bab iii. metodologi penelitian | 25 bab iii metodologi...

25
BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Menurut Luhut P. (2000) “ciri-ciri penelitian kuasi eksperimen secara khas mengenai keadaan praktis yang tidak mungkin mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut”. Desain penelitiannya menggunakan one group pretest-posttest design, yaitu dengan memberikan perlakuan kepada subyek penelitian tanpa dibandingkan dengan kelas kontrol dan dilakukan dalam beberapa kali pertemuan pembelajaran. Desain penelitian tersebut digambarkan seperti tabel 3.1 di bawah ini : Tabel 3.1 Skema one group pretest-posttest design Pre Test Treatment Post Test T 1 X T 4 T 2 X T 5 T 3 X T 6 Keterangan : T 1 = pretest pada pembelajaran ke-1 T 2 = pretest pada pembelajaran ke-2 T 3 = pretest pada pembelajaran ke-3 T 4 = posttest pada pembelajaran ke-1 (tes yang diberikan sama dengan T 1 ) T 5 = posttest pada pembelajaran ke-2 (tes yang diberikan sama dengan T 2 )

Upload: vominh

Post on 02-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuasi eksperimen. Menurut Luhut P. (2000) “ciri-ciri penelitian kuasi eksperimen

secara khas mengenai keadaan praktis yang tidak mungkin mengontrol semua

variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut”. Desain

penelitiannya menggunakan one group pretest-posttest design, yaitu dengan

memberikan perlakuan kepada subyek penelitian tanpa dibandingkan dengan

kelas kontrol dan dilakukan dalam beberapa kali pertemuan pembelajaran.

Desain penelitian tersebut digambarkan seperti tabel 3.1 di bawah ini :

Tabel 3.1

Skema one group pretest-posttest design

Pre Test Treatment Post Test T1 X T4 T2 X T5 T3 X T6

Keterangan :

T1 = pretest pada pembelajaran ke-1

T2 = pretest pada pembelajaran ke-2

T3 = pretest pada pembelajaran ke-3

T4 = posttest pada pembelajaran ke-1 (tes yang diberikan sama dengan T1)

T5 = posttest pada pembelajaran ke-2 (tes yang diberikan sama dengan T2)

Page 2: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 26

T6 = posttest pada pembelajaran ke-3 (tes yang diberikan sama dengan T3)

X = perlakuan pembelajaran dengan penerapan model inkuiri terbimbing.

Tiap perlakuan dalam penelitian ini sama pada tiap pertemuan pembelajaran.

Penjelasan desain penelitian pada tabel 3.1 adalah sebagai berikut :

1. Tes awal (pretest) dilakukan sebelum proses pembelajaran, hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui keterampilan generik-prestasi belajar awal

siswa.

2. Memberikan perlakuan (treatment) terhadap subyek penelitian dengan

menerapkan model inkuiri terbimbing pada setiap pertemuan pembelajaran

nya.

3. Setelah pembelajaran pada setiap pertemuan selesai, dilaksanakan tes akhir

(posttest), untuk mengetahui keterampilan generik-prestasi belajar siswa.

B. Populasi dan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian sedangkan sampel merupakan sebagian dari populasi. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah satu SMA Negeri di kota

Bandung tahun ajaran 2009/2010 yang terdiri dari enam kelas, sedangkan sampel

penelitian yang digunakan adalah salah satu kelas yang dipilih secara cluster

random sampling, yaitu teknik memilih suatu sampel secara acak dalam suatu

kelompok yang telah dipilih. Sampel yang dipilih berjumlah 44 orang siswa

Page 3: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 27

namun yang menjadi objek penelitian adalah 35 orang karena sebanyak 11 orang

siswa tidak hadir selama pelaksanaan penelitian.

C. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:149) instrumen adalah alat pada waktu

penelitian menggunakan suatu metode, dan untuk beberapa metode instrumennya

memiliki nama yang sama dengan nama metodenya. Dalam penelitian ini

digunakan instrumen berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda untuk mengukur

prestasi belajar dan keterampilan generik siswa, serta lembar observasi untuk

memeriksa keterlaksanaan model yang diterapkan dalam pembelajaran.

