bab iii metodologi penelitian 3 - dspace home
TRANSCRIPT
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah Hotel Unisi Yogyakarta dan subjek
penelitian adalah pengunjung yang menginap di Hotel Unisi yang berada di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
3.2 Subjek Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan survey berupa kuesioner yang ada
diberikan kepada para pelanggan Hotel Unisi dan data yang diperoleh akan diolah dengan
menggunakan sampel responden dari populasi besar pelanggan. (Sugiyono, 2004)
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan tempat daerah yang akan diteliti data sampelnya terdiri dari atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang akan dipelajari dan
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
pada pelangan yang menggunakan jasa Hotel Unisi Yogyakarta
2. Sampel
Sampel adalah sebagian besar dari jumlah data karakteristik yang ada pada populasi
tersebut. Apabila populasi besar maka peneliti tidak akan meneliti keseluruhan hal ini di
karenakan keterbatasan dana , tenaga dan waktu, maka dari itu sampel yang diambil harus
dapat mewakili populasi besar (Sugiyono, 2004). Sampel diambil kepada pelanggan yang
menginap pada Hotel Unisi Yogyakarta.
a. Teknik Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan dalam teknik pengambilan sampel yaitu metode non robability
sampling yang berarti pengambilang sampel tidak dilakukan berulang kepada
responden yang akan diminta datanya (Sugiyono, 2004). Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel
dengan kriteria-kriteria tertentu.Responden yang akan dipilih untuk penelitian ini
adalah pelanggan Hotel Unisi Yogyakarta yang sudah pernah menginap pada hotel ini.
b. Jumlah Sampel
Penelitian Frenkel dan Wallen (Soehardi Sigit, 2003) menjelaskan bahwa syarat
standar besaran sampel minimum yaitu sebesar 100 responden , hal ini dikarenakan
penelitian ini bersifat deskriptif , sehingga 100 responden sudah dapat mewakili
populasi. Sampel yang sebanyak 100 responden tersebut terbagi menjadi 2 (dua) yaitu
40 data berasal dari kerabat peneliti yaitu dari data yang diambil oleh Danny Alfiando,
Kirana Chika Putri, Dicka Mei, dan Fadhil Yudhanata. Sedangkan 60 data lainnya
berasal dari data yang diambil sendiri oleh peneliti pada responden di Hotel Unisi
Yogyakarta.
3.4 Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data primer, yang dimana data tersebut
didapat dari penyebaran kuesioner secara langsung dilapangan kepada responden pada
objek yang ingin diteliti. (Soegiyono, 2004).
2. Teknik Pengumpulan Data
Kuisioner merupakan cara pengambilan data dengan menyebarkan atau membagikan
pertanyaan kepada pelanggan, sehingga didapatkan jawaban dari daftar pertanyaaan yang
diberikan (Husein Umar, 2000). Penyebaran kuesioner akan diisi oleh responden yaitu
pelanggan Hotel Unisi Yogyakarta.
3.5 Definisi Operasional Variabel Dan Pengukuran Variabel
1. Kualitas Layanan Marketing
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) yang dikutip dari jurnal (Artika dan Nelwan,2018)
bahwa kualitas strategi pelayanan pemasaran adalah logika pemasaran dimana unit bisnis
berharap untuk menciptakan nilai dan mendapatkan keuntungan dari hubungannya
dengan konsumen.
