bab iii metodologi a. desain penelitianrepository.upi.edu/26426/6/s_bio_1205808_chapter 3.pdf ·...

19
29 Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif karena bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan dalam kondisi alaminya secara menyeluruh dan seksama. Dalam penelitian ini peneliti mengukur, menganalisis serta mendeskripsikan aspek pemahaman, penalaran dan pengambilan keputusan siswa yang diidentifikasi berdasarkan hasil tes tertulis berupa soal uraian terbuka yang terdiri dari tiga sub jawaban meliputi jawaban, alasan dan bukti. Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran) seluruhnya diserahkan kepada guru mata pelajaran Biologi di sekolah yang menjadi lokasi penelitian. Secara garis besar skema atau bagan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Skema Penelitian Penelurusan pemahaman, penalaran dan pengambilan keputusan awal Pembelajaran dengan diskusi kelas dan praktikum untuk menggali penalaran siswa Penelurusan pemahaman, penalaran dan pengambilan keputusan akhir Analisis data STUDI PENDAHULUAN PEMBUATAN INSTRUMEN STUDI PUSTAKA Mengenai: -Pemahaman Penalaran -Pengambilan Keputusan -Materi pencemaran lingkungan. Mencari guru yang dapat berpartisipasi dalam penelitian. Melakukan pelatihan bagaimana cara menggali penalaran dengan guru yang bersedia ikut dalam penelitian bersama dengan dosen ahli. Pembuatan Instrumen Judgement dengan dosen ahli Revisi instrumen PEMBELAJARAN PELATIHAN GURU

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

29

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif karena bertujuan untuk

menggambarkan suatu keadaan dalam kondisi alaminya secara menyeluruh

dan seksama. Dalam penelitian ini peneliti mengukur, menganalisis serta

mendeskripsikan aspek pemahaman, penalaran dan pengambilan keputusan

siswa yang diidentifikasi berdasarkan hasil tes tertulis berupa soal uraian

terbuka yang terdiri dari tiga sub jawaban meliputi jawaban, alasan dan bukti.

Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan

pembelajaran) seluruhnya diserahkan kepada guru mata pelajaran Biologi di

sekolah yang menjadi lokasi penelitian. Secara garis besar skema atau bagan

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Skema Penelitian

Penelurusan

pemahaman,

penalaran dan

pengambilan

keputusan awal

Pembelajaran

dengan diskusi kelas

dan praktikum untuk

menggali penalaran

siswa

Penelurusan

pemahaman,

penalaran dan

pengambilan

keputusan akhir

Analisis data

STUDI

PENDAHULUAN

PEMBUATAN

INSTRUMEN

STUDI

PUSTAKA

Mengenai:

-Pemahaman

Penalaran

-Pengambilan

Keputusan

-Materi

pencemaran

lingkungan.

Mencari guru

yang dapat

berpartisipasi

dalam

penelitian.

Melakukan

pelatihan

bagaimana cara

menggali

penalaran

dengan guru

yang bersedia

ikut dalam

penelitian

bersama

dengan dosen

ahli.

Pembuatan

Instrumen

Judgement

dengan dosen

ahli

Revisi

instrumen

PEMBELAJARAN PELATIHAN

GURU

Page 2: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

30

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Lokasi dan Partisipan Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri Jatinangor. Subjek penelitian

adalah siswa kelas X dan subjek penelitian merupakan siswa-siswi

semester genap yang sedang mempelajari materi pencemaran lingkungan.

2. Populasi dan sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, dengan dipilih satu kelas sebagai sampel dari

beberapa kelas yang termasuk populasi. Kelas yang dipilih untuk

penelitian adalah kelas yang direkomendasikan oleh sekolah karena

beberapa pertimbangan seperti kelas tersebut memiliki jumlah siswa ideal

yang tidak terlalu banyak dan materi yang akan dibahas belum diajar

diajarkan dikelas tersebut. Jumlah sampel pada kelas yang dipilih adalah

31 siswa.

C. Definisi Operasional

1. Pemahaman mengenai penggunaan deterjen yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kebenaran konsep yang disajikan siswa melalui

argumen pada jawabannya dan kemampuan siswa dalam memunculkan

konsep-konsep yang terkait dengan penggunaan deterjen dan

pencemaran lingkungan. Pemahaman siswa diukur melalui soal uraian

terbuka.

2. Penalaran mengenai penggunaan deterjen yang dimaksud pada

penelitian ini adalah proses berpikir siswa yang dituangkan dalam

sebuah argumen dan argumennya mengandung komponen-komponen

yang lengkap, selain itu argumennya berdasarkan pada alasan yang

logis sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya yang diukur melalui

tes uraian terbuka dan wawancara.

