bab iii - metodologi penelitian
DESCRIPTION
Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida StatisTRANSCRIPT
40
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain dan Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre
experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat
pengaruh penerapan model pembelajaran generatif dengan strategi problem
solving terhadap pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Sedangkan metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tanggapan siswa
dan guru terhadap penggunaan model pembelajaran generatif dengan strategi
problem solving.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group
pretest posttest design (Fraenkel & Wallen, 2007 : 265) yang diilustrasikan oleh
Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design
Pretest Perlakuan Posttest
O X O
Keterangan:
X = Model pembelajaran generatif dengan strategi problem solving
O = Pretest dan Posttest
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
41
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester 4
Tahun Ajaran 2011/2012 di salah satu SMA di Kota Bandung.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas siswa kelas XI. Penetapan
kelas sebagai sampel penelitian dilakukan melalui simple random
sampling yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi, dilakukan bila
anggota populasi dianggap homogen dan sampel yang terpilih dianggap
representatif (Sugiyono, 2011: 82).
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:
a. Melakukan studi pendahuluan yang meliputi kajian teori tentang
model pembelajaran generatif, strategi problem solving, metode
inkuiri terbimbing, pemahaman konsep, kemampuan pemecahan
masalah, dan konsep fluida statis.
b. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.
c. Melakukan validasi instrumen.
d. Melakukan uji coba dan analisis tes.
2. Tahap Pelaksanaan
42
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tahap pelaksanaan adalah tahap dimana proses pembelajaran
berlangsung. Pada tahap pelaksanaan, peneliti akan memilih secara acak
kelas yang akan digunakan sebagai sampel penelitian, mengadakan
pretest pada kelas tersebut untuk mengetahui pemahaman konsep awal
siswa tentang materi fluida statis, menerapkan model pembelajaran
generatif dengan strategi problem solving, melakukan observasi
keterlaksanaan model, memberikan posttest pada kelas tersebut untuk
mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah
siswa setelah mendapat perlakuan, dan menyebar angket tanggapan siswa
dan guru terhadap penggunaan model pembelajaran generatif dengan
strategi problem solving.
3. Tahap Akhir
Pada tahap akhir ini dilakukan pengolahan dan analisa data. Analisis data
ini dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan
pemecahan masalah siswa, baik sebelum diberikan perlakuan ataupun
sesudah diberikan perlakuan. Setelah hasil analisis diperoleh kemudian
dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian yang
diajukan.
Langkah-langkah dalam mewujudkan pelaksanaan penelitian ditunjukkan
oleh alur penelitian berikut.
43
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Studi Pendahuluan
Perumusan Masalah
Studi Literatur
Penyusunan Instrumen
Penelitian: Tes
Pemahaman Konsep,
Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah,
Lembar Observasi, dan
Angket
Penyusunan Rencana
Pembelajaran untuk
Kelas Eksperimen
Validasi, Uji Coba, dan
Revisi Instrumen
Tes Awal (Pretest)
Model Pembelajaran
Generatif dengan
Strategi Problem
Solving
Angket
Tanggapan
Siswa dan Guru
Observasi
Keterlaksanaan
Model
Tes Akhir (Posttest)
Pengolahan dan
Analisa Data
Temuan dan
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Gambar 3.1 Alur Penelitian
44
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, peneliti menyusun
dan menyiapkan beberapa instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu:
1. Tes Pemahaman Konsep
Tes ini digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa terhadap
konsep yang diajarkan dalam bentuk pilihan ganda dengan lima pilihan
jawaban. Untuk mengukur pemahaman konsep siswa sebelum mendapat
perlakuan model pembelajaran generatif dengan strategi problem solving
dilakukan pretest, sedangkan untuk mengukur pemahaman konsep siswa
setelah mendapatkan perlakuan diberikan posttest. Butir soal tes
pemahaman konsep dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, dinilai
oleh pakar, dan diujicobakan.
2. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Tes kemampuan pemecahan masalah digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika. Soal tes
pemecahan masalah yang dikembangkan berbentuk uraian. Untuk
mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa sebelum mendapat
perlakuan model pembelajaran generatif dengan strategi problem solving
dilakukan pretest, sedangkan untuk mengukur kemampuan pemecahan
masalah siswa setelah mendapatkan perlakuan diberikan posttest. Butir
soal tes kemampuan pemecahan masalah dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing, dinilai oleh pakar, dan diujicobakan.