Menurut Tjiptono (2008) yang dikutip dari jurnal (Artika dan Nelwan, 2018)
menerangkan bahwa kualitas strategi pelayanan pemasaran memberikan arah dalam
kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran,
positioning, elemen bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran.Adapun pengukuran dari
kualitas layanan marketing sebagai berikut:
a. Pelanggan berminat memilih kembali hotel sofyan inn unisi sebagai tempat penginapan
b. Pelanggan memberikan rekomendasi tentang hotel Sofyan Inn Unisi kepada orang lain
c. Pelanggan memilih hotel Sofyan Inn Unisi berdasarkan keinginan pribadi
2. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu
keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat,
properti, organisasi, informasi, dan ide.(Kotler, 2009).Adapun pengukuran dari kualitas
layanan marketing sebagai berikut:
a. Hotel telah menyediakan makanan dan minuman halal pada restoran hotel
b. Hotel telah menyediakan makanan dan minuman berlogo halal pada mini bar di kamar
hotel
c. Produk hiburan yang tersedia tidak mengandung unsur judi dan sulap
d. Tarif makanan dan minuman sudah sesuai dengan makanan dan minuman yang
disediakan
e. Hotel tidak melakukan diskriminasi harga pada setiap pelanggan (terkecuali kartu
member / diskon)
f. Karyawan hotel merespon pelayanan pelanggan dengan tanggap
g. Karyawan hotel melayani pelanggan dengan efektif dan efisien
h. Karyawan hotel memulai komunikasi kepada pelangan dengan mengucapkan salam
i. Hotel menyediakan fasilitas transportasi antar jemput yang bersih dan nyaman
3. Harga
Estelami & De Maeyer (2004) mengatakan dalam penelitiannya bahwa pengetahuan
konsumen akan harga sebuah produk yang akan diperoleh merupakan persyaratan dasar
dalam mengambil keputusan, serta menjadi hal utama bagi para manajer toko untuk
menetapkan harga dari masing-masing produk yang akan dijual. Adapun pengukuran dari
kualitas layanan marketing sebagai berikut:
a. Hotel menyediakan daftar harga fasilitias untuk pelanggan di resepsionis
b. Tarif penginapan di hotel telah sebanding dengan fasilitas dan pelayanan yang tersedia
c. Hotel menyediakan daftar harga pada restoran hotel
d. Hotel menyediakan daftar harga untuk makanan dan minuman di mini bar pada setiap
kamar
4. Promosi
Menurut Lamb, dkk (2001), promosi adalah komunikasi oleh pemasar yang
menginformasikan, dan mengingatkan calon pembeli mengenai sebuah produk untuk
mempengaruhi suatu pendapat atau memperoleh suatu respon.Adapun pengukuran dari
kualitas layanan marketing sebagai berikut:
a. Hotel memulai komunikasi kepada pelanggan dengan mengucapkan salam
b. Hotel memberikan informasi mengenai bahan makanan dan minuman untuk restoran
halal serta tersedianya mushola
c. Karyawan hotel menawarkan produk atau jasa dengan tutur kata dan prilaku yang sopan
d. Karyawan hotel responsive dalam melayani pelanggan
e. Hotel dalam melakukan promosi terdapat kesesuaian antara yang ditawarkan dengan
yang diberikan pihak hotel
f. Hotel dalam melakukan promosi mencantumkan model menggunakan pakaian yang
sesuai dengan syariat islam
g. Hotel dalam melakukan promosi memberitahu apabila terdapat perubahan harga kepada
pelanggan.
5. Tempat
Menurut (Lupiyoadi 2001) lokasi merupakan keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan
dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan, dan lokasi merupakan gabungan
antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan cara
penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategi. Lokasi berarti
berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Adapun
pengukuran dari kualitas layanan marketing sebagai berikut:
a. Lokasi hotel berada pada lingkungan yang sesuai dengan syariat islam (dekat dengan
tempat ibadah
b. Lokasi hotel berada pada lingkungan yang bersih
c. Lokasi hotel berada pada lingkungan yang aman
d. Toilet umum pria dilengkapi penyekat antara urinior yang satu dengan lainnya
e. Hotel menyediakan peralatan shalat dan Al-quran disetiap kamar hotel
f. Terdapat tanda kiblat pada setiap kamar hotel
g. Hotel memiliki fasilitas mushola umum
h. Tempat wudhu laki-laki dan perempuan pada mushola umum terpisah dan tertutup.
Pada kuesioner, skala likert yang digunakan untuk mengukur indikator diatas
menggunakan 4 skala likert yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat
setuju. Pada kuesioner yang 40 yang diambil dari kerabat.
