bab iii metodologi penelitian · 2016. 6. 22. · jerman. inti metode ols adalah mengestimasi suatu...

15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan jenis penelitian, metode penelitan, variabel penelitian, definisi operaional, sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan terkait dengan penelitian tentang pengaruh jumlah penduduk dan pengangguran terhadap kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2005 - 2010. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian sebab akibat (kausalitas). Dalam Kuncoro (2007: 17) model kausal memasukan dan menguji variabel variabel yang diduga mempengaruhi variabel dependen. 1.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang di gunakan untuk mengkaji mengenai pengaruh jumlah penduduk dan pengangguran terhadap kemiskinan di Jawa Tengah adalah metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, di gunakan untuk meneliti pada populasi dan sample tertentu, teknik pengambilan sample pada umumnya di lakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan. 1 1.3 Populasi dan Sampel Penelitian 1 Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hlm 14.

Upload: others

Post on 02-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini menjelaskan jenis penelitian, metode penelitan, variabel penelitian,

    definisi operaional, sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis

    data yang digunakan terkait dengan penelitian tentang pengaruh jumlah penduduk

    dan pengangguran terhadap kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2005 - 2010.

    3.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

    penelitian sebab – akibat (kausalitas). Dalam Kuncoro (2007: 17) model kausal

    memasukan dan menguji variabel – variabel yang diduga mempengaruhi variabel

    dependen.

    1.2 Metode Penelitian

    Metode penelitian yang di gunakan untuk mengkaji mengenai pengaruh

    jumlah penduduk dan pengangguran terhadap kemiskinan di Jawa Tengah adalah

    metode kuantitatif.

    Metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian

    yang berlandaskan pada filsafat positivisme, di gunakan untuk meneliti pada

    populasi dan sample tertentu, teknik pengambilan sample pada umumnya di

    lakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

    analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

    yang telah di tetapkan.1

    1.3 Populasi dan Sampel Penelitian

    1 Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

    Bandung: Alfabeta. Hlm 14.

  • Populasi adalah ”objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan

    memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”.2

    Populasi dalam penelitian ini adalah populasi sama dengan sampel yaitu

    data kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 – 2010 sebanyak 210

    observasi.Sehingga dari populasi tersebut, peneliti akan menarik sejumlah sampel.

    Sampel adalah ”bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau

    keadaan tertentu yang akan diteliti”.3

    Namun, guna membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil

    peneliti mengambil semua populasi sebagai sampel. Dengan demikian sampel dari

    penelitian ini adalah 210 data kota/kabupaten kemiskinan di Provinsi Jawa

    Tengah Tahun 2005 - 2010. Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang sedikit dan

    ingin mengetahui secara menyeluruh dan mendalam dari penelitian ini.

    1.4 Skala Pengukuran Penelitian

    “Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai

    acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,

    sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam penelitian akan menghasilkan

    data kuantitatif”.4

    Secara umum ada empat tipe skala pengukuran dalam penelitian yaitu

    nominal, ordinal, interval dan ratio. Skala pengukuran dalam penelitian pengaruh

    jumlah penduduk dan pengangguran terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa

    Tengah Tahun 2005 – 2010 menggunakan skala ratio.

    “Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai

    oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai

    nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai absoult nol tersebut terjadi pada saat

    ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio

    2 Riduwan,2009, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula, Alfabeta, Bandung, hlm 54. 3 Ibid. Hal 56

    4 http://manajemen penelitian.blogspot.com/2009/12/skala-pengukuran.html, 06/01/2013

    http://manajemen/

  • biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu

    dengan lainnya”.5

    1.5 Variabel Penelitian

    “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

    obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

    peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.6

    Penelitian ini terdiri dari dua variabel Independen dan satu variabel

    Dependen. Menurut Kuncoro (2007: 5) variabel dependen identik dengan variabel

    terkait, yang dijelaskan, atau dependent variable. Sedangkan variabel independen

    identik dengan variabel bebas, penjelas, atau Independent/eksplanatory variable.

    Variabel ini biasanya di anggap sebagai variabel prediktor atau penyebab karena

    memprediksi atau menyebabkan variabel dependen. Dalam penelitian ini yang

    merupakan variabel dependen dan variabel independen adalah sebagai berikut:

    1. Variabel Dependen adalah Tingkat Kemiskinan (Y)

    Merupakan jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah dari tahun 2005 -

    2010 yang dinyatakan dalam satuan persen.