3. Pengambilan keputusan mengenai penggunaan deterjen yang dimaksud

pada penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengambil

keputusan, apakah ia akan tetap menggunakan deterjen atau tidak serta

alasan atau dasar pertimbangan dari keputusan yang ia ambil.

Page 3: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

31

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengambilan keputusan dan dasar pertimbangan siswa diukur melalui

soal pada tes uraian terbuka.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua instrumen. Jenis instrumen penelitian dan

tujuan instrumen tercantum pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian dan Tujuan Instrumen

No. Jenis

Instrumen

Tujuan

Instrumen

Teknik

Pengumpulan

Data

Data yang

Terkumpulkan

1. Soal uraian

terbuka

Mendeskripsikan

pemahaman

siswa.

Tes tertulis Kebenaran

pemahaman dan

kemunculan

konsep siswa.

Mengelompokkan

tingkat penalaran

siswa berdasarkan

kelengkapan

komponen

argumen dan

kategori

koherensi

argumen siswa.

Tes tertulis Kelengkapan

komponen

argumen dan

koherensi antar

komponen

argumen siswa.

Menganalisis

dasar

pertimbangan

pengambilan

keputusan siswa.

Tes tertulis Dasar

pertimbangan

pengambilan

keputusan siswa

2. Wawancara Menggali alasan

serta bukti pada

jawaban siswa

yang belum

terungkap saat

mengajukan

claimnya pada tes

uraian terbuka.

Wawancara Pemahaman

dan

kemampuan

penalaran

siswa.

3. Lembar

Observasi

Melihat dan

mengidentifikasi

kegiatan

pembelajaran

yang dilakukan

oleh guru

Observasi Kegiatan

pembelajaran

Page 4: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

32

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uraian dari setiap jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Tes tertulis (Terlampir pada Lampiran A. 2.)

Instrumen tes yang digunakan adalah pertanyaan uraian terbuka

dimana soal yang dimuat terdiri dari beberapa pertanyaan dan pernyataan

kasus mengenai pencemaran lingkungan dan penggunaan detergen. Tes

uraian terbuka ini terdiri dari 9 soal dengan jawaban bertingkat yang terdiri

dari jawaban, alasan dan bukti

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Uraian Terbuka

No. Topik Subtopik Jumlah

Item

No.

Item

a. Peranan

deterjen

1) Peranan deterjen dari

sudut pandang

keperluan manusia

1 2

2) Dasar pemilihan

deterjen

1 4

b. Pengolahan

limbah deterjen

1) Pengaruh limbah

deterjen jika tidak

diolah terlebih dahulu

terhadap lingkungan

1 1a

c. Dampak

penggunaan

deterjen.

1) Dampak limbah

deterjen terhadap suatu

perairan

1 3a

2) Dampak limbah

deterjen pada daerah

sekitar selain perairan

1 1b

d. Solusi

pengurangan

limbah

1) Solusi untuk

mengurangi

pencemaran limbah

deterjen

2 3b, 5

e. Pengambilan

keputusan dari

penggunaan

detergen

1) Dasar penggunaan

deterjen

1 6a

2) Pertimbangan untuk

menggunakan deterjen.

1 6b

Contoh soal:

Terdapat dua ibu rumah tangga yang saling bertetangga yaitu ibu Ani

dan ibu Femel. Hampir setiap hari kedua ibu rumah tangga tersebut

Page 5: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

33

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencuci pakaian dengan menggunakan deterjen. Kedua ibu rumah tangga

tersebut memiliki saluran pembuangan limbah yang sama, yang nantinya

akan bermuara pada sungai kecil dibelakang rumah mereka.

Ibu Ani dan Ibu Femel sepakat karena takut mencemari sungai kecil

dibelakang rumah mereka, mereka membuat lubang pada halaman

belakang mereka untuk membuang air limbah bekas deterjen tersebut

namun tanpa adanya pengolahan khusus. Menurut pendapatmu apakah

yang dilakukan ibu Ani dan Ibu Femel tersebut sudah tepat?

Jawaban:

………………………………………………………………………………

Alasan:

………………………………………………………………………………

Bukti/contoh:

………………………………………………………………………………

2. Pedoman wawancara siswa

Wawancara terhadap siswa ini berperan sebagai sumber data alternatif

untuk melihat dan menggali alasan serta bukti siswa yang belum terungkap

saat mengajukan claimnya dalam tes uraian terbuka. Pertanyaan

wawancara ini disusun berdasarkan berdasarkan pada jawaban siswa saat

menjawab tes uraian sehingga jenis dan jumlah dari pertanyaan yang

diajukan pun umumnya berbeda antara satu siswa dengan siswa lainnya.