1.6 Uji Kualitas Instrumen
1. Uji Validitas
Kevalidan Skala pengukuran dapat diakui apabila melakukan sesuai apa yang seharuhnya
di ukur. Menurut Sekaran dan Bougie (2013) mengatakan bahwa pembuktian ketepatan
instrument dalam penelitian dapat dilakukan dengan uji validitas (validity), seperti,
kuesioner, teknik, dan proses yang digunakan dalam penelitian. Uji validitas instrumen
dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS 22. Untuk proses uji validitas ini,
dilakukan dengan melihat hasil output SPSS yaitu significant value untuk regression
weight. Nilai validitas yang akan dicari dengan taraf kesalahan (α) sebesar 0,05 seperti
yang ada dipenelitian sebelumnya, yang artinya jika r-hitung > r-tabel maka kuesioner
yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian telah memenuhi syarat validitas.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas diajukan untuk mengetahui apakah pengukuran telah terbebas dari
kesalahan (error) untuk menjamin akurasi dalam kondisi instrument yang variatif.
Reliabilitas dapat diukur dengan menggunakan item total correlation dan Cronbach’s α
yang mencerminkan konsisten internal alat ukur (Sekaran et al. 2013).Cut-off value dari
construct reliability adalah minimal 0,70, tetapi penulis lain mengatakan bahwa angka
0,60 masih dapat diterima Sekaran et al. (2013).
3.7 Metode Analisis
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu penelitian yang untuk mengetahui nilai variabel, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan
dengan variabel yang lainnya (Ghozali, 2013).
2. Analisis Structural Equation Modeling (SEM)
Menurut (Ghozali 2013) Structural Equation Modeling (SEM) adalah sebuah evolusi dari
model persamaan berganda yang dikembangkan dari prinsip ekonometri dan digabungkan
dengan prinsip pengaturan dari psikologi dan sosiologi, SEM telah muncul sebagai bagian
integral dari penelitian manjerial akademik. Tidak seperti analisis multivariate biasa
(regresi berganda, analisis factor), SEM dapat menguji secara bersama-sama (Ghozali
2013) :
a. Model structural: hubungan antara konstruk independen dan dependen.
b. Model measurement: hubungan (nilai loading) antara indikator dengan kostruk
(variabel laten).
Digabungkannya pengujian model structural dan pengukuran tersebut
memungkinkan peneliti untuk :
a. Mengetahui measurement error
b. Melakukan analisis faktor sekaligus pengujian hipotesis secara bersamaan.
Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan
menggunakan bantuan software AMOS 25.0.
3.8 Tahapan Pemodelan
Hair et al. (1998) mengajukan tahapan pemodelan dan analisis persamaan struktural menjadi 7
(tujuh) langkah yaitu :
1. Pengembangan model secara teoritis
2. Menyusun diagram jalur
3. Mengubah diagram jalur menjadi persamaan struktural
4. Memilih matriks input untuk analisis data
5. Menilai identifikasi model;
6. Menilai Kriteria Goodness-of-Fit
7. Interprestasi estimasi model
Berikut ini akan dijelaskan secara detail masing-masing tahapan.
a. Langkah 1 : Pengembangan Model Berdasarkan Teori
Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencari atau pengembangan
sebuah model yang mempunyai justifikasi terpenting yang kuat untuk kemudian dilakukan
uji validitas yang empiris. SEM diaplikasikan bukan sebagai penghasil hubungan secara
kausal, akan tetapi untuk mengetahui dan menunjukkan adanya suatu hubungan kausalitas.
(Ferdinand, 2006).
SEM didasarkan suatu pola hubungan kausalitas dimana hubungan ini bersifat influencing
atau mempengaruhi. Kondisi suatu variabel akan mempengaruhi variabel yang lain, hal ini
merupakan indikasi adanya justifikasi bersifat teoritis sebagai pendukung suatu penelitian.
b. Langkah 2 dan 3 : Menyusun Diagram Jalur dan Persamaan Struktural
Langkah berikutnya adalah menyusun hubungan kausalitas dengan diagram jalur dan
menyusun persamaan strukturalnya. Ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu menyusun
model struktural yaitu menghubungkan antar konstruk laten baik endogen maupun eksogen
dan menyusun measurement model yaitu menghubungkan konstruk laten endogen atau
eksogen dengan variabel indikator atau manifest.