45
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Angket Tanggapan Siswa dan Guru
Angket digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan siswa
dan guru terhadap penggunaan model pembelajaran generatif dengan
strategi problem solving dalam pembelajaran konsep fluida statis. Angket
yang digunakan dalam penelitian ini diolah menggunakan skala Likert,
dengan empat kategori tanggapan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011 : 93). Untuk keperluan
analisis kuantitatif pertanyaan positif dikaitkan dengan nilai SS = 4, S = 3,
TS = 2, dan STS = 1; sebaliknya untuk pertanyaan negatif dikaitkan
dengan nilai SS = 1, S = 2, TS = 3, dan STS = 4.
4. Lembar Observasi Siswa dan Guru
Lembar observasi digunakan untuk mengamati sejauh mana tahapan
model pembelajaran generatif dengan strategi problem solving yang telah
direncanakan terlaksana dalam proses belajar dan pedoman untuk
melakukan observasi aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur
dengan menggunakan lembaran daftar cek.
E. Analisis Tes
46
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk keperluan pengumpulan data dibutuhkan suatu tes yang baik. Tes
yang baik memenuhi kriteria validitas konstruksi menurut Ahli, reliabilitas tinggi,
tingkat kesukaran yang layak, dan daya pembeda yang baik. Untuk mengetahui
karakteristik kualitas tes yang digunakan, maka sebelum digunakan seyogyanya
tes tersebut dinilai oleh Ahli untuk mendapatkan gambaran validitas konstruksi,
dan diuji coba untuk mendapatkan gambaran reliabilitas, tingkat kesukaran, dan
daya pembeda. Analisis setiap bagian dijabarkan sebagai berikut:
1. Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 121). Sebuah tes
dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Anderson
dalam Arikunto, 2011: 65; Ruseffendi, 2006: 125). Pengujian validitas instrumen
yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian validitas konstruksi
(construct validity). Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan
pendapat dari ahli (judgment experts) (Sugiyono, 2011 : 125). Judgment ahli
untuk mendapatkan validitas konstruksi pada penelitian ini dilakukan sebanyak
dua kali, judgment oleh Ahli 1 dilakukan lebih awal satu minggu dibandingkan
dengan judgment oleh Ahli 2 karena faktor waktu dan kesibukan Ahli 2.
Validitas Konstruksi untuk Instrumen Pemahaman Konsep
Jumlah soal yang dinilai oleh Ahli sebanyak 12 soal pilihan ganda dengan
rincian soal pemahaman konsep aspek kemampuan menginterpretasikan
47
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sebanyak 2 soal, mencontohkan sebanyak 1 soal, mengklasifikasikan
sebanyak 2 soal, membandingkan sebanyak 6 soal, dan menjelaskan sebanyak
1 soal. Rekapitulasi sebaran soal per aspek kemampuan pemahaman konsep
sebelum dinilai dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Rekapitulasi Soal Per Aspek Kemampuan Pemahaman Konsep
(Sebelum dinilai)
Label Konsep
Aspek
Tekanan
Hidrostatis Hukum Pascal
Hukum
Archimedes
Menginterpretasikan 4 - -
Mencontohkan 2 - -
Mengklasifikasikan - - 9, 11
Membandingkan 3, 5 6, 7 10, 12
Menjelaskan - - 1, 8
Komentar umum dari Ahli 1 dan 2 mengenai seluruh soal dapat dilihat pada
lembar judgment dalam Lampiran E. Hasil judgment dari Ahli 1 dan Ahli 2
secara umum antara aspek kognitif (aspek pemahaman konsep), indikator soal
dan uraian soal telah sesuai (valid), adapun terdapat beberapa catatan yang
menjadi pertimbangan bagi peneliti yakni untuk instrumen soal No. 1 (lihat
Lampiran B), Ahli 1 berpendapat bahwa kata kerja pada indikator soal belum
tersentuh dalam uraian soal mengenai gambar tiga buah bejana berbeda
bentuk dengan ketinggian permukaan air dan luas alas yang sama,
menanyakan bagaimana dengan berat air dan tekanan hidrostatis yang dialami
ketiga dasar bejana tersebut. Agar instrumen soal No. 1 mengukur apa yang
diukur (valid) maka salah satu caranya adalah dengan mengganti kata kerja
menjelaskan menjadi menginterpretasikan sehingga instrumen soal No. 1
menjadi mengukur kemampuan menginterpretasikan dengan indikator soal
48
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menginterpretasikan berat air dan tekanan hidrostatis yang dialami oleh
dasar bejana yang berisi zat cair. Instrumen soal No. 1 yang telah direvisi ini
dinilai oleh Ahli 2 dan menyatakan bahwa soal yang direvisi tersebut telah
sesuai antara variabel aspek pemahaman konsep, indikator soal, dan uraian
soal sehingga soal ini dinyatakan valid.