Beberapa pertanyaan disusun dan diajukan kepada seluruh siswa yang

menjadi partisipan dalam penelitian. Contoh lembar wawancara siswa

disajikan pada Tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3 Contoh Lembar Wawancara Siswa

No. Contoh Pertanyaan

1. Penanya: “Kenapa limbah laundry perlu ditampung terlebih

dahulu? Memang jika tidak di tampung efeknya seperti apa?”

Partisipan: “Kalau di tampung dulu efeknya bisa berkurang

Page 6: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

34

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Contoh Pertanyaan

jadi ya gitu seenggaknya tidak menimbulkan pencemaran

yang lebih parah”.

Penanya: “Memang pencemaran yang parah itu seperti apa?”.

Partisipan: “Nah misalkan yah bu, kita ngebuang deterjen ke

sungai gitu aja tanpa diendapkan terlebih pastikan bakal

ngebunuh organisme di air karena ikan yang ada disana juga

bakalan mati. Teruskan nelayan juga bakal rugi sendiri gitu

bu soalnya ikan-ikannya pada mati jadi aja penghasilan

mereka berkurang”

Penanya: “Jadi efeknya selain ke organisme perairan juga

akan berefek pada manusia juga seperti itu maksudnya? Lalu

kira-kira ada tidak efek positif dari deterjen?”

Partisipan: “Ada, kalau misalkan kita membersihkan baju tuh

jadi lebih mudah buat mengangkat noda”.

Jika ada pertanyaan pada saat tes tertulis yang dirasa sudah cukup jelas

dijawab oleh siswa maka penggalian jawaban siswa tidak dilakukan lebih

jauh lagi. Seperti pada contoh yang tertera pada tabel diatas jawaban siswa

dirasa sudah cukup jelas menerangkan bagaimana peranan deterjen baik

pada lingkungan maupun manusia, oleh karena itu wawancara tidak

dilanjutkan lagi. Namun semua pertanyaan yang diajukan kepada siswa

menekankan pada penggalian alasan dan bukti dari argumen yang siswa

munculkan.

3. Lembar Observasi

Teknik observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengamati

aktivitas yang dilakukan oleh guru, siswa serta interaksi antara guru

dengan siswa maupun siswa dengan siswa lainnya selama proses kegiatan

pembelajaran Biologi. Posisi peneliti dalam observasi ini sebagai non-

partisipan sehingga peneliti hanya melihat dan membuat catatan lapangan

tanpa terlibat langsung dengan aktivitas yang dilakukan siswa. Contoh

lembar observasi disajikan pada Tabel 3.4.

Page 7: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

35

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 Contoh Lembar Observasi Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Guru mengecek kehadiran

siswa.

Guru mereviu materi

sebelumnya mengenai

pencemaran air setelah

praktikum.

Guru meminta siswa untuk

menganalisis dampak positif

dan negatif dari penggunaan

deterjen.

Guru mengaitkan pernyataan

siswa dengan penggunaan

deterjen dalam keseharian

siswa.

Guru berdiskusi dengan siswa

mengenai faktor-faktor yang

terlibat dalam praktikum.

Siswa merespon saat diabsen.

Siswa menanggapi dengan

menjawab adanya perubahan

tingkah laku pada ikan.

Siswa menyatakan

pendapatnya mengenai dampak

positif dan negatif dari

penggunaan deterjen.

Siswa merespon dengan

memberikan tanggapan hasil

praktikum mereka.

Siswa menanggapi pertanyaan

guru mengenai faktor-faktor

yang menyebabkan perubahan

tingkah laku ikan saat

praktikum.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan intervensi terhadap

kegiatan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran sepenuhnya

diserahkan kepada guru agar tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran

dengan cara mengajar yang biasa dilakukan guru tersebut. Oleh sebab itu,

maka bentuk lembar observasi berupa catatan lapangan, karena peneliti

ingin mengamati bagaimana bentuk pembelajaran serta interaksi antara

guru-siswa dan siswa-siswa yang terjadi di dalam kegiatan belajar

mengajar dengan cara mencatatnya dengan kolom pengamatan

dibandingkan dengan mengidentifikasi tahapan pengajaran tertentu yang

muncul saat observasi berlangsung.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti tahap-tahap dari

skema desain penelitian yang ditampilkan sebelumnya pada Gambar 3.1 yaitu:

1) studi pendahuluan, 2) pelatihan guru, 3) pembuatan instrumen dan 4)

pembelajaran. Berikut ini uraian dari masing-masing tahap tersebut.