1. Tes Prestasi Belajar - Keterampilan Generik

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh kelompok atau individu (Suharsimi,

2006: 150). Tes yang digunakan adalah tes prestasi belajar yang sekaligus

merupakan tes keterampilan generik yang berbentuk pilihan ganda dengan

bahasan materi fluida statis. Tes dilaksanakan sebanyak dua kali dalam setiap

pembelajaran, yaitu tes awal sebelum perlakuan (pretest) dan tes akhir

(posttest) setelah perlakuan. Soal yang digunakan pada tes awal dan tes akhir

merupakan soal yang sama. Instrumen tes ini digunakan untuk mengetahui

keterampilan generik yang meliputi indikator pengamatan langsung, inferensi

logika, hukum sebab-akibat, pemodelan matematika dan membangun konsep

sekaligus untuk mengetahui prestasi belajar yang mencakup ranah kognitif

Page 4: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 28

pada aspek pemahaman (C2), penerapan (C3) dan analisis (C4). Instrumen tes

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.1, B.2, dan B.3 (hal. 125-161).

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen

penelitian adalah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan Kurikulum 2006 (KTSP) mata

pelajaran fisika SMA kelas XI semester dua tentang materi pokok fluida

statis.

b. Membuat soal dan kunci jawaban berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat

c. Mengkonsultasikan soal-soal yang telah dibuat tersebut kepada dosen

pembimbing I dan dosen pembimbing II, kemudian melakukan revisi soal

berdasarkan saran yang diberikan dosen pembimbing I dan dosen

pembimbing II.

d. Meminta pertimbangan (judgement) kepada dua orang dosen yang

direkomendasikan oleh dosen pembimbing dan satu orang guru mata

pelajaran fisika di SMA, kemudian melakukan revisi soal berdasarkan

saran dari dosen yang melakukan judgement.

e. Melakukan uji coba soal pada anggota populasi penelitian di luar sampel

yaitu pada kelas XI IPA. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas,

reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal.

f. Menganalisis hasil uji instrumen yang meliputi tingkat kesukaran butir

soal, daya pembeda butir soal, uji validitas tes dan reliabilitas tes.

g. Melakukan revisi ulang melalui konsultasi dengan dosen pembimbing.

Page 5: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 29

2. Lembar Obsevasi

Lembar observasi berguna untuk mengetahui keterlaksanaan model

inkuri terbimbing yang digunakan serta aktivitas siswa dan guru selama

pembelajaran berlangsung. Adapun lembar observasi keterlaksanaan model

inkuiri terbimbing oleh guru dan lembar observasi keterlaksanaan model

inkuiri terbimbing oleh siswa dapat dilihat pada lampiran B.4 (hal:162-165 ).

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

1. Tahap Persiapan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan untuk persiapan dalam melakukan penelitian

adalah sebagai berikut:

a. Melakukan studi pendahuluan, untuk memperoleh fakta permasalahan di

lapangan.

b. Melakukan studi literatur untuk memperoleh pemecahan masalah.

c. Telaah kurikulum, dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang

hendak dicapai dalam pembelajaran.

d. Menentukan sampel penelitian.

e. Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Skenario

Pembelajaran, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

f. Membuat dan menyusun instrumen penelitian.

g. Melakukan uji coba dan analisis instrumen penelitian.

Page 6: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 30

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian adalah

menerapkan model inkuiri terbimbing sebanyak tiga kali pembelajaran. Dalam

setiap pertemuan pembelajaran dilakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Memberikan tes awal (pretest)

b. Memberikan perlakuan dengan menerapkan model inkuiri terbimbing

selama kegiatan pembelajaran

c. Selama pembelajaran, observer melakukan observasi mengenai

keterlaksanaan model inkuiri terbimbing untuk aktivitas guru dan siswa di

dalam kelas

d. Memberikan tes akhir (posttest)

3. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah sebagai berikut:

a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian

b. Membahas hasil penelitian

c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan

data untuk menjawab permasalahan penelitian

d. Memberikan saran-saran terhadap kekurangan yang menjadi hambatan

dalam pelakasanaan pembelajaran.