Instrumen soal No.2 menurut Ahli 1 perlu disempurnakan mengenai jenis
alat-alat yang digunakan untuk menguji pemahaman siswa dalam hal
memberikan contoh untuk prinsip tekanan hidrostatik. Hasil revisi ini telah
dinyatakan sesuai antara aspek pemahaman konsep, indikator soal, dan uraian
soal setelah dinilai oleh Ahli 1 dan 2 sehingga soal No. 2 dinyatakan valid.
Instrumen soal No. 3 oleh Ahli 1 dan 2 dinyatakan mengukur pemahaman
konsep. Soal mengenai gambar bejana berhubungan dengan leher yang
berbeda bentuk namun berisi fluida dengan ketinggian yang sama. Indikator
soal membandingkan besar tekanan hidrostatik di setiap titik pada bejana
berhubungan dengan aspek kemampuan membandingkan. Sehingga antara
aspek pemahaman konsep, indikator soal, dan uraian soal telah sesuai dan
dinyatakan valid.
Instrumen soal No. 4 oleh Ahli 1 dan 2 dinyatakan mengukur pemahaman
konsep. Soal mengenai gambar tangki berbentuk L yang berisi fluida dengan
beberapa keterangan pada gambar. Soal menanyakan besarnya tekanan
hidrostatik di titik tertentu pada tangki tersebut. Indikator soal menafsirkan
keberlakuan hukum pokok hidrostatika dalam kehidupan sehari-hari dengan
49
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
aspek kemampuan menginterpretasikan. Sehingga antara aspek pemahaman
konsep, indikator soal, dan uraian soal telah sesuai dan dinyatakan valid.
Ahli 1 menyatakan bahwa instrumen soal No. 5 mengukur pemahaman
konsep namun ahli 2 berpendapat bahwa soal tersebut mengukur aspek
menganalisis. Jika dievaluasi mengenai redaksi uraian soal yang
menggambarkan dua buah bejana tertutup yang sama ukurannya dan diisi
oleh dua cairan yang berbeda. Bejana 1 dan 2 diisi dengan fluida yang
memiliki massa jenis yang berbeda dan volume fluida yang berbeda pula.
Soal menanyakan perbandingan tekanan hidrostatis pada dasar kedua bejana
tersebut. Jika dihubungkan antara uraian soal dengan indikator soal
membandingkan tekanan hidrostatis pada zat cair yang memiliki volume dan
massa jenis yang berbeda maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut
mengukur aspek pemahaman pada kemampuan membandingkan. Sehingga
disimpulkan bahwa soal No. 5 mengukur kemampuan membandingkan
(aspek pemahaman konsep) dengan indikator soal membandingkan tekanan
hidrostatis pada zat cair yang memiliki volume dan massa jenis yang berbeda
dan uraian soal sesuai dengan redaksi semula serta soal ini dinyatakan valid.
Instrumen soal No. 6 oleh Ahli 1 dan 2 dinyatakan mengukur pemahaman
konsep. Soal mengenai gambar bejana berhubungan dengan piston A dan B
yang berbeda diameter di masing-masing kaki bejana. Diketahui
perbandingan dari masing-masing diameter piston, selanjutnya soal
menanyakan tentang perbandingan gaya dan tekanan pada masing-masing
50
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
piston. Indikator soal membandingkan tekanan dan gaya yang bekerja pada
sebuah piston yang memiliki luas permukaan yang berbeda dengan aspek
kemampuan membandingkan. Sehingga antara aspek pemahaman konsep,
indikator soal, dan uraian soal telah sesuai dan dinyatakan valid.
Instrumen soal No. 6 oleh Ahli 1 dan 2 dinyatakan mengukur pemahaman
konsep. Soal mengenai gambar bejana berhubungan dengan piston A dan B
yang berbeda diameter di masing-masing kaki bejana. Diketahui
perbandingan dari masing-masing diameter piston, selanjutnya soal
menanyakan tentang perbandingan gaya dan tekanan pada masing-masing
piston. Indikator soal membandingkan tekanan dan gaya yang bekerja pada
sebuah piston yang memiliki luas permukaan yang berbeda dengan aspek
kemampuan membandingkan. Sehingga antara aspek pemahaman konsep,
indikator soal, dan uraian soal telah sesuai dan dinyatakan valid.