Page 8: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

36

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tahap studi pendahuluan

Tahap studi pendahuluan terdiri dari studi pustaka dan pencarian guru

profesional yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian. Pada

tahap studi pustaka dilakukan studi tentang pemahaman, penalaran dan

pengambilan keputusan serta beberapa penelitian yang relevan terkait

dengan ketiga aspek diatas. Untuk melihat ketiga aspek itu dalam

pembelajaran maka penelitian ini mengangkat isu-isu sosiosaintifik yang

dianggap dekat dengan masyarakat atau dalam hal ini siswa. Setelah

beberapa pengajuan judul dan isu sosiosaintifik yang kepada dosen ahli,

maka diputuskanlah untuk mengangkat tentang penggunaan deterjen dan

dikaitkan dengan materi pencemaran lingkungan. Pada tahap pencarian

guru profesional, peneliti mencoba mengajak beberapa guru kelas X

karena materi yang diangkat mengenai pencemaran lingkungan.

2. Tahap pelatihan guru

Pada tahap pelatihan guru, peneliti bersama dengan beberap dosen ahli

merencanakan irisan waktu yang tepat agar pelatihan dapat dilaksanakan.

Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2016 digedung Fakultas

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA)

Universitas Pendidikan Indonesia. Dosen ahli yang memberikan

pematerian pada pelatihan guru-guru yang bersedia ikut dalam penelitian

ini adalah Dr. H. phil. Ari Widodo, M.Ed dan Dr. H. Riandi, M.Si.

Para guru yang menghadiri pelatihan ini diperkenalkan dengan seperti

apa pembelajaran yang menyenangkan dan apa pengaruhnya pada siswa.

Pelatihan oleh dosen ahli ini diakhiri dengan bagaimana dan seperti apa

pembelajaran yang dapat meningkatkan nalar siswa.

3. Tahap pembuatan instrumen

Pada penelitian ini instrumen yang dibuat berupa soal-soal dengan

uraian terbuka yang terdiri dari tiga tingkat meliputi jawaban, alasan dan

bukti. Pada tingkat pertama “jawaban” ditujukan agar siswa mengutarakan

sebuah pernyataan atau klaimnya terhadap wacana pada soal yang tersedia.

Pada tingkat kedua “alasan” ditujukan agar siswa mampu untuk

mengutarakan alasan dari jawabannya sedangkan pada tingkat ketiga

Page 9: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

37

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“bukti” ditujukan agar siswa dapat menampilkan bukti atau contoh yang

logis, relevan dan valid untuk menunjang jawaban dan alasannya. Setelah

itu dilakukan judgement dengan dosen ahli. Jka instrumen tidak sesuai

dengan keinginan dosen ahli saat judgement maka soal tersebut direvisi

baik konten maupun diksi yang terkandung didalamnya.

4. Tahap pembelajaran

Pada tahap pembelajaran ini, sebelum pembelajaran menginjak pada

materi pencemaran lingkungan terlebih dahulu pemahaman, penalaran dan

pengambilan keputusan siswa ditelusuri. Kemudian guru dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang telah ia siapkan memulai pembelajaran

siswa dengan mengangkat penggunaan deterjen dan pada akhir

pembelajaran materi pencemaran lingkungan pemahaman, penalaran dan

pengambilan keputusan kembali ditelusuri kembali. Guru menggunakan

diskusi untuk mengembangkan argumentasi siswa. Keberlangsungan

proses pembelajaran bergantung pada berjalannya proses diskusi dan

keterlibatan siswa dalam diskusi tersebut.

Dalam proses diskusi ini setiap argumen siswa dibimbing oleh guru

untuk menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang baru. Selain itu siswa

pun diberikan kesempatan untuk menyanggah pendapat temannya jika

memang tidak sesuai dengan pendapatnya.sehingga siswa berpikir secara

kontinyu. Guru pun selalu meminta siswa untuk mengutarakan alasan

ataupun bukti dari pendapatnya. Secara rinci pembelajaran untuk

mengembangkan nalar siswa yang dirancang dan dilakukan oleh guru

dengan menggunakan diskusi dalam membahas penggunaan deterjen dan

dikaitkan dengan materi pencemaran lingkungan dapat dilihat pada

Gambar 3.2 berikut ini.

Page 10: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

38

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Desain Pembelajaran Yang Dirancang Oleh Guru Untuk

Mengembangkan Kemampuan Bernalar Melalui Diskusi Kelas

Untuk melatih siswa dalam mengembangkan pemahaman dan

penalarannya selama pembelajaran guru terus memancing siswa untuk

mengutarakan argumennya dan menyanggah atau mendukung argumen

dari temannya. Selama pembelajaran guru terus menghidupkan proses

diskusi agar berjalan aktif sehingga mayoritas siswa terlibat selama diskusi

berlangsung. Terlepas dari diskusi antar siswa dengan siswa atau antar

guru dengan siswa, guru menyelingi diskusi dengan materi mengenai

pencemaran lingkungan.