Adapun alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan seperti gambar 3.1

di bawah ini:

Page 7: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 31

Gambar 3.1

Bagan Alur Penelitian

Rumusan Masalah

Studi Literatur

Penyusunan Silabus, RPP, Skenario Pembelajaran, LKS, Instrumen tes, dan Lembar Observasi

Pelaksanaan Penelitian

Seri Pembelajaran ke-1

� Pretest � Treatment � Posttes � Pengumpulan data

hasil pembelajaran seri ke-1

Seri Pembelajaran ke-2

� Pretest � Treatment � Posttes � Pengumpulan data

hasil pembelajaran seri ke-2

Seri Pembelajaran ke-3

� Pretest � Treatment � Posttes � Pengumpulan data

hasil pembelajaran seri ke-3

Pengolahan & Analisis Data

Kesimpulan

Rumusan Masalah

Studi Literatur

Penyusunan Silabus, RPP, Skenario Pembelajaran, LKS, Instrumen tes, dan Lembar Observasi

Pelaksanaan Penelitian

Seri Pembelajaran ke-1

� Pretest � Treatment � Posttes � Pengumpulan data

hasil pembelajaran seri ke-1

Seri Pembelajaran ke-2

� Pretest � Treatment � Posttes � Pengumpulan data

hasil pembelajaran seri ke-2

Seri Pembelajaran ke-3

� Pretest � Treatment � Posttes � Pengumpulan data

hasil pembelajaran seri ke-3

Pengolahan & Analisis Data

Kesimpulan

Rumusan Masalah

Studi Literatur

Penyusunan Silabus, RPP, Skenario Pembelajaran, LKS, Instrumen tes, dan Lembar Observasi

Pelaksanaan Penelitian

Pembelajaran ke-1

� Pretest � Treatment � Posttes � Pengumpulan data

hasil pembelajaran ke-1

Pembelajaran ke-2

� Pretest � Treatment � Posttes � Pengumpulan data

hasil pembelajaran ke-2

Pembelajaran ke-3

� Pretest � Treatment � Posttes � Pengumpulan data

hasil pembelajaran ke-3

Pengolahan & Analisis Data

Kesimpulan

Page 8: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 32

E. Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian terlebih dahulu diuji

coba di kelas lain. Hal ini dimaksudkan supaya data yang diperoleh adalah data

yang benar sehingga dapat menggambarkan kemampuan subyek penelitian

dengan tepat. Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian dianalisis dengan

uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran untuk memperoleh

keterangan layak atau tidaknya soal digunakan dalam penelitian.

1. Validitas

Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes. Tes

yang valid (absah=sah) adalah tes yang benar-benar mengukur apa yang

hendak diukur. Dengan kata lain, validitas tes menunjukkan tingkat ketepatan

tes dalam mengukur sasaran yang hendak diukur. (Arikunto, 2008:64)

Validitas suatu instrumen diketahui dari hasil pemikiran dan hasil

pengalaman. Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien

produk momen. Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan

perumusan :

( ){ }{ }2 22 2

( )

( ) ( )XY

N XY X Yr

N X X N Y Y

−=

− −

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

XYr = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X = Skor tiap butir soal

Page 9: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 33

Y = Skor total tiap butir soal

N = Jumlah peserta tes

Interpretasi koefisien korelasi yang menunjukan nilai validitas ditunjukkan

oleh tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2

Interpretasi Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,800 – 1,00 0,600 – 0,800 0,400 – 0,600 0,200 – 0,400 0,00 – 0,200

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah

Sangat Rendah

(Arikunto, 2008:75)

2. Reliabilitas

Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni

sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang

ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah). Tes yang reliabel adalah tes yang dapat

dipercaya artinya tes yang dapat menghasilkan skor secara ajeg, relatif tidak

berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. (Arikunto,

2008:86)

Nilai reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh koefisien reliabilitas.

Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen adalah

dengan menggunakan teknik belah dua. Reliabilitas instrumen dapat

ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :

Page 10: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 34

( )1/ 2 1/ 2

111/2 1/ 2

2

1

r rr

r r=

+

Keterangan :

11r = Reliabilitas Instrumen

1 12 2

r r = Korelasi antara skor–skor tiap belahan tes

Interpretasi Reliabilitas Instrumen ditunjukan dalam tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.3

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,80– 1,00 0,60 – 0,80 0,40 – 0,60 0,20 – 0,40 0,00 – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah

Sangat Rendah

(Arikunto, 2008 : 75)

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang

menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. (Arikunto, 2008:207).

Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan:

x

BP

J=

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya Siswa yang menjawab benar

xJ = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Page 11: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 35

Indeks kesukaran diklasifikasikan seperti tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi 0,00 – 0,29 0,30 – 0,69 0,70 – 1,00

Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah

(Arikunto; 2008: 210)

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah (Arikunto, 2008 : 211). Daya pembeda butir soal dihitung dengan

menggunakan persamaan berikut:

A B

A B

B BDP

J J= −

Keterangan :

DP = Indeks Daya Pembeda

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = Banyaknya peserta tes kelompok atas

JB = Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Kriteria indeks daya pembeda diklasifikasikan pada tebel 3.5 berikut:

Page 12: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 36

Tabel 3.5

Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Klasifikasi 0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,69 0,70 – 1,00

Negatif

Jelek Cukup Baik

Baik Sekali Tidak baik, harus dibuang

(Arikunto, 2008: 218)

F. Hasil Uji Coba Tes

Instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian diuji terlebih dahulu

untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes digunakan dalam penelitian.

Data hasil uji coba tes untuk pembelajaran ke-1, pembelajaran ke-2 dan

pembelajaran ke-3 yang telah dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran

dan daya pembedanya dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Instrumen Tes Keterampilan Generik dan Prestasi Belajar

Pembelajaran No. Soal

Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

Nilai Kriteria Nilai Klasifikasi Nilai Klasifikasi

Ke-1

1 0,51 Cukup 0,43 Baik 0,43 Sedang

2 0,56 Cukup 0,50 Baik 0,61 Sedang

3 0,56 Cukup 0,43 Baik 0,79 Mudah

4 0,55 Cukup 0,50 Baik 0,54 Sedang

5 0,63 Tinggi 0,36 Cukup 0,82 Mudah

6 0,57 Cukup 0,50 Baik 0,25 Sukar

7 0,55 Cukup 0,36 Cukup 0,18 Sukar

8 0,35 Rendah 0,21 Cukup 0,46 Sedang

9 0,62 Tinggi 0,64 Baik 0,61 Sedang

Ke-2 1 0,52 Cukup 0,57 Baik 0,57 Sedang

2 0,44 Cukup 0,43 Baik 0,21 Sukar

Page 13: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 37

Pembelajaran No. Soal

Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

Nilai Kriteria Nilai Klasifikasi Nilai Klasifikasi

3 0,46 Cukup 0,43 Baik 0,29 Sukar

4 0,52 Cukup 0,43 Baik 0,64 Sedang

5 0,46 Cukup 0,21 Cukup 0,75 Mudah

6 0,38 Rendah 0,36 Cukup 0,54 Sedang

7 0,51 Cukup 0,50 Baik 0,46 Sedang

8 0,56 Cukup 0,36 Cukup 0,75 Mudah

9 0,21 Rendah 0,21 Cukup 0,25 Sukar

Ke-3

1 0,33 Rendah 0,29 Cukup 0,79 Mudah

2 0,57 Cukup 0,43 Baik 0,79 Mudah

3 0,60 Cukup 0,43 Baik 0,64 Sedang

4 0,74 Tinggi 0,57 Baik 0,71 Mudah

5 0,47 Cukup 0,36 Cukup 0,32 Sedang

6 0,41 Cukup 0,21 Cukup 0,61 Sedang

7 0,49 Cukup 0,36 Cukup 0,75 Mudah

Berdasarkan hasil uji coba instrumen pada tabel 3.6, instrumen yang telah

diujikan memiliki nilai validitas soal yang cukup bervariasi pada setiap

pembelajarannya. Untuk seluruh butir soal yang telah di analisis memperoleh nilai

validitas sebagai berikut: empat butir soal memiliki validitas rendah, 19 butir soal

memiliki validitas cukup dan tiga butir soal memiliki validitas tinggi.

