bab iii metode penelitian - institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2900/4/t2...61...

14
59 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah format metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang terbagi atas dua bagian yaitu a) metode penelitian, meliputi: uraian dan jumlah variabel yang akan digunakan dalam penelitian, definisi operasional yang akan memberikan informasi tentang bagaimana caranya mengukur variabel, teknik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, penentuan populasi dan sampel; b) teknik analisis data, meliputi: uji asumsi klasik dan cara pengujian hipotesis. Kerangka kerja metode penelitian di atas secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: 3.1. VARIABEL PENELITIAN Dalam penelitian ini terdapat dua (2) variabel bebas (independent variable) atau biasa disebut variabel prediktor dan biasanya diberi notasi X, yaitu kecerdasan emosional (X 1 ), kecerdasan spiritual (X 2 ) dan satu (1) variabel terikat (dependent variable) yang biasanya diberi notasi Y, yaitu servant leadership (Y). 3.2. DEFINISI OPERASIONAL Definisi operasional setiap variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.2.1. Kecerdasan Emosional Menurut Goleman (2007) kecerdasan emosional adalah kemampuan mendengarkan emosi dengan baik dan menjadikan

Upload: vokien

Post on 29-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2900/4/T2...61 3.2.2. Kecerdasan Spiritual Menurut King (2008) kecerdasan spiritual adalah sekumpulan

59

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah format metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang

terbagi atas dua bagian yaitu a) metode penelitian, meliputi: uraian

dan jumlah variabel yang akan digunakan dalam penelitian, definisi

operasional yang akan memberikan informasi tentang bagaimana

caranya mengukur variabel, teknik pengumpulan data, validitas dan

reliabilitas alat ukur, penentuan populasi dan sampel; b) teknik

analisis data, meliputi: uji asumsi klasik dan cara pengujian

hipotesis. Kerangka kerja metode penelitian di atas secara rinci

dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.1. VARIABEL PENELITIAN Dalam penelitian ini terdapat dua (2) variabel bebas

(independent variable) atau biasa disebut variabel prediktor dan

biasanya diberi notasi X, yaitu kecerdasan emosional (X1),

kecerdasan spiritual (X2) dan satu (1) variabel terikat (dependent

variable) yang biasanya diberi notasi Y, yaitu servant leadership

(Y).

3.2. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional setiap variabel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

3.2.1. Kecerdasan Emosional

Menurut Goleman (2007) kecerdasan emosional adalah

kemampuan mendengarkan emosi dengan baik dan menjadikan

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2900/4/T2...61 3.2.2. Kecerdasan Spiritual Menurut King (2008) kecerdasan spiritual adalah sekumpulan

60

sebagai sumber informasi penting untuk membangun efektivitas

hubungan intrapersonal dan interpersonal yang diekpresikan melalui

kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan

keterampilan sosial. Menurut Goleman, Boyatziz, dan McKee

(2005) kecerdasan emosional adalah kemampuan pemimpin untuk

menciptakan resonansi melalui dua kompetensi utama yaitu

kompetensi pribadi yang terdiri dari kesadaran diri dan manajemen

diri; kompetensi sosial terdiri dari kesadaran sosial dan manajemen

relasi.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini

kecerdasan emosional didefenisikan sebagai kemampuan seorang

pemimpin untuk menciptakan resonansi (keselarasan emosi) diri

sendiri dan orang lain dan menjadikan hal tersebut sebagai sumber

informasi untuk menumbuhkembangkan kualitas hubungan

intrapersonal dan interpersonal melalui kesadaran diri, manajemen

diri, kesadaran sosial, dan manajemen relasi. Kecerdasan emosional

diukur dengan menggunakan skala kecerdasan emosional yang

dikonstruksi sendiri olah peneliti berdasarkan teori yang

dikemukakan oleh Goleman, Boyatziz, dan McKee (2005), melalui

skor angka peringkat dari empat aspek kecerdasan emosional yaitu

kesadaran diri emosi, manajemen diri, kesadaran sosial, dan

manajemen relasi. Untuk mendapatkan gambaran sampel, maka

penelitian ini menggunakan skor total semua aspek. Semakin tinggi

skor yang diperoleh maka semakin menunjukkan tingkat kecerdasan

emosional yang tinggi.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2900/4/T2...61 3.2.2. Kecerdasan Spiritual Menurut King (2008) kecerdasan spiritual adalah sekumpulan

61

3.2.2. Kecerdasan Spiritual

Menurut King (2008) kecerdasan spiritual adalah

sekumpulan kapasitas mental adaptif yang didasarkan pada aspek-

aspek non material dan transenden dari realitas, secara khusus yang

berhubungan dengan critical existential thinking, personal meaning

production, transcendental awareness, conscious state expansion.