Selain diskusi dalam kelas, guru pun mempersiapkan praktikum

sederhana tentang pengaruh deterjen terhadap tingkah laku ikan sebagai

wadah agar siswa mampu untuk lebih menuangkan argumennya dan

PEMBELAJARAN YANG DAPAT

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN

BERNALAR

Siswa diminta untuk duduk berkelompok

sesuai dengan kelompok yang telah

dibagikan.

3. Tahap Akhir

- Siswa berdiskusi dengan

kelompoknya dan

mempertimbang argumen dari

teman atau kelompok lainnya.

- Melakukan refleksi apakah

argumennya sudah logis dan

valid.

2. Tahap pelaksanaan

- Siswa belajar mengutarakan

argumennya dan siswa lainnya

akan belajar untuk menanggapi

argumen dari siswa lainnya.

1. Tahap persiapan

- Siswa duduk berkelompok

- Guru menyajikan beberapa

pertanyaan yang berkaitan

dengan keseharian siswa

terhadap penggunaan deterjen.

Melatih siswa

untuk

memahami

dan menalar

informasi

yang dapat.

Melatih

kemampuan

argumentasi

siswa melalui

diskusi.

Refleksi

argumen

siswa untuk

pertemuan

selanjutnya.

Terbentuk

kebiasan

bernalar

dalam

memutuskan

suatu perkara

melalui

argumentasi

saat

berdiskusi. Mengidentifi-

kasi dasar

pertimbangan

argumennya.

Page 11: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

39

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

argumen siswa mengandung bukti yang didasarkan pada pengalaman

belajarnya. Desain pembelajaran untuk mengembangkan nalar siswa yang

dirancang oleh guru melalui diskusi saat praktikum dapat dilihat pada

Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Desain Pembelajaran Yang Dirancang Oleh Guru Untuk

Mengembangkan Kemampuan Bernalar Melalui Diskusi Saat Praktikum

PEMBELAJARAN YANG DAPAT

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN

BERNALAR

Siswa diminta untuk duduk berkelompok

sesuai dengan kelompok yang telah

dibagikan.

3. Tahap Akhir

- Siswa berdiskusi dengan

kelompoknya dan

mempertimbangkan argumen

kelompok lainnya.

- Siswa diminta untuk

menyimpulkan seluruh gagasan

pokok dari pembelajaran.

2. Tahap pelaksanaan

- Siswa melakukan pengamatan

terhadap keadaan ikan selama

praktikum.

- Siswa mempresentasikan hasil

pengamatannya.

- Diskusi dari antar kelompok

untuk menanggapi hasil

presentasi kelompok lain.

1. Tahap persiapan

- Siswa duduk berkelompok.

- Guru mempersiapkan keadaan

siswa untuk melakukan

praktikum sederhana mengenai

pengaruh deterjen terhadap ikan

di laboratorium. Melatih

pemahaman

dan

kemampuan

penalaran

siswa melalui

argumentasi

saat diskusi

dan presentasi.

Melatih siswa

dalam

mempertimb-

angkan

sebuah

argumen.

Penarikan

kesimpulan

hasil

pembelajaran.

Terbentuk

kebiasan

bernalar

dalam

memutuskan

suatu perkara

melalui

argumentasi

saat

berdiskusi.

Page 12: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

40

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

melalui tes tertulis dan wawancara. Tes tulis ini berupa soal uraian terbuka

mengenai pencemaran lingkungan dengan mengambil materi aplikatif yang

terkait isu sosiosaintifik yaitu penggunaan deterjen. Sebagai data alternatif

untuk mendukung data utama dilakukan wawancara terstruktur pada beberapa

partisipan yang didasarkan pada jawaban mereka saat menjawab uraian

terbuka. Secara terperinci langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seluruh partisapan melaksanakan tes tertulis sebelum dilaksanakannya

proses pembelajaran.

2. Melakukan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran dan skenario pembelajaran yang telah dibuat oleh guru.

3. Seluruh partisipan melaksanakan tes tertulis setelah dilaksanakannya

proses pembelajaran.

4. Wawancara kepada siswa untuk memastikan pemahaman dan

kemampuan penalaran siswa serta dasar dari pengambilan keputusan

yang dilakukan siswa.

5. Hasil tes uraian terbuka dan wawancara dikelompokkan dan dianalisis

kemudian diinterpretasikan.

G. Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengolahan, penyajian, interpretasi dan

analisis data yang diiperoleh dari lapangan, dengan tujuan agar data yang

diperoleh mempunyai makna, sehingga pembaca dapat mengetahui hasil

penelitian yang telah dilakukan (Martono, 2011). Data yang didapat dari

lembar jawaban siswa merupakan data kualitatif. Analisis data yang dilakukan

dalam penelitian ini diantaranya:

1. Pemahaman konsep siswa dan pengambilan keputusan siswa

Pemahaman konsep siswa diidentifikasi dari ketepatan konsep pada

argumen siswa. Setelah pengklasifikasian konsepsi siswa, setiap argumen

pada lembar jawaban siswa dikelompokkan (coding) berdasarkan kisi-kisi

Page 13: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

41

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal yang dibuat oleh penulis. Coding merupakan pemberian kode-kode

pada tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori jawaban yang sama.

