketentuan kisi-kisi soal.
10 1 Sudah cukup jelas dan sesuai dengan
ketentuan kisi-kisi soal.
Serang, Maret 2015
Validator,
Dra Sri Wuryastuti, M.Pd
NIP. 19580614 198603 2 002
2) Validitas Isi
Sebagaimana validitas muka, validitas isi pun berlaku untuk setiap
butir soal, jika validator mengangga soal tersebut valid maka validator
membubuhkan angka 1 pada tabel. Jika validator menganggap soal
tersebut tidak valid maka validator membubuhkan angka 0 pada tabel.
Kemudian, validator memberikan komentar mengenai ketidakvalidan
31
Eka Anistya Rohayati, 2015
PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
soal tersebut, serta memberikan saran/perbaikan pada kolom dalam
lembaran format yang telah disediakan. Akan tetapi soal tersebut
dikatakan valid secara isi jika butir soal tersebut telah sesuai dengan:
a) Materi pokok yang diberikan
b) Indikator pencapaian hasil belajar
c) Aspek kemampuan pemahaman IPA
d) Tingkat kesukaran untuk siswa kelas V SD
Tabel 3.3
Validitas Isi
No.
Soal
Valid (1) atau
Tidak Valid (0) Komentar dan Saran Perbaikan.
1 1 Sudah sesuai dengan sifat-sifat
cahaya
2 1 Sudah sesuai dengan materi
3 1 Sudah sesuai dengan materi, jawaban
yang disediankan hanya satu
4 1 Sudah sesuai dengan materi, jawaban
yang disediankan hanya satu
5 1 Sudah sesuai dengan kisi-kisi soal
6 1 Sudah sesuai dengan isi materi
7 1 Sudah cukup baik
8 1 Sudah sesuai dengan indikatornya
9 1 Sudah sesuai dan cukup baik
10 1 Sudah sesuai dengan materi
Serang, Maret 2015
Validator,
Dra Sri Wuryastuti, M.Pd
NIP. 19580614 198603 2 002
Berdasarkan tabel pertimbangan di atas dapat dilihat bahwa validitas muka
sudah sesuai ketentuan dan bahasanya sudah diperbaiki untuk validitas isi soal
hanya terdapat kesalahan pada soal no.3 saja karena terdapat tiga jawaban
32
Eka Anistya Rohayati, 2015
PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam satu soal. Maka, atas hasil pertimbangan tersebut untuk soal-soal yang
masih salah dilakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan oleh
validator, sehingga soal menjadi valid.
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti dalam penelitian
ini dideskripsikan sebagai berikut sebagai berikut :
1. Tahap Awal
Pada tahap awal, tanggal 21 Februari 2015 peneliti melakukan proses
perizinan ke pihak sekolah melalui kepala sekolah untuk meminta izin
mengadakan penelitian di SD Negeri Panimbangjaya 6 dengan dilengkapi
surat observasi atau surat izin mengadakan penelitian di SD tersebut. Setelah
mendapatkan izin dari pihak sekolah, peneliti bertemu dengan guru kelas V
(lima) dan melakukan diskusi mengenai kegiatan peneliti dalam melaksanakan
penelitiannya, selanjutnya peneliti meminta data siswa kelas VA dan VB serta
meminta saran untuk memilih kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
Pada tanggal 23 Februari 2015 peneliti melakukan observasi awal untuk
melihat proses kegiatan belajar mengajar guru di kelas VA pada jam pelajaran
pertama dan VB pada jam pelajaran selanjutnya setelah istirahat. Dari hasil
pengamatan di kelas tersebut, ditemukan beberapa masalah yang akan peneliti
ambil untuk bahan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, sebelum melaksanakan pembelajaran peneliti
menyusun rencana pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), dan instrumen penelitian yang dikonsultasikan terlebih
dahulu kepada dosen pembimbing. Setelah mendapatkan perbaikan dari dosen
pembimbing barulah peneliti melaksanakan penelitian sesuai jadwal yang
telah disepakati dengan guru kelas V.
Tanggal 09 Maret 2015, peneliti mengadakan tes awal (pretest) berupa
soal dan angket yang disebar di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada
tanggal 10 dan 24 Maret 2015, peneliti melakukan simulasi mengajar di kelas
33
Eka Anistya Rohayati, 2015
PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Kemudian
pada tanggal 12 dan 26 Maret 2015, peneliti melakukan simulasi mengajar
kedua di kelas eksperimen dengan melakukan treatment menggunakan model
pembelajaran Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI). Pada saat peneliti
melakukan simulasi mengajar, guru sebagai pengamat mengisi lembar isian
guru untuk mengetahui respon terhadap model pembelajaran yang peneliti
gunakan yaitu Somatic Auditory Visual Intellectual (SAVI). Pada tanggal 28
Maret 2015, peneliti mengadakan tes akhir (posttest) berupa soal tes dan
angket yang sama pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah
pelaksanaan posttest selesai, kemudian dilanjutkan dengan melakukan
wawancara kepada siswa. Setelah mendapatkan data yang diinginkan, peneliti
mengolah data, menganalisis dan menguji hipotesis penelitian.