Ketika measurement model telah terspesifikasi, maka peneliti harus menentukan reliabilitas
dari indikator. Reliabilitas indikator dapat dilakukan dengan dua cara, (1) diestimasi secara
empiris atau (2) dispesifikasi.
c. Langkah 4 : Memilih Matriks Input Untuk Analisis Data
SEM berbeda dari teknik regresi berganda yang lain. SEM hanya menggunakan data matrik
varian atau kovarian atau metrik korelasi untuk di input. Pada penelitian ini dalam pengujian
teori, matriks inputnya adalah matriks konvarians/varians, sebab lebih memenuhi asumsi dan
metodologi, dimana standard error yang dilaporkan akan menunjukan angka yang lebih
akurat dibandingkan dengan menggunakan matriks korelasi. Jumlah standar sampel untuk
SEM berjumlah 100 hingga 200 sampel. Sedangkan program untuk menguji teknik ini yang
paling tepat adalah AMOS, dimana peneliti menggunakan versi AMOS 25.0 sebagai alat
mengolah data penelitian.
d. Langkah 5 : Menilai Identifikasi Model
Selama proses estimasi berlangsung dengan program komputer, sering didapat hasil estimasi
yang tidak logis atau meaningless dan hal ini berkaitan dengan masalah identifikasi model
struktural. Permasalahan dalam tahap ini adalah model yang diharapkan tidak mampu
menghasilkan estimasi yang sempurna. Untuk melihat permasalahan identifikasi ini dengan
melihat beberapa aspek hasil perhitungan :
1. Nilai standar yang besar untuk satu atau lebih koefisien..
2. Ketidakmampuan program untuk invert information matrix.
3. Nilai estimasi yang tidak mampu melihat varian yang negatif
4. Nilai korelasi lebih dari 90 antar koefisien yang diestimasi.
e. Langkah 6 : Menilai Kriteria Goodness-of-Fit (Uji Kesesuaian)
Dengan mengacu pada kriteria Goodness-of-fit , kesesuaian model diuji agar dapat terbukti
valid. Untuk itu sebagai awal maka harus memenuhi beberapa asumsi-asumsi SEM :
1. Ukuran sampel
2. Ukuran sampel minimum berjumlah 100 dengan parameter berjumlah 10, apabila
menggunakan 20 parameter maka dibutuhkan 200 sampel sebagai syarat ukuran sampel.
3. Normalitas dan Linearitas
4. Untuk normalitas dan linieritas data dapat dilihat pada output estimasi AMOS yaitu
pada tabel normalitas dan mahalanobis distance dengan mengacu pada beberapa kriteria
sesuai Goodness off Fit.
1. Outliers
Outliers adalah hasil estimasi bernilai ekstrim secara univariate maupun multivariate
dikarenakan adanya keunikan karakter penyusun data.Hal ini dapat ditanggulangi
dengan syarat mengetahui asal muasal permasalahan dalam estimasi. Terdapat empat
katagori didalam Outliers, yaitu:
i. Kesalahan prosedur seperti kesalahan input data dan kesalahan coding data akan
membuat Outlier akan terjadi.
ii. kemungkinan profit yang dihasilkan suatu instrumen yang disebabkan oleh
instrumen lain akan membuat Outlier akan terjadi.
iii. Outlier akan terjadi apabila peneliti tidak mengetahui alasan apa yang terjadi
penyebab nya didalam sebuah penelitian.
iv. Outlier akan terjadi apabila dalam nilai yang diharapkan menjadi tidak lazim jika
digabungkan dengan variable lain yang disebut dengan multivariate Outliers.