Setelah dilakukan coding dari konsep-konsep yang dimunculkan siswa

maka kategori konsep tersebut dihitung dan dikonversikan ke dalam

bentuk persentase. Kemudian jawaban siswa dikategorikan dalam

beberapa kategori kelompok jawaban yaitu dengan pemahaman benar,

tidak lengkap dan miskonsepsi. Rubrik kebenaran pemahaman siswa dapat

dilihat pada Tabel. 3.5.

Tabel 3.5 Rubrik Kebenaran Pemahaman Konsep Siswa

Kategori Deskripsi

Benar Siswa menyajikan konsep yang logis , valid dan relevan

sesuai dengan pertanyaan yang diajukan dan

menjelaskannya secara lengkap atau rinci.

Tidak Lengkap Siswa menyajikan konsep yang logis, valid dan relevan

sesuai dengan pertanyaan yang diajukan namun tidak

menjelaskannya secara lengkap.

Miskonsepsi Siswa menyajikan konsep yang salah.

Pada analisis pengambilan keputusan siswa pun dilakukan

pengelompokkan (coding) dengan “ya” atau “tidak” disertai alasan dan

bukti yang diutarakan siswa. Keputusan siswa untuk tetap menggunakan

atau tidak menggunakan lagi pun dihitung dalam bentuk turus kemudian

alasan dari keputusan siswa pun dikelompokkan dan dihitung dalam

bentuk turus kemudian dikonversikan ke dalam bentuk persentase. Dasar

pertimbangan dari keputusan siswa pun dikelompokkan, dihitung dengan

turus kemudian dikonversikan dalam berntuk persentase.

Konversi dari jumlah turus ke dalam bentuk persentase dapat dihitung

dengan rumus yag dikemukakan oleh Purwanto (2010) sebagai berikut.

Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan.

S = Skor mentah yang diperoleh (dalam penelitian ini adalah jumlah

turus dari setiap konsep atau dasar pertimbangan yang muncul).

Page 14: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

42

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SM = Skor maksimum ideal yang diharapkan (dalam penelitian ini

adalah jumlah total turus dalam satu kisi-kisi {dalam pemahaman} atau

jumlah total turus dalam satu soal {dalam pengambilan keputusan}).

Hasil dari persentase yang telah dihitung kemudian dianalisis dan

dikelompokkan kedalam empat pola pengambilan keputusan yang

diadaptasi dari pola pengambilan keputusan Zo‟bi (2014). Rubrik pola

pengambilan keputusan siswa ini dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Rubrik Pola Pemahaman dalam Pengambilan Keputusan

Pola Deskripsi

1

Pengambilan keputusan yang didasarkan pada pemahaman yang

salah mengenai suatu konsep dan pengaplikasiannya.

Contoh: deterjen itu sangat berguna dan sama sekali tidak

berbahaya.

2

Pengambilan keputusan yang logis dengan pertimbangan yang

terbatas.

Contoh: menggunakan deterjen sangat membantu, karena dapat

membersihkan pakaian dengan cepat dan bersih.

3

Pengambilan keputusan yang didasarkan pada berbagai sudut

pandangan namun dengan keterbatasan argumen.

Contoh: deterjen mungkin tidak terlalu mencemari udara namun

mereka dapat menyebabkan berbagai masalah bagi manusia.

4

Pengambilan keputusan yang melibatkan berpikir ilmiah dengan

mengintegrasikan berbagai pertimbangan multiperspektif.

Contoh: saya tidak akan menggunakan deterjen, karena seiring

berjalannya waktu penggunaan deterjen dapat menimbulkan

pencemaran yang lebih kompleks terutama pencemaran air, yang

nantinya akan berimbas pada pencemaran tanah dan tercemarnya

sumber air di dalam tanah sehingga akan berdampak pada

kehidupan manusia.

Kemudian dasar pertimbangan atas pengambilan keputusan siswa

dianalisis dan dikelompokkan berdasarkan pola penalaran yang ia

gunakan. Rubrik analisis terhadap pola penalaran siswa diadaptasi dari

rubrik pola penalaran menurut Sadler dan Zeidler (2005) yang menyatakan

bahwa setiap individu memiliki variasi tiga pola penalaran yaitu intuitive

(intuitif), emotive(emotif) dan rasionalistic (rasionalistik). Setiap jawaban,

alasan dan bukti yang siswa ajukan pada tes tertulis (uraian terbuka)

Page 15: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

43

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dianalisis berdasarkan rubrik tersebut. Rubrik pengelompokkan pola

penalaran siswa yang digunakan dalam pertimbangan pengambilan

keputusan dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Rubrik Pola Penalaran dalam Pengambilan Keputusan

Pola Penalaran Deskripsi

Intuitive Dasar pertimbangan siswa berdasarkan pada reaksi dengan

alasan yang tergesa-gesa yang tidak dijelaskan secara

rasional atau bersifat irrasional.