    2. Variabel Independen

    a. Jumlah Penduduk (X1)

    Merupakan pertumbuhan jumlah penduduk dari tahun ke tahun.

    b. Tingkat Pengangguran (X2)

    Merupakan jumlah pengangguran dari tahun ke tahun yang dinyakatan

    dalam satuan persen.

    5 http://manajemen penelitian.blogspot.com/2009/12/skala-pengukuran.html, 06/01/2013

    6 Ibid. Hal. 61

    http://manajemen/

  • 1.6 Definisi Operasional Variabel

    1.6.1 Kemiskinan

    Kemiskinan berarti sejumlah penduduk yang tidak dapat

    memenuhi kebutuhan dasar hidup yang telah ditetapkan oleh suatu badan

    atau orang tertentu dan perhitungan yang dilakukan oleh badan atau

    organisasi tersebut digunakan sebagai standar perhitungan untuk

    menentukan jumlah kemiskinan yang ada di suatu daerah. Atau

    singkatnya, penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, garis

    kemiskinan yang digunakan adalah garis kemiskinan yang ditetapkan

    Badan Pusat Statistik (BPS).

    1.6.2 Jumlah Penduduk

    Penduduk menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah semua

    orang yang berdomisili di wilayah geografis Jawa Tengah selama 6 bulan

    atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi

    bertujuan untuk menetap.

    1.6.3 Pengangguran

    Menurut BPS (Badan Pusat Statisktik) adalah meliputi penduduk

    yang sedang mencari pekerjaan, penduduk yang sedang mempersiapkan

    suatu usaha, penduduk yang merasa tidak mungkin mendapatkan

    pekerjaan, penduduk yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai

    bekerja.

  • 1.7 Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

    sekunder yaitu data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti.

    Data sekunder yang di gunakan adalah data deret waktu (time-series data) untuk

    kurun waktu tahun 2005 - 2010 serta data kerat lintang (cross-section data) yang

    meliputi 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Data sekunder dari penelitian ini di

    peroleh dari Kantor Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, Jl. Pahlawan Semarang.

    Data yang diperlukan adalah:

    a. Data persentase penduduk miskin daerah untuk masing-masing

    kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 - 2010.

    b. Data pengangguran untuk masing-masing kabupaten/kota di Jawa

    Tengah tahun 2005 – 2010.

    c. Data jumlah penduduk untuk masing-masing kabupaten/kota di Jawa

    Tengah tahun 2005 – 2010.

    Adapun sumber data tersebut diatas diperoleh dari:

    a. Data persentase penduduk miskin daerah untuk masing-masing

    kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 -2010, yaitu dari

    Bada Pusat Stistik (BPS) dalam terbitan “Data dan Informasi

    Kemiskinan”.

    b. Data pengangguran untuk masing-masing kabupaten/kota di Jawa

    Tengah tahun 2005 - 2010, yaitu dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam

    terbitan “Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi Jawa Tengah”.

  • c. Data jumlah penduduk masing-masing kabupaten/kota di Jawa Tengah

    tahun 2005 - 2010, yaitu dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam terbitan

    “Jawa Tengah Dalam Angka 2005 - 2010”.

    3.7 Metode Pengumpulan Data

    Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah :

    1. Dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan dan

    mencari data – data di instansi yang di teliti, dalam hal ini adalah studi

    dokumentasi di Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, Jl. Pahlawan

    Semarang.

    2. Wawancara tidak struktur, adalah wawancara bebas dan tidak

    menggunakan pedoman yang rinci dan sistematis.

    3. Studi Perpustakaan (library research), serta dari browsing website internet

    yang terkait dengan masalah kemiskinan.

    3.8 Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

    panel data (pooled data) yang mengkombinasikan antara data time series dan

    cross section, yang sering disebut pooled time series. Alat yang di gunakan dalam

    pengolahan data menggunakan program Eviews 5.