Ahli 1 dan 2 berbeda pendapat perihal instrumen soal No. 7. Menurut Ahli 1,
antara aspek kognitif pemahaman yang diukur, indikator soal, dan uraian soal
telah sesuai namun dengan beberapa catatan, antara lain massa/berat mobil
dalam soal perlu dicantumkan agar siswa dapat menjawab dengan tepat. Ahli
2 berpendapat jika uraian soal lebih mengukur aspek menganalisis. Jika
dievaluasi mengenai redaksi uraian soal yang menggambarkan sebuah bejana
berhubungan dengan piston yang berbeda ukuran diameter pada masing-
masing leher bejana. Jika diketahui besar gaya yang bekerja pada salah satu
piston, soal menanyakan perbandingan diameter piston kecil dan piston
51
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
besar. Jika dihubungkan antara uraian soal dengan indikator soal menghitung
perbandingan luas piston pada pompa hidrolik maka dapat dikatakan bahwa
soal tersebut mengukur aspek pemahaman pada kemampuan
membandingkan. Sehingga disimpulkan bahwa soal No. 7 mengukur
kemampuan membandingkan (aspek pemahaman konsep) dengan indikator
soal menghitung perbandingan luas piston pada pompa hidrolik dan uraian
soal sesuai dengan redaksi semula serta soal ini dinyatakan valid.
Instrumen soal No. 8 oleh Ahli 1 dan 2 dinyatakan mengukur pemahaman
konsep dengan aspek kemampuan menjelaskan. Sehingga antara aspek
pemahaman konsep, indikator soal, dan uraian soal telah sesuai dan
dinyatakan valid.
Ahli 1 dan 2 berbeda pendapat perihal instrumen soal No. 9. Menurut Ahli 1,
antara aspek kognitif pemahaman yang diukur, indikator soal, dan uraian soal
telah sesuai. Ahli 2 berpendapat jika uraian soal lebih mengukur aspek
menganalisis. Jika dievaluasi mengenai redaksi uraian soal yang
menggambarkan tiga buah balok es dengan ukuran yang berbeda masing-
masing dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Soal menanyakan apa
yang akan terjadi dengan masing-masing balok es tersebut ketika dimasukkan
ke dalam gelas tadi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa hanya perlu
memahami konsep mengapung, melayang, dan tenggelam. Jika dihubungkan
antara uraian soal dengan indikator soal meramalkan keadaan es yang
dimasukkan ke dalam gelas berisi air maka dapat dikatakan bahwa soal
52
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tersebut mengukur aspek pemahaman pada kemampuan mengklasifikasikan.
Sehingga disimpulkan bahwa soal No. 9 mengukur kemampuan
mengklasifikasikan (aspek pemahaman konsep) dengan indikator soal
meramalkan keadaan es yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air dan
uraian soal sesuai dengan redaksi semula serta soal ini dinyatakan valid.
Ahli 1 dan 2 berbeda pendapat perihal instrumen soal No. 10. Menurut Ahli
1, antara aspek kognitif pemahaman yang diukur, indikator soal, dan uraian
soal telah sesuai. Ahli 2 berpendapat jika uraian soal lebih mengukur aspek
menerapkan. Jika dievaluasi mengenai redaksi uraian soal mengenai sebuah
benda dengan volume tertentu dan dimasukkan ke dalam fluida dengan
massa jenis tertentu pula. Jika volume benda yang tercelup ke dalam fluida
tersebut sebanyak 80 %, soal menanyakan besarnya gaya apung yang
dialami benda tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa hanya
perlu memahami konsep gaya apung yang dipengaruhi oleh variabel volume
benda yang tercelup dalam fluida, massa jenis fluida, dan percepatan
gravitasi. Dengan mampunya siswa mengetahui besar gaya apung untuk
kondisi I maka gaya apung untuk kondisi II pun dapat dicari dengan jalan
perbandingan. Sehingga disimpulkan bahwa soal No. 10 mengukur
kemampuan membandingkan (aspek pemahaman konsep) dengan indikator
soal membandingkan besarnya gaya apung suatu benda di dalam fluida dan
uraian soal sesuai dengan redaksi semula serta soal ini dinyatakan valid.