Menurut Busan (2003) kecerdasan spiritual terkait dengan cara

menumbuhkan dan mengembangkan kualitas-kualitas vital seperti

energi, semangat, keberanian, dan tekat

Berdasarkan pendapat di atas maka kecerdasan spiritual

dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kemampuan untuk

menumbuhkan dan mengembangkan kualitas nilai-nilai spiritual

melalui critical existential thinking, personal meaning production,

transcendental awareness, conscious state expansion. Kecerdasan

spiritual diukur dengan menggunakan skala yang diadaptasi dari

Spiritual Intelligence Self-Report Inventory (SISRI) dari King

(2008) melalui skor angka peringkat dari empat aspek kecerdasan

spiritual, yaitu:critical existential thinking, personal meaning

production, transcendental awareness, conscious state expansion.

Untuk mendapatkan gambaran sampel, maka penelitian ini

menggunakan skor total semua aspek. Semakin tinggi skor yang

diperoleh maka semakin menunjukkan tingkat kecerdasan spiritual

yang tinggi.

3.2.3. Servant Leadership

Menurut Laub (2004) servant leadership adalah pola pikir,

paradigma, dan cara memimpin. Ini adalah cara terlibat dalam proses

perubahan yang disengaja dimana pemimpin dan pengikut

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2900/4/T2...61 3.2.2. Kecerdasan Spiritual Menurut King (2008) kecerdasan spiritual adalah sekumpulan

62

berkumpul dengan tujuan bersama dan melakukan tindakan untuk

mengejar visi bersama. Menurut Wong dan Page (2000) servant

leadership adalah seorang pemimpin yang memiliki tujuan utama

adalah melayani orang lain yang didasarkan pada orientasi karakter,

orientasi orang, orientasi tugas, dan orientasi proses.

Berdasarkan pendapat di atas, maka servant leadership

dalam penelitian ini didefenisikan sebagai pola pikir, paradigma, dan

cara memimpin yang didasarkan pada prinsip nilai, dan keyakinan

yang memampukan seorang pemimpin untuk berorientasi pada

karakter, orientasi orang, orientasi tugas, dan orientasi proses.

Servant leadership diukur dengan menggunakan skala Self-

Assessment of Servant Leadership Profile yang diadaptasi dari

Wong dan Page (2000) melalui skor angka peringkat dari empat

aspek servant leadership, yaitu orientasi karakter, orientasi orang,

orientasi tugas, dan orientasi proses. Untuk mendapatkan gambaran

sampel, maka penelitian ini menggunakan skor total semua aspek.

Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin menunjukkan

tingkat servant leadership yang tinggi

3.3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Alat ukur yang digunakan untuk menjaring data dan

informasi tentang kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan

servant leadership menggunakan skala psikologi, dengan alasan

karena skala psikologi memiliki keunikan yang khas seperti:

stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung

mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap

indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan, selalu berisi

banyak item, dan respon partisipan tidak diklasifikasikan dalam

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2900/4/T2...61 3.2.2. Kecerdasan Spiritual Menurut King (2008) kecerdasan spiritual adalah sekumpulan

63

benar atau salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan

secara jujur dan sungguh-sungguh. Ciri khas inilah yang

membedakan skala psikologi dari berbagai bentuk alat pengumpulan

data lainnya seperti: angket, daftar isian, dan inventori.

Skala Psikologi yang digunakan dalam penelitian ini,

dikembangkan berdasarkan skala Likert dengan 4 alternatif jawaban,

yakni: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat

Tidak Sesuai (STS). Partisipan diminta memberikan jawaban dengan

tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan. Skor tertinggi

diberi angka 4 dan skor terendah diberi angka 1.

3.3.1. Skala Servant Leadership

Skala servant leadership menggunakan bentuk pendekatan

Self-Assessment of Servant Leadership Profile. Metode ini

dikembangkan oleh Page dan Wong (2003). Melalui pendekatan ini

para pemimpin menilai dan mengevaluasi diri mereka sendiri

dengan cermat di atas dasar merumuskan dengan baik karakteristik

servant leadership, untuk itu melalui Self-Assessment of Servant

Leadership Profile diharapkan dapat menghasilkan servant leader

yang dapat tampil digaris depan sebagai promotor atau penganjur

yang dapat memberi perubahan positif dalam masyarakat. Self-

Assessment of Servant Leadership Profile terdiri dari 100 item,

namun untuk kepentingan penelitian ini maka penulis telah

melakukan modifikasi item menjadi 67 item. Self-Assessment of

Servant Leadership Profile memiliki nilai Alpha Cronbach dari

masing-masing indikator atau sub skala dan nilai Alpha Cronbach

total. Adapun nilai Alpha Cronbach total adalah 0,937 dan nilai

Alpha Cronbach masing-masing indikator atau sub skala adalah

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2900/4/T2...61 3.2.2. Kecerdasan Spiritual Menurut King (2008) kecerdasan spiritual adalah sekumpulan