Agar suatu soal mampu membedakan antara siswa berkemampuan rendah

dengan siswa berkemampuan tinggi, maka perlu diketahui nilai daya pembeda

soal. Berdasarkan tabel 3.6 daya pembeda yang dimiliki 25 butir soal yang telah

diujikan terbagi menjadi dua kategori, yaitu: 11 butir soal memiliki daya pembeda

dengan klasifikasi cukup, dan 14 butir soal memiliki daya pembeda dengan

kategori baik. Secara umum semua soal dapat membedakan antara siswa

berkemampuan rendah dengan siswa berkemampuan tinggi. Karena tidak ada soal

Page 14: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 38

yang memiliki daya pembeda yang bernilai negatif, maka semua soal dapat

digunakan.

Hasil analisis untuk tingkat kesukaran dari instrumen tes yang berjumlah

25 butir soal adalah sebagai berikut : delapan butir soal memiliki tingkat

kesukaran dengan kategori mudah, 12 soal memiliki tingkat kesukaran dengan

kategori sedang dan lima soal memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sukar,

hal ini menunjukkan bahwa soal tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Dengan demikian semua soal dapat digunakan untuk penelitian.

Nilai koefisien reliabilitas instrumen pada setiap pembelajaran,

ditunjukkan pada tabel 3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas Instrumen r11 Kriteria

Pembelajaran ke-1 0,96 Sangat tinggi

Pembelajaran ke-2 0,91 Sangat tinggi

Pembelajaran ke-3 0,89 Sangat tinggi

Teknik yang digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen adalah

dengan rumus K-R 20, karena butir soal pada setiap pembelajaran memiliki

jumlah ganjil. Berdasarkan tabel 3.7, dapat dilihat bahwa untuk butir soal pada

pembelajaran ke-1, ke-2 dan ke-3 memiliki reliabilitas sangat tinggi.

Page 15: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 39

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka semua soal dari 25 butir

soal yang telah diujicobakan dapat digunakan dalam penelitian. Rekapitulasi hasil

uji coba dapat dilihat pada lampiran C (hal: 167-172).

Adapun distribusi soal tes keterampilan generik yang digunakan pada tiap

pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini:

Tabel 3.8

Distribusi Soal Tes Keterampilan Generik

NO KETERAMPILAN

GENERIK

PEMBELAJARAN ke-1

PEMBELAJARAN ke-2

PEMBELAJARAN ke-3

NO. SOAL

JUMLAH SOAL

NO. SOAL

JUMLAH SOAL

NO. SOAL

JUMLAH SOAL

1 Pengamatan Langsung 2 1 3 1 1 1

2 Inferensi Logis 5 1 8 1 4,6 2

3 Pemodelan Matematis 3,6,9 3 1,2,5,9 4 3 1

4 Hukum Sebab-akibat 1,4,7 3 6 1 5,7 2

5 Membangun Konsep 8 1 4,7 2 2 2

JUMLAH 9 9 7

Sedangkan untuk distribusi tes prestasi belajar yang digunakan pada tiap

pertemuan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut ini

Tabel 3.9

Distribusi Soal Tes Prestasi Belajar

NO ASPEK KOGNITIF

PEMBELAJARAN ke-1

PEMBELAJARAN ke-2

PEMBELAJARAN ke-3

NO. SOAL

JUMLAH SOAL

NO. SOAL

JUMLAH SOAL

NO. SOAL

JUMLAH SOAL

1 Pemahaman (C2) 1,4,7,8 4 6,7,8 3 2 1

2 Penerapan (C3) 5,9 2 1,2,4,9 4 3,4,7 3

3 Analisis (C4) 2,3,6 3 3,5 2 1,5,6 3

JUMLAH 9 9 7

Page 16: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 40

G. Teknik Pengolahan Data

1. Analisis Data Hasil Tes

Untuk menganalisis data yang telah diperoleh selama penelitian,

berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan:

a. Menghitung skor dari setiap jawaban, baik pada pretes maupun pada

postes pada setiap pertemuan pembelajaran

b. Menentukan nilai gain

Gain adalah selisih antara skor tes awal dan skor tes akhir. Nilai gain dapat

ditentukan dengan rumusan sebagai berikut:

Keterangan :