53
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Ahli 1 dan 2 berbeda pendapat perihal instrumen soal No. 11. Menurut Ahli
1, antara aspek kognitif pemahaman yang diukur, indikator soal, dan uraian
soal telah sesuai. Ahli 2 berpendapat jika uraian soal lebih mengukur aspek
menganalisis. Jika dievaluasi mengenai redaksi uraian soal mengenai sebuah
piringan plastik yang dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi 4 jenis
fluida yang berbeda massa jenisnya sehingga 4 fluida tersebut tidak menyatu
melainkan membentuk lapisan-lapisan. Soal menanyakan hubungan antara
massa jenis piringan terhadap salah satu fluida atau hubungan massa jenis
fluida satu terhadap fluida lainnya berdasarkan posisi yang diperlihatkan
pada gambar. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa hanya perlu
memahami konsep mengapung, melayang, dan tenggelam. Sehingga
disimpulkan bahwa soal No. 11 mengukur kemampuan mengklasifikasikan
(aspek pemahaman konsep) dengan indikator soal mengklasifikasikan massa
jenis zat cair berdasarkan posisinya ketika digabungkan dan uraian soal
sesuai dengan redaksi semula serta soal ini dinyatakan valid.
Ahli 1 dan 2 berbeda pendapat perihal instrumen soal No. 12. Menurut Ahli
1, antara aspek kognitif pemahaman yang diukur, indikator soal, dan uraian
soal telah sesuai hanya perlu direvisi dalam segi tata bahasa. Ahli 2
berpendapat jika uraian soal lebih mengukur aspek menganalisis. Jika
dievaluasi mengenai redaksi uraian soal perihal data percobaan yang memuat
beberapa data mengenai bagian benda yang tercelup dan hubungannya
dengan massa jenis benda tersebut. Soal menanyakan jika benda yang
54
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tercelup X% (berada di antara rentang data mengenai benda yang tercelup
dari data percobaan) berapakah massa jenis benda tersebut. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut siswa hanya perlu memahami konsep gaya
apung sama dengan berat benda untuk benda yang mengapung (memahami
hukum Archimedes). Dengan perbandingan data pada tabel maka siswa
secara langsung dapat menjawab pertanyaan soal. Sehingga disimpulkan
bahwa soal No. 12 mengukur kemampuan membandingkan (aspek
pemahaman konsep) dengan indikator soal membandingkan massa jenis suatu
benda berdasarkan data dengan menerapkan prinsip Archimedes dan uraian
soal sesuai dengan redaksi semula serta soal ini dinyatakan valid.
Dari hasil judgment Ahli 1 dan 2 maka, rekapitulasi sebaran soal pemahaman
konsep per aspek kemampuan setelah dinilai dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Rekapitulasi Soal Per Aspek Kemampuan Pemahaman Konsep
(Setelah dinilai)
Label Konsep
Aspek
Tekanan
Hidrostatis
Hukum
Pascal
Hukum
Archimedes
Menginterpretasikan 1, 4 - -
Mencontohkan 2 - -
Mengklasifikasikan - - 9, 11
Membandingkan 3, 5 6, 7 10, 12
Menjelaskan - - 8
Validitas Konstruksi untuk Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah
Jumlah soal yang dinilai oleh Ahli sebanyak 7 soal uraian dengan rincian soal
untuk label konsep tekanan hidrostatik sebanyak 2 soal, label konsep hukum
Pascal sebanyak 1 soal, dan label konsep hukum Archimedes sebanyak 4 soal.
55
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Komentar umum dari Ahli 1 dan 2 mengenai seluruh soal menyatakan
kesesuaian antara indikator soal, uraian soal, dan aspek kemampuan
pemecahan masalah soal fisika menurut Heller, et al. dan hasil judgment
dapat dilihat pada lembar judgment dalam Lampiran E. Namun terdapat
beberapa catatan hasil judgment dari Ahli 1 dan Ahli 2 secara umum terletak
pada bagian 5 (tahap pengecekan dan evaluasi). Ahli 1 berpendapat jika
istilah pengecekan yang digunakan biasanya dilakukan dengan mengisikan
hasil ke dalam rumus-rumus soal untuk melihat apakah hasil yang diperoleh
konsisten dengan data-data awal, dan untuk melihat konsistensi hasil yang
diperoleh terhadap hasil pertama. Sedangkan istilah evaluasi menurut
penjudgment (Ahli 1) adalah menilai apakah nilai hasil yang diperoleh masuk
akal besarnya dibandingkan dengan data-data yang disediakan dan dengan
pengalaman-pengalaman yang pernah diperoleh.
Beberapa catatan yang menjadi pertimbangan bagi peneliti yakni untuk
instrumen soal No. 1, Ahli 1 menyarankan penggunaan satuan SI untuk
besaran berat dan percepatan gravitasi, sedangkan untuk massa jenis zat
digunakan satuan dalam g/cm3 agar bilangan jadi lebih kecil sehingga nilai
tiap besaran terlihat sebanding dan realistis. Catatan Ahli untuk soal No. 4
adalah dapat dicoba dengan soal jika ketinggian gaya berat (w) dan gaya (F)
berbeda. Apakah cara hitung siswa terpengaruh?