64

integritas sebesar 0,796, Kerendahan hati (0.656),Kehambaan

(0,761), kepedulian terhadap orang lain (0,714), Memberdayakan

orang lain (0,765), Mengembangkan orang lain (0,916), visi (0,569),

Penetapan tujuan (0,768), memimpin (0,837), keteladanan (0.763),

membangun tim (0,815), dan pengambilan keputusan bersama

(0,802). Item di susun melalui pernyataan favorabel (pernyataan

positif). Penjabaran orientasi servant leaderhip, indikator, dan

sebaran total item dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Blue Print Skala Servant Leadership

No Orientasi Servant

Leaderhip

Indikator Favorabel Jmlh Item

1 Orientasi karakter

Integritas

1,2,3,4,5

5

Kerendahanhati 6,7,8,9,10,11,12 7 kehambaan 13,14,15,16,17,18,19 7

2 Orientasi orang

Kepedulian terhadap orang lain

20,21,22,23,24,25

6

Memberdayakan orang lain

26,27,28,29

4

Mengembangkan orang lain

0,31,32,33,34 5

3 Orientasi tugas

Visi 35,36,37,38,39,40

6

Penetapan tujuan 41,42,43,44,45,46,47 7 Memimpin 48,49,50,51 4

4 Orientasi proses

Keteladanan 52,53,54,55,56, 57 6 Membangun tim 58,59,60,61,62,63 6

Pengambilan keputusan bersama

64,65,66,67 4

Total Item 67

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2900/4/T2...61 3.2.2. Kecerdasan Spiritual Menurut King (2008) kecerdasan spiritual adalah sekumpulan

65

3.3.2. Skala Kecerdasan Emosional Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan

emosional disusun penulis berdasarkan aspek-aspek dan indikator-

indikator kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Goleman,

Boyatzis dan McKee (2005). Reliabilitas kecerdasan emosional yang

didasarkan pada teori Goleman dkk tergolong bagus, misalnya

Lestari (2011), menyusun skala kecerdasan emosional berdasarkan

aspek-aspek dan indikator kecerdasan emosional Goleman,

Boyatzis, dan McKee, yang disesuaikan dengan kebutuhan

penelitiannya tentang “Adaptive Selling Ditinjau Dari Kecerdasan

Emosional Pada Sales Minuman Kesehatan Yakult”setelah

dilakukan diskriminasi item dan reliabilitasnya ditemukan koefisien

korelasi item total bergerak dari -0,030 hingga 0,742 dengan

koefisien reliabilitas sebesar 0,938. Demikian pula Mukmin (2011),

menyusun skala kecerdasan emosional berdasarkan aspek-aspek dan

indikator kecerdasan emosional Goleman, Boyatzis, dan McKee,

yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitiannya “Hubungan antara

Kecerdasan Emosional dengan Perilaku Agresif Pada Siswa Kelas 2

SMK 45 Lembang” menemukan bahwa koefisien reliabilitas

sebesar 0,938. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa skala

kecerdasan emosional yang disusun sesuai dengan aspek-aspek dan

indikator kecerdasan emosional Goleman dkk dapat diberlakukan

secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan penelitian. Item pernyataan

semuanya disusun dalam pernyataan favorable. Penjabaran aspek

kecerdasan emosional, indikator, dan sebaran total item dapat dilihat

pada tabel berikut:

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2900/4/T2...61 3.2.2. Kecerdasan Spiritual Menurut King (2008) kecerdasan spiritual adalah sekumpulan

66

Tabel 3.2 Blue Print Skala Kecerdasan Emosional (EI)

No Aspek Indikator Favorabel Jmlh Item 1 Kesadaran

diri Kesadaran diri emosi 1,2,3 3

Penilaian diri yang akurat

4,5,6,7,8 5

Kepercayaan diri 9,10,11 3 2 Pengaturan

diri Kendali diri emosi 12,13,14 3 Transparansi 15,16,17,18 4 Kemampuan menyesuaikan diri

19,20,21,22,23,24

6

Prestasi 25,26,27,28,29 5 Inisiatif 30,31,32,33,34,35 6 Optimisme 36,37,38,39,40,41,42,43 8