G = gain

Sf = skor tes akhir

Si = skor tes awal

2. Menentukan Nilai Gain Ternormalisasi

Gain ternormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain aktual

yaitu skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yaitu skor

gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa (Richard R. Hake, 1999). Untuk

f iG S S= −

Page 17: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 41

perhitungan nilai gain ternormalisasi dan pengklasifikasiannya akan

digunakan persamaan sebagai berikut :

a. Gain ternormalisasi setiap siswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

( )( )i

if

S

SSg

%%100

%%

−−

=

Keterangan :

g = gain ternormalisasi

Si = skor tes awal

Sf = skor tes akhir

b. Rata-rata gain ternormalisasi

Rata-rata gain ternormalisasi <g>, didefinisikan sebagai rasio rata-rata

gain aktual <G> terhadap rata-rata gain maksimum yang mungkin. (Hake,

1999)

Nilainya dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

( )

( )% %%

% 100 %f i

maks i

S SGg

G S

< > − < >< >< > = =< > − < >

Keterangan :

<g> = rata-rata gain ternormalisasi

⟨Si⟩ = rata-rata skor tes awal

⟨Sf ⟩ = rata-rata skor tes akhir

Page 18: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 42

Nilai <g> yang diperoleh kemudian diinterpretasikan pada tabel 3.11

berikut:

Tabel 3.10

Interpretasi nilai gain

(Richard R. Hake, 1999)

3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang

diperoleh dari hasil penelitian, uji normalitas juga digunakan untuk

mengetahui sebaran distribusi data yang diperoleh. Hal ini berkaitan dengan

sampel yang diambil. Melalui uji normalitas peneliti bisa mengetahui apakah

sampel yang diambil mewakili populasi atau tidak. Uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan teknik Chi Square. Langkah-langkah yang dilakukan

adalah sebagai berikut (Nurgana, 1985:8) :

a. Menghitung rata-rata

Untuk mengitung nilai rata-rata (mean) digunakan persamaan:

ixx

n= ∑

b. Mencari standar deviasi dari data yang akan diuji normalitasnya

Gain <g> Kualifikasi

(<g>) > 0,7 Tinggi 0,7> (<g>) > 0,3 Sedang

(<g>) < 0,3 Rendah

Page 19: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 43

Untuk menghitung besarnya standar deviasi digunakan persamaan:

( )( )

2

1ix x

Sn

−=

−∑

x = nilai rata-rata gain

ix = nilai gain yang diperoleh siswa

n = jumlah siswa

S = standar deviasi

c. Membuat daftar frekwensi observasi dan frekwensi ekspektasi

� Menentukan banyak kelas (k) dengan rumus:

1 3,3logk n= + dengan n = jumlah siswa

� Menentukan panjang kelas (p) dengan rumus:

rp

k=

r = Rentang = skor terbesar – skor terkecil

� Mencari frekuensi observasi (Oi) dengan menghitung banyaknya

respon yang termasuk pada interval yang telah ditentukan.

� Menentukan nilai baku z dengan menggunakan persamaan :

bk xz

S

−=

bk = batas kelas

� Mencari luas tiap kelas interval (gunakan daftar z)

� Mencari frekuensi harapan Ei dengan persamaan berikut :

iE n l= ×

Page 20: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 44

d. Menghitung nilai 2χ (Chi kuadrat) dengan menggunakan persamaan :

( )2

2 i i

i

O E

−=∑

e. Menentukan derajat kebebasan (db) dengan menggunakan persamaan :

3db k= −

f. Menentukan nilai 2χ dari daftar

g. Menentukan normalitas dengan cara membandingkan harga 2hitungχ dengan

2tabelχ

Jika 2hitungχ < 2

tabelχ , maka data berdistribusi normal, sedangkan

Jika 2hitungχ > 2

tabelχ , maka data tidak berdistribusi normal

Setelah dilakukan uji normalitas, jika diketahui datanya berdistribusi normal

maka digunakan uji statistik parametrik. Namun, jika datanya tidak

berdistribusi normal maka digunakan uji statistik non parametrik. Sebelum

melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu perlu dilakukan uji homogenitas

untuk mengetahui apakah data yang diperoleh memiliki varians yang

homogen atau tidak.