3. Tahap Akhir
Pada tahap akhir, peneliti dapat menjawab rumusan masalah dan menarik
kesimpulan dari hasil penelitian serta membuat laporan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Tes, dilakukan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) proses
pembelajaran terhadap kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol.
Namun waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal pada masing-
masing kelas.
2. Kuisioner (angket) diisi oleh siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Angket ini diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran selesai
dilaksanakan.
3. Wawancara dilakukan terhadap tiga siswa pada kelas eksperimen yang
merupakan perwakilan dari masing-masing kelompok rendah, sedang dan
tinggi.
4. Lembar isian guru diisi oleh guru kelas untuk mengungkapkan respon
guru terhadap pembelajaran IPA menggunakan model Somatic Auditory
Visual Intelectual (SAVI).
34
Eka Anistya Rohayati, 2015
PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Tes
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah
uji kecocokan χ² (Chi-kuadrat) sebagai berikut (Riduwan, 2013, hlm.
132) :
χ2 =
(𝑓𝑜− 𝑓 𝑒)²
𝑓𝑒
𝑘
𝑙
Keterangan :
𝑓𝑜
= frekuensi yang diamati
𝑓𝑒
= frekuensi yang diharapkan
𝑘 = banyak kelas
𝑑𝑘 = 𝑘 − 3 , derajat kebebasan (k = banyak kelas)
χ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2 akan dibandingkan dengan 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
2 atau 𝑥 𝑎(𝑑𝑘) 2 dengan α
adalah taraf signifikan 0,01
Apabila menggunakan bantuan program Software SPSS Statistic 21.0
for windows, maka uji normalitas data yang digunakan yaitu Uji
Shapiro-Wilk.
b). Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui apakah satu kelompok eksperimen dan satu kelompok
kontrol memiliki varians yang homogen. Karena kedua kelompok
sampel yang diteliti saling bebas, maka uji variansi ini menggunakan
35
Eka Anistya Rohayati, 2015
PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
uji variansi dua peubah bebas, dengan rumus sebagai berikut
(Riduwan, 2013, hlm.120):
F = 𝑆12
𝑆22
Keterangan :
S12
: Variansi Besar
S22
: Variansi Kecil
Setelah memperoleh nilai 𝐹𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 kemudian bandingkan antara 𝐹𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan db pembilang : n-1 (untuk variansi terbesar) dan
dbpenyebut n-1 (untuk variansi terkecil). Dengan kriteria pengujian :
Jika Fhitung < Ftabel maka varians homogen
Jika Fhitung > Ftabel maka varians tidak homogen.
Apabila menggunakan bantuan program Software SPSS Statistic 21.0
for windows, maka uji homogenitas data yang digunakan yaitu Uji
Levene’s (Levene’s Test).
c). Uji Hipotesis
Uji t dua sampel bertujuan untuk membandingkan (membedakan)
apakah kedua data sama atau berbeda. Uji t dilakukan apabila data yang
diperoleh berdistribusi normal dan memiliki varians yang sama atau
homogen. Langkah-langkah uji t (Riduwan, 2006, hlm. 207) :
a. Buatlah Ha dan Ho dalam uraian kalimat
b. Buatlah Ha dan Ho dalam model statistik
c. Mencari t hitung
d. Tentukan taraf signifikasinya,
e. Bandingkan antara t hitung dengan t tabel kemudian buat kesimpulan.
Apabila menghitung uji t secara manual, sebelum mencari thitung harus
mencari nilai S dengan rumus :
𝑆 = 𝑛1−1 𝑠1+ 𝑛2−1 𝑠2
𝑛1+𝑛2−2
36
Eka Anistya Rohayati, 2015
PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah nilai S didapat, kemudian mencari nilai t hitung dengan statistik
uji :
thitung = 𝑥1−𝑥2
𝑠 1
𝑛1+
1
𝑛2
Dengan kriteria uji : terima Ho untuk thitung < t (1 – 𝛼
2).
Apabila menggunakan bantuan program software SPSS Statistic 21.0 for
windows maka langkah untuk uji rata-rata (Uji t) yang dilakukakan adalah
Compare Means-Independent Sample T Test.
d). Perhitungan Gain Ternormalisasi
Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa selama
penelitian ini. Adapun perhitungan gain ternormalisasi menggunakan
rumus :
pretesskoridealskor
pretesskorpostesskorg
..