Catatan Ahli 1 dan 2 untuk soal No. 5 terdapat beberapa kata yang perlu
ditambahkan untuk memperjelas uraian soal, yakni dalam kalimat bila es
56
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tersebut mulai melebur, apakah timbal tersebut menempel di bagian bawah es
atau kah di dalam es bagian bawah. Serta perlu ditambahkan acuan yang
digunakan untuk kalimat apakah permukaan air akan naik?
Semua catatan Ahli telah dilakukan dalam merevisi instrumen soal
kemampuan pemecahan masalah ini sehingga semua soal dapat dinyatakan
valid.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji. Pengujian
reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.
Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability),
equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen
dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrumen dengan teknik tertentu.
Pengujian reliabilitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian
reliabilitas dengan test-retest (stability). Pengujian reliabilitas dengan test-
retest (stability) dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali
pada responden dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari
koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan percobaan berikutnya.
Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah
dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2011 : 130).
57
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas tes digunakan rumus
korelasi Product Moment Pearson (Sugiyono, 2011 : 183, Arikunto, 2011 :
93).
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 𝑋𝑌− 𝑋 𝑌
𝑁 𝑋2− 𝑋 2 𝑁 𝑌2− 𝑌 2 ………. (3.1)
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = skor tes uji coba 1
Y = skor tes uji coba 2
N = jumlah sampel
Interpretasi koefisien korelasi reliabilitas suatu tes dapat dilihat pada
Tabel 3.4 (Arikunto, 2011 : 75).
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,800 < rXY ≤ 1,00 sangat tinggi
0,600 < rXY ≤ 0,800 tinggi
0,400 < rXY ≤ 0,600 cukup
0,200 < rXY ≤ 0,400 rendah
0,00 ≤ rXY ≤ 0,200 sangat rendah
3. Tingkat Kesukaran
58
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Tingkat (indeks) kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar
atau mudahnya suatu soal (Arikunto, 2011 : 207). Besarnya indeks kesukaran
(P) berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran untuk soal
bentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan persamaan: (Arikunto, 2011:
208).
𝑃 =𝐵
𝐽𝑆 …………………. (3.2)
Keterangan :
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Indek kesukaran untuk soal bentuk uraian dapat ditentukan dengan
persamaan (Arikunto, 2011) :
𝑃 =𝐵
𝐽𝑆 …………………. (3.3)
Keterangan :
P : indeks kesukaran
B : jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada satu butir soal
JS : jumlah skor ideal/maksimum pada butir soal tersebut
Indeks tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.5 (Arikunto,
2011 : 210).
Tabel 3.5 Indeks Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran Interpretasi
0,00 ≤ P ≤ 0,30 sukar
59
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
0,30 < P≤ 0,70 sedang
0,70 < P≤ 1,00 mudah
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah
(Arikunto, 2011 : 211). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
disebut indeks diskriminasi (D). Untuk menentukan indeks diskriminasi soal
bentuk pilihan ganda digunakan persamaan (Arikunto, 2011 : 213-214):
𝐷 =𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 ………….. (3.4)
Keterangan :
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
𝑃𝐴 = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
𝑃𝐵 = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
D = daya pembeda
Untuk menentukan indeks deskriminasi (D) soal bentuk essei digunakan
persamaan (Karno To, 1996):
𝐷 =𝑆𝐴−𝑆𝐵
𝐽𝐴 …………………… (3.5)
60
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keterangan:
D = indeks deskriminasi
SA = jumlah skor siswa kelompok atas
SB = jumlah skor siswa kelompok bawah
JA = jumlah skor ideal salah satu kelompok
Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.6 (Arikunto, 2011 :
218) berikut ini.
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Interpretasi
0,00 ≤ D ≤ 0,20 jelek
0,20 < D ≤ 0,40 cukup
0,40 < D ≤ 0,70 baik
0,70 < D ≤ 1,00 baik sekali
D < 0 (negatif) tidak baik
Setelah instrumen tes dinilai oleh Ahli kemudian pengujian kesahihan tes
meliputi reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda menggunakan
Microsoft Excel.