    Ciri khusus data runtut waktu adalah berupa urutan numerik dimana

    interval antarobservasi atas sejumlah variabel bersifat konstan dan tetap. Data

    silang tempat adalah suatu unit analisis pada suatu titik waktu tertentu dengan

  • observasi atas sejumlah variabel. Unit analisis dalam hal ini dapat individu, kota,

    kabupaten, provinsi, negara, bisnis, rumah tangga atau industri.

    Jadi bila sejumlah variabel untuk sejumlah silang tempat yang berbeda

    diobservasi selama kurun waktu tertentu, maka akan di peroleh data pooling.7

    Untuk menganalisis data panel dalam penelitian ini digunakan Metode

    analisis yang digunakan adalah metode Ordinary Least Squares (OLS) yang

    bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator).

    “Metode Pangkat Kuadrat Terkecil Biasa (OLS) diperkenalkan

    pertama kali oleh Carl Friedrich Gauss, seorang ahli matematika dari

    jerman. Inti metode OLS adalah mengestimasi suatu garis regresi dengan

    jalan meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan setiap observasi

    terhadap garis tersebut”.8

    Menurut Teorema Gause-Markov, setiap pemerkira/estimator OLS

    harus memenuhi kriteria BLUE, yaitu:

    1. Best = yang terbaik, 2. Linier = merupakan kombinasi linier dari data sample, 3. Unbiased = rata – rata atau nilai harapan (E(bi 1)) harus sama dengan

    nilai yang sebenarnya (bi).

    4. Efficient estimator = memiliki varians yang minimal di antara pemerkira lain yang tidak bias.

    9

    3.8.1 Model analisis regresi data panel (Pooled Time Series)

    Dalam data panel, unit cross section yang sama di survei dalam

    beberapa waktu. Dalam model penel data, persamaan model dengan

    menggunakan data cross section dapat di tulis sebagai berikut :

    Yi = ß0+ß1 Xi+ɛi ; i =1,2,...,N................................(3.1)

    Dimana N adalah banyaknya data cross section

    Sedangkan persamaan model dengan time-series adalah :

    7 Kuncoro, Mudrajad. 2007. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: (UPP) STIM YKPN, hlm 111.

    8 Ibid. Hal. 79

    9 Damodar Gujarati, 1995, Ekonometri Dasar Terjemahan, Penerbit Erlangga, Jakarta, hlm 72-73.

  • Yi = ß0+ß1 Xt+ɛt ; t = 1,2,..., N..............................(3.2)

    Dimana T adalah banyaknya data time-series

    Penelitian mengenai pengaruh jumlah penduduk dan pengangguran

    terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah, menggunakan data

    time series selama 6 (enam) tahun terakhir yang di wakili data tahunan

    dari 2005 – 2010 serta data cross section sebanyak 35 data mewakili

    kabupaten/kota di Jawa Tengah. Kombinasi atau Pooling menghasilkan

    210 observasi dengan fungsi persamaan data panelnya dapat di tuliskan

    sebagai berikut :

    Y = ß0 + ß1 X1 + ß2 X2 + e......................................(3.1)

    Dimana :

    Y : Tingkat Kemiskinan

    X1 : Jumlah Penduduk

    X2 : Pengangguran

    b0 : Parameter konstan

    ß1,ß2 : Parameter Penduga

    ℮ : faktor error

    Disini yang sangat menentukan sebagai dasar analisis adalah nilai dari

    koefisien regresi. Hal ini berarti apabila koefisien b bernilai positif (+) maka

    dapat di katakan terjadi pengaruh searah variabel independen terhadap variabel

    dependen, setiap kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan

    kenaikan variabel dependen. Sebaliknya, apabila bernilai negatif (-) hal ini

    menunjukan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel

    independen akan mengakibatkan penurunan nilai variabel dependen.

  • Penelitian mengenai pengaruh variabel – variabel jumlah penuduk

    (JP) dan pengangguran (PG) terhadap kemiskinan (KM) di Provinsi Jawa

    Tengah, menggunakan data time series selama 6 (enam) tahun terakhir yang di

    wakili data tahunan dari 2005 – 2010 serta data cross section sebanyak 35 data

    mewakili kabupaten/kota di Jawa Tengah. kombinasi atau Pooling

    menghasilkan 210 observasi.