4. Uji Homogenitas

Cara menentukan homogenitas data hasil penelitian dilakukan dengan

langkah-langkah berikut ini :

a. Menentukan varians dari dua sampel data yang diuji homogenitasnya.

b. Menghitung nilai F dengan menggunakan rumus :

Page 21: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 45

Keterangan:

s2b = varians yang lebih besar

s2k = varians yang lebih kecil

c. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel dengan

ketentuan:

maka data homogen

tabelhitung FF > maka data tidak homogen

5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan uji t ketika data yang diperoleh

terdistribusi normal dan homogen. Untuk sampel besar (n > 30) persamaan

yang digunakan adalah:

2

22

1

21

12t

N

s

N

s

MM

+

−=

Keterangan :

1M = rata-rata pretest N1 = jumlah siswa

ks

bsF

2

2

=

hitung tabelF F<

Page 22: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 46

2M = rata-rata posttest N2 = jumlah siswa

s21 = varians pretest s2

2 = varians posttest

tabelhitung tt > maka H0 ditolak

tabelhitung tt < maka H0 diterima

Jika data berdistribusi normal, tetapi tidak homogen maka pengujian

hipotesis dilakukan dengan uji t’ sebagai berikut :

2

22

1

21

12't

N

s

N

s

MM

+

−=

dengan kriteria pengujian adalah tolak hipotesis jika :

dan terima jika terjadi sebaliknya, dengan

0H

1 1 2 2

1 2

'wt w t

tw w

+≥+

0H

1 2

2 21 2

1 2 1 (1 )( 1) 2 (1 )( 1)1 2

; ; ;N N

S Sw w t t t t

N N α α− − − −= = = =

Page 23: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 47

6. Uji Wilcoxon

Jika data tidak berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis

dilakukan dengan uji wilcoxon. Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji

wilcoxon adalah sebagai berikut:

1. Membuat daftar rank

2. Menentukan nilai W, yaitu bilangan yang paling kecil dari jumlah rank

positif dan jumlah rank negatif. nilai W diambil salah satunya.

3. Menentukan nilai W dari tabel. Jika n > 25, maka nilai W dihitung

dengan rumus :

( 1) ( 1)(2 1)

4 24

n n n n nW x

+ + += −

(Nurgana, 1985:13)

2,5758x = untuk taraf signifikasi 1%

1,96x = untuk taraf signifikasi 5%

4. Pengujian Hipotesis

JikaW < tabelW , maka hipotesis ditolak.

JikaW > tabelW , maka hipotesis diterima.

Page 24: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 48

H. Analisis Data Hasil Observasi

Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan

siswa selama pembelajaran. Observasi aktivitas guru dan siswa ini bertujuan

untuk mengetahui keterlaksanaan model inkuiri oleh guru dan siswa. Dalam

lembar observasi aktivitas guru disediakan kolom saran. Hal ini dilakukan agar

kekurangan/kelemahan yang terjadi selama pembelajaran bisa diketahui sehingga

diharapkan pembelajaran selanjutnya bisa lebih baik.

Adapun tahapan analisis data hasil observasi keterlaksanaan adalah

sebagai berikut:

� Menjumlahkan keterlaksanaan indikator model inkuiri yang terdapat pada

lembar observasi yang telah diamati oleh observer.

� Menghitung persentase keterlaksanaannya dengan menggunakan rumus:

100%Skor Hasil Observasi

PersentaseSkor Total

= ×

Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan model inkuiri yang dilakukan

oleh guru, dapat diinterpretasikan pada tabel berikut:

Tabel 3.11

Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Persentase (%) Kategori

0,00 - 24,90 Sangat Kurang

25,00 - 37,50 Kurang

37,60 - 62,50 Sedang

Page 25: BAB III. Metodologi Penelitian | 25 BAB III METODOLOGI ...a-research.upi.edu/operator/upload/s_d025_0606167_chapter3.pdf · penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di salah

B A B I I I . M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n | 49

Persentase (%) Kategori

62,60 - 87,50 Baik

87,60 - 100,00 Sangat Baik

(Mulyadi dalam Usep Nuh, 2007:52)