3 Kesadaran sosial

Empati 44,45,46,47,48 5 Kesadaran berorganisasi

49,50,51

3

Pelayanan 52,53,54,55 4 4 Pengelolaan

relasi Inspirasi Pengaruh

56,57,58,59 60,61,62,

7

Mengembangkan orang lain

63,64,65,66 4

Katalisator perubahan 67,68,69,70 4 Pengelolaan konflik 71,72 2 Kerja tim dan kolaborasi

73,74,75,76

4

Total Item 76

3.3.3 Skala Kecerdasan Spiritual

Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual

diadaptasi dari Spiritual Intelligence Self-Report Inventory (SISRI)

yang berisi 24 item. Spiritual Intelligence Self-Report Inventory

memiliki nilai Alpha Cronbach dari masing-masing sub skala

individual dan nilai Alpha Cronbach total. Adapun nilai Alpha

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2900/4/T2...61 3.2.2. Kecerdasan Spiritual Menurut King (2008) kecerdasan spiritual adalah sekumpulan

67

Cronbach total adalah 0,92 dan nilai Alpha Cronbach masing-

masing sub skala individual adalah Critical Existential Thinking

sebesar 0,78 dengan korelasi rata antar item 0,34; Personal

Meaning Production sebesar 0,78 dengan korelasi rata-rata antar

item 0,42; Transcendental Awareness sebesar 0,87 dengan korelasi

rata-rata antar item 0,49; Conscious State Expansion sebesar 0,91

dengan korelasi rata-rata antar item 0,69. Item pernyataan semua

adalah favorabel. Penjabaran aspek, indikator dan sebaran total item

dapat dilihat tabel berikut:

Tabel 3.3 Blue Print Skala Kecerdasan Spritual

No Aspek Indikator favorabel Jmlh item

1 Critical Existential Thinking

kemampuan berpikir kritis

1,2,3,4,5,6,7 7

2 Personal Meaning Production

kemampuan menemukan dan menciptakan makna

8,9,10,11,12 5

3 Transcendental Awareness

kemampuan menggali aspek-aspek spiritual

13,14,15,16,17,18, 19

7

4 Conscious State Expansion

kemampuan mengembangkan praktek spiritual

20,21,22,23,24 5

TOTAL ITEM 24

3.4 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam

penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh pendeta Gereja

Kristen Sulawesi Tengah yang berjumlah 630 orang.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2900/4/T2...61 3.2.2. Kecerdasan Spiritual Menurut King (2008) kecerdasan spiritual adalah sekumpulan

68

3.4.2 Sampel

Menurut Arikunto (2002) Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Sampel yang diambil harus benar-benar

mewakili populasi. Hal ini penting mengingat kesimpulan dari

penelitian akan diberlakukan pada keseluruhan populasi. Untuk

mendapatkan sampel yang representatif maka diperlukan tekhnik

pengambilan sampel. Teknik pengampilan sampling dalam

penelitian ini menggunakan simple random sampling. Dikatakan

simple karenapengambilan anggota sampel dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Hal ini

dilakukan karena anggota populasi dianggap homogen. Selanjutnya

Arikunto mengemukakan bahwa jika jumlah populasi lebih besar

dari 100 maka besarnya sampel dapat diambil berkisar antara 10%-

15% atau 20%-25% atau lebih. Bertolak dari pendapat ini, penulis

menentukan besarnya sampel 15% dari seluruh populasi pendeta

Gereja Kristen Sulawesi Tengah atau 15% x 630 orang = 94 orang).

Akan tetapi dalam penelitian ini sampel dibulatkan menjadi 100

orang pendeta. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah 100 orang pendeta.

3.5 DAYA DISKRIMINASI DAN RELIABILITAS

Dalam penelitian data merupakan penggambaran variabel

yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Data

penelitian diperoleh dari data skor alat ukur. Baik tidaknya suatu

data akan menentukan kualitas hasil penelitian dan baik tidaknya

data sangat bergantung pada ketepatan dan keandalan alat ukur yang

digunakan. Karena itu, data yang diperoleh harus diuji terlebih

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2900/4/T2...61 3.2.2. Kecerdasan Spiritual Menurut King (2008) kecerdasan spiritual adalah sekumpulan

69

dahulu melalui pengujian alat ukur yang terdiri dari uji validitas dan

reliabilitas.