Emotive Dasar pertimbangan siswa berdasarkan pada kepedulian,

empati, kesejahteraan dan segala sesuatu yang melibatkan

perasaan siswa.

Rasionalistic Dasar pertimbangan siswa berdasarkan pada beberapa

faktor seperti tanggung jawab, kesadaran pribadi,

kemungkinan adanya pilihan atau solusi lain, efek

samping dan penggunaannya dimasa depan.

Setelah melihat pola pemahaman dan kecenderungan penalaran siswa

dalam pengambilan keputusan maka secara spesifik dilihat kembali apakah

pengambilan keputusan siswa telah didasarkan pada pemahaman dan

penalaran atau tidak. Rubrik mengenai keterlibatan pemahaman dan

penalaran siswa dalam pengambilan keputusan dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Keterlibatan Pemahaman dan Penalaran dalam

Pengambilan Keputusan

Kategori Deskripsi

1 Pengambilan keputusan siswa telah didasarkan pada pemahaman dan

penalaran.

Contoh: jika argumen tertulis (jawaban) siswa telah memiliki

pemahaman yang benar dan penalaran koheren; pemahaman siswa

benar namun penalaran kurang koheren dan pemahaman siswa tidak

lengkap namun penalaran koheren.

2 Pengambilan keputusan siswa didasarkan pada pemahaman dan

penalaran yang tidak konsisten.

Contoh: jika argumen tertulis (jawaban) siswa memiliki pemahaman

yang benar namun penalaran tidak koheren; pemahaman tidak lengkap

dan penalaran kurang koheren; miskonsepsi dan penalaran koheren.

3 Pengambilan keputusan siswa tidak didasarkan pada pemahaman dan

penalaran.

Contoh: jika argumen tertulis (jawaban) siswa memiliki pemahaman

tidak lengkap dan penalaran tidak koheren; miskonsepsi dan penalaran

kurang koheren; miskonsepsi dan tidak koheren.

Page 16: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

44

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penalaran siswa

Penalaran siswa diidentifikasi melalui argumen yang diungkapkannya

pada lembar jawaban. Argumen yang diungkapkan oleh siswa dianalisis

menjadi dua aspek yaitu kelengkapan komponen argumen yang akan

menunjukkan tingkatan (level) argumen dan koherensi argumen siswa.

Siswa yang dapat menyajikan komponen argumen secara lengkap (claim,

data,warrant, backing, qualifier dan rebuttal) akan berada pada tingkat

(level) lebih tinggi dibanding dengan siswa yang tidak dapat menyajikan

semua komponen argumen pada jawabannya. Sementara itu koherensi

argumen siswa diidentifikasi dari kelogisan dan relevansi antar komponen

argumen yang siswa sajikan dalam argumennya. Argumentasi siswa

dianalisis berdasarkan pada argumen siswa saat menjawab tes tertulis serta

saat wawancaranya. Berdasarkan Toulmin’s framework, peneliti Choi,

Notebaert, Diaz dan Hand (2010 dalam Widodo et al., t.t.) mengembangkan

sebuah matriks untuk menganalasis argumentasi siswa. Rubriks tingkatan

(level) argumen siswa yang diadaptasi dari Widodo et al. (t.t.) disajikan

pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Rubrik Tingkat atau Level Argumen Siswa

Level Deskripsi

1 Hanya mengandung claim.

Contoh: saya akan menggunakan deterjen (claim).

2

Mengandung claim dan data, dan/atau warrant.

Contoh: saya akan menggunakan deterjen (claim). Deterjen

mengandung bahan kimia yang dapat mengangkat noda pada

pakaian (data) sehingga mencuci pakaian menjadi lebih mudah

(warrant).

3

Mengandung claim, data, warrant, dan backing/qualifier/rebuttal.

Contoh: saya akan menggunakan deterjen (claim) tetapi deterjen

yang ramah lingkungan (qualifier). Deterjen mengandung bahan

kimia yang dapat mengangkat noda pada pakaian (data) sehingga

mencuci pakaian menjadi lebih mudah (warrant).

4

Mengandung claim, data, warrant, backing dan qualifier/rebuttal.

Contoh: saya akan menggunakan deterjen (claim) tetapi deterjen

yang ramah lingkungan (qualifier). Deterjen mengandung bahan

kimia yang dapat mengangkat noda pada pakaian (data) sehingga

mencuci pakaian menjadi lebih mudah (warrant), karena itu

Page 17: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

45

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Level Deskripsi

pakaian menjadi lebih bersih dan harum (backing).