2. Multicollinearity dan singularity.
Multicollinearitas dapat dideksi dari determinan matriks kovarians. Jika nilai
determinan matriks kovarians kecil maka akan terjadi indikasi problem
multikolinearitas. Terdapat fasilitas warning yang terdapat pada program computer
SEM, jika terjadi indikasi multikoloniaritas atau singularitas maka muncul kata kata
warning. Jika muncul kata kata tersebut maka yang harus dilakukan adalah dengan
kembali meneliti lagi apakah ada kombinasi linier dari hasil variable analisis. Tindakan
yang dapat dilakukan adalah dengan menghapus variable yang menyebabkan
singularitas itu. Jika singularitas dan multikolinearitas ditemukan dalam data yang
telah diolahsalah satu carayang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan composit
variabels, lalu gunakan composite variabels itu dalam analisis selanjutnya. Pengambilan
Keputusan :
Melihat nilai Tolerance
1. Multikolinearitas terjadi, apabila nilai toleransi lebih besar dari 0,10.
2. Multikolinearitas, apabila nilai toleransilebih kecil atau sama dengan 0,10.
Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)
1. Jika nilai VIF < 10,00 maka tidak terjadi Multikolinieritas.
2. Jika nilai VIF >10,00 atau equivalen, maka terjadi Multikolinieritas.
3. Uji Kesesuaian dan Statistik
Untuk menguji kesesuaian suatu model, maka ada beberapa pengukuran yang penting
dalam mengevaluasi kriteria goodness of fit, yaitu sebagai berikut :
1. CM Square Statistic (X2).Likelihood ratio chi-aquare statistic (X2) merupakan
cara pengukuran yang paling sederhana dan mendasar. semakin rendah nilai dari x2
maka memberitahu jika model yang digunakan dalam penelitian tersebut semakin
baik dan dapat diterima berdasarkan probabilitas dengan cut of value sebesar p >
0,05 atau n > 0,10.
2. RMSEA (The Root Mean Square Error of Appoximation) yang menunjukan
goodness of fit yang didapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi.
Indeks yang dapat diterima adalah Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan
0,08 model yang menunjukan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degress of
freedom.
3. GFI (Goodness Of Index) rentang nilai, antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0
(perfect fit) merupakan nilai ukuran non statistik. Indikasi better fit dikatakan
apabila nilai tinggi. p≥0,05 merupakan nilai significant probability yang dapat
diterima.
4. AGFI (Adjust Goodness Of Fit Indeks), Apabila AGFI mempunyai nilai sama
dengan atau lebih besar dari 0,90 maka nilai tersebut dapat diterima ataupun
direkomendasikan.
5. CMIN/DF, adalah the minimum sample discrepancy fungctionyang dibagi dengan
degree of freedom. CMIN/DF tidak lain adalah statistic chi-aquare, X2 dibagi
DFnya disebut x2 relatif. akan terjadi indikasi dari acceptable fit antara model dan
data apabila nilai x2 relatif kurang dari 2,0 atau 3,0.
6. TLI (Truck lewis Index), merupakan pembandingan antara incremental index
dengan sebuah model yang diuji terhadap sebuah base line model, nilai yang
diterima sebagai acuan rekomendasi untuk sebuah model sebesar ≥ 0,95.
7. CFI (Competitive Fit Index), Jika nilai mendekati 1 maka model tersebut
merupakan nilai fit yang paling tinggi. ≥ 0,95 merupakan nilai yang
direkomenadikan oleh CFI.
f. Langkah 7 : Interpretasi Estimasi Model
Jika model tidak memenuhi syarat dalam pengujian yang telah dilakukan maka akan di
lakukan menginterpretasi model dan modifikasi model hal tersebut merupakan langkah
terakhir .hal yang dipertimbangkan dalam perlu tidaknya memodifikasi model adalah
dengan melihat jumlah residual kovarians yang dihasilkan oleh model.Batas keamanan
untuk jumlah residual lebih besar dari 5% dari keseluruhan residual kovarians yang
dihasilkan oleh model, maka dari itu melakukan modifikasi dapat dipertimbangkan. Jika
hasil nilai dari residual oleh model sebesar (>2,58), mempertimbangkan untuk menambah
sebuah alur baru terhadap model yang diestimasi merupakan cara lain untuk memodifikasi
model .