3.5.1 Daya Diskriminasi Alat Ukur Uji daya diskriminasi alat ukur merupakan bentuk pengujian

terhadap ketepatan alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Suatu

alat ukur dikatakan valid apabila dapat digunakan untuk mengukur

apa yang sebenarnya hendak diukur sehingga memberikan informasi

yang akurat (Azwar, 2009; Sugiyono, 2010). Dengan demikian, alat

ukur yang valid merupakan alat ukur yang benar-benar tepat untuk

mengukur apa yang hendak di ukur. Model yang digunakan untuk

melihat daya diskriminasi alat ukur adalah model pendekatan

corrected item-total correlation dengan bantuan SPSS versi 17.

Untuk menentukan apakah sebuah item dinyatakan valid atau tidak

maka Azwar (2009) menetapkan patokan besaran koefisien

corrected item-total correlation ≥ 0,30 sebagai batas minimal valid

tidaknya sebuah ítem. Artinya, bila koefisien corrected item-total

correlation lebih besar atau sama dengan 0,30 maka hal ini

mengindikasikan item tersebut memiliki daya diskriminasi yang

memadai.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana

suatu hasil pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan (Azwar,

2009). Suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel atau handal bila

dipergunakan berulang kali hasilnya tetap sama dari waktu ke

waktu. Analisis data menggunakan uji statistik Cronbach Alpha.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2900/4/T2...61 3.2.2. Kecerdasan Spiritual Menurut King (2008) kecerdasan spiritual adalah sekumpulan

70

Data dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alpha ≥ 0,60

(Ghozali, 2009).

3.6 TEKNIK ANALISIS DATA 3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Maksud dilakukan pengujian asumsi klasik dalam penelitian

ini adalah untuk mendapatkan model regresi yang baik dan benar-

benar mampu memberikan estimasi yang handal dan tidak bias

sesuai dengan kaidah Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Uji

asumsi klasik dilakukan sebelum pengujian hipotesis (Supramono &

Haryanto 2005). Terdapat 4 Uji asumsi klasik terdiri yang melandasi

uji regresi dalam penelitian ini, yaitu uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji heteroskedasitas, uji linearitas dan uji

homogenitas.

3.6.1.1 Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu

berdistribusi normal, Selain itu dari hasil pengujian normalitas juga

dapat menunjukkan apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. (Ghozali,

2009) Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov

Smirnove dan melihat grafik histogram serta P-P Plot Test. Pada uji

Kolmogorov Smirnove apabila nilai signifikansi > 0,05 maka dapat

disimpulkan data nilai residual terdistribusi normal. Normalitas P-P

Plot Test dideteksi dengan melihat titik-titik yang mengikuti garis

linear yang bergerak dari bawah ke kanan atas. Sehingga bila titik-

titik tersebut mengikuti garis linear, berarti data terdistribusi normal,

dan analisis dapat dilanjutkan (Santoso, 2000).

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2900/4/T2...61 3.2.2. Kecerdasan Spiritual Menurut King (2008) kecerdasan spiritual adalah sekumpulan

71

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Sebab jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas.

Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat melalui

nilaiValue Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Suatu model regresi

yang bebas adalah masalah multikolinearitas adalah yang

mempunyai nilai Variance Inflation Factor di sekitar angka 1 dan

mempunyai angka tolerance mendekati 1 (Santoso, 2000). Senada

dengan itu Ghozali (2009) dan Wijaya (2009) menyatakan bahwa

apabila nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih besar

dari 10, terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika nilai tolerance

lebih kecil dari 0,10 dan VIF lebih kecil dari 10, tidak terjadi

multikolinearitas.

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah sebuah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan

kepada pengamatan yang lain. Jika varians berbeda maka terjadi

masalah heteroskedastisitas. Namun jika varians residual dari satu

pengamatan kepada pengamatan yang lainnya tetap disebut

homoskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat scatter plot (nilai prediksi

dependen ZPRED dengan residual SRESID). Apabila titik pada

grafik scatterplot menyebar secara acak di atas dan di bawah angka

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2900/4/T2...61 3.2.2. Kecerdasan Spiritual Menurut King (2008) kecerdasan spiritual adalah sekumpulan

72

nol pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas

(Santoso, 2000).

3.6.1.4 Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan

antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui

signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Jika

penyimpangan tersebut tidak signifikan, maka hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat adalah linear (Hadi, 2000).

Hasil uji linieritas dengan p>0.05 maka dapat dikatakan adanya

hubungan yang linear antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3.6.2 UJI HIPOTESIS

Untuk pengujian hipotesis dan teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang

diolah melalui SPSS for windows evaluation version 17. Analisis

regresi berganda bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan

variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai

prediktor dimanipulasi (Sugiyono, 2006). Analisis ini digunakan

karena jumlah variabel independen dalam penelitian ini lebih dari

dua.