5

Mengandung semua komponen argumentasi meliputi claim, data,

warrant, backing, qualifier, rebuttal.

Contoh: saya akan menggunakan deterjen (claim) meskipun

deterjen berlebih berbahaya bagi lingkungan (rebuttal) tetapi saya

akan memilih deterjen ramah lingkungan (qualifier). Deterjen

mengandung bahan kimia yang dapat mengangkat noda pada

pakaian (data) sehingga mencuci pakaian menjadi lebih mudah

(warrant), karena itu pakaian menjadi lebih bersih dan harum

(backing).

Kemudian banyaknya komponen argumen siswa dihitung dalam

bentuk persen menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Purwanto

(2010) sebagai berikut:

Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan.

S = Skor mentah yang diperoleh (dalam penelitian ini adalah jumlah

komponen yang muncul).

SM = Skor maksimum ideal yang diharapkan (dalam penelitian ini

adalah jumlah total argumen siswa di kelas yang ditentukan).

Aspek kedua yang dianalisis yaitu kekuatan (koherensi) argumen

siswa. Kekuatan (koherensi) argumen siswa didasarkan pada kelogisan,

validitas konsep dari setiap komponen argumen siswa serta relevansi

komponen tersebut dalam mendukung claim dan ground (data, warrant,

backing) yang diajukan siswa. Menurut Widodo et al. (t.t.) komponen

argumen siswa dapat membangun sebuah argumen yang koheren. Rubrik

koherensi argumen yang diadaptasi dari Widodo et al. (t.t.) dapat dilihat

pada Tabel 3.10.

Page 18: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

46

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10 Rubrik Koherensi dan Hubungan Antar Komponen

Argumen

Kategori Deskripsi rubrik

Koheren

Claim logis dan didukung oleh ground (data, warrant, backing)

yang benar dan relevan.

Contoh:

Untuk membersihkan pakaian kita dapat menggunakan deterjen

namun dengan takaran yang sesuai. Deterjen mampu

menghilangkan noda pada pakaian lebih efisien karena terdapat

bahan yang dapat mengikat lemak pada pakaian dan

melarutkannya.

Kurang

koheren

Claim masuk akal dan didukung dengan ground.

Contoh:

Saya akan menggunakan deterjen karena itu dapat membersihkan

pakaian.

Tidak

koheren

Claim masuk akal tetapi tidak didukung dengan grounds atau

ground tidak benar atau tidak relevan.

Claim tidak logis dan tidak didukung oleh ground

Contoh:

Jangan mengotori pakaian.

Penentuan „benar‟ didasarkan pada validitas konsep dan rasionalitas jawaban

siswa yang terkandung pada claim (grounds: data, warrant, backing)

Pertimbangan dasar pengajuan claim hanya terdiri dari data, warrant

dan backing karena ketiga komponen tersebut merupakan dasar seseorang

ketika mengajukan claim. Karena itu lah yang menjadi pertimbangan

utama pada kekuatan (koherensi) argumen siswa adalah ground yang

berupa data, warrant dan backing. Sementara adanya qualifier dan

rebuttal mengekspresikan kekuatan dari claim.

Berdasarkan pada Tabel 3.10 diatas dapat dilihat bahwa siswa yang

dapat menyajikan claim yang didukung oleh ground (data, warrant dan

backing) yang logis dan relevan akan berada pada kategori koheren.

Artinya argumen siswa cukup kuat sehingga hal ini menandakan bahwa

kemampuan penalaran siswa pun lebih berkembang.

Page 19: BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26426/6/S_BIO_1205808_Chapter 3.pdf · Pada penelitian ini kegiatan belajar mengajar (perangkat, media, perencanaan pembelajaran)

47

Siti Endah Nurul Zanah, 2016 Pemahaman dan Penalaran Siswa dalam Pengambilan Keputusan Mengenai Penggunaan Deterjen Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Alur Penelitian

Wawancara

Pemberian tes sebelum

pembelajaran

Proses belajar mengajar

Pemberian tes setelah

pembelajaran

Pengolahan Data

Analisis Data dan Pembahasan Penarikan kesimpulan

Perizinan penelitian Penyusunan dan pembuatan

instrumen penelitian

Revisi instrumen

penelitian

Perizinan penelitian

sekolah

Penentuan sampel

penelitian

Studi literatur

Seminar proposal

Penyusunan

proposal

Revisi proposal

Menyusun laporan

penelitian (skripsi)

Per

siap

an

Pel

aksa

naa

n

Pen

yel

esai

an

Gambar 3.4 Alur Penelitian

Konsultasi dan judgement

instrumen penelitian