..
Interpretasi gain ternormalisasi tersebut disajikan dalam bentuk
klasifikasi seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.4
Interpretasi Gain
Gain Klasifikasi
g>0,7 gain tinggi
0,3<g≤0,7 gain sedang
g≤0,3 gain rendah
2. Analisis Data Angket
Angket ini diberikan kepada 30 orang siswa pada masing-masing
kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah pembelajaran telah selesai dan
37
Eka Anistya Rohayati, 2015
PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selanjutnya akan dianalisis hasilnya oleh peneliti. Data angket yang
terkumpul selanjutnya dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Analisis Data Angket
Analisis data angket dilakukan dengan statistic deskriptif dan uji t.
Hasil analisis data dilakukan untuk menelaah dan mendapatkan
gambaran data dari hasil kuisioner yang didapat seperti jumlah, rata-
rata, dan standar deviasinya.
Uji hipotesis menggunakan uji t dua sampel. Uji t dua sampel ini
tergolong uji perbandingan (uji komparatif). Tujuan dari uji ini adalah
untuk membandingkan apakah kedua data (variabel) tersebut sama atau
berbeda. Gunanya uji komparatif adalah untuk menguji kemampuan
generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan
keadaan variable dari dua rata-rata sampel).
Uji hipotesis dua rata-rata atau uji-t pada penelitian kali ini
menggunakan program SPSS 21.0 for windows. Dimana untuk data
pretest yang diuji merupakan kesamaan rata-rata dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Dan untuk data posttest yang diuji merupakan
perbedaan dua rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Setelah angket tersebut dianalisis melalui uji deskriptif dan uji t,
langkah selanjutnya memaparkan setiap pernyataan dengan langkah
sebagai berikut :
a. Setiap butir kuisioner yang terkumpul kemudian dihitung
menggunakan cara apriori.
b. Siswa yang mengikuti tes sikap ada 60 siswa yang terdiri dari 2 kelas
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan jumlah siswa 30
orang/kelas.
c. Rata-rata skor dari keseluruhan jumlah siswa dihitung, cara ini
bertujuan untuk mengetahui letak sikap siswa secara umum.
d. Rata-rata jumlah siswa yang menjawab SS, S, TS,atau STS dihitung,
cara ini bertujuan mengungkap kecendrungan pilihan siswa secara
umum.
Cara menghitung skor persentase rata–rata (Supriadi: 2010):
38
Eka Anistya Rohayati, 2015
PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sifat soal positif = 4n1+3n2+2n3+1n4
Jumlah Responden x 4 x 100%
Sifat soal negatif = 1n1+2n2+3n3+4n4
Jumlah Responden x 4 x 100%
e. Tingkat persetujuan siswa untuk masing-masing item dihitung. Data
ini akan mengungkapkan kecendrungan persetujuan siswa secara
umum. Cara menentukan tingkat persetujuan adalah sebagai berikut:
Tingkat Persetujuan = 4𝑛1+ 3𝑛2+ 2𝑛3+1𝑛4
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 x 100 %
Keterangan :
n1 = banyaknya siswa yang menjawab skor 4
n2 = banyaknya siswa yang menjawab skor 3
n3 = banyaknya siswa yang menjawab skor 2
n4 = banyaknya siswa yang menjawab skor 1
Setelah diketahui tingkat persetujuannya barulah digolongkan dalam
beberapa kriteria untuk mengetahui seberapa kuat tingkat persetujuan siswa
terhadap pernyataan yang ada dalam angket. Berikut ini kriteria tingkat
persetujuan angket. (Riduwan, 2013, hlm. 89)
Tabel 3.5
Tingkat persetujuan angket motivasi
Persentase Kriteria
0% - 20% Sangat Lemah
21% - 40% Lemah
41% - 60% Cukup Kuat
61% - 80% Kuat
81% - 100% Sangat Kuat
3. Analisis Data Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap 3 orang siswa pada kelas eksperimen dengan
dipilih secara acak dari masing-masing kelompok tinggi, sedang, dan rendah
pada nilai tiap kelompok eksperimen. Data yang terkumpul ditulis dan
diringkas berdasarkan permasalahan yang akan dijawab pada penelitian ini.
4. Analisis Data Daftar Isian untuk Guru
39
Eka Anistya Rohayati, 2015
PENGARUH MODEL SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELECTUAL (SAVI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data yang diambil berdasarkan daftar isian yang diberikan kepada satu
orang guru. Guru tersebut terlibat langsung sebagai observer dalam
penelitian ini, dengan tujuan untuk mengungkapkan pandangan guru
tersebut terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran Somatic Auditory Visual Intelectual (SAVI), juga untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang sedang
dilaksanakan berdasarkan sudut pandangnya.