    3.8.2 Uji Asumsi Klasik

    Dengan pemakaian metode OLS, diperlukan pendeteksian apakah

    model tersebut menyimpang dari asumsi klasik atau tidak, deteksi tersebut

    terdiri dari :

    3.8.3 Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

    variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau tidak.

    Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi normal atau

    mendekati normal (Imam Ghozali, 2002). Seperti diketahui bahwa uni t dan F

    mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila

    asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak berlaku. Terdapat

    beberapa metode untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi residual

    antara lain Jarque-Bera (J-B) test dan metode grafik.

    Dalam penelitian ini akan menggunakan metode J-B Test yang

    dilakukan dengan mnghitung skewness dan kurtosis, apabila J-B hitung < nilai

    χ2

    (Chi-Square) tabel, maka nilai residual terdistribusi normal.

  • Jika nilai J-B hitung > J-B tabel, maka hipotesis yang menyatakan

    bahwa residual Ut terdistribui normal dan sebaliknya.

    3.8.3.1 Uji Multikolinearitas

    Multikolinearitas merupakan keadaan dimana terdapat satu atau

    lebih hubungan linier antar variabel independen. Multikolinearitas akan

    bermasalah apabila terdapat hubungan antar variabel independenya, selain itu

    juga menyebabkan kesalahan pada koefisien (Uji t) menjadi indikator yang

    tidak dipercaya. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

    model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

    Penelitian ini akan menggunakan Auxiliary Regression untuk

    mendeteksiadanya multikolinearitas. Kriterianya adalah jika R2

    regresi

    persamaan utama lebih besar dari R2

    regresi auxiliary maka tidak terjadi

    multikolinearitas. Selain menggunakan R2, ada atau tidaknya

    multikolinearitas juga dapat dideteksi menggunakan F hitung serta t hitung.

    Kemungkinan terdapat multikolinearitas jika R2

    dan F hitung tinggi.

    Sedangkan nilai t hitung banyak yang tidak signifikan.

    3.8.4 Uji Autokorelasi

    Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

    regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan

    kesalahan periode t-1. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem

    autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Salah

    satu pengujian yang umum digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi

  • adalah uji statistik-d Durbin-Watson yang dihitung berdasarkan jumlah selisih

    kuadrat nilai-nilai taksiran faktor – faktor gangguan yang berurutan.

    Secara intuisi dapat dilihat jika terdapat autokorelasi positif, maka

    nilai-nilai faktor gangguan yang berurutan akan cenderung mendekati satu

    sama lain; yaitu nilai positif Ut statistik-d akan menjadi relatif kecil. Oleh

    karena itu dapat diperkirakan bahwa otokorelasi positif akan menghasilkan

    nilai yang kecil bagi d. Sebaliknya, autokorelasi yang negatif akan cenderung

    memperbesar selisih di antara nilai – nilai U yang berurutan. Autokorelasi

    negatif ini ditandai oleh nilai d yang besar.10

    Jika dari hasil perhitungan

    menunjukan nilai signifikan > 0,05 maka dalam model tidak terjadi

    autokorelasi.

    3.8.5 Uji Heteroskedastisitas

    Deteksi Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah variabel

    gangguan (ei) memiliki varians yang sama atau tidak dalam model persamaan

    regresi.

    Untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas, salah satu metode yang

    di gunakan adalah uji White. Apabila variabel independen tidak signifikan

    secara statistik tidak mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi

    indikasi tidak terjadi heteroskedastisitas.

    3.8.6 Pengujian Kriteria Statistik

    Gujarati (1995) menyatakan bahwa uji signifikansi merupakan prosedur

    yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kesalahan dari hasil hipotesis

    10

    Sumodiningrat, Gunawan, Ekonometrika Pengantar Edisi 2, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, 2009, hlm 227

  • nol dari sampel. Ide dasar yang melatarbelakangi pengujian signifikansi

    adalah uji statistik (estimator) dari distribusi sampel dari suatu statistik

    dibawah hipotesis nol. Keputusan untuk mengolah Ho dibuat berdasarkan nilai

    uji statistik yang diperoleh dari data yang ada.

    Uji statistik terdiri dari pengujian koefisien regresi parsial (uji t),

    pengujian koefisien regresi secara bersama-sama (uji F), dan pengujian

    koefisien determinasi (uji-R2).

    a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

    Uji signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan untuk

    melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen terhadp dependen

    secara individual dan menganggap variabel lain konstan.

    Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut:

    1. Quick look : jika jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih dan derajat kepercayaan sebesar 5 persen, maka Ho dapat

    ditolak jika nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut).

    Dengan kata lain menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan

    bahwa suatu variabel independen secara individual

    mempengaruhi variabel dependen.

    2. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Jika nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan

    nilai t tabel, menerima hipotesis alternatif yang menyatakan

    bahwa suatu variabel independen secara individual

    mempengaruhi variabel dependen.11

    Hipotesis yang digunakan:

    1. H0 : ß1 = 0 tidak ada pengaruh antara variabel jumlah dengan

    kemiskinan.

    H1 : ß1 > 0 ada pengaruh positif antara variabel jumlah dengan

    kemiskinan.

    11

    Kuncoro, Mudrajad. Op.cit. hal. 82

  • 2. H0 : ß2 = 0 tidak ada pengaruh antara variabel tingkat

    pengangguran dengan kemiskinan.

    H1 : ß2 > 0 ada pengaruh positif antara variabel tingkat

    pengangguran dengan kemiskinan.

    Nilai t hitung dicari dengan rumus:

    t = 𝛽𝑖−𝛽𝑖∗

    𝑆𝐸(𝛽𝑖)............................................................(3.1)

    dimana:

    𝞫i = parameter yang diestimasi

    𝞫i* = nilai hiotesis dari 𝞫i (H0 : 𝞫i = 𝞫i*)

    SE = simpangan baku 𝞫i

    Pada tingkat signifikansi 5 persen dengan pengujian yang digunakan

    adalah sebagai berikut:

    a) Jika t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak, artinya salah satu variabel

    independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

    b) Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima, artinya salah satu variabel

    independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara

    signifikan.

    b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

    Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

    bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

    bersama-sama terhadap variabel terikat.

    Untuk menguji hipotesis digunakan statistik F dengan

    pengambilan keputusan sebagai berikut:

  • 1. Quick look : jika nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5 persen, dengan kata lain

    menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua

    variabel independen secara serentak dan signifikan

    mempengaruhi variabel dependen.

    2. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Jika nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka

    Ho ditolak dan Ha diterima.12

    Hipotesis yang digunakan:

    1. H0 : ß1, ß2 = 0 semua variabel independen tidak mampu

    mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama

    2. H1 : ß1, ß2 ≠ 0 semua variabel independen mampu

    mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama

    Nilai F hitung dirumuskan sebagai berikut:

    𝐹 =𝑅2/(𝑘−1)

    1−𝑅2/(𝑁−1)..........................................(3.2)

    dimana:

    k = jumlah parameter yang diestimasi termasuk kostanta

    N = jumlah observasi

    Pada tingkat signifikansi 5 persen dengan kriteria pengujian yang

    digunakan sebagai berikut:

    a) H0 diterima dan H1 ditolak apabila F hitung < F tabel, yang

    artinya variabel penjelas secara bersama-sama tidak

    mempengaruhi variabel yang dijelaskan secara signifikan.

    12

    Ibid. Hal. 83

  • b) H0 ditolak dan H1 diterima apabila F hitung > F tabel, yang

    artinya variabel penjelas secara bersama-sama mempengaruhi

    variabel yang dijelaskan secara signifikan.

    c. Uji Koefisien Determinasi (uji R2)

    Imam Ghozali (2002) menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2)

    pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan suatu model dalam

    menerangkan variasi variabel terikat. Nilai (R2) adalah antara nol dan satu.

    Nilai (R2 ) yang kecil (mendekati nol) berarti kemampuan satu variabel

    dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati

    satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir semua

    informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

    Kelemahan mendasar penggunaan determinasi adalah bias terhadap

    jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap

    tambahan satu variabel pasti meningkat tidak peduli apakah variabel

    tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh

    karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai

    adjusted (R2 ) pada saat mengevaluasi model regresi yang terbaik. Nilai

    koefisien determinasi diperoleh dengan formula:

    𝑅2 = 𝑦∗2

    𝑦2...................................................(3.3)

    dimana:

    y*

    = nlai y estimasi

    y = nilai y aktual