F. Pengolahan Data
1. Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan
Masalah
61
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung
dengan rumus g faktor (N-Gain) atau gain dinormalisasi yang dikembangkan
oleh Hake (Meltzer, 2002 : 1260), yaitu:
< g >=<𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 >−<𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 >
<𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 >−<𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 > …… (3.6)
dengan kriteria indeks gain seperti diperlihatkan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kriteria Indeks Rerata Gain Dinormalisasi
Kriteria Perolehan < g > Interpretasi
< g > > 0,70 tinggi
0,30 < < g > ≤ 0,70 sedang
< g > ≤ 0,30 rendah
Perbandingan persentase skor rerata data pretest, posttest, dan N-Gain
dihitung dengan persamaan berikut:
% 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
2. Analisis Data Angket Skala
Data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skala kualitatif
dikonversi menjadi skala kuantitatif. Untuk pernyataan yang bersifat positif
kategori SS (sangat setuju) diberi skor tertinggi dan skor berangsur-angsur
menurun sampai nilai terendah pada kategori STS (sangat tidak setuju).
Sebaliknya untuk pernyataan yang bersifat negatif kategori STS diberi skor
tertinggi, makin menuju kategori SS skor yang diberikan semakin menurun.
62
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan Sugiyono (2011 : 94), data interval yang diperoleh dianalisis
dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban
dari responden dan skor tersebut diolah dengan menggunakan jumlah skor
ideal (kriterium) untuk setiap item pertanyaan. Tingkat persetujuan terhadap
setiap item pertanyaan dapat dihitung dengan (Sugiyono, 2011 : 95)
persamaan berikut ini:
% 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢𝑎𝑛 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑡𝑒𝑚
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚× 100%
Kemudian skor diterjemahkan secara kontinum untuk menyatakan kategori
setiap indikator pernyataan:
Gambar 3.2 Batas interval data angket secara kontinum
3. Analisis Data Hasil Observasi
Analisis data hasil observasi proses pembelajaran model generatif dengan
strategi problem solving yang dilakukan guru selama proses pembelajaran dan
aktivitas siswa diolah secara kualitatif. Tingkat keterlaksanaan model
pembelajaran dapat dihitung dengan persamaan berikut (Sugiyono, 2011 :
95):
% 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖× 100%
G. Deskripsi Hasil Uji Coba Instrumen
STS TS S SS
63
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Uji coba tes instrumen dilakukan pada siswa SMA kelas XI di salah satu
sekolah di Bandung. Soal tes pemahaman konsep yang diujicobakan berjumlah 12
butir soal dalam bentuk pilihan ganda dan soal tes kemampuan pemecahan
masalah berjumlah 7 butir soal dalam bentuk uraian. Analisis instrumen dilakukan
dengan menggunakan program Microsoft Excel untuk menguji reliabilitas tes,
tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.
Hasil uji coba soal pemahaman konsep fluida statis dapat dilihat pada
Tabel 3.8. Rekapitulasi hasil uji coba tes pemahaman konsep dan tes kemampuan
pemecahan masalah secara terperinci tertera pada Lampiran C.
Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Pertama Tes Pemahaman Konsep
No
Soal
Daya Pembeda
(Kriteria)
Tingkat Kesukaran
(Kriteria) Keterangan
1 Baik Sedang Dipakai
2 Baik Sedang Dipakai
3 Cukup Sedang Dipakai
4 Baik Sukar Dipakai
5 Jelek Sedang Dibuang
6 Baik Sekali Sedang Dipakai
7 Baik Sekali Sedang Dipakai
8 Cukup Sedang Dipakai
9 Cukup Sedang Dipakai
10 Baik Mudah Dipakai
11 Jelek Sukar Dibuang
12 Jelek Sedang Dibuang
Uji coba pertama tes pemahaman konsep fluida statis terdiri dari 12 soal
berbentuk pilihan ganda. Berdasarkan perhitungan hasil uji coba, terdapat 3 soal
yang memiliki daya pembeda dalam kategori jelek sehingga tidak digunakan
yakni soal No. 5, 11, dan 12. Jumlah soal tes pemahaman konsep yang digunakan
64
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
untuk pretest dan posttest berjumlah 9 soal dan meliputi aspek
menginterpretasikan sebanyak 2 soal, mencontohkan sebanyak 1 soal,
mengklasifikasikan sebanyak 1 soal, membandingkan sebanyak 4 soal, dan
menjelaskan sebanyak 1 soal serta seluruh label konsep fluida statis yaitu tekanan
hidrostatis, hukum Pascal dan hukum Archimedes juga terwakili dalam soal-soal
tersebut.
Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Kedua Tes Pemahaman Konsep
No
Soal
Daya Pembeda
(Kriteria)
Tingkat Kesukaran
(Kriteria) Keterangan
1 Cukup Sedang Dipakai
2 Cukup Sedang Dipakai
3 Baik Sedang Dipakai
4 Baik Sedang Dipakai
5 Jelek Sedang Dibuang
6 Baik Sedang Dipakai
7 Cukup Sedang Dipakai
8 Cukup Mudah Dipakai
9 Cukup Sedang Dipakai
10 Cukup Mudah Dipakai
11 Jelek Sedang Dibuang
12 Jelek Sedang Dibuang
Uji coba kedua tes pemahaman konsep fluida statis terdiri dari 12 soal
berbentuk pilihan ganda. Berdasarkan perhitungan hasil uji coba, terdapat 3 soal
yang memiliki daya pembeda dalam kategori jelek sehingga tidak digunakan
yakni soal No. 5, 11, dan 12. Jumlah soal tes pemahaman konsep yang digunakan
untuk pretest dan posttest berjumlah 9 soal dan meliputi aspek
menginterpretasikan sebanyak 2 soal, mencontohkan sebanyak 1 soal,
mengklasifikasikan sebanyak 1 soal, membandingkan sebanyak 4 soal, dan
65
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menjelaskan sebanyak 1 soal serta seluruh label konsep fluida statis yaitu tekanan
hidrostatis, hukum Pascal dan hukum Archimedes juga terwakili dalam soal-soal
tersebut.
Reliabilitas instrumen tes pemahaman konsep diperoleh dari menghitung
koefisien korelasi antara uji coba pertama dan uji coba kedua yang menghasilkan
harga RXY sebesar 0,62 termasuk pada kriteria tinggi. Berdasarkan koefisien
korelasi positif maka instrumen tes pemahaman konsep dinyatakan reliabel.
Tabel 3.10 Hasil Uji Coba Pertama Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
No
Soal
Daya Pembeda
(Kriteria)
Tingkat Kesukaran
(Kriteria) Keterangan
1 Cukup Sedang Dipakai
2 Jelek Sukar Dibuang
3 Baik Sedang Dipakai
4 Cukup Sedang Dipakai
5 Jelek Sukar Dibuang
6 Jelek Sukar Dibuang
7 Jelek Sukar Dibuang
Uji coba pertama tes kemampuan pemecahan masalah siswa terdiri dari 7
soal berbentuk uraian. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba, terdapat 4 soal
dengan daya pembeda berkategori jelek dan soal tersebut tidak dipakai dengan
pertimbangan bahwa soal tes uraian yang akan digunakan diharapkan benar-benar
dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah. Jumlah soal tes
kemampuan pemecahan masalah yang digunakan untuk pretest dan posttest
berjumlah 3 soal dan seluruh label konsep fluida statis telah terwakili dalam soal-
66
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
soal tersebut dengan rincian tekanan hidrostatis sebanyak 1 soal, hukum Pascal
sebanyak 1 soal dan hukum Archimedes sebanyak 1 soal.
Tabel 3.11 Hasil Uji Coba Kedua Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
No
Soal
Daya Pembeda
(Kriteria)
Tingkat Kesukaran
(Kriteria) Ket
1 Cukup Sedang Dipakai
2 Jelek Sukar Dibuang
3 Cukup Sedang Dipakai
4 Cukup Sukar Dipakai
5 Jelek Sukar Dibuang
6 Jelek Sukar Dibuang
7 Jelek Sedang Dibuang
Uji coba pertama tes kemampuan pemecahan masalah siswa terdiri dari 7
soal berbentuk uraian. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba, terdapat 4 soal
dengan daya pembeda berkategori jelek dan soal tersebut tidak dipakai dengan
pertimbangan bahwa soal tes uraian yang akan digunakan diharapkan benar-benar
dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah. Jumlah soal tes
kemampuan pemecahan masalah yang digunakan untuk pretest dan posttest
berjumlah 3 soal dan seluruh label konsep fluida statis telah terwakili dalam soal-
soal tersebut dengan rincian tekanan hidrostatis sebanyak 1 soal, hukum Pascal
sebanyak 1 soal dan hukum Archimedes sebanyak 1 soal.
Reliabilitas instrumen tes kemampuan pemecahan masalah diperoleh dari
menghitung koefisien korelasi antara uji coba pertama dan uji coba kedua yang
menghasilkan harga RXY sebesar 0,93 termasuk pada kriteria sangat tinggi.
67
Henny, 2012 Penerapan Pembelajaran Generatif Dengan Strategi Problem Solving Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Pada Materi Fluida
Statis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan koefisien korelasi positif maka instrumen tes kemampuan pemecahan
masalah dinyatakan reliabel.